ISOLASI DAN SELEKSI BAKTERI PENGHASIL BIOSURFAKTAN …

13
49 ISOLASI DAN SELEKSI BAKTERI PENGHASIL BIOSURFAKTAN YANG TERDAPAT DI DALAM DEPOSIT LILIN PADA PIPA TRANSMISI MINYAK MENTAH Amilia 1) , Mardya Ning Tyas 2) , Any Juliani, Andik Yulianto Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP Universitas Islam Indonesia Email: 1) [email protected]; 2) [email protected] ABSTRAK Salah satu komponen berat di dalam minyak bumi yaitu parafin/wax akan mengendap pada dinding pipa transmisi apabila temperatur berkurang seiring minyak yang ditransmisikan mendekati permukaan bumi. Selain penanganan secara mekanis dan isolasi termal juga terdapat penangan dengan penambahan bahan kimia sejenis surfaktan untuk menurunkan tegangan permukaan kemudian membentuk mikroemulsi sehingga minyak dapat larut di dalam air begitu sebaliknya. Biosurfaktan menjadi alternatif menjanjikan yang ramah lingkungan, relatif mudah untuk dikembangkan dengan biaya yang relatif lebih murah. Tujuan dari penelitian ini yaitu menemukan isolat bakteri penghasil biosurfaktan menggunakan metode isolasi bakteri dari deposit lilin di dalam pipa transmisi minyak mentah kemudian diseleksi bakteri penghasil biosurfaktan. Didapatkan isolat bakteriEnterobacter gergoviaedanBurkholderia cepacia. Bakteri yang berkaitan dengan penghasil biosurfaktan disini yaitu bakteri Burkholderia cepacia yang memiliki waktu generasi 68,4 menit dengan konstanta laju pertumbuhan 0,61 per jam. Kata Kunci : Deposit Lilin, Biosurfaktan, Bakteri Indigen ABSTRACT When transmitting crude oil, paraffin wax contained in the crude oil will be precipitated on the walls of the pipe as the crude closer to the earth’s surface. Been applied mechanically handling, thermal insulation and with the addition of chemical inhibitors. The workings of a chemical inhibitor in addition to preventing the formation of wax crystals also lowers the temperature at which crude oil stopped flowing (crude pour point). As the working principle of the surfactant will reduce the surface tension so that then formed microemulsion oil soluble in water and oil soluble in water. From this surfactant can be applied to prevent wax precipitation. biosurfactant a promising alternative environmentally friendly, relatively easy to

Transcript of ISOLASI DAN SELEKSI BAKTERI PENGHASIL BIOSURFAKTAN …

Page 1: ISOLASI DAN SELEKSI BAKTERI PENGHASIL BIOSURFAKTAN …

49

Isolasi dan Seleksi Bakteri Penghasil..., Amilia, Mardya, Any, Andik

ISOLASI DAN SELEKSI BAKTERI PENGHASILBIOSURFAKTAN YANG TERDAPAT DI DALAM DEPOSIT

LILIN PADA PIPA TRANSMISI MINYAK MENTAH

Amilia1), Mardya Ning Tyas2), Any Juliani, Andik YuliantoJurusan Teknik Lingkungan, FTSP

Universitas Islam IndonesiaEmail: 1)[email protected]; 2)[email protected]

ABSTRAKSalah satu komponen berat di dalam minyak bumi yaitu parafin/wax akan

mengendap pada dinding pipa transmisi apabila temperatur berkurang seiringminyak yang ditransmisikan mendekati permukaan bumi. Selain penanganansecara mekanis dan isolasi termal juga terdapat penangan dengan penambahanbahan kimia sejenis surfaktan untuk menurunkan tegangan permukaan kemudianmembentuk mikroemulsi sehingga minyak dapat larut di dalam air begitusebaliknya. Biosurfaktan menjadi alternatif menjanjikan yang ramah lingkungan,relatif mudah untuk dikembangkan dengan biaya yang relatif lebih murah. Tujuandari penelitian ini yaitu menemukan isolat bakteri penghasil biosurfaktanmenggunakan metode isolasi bakteri dari deposit lilin di dalam pipa transmisiminyak mentah kemudian diseleksi bakteri penghasil biosurfaktan. Didapatkanisolat bakteriEnterobacter gergoviaedanBurkholderia cepacia. Bakteri yangberkaitan dengan penghasil biosurfaktan disini yaitu bakteri Burkholderia cepaciayang memiliki waktu generasi 68,4 menit dengan konstanta laju pertumbuhan0,61 per jam.

Kata Kunci : Deposit Lilin, Biosurfaktan, Bakteri Indigen

ABSTRACTWhen transmitting crude oil, paraffin wax contained in the crude oil will be

precipitated on the walls of the pipe as the crude closer to the earth’s surface.Been applied mechanically handling, thermal insulation and with the addition ofchemical inhibitors. The workings of a chemical inhibitor in addition to preventingthe formation of wax crystals also lowers the temperature at which crude oil stoppedflowing (crude pour point). As the working principle of the surfactant will reducethe surface tension so that then formed microemulsion oil soluble in water and oilsoluble in water. From this surfactant can be applied to prevent wax precipitation.biosurfactant a promising alternative environmentally friendly, relatively easy to

Page 2: ISOLASI DAN SELEKSI BAKTERI PENGHASIL BIOSURFAKTAN …

50

KHAZANAH, Vol. 5 No.2 Januari 2012

develop a relatively cheaper cost. The study was conducted to obtain biosurfactant-producing bacterial indigen isolates of wax deposition in crude oil transmissionpipelines. Bacteria isolated from deposition wax then selected biosurfactant-pro-ducing bacteria by oil spreading technique and hemolysis test.Biosurfactant-pro-ducing bacteria Burkholderia cepacia bacteria are found.Burkholderia cepaciaobtained with a generation time of 68.4 minutes and a constant growth rate of0.61 per hour.Keywords: Wax Deposition, Biosurfactants, Bacteria Indigen

PENDAHULUANEndapan dalam pipa tersebut

biasanya diatasi dengan berbagaimetode termasuk pembersihan secaramekanis, pengaplikasian panas dan uapataupun penginjeksian bahan-bahankimia termasuk jenis surfaktan yangdalam prosesnya membutuhkan biayayang tidak sedikit. Salah satu alternatifpemecahan masalah yang dapatdikembangkan adalah dengan aplikasiproses biologis yang dalam hal inidilakukan oleh mikroba jenis bakteri.Mikroba dapat dikembangkan untukdapat mendegradasi endapan dalampipa yang pada dasarnya adalah senya-wa organik. Sementara itu, senyawaorganik merupakan sumber karbon danenergi yang penting untuk mikroba.Namun aplikasi langsung tersebutterkendala kondisi lingkungan dalampipa yang memiliki temperatur dantekanan yang tinggi. Oleh karena ituproses biologis dapat diaplikasikansecara tidak langsung untuk mengatasimasalah ini melalui produksi biosur-faktan.

Bahan surfaktan telah lama dipakaioleh industri minyak untuk membantuproses bioremediasi limbah minyakserta digunakan dalam proses En-hanced Oil Recovery (EOR). Dalamproses bioremediasi, biosurfaktandigunakan untuk meningkatkan kela-rutan polutan sehingga lebih mudahuntuk didegradasi oleh mikroba. Dalamproses EOR, biosurfaktan dapatmengekstrak kembali minyak yangterjebak dalam substansi lain sehinggadapat meningkatkan produksi minyakdalam sumur minyak.

Biosurfaktan memiliki keunggulandibandingkan dengan surfaktan yangdisintesis secara kimiawi karena mem-punyai kadar toksisitas yang rendah,dapat didegradasi secara biologis,efektif terhadap suhu, pH dan salinitasekstrim, serta mudah disintesis.Biosurfaktan merupakan calon poten-sial untuk aplikasi komersial dalamindustri obat–obatan dan makananserta dalam industri pengambilanminyak. (Banat, 1995).

Page 3: ISOLASI DAN SELEKSI BAKTERI PENGHASIL BIOSURFAKTAN …

51

Isolasi dan Seleksi Bakteri Penghasil..., Amilia, Mardya, Any, Andik

Penelitian ini dimaksudkan untukmemperoleh isolat murni bakteripenghasil biosurfaktan untuk mengatasimasalah endapan dalam pipa denganpendekatan prinsip oil recovery. Kan-dungan minyak pada endapan diharap-kan dapat direcovery dan dialirkanbersama aliran minyak serta mengu-rangi endapan dalam pipa. Biosurfaktandiisolasi dari bakteri indigen dalamsampel endapan pada pipa. Peng-gunaan bakteri indigen diharapkandapat meningkatkan kemungkinan dite-mukannya bakteri penghasil bio-surfaktan, dimana bakteri-bakteritersebut telah beradaptasi dengan

substansi endapan serta kondisi ling-kungan dalam pipa.

METODOLOGI

Pengambilan sampel endapanminyak mentah dalam pipa

Penelitian akan difokuskan padaisolasi, seleksi dan identifikasi bakteripenghasil biosurfaktan dan memilikikemampuan terbaik dalam menge-mulsikan minyak pada endapan minyakpada pipa transmisi minyak mentah.Tahapan penelitian disajikan dalam dia-gram alir pada gambar berikut:

Gambar 1. Tahapan penelitian

Page 4: ISOLASI DAN SELEKSI BAKTERI PENGHASIL BIOSURFAKTAN …

52

KHAZANAH, Vol. 5 No.2 Januari 2012

Pengambilan sampel

Sampel endapan minyak diambildari pipa transmisi minyak mentah darilapangan minyak di Makassar milik PTChevron.

Analisis sifat fisika

Parameter fisika yang diperiksaadalah kadar air. Analisis dilakukan dilaboratorium Mekanika Tanah, JurusanTeknik Sipil, Universitas Islam Indone-sia.

Pengukuran kadar air menggu-nakan SNI 03-1965-2008. Preparasisampel dalam hal pengeringan dila-kukan perubahan suhu yaitu padastandarnya 110æ%C ± 5æ%C menjadi60æ%C. Hal ini dilakukan untukmempertahankan fasa awal sampelyaitu dalam fasa solid.

Isolasi bakteri dari sampel

Isolasi dilakukan dengan meng-ambil 5 gram sampel yang diino-kulasikan dalam 50 ml media. Terdapattiga jenis media yang digunakan yaituMedia Basal (SNB), Nutrien Agar (NA),dan blood agar. Media SNB merupakancampuran dari Nutrient Broth dan me-dia basal minimum dengan perban-dingan 1 : 1. Media basal minimummerupakan media yang dalam 1 literakuades mengandung (Tabatabaee,2005); 5 gr K2HPO4, 20 gr KH2PO4, 30gr (NH4)2SO4, 0,1 gr NaCl, 0, 2 grMgSO4.7H2O, 0,01 gr FeSO4.7H2O,0,01 gr CaCl2.2H2O, 0,2 grMnSO4.7H2O, 0,03 % glukosa dan 0,03

% yeast extract. Nilai pH media dikon-disikan pada 7,2. Media yang telahdiinokulasi dengan mikroba dikocok diatas shaker selama 2 jam supaya ter-jadi dispersi suspensi yang baik. Sus-pensi bakteri selanjutnya diencerkandalam akuades steril secara serial dari10-1 sampai 10-6. Sebanyak 1 ml darisuspensi setiap pengenceran diino-kulasikan ke atas media SNA (mediaSNB yang diberi agar sebanyak 15 gr/liter media cair) dalam cawan petri.Petri selanjutnya diinkubasikan padatemperatur 30 ºC selama 48 jam. Me-dia lain yang digunakan yaitu NutrientAgar (NA). NA dibuat dengan men-campurkan Nutrien Broth 13,02 gr/literdan Bacto Agar 15 gr/liter. Morfologiisolat yang muncul diamati dan dicatat.Selanjutnya dilakukan pemurnian kulturuntuk mendapatkan isolat murni (pureculture). Sub kultur akan dilakukansecara periodik untuk menjaga viabilitasisolat.

Seleksi isolat penghasil bio-surfaktan

Isolat murni yang berhasil dida-patkan pada tahap sebelumnya selan-jutnya diseleksi untuk mendapatkanisolat yang mampu menghasilkanbiosurfaktan. Seleksi dilakukan denganmenggunakan Oil Spreading Techniquedan Uji Haemolysis.

Oil Spreading Technique(Anandaraj, 2010)

Mula-mula Isolat murni ditum-buhkan dalam media SNB selama 2

Page 5: ISOLASI DAN SELEKSI BAKTERI PENGHASIL BIOSURFAKTAN …

53

Isolasi dan Seleksi Bakteri Penghasil..., Amilia, Mardya, Any, Andik

hari. Kultur selanjutnya disenstrifugasi.Teknik ini dilakukan dengan meletakkan30 ml akuades dalam cawan petri.Selanjutnya 1 ml minyak kelapa dan mi-nyak wijen diteteskan di bagian tengahdari cawan yang telah dibubuhi aku-ades. Lalu tambahkan supernatan.

Tes Haemolisis

Setiap isolat murni diinokulasikandengan cara digesek pada media BloodAgar dalam cawan petri. Biakan bakteridiinkubasikan selama 48-72 jam pada37 ºC. Koloni yang tumbuh diamati.Isolat yang mampu menghasilkanbiosurfaktan ditunjukkan dengan ada-nya zona yang bening di sekitar koloni.Isolat penghasil biosurfaktan selan-jutnya diidentifikasi spesiesnya. Iden-tifikasi isolat dilakukan di Balai Labo-ratorium Kesehatan Yogyakarta meng-gunakan VITEK 2 yang merupakan alatterotomatisasi untuk mengidentifikasibakteri berdasarkan aktifitas biokimiadengan metode kolorimetri.

Karakterisasi Bakteri

Karakterisasi bakteri disini meliputiwaktu generasi (g) dan konstanta lajupertumbuhan (k) isolat terpilih. Pengu-kuran jumlah bakteri dilakukan secaratidak langsung yaitu dengan membacanilai kekeruhan isolat pada media cairyang kemudian akan didapatkan kurvapertumbuhan bakteri. Dari kurvapertumbuhan akan dilakukan linearisasipada fase eksponensial pertumbuhanbakteri yang akan didapatkan slopekurva untuk mencari waktu generasi.Waktu generasi yang didapatkan se-bagai data untuk mencari konstanta lajupertumbuhan dari isolat terpilih. Meng-gunakan formula berikut (Madigan et al,2003):

(1)

(2)

HASIL DAN PEMBAHASANSampel yang diteliti merupakan

endapan lilin (wax precipitation) pada

pipa transmisi minyak mentah dimanamemiki tipikal komposisi dan propertiseperti disajikan pada tabel 1.

Tabel 1. Tipikal Komposisi dan Propertis Parafin wax dan Mikrokristalin wax

Page 6: ISOLASI DAN SELEKSI BAKTERI PENGHASIL BIOSURFAKTAN …

54

KHAZANAH, Vol. 5 No.2 Januari 2012

Analisis sifat fisika

Makhluk hidup membutuhkan airdemi kelangsungan hidupnya tidakterkecuali bakteri. Air berfungsi sebagaialat mengankut gizi dari luar ke dalamsel serta mengangkut hasil metabolikdari dalam sel ke luar. Kadar air erathubungannya dengan lembab tidaknyasuatu bahan. Semakin tinggi kadar airmenyatakan suatu bahan semakinlembab. Bakteri senang hidup di me-dium yang lembab.

Kadar air yang berkaitan denganpertumbuhan mikroba dinyatakandalam aktifitas air (water activity).Namun sampel yang tidak diawetkandan tidak segera mendapat perlakuansemenjak dilakukan pengambilan makaair yang terdapat pada sampel sangatdimungkinkan telah lepas sehinggadalam penentuan aktifitas air menjaditidak relefan lagi.

Isolasi bakteri

Isolasi bakteri dilakukan berulangkali hingga empat kali percobaan.Sampel yang diinokulasikan merupa-kan sampel yang telah melalui pengen-ceran berseri. Pengenceran berseri

dilakukan 1000 hingga 1000000 kalipengenceran yang diinokulasikansecara aseptik dengan teknik tuang kemedia SNA. Kemudian diinkubasi padatemperatur 30æ%C selama 48 jam.Bentuk koloni yang tumbuh bervariasi,

Tabel 2 Analisis Unsur Lilin dari Ekstraksi Minyak Diukur dengan C NMR (sampel daribeberapa titik pengambilan di Libya)

Tabel 3 Hasil Analisis Sifat Fisika Sampel

Page 7: ISOLASI DAN SELEKSI BAKTERI PENGHASIL BIOSURFAKTAN …

55

Isolasi dan Seleksi Bakteri Penghasil..., Amilia, Mardya, Any, Andik

Pada proses seleksi dilakukan duapengujian utama yaitu Oil SpreadingTechnique dan Haemolysis Test.

· Oil Spreading Technique Pada tahap oil spreading technique

isolat yang digunakan adalah isolatC13 dan B4. Biakan C13A dan B4Adisentrifugasi untuk menghasilkansupernatan. Teknik ini dilakukandengan meletakkan 30 ml akuadesdalam cawan petri. Selanjutnya 1 mlminyak kelapa dan minyak wijenditeteskan dibagian tengah cawanyang telah dibubuhi akuades. Lalutambahkan supernatant. Pada pe-laksanaan Oil Spreading Techniqueterlihat terjadinya pecahan padaminyak yang disebarkan pada plateyang mana hal ini menandakan bak-

teri yang diinokulasikan melaluisupernatan yang dimasukan me-mecah molekul minyak. Demikianhalnya dengan tes hemolisis yangmenggunakan blood agar —terbuatdari darah kambing— dimana ter-dapat koloni bakteri yang dise-kitarnya terbentuk area putih. Seba-gaimana telah diketahui bahwasalah satu jenis biosurfaktan dapatmemecahkan/me-lisis-kan eritrositmamalia.

· Haemolysis Test- Pada tes haemolysis isolat murni

D1 dan D2. Zona bening terbentukdisebabkan pada pengenceran D1

dan D2 merupakan pengenceranseri 10-1 dan 102 yang dinokulasike media blood agar saat bakteri

yaitu Kekuningan, Circular, Permukaanhalus mengkilap, koloni membentuk rai-sed, tumbuh dipermukaan media, kum-paran, dan adapun yang tumbuh padadasar media.semua hasil isolat kemu-dian disubkultur menggunakan mediaSNB untuk mengetahui viabilitas-nya.Isolat yang digunakan untuk tahap

lebih lanjut merupakan isolat hasil daripercobaan ke-2 (B3 dan B4), ke-3 (C13),dan ke-4 (D2).

Jumlah bakteri berdasarkan metodepengukuran TPC menggunakan rumusjumlah koloni x faktor pengencer , makajumlah relatif dengan untit CFU/mldapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4 Hasil Uji TPCSeleksi atau Screening

Page 8: ISOLASI DAN SELEKSI BAKTERI PENGHASIL BIOSURFAKTAN …

56

KHAZANAH, Vol. 5 No.2 Januari 2012

mengalami fase logaritma dimaanapada fase ini pembiakan bakteriberlangsung sangat cepat saat dii-solasi sehingga baik untuk dijadikaninokulum pada media blood agar.

- Pada tes haemolysis isolat murniD3, D4 dan D5.Pada isolat D3 danD5 mengalami pertumbuhan, hal inidiyakini karena saat proses pemin-dahan koloni sedang mengalamifase logaritma (sama halnya sepertiD1 dan D2). Pada isolat D4 tidakmengalami pertumbuhan. Diper-kirakan bakteri mengalami kematiansaat dipindahkan ke media bloodagar, hal ini disebabkan oleh pemin-dahan menggunakan jarum osedalam keadaan panas melebihi darikemampuan pertahanan tubuhbakteri

- Pada tes haemolysis isolat murniC3, C4, dan C13. Pada isolat C3tidakmengalami pertumbuhan, hal inidiperkirakan terjadi karena matinyabakteri saat pemindahan bakteridari media isolasi ke media bloodagar menggunakan jarum ose yangmasih dalam kondisi panas mele-bihi dari kemampuan pertahanantubuh bakteri. Hal ini diyakini denganalasan dimana C3 dan C4 merupkanhasil isolat (duplo) yang sama-sama berasal dari pengenceranseri pertama (10-1

1 dan 10-12),

namun pada C4 (10-12) mengalami

pertumbuhan sedangkan C3 (10-11)

tidak mengalami pertumbuhan.

- Pada tes haemolysis isolat murniC6, C8 dan C10.

. Pada isolat C6

danC8 tidak mengalami pertum-buhan, hal ini kemungkinan terjadidikarenakan pada saat isolasi C6

dan C8 mengalami fase kematian,yaitu dimana jumlah bakteri yangmati makin banyak dan makinmelebihi jumlah bakteri yang mem-belah diri, Pada C10 mengalamipertumbuhan namun pertumbuhan-nya sangat lambat, hal ini bisa sajaterjadi dengan beberapa alasan,yaitu keadaan medium yang mem-buruk atau perubahan pH, ataukarena bertimbunnya zat kotoran,sehingga dapat menuyusutkan selyang segar

- Pada tes haemolysis isolat murniB1, B2 dan B3. Pada isolat B1, B2

dan B3 tidak mengalami pertum-buhan. Hal ini kemungkinan terjadidikarenakan dua alasan, yangpertama yaitu pada saat isolasi zatmakanan yang diperlukannya itumenjadi berkurang sehingga terjadipaceklik diantara mereka, alasanyang kedua adalah hasil ekskresibakteri itu sendiri menjadi ber-timbun-timbun, sehingga meng-ganggu pembiakan dan pertum-buhan.

- Pada tes haemolysis isolat murniB4, B5 dan B6. Pada isolat B5 tidakmengalami pertumbuhan, hal inikemungkinan disebabkan olehislolat yang mengalami kematian

Page 9: ISOLASI DAN SELEKSI BAKTERI PENGHASIL BIOSURFAKTAN …

57

Isolasi dan Seleksi Bakteri Penghasil..., Amilia, Mardya, Any, Andik

saat pemindahan ke media bloodagar, sedangkan pada B4 dan B6

mengalami pertumbuhan yang baik. Tes haemolisis yang menggunakan

blood agar —terbuat dari darahkambing— dimana terdapat kolonibakteri yang disekitarnya terbentukarea bening. Sebagaimana telah di-ketahui bahwa salah satu jenisbiosurfaktan dapat memecahkan/me-lisis-kan eritrosit mamalia. Isolatyang menghasilkan bening padazona sekitar koloni adalah C13, B1,B2, B3, B4 dan B6.

Karakterisasi Pertumbuhan Bakteri

Isolat yang digunakan untuk biakanadalahC13, D2, B3dan B4. Pada panjanggelombang 600 nm, keempat isolat

pada 100 ml NB diukur nilai absor-bansinya. Pengukuran dilakukan setiap3 jam selama 27 jam.

Masing-masing isolat memiliki tipedalam lamanya melewati fase per-tumbuhan.Untuk isolat C13A fase lagberlangsung selama 6 jam kemudiandilanjutkan fase eksponensial selama12 jam. Untuk isolat D2A fase adaptasiselama 9 jam kemudian dilanjutkanfase eksponensial selama 12 jam.Isolat B2A melewati fase adaptasi lebihlama yaitu selama 9 jam sama sepertiisolat D2A yang kemudian dilanjutkandengan fase eksponensial selama 12jam juga. Untuk isolat B4A memiliki faseadaptasi 6 jam yang kemudian mulaimenanjak pertumbuhannya selama 15jam.

Tabel 5 Pengukuran Bakteri Berdasarkan Kekeruhan

Page 10: ISOLASI DAN SELEKSI BAKTERI PENGHASIL BIOSURFAKTAN …

58

KHAZANAH, Vol. 5 No.2 Januari 2012

Dari keempat isolat belum ada yangmencapai fase kematian. Metodepengukuran yang diterapkan disinimenggunakan tingkat kekeruhan yangmerupakan metode perhitunganpertumbuhan bakteri secara tidaklangsung selain itu juga tidakmembedakan antara sel yang mati dansel yang hidup.

Pada Gambar 3 merupakan kurvadari pertumbuhan eksponensial. Untukmendapatkan slope masing-masingkurva maka dilakukan linearisasi. Kurvaini digunakan untuk menentukan waktugenerasi (g) dan konstanta lajupertubuhan bakteri (k). Nilai g dan kdapat dihitung dengan formula berikut(Madigan et al, 2003):

Gambar 2 Kurva Pertumbuhan Keempat Isolat

Gambar 3 Fase Eksponensial Keempat Isolat

Page 11: ISOLASI DAN SELEKSI BAKTERI PENGHASIL BIOSURFAKTAN …

59

Isolasi dan Seleksi Bakteri Penghasil..., Amilia, Mardya, Any, Andik

Waktu generasi masing-masingisolat berbeda berkisar antara 1,1 jamhingga 1,7 jam. Konstanta laju pertum-buhan bakteri juga berbeda bedatergantung pada kemampuan meta-bolisme dari bakeri itu sendiri. Kons-tanta laju pertumbuhan bakteri meru-pakan banyaknya bakteri yang tumbuhper unit waktu pada kultur yang tumbuhsecara eksponensial. Laju pertum-buhan terendah terjadi pada isolat C13Adan yang tertinggi terjadi pada isolat B3A.Pertumbuhan isolat C13A yang lambatdapat diindikasikan bahwa telah terjadikompetisi antara bakteri dalam mem-perebutkan substrat pada isolat C13A.

Dari sini kita dapat mengetahui fasepertumbuhan masing-masing isolatsehingga dapat menjadi pertimbanganjika akan dilakukan pemanfaatan bakteriyang lebih dari satu jenis maka perludipilih isolat bakteri yang berbeda faseeksponensialnya sehingga tidak terjadi

kompetisi yang ketat dalam mem-perebutkan sumber karbon dalam mi-nyak mentah karena dapat salingmemperlambat pertumbuhan masing-masing bakteri itu sendiri.

Identifikasi Spesies Bakteri

Identifikasi spesies dengan meng-gunakan alat identifikasi bakteri yaituVITEK 2 di Balai Laboratorium Kese-hatan Yogyakarta. Dari lima isolat yangdiidentifikasi, terdapat satu isolat yangtidak teridentifikasi. Keempat isolatlainnya yaitu Burkholderia cepacia dantiga lainnya yaitu Enterobactergergoviae.

Bakteri yang berkaitan dengan mi-nyak bumi disini yaitu bakteri Burkho-lderia cepacia. Burkholderia cepaciamerupakan jenis bakteri yang mampumendegradasi/memecah rantaihidrokarbon dalam hal ini minyak bumi(disebut hidrokarbonuklastik).

Tabel 6 Waktu Generasi dan Konstanta Laju Pertumbuhan Masing-Masing Isolat

(3)

(4)

Page 12: ISOLASI DAN SELEKSI BAKTERI PENGHASIL BIOSURFAKTAN …

60

KHAZANAH, Vol. 5 No.2 Januari 2012

4 KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Penelitian pengisolasian danpenyeleksian bakteri indigen darisampel endapan lilin pada pipatransmisi minyak mentah ini didapatkanbahwa terdapat bakteri karbonoklastikpada sampel endapan lilin yang diteliti.Bakteri karbonoklastik merupakanbakteri yang dapat memecah rantaihidrokarbon. Kemampuan bakteridalam memecah rantai hidrokarbondidahului oleh proses pelarutanhidrokarbon dalam fasa cair olehsurfaktan yang dihasilkan antaraminyak dan mikroba tersebut.

Bakteri yang teridentifikasi sebagaiBurkholderia cepacia merupakan isolatD2A. Isolat D2A memiliki waktu generasi1,14 jam atau 68,4 menit. Konstanta lajupertumbuhan bakteri ini yaitu 0,61 jam-

1.

SARAN

·Penelusuran lebih lanjut mengenaitakaran komposisi trace elemen yaitudari jenis logam yang tepat sebagaicampuran media minimum sebagaisubstrat pertumbuhan bakteri.

· Pengisolasian lebih lanjut untukmengetahui kualitas bakteri hinggadidapatkannya isolat terbaikdalammenghasilkan biosurfaktan.

DAFTAR PUSTAKAAlghanduri, Elgarni, Daridon & Coutinho

(2010). Characterization of Libyan

Waxy Crude Oils. Energy Fuels-Energy&Fuels Article. http://path.web.ua.pt/file/ef1001937.pdf (5November 2012)

Anandaraj, B. & Thivakaran, P(2010).Isolation and Production ofBiosurfactant Producing OrganismFrom Oil Spilled Soil. Journal of Bio-science Technology, Vol 1(3).120-126.

Badan Standarisasi Nasional (2008).Cara Uji Penentuan Kadar Air untukTanah dan Batuan di Laboratorium.SNI 1965:2008.

Budiarti, R, S (2000). OptimasiKonsentrasi “Crude Oil” danSumber Nitrogen Pada ProduksiBiosurfaktan Oleh BakteriHidrokarbonoklastik Dari SumberBangko. Tesis. Institut TeknologiBandung.

Cookson J. T, Jr (1995). BioremediationEngineering Design & Application.McGraw Hill, Inc. USA

Dalimunthe, R (2002). PengaruhBiosurfaktan Dalam BiodegradasiLimbah Minyak Bumi Oleh MikrobaHidrokarbonoklastik. Tugas Akhir.Institut Teknologi Bandung.

Deleu, M, & Paquot, M. 2004. FromRenewable Vegetables Resourcesto Microorganisms: New Trends inSurfactants. C.R.Chimie.7: 641-646

Dwipayana & Ariesyady, H, W (2009).Identifikasi Keberagaman Bakteripada Lumpur Hasil PengolahanLimbah Cat dengan Teknik

Page 13: ISOLASI DAN SELEKSI BAKTERI PENGHASIL BIOSURFAKTAN …

61

Isolasi dan Seleksi Bakteri Penghasil..., Amilia, Mardya, Any, Andik

Konvensional. Tugas Akhir. InstitutTeknologi Bandung.

Helmy, Kardena, Nurachman,Wisjnuprapto (2010). Application ofBiosurfactant Produced by Azoto-bacter vinelandii AV01 for EnhancedOil Recovery and Biodegradation ofOil Sludge.International Journal ofCivil & Environmental EngineeringIJCEE.Vol: 10 No: 01

Karanth, Deo, Veenanadig. 1999. Micro-bial Production of Biosurfactantsand Their Importance. Current Sci-ence, 77 (1). pp. 116-126

Koesoemadinata, R.P. (1980) GeologiMinyak dan Gas Bumi. Edisi kedua.Intitut Teknologi Bandung, Bandung.

Muntohar, A, S (2012). RekayasaGeoteknik-Struktur dan KomposisiTanah. http://muntohar.files. word-press. com/2008/09/bab2-limi-ted.pdf (13 Oktober 2012).

Muthusamy, K. (2008). Biosurfactants:Properties, commercial productionand application. Current Science.Vol. 94. No.6.Hal 736-739

Nursyirwani, & Amolle, K, C (2007).Isolasi dan Karakterisasi BakteriHidrokarbonoklastik dari PerairanDumai dengan Sekuen 16s rDNA.Jurnal Ilmu Kelautan. Vol 12 (1). 12-17.

Pedersen, K, Fredenslund, Aa,Thomassen, P, (1989). Propertiesof Oils and Natural Gases. Gulf Pub-lishing Company, Texas.

Pelczar, M, J, & Chan, E, C, Jr (2008).Dasar-dasar Mikrobiologi. Universi-

tas Indonesia.Ruschau, Al-Anezi (2006). Oil and Gas

Exploration and Production. http://www.corros ioncost .com/pdf /oilgas.pdf

S, Sudaryanto & Utari, Ning (2012).Mengenal Sifat-Sifat Material (1)Struktur Kristal dan NonKristal.http://www.biomed.ee.itb.ac.id/courses/Material%20biomedika/BAB%207%20b5%

2 0 St r u k t u r % 2 0 K r i s ta l % 2 0 d a n%20Nonkristal.pdf (13 Oktober2012).

Singh, P, & Cameotra, S, S, (2004).Potential Applications of MicrobialSurfactants in Biomedical Sci-ences. TRENDSin Biotechnology.Vol. 22.No.3. Hal 142.

Syahri, Sugiarto (2008). Scale Treat-ment Pada Pipa Distribusi Crude OilSecara Kimiawi. Seminar NasionalTeknoin 2008 Bidang Teknik Kimiadan Tekstil.

Tabatabaee, A, Assadi, M, Noohi,