ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh :...

45

Transcript of ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh :...

Page 1: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan
Page 2: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

ISSN : 1979-9101

MELATI

JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI

Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan

Lamongan JL. Ahmad Dahlan Lamongan Telp/Fax (0322) 315 987

Terbit tiga kali setahun (April, Agustus dan Desember): 1979-9101 berisi tentang hasil

penelitian, gagasan konseptual, kajian dan aplikasi teori, resensi buku dan tulisan praktis

dalam bidang Ilmu Ekonomi.

Pelindung/Penasehat

Drs. H. Munadji

(Ketua BPH PT Muhammadiyah Lamongan)

Drs. H. Mustofa Nur, MM

(Ketua STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan)

Ketua Pengarah:

Dr. H. Masram, MM., M.Pd., MMKes

Drs. Arfian Mudayan, SE., M.Pd

Ketua Penyunting:

Dr. Hj. Mu’ah, MM., M.Pd

Penyunting Pelaksana:

Drs. Sugeng Utomo., M.Pd

Drs. Matali, MM

Annita Mahmudah, SE., S.Pd., M.Ak

Drs. Salamun, M.Pd

Drs. Maghfur, M.Pd

Drs. Sukahar, MM

Dra. Yulis Saidah, M.Pd

Heti Nur Aini, SE., M.Si

Drs. H. Muhammad Mahbub, MM

Penyunting Ahli/Mitra Bestari:

Dr. Supriyanto, MM (Dosen FE-Universitas Negeri Malang)

Dr. Anang Kistyanto, MM (Dosen FE-Universitas Negeri Surabaya

Alamat Penyunting Pelaksana dan Tata Usaha: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH.

Ahmad Dahlan Lamongan, JL. KH. Ahmad Dahlan Lamongan, Telp/Fax (0322) 315987.

Jurnal ini diterbitkan di bawah pembinaan Ketua BPH PT Muhammadiyah Lamongan (Drs.

H. Munadji) dan Ketua STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan (Drs. H. Mustofa Nur, MM).

Page 3: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

ISSN: 1979-9101

DAFTAR ISI

Pengaruh Modal Kerja Terhadap Laba Usaha Koperasi Pada Koperasi Karyawan 1

“Melati” Stikes Muhammadiyah Lamongan

Abdul Majid STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan

Pengaruh Inflasi Dan Produk Domestik Bruto Terhadap Harga Saham 6

Pt. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk Tahun 2012-2014

Heti Nur Ani STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan

Pengaruh Pengawasan Dan Kedisiplinan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan 12

Pt. Iss Indonesia Di Rumah Sakit Semen Gresik

Darianto STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan Manajemen

Perencanaan Dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Untuk Kelancaran 23

Produksi Pada Perusahaan Lily Bakery Lamongan

Alifah STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan Manajemen

Pengaruh Advertising Dan Sales Promotion Terhadap Volume Penjualan Produk 27

Pada Pt. Bank Mandiri Cabang Surabaya

Salamun STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan Manajemen

Analisis Efektivitas Pajak Hotel Dan Pajak Reklame Serta Kontribusinya Terhadap 34

Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Lamongan Tahun 2011-2015

Suryani Yuli Astuti STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan Perpajakan

Page 4: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

1

PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP LABA USAHA KOPERASI PADA

KOPERASI KARYAWAN “MELATI” STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN

ABDUL MAJID

ABSTRAK

Modal Kerja memegang peranan penting dalam mencapai tujuan koperasi.

Pengelolaan modal kerja yang baik dapat meningkatkan laba usaha koperasi pada Koperasi

Karyawan “Melati” STIKES Muhammadiyah Lamongan. Agar laba usaha dapat meningkat

penulis menyarankan hendaknya terus memperbesar modal kerja denganmenggalakkan

simpanan – simpanan anggota dan usaha – usaha lainnya sehingga semakin sejahtera para

anggotanya.

Populasi adalah keseluruhan satuan analisis yang merupakan sasaran penelitian. Populasi dari

penelitian ini adalah laporan keuangan anggota dan sisa hasil usaha selam tahun 2012 -

2014 (36 bulan) pada Koperasi MELATI STIKES Muhammadiyah Lamongan

Dari hasil Uji Hipotesis diketahui hasil dari uji t adalah nilai thitung11,246 kesimpulanya

adalah terdapat Pengaruh yang signifikan modal kerja terhadap laba usaha/SHU Koperasi.

Kata Kunci: Modal Kerja, Laba.

PENDAHULUAN Koperasi merupakan salah satu

bentuk usaha yang sesuai dengan

demokrasi Indonesia. Azas yang

digunakan dalam pengelolaan koperasi

mencerminkan pelaksanaan dari

demokrasi ekonomi yaitu azas

kekeluargaan. Pengelolaan koperasi tidak

hanya mengandalkan kualitas pengurus

saja akan tetapi juga mengharapkan

partisipasi para anggotanya.

Dengan memperhatikan azas yang

terkandung didalam koperasi maka ada

nilai lebih dari koperasi yang tidak

dimiliki oleh badan usaha lainnya. Nilai-

nilai kesetiakawanan, kekeluargaan,

gotong royong, solidaritas, demokrasi dan

kebersamaan merupakan suatu nilai lebih

tersendiri bagi koperasi. Hal inilah yang

menjadikan dasar koperasi sebagai

sokoguru perekonomian Indonesia

seperti yang termaktub dalam Undang

- Undang Dasar 1945. Koperasi diharapkan akan mampu menumbuhkan

dan mengembangkan ekonomi rakyat dan

mewujudkan kehidupan ekonomi yang

demokratis. Dalam kehidupan ekonomi

yang semakin mengglobal koperasi

seharusnya mempunyai ruang gerak dan

kesempatan usaha yang luas yang

menyangkut kepentingan kehidupan

ekonomi rakyat.

Oleh karena itu, pembangunan

koperasi perlu diarahkan sehingga lebih

bermanfaat bagi masyarakat ekonomi

kecil. Pengembangan diarahkan agar

koperasi benar-benar menerapkan prinsip

koperasi dan kaidah usaha ekonomi.

Dengan demikian koperasi merupakan

organisasi ekonomi yang mantap

demokratis, otonom, partisipatif serta

berwatak sosial. Pembinaan koperasi pada

dasarnya dimaksudkan untuk berperan

utama dalam kehidupan ekonomi rakyat.

Golongan masyarakat ekonomi lemah

baik yang tinggal di desa maupun di

kota perlu diajak dan diikutsertakan secara

aktif dan diberi kesempatan yang lebih

luas untuk membangun dirinya melalui

koperasi.

Didalam Undang-Undang RI No 25

Tahun 1992 tentang Perkoperasian,

dinyatakan bahwa koperasi bertujuan

memajukan kesejahteraan anggota pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya

serta ikut membangun tatanan

perekonomian nasional dalam rangka

mewujudkan masyarakat yang maju,

Page 5: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

2

adil, dan makmur berlandaskan Pancasila

dan Undang-Undang Dasar 1945.

Selain ingin mencapai tujuan dari

koperasi seperti yang tercantum di atas,

koperasi juga mempunyai fungsi dan

peran didalam masyarakat. Fungsi dan

peran yang dijalankan koperasi antara lain

membangun dan mengembangkan potensi

serta kemampuan ekonomi anggota pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya

untuk meningkatkan kesejahteraan

ekonomi dan sosialnya.

Dari kedua hal tersebut di atas dapat

disimpulkan bahwa koperasi mempunyai

dua dimensi yaitu dimensi ekonomi dan

dimensi sosial. Dimensi ekonomi yaitu

koperasi didalam menyelenggarakan

usahanya bertujuan untuk

mensejahterakan anggota. Sedangkan

dimensi sosial yaitu koperasi merupakan

kumpulan orang-orang yang bekerjasama

atas azas kekeluargaan.

Koperasi adalah suatu Badan Usaha,

maka kecuali bertujuan memenuhi

kebutuhan anggotanya juga harus mampu

menghasilkan keuntungan atau laba.

Kemampuan suatu perusahaan

menghasilkan laba dalam periode tertentu

disebut Rentabilitas. SHU atau laba yang

besar bukanlah jaminan bahwa koperasi

tersebut telah bekerja dengan efisien.

Efisiensi baru dapat diketahui. dengan

membandingkan laba yang diperoleh itu

dengan kekayaan atau modal yang

menghasilkan laba tersebut. Efisiensi

sangat diperlukan oleh koperasi karena

akan memungkinkan koperasi dapat

beroperasi se-ekonomis mungkin.

Sebagai organisasi ekonomi koperasi

dalam menjalankan usahanya memerlukan

modal usaha. Peranan modal didalam

operasional koperasi mempunyai

kontribusi yang sangat penting karena

tanpa modal yang cukup koperasi tidak

akan berjalan lancar. Schwiedland

memberikan pengertian modal dalam arti

luas dimana modal itu meliputi baik

modal dalam bentuk uang maupun dalam

bentuk barang, misalnya mesin, barang-

barang dagangan dan lain sebagainya .

(Riyanto, 2001 : 17). Dengan demikian

modal dapat berupa uang maupun harta

lainnya yang mempunyai nilai uang

yang digunakan untuk menjalankan usaha.

Modal koperasi terdiri dari modal

sendiri dan modal pinjaman. Modal

sendiri dapat berasal dari: simpanan

pokok, simpanan wajib, dana cadangan

dan hibah. Sedangkan modal pinjaman

dapat berasal dari : anggota, koperasi

lainnya dan atau anggotanya, bank dan

lembaga keuangan lainnya.

Koperasi Serba Usaha Sejati Mulia

Jatipadang adalah koperasi yang

keanggotaannya bersifat terbuka dan

umum untuk semua golongan

masyarakat, apakah itu PNS, pensiunan,

pegawai swasta, pedagang, ibu rumah

tangga, dan sebagainya. Tanpa

membedakan suku, agama, dan ras.

Koperasi Serba Usaha Sejati Mulia

merupakan salah satu jenis koperasi yang

membutuhkan modal yang cukup untuk

menggerakkan dan meningkatkan seluruh

bidang usahanya. Modal kerja merupakan

faktor yang tidak kalah penting jika

dibandingkan dengan faktor yang lain

misalnya : tenaga kerja, mesin atau alat

produksi dan bangunan. Modal kerja

mempunyai hubungan yang erat dengan

kegiatan operasi sehari-hari, karena selalu

dibutuhkan untuk membelanjakan

koperasi secara terus menerus. Modal

kerja yang cukup, memungkinkan bagi

perusahaan untuk beroperasi seekonomis

mungkin dan perusahaan tidak mengalami

kesulitan atau menghadapi bahaya-bahaya

yang mungkin timbul karena ada krisis

atau kekacauan keuangan.

Dengan modal kerja koperasi yang

ada, koperasi dapat menggunakannya

seefektif dan seefisien mungkin agar

dapat menghasilkan sisa hasil usaha

secara kontinyu. Namun sering terjadi

juga koperasi hanya mendapatkan sisa

hasil usaha besar pada tahun – tahun

pertama dan tahun – tahun berikutnya

mulai menurun.

Salah satu penyebabnya adalah

pihak manajemen tidak dapat

Page 6: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

3

menggunakan modal kerja koperasi

secara efektif dan efisien. Untuk

mengukur efisiensi dalam pengelolaan

kekayaan koperasi dapat menggunakan

ratio rentabilitas yaitu membandingkan

antara sisa hasil usaha dengan modal yang

digunakan dalam operasi laporan

keuangan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan

pendekatan survei, Singarimbun dan Efendy

(2005) menyatakan bahwa “Survei

merupakan penelitian yang mengambil

sampel dari satu populasi dengan

menggunakan kuesioner sebagai alat

pengumpulan data yang pokok dan secara

umum menggunakan metode statistik”

Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu

untuk mengetahui apakah ada pengaruh modal

kerja yang diperoleh dari simpanan –

simpanan anggota terhadap laba atau SHU

pada Koperasi MELATI STIKES

Muhammadiyah Lamongan. Metode ini adalah

metode Expose Facto dengan pendekatan

korelasi dan observasi langsung pada pihak

yang berwenang di koperasi tersebut.

Metode Expose Facto adalah suatu

penelitian empiris yang tidak dapat

mngendalikan variabel bebas (x) adalah

modal kerja sedangkan variabel terikat (y)

adalah laba atau SHU.

Alasan peneliti menggunakan metode

Expose Facto karena peneliti mengambil data

yang sudah terjadi sebelum penelitian ini

dilaksanakan sehingga peneliti dapat langsung

mengambil data yang diperlukan sehingga

sesuai dengan pengertian dari metode

penelitian Expose Facto itu sendiri yaitu suatu

penelitian yang dilakukan untuk meneliti

peristiwa yang telah terjadi dan kemudian

merunut ke belakang untuk mengetahui

faktor – faktor yang menimbulkan kejadian

tersebut (Sugiyono, 2007:7). Dengan demikian

tujuan memperoleh informasi yang

berhubungan dengan Hubungan Modal Kerja

dengan Laba Usaha dapat diperoleh

Populasi adalah keseluruhan satuan

analisis yang merupakan sasaran penelitian.

Populasi dari penelitian ini adalah laporan

keuangan anggota dan sisa hasil usaha selam

tahun 2012 - 2014 (36 bulan) pada Koperasi

MELATI STIKES Muhammadiyah Lamongan

Sampel dalam penelitian ini diambil

dari populasi yaitu data simpanan sisa hasil

usaha tahun 2012 - 2014 (36 bulan)

Model analisis data yang digunakan

dalam hipotesis ini adalah analisis Model

Regresi Linear sederhana.

HASIL PENELITIAN

DESKRIPSI VARIABEL HASIL

PENELITIAN

Modal Kerja

Adapun modal kerja berdasarkan data

dari Koperasi Karyawan Melati STIKES

Muhammadiyah Lamongan yang diperoleh

dari simpanan pokok, simpanan wajib, dan

simpanan sukarela. Data yang diambil oleh

peneliti adalah data yang diambil selama 3

tahun yaitu dari tahun 2012 sampai dengan

tahun 2014.

Tabel 4.1 Modal Koperasi Karyawan “Metali”

STIKES Muhammadiyah Lamongan Bulan 2012 2013 2014

Januari 4,100,000 5,100,000 6,900,000

Pebruari 4,250,000 5,450,000 6,750,000

Maret 3,960,000 5,800,000 6,950,000

April 4,410,000 5,300,000 7,050,000

Mei 4,050,000 4,900,000 7,200,000

Juni 3,600,000 5,600,000 7,100,000

Juli 4,300,000 6,100,000 6,850,000

Agustus 4,650,000 6,000,000 7,300,000

September 3,590,000 5,100,000 6,550,000

Oktober 4,750,000 6,100,000 7,200,000

Nopember 4,960,000 6,200,000 7,300,000

Desember 5,778,400 6,364,000 7,030,000

Jumlah 52,398,400 68,014,000 84,180,000

Page 7: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

4

Penjelasan responden tentang Modal

Koperasi Melati STIKES Muhammadiyah

Lamongan pada table 4.1 perolehan modal

paling banyak adalah pada tahun 2014 senilai

84.180.000.

Laba Usaha / Sisa Hasil Usaha

Tabel 4.2 Laba Koperasi Karyawan “Metali”

STIKES Muhammadiyah Lamongan Bulan 2012 2013 2014

Januari 610,000 900,000 1,000,000

Pebruari 710,000 960,000 970,000

Maret 550,000 990,000 990,000

April 700,000 920,000 1,150,000

Mei 610,000 890,000 1,200,000

Juni 500,000 970,000 1,175,000

Juli 750,000 1,050,000 950,000

Agustus 790,000 1,020,000 1,250,000

September 600,000 900,000 950,000

Oktober 770,000 1,000,000 1,400,000

Nopember 790,000 1,210,000 1,550,000

Desember 810,000 1,300,000 1,224,000

Jumlah 8,190,000 12,110,000 13,809,000

Penjelasan responden tentang Laba

Usaha Koperasi Melati STIKES

Muhammadiyah Lamongan pada table 4.2

perolehan modal paling banyak adalah pada

tahun 2014 senilai 13.809.000.

Uji Regresi Liner Sederhana

Tabel 4.5 Koefisiensi Regresi Liner sederhana Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta

Tolerance VIF

1 (Constant)

-87923.004

94008.809

-.935 .356

Modal .182 .016 .888 11.246 .000 1.000 1.000

a. Dependent Variable: Laba

Sumber : Hasil penelitian, 2015 (data

diolah)

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dituliskan

persamaan regresi linier sederhana sebagai

berikut :

Y = -87923.004 + 0. 182 X1 + e

Hasil persamaan regresi linier sederhana

menunjukkan bahwa jika dilakukan perubahan

Modal (X) kearah perubahan yang lebih baik

maka hal ini akan menyebabkan perubahan

kepada Laba Koperasi Karyawan Melati

STIKES Muhammadiyah Lamongan (Y).

Uji Hipotesis

Pengaruh Modal terhadap Laba Koperasi

Karyawan “Melati” STIKES

Muhammadiyah Lamongan

Dari Tabel 4.5 di atas diperoleh nilai

thitung dari setiap variabel independen dalam

penelitian ini. Nilai thitung dari setiap variabel

independen akan dibandingkan dengan nilai

ttable dengan menggunakan tingkat kepercayaan

(confidence interval) 95% atau α = 0,05 maka

diperoleh nilai ttabel 2,02.

Hasil pengujian hipotesis secara

parsial menunjukkan bahwa variabel Disiplin

Kerja (X1) memiliki nilai thitung (11.246) > nilai

ttabel (2,02), maka keputusannya adalah

menerima Ha dan H0 ditolak. Hal ini berarti

Modal berpengaruh signifikan terhadap Laba

Koperasi Karyawan Melati STIKES

Muhammadiyah Lamongan

PEMBAHASAN

Pengaruh Modal terhadap Laba Koperasi

Karyawan “Melati” STIKES

Muhammadiyah Lamongan

Hasil pengujian hipotesis secara parsial

menunjukkan bahwa variabel Disiplin Kerja

(X1) memiliki nilai thitung (11.246) > nilai ttabel

(2,02), maka keputusannya adalah menerima

Ha dan H0 ditolak. Hal ini berarti Modal

berpengaruh signifikan terhadap Laba

Koperasi Karyawan Melati STIKES

Muhammadiyah Lamongan

Jumlah modal yang diperlukan oleh

suatu koperasi sudah harus bisa ditentukan

dalam proses pengorganisasian atau pada

waktu pendiriannya dengan rincian berapa

untuk modal tetap atau disebut juga sebagai

modal jangka panjang dan berapa untuk modal

kerja atau yang disebut juga modal jangka

pendek.

Page 8: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

5

Adanya modal kerja yang cukup

sangat penting bagi suatu perusahaan karena

dengan modal kerja yang cukup itu

memungkinkan bagi perusahaan untuk

beroperasi dengan seekonomis mungkin dan

perusahaan tidak mengalami kesulitan atau

menghadapi bahaya – bahaya yang mungkin

timbul karena adanya krisis atau kekacauan

keuangan.

Jadi jika koperasi menaikkan atau

meningkatkan modal kerja yang besar maka

akan lebih memungkinkan meningkatnya laba

usaha koperasi/sisa hasil usaha Koperasi

Karyawan Melati STIKES Muhammadiyah

Lamongan

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan, maka ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

Ada pengaruh Modal terhadap Laba pada

Koperasi Karyawan Melati STIKES

Muhammadiyah Lamongan

SARAN 1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan

bagi Koperasi Karyawan Melati STIKES

Muhammadiyah Lamongan dalam

meningkatkan Modal

2. Menambah wawasan dan pengetahuan

bagi peneliti dalam mengembangkan hal-

hal yang berhubungan dengan Modal dan

Laba Usaha Koperasi Karyawan Melati

STIKES Muhammadiyah Lamongan

3. Sebagai tambahan khasanah penelitian

bagi Program Studi Akuntansi Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi KH Ahmad Dahlan

Lamongan.

4. Sebagai referensi atau perbandingan bagi

peneliti selanjutnya yang akan melakukan

penelitian di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Edhi Susanto, dan M. Firdaus. 2002.

Perkoperasian Sejarah Teori dan

Praktek. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Arifin Sitio dan Halomoan Tamba. 2001.

Koperasi Teori dan Praktek.

Jakarta: Erlangga.

Arikunto Suharsimi. 2000. Manajemen

Penelitian. Jakarta: Br. Bineka Cipta.

Baswir Revrisond. 2000. Koperasi

Dalam Teori dan Praktek. Jakarta:

P.T. Asdi Mahasatya.

G. Kartasapoetra, dan A.G. Kartasapoetra

dkk.2003. Koperasi Indonesia.

Jakarta: Rineka Cipta.

Hendrojogi. 2004. Koperasi Asas Teori

dan Praktek. Jakarta: P.T.

Grafindo Persada.

Iskandar, M Soesilo. 2008. Dinamika

Gerakan Koperasi Indonesia.

Jakarta: Wahana Semesta Intermedia.

Kadir dan Raihan. 2006. Statistik Sosial.

Jakarta: Universitas Islam Negeri

Jakarta.

Kusnadi, dan Hendar. 2005. Ekonomi

Koperasi. Jakarta: Fakultas Ekonomi.

Munawir,S. 2004. Analisa Laporan

Keuangan. Yogyakarta : Liberty.

Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian.

Jakarta: Ghalia Indonesia.

Riyanto, Bambang, 2001. Dasar-dasar

Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:

BPFE.

Page 9: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

6

PENGARUH INFLASI DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO TERHADAP HARGA SAHAM

PT. ASURANSI HARTA AMAN PRATAMA Tbk TAHUN 2012-2014

HETI NUR ANI

ABSTRAK

This research aims to determine the influence of independent variables consisting of inflation and Gross

Domestic Bruto (GDP) on stock prices , as well as identify and analyze the dominant variable affecting on stock price

of PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk period 2012-2014 who listed in Indonesia Stock Exchange.

This research also explains the existence of influence between the dependent and independent variables. The

population of this study were 36 month of . for sampling of this research is total sampling that sample is also same with

the population. Based on the population and the sample, then used multiple regression method to analyzed.

The results using multiple linear regression analysis showed inflation and Gross Domestic Bruto (GDP)

influenced of the stock price. Conclusion, it can be concluded that the two independent variables, consist inflation and

Gross Domestic Bruto (GDP) have an influence on PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk’s stock price.

Keywords : Interest Rates, Exchange Rates Money, Inflation, Stock Price

PENDAHULUAN

Hendrianto (2012) dalam Gede Sanjaya dan

Dyan Yuniartha (2014) Mengungkapkan semakin

berat persaingan antar perusahaan maka

mengakibatkan semakin besar pula dana yang

dibutuhkan untuk mengembangkan perusahaannya.

Salah satu sumber dana tersebut adalah dengan

menjual saham. Dimana perusahaan akan berlomba-

lomba untuk menarik investor agar mau menanamkan

modalnya. Menurut M. Irsan Nasarudin,dkk (2004)

saham dikeluarkan dalam rangka pendirian

perusahaan, pemenuhan modal dasar atau peningkatan

modal dasar. Renny Wijaya (2013) Menyebutkan

bahwa saham adalah instrument investasi yang banyak

dipilih investor karena mampu memberikan return

yang menarik. Gede sanjaya dan Dyan Yuniartha

(2014) Menerangkan bahwa Para investor tentunya

membutuhkan informasi terpercaya dan relevan yang

diperoleh dari laporan keuangan perusahaan untuk

kegiatan menganalisis dan memilih saham.

Harga saham yang tinggi akan menarik minat

investor untuk berinvestasi diperusahaan tersebut.

Akan tetapi harga saham tak selamanya meningkat

terkadang juga mengalami penurunan. Menurut

Zuhdin Amin (2012) fluktuasi harga saham tergantung

pada kekuatan permintaan dan penawaran.

Suramaya Suci Kewal (2012) Menerangkan

bahwa kemampuan investor dalam memahami dan

memperkirakan kondisi ekonomi makro di masa

datang akan sangat berguna dalam pembuatan

keputusan investasi yang menguntungkan. Untuk itu,

seorang investor harus memperoleh informasi yang

relevan sebelemu mangambil keputusan untuk

investasinya. Menurut Juwita (2013) dalam Gede

Sanjaya dan Dyan Yuniartha (2014) Menyebutkan

bahwa penilaian secara aktual dapat menurukan resiko

serta dapat membantu calon investor untuk

memperoleh keuntungan yang sewajarnya.

Semakin meningkatnya perkembangan

perusahaan asuransi di Indonesia akan tetapi animo

masyarakat terhadap asuransi masih tergolong rendah.

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengatakan

bahwa fungsi asuransi jiwa belum disadari oleh

masyarakat Indonesia saat ini. Hal tersebut dapat

dilihat dari populasi masyarakat Indonesia yang jauh

lebih besar dibandingkan penetrasi asuransi jiwa saat

ini. Ketua Umum dari Asosiasi Asuransi Jiwa

Indonesia (AAJI) dalam Gede Sanjaya dan Dyan

Yuniartha (2014) Mengatakan bahwa pemahaman

masyarakat terhadap investasi dalam berasuransi

masih sangat rendah sehingga menjadi sebuah

tantangan bagi perusahaan asuransi. Tetapi perusahaan

perasuransian Indonesia meyakini bahwa potensi

untuk berkembang masih terbuka lebar. Maka dari itu,

persaingan perusahaan asuransi akan semakin ketat.

Hal ini mengakibatkan perusahaan mau tidak mau

harus berani mengambil langkah yang tepat dalam

persaingan. Salah satu perusahaan yang bergerak

dibidang asuransi adalah PT ASURANSI HARTA

AMAN PRATAMA Tbk yang berkantor pusat di

Jakarta dan mempunyai kantor cabang di Surabaya.

Andri (2013) dalam Gede Sanjaya dan Dyan

Yuniartha (2014) Mengemukakan ada beberapa faktor

eksternal yang mempengaruhi harga saham antara lain

inflasi dan Produk Domestik Bruto.

Page 10: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

7

Pertumbuhan PDB Indonesia dari tahun 2012

sampai tahun 2014 menunjukkan tren naik. Menurut

Suramaya Suci Kewal (2012) Secara teori dapat

dijelaskan bahwa peningkatan PDB dapat

meningkatkan daya beli konsumen terhadap

produk‐produk perusahaan sehingga meningkatkan

profitabilitas perusahaan. Dengan adanya peningkatan

profitabilitas perusahaan dapat meningkatkan

kepercayaan investor sehingga dapat meningkatkan

harga saham. tingkat inflasi yang tinggi biasanya

dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang terlalu panas

(overheated). Artinya, kondisi ekonomi mengalami

permintaan atas produk yang melebihi kapasitas

penawaran produknya, sehingga harga‐harga

cenderung mengalami kenaikan. Jika peningkatan

biaya produksi lebih tinggi dari peningkatan harga

yang dapat dinikmati oleh perusahaan maka

profitabilitas perusahaan akan turun. Jika profit yang

diperoleh perusahaan kecil, hal ini akan

mengakibatkan para investor enggan menanamkan

dananya di perusahaan tersebut sehingga harga saham

menurun.

METODE PENELITIAN

Pengertian Penelitian

Retno Rahayu Amsari (2014) metode penelitian

adalah sekumpulan peraturan kegiatan dan prosedur

yang digambarkan oleh pelaku disiplin ilmu, metode

merupakan suatu cara pemecahan masalah yang

sitematis. Juga merupakan suatu usaha yang

terorganisir untuk menyelidiki masalah tertentu yang

memerlukan jawaban. Hakikat penelitian dapat

dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang

mendorong untuk peneliti untuk melakukan penelitian.

Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian

deskriptif kuantitatif. Pendekatan kuatitatif menurut

Sujoko efferin,dkk (2008) ialah penelitian yang

menekankan pada pengujian teori-teori, dan atau

hipotesis melalui pengukuran variabel-variabel

penelitian dalam bentuk angka (Quantitave) dan

melakukan analisis data dengan prosedur statistik atau

permodelan.

Susunan Kerangka Kerja

Gambar 2.1 Kerangka Kerja

Variabel Operasional

Elyristian (2013) menerangkan bahwa operasionalisasi

variabel diperlukan untuk menjabarkan variabel

penelitian ke dalam konsep dimensi dan indikator.

Page 11: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

8

Tabel 2.1 Variabel Operasional

HASIL PENELITIAN

Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi, variabel bebas dan terikat

keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.

Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi

data normal atau mendekati normal.

3.1. Hasil Uji Normalitas

3.2. Tabel Hasil Uji Normalitas

2. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan menguji

apakah dalam model regresi ini terjadi ketidaksamaan

varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Jika varians dari satu pengamatan ke

pengamatan lain yang tetap, maka disebut

homokedastisitas dan jika berbeda disebut

heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah

homokedastisitas atau tidak terjadi

heterokedastisitas.

3.2. Hasil Uji Heterokedastisitas

3.2.1 Tabel Hasil Uji Heterokedastisitas

Uji Regresi Linier Berganda

Dalam penelitian ini disertakan Uji F

(serentak) dan uji t (masing-masing) untuk

mengetahui apakah variabel bebas yaitu Inflasi (X1)

dan PDB (X2) secara simultan dan parsial berpengaruh

terhadap Harga Saham (Y) dengan taraf kesalahan 5%

(0.05).

1. Uji F

Kriteria pengambilan keputusan adalah jika Fhitung >

Ftabel maka Ha diterima. Untuk itu dalam penelitian

ini disertakan uji F seperti yang terlihat dalam tabel

berikut:

Tabel 4.7 Perhitungan Uji F

Model df Mean

Square

F Sig.

1

Regressi

on 2 1982.781 9.285 .001b

Residual 33 213.540

Total 35

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa Fhitung

sebesar 9,285 dengan df1 = 2 dan df2 =33 Maka Ftabel

sebesar 3.28. Dari perhitungan diatas diketahui bahwa

nilai Fhitung > Ftabel (9.285>3.28) dengan tingkat

signifikan 0.001<0.05 sehingga Ha diterima artinya

variabel Inflasi (X1) dan PDB (X2) berpengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel Harga saham (Y)

pada tingkat kepercayaan 95%.

Page 12: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

9

Dalam penelitian ini juga dicantumkan uji t

(parsial) untuk mengetahui apakah variabel bebas

Inflasi (X1) dan PDB (X2) secara individual atau

parsial mempunyai pengaruh yang signifikan ata tidak.

Berikut ini tabel untuk mengetahui pengaruh variabel

bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) :

Tabel 4.8 Hasil Uji t

variabel Unstand

ardized

Coeffici

ents

t Sig. Keterangan

B

1

(Cons

tant) 95.213 3.356 .002

Sig

inflasi -6.343 -3.830 .001

Sig

Pdb .001 3.657 .001

Sig

a. Variabel Inflasi (X1)

Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa thitung

adalah -3.830 e = 5%; df = n-k-1 = 36-2-1= 33 maka

ttabel 2.034.

Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui

bahwa variabel Inflasi (X1) berpengaruh signifikan

pada e = 5% dengan thitung < ttabel ( -3.830 < -2.034)

dengan tingkat signifikan 0.001<0.05. Sehingga Ha

diterima, artinya variabel Inflasi (X1) berpengaruh

signifikan (nyata) terhadap variabel harga saham pada

tingkat kepercayan 95%.

b. Variabel PDB (X2)

Dari hasil analisis regresi diketahui bahwa thitung

adalah 3.657. e = 5%; df = n-k-1 = 36-2-1= 33 maka

ttabel 2.034.

Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui

bahwa variabel PDB (X2) berpengaruh signifikan pada

e = 5% dengan thitung > ttabel (3.657 > 2.034) dengan

tingkat signifikan 0.001<0.05. Dengan demikian Ha

diterima, artinya variabel PDB (X2) berpengaruh

signifikan (nyata) terhadap variabel harga saham pada

tingkat kepercayan 95%.

PEMBAHASAN

Berdasarkan uji F diketahui bahwa diketahui

bahwa nilai Fhitung > Ftabel (9.285>3.28) dengan

tingkat signifikan 0.001<0.05 dengan e = 5% sehingga

Ha diterima artinya variabel Inflasi (X1) dan PDB

(X2) berpengaruh secara bersama-sama terhadap

variabel Harga saham (Y) pada tingkat kepercayaan

95%.

Berdasarkan uji t variabel inflasi diketahui bahwa

thitung < ttabel ( -3.830 < -2.034) dengan tingkat

signifikan 0.001<0.05 pada e = 5% sehingga inflasi

berpengaruh signifikan terhadap harga saham, yang

berarti setiap peningkatan inflasi 1% maka harga

saham akan turun sebesar Rp. 6,343 dengan asumsi

variabel bebas lainnya tetap.

Berdasarkan uji t variabel PDB diketahui bahwa

thitung > ttabel (3.657 > 2.034) pada e = 5% dengan

tingkat signifikan 0.001<0.05 sehingga PDB

berpengaruh signifikan terhadap harga saham, yang

berarti setiap peningkatan Rp. 1 milliar maka harga

saham akan naik sebesar Rp. 0.001 dengan asumsi

variabel bebas lainnya tetap.

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah

Inflasi dan PDB berpengaruh terhadap harga saham

pada PT. Asuransi Harta Aman Pratam Tbk.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh

peneliti pada PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Pengaruh inflasi dan PDB terhadap harga saham

PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk. Berdasarkan

tabel diatas terdapat tingkat signfikansi 0,001. Maka

tingkat signifikansi 0,001 < 0,05 yang artinya Ha

diterima. Sehingga ada pengaruh Inflasi dan PDB

terhadap harga PT. Asuransi Harta Aman Pratama

Tbk.

Pengaruh inflasi terhadap harga saham PT.

Asuransi Harta Aman Pratama Tbk. Berdasarkan tabel

diatas nilai tingkat signifikansi adalah 0,001 dan

besaran keofisien adalah -6,343. Maka tingkat

sigifikansi 0,001 < 0,05 yang artinya Ha diterima yaitu

ada pengaruh inflasi terhadap harga saham PT.

Asuransi Harta Aman Pratama Tbk. Sehingga jika

inflasi naik 1% maka harga saham akan turun Rp.

6,343.

Pengaruh PDB terhadap harga saham PT.

Asuransi Harta Aman Pratama Tbk. Berdasarkan tabel

diatas nilai tingkat signifikansi adalah 0,001 dan

besaran keofisien adalah 0,001. Maka tingkat

sigifikansi 0,001 < 0,05 yang artinya Ha diterima yaitu

ada pengaruh PDB terhadap harga saham PT.

Asuransi Harta Aman Pratama Tbk. Sehingga jika

PDB naik Rp.1 miliiar maka harga saham akan naik

Rp. 0,001.

Page 13: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

10

SARAN

Saran yang bisa disampaikan dari hasil penelitian ini

adalah:

1. Perusahaan selaku pengelola saham diharapkan

memperhatikan peningkatan inflasi dan PDB

dalam setiap keputusan yang menyangkut harga

saham karena akan mempengaruhi pada

peningkatan harga saham.

2. Bagi investor yang akan melakukan investasi pada

perusahaan PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk

disarankan agar dapat lebih memperhatikan

kondisi ekonomi makro seperti Inflasi dan PDB

yang berpengaruh pada harga saham sebagai acuan

untuk menilai kelayakan investasi kedepannya.

3. Bagi peneliti berikutnya disarankan agar

menggunakan variabel-variabel lain yang

diprediksi akan lebih berpengaruh dan

memberikan gambaran terperinci terhadap

perubahan harga saham baik dari sisi kinerja

keuangan maupun dari faktor makro ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Muhammad Zuhdi, 2012, Pengaruh Tingkat

Inflasi, Suku Bunga SBI, Nilai Kurs Dollar

(USD/IDR), Dan Indeks Dow Jones (DJIA)

Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham

Gabungan Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

(Periode 2008-2011), Skripsi, Jurusan

Akuntansi FEB UB, Malang.

Amsari, Retno Rahayu, 2014 Pengaruh Tingkat Inflasi

Dan Suku Bunga Terhadap Indeks Harga

Saham Gabungan (IHSG) Di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2011-2013, Skripsi, Jurusan

Akuntansi STIE Ahmad Dahlan Lamongan,

Lamongan

Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik,

Rhineka Cipta: Jakarta

Baramuli, Dedy N., 2008, Pengaruh Inflasi, Nilai

Tukar, Tingkat Bunga dan PDB Terhadap

Return dan Harga Saham. Jurnal Riset

Akuntansi Gaina Concern, FE UNSRAT.

Efferin, Sujoko, Stevanus Hadi Darmadji, Yuliawati

Tan, 2008, Metode Penelitian Akuntansi:

Mengungkap Fenomena Dengan Pendekatan

Kuantitatif dan Kualitatif, Cetakan Pertama,

Graha Ilmu: Yogyakarta.

Elyristian, 2013, Pengaruh Tingkat Suku Bunga

Sertifikat Bank Indonesia Dan Tingkat Inflasi

Studi Kasus Perusahaan Asuransi Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun

2006-2011, Skripsi, Jurusan Akuntansi Unpas,

Bandung.

Hismendi, Abubakar Hamzah, Said Musnadi, 2013,

Analisis Pengaruh Nilai Tukar, SBI, Inflasi dan

Pertumbuhan GDP Terhadap Pergerakan

Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek

Indonesia, Jurnal Ilmu Ekonomi, Volume 1,

No. 2 (2013) : 2302-0172

Judro, M. Solikin, 2007, Karakteristik Tekanan Inflasi

Di Indonesia: Pengaruh Dinamis Sisi

Permintaan-Penawaran dan Prospek Ke

Depan, Buletin Ekonomi Moneter dan

Perbankan.

Kewal, Suramaya Suci, 2012, Pengaruh Inflasi, Suku

Bunga, Kurs, Dan Pertumbuhan PDB

Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan,

Jurnal Economia, Volume 8, Nomer 1, April

2012

Mankiw, N. Gregory, 2007, Makro Ekonomi, Edisi 6,

Erlangga : Jakarta.

Nasarudin, M. Irsan dan Inder Surya, 2004, Aspek

Hukum Pasar Modal Indonesia, Prenada

Media: Jakarta. Nugrahani, Tri Siwi dan Dian

Hiftiani Traioko, 2011, Perbedaan

Pertumbuhan Ekonomi, Investasi Domestik

Dan Ekspor Antara Sebelum dan Sesudah

Krisis, Jurnal.

Samuelson, Paul. A., William D. Nordhaus, 2004,

Ilmu Makro Ekonomi, Edisi Tujuh Belas, PT.

Media Global Edukasi: Jakarta

Sanjaya, Gede dan Dyan Yaniartha, 2014, Pengaruh

Leverage, Inflasi, Dan PDB Pada Harga

Saham Perusahaan Asuransi, E-Jurnal

Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 9.2

(2014) : 449-464.

Sari, Erni Indah, Ervita Safitri, Ratna Juwita, (2013),

Pengaruh Inflasi Dan Tingkat Suku Bunga

Terhadap Return Saham PT. Indofood Sukses

Makmur Tbk, Jurnal, Jurusan Managemen

STIE MDP.

Sitorus, Rut Milinda, 2009, Analisis Pengaruh Tingkat

Suku Bunga dan PDB Terhadap Pertumbuhan

Reksadana Di Indonesia, Skripsi, Jurusan

Page 14: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

11

Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara, Medan.

Sukirno, Sadono, 2006, Teori Pengantar Mikro

Ekonomi, Edisi 3, PT. Raja Grafindo Persada :

Jakarta.

Suryanto dan I Ketut Wijaya Kesuma, 2012, Pengaruh

Kinerja Keuangan, Tingkat Inflasi Dan PDB

Terhadap Harga Saham Perusahaan F&B,

Jurnal, Fakultas Ekonomi Universitas Udayana

(Unud), Bali

Untung, Budi, 2011, Hukum Bisnis Pasar Modal, CV.

Andi Offset: Yogyakarta.

Wijaya, Renny, 2013, Pengaruh Fundamental

Ekonomi Makro Terhadap Indeks Harga

Saham Gabungan Pada Bursa Efek Indonesia

Tahun 2006-2011, Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Universitas Surabaya, Vol.02 No.1.

Page 15: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

12

PENGARUH PENGAWASAN DAN KEDISIPLINAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

PT.ISS INDONESIA DI RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK

DARIANTO

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengawasan dan kedisiplinan kerja terhadap kinerja

karyawan PT.ISS Indonesia Rumah Sakit Semen Gresik. Data yang digunakan bersumber dari karyawan rumah sakit

semen gresik dengan menggunakan metode Total Sampling dalam pemilihan responden. Jumlah sampel 60 karyawan

PT.ISS Rumah Sakit Semen Gresik.

Metode pengolahan data menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini secara parsial

menunjukkan bahwa pengawasan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan sebesar 0.539 atau 5.39%,

kedisiplinan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan sebesar 0.225 atau 2.25%. Secara simultan

pengawasan dan kedisiplinan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan sebesar 74.0% dan sisanya 26.0%

di pengaruhi oleh sebab – sebab lain yang tidak termasuk dalam analisis regresi ini.

Kata Kunci: Pengawasan, Kedisiplinan Kerja dan Kinerja Karyawan

PENDAHULUAN

Kegiatan suatu instansi perusahaan tidak akan

berjalan tanpa adanya peranan Sumber Daya Manusia

yang merupakan salah satu faktor utama yang sangat

penting dalam suatu instansi. Instansi merupakan

kegiatan orang-orang dalam usaha mencapai tujuan.

Dalam wadah kegiatan itu, setiap orang atau

karyawan harus jelas tentang tugas, wewenang dan

tanggung jawabnya masing-masing. Pemanfaatan

Sumber Daya Manusia secara efektif merupakan

jalan bagi suatu instansi untuk mempertahankan

kelangsungan hidup dan pertumbuhan dimasa yang

akan datang. Dengan kata lain keberhasilan atau

kemunduran suatu instansi perusahaan tergantung

pada keahlian dan keterampilan karyawannya

masing-masing yang bekerja didalamnya.

Untuk menciptakan keberhasilan kerja seorang

karyawan, seorang pimpinan harus melakukan suatu

langkah manajemen agar tujuan instansi perusahaan

dapat tercapai. Salah satu langkah tersebut adalah

melakukan pengawasan terhadap segala sesuatu

pekerjaan yang dilakukan seorang karyawan.

Pengawasan menjadi suatu unsur yang terpenting

dalam pembinaan individu didalam instansi

perusahaan, karena pengawasan merupakan tenaga

penggerak bagi para bawahan atau karyawan agar

dapat bertindak sesuai dengan apa yang telah

direncanakan menurut aturan yang berlaku.

Pengawasan juga merupakan kewajiban setiap atasan

untuk mengawasi bawahannya yang bersifat preventif

dan pembinaan.

Dengan adanya pengawasan pimpinan dapat

mengetahui kegiatan-kegiatan nyata dari setiap aspek

dan setiap permasalahan pelaksanaan tugas-tugas

dalam lingkungan satuan instansi yang masing-

masing selanjutnya bilamana terjadi penyimpangan,

maka dapat dengan segera langsung mengambil

langkah perbaikan dan tindakan seperlunya sesuai

dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya

serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Tugas seorang pemimpin untuk mengawasi para

karyawan yang ada dalam lingkup instansinya dalam

proses pelaksanaan pekerjaan maupun faktor-faktor

yang ada dalam setiap diri individu karyawan yang

menyebabkan karyawan tersebut giat dan mempunyai

disiplin yang tinggi dalam bekerja. Instansi

perusahaan yang baik memiliki struktur organisasi

dan tugas yang jelas, sehingga fungsi pengawasan

yang menjadi tugas para pimpinan dapat dengan

mudah dilaksanakan.

Terjadinya penyimpangan mengakibatkan hasil

kerja menurun karena itu setiap kegiatan yang

sedang berlangsung dalam instansi haruslah

berdasarkan fungsi-fungsi manajemen, dimana salah

satu diantaranya adalah fungsi pengawasan agar

tujuan instansi dapat tercapai secara efesien dan

efektif. Pelaksanaan kegiatan suatu instansi tanpa

adanya suatu pengawasan, dapat mengakibatkan

secara otomatis disiplin kerja menurun dan akan

berpengaruh langsung kepada kegiatan-kegiatan

lainnya. Sehingga dapat menghambat proses

kegiatan suatu instansi. Oleh karena itu dibutuhkan

suatu sistem pengawasan yang efektif sehingga

diharapkan dapat menghasilkan dampak yang positif

untuk perkembangan instansi tersebut.

Menurut Siagian (2008), mengemukakan

bahwa pengertian pengawasan berkisar pada

kegiatan pengamatan, penilaian, dan penciptaan

suatu sistem umpan balik agar tujuan yang sudah

ditetapkan dapat dicapai secara tepat.

Page 16: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

13

Menurut Strong (dalam Brantas: 2009),

menyebutkan Controlling is the process of

regulating the various factors in an enterprise

according to the requirement of its plans

(pengawasan adalah proses pengaturan berbagai

faktor dalam suatu perusahaan, agar pelaksanaan

sesusai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana).

Menurut Schermerhorn (2005: 317),

mendifinisikan pengawasan merupakan sebagai

proses dalam menetapkan ukuran kinerja dalam

pengambilan tindakan yang dapat mendukung

pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan

ukuran yang telah ditetapkan tersebut.

Menurut Hasibuan (2007), berpendapat

bahwa Kedisiplinan adalah kesadaran dan

kesediaan seseorang menaati semua peraturan

perusahaan dan norma-norma sosial yang

berlaku.Kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu

organisasi perusahaan. Tanpa dukungan disiplin

karyawan yang baik, sulit bagi perusahaan untuk

mewujudkan tujuannya. Jadi, kedisiplinan adalah

kunci keberhasilan suatu perusahaan dalam

mencapai tujuannya.

Di era globalisasi sekarang ini setiap instansi

pemerintah maupun swasta memiliki keinginan

untuk melakukan kemajuan di dalam struktur

organisasinya baik itu dari segi kemudahan

maupun tingkat pencapaian hasil. Hal ini menuntut

instansi pemerintah maupun swasta mencari

alternatif-alternatif jitu untuk mendukung apa yang

hendak dicapai dan dicita-citakan, seperti

dibutuhkannya pengawasan terhadap kinerja para

karyawan ataupun karyawan yang terdapat di

dalam instansi tersebut. Pengaruh pengawasan

terhadap kinerja karyawan menjadi sangat penting

untuk dibahas.

Hal ini dimaksud untuk melihat apakah

dengan diadakannya pengawasan dapat

berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada suatu

instansi perusahaan. Pada instansi swasta khususnya

yang perlu dilakukan pengawasan yang efektif

sehingga disiplin atau kinerja karyawan dapat

ditingkatkan untuk memacu produktifitas kerja

karyawan yang tinggi. Apabila ada pengawasan

yang dilakukan secara efektif dari manajer maka

semangat kerja akan timbul, dan para karyawan

secara otomatis akan bekerja rajin dengan disiplin

kerja yang tinggi serta bertanggung jawab

sehingga produktifitas kerja dapat meningkat

dengan sendirinya.

Definisi kinerja menurut Prabu (2006: 9), bahwa

“Kinerja pegawai (prestasi kerja) adalah hasil kerja

secara kualitas dan kuantitas yang tercapai oleh

seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya

sesuai tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.

Menurut Gomes yang dikutip oleh Anwar Prabu

(2006: 9), mengemukakan definisi kinerja pegawai

sebagai : ”Ungkapan seprti output, efisiensi serta

efektifitas sering dihubungkan dengan produktivitas”.

Untuk dapat berlangsungnya proses produksi secara

terus menerus dan kelangsungan

METODE PENELITIAN

Kerangka Kerja

Kerangka kerja ( framework ) adalah suatu

struktur konseptual dasar yang digunakan untuk

memecahkan atau menangaani suatu masalah

kompleks, untuk mengambarkan suatu konsep yang

memungkinkan penanganan berbagai jenis atau

entitas bisnis.

Gambar 2.1 Kerangka Kerja

Penentuan Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2008:115), Populasi

adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu.

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini

populasinya adalah semua karyawan PT. ISS

Indonesia di RS. Semen Gresik.

2. Teknik Sampling

Page 17: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

14

Teknik Sampling menurut Sugiyono

(2007:81) adalah merupakan teknik pengambilan

sampel secara tepat untuk tujuan penelitian. Pada

penelitian ini menggunakan proporsive sampling

adalah cara pengambilan sampel dengan menetapkan

ciri yang sesuai dengan tujuan.

Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel

Variabel penelitian adalah hal-hal yang

dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai

(Sekaran, 2006). Penelitian ini menggunakan dua

variabel yaitu variabel independen dan variabel

dependen, variabel yang terdapat dalam penelitian ini

adalah :

a) Variabel bebas (Independent Variable)

Variabel independen adalah variabel yang

mempengaruhi variabel dependen, baik yang

pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya

negatif (Ferdinand,2006). Sebagai variabel bebas

dalam penelitian ini adalah:

1. Pengaruh Pengawasan (X1)

2. Kidisiplinan Kerja (X2)

b) Variabel terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat merupakan variabel yang

fungsinya dipengaruhi oleh variabel lainya. Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah

Kinerja (Y)

Definisi Oprasional Variabel

Operasional merupakan salah satu instrumen

dari riset karena merupakan salah satu tahapan dalam

proses pengumpulan data. Definisi dari operasional

menjadikan konsep yang masih bersifat abstrak

menjadi operasional yang memudahkan pengukuran

variabel tersebut.

Tabel 2.1 Variabel Operasional

Metode Analisis Data

a. Analisa Kualitatif

Analisa kualitatif dilakukan sebagai interprestasi dari

analisis kuantitatif dilengkapi dengan wawancara

dengan responden. Analisa kualilatif ini berupa data

dalam bentuk kalimat atau diuraikan dengan kalimat.

b.. Analisa Kuantitatif

Analisa kuantitatif adalah analisa yang berbentuk

angka – angka atau numerikal dan dalam

pembahasannya penelitian ini menggunakan program

SPSS versi 16.0.

Uji Statistik

a. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan

statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi

linear berganda yang berbasis ordinary least square

(OLS). Jadi analisis regresi yang tidak berdasarkan

OLS tidak memerlukan persyaratan asumsi klasik,

misalnya regresi logistikatau regresi ordinal.

Demikian juga tidak semua uji asumsi klasik harus

dilakukan pada analisis regresi linear, misalnya uji

multikolinearitas tidak dilakukan pada analisis regresi

linear sederhana dan uji autokorelasi tidak perlu

diterapkan pada data cross sectional.

Page 18: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

15

Beberapa uji asaumsi klasik yang sering

digunakan yaitu uji multikolinearitas, uji

heteroskedastisitas, uji normalitas, dan uji

autokorelasi. Tidak ada ketentuan yang pasti tentang

urutan uji mana dulu yang harus dipenuhi. Analisis

dapat dilakukan tergantung pada data yang ada.

Sebagai contoh, dilakukan analisis terhadap semua

uji asumsi klasik, lalu dilihat mana yang tidak

memenuhi persyaratan. Kemudian dilakukan

perbaikan pada uji tersebut, dan setelah memenuhi

persyaratan, dilakukan pengujian pada uji yang lain.

Oleh karena itu, uji asumsi klasik perlu dilakukan.

Pengujian-pengujian yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui

apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak.

Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data

berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Jika analisis

menggunakan metode parametrik, maka persyaratan

normalitas harus terpenuhi yaitu data berasal dari

distribusi yang normal. Jika data tidak berdistribusi

normal, atau jumlah sampel sedikit dan jenis data

adalah nominal atau ordinal maka metode yang

digunakan adalah statistik non parametrik. Dalam

pembahasan ini akan digunakan uji One Sample

Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf

signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi

normal jika signifikansi lebih besar dari 5% atau

0,05.

Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varians dan residual satu pengamatan

ke pengamatan yang lain. jika varians dari residual

satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,

maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda

disebut heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas

dilakukan dengan menggunakan uji Glejser, yang

dilakukan dengan meregresikan nilai absolut residual

yang diperoleh dari model regresi sebagai variabel

dependen terhadap semua variabel independen dalam

model regresi. Apabila nilai koefisien regresi dari

masing-masing variabel bebas dalam model regresi

ini tidak signifikan secara statistik, maka dapat

disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas

(Sumodiningrat.2001:271).

Uji Multikolinieritas

Uji multikoliniearitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi di antara variabel bebas. Uji

multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai

tolerance dan variance inflation factor (VIF) dari

hasil analisis dengan menggunakan SPSS. Apabila

nilai tolerance value lebih tinggi daripada 0,10 atau

VIF lebih kecil daripada 10 maka dapat disimpulkan

tidak terjadi multikolinearitas (Santoso. 2002 : 206).

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah

dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara

kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi

korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.

Autokorelasi muncul karena observasi yang

berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain.

Masalah ini timbul karena residual (kesalahan

pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke

observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data

runtut waktu atau time series karena “gangguan”

pada seseorang individu/kelompok cenderung

mempengaruhi “gangguan” pada individu/kelompok

yang sama pada periode berikutnya.

Pada data crossection (silang waktu),

masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena

“gangguan” pada observasi yang berbeda berasal dari

individu/kelompok yang berbeda. Model regresi yang

baik adalah regresi yang bebas dari

autokorelasi.(Singgih Santoso: 2002, 212)

Pengambilan keputusan ada dan tidaknya

autokorelasi:

Panduan mengenai angka D W (Durbin Watson)

untuk mendeteksi autokorelasi secara umum bisa

diambil patokan (Singgih Santoso, 2002: 218)

a. Angka D W di bawah -2 berarti ada

autokorelasi positif.

b. Angka D W di antara -2 sampai 2, berarti

tidak ada autokorelasi.

c. Angka D W di atas +2 berarti ada

autokorelasi negatif.

Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Menurut Arikunto (2006) validitas adalah

suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau

keahlian suatu instrument yang bersangkutan mampu

mengukur. Sementara itu realibiltas atau keandalan

bertujuan untuk mengukur keandalan alat ukur

dengan cara memberikan skor yang relative sama

pada seorang responden, walaupun responden

mengerjakanya dalam waktu yang berbeda.

Uji validitas dilakukan untuk mengukur

pertanyaan yang ada dalam kuisioner atau

pertanyaan dianggap sah jika pertanyaan tersebut

mampu mengungkapkan apa yang ingin diukur.

b. Uji Reliabilitas

Page 19: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

16

5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

P1 18 10 32 0 0 226 30.00 16.67 53.33 0.00 0.00 100.00

P2 9 36 15 0 0 234 15.00 60.00 25.00 0.00 0.00 100.00

P3 17 31 12 0 0 245 28.33 51.67 20.00 0.00 0.00 100.00

P4 16 36 8 0 0 248 26.67 60.00 13.33 0.00 0.00 100.00

P5 20 36 4 0 0 256 33.33 60.00 6.67 0.00 0.00 100.00

1209 100.00

total

TOTAL TOTAL

SKORNO TOTAL

PERSENTASE (%)

5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

P1 17 23 20 0 0 237 28.33 38.33 33.33 0.00 0.00 100.00

P2 16 33 11 0 0 245 26.67 55.00 18.33 0.00 0.00 100.00

P3 14 35 11 0 0 243 23.33 58.33 18.33 0.00 0.00 100.00

P4 6 43 11 0 0 235 10.00 71.67 18.33 0.00 0.00 100.00

P5 34 22 4 0 0 270 56.67 36.67 6.67 0.00 0.00 100.00

1230 100.00

total

TOTAL TOTAL

SKORNO TOTAL

PERSENTASE (%)

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur

suatu kuesioner yang merupakan indikator dari suatu

variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau

handal jika jawaban pertanyaan adalah konsisten atau

stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005).

Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini

dilakukan dengan cara one shot atau pengukuran

sekali saja. Disini pengukuran hanya sekali dan

kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan

lain. Reliabilitas diukur dengan menggunakan

koefisien alpha cronbach(α). Suatu instrument dapat

dikatakan handal apabila memiliki koefisien

keandalan (α) ≥ 0,6000 (Nunnally,1967 dalam

Ghozali,2001).

c. Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linear berganda / majemuk

digunakan untuk memodelkan hubungan Antara

variabel dependent (terikat) dengan variabel

independent (bebas), dengan jumlah variabel

independent lebih dari satu.

HASIL PENELITIAN

Analisis Kualitatif

Berdasarkan hasil tanggapan 60 orang responden

tentang pengawasan dan kedisiplinan kerja terhadap

kinerja karyawan, maka peneliti akan menguraikan

secara rinci jawaban responden yang dikelompokkan

dalam kategori skor dengan menggunakan tentang

skala sebagai berikut (Husein Umar,2009).

a. Variabel Pengawasan (X1)

Tanggapan dan jawaban responden berkaitan dengan

variabel pengawasan (X1) dapat dilihat dari tabel 4.4

berikut:

Tabel 3.1 Tanggapan Responden Terhadap

Pengawasan

Berdasarkan tabel 3.1 menunjukan bahwa dari jumlah

60 responden jawabanya berkaitan dengan

pernyataan bukti fisik pengawasan yang telah

dilakukan, jumlah jawaban responden yang memilih

netral yaitu sebanyak 32 responden atau 53,33%,

responden yang menjawab sangat setuju yaitu 18

responden atau 30,00% dan jawaban setuju yaitu 10

responden atau 16,67%

Pada pernyataan keandalan pengawasan yang

diberikan sudah sesuai keinginan responden, jumlah

responden banyak memilih setuju yaitu sebanyak 36

responden atau 60,00%, jumalah responden dengan

jawaban sangat setuju yaitu 9 responden atau 15,00%

dan jawaban netral yaitu 15 responden atau 25,00%.

Pada pernyatan mengenai pengawasan yang

berkesinambungan responden dengan jawaban netral

sebanyak 12 responden atau 20,00%, jawaban paling

banyak yaitu setuju dengan jumlah 31 responden atau

51,67%.

Pada pernyataan ketangapan pengawasan dalam

memberikan teguran/sanksi kepada karyawan,

jawaban netral 8 responden atau 13,33% dan banyak

jawaban setuju yaitu 36 responden atau 60,00%

sedangkan jawaban sangat setuju 16 responden atau

26,67%.

Pada pernyataan pemahaman responden dengan

jawaban sangat setuju yaitu 20 responden atau

33,33%, jawaban paling banyak yaitu setuju

sebanyak 36 responden atau 60,00% yang memilih

jawaban netral yaitu 4 responden atau 6,67%,.

b. Variabel Kedisiplinan (X2)

Distribusi jawaban responden berkaitan dengan

Variabel Kedisiplinan kerja (X2) dapat dilihat pada

tabel 4.5 berikut :

Table 3.2 Distribusi Jawaban Responden

Kedisiplinan Kerja (X2)

Berdasarkan tabel 3.2 dapat diketahui jawaban dari

60 responden berkaitan dengan pernyataan

kedisiplinan dalam menaati peraturan, jumlah

responden yang memilih setuju yaitu 23 responden

atau 38,33%, banyak yang memilih jawaban netral

yaitu 20 responden atau 33,33% menjawab tidak

setuju, sedangkan jawaban sangat setuju 17

responden atau 28,33%.

Pada pernyataan mengenai pelangaran dan kesalahan

responden dengan jawaban setuju yaitu 33% atau

55,00% sedangkan responden yang memilih sangat

setuju yaitu 16 responden atau 26,67%. Jawaban

netral sebanyak 11 responden atau 18,33%.

Pada pernyataan ketepatan waktu, jumlah responden

paling banyak memilih setuju yaitu 35 responden

Page 20: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

17

5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

P1 14 35 11 0 0 243 23.33 58.33 18.33 0.00 0.00 100.00

P2 17 30 13 0 0 244 28.33 50.00 21.67 0.00 0.00 100.00

P3 13 44 3 0 0 250 21.67 73.33 5.00 0.00 0.00 100.00

P4 20 35 5 0 0 255 33.33 58.33 8.33 0.00 0.00 100.00

P5 10 49 1 0 0 249 16.67 81.67 1.67 0.00 0.00 100.00

1241 100.00

total

TOTAL TOTAL

SKORNO TOTAL

PERSENTASE (%)

atau 58,33%, jawaban sangat setuju sebanyak 14

responden atau 23,33%. Respoden dengan jawaban

netral sebanyak 11 responden atau 18,33%.

Pada pernyataan penggunaan peralatan kerja

responden, jawaban lebih banyak memilih setuju

yaitu 43 responden atau 71,67%, jawaban sangat

setuju 6 responden atau 10,00%, da jawaban etral

sebanyak 11 responden atau 18,33%.

Pada pernyataan tanggung jawab responden, jawaban

sangat setuju 34 responden atau 56,67%, jawaban

setuju 22 responden atau 36,67%, jawaban netral 4

responden atau 6,67% dan untuk jawaban tidak setuju

dan sangat tidak setuju yaitu 0 responden atau 0,00%.

c. Variabel Kinerja (Y)

Distribusi jawaban responden berkaitan dengan

Variabel Kinerja (Y) dapat dilihat pada tabel 4.6

berikut :

Tabel 3.3 Distribusi Jawaban RespondenVariabel

Kinerja (Y)

Berdasarkan tabel 3.3 menunjukan bahwa dari jumlah

60 responden yang melakukan kinerja sesuai standart,

jawaban paling banyak setuju yaitu 35 responden

atau 58,33%, jawaban sangat setuju 14 responden

atau 23,33% dan responden yang memilih jawaban

netral sebanyak 11 responden atau 18,33%.

Pada pernyataan hasil kerja, jumlah responden

memilih jawaban netral yaitu 13 responden atau

21,67%. Jawaban sangat setuju yaitu 17 responden

atau 28,33% dan paling banyak memilih setuju yaitu

30 responden atau 50,00%.

Pada pernyataan mutu kerja dan hasil yang efektif,

responden yang memilih jawaban netral 3 responden

atau 5,00%, memilih jawaban setuju sebanyak 44

responden atau 73,33%% dan paling memilih

jawaban sangat setuju yaitu 13 responden atau

21,33%.

Pada pernyataan pemberian reward terhadap kinerja,

jawaban responden yang memilih setuju yaitu 35

responden atau 58,33% sedangkan jawaban sangat

setuju sebanyak 20 responden atau 33,33% dan

jawaban netral yaitu 5 responden atau 8,33%.

Sedangkan untuk pernyataan pemahaman kerja,

responden memilih jawaban netral sebanyak 1

responden atau 1,67%, responden yang memilih

setuju sebanyak 49 responden atau 81,67% dan

jawaban sangat setuju 10 responden atau 16,67%.

Analisis Data

1. Uji Statistik

Uji Asumsi Klasik

1) Normalitas.

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi, variabel terikat dan variabel bebas

keduanya mempunyai distribusi normal ataukah

tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki

distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk

mengiji apakah distribusi data normal atau tidak

dapat dilakukan dengan cara:

Gambar 3.1 Hasil Uji Normalitas

Dari gambar 4.2 tampilan grafik normal plot dapat

disimpulkan bahwa grafik normal plot terlihat titik-

titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta

penyebarannya mengikuti arah garis diagonal.

Sehingga model regresi layak dipakaiuntuk

mengetahui pergerakan Kinerja berdasarkan

masukkan variabel independentnya karena memenuhi

asumsi normalitas.

2) Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance

dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain.Jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut

Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah

yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi

Heteroskedastisitas.

Page 21: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

18

Gambar 3.2 Hasil Uji Heterokesdatisitas

Dari gambar 3.2 terlihat bahwa titik-titik menyebar

secara acak dan tidak membentuk sebuah pola

tertentu yang jelas, serta tersebar baik diatas maupun

dibawah angka 0 pada sumbu Y hal ini berarti tidak

terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

Sehingga model regresi layak dipakai untuk

mengetahui laju pergerakankinerja berdasarkan

masukan variabel independentnya.

3) Multikolinieritas

Maksud dari multikolinieritas adalah menguji apakah

pada model regresi yang ditentukan terjadi korelasi

yang kuat antar variabelindependent. Jika terjadi

korelasi yang kuat maka terdapat problem

Multikolinieritas (Multiko).

Tabel 3.4 Nilai VIF untuk uji Multikolinieritas

Dari tabel 3.4 tersebut didapatkan nilai VIF untuk

variabel bebasnya adalah diantara angka 1-3. nilai ini

menunjukan bahwa tidak terjadi multikolinieritas

antara variabel bebas karena nilai VIF nya lebih kecil

(≤) dari 10.

4) Autokorelasi.

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah

dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara

kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi

korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.

Autokorelasi muncul karena observasi yang

berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain.

Masalah ini timbul karena residual (kesalahan

pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke

observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data

runtut waktu atau time series karena “gangguan”

pada seseorang individu/kelompok cenderung

mempengaruhi “gangguan” pada individu/kelompok

yang sama pada periode berikutnya.

Tabel 3.5 Perhitungan Dubin Watson

Dari tabel 3.5 terlihat angka DW sebesar 2,096 hal

ini berarti model regresi tidak terdapat masalah

autokorelasi.

Uji Kualitas Data

1) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur

konsistensi dari suatu variabel. Butir pertanyaan

dalam variabel dikatakan reliabel atau terpercaya

apabila jawaban responden adalah konsisten atau

stabil dari waktu ke waktu. Suatu konstruk atau

variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai

Cranbach Alpha ≥ 0,60. Adapun hasil reliabilitas

variabel pengawasan dan kedisiplinan terhadap

kinerja dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.6 Uji Reliabilitas

Berdasarkan tabel 3.6 dapat diukur bahwa masing –

masing variabel antara variabel pengawasan dan

kedisiplinan terhadap kinerja, ternyata diperoleh nilai

Cronbach Alpha ≥ 0,60. Dengan demikian, maka

hasil uji reabilitas terhadap keseluruhan variabel

adalah reliabel.

2) Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk mengetahui

kemampuan instrumen penelitian dalam mengukur

variabel yang akan diukur atau diteliti sehingga dapat

mengungkapkan data secara tepat., dengan cara

mengkorelasi skor masing-masing item dengan skor

total. Butir pertanyaan dikatakan valid, jika skor item

berkorelasi secara signifikan dengan total skor yang

ditunjukan dari nilai r hitung > r tabel. Untuk sampel

berjumlah 60 responden, nilai r tabel = 0,214.

Variabel Nilai

Alpha Keputusan

Kinerja (Y)

0,771 Reliabel

Pengawasan (X1) 0,840 Reliabel

Kedisiplinan (X2) 0,793 Reliabel

Page 22: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

19

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas

Uji Hipotesis

1) Analisa Koofisien Determinasi Berganda.

Tabel 3.8 Hasil perhitungan koefisien

determinasi berganda

Dari output tabel 3.8 diketahui bahwa angka R

sebesar 0,860 yang menunjukan bahwa hubungan

atau korelasi antara kinerja dengan variabel

pengawasan (X1), kedisiplinan (X2) independennya

adalah kuat, karena apabila nilai R lebih besar dari

0,5 maka dapat dikatakan berkolerasi kuat. Angka R

square atau koefisien determinasi sebesar 0,740

yangberasal dari (0,860 X 0,860). Namun untuk

jumlah variabel independen lebih dari 2 lebih baik

digunakan adjusted R square yang nilainya sebesar

0,731 pada output tabel 4.8 karena variabelnya ada

dua maka menggunakan R square yang artinya 74,0

% variansi dari kinerja bisa dijelaskan oleh variansi

variabel pengawasan(X1), kedisiplinan (X2),

sedangkan sisanya 26,0% dijelaskan oleh sebab –

sebab yang lain.

2) Analisa Regresi Linier Berganda.

Analisa dalam penelitian ini menggunakan variabel

bebas yang terdiri dari 2 variabel bebas yaitu variabel

pengawasan (X1), kedisiplinan (X2). Sedangkan

variabel terikatnya adalah kinerja.

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel

bebas (X1 dan X2 ) terhadap variabel terikat (Y),

maka dapat dihitung dengan menggunakan teknik

analisa regresi linear berganda. Berdasarkan pada

hasil perhitungan dari model regresi linear berganda,

diperoleh hasil persamaan regresi yang dapat dilihat

dalam tabel 3.9 dibawah ini :

Tabel 3.9 Hasil perhitungan regresi linear berganda

variabel yang mempengaruhi kinerja karyawan

Dari tabel 3.9 dapat diketahui bahwa persamaan

regresi yang dihasilkan adalah sebagai berikut :

Yt =βo+ β1X1t + β2X2t+ et

Y = 5,200 +0,539X1+ 0,225 X2+ et.

Dimana :

Y = Kinerja

X1t =Pengawasan

X2t = Kedisiplinan

β0 = Konstanta Regresi

β1,β2 = Koefisien Regresi

et = Faktor Kesalahan

Berdasarkan analisa koefisien regresi diatas maka

dapat disimpulkan bahwa :

1. Nilai variabel dependen (Y) Kinerja dapat dilihat

dari nilai konstantanya sebesar 5,200, dengan catatan

jika variabel Pengawasan (X1) ,

Kedisiplinan (X2) independen tetap.

2. Variabel Pengawasan terhadapKinerja apabila

dilihat dari besarnya koefisien regresi 0,539 maka

dapat diartikan apabila Pengawasan naik sebesar 1

poin maka Kinerja akan naik sebesar 0,539 poin

dengan catatan variabel X2 tetap.

3. Variabel Kedisiplinan terhadap Kinerja apabila

dilihat dari besarnya koefisien regresi 0,225 maka

dapat diartikan apabila Kedisiplinan naik 1 poin,

maka Kinerja akan naik sebesar 0,225 poin dengan

catatan variabel X1 tetap.

Dari tabel 3.9 dapat diketahui bahwa persamaan

regresi yang dihasilkan adalah sebagai berikut :

VARIABEL t hitung t tabel KETERANGAN

X1

Pengawasan 5,596 2,001 Signifikan

X2 2,371 2,001 Signifikan

Variab

el

Pertanyaan r hitung r table Keteranga

n

Kinerja

(Y)

1 0,812 0,214 Valid

2 0,791 0,214 Valid

3 0,738 0,214 Valid

4 0,645 0,214 Valid

5 0,632 0,214 Valid

Pengaw

asan

(X1)

1 0,793 0,214 Valid

2 0,904 0,214 Valid

3 0,874 0,214 Valid

4 0,732 0,214 Valid

5 0,616 0,214 Valid

Kedisip

linan

(X2)

1 0,690 0,214 Valid

2 0,598 0,214 Valid

3 0,471 0,214 Valid

4 0,525 0,214 Valid

5 0,599 0,214 Valid

Page 23: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

20

Kedisiplinan

Tabel 3.9 Perhitungan Uji t

Adapun langkah-langkah dalam uji t adalah :

1) Pengaruh Pengawasan (X1) terhadap Kinerja (Y)

1. Nilai thitung = 5,596

Tingkat signifikan

= 5% dengan derajat bebas

(degree of freedom/df) = (n-2) = 60-2 = 58

ttabel = 2/

= (0,025 : 58) ≈ 2,001

2. Kesimpulan :

Karena thitung lebih besar dari ttabel pada tingkat =

5% maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel Pengawasan(X1)secara

parsial berpengaruh signifikan terhadap Kinerja(Y).

Gambar 3.3 Kurva Uji t (X1 terhadap Y)

2) Pengaruh Kedisiplinan(X2) terhadap Kinerja (Y).

1. Nilai thitung = 2,371

Tingkat signifikan

= 5% dengan derajat bebas

(degree of freedom/df) = (n-2) = 60-2 = 58

ttabel = 2/

= (0,025 : 58) ≈ 2,001

2. Kesimpulan :

Karena thitung lebih besar dari ttabel pada tingkat =

5% maka H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa

variabel Kedisiplinan(X2)secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap Kinerja (Y).

Gambar 3.4 : Kurva Uji t (X3 Terhadap Y)

1) Uji Serentak (uji F).

Dalam penelitian ini disertakan pengujian serentak

(uji F) untuk mengetahui apakah variabel bebas yaitu

; X1(Pengawasan), X2(Kedisiplinan), secara serentak

atau secara bersama-sama berpengaruh terhadap

Y (Kinerja). Untuk itu dalam penelitian ini disertakan

uji F seperti yang terlihat dalam tabel 3.10 berikut ini

:

Tabel 3.10 Perhitungan uji F

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regress

ion 201.987 2 100.994

81.08

4

.000a

Residua

l 70.996 57 1.246

Total 272.983 59

a.Predictors:

(Constant), x2, x1

b. Dependent

Variable: y

Dilihat dari tabel 3.10dapat diperoleh gambaran

bahwa nilai F hitung sebesar 83,454 sedangkan nilai F

tabel sebesar 3,155, angka ini didapat dari tabel F

dengan nilai v1 sebesar 2 sebagai residual dan v2

sebesar 58sebagai df (derajat kebebasan) dengan taraf

kesalahan 0,05 (5%), Adapun langkah-langkah dalam

uji F adalah :

1. Nilai Fhitung = 81,084

Ftabel (df pembilang/k ; df penyebut/ n-(k+1)

Ftabel(2 ; 58; 0.05) = 3,155

2. Kesimpulan :

Karena Fhitung lebih besar dari Ftabel pada tingkat

= 5% (81,084 > 3,155) maka H0 ditolak dan H1

diterima. Hal ini mampu menunjukkan bahwa

variabel pengawasan (X1) dan kedisiplinan (X2)

secara simultanberpengaruh signifikan terhadap

kinerja (Y), sehingga hipotesis pertama teruji

kebenarannya.

Gambar 3.5 Kurva Uji F

Page 24: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

21

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengujian secara statistik dapat

terlihat dengan jelas bahwasecara parsial (individu)

semua variabel bebas berpengaruh terhadap variabel

terikat.Pengaruh yang diberikan kedua variabel bebas

tersebut bersifat positif artinya semakin tinggi

pengawasan dan kedisiplinan maka

mengakibatkansemakin tinggi pula kinerja karyawan.

Hasil tersebut sesuai denganhipotesis yang diajukan.

dari model pengujian anova pada tabel 3.10 dapat

dianalisis bahwa seluruh variabel yang menjadi

penyusun penggerak kinerja yang terdapat dalam

penelitian ini secara keseluruhan dinilai mampu

menerangkan pergerakan kinerja, hal ini dapat

dijelaskan karena nilai signifikan dari pengujian

secara keseluruhan atau simultan mempunyai nilai <

0,05. Dari model ini didapat kesimpulan bahwa

model ini dinilai layak untuk menyusun laju kinerja.

Dari tabel 3.9 dapat dilihat dari variabel pengawasan

dan kedisiplinan kerja dua - duanya signifikan

terhadap pergerakan kinerja, sehingga dapat

dijelaskan tiap-tiap variabel sebagai berikut:

a. Dari variabel pengawasan mempunyai

pengaruh yang positif terhadap kinerja yang

berarti dengan meningkatnya pengawasan

sebesar satu poin maka kinerja akan

mengalami peningkatan sebesar 0,539 poin,

dengan asumsi variabel bebas yang lain

tetap.

b. Variabel kedisiplinan mempunyai hubungan

yang positif dengan kinerja yang berarti

apabila kedisiplinan meningkat satu poin,

maka kinerja akan mengalami peningkatan

sebesar 0,225 poin dengan asumsi variabel

bebas yang lain tetap.

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Dari data primer yang diperoleh dari penyebaran

kuesioner maka dilakukan pengujian reliabilitas

untuk mengetahui bahwa jawaban responden

terhadap pernyataan konsisten dari waktu ke waktu.

Dan dilakukan pengujian validitas untuk mengukur

sah tidaknya suatu kuesioner. Hasil dari uji

reliabilitas dan validitas menunjukkan bahwa seluruh

pernyataan dalam setiap variabel reliabel dan valid.

Dalam uji asumsi klasik yang meliputi uji

multikolonieritas, uji autokorelasi dan uji

heteroskedastisitas dan uji normalitas menunjukkan

bahwa dalam model regresi tidak ditemukan adanya

korelasi antar variabel bebas dan tidak terjadi

heteroskedastisitas serta memiliki distribusi yang

normal.

Dari pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil pengujian hipotesis telah

membuktikan terdapat pengaruh antara

pengawasan dengan kinerja. Pengujian

membuktikan bahwa pengawasan memiliki

pengaruh positif terhadap kinerja.

2. Hasil pengujian hipotesis telah

membuktikan terdapat pengaruh antara

kedisiplinan dengan kinerja. Pengujian

membuktikan bahwa kedisiplinan memiliki

pengaruh positif terhadap kinerja.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang telah dilakukan maka

saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini yaitu:

1. Bahwa variabel pengawasan berpengaruh

signifikan terhadap kinerja. Maka diharapkan kepada

PT. ISS Indonesia agar tetap memperhatikan kinerja

para karyawan.

2. Bahwa variabel kedisiplinan kerja

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

Maka diharapkan kepada PT. ISS Indonesia agar

tetap meningkatkan pengawasan terhadap

kedisiplinan kerja karyawan.

3. Diharapkan penelitian ini dapat digunakan

sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya dengan

variabel yang lain. Variabel yang lebih banyak seperti

variabel motifasi kerja dan pemberian insentif

sehingga penelitian dapat berkembang dan dapat

mengungkap lebih banyak permasalahan yang dapat

mempengaruhi kinerja karyawan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu

Pendekatan Praktis. Jakarta :

Penerbit Bina Aksara.

Bacal, Robert. 2005. Performnace Management.

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Dessler, G. 2009. Manajemen sumber Daya

Manusia. Jilid II. (Alih bahasa

Benyamin).Prehallindo.Jakarta.

Gomes, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia,

Cetakan Keempat, Andi

Offset, Yogyakarta.

Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate

dengan Program SPSS”,Edisi II,

Penerbit Badan Penerbit Universitas

Diponegoro ISBN979.704.015.1

Semarang, 2002

Page 25: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

22

Handoko, T. H . 2004. Manajemen Personalia dan

Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta : BPFE.

Harahap Sofyan 2001,“System Pengawasan

Manajemen”. Penerbit Quantum,

Hasibuan, M. S . 2005. Manajemen Pengertian

dan Masalah. Jakarta : Haji

Mas Agung.Indonesia, Jakarta.

Mangkunegara, Anwar Prabu . 2002. Manajemen

Sumber Daya Manusia. Remaja

Rosdakarya. Bandung

Maringgan Marsy 2004, “Dasar-Dasar Administrasi

Dan Manajemen”, Ghalia

Martoyo. Susilo. 2006. Manajemen Sumber Daya

manusia. Edisi ketiga penerbit

BPFE. Yogyakarta.

Mathis, R.L. & J.H. Jackson. 2006. Human Resource

Management: Manajemen

Sumber Daya Manusia. Terjemahan Dian

Angelia. Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi. 2001. Sistem Perencanaan dan

Pengendalian Management.Edisi 2:

Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Saydam, G. 2000. Manajemen Sumber Daya

Manusia (Human Resources

Management) Suatu Pendekatan Mikro.

Cetakan Kedua. Djambatan.Jakarta.

Santoso, Singgih. 2004. Buku Latihan SPSS

Statistik Multivariate. Jakarta:

PT. Elex Media Komputindo

Schermerhorn dalam Ernie dan Saefulah K 2005,

“Pengantar Manajemen”,

Kencana, Jakarta.

Siagian, S. P. 2008. Manajemen Sumber Daya

Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Simamora, Henry, 2005, Manajemen Sumber Daya

Manusia, Edisi Ketiga,

STIE YKPN, Yogyakarta.

Singarimbun M. dan Effendi G. 1995. Metodologi

Penelitian Survay. Jakarta:

Pustaka LP3ES.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan

R & D. Bandung:

ALFABETA.

Strong dalam Brantas, 2009. Dasar-Dasar

Manajemen. Bandung: ALFABETA

Page 26: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

23

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK KELANCARAN

PRODUKSI PADA PERUSAHAAN LILY BAKERY LAMONGAN

ALIFAH

ABSTRAK

Dalam penelitian ini populasinya adalah 100 karyawan perusahaan Lily Bakery Lamongan. Dengan

mengambil sampel menggunakan simpel random sampling, yaitu teknik pengambilan secara acak tanpa melihat ciri

khusus sehingga sampel penelitian ini 30 karyawan di perusahaan Lily Bakery Lamongan.

Penelitian ini ada dua variabel independent yaitu perencanaan dan pengendalian bahan baku. Sedangkan

variabel dependent yaitu kelancaran produksi. Penelitian ini indikator perencanaan bahan baku diukur dengan manajer,

instruksi, penjadwalan, memulai prosedur. Indikator pengendalian bahan baku diukur dengan kualitas bahan, volume

bahan, masa berlaku, biaya produksi. Sedangkan indikator kelancaran produksi diukur dengan perencanaan,

pengendalian, proses produksi, barang jadi. Instrument penelitian ini menggunakan kuesioner dengan alat ukur skala

guttman dan nilai tertinggi diberi skor 1 dan terendah diberi skor 0. Teknik analisa data yang dipergunakan adalah

regresi linier berganda dan uji hipotesis menggunakan uji F dan uji t dengan menggunakan SPSS 18.0 For Windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan bahan baku memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap kelancaran produksi secara statistik dengan hasil penghitungan nilai t-hitung sebesar 0,682 dan taraf signifikan

sebesar 0,501 dan saluran distribusi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pencapaian posisi pasar secara

statistik dengan hasil penghitungan nilai t-hitung sebesar 6,206 dan taraf signifikan sebesar 0,000. Sedangakan kalau

secara simultan (bersama-sama), perencanaan dan pengendalian bahan baku terhadap kelancaran produksi memiliki

pengaruh positif dan signifikan secara statistik dengan hasil penghitungan nilai f-hitung sebesar 32,238 dan taraf

signifikan sebesar 0,000.

Kata Kunci : perencanaan bahan baku, pengendalian bahan baku, kelancaran produksi.

PENDAHULUAN

Tujuan perusahaan adalah memperoleh laba. Tujuan

tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu

faktor yang mempengaruhi yaitu kelancaran produksi.

Sedangkan salah satu kendala yang dihadapi

perusahaan adalah kelancaran produksi itu sendiri

dipengaruhi oleh ada atau tidaknya bahan baku yang

akan diolah dalam produksi. Bahan baku yang

dibutuhkan hendaknya cukup tersedia sehingga dapat

menjamin kelancaran produksi. Akan tetapi hendaknya

kuantitas persediaan itu jangan terlalu besar agar modal

yang tertanam dalam persediaan dan biaya-biaya yang

ditimbulkannya dengan adanya persediaan juga tidak

terlalu besar dan jangan pula terlalu kecil, karena dapat

memperlambat proses produksi. Kegagalan

pengendalian persediaan bahan baku akan

menyebabkan kegagalan dalam memperoleh laba.

Untuk itu penting bagi setiap perusahaan mengadakan

perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku

untuk memperoleh tingkat persediaan optimal dengan

menjaga keseimbangan antara biaya persediaan yang

terlalu banyak dengan biaya persediaan yang terlalu

sedikit. Keadaan ekonomi dalam era globalisasi dewasa

ini membuat persaingan bisnis menjadi semakin tajam,

semakin banyaknya perusahaan yang bergerak di

bidang makanan(food) mendorong lahirnya persaingan

di dunia produksi baik pasar domestik maupun pasar

global. Setiap perusahaan harus mampu menarik

konsumen dengan menawarkan produk yang

berkualitas sangat mempengaruhi pilihan konsumen

terhadap berbagai macam produk yang beredar di

pasaran (Fransiska,2010:23) yang disertai dengan

pelayanan yang baik juga harga yang ekonomis.

Perusahaan Lily Bakery merupakan salah satu

jenis perusahaan yang bergerak dalam industri

makanan. Lily Bakery adalah perusahaan produksi dan

pemasaran bakery, cake, pastry & donuts di kota

Lamongan. Head officenya berada di Jalan Sunan

Drajad 52 Lamongan dan berdiri pada tahun 1990.

Pada awalnya perusahaan ini merupakan usaha rumah

tangga yang dirintis oleh Hj.Lilik Chusnaeni. Pada

mulanya perusahaan ini hanya menerima pesanan roti

dari para tetangga, teman, dan saudara saja. Omsetnya

hanya berkisar maksimal 100 roti setiap harinya.

seiring berjalannya waktu, perusahaan ini semakin

berkembang dan terkenal dengan kualitas dan mutu

yang bagus.

Pada tahun 1996 usaha rumah tangga ini mulai

diberi nama Lily Bakery. Sekarang ditahun 2015,

perusahaan ini sudah tergolong dalam skala industri

menengah dan telah memiliki ijin usaha dari

Page 27: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

24

pemerintah dengan Nomor P –IRT 206352201058.

Departemen Kesehatan memberikan pengesahannya

pada Lily Bakery dengan Nomor 570.10/KU II/1996

dan Departemen Perindustrian dengan Nomor

SP:124/13-16/99. Dengan adanya surat izin usaha

tersebut maka Lily Bakery sudah menjadi badan usaha.

Bentuk badan usahanya menjadi perusahaan

perseorangan yang bergerak dibidang produksi dan

penjualan roti.

Pada tahun 1999 perusahaan Lily Bakery

melakukan terobosan dengan mendaftarkan produk

rotinya ke Dinas Kesehatan untuk menguji kelayakan

kesehatan roti. Dan kemudian mendapatkan SK dari

Depkes yang menyatakan bahwa roti produk Lily

Bakery telah lulus uji kesehatan baik kualitas maupun

gizinya. Dengan surat izin Depkes RI tersebut

masyarakat Lamongan dan sekitarnya semakin

mengenal Lily Bakery sebagai perusahaan roti

berkualitas dan mutu produknya bukan saja enak,

tetapi juga terjamin kesehatannya. Pada tahun 1999

sampai tahun 2006 produksi Lily Bakery mencapai

7500 roti per hari. Pada tahun 2006 Lily Bakery

memiliki tiga showroom atau toko yang cukup besar

dan mewah yaitu dua toko di Lamongan dan satu lagi

di Bojonegoro. Pada saat ini Lily Bakery sudah

mempunyai banyak toko di antaranya di daerah Babat,

Blimbing, Karanggeneng, Tuban, Gresik dan Jombang.

Pada saat ini perusahaan Lily Bakery semakin

dikenal oleh masyarakat sampai terkadang

menimbulkan sugesti pada masyarakat sekitar, apabila

roti bukan dari produk Lily Bakery pada umumnya

mereka ragu-ragu atau kurang yakin untuk

menyajikannya. Produsen roti di Lamongan cukup

banyak, tetapi selama ini perusahaan Lily Bakery

masih unggul dalam penjualan, karena masyarakat

umumnya menyatakan bahwa rasa, kualitas dan variasi

produk Lily Bakery lebih baik dari pada perusahaan-

perusahaan roti di Lamongan. Pada tahun 2007 sampai

saat ini produksi roti perusahaan Lily Bakery mencapai

25000 roti per hari.

Perusahaan Lily Bakery ini mempunyai berbagai

macam hasil produksi yaitu berupa :

a. Bakery adalah jenis roti manis berbahan dasar

tepung terigu, mentega, telur, gula, ragi dan susu

yang didalamnya diisi dengan keju, coklat,

pisang,selai,srikaya, kelapa fla, daging ayam, sosis

atau yang lainnya. Bentuknya bisa bulat, keong,

bajul (buaya), gelung dan lonjong.

b. Roti tawar adalah jenis roti yang berbahan dasar

tepung terigu, susu, telur, mentega dan air tanpa

menggunakan isi. Bentuknya bisa kotak panjang

dan tabung.

c. Cake adalah jenis roti yang berasa (manis) dengan

tambahan rasa rum, jeruk atau coklat dengan bahan

dasar tepung terigu, mentega dan telur tanpa

menggunakan isi. Jenis roti ini dibagi menjadi:

spiku, cake fruit, brownis, muffin, tart mini hias,

tart resepsi (pernikahan, ulang tahun), black florest,

cake siram coklat, caramel (sarang semut) dan

baking pan.

d. Pastry adalah jenis roti kering yang bisa berupa roti

sus, grem, cum-cum, croisant. Pastry ini bisa ada

isinya, antara lain: kacang, keju, fla, daging, sosis,

dan ada yang tidak berisi.

e. Donat adalah jenis roti tawar atau manis yang

digoreng dan berlubang di tengahnya. Ada

beberapa jenis donat, antara lain: donat siram

coklat, donat keju, donat meses, donat kacang dan

donat isi (daging ayam).

f. Kue basah yaitu seperti tahu fantasi, resoles, sosis

solo, croket, lumpia, lumpur kentang, lapis ijo, lapis

asin, pastel, lemper, puding jagung, kue tok, onde-

onde, lumpur mini, dll.

Bahan baku merupakan salah satu faktor

yang sangat penting bagi suatu perusahaan dalam

melakukan kegiatan produksinya. Kegiatan operasional

perusahaan akan dapat berkelanjutan apabila tersedia

bahan baku yang cukup. Bahan baku yang dalam

pembuatan roti ini adalah tepung terigu, gula, telur,

mentega, ragi, susu, maka diperlukan suatu

perencanaan yang terordinir dari pimpinan perusahaan

sehingga tujuan akan dapat tercapai. Untuk dapat

berlangsungnya proses produksi secara terus menerus

dan kelangsungan

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah

pendekatan kuantitatif atau kualitatif research yaitu

jenis penelitian yang berusaha menentukan teori, yaitu

teori subtantif atau formal, yang semuanya jelas

berasal dari data (Sadjana, 1996:160).

Data penelitian ini menggunakan pendekatan

kuantitatif deskriptif. Metode statistik deskriptif ialah

statistik yang digunakan untuk menganalisa data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan

data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum atau generalisasi (Sugiyono, 2008:147).

Penelitian deskriptif disini menggunakan metode

survei yaitu penyelidikan yang diadakan untuk

memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada

dan mencari ketrangan-keterangan secara faktual, baik

tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu

kelompok ataupun suatu daerah (Nazir, 1988:65).

Page 28: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

25

100 karyawan perusahaan Lily Bakery

Lamongan. Dengan mengambil sampel menggunakan

simpel random sampling, yaitu teknik pengambilan

secara acak tanpa melihat ciri khusus sehingga sampel

penelitian ini 30 karyawan di perusahaan Lily Bakery

Lamongan.

UJI HIPOTESIS I

Untuk menguji pengaruh variabel pelayaan dan

fasilitas terhadap kepuasan pengguna perpustakaan

daerah lamongan. Dengan menggunakan uji t atau

parsial. Apabila nilai thitung > ttabel maka Ho ditolak dan

Ha diterima. Sebaliknya apabila thitung < ttabel maka Ho

diterima Ha ditolak maka pengujian hiposesis secara

parsial dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

N

O

Indikat

or

Pertany

aan

Koefis

ien

Regres

i

Thitu

ng

Ttab

el

Sig

1 Consta

nt

0,836 2,6

06

1,0

71

0,0

15

2 Kualita

s

produk

0,128 0,6

82

1,0

71

0,5

01

Menurut saluran distribusi deterjen bubuk tingkat

signifikansi < 0,05 maka Ho ada pada daerah

penolakan yang berarti Ha diterima. Signifikasi < 0,05

maka Ho tidak ada pada daerah penerimaan yang

berarti Ha diterima. Berdasarkan tabel diatas terdapat

tingkat siginifikasi 0,000. Maka tingkat signifikasi

0,000< 0,05 yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima.

Membandingkan thitung dengan ttabel. Nilai thitung > ttabel

(6,206>1,071) maka Ho ditolak dan Ha diterima.

UJI HIPOTESIS II

Untuk menguji pengaruh variabel pelayaan dan

fasilitas terhadap kepuasan pengguna perpustakaan

daerah lamongan. Dengan menggunakan uji F Atau

simultan. Apabila nilai Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak

dan Ha diterima. Sebaliknya apabila Fhitung < Ftabel maka

Ho diterima Ha ditolak maka pengujian hiposesis

secara simultan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

NO Variabel Fhitung Ftabel Sig

1 X1,X2,

dan Y

18,161 3,354 0,0182

Menurut tingkat signifikansi < 0,05 maka Ho ada

pada daerah penolakan yang berarti Ha diterima.

Signifikansi > 0,05 maka Ho ada pada daerah

penerimaan yang berarti Ha ditolak. Berdasarkan tabel

diatas terdapat tingkat signifikansi 0,0182.Maka tingkat

signifikansi 0,000< 0,05 yang artinya Ho ditolak dan

Ha diterima.Membandingkan fhitung dengan ftabel. Nilai

fhitung> ftabel (18,161> 3,354) maka Ha diterima dan Ho

ditolak yang artinya bahwa ada pengaruh perencanaan

bahan baku dan pengendalian bahan baku terhadap

kelancaran produksi pada perusahaan Lily Bakery

Lamongan.

PEMBAHASAN

Dari penelitian yang dilakukan peneliti dengan

menggunakan metode kuantitatif statistik dan

perhitungan analisis regresi liniear berganda melalui uji

f dan uji t.

Tingkat signifikansi uji F yaitu 0,0182< 0,05 Ho

ditolak dan Ha diterima. Nilai fhitung> ftabel ( 18,161>

3,361 ) maka Ha diterima dan Ho ditolak..

Tingkat signifikansi uji t variabel perencanaan

bahan baku untuk kelancaran produksi 0,153> 0,05 Ho

diterima dan Ha ditolak. Nilai thitung>ttabel( 0,682< 1,071

) maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Tingkat signifikansi uji t variabel saluran

distribusi deterjen bubukterhadap pencapaian posisi

pasar 0,000< 0,05 Ho ditolak dan Ha diterima. Nilai

thitung>ttabel( 6,206> 1,071 ) maka Ho ditolak dan Ha

diterima.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti

bertujuan Untuk mengetahui seberapa besar

perencanaan bahan baku terhadap kelancaran

produksi pada Lily Bakery Lamongan. Untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh pengendalian

bahan baku terhadap kelancaran produksi pada Lily

Bakery Lamongan. Untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh perencanaan dan pengendalian bahan baku

terhadap kelancaran produksi pada Lily Bakery

Lamongan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan

oleh peneliti pada Lily Bakery Lamongan yaitu:

Pengaruh Perencanaan bahan baku terhadap

Kelancaran produksi pada Lily Bakery Lamongan.

Menurut tingkat signifikansi < 0,05 maka Ho ada

pada daerah penolakan yang berarti Ha diterima.

Signifikan > 0,05 maka Ho ada pada daerah

penerimaan yang berarti Ha ditolak. Berdasarkan

tabel diatas terdapat tingkat signifikansi 0,0153.

Maka tingkat signifikansi 0,0153 < 0,05 yang artinya

Ho ditolak dan Ha diterima. Yang artinya bahwa ada

pengaruh perencanaan bahan baku terhadap

kelancaran produksi pada Lily Bakery Lamongan.

Pengaruh Pengendalian bahan baku terhadap

kelancaran produksi pada Lily Bakery Lamongan.

Berdasarkan tabel diatas nilai tingkat signifikansi

0,0242. Maka tingkat signifikansi 0,0242 < 0,05 yang

artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Yang artinya ada

pengaruh pengendalian bahan baku terhadap

kelancaran produksi pada Lily Bakery Lamongan.

Page 29: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

26

Pengaruh Pengendalian dan Perencanaan

bahan baku terhadap kelancaran produksi pada Lily

Bakery Lamongan. Menurut tingkat signifikansi <

0,05 maka Ho ada pada daerah penolakan yang

berarti Ha diterima. Signifikan > 0,05 maka Ho ada

pada daerah penerimaan yang berarti Ha ditolak.

Berdasarkan tabel diatas terdapat tingkat signifikansi

0,0182. Maka tingkat signifikansi 0,0182 < 0,05 yang

artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Membandingkan

fhitung dengan ftabel. Nilai fhitung > ftabel (18,161 > 3,361)

maka Ha diterima dan Ho ditolak. Yang berarti ada

Perencanaan dan Pengendalian bahan baku terhadap

kelancaran produksi pada Lily Bakery Lamongan.

Saran

Saran yang dikemukakan sebagai rekomendasi

penunjang hasil penelitian yang sekiranya berguna

bagi kebijaksanaan perusahaan agar selalu

merencanakan dan mengendalikan bahan baku untuk

kelancaran produksi untuk memperoleh hasil yang

maksimal .

Perusahaan juga hendaknya selalu menjaga

kualitas bahan baku dan selalu mengolahnya dengan

baik agar bentuk dan rasa roti bisa memuaskan

konsumen dan konsumen tidak perpindah ketoko

yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Buchari Alma, 2009, Kewirausahaan, Alfabeta,

Bandung.

Cholid Narbuko ; Abu Achmadi, 2010, Metodologi

Penelitian, Penerbit PT. Bumi Aksara,

Jakarta.

Djaslim Saladin, 2002, Skripsi, 42690, Google,

elib.unikom.ac.id/download.php

J. Supranto, 2008, Statistik : Teori dan Aplikasi, Edisi

7, Erlangga, Jakarta.

Kotler, 2005, Menejemen Pemasaran, 023430, Google,

repository.upi.edu.

Kriyanto, 2008, Skripsi, 42690, Google,

elib.unikom.ac.id/download.php

Lee, 2004, Menejemen Pemasaran, 023430, Google,

repository.upi.edu.

Mudjia Rahardjo, 2011, Metode Pengumpulan Data

Penelitian Kuantitatif, 336, Materi Kuliah,

Google, mudjiarahardjo.com.

Philip Kotler ; Kevin Lane Keller, 2007, Manajemen

Pemasaran, Edisi 12,

PT. INDEKS.

Philp Kotler ; Gary Armstrong, 2008, Prinsip-prinsip

Pemasaran, Edisi 12,

Erlangga, Jakarta

Philip Kotler ; Kevin Lane Keller, 2009, Manajemen

Pemasaran, Edisi 13, Erlangga, Jakarta.

Robinson, 2008, Jiunkpe-ns-S1, 31406169-16869,

Google, digilib.petra.ac.id

Sri Sularso, 2003, Buku Pelengkap Metode Penelitian

Akuntansi:Sebuah Pendekatan Replikasi,

Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Sumadi Suryabrata, 2010, Metodologi Penelitian, PT.

Raja Grafindo Persada, Jakarta

Page 30: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

27

PENGARUH ADVERTISING DAN SALES PROMOTION TERHADAP VOLUME

PENJUALAN PRODUK PADA PT. BANK MANDIRI CABANG SURABAYA

SALAMUN

ABSTRAK

Perusahaan semakin dituntut untuk meningkatkan penjualannya, karena dengan semakin tinggi penjualan suatu

produk akan mengakibatkan tinggi pula tingkat laba yang diperoleh oleh perusahaan. Penelitian ini bertujuan (1) Untuk

mengetahui pengaruh Advertising terhadap Penjualan. (2) Untuk mengetahui pengaruh Sales Promotion Terhadap

Penjualan. (3) Untuk mengetahui pengaruh Advertising dan Sales Promotion Terhadap Penjualan.

Sebelum mengadakan penelitian lebih lanjut peneliti akan memberikan penjelasan mengenai definisi

operasional variabel seperti yang diketahui peneliti dalam judul. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan deskriptif kuantitatif yaitu dengan mempelajari fakta fakta yang ada. Data yang digunakan dalam

penelitian ini merupakan data primer. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil regresi

linier berganda menunjukkan bahwa Advertising berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penjualan. Sales

Promotion tidak berpengaruh terhadap Penjualan. Sedangkan secara simultan Advertising dan Sales Promotion

memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Penjualan.

Kata Kunci : Advertising, Sales Promotion dan Penjualan.

PENDAHULUAN

Perkembangan kemajuan ilmu dan tehnologi di

segala bidang dewasa ini terutama teknologi industri

mengakibatkan semakin banyak barang yang

dihasilkan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan

kepuasan konsumen. Hal itu merupakan tantangan

maju bagi perusahaan agar produk yang telah

dihasilkan dapat terserap oleh pasar. Oleh karena itu

perusahaan semakin dituntut untuk meningkatkan

penjualannya, karena dengan semakin tinggi

penjualan suatu produk akan mengakibatkan tinggi

pula tingkat laba yang diperoleh oleh perusahaan.

Menurut Basu Swastha (2003 : 5), Pemasaran

adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha / bisnis

yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan

harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang

dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli

yang ada maupun pembeli potensial. Dalam mencapai

tujuan pemasaran tersebut terdapat unsur-unsur

pemasaran yang lebih dikenal dengan “Marketing

Mix” yaitu Produk, Price, Place and Promotion atau

biasa disebut 4-P. empat unsur ini harus saling

mendukung satu sama lain atau dengan kata lain

manajemen harus berusaha agar komponen-komponen

marketing mix itu dapat terpadu untuk mencapai

tujuan perusahaan.

Menurut Kotler (2002:658), iklan didefinisikan

sebagai bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau

jasa secara personal oleh suatu sponsor tertentu yang

memerlukan pembayaran.

Pada umumnya kegiatan promosi dibagi menjadi

empat atau lebih dikenal dengan Promotional Mix

yaitu:

1. Advertising atau periklanan

2. Personal Selling atau penjualan pribadi

3. Publisitas

4. Promosi penjualan

Basu Swasta : 1997:181, Dalam memilih sarana

promosi agar promosi yang dilaksanakan perusahaan

dapat berhasil dengan baik maka harus

memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:

1. Dana yang tersedia

2. Sifat dari pasar

3. Jenis produk

4. Tahap dan siklus kehidupan produk.

Pemilihan sarana promosi yang tepat akan

mengefektifkan kegiatan pemasaran yang ada

akhirnya tujuan perusahaan dapat dioptimalkan.

Bank Mandiri Cabang Surabaya merupakan

sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang

perbankan dan jasa keuangan. Di dalam memasarkan

produk perusahaan ini menggunakan pertimbangan

sifat pasar yakni letak geografis, konsentrasi, dan tipe

langganan menggunakan bauran promosi yang lebih

ditentukan kepada iklan dan promosi sebagai sarana

promosi penjualannya. Akhir-akhir ini peneliti

memperhatikan bahwa kegiatan iklan dan promosi

penjualan dalam sebuah perusahaan merupakan

kebutuhan yang sangat penting dalam rangka

mensukseskan program pemasaran perusahaan.

Dewasa ini bisnis perbankan merupakan salah satu

jenis usaha jasa yang saat ini berada dalam iklim

persaingan sangat ketat. Perjuangan untuk

menciptakan bisnis yang berulang dengan nasabah

menempati titik sentral dalam upaya bank untuk tetap

unggul pada persaingan jangka panjang. Hal ini

dapatdilakukan salah satunya adalah dengan selalu

Page 31: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

28

memperbaiki kualitas jasa layanan yang diberikan

kepada para nasabah.

Persaingan yang ketat antar bank dewasa ini

mendorong setiap bank untuk memberikan layanan

terbaik kepada nasabahnya. Masing-masing bank

mempunyai program yang terus diperbarui. Program

tersebut dapat berbentuk layanan-layanan baru yang

semakin memudahkan nasabah, ada pula yang

menawarkan program undian berhadiah. Semua itu

dimaksudkan untuk sebanyak mungkin menarik

masyarakat untuk menjadi nasabah baru, juga untuk

mempertahankan supaya nasabah lama tidak beralih

ke bank lain. Hal ini mendorong bisnis jasa perbankan

untuk mencari cara yang mendatangkan keuntungan

dengan cara mendiferensiasikan diri mereka terhadap

pesaing. Bisnis perbankan merupakan bisnis jasa yang

berdasarkan pada azas kepercayaan sehingga masalah

kualitas layanan menjadi faktor yang sangat

menentukan dalam keberhasilan usaha. Kualiyas

layanan merupakan suatu bentuk penilaian konsumen

terhadap tingkat layanan yang diterima (perceived

service) dengan tingkat layanan yang diharapkan

(expected service) (Kotler, 1997).

Salah satu strategi yang dapat menunjang

keberhasilan dalam bisnis perbankan adalah berusaha

menawarkan kualitas jasa dengan kualitas pelayanan

yang tinggi yang nampak dalam kinerja yang tinggi

dalam performa dari pelayanan yang ada. Dalam

menghadapi persaingan, ada beberapa dimensi

kualitas pelayanan yang dapat mempengaruhi perilaku

nasabah.

METODE PENELITIAN

Pengertian Penelitian dan Jenis Penelitian

Menurut Sumadi, Suryabrata, (2010) penelitian

adalah suatu proses, yaitu suatu rangkaian langkah-

langkah yang dilakukan secara terencana dan

sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah atau

mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan

tertentu.

Untuk dapat menjawab pada permasalahan yang

telah dirumuskan, maka dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan jenis penelitian yang

bersifat eskriptif kuantitatif, yaitu dalam metode ini

berusaha memotret peristiwa dan kejadian yang

menjadi pusat perhatian, kemudian menggambarkan

sebagaimana adanya, sehingga pemanfaatan temuan

penelitian ini berlaku pada saat itu pula yang belum

tentu relevan bila digunakan untuk waktu yang akan

datang.

Susunan Kerangka Kerja

Gambar 2.1. Kerangka Kerja

Penentuan Populasi dan Sampel

Populasi

Menurut Sugiyono (2007:80) Populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini

adalah nasabah pada Bank Mandiri Cabang Surabaya

pada tahun 2016 berjumlah 30 orang.

Sampel

Menurut Sugiyono (2007:81), sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi. Penelitian dilakukan terhadap sampel

yang mewakili populasinya. Pemilihan sampel untuk

penelitian ini dilakukan secara total sampling. Adapun

yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah

nasabah Bank Bandiri Cabang Surabaya yang

berjumlah 30 orang.

Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2007:81) adalah merupakan

teknik pengambilan sampel secara tepat untuk tujuan

penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

metode total sampling yaitu teknik penentuan sampel

dengan mengambil seluruh populasi. Misalnya akan

melakukan penelitian tentang kualitas barang, maka

sampel sumber datanya adalah orang yang ahli dalam

produksi.

Definisi Variabel dan Variabel Operasional

Variabel

Page 32: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

29

Menurut Sugiyono (2007:38), Untuk memberikan

penjelasan yang kongkrit terhadap variabel yang

digunakan, maka dilakukan identifikasi variabel yang

terdapat dalam model analisis sebagai berikut.

a. Variabel bebas

Variabel bebas yang terdapat dalam penelitian ini

adalah:

X1= Advertising

X2= Sales Promotion

b. Variabel Terikat

Variabel terikat yang terdapat pada penelitian ini

adalah penjualan, dengan simbol Y.

Definisi Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (2007:39) Operasional Variabel

adalah suatu atribut, sifat atau nilai dari orang, objek

atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulan.

Sebelum mengadakan penelitian lebih lanjut

peneliti akan memberikan penjelasan mengenai

definisi operasional variabel seperti yang diketahui

peneliti dalam judul.

Tabel 2.1. Variabel Operasional

Metode Pengumpulan Data

Pengertian Metode Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono, (1999:23) bila dilihat dari sumber

datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan

data primer dan data sekunder. Data primer adalah

data yang diperoleh langsung dari sumber data, dan

data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber

tidak langsung.

Jenis-jenis Metode Pengumpulan Data

a. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data kuantitatif, yaitu data dalam bentuk angka-angka

yang diperoleh dari jawaban responden terhadap

pertanyaan yang ada dalam kuesioner (angket) berupa

nilai atau skor.

b. Sumber Data

Ada dua macam data yaitu data primer dan data

sekunder:

1. Data primer yaitu data yang diperoleh secara

langsung dari responden dengan menggunakan

kuisioner dan yang diperoleh dari perusahaan.

Kuisioner dibagikan kepada konsumen yang akan

diteliti.

2. Data sekunder yaitu data yang berisi dokumentasi,

tulisan-tulisan dan data yang diperoleh dari studi

pustaka dan buku-buku literatur yang berkaitan

dengan masalah penelitian.

Dalam penelitian ini yang digunakan adalah data

primer.

Metode yang digunakan dalam penelitian

Metode Kuesioner (Angket)

Menurut Prof. Dr. Sugiyono (2013:142), Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya.

Metode Analisis Data

1. Pengertian Metode Analisa Data

Menurut Lexy J., Moleong, (2000:42) analisa

data adalah proses mengorganisasikan dan

mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan

uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat

dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan

oleh data.

2. Jenis-jenis Metode Analisa Data

Menurut Lexy J., Moleong, (2000:44) jenis-jenis

metode analisa data:

Page 33: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

30

a. Analisa Kuantitatif adalah analisa yang

menggunakan alat analisa bersifat kuantitatif, dimana

alat yang digunakan berupa model-model (ex.

Matematika) dengan hasil yang disajikan berupa

angka-angka yang kemudian diuraikan/dijelaskan atau

diinterpretasikan dalam suatu uraian.

b. Analisa Kualitatif adalah analisa Kualitatif terbatas

pada teknik pengolahan datanya, seperti pengecekan

data dan tabulasi, dalam hal ini sekedar membaca

tabel-tabel, grafik-grafik atau angka-angka yang

tersedia, kemudian melakukan uraian dan penafsiran.

Metode Analisa Data dalam Penelitian

Menurut Anton, Dajan, (1986) metode analisa data

dalam penelitian ini menggunakan regresi linier

berganda.merupakan nilai yang cukup representatif

bagi penggambaran nilai-nilai yang terdapat dalam

data yang bersangkutan. Pengujian ini menggunakan

statistik inferensial dengan cara uji –F, standart error

atau kesalahan yang dapat ditoleransi (5% = 0,05).

Y = a + b1 X1 +b2X2+ e

Dimana:

Y = Penjualan

X1 = Advertising

X2 = Sales Promotion

a = Konstanta

b = Koefesien

e = Standar error / 0,5

HASIL PENELITIAN

Tanggapan Responden Dalam penelitian ini, jumlah kuesioner yang

disebarkan adalah 30 eksemplar kuesioner kepada 30

Nasabah Bank Mandiri Cabang Surabaya. Untuk

memberikan gambaran umum mengenai obyek

penelitian Nasabah Bank Mandiri Cabang Surabaya

menghasilkan data sebagai berikut:

1) Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil penelitian mengenai data pribadi responden

berdasarkan jenis kelamin akan disajikan pada tabel

dibawah ini :

Tabel 3.1 Jenis Kelamin Responden

Dari tabel 3.1 di atas menunjukkan bahwa responden

yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 17 orang

atau 56,7% dan yang berjenis kelamin perempuan

berjumlah 13 orang atau 43,3%. Dari keterangan

tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden adalah laki-laki.

2) Data Responden Berdasarkan Usia

Hasil penelitian mengenai data pribadi responden

berdasarkan usia akan disajikan pada tabel dibawah

ini:

Tabel 3.2 Karakteristik Responden

Berdasarkan Usia

Dari tabel 3.2 di atas, diketahui bahwa responden pada

usia 20 – 30 tahun berjumlah 11 orang atau 36,7%,

untuk usia 31 – 40 tahun berjumlah 14 orang

atau46,7%. Dan yang di atas usia 40 tahun berjumlah

5 orang atau16,7%. Dapat diambil gambaran secara

umum dari sebagian besar responden berada pada usia

31 – 40 tahun.

Analisis Data

1. Uji statistik

Uji validitas dan uji reabilitas

(a) Uji validitas

Pengujian validitas merupakan analisis terhadap

suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu kuesioner. Menurut

Jogiyanto (2008) validitas menunjukkan seberapa jauh

suatu tes atau operasi-operasi mengukur apa yang

seharusnya diukur. Dalam penelitian ini pengujian

validitas instrumen penelitian menggunakan Metode

Product Moment. Analisa validitas (Lampiran)

dilakukan terhadap instrumen dari kuesioner yang

termasuk variabel Advertising dan Sales

Promotionyang merupakan variabel independen (X)

dan variabel independen yaitu Penjualan (Y) melalui

Keterangan Jumlah %

Laki-laki 17 56,7

Perempuan 13 43,3

Total 30 100

No Usia

Jumlah

(orang)

%

1

20 – 30 11 36,7

2

31- 40 14 46,7

3 ≥ 40

5 16,7

Jumlah

30 100

Page 34: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

31

bantuan SPSS. Dasar pengambilan keputusannya

adalah:

Jika rhitung> rtabel ; maka pernyataan valid.

Jika rhitung< rtabel ; maka pernyataan tidak valid.

Untuk rtabel dapat dilihat pada tabel nilai-nilai r

Product Moment yaitu dengan responden (N)

sebanyak 30, maka rtabel minimal = 0,361 (Sugiyono,

2008). Untuk rhitung dapat dilihat pada kolom

Corrected Item-Total Correlation pada tabel Item-

Total Statistic.

Dalam penelitian ini, analisis validitas dapat disajikan

sebagai berikut:

a Variabel Advertising (X1)

Variabel Advertising(X1) mempunyai rhitung yang

dapat disajikan sebagai berikut:

Tabel 3.3 rhitung Variabel Advertising (X1)

Advertising (X1) dimana tidak semua item

pernyataan valid.

b Variabel Sales Promotion (X2)

Variabel Sales Promotion (X2) mempunyai

rhitung yang dapat disajikan sebagai berikut:

Tabel 3.4 rhitung Variabel Sales Promotion (X2)

Tabel 3.4 menyajikan lima item pernyataan dalam

variabel Sales Promotion (X2) dimana tidak semua

item pernyataan valid.

c Variabel Penjualan (Y)

Variabel penjualan (Y) mempunyai rhitung

yang dapat disajikan sebagai berikut:

Tabel 3.5 rhitung Variabel Penjualan (Y)

Tabel 3.5 menyajikan lima item pernyataan dalam

variabel Penjualan (Y) dimana tidak semua item

pernyataan valid.

(b) Uji reabilitas

Instrumen penelitian juga harus reliable (dapat

diandalkan). Reliabilitas suatu pengukur menunjukkan

stabilitas dan konsistensi dari suatu instrumen yang

mengukur suatu konsep. Uji reliabilitas dimaksudkan

menguji instrumen yang sama pada waktu yang

berbeda dan memberikan hasil yang sama. Hasil

penelitian reliabel apabila alpha Cronbach (α) > 0,5

(Sugiyono, 2008).

Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan

SPSS (Lampiran) Cronbach‟s Alpha untuk variabel

Advertising (X1), Sales Promotion (X2) dan Penjualan

(Y) yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas

Berdasarkan Tabel 3.6 Uji Reliabilitas Variabel X1,

X2 dan Y, yang mana variabel Advertising (X1)

menunjukkan nilai Cronbach‟s Alpha (α) sebesar

0,89> 0,5 yang artinya reliabel, variabel Sales

Promotion(X2) menunjukkan nilai Cronbach‟s Alpha

(α) sebesar 0,555> 0,5 yang artinya reliabel, dan

variabel Penjualan (Y) menunjukkan nilai Cronbach‟s

Alpha (α) sebesar -0,350< 0,5 yang berarti tidak

reliabel

Uji hipotesis

(a) Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama

(Uji F)

Item

Pertanyaan

rhitung rtabel

1 0,474 0,361

2 0,563 0,361

3 0,507 0,361

4 0,448 0,361

5 0,367 0,361

6 0,488 0,361

7 0,033 0,361

8 0,514 0,361

9 0,317 0,361

10 0,302 0,361

Item

Pertanyaan

rhitung rtabel

1 0,422 0,361

2 0,550 0,361

3 0,281 0,361

4 0,430 0,361

5 0,167 0,361

6 -0,190 0,361

7 0,261 0,361

8 0,189 0,361

9 0,354 0,361

10 0,450 0,361

Item

Pertanyaan

rhitung rtabel

1 0,445 0,361

2 0,283 0,361

3 0,377 0,361

4 0,640 0,361

5 0,507 0,361

6 0,217 0,361

7 0,130 0,361

8 0,370 0,361

9 0,037 0,361

10 0,604 0,361

Variabel Cronbach’s

Alpha

Keterangan

Advertising (X1) 0,89 Realibel

Sales Promotion

(X2)

0,555 Realibel

Penjualan (Y) 0,530 Realibel

Page 35: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

32

Uji ini dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui seberapa jauh semua variabel independen

(X) secara bersama – sama dapat mempengaruhi

variabel dependen (Y).

Tabel 3.7

1. Berdasarkan tabel 3.7 nilai tabel signifikasi (sig)

0,000<0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa

Advertising dan Sales Promotion berpengaruh

terhadap Penjualan

2. Berdasarkan tabel 3.7 nilaitabelfhitung(16.186)

>ftabel(3,35). Maka dapat disimpulkan bahwa

Advertising dan Sales Promotion berpengaruh

Penjualan.

Tabel 3.8 Regresi Linier Berganda

(b) Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)

Uji ini digunakan untuk melihat tingkat

signifikansi variabel independen mempengaruhi

variabel dependen secara individu atau sendiri –

sendiri.

(1) Pengaruh Advertising terhadap Penjualan

a) Berdasarkan tabel 3.8 nilai tabel signifikasi (sig)

0,00< 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa

Advertising berpengaruh terhadap Penjualan

b) Berdasarkan tabe; 3.8 nilai thitung(5,543) >

ttabel(2,048). Maka Advertising berpengaruh

terhadap Penjualan

(2) Pengaruh Sales Promotion terhadap Penjualan

a) Berdasarkan tabel 3.8 nilai tabel signifikasi (sig)

0,833> 0,05, Maka dapat disimpulkan bahwa

Sales Promotiontidak berpengaruh terhadap

Penjualan

b) Berdasarkantabel 3.8 nilaithitung (0,213)

<ttabel(2,048). MakaSales Promotiontidak

berpengaruh terhadap PenjualaN

PEMBAHASAN

Pengaruh Advertising terhadap Penjualan

Dari hasipenelitian yang penelitilakukan,

menurut tingkat signifikasi yang diperoleh dengan

menggunakan statistic uji t yaitu nilai tabelsignifikasi

(sig) 0,00 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa

Advertising berpengaruh terhadap Penjualan.

Berdasarkan penerimaan dan daerah penolakan

yaitu nilaithitung(5.543) >ttabel(2,048). Maka Advertising

berpengaruh terhadap Penjualan.

Pengaruh Sales Promotion terhadap Penjualan

Dari hasil yang dilakukan, menurut tingkat

signifikasi yang diperoleh dengan menggunakan

statistic uji t yaitu nilait abelsignifikasi (sig) 0,833>

0,05, Maka dapat disimpulkan bahwa Sales

Promotion tidak berpengaruh terhadap penjualan.

Berdasarkan daerah penerimaan dan daerah

penolakan yaitu nilaithitung (0,213) <ttabel(2,048). Maka

Sales Promotion tidak berpengaruh terhadap

penjualan.

Pengaruh Advertising dan Sales Promotion

terhadap Penjualan

Dari hasil penelitian yang penelitilakukan, menurut

tingkat signifikasi yang diperoleh dengan

menggunakan statistic uji f yaitu nilai tabel signifikasi

(sig) 0,000< 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa

Advertising dan Sales Promotion berpengaruh

terhadap penjualan.

Berdasarkan daerah penerimaan dan daerah

penolakan yaitu nilaitabelfhitung(16,186) >ftabel(3,35).

Maka dapat disimpulkan bahwa Advertising dan Sales

Promotion berpengaruh terhadap Penjualan.

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian pengaruh

Advertising dan Sales Promotion terhadap Penjualan

produk pada Bank Mandiri Cabang Surabaya maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa Advertising

berpengaruh terhadap Penjualan.

Berdasarkan hasil penelitian pengaruh

Advertising dan Sales Promotion terhadap penjualan

produk pada Bank Mandiri Cabang Surabaya maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa Sales Promotion tidak

berpengaruh terhadap penjualan

Berdasarkan hasil penelitian pengaruh

Advertising dan Sales Promotion terhadap penjualan

produk pada Bank Mandiri Cabang Surabaya maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa Advertising dan Sales

Promotion berpengaruh terhadap Penjualan.

SARAN

Setelah mengetahui tujuan perusahaan,

masalah yang sedang dihadapi serta penyebabnya,

maka pada kesempatan ini penulis akan

mengungkapkan saran-saran yang mungkin

NO Variabel Fhitung Ftabel Sig

1 X1, X2 dan

Y

16,186 3,35 0.000

N

O

Indikator

Pertanyaan

Koefisien

Regresi

(B)

T

hitung

Ttabe

l

Sig

1 Constanta

(a)

14,766 2,81

8

2,0

48

0,0

09

2 Advertising 0,599 5,54

3

2,0

48

0,0

00

3 Sales

Promotion

0,021 0,21

3

2,0

48

0,8

33

Page 36: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

33

bermanfaat atau setidaknya dapat dijadikan

pertimbangan oleh perusahaan bagi kelangsungan

hidup perusahaan dalam mencapai tujuan yang

diharapkan.

Dengan meningkatkan kegiatan advertising

berkaitan erat dengan peningkatan penjualan,

hendaknya mempunyai perhatian yang lebih yaitu

dengan meningkatkan frekuensi kegiatan advertising

agar penjualan dapat meningkat.

Variabel Sales Promotion juga memiliki pengaruh

besar kedua terhadap Penjualan walaupun kebanyakan

berjangka pendek, maka perlu dipertimbangkan

adanya ide-ide yang menarik untuk dapat menambah

daya rangsang terhadap konsumen baru. Hal ini dapat

memberikan nilai tambah untuk meniingkatkan

penjualan.

DAFTAR PUSTAKA

Basu, Swasta, 2003. Teori Penjualan Edisi 1 Cetakan

ke Tiga Belas. Penerbit LP3ES.

Jakarta.

Buchari, Alma, 2009. Prinsip Pemasaran Edisi 12.

Erlangga. Jakarta.

David B, Jones, 2003. Kiat Promosi Edisi 1. Penerbit

BPFE. Yogyakarta.

Djaslim, Saladen, 2002. Metode Penelitian Akuntansi

Edisi 1. Penerbit BPFE. Jakarta.

Haini, 2008. Metodelogi Penelitian Edisi 1. Penerbit

Grafindo Persada. Jakarta

I Made Wiratha, 2006. Metode Bisnis Edisi 2. Penerbit

Alfa Beta. Bandung.

Kartajaya, 2005. Pengatur Metode Statistik Edisi 1

Cetakan ke Dua Belas. Penerbit

LP3ES. Jakarta.

Kotler, 1997. Manajemen Pemasaran Edisi 12.

Erlangga. Jakarta.

Kriyantono, 2008. Manajemen Pemasaran Edisi 12.

Erlangga. Jakarta.

Lee, 2004. Pengantar Ekonomi Edisi 3. Penerbit UI

Pres. Jakarta.

Lupiyadi dan Hamdani, 2006. Pengantar Ekonomi

Mikro Edisi 3. Penerbit UI Pres.

Jakarta.

Martin L, 1990. Promosi Penjualan Edisi 1. Penerbit

Grafindo Persada. Jakarta.

Sugiyono, 2010. Statistika dan Penelitian Edisi 2.

Penerbit Alfa Beta. Bandung.

Page 37: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

34

ANALISIS EFEKTIVITAS PAJAK HOTEL DAN PAJAK REKLAME SERTA

KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN

LAMONGAN TAHUN 2011-2015

SURYANI YULI ASTUTI

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Untuk mengetahui Laju Pertumbuhan

Pajak Hotel dan Pajak Reklame yang ada di Kabupaten Lamongan tahun 2011-2015. (2)

Untuk mengetahui Efektivitas pemungutan Pajak Hotel dan Pajak Reklame yang ada di

Kabupaten Lamongan tahun 2011-2015. (3) Untuk mengetahui Kontribusi penerimaan Pajak

Hotel terhadap PAD Kabupaten Lamongan tahun 2011-2015. (4) Untuk mengetahui

Kontribusi penerimaan Pajak Reklame terhadap PAD Kabupaten Lamongan tahun 2011-

2015.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data

melalui dokumentasi dan wawancara. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa target

dan realisasi pendapatan asli daerah Kabupaten Lamongan tahun 2011-

2015, data target dan realisasi penerimaan pajak hotel di Kabupaten Lamongan tahun

2011-2015, serta data target dan realisasi pajak reklame di Kabupaten Lamongan

tahun 2011-2012. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

efektivitas serta kontribusi pajak.

Hasil penelitian ini adalah: (1) Laju pertumbuhan pajak hotel maupun pajak reklame

mengalami kondisi yang fluktuatif. Dari sektor pajak hotel, laju pertumbuhan tertinggi

berdasarkan prosentasenya terjadi pada tahun 2014 dengan 384,46% sedangkan prosentase

terendah terjadi pada tahun 2015 yang hanya tumbuh sebesar 5,87%, sementara dari sektor

pajak reklame, prosentase terbesar terjadi pada tahun 2015 yang tumbuh sebesar 43,89%.

Sedangkan prosentase pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2013 yang tidak tumbuh atau

bahkan berkurang (minus) -3,43% dari tahun sebelumnya. (2) Efektivitas dari pajak hotel dan

pajak reklame berada pada kriteria sangat efektif. Hal ini dikarenakan prosentase yang

dihasilkan dari hasil analisis telah mencapai >100%. Dapat dikatakan bahwa

pemerintah daerah Kabupaten Lamongan telah berhasil dalam mengelola pajak hotel

maupun pajak reklame. (3) Kontribusi pajak hotel di kabupaten lamongan pada tahun 2011-

2015 dapat dikatakan masih belum berkontribusi terhadap PAD. Hal ini dikarenakan

setelah dilakukan perhitungan analisis kontribusi menghasilkan angka dibawah 2%. (4)

Kontribusi pajak hotel di kabupaten lamongan pada tahun 2011-2015 dapat dikatakan masih

belum berkontribusi terhadap PAD. Hal ini dikarenakan setelah dilakukan perhitungan

analisis kontribusi menghasilkan angka dibawah 2%.

Kata Kunci : Efektivitas pemungutan Pajak Hotel dan Pajak Reklame

PENDAHULUAN

Dalam penyelenggaraan sebuah

negara, secara garis besar terbagi menjadi

dua sistem, yakni sistem sentralisasi dan

sistem desentralisasi. Sentralisasi

merupakan sebuah sistem yang mana

seluruh kekuasaan serta wewenang

diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah

Page 38: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

35

pusat, sedangkan desentralisasi merupakan

sebuah sistem dimana pemerintah pusat

menyerahkan wewenang kepada

pemerintah daerah untuk mengatur rumah

tangganya sendiri, akan tetapi perlu

digarisbawahi bahwa ini tidak berlaku

untuk semua hal, misalkan dalam hal

keamanan, hukum, dan kebijakan fiskal

merupakan contoh dari kebijakan yang

masih terpusat, tetapi tetap ada

pendelegasian kepada daerah. Dari sistem

desentralisasi ini pulalah yang melahirkan

kebijakan otonomi daerah pada saat ini.

Sesuai dengan UU No. 32 tahun 2004

yang telah direvisi dengan UU No. 23

tahun 2014 tentang pemerintahan daerah

dan UU No. 33 tahun 2004 tentang

perimbangan keuangan antara pemerintah

pusat dan daerah, maka untuk saat ini

pemerintah daerah mempunyai hak dan

kewenangan yang besar untuk

menggunakan sumber-sumber ekonomi di

daerah guna meningkatkan Pendapatan

Asli Daerah (PAD) yang merupakan

sumber penerimaan dari suatu daerah demi

membiayai pengeluaran pemerintah daerah

tersebut. Dengan kewenangan penuh

terhadap sumber-sumber ekonomi yang

ada di daerah ini, diharapkan nantinya

daerah dapat membiayai kegiatan

pembangunan dan pelayanan masyarakat

yang selama ini masih sangat bergantung

pada dana transfer dari pemerintah pusat.

Guna mengurangi dominasi

sumbangan pemerintah pusat serta

meningkatkan pembangunan dan

memaksimalkan otonomi daerah,

pemerintah daerah diharuskan mampu

untuk lebih meningkatkan Pendapatan Asli

Daerah. Menurut UU No. 28 tahun 2009,

PAD terdiri dari: (1) Hasil pajak daerah,

(2) Hasil retribusi daerah, (3) Hasil

perusahaan milik daerah dan hasil

pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan, dan (4) Pendapatan asli daerah

lainnya. PAD menjadi indikator

keberhasilan dalam penyelenggaraan

otonomi daerah. Semakin tinggi PAD

maka semakin tinggi pula kemampuan

pemerintah daerah untuk membiayai

kebutuhannya sendiri. Hal ini berarti

pemerintah daerah tersebut telah berhasil

dalam menyelenggarakan otonomi

daerah. Demikian pula sebaliknya,

apabila PAD yang diperoleh pada daerah

tersebut semakin sedikit atau mengalami

penurunan, berarti penyelenggaraan

otonomi daerahnya belum maksimal.

Sama halnya seperti daerah lain di

Indonesia, Lamongan merupakan salah

satu daerah yang diberi hak otonomi

daerah untuk mengatur rumah tangganya

sendiri guna melaksanakan pembangunan.

Lamongan diharapkan mampu mengelola

dan memaksimalkan potensi sumber daya

yang ada di daerah untuk kelangsungan

serta kemajuannya. Dengan menggali

secara lebih dalam seluruh potensi yang

ada di Lamongan, diharapkan nantinya

akan berpengaruh positif terhadap PAD.

Pajak daerah merupakan salah satu

sumber PAD. Hal ini sesuai dengan UU

no. 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah yang

mengungkapkan bahwa Pajak Daerah

adalah iuran wajib yang dilakukan oleh

orang pribadi atau badan kepada daerah

tanpa imbalan langsung yang seimbang,

yang dapat dipaksakan berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang

berlaku, yang digunakan untuk membiayai

penyelenggaraan daerah dan pembangunan

daerah. Dengan menggali serta

meningkatkan potensi pajak daerah yang

ada di daerah tersebut, maka PAD

nantinya dapat dipergunakan untuk

pembangunan serta meningkatkan

kesejahteraan rakyat. Namun dalam

Page 39: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

36

prakteknya, penerimaan asli daerah ini

masih sangat minim apabila kita

bandingkan dengan pengeluaran belanja

daerahnya, sehingga dana sumbangan dari

pemerintah pusat masih menjadi sumber

terbesar dalam otonomi daerah.

METODE PENELITIAN

Pengertian dan Jenis Penelitian

Pengertian penelitian

Menurut Efferin, S. dkk (2008:10)

Metodologi penelitian adalah strategi

umum dalam melakukan penelitian

termasuk tahapan-tahapan yang dilakukan

dalam melakukan penelitian. Tahapan ini

meliputi pendekatan yang dipilih,

penetapan tujuan studi, perumusan

research question, pengumpulan data,

analisis data dan penulisan laporan.

Jenis penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan

menggunakan metode deskriptif, yaitu

metode penelitian yang berusaha

mengungkapkan pemecahan masalah yang

ada sekarang berdasarkan data yang

aktual, yakni dengan menyajikan data,

menganalisis dan diinterprestasikan.

Penelitian deskriptif bertujuan untuk

membuat deskripsi, gambaran secara tepat

mengenai fakta, keadaan gejala, yang

merupakan objek penelitian bukan

untuk mencari atau menjelaskan

hubungan dan tidak menguji hipotesis.

Kuncoro,M (2009:12) mendefinisikan

bahwa penelitian deskriptif yaitu

pengumpulan data untuk menjawab

pertanyaan mengenai status terakhir dari

subjek penelitian, meliputi penilaian

sikap atau pendapat terhadap individu,

organisasi, keadaan ataupun prosedur

yang berupaya memperoleh deskripsi

yang lengkap dan akurat dari suatu situasi.

Kerangka Kerja

Edytono (2010) Kerangka kerja

(Frame Work) adalah rencana

penulisan yang memuat garis-garis

besar dari suatu karangan yang akan

digarap, dan merupakan rangkaian ide-

ide yang disusun secara sistematis,

logis, jelas, terstruktur, dan teratur serta

merupakan suatu struktur konseptual dasar

yang digunakan untuk memecahkan atau

menangani suatu masalah kompleks.

Gambar 2.1 Kerangka Kerja

HASIL PENELITIAN

Variabel Bebas

1. Laju pertumbuhan pajak hotel

dan pajak reklame yang dialami

Kabupaten Lamongan tahun 2011-2015

Sebelum melakukan perhitungan laju

pertumbuhan dari pajak hotel dan pajak

reklame, maka terlebih dahulu harus

dikemukakan jumlah penerimaan pajak

hotel dan pajak reklame selama 5 tahun

terakhir. Adapun data yang didapatkan dari

dispenda Kabupaten Lamongan sebagai

berikut:

Page 40: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

37

Tabel 3.1 Penerimaan pajak hotel dan

pajak reklame Kabupaten Lamongan tahun

2011-2015 (data diolah)

Dari tabel 3.1 dapat dilihat bahwa

terjadi kenaikan penerimaan pajak pada

sektor pajak hotel. Penerimaan pajak hotel

paling tinggi terjadi pada tahun 2015

yakni Rp 1.294.507.169, sedangkan

penerimaan pajak hotel paling rendah

terjadi pada tahun 2011 yakni Rp

125.150.000. Kenaikan paling drastis

terjadi pada tahun 2014, yakni dari Rp

252.376.175 pada 2013 dan naik menjadi

Rp 1.222.668.768 pada tahun 2014.

Dari tabel yang sama pula dapat kita

lihat jumlah penerimaan pajak reklame

selama lima tahun terakhir. Penerimaan

pajak reklame paling tinggi terjadi pada

tahun 2015 yakni dengan Rp

1.770.941.888, sedangkan penerimaan

pajak reklame terendah terjadi pada tahun

2011. Dalam 5 tahun terakhir tercatat satu

kali penurunan yang terjadi pada tahun

2013, yakni dari Rp 1.231.074.455 pada

2012 menjadi Rp 1.188.838.775 pada

2013.

Dari data tersebut, untuk selanjutnya

dilakukan perhitungan laju pertumbuhan

pajak hotel dan pajak reklame dengan

rumus sebagai berikut:

𝐺t = Xt −X (t −1) 𝑥 100%

x (t-1)

Keterangan:

Xt : Realisasi penerimaan pajak hotel /

reklame tahun tertentu

X(t−1) : Realisasi penerimaan pajak hotel /

reklame tahun sebelumnya

Setelah dihitung dengan rumus di atas,

maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.2 Laju pertumbuhan pajak hotel

dan pajak reklame tahun 2011-2015

Berdasarkan tabel 3.2 dapat dilihat

bahwa laju pertumbuhan pajak hotel

maupun pajak reklame mengalami kondisi

yang fluktuatif. Dapat kita lihat dari sektor

pajak hotel, laju pertumbuhan tertinggi

berdasarkan prosentasenya terjadi pada

tahun 2014 dengan 384,46% sedangkan

prosentase terendah terjadi pada tahun

2015 yang hanya tumbuh sebesar 5,87%.

Akan tetapi apabila kita cermati

lebih lanjut, terdapat kenaikan

pendapatan sebesar 4 kali lipat dari sektor

pajak hotel dari tahun 2013 ke tahun 2014.

Menurut M. Yazid Busthomi, SH. S.Ag.

MH (Kasi Keberatan dan Banding

Dispenda Kab. Lamongan) mengatakan

bahwa kenaikan ini dipicu dari berbagai

hal. Pertama, dikarenakan lamongan

merupakan salah satu destinasi wisata di

Jawa Timur seperti Wisata Bahari

Lamongan (WBL) dan juga Gowa

Maharani & Zoo Lamongan (Mazola). Hal

ini menyebabkan tumbuh suburnya usaha

perhotelan yang ada di Lamongan.

Kedua, faktor lain yang

menyebabkan kenaikan pendapatan

pajak hotel adalah event olahraga.

Bertandingnya tim sepak bola dari kota ini

(Persela) melawan tim dari kota lain yang

berlaga pada liga lokal di stadion Surajaya

Lamongan sudah pasti akan membawa

banyak suporter untuk mendukungnya.

Biasanya setelah laga usai, para suporter

ini tidak langsung kembali ke kota asalnya.

Page 41: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

38

Biasanya mereka akan menginap semalam

di Lamongan sebelum kembali ke kote

mereka masing-masing esok harinya.

Dari tabel yang sama di sektor pajak

reklame, prosentase terbesar terjadi pada

tahun 2015 yang tumbuh sebesar 43,89%.

Sedangkan prosentase pertumbuhan

terendah terjadi pada tahun 2013 yang

tidak tumbuh atau bahkan berkurang

(minus) -3,43% dari tahun sebelumnya.

Penurunan realisasi pajak dari sektor ini

menurut sumber yang sama mengatakan

bahwa memang untuk pajak reklame pada

tahun itu telah mencapai puncak dari

potensi pajak yang ada di Lamongan.

Ketika diwawancara lebih lanjut

mengenai hal penentuan target yang

melebihi potensi yang ada di Kabupaten

Lamongan, beliau mengatakan bahwa

bukan dispenda yang menentukan target

tersebut. Akan tetapi rapat anggota DPRD-

lah yang menentukannya, sehingga hal

yang seperti ini merupakan hal yang sudah

biasa terjadi. Menurut data yang didapat

dari dispenda, tercatat pula beberapa pajak

dari sektor lain tang tidak mencapai

target. Diantaranya adalah pajak hiburan,

pajak parkir, pajak air tanah, pajak

mineral bukan logam dan batuan, serta

pajak bumi dan bangunan pedesaan dan

perkotaan. (Data target dan realisasi PAD

per desember 2015).

2. Analisis efektifitas pajak hotel

dan pajak reklame yang dialami

Kabupaten Lamongan tahun 2011-

2015

1) Efektivitas pajak hotel

Tabel 3.3 Efektivitas pajak hotel

Berdasarkan tabel 3.3 dapat dilihat

bahwa efektivitas pajak hotel selama lima

tahun terakhir mengalami kondisi yang

fluktuatif. Tercatat telah terjadi 2 kali

penurunan yakni pada tahun 2013 dan

pada tahun 2015. Efektivitas pajak hotel

tertinggi terjadi pada tahun 2014 yaitu

sebesar 457,65 persen. Kemudian

efektivitas pajak hotel terendah terjadi

pada tahun 2011 yaitu sebesar 100,12

persen. Sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan menunjukkan hasil efektif

dengan tingkat efektivitas rata-rata

pertahun sebesar 188,93 persen. Dapat

dikatakan pemerintah Kabupaten

Lamongan berhasil dalam memungut

pajak hotel.

2) Efektivitas Pajak Reklame

Tabel 3.4 Efektivitas pajak reklame

Berdasarkan pada tabel 3.4 dapat

dilihat bahwa efektivitas pajak reklame

selama lima tahun terakhir mengalami

kondisi yang fluktuatif. Efektivitas pajak

tertinggi terjadi pada tahun 2015 yaitu

sebesar 118,06 persen. Sedangkan

efektivitas pajak terendah terjadi pada

tahun 2013 yaitu sebesar 100,82 persen.

Sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan menunjukkan hasil efektif

dengan tingkat efektivitas rata-rata

pertahun sebesar 107,18 persen. Dapat

dikatakan pemerintah Kabupaten

Lamongan berhasil dalam memungut

pajak reklame.

Variabel Terikat

1. Kontribusi Pajak Hotel terhadap

Pendapatan Asli Daerah

Page 42: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

39

Tabel 3.5 Kontribusi pajak hotel

terhadap PAD Kab. Lamongan

Tahun 2011-2015

Dari tabel 3.5 dapat dilihat bahwa

penerimaan pajak hotel di kabupaten

Lamongan setiap tahun selalu

mengalami peningkatan. Akan tetapi,

dari segi kontribusi sesuai dengan

standar yang ditetapkan masih berada

pada kriteria yang sangat kurang. Hal ini

bisa dilihat dari presentase yang masih

berada di bawah angka 10%. Untuk

kontribusi terbesar terjadi pada tahun 2014

yaitu dengan 0,45 persen, sedangkan

kontribusi terkecil terjadi pada tahun 2011

dengan 0,13 persen.

2. Kontribusi Pajak Reklame terhadap

Pendapatan Asli Daerah

Dari tabel 3.6 dapat kita lihat bahwa

penerimaan pajak reklame di kabupaten

Lamongan setiap tahun mengalami kondisi

yang fluktuatif karena terjadi penurunan

pendapatan pada tahun 2013.

Apabila kita lihat dari segi kontribusi,

sesuai dengan standar yang ditetapkan

masih berada pada kriteria yang sangat

kurang. Hal ini bisa dilihat dari

presentase yang masih berada di bawah

angka 10%. Untuk kontribusi terbesar

terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 1,10

persen, sedangkan untuk kontribusi

terendah terjadi pada tahun 2014 yaitu

sebesar 0,45 persen. Dengan ini dapat

dikatakan bahwa pajak reklame masih

belum memiliki kontribusi terhadap PAD

Lamongan.

3. Hubungan Deskripsi Variabel Bebas

dengan Variabel Terikat

Dari hasil penelitian, diketahui bahwa

tingkat efektivitas pajak hotel maupun

pajak reklame masuk pada kategori sangat

efektif. Hal ini dapat dilihat pada gambar

grafik yang selalu menunjukkan pada

angka lebih dari 100%.

Gambar 3.1 grafik tingkat efektivitas

pajak hotel dan pajak reklame Kabupaten

Lamongan tahun 2011-2015

Pada sektor pajak hotel misalnya,

tingkat efektivitas tertinggi dicapai pada

tahun 2014 yaitu sebesar 457,65 persen.

Kemudian efektivitas pajak hotel terendah

terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar

100,12 persen. Dengan tingkat efektivitas

rata-rata pertahun sebesar 188,93 persen,

dapat dikatakan Kabupaten lamongan telah

berhasil dalam memungut pajak hotel.

Pada sektor pajak reklame, tingkat

efektivitas pajak tertinggi terjadi pada

tahun 2015 yaitu sebesar 118,06 persen.

Sedangkan efektivitas pajak terendah

terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar

100,82 persen. Dengan tingkat efektifitas

rata-rata pertahun mencapai 107,18 persen,

maka dapat dikatakan pemerintah

Kabupaten Lamongan utelah berhasil

dalam memungut pajak reklame.

Page 43: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

40

Hal yang berbeda terjadi ketika

pendapatan dari pajak hotel dan pajak

reklame ini dihitung dengan menggunakan

analisis kontribusi terhadap PAD

Kabupaten Lamongan pada setiap

tahunnya. Masing-masing dari kedua

pajak ini menunjukkan kriteria yang sangat

kurang, hal ini dapat dilihat dari angka

prosentase yang didapatkan setelah

dihitung dengan rumus analisis kontribusi.

Gambar 3.2 grafik tingkat

kontribusi pajak hotel dan pajak reklame

terhadap PAD Kabupaten Lamongan

tahun 2011-2015

Pada sektor pajak hotel misalnya,

nilai kontribusi terbesar terhadap PA

Kabupaten Lamongan terjadi pada tahun

2014 dengan 0,45%, sedangkan kontribusi

terendah terjadi pada tahun 2011 dengan

0,13%.

Pada sektor pajak reklame, kontribusi

terbesar yang diberikan terhadap PAD

terjadi pada tahun 2011 dengan 1,10%,

sedangkan kontribusi terendahnya terjadi

pada tahun 2014 dengan 0,45%.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah

dilakukan sebelumnya dapat disimpulkan

bahwa efektivitas pajak hotel dan pajak

reklame serta kontribusinya terhadap

pendapatan asli daerah Kabupaten

Lamongan sebagai berikut:

1. Laju pertumbuhan pajak hotel maupun

pajak reklame di Kabupaten Lamongan

pada tahun 2011-2015 mengalami

kondisi yang fluktuatif. Dari sektor

pajak hotel, laju pertumbuhan tertinggi

berdasarkan prosentasenya terjadi pada

tahun2014 dengan 384,46% sedangkan

prosentase terendah terjadi pada tahun

2015 yang hanya tumbuh sebesar

5,87%, sementara dari sektor pajak

reklame, prosentase terbesar terjadi

pada tahun 2015 yang tumbuh sebesar

43,89%. Sedangkan prosentase

pertumbuhan terendah terjadi pada

tahun 2013 yang tidak tumbuh atau

bahkan berkurang (minus) -3,43% dari

tahun sebelumnya.

2. Efektivitas dari pajak hotel dan pajak

reklame di Kabupaten Lamongan pada

tahun 2011-2015 berada pada kriteria

sangat efektif. Hal ini dikarenakan

prosentase yang dihasilkan dari hasil

analisis telah mencapai >100%. Dapat

dikatakan bahwa pemerintah daerah

Kabupaten Lamongan telah berhasil.

3. Kontribusi pajak hotel di Kabupaten

Lamongan pada tahun 2011-2015

berada pada kriteria yang tidak

menggembirakan. Hal ini dikarenakan

prosentase yang dihasilkan setelah

dianalisis menggunakan analisis

kontribusi menghasilkan angka yang

tidak mencapai 2%. Sesuai dengan

standart yang telah ditetapkan, dengan

hasil yang sedemikian rupa maka bisa

dikatakan bahwa pajak hotel masih

belum memberikan kontribusi yang

berarti bagi pendapatan asli daerah

Kabupaten Lamongan. Tingkat

kontribusi tertinggi terjadi pada tahun

2014 dengan prosentase 0,45 %,

sedangkan tingkat kontribusi terendah

terjadi pada tahun 2015 dengan

prosentase 0,4 %.

Page 44: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

41

4. Kontribusi pajak reklame di

Kabupaten Lamongan pada tahun

2011-2015 berada pada kriteria yang

tidak menggembirakan. Hal ini

dikarenakan prosentase yang dihasilkan

setelah dianalisis menggunakan analisis

kontribusi menghasilkan angka yang

tidak mencapai 2%. Sesuai dengan

standart yang telah ditetapkan, dengan

hasil yang sedemikian rupa maka

bisa dikatakan bahwa pajak reklame

masih belum memberikan kontribusi

yang berarti bagi pendapatan asli daerah

Kabupaten Lamongan. Tingkat

kontribusi tertinggi terjadi pada tahun

2011 dengan prosentase 1,10 %,

sedangkan tingkat kontribusi terendah

terjadi pada tahun 2014 dengan

prosentase 0,45 %.

Saran

Dari kesimpulan yang telah

dirangkum diatas, sebagai bahan masukan

bagi pemerintah Kabupaten Lamongan

dalam meningkatkan penerimaan

pendapatan asli daerah adalah sebagai

berikut:

1. Dengan tingkat efektivitas pajak hotel

dan pajak reklame yang fluktuatif, maka

dengan ini penulis menyarankan untuk

mengkaji lebih detil lagi mengenai

prosedur penentuan target yang benar-

benar mencerminkan potensi pajak yang

ada di Kabupaten Lamongan. Dengan

begitu diharapkan akan terjadi koordinasi

yang baik antara penentu target (DPRD)

dengan petugas Dispenda Lamongan,

sehingga pemungutan pajak di Kabupaten

Lamongan benar-benar sesuai dengan

potensi yang ada di lapangan.

2. Untuk mempertahankan kinerja yang

sudah baik, serta untuk lebih

mengoptimalkan potensi pajak yang ada di

Kabupaten Lamongan. Hal ini dikarenakan

apabila semakin besar dan semakin efektif

pendapatan yang diperoleh, maka akan

semakin besar pula kontribusi yang akan

diberikan dari sektor pajak tersebut bagi

Kabupaten Lamongan

DAFTAR PUSTAKA

Arditia, Reza. 2012. Analisis Kontribusi

dan Efektivitas Pajak Daerah

Sebagai Sumber Pendapatan Asli

Daerah Kota Surabaya

Arikunto, Suharsimi. 2001. Prosedur suatu

Penelitian, Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta

Data Target dan Realisasi Pendapatan Asli

Daerah Kabupaten Lamongan

Tahun 2011-2015

Efferin, Sujoko. Dkk 2008. Metode

Penelitian Akuntansi, Mengungkap

Fenomena dengan Pendekatan

Kualitatif dan Kuantitatif.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset

untuk Bisnis dan Ekonomi, Edisi 3.

Jakarta : Erlangga

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kabupaten Lamongan Tahun 2012

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kabupaten Lamongan Tahun 2013

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kabupaten Lamongan Tahun 2014

Memah, Edwar W. 2012 Efektifitas dan

Kontribusi Penerimaan Pajak Hotel

dan Restoran Terhadap PAD Kota

Manado.

Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian.

Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia

Peraturan Daerah Kabupaten

Lamongan Nomor 12 Tahun 2010

Tentang Pajak Daerah.

Rizky, Elfayang. 2014. Analisis Efektifitas,

Efisiensi dan Kontribusi Pajak dan

Restribusi Daerah Terhadap PAD

Kabupaten Blora Tahun 2009-

Page 45: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · MELATI JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan ... Produksi Pada Perusahaan

42

2013. Skripsi. Semarang: FE

UNDIP

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis.

Bandung: Alfabeta

Syah, Irwan. 2014. Efektivitas dan

Kontribusi Pajak Hotel Terhadap

Pendapatan Asli Daerah (Studi di

Pemerintah Daerah Kabupaten

Semarang). Skripsi, Semarang: FE

UNDIP

Triantoro, Arvian. 2006. Efektivitas

Pemungutan Pajak Reklame dan

Kontribusinya Terhadap

Penerimaan Pajak Daerah di Kota

Bandung.

Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 23 Tahun 2014 Tentang

Pemerintahan Daerah

Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 28 Tahun 2009 Tentang

Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah.

Zuliyanti. 2014. Analisis Efisiensi dan

Efektivitas Pemungutan Pajak

Reklame di Kabupaten Lamongan

Sesuai Perda No. 12 Tahun 2010.