Istilah Dentistry
-
Upload
rizky-darmawan -
Category
Documents
-
view
3.684 -
download
13
Transcript of Istilah Dentistry
ISTILAH-ISTILAH DALAM KEDOKTERAN GIGI
1. Anatomical crown: bagian atas gigi yang ditutupi oleh enamel.
2. Anterior : gigi-gigi yang terletak pada bagian depan.
3. Articulate : menyesuaikan atau menempatkan gigi dalam hubungannya yang tepat terhadap
gigi lainnya dalam membentuk gigi palsu.
4. Articulation : a.hubungn kontak dari permukaan oklusal gigi-gigi pada waktu bekerja
b.susunan gigi-gigi buatan sedemikian rupa untuk menyesuaikan berbagai posisi
mulut dan untuk menggantikan tujuan gigi-gigi alami yang digantikannya.
5. Artificial crown : perbaikan mahkota gigi yang terlekatkan pada struktur gigi alamiah yang masih
tinggal.
6. Band : keping metal tipis yang mengelilingi mahkota gigi atau akar gigi.
7. Base : unit protese gigi yang dapat diangkat.
8. Bite : a. menangkap dengan gigi-geligi.
b. suatu impresi yang dibuat oleh penutupan gigi-geligi pada beberapa materi
lunak, seperti lilin.
9. Bitelock : alat kedokteran gigi untuk mempertahankan tepi oklusi pada relasi yang sama di
luar mulut.
10. Bite-wing : sayap atau sirip yang ditempelkan di tengah film sinar-x gigi dan digigit oleh
pasien, membuat gambar korona gigi dari kedua lengkung gigi dan jaringan
periodontal di dekatnya.
11. Brachygnathia : rahang bawah yang pendek abnormal.
12. Bridge : Protese gigi yang menghubungkan satu atau lebih gigi artifisial, melekat pada
gigi alamiah yang berdekatan, biasanya gigi palsu parsial yang menetap.
13. Bridgework : gigi palsu parsial yang dipertahankan dengan perlekatan dasn bukan dengan
pegangan.
14. Broach : alat pengait halus untuk menutupi saluran gigi atau mencabut pulpa.
15. Caninus : gigi taring.
16. Caries : pembusukan pada tulang atau gigi.
17. Cariogenesis : perkembangan karies.
18. Cavity : lesi yang ditimbulkan oleh karies.
19. Cement : material pengisi yang digunakan membantu mempertahankan cetakan emas dan
untuk menyekat pulpa gigi.
20. Cementicle : massa sementum globular diskret dan kecil pada daerah akar gigi.
21. Cementoblast : sel kuboid besar, yang ditemukan di antara serat-serat pada permukaan
sementum, yang aktif pada permukaan sementum.
22. Cementoblastoma : fibroma ondotogenik jinak dan jarang terdapat yang berasal dari
sementum dan terlihat sebagai massa berproliferasi terletak bersebelahan dengan
akar gigi.
23. Cementocyte : sel yang ditemukan dalam lakunae sementum selular, seringkali memiliki
tonjolan-tonjolan panjang yang memancar dari badan sel ke arah permukaan
periodontal sementum.
24. Cementogenesis : perkembangan dari sementum pada dentin akar gigi.
25. Cementoma : setiap tumor jinak yang menghasilkan sementum, termasuk sementoblastoma,
fibroma sementum, displasia tulang yang berwarna kemerahan, dan disaplasia
sementum periapikal.
26. Cementum : jaringan penyambung mnyerupai tulang yang melapisi akar gigi dan membantu
menyokong gigi.
27. Clinical crown : bagian gigi yang terpajan di balik gingiva.
28. Closed bite : maloklusi gigi diaman tepi insisal gigi-geligi anterior mandibula lebih menonjol
keluar daripada tepi insisal gigi geligi anterior maksila.
29. Complex cavity : lesi karies yang melibatkan tiga permukaan gigi atau lebih pada keadaan yang
sudah ditata.
30. Compound cavity: lesi karies yang melibatkan dua permukaan gigi pada keadaan yang
sudah ditata.
31. Cross bite : maloklusi antara gigi mandibular dan maksilar.
32. Dam : selembar karet lateks tipis yang dipakai untuk mengisolasi gigi dari cairan
dalam mulut selamadilakukan pengobatan gigi.
33. Dentalgia : sakit gigi.
34. Dentate takik : bentuk gigi.
35. Dentia : keadaan yang berhubungan dengan perkembangan atau tumbuhnya gigi
36. Dentia praecox : tumbuh gigi terlalu awal, adanya gigi di mulut pada saat dilahirkan.
37. Dentia tarda : tumbuhnya gigi yang terlambat, lebih lama dari waktu seharusnya tumbuh.
38. Dentibuccal : berhubungan dengan gigi dan pipi.
39. Denticle : a. penonjolan seperti gigi kecil
b. massa kapur yang berbeda di dalam ruang pulpa gigi.
40. Dentifrice : preparat untuk membersihkan dan menyikat gigi; dapat mengandung agen
terapeutik (flourida) untuk mencegah terjadinya karies gigi.
41. Dentilabial : berhubungan dengan gigi dan bibir
42. Dentin : substansi utama dari gigi yang mengelilingi pulpa gigi dan ditutupi oleh enamel
di bagian mahkota dan dengan semen pada akar gigi.
43. Dentinogenesis : pembentukan dentin
44. Dentinogenesis imperfecta : keadaan herediter yang ditandai dengan cacat pada pembentukan
dan kalsifikasi dentin, sehingga gigi nampak berwarna putih susu
kecoklatan atau kebiruan.
45. Dentinoma : tumor yang berasal dari bagian odontogenik, terdiri atas jaringan penyambung
imatur, epitel odontogenik, dan dentin displasia.
46. Dentist : orang yang lulus pendidikan ilmu kedokteran gigi dan mempunyai wewenang
untuk praktek sebagai dokter gigi.
47. Dentistry : a. bagian ketrampilan penyembuhanyang menangani gigi, rongga mulut, dan
berkaitan dengan struktur, termasuk pencegahan, pembuatan diagnosis, dan
pengobatan penyakitnya, serta perbaikan jaringan yang rusak atau hilang.
b. pekerjaan yang dilakukan oleh dokter gigi.
48. Dentition : gigi pada lengkung gigi, biasanya dipakai untuk menyatakan gigi pada posisinya
di alveolinya.
49. Dentoal veolar : berkenaan dengan gigi dan alveolusnya.
50. Dentofacial : berhubungan dengan gigi serta prosesus alveolaris dan wajah.
51. Dentotrople : melekat atau mempunyai daya gabung dengan jaringan pembentuk gigi.
52. Dentulous ; mempunyai gigi asli.
53. Denture : komplemen gigi, baik asli atau tiruan, biasanya dipakai untukmenyatakan
penggantian gigi tiruan bagi gigi asli yang tanggal dan jaringan sekitarnya.
54. Dental calculosis : alsium fosfat dan karbonat dengan materi organik yang terdeposit pada
permukaan gigi.
55. Dental caries : proses perusakan yang menyebabkan dekalsifikasi enamel gigi dan berlanjut
menjadi kerusakan enamel serta dentin, dan pembentukan lubang pada gigi.
56. Dental cavity : lesi karies yang ditimbulkan oleh destruksi enamel dan dentin pada gigi.
57. Dental ceramics : penggunaan porselen dan material sejenisnya pada pengobatan gigi restoratif.
58. Dental cuticle : lapisan pada email dan sementum beberapa gigi, terdapat di sebelah luar
kutikula utama, bersama-sama dengannya terdapat tumpukan epitel yang
melekat dan bergerak di sepanjang gigi.
59. Denture base : materi gigi palsu terpasang dan yang bersandar pada jaringan penyokong
sewaktu gigi palsu terpasang dalam mulut.
60. Dens : gigi atau struktur serupa gigi.
61. Dens in dente : gigi yang mengalami malformasi disebabkan oleh invaginasi mahkota gigi
sebelum mengalami kalsifikasi memberikan gambaran gigi di dalam gigi.
62. Edentia : tidak adanya gigi.
63. Enamel : email gigi; substansi keras, tipis, translusen yang melapisi dan melindungi
dentin mahkota gigi dan hampir seluruhnya terdiri dari garam kalsium.
64. Enameloma : nodul email kecil berbentuk sferis yang melekat di gigi pada garis serfikal atau
pada akar.
65. Enamel cuticle : lapisan di atas email gigi yang belum erupsi, terutama terdiri dari sisa ameloblas
yang telah berdegenerasi setelah selesainya pembentukan email.
66. Endodontics : cabang kedokteran gigi yang berhubungan dengan etiologi, pencegahan,
diagnosis, dan terapi terhadap kondisi yang mengenaipulpa gigi, akar gigi, dan
jaringan periapikal.
67. Endodontium : pulpa dentis.
68. End-to-end bite : oklusi dimana gigi seri pada kedua rahang bertemu.
69. Esthetics : filsafat yang berkenaan dengan penampakan dari restorasi gigi, seperti yang
tercapai melalui warna atau bentuknya.
70. Extension bridge : seseorang yang mempunyai gigi buatan yang melekat di belakang titik
penanaman dari gigi tersebut.
71. Exuviation : penanggalan gigi susu.
72. Fixed bridge : gigi parsial yang dipertahankan oleh mahkota atau tatahan yang disemenkan
pada gigi asli.
73. Flask : kotak logam dimana bahan yang digunakan dalam pembuatan gigi palsu
diletakkan untuk diolah.
74. Free Gingiva : bagian gusi yang mengelilingi gigi dan tidak melekat langsung ke permukaan
gigi.
75. Gerodontics : kedokteran gigi yang berhubungan dengan problema gigi pada orang tua.
76. Gingiva : gusi; membran mukosa disertai jaringan fibrosa penyangganya, yang menutupi
batas rahang yang dilekati gigi.
77. Gingivosis : peradangan gusi yang luas dan kronis
78. Glaze : lapisan keramik yang ditambahkan pada tambalan porselain untuk merangsang
gusi.
79. Hydroxyapatite : kalsium anorganik sebagai bahan pengisi matriks tulang dan gigi sehingga
bersifat kaku.
80. Infraclusion : keadaan dimana permukaan oklusi gigi tidak mencapai bidang oklusi normal
dan tidak menyentuh gigi oposisinya.
81. Insisivus : gigi seri.
82. Intercusping : oklusi kuspid gigi rahang yang satu dengan lekukan gigi pada rahang yang lain.
83. Interdental : terletak di antara proksimal gigi yang berdekatan pada alkus yang sama.
84. Interocclusal : terletak di antara permukaan oklusal gigi-gigi yang berhadapan pada dua arkus
dental.
85. Open bite : oklusi dimana gigi-gigi tertentu yang berhadapan gagal untuk menghasilkan
kontak bila rahang dikatupkan, biasanya terbatas pada gigi-geligi anterior.
86. Oral cavity : rongga mulut yang dibatasi oleh rahang dan struktur yang berhubungan
dengannya (otot dan mukosa).
87. Over bite : posisi gigitan yang tidak sempurna.
88. Physiological crown : bagian gigi distal terhadap celah gingival atau terhadap tepi gusi.
89. Prepared cavity : lesi dimana semua jaringan karies gigi telah dibersihkan, persiapan untuk
menambal gigi.
90. Pulpa cavity : ruang tengah yang terisi pulpa di dalam mahkota gigi.
91. Pyrophosphate : garam pirofosfat kalsium, yang dipakai sebagai zat pengkilap pada pasta gigi.
92. Removable bridge : gigi parsial yang dipertahankan oleh perlekatan yang memungkinkan ia
dilepaskan.