Isu Global Dan Implikasi Manajerialnya

36
ISU GLOBAL DAN IMPLIKASI MANAJERIALNYA MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Manajemen Stratjik Yang dibina oleh Dr. Syihabudhin, S.E, M.Si Oleh: Firdaus Kharisma F. 100413401218 Moh. Toyib Hidayat 100413401209 Rachamat Widarto 100413401210 Yoga Aditya Pratama 100413401215 Bagus Dwi Cahyo 83834234070 Lutvi Haviluddin Najib 11041342601 Off. G

description

Munculnya era globalisasi tidak terlepas dari upaya manusia untuk melakukan pembaruan di berbagai bidang kehidupan guna meningkatkan kesejahteraan bersama. Era Globalisasi tersebut telah mengubah pandangan perusahaan untuk mengembangkan usahanya di pasar global.

Transcript of Isu Global Dan Implikasi Manajerialnya

Page 1: Isu Global Dan Implikasi Manajerialnya

ISU GLOBAL DAN IMPLIKASI MANAJERIALNYA

MAKALAHUNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

Manajemen StratjikYang dibina oleh Dr. Syihabudhin, S.E, M.Si

Oleh:Firdaus Kharisma F. 100413401218Moh. Toyib Hidayat 100413401209Rachamat Widarto 100413401210Yoga Aditya Pratama 100413401215Bagus Dwi Cahyo 83834234070Lutvi Haviluddin Najib 11041342601

Off. G

UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMENOktober 2012

Page 2: Isu Global Dan Implikasi Manajerialnya

KATA PENGANTAR

Penulisan makalah yang sederhana ini didasarkan akan kebutuhan sendiri

dalam perkuliahan mata pelajaran. Pengetahuan tambahan tentang Isu Globalisasi

dan Implikasinya bagi mahasiswa dalam mata kuliah Manajemen Stratejik,

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Malang.

Disadari memang telah banyak sumber-sumber yang membahas tentang Isu

Globalisasi dan Implikasinya saat ini, tetapi kami mencoba untuk menyajikannya

dalam bentuk penulisan makalah ini.

Kami mencoba menyusun makalah ini walaupun dimaksudkan terbatas bagi

kalangan dan lingkungan sendiri, tetapi tidak menutup kemungkinan bagi mereka

yang berminat dan membutuhkan. Kelemahan dan kekurangan tidak lepas dari

penulisan makalah ini. “Tiada Gading yang Tak Retak” salah satu ungkapan yang

sekiranya dapat mewakili kelemahan dan kekurangan penulisan ini. Kekurangan

dan kelemahan tersebut dapat diperbaiki sekiranya pihak-pihak yang berminat

memberi masukan dan balikan di dalam kerangka proses belajar mengajar dalam

mata kuliah yang bersangkutan.

Tiada ungkapan yang bisa dituliskan hanya ucapan terimakasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu peyusunan dan pihak-pihak yang menaruh

simpati kepadanya, khususnya Bpk. Syihabudin sebagai dosen pembimbing

dalam mata kuliah Manajemen Stratejik.

Malang, 12 Oktober 2012

Penyusun

Page 3: Isu Global Dan Implikasi Manajerialnya

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang......................................................................................11.2. Rumusan Masalah.................................................................................21.3. Tujuan Pembahasan..............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Globalisasi..........................................................................32.2. Tahapan Globalisasi..............................................................................52.3. Isu Global Terkini.................................................................................122.4. Implikasi Isu Global..............................................................................14

BAB III PENUTUPKesimpulan...........................................................................................19

DAFTAR RUJUKAN.........................................................................................20

Page 4: Isu Global Dan Implikasi Manajerialnya

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Munculnya era globalisasi tidak terlepas dari upaya manusia untuk

melakukan pembaruan di berbagai bidang kehidupan guna meningkatkan

kesejahteraan bersama. Era Globalisasi tersebut telah mengubah pandangan

perusahaan untuk mengembangkan usahanya di pasar global. Tujuan

pengembangan usaha tersebut tidak hanya berorientasi pada growth and profit,

tetapi juga untuk tujuan lain yang lebih besar antara lain, keinginan untuk

mencapai economies of scale, mengurangi resiko perusahaan, mencari peluang

pasar yang lebih besar dibandingkan yang ada di negara asalnya dan alasan-alasan

lain.

Selain tujuan utama perusahaan-perusahaan multi nasional, orientasi

strategis perusahaan dibutuhkan untuk mengembangkan usaha di pasar global.

Empat orientasi strategis perusahaan antara lain sebagai berikut: 1) Orientasi

Etnosentris; yaitu, nilai dan prioritas dari organisasi induk mengarahkan

pengambilan keputusan strategis dari seluruh operasi internasional perusahaan; 2)

Orientasi Polisentris; yaitu, budaya dari negara dimana strategi akan

diperbolehkan mendominasi proses pengambilan keputusan internasional suatu

perusahaan; 3) Orientasi Regiosentris; yaitu, induk perusahaan memadukan

tujuannya sendiri dengan tujuan dari unit-unit internasionalnya untuk

mengembangkan strategi yang sesuai dengan daerah tersebut.; 4) Orientasi

Geosentris; yaitu, perusahaan internasional menganut pendekatan sistem global

terhadap pengambilan keputusan strategis yang menekankan pada integrasi global,

(Pearce dan Robinson, 2009:164). Dengan berbagai orientasi tersebut perusahaan

multi nasional biasanya mengambil strategi orientasi yang ketiga yaitu orientasi

geosentris karena perusahaan harus bisa beradaptasi dengan berbagai budaya di

negara lain.

Globalisasi membawa pengaruh besar dalam pengambilan keputusan

perusahaan. Perusahaan harus berkoordinasi dengan cepat untuk pengambilan

Page 5: Isu Global Dan Implikasi Manajerialnya

keputusan agar keputusan perusahaan tidak bertentangan dengan aturan dan

budaya dimana perusahaan berada.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah globalisasi itu? Bagaimana tahapan globalisasi tersebut?

2. Apa saja Isu global terkini?

3. Bagaimana implikasi isu global terhadap manajemen stratejik?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa globalisasi itu dan bagaimana tahapan

globalisasi.

2. Untuk mengetahui isu-isu globalisasi terkini.

3. Untuk mengetahui implikasi isu global terhadap manajemen stratejik.

Page 6: Isu Global Dan Implikasi Manajerialnya

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Globalisasi

Kata globalisasi berasal dari “global” dalam Kamus Umum Bahasa

Indonesia, berarti secara keseluruhun. Globalisasi berarti suatu proses yang

mencakup keseluruhan dalam berbagai bidang kehidupan sehingga tidak nampak

lagi adanya batas-batas yang mengikat secara nyata. Dalam keadaan global, tentu

apa saja dapat masuk sehingga sulit untuk disaring atau dikontrol. Terkait dengan

kehidupan berbangsa dan bernegara, makna globalisasi memiliki dimensi luas dan

kompleks yaitu bagaimana suatu negara yang memiliki batas-batas teritorial dan

kedaulatan tidak akan berdaya untuk menepis penerobosan informasi, komunikasi

dan transportasi yang dilakukan oleh masyarakat di luar perbatasan.

Globalisasi dalam arti literal adalah sebuah perubahan sosial, berupa

bertambahnya keterkaitan di antara masyarakat dan elemen-elemennya yang

terjadi akibat transkulturasi dan perkembangan teknologi di bidang transportasi

dan komunikasi yang memfasilitasi pertukaran budaya dan ekonomi internasional.

Globalisasi Ekonomi adalah penyebaran inovasi ekonomi ke seluruh dunia

serta penyesuaian-penyesuaian politis dan budaya yang menyertainya. Globalisasi

mendorong integrasi internasional misalnya modal finansial dapat diperoleh

dalam satu pasar nasional dan digunakan untuk membeli bahan baku di tempat

lainnya. Peralatan produksi yang dibeli dari suatu negara ketiga dapat digunakan

untuk menghasilkan barang yang kemudian dijual di pasar keempat. Jadi

globalisasi meningkatkan peluang yang tersedia bagi suatu perusahaan (Hitt,

Michael A. dkk, 2001:14)

Perlunya Melakukan Globalisasi

Pada banyak situasi, perkembangan global berfungsi sebagai senjata

kompetitif. Penetrasi langsung ke pasar asing dapat mengeringkan arus kas

penting dari operasi domestik pesaing asing. Hilangnya peluang, turunnya laba,

serta terbatasnya produk yang diakibatkannya dapat mengurangi kemampuan

pesaing tersebut untuk menginvasi pasar, (Pearce dan Robinson, 2009:163)

Page 7: Isu Global Dan Implikasi Manajerialnya

Meningkatnya saling ketergantungan antara negara industri, kebutuhan

dari negara-negara berkembang, disintegrasi, pembatas aliran uang, informasi dan

teknologi antar batas negara memungkinkan globalisasi dan integrasi pasar

internasional. Kondisi-kondisi ini mendorong perusahaan-perusahaan global

untuk memikirkan secara serius mengenai strategi yang harus diterapkan untuk

mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan. Sering kali

strategi tersebut memungkinkan perusahaan untuk lebih hebat, lebih fleksibel dan

lebih terfokus dalam menyediakan barang dan jasa yang lebih efektif kepada

macam-macam konsumen di dunia.

Persaingan global telah meningkatkan standar kinerja dalam berbagai

dimensi, meliputi kualitas, biaya, saat pengolahan produk, serta operasi yang

lancar. Penting juga disadari bahwa standar tersebut tidaklah statis dan tetap,

sehingga membutuhkan pengembangan lebih lanjut dari perusahaan dan

pekerjanya. Dengan menerima tantangan yang ditimbulkan dari standar yang

makin meningkat ini, perusahaan yang efektif bersedia melakukan apa yang

penting untuk memiliki daya saing strategis. Hanya dengan bersedia menerima

tantangan ini, perusahaan dapat meningkatkan kemampuannya dan para pekerja

dapat mempertahankan keahlian mereka. Pasar global adalah pilihan strategis

yang menarik bagi perusahaan, akan tetapi bukanlah sumber daya saing satu-

satunya. Faktanya untuk banyak perusahaan, yang mampu bersaing dengan sukses

di pasar global sekalipun, adalah penting bagi mereka untuk tetap memperhatikan

pasar domestik.

Dengan demikian, perusahaan-perusahaan di seluruh dunia ditantang

untuk menjadi lebih bersaing secara strategis dalam pasar domestik mereka.

Bagaimanapun karena patokan untuk bersaing secara strategis berhubungan

dengan standar global, perusahaan yang meningkatkan kemampuan untuk

persaingan domestik secara bersamaan ikut pula meningkatkan daya bersaing

global mereka.

Perusahaan yang bersaing secara strategis telah menyadari bagaimana

menerapkan pandangan bersaing yang diperoleh secara lokal (domestik) ke dalam

global. Perusahaan–perusahaan ini tidak menekankan satu pemecahan dalam

dunia yang bersifat majemuk. Mereka lebih menggunakan pandangan lokal

Page 8: Isu Global Dan Implikasi Manajerialnya

mereka, sehingga dapat secara tepat memodifikasi dan menerapkannya dalam

berbagai wilayah di seluruh dunia.

Globalisasi bisnis telah mengarahkan baik perusahaan maupun negara ke

dalam spesialisasi, suatu kecenderungan yang baik untuk semua orang, suatu

perusahaan yang memanfaatkan sumber-sumbernya, manusia dan bahan baku,

sedikit industri dalam suatu negara yang telah menjadi spesialis.

Aspek Globalisasi

1. Aspek Ekonomi

Mengacu kepada makin menyatunya unit-unit ekonomi di dunia

kedalam satu unit ekonomi dunia.

2. Aspek Kebudayaan dan Keagamaan

Mengacu kepada gagasan-gagasan baru yang datang dari seluruh

dunia, terutama masyarakat negara maju yang berangsur-angsur mengubah

pola gagasan budaya dan agama asli suatu bangsa.

3. Aspek Teknologi

Adanya perkembangan teknologi informasi yang pada akhirnya

menyatukan dunia menjadi sebuah tempat tanpa batas.

4. Aspek Demografi

Merujuk kepada penghijrahan manusia yang berlaku sehingga

merubah pola demografi sebuah negara.

2.2 Tahapan Globalisasi

Dalam memasuki pasar global, perusahaan akan melalui beberapa

tahapan sebagai berikut, yaitu:

1. Tahap Domestik

Di tahap ini perusahaan memusatkan aktifitasnya pada

upaya untuk memenuhi dan melayani pasar, berhubungan dengan

pemasok dan pesaing yang berada di dalam negeri. orientasi

perusahan ini adalah Ethnocentric yaitu sifat pasar/konsumen di

manapun sama. Pada tahap ini, manajemen perusahaan masih

melihat bahwa pasar domestik lebih memiliki peluang.

Page 9: Isu Global Dan Implikasi Manajerialnya

2. Tahap Internasional

Semakin kompetitif pasar membuat pasar dalam negeri

mulai jenuh, maka perusahaan mulai menggarap kesempatan yang

tumbuh di luar negeri. Orientasi perusahaan internasional sama

dengan tahap pertama yaitu Ethnocentric. Motivasi terjun ke pasar

internasional pun masih semata-mata karena adanya kelebihan

produksi atau memperpanjang daur hidup produk. Perusahaan

membentuk divisi internasional untuk menangani aktifitas

internasional.

3. Tahap Multinasional

Perusahaan mulai menanamkan investasi dan memproduksi

barang di luar negeri dengan menerapkan strategi yang berbeda

terhadap negara yang satu dengan negara yang lain. Asumsinya

setiap negara mempunyai konsumen dan lingkungan bisnis yang

berbeda. Pandangan ini dikenal dengan Polycentric. Dalam

perusahaan multinasional, sifat pengambilan keputusan manajemen

lebih condong ke desentralisasi sehingga pada umumnya struktur

organisasi dibuat berdasarkan wilayah geografis.

4. Tahap Global

Perusahaan mulai melakukan strategi pemasaran global

atau strategi sumber daya global. Strategi pemasaran global

dilakukan dengan memfokuskan pada pasar global dan

memproduksi dengan sumber daya dari dalam negeri atau salah

satu negara. Strategi sumber daya global menekankan pada pasar

domestik dengan produk yang diproduksi di luar negeri dengan

sumber daya global. Strategi ini akan membuat perusahaan untung

dalam hal biaya yang lebih murah.

Keuntungan strategi ini adalah: (1) perusahaan yang dapat

menikmati skala ekonomi hanya dapat berkonsentrasi pada sumber

daya yang scale sensitive dan aktifitas pada satu atau beberapa

lokasi, (2) konsentrasi geografis pada kegiatan perusahaan

cenderung menutup kegiatan tersebut dari target pasar dan (3)

Page 10: Isu Global Dan Implikasi Manajerialnya

mengonsentrasikan kegiatan pada satu lokasi membuat perusahaan

menjadi tergantung pada lokasi tersebut.

5. Tahap Transnasional

Perusahaan mulai mendominasi pasar dan industri di

seluruh dunia dengan memadukan antara sumber daya global

dengan pasar global untuk mencari keuntungan. Perusahaan

transnasional mendapatkan keuntungan dari segi biaya karena

melakukan standarisasi tetapi mereka mulai mempertimbangkan

untuk beradaptasi dengan lingkungan bisnis yang berbeda di setiap

negara. Pendekatan ini dikenal dengan sebutan Geocentric.

Resiko strategi transnasional adalah: (1) pilihan pada lokasi

yang terlihat optimal tidak dapat menjadi jaminan kualitas dan

biaya dari faktor input juga akan menjadi optimal dan (2) walaupun

pemindahan pengetahuan dapat menjadi sumber utama dari

keunggulan kompetitif hal tersebut tidak dapat terjadi secara

otomatis, (Keegan, 1995).

Berbagai metode Memasuki Pasar Global.

Perusahaan yang akan memasuki pasar global dapat dilakukan dengan

metode yaitu: (1) ekspor, (2) pemberian lisensi, (3) waralaba, (4) kontrak

manajemen, (5) Kontrak manufaktur, (6) investasi langsung, (7) patungan

(joint venture), (8) pembukaan cabang, (9) operasi global, dan (10) investasi

portofolio (Kuncoro, 2006). Adapun penjelasan tiap-tiap metode berikut ini.

1. Ekspor

Ekspor adalah bentuk keterlibatan perusahaan dalam bisnis

internasional yang paling sederhana. perusahaan menggunakan kapasitas

produksi domestik yang dimiliki untuk pasat luar negeri. hasil produksi

berupa barang lokal dikirimkannya ke pasar internasional melalui

angkutan laut ataupun udara. Ada dua metode ekspor yang dapat dipilih

perusahaan yaitu menjadi eksportir lansung atau tidak langsung. Sebagai

eksportir langsung, perusahaan menjalankan bisnis mulai dari penjualan

hingga pengiriman barang. Sebagai eksportir tidak langsung, perusahaan

Page 11: Isu Global Dan Implikasi Manajerialnya

dapat menggunakan jasa perantara perusahaan lain untuk mempermudah

perdagangan. ada empat jenis perantara yaitu: (1) agen ekspor manufaktur

yang menjual produk perusahaan di luar negeri, (2) wakil manufaktur yang

menjual produk-produk sejumlah perusahaan eksportir di pasar luar

negeri, (3) agen komisi ekspor yang bertindak sebagai pembeli untuk pasar

luar negeri, dan (4) pedagang ekspor yang membeli dan menjual

produknya sendiri untuk berbagai pasar.

Metode ekspor mempunyai kelebihan dan kekurangan. Adapun

kelebihan metode ekspor adalah: (1) resiko amat kecil, (2) eksportir tidak

terlibat dalam masalah yang berkaitan dengan iklim usaha di luar negeri,

dan (3) memperkenalkan merek dagang dan mengetahui potensi pasar

untuk produk perusahaan dengan cara mudah.

Kekurangan metode ekspor adalah: (1) melakukan ekspor lebih mahal

dibanding dengan metode lain terkait, (2) tidak dapat digunakan sebagai

alat penetrasi pasar yang optimal, dan (3) tambahan pangsa pasar akan

hilang bila pesaing lokal meniru produk yang ditawarkan eksportir.

2. Lisensi

Metode lisensi dilakukan dengan cara perusahaan pemberi lisensi

menghibahkan beberapa hak (intangible rights) kepada perusahaan asing

meliputi pemberian hak untuk memproses, hak paten, program, merek, hak

cipta, dan keahlian. Intinya penerima lisensi membeli kekayaan milik

perusahaan lain dalam bentuk pengetahuan (know how) atau riset dan

pengembangan. Pemberi lisensi dapat memberikan lisensi hak-hak khusus

ini secara eksklusif kepada suatu perusahaan atau beberapa perusahaan.

Metode lisensi memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan

metode lisensi adalah: (1) pemberi lisensi menerima tambahan keuntungan

dibanding hanya menggarap pasar domestik, (2) memperpanjang siklus

hidup produk perusahaan, (3) meningkatkan penjualan perusahaan, dan (4)

mengurangi biaya riset. Kekurangan metode lisensi adalah: (1) membatasi

kesempatan mendapatkan keuntungan di masa depan karena hak khusus

perusahaan mempunyai periode waktu, dan (2) memeberikan hak kepada

Page 12: Isu Global Dan Implikasi Manajerialnya

perusahaan lain sehingga perusahaan pemberi lisensi kehilangan

pengendalian atas kualitas produk dan proses.

3. Waralaba

Waralaba hampir sama dengan pemberian lisensi. Bedanya, lisensi

menghibahkan izin penggunaan nama, proses, metode, dan merek,

sedangkan tambahan pada waralaba adala perusahaan induk membantu

penerima franchise dalam operasi dan atau pasokan bahan mentah.

Pemberi franchise lebih memiliki pengendalian terhadap kualitas produk

daripada hanya memberikan lisensi. Sama dengan lisensi, penerima

franchise membayar sejumlah komisi dan sejumlah prosentase tertentu

dari penjualan.

Keuntungan bagi perusahaan pemberi franchise adalah kenaikan

penerimaan, perluasan merek produk dan pasar. Kelemahan waralaba ini

adalah: (1) pengendalian atas kualitas dan standar operasi, dan (2)

perlunya adaptasi terhadap produk atau jasa yang sudah distandardisasi.

4. Kontrak Manajemen

Kontrak manajemen terjadi bila perusahaan menyewakan keahliannya

atau pengetahuannya kepada pemerintah atau perusahaan luar negeri

dalam bentuk orang yang datang kepada pemerintah/perusahaan dan

mengelola kepentingan mereka. Metode ini digunakan bila terdapat

pemasangan fasilitas baru setelah terjadi nasionalisasi oleh pemerintah

atau bila operasi perusahaan berada dalam kesulitan.

Kontrak manajemen sering dijumpai dalam operasi turnkey. Operasi

turnkey yaitu perusahaan memberikan jasa penanganan seluruh fasilitas

baru termasuk desain, konstruksi dan pengoperasiannya. Masalah yang

dihadapi dalam operasi turnkey adalah: (1) lamanya waktu kontrak yang

mengakibatkan panjangnya jadwal pembayaran, (2) menimbulkan resiko

lebih besar di pasar mata uang, dan (3) meningkatnya persaingan di masa

depan karena kapasitas luar negeri meningkat dengan adanya fasilitas

baru.

Page 13: Isu Global Dan Implikasi Manajerialnya

5. Kontrak Manufaktur

Pada kontrak manufaktur, perusahaan transnasional melakukan

kontrak dengan mitra lokalnya dalam jasa manufaktur. Kontrak ini sama

seperti perusahaan melakukan integrasi vertikal. Peruashaan transnasional

tidak mendirikan lokasi produksi sendiri, melainkan melakukan

subkontrak produksi berupa: (1) kontrak produksi penuh yaitu pabrik lokal

memproduksi barang untuk dijual dengan nama sama seperti pabrik

asalnya, dan (2) kontrak jasa manufaktur parsial seperti merakit barang.

6. Investasi Langsung

Perusahaan yang melakukan investasi langsung berarti perusahaan

membuat komitmen atas modal, orang, dan kekayaan melampaui batas

wilayah negara. Komitmen perusahaan terhadap sumber daya ini

meningkatkan keuntungan potensial perusahaan transnasional melalui

pengendalian yang lebih besar atas biaya dan operasi perusahaan di luar

negeri. Sekaligus meningkatkan resiko karena beroperasi di lingkungan

dan negara asing.

Metode investasi langsung berupa: (1) joint venture dan (2) membuka

cabang. Alasan perusahaan melakukan investasi langsung adalah: (1)

memperoleh akses terhadap pasar yang lebih besar, (2) mengambil

keuntungan atas perbedaan biaya di pasar luar negeri dan (3) sebagai

strategi bertahan menghadapi gerakan pesaing yang memasuki pasar baru.

7. Patungan

Patungan adalah kerja sama bisnis di mana satu atau lebih perusahaan

bergabung bersama untuk mendirikan beberapa jenis operasi. Bila terdapat

lebih dari dua pihak dalam perjanjian patungan disebut operasi konsorium.

Tiap pihak dalam patungan menyumbang modal, ekuitas, dan kekayaan.

Kepemilikan dalam patungan tidak selalu 50-50 dapat bervarisi tergantung

dari jumlah yang disumbangkan masing-masing pihak. Di beberapa negara

terdapat peraturan yang membatasi jumlah kepemilikan yang diizinkn

untuk perusahaan asing dalam usaha patungan. Perusahaan patungan

mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Page 14: Isu Global Dan Implikasi Manajerialnya

Kelebihan perusahaan patungan adalah: (1) meningkatkan

pertumbuhan dan akses ke pasar, (2) menetralisasi persaingan yang ada

dan pesaing potensial, (3) lebih mudah memperoleh modal di pasar lokal

karena perusahaan lokal terlibat dalam operasi dan (4) pemerintah pajak

memberikan keringanan pajak sebagia insentif perusahaan asing

melakukan patungan dengan perusahaan lokal. Adapun kekurangannya

adalah: (1) membatasi pengembalian keuntungan ke kantor pusat, (2)

keberhasilan operasi perusahaan akan mengundang nasionalisasi

perusahaan oleh pemerintah negara tuan rumah, (3) menimbulkan masalah

pengendalian dan pengambilan keuputusan.

8. Membuka Cabang

Perusahaan yang memiliki cabang di luar negeri dapat menjaga

pengendalian menyeluruh atas operasi perusahaan. Akibatnya perusahaan

berhak mendapat operasi 100% atas laba yang dihasilkan oleh cabang di

luar negeri. Resikonya sama dengan pengelolaan perusahaan di dalam

negeri dengan tambahan resiko bisnis internasional yaitu kemungkinan

nasionalisasi, keterbatasan pengembalian keuntungan, UU dan peraturan

lokal.

9. Operasi Global

Perusahaan yang melakukan globalisasi operasi mengambil peluang

bisnis yang terjadi di seluruh dunia dan tidak terbatas pada sektor tertentu.

Perusahaan yang melakukan globalisasi percaya bahwa konsumen di

seluruh dunia semakin sama dalam tujuan dan persyaratan terhadap

produk dan atributnya. Dalam praktik operasi global, merek memegang

peranan yang utama.

10. Investasi Portofolio

Investasi portofolio berupa investasi dalam bentuk surat-surat berharga

yang dapat diperjualbelikan di pasar internasional seperti uang, obligasi,

surat dagang, sertifikat deposito dan saham. Alasan suatu negara menarik

bagi investasi portofolio adalah: (1) stabilitas politik dan pertumbuhan

ekonomi, dan (2) tingkat halangan atau hambatan pengembalian

keuntungan dan modal yang diinvestasikan.

Page 15: Isu Global Dan Implikasi Manajerialnya

2.3 Isu Global Terkini

a. Tantangan global

Meskipun industri dapat digolongkan sebagai industri global atau

multidomestik, hanya ditemukan sedikit kasus dimana terdapat industri

yang murni global atau multidomestik. Suatu perusahaan global yang

bersaing dalam industri global harus responsif, sampai batas tertentu,

terhadap kondisi pasar lokal. Demikian pula, suatu perusahaan global yang

bersaing di industri multidomestik tidak dapat sepenuhnya mengabaikan

peluang untuk menggunakan sumber daya yang ada dalam perusahaan

guna menempatkan perusahaan tersebut secara kompetitif di pasar.

Dengan demikian, setiap perusahaan global harus memutuskan manakah

dari aktifitas fungsional korporasinya yang sebaiknya dilakukan dilakukan

di suatu tempat dan sampai sejauh mana tingkat koordinasi harus

dilakukan terhadap aktifitas-aktifitas tersebut, (Pearce dan Robinson:2009)

b. Lokasi dan koordinasi dari aktifitas-aktifitas fungsional

Aktifitas-aktifitas fungsional suatu perubahan pada umumnya

mencakup pembelian dari sumber-sumber input, operasi, penilaian dan

pengembangan, pemasaran dan penjualan, serta pelayanan purna

penjualan. Suatu perusahaan multinasional memiliki banyak pilihan lokasi

yang mungkin untuk masing-masing aktifitas ini dan menentukan

kelompok aktifitas yang akan dilakukan di suatu atau beberapa lokasi.

Suatu perusahaan multinasional mungkin mengharuskan setiap lokasi

untuk melakukan setiap aktifitas, atau memusatkan suatu aktifitas di suatu

lokasi guna melayani organisasi tersebut di seluruh dunia. Misalnya,

penelitian, pengembangan dipusatkan di satu fasilitas dapat melayani suatu

organisasi.

Suatu perusahaan multinasional juga harus menetukan tingkat

sampai sejauh mana aktifitas-aktifitas fungsional akan di koordinasikan

lintas lokasi. Koordinasi semacam itu bisa sangat rendah, sehingga

memungkinkan setiap lokasi untuk mel;aksanakan setiap aktifitas secara

otonom atau sangat tinggi, mengaitkan aktifitas-aktifitas berbagai lokasi

dengan erat.

Page 16: Isu Global Dan Implikasi Manajerialnya

c. Masalah lokasi dan koordinasi

Cara suatu perusahaan sebaiknya menyelasikan masalah lokasi dan

koordinasi bergantung kepada sifat industri dan jenis strategi internasional

yang digunakan oleh perusahaan tersebut sebagaimana telah dibahas

dalam lokasi dan koordinasi dari aktifitas-aktifitas fungsional, suatu

industri dapat diperingkat di sepanjang kontinum yang bekisa dari multi

domestik di satu titik ekstrem sampai global di ekstrem yang lain.

Mungkin diperlukan sedikit koordinasi atas aktifitas fungsional lintas

Negara di industri multidomestik, karena persaingan terjadi dalam setiap

Negara di industri semacam itu. Namun ketika industrinya semakin global,

suatu perusahaan harus mulai mengkoordinasikan aktifitas-aktifitas

fungsionalnya yang semakin banyak agar dapat bersaing lintas Negara

secara efektif.

Menjadi global memengaruhi setiap aspek setiap operasi dan

struktur perusahaan. Ketika perusahaan menetapkan dirinya sebagai

pesaing global, tenaga perusahaan akan semakin terdiversifikasi. Oleh

karena itu, tantangan paling signifikan bagi perusahaan adalah kemampuan

menyesuaikan tenaga kerja yang berasal dari berbagai budaya dan gaya

hidup serta kapasitas untuk memadukan perbedaan budaya guna mencapai

misi perubahan.

d. Perencanaan Strategi Global

Menurut Pearce dan Robinson (2008:172-174) Para manager

semakin rumit apabila dihadapkan dalam pengambilan keputusan yang

saling bertentangan di mana berbagai produk, lingkungan negara, pilihan

sumberdaya, kapabilitas perusahaan dan anak perusahaan serta pilihan

strategis harus dipertimbangkan.

e. Industri Multidomestik dan Industri Global

Industri multidomestik suatu industri dimana persaingan

tersegmentasi dari satu Negara ke negara lain. Dengan demikian, sekalipun

perusahaan global berada dalam indutri tersebut , persaingan di suatu

negara bersifat independen dari persaingan di negara lain. Misalnya

mencakup industri ritel, asuransi, dan pendanaan konsumen. Dalam suatu

Page 17: Isu Global Dan Implikasi Manajerialnya

industri domestik, sebaiknya anak perusahaan dari perusahaan global

sebagai entitas yang terpisah membuat keputusan agak otonom, memiliki

wewenang keputusan independen untuk menanggapi pasar lokal.

Faktor-faktor yang meningkatkan derajat sifat multidomestik dari

suatu industri mencakup :

1. Kebutuhan akan produk-produk khusus untuk memenuhi selera dan preferensi dari pelanggan lokal.

2. Fragmentasi industri, dengan banyak pesaing di setiap pasar nasional.

3. Kurangnya skala ekonomis dalam aktifitas-aktifitas fungsional dari perusahaan-perusahaan di industri tersebut.

4. Saluran distribusi jaringan yang unik di setiap negara.5. Tingkat ketergantungan teknologi yang rendah dari anak

perusahaan terhadap penilaian dan pengembangan yang disediakan oleh perusahaan global.

2.4 Implikasi Isu Global

Dalam hal ini contoh analasis kasus dalam isu globalisasi terdapat dua

contoh yaitu, Sekolah Bertaraf Internasional dan ISO 9000.

A. MunculnyaSekolahBertaraf International

Akhir-akhir ini ramai dibicarakan Sekolah Bertaraf Internsional

atau SBI. Sebuah kebijakan pemerintah Indonesia untuk memperbaiki

kualitas pendidikan nasional agar memiliki daya saing dengan negara-

negara maju lainnya. Isu global dan tuntutan dunia luar inilah yang harus

diikiuti oleh Negara Indonesia sebagai salah satu Negara yang sedang

berkembang. Kebutuhan akan pendidikan yang lebih maju dan lebih baik

juga menjadi salah satu latar belakang akan berdirinya sekolah bertaraf

International.

Penyelenggaraan SBI didasari filosofi eksistensialisme dan

esensialisme (fungsionalisme). Filosofi eksistensialisme berkeyakinan

bahwa pendidikan harus menyuburkan dan mengembangkan eksistensi

peserta didik seoptimal mungkin, dengan fasilitas yang dilaksanakan

melalui proses pendidikan yang bermartabat, pro perubahan, kreatif,

Page 18: Isu Global Dan Implikasi Manajerialnya

inovatif, dan eksperimentif, menumbuhkan dan mengembangkan bakat,

minat, dan kemampuan peserta didik.

B. Latar Belakang Berdirinya Sekolah Bertaraf International

1. Pada tahun 90-an, banyak sekolah-sekolah yang didirikan oleh suatu yayasan dengan menggunakan identitas internasional tetapi tidak jelas kualitas dan standarnya;

2. Banyak orang tua yang mampu secara ekonomi memilih menyekolahkan anaknya ke luar negeri;

3. Belum ada payung hukum yang mengatur penyelenggaraan sekolah internasional;

4. Perlunya membangun sekolah berkualitas sebagai pusat unggulan (center of excellence) pendidikan;

5. Atas fenomena di atas, Pemerintah mulai mengatur dan merintis sekolah bertaraf internasional;

6. Sebagai bangsa yang besar, Indonesia perlu pengakuan secara internasional terhadap kualitas proses, dan hasil pendidikannya.

C. Analisis Kritis Kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)

Tujuan utama penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional adalah

upaya perbaikan kualitas pendidikan nasional, khususnya supaya eksistensi

pendidikan nasional Indonesia diakui di mata dunia dan memiliki daya saing

dengan negara-negara maju lainnya. Sejak dilandingkannya kebijakan SBI,

pemerintah menuai pujian dan juga kritikan, baik itu pujian bahwa kebijakan

SBI merupakan langkah maju untuk memperbaiki kualitas pendidikan

Indonesia, maupun kritikan bahwa konsep ini tidak didahului dengan studi

secara mendalam. Ada beberapa hal yang dapat kita jadikan sebagai bahan

pertimbangan untuk mengkritisi kebijakan pemerintah tentang SBI tersebut,

antara lain:

1. SBI lebih cenderung menggunakan perencanaan pendidikan dengan Pendekatan Cost Effectivenes (efektivitas biaya).

2. Potensi terjadi Sistem Pendidikan yang bersifat Diskriminatif dan Eksklusif.

3. Konsep SNP+X kurang jelas4. Potensi terjadi komersialisasi pendidikan5. Tujuan pendidikan yang misleading

Page 19: Isu Global Dan Implikasi Manajerialnya

6. Kebijakan SBI bertolak belakang dengan otonomi sekolah dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Dari kajian di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan Sekolah Bertaraf

Internasional (SBI) merupakan upaya pemerintah untuk memperbaiki kualitas

pendidikan Indonesia agar mempunyai daya saing dengan Negara maju di era

global. Salah satunya dengan mengadopsi standar internasional anggota

OECD. Sebagai faktor kunci tambahan di samping Standar Nasional

Pendidikan.

D. Penerapan Sistem ISO

Di era globalisasi perusahaan-perusahaan menghadapi tantangan yang

sangat berat sehingga mau tidak mau harus meningkatkan daya saingnya atau

mati. Perusahaan local pun harus bersiap menghadap ipenetrasi dari

perusahaan asing. Perubahan dikarenakan isu global juga terjadi dalam

penerapan sistem-sistem manajemen mutu ISO 9000 saat ini telah mencakup

berbagai bidang yang sangat luas, tidak terbatas pada sector industri

manufaktur. Dari sektor jasa perbankan, asuransi, pendidikan, perhotelan,

telekomunikasi, transportasi, bisnis teknologi informasi, sampai industri

petrokimia. Pesatnya perkembangan jumlah perusahaan yang menerapkan ISO

di dunia itu tidak terlepas dari perkembangan lingkungan strategis, khususnya

perubahan tuntutan dan perilaku konsumen.  

1. Emerging Market

Emerging market disini berarti peningkatan pertumbuhan dan

industrialisasi berkembang dengan cepatdan pesat, hal ini terjadi di

Indonesia dikarenakan pemerintah mempermudah proses import barang

seperti pemberian insentif pajak, penurunan bea masuk dan perubahan

perundang-undangan yang jelas mempermudah proses ekspor import.

2. Second curve of life cycle

Suatu produk ataupun jasa pasti akan melalui suatu kurva yang

sering disebutdengan kurva “s” dimana semuanya akan melalui proses

yang disebut dengan proses pengenalan, pertumbuhan, puncak dan

akhirnya akan menjadi tua atau mati. Oleh karena itu setiap perusahaan

berupaya melakukan inovasi-inovasi agar produknya yang ada pada

Page 20: Isu Global Dan Implikasi Manajerialnya

pasaran akan tetap berada di posisi puncak dan tidak menjadi tua ataupun

sampai mati.

3. Environmental sound business practices

Perkembangan bisnis masa depan akan dilingkupi dengan tuntutan

oleh konsumen yang menginginkan produk yang berkualitas dan ramah

lingkungan artinya konsumen menginginkan produk yang bagus namun

tidak merusak lingkungan dalam proses pembuatan atau produksinya, oleh

karena itu ada syarat-syarat ataupun prosedur yang muncul dalam Standar

International manajemen lingkungan atau seri ISO-nya adalah ISO 14000

untuk semua produk barang atau pun jasa.

4. Quest for Competitiveness

Perubahan cara pandang terhadap kebutuhan konsumen dengan

penekanan pada matriks kompetisi merupakan cara yang paling mudah

untuk mempertahankan pertumbuhan pendapatan, pertumbuhan laba dan

eksistensi organisasi.

5. Quality Trends

Pasar Internasional akan menuntut produk barang dan jasa yang

memliki kualitas tinggi yang berstandar internasional. Oleh karena itu

standar-standar inrnational telah dibuat oleh organisasi mutu internasional

yaitu ISO (International Organization for Standardization).

6. Economic crisis turbulence

Ketidakpastian akan valuta asing adalah alasan terakhir kenapa

sebuah organisasi harus menerapkan ISO sebagai tuntutan produk yang

sudah layak dikonsumsi atau dinikmati dalam skala Internasional.

Fluktuasi permintaan luar negeri, penurunan daya serap pasar domestik,

suku bunga tinggi dan sejumlah variable ketidakpastian pasar lain,

menyebabkan organisasi sangat membutuhkan prosedur dan sistem

yang men-drive dan mengarahkan organisasi untuk bekerja secara

konsisten

Enam kecenderungan di lingkungan strategis itulah yang

mendorong berbagai organisasi bisnis menerapkan ISO 9000 yang selain

Page 21: Isu Global Dan Implikasi Manajerialnya

dapat menjamin konsistensi sistem operasi perusahaan juga dapat

dijadikan promotion tools yang efektif.

Page 22: Isu Global Dan Implikasi Manajerialnya

BAB III

KESIMPULAN

Globalisasi dalam arti literal adalah sebuah perubahan sosial, berupa

bertambahnya keterkaitan di antara masyarakat dan elemen-elemennya yang

terjadi akibat transkulturasi dan perkembangan teknologi di bidang transportasi

dan komunikasi yang memfasilitasi pertukaran budaya dan ekonomi internasional.

Dalam memasuki pasar global, perusahaan akan melalui beberapa tahapan

sebagai berikut, yaitu: Tahap Domestik, Internasional, Multinasional, Global, dan

TransNasional.

Isu Global terkini yaitu setiap perusahaan global harus memutuskan manakah

dari aktifitas fungsional korporasinya yang sebaiknya dilakukan di suatu tempat

dan sampai sejauh mana tingkat koordinasi harus dilakukan terhadap aktifitas-

aktifitas tersebut.

Kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) merupakan upaya pemerintah

untuk memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia agar mempunyai daya saing

dengan Negara maju di era global.

Emerging Market, Second curve of life cycle, Environmental sound business

practices, Quest for Competitiveness, Quality Trends, dan Economic crisis

turbulence adalah Enam kecenderungan di lingkungan strategis yang mendorong

berbagai organisasi bisnis menerapkan ISO 9000 yang selain dapat menjamin

konsistensi sistem operasi perusahaan juga dapat dijadikan promotion tools yang

efektif.

Page 23: Isu Global Dan Implikasi Manajerialnya

DAFTAR RUJUKAN

Hitt, Michael A., Ireland, R.Duane & Hoskisson, Robert E. 2001. Manajemen Strategi: Daya Saing dan Globalisasi. Jakarta: Salemba Empat.

Pearce, John A. & Robinson, Richard B. 2009. Manajemen Strategis: Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian. Terjemahan Yanivi Bachtiar. Jakarta: Salemba Empat.

Online, (http://118.98.166.62/application/media/file/SBI.pdf), diakses 8 Oktober 2012.

Online, (http://bambangkesit.staff.uii.ac.id/2009/01/15/mengapa-mengimplementasikan-iso-90012000/), diakses 8 Oktober 2012.