ISSN: 1979-27439 SOSIO AKADEMIKAejurnal.staismqbangko.ac.id/download.php?file=20200818-1... ·...

27
ISSN: 1979-27439 Jurnal Pendidikan Islam, Sosial dan Keagamaan SOSIO AKADEMIKA Vol. 12, No. 01, November 2019 Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Matematika dalam Mengimplementasikan Kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Atas Negeri Merangin Ahmad Arpandi Konsep Manajemen Pendidikan Islam Zarkoni Peranan Media Pembelajaran dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di Sekolah Dasar Negeri 165/VI Desa Titian Teras Kabupaten Merangin Asmaraniza Penanaman Pendidikan Karakter dalam Diri Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 264/VI Bukit Bungkul II Kabupaten Merangin Sri Zuwanti Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia dengan Penggunaan Metode Role Play pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 66/VI Jelatang I Kabupaten Merangin Hirni Penerapan Model Pembelajaran Terpadu dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar Negeri 146/VI Mentawak Kabupaten Merangin Erimai Sukmiati Potensi dan Kontribusi Advokat dalam Penegakan Supremasi Hukum pada Perkara Perdata Pasca Lahirnya Undang-undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat di Tinjau Dari Hukum Islam M. Thoiyibi Manajemen Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 1 Merangin Muhammad Paryadi, Sahrina Sari, Lisa Kusmita, M. Nuklirullah, Saprudin, Ria Unzila, Muhammad Nuzli dan Masruri Hubungan Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Negeri 145/VI Salam Buku 1 Kecamatan Batang Masumai Kabupaten Merangin Jamilah Studi ‘Aql dalam Al-Quran (Ditinjau dari Pemikiran Muhammad Abduh dalam Tafsir Al- Mannar) Hermanto Pemberdayaan Sumber Daya Manusia di Madrasah Maisah, Armida dan Edi Wardani Diterbitkan oleh: STAI SYEKH MAULANA QORI BANGKO-JAMBI

Transcript of ISSN: 1979-27439 SOSIO AKADEMIKAejurnal.staismqbangko.ac.id/download.php?file=20200818-1... ·...

  • ISSN: 1979-27439

    Jurnal Pendidikan Islam, Sosial dan Keagamaan

    S O S I O A K A D E M I K A Vol. 12, No. 01, November 2019

    Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Matematika dalam Mengimplementasikan Kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Atas Negeri Merangin

    Ahmad Arpandi

    Konsep Manajemen Pendidikan Islam Zarkoni

    Peranan Media Pembelajaran dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di Sekolah Dasar Negeri 165/VI Desa Titian Teras Kabupaten Merangin

    Asmaraniza

    Penanaman Pendidikan Karakter dalam Diri Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 264/VI Bukit Bungkul II Kabupaten

    Merangin Sri Zuwanti

    Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia dengan Penggunaan Metode Role Play pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 66/VI Jelatang I Kabupaten Merangin

    Hirni

    Penerapan Model Pembelajaran Terpadu dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar Negeri 146/VI

    Mentawak Kabupaten Merangin Erimai Sukmiati

    Potensi dan Kontribusi Advokat dalam Penegakan Supremasi Hukum pada Perkara Perdata Pasca Lahirnya Undang-undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat di

    Tinjau Dari Hukum Islam M. Thoiyibi

    Manajemen Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 1 Merangin Muhammad Paryadi, Sahrina Sari, Lisa Kusmita, M. Nuklirullah, Saprudin, Ria Unzila,

    Muhammad Nuzli dan Masruri

    Hubungan Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Negeri 145/VI Salam Buku 1 Kecamatan Batang Masumai Kabupaten Merangin

    Jamilah

    Studi ‘Aql dalam Al-Quran (Ditinjau dari Pemikiran Muhammad Abduh dalam Tafsir Al-Mannar)

    Hermanto

    Pemberdayaan Sumber Daya Manusia di Madrasah Maisah, Armida dan Edi Wardani

    Diterbitkan oleh:

    STAI SYEKH MAULANA QORI BANGKO-JAMBI

  • ii

    Vol. 12, No. 01, November 2019 ISSN: 1979-27439

    Jurnal Pendidikan Islam, Sosial dan Keagamaan

    S O S I O A K A D E M I K A

    Penanggung Jawab Ketua Yayasan Pendidikan Islam Syekh Maulana Qori Bangko

    M. Thoiyibi, S.Sos., M.H. (Ketua STAI Syekh Maulana Qori Bangko) Dr. H. M. Joni, Lc., M.A (Wakil Ketua I STAI SMQ Bangko)

    Dr. H. Firdaus, M.A. (Wakil Ketua II STAI SMQ Bangko) Drs. Hamdan, M.Pd.I (Wakil Ketua III STAI SMQ Bangko)

    Pimpinan Redaksi Masruri, S.Pd.I., M.Pd.I

    Abdul Kholik, M.Fil.

    Penyunting Pelaksana Ibrahim, S.Pd., M.Pd.I. Salahuddin, S.E., M.M.

    Habibah, S.Pd.I., M.Pd.I.

    Pelaksana Tata Usaha Muhammad Nuzli, S.Pd.I., M.Pd.

    Ahmadi, S.Pd.I., M.M.

    Alamat Redaksi STAI SYEKH MAULANA QORI BANGKO

    Jln. Prof. Muhammad Yamin SH, Pasar Atas Bangko-Jambi Telp. 0746- 3260012

    e-mail: [email protected]

    tel:(0746)-3260012mailto:[email protected]

  • Jurnal Sosio Akademika Vol. 12/No. 01/November 2019 http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu iii

    PENGANTAR REDAKSI Assalamu’alaikum Wr. Wb

    Salah satu tujuan berdirinya STAI Syekh Maulana Qori sebagaimana secara eksplisit tercermin dalam Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor: 488 Tahun 2002 tentang status STAI Syekh Maulana Qori adalah untuk mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan agama Islam serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Untuk mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan ini lebih lanjut di atur dalam Permendiknas nomor: 22 Tahun 2011 tentang Terbitan Berkala.

    Dengan demikian, STAI Syekh Maulana Qori tidak hanya dituntut agar mengembangkan ilmu pengetahuan terutama ilmu-ilmu keislaman dan kemasyarakatan melalui kegiatan pembelajaran, penelitian, dan menyebarluaskannya. Berdasarkan amanat tersebut, pimpinan STAI Syekh Maulana Qori telah mengambil kebijakan yang mengarah kepada peningkatan mutu intelektual akademik dosen STAI Syekh Maulana Qori melalui penerbitan jurnal berkala ilmiah, dan untuk pengelolaannya diberikan pada Pusat Penelitian.

    Sosio Akademika: Jurnal Pendidikan Islam dan Sosial Keagamaan adalah salah satu jurnal ilmiah berkala, yang bertujuan pertama, untuk meningkatkan kemampuan akademik para dosen, karyawan, guru, ilmuan maupun cendekiawan dalam menulis karya ilmiah yang lebih baik sesuai dengan kaidah sistematika jurnal terakreditasi. Kedua, dapat menjadi wadah pembelajaran menulis bagi dosen-dosen pemula dan karyawan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam aspek keterampilan menulis ilmiah. Ketiga, menambah khazanah jurnal yang ada di lingkungan STAI Syekh Maulana Qori untuk pengembangan citra diri sebagai lembaga perguruan tinggi Islam yang ada di Provinsi Jambi.

    Sosio Akademika: Jurnal Pendidikan Islam dan Sosial Keagamaan ini diperuntukkan bagi “mahasiswa baru dan lama”, dosen, karyawan dan peminat informasi-informasi terapan maupun filosofis tentang pendidikan, sosial, bahasa serta budaya yang mengakar pada ilmu keislaman. Oleh karena itu fokus tulisannya lebih banyak menyentuh pada “Pendidikan Islam dalam arti luas dan persoalan sosial kemasyarakatan serta terdapat pula beberapa tulisan yang membahas tentang syari’ah sebagai salah satu keilmuan dalam Islam”.

    Pada kesempatan ini tim redaksi mengucapkan alhamdulillahirobbil ‘alamin yang mana jurnal Sosio Akademika STAI SMQ Bangko telah berjalan pada tahun ke-12, seiring dengan ini diterbitkan pula jurnal Vol. 12, No. 01, November 2019. Yang merupakan semangat ke arah pengembangan yang lebih baik.

    Saran dan masukan dari semua pihak sangat kami harapkan demi terwujudnya tujuan dan cita-cita mulia kita bersama. Semoga kita dapat berkarya lebih baik lagi di masa mendatang. Demi kemajuan civitas akademika STAI Syekh Maulana Qori.

    Wassalamu’alaikum Wr. Wb

    Tim Redaksi

    http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu

  • Jurnal Sosio Akademika Vol. 12/No. 01/November 2019 iv http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu

    DAFTAR ISI

    Tim Redaksi................................................................................................................ i Pengantar Redaksi ..................................................................................................... ii Daftar isi .................................................................................................................... v

    Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Matematika dalam Mengimplementasikan Kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Atas Negeri Merangin Ahmad Arpandi .................................................................................................... 1-22

    Konsep Manajemen Pendidikan Islam Zarkoni ................................................................................................................. 23-44

    Peranan Media Pembelajaran dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di Sekolah Dasar Negeri 165/VI Desa Titian Teras Kabupaten Merangin Asmaraniza .......................................................................................................... 45-58

    Penanaman Pendidikan Karakter dalam Diri Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 264/VI Bukit Bungkul II Kabupaten Merangin Sri Zuwanti ........................................................................................................... 59-68

    Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia dengan Penggunaan Metode Role Play pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 66/VI Jelatang I Kabupaten Merangin Hirni ..................................................................................................................... 69-78

    Penerapan Model Pembelajaran Terpadu dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar Negeri 146/VI Mentawak Kabupaten Merangin Erimai Sukmiati .................................................................................................... 79-90

    Potensi dan Kontribusi Advokat dalam Penegakan Supremasi Hukum pada Perkara Perdata Pasca Lahirnya Undang-undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat di Tinjau Dari Hukum Islam M. Thoiyibi............................................................................................................ 91-108

    Manajemen Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 1 Merangin Muhammad Paryadi, Sahrina Sari, Lisa Kusmita, M. Nuklirullah, Saprudin, Ria Unzila Muhammad Nuzli dan Masruri.................................................................. 109-118

    Hubungan Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Negeri 145/VI Salam Buku 1 Kecamatan Batang Masumai Kabupaten Merangin Jamilah ................................................................................................................. 119-128

    Studi ‘Aql dalam Al-Quran (Ditinjau dari Pemikiran Muhammad Abduh dalam Tafsir Al-Mannar) Hermanto ............................................................................................................. 129-136

    Pemberdayaan Sumber Daya Manusia di Madrasah Maisah, Armida dan Edi Wardani ........................................................................ 137-153

    http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu

  • 1

    ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MATEMATIKA DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

    NEGERI MERANGIN

    Ahmad Arpandi

    Dosen Manajemen Pendidikan Islam STAI Syekh Maulana Qori (SMQ) Bangko

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kompetensi pedagogik guru matematika dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. Kegunaan penelitian ini untuk melihat bagaimana kompetensi pedagogik guru matematika dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Merangin, Sekolah Menengah Atas Negeri 18 Merangin dan Sekolah Menengah Atas Negeri 16 Merangin. Tujuan Penelitian ini adalah: 1) Ingin mengetahui mengapa Kompetensi pedagogik guru matematika belum mampu mengimplementasi kurikulum 2013, 2) Ingin mengetahui bagaimana Kompetensi pedagogik guru matematika d i Sekolah Menengah Atas Negeri Merangin, 3) Ingin mengetahui bagaimana mengimplementasikan Kurikulum 2013 d i Sekolah Menengah Atas Negeri Merangin, 4) Ingin mengetahui bagaimana Kompetensi pedagogik guru matematika dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang dilaksanakan Sekolah Menengah Atas Negeri 4, Sekolah Menengah Atas Negeri 18 Merangin dan Sekolah Menengah Atas Negeri 16 Merangin. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling dengan jumlah responden 12 orang guru matematika. Penelitian ini menghasilkan empat hal yaitu: 1) sosialisasi dari pemerintah pada waktu penelitian berlangsung masih dinilai sangat kurang dan belum merata di setiap sekolah, 2) Hasil penelitian menunjukkan pemenuhan kompetensi pedagogik indikator 1, 2, 3, 4, menunjukkan kriteria sangat baik. Dengan kompetensi pedagogik sangat baik maka guru akan lebih mudah mengimplementasikan kurikulum 2013.3) Implementasikan Kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Atas Negeri Merangin, guru di SMA Negeri Merangin tidak keberatan mengenai perubahan kurikulum, 4) Kompetensi pedagogik guru matematika dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran matematika di SMA Negeri Merangin menunjukkan kesiapan dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013.

    Kata Kunci: Kompetensi pedagogik Guru Matematika, Implementasi K13

    PENDAHULUAN Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.

    Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan perkembangan peserta didik, kebutuhan pembangunan nasional, serta perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. untuk dapat

  • Ahmad Arpandi Analisis Kompetensi Pedagogoik...

    Jurnal Sosio Akademika Vol. 12/No. 01/November 2019 2 http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu

    meningkatkan kualitas pendidikan agar dapat sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat maka pemerintah telah berupaya dan berperan dengan maksimal, dengan melaksanakan evaluasi dan revisi pelaksanaan kurikulum setiap lima tahun sekali dan mengalami pergantian setiap sepuluh tahun sekali. Begitu pula yang terjadi pada saat ini yaitu adanya perubahan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013.

    KTSP dinilai belum tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global.1 Standar penilaian KTSP dinilai belum mengarah pada penilaian berbasis kompetensi. Hal tersebut bertentangan dengan penjelasan pasal 35 Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 bahwa kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.2

    Permasalahan pendidikan yang muncul membuat Kemendikbud menilai perlu dikembangkan kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013. Pengembangan kurikulum 2013 dilakukan karena adanya tantangan internal maupun tantangan eksternal.3 Tantangan internal terkait tuntutan pendidikan yang mengacu pada 8 Standar Nasional Pendidikan dan faktor perkembangan penduduk Indonesia. Tantangan eksternal berkaitan dengan tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogik, serta berbagai fenomena negatif yang mengemuka. Hasil analisis PISA menunjukkan hampir semua siswa Indonesia hanya menguasai pelajaran sampai level 3 saja, sementara negara lain banyak yang sampai level 4, 5, bahkan 6.4 Selain itu, fenomena negatif akibat kurangnya karakter yang dimiliki peserta didik menuntut pemberian pendidikan karakter dalam pembelajaran. Pernyataan tersebut didukung persepsi masyarakat bahwa pembelajaran terlalu menitik beratkan pada kognitif, beban siswa terlalu berat, dan kurang bermuatan karakter.

    Perubahan kurikulum memiliki tujuan meningkatkan rasa ingin tahu dan keaktifan siswa. Bahan uji publik Kurikulum 2013 menjelaskan standar penilaian kurikulum baru selai menilai keaktifan bertanya, juga menilai proses dan hasil observasi siswa serta kemampuan siswa menalar masalah yang diajukan guru sehingga siswa diajak berpikir logis. Elemen perubahan Kurikulum 2013 meliputi perubahan standar kompetensi lulusan, standar proses, standar isi, dan standar penilaian.5 Standar kompetensi lulusan dibedakan menjadi domain yaitu sikap, ketrampilan, dan pengetahuan. Rancangan Kurikulum 2013 menyebutkan adanya pengurangan mata pelajaran di tingkat SD dan SMP. Perubahan lain yaitu

    1Kemendikbud, Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 SMP/MTs Ilmu Pengetahuan

    Alam. (Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2012), hal. 27. 2 Undang-undang RI No. 20. Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Yogyakarta: Saufa, 2014), hal. 14. 3 Op. Cit., Kemendikbud, hal. 29. 4Kemendikbud, Pedoman Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. (Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2012), hal.18. 5Op. Cit., Kemendikbud 2013. hal. 31.

    http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu

  • Ahmad Arpandi Analisis Kompetensi Pedagogik...

    Jurnal Sosio Akademika Vol. 12/No. 01/November 2019 http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu 3

    penambahan jam pelajaran, komponen kurikulum seperti buku teks dan pedoman disiapkan pemerintah, adanya integrasi mata pelajaran IPA dan IPS ditingkat SD, serta rencana penjurusan lebih awal ditingkat SMA.

    Perubahan KTSP menjadi Kurikulum 2013 mengundang berbagai pendapat dari berbagai pihak. Pihak yang kurang sependapat dengan perubahan kurikulum menganggap perubahan terlalu tergesa-gesa. Evaluasi penerapan kurikulum sebelumnya (KTSP) penting lebih dahulu dilakukan agar dapat menjadi panduan menyusun serta implementasi kurikulum baru. Fakta disekolah menunjukkan banyak guru belum sepenuhnya mengimplementasikan KTSP, namun sekarang harus mengimplementasikan Kurikulum 2013 yang memiliki prinsip mengintegrasi banyak materi.

    Disisi lain, pihak yang mendukung perubahan kurikulum menganggap perubahan tersebut perlu untuk memenuhi tantangan perkembangan zaman. Bila kurikulum tidak diubah, lulusan yang dihasilkan adalah lulusan usang yang tidak terserap di dunia kerja. Selain itu pemerintah melakukan beberapa hal untuk menanggapi permasalahan dalam implementasi kurikulum baru. Pemerintah melakukan uji publik melalui dialog tatap muka di beberapa daerah, secara Online di website kemendikbud, dan secara tertulis yang dikirim ke beberapa perguruan tinggi dan dinas pendidikan. Selanjutnya, diadakan sosialisasi di berbagai kota besar mengenai implementasi kurikulum2013.

    Berbagai pendapat yang berkembang dengan adanya perubahan kurikulum menunjukkan bahwa guru memegang peran penting dalam perubahan kurikulum. Sebaik apa pun kurikulum yang dibuat, jika guru yang menjalankan tidak memiliki kemampuan yang baik, maka kurikulum tersebut tidak akan berjalan dengan baik. Dalam Standar Nasional Pendidikan dijelaskan guru memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi pedagogik. Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a yang dikutip E. Mulyasa dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.6

    Kurikulum tahun 2013 adalah rancang bangun pembelajaran yang didesain untuk mengembangkan potensi peserta didik, bertujuan untuk mewujudkan generasi bangsa Indonesia yang bermartabat, beradab, berbudaya, berkarakter, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis, dan

    6 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosda karya,

    2008),hal.75.

    http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu

  • Ahmad Arpandi Analisis Kompetensi Pedagogoik...

    Jurnal Sosio Akademika Vol. 12/No. 01/November 2019 4 http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu

    bertanggung jawab yang mulai dioperasikan pada tahun pelajaran 2013/2014 secara bertahap.7

    Kurikulum baru menuntut guru untuk melaksanakan pembelajaran yang berbasis tematik integratif. Guru juga dituntut untuk tidak hanya memiliki kompetensi profesional, namun juga harus memiliki kompetensi pedagogik, sosial, dan kepribadian. Kurikulum 2013 juga menuntut guru untuk melakukan pembelajaran berbasis pendekatan sains. Kompetensi pedagogik guru perlu untuk diketahui karena kompetensi tersebut berkaitan dengan pengembangan kurikulum serta proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas. Selain itu, dalam kompetensi pedagogik, guru dituntut untuk memahami karakteristik peserta didik, sehingga guru dapat menerapkan pendidikan karakter secara spontan dalam setiap proses pembelajaran agar siswa dapat memenuhi kompetensi sikap. Setelah diketahui mengenai kompetensi pedagogik guru, diharapkan dapat menjadi acuan untuk penelitian lanjutan mengenai kompetensi lainya itu kepribadian, sosial, dan profesional. Untuk mengetahui faktor penentu keberhasilan kurikulum yang pertama mengenai kesesuaian kompetensi pendidik khususnya kompetensi pedagogik terhadap Kurikulum 2013 serta kesiapan guru melaksanakan perubahan dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada pembelajaran matematika di Merangin maka perlu dilaksanakan analisis kesesuaian kompetensi pedagogik guru dan kesiapan guru matematika dalam mendukung implementasi Kurikulum 2013.

    Sekolah tidak dapat diakses kecuali mereka memiliki materi pendidikan

    yang memadai. Langkah yang tepat perlu diperkenalkan untuk meninjau

    persyaratan peralatan keseluruhan. Jika semua anak memiliki kesempatan yang

    sama untuk belajar, perhatian harus dibayar untuk kebutuhan spesifik.8

    Pendidikan juga dapat disebut sebagai sebuah proses. Dalam hal ini, pendidikan

    disebut tindakan mengembangkan kecerdasan, kemampuan berpikir kritis,

    pemahaman sosial dan budaya, dan pemahaman diri sendiri. Pendidikan dianggap

    sebagai aktif dan proses dinamis yang berlangsung terus menerus selama hidup

    seseorang dengan cara berbagai pengalaman melalui baik dalam formal atau

    secara informal.9

    Dalam dunia pendidikan, guru dan dosen merupakan faktor sangat penting

    dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan, khususnya mutu proses dan hasil

    7Kemendikbud. Bahan Uji Publik Kurikulum 2013. (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2012). Hal. 32. 8UNICEF, A Human Rights-Based Approach to Education, (New York: United Nations Children’s Fund, 2007), hal. 61. 9Chanchal Goel, et. al, Basic In Ecucation, (New Delhi: National Council of Educational Research and Training, 2014), hal. 6.

    http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu

  • Ahmad Arpandi Analisis Kompetensi Pedagogik...

    Jurnal Sosio Akademika Vol. 12/No. 01/November 2019 http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu 5

    pembelajaran.10 Sebagai tenaga profesional di bidang pendidikan, guru setidaknya

    memiliki tugas sebagai pengajar, pembimbing, administrator kelas, pengembang

    kurikulum, pengembang profesi, dan pembina hubungan dengan masyarakat.11

    Tugas-tugas tersebut dilakukan untuk meneruskan dan mengembangkan nilai-

    nilai hidup, mengembangkan ilmu, pengetahuan dan teknologi, serta

    mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.12

    Kompetensi dalam profesi guru merupakan perpaduan dari penguasaan

    pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan

    berpikir dan bertindak dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya.13 Dalam

    Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 Ayat 10

    dijelaskan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan,

    dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam

    melaksanakan tugas keprofesionalan.14 Kompetensi yang harus dimiliki oleh

    seorang guru dalam menjalankan profesinya adalah kompetensi pedagogik,

    kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang

    diperoleh melalui pendidikan profesi.

    Kompetensi pedagogik merupakan salah satu dari empat kompetensi yang

    harus dimiliki oleh setiap guru. Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi

    khas, yang akan membedakan guru dengan profesi lainnya dan akan menentukan

    tingkat keberhasilan proses dan hasil pembelajaran peserta didiknya. Kompetensi

    ini tidak diperoleh secara tiba-tiba tetapi melalui upaya belajar secara terus

    menerus dan sistematis, baik pada masa pendidikan (perkuliahan), masa

    prajabatan (pendidikan calon guru) maupun selama dalam jabatan, yang didukung

    oleh bakat, minat dan potensi keguruan lainnya dari masing-masing individu yang

    bersangkutan.

    Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa guru matematika di Sekolah

    Menengah Atas Negeri Merangin (Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Merangin, Sekolah

    Menengah Atas Negeri 16 Merangin dan Sekolah Menengah Atas Negeri 18 Merangin ):

    Pertama, guru matematika telah di duga belum mampu mengimplementasi kurikulum

    2013. Kedua, kecakapan guru matematika dalam mengimplementasikan kurikulum 2013

    10Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi Guru: dari Pra-Jabatan, Induksi, ke Profesional Madani, (Jakarta; Prenadamedia Group, Cet. III, 2015), hal. 100. 11Udin Syaefuddin Saud, Pengembangan Profesi Guru (Bandung: Alfabeta, 2011), hal. 32. 12Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 356. 13Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan (Bandung: Alfabeta, 2011), hal. 23. 14Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bab IV Pasal 1 Ayat 10.

    http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu

  • Ahmad Arpandi Analisis Kompetensi Pedagogoik...

    Jurnal Sosio Akademika Vol. 12/No. 01/November 2019 6 http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu

    di duga belum optimal. Ketiga, implementasikan kurikulum 2013 pada pembelajaran

    matematika di Sekolah Menengah Atas Negeri Merangin di duga belum optimal. Keempat

    kompetensi pedagogik guru matematika dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013

    dalam pembelajaran matematika belum optimal.

    FOKUS PENELITIAN Untuk memberikan kejelasan dan menghindari penafsiran yang salah pada

    penelitian, peneliti hanya meneliti Tiga Sekolah Menengah Atas Negeri Merangin: Pertama, Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Merangin Kedua, Sekolah Menengah Atas Negeri 16 Merangin dan Ketiga Sekolah Menengah Atas Negeri 18 Merangin, maka fokus penelitian ini diuraikan sebagai berikut.

    1. Kompetensi pedagogik guru Kompetensi pedagogik yang menjadi fokus penelitian adalah kemampuan

    guru mengelola pembelajaran yang terdiri dari pemahaman terhadap siswa, perencanaan, implementasi pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan mengaktualisasikan segenap potensi siswa (PPRI nomor 19 tahun 2005). Kompetensi pedagogik yang diteliti disesuaikan dengan Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan potensi guru.

    2. Kurikulum 2013 Kesiapan guru yang menjadi fokus penelitian adalah pemahaman guru

    terhadap Kurikulum 2013. Pemahaman guru mengenai Kurikulum 2013 dapat menunjukkan seberapa besar kesiapan guru mengimplementasikan Kurikulum 2013. Pemahaman guru yang diteliti meliputi pengetahuan mengenai alasan pengembangan, aktualisasi informasi, struktur dan strategi pengembangan, dan respons terhadap perubahan kurikulum menjadi

    METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif.

    Rahmat menyatakan penelitian kualitatif berpendirian bahwa tidak hanya satu kebenaran yang mutlak.15 Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa.16 Dengan digunakan metode kualitatif dalam penelitian, diharapkan dapat diperoleh data yang mendalam dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat tercapai. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru matematika dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 pada Sekolah Menengah Atas Negeri Merangin. (Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Merangin,

    15Rahmat PS. Penelitian Kualitatif. (EQUILIBRIUM, 2009) hal.8 16Moleong LJ. Metodologi Penelitian Kualitatif. ( Bandung: Remaja Rosdakarya. Tahun 2007), hal. 56

    http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu

  • Ahmad Arpandi Analisis Kompetensi Pedagogik...

    Jurnal Sosio Akademika Vol. 12/No. 01/November 2019 http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu 7

    Sekolah Menengah Atas Negeri 16 Merangin dan Sekolah Menengah Atas Negeri 18 Merangin).

    Teknik Pengumpulan Data Adapun instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam

    penelitian ini adalah: 1. Observasi 2. Interview atau wawancara 3. Dokumentasi 4. Kuesioner

    Tabel Kisi-kisi Instrumen

    No Indikator Daftar Pertanyaan

    A. Pemahaman Terhadap Peserta Didik

    1. Setiap mengajar saya berusaha untuk memahami perbedaan individu peserta didik, terutama perbedaan kemampuan.

    2. Setiap mengajar saya berusaha untuk memahami perbedaan individu peserta didik, terutama perbedaan sikap.

    3. Saya mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik dalam setiap kesempatan mengajar dengan melakukan tes awal.

    4. Saya mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik setelah proses pembelajaran selesai.

    B. Merancang 5. Saya berusaha memahami setidaknya dua teori belajar yang mendidik terkait dengan mata pelajaran Matematika.

    6. Saya menerapkan satu pendekatan pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam setiap pembelajaran Matematika.

    7. Saya menerapkan dua metode pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam setiap pembelajaran Matematika.

    8. Saya menentukan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan sesuai dengan prinsip pengembangan kurikulum.

    9. Saya menyusun materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang saya pilih.

    10. Saya menyusun materi pembelajaran secara benar sesuai dengan karakteristik peserta didik.

    11. Saya menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan.

    http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu

  • Ahmad Arpandi Analisis Kompetensi Pedagogoik...

    Jurnal Sosio Akademika Vol. 12/No. 01/November 2019 8 http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu

    No Indikator Daftar Pertanyaan

    12. Dalam perencanaan pembelajaran, saya merumuskan perangkat yang mengandung aspek pengembangan kemampuan siswa yang meliputi aspek kognitif.

    13. Dalam perencanaan pembelajaran, saya merumuskan perangkat yang mengandung aspek pengembangan kemampuan siswa yang meliputi aspek afektif.

    14. Dalam perencanaan pembelajaran, saya merumuskan perangkat yang mengandung aspek pengembangan kemampuan siswa yang meliputi aspek psikomotor.

    C. Melaksanakan Pembelajaran

    15. Saya melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas dengan memperhatikan standar keamanan yang disyaratkan.

    16. Saya melaksanakan pembelajaran yang mendidik di laboratorium, dengan memperhatikan standar keamanan yang disyaratkan.

    17. Saya melaksanakan pembelajaran yang mendidik di lapangan dengan memperhatikan standar keamanan yang disyaratkan.

    18. Saya menggunakan sumber belajar selain buku untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal.

    19. Saya memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam mengajar mata pelajaran Matematika.

    20. Saya menyediakan kegiatan pembelajaran selain di ruang kelas untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal.

    21. Saya berusaha memahami strategi berkomunikasi yang efektif dan santun, secara lisan, tulisan, atau bentuk lain dalam tiap mengajar.

    22. Saya berusaha membangun interaksi kegiatan/permainan yang mendidik menggunakan bahasa yang khas secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik .

    http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu

  • Ahmad Arpandi Analisis Kompetensi Pedagogik...

    Jurnal Sosio Akademika Vol. 12/No. 01/November 2019 http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu 9

    No Indikator Daftar Pertanyaan

    D. Mengevaluasi Hasil Belajar

    23. Saya mengadakan tes untuk mengetahui sejauh mana penguasaan peserta didik terhadap materi.

    24. Saya mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sendiri.

    25. Saya mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar Matematika secara berkesinambungan sesuai petunjuk yang ada.

    26. Untuk menentukan ketuntasan belajar Matematika saya menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi.

    27. Saya mengkomunikasikan hasil evaluasi penilaian dan evaluasi kepada peserta didik.

    E. Melakukan Tindakan Reflektif

    28. Saya melakukan refleksi terhadap pembelajaran Matematika yang telah dilaksanakan.

    29. Saya memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran Matematika.

    30. Saya melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Matematika.

    Teknik Analisis Data

    Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner, wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.17

    Data hasil kuesioner, jawaban tiap butir soal mendapat skor pada masing-masing alternatif jawaban. Alternatif jawaban SS (sangat sering) mendapat skor 4, S (sering) mendapat skor 3, K (kadang-kadang) mendapat skor 2, dan TP (tidak pernah) mendapat nilai 1. Hasil data kuesioner dianalisis dengan menjumlahkan skor jawaban kemudian dihitung dalam bentuk persentase (Ali 1993) melalui rumus sebagai berikut.

    %100tan XN

    nMatemaikaGuruPedagoggikKompetensidarS =

    Keterangan : n = Jumlah skor yang diperoleh

    N = Skor maksimal

    17Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R D(Bandung: Alfabeta, 2008), hal.244.

    http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu

  • Ahmad Arpandi Analisis Kompetensi Pedagogoik...

    Jurnal Sosio Akademika Vol. 12/No. 01/November 2019 10 http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu

    Banyaknya butir instrumen 30, skala penilaian terdiri dari 4 skala, rentang skor teoritik maksimal 120, skor terendah 30 (30 – 120), perhitungan dalam persentase adalah skor maksimal 100% dan skor minimal adalah 25%. Hasil skor diinterpretasikan sesuai dengan Tabel 3.1 sebagai berikut.

    Tabel 3.2 : Kriteria kompetensi pedagogik guru matematika berdasarkan skor dalam persentase:18

    No Interval Skor Kriteria

    1 76% - 100% Sangat Baik 2 51% - 75% Baik

    3 26% - 50% Kurang Baik

    4 1% - 25% Tidak Baik

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Kompetensi Pedagogik

    Kompetensi pedagogik pertama yang harus dikuasai oleh guru adalah memahami karakteristik peserta didik. Guru harus memahami prinsip-prinsip perkembangan kepribadian peserta didik agar dapat mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki siswa.

    Matematika SMAN Kabupaten Merangin dinilai sudah memahami karakteristik peserta didik, hal tersebut dapat dilihat pada hasil penelitian. Pemahaman karakteristik peserta didik penting karena berkaitan dengan perkembangan peserta didik yang mencakup aspek fisik, moral, spiritual, kultural emosional, dan intelektual. Sanaky (2005) menyatakan guru harus memiliki pemahaman akan sifat, ciri anak didik dan perkembangannya, mengerti beberapa konsep pendidikan yang berguna untuk membantu siswa, menguasai beberapa metode mengajar yang sesuai dengan materi pelajaran dan perkembangan siswa, menguasai sistem evaluasi yang tepat dan baik.

    Dengan mengetahui karakteristik peserta didik, guru dapat mencari solusi ketika terjadi permasalahan dalam pembelajaran. Selain itu, dengan memahami karakteristik setiap peserta didik, guru dapat menentukan pendekatan yang tepat diterapkan pada peserta didik.

    Kompetensi pedagogik mengenai pemahaman peserta didik perlu dikuasai guru karena berkaitan dengan struktur pengembangan Kurikulum 2013. Karakteristik Kurikulum 2013 mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotor (PP no. 69 2013). Guru berusaha memahami karakter peserta didik dengan membedakan peserta didik menurut perbedaan kemampuan dan sikap, memberi tes awal pembelajaran dan memberi refleksi tiap akhir pembelajaran. Pemahaman mengenai kemampuan peserta

    18 Di adaptasi dari Ali (1993)

    http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu

  • Ahmad Arpandi Analisis Kompetensi Pedagogik...

    Jurnal Sosio Akademika Vol. 12/No. 01/November 2019 http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu 11

    didik membuat guru dapat mengidentifikasi peserta didik mana yang perlu mendapat perhatian lebih mengenai pembelajaran. Penjurusan di awal dan peningkatan pendidikan berkarakter bangsa pada Kurikulum 2013 menuntut guru untuk memahami karakteristik peserta didik dari segi kemampuan dan sikap. Ketika guru memahami kemampuan peserta didik dan dengan adanya hasil placement test, UN, dan rapor SMP maka peserta didik akan terbantu dalam menentukan jurusan.

    Pemenuhan indikator kompetensi pedagogik yaitu penguasaan teori belajar dan prinsip pembelajaran mendidik yang baik sangat sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 menuntut untuk memperhatikan proses pembelajaran tidak hanya hasil pembelajaran. Komponen yang menjadi penilaian tidak hanya hasil kognitif namun juga afektif dan psikomotor. Kemendikbud (2013a) menyatakan Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Untuk mengoptimalisasi pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan peserta didik, guru perlu menguasai berbagai teori belajar, pendekatan, metode, model dan strategi pembelajaran yang mendidik.

    Kurikulum 2013 menekankan mengenai pendekatan saintifik atau scientific approach, agar guru dapat menerapkan pendekatan tersebut dengan maksimal maka pengetahuan mengenai pendekatan tersebut juga haru diketahui guru. Kompetensi mengembangkan kurikulum dapat terlihat dari kemampuan guru untuk menentukan tujuan pembelajaran serta memilih materi sesuai dengan pendekatan dan karakter peserta didik. Firmansyah (2007) menyebutkan KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan karakteristik siswa.

    Hal tersebut sedikit berbeda dengan Kurikulum 2013 yang dikembangkan pemerintah sesuai dengan tuntutan masa depan dan permasalahan nasional. Kemampuan guru mengembangkan kurikulum yang baik sangat mendukung dalam perubahan kurikulum. Kurikulum 2013 menuntut guru untuk dapat menyusun pembelajaran yang menunjukkan ketrampilan proses dari peserta didik. Guru dituntut memenuhi kompetensi inti yang berisi karakter bangsa. Guru yang awalnya membuat silabus dan RPP sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing sekarang dituntut untuk menyusun RPP yang sesuai dengan silabus dari pemerintah dan juga harus melihat dari kondisi sekolah tempat mengajar. Agar semua tuntutan tersebut dapat dipenuhi maka kemampuan mengembangkan kurikulum guru harus tinggi.

    Guru selaku responden telah menyusun perencanaan pembelajaran lengkap yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Guru juga sering melakukan pembelajaran yang mendidik baik di ruang kelas, laboratorium, maupun lapangan. Hal tersebut tentu sesuai dengan tuntutan dalam kurikulum 2013. Usman H dan Nuryadin ER (2013) menyatakan proses pembelajaran tidak hanya menyangkut eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi

    http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu

  • Ahmad Arpandi Analisis Kompetensi Pedagogoik...

    Jurnal Sosio Akademika Vol. 12/No. 01/November 2019 12 http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu

    tetapi juga meningkatkan kompetensi siswa dalam melakukan observasi (menyimak, melihat, membaca, mendengar), bertanya, asosiasi, menyimpulkan, mengkomunikasikan baik secara lisan, tertulis, maupun bahasa tubuh.

    Proses pembelajaran di sini tidak hanya dilakukan di dalam kelas namun juga di luar kelas. Selain dituntut mengembangkan komponen pembelajaran yang baik, guru juga dituntut melakukan pembelajaran yang dapat mendorong peserta didik untuk mengembangkan pemikirannya. Peserta didik diajak untuk dapat mengkomunikasi temuan yang didapat setiap pembelajaran. Guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan pembelajaran selain di kelas, misalnya di laboratorium, lapangan, maupun tempat lain yang dapat dijadikan sumber belajar.

    Kurikulum 2013 menekankan bahwa guru mata pelajaran harus mengintegrasikan pelajaran TIK dalam setiap pembelajaran. Analisis hasil penelitian menunjukkan untuk indikator lima mengenai memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dapat dikatakan telah terpenuhi dengan sangat baik. Guru telah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran seperti menggunakan laptop, LCD proyektor, dan menggunakan fasilitas WIFI. Pemenuhan indikator ini sangat sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013.

    Untuk dapat mengintegrasikan pelajaran TIK, guru sebagai pendidik tentu harus mengusai teknologi informasi dan komunikasi. Hal tersebut didukung oleh pendapat Sanaky (2005) bahwa profesi guru di abad 21 ini sangat dipengaruhi oleh pendayagunaan teknologi komunikasi dan informasi. Guru yang telah menguasai teknologi komunikasi dan informasi dapat memberikan pengajaran kepada peserta didik dalam jumlah besar dan tersebar di mana saja. Guru tidak hanya mengendalikan peserta didik yang belajar di kelas, namun juga mampu memberi pelayanan secara individual pada waktu yang bersamaan.

    Hasil penelitian menunjukkan guru memenuhi indikator kompetensi pedagogik mengenai memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik dengan menyediakan kegiatan pembelajaran selain di ruang kelas. Usman H dan Nuryadin ER (2013) menyatakan pembelajaran adalah kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi untuk mentransformasikan, melestarikan, dan mengkritisi iptek dan kultur yang dilakukan di dalam dan di luar kelas. Usaha menyediakan pembelajaran di luar kelas dapat mendorong peserta didik lebih kreatif dalam melakukan proses pembelajaran. Peserta didik dapat melihat langsung fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar. Pengalaman nyata yang didapat peserta didik akan membantu dalam pengembangan potensi diri.

    Selain itu, indikator kompetensi pedagogik yang tidak kalah penting yaitu kemampuan berkomunikasi. Kemampuan berkomunikasi guru Kabupaten Merangin dengan peserta didik dapat dikatakan terpenuhi cukup baik. Kemampuan komunikasi sangat penting dan mendukung dalam proses pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan yang disampaikan Saragih (2008)

    http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu

  • Ahmad Arpandi Analisis Kompetensi Pedagogik...

    Jurnal Sosio Akademika Vol. 12/No. 01/November 2019 http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu 13

    bahwa kompetensi minimal seorang guru baru adalah menguasai ketrampilan mengajar dalam hal membuka dan menutup pelajaran, bertanya, memberi penguatan, dan mengadakan variasi mengajar. Bila guru memiliki kemampuan komunikasi baik dalam proses mengajar di dalam maupun di luar kelas, maka peserta didik akan mudah menangkap materi yang disampaikan.

    Kemendikbud (2013a) menyatakan penilaian Kurikulum 2013 dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Guru dituntut untuk melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil baik dari hasil kognitif tes, afektif maupun psikomotor. Pemenuhan indikator kompetensi pedagogik ini sangat penting. Kurikulum 2013 menekankan pembelajaran berbasis masalah. Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan authentic assessment (Kemendikbud 2013a). Penilaian PBL dapat menggunakan portofolio dalam penilaian pembelajaran. Guru melakukan tes untuk mengetahui penguasaan peserta didik dan mengadministrasikan sesuai dengan aturan dari masing-masing sekolah.

    Dengan adanya administrasi penilaian dan penilaian portofolio maka perkembangan peserta didik dalam pembelajaran dapat dilihat. Hasil administrasi penilaian tersebut nantinya dapat digunakan guru untuk menentukan ketuntasan belajar Matematika.

    Indikator yang juga perlu dikuasai oleh guru adalah melakukan tindakan reflektif. Tindakan reflektif dapat digunakan untuk mengetahui kekurangan atau permasalahan yang telah terjadi ketika proses pembelajaran. Setelah masalah dalam pembelajaran diketahui maka guru dapat mencari solusi pemecahan masalah tersebut. Namun, banyak guru yang menilai kurangnya jam pembelajaran pada setiap pertemuan yang menyebabkan tindakan reflektif sulit dilakukan. Selain tindakan reflektif, guru juga merasa kesulitan untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas atau PTK. Sebagian besar sudah melakukan, namun tidak mengadministrasikannya dan hanya membantu mahasiswa yang sedang melakukan penelitian. Kurikulum 2013 yang tidak terlalu membebani guru mengenai administrasi perangkat pembelajaran dan memadatkan materi pembelajaran dapat menjadi alternatif agar tindakan reflektif dan PTK yang jarang dilakukan guru dapat dilakukan secara maksimal.

    2. Implementasi Kurikulum 2013

    a. Pemahaman mengenai perubahan kurikulum 2013 dan alasan pengembangan.

    Analisis hasil wawancara dari responden menunjukkan guru di SMA Negeri 4 Merangin, SMA Negeri 18 Merangin dan SMA Negeri 16 Merangin tidak keberatan mengenai perubahan kurikulum. Salah satu kelemahan KTSP adalah membebani guru dengan administrasi yang banyak hingga kadang guru lebih mengutamakan administrasi daripada fokus mengajar. Selain itu, standar materi kurikulum KTSP yang disesuaikan kondisi sekolah membuat perbedaan substansi materi di tiap daerah. Kemendikbud (2013a) menyatakan pada Kurikulum 2013,

    http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu

  • Ahmad Arpandi Analisis Kompetensi Pedagogoik...

    Jurnal Sosio Akademika Vol. 12/No. 01/November 2019 14 http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu

    penyusunan kurikulum dimulai dengan menetapkan standar kompetensi lulusan berdasarkan kesiapan peserta didik, tujuan pendidikan nasional dan kebutuhan.

    Setelah kompetensi ditetapkan kemudian ditentukan kurikulumnya yang terdiri dari kerangka dasar kurikulum dan struktur kurikulum. Satuan pendidikan dan guru tidak diberikan kewenangan menyusun silabus, tapi disusun pada tingkat nasional. Diharapkan hal itu dapat memperingan tugas administrasi guru karena tidak harus dibebani dengan tugas-tugas penyusunan silabus yang memakan waktu dan memerlukan penguasaan teknis dalam penyusunan. Namun, hingga satu bulan sebelum pelaksanaan kurikulum masih banyak guru belum melihat draf dokumen kurikulum. Hal itu akan menjadi kendala untuk guru karena guru tidak mempunyai banyak waktu untuk menyesuaikan kondisi draf kurikulum dengan masing-masing sekolah dan tuntutan yang diharap pemerintah. Mengenai kebijakan membuat buku teks perlu juga diperhatikan mengenai substansi materi pada buku. Materi harus dapat disesuaikan dengan kondisi daerah di seluruh Indonesia dan untuk pengadaan buku harus benar-benar sampai ke daerah terpencil dan segera disebar luaskan.

    Kemendikbud (2013a) menyatakan analisis hasil TIM tahun 2007 dan 2011 di bidang matematika dan IPA untuk peserta didik kelas 2 SMP juga menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Disimpulkan bahwa yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan apa yang diujikan atau yang distandarkan di tingkat internasional. Menurut data yang diperoleh dari responden, hal tersebut terjadi dikarenakan dalam membuat soal, guru memang membuat semua tipe soal namun juga disesuaikan dengan tuntutan dalam SKL, kemampuan anak, dan kondisi sekolah. Guru menilai bahwa peserta didik di Indonesia memang masih sulit untuk mengerjakan soal analisis. Hal tersebut berkaitan dengan tuntutan dari pemerintah yang sering kali hanya menuntut peserta didik untuk mengerti dan menghafal mengenai suatu materi. Sehingga perlu merubah pandangan peserta didik dari yang biasa menghafal materi dangkal namun banyak menjadi mengaplikasikan materi yang sedikit namun dapat diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.

    b. Aktualisasi informasi perkembangan kurikulum 2013. Informasi mengenai kurikulum sebagian besar diperoleh responden

    secara Online melalui internet. Informasi tersebut diunduh dari beberapa website resmi seperti website Kemendikbud, dari koran Online, maupun dari blog dan artikel. Selain dari internet, informasi juga diperoleh dari televisi dan media cetak. Untuk informasi dari pihak sekolah maupun sosialisasi dari pemerintah pada waktu penelitian berlangsung masih dinilai sangat kurang dan belum merata di setiap sekolah. PP RI No. 74 Tahun 2008 menyebutkan pelatihan guru adalah jenis pelatihan keprofesionalan guru yang bertujuan untuk memelihara dan/atau meningkatkan kemampuannya sebagai guru sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan perubahan kurikulum dan perkembangan masyarakat.

    http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu

  • Ahmad Arpandi Analisis Kompetensi Pedagogik...

    Jurnal Sosio Akademika Vol. 12/No. 01/November 2019 http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu 15

    Hal tersebut menunjukkan bahwa perlu adanya pelatihan guru untuk menghadapi perubahan kurikulum. Implementasi kurikulum 2013 dijadwalkan dimulai pada tahun ajaran 2016/2017 yang dilakukan secara bertahap. Namun, sebulan sebelum rencana pengimplementasian kurikulum 2013 dilaksanakan guru-guru Matematika di kabupaten Merangin melihat KD, KI, dan Silabus yang dibuat dari pemerintah. Kurangnya aktualisasi informasi mengenai Kurikulum 2013 tentu akan menghambat pelaksanaan implementasi Kurikulum 2013 di lapangan. Hal tersebut sejalan dengan yang diungkapkan Husain et al (2011) yaitu guru harus memiliki pengetahuan tentang kurikulum dan memahami proses di mana kurikulum dapat dikembangkan.

    Beberapa sekolah di kabupaten Merangin sudah ditunjuk sebagai sekolah pilot Project kurikulum 2013 dan sekolah tersebut telah dilakukan In House Training Kurikulum 2013. Sujoko (2012) menyatakan pelaksanaan IHT signifikan dapat meningkatkan kemampuan guru mata pelajaran dalam mengimplementasikan RPP bermuatan PBKB di SMA Negeri 4 Merangin, SMA Negeri 18 Merangin dan SMA Negeri 16 Merangin.

    Dengan hal tersebut diharapkan pula pelaksanaan IHT di Kabupaten Merangin signifikan dapat memperlancar implementasi kurikulum 2013 serta guru-guru yang telah dilatih dapat membagikan ilmunya pada guru lain.

    c. Pengetahuan mengenai struktur dan pengembangan kurikulum 2013. Hasil wawancara menunjukkan responden sependapat dengan struktur

    dan pengembangan kurikulum 2013. Responden menyatakan struktur dan pengembangan kurikulum tidak terlalu berbeda setiap tahunnya. Mengenai penggunaan pendekatan saintifik atau scientific approach pada Kurikulum 2013 mayoritas responden tidak terlalu bermasalah. Dalam Kemendikbud (2013a) disebutkan salah satu kriteria pendekatan ilmiah adalah materi pembelajaran berbasis pada fakta dan fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. Dalam pembelajaran Matematika sendiri untuk pendekatan saintifik sudah mulai diterapkan guru meskipun kurikulum yang digunakan masih berupa KTSP karena yang dipelajari dalam pembelajaran Matematika merupakan objek maupun fenomena yang nyata.

    Hal tersebut membuat sebagian besar responden menyetujui digunakannya pendekatan tersebut dalam Kurikulum 2013. Mengenai penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar sebagian besar responden tidak merasa keberatan karena materi yang disampaikan akan lebih cepat dipahami oleh peserta didik. Begitu pula mengenai penjurusan lebih awal dan mata pelajaran Matematika yang dijadikan mata pelajaran peminatan sebagian besar responden selaku pelaksana kurikulum di lapangan tidak keberatan dengan kebijakan yang dibuat pemerintah tersebut.

    http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu

  • Ahmad Arpandi Analisis Kompetensi Pedagogoik...

    Jurnal Sosio Akademika Vol. 12/No. 01/November 2019 16 http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu

    d. Respons terhadap perubahan kurikulum. Analisa hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden yaitu

    guru terutama guru-guru yang mengajar di sekolah pilot Project Kurikulum 2013 mendukung pemerintah dan siap untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013. Guru selaku pelaksana kurikulum di lapangan tentu akan mendukung setiap kebijakan dari pemerintah dan dalam pelaksanaan kurikulum guru memegang peran penting. Hal ini sejalan dengan pendapat bahwa keberhasilan dari suatu kurikulum yang ingin dicapai sangat bergantung pada faktor kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru (Uno 2009). Pentingnya peran guru tersebut mengharuskan pemerintah untuk melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kemampuan guru.

    Meskipun belum merata, namun pemerintah sudah mulai melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan pemahaman guru mengenai kurikulum baru. Upaya tersebut sudah mulai terlihat pada awal Bulan Juli di mana pemerintah sudah mulai mengeluarkan buku pedoman pelatihan dan pelatihan pada perwakilan guru tiap daerah. Kemendikbud (2013a) menyatakan salah satu tujuan umum Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 adalah Guru mampu melaksanakan tugas sesuai dengan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian Kurikulum 2013. Dengan tercapainya tujuan pelatihan tersebut diharapkan dapat memperlancar pelaksanaan kurikulum 2013 dan setelah itu pelaksanaan sosialisasi, pelatihan guru, dan implementasi kurikulum 2013 dapat dilaksanakan secara merata pada seluruh sekolah yang terdapat di Negara Indonesia.

    e. Implementasi Pembelajaran Matematika Kegiatan pendahuluan yaitu ketika guru masuk kelas sesuai dengan

    ketentuan jam masuk untuk masing-masing kelas. Guru mengawali proses pembelajaran dengan mengucapkan salam dilanjutkan respons peserta didik dengan menjawabnya. Proses pembelajaran untuk jam pertama di SMA Negeri dimulai dengan membaca ayat suci Al-Quran atau membaca doa sehari-hari dipimpin oleh ketua kelas selama 10 menit, hal tersebut terjadi di kelas X. Kegiatan tersebut selesai guru menanyakan materi pembelajaran sebelumnya dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari bersama serta rencana kegiatannya. Materi yang disampaikan adalah persamaan linear satu variabel. Sebelum memberikan materi ajar guru memberikan motivasi bagi peserta didik untuk mendapatkan semangat ataupun termotivasi dengan motivasi yang diberikan.

    Model pembelajaran yang digunakan guru adalah Discovery Learning. Guru menjelaskan sedikit materi tentang persamaan linear satu variabel. Guru memberikan permasalahan mengenai materi persamaan linear satu variabel yang berkaitan dengan umur. Guru memberikan pertanyaan mengapa dan bagaimana dalam permasalahan yang diberikan kepada peserta didik. Setelah guru memancing peserta didik untuk bertanya maka peserta didik aktif bertanya.

    http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu

  • Ahmad Arpandi Analisis Kompetensi Pedagogik...

    Jurnal Sosio Akademika Vol. 12/No. 01/November 2019 http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu 17

    Peserta didik dirasa cukup dalam kegiatan menanya, guru langsung membentuk beberapa kelompok diskusi. Sebelum membentuk kelompok, peserta didik diminta untuk mengumpulkan data umur guru, peserta didik, karyawan dan mahasiswa magang. Guru menyampaikan beberapa hal kegiatan yang akan peserta didik lakukan dalam diskusi kelompok termasuk data umur tersebut digunakan untuk materi diskusi. Kelompok diskusi sudah dibentuk, guru memberikan soal persamaan linear satu variabel sesuai dengan data umur yang didapat peserta didik kepada kelompok diskusi. Ketika salah satu kelompok diskusi mendapat kesulitan dalam menjawab soal ataupun kegiatan yang diberikan, guru dengan baik membantu peserta didik tersebut mengatasi kesulitan.

    Waktu diskusi yang ditentukan selesai, setiap kelompok diminta guru menunjuk satu perwakilan untuk mempresentasikan di depan kelas. Peserta didik yang mewakili kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi akan diberikan reward oleh guru yaitu dalam bentuk penambahan skor 10 untuk nilai Ulangan Tengah Semester.

    Kegiatan penutup yang dilakukan oleh guru. Kurang lebih 15 menit sebelum waktu pelajaran berakhir, guru mengulang kembali materi yang telah disampaikan. Kemudian guru memberikan tugas terstruktur yang wajib dikerjakan oleh peserta didik di rumah yang diambil dari buku siswa Kurikulum 2013. Untuk menutup kegiatan pembelajaran, guru mengucapkan salam dilanjutkan dengan respons peserta didik untuk menjawabnya.

    Hasil observasi implementasi pembelajaran matematika akan lebih baik jika didukung dengan wawancara kepada guru matematika. wawancara bertujuan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai implementasi pembelajaran yang sudah guru laksanakan. Hasil wawancara yang sudah peneliti laksanakan dengan narasumber menunjukkan bahwa guru sudah bisa mengimplementasikan pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013. Guru sudah melaksanakan pendekatan saintifik yaitu, kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Guru sering menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. Guru melakukan evaluasi, jika peserta didik belum mencapai KKM maka perlu adanya remidial. Guru memiliki kendala dalam implementasi pembelajaran matematika yaitu peserta didik yang kurang aktif dalam kegiatan yang diberikan, sehingga guru harus mempunyai atau mencari banyak cara supaya peserta didik dapat aktif di dalam kelas. Guru sudah melakukan penilaian yaitu penilaian autentik.

    3. Implementasi Kurikulum 2013

    Hasil wawancara dengan 12 guru matematika selaku responden disajikan dalam Lampiran 7 dan dapat diuraikan sebagai berikut. a. Pemahaman mengenai perubahan Kurikulum 2013 dan alasan

    pengembangan.

    http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu

  • Ahmad Arpandi Analisis Kompetensi Pedagogoik...

    Jurnal Sosio Akademika Vol. 12/No. 01/November 2019 18 http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu

    Hasil wawancara menunjukkan responden tidak keberatan dengan beberapa kebijakan pemerintah mengenai kurikulum baru. Mengenai buku teks guru dan siswa yang dibuat pemerintah responden menyatakan setuju karena program tersebut sebenarnya sudah ada sebelumnya. Hal tersebut baik karena terdapat standar yang jelas dan penyeragaman materi namun guru juga harus diberi kebebasan untuk menggunakan sumber belajar lain dan disesuaikan dengan kondisi masing-masing sekolah. Mengenai analisis PISA, responden menyatakan sependapat, pembuatan soal sebenarnya sudah beragam dari C1 sampai C6, namun untuk proporsi soal di atas C3 masih sedikit. Berdasarkan pengalaman soal disesuaikan dengan indikator, tuntutan tiap sekolah dan kemampuan siswa.

    b. Aktualisasi informasi perkembangan Kurikulum 2013. Hasil wawancara dengan responden menunjukkan bahwa responden

    mendapat informasi melalui internet, sedangkan informasi dari tiap sekolah dinilai kurang mendalam. Pada saat penelitian berlangsung responden belum mengetahui hasil uji publik KD, KI, dan silabus Kurikulum 2013. Serta hanya beberapa responden yang terlibat dalam usaha pemerintah mensosialisasikan kurikulum 2013 sebagai peserta dalam In House Training dan sosialisasi Kurikulum 2013.

    Mengenai usaha pemerintah untuk mengadakan pelatihan Master Teacher responden berpendapat bahwa pelatihan tersebut efektif bila guru yang dipilih untuk menjadi master teacher dapat mengkomunikasikan isi pelatihan kepada guru lain secara maksimal. Program ini dapat menekan biaya dan mempersingkat waktu terkait implementasi yang segera dilakukan.

    Namun akan lebih efektif bila pemerintah memanfaatkan MGMP di setiap daerah agar pelatihan kurikulum mengena sampai ke guru-guru di daerah. Namun tetap seluruh guru harus mengetahui mengenai Kurikulum 2013 sehingga implementasi kurikulum dapat berjalan lancar.

    c. Pengetahuan mengenai struktur dan pengembangan Kurikulum 2013. Hasil wawancara dengan responden menunjukkan responden tidak

    bermasalah dengan penggunaan pendekatan saintifik dalam Kurikulum 2013 karena untuk mata pelajaran Matematika sudah menerapkan pendekatan saintifik sejak dulu meski belum banyak guru yang mengenal istilah pendekatan saintifik. Dengan pendekatan ini siswa tidak mendapat hasil secara mendadak namun mengetahui prosesnya. Responden juga tidak bermasalah mengenai penjurusan di awal karena untuk siswa lebih baik karena sejak awal sudah memilih sesuai keinginan, namun untuk penyaringan masuk selain nilai rapor dan nilai UN juga harus ada placement test dan angket dari orang tua supaya mendukung pemilihan jurusan. Responden juga menyatakan bahwa apabila penjurusan lebih awal maka pembelajaran Matematika di SMA harus maksimal karena pelajaran dasar mengenai makhluk hidup perlu diketahui oleh setiap siswa. Mengenai penggunaan Bahasa Indonesia menjadi bahasa pengantar

    http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu

  • Ahmad Arpandi Analisis Kompetensi Pedagogik...

    Jurnal Sosio Akademika Vol. 12/No. 01/November 2019 http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu 19

    dalam pembelajaran, responden menyatakan setuju karena sebagai bentuk penghargaan bagi bangsa Indonesia. Dan bahasa Indonesia lebih bisa komunikatif terhadap siswa sehingga materi lebih mudah ditangkap siswa. Namun untuk menghadapi globalisasi tetap perlu mengenalkan bahasa internasional kepada siswa.

    d. Respons terhadap perubahan kurikulum. Hasil wawancara menunjukkan 2 sekolah sampel penelitian merupakan

    sekolah Pilot of Project Kurikulum 2013 antara lain SMA Negeri 4 Merangin, dan SMA Negeri 18 Merangin. Sekolah yang ditunjuk tersebut sudah mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada semester gasal tahun ajaran 2016/2017.

    Selain itu, responden juga menyatakan sebagai pelaksana kurikulum di sekolah siap untuk menerapkan kurikulum baru. Namun, mengingat waktu yang mendesak dalam implementasi kurikulum 2013 maka diharapkan pemerintah melakukan sosialisasi dan pelatihan guru segera mungkin dan menyentuh semua lapisan guru. Hal tersebut dianggap perlu karena masih banyak guru yang kebingungan mengenai implementasi kurikulum baru.

    KESIMPULAN 1. Kompetensi pedagogik guru matematika berdasarkan hasil penelitian telah

    mampu mengimplementasi kurikulum 2013, karena sosialisasi dari pemerintah telah dilakukan di SMA Negeri 4 Merangin, SMA Negeri 16 Merangin dan SMA Negeri 18 Merangin.

    2. Kompetensi pedagogik guru Matematika SMA Negeri 4 Merangin, SMA Negeri 16 Merangin dan SMA Negeri 18 Merangin sudah sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Guru Matematika yang mengajar di SMA Negeri 4 Merangin, SMA Negeri 16 Merangin dan SMA Negeri 18 Merangin menerapkan 4 indikator kompetensi pedagogik guru matematika. Hasil penelitian menunjukkan pemenuhan kompetensi pedagogik indikator 1, 2, 3, 4, menunjukkan kriteria sangat baik. Dengan kompetensi pedagogik sangat baik maka guru akan lebih mudah mengimplementasikan kurikulum 2013.

    3. Implementasikan kurikulum 2013 d i Sekolah Menengah Atas Negeri Merangin, guru di SMA Negeri 4 Merangin, SMA Negeri 16 Merangin dan SMA Negeri 18 Merangin tidak keberatan mengenai perubahan kurikulum, Implementasi kurikulum 2013 dijadwalkan dimulai pada tahun ajaran 2016/2017 yang dilakukan secara bertahap. Namun, sebulan sebelum rencana pengimplementasian kurikulum 2013 dilaksanakan guru-guru Matematika di kabupaten Merangin melihat KD, KI, dan Silabus yang dibuat dari pemerintah.

    4. Kompetensi pedagogik guru matematika dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran matematika di SMA Negeri 4 Merangin, SMA Negeri 16 Merangin dan SMA Negeri 18 Merangin menunjukkan

    http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu

  • Ahmad Arpandi Analisis Kompetensi Pedagogoik...

    Jurnal Sosio Akademika Vol. 12/No. 01/November 2019 20 http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu

    kesiapan dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013. Hasil wawancara juga menunjukkan guru Matematika menerima kebijakan pemerintah mengubah kurikulum menjadi Kurikulum 2013 dan bersedia untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013.

    DAFTAR PUSTAKA Agung TW. 2009. Motivasi kerja guru dalam mengembangkan kurikulum di

    sekolah. Jurnal Pendidikan Penabur 8 (13):56-63. Ali M. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa. Asriati N. 2009. Implementasi KTSP dan Kendalanya (Antara Harapan dan

    Kenyataan). Jurnal Visi Ilmu Pendidikan 3 (2):243-256. Bi4chof T & B Grobler. 1998. The management of teacher competence. Journal

    of In-service Education South Africa 24 (2): 191-211. Dakir. 2004. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta.

    Firmansyah F. 2007. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Struktur

    dan Kendalanya). Tadris 2 (1):134-144. Hamalik O. 2008. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja

    Rosdakarya. Hasan H. 2013. Informasi Kurikulum 2013. Bandung: Universitas Pendidikan

    Indonesia. Hu4ain A, AH Dogar, M Azeem & A Shakoor. 2011. Evaluation of Curriculum

    Development Proce4. International Journal of Humanities and Social Science 1 (14):263-271.

    . Iskandar H. 2013. Desain Induk Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

    Karsidi R. 2005. Profesionalisme Guru dan Peningkatan Mutu Pendidikan di Era Otonomi Daerah. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan. Dewan Pendidikan Kabupaten. Wonogiri 23 Juli 2005.

    [Kemendikbud] Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012. Bahan Uji Publik Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

    . 2013a. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 SMP/MTs Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

    . 2013b. Pedoman Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

    . 2013c. Pedoman Pemberian Bantuan Implementasi Kurikulum Tahun 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

    . 2013d. Pengembangan Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

    Kusnandar. 2008 . Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

    http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu

  • Ahmad Arpandi Analisis Kompetensi Pedagogik...

    Jurnal Sosio Akademika Vol. 12/No. 01/November 2019 http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu 21

    Kwartolo Y. 2002. Catatan kritis tentang kurikulum berbasis kompetensi. Jurnal Pendidikan Penabur 1 (1):106-116.

    . 2007. Mengimplementasikan KTSP dengan pembelajaran partisipatif dan tematik menuju sukacita dalam belajar (Joy in Learning).Jurnal Pendidikan Penabur 6 (9):66-80.

    Lunenburg LC. 2011. Curriculum Development: Inductive Models. Schooling 2 (1):1-8.

    Lexy J. Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

    Yusuf Hadi Miarso 2008. Peningkatan Kualifikasi Guru dalam Perspektif Teknologi Pendidikan. Jurnal Pendidikan Penabur 7 (10):66-76.

    Miles BM & AM Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: UI Pre4.

    Mulyasa E. 2009. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

    Mustofa. 2007. Upaya pengembangan profesionalisme guru di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan 4 (1):76-88.

    Nasution S. 2008. Asas-asas Kurikulum. Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara.

    Nugroho. 2013. Kurikulum Butuh Guru Hebat!. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan dalam Bulan Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Unnes tahun 2013 bertema Menyongsong Penyelenggaraan Kurikulum 2013. Semarang : Auditorium Unnes 18 Mei 2013.

    Permendiknas] Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta: BSNP.

    [Permendikbud] Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 69 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

    [PP RI] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. 2009. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang : standar nasional pendidikan. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

    . 2009. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 74 tahun 2008 tentang : guru. Jakarta: Novindo Pustaka Mandiri.

    Purwo BK. 2009. Menjadi guru pembelajar. Jurnal Pendidikan Penabur 8 (13):64-70.

    Rahmat PS. 2009. Penelitian kualitatif. EQUILIBRIUM 5 (9):1-8. Sanaky HAH. 2005. Sertifikasi dan Profesionalisme Guru di Era Reformasi

    Pendidikan. Jurnal Pendidikan Islam 2005 (1):1-13. Saragih AH. 2008. Kompetensi minimal seorang guru dalam mengajar. Jurnal

    Tabularasa PPS UNIMED 5 (1):23-34.

    http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu

  • Ahmad Arpandi Analisis Kompetensi Pedagogoik...

    Jurnal Sosio Akademika Vol. 12/No. 01/November 2019 22 http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu

    Selvi K. 2010. Teacher’s competencies. International Journal of Philosophy of Culture and Axiology 7 (1):167-175.

    [Sidiknas] Sistem Pendidikan Nasional. 2012. Keberhasilan Kurikulum 2013. On line at http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/uji-publik-kurikulum-2013-5[diakses tanggal 12 Februari 2013]

    Suciu AL & L Mata. 2011. Pedagogical competences- the key to efficient education International Online Journal of Educational Science 3 (2): 411-423.

    Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Alfabeta: Bandung.

    Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

    Sujoko A. 2012. Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training. Jurnal Pendidikan Penabur 11 (18):36-55

    Sukmadinata NS. 2009. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Bandung: Remaja Rosdakarya.

    Supriyoko K. 2013. Mengantisipasi Kegagalan Kurikulum. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan dalam Bulan Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Unnes tahun 2013 bertema Menyongsong Penyelenggaraan Kurikulum 2013. Semarang : Auditorium Unnes 18 Mei 2013.

    [UU RI] Undang-undang Republik Indonesia. 2005. Undang-undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang: guru dan dosen. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

    Usman H & Nuryadin ER. Strategi Kepemimpinan Pembelajaran Menyongsong Implementasi Kurikulum 2013. Cakrawala Pendidikan 32 (1):1-13.

    Usman MU. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya.

    Uno HB. 2009. Profesi Kependidikan Problema, solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara

    Widodo. 2012. Pengembangan kurikulum sekolah unggulan. Jurnal Pendidikan Penabur 11 (19):38-51

    Yasin AF. 2011. Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam di Madrasah. Jurnal eL-QUDWAH 1 (5):157-181.

    Yusuf A. 2007. Kesiapan Sekolah dalam Mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Lembaran Ilmu Kependidikan 36

    http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.muhttp://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/uji-publik-kurikulum-2013-http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/uji-publik-kurikulum-2013-

  • Jurnal Sosio Akademika Vol. 12/No. 01/November 2019 http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu 155

    2) Landasan teori (jika diperlukan), 3) Hasil kajian pustaka yang menunjukkan adanya kesenjangan temuan

    penelitian, 4) Wawasan rencana pemecahan masalah dan potensi kontribusinya

    bagi perkembangan bidang ilmu, 5) Rumusan tujuan penelitian.

    6. Metode (khusus tulisan ilmiah hasil penelitian) a. Desain/prosedur penelitian b. Populasi & sampel/sumber data c. Alat/Instrumen & bahan yang digunakan d. Bagaimana data dikumpulkan e. Bagaimana data dianalisis

    7. Hasil (khusus tulisan ilmiah hasil penelitian) 8. Pembahasan

    a. Pemaknaan/penafsiran hasil analisis data

    b. Membandingkan dengan hasil-hasil temuan penelitian sebelumnya untuk menunjukkan adanya temuan baru yang memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu

    c. Pengintegrasian hasil-hasil penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan

    d. Penyusunan teori baru atau modifikasi teori yang ada

    9. Simpulan dengan pendekatan: a. Menjawab masalah penelitian yang diajukan pada bagian pendahuluan

    b. Merupakan inti sari hasil pembahasan yang dianggap paling penting/yang mengandung sesuatu yang baru

    10. Biodata Singkat tentang penulis Alamat Redaksi STAI SYEKH MAULANA QORI BANGKO Jln. Prof. Muhammad Yamin SH, Pasar Atas Bangko-Jambi Telp. 0746-3260012/ 0812-7380-416/082185911720 e-mail: [email protected]

    Sosio Akademika: Jurnal Pendidikan Islam, Sosial dan Keagamaan, merupakan jurnal ilmiah populer membahas masalah Pendidikan, Sosial dan

    Keagamaan yang aktual, terbit berdasarkan Surat Keputusan Ketua STAI Syekh Maulana Qori (SMQ) Bangko sebagai wahana komunikasi dan

    informasi antar Peneliti, Ilmuan, Dosen dan Cendekiawan.

    http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-18.mu