ISSN : 2502 - 5015 POLICYBRIEF · 2019-01-04 · aktivitas KIE tersebut menunjukkan bahwa hasil...

4
1 LIPI Policy Brief : Kebijakan IPTEK POLICY BRIEF P o l i c y M e m o Pusat Penelitian Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, menghasilkan kajian ilmiah dibidang kebijakan dan manajemen ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi. PAPPIPTEK-LIPI KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN IPTEK & INOVASI ISSN : 2502 - 5015 Policy Memo ini mengusulkan pengembangan pemanfaatan potensi hasil litbang dari hasil riset di LIPI untuk mendorong berkembangnya aktivitas knowledge- intensive entrepreneurship (KIE). Studi kasus dilakukan pada pemanfaatan hasil litbang di LIPI untuk menumbuhkan entitas bisnis baru di masyarakat diharapkan mampu merepresentasikan pola pemanfaatan hasil litbang untuk mendukung aktivitas KIE. Tiga studi kasus dilakukan pada pemanfaatan hasil litbang LIPI berupa: • Teknologi kayu lengkung dari Pusat Penelitian Biomaterial. Teknologi kayu lengkung ini digunakan oleh PT HQCP di Depok, Jawa Barat untuk memproduksi sepeda dengan kerangka kayu lengkung. Selain itu, teknologi ini juga digunakan oleh CV Lingga Jaya di Sumedang, Jabar untuk memproduksi furnitur berupa meja dan kursi dengan disain kayu lengkung. • Hasil litbang jamur beras Monascus dari Pusat Penelitian Biologi dimanfaatkan oleh CV Arrohmah di Jember, Jawa Timur, untuk memproduksi minuman kesehatan berupa “Jus Monascho” yang memberikan banyak manfaat kesehatan. • Hasil litbang teknologi nano dan hasil litbang di bidang teknik yang dimanfaatkan oleh PT Nanotech untuk mengembangkan produk-produk nanoteknologi dan produk lainnya yang bernilai ekonomi. Studi kasus pada tiga pengguna teknologi ini didasarkan dari kategori pemanfaatan hasil litbang di LIPI berupa teknologi atau hasil litbang LIPI yang telah teralihkan sehingga dapat menciptakan dan mengembangkan entitas bisnis/ perusahaan baru. Pesan kebijakan : Karakter dan budaya iptek yang inovatif dari pengguna teknologi dan hasil litbang LIPI berpengaruh pada keberhasilan proses aktivitas KIE yang dilakukan berbasis pemanfaatan hasil litbang dari LIPI. Terkait dengan hal tersebut diperlukan sistem pengkajian ( assestment system) untuk mengkaji pengguna yang berpotensi dalam melakukan pemanfaatan hasil litbang LIPI dalam pengembangan aktivitas industri. LIPI perlu mengembangkan assestment system terhadap tingkat kesiapan teknologi (technology readiness level ) dan tingkat kesiapan komersialisasi (comercialisation readiness level) pada hasil-hasil litbang yang berpotensi dalam mendukung aktivitas KIE. Aktivitas learning, interaksi, dan kerjasama antara peneliti dan pengguna hasil litbang LIPI menjadi bagian penting dalam keberlanjutan aktivitas KIE. Terkait dengan hal tersebut LIPI perlu mengembangkan model “user-researcher engagement ” yang bersifat kontiyu untuk menjaga keberlanjutan aktivitias KIE. Peneliti perlu memiliki pemahaman tentang aktivitas entrepreneurship yang diperlukan dalam mendukung aktivitas KIE pada pengguna teknologi/hasil litbang LIPI serta pemahaman tentang aktivitas bisnis dan entrepreneurship karena akan berpengaruh pada hasil riset yang berorientasi pada kebutuhan industri dan pasar. LIPI perlu terus mengembangkan CSTP yang memiliki peran penting dalam mengelola hasil litbang LIPI dan untuk mendekatkan LIPI dengan sektor industri. No. 2018-04.PAPPIPTEK PEMANFAATAN HASIL LITBANG LIPI UNTUK MENDORONG AKTIVITAS KNOWLEDGE INTENSIVE ENTREPREUNERSHIP Aktivitas kewirausahaan ( entrepreneurship) memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi sebuah negara. Pertumbuhan aktivitas usaha baru dan diferensiasi usaha baru dalam berdampak berkontribusi dalam meningkatkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebuah negara. Kerangka knowledge-intensive entrepreneurship (KIE) berkembang mengacu pada munculnya knowledge-based economy (KBE) pada perekonomian modern. Kontribusi aspek ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi diperlukan dalam mendukung proses menjaga keberlanjutan pembangunan ekonomi. Aktivitas elemen sistem inovasi (lembaga litbang pemerintah, perguruan tinggi, maupun Pendahuluan

Transcript of ISSN : 2502 - 5015 POLICYBRIEF · 2019-01-04 · aktivitas KIE tersebut menunjukkan bahwa hasil...

1 LIPIPolicy Brief : Kebijakan IPTEK

POLICY BRIEF

P o l i c y M e m o

Pusat Penelitian Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, menghasilkan kajian ilmiah dibidang kebijakan dan manajemen ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi.

PAPPIPTEK-LIPI

KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN IPTEK & INOVASI

ISSN : 2502 - 5015

Policy Memo ini mengusulkan pengembangan pemanfaatan potensi hasil litbang

dari hasil riset di LIPI untuk mendorong berkembangnya aktivitas knowledge-

intensive entrepreneurship (KIE). Studi kasus dilakukan pada pemanfaatan hasil

litbang di LIPI untuk menumbuhkan entitas bisnis baru di masyarakat diharapkan

mampu merepresentasikan pola pemanfaatan hasil litbang untuk mendukung

aktivitas KIE. Tiga studi kasus dilakukan pada pemanfaatan hasil litbang LIPI

berupa:

• Teknologi kayu lengkung dari Pusat Penelitian Biomaterial. Teknologi kayu

lengkung ini digunakan oleh PT HQCP di Depok, Jawa Barat untuk

memproduksi sepeda dengan kerangka kayu lengkung. Selain itu,

teknologi ini juga digunakan oleh CV Lingga Jaya di Sumedang, Jabar

untuk memproduksi furnitur berupa meja dan kursi dengan disain kayu

lengkung.

• Hasil litbang jamur beras Monascus dari Pusat Penelitian Biologi

dimanfaatkan oleh CV Arrohmah di Jember, Jawa Timur, untuk

memproduksi minuman kesehatan berupa “Jus Monascho” yang

memberikan banyak manfaat kesehatan.

• Hasil litbang teknologi nano dan hasil litbang di bidang teknik yang

dimanfaatkan oleh PT Nanotech untuk mengembangkan produk-produk

nanoteknologi dan produk lainnya yang bernilai ekonomi.

Studi kasus pada tiga pengguna teknologi ini didasarkan dari kategori pemanfaatan

hasil litbang di LIPI berupa teknologi atau hasil litbang LIPI yang telah teralihkan

sehingga dapat menciptakan dan mengembangkan entitas bisnis/ perusahaan

baru.

Pesan kebijakan :► Karakter dan budaya iptek yang inovatif dari

pengguna teknologi dan hasil litbang LIPI berpengaruh pada keberhasilan proses aktivitas KIE yang dilakukan berbasis pemanfaatan hasil litbang dari LIPI. Terkait dengan hal tersebut diperlukan sistem pengkajian (assestment system) untuk mengkaji pengguna yang berpotensi dalam melakukan pemanfaatan hasil litbang LIPI dalam pengembangan aktivitas industri.

► LIPI perlu mengembangkan assestment system terhadap tingkat kesiapan teknologi (technology read iness leve l ) dan t ingkat kes iapan komersialisasi (comercialisation readiness level) pada hasil-hasil litbang yang berpotensi dalam mendukung aktivitas KIE.

► Aktivitas learning, interaksi, dan kerjasama antara peneliti dan pengguna hasil litbang LIPI menjadi bagian penting dalam keberlanjutan aktivitas KIE. Terkait dengan hal tersebut LIPI perlu mengembangkan model “user-researcher engagement” yang bersifat kontiyu untuk menjaga keberlanjutan aktivitias KIE.

► Peneliti perlu memiliki pemahaman tentang aktivitas entrepreneurship yang diperlukan dalam mendukung aktivitas KIE pada pengguna teknologi/hasil litbang LIPI serta pemahaman tentang aktivitas bisnis dan entrepreneurship karena akan berpengaruh pada hasil riset yang berorientasi pada kebutuhan industri dan pasar.

► LIPI perlu terus mengembangkan CSTP yang memiliki peran penting dalam mengelola hasil litbang LIPI dan untuk mendekatkan LIPI dengan sektor industri.

No. 2018-04.PAPPIPTEK

PEMANFA ATAN HAS I L L I TBANG L IP IU N T U K M E N D O R O N G A K T I V I T A S KNOWLEDGE INTENSIVE ENTREPREUNERSHIP

Aktivitas kewirausahaan (entrepreneurship) memiliki peran penting dalam

mendukung pertumbuhan ekonomi sebuah negara. Pertumbuhan aktivitas usaha

baru dan diferensiasi usaha baru dalam berdampak berkontribusi dalam

meningkatkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebuah negara.

Kerangka knowledge-intensive entrepreneurship (KIE) berkembang mengacu pada

munculnya knowledge-based economy (KBE) pada perekonomian modern.

Kontribusi aspek ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi diperlukan dalam

mendukung proses menjaga keberlanjutan pembangunan ekonomi. Aktivitas

elemen sistem inovasi (lembaga litbang pemerintah, perguruan tinggi, maupun

Pendahuluan

2 LIPI

industri) dibutuhkan dalam mengembangkan metode dan jenis

aktivitas baru dalam pengelolaan sumber daya dalam menjaga

keberlanjutan pembangunan. Terkait dengan hal tersebut LIPI

mengembangkan kebijakan tiga prioritas nasional dalam

melakukan aktitivitas litbang. Tiga prioritas nasional tersebut

adalah bidang ketahanan pangan, bidang energi, dan

pengembangan wilayah.

Lembaga litbang pemerintah dituntut untuk mampu berperan dalam menjawab isu-isu permasalahan nasional di bidang pangan. Industri membutuhkan luaran litbang yang siap di komersialisasikan untuk mendukung aktivitas inovasi. Hal tersebut menjadi permasalahan yang harus dijawab oleh lembaga litbang dan pemerintah untuk menjembatani gap inovasi antara aktivitas litbang dan luarannya. Luaran lembaga litbang seperti LIPI harus mampu menjawab kebutuhan industri dan pasar melalui aktivitas knowledge-intenseve entrepreneurship (KIE).

1) Pemanfaatan hasil litbang jamur beras Monaschus (Pusat Penelitian Biologi LIPI) memunculkan bentuk entitas bisnis baru yaitu CV Ar Rohmah yang memproduksi “Jus Monaschus”. Produk CV Ar Rohmah tersebut berupa produk minuman herbal yang bermanfaat bagi kesehatan serta didukung dengan standarisasi proses dan produk dari Badan POM.

2) Pemanfaatan hasil litbang teknologi nano Pusat Penelitian Fisika LIPI yang dilakukan oleh PT Nanotech. Beberapa produk yang dikembangkan seperti Nano Propulis mampu melakukan penetrasi pasar. Nanotech saat ini masih pada tahap melakukan pengembangan usaha dengan melakukan pembangunan infrastruktur produksi dan menarik investor untuk mengembangkan produk-produk litbang teknologi nano dari LIPI.

3) Pemanfaatan hasil litbang teknologi kayu lengkung (Pusat Penelitian Biomaterial LIPI) dilakukan pada dua pengguna yaitu CV Putra Lingga Jaya yang memproduksi furnitur dan PT High Quality Corpora Putra (HQCP) yang memproduksi sepeda “kayuh”. Pemanfaatan teknologi kayu lengkung pada pengguna ini memberikan hasil yang berbeda. Pemanfaatan teknologi kayu pada CV Lingga Jaya terhenti dan lebih fokus melakukan produksi produk-produk furnitur konvensional seperti meja, kursi, dan lemari dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan sekolah-sekolah dan instansi-instansi pemerintah. Sementara itu, PT HQCP dengan sepeda “kayuh’ mampu menghasilkan inovasi proses dan proses. Pemilik HQCP aktif dalam melakukan aktivitas learning dan berinteraksi dengan peneliti Pustlit Biomaterial dan Pusat Inovasi LIPI dalam mengembangkan ide pemanfaatan teknologi kayu lengkung untuk menghasilkan produk sepeda “kayuh”.

Studi kasus pemanfaatan hasil litbang LIPI untuk mendorong aktivitas KIE tersebut menunjukkan bahwa hasil litbang tersebut di atas mampu memunculkan tiga peluang yaitu market, technological, dan institutional opportunities. Aktivitas KIE erat dengan aktivitas learning dan jejaring antara pelaku KIE dengan elemen sistem inovasi. Interaksi, learning, dan kerjasama dengan sumber knowledge pada elemen sistem inovasi. Entitas bisnis/usaha baru akan dikembangkan untuk menangkap peluang (market, technological, institutional) menjadi aktivitas mengkombinasikan sumber daya menjadi aktivitas inovasi.

Pada kasus pemanfaatan jamur beras Monaschus (LIPI - CV Ar Rohmah) menunjukkan peningkatan kapasitas knowledge dan inovasi pada pengguna. Kapasitas knowledge dan inovasi pada pengguna memberikan kepercayaan pasar pada produk Monaschus yang dihasilkan dari aktivitas litbang. Selain itu, karakter pengguna yang inovatif dan aktif menjalin jejaring dengan elemen litbang berperan dalam keberhasilan produk “Jus Monaschus” di pasar. Pengguna (CV Arrohmah) dalam hal ini mampu melakukan komplementaritas market, technological, dan institutional opportunities dari hasil litbang LIPI.

KIE mengacu pada bentuk organisasi learning yang mengembangkan pemanfaatan knowledge baru, melakukan transformasi dan melakukan kombinasi knowledge untuk menjawab permasalahan melalui sistem inovasi dan jejaring saintifik (Malerba, 2016). Terkait dengan hal ini, KIE mengacu pada berkembangnya entitas bisnis knowledge dan memiliki jejaring dengan elemen sistem inovasi.

Radosevic, dkk (2012) mengaitkan aktivitas entrepreneurship dengan sistem inovasi melalui tiga bentuk peluang yang muncul, yaitu: 1) Peluang dari aspek teknologi (technological opportunities) 2) Peluang dari aspek pasar (market opportunities), dan3) Peluang dari aspek kelembagaan (institutional opportunities).

Studi kasus pemanfaatan hasil litbang dilakukan pada Kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati (IPH) dan Ilmu Pengetahuan Teknik (IPT). Skema pemanfaatan hasil litbang LIPI tersebut dilakukan melalui program dan kegiatan di bawah Pusat Inovasi (PUSINOV) LIPI melalui kegiatan difusi teknologi pada pengguna/stakeholder terkait.

Tiga bentuk pemanfaatan hasil litbang untuk mendorong aktivitas KIE tersebut yaitu:

Policy Brief : Kebijakan IPTEK

Institutional Opportunities

Market Opportunities

Technological Opportunities

En

tre

pre

ne

urs

hip

Elemenst of

Innovation System

Industry

Government Institutions

University

Industry

Market

Sumber: Radosevic, dkk (2012)

3 LIPI

Resiko bisnis masih menjadi pertimbangan bagi perbankan untuk memberikan modal. Aktivitas Nanotech masih terkendala dengan kondisi tersebut. Kebutuhan modal yang besar untuk melakukan aktivitas produksi harus dipenuhi dengan mencari investor. Terkait dengan hal tersebut, kebijakan publik berupa dukungan dari sektor perbankan diperlukan untuk pengembangan aktivitas usaha berbasis pemanfaatan hasil litbang dengan skala dan lingkup yang lebih besar.

Pada kasus pemanfaatan teknologi kayu lengkung (Pusat Penelitian Biomaterial), teknologi yang didifusikan ke pengguna memberikan kapasitas teknologi material dan proses untuk menghasilkan varian produk-produk kriya kayu fungsional.

1 ) Pemanfaatan hasil litbang teknologi kayu lengkung oleh CV Putra Lingga Jaya tidak disertai pada kemampuan melakukan komplementaritas antar peluang. Aktivitas pengembangan produk furnitur kayu lengkung oleh CV Putra Lingga Jaya saat ini tidak berlanjut dengan alasan aktivitas produksi produk furnitur konvensional masih menguntungkan dan lebih mudah dikerjakan.

2) Sedangkan pemanfaatan teknologi kayu lengkung untuk sepeda “Kayuh” dari PT HQCP didukung dengan karakter pengguna

yang kreatif, melakukan pengembangan konsep dan brand image produk. Hasi l dar i kemampuan melakukan komplementaritas antar peluang pada pemilik sepeda “kayuh” ini berupa kemampuan melakukan penetrasi pasar.

PELUANG

TEKNOLOGI

PELUANG PASAR

PELUANG KELEMBAGAAN

PELUANG

TEKNOLOGI

-

Difusi h asil litbang

LIPI mampu

meningkatkan

knowledge,

peningkatan kapasitas

teknologi proses pada

pengguna, aktivitas

learning dan jejaring

knowledge

-

Hasil litbang LIPI

mampu menjawab

interest dan

permintaan pasar

melalui inovasi

(proses dan produk)

-

Dinamika

pasar

moderen; kustomer

memiliki interest pada

produk -produk yang

proven

-

Kebijakan

pemanfaatan hasil

litbang LIPI mampu

memunculkan

peningkatan kapasitas

teknologi dan inovasi

pada user

-

Kapasitas teknologi

dan inovasi tersebut

selaras dengan

kebutuha n pelaku

industri sektoral

PELUANG

PASAR

-

Difusi hasil litbang

LIPI mampu

meningkatkan

knowledge,

peningkatan kapasitas

teknologi proses pada

pengguna, aktivitas

learning dan jejaring

knowledge

-

Hasil litbang LIPI

mampu menjawab

interest dan

permintaan

pasar

melalui inovasi

(proses dan produk)

-

Kapasitas teknologi

dan inovasi menjadi

sumber bagi daya

saing

-

Tuntutan/kebutuhan/p

ermintaan pasar dan

kebijakan

peningkatan kapasitas

pelaku industri

melallui

pengembangan,

inkubasi teknologi

dan inovasi da ri

elemen sistem inovasi

-

Kebijakan sektoral

kondusif bagi

pengembangan

pemanfaatan peluang

pasar

PELUANG

KELEMBAGAAN

-

Hasil litbang LIPI

mampu memunculkan

peningkatan kapasitas

teknologi dan inovasi

pada user

-

Kapasitas teknologi

dan inovasi tersebut

selaras dengan

kebutuha n pelaku

Tuntutan/kebutuhan/per

mintaan pasar dan

kebijakan peningkatan

kapasitas pelaku

industri melallui

pengembangan,

inkubasi teknologi dan

inovasi dari elemen

sistem inovasi

Tabel 1. Komplementaritas antara Technological Opportunities, Market Opportunities, dan Institutional Opportunities

Pada kasus PT Nanotech, beberapa produk yang dikembangkan seperti nano propolis berhasil melakukan penetrasi pasar. Pengembangan produk lain (pigmen cat, vertical garden, paving blok ramah lingkungan, dan lain-lain) masih terkendala kebutuhan akan infrastruktur produksi. Knowledge intensive market identik dengan produk-produk dari teknologi nano. Komplementaritas antara market dan technological opportunities masih menjadi salah satu kendala bagi PT Nanotech. Economic of scale dan economic of scope masih menjadi kendala bagi pelaku KIE untuk masuk ke industri berbasis teknologi nano .

Institutional opportunities berkomplemen dengan dua peluang lainnya (market and technological). Kebijakan sektor publik untuk mendukung perkembangan sektor mikro sektoral pada umumnya dilakukan melalui kebijakan perijinan dan perpajakan. Masing-masing pelaku KIE yang menjadi studi kasus tidak terkendala dengan kebijakan terkait perijinan dan perpajakan. Kendala pada umumnya masih berupa kebutuhan permodalan yang belum mendapat dukungan dari sektor perbankan. Sektor perbankan pada umumnya belum memiliki kepercayaan untuk memberikan modal bagi start up.

Uraian Pesan Kunci 1

Karakter dan budaya iptek dari pengguna teknologi/hasil litbang LIPI berpengaruh pada keberhasilan proses aktivitas KIE yang dilakukan. Terkait dengan hal tersebut diperlukan sistem pengkajian (assestement system) untuk menilai pengguna yang berpotensi dalam melakukan pemanfaatan hasil litbang LIPI untuk melakukan KIE.

Uraian Pesan Kunci 2

Economic of scope dan economic of scale berpengaruh terhadap kemampuan start up pengguna teknologi/hasil litbang melakukan aktivitas KIE berbasis pemanfaatan hasil litbang. LIPI perlu mengembangkan sistem pengkajian terhadap tingkat kesiapan teknologi (technology readiness level) dan tingkat kesiapan komersialisasi (comercialisation readiness level) pada hasil litbang yang berpotensi dalam mendukung aktivitas KIE. Sistem pengkajian ini meliputi valuasi dan proyeksi nilai ekonomi dan segmen pasar pada produk yang akan dikembangkan melalui aktivitas KIE.

Policy Brief : Kebijakan IPTEK

4 LIPI

PenulisHadi Kardoyo | Setiowiji Handoyo | Mia Rahma Romadona | Lutfah Ariana

Pandangan yang dikemukakan dalam kertas kebijakan ini adalah pendapat individu dari penulis dan tidak menyiratkan pandangan lembaga dari PAPPIPTEK-LIPI.

Pusat Penelitian Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

(PAPPIPTEK)Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Gd. A (PDII) LIPI lt. 4Jln. Jend. Gatot Subroto 10, Jakarta 12710

e-mail: [email protected]. (021) 5225206, Faks. (021) 5225206

Aktivitas learning dan jejaring peneliti dan pengguna/tenant hasil litbang menjadi bagian penting dalam keberlanjutan aktivitas KIE. Terkait dengan hal tersebut PUSINOV LIPI perlu mengembangkan program “researcher-user engagement” yang mewadahi keberlanjutan interaksi dan jejaring antara peneliti dan pengguna teknologi/hasil litbang untuk menjaga keberlanjutan aktivitias KIE.

Daftar Pustaka

Kirzner, M.I. 1973. Competition and Entrepreneurship. Chicago and London: The University of Chicago Press.

Lundvall, B.A. 1992. National Systems of Innovation. Towards a Theory of Innovation and Interactive Learning. London: Pinter Publishers.

Malerba, F. (2016) “Knowledge-intensive entrepreneurship: Going beyond the Schumpeterian entrepreneur”, Roundtable: System InnovationAxes: Universityand Entrepreneurship FAPESP, Sao Paolo, July6, 2016

Malerba, F. (2016) “Knowledge-intensive entrepreneurship: Going beyond the Schumpeterian entrepreneur”, Roundtable: System InnovationAxes: Universityand Entrepreneurship FAPESP, Sao Paolo, July6, 2016

Nelson, R.R. 1993. National Innovation Systems: A Comparative Analysis. New York, NY: Oxford University Press.

Peraturan LIPI Nomor 1 Tahun 2018tentang Tata kelola dan Alih Teknologi Serta Hasil Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan LIPI

Radosevic, S., Yoruk , E., Edquist, C., and Zabala, J.M. (2012). Innovation Systems and Knowledge-intensive entrepreneurship: Analytical Framework and Guidelines for Case Study Research. Circle. Lund University.

Schumpeter, J.A. 1942. Capitalism, Socialism, and Democracy. New York: Harper and Brothers.

Transfer of knowledge from universities/research institutes to industry (Japan, France, Finland), 1999 Working Paper for ASEM S&T Ministers’ Meeting (11--2) 14-15 October 1999, Beijing

Uraian Pesan Kunci 3

Peneliti memiliki peran penting sebagai sumber knowledge dalam aktivitias KIE. Terkait dengan hal tersebut peneliti perlu dibekali dengan pemahaman tentang aktivitas bisnis dan entrepreneurship. Hal ini untuk mendukung penguatan jejaring peniliti dan pengguna dalam memanfaatkan hasil litbang menjadi aktivitas KIE.

Uraian Pesan Kunci 4

Studi kasus pemanfaatan hasil litbang LIPI untuk mendukung aktivitas KIE menggambarkan peran penting CSTP dalam melakukan tata kelola pemanfaatan hasil litbang LIPI untuk mendukung aktivitas industri. Terkait dengan hal tersebut CSTP Cibinong perlu lebih dikembangkang secara profesional dalam mengelola hasil litbang LIPI untuk mendorong aktivitas KIE.

Uraian Pesan Kunci 5

Penutup

Studi kasus pemanfaatan hasil litbang LIPI untuk mendorong aktivitas KIE ini menunjukkan bahwa hasil litbang LIPI memiliki potensi untuk mendorong aktivitas KIE dengan mengacu pada market, technological, dan institutional opportunities. Berjalannya aktivitas KIE erat dengan aktivitas learning , jejaring, dan kerjasama antara pelaku KIE dengan elemen sistem inovasi. Interaksi, learning, dan kerjasama antara peneliti/elemen sistem inovasi dan pelaku bisnis selanjutnya akan menjadi bagian dari proses KIE . Entitas bisnis/usaha akan berkembang untuk menangkap peluang (market, technological, institutional) menjadi aktivitas mengkombinasikan hasil litbang menjadi aktivitas inovasi.

Studi kasus yang dilakukan pada tiga pemanfaatan hasil litbang di LIPI menggambarkan hasil litbang dengan tingkat kesiapan teknologi akhir dan mampu mendukung aktivitas KIE pada pengguna. Economic scale dan economic scope berpengaruh pada kemampuan pengguna hasil litbang LIPI untuk merealisasikan peluang yang muncul menjadi aktivitas KIE yang berorientasi ekonomi.

*Data dan informasi yang digunakan dalam policy memo ini dituliskan dari hasil Penelitian “Pemanfaatan Hasil Litbang di LIPI untuk mendorong aktivitas Knowledge-Intensive Entrepreneurship (KIE) yang didanai dari DIPA PAPPIPTEK-LIPI pada tahun 2018.

Policy Brief : Kebijakan IPTEK