ISSN : 2502 - 5015 POLICYBRIEF · 2019-01-04 · aktivitas KIE tersebut menunjukkan bahwa hasil...
Transcript of ISSN : 2502 - 5015 POLICYBRIEF · 2019-01-04 · aktivitas KIE tersebut menunjukkan bahwa hasil...
1 LIPIPolicy Brief : Kebijakan IPTEK
POLICY BRIEF
P o l i c y M e m o
Pusat Penelitian Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, menghasilkan kajian ilmiah dibidang kebijakan dan manajemen ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi.
PAPPIPTEK-LIPI
KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN IPTEK & INOVASI
ISSN : 2502 - 5015
Policy Memo ini mengusulkan pengembangan pemanfaatan potensi hasil litbang
dari hasil riset di LIPI untuk mendorong berkembangnya aktivitas knowledge-
intensive entrepreneurship (KIE). Studi kasus dilakukan pada pemanfaatan hasil
litbang di LIPI untuk menumbuhkan entitas bisnis baru di masyarakat diharapkan
mampu merepresentasikan pola pemanfaatan hasil litbang untuk mendukung
aktivitas KIE. Tiga studi kasus dilakukan pada pemanfaatan hasil litbang LIPI
berupa:
• Teknologi kayu lengkung dari Pusat Penelitian Biomaterial. Teknologi kayu
lengkung ini digunakan oleh PT HQCP di Depok, Jawa Barat untuk
memproduksi sepeda dengan kerangka kayu lengkung. Selain itu,
teknologi ini juga digunakan oleh CV Lingga Jaya di Sumedang, Jabar
untuk memproduksi furnitur berupa meja dan kursi dengan disain kayu
lengkung.
• Hasil litbang jamur beras Monascus dari Pusat Penelitian Biologi
dimanfaatkan oleh CV Arrohmah di Jember, Jawa Timur, untuk
memproduksi minuman kesehatan berupa “Jus Monascho” yang
memberikan banyak manfaat kesehatan.
• Hasil litbang teknologi nano dan hasil litbang di bidang teknik yang
dimanfaatkan oleh PT Nanotech untuk mengembangkan produk-produk
nanoteknologi dan produk lainnya yang bernilai ekonomi.
Studi kasus pada tiga pengguna teknologi ini didasarkan dari kategori pemanfaatan
hasil litbang di LIPI berupa teknologi atau hasil litbang LIPI yang telah teralihkan
sehingga dapat menciptakan dan mengembangkan entitas bisnis/ perusahaan
baru.
Pesan kebijakan :► Karakter dan budaya iptek yang inovatif dari
pengguna teknologi dan hasil litbang LIPI berpengaruh pada keberhasilan proses aktivitas KIE yang dilakukan berbasis pemanfaatan hasil litbang dari LIPI. Terkait dengan hal tersebut diperlukan sistem pengkajian (assestment system) untuk mengkaji pengguna yang berpotensi dalam melakukan pemanfaatan hasil litbang LIPI dalam pengembangan aktivitas industri.
► LIPI perlu mengembangkan assestment system terhadap tingkat kesiapan teknologi (technology read iness leve l ) dan t ingkat kes iapan komersialisasi (comercialisation readiness level) pada hasil-hasil litbang yang berpotensi dalam mendukung aktivitas KIE.
► Aktivitas learning, interaksi, dan kerjasama antara peneliti dan pengguna hasil litbang LIPI menjadi bagian penting dalam keberlanjutan aktivitas KIE. Terkait dengan hal tersebut LIPI perlu mengembangkan model “user-researcher engagement” yang bersifat kontiyu untuk menjaga keberlanjutan aktivitias KIE.
► Peneliti perlu memiliki pemahaman tentang aktivitas entrepreneurship yang diperlukan dalam mendukung aktivitas KIE pada pengguna teknologi/hasil litbang LIPI serta pemahaman tentang aktivitas bisnis dan entrepreneurship karena akan berpengaruh pada hasil riset yang berorientasi pada kebutuhan industri dan pasar.
► LIPI perlu terus mengembangkan CSTP yang memiliki peran penting dalam mengelola hasil litbang LIPI dan untuk mendekatkan LIPI dengan sektor industri.
No. 2018-04.PAPPIPTEK
PEMANFA ATAN HAS I L L I TBANG L IP IU N T U K M E N D O R O N G A K T I V I T A S KNOWLEDGE INTENSIVE ENTREPREUNERSHIP
Aktivitas kewirausahaan (entrepreneurship) memiliki peran penting dalam
mendukung pertumbuhan ekonomi sebuah negara. Pertumbuhan aktivitas usaha
baru dan diferensiasi usaha baru dalam berdampak berkontribusi dalam
meningkatkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebuah negara.
Kerangka knowledge-intensive entrepreneurship (KIE) berkembang mengacu pada
munculnya knowledge-based economy (KBE) pada perekonomian modern.
Kontribusi aspek ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi diperlukan dalam
mendukung proses menjaga keberlanjutan pembangunan ekonomi. Aktivitas
elemen sistem inovasi (lembaga litbang pemerintah, perguruan tinggi, maupun
Pendahuluan
2 LIPI
industri) dibutuhkan dalam mengembangkan metode dan jenis
aktivitas baru dalam pengelolaan sumber daya dalam menjaga
keberlanjutan pembangunan. Terkait dengan hal tersebut LIPI
mengembangkan kebijakan tiga prioritas nasional dalam
melakukan aktitivitas litbang. Tiga prioritas nasional tersebut
adalah bidang ketahanan pangan, bidang energi, dan
pengembangan wilayah.
Lembaga litbang pemerintah dituntut untuk mampu berperan dalam menjawab isu-isu permasalahan nasional di bidang pangan. Industri membutuhkan luaran litbang yang siap di komersialisasikan untuk mendukung aktivitas inovasi. Hal tersebut menjadi permasalahan yang harus dijawab oleh lembaga litbang dan pemerintah untuk menjembatani gap inovasi antara aktivitas litbang dan luarannya. Luaran lembaga litbang seperti LIPI harus mampu menjawab kebutuhan industri dan pasar melalui aktivitas knowledge-intenseve entrepreneurship (KIE).
1) Pemanfaatan hasil litbang jamur beras Monaschus (Pusat Penelitian Biologi LIPI) memunculkan bentuk entitas bisnis baru yaitu CV Ar Rohmah yang memproduksi “Jus Monaschus”. Produk CV Ar Rohmah tersebut berupa produk minuman herbal yang bermanfaat bagi kesehatan serta didukung dengan standarisasi proses dan produk dari Badan POM.
2) Pemanfaatan hasil litbang teknologi nano Pusat Penelitian Fisika LIPI yang dilakukan oleh PT Nanotech. Beberapa produk yang dikembangkan seperti Nano Propulis mampu melakukan penetrasi pasar. Nanotech saat ini masih pada tahap melakukan pengembangan usaha dengan melakukan pembangunan infrastruktur produksi dan menarik investor untuk mengembangkan produk-produk litbang teknologi nano dari LIPI.
3) Pemanfaatan hasil litbang teknologi kayu lengkung (Pusat Penelitian Biomaterial LIPI) dilakukan pada dua pengguna yaitu CV Putra Lingga Jaya yang memproduksi furnitur dan PT High Quality Corpora Putra (HQCP) yang memproduksi sepeda “kayuh”. Pemanfaatan teknologi kayu lengkung pada pengguna ini memberikan hasil yang berbeda. Pemanfaatan teknologi kayu pada CV Lingga Jaya terhenti dan lebih fokus melakukan produksi produk-produk furnitur konvensional seperti meja, kursi, dan lemari dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan sekolah-sekolah dan instansi-instansi pemerintah. Sementara itu, PT HQCP dengan sepeda “kayuh’ mampu menghasilkan inovasi proses dan proses. Pemilik HQCP aktif dalam melakukan aktivitas learning dan berinteraksi dengan peneliti Pustlit Biomaterial dan Pusat Inovasi LIPI dalam mengembangkan ide pemanfaatan teknologi kayu lengkung untuk menghasilkan produk sepeda “kayuh”.
Studi kasus pemanfaatan hasil litbang LIPI untuk mendorong aktivitas KIE tersebut menunjukkan bahwa hasil litbang tersebut di atas mampu memunculkan tiga peluang yaitu market, technological, dan institutional opportunities. Aktivitas KIE erat dengan aktivitas learning dan jejaring antara pelaku KIE dengan elemen sistem inovasi. Interaksi, learning, dan kerjasama dengan sumber knowledge pada elemen sistem inovasi. Entitas bisnis/usaha baru akan dikembangkan untuk menangkap peluang (market, technological, institutional) menjadi aktivitas mengkombinasikan sumber daya menjadi aktivitas inovasi.
Pada kasus pemanfaatan jamur beras Monaschus (LIPI - CV Ar Rohmah) menunjukkan peningkatan kapasitas knowledge dan inovasi pada pengguna. Kapasitas knowledge dan inovasi pada pengguna memberikan kepercayaan pasar pada produk Monaschus yang dihasilkan dari aktivitas litbang. Selain itu, karakter pengguna yang inovatif dan aktif menjalin jejaring dengan elemen litbang berperan dalam keberhasilan produk “Jus Monaschus” di pasar. Pengguna (CV Arrohmah) dalam hal ini mampu melakukan komplementaritas market, technological, dan institutional opportunities dari hasil litbang LIPI.
KIE mengacu pada bentuk organisasi learning yang mengembangkan pemanfaatan knowledge baru, melakukan transformasi dan melakukan kombinasi knowledge untuk menjawab permasalahan melalui sistem inovasi dan jejaring saintifik (Malerba, 2016). Terkait dengan hal ini, KIE mengacu pada berkembangnya entitas bisnis knowledge dan memiliki jejaring dengan elemen sistem inovasi.
Radosevic, dkk (2012) mengaitkan aktivitas entrepreneurship dengan sistem inovasi melalui tiga bentuk peluang yang muncul, yaitu: 1) Peluang dari aspek teknologi (technological opportunities) 2) Peluang dari aspek pasar (market opportunities), dan3) Peluang dari aspek kelembagaan (institutional opportunities).
Studi kasus pemanfaatan hasil litbang dilakukan pada Kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati (IPH) dan Ilmu Pengetahuan Teknik (IPT). Skema pemanfaatan hasil litbang LIPI tersebut dilakukan melalui program dan kegiatan di bawah Pusat Inovasi (PUSINOV) LIPI melalui kegiatan difusi teknologi pada pengguna/stakeholder terkait.
Tiga bentuk pemanfaatan hasil litbang untuk mendorong aktivitas KIE tersebut yaitu:
Policy Brief : Kebijakan IPTEK
Institutional Opportunities
Market Opportunities
Technological Opportunities
En
tre
pre
ne
urs
hip
Elemenst of
Innovation System
Industry
Government Institutions
University
Industry
Market
Sumber: Radosevic, dkk (2012)
3 LIPI
Resiko bisnis masih menjadi pertimbangan bagi perbankan untuk memberikan modal. Aktivitas Nanotech masih terkendala dengan kondisi tersebut. Kebutuhan modal yang besar untuk melakukan aktivitas produksi harus dipenuhi dengan mencari investor. Terkait dengan hal tersebut, kebijakan publik berupa dukungan dari sektor perbankan diperlukan untuk pengembangan aktivitas usaha berbasis pemanfaatan hasil litbang dengan skala dan lingkup yang lebih besar.
Pada kasus pemanfaatan teknologi kayu lengkung (Pusat Penelitian Biomaterial), teknologi yang didifusikan ke pengguna memberikan kapasitas teknologi material dan proses untuk menghasilkan varian produk-produk kriya kayu fungsional.
1 ) Pemanfaatan hasil litbang teknologi kayu lengkung oleh CV Putra Lingga Jaya tidak disertai pada kemampuan melakukan komplementaritas antar peluang. Aktivitas pengembangan produk furnitur kayu lengkung oleh CV Putra Lingga Jaya saat ini tidak berlanjut dengan alasan aktivitas produksi produk furnitur konvensional masih menguntungkan dan lebih mudah dikerjakan.
2) Sedangkan pemanfaatan teknologi kayu lengkung untuk sepeda “Kayuh” dari PT HQCP didukung dengan karakter pengguna
yang kreatif, melakukan pengembangan konsep dan brand image produk. Hasi l dar i kemampuan melakukan komplementaritas antar peluang pada pemilik sepeda “kayuh” ini berupa kemampuan melakukan penetrasi pasar.
PELUANG
TEKNOLOGI
PELUANG PASAR
PELUANG KELEMBAGAAN
PELUANG
TEKNOLOGI
-
Difusi h asil litbang
LIPI mampu
meningkatkan
knowledge,
peningkatan kapasitas
teknologi proses pada
pengguna, aktivitas
learning dan jejaring
knowledge
-
Hasil litbang LIPI
mampu menjawab
interest dan
permintaan pasar
melalui inovasi
(proses dan produk)
-
Dinamika
pasar
moderen; kustomer
memiliki interest pada
produk -produk yang
proven
-
Kebijakan
pemanfaatan hasil
litbang LIPI mampu
memunculkan
peningkatan kapasitas
teknologi dan inovasi
pada user
-
Kapasitas teknologi
dan inovasi tersebut
selaras dengan
kebutuha n pelaku
industri sektoral
PELUANG
PASAR
-
Difusi hasil litbang
LIPI mampu
meningkatkan
knowledge,
peningkatan kapasitas
teknologi proses pada
pengguna, aktivitas
learning dan jejaring
knowledge
-
Hasil litbang LIPI
mampu menjawab
interest dan
permintaan
pasar
melalui inovasi
(proses dan produk)
-
Kapasitas teknologi
dan inovasi menjadi
sumber bagi daya
saing
-
Tuntutan/kebutuhan/p
ermintaan pasar dan
kebijakan
peningkatan kapasitas
pelaku industri
melallui
pengembangan,
inkubasi teknologi
dan inovasi da ri
elemen sistem inovasi
-
Kebijakan sektoral
kondusif bagi
pengembangan
pemanfaatan peluang
pasar
PELUANG
KELEMBAGAAN
-
Hasil litbang LIPI
mampu memunculkan
peningkatan kapasitas
teknologi dan inovasi
pada user
-
Kapasitas teknologi
dan inovasi tersebut
selaras dengan
kebutuha n pelaku
Tuntutan/kebutuhan/per
mintaan pasar dan
kebijakan peningkatan
kapasitas pelaku
industri melallui
pengembangan,
inkubasi teknologi dan
inovasi dari elemen
sistem inovasi
Tabel 1. Komplementaritas antara Technological Opportunities, Market Opportunities, dan Institutional Opportunities
Pada kasus PT Nanotech, beberapa produk yang dikembangkan seperti nano propolis berhasil melakukan penetrasi pasar. Pengembangan produk lain (pigmen cat, vertical garden, paving blok ramah lingkungan, dan lain-lain) masih terkendala kebutuhan akan infrastruktur produksi. Knowledge intensive market identik dengan produk-produk dari teknologi nano. Komplementaritas antara market dan technological opportunities masih menjadi salah satu kendala bagi PT Nanotech. Economic of scale dan economic of scope masih menjadi kendala bagi pelaku KIE untuk masuk ke industri berbasis teknologi nano .
Institutional opportunities berkomplemen dengan dua peluang lainnya (market and technological). Kebijakan sektor publik untuk mendukung perkembangan sektor mikro sektoral pada umumnya dilakukan melalui kebijakan perijinan dan perpajakan. Masing-masing pelaku KIE yang menjadi studi kasus tidak terkendala dengan kebijakan terkait perijinan dan perpajakan. Kendala pada umumnya masih berupa kebutuhan permodalan yang belum mendapat dukungan dari sektor perbankan. Sektor perbankan pada umumnya belum memiliki kepercayaan untuk memberikan modal bagi start up.
Uraian Pesan Kunci 1
Karakter dan budaya iptek dari pengguna teknologi/hasil litbang LIPI berpengaruh pada keberhasilan proses aktivitas KIE yang dilakukan. Terkait dengan hal tersebut diperlukan sistem pengkajian (assestement system) untuk menilai pengguna yang berpotensi dalam melakukan pemanfaatan hasil litbang LIPI untuk melakukan KIE.
Uraian Pesan Kunci 2
Economic of scope dan economic of scale berpengaruh terhadap kemampuan start up pengguna teknologi/hasil litbang melakukan aktivitas KIE berbasis pemanfaatan hasil litbang. LIPI perlu mengembangkan sistem pengkajian terhadap tingkat kesiapan teknologi (technology readiness level) dan tingkat kesiapan komersialisasi (comercialisation readiness level) pada hasil litbang yang berpotensi dalam mendukung aktivitas KIE. Sistem pengkajian ini meliputi valuasi dan proyeksi nilai ekonomi dan segmen pasar pada produk yang akan dikembangkan melalui aktivitas KIE.
Policy Brief : Kebijakan IPTEK
4 LIPI
PenulisHadi Kardoyo | Setiowiji Handoyo | Mia Rahma Romadona | Lutfah Ariana
Pandangan yang dikemukakan dalam kertas kebijakan ini adalah pendapat individu dari penulis dan tidak menyiratkan pandangan lembaga dari PAPPIPTEK-LIPI.
Pusat Penelitian Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(PAPPIPTEK)Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Gd. A (PDII) LIPI lt. 4Jln. Jend. Gatot Subroto 10, Jakarta 12710
e-mail: [email protected]. (021) 5225206, Faks. (021) 5225206
Aktivitas learning dan jejaring peneliti dan pengguna/tenant hasil litbang menjadi bagian penting dalam keberlanjutan aktivitas KIE. Terkait dengan hal tersebut PUSINOV LIPI perlu mengembangkan program “researcher-user engagement” yang mewadahi keberlanjutan interaksi dan jejaring antara peneliti dan pengguna teknologi/hasil litbang untuk menjaga keberlanjutan aktivitias KIE.
Daftar Pustaka
Kirzner, M.I. 1973. Competition and Entrepreneurship. Chicago and London: The University of Chicago Press.
Lundvall, B.A. 1992. National Systems of Innovation. Towards a Theory of Innovation and Interactive Learning. London: Pinter Publishers.
Malerba, F. (2016) “Knowledge-intensive entrepreneurship: Going beyond the Schumpeterian entrepreneur”, Roundtable: System InnovationAxes: Universityand Entrepreneurship FAPESP, Sao Paolo, July6, 2016
Malerba, F. (2016) “Knowledge-intensive entrepreneurship: Going beyond the Schumpeterian entrepreneur”, Roundtable: System InnovationAxes: Universityand Entrepreneurship FAPESP, Sao Paolo, July6, 2016
Nelson, R.R. 1993. National Innovation Systems: A Comparative Analysis. New York, NY: Oxford University Press.
Peraturan LIPI Nomor 1 Tahun 2018tentang Tata kelola dan Alih Teknologi Serta Hasil Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan LIPI
Radosevic, S., Yoruk , E., Edquist, C., and Zabala, J.M. (2012). Innovation Systems and Knowledge-intensive entrepreneurship: Analytical Framework and Guidelines for Case Study Research. Circle. Lund University.
Schumpeter, J.A. 1942. Capitalism, Socialism, and Democracy. New York: Harper and Brothers.
Transfer of knowledge from universities/research institutes to industry (Japan, France, Finland), 1999 Working Paper for ASEM S&T Ministers’ Meeting (11--2) 14-15 October 1999, Beijing
Uraian Pesan Kunci 3
Peneliti memiliki peran penting sebagai sumber knowledge dalam aktivitias KIE. Terkait dengan hal tersebut peneliti perlu dibekali dengan pemahaman tentang aktivitas bisnis dan entrepreneurship. Hal ini untuk mendukung penguatan jejaring peniliti dan pengguna dalam memanfaatkan hasil litbang menjadi aktivitas KIE.
Uraian Pesan Kunci 4
Studi kasus pemanfaatan hasil litbang LIPI untuk mendukung aktivitas KIE menggambarkan peran penting CSTP dalam melakukan tata kelola pemanfaatan hasil litbang LIPI untuk mendukung aktivitas industri. Terkait dengan hal tersebut CSTP Cibinong perlu lebih dikembangkang secara profesional dalam mengelola hasil litbang LIPI untuk mendorong aktivitas KIE.
Uraian Pesan Kunci 5
Penutup
Studi kasus pemanfaatan hasil litbang LIPI untuk mendorong aktivitas KIE ini menunjukkan bahwa hasil litbang LIPI memiliki potensi untuk mendorong aktivitas KIE dengan mengacu pada market, technological, dan institutional opportunities. Berjalannya aktivitas KIE erat dengan aktivitas learning , jejaring, dan kerjasama antara pelaku KIE dengan elemen sistem inovasi. Interaksi, learning, dan kerjasama antara peneliti/elemen sistem inovasi dan pelaku bisnis selanjutnya akan menjadi bagian dari proses KIE . Entitas bisnis/usaha akan berkembang untuk menangkap peluang (market, technological, institutional) menjadi aktivitas mengkombinasikan hasil litbang menjadi aktivitas inovasi.
Studi kasus yang dilakukan pada tiga pemanfaatan hasil litbang di LIPI menggambarkan hasil litbang dengan tingkat kesiapan teknologi akhir dan mampu mendukung aktivitas KIE pada pengguna. Economic scale dan economic scope berpengaruh pada kemampuan pengguna hasil litbang LIPI untuk merealisasikan peluang yang muncul menjadi aktivitas KIE yang berorientasi ekonomi.
*Data dan informasi yang digunakan dalam policy memo ini dituliskan dari hasil Penelitian “Pemanfaatan Hasil Litbang di LIPI untuk mendorong aktivitas Knowledge-Intensive Entrepreneurship (KIE) yang didanai dari DIPA PAPPIPTEK-LIPI pada tahun 2018.
Policy Brief : Kebijakan IPTEK