ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN...

70
ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN GLYCOSYLTRANSFERASE (CGTase) DARI SEDIMEN SITU KURU TANGERANG SELATAN PURI DWI NURMAULIDA PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 M/ 1439 H

Transcript of ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN...

Page 1: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN

GLYCOSYLTRANSFERASE (CGTase) DARI SEDIMEN SITU KURU

TANGERANG SELATAN

PURI DWI NURMAULIDA

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M/ 1439 H

Page 2: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN

GLYCOSYLTRANSFERASE (CGTase) DARI SEDIMEN SITU KURU

TANGERANG SELATAN

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Pada Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

PURI DWI NURMAULIDA

1113095000008

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M/ 1439 H

Page 3: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN

GLYCOSYLTRANSFERASE (CGTase) DARI SEDIMEN SITU KURU

TANGERANG SELATAN

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Pada Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

PURI DWI NURMAULIDA

1113095000008

Menyetujui,

Mengetahui,

Ketua Program Studi Biologi

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Dr. Dasumiati, M.Si

NIP. 19730923 199903 2 002

Pembimbing II

Dr. Nani Radiastuti, M.Si

NIP. 19650902 200112 2 001

Pembimbing I

Iman Hidayat, Ph.D

NIP. 1978011920 0212 1 002

Page 4: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)
Page 5: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi berjudul “Isolasi Bakteri Penghasil Enzim Cyclodextrin

Glycosyltransferase (CGTase) dari Sedimen Situ Kuru Tangerang Selatan” yang

ditulis oleh Puri Dwi Nurmaulida NIM 1113095000008 telah diuji dan dinyatakan

LULUS dalam sidang Skripsi/Munaqasyah Program Studi Biologi, Fakultas Sains

dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada Rabu,

11 April 2018. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Biologi.

Menyetujui,

Mengetahui,

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

Agus Salim, M.Si

NIP. 19720816 199903 1 003

Ketua Program Studi Biologi

Dr. Dasumiati, M.Si

NIP. 19730923 199903 2 002

Pembimbing I

Iman Hidayat, Ph.D

NIP. 1978011920 0212 1 002

Pembimbing II

Dr. Nani Radiastuti, M.Si

NIP. 19650902 200112 2 001

Penguji I

Prof Dr. Lily Surraya E.P., M.Env.Stud

NIP. 19690404 20050 12005

Penguji II

Narti Fitriana, M.Si

NIDN. 0331107403

Page 6: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)
Page 7: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN SKRIPSI INI MERUPAKAN HASIL KARYA SENDIRI

YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA

PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN

Jakarta, April 2018

Puri Dwi Nurmaulida

1113095000008

Page 8: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)
Page 9: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

i

ABSTRAK

PURI DWI NURMAULIDA. Isolasi Bakteri Penghasil Enzim Cyclodextrin

Glycosyltransferase (CGTase) dari Sedimen Situ Kuru Tangerang Selatan.

Program Studi Biologi. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dibimbing oleh Iman Hidayat Ph.D dan

Dr. Nani Radiastuti, M.Si. 2018.

Bakteri dianggap sebagai agen utama penghasil enzim cyclodextrin

glycosyltransferase (CGTase). Produk enzim CGTase berupa siklodekstrin telah

banyak menarik perhatian dalam penggunaannya secara luas di berbagai industri.

Faktor utama yang mempengaruhi ketersediaan siklodekstrin adalah

mikroorganisme penghasil CGTase pembentuk siklodekstrin. Penelitian ini

dilakukan untuk mendapatkan isolat bakteri penghasil enzim CGTase unggul yang

berasal dari Indonesia. Sebanyak 65 isolat bakteri didapatkan dari proses isolasi

dan screening dengan menggunakan media selektif Horikoshi Nakamura pada

sedimen Situ Kuru. Kemudian dilakukan uji kualitatif pada media Horikoshi

Nakamura untuk mengetahui indeks enzimatis setiap isolat tersebut. Hasil

menunjukkan isolat kode 912 dan isolat kode 1531 memiliki rata-rata tertinggi

diameter zona kuning jingga 1,07 cm dan didapatkan 19 isolat bakteri lainnya

yang memiliki nilai rata-rata diameter zona bening 0,9 cm. Hasil uji kuantitatif

dengan menggunakan metode kaneko, dari 21 isolat bakteri terpilih didapatkan

hasil isolat kode 1433 memiliki nilai aktivitas enzim CGTase tertinggi yaitu

sebesar 65,155 U/mL, diikuti oleh isolat kode 1432 sebesar 63,18 U/mL. Analisis

filogenetik dilakukan untuk mengidentifikasi isolat–isolat berpotensi penghasil

enzim CGTase dari sedimen Situ Kuru dengan menggunakan gen penyandi 16s

rRNA. Isolat 1432, dan 1433 teridentifikasi sebagai Bacillus oshimensis yang

memiliki satu berkerabat dekat dengan Bacillus lehensis dan Bacillus hunanensis.

Kata kunci: Cyclodextrin glycosyltransferase, siklodextrin, Bacillus

Page 10: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

ii

ABSTRACT

PURI DWI NURMAULIDA. Isolation of Enzyme-producing Cyclodextrin

Glycosyltransferase (CGTase) Bacteria from Sediment Situ Kuru Tangerang

Selatan. Biology Major. Faculty of Science and Technology. State Islamic

University of Syarif Hidayatullah Jakarta. Under guidance by Iman Hidayat,

Ph.D and Dr. Nani Radiastuti, M.Si. 2018.

Bacteria is considered the main agents of cyclodextrin glycosyltransferase

(CGTase) enzyme. The product of the cyclodextrin CGTase enzyme has attracted

much attention in its widespread use in various industries. A major factor

influencing the availability of cyclodextrins is the cyclodextrin-producing CGTase

producing microorganism. This research was conducted to obtain the isolate of

bacteria producing enzyme of superior CGTase originating from Indonesia. A

total of 65 bacterial isolates were obtained from the isolation and screening

process by using selective media Horikoshi Nakamura in Situ Kuru sediments.

Then conducted a qualitative test on the media Horikoshi Nakamura to determine

the enzymatic index of each isolate. The results showed that code isolates 912 and

isolate code 1531 had the highest average diameter of the orange-yellow zone of

1.07 cm and found 19 other bacterial isolates which have a mean diameter of 0.9

cm clear zone. The result of a quantitative test by using Kaneko method, from 21

selected bacteria isolates obtained the result of code isolate 1433 has the highest

value of CGTase enzyme activity that is equal to 65.155 U / mL, followed by

isolate code 1432 equal to 63.18 U / mL. Phylogenetic analysis was performed to

identify potential isolates producing CGTase enzymes in Situ Kuru sediments

using a gene encoding 16s rRNA. Isolates 1432 and 1433 are identified as

Bacillus oshimensis which has one close relative to Bacillus lehensis and Bacillus

hunanensis.

Keywords: cyclodextrin glycosyltransferase, cyclodextrin, Bacillus

Page 11: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala

atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga pelaksanaan dan penulisan

dalam menyelesaikan skripsi dengan judul “Isolasi Bakteri Penghasil Enzim

Cyclodextrin Glycosyltransferase (CGTase) dari Sedimen Situ Kuru Tangerang

Selatan”.

Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

menyelesaikan gelar sarjana Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan

Teknologi, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah. Penulis menyampaikan

rasa terima kasih kepada semua pihak atas segala bimbingan dan bantuan yang

telah diberikan kepada penulis dalam penyusun proposal ini. Ucapan terima kasih

ditunjukan kepada:

1. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu mendukung dan mendo’akan

dalam melakukan penelitian ini.

2. Dr. Dasumiati, M.Si dan Etyn Yunita, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris

Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Iman Hidayat, Ph.D selaku dosen pembimbing I penelitian yang memberikan

arahan, ilmu, bimbingan dan saran dalam penelitian.

4. Dr. Nani Radiastuti, M.Si, selaku pembimbing II yang telah membimbing dan

memberikan ilmu yang bermanfaat selama penyusunan proposal penelitian.

5. Seluruh dosen yang telah mendidik penulis selama menuntut ilmu di Program

Studi Biologi, FST UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 12: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

iv

6. Staff PT. GoEn Enzim Internasional, Mba Eca, Bu Vita, Mbak Enjani, Mas

Budi, Mas Gunawan dan Alifa atas bantuan yang diberikan selama

penyusunan proposal.

7. Sahabat yang membersamai penulis berbagi air mata canda tawa selama

proses penulisan skripsi yaitu Hushshila Alfi Bahalwan dan Dea Amalya

Permata Sari.

8. Sahabat yang dengan ikhlas membantu dan tiada henti memberikan dukungan

dan doa Sarah Nuraini, Sukma Chintya Cahyarani, Muhammad Azzam,

Endah Hari Utari, Andika Dwi Nugroho, Maulana Malik Assayiddin, Roscha

Amellia dan Amelia Rakhmaniar

9. Rekan-rekan mahasiswa Biologi angkatan 2013 yang telah bersama-sama

dengan penulis menghadapi suka duka selama menempuh pendidikan.

10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan proposal

penelitian yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

11. Seluruh laboran PLT UIN Syarif Hidayatullah (Mba Festy, Kak Amal, Mba

Puji dan Kak Rama) yang selama perkuliahan senantiasa memberikan

dukungan dan pembelajaran kepada penulis

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan dan

keterbatasan dalam menyusun skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Penulis berharap semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pambaca.

Jakarta, April 2018

Penulis

Page 13: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK .............................................................................................................. i

ABSTRACT ........................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 3

1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 3

1.4 Manfaat ..................................................................................................................... 3

1.5 Kerangka Berfikir ..................................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Siklodekstrin ............................................................................................................. 5

2.2 Enzim Cyclodextrin Glycosil Transferase (CGTase) ............................................. 11

2.3 Bakteri Penghasil Enzim Cyclodextrin Glycosil Transferase (CGTase) ................ 13

2.4 Pati .......................................................................................................................... 14

2.4 Sedimen................................................................................................................... 15

2.5 Situ Kuru ................................................................................................................. 16

2.6 Analisis Filogenetik ................................................................................................ 17

BAB III METODE

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................................................. 20

3.2 Alat dan Bahan ........................................................................................................ 20

3.3 Cara kerja ................................................................................................................ 21

3.3.1 Pengambilan Sampel Sedimen ......................................................................... 21

3.3.2 Isolasi dan Screening Bakteri ........................................................................... 22

3.3.3 Purifikasi Isolat Bakteri .................................................................................... 22

3.3.4 Uji Kualitatif Enzim CGTase ........................................................................... 23

3.3.5 Pembuatan Kurva Standar β-siklodekstrin ....................................................... 23

3.3.6 Produksi Enzim CGTase .................................................................................. 24

Page 14: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

vi

3.3.6.1 Pembuatan Inokulum ..................................................................................... 24

3.3.6.2 Isolasi Enzim ................................................................................................. 24

3.3.7 Pengukuran Aktivitas Enzim ............................................................................ 24

3.3.8 Ektraksi DNA Bakteri dan Amplifikasi gen 16S rRNA ................................... 25

3.3.9 Elektroforesis DNA .......................................................................................... 26

3.3.10 Sekuensing DNA ............................................................................................ 27

3.3.11 Analisis Filogenetik ........................................................................................ 27

3.4 Analisis Data ............................................................................................................. 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Isolasi dan Screening Isolat Bakteri .............................................................. 29

4.2 Hasil Uji Kualitatif Enzim CGTase ........................................................................ 31

4.3 Hasil Uji Kuantitatif Aktivitas Enzim ..................................................................... 34

4.4 Analisis Filogenetik ................................................................................................ 38

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 41

5.2 Saran ....................................................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Karakteristik siklodekstrin .................................................................................... 8

Tabel 2. Diameter zona kuning jingga pada isolat bakteri yang telah di screening .......... 32

Page 16: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Alur kerangka berfikir ....................................................................................... 4

Gambar 2. Pengelompokan siklodekstrin ........................................................................... 6

Gambar 3. Struktur Kimia 1 α-Siklodekstrin; 2 β-Siklodekstrin; dan 3 λ-Siklodekstrin ... 7

Gambar 4. Pola ilustrasi inklusi molekul komplek ........................................................... 10

Gambar 5. Skema empat tipe reaksi glycosyltransferase .................................................. 12

Gambar 6. Lokasi pengambilan sedimen situ kuru ........................................................... 21

Gambar 7. Bakteri positif penghasil enzim CGTase yang membentuk zona kuning jingga

pada media horikoshi dan nakamura ............................................................... 29

Gambar 8. Aktivitas enzim oleh bakteri potensial ............................................................ 34

Gambar 9. Filogram isolat bakteri penghasil CGTase dari sedimen Situ Kuru berdasarkan

data sekuen 16S rRNA dengan metode neighbor joining ............................... 39

Page 17: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Lokasi pengambilan sampel ......................................................................... 47

Lampiran 2. Kurva standar siklodekstrin .......................................................................... 47

Lampiran 3. Contoh uji kualitatif pada media Horikoshi Nakamura dengan pengulangan

tiga kali ......................................................................................................... 48

Lampiran 4. Data kurva tumbuh 21 bakteri terpilih .......................................................... 48

Lampiran 5. Tingkat kemiripan isolat 1332 berdasarkan analisis BLAST ........................ 51

Lampiran 6. Tingkat kemiripan isolat 912 berdasarkan analisis BLAST .......................... 51

Lampiran 7. Tingkat kemiripan isolat 1433 berdasarkan analisis BLAST ........................ 51

Lampiran 8. Perhitungan aktivitas enzim .......................................................................... 52

Page 18: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)
Page 19: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cyclodextrin glycosiltransferase (CGTase) adalah salah satu enzim yang

mengonversi substrat yang berasal dari pati dan turunan karbohidrat, seperti

amilum, amilopektin dan maltooligosakarida menjadi siklodekstrin (Silva et al.,

2008; Es et al., 2016;). Siklodekstrin merupakan oligosakarida non-pereduksi,

produk modifikasi secara enzimatis dari pati dengan struktur kimia berbentuk

cincin yang terbentuk melalui proses siklisasi oleh aktivitas CGTase (Kim et al.,

1997).

Siklodekstrin digunakan pada industri makanan sebagai agen stabilitas dan

bahan pengemulsi seperti mayonnaise, dressing, dan whipping cream (Es et al.,

2016). Penggunaan siklodekstrin di seluruh dunia meningkat setiap tahunnya.

Namun pemanfaatan siklodekstrin di bidang industri secara luas dibatasi oleh

biaya yang tinggi akibat harga jual siklodekstrin yang mahal dan ketersediaan

yang terbatas (Biwer et al., 2002). Siklodekstrin dihasilkan pada proses enzimatik

pati atau zat tepung melalui proses siklisasi oleh enzim CGTase.

Proses enzimatik merupakan metode utama dalam memproduksi

siklodekstrin, meskipun metode kimia sejauh ini telah diketahui dapat

menghasilkan siklodekstrin (Jin, 2013). Beberapa penelitian telah melaporkan

bahwa faktor yang mempengaruhi produksi siklodekstrin adalah mikroorganisme

penghasil CGTase (Charoenlap et al., 2004; Szerman et al., 2007). Ketersediaan

siklodekstrin dan enzim CGTase di Indonesia pada saat ini masih mengandalkan

Page 20: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

2

suplai impor dari luar negeri, karena masih sedikit yang diketahui isolat bakteri

penghasil enzim CGTase yang unggul berasal dari Indonesia.

Oleh karena itu, perlu dilakukan eksplorasi, pengembangan dan isolasi

bakteri-bakteri asal Indonesia yang memiliki aktivitas enzim CGTase unggul

dalam proses produksi siklodekstrin. Menurut Sian et al. (2005) bakteri masih

dianggap sebagai penghasil utama dalam menghasilkan CGTase. Enzim CGTase

umumnya dihasilkan oleh bakteri berasal dari genus Bacillus yang paling banyak

ditemukan, namun ditemukan juga pada genus Actinomyces, Anaerobranca,

Klebsiella, Paenibacillus, Thermococcus, Thermoanaerobacterium, dan

Thermoanaerobacter (Biwer et al., 2002; Endo et al., 2002).

Menurut Mora et al. (2012) bacilli alkalopilik penghasilkan enzim CGTase

terbaik karena memiliki kondisi kisaran pH yang luas dan memiliki sifat

termostabil. Hal ini diperkuat oleh Sian et al. (2005) enzim dari Bacillus

alkalopilik memiliki sifat termostabil yang baik dan memiliki afinitas yang tinggi

dalam substrat. Berdasarkan penelitian Yunisa, (2017) sedimen Situ Kuru

memiliki kisaran pH 7,43-8,81. Oleh karena itu, sedimen Situ Kuru memiliki

potensi untuk mendapatkan isolat bakteri asal Indonesia yang memiliki

kemampuan unggul dalam menghasilkan enzim CGTase.

Pembuangan limbah rumah tangga masuk melalui inlet situ menyebabkan

tingginya kandungan organik di Situ Kuru. Tingginya kandungan organik pada

sedimen menjadi habitat ideal yang mendukung pertumbuhan berbagai

mikroorganisme (Atlas & Bartha, 1993). Hal ini menyebabkan sedimen pada Situ

Kuru diduga memiliki tingkat populasi mikroorganisme yang melimpah. Situ

Kuru sebagai lokasi pengambilan sampel sedimen untuk isolasi dan screening

Page 21: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

3

bakteri penghasil CGTase, dengan harapan diperoleh isolat-isolat bakteri yang

memiliki potensi untuk dikembangkan dalam produksi siklodekstrin. Bakteri yang

diperoleh dari penelitian ini diidentifikasi berdasarkan data sekuen nukleotida dari

gen 16S rRNA sehingga didapat isolat-isolat bakteri yang memiliki identitas yang

valid.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah bakteri Situ Kuru mampu menghasilkan enzim CGTase?

2. Berapakah aktivitas enzim CGTase tertinggi yang mmapu dihasilkan oleh

bakteri dari sedimen Situ Kuru?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1) Memperoleh dan mengidentifikasi bakteri asal sedimen Situ Kuru yang

mampu menghasilkan CGTase.

2) Mengetahui aktivitas enzim CGTase tertinggi yang mampu dihasilkan oleh

spesies-spesies bakteri asal sedimen Situ Kuru.

1.4 Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai diversitas

bakteri dari sedimen Situ Kuru yang mampu menghasilkan enzim CGTase

sehingga dapat diketahui isolat-isolat bakteri unggul dalam memproduksi enzim

CGTase untuk digunakan dalam produksi siklodekstrin yang sangat penting bagi

industri farmasi, pangan dan kosmetik.

Page 22: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

4

1.5 Kerangka Berfikir

Gambar 1. Alur kerangka berfikir

Page 23: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Siklodekstrin

Siklodekstrin merupakan pati dimodifikasi dalam bentuk oligosakarida

non-pereduksi berbentuk cincin yang tersusun oleh unit D-glukosa yang diikat

oleh ikatan α-1,4 glikosidik (Sivakumar & Banu, 2011). Siklodekstrin memiliki

beberapa jenis diantaranya siklodekstrin unit kecil, siklodekstrin bercabang,

turunan siklodekstrin, dan siklodekstrin unit besar (Jin, 2013). Setiap siklodekstrin

memiliki unit glukopirosa yang memiliki gugus pada siklodekstrin OH yang

bebas, dua diantaranya adalah sekunder (C-2 dan C-3) dan satu primer (C-6),

karena itu masing-masing gugus hidroksil bebas dapat dimodifikasi, dengan

mensubtitusikan gugus atom hidrogen atau gugus hidroksil dengan berbagai

substituen. Sebagian besar hasil reaksi dari sintesis reaksi sederhana ini

membentuk sejumlah isomer yang banyak (Astray et al., 2009).

Siklodekstrin yang bercabang (generasi kedua siklodekstrin) diperoleh dari

sintesis kimia namun banyak terbentuk dari proses enzimatis. Siklodekstrin yang

bercabang dibagi menjadi dua macam: homogen dan heterogen, sedangkan

siklodekstrin bercabang terbagi menjadi 2 yaitu; bercabang tunggal atau banyak

(Gambar 2). Siklodekstrin yang bercabang homogen hanya memiliki glukosa atau

maltooligosakarida pada rantai samping yang terikat pada rantai utama

siklodekstrin. Siklodekstrin yang bercabang heterogen memiliki satu atau lebih

residu galaktosa atau mannosa yang terikat satu sama lain atau yang terikat

langsung pada cincin utama siklodekstrin. Kelarutan siklodekstrin yang bercabang

Page 24: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

6

dalam air dipengaruhi oleh konsentrasi pelarut organik pada larutan (Astray et al.,

2009).

Turunan siklodekstrin biasanya terbentuk oleh proses aminasi, esterifikasi

atau etherifikasi dari stuktur primer atau sekunder gugus hidroksil pada

siklodekstrin. Berdasarkan subtituennya, turunan siklodekstrin memiliki kelarutan

yang berbeda dengan siklodektrin utama. Hampir semua volume rongga

hidrofobik siklodekstrin turunan berubah dan termodifikasi dapat meningkatkan

kelarutan, stabilitas terhadap cahaya atau oksigen dan membantu mengontrol

aktivitas kimia terhadap molekul asing yang berikatan (Valle, 2004).

Gambar 2. Pengelompokan siklodekstrin (Jin, 2013)

Tiga bentuk siklodekstrin umum dan paling banyak digunakan α-, β-, dan

γ-siklodekstrin berbentuk kristal, homogen dan nonhigroskopik, memiliki bentuk

cincin besar seperti torus. Cincin torus yang membentuk siklodekstrin, memiliki

bentuk kerucut atau lebih sering disebut kerucut yang bentuk donat (Cserhati &

Forgacs, 2003). Rongga tengah yang terbentuk dari atom hidrogen dan jembatan

glikosidik oksigen. Elektron yang tidak berikatan dengan jembatan glikosidik

Page 25: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

7

oksigen yang mengarah langsung pada bagian dalam rongga membentuk

kerapatan elektron yang tinggi (Cserhati & Forgacs, 2003).

Struktur siklodekstrin yang dilihat melalui sinar x, tampak bahwa pada

gugus hidroksil sekunder (C-2 dan C-3) terletak di tepi bagian yang lebih lebar

pada bagian cincin dan gugus primer hidroksil (C-6) terletak pada bagian sisi lain

dan apolar C-3, hydrogen C-5 dan ether oksigen terdapat pada bagian dalam torus.

Struktur tersebut menghasilkan sebuah molekul yang memiliki sifat hidrofilik

pada bagian luar, dimana dapat larut dalam air dan rongga apolar yang

menyediakan matriks atau ruang hidrofobik, disebut juga “lingkungan heterogen

mikro” (Valle, 2004).

Gambar 3. Struktur Kimia 1 α-Siklodekstrin; 2 β-Siklodekstrin; dan 3 λ-

Siklodekstrin (Cserhati & Forgacs, 2003).

Gambar 3 menunjukkan perbedaan struktur α-Siklodekstrin; 2 β-

Siklodekstrin; dan 3 λ-Siklodekstrin yang mempengaruhi sifat ketiganya.β-

siklodekstrin memiliki sifat lebih larut dibandingkan α- dan γ-siklodekstrin. Sifat

termodinamika α-siklodekstrin dan γ-siklodekstrin serupa. Kelarutan siklodekstrin

sangat dipengaruhi oleh suhu. Seiring dengan kenaikan suhu, kelarutan air dari

Page 26: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

8

siklodekstrin meningkat (Astray et al., 2009). Tabel 1 menunjukan perbedaan

sifat-sifat yang dimiliki ketiga siklodekstrin.

Tabel 1. Karakteristik siklodekstrin (Duchêne, 2011)

Parameter α β γ

Jumlah unit glukosa 6 7 8

Berat molekul (g/mol) 972 1135 1297

Kelarutan dalam air (suhu 25°C, g/100mL) 14,5 1,85 23,2

Diameter rongga (A) 5,3/4,7 6,5/6,0 8,3/7,5

β-siklodekstrin tidak larut dalam kebanyakan pelarut organik. Umumnya

pada larutan, kelarutan siklodekstrin akan menurun dengan seiring tingginya

konsentrasi pelarut organik. Namun pada beberapa pelarut terdapat pengecualian

seperti pada etanol, propanol, dan asetonitril dimana kelarutan maksimum terjadi

pada konsentrasi pelarut organik 20%-30% (Shieh & Hedges, 1996). Siklodektrin

tahan terhadap hidrolisis asam dari pada pati, asam kuat, seperti asam hidroklorida

dan asam sulfat. Laju hidrolisis meningkat seiring meningkatnya konsentrasi asam

dan suhu (Shieh & Hedges, 1996).

Siklodekstrin tidak terhidrolisis oleh basa, meskipun suhu dinaikkan.

Siklodekstrin akan mengalami proses oxidatif. Reaksi ini menyebabkan

terbukanya cincin glukosa tetapi tidak menghasilkan formaldehida atau asam

format karena tidak terjadi degradasi struktur siklodektrin sendiri (Jin, 2013).

Rongga siklodekstrin yang bersifat hidrofobik merupakan tempat masuknya

molekul asing di dalam rongga tersebut sebagai penggati molekul air dalam

larutan. Pembentukan senyawa inklusi yang dipengaruhi oleh sifat rongga

siklodekstrin yang bersifat hidrofobik dan sifat hidrofobik yang berinteraksi

dengan molekul asing (Bestari, 2014).

Mekanisme inklusi molekul asing pada rongga siklodekstrin yang terlihat

pada Gambar 4 mekanisme yang membentuk molekul komplek yang terdiri dari

Page 27: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

9

satu molekul asing dan satu siklodekstrin menjadi molekul komplek yang terdiri

dari satu molekul asing dan dua siklodekstrin. Interaksi yang terjadi antara

siklodekstrin dengan molekul asing dapat meningkatkan kelarutan, laju disolusi,

bioavailabilitas, dan kestabilan senyawa, namun efek dan sifat tersebut

dipengaruhi sifat molekul asing dan siklodekstrin. Efek ini merupakan interaksi

hidrofobik, interaksi Van der Waals, ikatan hidrogen, interaksi dipole-dipole, dan

melepas molekul air dengan nilai entalpi yang tinggi (Szejtli, 1996).

Keistimewaan struktur cincin siklodekstrin yang menyebabkan aplikasinya

banyak digunakan dalam proses industri dan bioteknologi.

Proses inklusi merupakan proses satu molekul siklodekstrin dan molekul

asing saling bereaksi dan berasosiasi membentuk molekul komplek (Szejtli,

2004). Terlihat pada Gambar 4 Masuknya molekul asing pada rongga cincin

siklodekstrin disebabkan adanya substitusi molekul air disertai molekul asing

yang memiliki sifat kurang polar. Berdasarkan proses inklusi terjadi sebagai

berikut (Shieh & Hedges, 1996):

a) Pergantian energi interaksi polar nonpolar (antara inklusi air dan rongga

siklodesktrin dengan air dan molekul asing) yang tidak menguntungkan

dengan yang menyebabkan mendorong terjadinya interaksi nonpolar-

nonpolar (antara molekul asing dan rongga siklodekstrin) dan interaksi

polar-polar (antara larutan air dan molekul air yang terlepas dari rongga

siklodekstrin).

b) Terjadi penurunan tegangan pada rongga siklodekstrin setelah terbentuk

molekul komplek.

Page 28: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

10

c) Interaksi van der Walls dan ikatan hidrogen antara siklodektrin dan

molekul asing.

Gambar 4. Pola ilustrasi inklusi molekul komplek (penggabungan molekul asing

dan siklodekstrin) (Giordano et al., 2001)

Ikatan yang terbentuk antara molekul asing dan siklodekstrin merupakan

nonkovalen. Berbagai faktor yang mempengaruhi ikatan nonkovalen seperti gaya

van der Walls, ikatan hidrogen, interaksi dipol-dipol, gaya disperse London dan

interaksi hidrofobik lainnya bertanggung jawab untuk membentuk suatu senyawa

kompleks yang stabil. Selain itu, jenis interaksi yang mempengaruhi satu molekul

komplek yang terjadi tidak dapat diprediksi sesuai atau tidak sesuai dengan satu

molekul inangnya. Satu jenis ikatan tidak dapat diketahui sebagai salah satu faktor

yang menentukan terbentuknya satu atau semua molekul komplek. Maka dari itu,

sulit untuk menentukan seberapa baik molekul asing akan berikatan dengan

siklodekstrin (Valle, 2004). Kemampuan pembentukan inklusi komplek

Page 29: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

11

siklodekstrin sangat bervariasi sesuai dengan ukuran rongga yang terbentuk dan

bersarnya molekul asing (Jin, 2013).

2.2 Enzim Cyclodextrin Glycosil Transferase (CGTase)

Enzim Cyclodextrin glycosil transferase (CGTase) merupakan protein

yang memiliki sifat katalisis reaksi transglikosilasi, tetapi dapat menghidrolisis

pati (Qi, 2005). Siklodekstrin dihasilkan pada proses hidrolisis dari pati atau

turunan karbohidrat seperti amilosa, amilopektin dan maltooligosakarida sebelum

terbentuknya maltosa (Es et al., 2016). CGTase termasuk ke dalam keluarga

amilase karena dapat mendegradasi pati namun dalam proses pembentukan

siklodekstrin melalui tahap hidrolisis. CGTase merupakan salah satu hidrolase

glikosida dan memiliki perbedaan berdasarkan konformasi atom karbon anomerik

pada ikatan glikosidik pada proses hidrolisis (Jin, 2013).

CGTase mengkatalisis pembelahan ikatan glikosidik dua atau lebih pada

karbohidrat atau antara karbohidrat dan non-karbohidrat (Qi et al., 2005). Ada dua

tipe mekanisme enzim katalik yang pertama tipe konformasi insersi dan tipe

penjaga konformasi. Tipe konformasi insersi diawali dengan molekul air berikatan

dengan anomerik atom karbon sebagai nukleopil selama reaksi pemecahan ikatan

glikosidik dan reaksi bersifat irreversible. Sedangkan pada tipe konformasi, asam

amino lain pada protein enzim berikatan dengan anomerik atom karbon sebagai

nukleopil dan membentuk ikatan kovalen antara enzim dan substrat (Jin, 2013).

Proses reaksi balik hidrolisis pada tipe penjaga konformasi pada beberapa

kasus, berubah menjadi reaksi mekanisme glycosyltransferase jika molekul air

diganti oleh glikosilasi lain. Oleh karna itu, meskipun CGTase termasuk enzim

amilase. Reaksi katalis transfer glikosilasi oleh CGTase terbagi menjadi empat

Page 30: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

12

tipe yaitu reaksi hidrolisis, siklisasi, kopling, dan disporposinasi, dimana kopling

reaksi disebut juga sebagai reaksi pembukaan cincin pada Gambar 5 Reaksi

katalis langsung CGTase tergantung pada empat reaksi tersebut yang dipengaruhi

oleh tipe substrat. Reaksi siklisasi konstan terjadi dibandingkan dengan reaksi

hidrolisis yang sering terjadi untuk membentuk siklodekstrin (Jin, 2013).

Gambar 5. Skema empat tipe reaksi glycosyltransferase (Uitdeehaag et al.,

1999). a: reaksi siklisasi; b: reaksi kopling; c: reaksi disproporsinasi;

d: reaksi hidrolisis.

Reaksi siklisasi merupakan reaksi katalis unik dari CGTase, dari siklodekstrin

dihubungkan dengan rantai oligosakarida, secara enzimatis terpisah dari substrat.

Reaksi balik dari siklisasi adalah reaksi kopling dan dapat dikatalis oleh beberapa

enzim. Substrat dengan rantai panjang dapat memicu reaksi siklisasi, sedangkan

konsentrasi tinggi maltoologisakarida atau glukosa sebagai substrat dapat memicu

reaksi kopling. Jika menggunakan pati alami sebagai substrat, reaksi pertama yang

Page 31: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

13

banyak terjadi adalah disproporsinasi, yang memicu turunnya viskositas secara

cepat pada larutan substrat. Jika panjang rantai pada substrat telah sesuai, maka

reaksi siklisasi akan kembali menjadi reaksi yang dominan (Jin, 2013).

Cyclodextrin Glycosil Transferase merupakan enzim ektraseluler yang

umumnya dihasilkan oleh mikroba (Mora et al., 2012). Kekhususan produk

CGTase yang dihasilkan menentukan tipe siklodekstrin digunakan pada senyawa

yang berbeda. Struktur enzim CGTase memiliki karakteristik yang berbeda

berdasarkan jenis bakteri yang menghasilkannya (Jin, 2013).

2.3 Bakteri Penghasil Enzim Cyclodextrin Glycosil Transferase (CGTase)

Cyclodextrin Glycosil Transferase merupakan enzim ektraseluler yang

umumnya dihasilkan oleh mikroorganisme (Mora et al., 2012). Kekhususan

produk CGTase pada senyawa yang berbeda dapat menentukan tipe siklodekstrin.

Struktur enzim CGTase memiliki karakteristik yang berbeda berdasarkan jenis

bakteri yang menghasilkannya (Jin, 2013). Bakteri yang dapat menghasilkan

enzim CGTase akan membentuk zona kuning jingga pada media Horikoshi

Nakamura, akibat terjadinya proses inklusi pada siklodekstrin dengan

phenolphthalein sebagai penentu awal bakteri penghasil enzim CGTase (

Ravinder et al., 2012; Jin, 2013).

Banyak bakteri menggunakan pati sebagai sumber karbon dan sumber

energi, namun dalam penggunaannya harus dibantu dengan enzim ekstraseluler

berupa CGTase agar dapat menyederhanakan molekul kompleks pati menjadi

molekul yang lebih sederhana, sehingga dapat dimanfaatkan secara langsung

sebagai sumber energi oleh mikroorganisme (Qi et al., 2005). Biwer et al. (2002)

melaporkan bahwa telah diketahui sejumlah bakteri yang mampu menghasilkan

Page 32: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

14

enzim CGTase, diantaranya yaitu: Bacillus, tetapi juga Klebsiella, Micrococcus,

dan Thermoanaerobacter.

2.4 Pati

Pati merupakan homopolimer glukosa dengan panjang rantai karbon

beragam. Pati dibedakan dua kelompok molekul berdasarkan sifat kelarutanya

dalam air yaitu amilosa yang terlarut dalam air, sedangkan amilopektin molekul

tidak terlarut dalam air (Koswara, 2006). Pati atau amilum merupakan karbohidrat

kompleks yang tidak larut dalam air, berbentuk granula berwarna putih, dan tidak

berasa. Pati tersimpan dalam jumlah banyak pada organ tanaman sebagai salah

satu produk fotosintesis. Pati terdiri dari komponen amilosa, amilopektin, protein

dan lemak. Pati mengandung 15-30% amilosa, 70-85% amilopektin dan 5-10%

komposisi lainnya. Struktur dan jenis komposisi berbeda berdasarkan sifat

tanaman sumber pati (Greenwood, 1979). Produk penghasil pati alami seperti

tapioka, jagung, sagu, dan umbi-umbian terdapat banyak dan produksi melimpah

di Indonesia (Koswara, 2006).

Pati secara luas dipergunakan dalam industri kertas, lem, tekstil, dan

industri pengolahan makanan. Pati memiliki peranan penting dalam industri

permen glukosa, dekstrosa, sirup fruktosa. Pemanfaatan pati dapat digunakan

sebagai bahan baku dalam industri yang menghasilkan gula atau produk turunan

pati dengan proses hidrolisis asam atau secara enzimatik dapat menghasilkan

produk yang memiliki harga jual yang lebih tinggi (Silva et al., 2008). Pengolahan

pati membutuhkan suhu tinggi pada saat dimasak, pasta yang terbentuk berwarna

tidak bening, lengket dan tidak tahan terhadap perlakuan asam. Hal ini dapat

menyebabkan penggunaan pati alami terutama dalam bidang industri menjadi

Page 33: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

15

terbatas dan belum dimanfaatkan dengan baik, sehingga hanya dimaanfaatkan

oleh tanaman saja sebagai sumber makanan (Koswara, 2006).

2.4 Sedimen

Kandungan mikroorganisme pada sedimen memiliki populasi yang

melimpah dengan keanekaragaman yang tinggi (Bissett et al., 2007). Menurut

Urakawa et al. (2001) sedimen dan tanah merupakan habitat mikroorganisme

dengan tingkat kompleksitas yang tinggi. Mikroorganime yang terdapat pada

sedimen memiliki keadaan fisiologi yang berbeda. Kelompok mikroorganisme

yang terdapat pada sedimen diantaranya mikroorganisme aerob, aerob fakultatf,

metanogen, homoasetonogen, pereduksi sulfat, pereduksi sulfur, denitrifikasi,

pereduksi besi dan fermentatif (Madigan et al., 2003).

Mikroorganisme sedimen memiliki peran penting dalam berbagai proses

biokimia di perairan, antara lain dalam degradasi materi organik, perputaran siklus

biogeokimia, mengendalikan kadar ammonium, nitrat, dan nitrit (Atlas & Bartha,

1993). Mikroorganisme yang terdapat melimpah di alam, memiliki kemampuan

metabolik yang luas, memiliki aktivitas enzimatik yang tinggi dan dapat bekerja

pada kondisi aerobik dan anaerobik. Selain itu mikroorganisme dapat

mendegradasi biopolimer (Atlas & Bartha, 1993). Sedimen danau yang berasal

dari berbagai macam sampah organik memungkinkan keanekaragaman

mikroorgamisme yang tinggi.

Menurut Madigan et al. (2003) pada sedimen terdapat bakteri aerob, aerob

fakultatif, metanogen, homoasetonogen, pereduksi sulfat, pereduksi sulfur,

denitrifikasi, dan fermentatif. Penelitian yang dilakukan oleh Hermawan (2014)

sedimen Situ Kuru digunakan sebagai inokulum untuk produksi biogas

Page 34: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

16

memperoleh hasil kadar gas CH4 yang dihasilkan 0,926% dan memiliki potensi

sebagai pengurai substrat limbah sayuran.

2.5 Situ Kuru

Situ Kuru berada di kawasan Kota Tangerang Selatan, secara administratif

terdapat di Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur (Dinas Bina

Marga Sumber Daya Air Tangerang Selatan, 2012). Kawasan Situ Kuru terdapat

di samping Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Menurut Dinas Bina Marga

Sumber Daya Air Tangerang Selatan (2012) perubahan luas Situ Kuru yang

signifikan menyebabkan tidak terdata secara pasti, menurut Iqmar (2012) Situ

Kuru memiliki luas area 7.500 meter persegi, yang pada awal mulanya memiliki

luasan sekitar lima hektar.

Perubahan luas situ dipengaruhi oleh pembangunan UIN Jakarta yang

signifikan menyebabkan kawasan Situ Kuru mengalami alih fungsi lahan. Areal

Situ Kuru mengalami penimbunan dan terdapat bangunan hunian seta tempat dan

dipenuhi tumpukan sampah yang semakin meningkatkan proses pendangkalan

serta sedimentasi (Iqmar, 2012). Kondisi Situ Kuru yang sudah dalam keadaan

sangat kurang baik terlihat dari warna air yang kehitaman dan adanya sedimentasi

(Lampiran 1). Sedimentasi tersebut ada karena sampah-sampah yang dibuang ke

Situ Kuru. Sampah-sampah tersebut mengendap di dasar sedimen.

Kondisi yang terjadi pada Situ Kuru nyatanya masih belum mendapat

perhatian yang serius untuk mengembalikan fungsi kawasan tersebut. Data

empiris mengenai status dan kualitas lingkungan di Situ Kuru masih belum

tersedia. Hal ini mengingat belum adanya data laporan ilmiah mengenai hasil

Page 35: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

17

penelitian di kawasan tersebut sehingga tidak diketahui dan belum dapat

dipastikan gambaran umum penurunan kualitas yang terjadi di Situ Kuru.

2.6 Analisis Filogenetik

Analisis filogenetik berhubungan erat dengan evolusi biologis. Evolusi

merupakan suatu proses gradual, suatu organisme yang memungkinkan spesies

sederhana menjadi lebih komplek melalui akumulasi perubahan dari beberapa

generasi seiring dengan lingkungan yang berubah (Yang & Rannala, 2012).

Keturunan akan mempunyai beberapa perbedaan dengan nenek moyangnya akibat

mengalami evolusi (Estabrook, 1984). Perbedaan variasi dan diferensiasi genetik

antara populasi, jarak genetik dapat terhitung dari jumlah perbedaan basa

polimorfik atau lokus gen masing-masing berdasarkan urutan DNA (Cavalli-

sforza, 1997).

Analisis sistematika dilakukan melalui konstruksi sejarah evolusi dan

hubungan evolusi antara keturunan dengan nenek moyangnya berdasarkan

kemiripan karakter dasar dari perbandingan (Lipscomb, 1998). Jenis analisis yang

sering digunakan adalah analisis filogenetik atau disebut juga cladistics atau clade

merupakan pengelompokan keturunan berdasarkan satu nenek moyang yang sama

(Yang & Rannala, 2012). Analisis filogenetik biasanya ditampilkan sebagai

sistem percabangan membentuk diagram pohon yang dikenal sebagai pohon

filogenetik (Brinkman & Leipe, 2001).

Karakter yang sama merupakan dasar untuk menganalis hubungan satu

spesies dengan spesies lainnya (Schmidt, 2003). Pohon filogenetik adalah

pendekatan logis dalam menjelaskan hubungan evolusi antara organisme

Page 36: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

18

(Schmidt, 2003). Tujuan dari penyusunan filogenetik adalah mengkonstruksi

dengan tepat hubungan antar organisme dan mengestimasi perbedaan yang terjadi

pada satu nenek moyang ke keturunannya (Li et al., 1999). Ketika sekuen

nukleotida atau protein dari dua organisme memiliki kesamaan diduga diturunkan

dari sekuen common ancestor. Penyejajaran sekuen akan menunjukkan dimana

posisi sekuen berubah atau tidak / conserved atau divergent yang berkembang

menjadi berbeda (Yang & Rannala, 2012).

Pohon filogenetik dapat dikonstruksikan menggunakan dua cara dalam

menghasilkan pohon filogenetik. Cara pertama dengan memeriksakan semua atau

sejumlah pohon filogenetik dan memilih satu yang terbaik dengan kriteria tertentu

biasanya disebut dengan metode exhaustive search. Metode maximum parsimony,

fitch margoliash, dan maximum likehood termasuk ke dalam cara ini. Cara yang

kedua adalah dengan memeriksa hubungan topologi lokal dari pohon dan

mengkonstruksi pohon terbaik dengan beberapa langkah. Metode neighbor-

joining dan beberapa metode distance lainnya termasuk dalam kategori cara yang

kedua (Yang & Rannala, 2012). Metode maximum parsimony, distance, dan

maximum likehood merupakan metode yang sering digunakan dalam membentuk

pohon filogenetik dengan tipe analisis yang berbeda (Mount, 2001).

Filogenetik merupakan suatu hubungan kekerabatan antara berbagai

organisme berdasarkan keragaman genetik maupun morfologi berdasarkan gen

16S rRNA pada bakteri (Ravinder et al., 2012). Filogenetik mengkombinasikan

teknik biologi molekuler dengan statistik untuk menghubungkan filogenetik

berbagai organisme dengan menggunakan data sekuen DNA. Data sekuen DNA

didapatkan terlebih dahulu melalui metode Polymarase Chain Reaction (PCR)

Page 37: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

19

(Matsunaga et al., 1999) berdasarkan ekstraksi DNA yang dilakukan dengan lisis

sel. Ekstraksi DNA ini merupakan tahapan penting dalam analisis DNA dengan

metode PCR, karena merupakan prosedur rutin dalam analisis molekur dan yang

sangat mempengaruhi hasil analisis ada atau tidaknya DNA yang diinginkan.

Jumlah dan kualitas DNA dapat dilihat melalui proses elektroforesis setelah

dilakukannya PCR. Elektroforesis merupakan teknik pemisahan molekul selular

berdasarkan ukuran dengan menggunakan medan listrik yang dialirkan pada

medium agar (Yuwono, 2005).

Page 38: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

20

BAB III

METODE

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari–November 2017 di

laboratorium milik PT. GoEn Enzim International, Kelurahan Jaka Mulya Bekasi

Selatan dan Pusat Penelitian Biologi, LIPI, Cibinong.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah ose bulat, ose lurus,

magnetic strirrer, microtube, micro tip steril, cuvet, micropipet, gelas ukur,

wadah sampel, timbangan, autoklaf, hot plate, dry glasky, shaker, vortex, alat

PCR, sentrifugasi, spektrofotometer, seperangkat alat elektroforesis, UV

transiluminator, waterbath, dan laminar cabinet.

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sampel sedimen Situ

Kuru untuk isolasi bakteri, akuades steril, medium Horikoshi dan Nakamura (pati

10 g/L, yeast extract 5 g/L, pepton 5 g/L, phenolphthalein 1 g/L, KH2PO4 1 g/L,

MgSO4.7H20 0.2 g/L, Na2CO3 10g/L, dan agar 1.5 g/L), buffer Tris-HCl pH 7,

larutan Na2CO3 pH 10, buffer TAE (Tris-Acetic acid-EDTA) 1x, RNase, marker

DNA 1 kb, DNA template, agarose, PCR kit KAPA3G plant DNA, primer 27F

(5’-AGAGTTTGATCCTGGCTCAG-3’) dan 1492R (5’-CGG TTA CCT TGT

TAC GAC TT -3’) (Ravinder et al., 2012).

Page 39: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

21

3.3 Cara kerja

Penelitian isolasi bakteri penghasil enzim cyclodextrin glycosyltransferase

(CGTase) dari sedimen Situ Kuru diawali dengan tahap koleksi sampel, isolasi

dan screening bakteri, purifikasi dan penyimpanan bakteri penghasil CGTase

yang selanjutnya dilakukan uji kualitatif dan uji kuantitatif sebagai pengukuran

aktivitas enzim CGTase dari isolat-isolat bakteri terpilih pada uji kualitatif,

kemudian isolasi DNA, amplifikasi dan sequencing untuk dianalisis filogenetik.

3.3.1 Pengambilan Sampel Sedimen

Sampel sedimen berasal dari Situ Kuru, Ciputat-Tanggerang Selatan.

Sampel diambil dari tiga stasiun inlet, midlet, dan outlet (Lampiran 1).

Gambar 6. Lokasi pengambilan sedimen Situ Kuru (Sumber: ArcGIS)

Setiap stasiun diambil sampel dari 5 titik sampling sebagai pengulangan.

Pemilihan titik sampling diambil berdasarkan pH yang berkisar 7-8, masing-

masing titik sampling berjarak 100 cm dari pinggir situ dan titik sampling satu

Page 40: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

22

sama lain. Sampel sedimen diambil pada 0-30 cm sebanyak 1 kg dan dimasukan

ke dalam botol plastik sampel, kemudian sampel dibawa ke laboratorium PT.

GoEn Enzim International untuk diproses ke tahap selanjutnya.

3.3.2 Isolasi dan Screening Bakteri

Sampel sedimen disuspensi dengan larutan akuades steril dengan tujuh

seri pengenceran dan dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali, kemudian

diinokulasikan lima pengenceran terakhir pada media Horikoshi dan Nakamura

yang telah disterilkan dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121 °C, tekanan

1,5 atm selama 15 menit (Es et al., 2016; Rakmai & Cheirsilp, 2016) dilakukan

pengulangan sebanyak tiga ulangan. Media Horikoshi dan Nakamura terdiri dari

pati 10 g/L, yeast extract 5 g/L, pepton 5 g/L,phenolphthalein 1 g/L, KH2PO4 1

g/L, MgSO4.7H20 0.2 g/L, Na2CO3 10g/L, dan agar 1.5 g/L dengan pH 10.

Kemudian diinkubasi pada suhu 35°C selama 24 - 48 jam. Koloni bakteri yang

positif memproduksi CGTase ditunjukkan dengan terbentuknya zona bening di

sekitar koloni bakteri berwarna kuning jingga, kemudian dilakukan purifikasi.

3.3.3 Purifikasi Isolat Bakteri

Bakteri yang telah membentuk zona bening pada media screening,

dipurifikasi dengan metode streak four ways agar mendapatkan bakteri tunggal

dan sebagai uji ulangan bahwa bakteri membentuk zona bening. Media yang

digunakan media Horikoshi dan Nakamura dan diinkubasi selama 24 jam pada

suhu 35°C. Setelah didapatkan bakteri tunggal dilakukan penyimpanan dalam

media agar miring Horikoshi dan Nakamura tanpa menggunakan phenolphthalein

diinkubasi pada suhu ruang, untuk selanjutnya dilakukan tahapan identifikasi

(Cappucino & Sherman, 2011).

Page 41: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

23

3.3.4 Uji Kualitatif Enzim CGTase

Uji kualitatif enzim CGTase dilakukan pada media agar Horikoshi dan

Nakamura dengan komposisi media yang sama dengan media screening. Isolat

bakteri ditusuk tegak lurus dengan media agar cawan dan diikubasi pada suhu

35°C selama 48 jam. Zona bening yang terbentuk kemudian diukur diameternya

dengan menggunakan penggaris dan dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali.

Beberapa bakteri yang memiliki diameter zona bening terbesar dipilih untuk

dilakukan proses selanjutnya.

3.3.5 Pembuatan Kurva Standar β-siklodekstrin

Penghitungan kurva standar β-siklodekstrin berguna sebagai acuan dalam

konsentrasi produk siklodekstrin yang dihasilkan pada penghitungan aktivitas

enzim. Larutan stok dibuat dengan konsentrasi 5 mmol dan dilakukan variasi

konsentrasi dengan cara pengenceran dari larutan stok yang tersedia. Variasi

konsentrasi yang digunakan dari 0-0.2 mg/mL dengan interval konsentrasi 0,02

mg/mL dilarutkan ke dalam 5 mL Tris-Hcl 50 mM. Kemudian disiapkan larutan

reaksi yang terdiri dari 4% phenolphthalein dalam etanol, kemudian larutan

reaksi tersebut diencerkan dalam 125 mM buffer karbonat dengan perbandingan 5

tetes larutan reaksi berbanding 100 mL buffer karbonat. Setelah larutan reaksi

siap, tambahkan 1 mL larutan β-siklodekstrin dengan berbagai konsentrasi.

Kemudian homogenkan dan diukur penurunan absorbansi warna phenolphthalein

pada panjang gelombang λ 550 nm (Yu et al., 2015).

Page 42: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

24

3.3.6 Produksi Enzim CGTase

3.3.6.1 Pembuatan Inokulum

Isolat bakteri ditumbuhkan pada 100 mL media cair Horikoshi dan

Nakamura pada suhu 37°C dan pH 10, dengan agitasi 180 rpm selama 24 jam.

Setelah tumbuh, dihitung nilai OD (Optical Density) pada inokulum. Nilai OD

yang digunakan adalah 0.500-1.00 atau setara dengan 107 CFU/mL (Cappucino &

Sherman, 2011). Setelah diukur nilai OD diambil 1 mL larutan inokulum pada

media cair Horikoshi dan Nakamura. Panjang gelombang λ 600 nm digunakan

untuk mengukur nilai OD bakteri. Setelah didapatkan nilai OD yang sesuai,

diambil 1% inokulum pada media produksi enzim (Yu et al., 2015).

3.3.6.2 Isolasi Enzim

Enzim dipanen menggunakan tube sentrifuge 30 mL. Media produksi

enzim yang telah diinkubasi selama 24 jam disentrifus dengan kecepatan 3.500

rpm selama 45 menit pada suhu ruang. Supernatan disimpan pada tube yang baru

sebagai stok enzim untuk dilakukan penghitungan aktivitas enzim dan disimpan

dalam suhu 4°C (Yu et al., 2015).

3.3.7 Pengukuran Aktivitas Enzim

Pengukuran aktivitas enzim CGTase dilakukan berdasarkan metode

Kaneko et al. (1987). Kadar siklodekstrin yang terbentuk pada sampel dapat

diukur berdasarkan penurunan nilai absorbansi intensitas warna yang dihasilkan

phenolphthalein setelah bereaksi dengan siklodekstrin pada sampel (Es et al.,

2016). Enzim kasar diambil sebanyak 1 mL ditambahkan dengan 1 mL larutan

pati 2% dalam 50 mM buffer Tris-HCl pH 7.0, diinkubasi pada suhu 50°C selama

10 menit setelah itu diinkubasi pada suhu 100°C selama 10 menit untuk

Page 43: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

25

menghentikan reaksi yang terjadi. Kemudian ditambahkan 4 mL larutan reaksi

(0,06 mM phenolphthalein sebanyak 5 tetes dalam 100 mL Na2CO3 120 mM) dan

diukur absorbansi dari kompleks warna yang terbentuk pada larutan sampel.

Sampel yang telah ditambahkan larutan reaksi diukur dengan menggunakan

spektrofotometer pada panjang gelombang λ 550 nm dan dilakukan pengulangan

sebanyak tiga pada masing-masing isolat (Yu et al., 2015).

Kemudian nilai absorbansi yang didapatkan dikonversi berdasarkan

persamaan garis yang terbentuk pada kurva standar β-siklodekstrin untuk

mengetahui konsentrasi β-siklodekstrin yang terbentuk dan dihitung pengukuran

aktivitas enzim CGTase. Satu unit CGTase didefinisikan jumlah enzim yang

berkerja untuk memproduksi satu mikromol (µmol) β-siklodekstrin per menit

dalam kondisi reaksi tersebut (Yu et al., 2015). Pengukuran kontrol enzim dan

kontrol substrat dilakukan sebagai kontrol. Setelah itu dilakukan pengukuran

aktivitas enzim dengan rumus berikut (Lehninger, 1997):

Keterangan :

X = konsentrasi produk (µmol/mL)

V = Volume total reaksi (mL)

Fp = Faktor pengenceran

p = Volume enzim (mL)

q = Waktu inkubasi

3.3.8 Ektraksi DNA Bakteri dan Amplifikasi gen 16S rRNA

Eksraksi DNA bakteri dilakukan menggunakan metode pick up colony.

Sebanyak 1-2 koloni tunggal bakteri ditumbuhkan pada media Horikoshi

Nakamura diinkubasi selama 24 jam pada suhu 35°C. Sebanyak 1 koloni tunggal

diambil menggunakan ose kemudian dimasukkan ke dalam micro sentrifuge tube

Page 44: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

26

ukuran 1,5 mL yang telah berisi 100 µL nuclease free water sebagai ekstraksi

DNA kasar.

Ekstraksi DNA kasar diberi dilakukan sesuai dengan protokol KAPA3G

plant PCR kit untuk dilakukan amplifikasi secara langsung. Amplifikasi

dilakukan dalam campuran volume reaksi sebanyak 50 μL terdiri dari suspensi

DNA template 1,5 µL, KAPA Plant PCR buffer(2x) mengadung MgCl2 dan

dNTPs ditambahkan sebanyak 25 μL, forward primer 27F (5’-

AGAGTTTGATCCTGGCTC AG-3’) 1.5 μL, reverse primer1492R (5’-CGG

TTA CCT TGT TAC GAC TT -3’) 1.5μL, KAPA3G plant DNA polymerase 0.5

μL, KAPA plant PCR enhancer (100x) 10 μL, nuclease free water 10μL, dan Go

Taq green master mix 12.5. Campuran cocktail tersebut di amplifikasi dengan

mesin PCR.

Protokol amplifikasi PCR primer gen target proses denaturasi pada suhu

95°C selama 10 menit, denaturasi pada suhu 95°C selama 20 detik, annealing

pada suhu 50°C selama 15 detik, amplifikasi pada suhu 72°C selama 30 detik dan

ekstensi pada suhu 72°C selama 30 detik ladder. Proses PCR dilakukan 35 siklus

sampel PCR disimpan pada suhu -20°C hingga akan digunakan untuk proses

selanjutnya. Hasil PCR diamati dengan metode elektroforesis.

3.3.9 Elektroforesis DNA

Sebanyak 1 μL loading dye ditambahkan pada 2,5 μL ladder DNA 1 kb

dan 2,5 μL produk PCR, kemudian dihomogenkan setelah itu dimasukkan ke

sumur pada gel agarosa 1% yang telah ditambahkan 0,1% gel red direndam

dalam 100 mL TAE buffer 1x. Produk PCR diperiksa dengan elektroforesis pada

kondisi arus konstan 100 V selama 60 menit. Kemudian direndam dalam etidium

Page 45: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

27

bromida 0,5 mg/mL selama 30 menit. Gel hasil elektroforesis divisualisasikan di

atas UV transluminator dan didokumentasikan.

3.3.10 Sekuensing DNA

Sekuensing DNA dilakukan menggunakan jasa sekuensing karena alat

tidak tersedia di laboratorium penelitian. Sampel hasil PCR yang telah dilakukan

elektroforesis dikirim ke 1stBASE (Malaysia) untuk dilakukan sekuensing DNA

bakteri.

3.3.11 Analisis Filogenetik

Hasil sekuen dari primer forward dan reverse diedit dan digabungkan

dengan menggunakan program Chromas Pro versi 2.1.4 (Technelysium,

Australia). Penyejajaran sekuen DNA dengan sekuen homolog dari GenBank

dilakukan dengan mencari homolog terlebih dahulu menggunakan program

BLAST (The Basic Local Alignment Search Tool) pada NCBI. Sekuen homolog

didapatkan dari List of Prokaryotic names with Standing Nomenclature (LPSN)

dengan kategori genus Bacillus yang diunduh dari GenBank

(https://www.ncbi.nlm.nih.gov/). Kemudian sekuen disejajarkan dengan

menggunakan program MUSCLE (Edgar, 2004) pada perangkat lunak MEGA 6

(Tamura et al., 2013).

Analisis filogenetik dilakukan menggunakan metode Neighbor Joining

(NJ) dalam MEGA 6. Semua parameter analisis mengacu pada parameter awal

program (default program) dengan model Maximum Composite Likelihood

dipilih sebagai model substitusi nukelotida. Kekuatan cabang internal pohon

filogenetik dalam analisis NJ diuji dengan analisa Bootstrap (BS) menggunakan

1000 ulangan. Nilai ≥ BS 50% ditampilkan pada pohon filogenetik.

Page 46: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

28

3.4 Analisis Data

Data pada penelitian ini dianalisis secara deskriptif dan ditampilkan dalam

bentuk tabel dan kurva menggunakan program Excel 2013, sedangkan analisis

filogenetik ditampilkan dalam bentuk gambar dengan menggunakan perangkat

lunak Chromas Pro dan MEGA 6.

Page 47: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

29

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Isolasi dan Screening Isolat Bakteri

Isolasi dan screening bakteri dari sedimen Situ Kuru dilakukan untuk

memperoleh isolat bakteri yang berpotensi menghasilkan CGTase. Berdasarkan

hasil isolasi dan screening dengan medium Horikoshi Nakamura (spesifik untuk

penghasil enzim CGTase), didapatkan sebanyak 65 isolat dengan rincian 20 isolat

pada stasiun outlet, 21 isolat pada stasiun midlet dan 24 isolat pada stasiun inlet.

Isolat-isolat bakteri yang positif menghasilkan enzim CGTase ditunjukkan dengan

adanya zona kuning jingga di sekitar koloni (Gambar 7).

Gambar 7. Bakteri positif penghasil enzim CGTase yang membentuk zona

kuning jingga pada media horikoshi dan nakamura (Sumber:

Dokumen Pribadi)

Park et al. (1989) menyatakan bahwa enzim CTGase pembentuk

siklodekstrin dari pati dapat diketahui dengan adanya pembentukan proses inklusi

kompleks dengan phenolphthalein pada medium agar padat, yang membentuk

zona kuning akibat pengurangan warna pada kondisi basa. Sebanyak 65 isolat

Page 48: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

30

bakteri penghasil enzim CGTase didapatkan dari sedimen Situ Kuru menunjukkan

potensi sedimen tersebut sebagai sumber isolat bakteri penghasil enzim CGTase.

Beberapa penelitian sebelumnya melakukan isolasi isolat bakteri penghasil enzim

CGTase berasal dari berbagai tanah perkebunan. Penelitian yang dilakukan oleh

Klambe & Gupte (2014) didapatkan Bacillus oshimensis berasal dari tanah

perkebunan padi, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Yu et al. (2015)

diketahui bahwa Paenibacillus sp. setelah dilakukan isolasi dari tanah perkebunan

stevia. Penelitian Es et al. (2016) melaporkan Bacillus sp. memiliki aktivitas

enzim yang diisolasi dari tanah pertanian jagung Brazil, namun belum ada

penelitian yang mengisolasi isolat bakteri penghasil enzim CGTase dari sedimen.

Menurut Ravinder et al. (2012) berbagai prosedur isolasi telah

dikembangkan, namun tidak ada metode tunggal yang dapat mengungkapkan

keberadaan khusus mikroorganisme pada sampel. Teknik isolasi menggunakan

media selektif dapat menyeleksi secara efektif mikroorganisme pada sampel.

Habitat ekologis asal mikroorganisme yang diinginkan lebih mungkin diisolasi

akan tergantung pada karakteristik produk yang diinginkan dari mikroorganisme

tersebut.

Produksi enzim CGTase pada bakteri dipengaruhi keberadaan pati pada

media. Menurut penelitian Nishida et al. (1997) pati menginduksi mekanisme gen

CGTase setelah transkripsi, sedangkan regulasi negatif dipengaruhi oleh glukosa.

Berdasarkan hal ini, banyak penelitian yang melakukan isolasi isolat bakteri

penghasil enzim CGTase berdasarkan keberadaan pati dari sumber isolasi. Isolasi

bakteri pada sedimen Situ Kuru didapatkan sebanyak 65 isolat bakteri, hal ini

dapat mengindikasikan bahan organik berupa pati pada sedimen banyak

Page 49: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

31

terkandung di dalamnya yang menyebabkan bakteri penghasil enzim CGTase

banyak didapatkan pada bakteri asal Situ Kuru. Namun belum ada penelitian yang

menyatakan kandungan bahan organik berupa pati terkandung dalam sedimen atau

bahan organik apa saja yang terkandung pada sedimen Situ Kuru

Berdasarkan penelitian Yunisa (2017), bahan organik sedimen Situ Kuru

cukup tinggi dengan nilai 81,9840%. Adanya aktivitas antropogenik pemukiman

penduduk, kolam ikan dan pembuangan sampah di sekitar Situ Kuru,

menyebabkan meningkatnya bahan-bahan organik sebagai nutrient yang masuk ke

dalam badan perairan. Akumulasi dan mengendapnya bahan organik yang tinggi

pada sedimen menyebabkan berlimpahnya keanekaragaman bakteri (Bissett et al.,

2007).

4.2 Hasil Uji Kualitatif Enzim CGTase

Uji kualitatif dilakukan untuk mengetahui indeks enzimatik dengan

mengukur diameter zona kuning jingga untuk mengevaluasi kapasitas produksi

CGTase oleh isolat bakteri pada media Horikoshi dan Nakamura (Lampiran 3).

Produksi enzim CGTase dengan cara menusuk isolat bakteri pada medium

Horikoshi dan Nakamura kemudian dihitung indeks enzimatik dengan mengukur

zona kuning jingga yang terbentuk (Lampiran 3) (Es et al., 2016).

Hasil uji menunjukkan bahwa diameter zona kuning jingga tertinggi

ditunjukkan oleh isolat 912 dan 1531 dengan nilai rata-rata 1.07 cm pada Tabel 2.

Nilai rata-rata diameter zona kuning jingga yang dihasilkan dapat

mengindikasikan enzim CGTase yang dihasilkan oleh bakteri pada media padat.

Rata-rata nilai zona kuning jingga yang terbentuk enzim CGTase bersamaan

Page 50: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

32

dengan tumbuhnya koloni bakteri dapat menunjukkan kapasitas produksi enzim

secara kualitatif (Lampiran 3).

Tabel 2. Diameter zona kuning jingga pada isolat bakteri yang telah di screening

No

Nilai Rata-Rata

No

Nilai Rata-Rata

Kode Diameter Kode Diameter

Isolat Zona Kuning Jingga Isolat Zona Kuning Jingga

(cm)

(cm)

1 111 0,07±0,06

34 912* 1,07±0,06

2 113 0,03±0,02

35 922* 1,00±0,17

3 114 0,57±0,23

36 923 0,57±0,51

4 115 0,03±0,02

37 931 0,57±0,51

5 116 0,40±0,17

38 932 0,63±0,31

6 131 0,10±0,09

39 1011 0,67±0,32

7 132 0,03±0,02

40 1012 0,57±0,15

8 133 0,03±0,02

41 1021 0,50±0,44

9 211 0,07±0,06

42 1031 0,77±0,21

10 212 0,10±0.09

43 1211* 0,93±0,15

11 213 0,10±0,09

44 1311* 0,90±0,10

12 231 0,63±0,15

45 1312 0,87±0,12

13 232 0,67±0,15

46 1313 0,07±0,06

14 411 0,70±0,10

47 1314 0,87±0,15

15 412 0,30±0,20

48 1321 0,83±0,06

16 413 0,60±0,17

49 1322 0,83±0,06

17 414 0,67±0,15

50 1331* 0,90±0,10

18 415 0,57±0,12

51 1332* 0,97±0,12

19 511 0,50±0,30

52 1411 0,77±0,06

20 522 0,50±0,30

53 1412 0,83±0,06

21 612* 0,93±0,06

54 1413 0,83±0,06

22 613* 1,03±0,03

55 1414* 0,90±0,10

23 621* 0,90±0,10

56 1421 0,80±0,10

24 622* 0,90±0,10

57 1422 0,87±0,06

25 711 0,03±0,02

58 1423 0,83±0,12

26 722 0,23±0,21

59 1424 0,80±0,17

27 732 0,03±0,02

60 1431* 0,97±0,06

28 811 0,80±0,20

61 1432* 0,90±0,10

29 812* 1,01±0,26

62 1433* 0,97±0,06

30 831* 0,93±0,35

63 1521* 1,00

31 832* 1,03±0,15

64 1531* 1,07±0,06

32 833 0,87±0,15

65 1533* 0,97±0,06

33 911* 0,90±0,10

Keterangan: *isolat yang memiliki diameter zona kuning jingga 0,9-1,07

Page 51: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

33

Park et al. (1989) menyatakan bahwa semakin besar diameter zona kuning

jingga yang terbentuk, berkorelasi tinggi dengan aktivitas enzim CGTase yang

dimiliki bakteri. Berdasarkan hal ini, sebanyak 21 isolat yang memiliki diameter

zona kuning jingga 0,9-1,07 cm (Tabel 2). Nilai diameter zona menandakan sel

dalam menghasilkan CGTase pada media padat. Zona kuning jingga tertinggi

terbentuk sebesar 1,07 cm sedangkan terendah sebesar 0,03 cm. Perbedaan ukuran

diameter zona kuning jingga pada uji kualitatif yang dilakukan pada media padat

dipengaruhi oleh kemampuan setiap jenis mikroorganisme dalam menghasilkan

enzim CGTase dan kemampuan enzim CGTase yang berdifusi ke dalam media

padat dalam mengonversi substrat pati secara langsung untuk dirubah menjadi

siklodekstin (Es et al., 2016).

Proses difusinya enzim pada media dapat mempengaruhi proses inklusi

reaksi antara phenolphthalein dan siklodekstrin yang terbentuk. Pati yang

digunakan pada media padat berubah menjadi siklodekstrin oleh aktivitas siklisasi

dari enzim CGTase yang dihasilkan oleh sel bakteri (Es et al., 2016). Proses

inklusi komplek merupakan proses siklodekstrin yang mengkapsulasi molekul

phenolphthalein, menyebabkan warna pink merah pada media hilang, mekanisme

ini menyebabkan dapat terlihatnya produksi CGTase pada media padat.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi terbentuknya zona kuning jingga

adalah kepadatan medium agar yang dipakai, yang mempengaruhi difusinya

enzim pada media dan faktor pertumbuhan bakteri (Park et al., 1989).

Produktivitas hasil produk dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan mikroorganisme

spesifik, konsentrasi biomass dan tingkat spesifik pembentukan produk (Costa et

al., 2015)

Page 52: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

34

4.3 Hasil Uji Kuantitatif Aktivitas Enzim

Aktivitas enzim merupakan laju reaksi katalis dalam kondisi tertentu.

Pengukuran aktivitas enzim CGTase pada umumnya berdasarkan penurunan

substrat atau produk unit per waktu atau unit per volume yang dihasilkan pada

reaksi (Jin, 2013). Uji kuantitatif aktivitas enzim dilakukan untuk mengetahui

efektivitas enzim dalam menghasilkan siklodekstrin yang telah dikonversi dengan

kurva standar (Lampiran 2) dan dihitung untuk mengetahui aktivitas enzim yang

terjadi (Lampiran 5). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 21 isolat bakteri

yang diuji, aktivitas CGTase tertinggi dihasilkan oleh isolat 1432 dan 1433

(Gambar 8).

Keterangan: ND = Not Determine

Gambar 8. Aktivitas enzim oleh bakteri potensial

Nilai aktivitas enzim CGTase isolat 1432 dn 1433 berturut-turut 63,18

U/mL dan 65,15 U/mL, sedangkan pada isolat 621, 812, 922, 1531, dan 1533 nilai

aktivitas enzim tidak terhitung atau ND (Not Determine). Aktivitas enzim

berbanding lurus dengan konsentrasi enzim dalam proses reaksi membentuk

Page 53: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

35

produk (Nishida et al., 1997). Nilai aktivitas enzim CGTase yang berbeda-beda

mengindikasikan bahwa isolat yang didapatkan dari sedimen Situ Kuru memiliki

kemampuan yang berbeda dalam menghasilkan enzim CGTase pada tahap

produksi enzim. Produksi enzim oleh mikroorganisme dipengaruhi oleh

keberadaan pati dalam media dalam media. Hal ini didukung oleh Es et al. (2016)

yang menyatakan pelepasan enzim ke media ekstraseluler dipengaruhi

kemampuan mikroorganisme menggunakan pati yang tersedia sebagai sumber

karbon untuk pertumbuhan. Enzim CGTase merupakan enzim metabolit primer

yang dihasilkan pada fase pertumbuhan bakteri yang aktif membelah.

Nishida et al. (1997) menyatakan produksi enzim ektraseluler CGTase

banyak terbentuk pada fase akhir exponensial bakteri dan cepat menurun pada

fase stasioner. Proses panen enzim dilakukan untuk mendapatkan enzim kasar

dilakukan pada jam ke 24, hal ini berdasarkan fase akhir eksponensial yang

dimiliki isolat terpilih pada umumnya pada jam ke 24 (Lampiran 4). Berdasarkan

data kurva tumbuh isolat-isolat bakteri terpilih, diketahui bahwa fase akhir

eksponensial pada isolat 1432 dan isolat 1433 pada jam ke 28, sedangkan pada

isolat 622 dan 812 jam ke 24. Isolat 922 pada jam ke 40, sedangkan pada isolat

1531 dan 1533 fase akhir eksponensial pada jam ke 30.

Berdasarkan hal tersebut, dapat diindikasikan pada isolat 1432 dan isolat

1433 telah memasuki fase eksponensial yang menyebabkan kensentrasi enzim

tinggi dan berbanding lurus dengan nilai aktivitas enzim CGTase. Nilai aktivitas

enzim CGTase yang tinggi mengindikasikan enzim tersebut efisien dalam

membentuk siklodekstrin pada kondisi tersebut, meskipun pada isolat 1414

memiliki waktu fase akhir eksponensial yang sama tetapi memiliki nilai aktivitas

Page 54: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

36

enzim yang berbeda. Perbedaan kemampuan isolat bakteri dalam mengkonsumsi

pati secara efisien sangat mempengaruhi proses pembentukan siklodekstrin dan

perbedaan konsentrasi pati dapat mempengaruhi aktivitas enzim CGTase. Isolat

622 dan 812 telah memasuki fase stasioner dimana pada fase tersebut enzim

CGTase telah banyak menurun yang menyebabkan aktivitas enzim CGTase yang

didapatkan rendah bahkan tidak terdeteksi (Not Determine). Namun pada isolat

1531 dan 1533 pada jam ke 24 bukan merupakan fase eksponensial yang

menyebabkan enzim CGTase belum terlalu banyak dihasilkan pada saat panen

enzim kasar.

Aktivitas enzim CGTase isolat 1433 sebesar 65,15 U/mL dan isolat 1432

sebesar 63,18 U/mL, hasil penelitian ini memiliki nilai aktivitas enzim CGTase

yang lebih besar dibandingkan penelitian yang dilakukan oleh Syahrin (2015)

didapatkan dua isolat bakteri yang diberi nama isolat H-7 dan isolat I-7 memiliki

aktivitas enzim CGTase berturut-turut sebesar 0.744 U/mL dan 0.745 U/mL yang

berasal dari limbah kulit umbi jalar, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Yu

et al. (2015) diketahui bahwa Paenibacillus sp. diisolasi dari tanah perkebunan

stevia memiliki nilai aktivitas enzim CGTase sebesar 59.0±2.1 U/mL.

Beberapa penelitian seperti Klambe & Gupte (2014) melaporkan bahwa B.

oshimensis memiliki aktivitas enzim CGTase sebesar 4,5 U/mL yang diisolasi dari

tanah perkebunan padi sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Vassileva et al.

(2005) melaporkan bahwa B. circulas yang didapatkan dari National Bank of

Microorganisms and Cell Cultures Bulgaria memiliki aktivitas enzim CGTase

249,24 U/mL dan pada penelitian Es et al. (2016) melaporkan Bacillus sp.

Page 55: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

37

memiliki aktivitas enzim CGTase 82,15 U/mL yang diisolasi dari tanah pertanian

jagung Brazil memiliki nilai aktivitas enzim lebih tinggi dari penelitian ini.

Nilai aktivitas enzim CGTase lebih tinggi pada penelitian dibandingkan

Syahrin (2015) yang memiliki nilai 0.744 U/mL dan 0.745 U/mL, Yu et al. (2015)

memiliki nilai 59.0±2.1 U/mL dan Klambe & Gupte (2014) memiliki nilai 4,5

U/mL mengindikasikan bahwa isolat yang didapatkan dari sedimen Situ Kuru

memiliki kemampuan lebih baik dalam menghasilkan enzim CGTase dan

penggunaan pati pada media untuk menghasilkan siklodekstrin.

Hasil uji kuantitatif isolat 912 dan isolat 1531 memiliki rata-rata nilai

tertinggi diameter zona bening 1,07 cm, namun memiliki aktivitas enzim berturut-

turut 16,67 U/mL dan 32,94 U/mL, sedangkan isolat 1433 dan 1432 memiliki

diameter zona bening 0,9 dan 0,97. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan hasil

uji kualitatif dengan hasil uji kuantitatif. Uji kualitatif dilakukan pada media padat

membentuk inklusi kompleks dengan siklodekstrin yang dihasilkan, oleh CGTase

dapat dideteksi secara langsung. Namun, hasil uji ini memiliki indikator reaksi

yang tidak spesifik, sedangkan uji kuantitatif dengan menggunakan

phenolphthalein dapat bersifat spesifik (Qi & Zimmermann, 2005).

Aktivitas CGTase tergantung pada kondisi reaksi, konsentrasi substrat,

jumlah enzim dan sumber CGTase (Rha et al., 2005). Beberapa penelitian telah

melaporkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi produksi siklodekstrin

adalah mikroorganisme penghasil CGTase (Charoenlap et al., 2004; Kim et al.,

1995; Szerman et al., 2007). Aktivitas enzim pada masing-masing isolat

dipengaruhi oleh kondisi medium (pH, suhu inkubasi, komposisi medium) dan

struktur protein enzim CGTase itu sendiri pada proses reaksi tersebut. Bakteri

Page 56: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

38

yang digunakan harus mampu menghasilkan enzim yang tinggi dan enzim yang

dihasilkan dapat mengubah substrat menjadi produk yang diinginkan.

CGTase yang berasal dari isolat bakteri yang berbeda memiliki perbedaan

karakteristik, seperti berat molekul, pH optimum, suhu optimum, titik isoelektrik

dan produk utamanya. Perbedaan suhu dan kisaran pH optimum sangatlah penting

pada masing-masing CGTase setiap bakteri. Selain itu, perbedaan karakteristik

mempengaruhi struktur domain enzim CGTase itu sendiri yang berbeda satu sama

lainnya. Keseluruhan struktur domain memberikan pengaruh penting dalam

menghidrolisis pati dan bertanggung jawab dalam pengikatan substrat ke dalam

sisi aktif enzim dan terjadinya proses degradasi substrat untuk menghasilkan

produk lebih efisien atau tidak (Jin, 2013).

4.4 Analisis Filogenetik

Analisis filogenetik berdasarkan data sekuen 16S rRNA dari total 32

sekuen Bacillus termasuk sekuen-sekuen nukelotida yang diunduh dari GenBank

(https://www.ncbi.nlm.nih.gov/) dan dari 21 sekuen isolat bakteri Situ Kuru hanya

8 sekuen yang dapat diolah untuk diketahui filogenetiknya pada Gambar 11

menunjukkan bahwa sekuen isolat 1432 dan isolat 1433 membentuk monofiletik

dengan nilai booststrap 69% yang dapat diartikan bahwa isolat tersebut

merupakan isolat yang sama.

Kedua isolat membentuk sister clade dengan isolat 1332, 1211, 912, 621,

613, dan 911 yang membentuk monofiletik dengan B. oshimensis strain K11

dengan nilai bootstrap 65% dan nilai similaritas 99%-100% (Lampiran 5). Data

ini menunjukkan bahwa keenam sekuen ini berkerabat dekat B. oshimensis. Pohon

filogentik juga menunjukkan bahwa B. oshimensis berkerabat dekat B. hunanensis

Page 57: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

39

strain JSM 081003 dengan nilai boostrap 67% dan B. lehensis strain MLB2

dengan nilai boostrap 100%

Gambar 9. Filogram isolat bakteri penghasil CGTase dari sedimen Situ Kuru

berdasarkan data sekuen 16S rRNA dengan metode Neighbor

Joining

Beberapa penelitian telah melaporkan B. oshimensis dapat menghasilkan

enzim CGTase. Penelitian yang dilakukan oleh Klambe & Gupte (2014)

AB043865 Bacillus horikoshii strain DSM 8719T

X76447 Bacillus halmapalus DSM 8723T

X76437 Bacillus cohnii DSM 6307T

AY724690 Bacillus circulans strain ATCC 4513T

D16273 Bacillus megaterium strain IAM 13418T

AB021189 Bacillus lentus strain ATCC 10840T

D16268 Bacillus firmus strain IAM 12464T

AJ276351 Bacillus subtilis strain DSM 10T

AB043864 Bacillus mannanilyticus strain 6199T

D87035 Bacillus horti strain DSM 12751T

AJ493660 Bacillus saliphilus strain 15402T

AF064704 Bacillus selenitireducens strain 15326T

X76445 Bacillus agaradhaerens DSM 8721T

X76444 Bacillus clarkii DSM 8720T

Z48306 Bacillus vedderi strain DSM 9768T

AB047684 Bacillus okuhidensis strain 13666T

AJ302709 Bacillus halodurans strain DSM 497T

AB043846 Bacillus hemicellulosilyticus DSM 16731T

X76439 Bacillus pseudofirmus strain 8715T

AB043858 Bacillus akibai JCM 9157T

AB043851 Bacillus wakoensis strain DSM 2521T

AB086897 Bacillus krulwichiae strain JCM 11691T

AY376312 Bacillus bogoriensis strain LBB3T

X76436 Bacillus alcalophilus DSM 485T

X76449 Bacillus pseudoalcaliphilus strain 8725T

X76446 Bacillus gibsonii DSM 8722T

X76440 Bacillus clausii DSM 8716T

AY258614 Bacillus patagoniensis strain PAT 05T

AY793550 Bacillus lehensis strain MLB2T

NR 108948 Bacillus hunanensis strain JSM 081003T

AB188090 Bacillus oshimensis strain K11T

912

911

621

1332

1211

613

1432

1433

AJ345020 Paenibacillus agarexedens strain DSM 1327T

Page 58: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

40

melaporkan B. oshimensis memiliki nilai aktivitas enzim kasar CGTase sebesar

4,5 U/mL setelah di lakukan optimasi media. Bakteri tersebut memiliki pH

optimum 9 diinkubasi selama 24 jam dengan agitasi 120 rpm pada suhu 37°C

menggunakan media Horikoshi dan Nakamura. Selanjutnya penelitian yang

dilakukan Pol & Gupte, (2016) melaporkan B. oshimensis memiliki aktivitas

enzim CGTase yang telah dilakukan pemurnian sebesar 19,38 U/mL namun

memiliki pH optimum yang berbeda dengan yang dilakukan oleh Klambe &

Gupte (2014) memiliki pH optimum pada pH 8. Penelitian Pol & Gupte (2016)

melaporkan bahwa berat molekul protein enzim CGTase B. oshimensis 66kDa

berupa monomer.

Blanco et al. (2014) melaporkan B. lehensis memiliki aktivitas enzim

CGTase sebesar 320,74 U/mL setelah dilakukan purifikasi dengan DEAE-

Sepharose column 6B. Suhu dan pH optimum secara berurut-turut pada 55°C dan

8. Enzim CGTase yang dihasilkan oleh B. lehensis memiliki berat molekul 81,27

kDa. Beberapa penelitian telah melaporkan spesies bakteri yang berasal dari genus

Bacillus yang dapat menghasilkan enzim CGTase adalah B. circulans (Costa et

al., 2015), B. cereus, B. firmus, B. macerans (Rendleman, 1996; Rha et al., 2005)

Page 59: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

41

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

1) Berdasarkan analisis filogenetik sekuen 16S rRNA, sekuen isolat 1332,

1211, 912, 621, 613, dan 911 berkerabat dengan Bacillus oshimensis

dengan nilai boostrap 65% dan nilai similaritas 99%-100%.

2) Isolat 1433 memiliki nilai aktivitas enzim CGTase tertinggi yaitu sebesar

65,155 U/mL, diikuti oleh isolat 1432 sebesar 63,18 U/mL.

5.2 Saran

1) Setiap isolat bakteri perlu dilakukan optimasi suhu, pH, konsentrasi enzim

dan substrat untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal berdasarkan

karakteristik enzim masing-masing isolat yang dihasilkan.

2) Dihitung efektivitas pembentukan produk oleh setiap isolat bakteri

Page 60: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

42

DAFTAR PUSTAKA

Astray, A., Gonzalez-Barreiro, C., Mejuto, J. C., Rial-Otero, R., & Simal-

Gandara, J. (2009). A review on the use of cyclodextrins in foods. Food

Hydrocolloids, 23, 1631–1640. http://doi.org/10.1016/j.foodhyd.2009.01.001

Atlas, R. M., & Bartha, R. (1993). Microbial ecology: fundamental and

applications. Philippines: Addison-Wesley Publishing Company.

Bestari, A. N. (2014). Penggunaan siklodekstrin dalam bidang farmasi. Majalah

Farmaseutik, 10(1), 197–201.

Bissett, A., Burke, C., Cook, P. L. M., & Bowman, J. P. (2007). Bacterial

community shifts in organically perturbed sediments. Environmental

Microbiology, 9(1), 46–60. http://doi.org/10.1111/j.1462-2920.2006.01110.x

Biwer, A., Antranikian, G., & Heinzle, E. (2002). Enzymatic production of

cyclodextrins. Applied Microbiology Biotechnology, 59, 609–617.

http://doi.org/10.1007/s00253-002-1057-x

Blanco, K. C., Moraes, F. F. D. E., & Bernardi, N. S. (2014). Cyclodextrin

production by Bacillus lehensis isolated from cassava starch :

Characterisation of a Novel Enzyme. Czech Journal of Food Science, 32(1),

48–53.

Brinkman, F., & Leipe, D. (2001). Phylogenetic analysis. in: bioinformatics: a

practical guide to the analisys of gene and protein. New Jersey: John Wiley

& Sons.

Cappucino, J. G., & Sherman, N. (2011). Microbiology a laboratory Manual (9th

ed.). San Francisco: Benjamin Cumming.

Cavalli-sforza, L. L. (1997). Genes, people and languages. Proceedings of The

National Academy of Sciences, 94(15), 7719–7724.

Charoenlap, N., Dharmsthiti, S., & Sirisansaneeyakul, S. (2004). Optimization of

cyclodextrin production from sago starch. Bioresource Technology, 92, 49–

54. http://doi.org/10.1016/j.biortech.2003.07.007

Costa, H., Gaston, J. R., Lara, J., Martinez, C. O., Moriwaki, C., Matioli, G., &

Ferrarotti, S. A. (2015). Cyclodextrin glycosyltransferase production by free

cells of Bacillus circulans DF 9R in batch fermentation and by immobilized

cells in a semi-continuous process. Bioprocess and Biosystems Engineering,

38, 1055–1063. http://doi.org/10.1007/s00449-014-1347-6

Cserhati, T., & Forgacs, E. (2003). Cyclodextrins in chromatography. Cambridge:

The Royal Society of Chemistry.

Dinas Bina Marga Sumber Daya Air Tangerang Selatan. (2012). Situ Legoso.

Retrieved January 7, 2017, from http://www.dbmsda.tangerangselatankota

.go.id

Page 61: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

43

Duchêne, D. (2011). Cyclodextrins and their inclusion complexes, in cyclodextrins

in pharmaceutics, cosmetics, and biomedicine: current and future industrial

applications (E. Bilenso). New Jersey: John Wiley & Sons.

Edgar, R. C. (2004). MUSCLE : multiple sequence alignment with high accuracy

and high throughput. Nucleic Acids Research, 32(5), 1792–1797.

http://doi.org/10.1093/nar/gkh340

Endo, T., Zheng, M., & Zimmermann, W. (2002). Enzymatic synthesis and

analysis of large-ring cyclodextrins. Australian Journal of Chemistry, 55,

39–48.

Es, I., Ribeiro, M. C., Junior, S. R. dos S., Khaneghah, A. M., Rodriguez, A. G.,

& Amaral, A. C. (2016). Production of cyclodextrin glycosyltransferase by

immobilized Bacillus sp . on chitosan matrix. Bioprocess and Biosystems

Engineering. http://doi.org/10.1007/s00449-016-1625-6

Estabrook, G. (1984). Phylogenetic trees and character-state trees. in

perspectives on the recontruction evolutionary history cladistics. Columbia

University Press.

Giordano, F., Novak, C., & Moyano, R. J. (2001). Thermal analysis of

cyclodextrins and their inclusion compounds. Thermochimica Acta, 380,

123–151.

Greenwood, J. A. (1979). Probability weighted moments: definition and relation

to parameters of several distributions expressable in inverse form. Water

Resources Research, 15(5).

Hermawan, A. S. (2014). Pemanfaatan sedimen Situ Kuru sebagai inokulum

untuk produksi biogas dengan substrar serasah, batubara dan limbah

sayuran. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Iqmar. (2012). Situ Kuru menyempit, kawasan UIN Ciputat krisis air. Retrieved

January 7, 2017, from http://www.kabar6.com

Jin, Z. (2013). Cyclodextrin chemistry preparation and application. Singapore:

World Scientific Publishing.

Kaneko, T., Kato, T., Nakamura, N., & Horikhosi, K. (1987). Spectrophotomrtric

determination of cyclization activity of β-Cyclodextrin forming

cyclomaltodextrin glucanotransferase. Journal of The Japanese Society of

Starch Science, 34(1), 45–48.

Kim, T. J., Kim, B. C., & Lee, H. S. (1995). Production of cyclodextrin using

moderately heat-treated corn starch. Enzyme and Microbial Technology,

17(12), 1057–1061.

Kim, T. J., Kim, B. C., & Lee, H. S. (1997). Production of cyclodextrin using raw

starch without a pretreatment. Enzyme and Microbial Technology, 20, 506–

509.

Klambe, R., & Gupte, A. (2014). Cyclodextrin glycosyltransferase production by

alkaliphilic Bacillus sp. isolated from rice cultivated soil and media

Page 62: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

44

optimization using taguchi method. International Journal of Pharmaceutical

Sciences and Research, 5(7), 2754–2762. http://doi.org/10.13040/IJPSR.

0975-8232.5(7).2754-62

Koswara. (2006). Teknologi modifikasi pati. Ebook Pangan.

Larsen, K. L. (2002). Large cyclodextrins. Journal of Inclusion Phenomena and

Macrocyclic Chemistry, 43, 1–13.

Lee, Y., Zhou, Y., Park, D., & Choi, Y. (2013). b -cyclodextrin production by the

cyclodextrin glucanotransferase from Paenibacillus illinoisensis ZY-08 :

cloning , purification , and properties. World Journal of Microbiology and

Biotechnology29, 29, 865–873. http://doi.org/10.1007/s11274-012-1241-9

Lehninger, A. L. (1997). Cyclodextrins in chromatography (1st ed.).

Li, S., Pearl, D., & Doss, H. (1999). Phylogenetic tree contruction using markov

chain monte carlo. Retrieved October 25, 2017, from http://www.stat.ohio-

state.edu/~doss/research/mctrees.pdf

Lipscomb, D. (1998). Basic of cladistic analysis. student guide paper. https://www2.gwu.edu/~clade/faculty/lipscomb/Cladistics.pdf

Madigan, M. T., Maitinko, J. M., & Parker, J. (2003). Biology of microrganisms

(9th ed.). USA: Pearson Education.

Matsunaga, T., Chikuni, K., Tanabe, R., Muroya, S., Shibata, K., Yamada, J., &

Shinmura, Y. (1999). A quick and simple method for the identication of meat

species and meat products by PCR assay. Meat Science, 51, 143–148.

Mora, M. M. M., Sánchez, K. H., Santana, R. V., Rojas, A. P., Ramírez, H. L., &

Torres-labandeira, J. J. (2012). Partial purification and properties of

cyclodextrin glycosiltransferase ( CGTase ) from alkalophilic Bacillus

species. SpringerPlus, 1(61).

Mount, D. W. (2001). Phylogenetic prediction. in : bioinformatic, sequence and

genome analysis. New York: New York Press.

Nishida, T., Nakamura, A., Masaki, H., & Uozumi, T. (1997). Regulation of

cyclodextrin glucanotransferase synthesis in Bacillus ohbensis. Federation of

European Microbiological Societies, 149, 221–226.

Park, C. S., Park, K. H., & Kim, S. H. (1989). A rapid screening method for

alkaline β-cyclodextrin glucanotransferase using phenolphthalein — methyl

orange-containing-solid Medium. Agricultural and Biological Chemistry,

53(4), 1167–1169. http://doi.org/10.1080/00021369.1989.10869443

Pol, R. nilesh, & Gupte, A. M. (2016). Purification & Characterization of

Cyclodextrin glycosyltransferase from alkaliphilic Bacillus oshimensis.

World Journal of Pharmaceutical Research, 5(2).

Qi, Q., & Zimmermann, W. (2005). Cyclodextrin glucanotransferase : from gene

to applications. Cyclodextrin Glucanotransferase: From Gene to

Applications, 66, 475–485. http://doi.org/10.1007/s00253-004-1781-5

Page 63: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

45

Rakmai, J., & Cheirsilp, B. (2016). Continuous production of β-cyclodextrin by

cyclodextrin glycosyltransferase immobilized in mixed gel beads :

comparative study in continuous stirred tank reactor and packed bed reactor.

Biochemical Engineering Journal, 105, 107–113. http://doi.org/10.1016/

j.bej.2015.09.011

Rauf, Z. A., Ilias, R. M., Mahadi, N. M., & Hasan, O. (2008). Experimental

design to optimization of beta cyclodextrin production from ungelatinized

sago starch. European Food Research and Technology, 226, 1421–1427.

http://doi.org/10.1007/s00217-007-0673-1

Ravinder, K., Prabhakar, T., Prasanthkumar, K., Venkata, G., Bhushan, P., &

Venuka, N. (2012). Screening, isolation and characterization of cyclodextrin

glycosyl transferase producing bacteria from soil samples. International

Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 3, 408–414.

Rendleman, J. A. (1996). Ethe production of cyclodextrins using CGTase from

Bacillus macerans *. Carbohydrate Biotechnoloy Protocol, 10, 89–101.

Rha, C. S., Lee, D. H., Kim, S. G., Min, W. K., Byun, S. G., Kweon, D. H., …

Seo, J. H. (2005). Production of cyclodextrin by poly-lysine fused Bacillus

macerans cyclodextrin glycosyltransferase immobilized on cation exchanger.

Journal of Molecular Catalysis B. Enzymatic, 34, 39–43. http://doi.org/

10.1016/j.molcatb.2005.04.004

Schmidt, H. (2003). Phylogenetics trees from large datasets. Retrieved from

http://www.bi.unidesseldorf.de/~hschmidt/publ/schmidt2003.phdthesis.pdf

Shieh, W. J., & Hedges, A. R. (1996). Properties and applications of

cyclodextrins. Journal of Macromolecular Science, A33(5), 673–683.

Sian, H. kek, Said, M., Hassan, O., Kamaruddin, K., Ismail, A. F., Rahman, R. A.,

… Illias, R. M. (2005). Purification and characterization of cyclodextrin

glucanotransferase from alkalophilic Bacillus sp . G1. Process Biochemistry,

40, 1101–1111. http://doi.org/10.1016/j.procbio.2004.03.018

Silva, R. do N., Quintino, F. P., Monteiro, V. N., & Asquieri, E. R. (2008).

Production of glucose and fructose syrups from cassava (Manihot esculenta

Crantz) starch using enzymes produced by microorganisms isolated from

Brazilian Cerrado soil. Ciencia E Tecnologia de Alimentos.

http://doi.org/10.1590/S0101-20612010005000011

Sivakumar, N., & Banu, S. (2011). Standardization of optimum conditions for

cyclodextrin glycosyltransferase production. International Conference on

Food Engeneering and Biotechnology, 9, 102–106.

Syahrin, A. (2015). Isolasi dan penapisan bakteri isolat lokal penghasil CGTase

(Siklodekstrin Glukanotransferase) pati jalar. Retrieved from

[email protected]/14363

Szejtli, J. (1996). Cyclodextrin Technology. Dordrecht: Kluwer Academic

Publishers.

Page 64: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

46

Szejtli, J. (1998). Introduction and general overview of cyclodextrin chemistry.

Chemical Reviews, 98, 1743–1753.

Szejtli, J. (2004). Past, present, and future of cyclodextrin research. Pure and

Applied Chemistry, 76(10), 1825–1845.

Szerman, N., Schroh, I., Rossi, A. L., Rosso, A. M., Krymkiewicz, N., &

Ferrarotti, S. A. (2007). Cyclodextrin production by cyclodextrin

glycosyltransferase from Bacillus circulans DF 9R. Bioresource Technology,

98, 2886–2891. http://doi.org/10.1016/j.biortech.2006.09.056

Tamura, K., Stecher, G., Peterson, D., Filipski, A., & Kumar, S. (2013). MEGA6 :

molecular evolutionary genetics analysis version 6 . 0. Molecular Biology

and Evolution, 1–5. http://doi.org/10.1093/molbev/mst197

Uitdeehaag, J. C., Kalk, K. H., & Veen, B. A. (1999). The cyclyzation mechanism

of cyclodextrin glucanotransferases (CGTase) as revealed by a gamma-

cyclodextrin CGTase complex at 18-A resolution. The Journal of Biological

Chemistry, 274, 34868–34876.

Urakawa, H., Radjasa, O. K., Junaidi, & Ohwada. (2001). Characterization of

psychrotrophic bacteria in the surface and deep-sea waters rom North-

Western Pacific Ocean based on 16S ribosomal DNA approach. Journal of

Coastal Development, 3(2), 354 – 462.

Valle, E. M. (2004). Cyclodextrins and their uses : a review. Process

Biochemistry, 39, 1033–1046. http://doi.org/10.1016/S0032-9592(03)002589

Vassileva, A., Beschkov, V., Ivanova, V., & Tonkova, A. (2005). Continuous

cyclodextrin glucanotransferase production by free and immobilized cells of

Bacillus circulans ATCC 21783 in bioreactors. Process Biochemistry, 40,

3290–3295. http://doi.org/10.1016/j.procbio.2005.03.022

Yang, Z., & Rannala, B. (2012). Molecular phylogenetics: principles and practice.

Macmillan Publishers Limited, 13(May), 303–315. http://doi.org/

10.1038/nrg3186

Yu, X., Yang, J., Li, B., & Yuan, H. (2015). High efficiency transformation of

stevioside into a single mono-glycosylated product using a cyclodextrin

glucanotransferase from Paenibacillus sp. CGMCC 5316. World Journal of

Microbiology and Biotechnology.

Yunisa, Z. (2017). Emisi gas metana (CH4) di Situ Kuru berdasarkan kedalaman

sedimen. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Yuwono, T. (2005). Biologi molekuler. Jakarta: Erlangga.

Page 65: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

47

LAMPIRAN

Lampiran 1. Lokasi pengambilan sampel

Outlet (A), inlet (C), midlet (C & D)

Lampiran 2. Kurva standar siklodekstrin

Page 66: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

48

Lampiran 3. Contoh uji kualitatif pada media Horikoshi Nakamura dengan

pengulangan tiga kali

Lampiran 4. Data kurva tumbuh 21 bakteri terpilih

No Nama Isolat

Fase Permulaan Fase Logaritma Fase Stasioner

(Initial Growth) (fase Eksponensial)

(Jam Ke-) (Jam Ke-) (Jam Ke-)

1 612 2 - 12 14 - 32 ≥32

2 613 2 - 14 16 - 32 ≥32

3 621 2 - 8 10 - 24 ≥24

4 622 2 - 8 10 - 24 ≥24

5 812 2 - 8 10 - 24 ≥24

6 831 2 - 10 12 - 24 ≥24

7 832 2 - 6 8 - 24 ≥24

8 911 2 - 6 8 - 32 ≥32

9 912 2 - 6 8 - 40 ≥40

10 922 2 - 6 8 - 40 ≥40

11 1211 2 - 6 8 - 40 ≥40

12 1311 2 - 6 8 - 26 ≥26

13 1331 2 - 4 6 - 36 ≥36

14 1332 2 - 4 6 - 40 ≥40

15 1414 2 - 6 8 - 28 ≥28

16 1431 0 - 4 6 - 24 ≥24

17 1432 0 - 4 6 - 28 ≥28

18 1433 0 - 6 8 - 28 ≥28

19 1521 0 - 4 6 - 26 ≥26

20 1531 0 - 2 4 - 30 ≥30

21 1533 0 - 2 4 - 30 ≥30

Page 67: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

49

Page 68: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

50

Page 69: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

51

Lampiran 5. Tingkat kemiripan isolat 1332 berdasarkan analisis BLAST

Lampiran 6. Tingkat kemiripan isolat 912 berdasarkan analisis BLAST

Lampiran 7. Tingkat kemiripan isolat 1433 berdasarkan analisis BLAST

Page 70: ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM CYCLODEXTRIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · isolasi bakteri . penghasil. enzim . cyclodextrin glycosyltransferase (cgtase)

52

Lampiran 8. Perhitungan aktivitas enzim

No Nama Isolat 1 2 3 Rata-rata Pengenceran Konsentrasi Aktivitas(mmol/menit/mL) Aktivitas(unit/mL)

1 612 0.081 0.112 0.132 0.108 5 0.2469 0.0494 49.375

2 613 0.052 0.052 0.034 0.046 5 0.0932 0.0186 18.639

3 621 0.156 -0.012 0.004 0.049 10 0.2028 0.0406 40.565

4 622 0.01 0.008 0.007 0.008 10 0.0007 0.0001 0.131

5 812 0.003 0.001 0.011 0.005 10 -0.0158 -0.0032 -3.156

6 831 0.103 0.081 0.091 0.092 5 0.2058 0.0412 41.157

7 832 0.053 0.055 0.06 0.056 5 0.1179 0.0236 23.57

8 911 0.069 0.069 0.062 0.067 5 0.1441 0.0288 28.83

9 912 0.059 0.032 0.035 0.042 5 0.0833 0.0167 16.667

10 922 0.001 0 0 0 5 -0.0194 -0.0039 -3.879

11 1211 0.008 0.009 0.074 0.03 5 0.0546 0.0109 10.914

12 1311 0.082 0.073 0.169 0.108 5 0.2461 0.0492 49.211

13 1331 0.054 0.027 0.034 0.038 5 0.0743 0.0149 14.859

14 1332 0.051 0.043 0.056 0.05 5 0.1031 0.0206 20.611

15 1414 0.042 0.066 0.049 0.052 5 0.1088 0.0218 21.762

16 1431 0.062 0.029 0.029 0.04 5 0.0784 0.0157 15.68

17 1432 0.106 0.137 0.166 0.136 5 0.3159 0.0632 63.182

18 1433 0.225 0.115 0.081 0.14 5 0.3258 0.0652 65.155

19 1521 0.081 0.061 0.083 0.075 5 0.1647 0.0329 32.939

20 1531 0.003 0.006 0.003 0.004 10 -0.0207 -0.0041 -4.142

21 1533 0.006 0.003 0.004 0.004 10 -0.0191 -0.0038 -3.813