Isolasi Metabolit Sekunder Dari Kulit Batang Kembang Sepatu Revisi Jilid 7

download Isolasi Metabolit Sekunder Dari Kulit Batang Kembang Sepatu Revisi Jilid 7

of 23

Transcript of Isolasi Metabolit Sekunder Dari Kulit Batang Kembang Sepatu Revisi Jilid 7

ISOLASI METABOLIT SEKUNDER DARI KULIT BATANG KEMBANG SEPATU (Hibiscus rosasinensis)Oleh Yuliani : E1F109055 Wahyu Wulandari : E1F109068 Haikal Kamal : E1F109073 Muhammad Mustakim : E1F109075 Mustaqin : E1F109080 Najemi Hendriawan : E1F109082* Istiqomah : E1F109094 Ayu Jeliana : E1F109096 Judith Eka Susanty : E1F109202 2011 Kelompok. Rekayasa Bioreaktor. TIP.

Materi Pendahuluan Proses Isolasi dan Identifikasi Molekul Secara Spektrofotometri * Penyediaan Sampel * Ekstraksi * Pemurnian * Identifikasi Struktur * Hasil Kesimpulan Daftar Pustaka

PendahuluanIndonesia memiliki keragaman tumbuhan tropika terbesar ke dua di dunia setelah Brazil (Fellow, 1992), menjadikan Indonesia memiliki potensi sebagai sumber bahan baku obat-obatan yang penting. Senyawa kimia yang dihasilkan merupakan metabolit sekunder dan dapat dimanfaatkan oleh manusia antara lain sebagai sumber obat-obatan (Ahmad, S.A, 1995).

Lanjutan...Kembang sepatu merupakan salah satu jenis tanaman hias yang banyak tumbuh di sekitar pekarangan rumah. Laporan mengenai kandungan kimianya masih kurang, padahal tanaman ini sudah digunakan oleh masyarakat sebagai obat penurun panas, obat kontrasepsi, obat gatal dan sebagainya (Aminah, N.S, 2004). Dari studi literatur diperoleh informasi bahwa kandungan kimia dari genus Hibiscus adalah flavonoid, itupun terkonsentrasi pada daunnya (Avianto, 2004).

Tanaman Kembang SepatuKlasifikasi Divisi: Spermatophyta Sub divisi: Angiospermae Kelas: Dicotyledonae Bangsa: Malvales Suku: Malvaceae Marga: Hibiscus Jenis: Hibiscus rosa-sinensis L

Ciri-ciri Tanaman Kembang SepatuHabitus: Perdu, tahunan, tegak, tinggi 3 m. Batang: Bulat, berkayu, keras, diameter 9 cm, masih muda ungu setelah tua putih kotor. Daun: Tunggal, tepi beringgit, ujung runcing, pangkal tumpul, panjang 10-16 cm, lebar 5-11 cm, hijau muda, hijau. Bunga: Tunggal, bentuk terompet, di ketiak daun, kelopak bentuk lonceng, berbagi lima, hijau kekuningan, mahkota terdiri dari lima belas sampai dua puluh daun mahkota, merah muda, benang sari banyak, tangkai sari merah, kepala sari kuning, putik bentuk tabung, merah. Buah: Kecil, lonjong, diameter 4 mm, masih muda putih setelah tua coklat. Biji: Pipih, putih. Akar: Tunggang, coklat muda.

PROSES ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MOLEKUL SECARA SPEKTROFOTOMETRIPenyediaan sampel

EkstraksiPemurnian Identifikasi Struktur Hasil

Penyediaan SampelSampel tanaman Kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis) dikumpulkan dan diidentifikasi di laboratorium, selanjutnya dibersihkan, dikeringkan, dan dibuat serbuk halus.

EkstraksiSerbuk sampel ditimbang beratnya kemudian direndam dalam metanol, lalu diekstraksi. Ekstrak yang diperoleh kemudian ditambahkan dietil eter untuk menghilangkan tannin. Ekstrak metanol kemudian dipisahkan dan dikeringkan menggunakan rotari evaporator hingga diperoleh ekstrak kering.

Pemurnian Pemisahan komponen-komponen senyawa menggunakan berbagai teknik kromatografi. Ekstrak kering diinfregnasi dengan silika gel 200350 mesh kemudian difraksinasi menggunakan kromatografi kolom vakum menggunakan eluen campuran n-heksan : etilasetat dengan kepolaran yang makin meningkat sehingga diperoleh fraksifraksi. Keberadaan senyawa dideteksi dengan kromatografi lapisan tipis berupa spot-spot pada platt KLT.

Lanjutan... Setiap fraksi hasil pemisahan di periksa dengan KLT untuk mengecek kemurnian senyawa. Dari proses ini diperoleh dua fraksi yang memiliki noda tunggal diamati dibawah lampu UV l 254 nm dan pereaksi penampak noda CeSO4 Kedua fraksi ini diuapkan pelarutnya yang kemudian disebut isolat I dan isolat II.

Identifikasi StrukturKristal hasil isolasi diukur spektrumnya menggunakan Spektrofotometer infra merah dan UV-Visible.

Hasil Spektrum Infra Merah dan UV-Visible Senyawa Isolat I

Gambar 1. Spektrum Infra merah senyawa isolat I

Hasil Spektrum Infra Merah Senyawa Isolat IHasil interpretasi spektrum inframerah senyawa mengandung gugus fungsi OH, CH alifatik, C=C dan C-H aromatik, C-O-C eter , serapan pada 833 cm-1 merupakan serapan khas C-H str aromatik tersubstitusi para (Noerdin (1985) dan (Silverstein, R.M dkk., 1991).

Hasil Spektrum Infra Merah dan UV-Visible Senyawa Isolat I

Gambar 2. Spektrum UV-Visible senyawa isolat I

Hasil Spektrum UV-Visible Senyawa Isolat I Dari data spektrum UV-Visible kemungkinan senyawa isolat I adalah suatu senyawa fenolik tersubstitusi. Hal ini ditunjukkan oleh adanya pergeseran batokromik yang signifikan pada penambahan perekasi geser NaOH. Pergeseran batokromik terjadi bila gugus OH berkonjugasi dengan ikatan rangkap dua karbon-karbon, sehingga gugus OH yang terikat pada inti aromatik mengalami resonansi lebih jauh akibatnya terjadi penambahan serapan.

Hasil Spektrum Infra Merah dan UV-Visible Senyawa Isolat II

Gambar 3. Spektrum Infra merah senyawa isolat II

Hasil Spektrum Infra Merah Senyawa Isolat IIHasil interpretasi spektrum infra merah senyawa isolat menunjukkan senyawa mengandung gugus fungsi OH, C-H alifatis, -C=C dan C-H str aromatik. Serapan pada 832 cm-1 adalah serapan khas untuk aromatik tersubstitusi para (Noerdin, 1985)(Silverstein, R.M dkk., 1991).

Hasil Spektrum Infra Merah dan UV-Visible Senyawa Isolat II

Gambar 4. Spektrum UV-Visible senyawa isolat II

Hasil Spektrum UV-Visible Senyawa Isolat IIData spektrum UV-visible menunjukkan bahwa tidak ada pergeseran serapan pada penambahan pereaksi geser NaOH, yang memberi petunjuk bahwa gugus hidroksi yang ada tidak berkonjugasi dengan suatu ikatan rangkap karbon-karbon, sehingga tidak mengalami resonansi lebih jauh akibatnya tidak terjadi pergeseran serapan, tetapi hanya terjadi peningkatan serapan maksimum.

KesimpulanSenyawa yang telah diisolasi adalah senyawa metabolit sekunder golongan fenolik, dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa senyawa isolat II mengandung gugus fungsi OH dan sistem aromatik. senyawa ini juga merupakan suatu senyawa yang mengandung gugus aromatik dan hidroksi yang tidak berhubungan langsung dalam molekul.

SaranUntuk lebih memastikan struktur molekul kedua senyawa masih perlu dilakukan pemeriksaan massa dan geseran protonnya menggunakan Spktrometer Massa dan Spektrometer Resonansi Magnit Inti, serta sifat fisika lainnya.

DAFTAR PUSTAKAAchmad, S.A., Hakim, E.H., Juliawaty, L.D. Kusuma, S., Makmur, L., Syah, Y.M., (1995) Eksplorasi Kimia Tumbuhan Hutan Tropis Indonesia: Beberapa Data Mikromolekuler Tumbuhan Lauraceae Sebagai Komplemen Etnobotani Makalah Seminar Nasional Etnobotani II, Yogyakarta Aminah, N.S.,(2004),Beberapa Senyawa Oligostilbenoid Dari Kulit Batang Shorea Seminis, Bull. Of Indonesian Society Of Natural Product Chemistry 4(1). Arbain, D., (2004) Review Dua Dekade Penelitian Kimia Tumbuhan Sumatera Bull. Of Indonesian Society Of Natural Product Chemistry 4(1) Avianto A., (2004) Kembang Sepatu Si Tukang Ganggu. http://www.ipteknet.com. Fellows, (1992) The Lancet Noerdin, D., (1985) Elusidasi Struktur Senyawa Organik dengan Cara Spektroskpi Ultralembayung dan inframerah Angkasa Bandung Silverstein, R.M., Bassler,G.C., Morrill., T.C., (1991), Spectrometric Identification of Organic Compounds Fifth Edition John Wiley and Sons, Inc. New York