ISO 14001

21
ISO 14001 : 2004 SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN Perkembangan industri dewasa ini telah menyebabkan krisis lingkungan dan energi. Bermula dari dampak industri inilah maka organisasi dan industri dituntut untuk meningkatkan pertanggungjawaban terhadap konservasi lingkungan. Berdasarkan kondisi ini, maka tuntutan peraturan dunia terhadap pertanggungjawaban organisasi dan industri dalam pengelolaan lingkungan menjadi meningkat. Konservasi lingkungan telah menjadi tuntutan dari pelanggan negara maju yang secara sadar melihat pentingnya perlindungan terhadap lingkungan dilaksanakan sejak dini untuk meminimalkan kerusakan lingkungan di masa depan, maka berdasarkana kesepakatan international pada tahun 1996 International Organization for Standardization meluncurkan suatu standard untuk mengelola lingkungan secara professional di dalam organisasi dan industri, standard tersebut disebut Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:1996. Namun melihat perkembangan industri dewasa ini, pada tahun 2003 dilakukan revisi terhadap system tersebut dan diluncurkan pada tahun 2004. Standard tersebut untuk selanjutnya disebut ISO 14001:2004. ISO 14001:2004dibangun atas dasar elemen – elemen yang menetapkan : 1. Spesifikasi aspect dan dampak lingkungan 2. Prosedur dan instruksi kerja yang akurat 3. Proses yang konsisten 4. Kesesuaian dengan tujuan dan target organisasi dalam meningkatkan kinerja lingkungan 5. Minimasi limbah 6. Keterkaitan dengan peraturan dan perundangan 7. Konsistensi hasil, kejujuran penerapan dan deskripsi produk yang cermat 8. Evaluasi kinerja

Transcript of ISO 14001

Page 1: ISO 14001

ISO 14001 : 2004 SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

Perkembangan industri dewasa ini telah menyebabkan krisis lingkungan dan energi. Bermula dari dampak industri inilah maka organisasi dan industri dituntut untuk meningkatkan pertanggungjawaban terhadap konservasi lingkungan. Berdasarkan kondisi ini, maka tuntutan peraturan dunia terhadap pertanggungjawaban organisasi dan industri dalam pengelolaan lingkungan menjadi meningkat. Konservasi lingkungan telah menjadi tuntutan dari pelanggan negara maju yang secara sadar melihat pentingnya perlindungan terhadap lingkungan dilaksanakan sejak dini untuk meminimalkan kerusakan lingkungan di masa depan, maka berdasarkana kesepakatan international pada tahun 1996 International Organization for Standardization meluncurkan suatu standard untuk mengelola lingkungan secara professional di dalam organisasi dan industri, standard tersebut disebut Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:1996. Namun melihat perkembangan industri dewasa ini, pada tahun 2003 dilakukan revisi terhadap system tersebut dan diluncurkan pada tahun 2004. Standard tersebut untuk selanjutnya disebut ISO 14001:2004.

ISO 14001:2004dibangun atas dasar elemen – elemen yang menetapkan :

1. Spesifikasi aspect dan dampak lingkungan

2. Prosedur dan instruksi kerja yang akurat

3. Proses yang konsisten

4. Kesesuaian dengan tujuan dan target organisasi dalam meningkatkan kinerja lingkungan

5. Minimasi limbah

6. Keterkaitan dengan peraturan dan perundangan

7. Konsistensi hasil, kejujuran penerapan dan deskripsi produk yang cermat

8. Evaluasi kinerja

9. Kesehatan dan keselamatan pekerja

10. Komunikasi ke pihak – pihak terkait perlindungan lingkungan

ISO 14001:2004adalah sistem manajemen yang dinamis, dimana dapat diterapkan bersama system manajemen mutu ISO 9001dan dapat disesuaikan dengan dengan perubahan organisasi dan industri, perubahan peraturan / perundangan yang berlaku maupun perubahan ilmu dan teknologi.

Keuntungan dari penerapan sistem manajemen lingkungan ISO 14001:2004 adalah :

1. Perlindungan lingkungan

Page 2: ISO 14001

2. Manajemen lingkungan yang lebih baik

3. Meningkatkan citra dan image perusahaan hubungan yang lebih baik dengan masyarakat sekitar

4. Meningkatkan daya saing perusahaan

5. Kepercayaan dan kepuasan pelanggan

6. Menekan resiko yang membahayakan lingkungan dan pekerja

7. Menekan biaya produksi

Page 3: ISO 14001

http://manajemensistem.blogspot.com/2010/10/iso-140012004.html

ISO 14001:2004

Categories:

ISO 14001 adalah suatu standar internasional untuk Sistem Manajemen Lingkungan (SML) yang pada saat ini secara luas menggunakan SML di dunia, dengan lebih dari 6.000 sertifikasi di Inggris dan 111.000 sertifikasi di 138 negara seluruh dunia.

ISO 14001 adalah standar sistem manajemen utama yang mengkhususkan pada persyaratan bagi formulasi dan pemeliharaan dari SML. Tiga komitmen fundamental mendukung kebijakan lingkungan untuk pemenuhan persyaratan ISO 14001, termasuk :

pencegahan polusi kesesuaian dengan undang-undang yang ada perbaikan berkesinambungan SML

Komitmen-komitmen tersebut memberikan panduan perbaikan kinerja lingkungan secara keseluruhan.

ISO 14001 dapat digunakan sebagai alat bantu; fokus terhadap pengendalian aspek lingkungan atau arah aktifitas produk dan pelayanan anda berkenaan dengan pengelolaan lingkungan, yang mana pada akhirnya akan memberikan manfaat adanya peningkatan keuangan.

Berikut adalah hal-hal yang berhubungan dengan ISO 14001:2004...

UNDANG-UNDANG:1. Download File: UU No. 23 Tahun 1997 (Pengelolaan Lingkungan Hidup/ 104.8 KB)2. Download File: Himpunan Peraturan Perundangan Lingkungan Hidup RI (11,170.8 KB)3. Download File: UU No 17 th 1974 - Pengairan (54.0 KB)4. Download File: UU 18 Tahun 2008 - Pengelolaan Sampah (118.1 KB)

PERATURAN PEMERINTAH:1. Download File: Pengendalian Pencemaran Air dan Pengendalian Pencemaran Udara (2,370.5 KB)2. Download File: PP No. 18 Th1999 Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3/ 854.3 KB)3. Download File: PP No. 27 Tahun 1999 (AMDAL/ 93.3 KB)4. Download File: PP No.12 Thn 1995(19.8 KB)

Page 4: ISO 14001

PERATURAN/KEPUTUSAN MENTRI:1. Download File: PERMENKES 2002 (53.8KB)2. Download File: Keputusan Kepala Bapedal No.1 Tahun 1995(38.1 KB)3. Download File: Kep Bapedal No 2 Th 1995(23.7 KB)4. Download File: Kep Bapedal No 3 Th 1995(206.2 KB)5. Download File: Kep Bapedal No 3 Th 1995(12.4 KB)6. Download File: Kep Bapedal No 4 Th 1995(8.0 KB)7. Download File: Kep Bapedal No 5 Th 1995(8.8 KB)8. Download File: Kep Bapedal No 68 Th 1994(68.9 KB)9. Download File: Kepmenaker No 187 Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya(120.4 KB)10. Download File: Kepmenkes No 1075 2003-Pedoman Sistem Informasi Kesehatan Kerja(366.7 KB)11. Download File: Kepmennaker No 186 Tahun 1999 Tentang Unit Penaggulangan Kebakaran(68.3 KB)12. Download File: Kepmenpu 384 Tahun 2004 Tentang Pedoman K3 Pada Proyek Bendungan(205 KB)13. Download File: Permenaker No 05-Men-1996(547.1 KB)14. Download File: Persyaratan Penyimpanan Pengumpulan Limbah B3(603.5 KB)15. Download File: SK GUBENUR(2,576.1 KB)

STANDARD ISO:1. Download File: 14004-2004 (704.4 KB)2. Download File: ISO14001 (Indonesian Version/6,621.1 KB)3. Download File: SNI 19-14001-2005 (101.9 KB)4. Download File: SNI 19-7117.2-2005 (384.1 KB)5. Download File: SNI 19-7117.6-2005 (Amonia Indophenol - Emisi/54.4 KB)

PRESENTASI ISO 14001-2004:1. Download File: Anatomy (337 KB)2. Download File: Fungsi dan Penyakit Hati (1,156.5 KB)3. Download File: ISO 14001 and OHSAS 18001 Requirements (1,931.0 KB)4. Download File: KRITERIA AGC ISO (36,568.1 KB)5. Download File: Penyakit Kardiovaskuler (239.0 KB)6. Download File: PRES-UKL-UPL (840.7 KB)7. Download File: Unsur Golongan V-A (66.6 KB)

KESEHATAN:1. Download File: BKB 6 (53.1 KB)2. Download File: FAKTOR BAHAYA LK DAN PAK 2 (1,217.9 KB)3. Download File: Form Lap Kesehatan, dokter dll (110.9 KB)4. Download File: HIGIENE PERUSAHAAN (200.0 KB)5. Download File: KESEHATAN KERJA 1 (117.3 KB)6. Download File: P3K (155.8 KB)7. Download File: PENYELENGGARAAN MAKANAN BAGI TENAGA KERJA 8 (59.2 KB)

Page 5: ISO 14001

8. Download File: RIKES TK 3 (51.3 KB)

EBOOK ENVIRONMENT:1. Download File: Emissions Statement (392.9 KB)2. Download File: Evaluation and Mgmt of Upper Extremity MSDS (521.4 KB)3. Download File: Fuel and Oil Office Ergonomics (68.8 KB)4. Download File: Guideline for Shipyard (2,412.8 KB)5. Download File: Job Ready Service (2,412.8 KB)6. Download File: Pemantauan Lingkungan Indonesia 2003 (2,726.5 KB)7. Download File: Aspek Teknis Penerapan ISO 14001:2004 (821.2 KB)8. Download File: Guideline Regulating Wood Packaging (223.7 KB)9. Download File: Inspection Pre Jobs (13.8 KB)10. Download File: Pengelolaan Limbah B3 (1,697.5 KB)

CARA UJI AMBIENT:1. Download File: HCl merkuri tiosianat (60.9 KB)2. Download File: HF alizarin kompleksion (61.8 KB)3. Download File: Kandungan Logam Berat dalam Air Laut dan Sedimen (159.8 KB)4. Download File: NH3 Amonia Indophenol (54.4 KB)5. Download File: Sifat Umum Unsur (500.8 KB)6. Download File: SO2 pararosanilin (117.9KB)

Page 6: ISO 14001

QUALITY CONTROL GARMENOleh: Noor Fitrihana

QUALITY CONTROL

Definisi Quality Control (pengendalian mutu) adalah semua usaha untuk menjamin (assurance) agar hasil dari pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan memuaskan konsumen (pelanggan).

Tujuan quality control adalah agar tidak terjadi barang yang tidak sesuai dengan standar mutu yang diinginkan (second quality) terus-menerus dan bisa mengendalikan, menyeleksi, menilai kualitas, sehingga konsumen merasa puas dan perusahaan tidak rugi.

Tujuan Pengusaha menjalankan QC adalah untuk menperoleh keuntungan dengan cara yang fleksibel dan untuk menjamin agar pelanggan merasa puas, investasi bisa kembali, serta perusahaan mendapat keuntungan untuk jangka panjang.

Bagian pemasaran dan bagian produksi tidak perlu melaksanakan, tetapi perlu kelancaran dengan memanfaatkan data, penelitian dan testing dengan analisa statistik dari bagian QC yang disampaikan kepada pihak produksi untuk mengetahui bagaimana hasil kerjanya sebagai langkah untuk perbaikan.

Saat pelaksanaan pengujian QC dan testing bila ditemukan beberapa masalah khusus, perlu dibuat suatu study agar dapat digunakan untuk mengatasi masalah di bagian produksi tersebut.

Di samping tersebut di atas tugas bagian QC yaitu jika terjadi komplain, mengadakan cek ulang dan menyatakan kebenaran untuk bisa diterima secara terpisah lalu dilaporkan kepada departemen terkait untuk perbaikan proses selanjutnya.

Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut

1. Pengendalian biaya (Cost Control)

Tujuannya adalah agar produk yang dihasilkan memberikan harga yang bersaing (Competitive price)

2. Pengendalian Produksi (Production Control)

Tujuanya adalah agar proses produksi (proses pelaksanaan ban berjalan) bisa lancar, cepat dan jumlahnya sesuai dengan rencana pencapaian target.

3. Pengendalian Standar Spesifikasi produk

Meliputi aspek kesesuaian, keindahan, kenyamanan dipakai dsb, yaitu aspek-aspek fisik dari produk.

4. Pengendalian waktu penyerahan produk (delivery control)

Page 7: ISO 14001

Penyerahan barang terkait dengan pengaturan untuk menghasilkan jumlah produk yang tepat waktu pengiriman, sehingga dapat tepat waktu diterima oleh pembeli.

 

JENIS JENIS QUALITY CONTROL DI GARMEN

a. Piece Goods quality control/pemeriksaan bahan baku.

Adanya inspector pada saat staffing ( bongkar muat ) Melakukan pengecekan sejumlah 10% kain dari total kain yang diterima Melakukan dan mengevaluasi adanya fabric defect/ cacat kain Melakukan perbaikan apabila diperlukan

b. Cutting Departemen Quality Control Melakukan persiapan terhadap kebutuhan manpower Mempunyai sistim pengecekan pada setiap step proses cutting

( Misalnya pada proses : marker, spreading, cutting dan cutting pieces/ komponen )

Mempunyai sistim perbaikan apabila diperlukan.

a. In process Quality Control

Melakukan persiapan terhadap manpower, alat yang diperlukan mempunyai tempat dengan penerangan yang baik sebagai tempat pengecekan.

Mempunyai sistim sampling plan

Mempunyai prosedur dalam menangani masalah rejection dalam bundeling sistim

Mempunyai sistim audit minimum per hari untuk setiap operator. Untuk operator baru pengecekan minimum 3 x per hari

Mempunyai sistim audit untuk setiap tahapan proses

Mempunyai sistim inspect untuk setiap bundle, dengan cara diambil 7 pcs per bundle dan akan dinyatakan reject apabila ditemukan 1 pcs.

Mempunyai sistim kontinyu audit untuk operator yang mempunyai masalah.

Mempunyai sistim menyimpanan record untuk operator bermasalah.

a. Final Statistical Audit

Page 8: ISO 14001

Menentukan pada step mana kita melakukan sistim audit , dengan menentukan dari status produksi.

Menentukan berapa colour/warna atau berapa model/style yang akan di audit.

Mempersiapkan manpower, alat dan tempat

Melakukan pemilihan pada garmen sesuai dengan statistical

sampling plan

Melakukan pemeriksaan terhadap jumlah contract dan melakukan periksaan terhadap akurasi labelling dan model/style.

Melakukan pemeriksaan secara visual untuk setiap jenis quality defect

Melakukan pemeriksaan terhadap jumlah garmen yang bermasalah

SISTEM PEMERIKSAAN DALAM PROSES PRODUKSI

Pemeriksaan Sample (Sample Inspection)

Sample adalah contoh bahan atau material, contoh model atau style, atau contoh garmen. Sample ini dapat berupa sample dari pihak pembeli atau pun yang dibuat oleh pihak pabrik.

Sample yang dimaksud di sini adalah sample yang dibuat oleh pihak pabrik berdasarkan contoh dari pihak pembeli.

Tujuan pemeriksaan adalah agar seluruh sample yang dibuat oleh pihak pabrik (bagian sample) bebas dari cacat, kerusakan, penyimpangan/ ketidaksesuain baik model, mutu jahitan/finishing, ukuran, warna, dan lain sebagainya.

Mutu produk adalah kesesuaian ciri dan karakter produk yang dibuat, dengan ciri dan karakter produk yang diminta, dan kemampuan suatu produk untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam kondisi tertentu.

Setelah menerima sample, selanjutnya sample di-copy komplit size, cek style dan ukuran, kemudian dilanjutkan dengan membuat top sample pre production sebanyak 4 pcs atau lebih per style dan size.

Urutan/Prosedur Pemeriksaan Sampel (QC Sampel):

Petugas bagian quality control (QC) akan menerima sample dan lembar pemeriksaan sample dari petugas bagian sample.

Lembar rencana kerja (work-sheet) dan contoh produk garmen yang akan diproduksi dibuat oleh petugas bagian sample & Merchandiser diserahkan ke bagian QC.

Page 9: ISO 14001

Petugas QC akan memeriksa dan memberi komentar/koreksi terhadap sample pada lembar pemeriksaan (work-sheet) dan menyerahkan kembali kepada merchandiser.

Merchandiser mempelajari catatan QC dan memutuskan untuk dikirim ke bagian produksi atau ditolak dan dikembalikan kepada bagian pembuatan sample untuk dibuat ulang contoh atau sample.

Jika sample ditolak oleh merchandiser maka sample akan dikembalikan kepada bagian pembuatan sample untuk diperbaiki atau dibuat ulang sesuai dengan mutu sample yang dikehendaki oleh pembeli.

Jika sample diterima atau disetujui oleh merchandiser maka sample tersebut akan dikirim oleh merchandiser ke pihak pembeli guna mendapatkan persetujuan, sesuai permintaan atau tidak (approval sample)

Petugas QC akan menerima salinan atau copy laporan pemeriksaan sample dari merchandiser.

Sampel yang telah disetujui pihak pembeli (approval sample) dikembalikan ke bagian produksi untuk diproduksi secara massal.

 

PEMERIKSAAN PADA BAGIAN POTONG/CUTTING

Cutting adalah proses pemotongan kain sesuai pola marker yang ada dan sudah dicek kebenarannya oleh bagian marker dan QC cutting.

Secara singkat yang dilakukan oleh bagian QC cutting adalah mengecek gelaran kain, kain tidak gelombang, tidak melipat, kain bawah sampai atas harus sama, dan penyusutan kain. Kemudian mengecek hasil potongan, potongan harus sesuai dengan sample dan toleransi ukuran.

Urutan/prosedur pemeriksaan pada cutting (QC Cutting):

Periksa lembar kain bagian atas sampai pada lembar kain bagian bawah dengan posisi kertas marker.

Periksa dan cocokkan komponen pola dengan komponen pola yang terdapat pada kertas marker apakah komponen pola sudah lengkap atau belum. Petugas QC harus mencatat semua temuan pada lembar laporan pemeriksaan.

Periksa apakah terdapat kesalahan potong pada setiap garis komponen pola ataukah tidak.

Cek interlining dengan pola (bila komponen garmen menggunakan interlining dan bordir)

Kesalahan potong pada bagian yang seharusnya dipotong ulang pada kain cadangan, dilakukan pencatatan dan pemotongan ulang

Page 10: ISO 14001

 

Lebih detailnya adalah sebagai berikut

Melakukan pemeriksaan terhadap kontruksi kain, warna kain, design kain, bagian luar dalam kain, dan bagian centre line kain. Juga melakukan pemeriksaan terhadap kualitas kain.

Melakukan pemeriksaan pada marker, apakah rasio size/ukuran sudah memenuhi seluruh size/ukuran yang dipesan

Melakukan pemeriksaan terhadap hasil spreading/ampar apakah kain yang diampar sudah benar benar rata tidak bergelombang dan lurus.

Melakukan pemeriksaan terhadap metode cutting

Pemeriksaan terhadap hasil potong, apakah seluruh hasil potong sudah benar benar sesuai dengan original pattern/pola yang diberikan oleh buyer/pemesan.

Pemeriksaan pada hasil potong, apakah stripe atau kotak dari potongan komponen benar benar matching dan balance.

PEMERIKSAAN PADA BAGIAN FUSING

Melakukan pemeriksaan terhadap hasil fusing sebelum dan sesudah pencucian. Apakah mengalami perubahan warna dan ukuran.

Melakukan pemeriksaan terhadap kualitas fusing yang dihasilkan, terdapat delamination dan strike trough atau tidak. Apakah bond strength sudah memenuhi standar atau tidak.

Melakukan pemeriksaan khusus untuk kain stripe/kotak hasil fuse benar benar lurus dan balance.

Melakukan pemeriksaan apakah interlining yang digunakan sudah sesuai dengan yang ditentukan oleh buyer atau tidak.

 

 

PEMERIKSAAN PADA BAGIAN JAHIT.

Urutan/prosedur pemeriksaan pada proses Sewing:

Page 11: ISO 14001

Bekerja sesuai dengan pedoman produksi atau work sheet.

Mengikuti proses sesuai dengan layout sampai baju jadi

Periksa hasil cutting per komponen sesuai dengan sample dan toleransi

Memeriksa jumlah stikan dalam 1 inch (stitch/inch)

Periksa hasil jahitan dan ukuran tiap tahapan proses, jahitan harus baik, rapi, tidak loncat.

Periksa hasil jadi sesuai dengan work sheet

Periksa hasil jadi setelah dilakukan trimming

Semua data dicatat pada blangko yang sudah disediakan

Lebih detailnya adalah sebagai berikut

Melakukan pemeriksaan terhadap model/style yang akan digunakan.

Melakukan pemeriksaan terhadap material penunjang yang akan digunakan, nisalnya : Label, Button, benang

Melakukan pemeriksaan terhadap hasil komponen jadi, spi, ukuran, model/style, handling/penanganan

Melakukan pengukuran terhadap garmen jadi

Melakukan tes cuci pada garmen jadi untuk mengetahui apakah ada perubahan warna, dan ukuran setelah pencucian.

PEMERIKSAAN PADA BAGIAN GOSOK-LIPAT – PENGEPAKAN

Melakukan pemeriksaan secara tekhnis apakah temperature/suhu yang digunakan sudah sesuai dengan jenis kain yang akan digosok atau tidak.

Melakukan pemeriksaan dari hasil gosok, apakah ada perubahan warna, bentuk dan ukuran setelah penggosokan.

Melakukan pemeriksaan dari hasil gosokan apakah sudah halus sesuai dengan yang diinginkan atau tidak.

Melakukan pemeriksaan apakah folding method/cara lipat sudah seusesuai dengan permintaan buyer atau tidak.

Melakukan pemeriksaan terhadap material penunjang( card board, paper collar stripe, plastic collar support, tissue paper, hang tag, price ticket ) apakah sudah sesuai yang dengan permintaan dari buyer atau tidak.

Page 12: ISO 14001

Melakukan pemeriksaan terhadap kualitas, ukuran dari export carton.

Melakukan pemeriksaan terhadap total jumlah per carton, dan methode packing.

FINAL AUDIT PROCEDURE/ PROSEDUR FINAL AUDIT

Final audit akan dilakukan pada posisi garmen dengan status produksi tertentu.

Melakukan pemeriksaan kesesuain pada jumlah pemesanan, warna dan model.

Melakukan pemilihan/pengambilan garmen secara random sesuai dengan statistical sample plan.

Melakukan pemeriksaan secara visual dari hasil operasi sewing/ jahit apakah kualitas jahit sudah sesuai atau tidak dengan standar

Melakukan pemeriksaan terhadap ukuran, apakah sudah sesuai dengan pemesanan atau tidak. Minimum pengukuran 5 pieces untuk setiap warna dan ukuran.

Melakukan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap: model, kain, warna, jahitan, material penunjang, konstruksi material, price ticket, folding method/cara lipat, carton marking. Dan carton labeling.

 

KLASIFIKASI DEFECT

Defect akan diklasifikasikan menjadi dua yaitu, defect major dan defect minor.

Major defect adalah sebuah kondisi garmen yang diindikasikan akan menjadi second quality atau tidak memenuhi standar karena beberapa alasan berikut :

Defect tersebut akan mempengaruhi integrity/keutuhan dari product Defect tersebut akan mempengruhi terhadap daya jual dari product Defect tersebut akan mempengaruhu kepercayaan dan kepuasan konsumen terhadap

product Defect tersebut menjadikan ketidak sesuaian pada style

<!–[if !supportLists]–>3. <!–[endif]–>Minor defect adalah sebuah kondisi dimana defect tersebut tidak akan menimbulkan complain dari konsumen.

DEFINISI DEFECT PADA BAGIAN SEWING/JAHIT

1. Crooked label/ label tidak di tengah +/- 1/16” dari tengah masih diperbolehkan

Page 13: ISO 14001

2. Label seam ends on yoke/ jahitan label tembus satu jarum pada bahu. Diperbolehkan tidak melebihi 1/8”

3. Label stitching over run/ jahitan label keluar. Diperbolehkan tidak melebihi satu jarum4. Poor banding/ lapisan kaki kerah melintir. Tidak diperbolehkan5. Nose on band extension/pemasangan kaki kerah nonjol. Diperbolehkan tidak melebihi

1/16”.6. Uneven collar point length/Lebar dari pucuk kerah tidak sama kiri dan kanan. Tidak ada

toleransi , ukuran harus benar benar akurat.7. Untidy joint stitching at collar/jahitan sambungan pada kerah. Tidak diperbolehkan ada

jahitan sambung pada bagian kerah.8. Mismatched collar/kerah tidak matching. Diharuskan matching pada bagian ini.9. Skip stitch collar/stik kerah loncat. Tidak diperbolehkan10. Open seam collar closing/pasang tutup kerah jebol. Tidak ada toleransi.11. Beading collar point/pucuk kerah tidak lancip. Tidak ada toleransi.12. Fractured Collar point/pucuk kerah jebol. Tidak ada toleransi.13. One front longer than other/bagian depan kiri kanan tidak sama. Tidak diperbolehkan

melebihi ¼”14. Skip stitch top centre/jahitan loncat pada bagian tengah. Tidak ada toleransi.15. Missing or faulty button/kurang atau rusak kancing. Tidak ada toleransi.16. Open seam joining/jebol pada penggabungan. Tidak ada toleransi17. Faulty pocket blocking/Block saku kurang baik. Tidak ada toleransi.18. Incorrect pocket location/penempatan saku yang tidak sesuai. Diperbolehkan tidak

melebihi ¼”19. Hi Low Pocket/Pocket kiri dan kanan tidak sama posisinya. Diperbolehkan tidak melebihi

1/4”20. Sleeve not even at armhole/ tangan tidak sama pada bagian ketiak. Diperbolehkan tidak

melebihi ¼”21. One sleeve longer than other/panjang tangan kiri dan kanan tidak sama. Diperbolehkan

tidak melebihi ¼”22. Puckering/Kerut. Tidak diperbolehkan.23. Sleeve placket faulty blocking/Blocking tangan tidak bagus. Harus diperbaiki.24. Fullness in Cuff/Gelembung pada manset. Harus diperbaiki.25. Nose on Cuff/pemasangan manset menonjol ke luar.Harus diperbaiki.26. Beading Cuff attached/Pasang manset menonjol ke atas. Harus diperbaiki.27. Needle pulls, needle chew/Terdapat bekas karena jarum tumpul. Tidak diperbolehkan.28. Brooken stitch/Jahitan putus. Tidak diperbolehkan.29. Half sewn button/jahitan kancing hanya separuh.

DEFINISI DEFFECT PADA BAGIAN FOLDING DAN PACKING

Crushed or no collar support/Rusak atau sobek kertas penahan kerah. Harus diperbaiki.

Tie space too big/overlap/Jarak pemasangan dasi terlalu lebar atau bertumpang tindih.

Crooked Collar/Kerah tidak pas pada bagian tengah lipatan.

Page 14: ISO 14001

Mismatched front stripe/plaid/Bagian kiri dan kanan tidak matching untuk stripe atau kotak.

Mismatched pocket/Pemasangan saku tidak matching.

Mismatched collar/Kerah tidak matching

Collar not rolled properly/Kerah tidak bulat secara sempurna.

Torn/misprinted poly bag/ Plastik robek dan ada kesalahan print.

Dry wrinkles/ Gosokan tidak rapi.

Poor Pinning/Pemasangan jarum pentul tidak baik.

Crooked front folding/Bagian lipatan kiri kanan tidak seimbang.

Flaps not covering to pocket/Tutup saku tidak menutupi secara sempurna.

Puckering collar closing/kerut pada bagian pemasangan kerah.

Fullnes in band/gelembung pada bagian dalam kaki kerah

Hi Low Button Down/Kancing kerah kiri kanan tinggi rendah.

Misaligned neck button to front button/Kancing leher tidak lurus terhadap kancing depan.

Fullness around collar/Gelembung sekitar kerah

Fullness between 1st and 2nd front button/Gelembung antara kancing pertama dan kedua pada bagian depan.

Wrong size in box/Salah memasukan ukuran pada box

Wrong assortment/ Salah assortment

Wrong style in box/ Salah style yang masuk pada box

Wrong poly bag/ Salah plastic

Wrong Carton Marking/ Salah print pada karton box

 

Sumber bacaan

Aas Asmawati, Pelatihan QA Garmen di PTBB UNY

Page 15: ISO 14001

GRIPAC, Modul QC.

Page 16: ISO 14001

Apa itu Manual Mutu? Mengapa perusahaan yang menerapkan ISO 9001:2008 harus memiliki manual mutu? Apa saja isi dari manual mutu? Apa saja manfaat dari manual mutu? Berapa ketebalan minimal manual mutu? Apakah manual mutu harus tertuang dalam hard copy ataukah soft copy?

Dalam penerapan ISO 9001:2008, disyaratkan adanya manual mutu untuk perusahaan atau organisasi yaitu klausul 4.2.2 mengenai Manual Mutu. Jika ISO 9001:2008 sudah mensyaratkan adanya manual mutu, maka keberadaanya adalah wajib.

Berikut ini adalah kutipan persyaratan 4.2.2 mengenai manual mutu:

Perusahaan menetapkan dan memelihara manual mutu yang isinya mencakup antara lain:

1. Ruang lingkup sistem manajemen mutu, termasuk proses yang dikecualikan beserta alasan pengecualiannya.

2. Prosedur terdokumentasi yang ditetapkan untuk sistem manajemen mutu, atau referensi untuk prosedur tersebut.

3. Uraian dari interaksi antar proses-proses pada sistem manajemen mutu (business process mapping).

Jadi, manual mutu adalah sifatnya wajib bagi perusahaan yang menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Selain 3 hal di atas, dalam manual mutu juga dapat ditambahkan informasi-informasi yang menunjang antara lain:

Sejarah perusahaan Struktur organisasi Job description Flow process Kebijakan mutu Sasaran mutu Pemetaan proses bisnis Surat penunjukan management representative dan informasi lain yang diperlukan untuk memperjelas isi manual mutu.

Secara isi Manual mutu adalah bukti dari komitmen top management bagaimana kebijakan perusahaan untuk dapat memuaskan pelanggannya. Manual mutu juga dapat dijadikan sebagai bahan training untuk mengenal secara general apa saja kebijakan-kebijakan yang diterapkan di perusahaan. Manual mutu juga dapat dijadikan rujukan untuk pembuatan bahan promosi seperti katalog, selebaran dan brosur. 

Page 17: ISO 14001

Apakah manual mutu harus tebal? tidak harus. ISO 9001:2008 tidak mengatur secara spesifik berapa ketebalan manual mutu, namun yang pasti manual mutu harus mencantumkan minimal 3 informasi seperti yang disebutkan di atas. Apakah manual mutu harus hard copy? tidak harus, yang penting adalah menjamin bahwa manual mutu tersosialisasi, mudah terbaca, terkendali dan terupdate.

Mengapa manual mutu harus terupdate? manual mutu adalah dokumen induk yang menjadi rujukan prosedur mutu atau dokumen yang setara dengan prosedur mutu, sehingga kebenaran isi dari manual mutu pasti mempengaruhi kebenaran isi prosedur juga.

Apakah isi manual mutu perusahaan Anda sudah sesuai dengan praktek kebijakan perusahaan ?