ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN...

136
i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Program Studi Sejarah Disusun Oleh : Mario Inirgo Oki Menes Belo 094314001 PROGRAM STUDI SEJARAH FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN...

Page 1: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

i

ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT

1600 – 1732

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra

Program Studi Sejarah

Disusun Oleh :

Mario Inirgo Oki Menes Belo

094314001

PROGRAM STUDI SEJARAH

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

SKRIPSI

ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT

1600-1732

Oleh:

Mario Inirgo Oki Menes Belo

NIM.094314001

Telah Disetujui Oleh :

Drs. Silverio R. . Aji Sampumo, M. Hum

11

Yogyakarta, 28 September 2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

SKRIPSI

ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT

1600-1732

Oleh:

Mario Inirgo Oki Menes Belo

NIM.094314001

Dipertahankan di depan panitia penguji Program Studi Sejarah dan dinyatakan

diterima pada tanggal: 13 September 2016

Susunan Dewan .Penguji

Drs. Silverio R. L. Aji Sampurno, M. Hum

........ 'CZ .

&-~~

.Ketua

Sekretaris

Anggota

Anggota

Nama

Drs. Rh. Hery Santosa, M. Hum

Dr. Lucia Juningsih, M. Hum

Dr. Yerry Wirawan

Yogyakarta, 28 September 2016Fakultas Sastra

.llnJ\\1tlrsitas Sanata Dharmaekan

Subagyo, M. Hum

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

Tuhan Yesus Kristus, yang senantiasa menyertai setiap langkah dan

memberikan kekuatan kepadaku disaat aku menyapanya dalam doa.

Berkat rahmat anugerah dan kasih setia-Nya lah aku bisa menyelesaikan

skripsi ini. Terimakasih Tuhan rasa syukur aku haturkan pada-Mu.

Kedua orang tuaku : Kornelius Kolik dan Anastasia Ambonia yang selalu

setia mendukung dan tidak henti-hentinya mendoakan perjalananku.

Terimakasih Bapak dan Ibu.

Kakakku Yosefina Meaty dan suami yang selalu mendukung dan

menyemangati agar menjadi lebih baik dan menginspirasi.

Adikku, Paul Gety yang terus mengingatkan dan mendukung untuk saling

berbagi demi kelancaran studi.

Teman-teman Sejarah angkatan 2009, Adul, Amor, Ayunda, Dheas, Maxi,

Silvi, Yulia, angkatan 2008, 2010, 2011, serta para angkatan junior

Sejarah yang tidak dapat disebutkan satu-persatu atas semangat dan

kerjasama kalian semua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

v

Teman-teman senior maupun junior Forum Bujang Dare Kayong

Kabupaten Ketapang (BEDAYONG) yang selama ini menjadi keluarga di

Yogyakarta serta selalu mendukung dan mengajarkan untuk menjadi

pribadi yang memiliki integritas tinggi.

Teman-teman kost “520” dan Gang Ketapang: Onom, Farid, Jech Albert,

Anggai, Uwel, Aa boerjo, serta teman-teman kost lainnya yang telah

banyak memberikan dukungan dan kenangan tak terlupakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

vi

MOTTO

“Hidup adalah suatu perjuangan yang harus kita lalui dengan penuh rasa

tanggungjawab dan senyuman”

“Jadilah dirimu sendiri; Jadikanlah dirimu sendiri sangat dibutuhkan dalam

pekerjaanmu dan lihatlah hasilnya betapa cepat kau terdorong kepekerjaan yang

lebih baik.”

-Napoleon Hill-

“Tidak semua yang kita hadapi dapat diubah, tetapi tidak ada yang dapat diubah

sebelum dihadapi”

-James Baldwin-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi ini adalah karya saya sendiri

dan belum pernah saya ajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar kesatjanaan

di Perguruan Tinggi. Skripsi ini tidak memuat hasil karya orang lain kecuali

bagian - bagian tertentu yang dijadikan sumber dengan tetap memuat catatan

kaki.

Penulis akan bertanggungjawab penuh atas kebenaran - kebenaran data

dan fakta berdasarkan sumber - sumber yang diperoleh dalam penuiisan skripsi

Yogyakar1a, 28 Se tember 2016P I

enes Bela

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Mario Inirgo Oki Menes Belo

Nomor Mahasiswa : 094314001

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karyai lmiah saya yang berjudul:

ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600-1732

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan kedalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangka1an

data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya

maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis.

Demikian penyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 28 September 2016

i Menes Belo)

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

ix

ABSTRAK

Penulisan Skripsi ini dengan judul : “Islam di Kesultanan Sambas

Kalimantan Barat 1600 –1732”, bertujuan mendeskripsikan serta menjelaskan

bagaimana proses awal lahirnya Islam dalam Kesultanan Sambas Kalimantan

Barat. Pada dasarnya semua agama yang berhasil masuk ke Sambas melalui

proses yang panjang, namun yang diterima dengan sangat baik dan mudah ialah

agama Islam. Berkembangnya Islam dengan sangat baik tidak terlepas dari adanya

peran serta para pedagang yang dapat berintegrasi dengan kebudayaan lokal dan

adanya pernikahan campuran dengan kaum bangsawan maupun masyarakat lokal,

sehingga dari sinilah kemudian terjadi proses integrasi dan akulturasi.

Proses tumbuh berkembangnya dan pengaruh agama Islam di Kesultanan

Sambas dijelaskan dengan mendeskripsikan dan menganalisanya sesuai dengan

teori yang digunakan. Teori yang digunakan dalam menganalisis peristiwa ini

ialah dengan menggunakan teori Integrasi dan Akulturasi, sedangkan metode

historis dan metode deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk proses

pengumpulan data melalui studi pustaka dan wawancara kemudian dianalisis,

serta ditulis kembali berdasarkan data-data dan fakta-fakta yang telah diperoleh

dari hasil analisis sumber.

Hasil penelitian dalam karya ilmiah yang berjudul Islam di Kesultanan

Sambas Kalimantan Barat 1600 – 1732 ini adalah dengan masuknya Islam ke

Sambas tidak begitu saja merubah tatanan nilai kebudayaan yang ada di dalam

masyarakat. Tradisi masyarakat lokal tetap bertahan hingga saat ini. Masuknya

Islam dengan membawa budaya baru, tidak serta-merta merusak budaya lama,

namun dengan masuknya Islam memberikan perkembangan budaya yang beragam

dalam sejarah kebudayaan masyarakat Sambas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

x

ABSTRACT

Writing this thesis with the title: "Islam in the Sultanate of Sambas, West

Kalimantan 1600 -1732", aims to describe and explain how the process of

inception of Islam in the Sultanate of Sambas, West Kalimantan. Basically all

religions that made it into Sambas through a long process, but received very well

and is easy to Islam. The development of Islam very well not be separated from

the role of traders that can integrate with the local culture and the existence of

mixed marriages with the nobility and the local community, so from here then

there is a process of integration and acculturation.

The process of development and the growing influence of Islam in the

Sultanate of Sambas explained by describing and analyzing them in accordance

with the theory used. The theory used in analyzing these events is to use the

theory of integration and acculturation, while the method of historical and

descriptive method is the method used for the process of data collection through

literature and interviews and analyzed, as well as re-written based on data and

facts that have been obtained from the analysis of the source.

Research results in scientific work titled Islam in the Sultanate of Sambas,

West Kalimantan 1600 - 1732 is the introduction of Islam to Sambas do not just

change the order of cultural values that exist in society. Local tradition has

survived to the present. The entry of Islam to bring a new culture, not necessarily

damage the old culture, but with the entry of Islam provides a diverse cultural

developments in the cultural history of society Sambas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

xi

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

rahmat kehidupan yang selalu diberikan, kekuatan serta cinta kasih-Nya, penulis

berhasil mewujudkan impian dan cita-cita sesuai target dengan berhasil

menyelesaikan Skripsi berjudul : Islam di Kesultanan Sambas Kalimantan Barat

1600 –1732.

Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat

untukmemperoleh gelar Sarjana Sastra Program Studi Sejarah Fakultas Sastra

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua

pihak yang telah memberikan sumbangan waktu, tenaga, bimbingan, nasehat dan

dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai. Untuk itu pada

kesempatan ini penulis dengan penuh kerendahan hati ingin mengucapkan banyak

terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. P. Ari Subagyo, M. Hum. selaku Dekan Fakultas Sastra

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Ibu Dr. Lucia Juningsih, M. Hum. selaku Ketua Program Studi Sejarah

Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. Hb. Hery Santosa, M. Hum. selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang selalu sabar membantu dan meluangkan waktu dalam

membantu proses pembelajaran hingga terselesainya skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

xii

4. Bapak Drs. Silverio R. L. Aji Sampurno, M. Hum. selaku Dosen

Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran

untuk memberikan bimbingan serta masukan yang sangat berharga dengan

penuh perhatian dan kesabaran sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.

5. Segenap dosen-dosen Sejarah, Pak Sandiwan Suharso, Pak H. Purwanto,

Pak Manu, Romo Baskara, Pak Yeri, dan Mas Heri serta Mas Doni

karyawan sekretariat Sejarah yang telah memberikan bekal pengetahuan

dan bantuannya kepada penulis selama ini.

6. Bapak dan Ibuku tercinta Kornelius Kolik dan Anastasia Ambonia yang

telah memberikan kesempatan, kepercayaan, dukungan, doa, kasih,

semangat dan pengorbanan yang tak terhingga kepada penulis sehingga

pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Kakakku tersayang Yosefina Meaty & keluarga serta adikku Paul Gety

yang telah memberikan dukungan, semangat dan doanya. Aku bangga

memliki saudara seperti kalian.

8. Perpustakaan Daerah Kalimantan Barat, yang telah memberikan bahan,

referensi dalam penulisan skripsi ini.

9. Istana Alwatzikhoebillah Kesultanan Sambas, yang memberikan bahan

serta dokumentasi dalam penulisan skripsi ini.

10. Pangeran Ratu Muhammad Tarhan bin Pangeran Ratu Winata Kesuma

sebagai Pewaris Kepala Rumah Tangga Istana Kesultanan Sambas, yang

telah membantu dalam memberikan ijin penelitian bagi penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

11. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini, yang tidak bisa disebutkan satu persatu,

terimakasih banyak atas bantuannya.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas budi baik tersebut dengan

penuh berkelimpahan. Penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi para

pembaca dan dapat juga sebagai bahan bacaan untuk penelitian selanjutnya.

Akhir kata penulis terbuka atas semua kritik dan saran membangun yang

nantinya akan semakin mengembangkan kearah yang lebih baik dalam

penyempurnaan karya ini.

Yogyakarta, 28 September 2016.

Xlll

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………....……………………………..… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………… ii

HALAMAN PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI …………………...………. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .………..………………………………..…….. iv

HALAMAN MOTTO ………….…………………………………………...…... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………..……………..……. vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ………… viii

ABSTRAK ............................................................................................................ ix

ABSTRACT ........................................................................................................... x

KATA PENGANTAR .......................................................................................... xi

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………..………………… 1

A. Latar Belakang …………………………………………...……..……. 1

B. Identifikasi Masalah ……………………………………..…...………. 6

C. Rumusan Masalah …………………………….………………...……. 8

D. Tujuan Penelitian ………………………………………………..…… 9

E. Manfaat Penelitian ……………………………….…...……….……… 9

F. Kajian Pustaka …………………………..………………...………… 10

G. Landasan Teori ………………………………..…………………….. 13

H. Metode Penelitian …………………………………......…………….. 18

1. Metode Historis ………………………………...……...…….. 18

2. Metode Deskriptif ………………………………...…………. 19

3. Pengumpulan Data ………………………………….…..…… 20

I. Sistematika Penulisan …………………….………………..………… 21

BAB II SAMBAS SEBELUM ISLAM MASUK ……………..………..…….. 22

A. Gambaran Umum ………………………………………………..….. 22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

xv

1. Sambas ………………………...……………………..……… 26

2. Lingkungan dan Masyarakat Sambas ………………...….….. 28

3. Agama yang ada di Sambas …………………….….…..……. 30

B. Letak Wilayah Kesultanan Sambas …………………………....……. 30

C. Pemerintahan Sebelum Masuknya Islam di Sambas …………..……. 32

1. Masa Pemerintahan Ratu Anom Kesuma Yuda …………….. 38

2. Perkembangan Islam Masa Raden Sulaiman ………………... 42

BAB III SAMBAS SETELAH ISLAM MASUK ………………........………. 47

A. Kesultanan Sambas …………………………………..…..…………. 47

B. Struktur Pemerintahan Kesultanan Sambas ………………...….…….

54

C. Pemerintahan Sultan Sambas Setelah Sultan Muhammad Syafiuddin I

……………………………………………………………………..... 58

a. Raden Bima Bergelar Sultan Muhammad Tajuddin (1668-1708)

………………………………..…………………………….... 59

b. Raden Mulia (Melia) Bergelar Sultan Umar Akamuddin I (1708-

1732) …………………………..……………………..…..… 61

c. Raden Bungsu Bergelar Sultan Abubakar Kamaluddin (1731-

1762)

………………………………..…………………………….. 62

d. Raden Jamak Bergelar Sultan Umar Akamuddin II (1762-1793)

………………………………………..…………………….. 63

e. Raden Gayung Bergelar Sultan Muda Achmad Tajuddin (1786-

1793) ………………………………………..………...……. 65

f. Raden Menteri (Raden Janggut) Bergelar Sultan Abubakar

Tajuddin I (1793-1815) ………………………..……...…….. 65

g. Pangeran Anom Bergelar Sultan Muhammad Ali Syafiuddin I

(1815-1828) …...………………………………………..….. 69

h. Raden Samba’ Bergelar Sultan Usman Kamaluddin (1828-1830)

………………………………………………………..….…. 72

i. Raden Semar Bergelar Sultan Umar Akamuddin III (1830-1846)

……………………………………………………..……….. 74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

xvi

j. Raden Ishak Bergelar Sultan Abubakar Tajuddin II (1846-1855)

……………………………………………………………… 75

k. Raden Toko’ Bergelar Sultan Umar Kamaluddin (1855-1866)

…………………………………………………....………… 78

l. Raden Afifuddin Bergelar Sultan Muhammad Syafiuddin II

(1866-1922) ………………………………………..….…… 80

m. Raden Muhammad Ariadiningrat Bergelar Sultan Muhammad

Ali Syafiuddin II (1922-1926) ………………...……....…… 83

n. Raden Mulia Ibrahim Bergelar Sultan Muhammad Ibrahim

Syafiuddin (1931-1943) …………………..…………….….. 85

D. Hadirnya Pemukiman Baru ……………………………...…..……… 90

1. Pemukiman Dayak ………………………………………..…. 90

2. Pemukiman Melayu ………………………………..……..…. 92

3. Pemukiman Tionghoa ……..…………………..……..……… 94

4. Rumah Lanting (Terapung) Sambas …………………....…… 96

E. Berdirinya Masjid Jami’ di Kesultanan Sambas ………..……..……. 97

F. Adat Istiadat dan Kesenian Tradisional Sambas …………………… 99

1. Tari Jepin Lembut ………………………………….……….. 99

2. Tepung Tawar ……………………………………..…..…… 102

BAB IV PENUTUP …………………………………………..…..….………. 105

DAFTAR PUSTAKA ………………………………….………..…………… 109

LAMPIRAN …………………………………………………..………..…….. 111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kalimantan merupakan pulau terbesar kedua di Indonesia setelah Papua,

dengan memiliki penduduk lokal yang biasa disebut dengan Dayak. Penyebaran

suku Dayak di Kalimantan tersebar di berbagai daerah seperti di Serawak,

Malaysia, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan

Kalimantan Barat dengan keanekaragaman bahasa dan pola hidup. Dayak

merupakan penduduk asli yang mendiami pulau Kalimantan. Dahulu kebanyakan

orang Dayak mendiami daerah pedalaman yang masih memiliki jumlah hutan

yang masih lebat serta di sepanjang tepi aliran sungai-sungai besar. Dalam

kehidupan mereka, sungai merupakan hal yang sangat penting untuk menunjang

kebutuhan hidup sehari-hari. Selain itu, sungai digunakan untuk jalur transportasi

antar satu desa ke desa yang lainnya. Sebagian besar orang Dayak bekerja sebagai

petani dan berburu.

Nama Dayak1 pertama kali diperkenalkan oleh orang Eropa untuk

masyarakat asli yang mendiami pulau Kalimantan. Pertama-tama sebutan ini tidak

diterima dengan baik oleh masyarakat suku Dayak Kalimantan tersebut karena

memiliki arti tidak baik, yang berarti jorok, kotor, dan terbelakang. Bahkan oleh

orang-orang Eropa mendefinisikan Dayak sebagai manusia pedalaman, non-

muslim, primitif, tidak memiliki peradaban, namun karena sering digunakan dan

1 Alloy, dkk, Mozaik Dayak – Keberagaman Subsuku dan Bahasa Dayak di Kalimantan

Barat. Pontianak: Institut Dayakologi, 2008, h.10.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

2

mulai terbiasa dengan sebutan itu maka makna katanya menjadi masyarakat yang

beradab, suku asli yang belum tersentuh syiar Islam dan sebuah identitas

masyarakat asli Kalimantan. Kata Dayak sendiri tidaklah muncul begitu saja.

Banyak istilah yang digunakan dalam pengucapannya, seperti Daya, Dyak,

Dadjak, dan Dayak yang memunculkan perdebatan banyak pihak. Beranjak dari

perdebatan mengenai penyebutan untuk masyarakat asli Kalimantan kemudian

dibentuklah Institut Dayakologi pada tahun 1992 yang memprakarsai sebuah

pertemuan di Pontianak. Hasil dari pertemuan yang dilakukan ini disepakati

bahwa sebutan untuk masyarakat asli Kalimantan adalah Dayak.

Dalam tatanan kehidupan orang Dayak masih menjunjung tinggi adat-

istiadat dan nilai-nilai religi. Nilai religi yang mereka yakini merupakan sebuah

kepercayaan yang sudah ada secara turun-temurun yakni animisme, percaya

kepada roh nenek moyang. Selain itu, orang Dayak juga menghormati dan

menjaga segenap hutan, air, tanah, dan binatang yang menunjang kehidupan

sehari-hari mereka. Oleh karena itu, orang Dayak sangat menjunjung tinggi adat

istiadat yang telah mereka terima secara turun-temurun dari nenek moyang

mereka yang banyak diterima secara lisan. Dengan melaksanakan adat-istiadat

tersebut, mereka meyakini bahwa itu merupakan salah satu cara untuk

menghormati dan melestarikan kebudayaan yang sudah ada terhadap rahmat yang

telah mereka terima dari Duata2. Pada dasarnya tidaklah mudah bagi suku Dayak

untuk menerima budaya asing dalam tatanan kehidupan mereka sehari-hari.

Dalam menerimanya harus berinteraksi dan berintegrasi, karena hal ini akan

2 Duata adalah sebutan untuk Tuhan oleh suku Dayak Simpang, Kecamatan Simpang Hulu,

Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

3

berdampak terhadap berubahnya tatanan adat-istiadat yang berlaku di kalangan

masyarakat yang sudah berkembang sudah lama. Hal ini sudah dilakukan oleh

agama Hindu ketika mulai berkembang di wilayah Sambas.

Seiring dengan berjalannya waktu, kebiasaan yang sering dilakukan oleh

orang Dayak mulai berubah secara perlahan dengan hadirnya para pendatang dari

luar seperti Melayu, Bugis, dan Cina. Kebanyakan dari pendatang ini adalah para

pedagang yang ingin menjual dan membeli hasil alam. Dengan hadirnya para

pendatang ini di tengah-tengah orang Dayak, keberadaan mereka mulai merasa

terancam. Akibatnya mereka yang semula tinggal di daerah pantai dan di tepi

aliran sungai-sungai besar secara perlahan mulai pindah ke bagian hulu sungai.

Proses perpindahan ini dikarenakan orang Dayak tidak dapat bersaing dengan para

pendatang yang terlalu terbuka, sedangkan orang Dayak sendiri cenderung untuk

menutup diri pada dunia luar.

Pada dasarnya kebudayaan bukan sesuatu yang statis, melainkan bisa

mengalami perubahan yang bersifat dinamis. Kebudayaan yang berubah ini

dikarenakan adanya proses masuknya berbagai macam kebudayaan asing, seperti

dari daerah yang berbeda, suku dan ras berbeda, yang masuk ke dalam lingkaran

suku Dayak yang berkaitan erat dengan semakin berkembang dan masuknya

agama di Nusantara. Hal ini berdasarkan ketika agama Hindu yang berasal dari

India mulai masuk dan berinteraksi dengan budaya lokal membuat semakin

berkembang dan diterima dengan baik juga oleh masyarakat lokal. Dengan tahap

masuk dan berkembang yang hampir sama, agama Islam yang berasal dari Arab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

4

mulai diterima di masyarakat lokal dan berhasil menggantikannya secara

perlahan.

Hadir dan masuknya agama Islam di Nusantara tidak dalam waktu

bersamaan, begitu juga dengan masuk dan berkembangnya agama Islam ke

daerah-daerah Kerajaan yang pada waktu itu masih dikuasai oleh Kerajaan Hindu-

Budha yang memiliki politik dan sosial budaya yang berbeda dengan Islam.

Masuk dan tersebarnya agama Islam di Nusantara hingga saat ini belum diketahui

secara pasti oleh para sejarawan. Dalam buku Sejarah Masuk dan Berkembangnya

Islam di Indonesia, mengatakan bahwa masuknya Islam sudah ada sejak abad

pertama Hidriyah (abad ke-7 dan ke-8 Masehi). Penyebaran agama Islam banyak

dilakukan oleh orang-orang Arab yang datang dengan tujuan utama adalah untuk

melakukan perdagangan dan sekaligus menyebarkan agama Islam. Wilayah yang

pertama kali disinggahi oleh para pedagang Arab di wilayah Nusantara adalah

pesisir Sumatera. Beranjak dari proses perdagangan di pesisir Sumatera inilah

kemudian awal mula munculnya kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam. Hal ini

tidak terlepas karena adanya proses inkulturasi yang dilakukan oleh para

pedagang Arab melalui perdagangan dan pernikahan dengan pribumi yang

kebanyakan non-muslim. Berdasarkan proses ini melahirkan kerajaan-kerajaan

bercorak Islam yang semakin berkembang. Diperkirakan pada abad ke-13 M,

kerajaan yang pertama kali bercorak Islam di Nusantara adalah Samudra Pasai,

pesisir timur laut Aceh, dan Kabupaten Lhok Seumawe atau Aceh Utara3.

3 Sartono Kartodirdjo, dkk, Editor, Sejarah Nasional Indonesia III. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, 1975, h. 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

5

Jauh sebelum agama Islam masuk dan berkembang di Kalimantan Barat,

tepatnya di Sambas, Islam sudah berkembang di daerah Kalimantan bagian lain

seperti Banjarmasin. Agama Islam dibawa oleh para pedagang dari Arab yang

kemudian diperkenalkan lagi oleh para pedagang dari Banjarmasin dan Brunei

Darussalam. Agama Islam masuk di Kalimantan Barat sekitar abad ke-15 Masehi

melalui kegiatan perdagangan. Daerah yang pertama kali bersentuhan dengan

agama Islam adalah Pontianak pada tahun 1741, Matan pada tahun 1743, dan

Mempawah pada tahun 1750. Berdasarkan perkembangan agama Islam yang

terjadi di Kalimantan Barat, turut berdiri juga Kesultanan Pontianak pada tanggal

23 Oktober 1771 Miladiah (14 Rajab 1185 H) dengan raja yang bernama Sultan

Syarif Abdurahman Al Qadrie. Dengan semakin berkembangnya agama Islam di

Kesultanan Pontianak, semakin memudahkan terjadinya proses Islamisasi

terhadap daerah-daerah pedalaman yang memiliki akses ke Kesultanan Pontianak

dan berada di daerah aliran sungai Kapuas. Proses ini banyak dilakukan oleh para

pedagang dari Banjarmasin dan Brunei Darussalam yang datang dengan tujuan

untuk berdagang. Kebanyakan dari para pedagang ini melakukan perjalanan

melalui aliran sungai Kapuas dengan menggunakan motor klotok4, yang pada saat

itu merupakan satu-satunya alat transportasi yang bisa digunakan untuk

menyusuri daerah-daerah pedalaman.

Agama Islam pertama kali masuk ke Sambas dibawa oleh para pedagang

dari Arab, Banjarmasin dan Brunei Darussalam yang datang dengan tujuan

berdagang. Para pedagang masuk ke Sambas dimulai sejak abad ke-14 M yang

4 Motor Klotok adalah kapal berukuran sedang yang disesuaikan dengan lebar aliran sungai

dan sudah menggunakan mesin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

6

pada waktu itu masih berada dalam kekuasaan kerajaan Hindu. Dengan

melakukan proses perdagangan dan hidup cukup lama di Sambas, para pedagang

ini mendapat izin dari raja untuk menetap. Penyebaran agama Islam bermula dari

lingkungan kerajaan, seperti melakukan pernikahan campuran yang kemudian

diikuti oleh raja. Dengan memeluk agama Islam, banyak dari para penduduk yang

ikut memeluk agama Islam karena terpengaruh dari kekuasaan raja. Kebanyakan

yang ikut memeluk agama Islam adalah para pribumi yang berada di sekitar

kerajaan dan berada di daerah aliran lalu lintas perdagangan sungai. Namun ada

juga yang tidak masuk agama Islam dengan melakukan perpindahan ke daerah

pedalaman atau ke wilayah lain khususnya suku Dayak yang sebagian menolak

agama Islam.

B. Identifikasi Masalah

Agama Islam masuk dan berkembang di Nusantara dibawa oleh para

pedagang dari Arab dan Gujarat pada abad ke-7 dan ke-8 M melalui Selat Malaka

yang pada saat itu menjadi jalur utama perdagangan internasional. Dengan

melakukan proses perdagangan yang berkepanjangan memungkinkan terjadinya

kontak budaya antara budaya lokal dengan budaya asing, serta adanya pernikahan

campuran dengan para penduduk wanita pribumi yang berkontribusi besar

terhadap berkembangnya penyebaran agama Islam.

Jauh sebelum agama Islam masuk dan berkembang di wilayah Nusantara

dan menyebar ke pelosok-pelosok daerah, kepercayaan asli yaitu animisme sudah

tumbuh dan berkembang yang kemudian diikuti dengan masuknya agama Hindu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

7

Dengan masuknya agama Hindu di Nusantara tidak secara langsung dapat

merubah tatanan hidup masyarakatnya. Hal ini dilalui dengan mengalami proses

yang panjang oleh para pedagang dari India dalam berinteraksi dengan budaya

lokal5. Dengan semakin berkembangnya agama Hindu ke daerah pelosok

Nusantara, khususnya Kalimantan Timur berdampak terhadap daerah lainnya,

seperti di Kalimantan Barat. Di Kalimantan Barat sendiri dengan adanya

inkulturasi antara agama Hindu dengan kepercayaan asli berpengaruh terhadap

kehidupan masyarakat lokal, yakni suku Dayak. Adanya inkulturasi antara

kebudayaan asli dengan kebudayaan Hindu sangat kuat dan diterima dengan baik.

Pengaruh agama Hindu di Sambas cukup kuat ketika Kerajaan Majapahit semakin

berjaya setelah menguasai hampir seluruh wilayah Nusantara. Hal ini semakin

kuat karena Majapahit juga mengirim keturunan dan keluarga raja dengan

prajuritnya ke daerah yang dikuasai dengan mengembangkan agama dan

kebudayaan Hindu. Namun pengaruh Hindu di Sambas tidak berlangsung lama

karena runtuhnya Majapahit dan Sambas sudah berada di bawah Kerajaan Johor

yang merupakan kerajaan bercorak Islam.

Setelah agama Islam masuk dan berkembang di Sambas, berdampak

terhadap tradisi dan budaya yang berbeda dengan Hindu maupun dengan budaya

suku Dayak. Hal ini didasarkan pada ajaran agama Islam di dalam Al - Quran

yang tidak diperbolehkannya memakan makanan tertentu, seperti mengharamkan

untuk memakan daging babi dan anjing. Pelarangan ini dilakukan karena babi

merupakan binatang yang menjijikkan dan tidak layak untuk dimakan, maka dari

5 Stephen K. Sanderson, Sosiologi Makro: Sebuah Pendekatan Terhadap Realitas Sosial.

Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000, h. 517.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

8

itu daging babi secara khusus dihinakan di dalam Al - Quran. Selain itu, di dalam

ajaran agama Islam terdapat konsep tauhid. Konsep ini merupakan konsep yang

sangat sentral dan memiliki arti bahwa Allah adalah pusat dari segala sesuatu,

oleh karena itu manusia harus mengabdikan diri sepenuhnya kepada Allah6. Tidak

dibenarkan kepada mereka untuk menyembah benda apapun di dunia ini.

Berdasarkan perbedaan yang cukup mencolok antara agama Hindu dengan agama

Islam inilah menuai banyak pertentangan, khususnya dari penduduk asli yakni

suku Dayak yang tidak semuanya menerima kedua agama tersebut.

Penyebaran agama Islam melalui jalur sungai Kapuas dan melalui jalur

perdagangan internasional, Malaka. Para pedagang dari Arab dan Gujarat

melewati arus sungai serta masuk dari bagian utara Kalimantan untuk berdagang

dan menyebarkan agama Islam. Masuk dan menyebarnya agama Islam melalui

jalur sungai sangat berpengaruh pada waktu itu, karena jalur darat tidak

mendukung untuk melakukan perjalanan ke daerah pedalaman.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi permasalahan di atas, hal-hal yang dapat dikaji adalah

sebagai berikut:

1. Apa yang melatarbelakangi masuknya Islam di Sambas, Kalimantan Barat ?

2. Bagaimana dinamika di Sambas sebelum Islam masuk ?

3. Bagaimana peran dan pengaruh setelah Islam masuk di Sambas ?

6 Kuntowijoyo, Paradigma Islam: Interpretasi untuk Aksi. Bandung: Mizan. 1991, h. 228.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

9

D. Tujuan Penelitian

Dengan hadirnya penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan latar

belakang dan pemahaman mengenai proses Islamisasi yang terjadi di banyak

daerah-daerah Indonesia, khususnya yang berada di Sambas. Selama ini dalam

melakukan penelitian, masih sedikit para sejarawan dan orang lokal yang tertarik

mengupas lebih dalam mengenai sejarah masuknya agama Islam di Kesultanan

Sambas. Dengan hadirnya tulisan mengenai Islam di Kesultanan Sambas

Kalimantan Barat 1600 - 1732, dapat memberi informasi mengenai kebudayaan

yang ada di Sambas.

Hadirnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa yang

melatarbelakangi terjadinya proses integrasi budaya asing dengan budaya lokal,

baik sebelum atau sesudah masuknya Islam di wilayah Sambas. Selain itu, melalui

tulisan ini bisa melestarikan historiografi sejarah Islam yang ada di Indonesia,

termasuk yang ada di Sambas, Kalimantan Barat.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu

pengetahuan sejarah kebudayaan tentang masuk dan berkembangnya Islam di

Kesultanan Sambas yang berguna untuk menambah koleksi sejarah nasional.

Dengan hadirnya penelitian ini besar harapan agar dapat memantik semangat

kebangkitan historiografi sejarah kebudayaan lokal terhadap sejarah nasional bagi

sejarawan dan para akademisi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

10

Dalam penulisan ini diharapkan bisa untuk menjelaskan sejarah masuknya

agama Islam di Sambas. Agama Islam yang tumbuh dan berkembang di

Kalimantan Barat, khususnya Sambas tidak hadir dengan sendirinya. Melainkan

melalui sebuah proses yang sangat panjang dan berliku-liku, bahkan hingga

berabad-abad terjadinya proses Islamisasi di Sambas. Selain itu, dengan hadirnya

tulisan ini dapat menambah pengetahuan sejarawan-sejarawan mengenai

perkembangan Islam di Kalimantan Barat. Pada para pelajar diharapkan dapat

membantu pengetahuan dalam sejarah perkembangan Islam di nusantara, serta

menambah buku perpustakaan daerah Kalimantan Barat.

F. Kajian Pustaka

Karya ilmiah yang berjudul Islam di Kesultanan Sambas Kalimantan Barat

1600 – 1732, merupakan sebuah karya mengenai sejarah kebudayaan Sambas

yang jarang ditulis oleh para sejarawan. Hal ini didasari karena terbatasnya data

dan informasi yang digunakan sebagai penunjang penulisan sejarah lokal. Padahal

banyak sejarawan yang menulis karya ilmiah hanya berpatokan pada data pustaka.

Oleh karena itu, perlu dilakukannya penelitian langsung agar data-data dan

informasi yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan serta menjadi acuan

dalam penulisan karya ilmiah ini. Sumber-sumber yang dimiliki sejauh ini masih

terbatas dan belum lengkap sesuai dengan pemikiran dalam Islam di Kesultanan

Sambas Kalimantan Barat 1600 - 1732.

Dari keterbatasan itu, masih terdapat beberapa buku yang pernah menulis

mengenai sejarah kebudayaan Kalimantan dan terdapat juga yang membahas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

11

mengenai Sambas. Namun, secara keseluruhan beberapa buku tersebut hanya

menceritakan gambaran umum perkembangan Islam di Kalimantan Barat,

khususnya mengenai masuknya agama Islam di Sambas.

Buku tersebut antara lain Kabupaten Sambas - Sejarah Kesultanan dan

Pemerintah Daerah yang diterbitkan oleh Dinas Pariwisata PEMDA Kabupaten

Sambas dan disusun oleh Drs. Ansar Rahman, dkk. Dalam buku ini pada bagian

pertama berbicara mengenai Kesultanan Sambas. Bagian pertama ini dibagi dalam

empat Bab, di mana Bab I dan II membahas mengenai sejarah purba negeri

Sambas yang menjalin hubungan dengan Brunei, Serawak, dan Sukadana.

Sedangkan Bab III dan IV membahas mengenai masa kejayaan Kesultanan

Sambas yang dimulai dari Sultan pertama hingga Sultan ke-15. Pada bagian kedua

berbicara mengenai perjuangan rakyat Sambas melawan penjajah. Bagian kedua

buku ini dibagi dalam dua Bab, di mana Bab V dan VI membahas mengenai

perjuangan rakyat Sambas dalam menghadapi masa penjajahan Belanda, masa

pendudukan Jepang hingga mempertahankan kemerdekaan sewaktu melawan

Belanda atau NICA pada tahun 1945-1950. Pada bagian ketiga berbicara

mengenai Pemerintahan Daerah Kesultanan Sambas. Bagian ketiga buku ini

dibagi dalam tiga Bab, di mana pada Bab VII, VIII, dan IX membahas mengenai

pertumbuhan dan perkembangan Pemerintah Kabupaten Sambas dari tahun 1950-

2001.

Dalam buku ini data-data yang tersedia hanya sebatas pada ungkapan

sejarah dalam perkembangan kerajaan, Kesultanan, dan pemerintah daerah.

Banyak tulisan yang telah diterbitkan mengenai Sambas, namun masih dirasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

12

tidak begitu lengkap untuk menjelaskan dengan lebih rinci mengenai sejarah

Sambas. Selain itu, masih banyak dokumen dan catatan mengenai sejarah Sambas

tidak bisa dicantumkan semua dan tidak lengkap di dalam buku ini. Meskipun

demikian terdapat juga data-data yang cukup membantu dalam penulisan

mengenai Islam di Kesultanan Sambas Kalimantan Barat 1600 - 1732.

Buku lain yang digunakan ialah Borneo Bagian Barat - Geografis, Statistis,

Historis 1856 jilid 2 yang ditulis oleh P. J. Veth. Buku ini dibagi dalam tiga

bagian buku. Bagian pertama adalah buku IV yang membahas mengenai

pemulihan dan organisasi kekuasaan Belanda yang terjadi pada tahun 1818-1823.

Bagian kedua adalah buku V yang berbicara mengenai orang-orang Dayak dan

hubungan-hubungan kekuasaan Belanda dengan daerah-daerah hulu (negara-

negara hulu). Pada bagian ini banyak membahas mengenai agama, kebiasaan

orang Dayak dan hubungan mereka dengan Melayu. Setelah itu terdapat

kekuasaan-kekuasaan Belanda di tanah hulu Kapuas dalam mengembangkan

organisasi dan pengetahuan mengenai Borneo. Pada bagian buku VI berbicara

mengenai kurun waktu kelalaian. Dalam bagian ini membahas mengenai Matan

dan Sukadana, Mempawah, Tayan, Sambas, Brunei, Landak, Kubu, dan lain-lain.

Selain itu, terdapat juga pengaruh Singapura dan Serawak, kesulitan menghadapi

orang-orang Cina, kedatangan Komisaris Perancis dan pendeta-pendeta Amerika

di Pantai Barat Borneo.

Dalam buku ini tidak terlalu membahas mengenai sejarah masuknya agama

Islam di Sambas dengan rinci. Selain itu, bahasa yang digunakan cukup sulit

dipahami karena hasil terjemahan yang kurang baik. Meskipun demikian, buku ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

13

cukup membantu dalam memperoleh penambahan data yang berhubungan dengan

Kesultanan Sambas.

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil keputusan bahwa penelitian karya

ilmiah Islam di Kesultanan Sambas Kalimantan Barat 1600 - 1732 berbeda

dengan karya ilmiah lainnya. Dalam penulisan ini ingin menjelaskan bagaimana

proses Islamisasi bisa terjadi melalui teori integrasi yang kemudian menghasilkan

proses akulturasi budaya lokal dengan budaya asing. Melalui penelitian ini bisa

diketahui bahwa proses masuknya Islam di Sambas berlangsung cukup lama.

G. Landasan Teori

Perubahan dalam suatu masyarakat sedikit banyak akan dipengaruhi oleh

masuknya kebudayaan asing. Perubahan merupakan sebuah simbol kehidupan

yang tidak berhenti di dunia sehingga semua yang ada akan terkena hukum

perubahan, baik yang bergerak linier terbentuk karena adanya variabel terikat

dengan variabel bebas hubungan maupun yang bergerak secara sirkular terbentuk

karena adanya gerakan yang dilakukan bersifat sementara. Perubahan yang terjadi

ini akan memasuki semua ruang kehidupan manusia di dalam segala sisinya,

seperti yang berhubungan dengan persoalan ekonomi, politik, sosial, maupun

budaya.

Dalam buku yang berjudul “Integrasi Nasional: Teori, Masalah, dan

Strategi” karangan Saafroedin Bahar dan A. B. Tangdililing dijelaskan dengan

gamblang bahwa integrasi merupakan suatu proses sehingga faktor-faktor yang di

tekankan bukan hanya fak-faktor yang mempengaruhi proses integrasi saja,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

14

melainkan juga (bahkan terutama) bagaimana faktor-faktor yang ada dalam

masyarakat itu menentukan proses tersebut. Tujuan bukanlah unsur yang dilihat

dalam prosesnya, melainkan bagaimana prosesnya berlangsung. Faktor-faktor

yang mempengaruhi dan menentukan itu bisa berada dalam berbagai segi

kehidupan yang dimiliki manusia7.

Hal ini kemudian diperkuat dalam Islam dan Masalah Integrasi dipaparkan

oleh A. Rahman Zainuddin yang menjelaskan integrasi berasal dari bahasa Latin

integer berarti keseluruhan. Integrasi merupakan bagian-bagian, unsur-unsur,

faktor-faktor, atau perincian-perincian yang telah digabungkan dalam bentuk yang

demikian intimnya sehingga menimbulkan suatu keseluruhan yang sempurna.

Biasanya menunjukkan adanya suatu pembauran dan penggabungan yang

menyeluruh dari hal-hal yang khusus sehingga masing-masing telah kehilangan

jati diri yang khas. Integrasi dapat dikaji dari segi tujuan, konsensus, atau budaya

politik. Selain itu, dianggap sebagai suatu proses dan bukan sebagai suatu yang

konstan. Agama dan ideologi hanyalah salah satu aspek saja dari proses integrasi,

namun ia dapat menjadi aspek yang kuat dan menentukan8.

Akulturasi, dalam bahasa Inggris disebut acculturation atau culture contact,

memiliki arti yang cukup banyak di kalangan antropolog. Berdasarkan

pemahaman yang cukup banyak itu, dapat disimpulkan bahwa akulturasi

merupakan sebuah konsep mengenai proses sosial yang timbul bila suatu

kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur dari

7 Saafroedin Bahar, A. B. Tangdililing, Integrasi Nasional: Teori, Masalah dan Strategi.

Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996, h. 6.

8 Ibid., h. 97.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

15

suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa yang menyebabkan unsur- unsur

dari kebudayaan asing tersebut secara perlahan akan diterima dan diterapkan ke

dalam kebudayaan masyarakat setempat tanpa menyebabkan hilangnya

kepribadian dari kebudayaan itu sendiri9.

Dalam sebuah buku yang berjudul Manusia Dalam Kebudayaan dan

Masyarakat: Pandangan Antropologi dan Sosiologi yang ditulis Eko A.

Meinarno, Bambang Widianto, dan Rizki Halida, akulturasi dalam

perkembangannya merupakan pertukaran fitur-fitur kebudayaan yang terjadi

karena adanya kontak langsung antara beberapa kelompok manusia dengan

kebudayaan yang berbeda dan secara perlahan kebudayaan tersebut dapat diterima

dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menjadikan kebudayaan asli

sebuah kelompok tersebut hilang. Berkembangnya proses akulturasi ini tidak

terlepas dari adanya agen-agen akulturasi. Agen-agen akulturasi ini di masa lalu

dikenal dengan sebutan penjajah, penyiar agama, dan pedagang10.

Dalam buku Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial – Sebuah Kajian

Pendekatan Struktural, R. Linton memaparkan bahwa proses akulturasi menjadi

sangat penting dalam pembelajaran ilmu-ilmu sosial maupun studi sosial.

Percepatan budaya inti (cover culture) dengan budaya lahiriah (overt culture)

merupakan hal yang berbeda Perubahan budaya inti berjalan lebih lambat bila

dibandingkan dengan budaya lahiriah. Oleh karena itu, budaya lahiriah dapat

dilihat berupa bentuk fisik, seperti pakaian, rumah, dan gaya hidup yang dapat

9 Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru, 1986, h. 248.

10 Eko A. Meinarno, dkk, Manusia Dalam Kebudayaan dan Masyarakat: Pandangan

Antropologi dan Sosiologi. Jakarta: Salemba Humanika, 2011, h. 246.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

16

berubah lebih cepat bila dibandingkan dengan perubahan budaya inti yang berupa

sistem keyakinan, sistem nilai budaya, adat istiadat yang sudah dipelajari sejak

masih kecil berjalan dengan lambat11.

Proses akulturasi sebenarnya sudah ada sejak lama dalam sejarah

kebudayaan manusia. Namun, akulturasi yang bersifat khusus baru muncul ketika

kebudayaan-kebudayaan bangsa Eropa mulai menyebar ke seluruh penjuru dunia

dengan adanya pengaruh terhadap masyarakat suku bangsa yang berada di daratan

Afrika, Asia, Oseania, dan Amerika12.

Berdasarkan pemahaman di atas, masuknya agama Islam di Sambas dapat

ditulis dengan menggunakan teori integrasi yang akan menghasilkan terjadinya

proses akulturasi budaya apabila kebudayaan asing tersebut saling berintegrasi

dengan kebudayaan lokal. Proses akulturasi yang terjadi di Sambas berlangsung

dalam rentang waktu yang cukup panjang. Hal ini didasari oleh perbedaan budaya

antara tradisi masyarakat lokal, suku Dayak dengan agama Islam yang sangat

berbeda dan pada akhirnya bisa melangsungkan proses akulturasi antara dua

kebudayaan yang berbeda tersebut. Selain itu, berdasarkan pemahaman ini banyak

para saudagar Muslim yang melakukan perdagangan berhasil menarik minat dan

simpati masyarakat Sambas untuk memeluk agama Islam, walaupun pada saat itu

masyarakat masih memeluk agama Hindu.

Agama Islam masuk ke Sambas dimulai sejak abad ke-14 M dan mulai

menarik minat di kalangan kerajaan pada tahun 1601 M dengan didirikannya

11 Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial – Sebuah Kajian Pendekatan Struktural.

Jakarta: Bumi Aksara, 2009, h. 206.

12 Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

17

kerajaan Islam Sambas oleh Raden Sulaiman di bawah koloni Kerajaan Johor13.

Barulah pada tanggal 9 Juli 1631, di Lubuk Madung, Raden Sulaiman dinobatkan

oleh rakyat Sambas menjadi penguasa pertama dengan gelar Sultan Muhammad

Syafiuddin I. Hal ini juga merupakan sebuah peralihan kekuasaan dari Kerajaan

Ratu Sepudak yang menganut Hindu beralih ke Kesultanan Sambas dengan

menganut Islam. Berdasarkan catatan historis, maka dapat diketahui bahwa agama

Islam masuk ke Kesultanan Sambas dimulai pada tahun 1600-an. Tumbuh dan

berkembangnya agama Islam ditandai dengan adanya penggunaan batu nisan pada

makam dan munculnya pemukiman-pemukiman baru seperti pemukiman Melayu.

Pemukiman Melayu merupakan tempat tinggal masyarakat Dayak yang telah

memeluk agama Islam dan mereka memiliki konsep yang berbeda dengan

pemukiman suku Dayak.

Berkembangnya agama Islam ditandai dengan berdirinya Kesultanan di

Sambas. Sebelum masuknya agama Islam, kesultanan ini merupakan sebuah

kerajaan Hindu yang dipimpin dengan gelar Ratu (Raja). Setelah agama Islam

masuk dan tumbuh dengan memiliki peranan yang besar, proses berkembangnya

agama Islam ditandai dengan didirikannya Kesultanan Sambas. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa agama Islam masuk ke Sambas melalui tiga tahapan

yakni: masuk pada abad ke-14 M, tumbuh pada tahun 1600, dan berkembang pada

tahun 1631.

13 Syafaruddin Usman, MHD, Sambas – Merajut Kisah Menenun Sejarah. Sambas:

Pemerintah Kabupaten Sambas, 2010, h. 17.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

18

H. Metode Penelitian

Islam di Kesultanan Sambas Kalimantan Barat 1600 - 1732, merupakan

gambaran umum yang ingin dijelaskan dalam tulisan karya ilmiah ini. Sejauh ini

belum diketahui secara pasti apa yang melatarbelakangi peran dan perkembangan

agama Islam di Sambas. Berdasarkan hal inilah penelitian dilakukan agar

diketahui secara pasti apa yang menyebabkan berkembang dan memiliki peranan

yang besar di Sambas.

Penelitian ini dilakukan di Kesultanan Sambas. Selain itu, penelitian ini

memiliki nilai orisinalitas tersendiri, dikarenakan penelitian difokuskan pada

sejarah peran dan perkembangan Islam di Sambas. Penelitian ini hanya akan

membatasi ruang lingkup Sambas saja, dengan harapan agar hasil karya ini

menjadi lebih tajam dalam penjelasannya. Masuk dan berkembangnya Islam di

Sambas memiliki peranan yang tinggi terhadap penyebaran agama dan memiliki

nilai historis yang tinggi. Berikut ini metode penelitian yang digunakan untuk

mempermudah proses tulisan, di antaranya adalah sebagai berikut:

Metode Historis

Metode historis merupakan salah satu dari jenis metode penelitian. Metode

historis bertujuan untuk merekonstruksi masa lalu secara sistematis dan obyektif

dengan mengumpulkan, menilai, memverifikasi dan mensintesiskan bukti untuk

menetapkan fakta dan mencapai konklusi yang dapat dipertahankan, seringkali

dalam hubungan hipotesis tertentu. Dengan metode historis, seorang ilmuwan

sosial peneliti historis yaitu orang yang mengajukan pertanyaan terbuka mengenai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

19

peristiwa masa lalu dan menjawabnya dengan fakta terpilih yang disusun dalam

bentuk paradigma penjelasan.

Dengan demikian, penelitian dengan metode historis merupakan penelitian

yang kritis terhadap keadaan-keadaan, perkembangan, serta pengalaman di masa

lampau dan menimbang secara teliti dan hati-hati terhadap validitas dari sumber-

sumber sejarah serta interpretasi dari sumber-sumber keterangan tersebut14.

Metode Deskriptif

Metode deskriptid merupakan salah satu jenis metode penelitian. Metode

penelitian deskriptif bertujuan untuk mengumpulkan informasi actual secara rinci

yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasi masalah atau memeriksa

kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi

dan menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang

sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan

keputusan pada waktu yang akan datang.

Dengan demikian metode penelitian deskriptif ini digunakan untuk

melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang

tertentu, dalam hal ini bidang secara aktual dan cermat. Metode deskriptif bukan

hanya menjabarkan (analitis), akan tetapi juga memadukan. Bukan saja

melakukan klasisfikasi, tetapi juga organisasi. Metode penelitian deskriptif pada

14 http://www.pengertianpakar.com/ ”Pengertian Metode Penelitian, Jenis dan Contohnya”

dalam M. Iqbal Hasan, 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.

Penerbit Ghalia: Jakarta. (DMCA.com). Diunduh pada tanggal 14 September 2016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

20

hakikatnya adalah mencari teori, bukan menguji teori. Metode ini menitikberatkan

pada observasi dan suasana alamiah15.

• Pengumpulan Data

Dalam setiap penulisan karya ilmiah, seorang sejarawan tidak bisa lepas dari

yang namanya data dan fakta sejarah. Perlu adanya sebuah penelitian agar proses

pengumpulan data baik berupa data primer ataupun sekunder. Beberapa metode

yang sering dilakukan untuk mempermudah proses pengumpulan data, di

antaranya adalah dengan menggunakan studi wawancara dan studi pustaka.

Wawancara dilakukan terhadap nara sumber yang mengerti mengenai proses

masuk dan berkembangnya Islam di Kesultanan Sambas, seperti keluarga

Kesultanan yang hingga kini masih berdomisili di Sambas dan menjadi penjaga

Istana Kesultanan Sambas. Studi ini dilakukan dengan harapan bisa mendapatkan

data-data primer.

Studi Pustaka adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk

menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau

sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan

penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan,

ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik

tercetak maupun elektronik lain. Dengan melakukan studi pustaka, peneliti dapat

memanfaatkan semua informasi dan pemikiran-pemikiran yang relevan dengan

penelitiannya. Untuk melakukan studi pustaka, perpustakaan merupakan suatu

tempat yang tepat guna memperoleh bahan-bahan dan informasi yang relevan

15 Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

21

untuk dikumpulkan, dibaca dan dikaji, dicatat dan dimanfaatkan16. Metode lain

yang dapat menunjang penulisan adalah dengan adanya data dokumentasi berupa

foto, naskah, arsip akan digunakan untuk menyelesaikan penulisan.

I. Sistematika Penulisan

Dalam mempermudah pemahaman mengenai hasil penelitian skripsi ini,

maka akan dijelaskan beberapa bagian sub-sub bab yang isinya sebagai berikut:

Bab I akan menjelaskan mengenai latar belakang, identifikasi masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, landasan

teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II pada bagian ini akan menjelaskan mengenai Sambas Sebelum Islam

Masuk.

Bab III pada bagian ini akan menjelaskan mengenai Sambas Sesudah Islam

Masuk.

Bab IV merupakan penutup dari bagian skripsi ini. Bab ini akan

menjelaskan mengenai kesimpulan dari semua pertanyaan yang telah disampaikan

pada bab-bab sebelumnya.

16 https://april04thiem.wordpress.com/2010/11/12/Studi-Kepustakaan. Diunduh pada

tanggal 1 Juni 2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

22

BAB II

SAMBAS SEBELUM ISLAM MASUK

A. Gambaran Umum

Daerah Sambas sudah sejak lama dikenal seperti sekarang. Hal ini terbukti

dengan disebutkannya nama Sambas pada masa kekuasaan Kerajaan Majapahit

dibawah kekuasaan Raja Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada di dalam

buku Negara Kertagama yang ditulis oleh Empu Prapanca pada tahun 1365. Di

dalam Pupuh XII di sebutkan bahwa:

Lwas dengan Samudra serta Lamuri Batam, Lampung dan juga Barus

itulah terutama negara Melayu yang t’lah tunduk. Negara-negara dipulau

Tanjungpura: Kapuas-Katingan, Sampit, Kota Lingga, Kota Waringin,

Sambas, dan Lawai17.

Selain itu, dalam catatan Kerajaan Majapahit dan kronik-kronik Cina tertulis

mengenai sejarah purba Sambas, disebutkan juga bahwa Sambas sudah ada sejajar

dengan kerajaan-kerajaan di Kalimantan, Jawa, Sumatera, Malaka, Brunei dan

Kekaisaran Cina pada abad ke-13 M dan ke-14 M18. Meskipun demikian dalam

catatan Negara Kertagama, Pupuh XIII, disebutkan bahwa pada masa kejayaan

Kerajaan Majapahit telah menguasai seluruh wilayah Nusantara, termasuk

Kerajaan Sambas di pulau Kalimantan. Selain menguasai kerajaan-kerajaan yang

telah ditaklukkan, Kerajaan Majapahit juga mengirimkan keturunan dan keluarga

raja beserta prajuritnya sambil mengembangkan agama dan kebudayaan Hindu-

17 Ansar Rahman, dkk, Kabupaten Sambas – Sejarah Kesultanan dan Pemerintah Daerah.

Pontianak: Taurus-Semar Karya, 2001, h. 9.

18 Ibid., h.12.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

23

Budha. Namun, tidak banyak ditemukan peninggalan-peninggalan para raja

zaman itu karena memang sulit untuk dibuat dan mudah hancur oleh air dan

lumpur. Arca yang ditemukan di Sambas terbuat dari emas, dengan memiliki 9

arca agama Hindu-Budha yang tersimpan di British Museum London19.

Pada masa kekuasaan Majapahit, para prajurit dan keturunan raja hidup

membaur dengan masyarakat asli yang kemudian membentuk sebuah kerajaan

yang kuat dengan ratunya berasal dari hasil perkawinan dengan masyarakat asli

tersebut. Setelah berkuasa cukup lama, ratu kerajaan meninggal dunia yang

kemudian di gantikan oleh Tang Nunggal dengan berhasil menyingkirkan putra

mahkota. Dengan memerintah kerajaan dengan kekuasaan yang kejam, bengis,

dan tidak berperikemanusiaan. Bahkan anak-anaknya, Bujang Nadi dan Dare

Nandung dikubur hidup-hidup di bukit Sebedang karena berniat kawin20. Hukum

karma berlaku pada kekuasaannya, Tang Nunggal akhirnya meninggal dalam

keadaan yang mengenaskan. Setelah meninggalnya raja Tang Nunggal, kini

Putera Mahkota yang tersingkir muncul dan mengambil alih kendali

pemerintahan. Dari raja inilah kemudian yang menurunkan raja-raja Sambas

berikutnya sampai kepada Ratu Sepudak21.

Jauh sebelum Tang Nunggal sampai ke Ratu Sepudak berkuasa, pada tahun

1364 di bawah kekuasaan Raja Cananegara datang menggunakan kapal yang

berisi prajurit Majapahit dalam jumlah besar dibawa ke Sambas dan mendarat di

19 Ibid., h.13.

20 Kisah Bujang Nadi dan Dare Nandung menjadi kisah sastra rakyat Sambas.

21 Ansar Rahman, dkk, op. cit., h. 14.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

24

Pangkalan Jawi22. Setelah berhasil mendarat, para prajurit Majapahit ini hidup

membaur dengan masyarakat yang kemudian mendorong berdirinya kekuasaan

keturunan Raja Majapahit yang berpusat di Paloh. Hal ini tidak berlangsung lama,

karena pada tahun yang sama Patih Gajah Mada meninggal dan membuat banyak

keturunan Majapahit berpindah ke daerah lain. Daerah tempat mereka berpindah

yakni Brunei, Mempawah, Tanjungpura, Landak, Sanggau, Sintang, Sukadana

dan kerajaan kecil lainnya di Kalimantan Barat23. Oleh karena pengaruh yang

cukup kuat, pusat pemerintahan Kerajaan Majapahit tidak bertahan lama. Pada

abad Ke-15 M pusat kerajaan berpindah dari Paloh ke Kota Lama di daerah Benua

Bantanan-Tempapar, Kecamatan Teluk Keramat. Di daerah inilah kemudian

cikal-bakal berkembangnya Kesultanan Sambas yang diwarisi oleh Kerajaan

Hindu dalam pemerintahan Ratu Sepudak hingga menjadi kerajaan Islam. Ratu

Sepudak merupakan seorang Ratu yang cukup banyak mengukir sejarah

perkembangan Sambas di daerah Kota Lama. Selain itu, Raja (Ratu) terakhir

dalam pemerintahan Kerajaan Hindu di Kota Lama, Sambas. Perkembangan pada

masa pemerintahan Ratu Sepudak tidak banyak hal-hal yang dapat diketahui. Hal

ini dikarenakan kurangnya catatan sejarah yang mengisahkan kejayaan

pemerintah Ratu Sepudak.

Ratu Sepudak dan saudaranya Timbung Paseban berkuasa sejak tahun 1550

di Kota Lama. Namun, setelah runtuhnya Kerajaan Majapahit, pada tahun 1570

kerajaan Sambas di Kota Lama berada dibawah Kerajaan Johor yang telah

22 Ibid., h. 15.

23 Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

25

menganut Islam. Di bawah Kerajaan Johor, sultan-sultan di daerah pantai barat

Kalimantan seperti Brunei, Serawak, Sambas, Mempawah, Sukadana/Matan, ikut

serta menganut Islam, termasuk orang-orang di Kesultanan Sambas24.

Pada tahun 1596, Belanda berhasil menguasai Batavia dan pada tahun 1604

berkunjung ke Kerajaan Matan untuk membuka hubungan dagang. Dari Matan

VOC mendapat informasi mengenai kerajaan yang ada di pantai Barat

Kalimantan. Pada tahun 1609, VOC datang ke Kota Lama yang merupakan pusat

Kerajaan Sambas. Mengetahui Sambas kaya akan hasil hutan dan emas, VOC

mengikat perjanjian dengan Ratu Sepudak. Dibawah Kerajaan Johor, Ratu

Sepudak melakukan perjanjian dagang dengan Oppenkoopman Samuel Bloemaert

wakil dari VOC. Perjanjian dagang itu dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 1609,

sekaligus mengikat Kerajaan Sukadana dan Landak25.

Pada awal masa berdirinya Kerajaan Sambas, Raden Muchsin Panji Anom

Pangeran Tumenggung Jaya Kesuma menyebutkan di dalam lembaran kitab

sejarah Kerajaan Sambas disebutkan bahwa raja-raja di Kerajaan Sambas berasal-

usul dari pancaran negeri tiga serangkai yakni Brunei, Sukadana, dan Sambas di

masa pemerintahan Majapahit. Artinya nama Sambas dapat diartikan sebagai tiga

serangkai sejarah Kerajaan Sambas yang merupakan keturunan Ratu Sepudak dari

Majapahit, Raja Tengah dari Brunei, dan Sultan Sukadana atau Matan Sultan

Muhammad Syafiuddin. Nama Sambas berasal dari kata Sambat yang artinya

bersambung menjadi satu yang dikaitkan dengan keadaan sungai Sambas Kecil

24 Ibid.

25 Ibid., h. 15-16.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

26

dan sungai Sambas Besar yang saling menghubungkan bandar dan desa menjadi

satu. Dengan kata lain, Sambas berasal dari kata Sambat yang dapat diartikan

berangkai, bersambung menjadi satu rangkaian sungai yakni sungai Sambas

Kecil, Subah, dan Teberau26.

1. Sambas

Sambas merupakan salah satu daerah tingkat II di bagian paling utara

Provinsi Kalimantan Barat dengan total luas 6. 395,70 km2, terletak diantara

1°23" Lintang Utara dan 108°39" Bujur Timur. Secara administratif, batas

wilayah Sambas bagian Utara: Sarawak, Malaysia Timur, Selatan: Kota

Singkawang, Barat: Selat Karimata, Laut Cina Selatan, dan Timur: Kabupaten

Bengkayang27. Pada tahun 2011 jumlah populasi penduduk Sambas sebanyak

501.149 jiwa dengan kepadatan penduduk 78,36 jiwa/km2. Memiliki luas 4,36%

dari luas Provinsi Kalimantan Barat, Sambas memiliki 19 kecamatan, yakni

Sambas, Selakau, Pemangkat, Tebas, Jawai, Teluk Keramat, Sejangkung, Paloh,

Subah, Sajingan Besar, Galing, Tekarang, Semparuk, Jawai Selatan, Sebawi,

Sajad, Tangaran, Selakau Timur, Salatiga, dan dibagi menjadi 183 desa28.

Masyarakat yang mendiami wilayah Sambas terdiri dari suku Melayu,

Dayak, Tionghoa, Banjar, Jawa, Batak, dan Minangkabau. Sebagian besar

penduduk Sambas adalah orang-orang Melayu yang tinggal di wilayah kota dan

26 Ibid., h. 11.

27 Kabupaten Sambas Dalam Angka. Sambas Regency in Figures 2007, h. 3.

28 https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten Sambas. Diunduh pada tanggal 25 September

2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

27

berbaur dengan para pendatang lain seperti Tionghoa, Banjar, Jawa, Batak, dan

Minangkabau. Sementara orang-orang Dayak kebanyakan tinggal di daerah

pedalaman dan sedikit yang menetap di kota Sambas.

Sambas merupakan wilayah yang mengalami pertumbuhan penduduk

cukup pesat dari tahun ke tahunnya. Pada tahun 1915, Sambas memiliki penduduk

sebanyak 123.000 jiwa, dengan rincian terdiri dari 100 orang Eropa, 26.000 orang

Dayak, 67.000 orang Melayu, Jawa, Bugis, 30.000 orang Cina, dan 270 orang

Arab dan Timur asing lainnya dan pertumbuhan penduduk akan semakin

meningkat setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat perbandingan jumlah penduduk

yang mendiami Sambas pada tahun 2011 dan kepadatan penduduk sekitar 78,36

jiwa/km² atau 2.724 jiwa per desa. Penyebaran penduduk di Kabupaten Sambas

tidak merata antar kecamatan yang satu dengan yang lainnya29.

Tabel 1.1 Kepadatan Penduduk & Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Sambas

No Kecamatan Jumlah

Penduduk

(Jiwa)

Luas Wilayah

(Km²)

Kepadatan

Penduduk

(Jiwa/km²)

Laju

Pertumbuhan

Penduduk (%)

1 Kecamatan Selakau 30.387 129,51 235 1,05

2 Kecamatan Selakau Timur 10.423 162,99 64 2,19

3 Kecamatan Pemangkat 44.783 111,00 403 0,44

4 Kecamatan Semparuk 24.026 90,15 267 1,10

5 Kecamatan Salatiga 14.752 82,75 178 0,55

6 Kecamatan Tebas 64.200 395,64 162 0,92

7 Kecamatan Tekarang 13.524 83,16 163 1,74

8 Kecamatan Sambas 45.993 246,66 186 2,25

9 Kecamatan Subah 17.525 644,55 27 -0,01

10 Kecamatan Sebawi 15.820 161,45 98 1,42

11 Kecamatan Sajad 9.985 94,94 105 0,49

29 https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten Sambas. Diunduh pada tanggal 25 September

2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

28

26

66

80%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

0-14 15-64 65

Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok

Umur

0-14 15-64 65

12 Kecamatan Jawai 35.089 193,99 181 0,13

13 Kecamatan Jawai Selatan 17.601 93,51 188 -0,33

14 Kecamatan Teluk Keramat 58.723 554,53 106 0,08

15 Kecamatan Galing 19.674 333,00 59 0,11

16 Kecamatan Tangaran 21.517 186,67 115 3,50

17 Kecamatan Sejangkung 22.836 291,26 78 2,32

18 Kecamatan Sajingan Besar 10.177 1.391,2 7 3,34

19 Kecamatan Paloh 24.144 1.148,84 21 0,93

Total 501.149 6.395,70 78 1,01

Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur tahun 2013.

2. Lingkungan dan Masyarakat Sambas

Sambas mayoritas didiami oleh suku Melayu. Sedangkan untuk suku Dayak

dan suku pendatang lainnya hanya sebagian kecil. Dengan demikian, bisa

dikatakan mayoritas yang mendiami daerah perkotaan dan daerah kerajaan adalah

suku Melayu. Sementara itu, bagi orang-orang Dayak tidak ada yang tinggal di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

29

lingkungan kerajaan, bahkan mereka yang tinggal di perkotaan hanya sedikit.

Mayoritas penduduk Dayak banyak tinggal di daerah pedalaman dan di daerah

perbatasan dengan Kabupaten-kabupaten lainnya, seperti di daerah perbatasan

dengan Bengkayang, Singkawang, dan Serawak. Sementara itu bagi suku

Tionghoa kebanyakan mereka tinggal di daerah Pemangkat dan di daerah

perbatasan dengan Singkawang. Bagi suku Banjar, Jawa, Batak, dan

Minangkabau kebanyakan dari mereka menyebar di setiap kecamatan yang ada di

Sambas.

Asal-usul nama Sambas tidak terlepas dari adanya pengaruh Hindu yang

dibawa oleh keluarga dan para prajurit Kerajaan Majapahit. Di dalam kitab

Negara Kertagama, lebih tepatnya Pupuh XII di sebutkan bahwa;

Lwas dengan Samudra serta Lamuri Batam, Lampung dan juga Barus

itulah terutama negara Melayu yang t’lah tunduk. Negara - negara di

pulau Tanjungpura: Kapuas - Katingan, Sampit, Kota Lingga, Kota

Waringin, Sambas, dan Lawai.

Selain itu, letak wilayah kerajaan Sambas dinilai sangat strategis karena berada di

antara pertemuan muara sungai Sambas Kecil, Subah, dan Teberau30 dan

berbatasan langsung dengan laut Natuna. Dengan demikian dapat dipahami jika

letak kerajaan Sambas sangatlah strategis. Selain dilalui oleh tiga pertemuan arus

sungai Sambas Kecil, Subah, dan Teberau, wilayah Sambas juga menjadi jalur

perdagangan antar kerajaan yang ada di Kalimantan, serta menjadi jalur

perdagangan internasional.

30 Ansar Rahman, dkk, Kabupaten Sambas – Sejarah Kesultanan dan Pemerintah Daerah.

Pontianak: Taurus-Semar Karya, 2001, h.11.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

30

3. Agama yang ada di Sambas

Agama yang hingga sekarang diakui oleh pemerintah Sambas ada empat

yakni, Islam, Katolik, Protestan, dan Khong Hu Cu. Meskipun sudah tidak diakui

oleh pemerintah sebagai suatu agama, kepercayaan lokal atau biasa disebut

dengan religio naturalisme tetap hidup dan berkembang dalam suatu masyarakat

modern sekarang ini yang kemudian menjadikan kepercayaan ini sebagai salah

satu wujud kearifan lokal yang perlu dilestarikan.

Jauh sebelum agama Islam menjadi agama mayoritas di Sambas

berkembang, agama Hindu memiliki peran yang cukup besar dalam kehidupan

kerajaan pada saat itu. Banyak dari para penduduk lokal yang menganut agama

Hindu, karena dianggap tidak bertentangan dengan kepercayaan lokal. Bahkan

banyak peninggalan sejarah Hindu yang hingga sekarang masih tetap

dipertahankan, seperti kain tenun Sambas yang kemudian mendapat penghargaan

dari UNESCO31.

B. Letak Wilayah Kesultanan Sambas

Wilayah Kesultanan Sambas saat ini terletak di ibukota Sambas, tepatnya di

antara pertemuan tiga anak sungai yakni, sungai Sambas Kecil, sungai Sungai

Subah, dan sungai Teberau. Istana Kesultanan Sambas berada di daerah Muara

Ulakan, sekarang di Desa Dalam Kaum, Kecamatan Sambas, Kabupaten Sambas,

Provinsi Kalimantan Barat. Saat ini wilayah tempat Kesultanan Sambas lebih

dikenal dengan masyarakat Melayu Sambas. Melayu Sambas merupakan

31 Ibid., h. 11.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

31

etnoreligius Muslim yang berbudaya Melayu, berbahasa Melayu dan menempati

sebagian besar wilayah Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang, Kota

Singkawang dan sebagian kecil Kabupaten Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat.

Secara linguistik Melayu Sambas merupakan bagian dari rumpun Suku Dayak,

khususnya Dayak Melayik yang dituturkan oleh tiga suku Dayak, yaitu suku

Dayak Meratus/Bukit (Banjar arkhais yang digolongkan bahasa Melayu), Dayak

Iban dan Dayak Kendayan (Kanayatn)32.

Jauh sebelum menetap di Muara Ulakan, ibukota pemerintahan Sambas

yang dimulai dari masa pemerintahan Kerajaan Hindu hingga berubah menjadi

Kesultanan Sambas telah berpindah-pindah pusat pemerintahan. Berawal dari

daerah Paloh pada masa pemerintahan Raja Cananegara, kemudian berpindah lagi

ke daerah Kota Lama pada masa pemerintahan Raja Tang Nunggal, berlanjut

hingga masa pemerintahan Ratu Sepudak dan Ratu Anom Kesuma Yuda. Dari

Kota Lama pusat pemerintahan sempat berpindah tidak begitu lama di daerah

Kota Bandir, dimana di tempat ini dijadikan pusat pemerintahan setelah Ratu

Anom Kesuma Yuda menyerahkan negara dan pemerintahan kepada Raden

Sulaiman.

Selama tiga setengah tahun Kota Bandir dijadikan ibukota, kemudian pusat

pemerintahan berpindah ke daerah Lubuk Madung, yang kemudian menjadi cikal-

bakal berdirinya Kesultanan Sambas dengan Sultan pertama ialah Raden

Sulaiman dengan gelar Sultan Muhammad Syafiuddin I. Oleh karena dirasa

kurang baik dan cocok untuk dibangun Istana dan Kesultanan, pusat pemerintahan

32 https://id.wikipedia.org/wiki/Suku-Sambas. Diunduh pada tanggal 29 September 2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

32

kemudian dipindahkan lagi di daerah Muara Ulakan pada masa pemerintahan

Raden Bima, Sultan Muhammad Tajuddin, Sultan Sambas kedua.

Istana Kesultanan Sambas hingga saat ini telah mengalami perbaikan yang

cukup besar. Bentuk bangunan sekarang ini berbeda dengan bangunan Keraton

jaman dulu. Hal ini dibuktikan ketika pada tanggal 3 September 1931, pada masa

pemerintahan Sultan Muhammad Mulia Ibrahim Syafiuddin, mendirikan

bangunan model baru yang terletak di bekas bangunan lama yang telah

dirobohkan. Kemudian pada tahun 1985, melalui Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat, pemerintah melakukan pemugaran

terhadap Keraton Sambas33.

C. Pemerintahan Sebelum Masuknya Islam di Sambas

Jauh sebelum Islam masuk dan berkembang di daerah Sambas, Hindu

merupakan agama yang sudah masuk dan berkembang terlebih dahulu. Hindu

merupakan cikal-bakal berdirinya sebuah kerajaan yang bercorak Hindu di

Sambas, sebelum kemudian digantikan menjadi Kerajaan Islam seiring dengan

masuk dan berkembangnya Islam di Sambas.

Awal mula berdirinya kerajaan Sambas tidak terlepas dari adanya campur

tangan dari Kerajaan Majapahit. Seperti yang telah diketahui, pada abad ke-13 M

Kerajaan Majapahit datang dengan para prajurit dan keluarga Kerajaan ke Sambas

berhasil mendirikan sebuah Kerajaan yang pertama di daerah Paloh. Dari Paloh,

pusat Kerajaan Sambas di pindahkan ke Kota Lama di daerah Teluk Keramat.

33 Ansar Rahman, dkk, Kabupaten Sambas, h. 85-86.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

33

Tidak berselang lama, pusat kerajaan kemudian berpindah ke Kota Bangun di

daerah sungai Sambas Besar. Setelah bertahan beberapa waktu, pusat kerajaan

kemudian berpindah lagi ke Kota Bandir dan terakhir pusat Kerajaan Sambas

berpindah ke daerah Lubuk Madung34. Setelah pada masa Sultan Sambas ke-2,

Sultan Muhammad Tajuddin berkuasa, pusat Kesultanan Sambas dibangun di

Muara Ulakan, di pertemuan tiga sungai yakni sungai Sambas Kecil, sungai

Subah, dan Sungai Teberau.

Pada periode awal berdirinya Kerajaan Sambas, negeri Sambas sering

disebut dengan “Negeri Kebenaran” yang masa itu dikuasai oleh raja-raja dari

keturunan Majapahit. Raja yang terakhir berkuasa di Kerajaan Sambas ialah Ratu

Sepudak dan Ratu Anom Kesuma Yuda selama periode tahun 1300-1631. Pada

periode awal Kerajaan Sambas Raja-raja yang berkuasa disebut dengan Ratu dan

kekuasaannya disebut kerajaan35. Penyebaran Hindu di daerah Sambas tidak

diketahui dengan pasti, yang jelas penyebarannya dilakukan dengan jalan damai

oleh para prajurit dan keluarga Kerajaan Majapahit dengan cara berbaur dengan

masyarakat lokal.

Masuknya agama Islam di daerah Sambas hampir sama dengan proses

masuknya agama Hindu yang belum diketahui dengan pasti. Berdasarkan sumber

sejarah yang ada, mulai masuknya agama Islam di Sambas terjadi pada abad ke-

14 M yang dilakukan oleh para pedagang dari Arab, Gujarat, Brunei, dan Banjar

yang sudah menganut agama Islam. Namun, pada masa ini agama Islam belum

34 Ibid., hal. 7.

35 Catatan mengenai istilah Raja pada periode awal kerajaan Sambas, hal. 7.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

34

menyebar secara luas di kalangan keluarga kerajaan maupun masyarakat lokal.

Barulah pada tahun 1600, agama Islam mulai berkembang di daerah Kerajaan

Sambas seiring dengan berakhirnya Kerajaan Majapahit dan Sambas berada di

bawah naungan Kerajaan Johor yang telah menganut Islam. Bila mengacu pada

teori integrasi, maka dapat dipastikan bahwa agama Islam sudah masuk ke daerah

Sambas jauh sebelumnya. Hal ini berdasarkan pada pemahaman kalau agama

yang merupakan hal baru dapat berkembang dan diterima masyarakat apabila

terlebih dahulu berintegrasi dengan budaya lokal.

Masuk dan semakin berkembangnya Islam di Sambas dimulai ketika

kedatangan Raja Tengah di Kota Bangun. Raja Tengah adalah seorang Raja

Serawak yang selama 40 tahun tinggal di daerah Sukadana/Matan dan Sambas.

Raja Tengah yang pernah tinggal di Sukadana menikah dengan adik Sultan

Matan, Sultan Muhammad Syafiuddin yakni Ratu Surya Kesuma yang dikaruniai

seorang anak bernama Raden Sulaiman. Raden Sulaiman kemudian menjadi cikal

bakal pendiri Kesultanan Sambas dengan gelar Sultan Muhammad Syafiuddin I

yang berkuasa dari tahun 1631-1668 merupakan Sultan pertama Sambas36.

Raden Sulaiman yang bergelar Sultan Muhammad Syafiuddin I merupakan

Sultan pertama yang memeluk Islam dan membuat Islam semakin berkembang di

Sambas. Hal ini dibuktikan dengan diikuti oleh keluarga besar maupun kerabat

Kesultanan. Oleh karena melihat dan terdorong keluarga Kesultanan yang

memeluk Islam, banyak rakyat yang berada di sekitar daerah dan di bawah

pemerintahan Kesultanan ikut serta memeluk Islam. Selain itu, terdapat juga

36 Ansar Rahman, dkk, op. cit., h. 12.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

35

masyarakat yang sudah memeluk Islam jauh sebelum Sultan dan keluarga

Kesultanan memeluk Islam. Masyarakat ini kebanyakan memeluk Islam karena

sudah menikah dan hidup berbaur dengan para pedagang dari Arab, Gujarat,

Brunei, dan Banjar. Meskipun demikian, terdapat juga beberapa rakyat yang

menolak masuknya Islam. Adanya aksi penolakan ini dikarenakan terdapat aturan

Islam yang mereka anggap bertentangan dengan tradisi yang telah dijalani jauh

sebelum agama-agama luar mulai masuk dan berkembang di daerah Sambas.

Berkembangnya Islam di daerah Sambas sangat mempengaruhi

perkembangan Islam di daerah lainnya. Saat Islam mulai masuk di daerah

Sambas, Kerajaan Hindu masih berkuasa dan masih di perintah oleh seorang Ratu

dengan gelar Ratu Sepudak. Ratu Sepudak merupakan keturunan Majapahit

terakhir yang berkuasa sebelum menyerahkan kerajaan kepada Raja Tengah. Raja

Tengah merupakan anak dari Sultan Brunei, Sultan Muhammad Hasan (1582-

1598) yang dikeluarkan dari negeri Brunei oleh abangnya Sultan Abdul Jalilul

Akbar karena perebutan kekuasaan ke daerah Serawak dengan ditemani seribu

orang Sakai (hulubalang, prajurit yang berasal dari suku Kedayan dan pulau

Bunut). Selain para Sakai, Raja Tengah juga ditemani oleh orang-orang pembesar

dan pemuda-pemuda yang akan menjadi pejabat penting, serta yang sudah

menikah berangkat beserta keluarga mereka37. Para pengikut Raja Tengah ini

kemudian menjadi cikal bakal dari orang Melayu di Serawak dan membaur

dengan orang Melayu dari keturunan Abang Gulam38.

37 Ibid., h. 28-29.

38Abang Gulam adalah seorang pedagang Melayu dari Minangkabau, Sumatera Barat

yang bermukim di Kampung Beladin, Saribas, ibid., h. 29.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

36

Setelah sampai di daerah Serawak, hal yang pertama dibangun adalah

istana, lapau (balai pertemuan), bangunan pemerintahan dan rumah-rumah

pengikutnya di luar istana. Kemudian Raja Tengah melantik para pengiringnya

menjadi pembesar negara untuk menjalankan roda pemerintahan hingga tahun

1841. Beranjak dari sinilah, petualangan Raja Tengah berlanjut ke daerah Johor

hingga ke daerah Matan Sukadana. Di Sukadana, di bawah kekuasaan

Panembahan Giri Mustika yang kemudian bergelar Sultan Muhammad

Syafiuddin, Raja Tengah banyak belajar dan memperdalam pengetahuan ilmu

Islam kepada Syech Syamsuddin dan telah memeluk Islam. Oleh karena memiliki

perilaku yang baik dan disukai oleh rakyatnya, Sultan Muhammad Syafiuddin

menikahkan adiknya Ratu Surya Kesuma dengan Raja Tengah. Dari pernikahan

itu, mereka dikaruniai lima orang anak dengan nama Raden Sulaiman, Raden

Badaruddin, Raden Abdulwahab, Raden Rasymi Putri dan Raden Ratnawati39.

Berada cukup lama di Sukadana, Raja Tengah bersama istrinya meminta izin

untuk tinggal di daerah Sambas. Jauh sebelum tinggal di Sukadana, Raja Tengah

sering mendengar jika Sambas dengan rajanya Ratu Sepudak merupakan negeri

yang kaya akan emas dan Kota Lama merupakan bandar yang ramai dikunjungi

para pedagang.

Atas izin dari Sultan Muhammad Syafiuddin, rombongan Raja Tengah

menggunakan 40 buah kapal yang telah dipersenjatai berlayar menyusuri pantai

utara yang kemudian masuk ke sungai Sambas Besar dan berhenti di suatu tempat

yang bernama Kota Bangun. Tidak lama setelah Raja Tengah tiba di Sambas,

39 Ibid., h. 30-32.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

37

Ratu Sepudak wafat. Di Kota Bangun inilah mereka membangun sebuah

perkampungan karena tidak jauh dengan ibukota Kerajaan Sambas, Kota Lama.

Selain itu, di Kota Bangun juga dijadikan tempat untuk mengembangkan Islam

yang kemudian banyak menarik rakyat untuk menganut Islam dalam waktu

singkat. Oleh karena memiliki hubungan yang baik dan menetap sudah cukup

lama, Raja Tengah kemudian meminangkan anaknya Raden Sulaiman dengan

Puteri Mas Ayu Bungsu, anak kedua Ratu Sepudak yang dikabulkan oleh Ratu

Anom Kesuma Yuda. Setelah disetujui, maka digelarlah pernikahan yang

menggunakan istiadat raja-raja. Selesai melangsungkan acara pernikahan anaknya,

sambil beristirahat Raja Tengah ada keinginan untuk pergi berlayar ke Serawak40.

Dengan meninggalnya Ratu Sepudak, berdasarkan wasiatnya Pangeran

Prabu Kencana dinobatkan menjadi Ratu dengan gelar Ratu Anom Kesuma Yuda.

Hal ini terjadi dikarenakan Ratu Sepudak mempunyai dua orang anak yang sulung

bernama Putri Mas Ayu Anom yang dinikahkan dengan keponakannya yang

bernama Pangeran Prabu Kencana yang ditetapkan sebagai pewaris tahta. Putri

Ratu Sepudak lainnya, Puteri Mas Ayu Bungsu dinikahkan dengan Raden

Sulaiman41.

Setelah satu tahun pernikahan, Raden Sulaiman dikaruniai seorang anak

laki-laki dengan nama Raden Bima. Oleh karena rasa kepercayaan terhadap adik

40 Ibid., h. 32-33.

41 Ibid., h. 34.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

38

iparnya, Pangeran Aria Mangkurat42, Ratu Anom Kesuma Yuda mengangkatnya

menjadi Wazir I, sedangkan Raden Sulaiman diangkat menjadi Wazir II. Sebagai

Wazir I, Pangeran Mangkurat bertugas untuk mengurus perbendaharaan negara

serta mewakili Ratu apabila sedang melakukan kegiatan bepergian. Sedangkan,

Raden Sulaiman yang dijadikan Wazir II bertugas untuk mengurus hal-hal yang

berhubungan dengan urusan luar dan dalam negeri. Dalam melaksanakan

tugasnya, Raden Sulaiman dibantu oleh dua orang bersaudara yakni, Kyai Dipa

Sari yang merupakan Penghulu Sungai Sekumba dan Kyai Satia Bakti yang

merupakan Penghulu Sungai Sahe43.

Tradisi yang terjadi di Sambas apabila telah melaksanakan pelantikan para

menteri dan pejabat kerajaan, mereka diharuskan untuk bersumpah setia kepada

Ratu. Bentuk sumpah setia mereka ialah bersedia menggoreskan leher dengan

keris pusaka, kemudian rendaman dari air keris akan dipercikkan kepada goresan

tersebut. Makna dari adanya proses sumpah setia ini adalah agar tidak ada yang

bertindak durhaka dan tidak setia44.

1. Masa Pemerintahan Ratu Anom Kesuma Yuda

Ratu Anom Kesuma Yuda merupakan penerus tahta Kerajaan Sambas

setelah wafatnya Ratu Sepudak dan tetap mempertahankan pusat pemerintahan di

Kota Lama. Pada masa pemerintahannya, keluarga Kerajaan Sambas masih

42 Pangeran Aria Mangkurat adalah keponakan dari Ratu Sepudak, adik dari Ratu Anom

Kesuma Yuda, anak dari Pangeran Condong Paseban, saudara sekandung Ratu Sepudak, ibid.,

h.34. 43 Ansar Rahman, dkk., op. cit., h. 39.

44 Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

39

menganut Hindu yang tetap menggunakan tata cara pemerintahan Kerajaan

Hindu. Selain itu, pada saat pemerintahan Ratu Anom Kesuma Yuda ajaran Islam

semakin berkembang di Kerajaan Sambas. Hal ini dibuktikan dengan mulai

masuk dan berkembangnya Islam di keluarga kerajaan yang dilakukan oleh Raden

Sulaiman dan menyebar sampai ke masyarakat.

Dalam masa pemerintahan Ratu Anom Kesuma Yuda tidak sepenuhnya

berjalan dengan baik. Hal ini terjadi karena adanya pertikaian antara Raden

Sulaiman dengan Pangeran Aria Mangkurat yang dilatarbelakangi oleh rasa iri

hati dari Pangeran Aria Mangkurat dalam melayani dan menghadapi rakyat.

Dalam melayani dan menghadapi rakyat, Raden Sulaiman lebih diunggulkan

karena dipatuhi dan dicintai oleh rakyat. Selain itu, dalam mengembangkan ajaran

Islam, Raden Sulaiman sangat giat bahkan semakin banyak rakyat yang menganut

Islam. Berbanding terbalik dengan Pangeran Aria Mangkurat yang mulai tidak

dihormati oleh rakyat45.

Faktor lain yang semakin membuat pertikaian antara Raden Sulaiman dan

Pangeran Aria Mangkurat meningkat adalah ketika Ratu Anom Kesuma Yuda

mengantar upeti berupa emas urai jamur dan kerang ke Johor bersama dengan

Petinggi Tambelan menerima surat yang berisi pengaduan fitnah dari Pangeran

Aria Mangkurat. Isi surat ini ialah tersiar kabar kalau Raden Sulaiman sedang

bersiap-siap untuk merebut kedudukan Ratu Sambas. Hal ini kemudian ditanggapi

dengan bijaksana oleh Ratu Anom Kesuma Yuda. Selain itu, yang membuat

keadaan semakin Buruk adalah dengan tidak ditanggapi dengan serius fitnah dan

45 Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

40

hasutan oleh Ratu, membuat Pangeran Aria Mangkurat membunuh Kyai Satia

Bakti yang merupakan bawahan dari Raden Sulaiman karena dianggap telah

berkhianat dan mempengaruhi Ratu Anom Kesuma Yuda. Mendengar hal itu,

Raden Sulaiman beserta Kyai Dipa Sari menghadap Ratu Anom Kesuma Yuda

untuk melaporkan sekaligus meminta tindakan Ratu Anom Kesuma Yuda bagi

penyelesaian peristiwa ini46.

Setelah cukup lama peristiwa itu berlangsung, tanpa adanya penyelesaian

dan tindakan dari Ratu, menyebabkan kebencian rakyat kepada Pangeran Aria

Mangkurat semakin bertambah. Selain itu, dukungan dan simpati dari rakyat

terhadap Ratu Anom Kesuma Yuda juga semakin berkurang. Hal ini kemudian

mempengaruhi hubungan Ratu Anom Kesuma Yuda dan Pangeran Aria

Mangkurat dengan Raden Sulaiman tidak baik. Raden Sulaiman beserta anak dan

istri yang disertai Kyai Dipa Sari meninggalkan Kota Lama dan berlayar ke

daerah Kota Bangun47. Berita hijrahnya Raden Sulaiman di dengar oleh Petinggi

Nagur, Petinggi Bantilan, dan Petinggi Segerunding. Demi keutuhan kerajaan,

mereka bertiga menghadap Raden Sulaiman meminta untuk kembali ke Kota

Lama. Namun, usaha yang dilakukan mereka bertiga hanya sia-sia. Meskipun

berhasil menghubungi dan menyampaikan keadaan Raden Sulaiman kepada Ratu,

akan tetapi Ratu menitahkan mereka untuk menghadap Pangeran Aria Mangkurat

yang kemudian membuat mereka dihina karena dianggap membela orang yang

berdurhaka.

46 Ibid., h. 40.

47 Ibid., h. 41.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

41

Sekembalinya mereka, Raden Sulaiman beserta rombongan telah

meninggalkan Kota Bangun dan pergi mengarah ke Sungai Subah, yang kemudian

menetap di Kota Bandir. Di sinilah, Raden Sulaiman mendirikan pemukiman dan

berkembang menjadi sebuah negeri. Hal ini kemudian mendorong rakyat yang

berada di Kota Lama sebagian besar ikut pindah ke Kota Bandir. Di Kota Bandir,

masyarakat hidup aman dan tenteram di bawah kepemimpinan Raden Sulaiman.

Melihat hal ini, Ratu Anom Kesuma Yuda ingin pindah juga dari Kota Lama

dengan mempersiapkan 70 buah perahu beserta menteri, hulubalang, dan rakyat

yang masih setia pindah ke Balai Pinang yang terletak di di Sungai Barangan,

anak Sungai Selakau. Sebelum sampai di Balai Pinang, para Petinggi Nagur,

Petinggi Bantilan dan Petinggi Segerunding meminta Ratu Anom Kesuma Yuda

untuk dipertemukan dengan keluarga Raden Sulaiman48. Hal ini dilakukan di Kota

Bangun dengan merencanakan untuk saling bermaaf-maafan sekaligus

menyerahkan kekuasaan Sambas sebagai pengganti Kota Lama kepada Raden

Sulaiman. Setelah disepakati bersama, titah yang telah diberikan Ratu Anom

Kesuma Yuda dilaksanakan oleh para Petinggi Nagur, Bantilan, dan Segerunding.

Pertemuan ini kemudian berhasil dilaksanakan. Ratu Anom Kesuma Yuda dengan

para pengikutnya maupun keluarga Raden Sulaiman berpadu dalam keharuan,

mereka saling menangis dan berpelukan49.

Pada kesempatan ini, Ratu Anom Kesuma Yuda mengakui dan merestui

berdirinya Kota Bandir dan merelakan rakyat yang telah berpindah ke kota ini.

Selain itu, Ratu Anom Kesuma Yuda juga menyerahkan pemerintahan dan negeri

48 Ibid., h. 42.

49 Ibid., h. 42.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

42

Sambas kepada Raden Sulaiman dan istri. Dengan rasa hormat, Ratu Anom

Kesuma Yuda memberi nasihat kepada Raden Sulaiman dan memberikan dua

pasang meriang beserta dua pasang Lela dengan amunisinya. Setelah selesai

melakukan serah terima, Raden Sulaiman dan istrinya Mas Ayu Bungsu

berpamitan pulang ke Kota Bandar. Ratu Anom Kesuma Yuda dan istrinya Mas

Ayu Anom berpamitan sekaligus melanjutkan perjalanan ke arah muara sungai

Selakau dan berhenti di muara sungai Barangan. Di tempat inilah Ratu Anom

Kesuma Yuda membangun istana, rumah, benteng (kubu), dan parit-parit yang

kemudian daerah ini diberi nama negeri Balai Pinang. Di Balai Pinang ini, Ratu

Anom Kesuma Yuda dan istrinya, bersama Pangeran Aria Mangkurat, serta para

pengikutnya menghabiskan sisa hidup50.

2. Perkembangan Islam Masa Raden Sulaiman

Setelah mendapatkan negeri dan pemerintahan Sambas melalui upacara

serah terima yang dilakukan oleh Ratu Anom Kesuma Yuda, Raden Sulaiman

kemudian pindah dari Kota Bandir ke daerah Lubuk Madung. Di daerah Lubuk

Madung inilah pada tanggal 9 Juli 1631, Raden Sulaiman dinobatkan sebagai

Sultan Sambas dengan gelar Sultan Muhammad Syafiuddin I. Lubuk Madung

merupakan suatu daerah di sebelah hulu sungai Teberau, anak sungai dari sungai

Sambas Kecil simpang kanan yang di bagian hilirnya terdapat sebuah desa yang

bernama Lubuk Lega. Selain itu, saudara-saudaranya seperti Raden Badaruddin

50 Ibid., h. 42-43.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

43

diangkat menjadi Pangeran Bendahara Seri Maharaja, serta Raden Abdulwahab

diangkat menjadi Pangeran Tumenggung Jaya Kesuma51.

Masa pemerintahan Sultan Muhammad Syafiuddin I berlangsung cukup

lama. Ia memerintahkan roda pemerintahan dengan sangat baik dan teratur

membuat masyarakat hidup sejahtera serta tidak ada lagi sengketa keluarga karena

pusat pemerintahan telah menjadi satu. Perkembangan Islam pada masa

pemerintahan Sultan Muhammad Syafiuddin I juga mengalami perkembangan

yang cukup cepat. Hal ini kemudian diteruskan oleh anaknya, Raden Bima dengan

gelar Sultan Muhammad Tajuddin yang membuat pengaruh Islam sangat

menonjol dan berkembang dengan pesat di Kesultanan Sambas.

Sebagai bentuk silaturahmi, Sultan Muhammad Syafiuddin I mengirim putra

sulungnya, Raden Bima ke Matan untuk menjumpai kerabat dari pihak ibunya.

Kedatangan Raden Bima ke Matan disambut langsung oleh Sultan Muhammad

Zainuddin dengan melakukan upacara penyambutan secara besar-besaran yang

diikuti oleh para Menteri, hulubalang, dan semua lapisan masyarakat Kesultanan

Matan. Acara penyambutan ini dilaksanakan di istana Kesultanan Matan dengan

menampilkan berbagai macam kesenian selama tujuh hari dan tujuh malam.

Perayaan puncaknya ialah dilakukan upacara pernikahan antara Raden Bima

dengan Puteri Indra Kesuma, adik bungsu dari Sultan Muhammad Zainuddin.

Setelah setahun lebih tinggal di Matan, Raden Bima dikaruniai seorang putra yang

diberi nama Raden Melia, sekaligus meminta izin dan restu untuk kembali ke

Sambas. Mendapat izin dan restu dari Sultan Muhammad Zainuddin, Raden Bima

51 Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

44

beserta anak dan istri kembali ke Sambas. Mendengar hal ini, Sultan Muhammad

Syafiuddin I beserta rakyatnya menyambut dengan mengelu-elukan mereka,

kemudian menabur beras kuning serta di tepung tawari, sebagaimana adat

kesultanan Sambas52.

Berada tidak lama di Sambas, Raden Bima dititahkan oleh Sultan

Muhammad Syafiuddin I untuk mengunjungi keluarganya di Brunei. Berangkat

menggunakan tiga buah perahu, Raden Bima berangkat mengunjungi Sultan

Brunei di daerah Kelaka. Melihat hal itu, Sultan Muhyiddin menyambut Raden

Bima dengan Upacara Perarakan di Pasir Perarakan daerah Ujung Sapoh, Kuala

Brunei, sekaligus menobatkan Raden Bima menjadi Sultan dengan gelar Sultan

Anom di istana Sultan Brunei. Dengan dilantiknya Raden Bima menjadi Sultan

Anom, Sultan Brunei memberikan hadiah alat-alat kebesaran kerajaan (regalia)53

berupa payung ubur-ubur, payung keemasan, tombak canggah, tombak bertatah

emas, keris, tempat dian, puan keemasan, gendang nobat, nekara, gong kromong,

serunai nafiri, dan gambang yang lengkap dengan para pemainnya54.

Setelah mendapat persetujuan dari Sultan Muhyiddin, Raden Bima meminta

diri untuk kembali ke Sambas. Selain alat-alat kebesaran kerajaan yang diperoleh

dari Sultan Muhyiddin, terdapat alat-alat kebesaran kerajaan yang diwariskan oleh

Ratu Sepudak yang terdiri dari sebuah meriam kecil berbentuk pendek gemuk

yang tidak memiliki buntut dengan nama Raden Mas, sebuah meriam kecil lagi

52 Ibid., h. 44.

53 Regalia adalah alat-alat kebesaran kerajaan yang diberikan sebagai hadiah dan acap kali

dijadikan pusaka kerajaan. Alat-alat ini hanya digunakan dalam upacara yang dianggap penting.

54 Ansar Rahman, dkk, op. cit., h. 45.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

45

yang tidak memiliki buntut dengan nama Raden Kajang, dan sebuah meriam kecil

berbentuk panjang bernama Raden Sambir. Benda-benda kebesaran kerajaan ini

merupakan pusaka kesultanan dan hanya dikeluarkan bila ada upacara penting.

Setibanya Raden Bima di Sambas yang telah dinobatkan oleh Sultan

Muhyiddin dengan gelar Sultan Anom, dengan persetujuan Wazir, para Menteri,

dan Panglima Hulubalang, Raden Bima diangkat menjadi Sultan Sambas dengan

gelar Sultan Muhammad Tajuddin yang merupakan Sultan Sambas ke-2. Sultan

Muhammad Syafiuddin I yang telah menyerahkan jabatannya kepada anaknya,

Sultan Muhammad Tajuddin, dilantik menjadi Yang Dipertuan Kesultanan

Sambas. Dengan pemerintahan yang baru, Sultan Muhammad Tajuddin dengan

menganut Islam yang sangat taat dan memiliki gagasan-gagasan baru memadukan

keduanya untuk memajukan Kesultanan Sambas55. Ia berpendapat untuk

memindahkan ibukota pusat pemerintahan yang pada waktu itu dirasa kurang

cocok untuk mendirikan sebuah Istana dan Kesultanan. Setelah melakukan

perundingan dengan ayahnya, Yang Dipertuan Kesultanan Sambas, Wazir, dan

para Menteri, ibukota Sambas dipindahkan dari Lubuk Madung ke Muara Ulakan,

yakni di pertemuan tiga anak sungai, sungai Sambas Kecil, sungai Subah, dan

sungai Teberau56.

Setelah menyerahkan pemerintahan Kesultanan Sambas kepada Raden Bima

dan semakin bertambah tua, Sultan Muhammad Syafiuddin I, dengan gelar

55 Ibid., h. 46.

56 Ibid., h. 46-47.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

46

terakhir Yang Dipertuan Kesultanan Sambas wafat pada 10 Muharam 1080 H,

bertepatan pada hari Jumat tanggal 9 Juni 166957.

57 Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

47

BAB III

SAMBAS SESUDAH ISLAM MASUK

A. Kesultanan Sambas

Masuk dan berkembangnya Islam di Sambas tidak terlepas dari adanya

peran penting para agen akulturasi yakni para pedagang dari Arab, Gujarat,

Brunei, dan Banjar yang telah menganut Islam membawa Islam masuk baik

melalui jalur laut maupun jalur darat dengan cara berdagang serta adanya

pernikahan campuran baik dengan masyarakat lokal maupun kaum bangsawan

kerajaan. Selain itu, pengaruh dari Raja Tengah yang melakukan pengembangan

ajaran Islam di Sambas semakin membuat Islam diterima dengan baik oleh

masyarakat. Hal ini terjadi dikarenakan baik para pedagang maupun Raja Tengah

melakukan proses integrasi yang kemudian menghasilkan akulturasi dengan

masyarakat Sambas. Puncaknya Ratu Anom Kesuma Yuda yang merupakan raja

terakhir kerajaan Hindu Sambas menyerahkan pemerintahan dan negeri Sambas

kepada Raden Sulaiman dan istri58.

Proses masuknya Islam di Sambas tidak berbeda jauh dengan terjadinya

proses masuknya Hindu. Islam mulai masuk ke Sambas pada abad ke-14 M,

kemudian tumbuh dan berkembang pada tahun 1600. Masuknya Hindu maupun

Islam di Sambas dapat diterima oleh masyarakat Sambas dikarenakan keduanya

mau melakukan proses integrasi terlebih dahulu dengan budaya masyarakat

Sambas. Terlepas dari proses itu, terdapat anggapan jika budaya lokal yang masih

58 Ansar Rahman, dkk, Kabupaten Sambas – Sejarah Kesultanan dan Pemerintah Daerah.

Pontianak: Taurus-Semar Karya, 2001, h. 42-43.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

48

dipegang teguh oleh suku Dayak dan masyarakat Hindu sulit berintegrasi dengan

Islam. Seiring berjalannya waktu, anggapan tersebut hilang setelah Islam semakin

berkembang dan menjadi pedoman bagi berjalannya proses pemerintahan dari

Kesultanan Sambas. Dengan adanya proses integrasi dan akulturasi yang

dilakukan oleh Islam, secara perlahan masyarakat Sambas mulai memeluk Islam

dan meninggalkan tradisi Hindu. Selain itu, masyarakat suku Dayak secara

perlahan mulai bisa menerima Islam dalam lingkungan masyarakat mereka yang

sangat berbeda.

Islam masuk ke Sambas pada mulanya tidak langsung diterima oleh

masyarakat. Diperlukan kurun waktu yang cukup lama agar dapat diterima oleh

masyarakat hingga menjadi sebuah Kesultanan. Apalagi pada waktu itu Sambas

masih dalam bentuk sebuah Kerajaan Hindu yang dipimpin oleh seorang Ratu.

Islam mulai masuk dan berkembang di daerah Kerajaan setelah Raja Tengah yang

berasal dari Brunei menikah dengan adik dari Sultan Matan yang kemudian

tinggal di Sambas59. Perkembangan Islam di Sambas semakin luas setelah anak

dari Raja Tengah, yakni Raden Sulaiman dengan gelar Sultan Muhammad

Syafiuddin I, Sultan Sambas pertama ikut mengajarkan ajaran Islam kepada

segenap keluarga dan kerabat Kesultanan Sambas. Dari langkah inilah, kemudian

mulai banyak masyarakat ikut tertarik dan Islam semakin berkembang di Sambas.

Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Syafiuddin I terdapat banyak

perubahan dalam struktur pemerintahan Kesultanan, dimana pada masa ini

merupakan tahap awal dari penggunaan sistem birokrasi Islam di Kesultanan

59 Ibid., h. 32.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

49

Sambas. Setelah secara resmi menjabat sebagai Sultan di Sambas, Sultan

Muhammad Syafiuddin I semakin menggiatkan pengembangan ajaran Islam.

Selain itu, dalam pemerintahannya, Sultan Muhammad Syafiuddin I telah

menetapkan tata cara pemilihan Sultan, yakni:

1. Pengganti Sultan selanjutnya ditunjuk atau berasal dari keturunan Sultan

yang sedang bertahta, kemudian dipilih oleh kaum kerabat istana.

2. Setelah dipilih dan ditetapkan, kemudian diumumkan ke seluruh negeri

supaya diakui sebagai Sultan yang baru.

Setelah itu, setiap akan menobatkan seorang Sultan, akan diangkat juga para

Wazir beserta menteri-menteri. Dalam melaksanakan tugasnya, terdapat falsafah

rakyat Sambas yakni, aur bergantung ke tebing, tebing bergantung ke aur.

Artinya Sultan untuk rakyat dan rakyat untuk Sultan60. Sifat-sifat asli ini dalam

perjalanan Kesultanan dan adat istiadat Sambas telah dilakukan secara turun-

temurun. Selain itu, dalam upacara penobatan Sultan, Wazir, Menteri, Pangeran,

acara perkawinan dan kematian benda pusaka digunakan dengan ketentuan:

a. Pada acara pelantikan Sultan dilengkapi dengan payung kuning, tombak

canggah sebanyak 12 buah. Sedangkan pada acara perkawinan dan

kematian dilengkapi dengan payung kuning dan tombak canggah

sebanyak 8 buah.

b. Pada acara pelantikan Wazir, Menteri, dan Pangeran dilengkapi dengan

payung kuning, tombak canggah sebanyak 8 buah. Sedangkan pada acara

perkawinan atau kematian dilengkapi dengan 6 buah tombak canggah.

60 Ibid., h. 46.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

50

c. Pada acara pelantikan Uray menjadi Raden dilengkapi dengan payung

kuning, tombak canggah sebanyak 4 buah. Sedangkan pada acara

pernikahan atau kematian 2 buah tombak canggah61.

Tata cara yang telah dilakukan oleh Sultan Muhammad Syafiuddin I di atas

merupakan salah satu wujud untuk melestarikan historiografi dan menata

Kesultanan Sambas. Dengan hadirnya Sultan Muhammad Syafiuddin I sebagai

Sultan pertama Sambas, sistem atau tatanan pemerintahan yang pada awalnya

menggunakan sistem Hindu kini menjadi sistem pemerintahan Islam. Pada masa

pemerintahan Sultan Muhammad Syafiuddin I menjadi titik balik dari berjayanya

Kesultanan Sambas. Hal ini ditandai dengan didirikannya sebuah kota dan sarana

untuk mengajarkan Islam di Kota Bandir, sebelum pada akhirnya dipindahkan

oleh Sultan Muhammad Tajuddin ke Muara Ulakan.

Sultan Muhammad Syafiuddin I merupakan raja pertama di Kerajaan Islam

Sambas yang menggunakan gelar Sultan. Gelar ini kemudian diteruskan sampai

Sultan Sambas ke-15. Sultan Muhammad Syafiuddin I merupakan orang yang

pertama menerapkan tata pemerintahan yang berlandaskan Islam di Kesultanan

Sambas. Meskipun pada pemerintahan Sultan Muhammad Tajuddin, Kesultanan

Sambas semakin mengalami kemajuan baik dalam hal ekonomi maupun agama.

Di mana disetiap desa didirikan surau dan tempat pengajian untuk memperdalam

Islam.

Pada awal masa pemerintahan Sultan Muhammad Syafiuddin I tidak

diketahui secara pasti apakah pernah mendirikan sebuah masjid di sekitar

61 Ibid., h. 46.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

51

Kesultanan yang pada waktu itu masih berada di daerah Lubuk Madung, atau

hanya menganjurkan kepada masyarakat untuk mendirikan masjid dan surau.

Namun, pada proses penyebaran Islam di Sambas pada akhir abad ke-16 M yang

terletak di Kota Bangun telah didirikan sebuah masjid oleh ulama dari

Semenanjung dan Sumatera. Barulah pada masa pemerintahan Sultan Muhammad

Tajuddin, Sultan Umar Akamuddin I, dan Sultan Muhammad Syafiuddin II

diketahui bahwa mereka telah mendirikan masjid dan semakin mengembangkan

ajaran-ajaran Islam di Kesultanan Sambas.

Para Sultan Sambas yang dimulai dari Sultan Muhammad Syafiuddin I

sampai wafatnya Sultan Muhammad Mulia Ibrahim Syafiuddin, selama 312 tahun

telah mengembangkan Islam. Selain mendirikan Istana Kesultanan, para Sultan

juga mendirikan masjid dan menganjurkan kepada masyarakat untuk membangun

surau dan masjid di setiap perkampungan. Masjid Sambas pertama diperkirakan

didirikan pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Tajuddin dengan bentuk

yang sederhana. Masjid ini memiliki mimbar antik untuk seorang khatib

berkhotbah yang terbuat dari kayu berwarna merah dengan ukiran berwarna emas

diberikan oleh para pelaut dan pedagang yang berasal dari Palembang. Di dalam

masjid terdapat sebuah bandi atau bejana keramik yang digunakan untuk

menampung air untuk wudhu hadiah dari Sultan Brunei, Sultan Muhyiddin

kepada Sultan Muhammad Tajuddin atas pelantikannya sebagai Sultan Anom62.

Kemudian di bagian luar atas migrab masjid tergantung ayat suci Al-Quran yang

berbunyi: “Innama Yagmuru Masajidillahu Man Ammana Billah Wal Yaumil

62 Ibid., h. 88.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

52

Akhir”. Hanya orang-orang yang memakmurkan masjid Allah adalah orang-orang

yang beriman dengan Allah dan hari yang akhir.

Sementara itu, pada masa pemerintahan Sultan Umar Akamuddin I yang

disebut oleh rakyat Sambas sebagai Marhum Adil karena memerintah dengan adil,

mendirikan sebuah masjid baru untuk menggantikan masjid yang lama. Nama

masjid ini ialah Kamasallaita yang merupakan masjid kedua yang pernah

dibangun di Kesultanan Sambas. Dalam pemerintahan Sultan ke-13, Sultan

Muhammad Syafiuddin II, turut dibangun sebuah masjid besar dengan nama

masjid Jami’. Masjid ini merupakan masjid ketiga yang dibangun di kota Sambas

dan salah satu masjid tertua di Kalimantan Barat.

Bangunan masjid yang megah dan bersejarah ini memiliki arti dan simbolik

dari Sultan Muhammad Syafiuddin II beserta Sultan yang memerintah di

Kesultanan Sambas. Jumlah tiang tengah bagian tengah dalam masjid Jami’

berjumlah delapan batang yang memiliki makna pendirinya ialah Sultan ke-8 atau

Sultan ke-14 garis keturunan Kesultanan Sambas. Atap masjid memiliki tiga

tingkat. Selain itu, masjid Jami’ memiliki tiga pendopo untuk masuk, yakni

pendopo serambi bagian utara, selatan, dan timur. Masjid Jami’ memiliki

arsitektur yang unik karena masjid berlantai dua, dan didalamnya memiliki

bundaran artistik dari bahan kayu belian, serta terdapat sebuah mimbar khotbah

kecil di bagian depan masjid. Modal dan bahan utama untuk mendirikan masjid

Jami’ ini berasal dari rumah kediaman keluarga Sultan Umar Akamuddin III yang

berada di Tanjung Rengas63. Sultan Muhammad Syafiuddin II dikenal sebagai

63 Ibid., h. 87.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

53

pendongkrak perkembangan perekonomian di Kesultanan Sambas melalui

kemajuan pembangunan, pendidikan dan agama.

Dalam masa pemerintahannya, meskipun tidak banyak melakukan

perubahan yang sangat signifikan dalam hal pembangunan di Kesultanan Sambas,

Sultan Muhammad Syafiuddin I dikenal dan dicintai oleh masyarakat sebagai

seorang Sultan yang baik dan bijaksana serta taat beragama. Bagi Sultan

Muhammad Syafiuddin I dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang Sultan

selalu berpegang teguh pada falsafah rakyat Sambas, yakni aur bergantung ke

tebing, tebing bergantung ke aur. Sultan untuk rakyat, dan rakyat untuk Sultan.

Saat memerintah di Kesultanan Sambas, Sultan Muhammad Syafiuddin I dibantu

oleh Wazir, Menteri-menteri, dan pejabat Kesultanan yang cukup cakap dalam

bertugas. Wazir yang ditunjuk untuk membantu pemerintahan Sultan Muhammad

Syafiuddin I ialah saudaranya sendiri Raden Badaruddin diangkat menjadi

Pangeran Bendahara Seri Maharaja dan Raden Abdulwahab diangkat menjadi

Pangeran Tumenggung Jaya Kesuma64. Berkat bantuan para perangkat pemerintah

Kesultanan yang telah dipimpinnya, tidak susah untuk mengembangkan dan

mengislamkan para pendatang, orang-orang suku Dayak beserta para pengikut

Sultan Muhammad Syafiuddin I yang berada dan tinggal di sekitar wilayah

Kesultanan Sambas.

Proses untuk melakukan Islamisasi di Sambas sudah dilakukan pada tahun

1600, yang dilakukan oleh Raja Tengah, ayah dari Sultan Muhammad Syafiuddin

I. Berkat belajar dan memperdalam Islam melalui kitab suci Al-Quran di

64 Ibid., h. 43.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

54

Kesultanan Matan dengan Syech Syamsuddin utusan dari Raja Mekah65.

Pendalaman mengenai ajaran Islam ini terus diturunkan kepada anak-anak dan

para pengikutnya. Hal ini merupakan modal yang besar bagi Sultan Muhammad

Syafiuddin I untuk terus memperdalam, mengembangkan dan mengajarkan ajaran

Islam di wilayah Kesultanan Sambas.

Pada masa pemerintahannya, Sultan Muhammad Syafiuddin I menikah

dengan Puteri Mas Ayu Bungsu, putri kedua dari Ratu Sepudak, Raja dari

pemerintahan Kerajaan Hindu Sambas. Dari pernikahannya dengan Puteri Mas

Ayu Bungsu, Sultan Muhammad Syafiuddin I dikaruniai seorang anak laki-laki

yang kemudian menjadi putra mahkota penggantinya, yakni Raden Bima yang

bergelar Sultan Muhammad Tajuddin.

B. Struktur Pemerintahan Kesultanan Sambas

Sambas dari dahulu menjadi Kerajaan yang kuat semenjak masa

pemerintahan Hindu dan semakin bertambah maju serta kuat setelah masuknya

pengaruh Islam hingga menjadi Kesultanan. Seperti yang telah disampaikan pada

Bab sebelumnya, masuknya Islam di Sambas terjadi pada abad ke-14 M. Islam

semakin berkembang hingga ke wilayah Kerajaan terjadi pada tahun 1600, yang

kemudian menjadi cikal-bakal lahirnya Kesultanan Sambas. Dalam struktur

pemerintahan yang dimulai pada masa Kerajaan Hindu hingga pada masa

Kesultanan Sambas terdapat sebutan yakni Ratu, Raden, Sultan, dan Yang

Dipertuan. Gelar Ratu atau Raja yang digunakan pada masa pemerintahan Ratu

65 Ibid., h. 31.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

55

Sepudak di bawah pengaruh Hindu. Raden digunakan setelah pengaruh Islam

semakin diterima di Sambas dan digunakan oleh Raja Tengah pada waktu itu

untuk nama anak-anaknya dan pewaris mahkota. Gelar Sultan digunakan pada

masa pemerintahan Sultan Muhammad Syafiuddin I hingga Sultan ke-15 di bawah

pengaruh Islam. Dan sebutan Yang Dipertuan merupakan sebutan untuk

menghormati para Sultan yang setelah turun dari tahtanya.

Dalam suatu pemerintahan, seorang Sultan dibantu oleh abdi-dalem

kerajaan yang terdiri dari Wazir, Menteri-menteri, dan para pembesar Kerajaan

atau Kesultanan. Para abdi-dalem ini juga dalam membantu di dalam

pemerintahan menggunakan gelar bangsawan tertentu seperti Raden atau

Pangeran. Untuk mengangkat seorang Wazir, hanya seorang Sultan saja yang

berhak untuk menentukan siapa yang berhak menjadi Wazir. Syarat utama untuk

ditunjuk dan dipilih oleh Sultan untuk menjadi seorang Wazir ialah harus

keturunan bangsawan Kesultanan. Biasanya yang diangkat menjadi seorang Wazir

adalah saudara dari Sultan itu sendiri. Selain itu, syarat lain yang harus dimiliki

oleh seorang Wazir ialah memiliki kesetiaan kepada Sultan dan dapat

bertanggungjawab terhadap tugas-tugas yang telah dititahkan Sultan. Seorang

Wazir tidak boleh berkhianat kepada Sultan serta wajib mematuhi semua perintah

yang diberikan kepadanya. Setelah dirasa memiliki persyaratan tersebut, seorang

calon Wazir diangkat dengan melakukan pengucapan sumpah setia kepada Sultan

dan Kesultanannya66.

66 Ibid., h. 39.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

56

Dalam masa pemerintahannya, Sultan Muhammad Syafiuddin I mempunyai

dua orang Wazir yang bernama Pangeran Bendahara Seri Maharaja dan Pangeran

Tumenggung Jaya Kesuma. Selain mempunyai dua orang Wazir, Sultan

Muhammad Syafiuddin I juga memiliki dua orang Menteri yang bernama Kyai

Dipa Sari dan Kyai Satia Bakti67. Pangeran Bendahara Seri Maharaja dan

Pangeran Tumenggung Jaya Kesuma merupakan Wazir pertama di Kesultanan

Sambas. Mereka berdua merupakan saudara kandung dari Sultan Muhammad

Syafiuddin I dengan nama asli Raden Badaruddin dan Raden Abdulwahab68.

Sebagai seorang Wazir mereka berdua memiliki kekuasaan yang tidak kalah

penting dengan Sultan, dan memiliki kekuasaan untuk memerintahkan para

Menteri yang berada di bawahnya. Bahkan, di saat Sultan melakukan perjalanan

ke luar wilayah baik untuk urusan pribadi maupun Kesultanan, kendali

pemerintahan diserahkan kepada seorang Wazir.

Hal yang cukup berbeda ketika menentukan pengangkatan seorang Menteri.

Ada kalanya dalam menunjuk seorang Menteri tidak harus berasal dari kalangan

Kesultanan atau bangsawan saja, tetapi dapat juga yang berasal dari rakyat biasa

dan pemuka agama yang tentunya memiliki jejak rekam yang baik, cakap dan

mampu mengemban tugas seorang Menteri Kesultanan. Pemilihan seorang

Menteri tidak serta-merta diputuskan oleh Sultan sendiri, melainkan mendapat

saran dari seorang Wazir siapa yang layak dan sesuai menjadi Menteri-menteri

Kesultanan. Menteri-menteri yang telah diangkat oleh Sultan tersebut harus

mengikuti perintah yang dari Wazir. Selain itu, tugas para Menteri juga

67 Ibid., h. 39-43.

68 Ibid., h. 43.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

57

melakukan perintah Wazir yang telah dititahkan oleh Sultan yang berhubungan

dengan urusan pemerintahan Kesultanan, seperti urusan agama, adat istiadat,

kerusuhan dalam negeri, menahan dan menyerang balik serangan musuh. Secara

hukum, para Menteri-menteri berada langsung di bawah perintah seorang Wazir.

Berikut ini tugas utama dari seorang Wazir:

a. Pada saat Sultan melakukan suatu pertemuan musyawarah untuk

mengatur urusan Kesultanan, Wazir wajib hadir. Keduanya harus sepakat

mengenai urusan-urusan tertentu. Jika wazir tidak sependapat mengenai

masalah dalam musyawarah tersebut, Sultan akan menundanya dan

mengadakan musyawarah lagi sampai kedua belah pihak benar-benar

sepakat. Sultan tidak bisa memutuskan dan bertindak sepihak tanpa

adanya persetujuan dari Wazir. Hal ini dilakukan karena Wazir

merupakan pelaksana harian yang bertugas menjalankan apa yang

menjadi keputusan bersama dengan Sultan.

b. Sultan menyerahkan tanggung jawab urusan Kesultanan kepada Wazir.

Wazir diharuskan mengatur negeri, memelihara kehidupan rakyat dan

meningkatkan kemakmuran rakyat.

c. Sewaktu Sultan melakukan perjalanan ke luar baik untuk urusan pribadi

maupun Kesultanan, Wazir harus tetap berada di pusat pemerintahan

untuk menjaga keamanan Istana dan keamanan Kesultanan69.

Penghasilan seorang Wazir diperoleh terbanyak kedua setelah Sultan.

Penghasilan ini diperoleh dari pungutan-pungutan pajak para pendatang yang

69 Ibid., .h. 39.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

58

berdagang dan hidup menetap di wilayah Kesultanan Sambas. Dengan letak

wilayah yang sangat strategis, Kesultanan Sambas menjadi jalur transportasi air

yang banyak disinggahi oleh para pedagang lokal maupun para pedagang asing

untuk melakukan transaksi perdagangan sekaligus melakukan penyebaran Islam.

Setiap motor klotok70 pedagang melintas dan singgah di wilayah Kesultanan

diharuskan untuk membayar pajak kepada Kesultanan Sambas.

Selain diangkatnya struktur pemerintahan yang menjadi perangkat

Kesultanan di bawah Wazir, Menteri-menteri yang mengurus urusan pemerintah

sehari-hari dan urusan agama, diangkat juga pejabat-pejabat Kesultanan yang

mengurus masyarakat lokal seperti orang-orang Melayu dan Dayak maupun para

pendatang. Dalam memperoleh penghasilan antara Wazir, Menteri-menteri, dan

pejabat-pejabat Kesultanan berbeda-beda. Kekuasaan dan privilese menentukan

besar kecilnya penghasilan yang diperoleh.

C. Pemerintahan Sultan Sambas Setelah Sultan Muhammad Syafiuddin I

Sultan Muhammad Syafiuddin I merupakan Sultan pertama di Kesultanan

Sambas yang mulai menerapkan dan mengembangkan sistem Islam di dalam

lingkungan Kesultanan. Seiring berjalannya waktu, sistem pemerintahan yang

semula masih menggunakan sistem Kerajaan Hindu secara perlahan sudah mulai

ditinggalkan. Pemerintahan Sultan Muhammad Syafiuddin I merupakan pembuka

lembaran baru bagi perkembangan Islam di Kesultanan Sambas yang semakin

berkembang pesat. Bersama dengan Wazir, Menteri-menteri, dan pejabat

70 Motor klotok adalah kapal yang berukuran sedang disesuaikan dengan lebar aliran sungai

dan sudah menggunakan mesin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

59

Kesultanan, Sultan secara bertahap terus mengembangkan ajaran Islam dengan

melakukan penulisan dan mendirikan masjid dan surau untuk masyarakat. Dalam

masa pemerintahannya, Sultan Muhammad Syafiuddin I memerintah dengan baik,

dan bahkan dicintai oleh masyarakat.

a. Raden Bima Bergelar Sultan Muhammad Tajuddin (1668-1708)

Semakin berkembangnya Islam di Kesultanan Sambas tidak terlepas dari

adanya peran yang sangat besar dari Sultan Muhammad Syafiuddin I. Hal ini terus

berlanjut hingga Sultan Muhammad Syafiuddin I yang terakhir bergelar Yang

Dipertuan Kesultanan Sambas wafat pada 10 Muharam 1080 H, hari Jumat

bersamaan dengan 9 Juni 166971. Dengan ini, tahta Kesultanan diserahkan kepada

anaknya, Raden Bima, sekaligus meneruskan semangat ayahanda untuk tetap

mengembangkan ajaran Islam di Kesultanan Sambas.

Raden Bima dilantik menggantikan ayahnya, Sultan Muhammad Syafiuddin

I, oleh Wazir, para Menteri, dan Panglima Hulubalang menjadi Sultan Sambas

dengan gelar Sultan Muhammad Tajuddin. Sultan Muhammad Tajuddin

merupakan Sultan kedua Sambas setelah masa Islam semakin berkembang. Sultan

Muhammad Tajuddin memerintah di Kesultanan Sambas selama 40 tahun. Selama

memerintah, Sultan Muhammad Tajuddin dibantu oleh Wazir yang bernama

Raden Ahmad yang bergelar Pangeran Bendahara Seri Maharaja, putra dari Raden

Abdulwahab, selain itu dibantu juga oleh Menteri, dan Pejabat Kesultanan. Sultan

71 Ibid., h. 47.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

60

Muhammad Tajuddin juga penganut Islam yang sangat taat72. Dengan gagasan-

gagasan yang cemerlang, beliau juga yang telah memindahkan pusat Kesultanan

Sambas dari Lubuk Madung ke Muara Ulakan hingga sekarang.

Pada masa pemerintahannya, Sultan Muhammad Tajuddin sangat arif dan

bijaksana. Di Simpang Muara Ulakan, tempat Istana Kesultanan dijadikan pusat

pengembangan Islam. Di setiap desa didirikan bangunan surau dan tempat

pengajian yang dijadikan tempat untuk memperdalam Islam. Pembangunan

tempat beribadat di setiap desa ini dilakukan karena jumlah penganut Islam

semakin bertambah serta ajaran Islam mulai diterima di wilayah pedalaman-

pedalaman Kesultanan Sambas.

Semakin berkembangnya penyebaran Islam membuat pemerintahan Sultan

Muhammad Tajuddin dari tahun ke tahun semakin bertambah maju dan makmur

baik dalam jalur perdagangan yang semakin ramai, hasil pertanian dan

pertambangan emas. Hal ini kemudian membuat para saudagar, dan kaum pelaut

berdatangan ke Kesultanan Sambas, sambil menjual belikan barang-barang

dagangan mereka. Demikian juga dengan hubungan dengan Kesultanan Brunei

dan Kesultanan Matan, semakin erat dengan cara memberikan dan

memperkenalkan hasil barang-barang kesenian masing-masing sebagai tanda

kaum kerabat73.

Sultan Muhammad Tajuddin memiliki seorang istri yang bernama Puteri

Indra Kesuma, yang berasal dari Kesultanan Matan, adik bungsu dari Sultan

72 Ibid., h. 46-47.

73 Ibid., h. 47.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

61

Muhammad Zainuddin. Dari pernikahan ini, Sultan Muhammad Tajuddin

dikaruniai beberapa orang anak yakni Raden Mulia (Melia) sebagai Putra

Mahkota, Raden Tengah, Raden Jenab, Raden Rasmi, Raden Ratna Kumala, dan

Raden Fatima. Memimpin Kesultanan Sambas dengan aman, makmur, dan adil,

Sultan Muhammad Tajuddin wafat dalam usia tua. Raden Bima yang bergelar

Sultan Muhammad Tajuddin wafat pada hari Jumat 1 Syafar 1120 H, bertepatan

dengan 22 April 170874.

b. Raden Mulia (Melia) Bergelar Sultan Umar Akamuddin I (1708-1732)

Setelah Sultan Muhammad Tajuddin wafat, menurut adat istiadat di

Kesultanan Sambas pengganti biasanya diangkat berdasarkan persetujuan

keluarga Sultan beserta para Menteri. Berdasarkan persetujuan tersebut,

dinobatkanlah Raden Melia sebagai Sultan ke-3 dengan gelar Sultan Umar

Akamuddin I.

Pada masa pemerintahannya, Sultan Umar Akamuddin I dikenal sangat adil

dan bijaksana, sehingga oleh rakyat Sambas disebut dengan “Marhum Adil”. Hal

ini didasarkan bahwa sebagai seorang Sultan ia memegang teguh dasar ajaran

Islam yang sejati dan berperikemanusiaan, tidak sewenang-wenang dalam

melaksanakan tugas dalam pemerintahan Kesultanan. Selain itu, sebagai bentuk

seorang muslim yang teguh, Sultan Umar Akamuddin I mendirikan sebuah masjid

baru untuk menggantikan masjid yang lama di Desa Dalam Kaum, dan diberi

nama masjid “Kamasallaita”.

74 Ibid., h. 48.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

62

Selama pemerintahannya, Sultan Umar Akamuddin I memiliki seorang istri

yang bernama Utin Kemala yang berasal dari Kerajaan Landak dikaruniai

beberapa orang anak, yakni Raden Dinga, Raden Timba, dan Raden Bungsu yang

menjadi Putera Mahkota. Sultan Umar Akamuddin memerintah di Kesultanan

Sambas selama 24 tahun. Dalam pemerintahan yang sangat adil dan bijaksana,

Sultan Umar Akamuddin I wafat pada hari Jumat 2 Rabiul Awal 1145 H,

bertepatan dengan tanggal 24 Agustus 173275.

c. Raden Bungsu Bergelar Sultan Abubakar Kamaluddin (1731-1762)

Setelah Sultan Umar Akamuddin I wafat, menurut adat istiadat di

Kesultanan Sambas pengganti biasanya diangkat berdasarkan persetujuan

keluarga Sultan beserta para menteri. Berdasarkan persetujuan tersebut,

dinobatkanlah Raden Bungsu sebagai Sultan ke-4 dengan gelar Sultan Abubakar

Kamaluddin. Pemerintahan yang dilangsungkan oleh Sultan Abubakar

Kamaluddin di Kesultanan Sambas selama 30 tahun. Selama periode

pemerintahannya, Sultan Abubakar Kamaluddin hanya dapat melanjutkan dan

melaksanakan kegiatan pemerintahan yang telah dirintis oleh Sultan sebelumnya.

Hal ini dikarenakan sewaktu diangkat menjadi Sultan ia sudah uzur (sakit).

Sultan Abubakar Kamaluddin memiliki seorang istri yang bernama Ratu

Agung Surya Kusuma binti Opu Daeng Kamasi’. Dari pernikahan ini, Sultan

Abubakar Kamaluddin dikaruniai beberapa orang anak, yakni Raden Jama’

(Jamak) sebagai Putera Mahkota, Raden Ikram, Raden Lasum, Raden Inuk, Raden

75 Ibid., h. 48.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

63

Fatima, dan Pangeran Muda Sulungi (Pangeran Jaya Kesuma). Sultan Abubakar

Kamaluddin wafat pada hari Senin 8 Rajab 1175, bertepatan dengan tanggal 3

Februari 176276.

d. Raden Jamak Bergelar Sultan Umar Akamuddin II (1762-1793)

Setelah Sultan Abubakar Kamaluddin wafat, menurut adat istiadat di

Kesultanan Sambas pengganti biasanya diangkat berdasarkan persetujuan

keluarga Sultan beserta para Menteri. Berdasarkan persetujuan tersebut,

dinobatkanlah Raden Jamak sebagai sultan ke-5 dengan gelar Sultan Umar

Akamuddin II. Pemerintahan Sultan Umar Akamuddin II di Kesultanan Sambas

berlangsung selama 33 tahun.

Pada masa pemerintahan Sultan Umar Akamuddin II mendatangkan orang-

orang Cina secara besar-besaran di Sambas. Selain itu, Sambas juga dibuka

menjadi daerah perkumpulan orang-orang Cina pada abad ke-18. Barang tambang

seperti emas telah banyak diketahui di daerah perbukitan sebelah Timur dan

Tenggara Sambas. Selama dua puluh tahun orang-orang Cina di Kesultanan

Sambas menjadi ribuan serta melakukan kontrak dengan Sultan untuk membuka

tambang emas. Untuk menanggulangi hal ini, Sultan Umar Akamuddin II

mengangkat orang-orang Dayak untuk mengawasi kongsi Cina77.

Pada masa pemerintahan Sultan Umar Akamuddin II, timbul dua peristiwa

genting yang terjadi di Kesultanan Sambas, yakni:

76 Ibid., h. 49.

77 Arena Wati, Syair ‘’Perang Cina di Montrado’’. University Kebangsaan Malaysia, 1989,

h. 41 dan Sejarah Indonesia. Karunia: Jakarta, Universitas Terbuka, 1986, h. 129.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

64

Pada tahun 1770 kongsi Cina dari daerah Lara, Lumar, dan Monterado

melakukan perlawanan terhadap Kesultanan Sambas.

Pada tahun 1778 terjadi sengketa tapal batas antara Kesultanan Sambas

dengan Kerajaan Mempawah.

Namun, kedua peristiwa ini kemudian dapat diselesaikan dengan cara

musyawarah mufakat oleh masing-masing pihak78.

Sultan Umar Akamuddin II mempunyai banyak istri, permaisuri yang

pertama yang bergelar Ratu Sultan dan dikaruniai seorang putra yang bernama

Raden Achmad (Raden Gayung). Permaisuri kedua yang bergelar Mas Sultan

binti Pangeran Mangku bin Pangeran Tamba’ Raja yang berasal dari keturunan

raja-raja di negeri Landak, dikaruniai dua anak laki-laki yang bernama Raden

Mantri dan Raden Samba’. Dengan permaisuri ketiga yang bergelar Mas Ayu

dikaruniai dua anak laki-laki yang bernama Raden Pasu dan Raden Semar. Pada

hari Rabu, 12 Rabiul Awal 1200 H, bertepatan pada tanggal 13 Januari 1786,

Sultan Umar Akamuddin II telah menyatakan berhenti dan menyerahkan

kekuasaannya kepada puteranya Raden Gayung untuk memerintah di Kesultanan

Sambas79.

78 Ansar Rahman, dkk, Kabupaten Sambas, h. 50-51.

79 Ibid., h. 51.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

65

e. Raden Gayung Bergelar Sultan Muda Achmad Tajuddin (1786-1793)

Setelah Sultan Umar Akamuddin II mundur dari pemerintahan pada 13

Januari 1786, Kesultanan Sambas menyerahkan sekaligus menobatkan putranya

Raden Gayung menjadi Sultan ke-6 dengan gelar Sultan Muda Achmad

Tajuddin80. Sultan Muda Achmad Tajuddin memerintah di Kesultanan Sambas

selama tujuh tahun. Dalam masa pemerintahannya yang tidak lama, Sultan Muda

Achmad Tajuddin tidak banyak melakukan perubahan yang berguna bagi

Kesultanan. Hal ini dikarenakan Sultan Muda Achmad Tajuddin menderita sakit

keras yang menyebabkan ia meninggal pada hari Ahad, 15 Ramadhan 1207 H,

bertepatan dengan tanggal 23 April 1793 dan disebut dengan Marhum Gayung.

Selama masa pemerintahannya, Sultan Muda Achmad Tajuddin mempunyai

seorang istri yang bernama Syarifah Aminah binti Syarif Muhammad Alaydrus.

Dalam pernikahan ini, Sultan Muda Achmad Tajuddin tidak dikaruniai keturunan.

Oleh karena itu tahta Kesultanan Sambas digantikan oleh adiknya Raden Menteri

atau Raden Janggut81.

f. Raden Menteri (Raden Janggut) Bergelar Sultan Abubakar Tajuddin I

(1793-1815)

Setelah Sultan Muda Achmad Tajuddin wafat, karena tidak memiliki

keturunan disepakati bahwa adiknya Raden Menteri dinobatkan sebagai Sultan

ke-7 dengan gelar Sultan Abubakar Tajuddin I pada hari Selasa, 11 Zulqaidah

1216 H. Sultan Abubakar Tajuddin I memerintah di Kesultanan Sambas

80 Ibid., h. 52.

81 Ibid., h. 52.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

66

berlangsung selama 22 tahun. Pada saat yang bersamaan, diangkat juga seorang

Wazir yang bernama Raden Pasu (Pangeran Anom) dengan gelar Pangeran

Bendahara Seri Maharaja.

Pada masa pemerintahannya, Sultan Abubakar Tajuddin I mengalami

peristiwa-peristiwa penting, yakni: pertama, Kesultanan Sambas diserang oleh

Kerajaan Siak Inderapura di bawah pimpinan Raja Ismail. Pasukan Kerajaan Siak

dapat dipukul mundur oleh pasukan Kesultanan Sambas yang dipimpin oleh

Pangeran Anom. Dua tahun berselang terjadi penyerangan lagi yang dipimpin

langsung oleh Sultan Siak yang bernama Said Ali Bin Usman, namun

penyerangan ini dapat dikalahkan. Penyerangan datang dari angkatan perang yang

ketiga dibawah pimpinan Said Mustafa dan Permaisurinya yang dibantu pasukan

dari Aceh di bawah pimpinan Teuku Sambo.

Dalam pertempuran itu, Permaisuri dari Siak ini dapat dikalahkan dan gugur

di tangan Pangeran Anom. Dengan kekalahan pemimpin mereka, banyak dari

pengikut Kerajaan Siak melarikan diri mengikuti rajanya, tetapi banyak juga yang

menyerah dan mengabdikan diri kepada Kesultanan Sambas. Seorang Panglima

Siak yang memimpin pasukan dari Aceh, Teuku Sambo ditangkap dan pada

akhirnya turut mengabdikan dirinya kepada Kesultanan Sambas82.

Kedua, pemberontakan Kongsi Emas Cina yang bermula antara Kongsi Tay

Kong yang mengerjakan tambang emas di daerah Lumar dan Monterado

berselisih dengan Kongsi Sam Thioe Keo yang mengerjakan tambang emas di

Pemangkat. Penyebabnya ialah Kongsi Sam Thioe Keo mengerjakan tambang

82 Urai Riza Fahmi, dkk, Selayang Pandang Kerajaan Islam Sambas. Sambas: Istana

Alwatzikhoebillah, 2003, h. 25.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

67

emas di wilayah Kongsi Tay Kong. Pada akhirnya perselisihan ini dimenangkan

oleh Kongsi Tay Kong. Dengan modal kemenangan ini, Kongsi Tay Kong merasa

pasukannya hebat dan berani untuk melawan Sultan Abubakar Tajuddin I. Mereka

ingin melepaskan diri dari kewajiban membayar upeti kepada Kerajaan Sambas.

Mendengar hal ini, Sultan Abubakar Tajuddin I melalui pasukan yang dipimpin

Pangeran Anom dan dibantu oleh Kongsi Sam Thioe Keo melawan Kongsi Tay

Kong. Pertempuran ini meluas hingga ke lembah sungai Singkawang, dan tepat di

sekitar Singkawang Pangeran Anom berhasil mengalahkan perlawanan Kongsi

Tay Kong dengan berhasil menduduki kubu pertahanan mereka. Dalam

pertempuran ini, salah seorang Panglima Kesultanan Sambas, Teuku Sambo

gugur saat memperebutkan Monterado83.

Ketiga, pada tanggal 24 Juli 1812, Kesultanan Sambas diserang oleh tentara

Kerajaan Inggris. Pasukan ini sudah berada di Kuala Sungai Sambas untuk

membalas menyerang Kesultanan Sambas karena Pangeran Anom pernah

merampok dan menenggelamkan kapal Kerajaan Inggris84. Melihat hal ini, Sultan

Abubakar Tajuddin I segera mempersiapkan panglima-panglima dan bala

pasukannya untuk menghadapi Kerajaan Inggris. Dalam pertempuran itu, pasukan

Kerajaan Inggris yang dibantu oleh masyarakat yang berkhianat berhasil masuk ke

sungai Sambas Besar hingga ke sungai Sambas Kecil yang sebagian besar

pasukan Kesultanan Sambas dan berhasil menduduki pertahanan Kesultanan

Sambas.

83 Ibid., h. 25

84 Ibid., h. 26.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

68

Puncaknya pada tahun 1813 di atas kubu pertahanan Kesultanan Sambas

dinaikkan bendera putih sebagai tanda menyerah. Dari pertempuran ini banyak

prajurit dan panglima-panglima, termasuk Pangeran Muda gugur dalam

mempertahankan Kesultanan Sambas. Sultan Abubakar Tajuddin I beserta

keluarganya melarikan diri ke hulu Sungai Subah, daerah hutan gunung Senujuh.

Oleh karena kelelahan dalam pelariannya dan sakit dalam usia yang tua, Sultan

Abubakar Tajuddin I wafat pada Kamis malam, 20 Ramadhan 1229 H. Sultan

Abubakar Tajuddin kemudian di bawa ke Istana untuk dikebumikan85.

Selama masa pemerintahannya, Sultan Abubakar Tajuddin I memiliki

banyak istri. Istri pertama dengan Utin Kencana binti Dato’ Pangeran Aria

dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Raden Atung, istri kedua bernama Utin

Chandra Sari binti Opu Daeng Menambun dikaruniai anak bernama Raden Biru.

Istri ketiga bernama Daeng Samir binti Daeng Gembira dikaruniai seorang anak

bernama Raden Fatimah, dan istri yang keempat bernama Daeng Usul binti Daeng

Kelalak dikaruniai seorang anak bernama Pangeran Muda Aminah. Atas mufakat

keluarga Istana diangkatlah Raden Atung menjadi Putera Mahkota dengan gelar

Sultan Muda Achmad. Namun harapan dari Sultan Abubakar Tajuddin I tidak

terwujud, karena Raden Atung terlebih dahulu meninggal. Oleh karena tidak

memiliki pewaris laki-laki, berdasarkan musyawarah kerabat Istana diputuskanlah

Raden Pasu (Pangeran Anom) sebagai Sultan Muda86.

85 Ibid., h. 26-27.

86 Ansar Rahman, dkk, Kabupaten Sambas, h. 53.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

69

g. Pangeran Anom Bergelar Sultan Muhammad Ali Syafiuddin I (1815-

1828)

Sesuai dengan amanat dari Sultan Abubakar Tajuddin I, maka keluarga

Kesultanan dan masyarakat Sambas menobatkan Raden Pasu (Pangeran Anom)

menjadi Sultan ke-8 dengan gelar Sultan Muhammad Ali Syafiuddin I pada hari

Sabtu, 1 Muharam 1231 H87. Sultan Muhammad Ali Syafiuddin I memerintah di

Kesultanan Sambas berlangsung selama 13 tahun. Turut dilantik juga seorang

Wazir yang merupakan saudara Sultan yakni Raden Samba’ dengan gelar

Pangeran Bendahara Seri Maharaja dan Raden Semar dengan gelar Pangeran

Tumenggung Jaya Kesuma. Masa muda dihabiskan oleh Sultan Muhammad Ali

Syafiuddin I untuk bergaul dengan masyarakat pelaut. Selain itu, Sultan

Muhammad Ali Syafiuddin I dikenal sebagai pelaut yang ulung, bijaksana,

tangkas, gagah berani, dan siap mengorbankan diri demi keamanan dan

kemakmuran Kesultanan Sambas88.

Pada masa pemerintahannya, Sultan Muhammad Ali Syafiuddin I

menjalankan politik dan taktik peperangan serta membuka pintu Kuala Sambas

untuk kemajuan ekonomi rakyat agar semakin berkembang. Selain itu, perbatasan

Kesultanan Sambas semakin meluas, ramai, dan makmur. Sultan Muhammad Ali

Syafiuddin I berpendapat, bahwa seorang yang hendak menjadi pemimpin negeri

haruslah meninjau keluar negeri untuk belajar melihat keadaan di negeri orang,

87 Urai Riza Fahmi, dkk, op. cit., h. 27.

88 Ansar Rahman, dkk, op. cit., h. 55.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

70

jangan seperti katak dalam tempurung. Hal ini dikemukakan karena Sultan lebih

senang berada di laut.

Sebelum dinobatkan sebagai Sultan Muhammad Ali Syafiuddin I, terlebih

dahulu Pangeran Anom dijadikan Pemimpin Panglima di Kesultanan Sambas.

Dengan menggunakan kapal perangnya Keruis dan Fenes, Pangeran Anom

melakukan pelayaran ke Banjarmasin untuk terlibat perang dengan bajak laut

karena telah membunuh Imam Sambas yang bernama Datuk Imam Yakub pada

masa pemerintahan Sultan Umar Akamuddin II. Serangan ini berhasil memukul

mundur bajak laut Banjarmasin hingga ke hulu sungai Barito89. Dalam perjalanan

pulang, ia menyerang sebuah kapal dagang Kerajaan Inggris dan berhasil

mengalahkan dan merampas barang-barang dagangan. Perjalanan dilanjutkan

terus menyusuri kuala Mempawah sehingga terjadi kontak senjata dengan

pasukan Kerajaan Mempawah.

Dari Mempawah kemudian melanjutkan pelayarannya menyusuri sungai

Kapuas hendak menyerang Kesultanan Pontianak. Namun, keinginan untuk

menyerang tidak mendapat perlawanan dari pasukan Sultan Pontianak, malah

sebaliknya mereka disambut dengan upacara adat Kesultanan yang pada akhirnya

disepakati sebuah perjanjian untuk tidak saling menyerang antara Kesultanan

Sambas dengan Kesultanan Pontianak90.

Setelah dinobatkan sebagai Sultan, pada tahun 1816 dalam usahanya untuk

meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat, Sultan melakukan

89 Ibid., h. 56.

90 Ibid., h. 56.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

71

perjanjian persahabatan dan perdagangan dengan pemerintah Inggris di Batavia.

Hal ini kemudian membuat Kesultanan perlu mengatur kembali pasukan untuk

menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat dari ancaman para Kongsi-kongsi

pertambangan emas orang Cina di Kesultanan Sambas.

Pada tanggal 3 Februari 1819, Sultan Muhammad Ali Syafiuddin I mengikat

kontrak persahabatan dan perdagangan dengan Commissaris Belanda Mayor

Naphuis91. Sultan Muhammad Ali Syafiuddin I merupakan Sultan pertama yang

mengikat kontrak dengan pemerintah Hindia Belanda yang kemudian mendirikan

loji. Pada tanggal 23 September 1819 kontrak pertama diperbaiki oleh R.J. Rusler,

Commissaris Pemerintah Hindia Belanda di Borneo dan Goodman, Asisten

Residen di Sambas92. Pada tanggal 11 Mei 1920 melalui J.M. Tobias memperbaiki

lagi beberapa pasal dalam kontrak, seperti menetapkan gaji Sultan Muhammad

Ali Syafiuddin I. Selain meningkatkan keamanan dan kesejahteraan

masyarakatnya, Sultan Muhammad Ali Syafiuddin I juga terus mengembangkan

ajaran Islam. Hal ini dibuktikan pada tahun 1823 Sultan Muhammad Ali

Syafiuddin I mendirikan masjid Jami’ disebelah kanan Istana dan mendirikan

beberapa buah surau di dalam kota.

Pada masa pemerintahannya, Sultan mulai membangun institusi keagamaan

Islam di Istana dengan melantik H. Nuruddin Mustafa sebagai imam Kesultanan.

Tugas imam adalah setiap hari datang ke istana untuk memberikan pengajaran

91 Ibid., h. 64

92 Ibid., h. 65.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

72

agama terutama pengajian Al-Quran dan sembahyang kepada kerabat Sultan93.

Dengan demikian, perkembangan Islam yang dilakukan di istana selanjutnya

dijadikan sebuah lembaga pendidikan di kalangan elit penguasa, selain masjid.

Selain itu, Sultan memerintahkan kepada masyarakatnya untuk lebih

meningkatkan pengetahuan Islam dan melaksanakannya dengan baik.

Selama masa pemerintahannya, Sultan Muhammad Ali Syafiuddin I

memiliki beberapa orang istri yang pertama dengan Mamnawah bergelar Datuk

Utin dikaruniai anak laki-laki bernama Pangeran Muda, istri kedua Urai Pira’ binti

Datuk Raja Tua Ikram bergelar Sulthan Istri Baginda dikaruniai tiga orang anak

bernama Raden Ishak, Urai Kemala, dan Urai Ruai. Istri ketiga Mas Parbu

Baginda dikaruniai seorang anak bernama Raden Kencana, istri keempat Baginda

dikaruniai anak bernama Urai Siti Wati94. Dalam masa kejayaan, kemajuan,

kemakmuran, dan rasa aman, Sultan Muhammad Ali Syafiuddin I wafat pada hari

Senin 2 Muharam 1244, bertepatan dengan tanggal 16 Juli 1828 dan disebut

dengan Marhum Anom95.

h. Raden Samba’ Bergelar Sultan Usman Kamaluddin (1828-1830)

Setelah Sultan Muhammad Ali Syafiuddin I wafat, puteranya Raden Ishak

yang bergelar Pangeran Ratu Nata Kesuma masih kecil. Berdasarkan hal itu,

93 Machrus Effendy. Penghancuran PGRS-Paraku di Kalimantan Barat. Pontianak. 1995.

h. 20.

94 Urai Riza Fahmi, dkk, op. cit., h. 28.

95 Ansar Rahman, dkk, op. cit., h. 64-65.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

73

diadakan musyawarah kerabat Istana memutuskan untuk menobatkan Raden

Samba’ sebagai Sultan ke-9 dengan gelar Sultan Usman Kamaluddin pada hari

Senin, 2 Muharam 1244 H. Pelantikan ini juga berdasarkan persetujuan dari

Majelis Wali (Voogdy Raad) yang dibentuk pada tanggal 29 November 1928 dan

disahkan oleh Pemerintah Belanda berupa Besluit Gubernur Jenderal pada tanggal

8 Mei 1829. Majelis Wali ini terdiri dari Asisten Residen Belanda di Sambas

sebagai penasihat, Sultan Usman Kamaluddin sebagai ketua, Raden Semar dan

Raden Tajud sebagai anggota96. Hal ini bertujuan untuk menunggu Raden Ishak

berumur dua puluh tahun dan siap untuk memimpin Kesultanan Sambas.

Sultan Usman Kamaluddin memerintah di Kesultanan Sambas

berlangsung selama 3 tahun. Dalam masa pemerintahannya tidak banyak

perubahan yang terjadi di dalam Kesultanan Sambas. Sultan hanya meneruskan

apa yang telah dibangun dan rencanakan oleh Sultan Muhammad Ali Syafiuddin

I. Selama pemerintahannya, Sultan Usman Kamaluddin memiliki seorang istri

bernama Ratu Sultan yang dikaruniai 10 orang anak yakni Urai Lisyah, Pangeran

Jaya Ali bergelar Pangeran Jaya Kesuma, Urai Tijah, Urai Maimunah, Urai

Kalsum, Urau Musa bergelar Pangeran Kesuma Indera, Urai Halimah, Urai

Samah, Urai Siti, dan Urai Sa’a97. Pada tahun 1830, Sultan Usman Kamaluddin

menyerahkan kekuasaannya kepada Raden Semar, dan diberi gelar Yang

Dipertuan. Sultan Usman Kamaluddin meninggal pada hari Kamis, 7 Ramadhan

96 Urai Riza Fahmi, dkk, op.cit., h. 29.

97 Ibid., h. 29.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

74

1274 H, bertepatan dengan tanggal 9 Februari 1832 dan setelah wafat disebut

Marhum Usman98.

i. Raden Semar Bergelar Sultan Umar Akamuddin III (1830-1846)

Raden Semar yang merupakan seorang Wazir dinobatkan menjadi Sultan

ke-10 dengan gelar Sultan Umar Akamuddin III menggantikan Raden Samba’

pada tanggal 5 Maret 183199. Sultan Umar Akamuddin III memerintah di

Kesultanan Sambas berlangsung selama 16 tahun. Sultan Umar Akamuddin III

adalah seorang Sultan yang rendah hati, dekat dengan rakyat, kesatria,

berpengetahuan luas, dan berpengalaman luas yang diperoleh dari luar negeri

Sambas.

Pada masa pemerintahannya terdapat perselisihan di dalam keluarga Istana

antara Pangeran Jaya Kesuma dengan Pangeran Ratu Nata Kesuma. Perselisihan

ini dikarenakan keputusan Sultan menghentikan pemberian upeti dari Kongsi Cina

di daerah Lara, Lumar, dan Bengkayang kepada Pangeran Jaya Kesuma dan

dialihkan kepada Pangeran Ratu Nata Kesuma. Sudah berulangkali Sultan

berupaya untuk menyelesaikan perselisihan ini dengan jalan damai, namun pada

akhirnya sia-sia. Sultan Umar Akamuddin III kemudian memutuskan untuk

mengasingkan Pangeran Jaya Kesuma ke Betawi. Keputusan ini dibuat untuk

menjaga ketertiban dan keamanan Kesultanan Sambas. Selain itu, adik Pangeran

Jaya Kesuma, Pangeran Kesuma Indera turut diasingkan oleh Sultan Umar

98 Ansar Rahman, dkk, op. cit., h. 68.

99 Urai Riza Fahmi, dkk, op.cit., h. 29.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

75

Akamuddin III ke pulau Banda Naire karena menghasut Kongsi Cina di Lara,

Lumar, dan Bengkayang100. Setelah sekian lama menderita sakit, pada akhir tahun

1874 Pangeran Jaya Kesuma Negara wafat dan dimakamkan di Kampung Angke,

Batavia.

Selama pemerintahannya, Sultan Umar Akamuddin III memiliki beberapa

orang istri pertama Haji Bonda dan dikaruniai seorang anak bernama Raden

Toko’, istri kedua Enci’ Baso’ dikaruniai seorang anak bernama Raden Tajud

(Raden Goreng), dan istri ketiga Enci’ Mahwa dikaruniai seorang anak bernama

Raden Aria. Dalam pemerintahannya Sultan Umar Akamuddin III mengangkat

Raden Ishak (Kelukuk) sebagai Sultan Muda. Saudaranya Raden Ruai bergelar

Pangeran Tumenggung Jaya Kesuma dan dua orang puteranya Raden Toko’ dan

Raden Tajud diangkat sebagai Pangeran Ratu Mangku Negara dan Pangeran

Bendahara Sri Maharaja. Pada tanggal 22 Desember 1846, Sultan Umar

Akamuddin III wafat dan kemudian disebut dengan Marhum Tengah101.

j. Raden Ishak Bergelar Sultan Abubakar Tajuddin II (1846-1855)

Setelah Sultan Umar Akamuddin III wafat, pewaris tahta diberikan kepada

Raden Ishak yang dinobatkan sebagai Sultan Sambas ke-11 dengan gelar Sultan

Abubakar Tajuddin II pada tanggal 23 Desember 1846 karena resmi menerima

pusaka negeri dan singgasana Kesultanan Sambas102. Sultan kemudian diikat

kontrak oleh Residen Borneo Barat, Arnoldus Laurens Weddik, dan disahkan

100 Ansar Rahman, dkk, op. cit., h. 68.

101 Ibid., h. 69-70.

102 Ibid., h. 71.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

76

pada tanggal 9 Januari 1849 oleh Gubernur Jenderal Rochussen. Sultan Abubakar

Tajuddin II memerintah di Kesultanan Sambas berlangsung selama 9 tahun.

Pada masa pemerintahan Sultan Abubakar Tajuddin II terdapat dua

peristiwa yang terjadi di Kesultanan Sambas. Pertama, adanya pemberontakan

Kongsi Cina di Siminis dan Sebawi. Kongsi ini beranggotakan kongsi Thai Kong,

Sam Tio Kiu, Mang Kit Tu, dan Lo Fong yang berkedudukan di Mandor.

Pemberontakan ini bertujuan agar Sultan tidak ikut campur dalam pertambangan

emas. Penyerangan yang dilakukan Kesultanan Sambas membawa korban yang

banyak karena pertahanan Kongsi Cina ini memanjang hingga ke Pemangkat.

Dengan suasana Kesultanan mulai kacau, Sultan Abubakar Tajuddin II yang

bermufakat dengan Wazir, Menteri-menteri, dan para Kiai memutuskan untuk

meminta bantuan keamanan dari pemerintah Hindia Belanda. Pada tahun 1850,

Gubernur Jenderal Rochussen mengirim pasukan yang dipimpin oleh Overste

Sorg. Perlawanan Kongsi Cina berhasil ditumpaskan, dan mereka dipaksa untuk

membuat perdamaian untuk tidak melakukan kegiatan apapun yang menentang

Sultan103.

Dalam pertempuran itu, Overste Sorg Komandan pasukan Belanda gugur

dan dimakamkan di atas bukit Penibungan, Pemangkat. Namun, pada tahun 1853

pemberontakan dari Kongsi Cina terhadap Sultan dilakukan lagi di seluruh

wilayah Kesultanan Sambas. Pada tahun 1854, melalui pasukan pemerintah

Belanda yang dipimpin Overste Andressen berhasil menumpaskan pemberontakan

Kongsi Cina yang berkedudukan di Semanis, Sebawi, Pemangkat, Sebangkau,

103 Ibid., h. 71-76.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

77

Selakau, Singkawang, Monterado, Lumar, Lara, Bengkayang, dan Mandor.

Pimpinan mereka ditangkap dan dijatuhi hukuman yang berat, sebagian dari

mereka melarikan diri ke Serawak104.

Kedua, setelah beberapa bulan sejak Sultan Abubakar Tajuddin II

memutuskan untuk berangkat ke Jawa, dan menetap di Kampung Bojong Meron,

Kota Cianjur, timbul perselisihan antara kelompok seberang yang dipimpin Raden

Toko’ dengan gelar Pangeran Ratu Mangku Negara dengan kelompok pedalaman

Raden Ishak bergelar Sultan Abubakar Tajuddin II. Akibat peristiwa tersebut, dua

orang Pangeran dari kelompok pedalaman diasingkan, yaitu Raden Hamid

bergelar Pangeran Laksamana diasingkan ke Bengkulu dan Pangeran Puspa

Indera diasingkan ke pulau Ternate105.

Selama masa pemerintahannya, Sultan Abubakar Tajuddin II memiliki

beberapa orang istri. Istri pertama Ratu Sabar yang dikaruniai dua orang putra

bernama Raden Afifuddin (Putera Mahkota) dan Raden Syarifuddin. Istri kedua

Mas Siti dikaruniai seorang putri bernama Urai Siti Madinah, dan istri ketiga

Raden Ayu dikaruniai 10 orang anak bernama Raden Abdul Muthalib bergelar

Pangeran Muda Nata Kesuma, Raden Abdul Manaf, Raden Nilawati, Raden Siti

Ruminah, Raden Dernoh, Raden Usman bergelar Pangeran Paku Negara, Raden

Muhammad Ali, Raden Muhammad Tajuddin, Raden Kuntan, dan Raden Baiduri.

Saat diasingkan ke Pulau Jawa, anak Sultan Abubakar Tajuddin II, Raden

104 Ibid., h. 71-76.

105 Ibid., h. 71-76.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

78

Afifuddin masih kecil, untuk menggantikannya diangkatlah Raden Toko’ untuk

meneruskan tahta Kesultanan Sambas106.

k. Raden Toko’ Bergelar Sultan Umar Kamaluddin (1855-1866)

Sultan Abubakar Tajuddin II beserta keluarganya diasingkan ke Cianjur dan

disebut Marhum Cianjur, maka Raden Toko’ dinobatkan sebagai Sultan ke-12

dengan gelar Sultan Umar Kamaluddin pada 10 Mei 1855107. Sultan Umar

Kamaluddin memimpin di Kesultanan Sambas berlangsung selama 11 tahun.

Selama itu, Sultan Umar Kamaluddin memerintah Kesultanan Sambas sebagai

Wakil Sultan sampai Putera Mahkota Raden Afifuddin dewasa.

Pada masa pemerintahan Sultan Umar Kamaluddin hanya meneruskan

segala rencana dan tetap memajukan Kesultanan Sambas. Puncaknya ketika

Sultan Muda diangkat oleh Sultan menjadi wakil Pangeran Bendahara Sri Maha

Raja. Dalam menjalankan tugasnya, Sultan Muda selalu bersikap arif, bijaksana,

dan berperilaku sederhana. Dengan persetujuan Sultan Umar Kamaluddin,

Pangeran Tumenggung Jaya Kesuma dan Ratu Sabar, dinikahkanlah Siti Halijah

(Urai Khalijah) binti Raden Toko’ dengan Sultan Muda (Raden Afifuddin).

Pernikahan ini tidak diberitahukan kepada Yang Dipertuan Abubakar Tajuddin

yang masih berada di Cianjur. Dari pernikahan ini telah menghilangkan segala

106 Urai Riza Fahmi, dkk, Selayang Pandang, h. 31-34.

107 Ibid., h. 34.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

79

perselisihan di Kesultanan Sambas antara kelompok seberang dengan kelompok

pedalaman108.

Selama pemerintahannya, Sultan Umar Kamaluddin memiliki empat orang

istri yakni Raden Kencana, Urai Tikus, Enci’ Umi’, dan Hajah Zakiah. Dari

pernikahannya ini dikaruniai 11 orang anak bernama Urai Aminah, Urai Midah,

Urai Khalijah (Permaisuri Ydt. Sultan Muhammad Syafiuddin II), Raden

Muhammad Tarahan, Urai Muhammad Bashar, Urai Kimbak, Urai Kandar, Urai

Seri Gading, Urai Putri, Urai Jumuh, dan Urai Gani. Pada akhir masa

pemerintahannya, Sultan Umar Kamaluddin mendapat anugerah dari Pemerintah

Hindia Belanda berupa Medali Emas Besar (Groote Golden Medaille) sebagai

tanda setia, berbakti, berjasa selama menjadi Sultan Sambas. Medali ini berantai

emas yang sambung menyambung sebanyak 24 keping, berat 6 tahil, 2 emas. Pada

24 Rabiul Awal 1283 H, bertepatan pada tanggal 6 Agustus 1866, Sultan Umar

Kamaluddin digantikan oleh Raden Afifuddin. Setelah menyerahkan

pemerintahan Kesultanan Sambas, Sultan Umar Kamaluddin diangkat sebagai

Yang Dipertuan. Pada tanggal 12 November 1877, Sultan Umar Kamaluddin

wafat, dan dikenal dengan sebutan Marhum Seberang, Marhum Tanjung, dan

Marhum Bintang109.

108 Ansar Rahman, dkk, op. cit., h. 77-78.

109 Urai Riza Fahmi, dkk, op. cit., h. 36-37.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

80

l. Raden Afifuddin Bergelar Sultan Muhammad Syafiuddin II (1866-

1922)

Penobatan Raden Afifuddin menjadi Sultan Sambas ke-13 yang bergelar

Sultan Muhammad Syafiuddin II dinobatkan pada tanggal 6 Agustus 1866,

menggantikan Sultan Umar Kamaluddin110. Upacara penobatan dilaksanakan

dengan sangat meriah yang dihadiri oleh Controleur, tamu dari Belanda dan

Indonesia, para Wazir dan Menteri, Kepala Distrik, Datuk Kaya, Kiai, Imam

Khatib dan diiringi dengan 11 kali meriam diletuskan. Dalam penobatan ini juga

Asisten Residen membacakan Surat Keputusan Pengangkatan Sultan Muda

menjadi Sultan Sambas111. Selain itu, Sultan juga menanda tangani Kontrak

Panjang dengan pemerintah Hindia Belanda. Sultan Muhammad Syafiuddin II

memerintah di Kesultanan Sambas berlangsung selama 56 tahun. Sultan

Muhammad Syafiuddin II merupakan pendongkrak kemajuan pembangunan,

pendidikan dan agama di Kesultanan Sambas.

Pada masa pemerintahannya, Sultan Muhammad Syafiuddin II mendirikan

Istana baru diatas tanah bekas Istana lama. Istana baru ini terdiri dari beberapa

balai yakni Balai Kencana (Paseban Agung), Balai Sunting, dan Balai Ranjang. Di

bagian belakang didirikan sebuah bangunan bernama Panca Puanda yang

digunakan untuk pelaminan pengantin. Selain itu, turut dibangun juga sebuah

masjid Jami’ dan beberapa terusan seperti terusan Kartiasa, Sebangkau, Sintali,

110 Ibid., h. 36.

111 Ansar Rahman, dkk, op. cit., h. 78a.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

81

Semangau, Sagu, dan parit kampung Sabu112. Dengan dibangunnya terusan

tersebut semakin memperlancar transportasi ke daerah lain, serta semakin

membuat masyarakat bergairah untuk berladang, berkebun tebu, gambir, dan

karet. Pada tahun 1872 atas prakarsa Raden Sulaiman Panji Anom yang bergelar

Pangeran Cakra Negara perkembangan ajaran Islam, hukum Islam dan hukum

adat Sambas semakin ditingkatkan. Pada bulan September 1903 didirikan sebuah

sekolah “Bumi Putera” kelas dua yang diberikan kepada masyarakat untuk

mendapat kesempatan mengenyam pendidikan.

Sultan Muhammad Syafiuddin II berpendapat bahwa pengajaran adalah

ilmu dasar segala kemajuan. Pada tahun 1910 dibangun sebuah sekolah Byzondere

School yang berubah menjadi Hollands Inlansche School (HIS) pada tahun 1915.

Sebagai bentuk untuk mengembangkan ajaran Islam bagi masyarakat, Sultan

Muhammad Syafiuddin II dengan menggunakan uang pribadinya mendirikan

sekolah agama yakni Madrasah al-Sultaniyah yang pembinaannya dipercayakan

kepada Haji Fauzi Imran. Pada awalnya kurikulum madrasah ini masih terbatas

pada pendidikan Islam. Para peserta didiknya hanya dari kalangan Kesultanan dan

aktivitas pembelajaran masih di dalam istana. Namun setelah adanya pembauran

dan keinginan untuk membuat madrasah ini menjadi semakin baik, madrasah

mulai dikelola dengan memasukan kurikulum pendidikan barat di samping

pendidikan Islam, agar dapat bersaing dengan sekolah-sekolah milik kolonial

Belanda. Pada akhirnya madrasah al-Sultaniyah ini kemudian diganti namanya

menjadi Tarbiatoel Islam. Pada tahun 1918-1922, Sultan Muhammad Syafiuddin

112 Ibid., h. 78c.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

82

II meminta kepada rakyatnya untuk membangun jalan raya yang dimulai dari

Sambas-Pemangkat-Singkawang-Bengkayang. Ikut dibangun juga tempat untuk

berdarmawisata di Sebedang113.

Pada tanggal 20 September 1912 datang Regeerings Commisaris pulau

Borneo, W. Feyling untuk mengikat kontrak politik dengan Sultan Muhammad

Syafiuddin II. Berdasarkan keputusan kontrak politik, Kesultanan Sambas

menjadi sebuah Landschap. Sultan berhak menentukan hak dan kewajiban

penduduk pribumi, orang-orang Eropa dan Timur Asing dalam wilayahnya114.

Penduduk pribumi tunduk terhadap kuasa dan hukum Sultan (Hukum Adat),

sedangkan orang-orang Eropa dan Timur Asing tunduk pada hukum Barat

(Belanda).

Sultan Muhammad Syafiuddin II dikenal oleh rakyatnya sebagai Sultan

yang memperhatikan perkembangan daerah dan rakyat, menggunakan budi bahasa

yang lemah lembut, ramah-tamah, dan tidak membedakan antara anak dagang

dengan rakyat. Oleh karena itu, Ratu Wilhelmina menganugerahi bintang

Commander in de Orde van Oranye Nassau kepada Sultan Muhammad

Syafiuddin II, sebagai rasa hormat atas kebijaksanaan dan kesetia-kawanan dalam

menjalankan kewajiban sebagai seorang Sultan yang membawa kemajuan di

Kesultanan Sambas. Pada tanggal 31 Juli 1920, Gubernur Jenderal W.Y.P. Graaf

van Limburg Stirum menyerahkan beberapa cindera mata berupa talam perak115.

113 Ibid., h. 78c.

114 Ibid., h. 78d.

115 Ibid., h. 78d.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

83

Selama masa pemerintahannya, Sultan Muhammad Syafiuddin II memilliki

dua orang istri. Istri pertama Urai Khalijah (Raden Siti Chatijah) dikaruniai tiga

orang anak bernama Raden Achmad, Raden Sandi Paraja Diningrat, Raden

Muhammad Thayib. Istri kedua Enci’ Nauyah (Enci’ Nana’) dikaruniai seorang

putra bernama Raden Muhammad Ariadiningrat (Pangeran Paku Negara). Sebagai

bentuk penghormatan terhadap kejayaan dan Kesultanan Sambas, Sultan

Muhammad Syafiuddin II menuliskan “Silsilah Sambas”, Sejarah Asal Usul

Kesultanan Sambas sejak dari keturunan Sultan Brunei, Sultan Tengah,

Muhammad Syafiuddin I, dan Sultan Muhammad Tajuddin. Sultan Muhammad

Syafiuddin II meletakkan jabatannya sekaligus diangkat sebagai Yang Dipertuan

Muhammad Syafiuddin II pada 4 Desember 1922. Pada tanggal 12 Syafar 1343 H,

bertepatan dengan tanggal 12 September 1924, Sultan Muhammad Syafiuddin II

wafat116.

m. Raden Muhammad Ariadiningrat Bergelar Sultan Muhammad Ali

Syafiuddin II (1922-1926)

Setelah Sultan Muhammad Syafiuddin II menyerahkan kekuasaannya

karena sudah lanjut usia, maka puteranya Raden Muhammad Ariadiningrat

dinobatkan menjadi Sultan Sambas ke-14 bergelar Sultan Muhammad Ali

Syafiuddin II pada 14 Rabiul Akhir 1341 H, bertepatan dengan tanggal 4

Desember 1922. Disepanjang rumah para Pangeran, Menteri, Imam, Khatib,

Datuk Kyai, Datuk-datuk Kaya, pegawai-pegawai, dan kota Sambas dihiasi dan

116 Ibid., h. 78a-78d.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

84

dikibarkan bendera Kesultanan. Dalam upacara pelantikan juga dihadiri para tamu

dari Controleur Sambas, Asisten Residen, Datu Kyai Beraja Wangsa bersama istri

dan pegawainya dari Onderafdeeling Pemangkat, Singkawang, Bengkayang,

Sambas, tokoh-tokoh masyarakat, tokoh masyarakat Dayak dan Tionghoa117.

Setelah itu Pangeran Bendahara, Pangeran Laksamana, dan para Demang

membacakan Surat Baiah (Jaminul Ikhlas) bersumpah dengan ikhlas di hadapan

Sultan, kemudian disusul dengan para hadirin menjunjung ke bawah duli pada

saat Sultan duduk di atas singgasana118.

Sultan Muhammad Ali Syafiuddin II memerintah di Kesultanan Sambas

berlangsung selama 4 tahun. Saat pelantikan, Belanda mengikat kontrak politik

(Korte Verklaring) dengan Sultan. Pada masa pemerintahannya, Sultan

Muhammad Ali Syafiuddin II selalu bekerja keras untuk melanjutkan pekerjaan-

pekerjaan yang telah dirintis ayahnya Sultan Muhammad Syafiuddin II. Selain itu,

pada tahun 1923 Sultan meminta kepada rakyatnya untuk bergotong-royong untuk

membuat terusan Segerunding, Kota Bangun, Sapu’, dan terusan Ketapang.

Kesultanan Sambas dan rakyatnya semakin maju, makmur, aman dan tenteram.

Penghasilan melimpah seperti getah (karet), kopra, lada, gambir, sagu, pinang,

damar dan rotan119.

Selama menjabat, Sultan Muhammad Ali Syafiuddin II memiliki dua orang

istri, pertama Enci’ Maimunah binti Saunan dikaruniai seorang putra bernama

117 Ibid., h. 78f.

118 Urutan tata-cara adat Kesultanan Sambas yang dilakukan pada saat acara kebesaran

adat Kesultanan Sambas.

119 Ibid., h. 78g.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

85

Raden Abdulmuthalib (Raden Rapot). Istri kedua Raden Zohra dikaruniai tujuh

orang anak bernama Raden Munziri Ariadiningrat, Raden Madinah, Raden

Fatimah Ariadiningrat, Raden Aisyah Ariadiningrat, Raden Laminah

Ariadiningrat, Raden Abubakar Ariadiningrat, Raden Izah Ariadiningrat. Setelah

hampir setahun menderita sakit, pada 1 Rabiul Akhir 1345 H, bertepatan pada

tanggal 9 Oktober 1926 secara mendadak Sultan Muhammad Ali Syafiuddin II

wafat pada usia 54 tahun di Istana Pedalaman120.

n. Raden Mulia Ibrahim Bergelar Sultan Muhammad Ibrahim Syafiuddin

(1931-1943)

Sewaktu Sultan Muhammad Ali Syafiuddin II meninggal secara mendadak

belum diangkat pengganti Sultan karena Raden Mulia Ibrahim masih muda. Maka

sejak tanggal 10 Oktober 1926 dibentuklah Majelis Kesultanan yang bertugas

melaksanakan tugas-tugas Sultan Sambas sampai pada tanggal 2 Mei 1931121.

Majelis Kesultanan terdiri dari:

Controleur Sambas Van Dar Velden sebagai Ketua.

Pangeran Bendahara Sri Maharaja dan Pangeran Laksamana sebagai

anggota.

Demang Kota Sambas, Raden Tachmid Panji Anom sebagai penasihat.

Pada masa mudanya Raden Mulia Ibrahim pernah mengenyam pendidikan

di Serang, Banten, sekolah OSVIA (Opleiding School Voor Inlandsche

120 Ibid., h. 78e-78h.

121 Ibid., h. 78h.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

86

Ambtenaar) hingga tingkat tiga. Kemudian ia diminta pulang ke Sambas oleh

Sultan Muhammad Syafiuddin II untuk bekerja di Kantor Wakil Sultan di

Singkawang yang dipimpin oleh Raden Haji Umar Junid. Raden Mulia Ibrahim

dipindahkan di Kantor Wakil Sultan di Bengkayang yang dipimpin oleh Raden

Ja’coeb Adiwijaya, dan dipindahkan lagi di Kantor Panembahan Ketapang-Matan

di bawah pimpinan Gusti Muhammad Saunan. Pada tanggal 2 Mei 1931, Raden

Mulia Ibrahim dinobatkan sebagai Sultan Sambas ke-15 dengan gelar Sultan

Muhammad Ibrahim Syafiuddin.

Sultan Muhammad Ibrahim Syafiuddin memerintah di Kesultanan Sambas

berlangsung selama 12 tahun. Sebelum dinobatkan, pada tanggal 1 Mei 1931

Belanda mengikat kontrak politik dengan Sultan Mulia Ibrahim Syafiuddin.

Dengan adanya kontrak politik ini, kekuasaan Sultan menjadi terbatas. Sultan

diberi kekuasaan oleh pemerintah Hindia Belanda antara lain untuk melaksanakan

hukum Islam dan hukum adat.

Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Ibrahim Syafiuddin,

pembangunan Kesultanan Sambas di bidang pendidikan dan pengajaran tidak

banyak mengalami kemajuan, karena pada tahun 1931-1933 situasi negeri Sambas

mengalami masa krisis. Sekolah-sekolah seperti Voolkschool (Sekolah Rakyat),

Vervolgsschool (Sekolah Sambungan), Standaardschool (pengganti H.I.S), dan

Madrasah al-Sultaniyah mengalami kemunduran122. Dengan semakin

membaiknya situasi, pada tahun 1933-1935, Sultan Muhammad Ibrahim

Syafiuddin mendirikan Istana baru di atas Istana lama. Di bagian depan Istana

122 Ibid.,h. 78i.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

87

dibangun Gapura bertingkat, dua buah pendopo untuk tamu, pertunjukkan seni

dan lain-lain. Di sebelah kiri dan kanan dibangun pavilyun untuk tamu dari luar

dan untuk Kantor Pribadi Sultan. Sedangkan di bagian belakang pavilyun

digunakan untuk menyimpan barang-barang khazanah Kesultanan Sambas.

Pada tanggal 19 April 1936 atas inisiatif dari Maharaja Imam Haji

Muhammad Basyiuni Imran, Raden Muchsin Panji Anom, Raden Abubakar Panji

Anom, dan Daeng Muhammad Harun dibentuklah perkumpulan dengan nama

“Tarbiatoel Islam” yang sebelumnya bernama al-Sultaniyah dengan motto:

Bangsa Indonesia tidak akan dapat maju kalau tidak memiliki perguruan

bangsanya sendiri123. Dalam pergerakannya Tarbiatoel Islam tetap mengorganisir

kembali perguruan al-Sultaniyah dengan mendirikan sekolah (Schakel School).

Selain itu, mereka membuka sebuah sekolah di Sambas dan dua sekolah agama

masing-masing di Singkawang dan Pemangkat.

Pada tahun 1936, turut dibentuk juga Peradilan Khusus untuk golongan

pribumi di Kesultanan Sambas, yakni124:

Pengadilan Negeri yang sebelumnya disebut Landraad diganti namanya

menjadi Pengadilan Balai Kanon. Diketuai oleh Sultan sekaligus Hakim

Tunggal, dibantu seorang Paniter, dan penasihat seorang pejabat

pemerintah Belanda dan pemuka Islam (Maharaja Imam). Penuntut

umum adalah Mantri Polisi dengan hukuman berlandaskan pada KUHP

(Kitab Undang-undang Hukum Pidana) dan peraturan lainnya yang

123 Ibid., h. 78i.

124 Ibid., h. 78i.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

88

ancaman hukuman di atas enam bulan. Keputusan Balai Kanon harus

diperkuat Landraad di Singkawang.

Pengadilan Setempat sebelumnya disebut Magistraat diganti namanya

menjadi Balai Raja. Ketua adalah seorang Demang sebagai Hakim

Tunggal. Dibantu oleh seorang Panitera dan penuntut umum ditunjuk

Mantri Polisi dengan hukuman berlandaskan pada KUHP dan peraturan

lainnya yang ancaman hukumannya di bawah enam bulan. Keputusan

Balai Raja harus diperkuat oleh Kepala Pemerintahan Setempat

(Controleur).

Pengadilan Adat diganti namanya menjadi Pengadilan Balai Bidai. Ketua

Pengadilan adalah Ketua Adat, Kepala Benua, Kepala Kampung.

Anggota terdiri dari pemuka kampung seperti Lebai dan Penghulu.

Pelaksanaan hukum berlandaskan pada hukum adat setempat berupa

denda, ganti rugi, dan paling ringan adalah membayar kasal langir atau

membayar biaya tepung tawar.

Sebelum adanya campur tangan dari pemerintah Belanda, Pengadilan Agama di

Kesultanan Sambas secara turun-temurun melaksanakan hukumannya

berpedoman pada hukum Qisas menurut Islam. Misalnya membunuh dihukum

bunuh, berzinah dikenakan hukum rezam125.

Selama pemerintahannya, Sultan Muhammad Ibrahim Syafiuddin memiliki

dua orang istri. Istri pertama Raden Siti binti Pangeran Sri Maharaja Muhammad

Thaiyib dikaruniai tujuh orang anak bernama Raden Berti, Raden Maryam, Raden

125 Ibid., h. 78j.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

89

Muhammad Taufik, Raden Gunawan, Raden Anisah, Raden Fatimah, dan Raden

Asmara. Istri kedua Raden Iyah dari Jawa Barat tidak dikaruniai keturunan. Sultan

Muhammad Ibrahim Syafiuddin meninggal bersama dengan Pangeran Sri

Maharaja Muhammad Thaiyib setelah ditangkap oleh tentara Jepang pada tahun

1943 di Mandor. Pada tanggal 25 Maret 1945 - 18 Oktober 1945, oleh pemerintah

Jepang dibentuklah Majelis Kesultanan (Zitirijo Hiyogi Kai) untuk melaksanakan

pemerintahan di Kesultanan Sambas yang terdiri dari:

Kenkarikan yang berkedudukan di Singkawang dijadikan Penasihat.

Demang Kota Sambas, Raden Muhammad Siradj sebagai Ketua.

Raden Ismail dan Raden Hasan sebagai anggota.

Setelah Jepang menyerah kepada sekutu pada Agustus 1945, pada tanggal

20 Februari 1946 Gubernur Jenderal Belanda DR. H.J. van Mook melalui

perantara Sultan Hamid II membentuk dan melantik sebuah Majelis Kesultanan

Sambas yang terdiri dari:

Raden Muchsin Panji Anom bergelar Pangeran Tumenggung Jaya

Kesuma sebagai Ketua.

Raden Hasnan bergelar Pangeran Laksamana dan Urai Udin bergelar

Pangeran Paku Negara sebagai anggota.

Haji Muhammad Basyiuni Maharaja Imam Sambas sebagai penasihat.

Raden Abubakar Panji Anom bergelar Pangeran Amar Diraja

menggantikan Urai Udin yang diangkat menjadi Demang126.

126 Ibid., h. 78j-k.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

90

Setelah Sultan Muhammad Ibrahim Syafiuddin wafat, hingga tahun 1946

belum ditentukan pengganti di Kesultanan Sambas. Hal ini dikarenakan Pangeran

Ratu Raden Muhammad Taufik masih kecil, sedangkan Pangeran Kesuma Indra

(Raden Abubakar Ariadiningrat) sedang ikut bertempur melawan Belanda di

daerah Priangan, Jawa Barat127.

D. Hadirnya Pemukiman Baru

Wilayah pemukiman Kesultanan Sambas dapat dibagi menjadi tiga bagian,

yakni daerah ibu kota Sambas dan sekitarnya berada pada daerah aliran sungai

Sambas Kecil, daerah aliran sungai Subah dan sekitarnya, serta daerah aliran

sungai Teberau dan sekitarnya. Mayoritas pemukiman masyarakat Melayu berada

di daerah ibu kota Kesultanan. Selain itu, daerah yang berada di sekitar ibu kota

Kesultanan juga ditempati oleh para pendatang dari luar daerah Sambas, seperti

Jawa, Bugis, Batak, dan lain-lainnya yang telah lama menetap. Sedangkan bagi

pemukiman orang-orang Dayak dan Tionghoa kebanyakan tinggal di daerah

seperti Pemangkat, perbatasan kota Singkawang, perbatasan dengan Sarawak-

Malaysia, dan perbatasan Kabupaten Bengkayang.

1. Pemukiman Dayak

Masuk dan berkembangnya Islam di Kesultanan Sambas merupakan suatu

proses akulturasi budaya yang berbeda dan dapat diterima karena adanya

komunikasi yang terjalin dengan baik antara orang yang membawa budaya baru

127 Ibid., h. 78k.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

91

dengan masyarakat asli setempat. Sebelum Islam jauh berkembang di Sambas,

wilayah ini telah dihuni oleh masyarakat asli Kalimantan yakni suku Dayak.

Kehidupan orang Dayak pada saat Islam belum masuk masih sangat tradisional

dan masih bergantung pada alam. Cara mereka bergantung dengan alam yakni

menyesuaikan diri mereka terhadap lingkungan sekitar, salah satunya dengan

mendirikan pemukiman.

Pada dasarnya pola pemukiman suku Dayak di Kalimantan Barat hampir

sama antara yang satu dengan yang lainnya, hanya saja istilahnya yang berbeda.

Letak pemukiman biasanya berada dan menghadap ke sungai yang arah

pendiriannya disejajarkan dengan arah sungai. Tempat pemukiman orang Dayak

biasanya disebut dengan Rumah Betang atau Rumah Panjang. Di dalam rumah

Betang dapat menampung hingga puluhan kepala keluarga dan semua aktivitas

bisa dilakukan di dalam rumah Betang. Rumah panjang berbentuk persegi empat

panjang yang memanjang dari sebelah kiri ke kanan. Bagian atap rumah

berbentuk atap lipat yang menggunakan bahan dari kayu belian disusun sirap128

dan ada juga yang menggunakan atap daun rumbia (daun sagu). Bentuk tiang

pada rumah panjang pada umumnya berbentuk persegi empat dan ada juga yang

berbentuk bulat dengan menggunakan bahan dasar dari kayu belian. Sedangkan

bentuk lantai dari rumah panjang adalah bertingkat.

Di dalam rumah panjang di bagi menjadi dua bagian, pertama bagian

dalam rumah yang memiliki tiga kamar tidur beserta dapur. Selain itu, di bagian

dalam rumah terdapat kamar untuk keluarga yang baru menikah ataupun yang

128 Sirap atau Atap sirap adalah kepingan papan tipis-tipis, biasanya dibuat dari kayu besi

atau kayu ulin yang dipakai untuk atap atau dinding rumah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

92

sudah memiliki anak. Kedua, bagian luar rumah atau bagian rumah yang tidak

berdinding terletak di bagian muka rumah. Di bagian ini terdapat tempat tidur

berupa balai-balai untuk tempat tidur para anak laki-laki yang belum menikah,

duda, dan para tamu pria. Di ruangan ini juga biasanya digunakan untuk

mengadakan acara musyawarah orang-orang tua, pesta pernikahan, tempat makan

bersama baik untuk menjamu tamu maupun para penghuni rumah, acara minum

tuak setelah bekerja gotong-royong menanam padi di ladang, dan acara-acara adat

lainnya. Selain itu, pada waktu siang hari balai ini digunakan oleh kaum wanita

untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari.

Di bagian atap rumah biasanya dibuat sebuah ruangan yang digunakan

untuk menyimpan tikar, bahan-bahan keperluan rumah, dan tempat tidur anak

bujang. Di bagian paling ujung rumah panjang, di buat sebuah teras rumah dari

lantai papan yang tidak memiliki atap. Bagian teras ini biasa digunakan untuk

menjemur padi, menjemur pakaian, dan keperluan sehari-hari lainnya. Sedangkan

pada bagian bawah dan daerah sekitar rumah panjang biasa digunakan untuk

bercocok tanam, beternak hewan seperti babi dan ayam129.

2. Pemukiman Melayu

Masuk dan berkembangnya Islam di Kesultanan Sambas secara tidak

langsung membawa dampak yang besar terhadap pola pemukiman

masyarakatnya. Bila pada masa Islam belum masuk di pemukiman orang Dayak

dengan rumah Betang sebagai identitas diri, setelah Islam masuk di tengah-tengah

129 Soenarpo, dkk, Arsitektur Tradisional Daerah Kalimantan Barat. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, 1986, h. 175-180.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

93

kehidupan orang Dayak pada akhirnya melahirkan sebutan bagi para pedagang

muslim dan keturunan mereka, serta orang Dayak yang telah memeluk Islam

yakni orang Melayu. Orang Melayu merupakan orang asing yang datang ke

wilayah Kalimantan Barat, termasuk ke wilayah Sambas yang melakukan

perdagangan dan menetap di Sambas. Para pedagang ini berasal dari Arab,

Banjarmasin, dan Brunei yang telah menganut Islam. Setelah menetap cukup lama

di Sambas, para pedagang ini kemudian menikah dengan masyarakat lokal yakni

orang-orang Dayak. Berdasarkan hal ini, dapat disimpulkan bahwa orang-orang

Melayu generasi kedua berasal dari pernikahan campuran antara orang Dayak

dengan orang Melayu. Selain itu, orang Melayu juga dapat berasal dari orang

Dayak yang telah menganut Islam, namun tetap mempertahankan adat-istiadat

mereka.

Setelah Islam masuk dan berkembang, semakin banyak masyarakat Sambas

yang tertarik dan menganut Islam. Hal ini kemudian membuat pola pembangunan

dan kehidupan masyarakat mengalami perubahan, seperti mendirikan pemukiman.

Pemukiman atau tempat tinggal orang Melayu sudah tidak menggunakan rumah

Betang, melainkan mendirikan rumah yang terbuat dari kayu berbentuk sederhana

dan sudah dalam keadaan disusun dan diatur rapi serta saling berdekatan satu

dengan yang lainnya. Tempat tinggal mereka terpusat di sekitar wilayah ibu kota

Kesultanan Sambas dan sudah memiliki gang-gang kecil di antara rumah. Dalam

suatu perkampungan Melayu dipimpin oleh seorang kepala kampung.

Bangunan rumah dibangun berdasarkan jumlah keluarga yang dimiliki.

Masing-masing keluarga memiliki satu buah rumah untuk ditempati yang setiap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

94

rumahnya memiliki dua sampai tiga kamar. Kerangka dinding berbentuk empat

persegi panjang yang tegak lurus dan terbuat dari papan kayu seperti meranti atau

mabang. Selain menggunakan papan, dinding rumah juga terbuat dari kulit kayu.

Lantai rumah berbentuk empat persegi panjang yang terbuat dari papan kayu

belian (kayu besi) dan mabang130. Sedangkan atap rumah terdiri dari susunan sirap

yang terbuat dari kayu belian atau kayu mabang. Selain atap sirap, terdapat juga

yang menggunakan atap daun yang terbuat dari daun rumbia (daun sagu) yang

disusun dalam bentuk anyaman sebagian131.

3. Pemukiman Tionghoa

Pada abad ke-18 M, orang-orang Cina sudah datang ke wilayah Kalimantan

Barat. Pada saat yang bersamaan, Sambas dibuka menjadi daerah perkumpulan

orang-orang Cina. Kedatangan orang-orang Cina diawali dengan adanya

permintaan secara besar-besaran oleh Sultan ke-5 Sambas yang bergelar Sultan

Umar Akamuddin II untuk mempekerjakan mereka sebagai kuli di pertambangan

emas sebelah Timur dan Tenggara Sambas. Para pekerja ini berasal dari Pesisir

Selatan Cina yang terdiri dari dua kelompok yakni etnis Teochiu dan Hakka132.

Setelah berada di Sambas para pekerja yang berasal dari dua etnis ini

kemudian mendirikan kongsi Cina yang bekerja di daerah Lara, Lumar,

130 Ibid., h. 51-53.

131 Ibid., h. 51-53.

132 Nico Andasputra dan Stepanus Djuweng, Manusia Dayak (Orang Kecil Yang

Terperangkap Modernisasi). Institut Dayakologi, 1996, h. 17-18.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

95

Monterado, dan Pemangkat. Selain bekerja sebagai kuli, mereka juga memiliki

keterampilan lain seperti bercocok tanam yang lebih efisien.

Pada saat Sultan Umar Akamuddin II mendatangkan para pekerja kuli dan

pedagang dari Cina, kebanyakan adalah laki-laki. Setelah menetap dan bekerja

cukup lama, para pekerja dan pedagang ini menikah dengan masyarakat lokal baik

masyarakat Dayak maupun Melayu. Mereka mendirikan pemukiman sendiri yang

berada terpisah dengan pemukiman orang-orang Dayak dan Melayu. Saat ini

sebagian besar pemukiman orang-orang Cina di Sambas terdapat di Pemangkat

dan sebagian kecil berada di daerah perkotaan Sambas, serta populasi terbesar

berada di kota Singkawang.

Di wilayah Kesultanan Sambas, orang-orang Cina mendirikan pemukiman

yang terpisah dari pemukiman Dayak dan Melayu. Hal ini dikarenakan mereka

merasa tidak cocok dalam urusan perdagangan dan menghindar dari adanya

kontak fisik dengan orang Melayu. Dalam urusan perdagangan orang-orang Cina

berhasil mengalahkan dominasi para pedagang Melayu yang kemudian

menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial dan ekonomi di antara masyarakat

Cina, Melayu dan Dayak. Selain itu, dalam hal mendirikan bangunan orang-orang

Cina memadukan bangunan khas Cina dengan bangunan rumah Betang. Namun

kemudian mereka membuatnya lebih teratur dengan menambahkan jendela dan

tempat untuk berdoa. Seiring dengan berjalannya waktu, kemudian banyak

didirikan Klenteng yang digunakan untuk mereka berdoa dan bangunan rumah

orang-orang Cina berubah bentuk kemudian biasa disebut dengan ruko.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

96

4. Rumah Lanting (Terapung) Sambas

Semakin berkembangnya Islam di wilayah Kesultanan Sambas, bukan hanya

berdampak terhadap pola kehidupan masyarakat saja, tetapi terhadap pola

pembangunan rumah yang berbasis kearifan lokal. Pembangunan yang

berlandaskan pada sikap, pandangan, dan kemampuan suatu komunitas di dalam

mengelola lingkungan rohani dan jasmaninya, yang memberikan kepada

komunitas itu daya tahan dan daya tumbuh di dalam wilayah dimana komunitas

itu berada133. Hal ini secara tidak langsung kemudian mempengaruhi hadirnya

arsitektur baru seperti di pemukiman Dayak, Melayu, dan Tionghoa yang

kehidupan dekat dengan sungai. Bukan hanya hadirnya arsitektur yang telah

disebutkan diatas, namun hadir juga satu pola arsitektur yang sudah lama ada,

yakni rumah lanting atau rumah terapung yang merupakan rumah khas

masyarakat di Sambas, Kalimantan Barat.

Rumah Lanting atau rumah terapung merupakan rumah dan perkampungan

yang berada di tepian sungai Sambas yang biasa dihuni oleh satu kepala keluarga

atau lebih. Rumah ini bisa berpindah-pindah tempat dimana sebagian

penghuninya mengandalkan sungai untuk memenuhi kehidupan sehari-harinya.

Rumah lanting terbuat dari kayu yang tahan terhadap air serta cuaca dalam jangka

waktu panjang. Jenis kayu yang umumnya digunakan adalah kayu ulin atau kayu

damar. Alat atau bahan yang digunakan untuk mengapungkan rumah adalah kayu

bulat yang diletakkan di bagian bawah bangunan. Agar tidak hanyut terbawa arus

133 Agus Maladi Irianto, 2009, Mahasiswa dan Kearifan Lokal, artikel online:

http://staff.undip.ac.id/

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

97

air, rumah lanting ini ditambatkan pada tonggak atau pohon di tepi sungai dengan

panjang tali pengikat disesuaikan dengan pasang dan surut air sungai134.

Keberadaan rumah lanting di Sambas dimulai sudah sejak lama sekitar abad

ke-18 M yang semula hanya dihuni oleh orang-orang Cina. Rumah lanting selain

digunakan untuk tempat tinggal, namun digunakan oleh orang-orang Cina untuk

tujuan transaksi perdagangan. Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin

berkembangnya zaman, hingga kini rumah lanting juga banyak digunakan oleh

suku Melayu. Hingga saat ini keberadaan rumah lanting masih bisa dijumpai di

Sambas, namun jumlahnya sudah mulai sedikit.

E. Berdirinya Masjid Jami’ di Kesultanan Sambas

Semakin berkembangnya Islam di wilayah Kesultanan Sambas tidak terlepas

dari peran para Sultan yang berkuasa untuk terus melakukan penyebaran ajaran

Islam. Setiap Sultan yang berkuasa mempunyai cara penyebaran Islam yang

berbeda satu dengan lainnya agar banyak masyarakat memeluk Islam dan

mendirikan fasilitas keagamaan berupa bangunan masjid. Pembangunan masjid

dilakukan melalui dua pemerintahan yang berbeda dan biaya pembangunan

diambil dari sumbangan masyarakat sekitar Kesultanan serta menggunakan dana

pribadi Sultan. Masjid Jamik yang ada di Sambas terdapat dua bangunan, pertama

didirikan oleh Sultan Muhammad Ali Syafiuddin I dan masjid Jamik kedua

didirikan oleh Sultan Muhammad Syafiuddin II.

134 https://www.google.co.id/Rumah-Lanting -Sambas - Teknologi Rumah

Terapung/Lanting. Diunduh tanggal 24 Oktober 2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

98

Pembangunan pertama dilakukan pada masa pemerintahan Sultan

Muhammad Ali Syafiuddin I atau Pangeran Anom dengan mendirikan sebuah

masjid yang diberi nama masjid Jami’ atau masjid Jami’ Pangeran Anom. Masjid

Jami’ didirikan di sebelah kanan Istana Kesultanan dengan ukuran bangunan yang

tidak terlalu besar. Dalam pembangunannya, dana yang digunakan menggunakan

uang Kesultanan serta adanya sumbangan dari masyarakat di sekitar Kesultanan

yang telah memeluk Islam135.

Pembangunan kedua dilakukan setelah Islam semakin berkembang dengan

pesat dan mayoritas masyarakat Sambas menganut Islam. Oleh karena semakin

berjayanya Islam di Kesultanan Sambas, Sultan Muhammad Syafiuddin II

mendirikan sebuah masjid berukuran besar yang diberi nama masjid Jamik.

Masjid Jamik merupakan masjid ketiga di kota Sambas dan merupakan salah satu

masjid tertua di Kalimantan Barat. Dalam catatan sejarah Sambas, masjid Jamik

merupakan masjid terbesar di kota Sambas dan menjadi masjid induk bagi semua

masjid yang ada di kota Sambas.

Masjid Jamik yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan ke-13 ini

hingga sekarang masih mempertahankan bentuk asli bangunannya. Jumlah tiang

tengah bagian tengah dalam masjid Jamik berjumlah delapan batang dan atap

masjid memiliki tiga tingkat. Selain itu, masjid Jamik memiliki tiga pendopo

untuk masuk, yakni pendopo serambi bagian utara, selatan, dan timur. Masjid

Jamik memiliki arsitektur yang unik karena masjid berlantai dua, dan di dalamnya

135 Urai Fahmi Riza, dkk, Selayang Pandang Kerajaan Islam Sambas. Sambas: Istana

Alwatzikhoebillah, 2003, h. 28.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

99

memiliki bundaran artistik dari bahan kayu belian, serta terdapat sebuah mimbar

khotbah kecil di bagian depan masjid136.

F. Adat Istiadat dan Kesenian Tradisional Sambas

Masuk dan berkembangnya Islam di wilayah Kesultanan Sambas berdampak

sangat besar terhadap perubahan tatanan kehidupan dan kearifan lokal yang

dimiliki oleh masyarakat Sambas. Masyarakat lebih menghargai alam dan

menyerahkan nilai-nilai kehidupan pada ajaran Islam yang bergantung kepada

Allah. Dengan semakin berkembangnya Islam di Kesultanan Sambas, membuat

masyarakat tidak begitu saja melupakan adat-istiadat yang sudah ada. Masyarakat

semakin kreatif untuk terus mengembangkan dan melaksanakan tradisi yang

dilakukan secara turun-temurun. Kesultanan Sambas dilihat dari segi kebudayaan

memiliki beragam jenis adat-istiadat dan kesenian tradisional yang hingga

sekarang masih berkembang di tengah-tengah kehidupan masyarakat di wilayah

Kesultanan Sambas. Terdapat beberapa bentuk adat-istiadat dan kesenian

tradisional yang terus-menerus dilaksanakan di wilayah Kesultanan Sambas

hingga sekarang.

1. Tari Jepin Lembut

Tari Jepin merupakan salah satu dari lima kesenian yang hingga saat ini

masih sering dipentaskan oleh masyarakat Kalimantan Barat. Keempat kesenian

lainnya adalah Tanjidor, Tari Dayak, Tari Sambas, dan Barongsai. Tari Jepin

136 Ansar Rahman, dkk, Kabupaten Sambas – Sejarah Kesultanan dan Pemerintah Daerah.

Pontianak: Taurus-Semar Karya, 2001, h. 87.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

100

dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu Jepin tradisional dan Jepin modern

(kreasi baru). Tari Jepin tradisional masih bisa dibagi lagi menjadi empat jenis,

yaitu Jepin Massal, Jepin Tali, Jepin Tembung, dan Jepin Langkah atau Lembut.

Sementara itu, Jepin kreasi modern memiliki kreasi yang sangat beragam.

Tari Jepin Lembut merupakan tari tradisional Melayu yang berasal dari

daerah Sambas dan berkembang di daerah Kalimantan Barat. Tarian ini

ditampilkan oleh dua orang laki-laki penari yang menggunakan busana khusus

terdiri dari tiga unsur. Tiga unsur yang digunakan yaitu baju teluk belanga yang

terbuat dari kain satin atau kain yang mengkilat, kain tenun Sambas yang dipakai

hingga lutut, dan kopiah berwarna hitam. Kedua penari ini diiringi oleh musik

yang dihasilkan dari tiga jenis alat musik, yaitu sebuah gambus, dua buah

ketipung (beruas), dan sebuah gendang panjang. Ketiga alat musik ini dimainkan

oleh tiga orang pemain musik tanpa henti dari awal hingga selesainya seluruh

gerakan tari. Lantunan syair-syair Islami mengiringi gerak tari dan alunan musik.

Syair-syair Islami yang dilantunkan berisi puji-pujian kepada Allah, Nabi

Muhammad SAW, dan kewajiban atau larangan menurut ajaran Islam. Selain itu,

syair-syair Islami yang mengiringi pementasan tari Jepin Lembut merupakan

bagian penting dalam koreografi tari secara keseluruhan. Dengan adanya syair-

syair tersebut, tari Jepin Lembut tidak hanya berfungsi sebagai seni hiburan

semata-mata, melainkan juga melaksanakan fungsi sebagai media pendidikan

agama Islam bagi masyarakat.

Tari Jepin Lembut muncul setelah Kerajaan Sambas mendapat pengaruh dari

ajaran Islam dan kemudian merubah Kerajaan menjadi Kesultanan Sambas. Pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

101

awalnya, tari Jepin Lembut berfungsi sebagai media dakwah yang digunakan

untuk mengislamkan keluarga Kerajaan Sambas. Tari ini semula hanya dimainkan

oleh keluarga kerajaan untuk menyemarakkan acara-acara seperti pernikahan,

khitanan, atau upacara potong rambut pada saat kelahiran anak. Namun, tari ini

lambat laun mulai dipentaskan oleh masyarakat umum seiring penyebaran Islam

yang semakin luas137.

Dalam pelaksanaannya, tari Jepin sendiri terdiri dari tiga gerakan umum,

yakni berdiri, membungkuk, dan jongkok. Posisi berdiri mencakup gerakan saat

akan memulai tari yang dilanjutkan dengan langkah maju mundur. Posisi

membungkuk dilakukan pada saat melangkah maju yang dilanjutkan dengan

gerakan serong kiri dan kanan lalu mundur dan berbalik. Posisi jongkok

mencakup gerakan tahtim (penutup) yang dilakukan pada saat tarian akan selesai.

Sedangkan untuk tari Jepin Lembut memiliki empat ragam gerak, yaitu nyiur

melambai, mandayung, simpul pakis (simpul paku), dan tahtim.

Dalam setiap pementasannya, masyarakat Sambas meyakini bahwa tari

Jepin Lembut mengandung nilai-nilai budaya seperti nilai-nilai pendidikan agama,

hiburan, pelestarian budaya, seni, dan olahraga. Hingga saat ini, tari Jepin Lembut

kerap kali di pentaskan baik acara di daerah Sambas maupun acara yang

diselenggarakan oleh pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Hal ini merupakan

salah satu bentuk hiburan bagi masyarakat dan bentuk pelestarian budaya agar

tetap lestari dan berkembang138.

137 Yusuf Efendi, “Tari Jepin Lembut”, dalam A. Muin Ikram, Deskripsi tari Jepin daerah

Kalimantan Barat. Kalimantan Barat: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek

Pembinaan Kesenian, 1989/1990. 138 Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

102

2. Tepung Tawar

Adat Tepung Tawar merupakan salah satu bentuk tradisi yang kerap kali

masih dilaksanakan oleh masyarakat Melayu Sambas. Dalam perkembangannya,

pelaksanaan upacara acara Tepung Tawar ini sudah ada dan semakin berkembang

seiring dengan semakin berkembang pesatnya ajaran Islam yang disebarkan oleh

para Mubaliq di sekitar wilayah Kesultanan Sambas. Acara Tepung Tawar bukan

hanya berkembang dan dilaksanakan oleh masyarakat Melayu Sambas, tetapi

menyebar ke daerah-daerah di Kalimantan Barat lainnya seperti daerah Melayu

Pontianak, Mempawah, Ngabang, Ketapang, Sintang, Sanggau dan Kapuas Hulu.

Secara harfiah kata Tepung Tawar terdiri dari dua kata yakni Tepung dan

Tawar yang memiliki arti tepung yang rasanya tawar dan tidak terasa asin. Hal ini

didasarkan pada bahan kelengkapan pembuatannya yang terdiri dari tepung beras.

Namun, dalam bahasa Melayu Sambas kata Tawar bisa berarti Jampi atau Mantra.

Tepung Tawar adalah tepung beras yang dicampur dengan air dan daun setawar

yang digunakan untuk menjampi139. Dalam pelaksanaannya oleh masyarakat

Melayu Sambas dilakukan dalam berbagai kegiatan yang berlandaskan pada

siklus kehidupan manusia. Acara Tepung Tawar dilakukan pada saat acara

perkawinan, seorang ibu yang melahirkan anak pertama, sebuah keluarga

mendapat musibah meninggal dunia, sebuah keluarga menempati rumah baru,

anak laki-laki yang di khitan, serta kejadian atau peristiwa penting dalam

masyarakat Melayu Sambas. Maksud dan fungsi mengadakan acara Tepung

Tawar ini adalah untuk memohon keselamatan dan terhindar dari sesuatu yang

139 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Jakarta:

Balai Pustaka, Cetakan Kedua, 1989.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

103

tidak diinginkan, serta semua rangkaian acara ini di tunjukkan kepada Allah. Pada

akhir dari acara Tepung Tawar senantiasa dipanjatkan doa selamat oleh tokoh dan

tua-tua kampung.

Acara Tepung Tawar dilakukan oleh para tetua kampung atau keluarga tua

terdekat yang biasa disebut dengan “Tukang Pappas” yang pelaksanaannya

disebut dengan “Mappas”. Tukang Pappas biasanya berjumlah ganjil antara 3, 5,

dan 7 orang yang telah ditentukan dan diatur berdasarkan adat yang sudah ada.

Bila tukang papas berjumlah lima orang maka dapat dibagi menjadi tiga laki-laki

dan dua perempuan, sedangkan bila dilakukan oleh tujuh orang maka dapat dibagi

lima laki-laki dan dua perempuan atau tiga perempuan dan empat laki-laki. Dalam

pelaksanaan acara Tepung Tawar dilengkapi dengan perlengkapan ritual yang

terdiri dari:

a. Satu buah mangkok putih tempat tepung beras yang telah di hancurkan

dengan air tolak bala, yaitu segelas air putih yang di bacakan doa tolak

bala. Selain untuk menghancurkan tepung beras, air tawar tolak bala

digunakan juga untuk diminum atau untuk disiramkan di kepala yang

ditepung tawari.

b. Beberapa helai daun lenjuang ungu, daun mentibar (disebut daun ntibar),

dan beberapa helai daun ribu-ribu.

c. Sebentuk cincin emas atau perak, terutama pada tepung tawar mandi

belulus pengantin. Cincin tersebut diikatkan pada anyaman daun kelapa

muda.

d. Beras kuning secukupnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

104

e. Sebuah talam kecil tempat meletakkan mangkok.

Setelah semua perlengkapan ritual acara Tepung Tawar lengkap, maka para

tukang papas mulai melaksanakan ritual yang telah diminta oleh tuan rumah,

seperti pelaksanaan adat perkawinan dimana Tepung Tawar dilakukan terhadap

kedua pengantin pada hari ketiga setelah hari pesta perkawinan. Setelah Tepung

Tawar dilaksanakan, dilanjutkan dengan acara adat “mandi belulus” dan acara

“balik tikar”140.

140 M. Natsir, “adat-tepung-tawar-melayu-Sambas”, dalam A. Muin Ikram, Adat Istiadat

Perkawinan Melayu Sambas. Naskah. Sambas : MABM Sambas, 2004.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

105

BAB IV

PENUTUP

Sambas merupakan salah satu Kabupaten yang ada di wilayah Kalimantan

Barat dan berbatasan langsung dengan wilayah Sarawak, Malaysia. Sambas

merupakan wilayah yang strategis baik dalam jalur transportasi laut maupun jalur

transportasi darat. Jalur transportasi laut dinilai strategis dikarenakan wilayah

Sambas berbatas langsung dengan Selat Karimata dan Laut Cina Selatan yang

sejak zaman kerajaan banyak para pedagang maupun pihak kerajaan daerah lain

menjadikannya sebagai pintu masuk. Masuk dan berkembangnya Islam di Sambas

dilatarbelakangi oleh adanya aktivitas perdagangan hasil bumi yang dilakukan

oleh para pedagang yang berasal dari Arab, Gujarat, Brunei, dan Banjar yang telah

menganut Islam baik dengan masyarakat lokal maupun dengan kalangan

bangsawan kerajaan. Penyebaran dilakukan melalui jalur sungai laut dan yakni

melalui Selat Karimata dan Laut Cina Selatan yang merupakan jalur perdagangan

internasional, sedangkan jalur darat melalui Sarawak, Singkawang, Bengkayang,

Mempawah, dan Pontianak. Setelah melakukan proses perdagangan, penyebaran

Islam di Sambas dilatarbelakangi adanya pernikahan campuran antara para

pedagang muslim dengan masyarakat Sambas atau dengan kalangan bangsawan.

Jauh sebelum Islam masuk dan berkembang di wilayah Sambas, khususnya

kerajaan Sambas, animisme merupakan kepercayaan asli yang sudah tumbuh dan

berkembang dan kemudian diikuti dengan masuknya Hindu. Sebelum masuknya

Islam di Sambas, Hindu merupakan agama berkembang yang dibawa oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

106

keturunan Kerajaan Majapahit pada saat menaklukkan kerajaan-kerajaan di

Nusantara. Pada kekuasaan Majapahit para prajurit dan keturunan raja hidup

membaur dengan masyarakat asli yang kemudian membentuk sebuah kerajaan

yang kuat. Kerajaan Hindu Sambas diperintah oleh keturunan Kerajaan Majapahit

yang dimulai pemerintahan Raja Cananegara, Tang Nunggal, Ratu Sepudak, dan

Ratu Anom Kesuma Yuda. Seiring dengan runtuhnya Kerajaan Majapahit pada

tahun 1570 Kerajaan Sambas yang berada di Kota Lama secara perlahan mulai

runtuh dan Sambas berada di bawah kekuasaan Kerajaan Johor yang telah

menganut Islam. Pada masa pemerintahan Kerajaan Sambas, raja terakhir yang

berkuasa adalah Ratu Anom Kesuma Yuda yang kemudian menyerahkan

kekuasaannya kepada Raden Sulaiman.

Masuknya Islam di daerah Sambas jauh sebelum abad Ke-14 M. Pada masa

ini, Islam belum menyebar dan diterima secara luas di kalangan bangsawan

maupun masyarakat lokal karena masih berada dibawah kekuasaan Kerajaan

Majapahit. Pada tahun 1600, barulah Islam di Sambas mulai berkembang dalam

wilayah Kerajaan Sambas. Mulai berkembangnya Islam di Sambas ketika

kedatangan Raja Tengah dan istrinya Ratu Surya Kesuma beserta anak-anak

mereka, yakni Raden Sulaiman, Raden Badaruddin, Raden Abdulwahab, Raden

Rasymi, dan Raden Ratnawati di Kota Bangun. Di Kota Bangun, perkembangan

dan pengajaran Islam semakin berkembang dan menarik minat banyak masyarakat

untuk menganut Islam. Memiliki hubungan yang baik dengan Ratu Anom

Kesuma Yuda, Raja Tengah meminangkan anaknya, Raden Sulaiman dengan

Puteri Mas Ayu Bungsu. Dari pernikahan inilah, Islam semakin diterima dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

107

berkembang di kalangan kerajaan. Pada tahun 1631, Raden Sulaiman diangkat

menjadi raja dan merupakan cikal bakal pendiri Kesultanan Sambas dengan gelar

Sultan Muhammad Syafiuddin I, merupakan Sultan pertama Sambas. Setelah

menjadi Kesultanan Sambas, Islam semakin berkembang dan menjadi agama

mayoritas baik di lingkungan Kesultanan maupun masyarakat. Masyarakat yang

tidak menerima Islam, khususnya orang Dayak dan Tionghoa secara perlahan

pindah dan tinggal di daerah luar kota Sambas, yakni daerah perbatasan dengan

Singkawang, Bengkayang, dan Sarawak. Perkembangan Islam yang telah dirintis

dan dibangun oleh Sultan Muhammad Syafiuddin I dengan sangat baik, kemudian

dilanjutkan oleh para Sultan, mulai dari Sultan Muhammad Tajuddin sampai

Sultan Muhammad Ibrahim Syafiuddin, dan hingga sekarang oleh Pangeran Ratu

H. Winata Kusuma.

Setelah Islam masuk dan semakin berkembang di Kesultanan Sambas yang

dimulai pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Syafiuddin I, menandai

bahwa peran dan pengaruh Islam sangatlah besar. Islam menjadi kepercayaan dan

pedoman utama dalam kehidupan masyarakat yang ada di wilayah Kesultanan

Sambas. Hal ini ditandai dengan semakin banyak masyarakat lokal yang

menerima dan menganut Islam. Masyarakat mendapatkan pelajaran agama

melalui pengajian ayat-ayat suci Al-Quran di masjid dan surau-surau.

Didirikannya sekolah rakyat atau madrasah oleh Kesultanan yang merupakan

sarana pendidikan untuk masyarakat dengan menerapkan kurikulum pendidikan

barat disamping pendidikan Islam agar terbebas dari buta huruf. Dibangunnya

jalan dan terusan untuk memperlancar sarana transportasi di darat maupun laut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

108

agar masyarakat semakin mudah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

dan meningkatkan roda perekonomian melalui para pedagang atau saudagar yang

datang ke-Kesultanan Sambas. Selain itu, membuat masyarakat tidak begitu saja

melupakan adat-istiadat dan kesenian tradisional yang sudah ada. Mereka tetap

mempertahankan dan melestarikan tradisi yang sudah dilakukan secara turun

temurun. Adat-istiadat seperti Tepung Tawar yang dilakukan dalam berbagai

kegiatan yang berlandaskan pada siklus kehidupan manusia. Kesenian tradisional

seperti Tari Jepin Lembut yang merupakan tari tradisional Melayu berasal dari

Sambas dalam pementasannya diyakini mengandung nilai-nilai budaya seperti

nilai-nilai agama, hiburan, pelestarian seni dan budaya, serta olahraga. Tari Jepin

Lembut kerap kali dipentaskan baik acara di daerah Sambas maupun acara di luar

daerah. Hal lain yang mempengaruhi masyarakat adalah dengan belajar menenun

kain dan hingga sekarang tradisi ini tetap dilakukan oleh masyarakat Sambas.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masuk dan berkembangnya

Islam di Kesultanan Sambas Kalimantan Barat tidak serta-merta merubah semua

tradisi, adat-istiadat dan tatanan masyarakat yang sudah ada. Melainkan adanya

percampuran antara budaya yang sudah ada dengan budaya yang baru dan

membuat kebudayaan di Sambas semakin berkembang dan beragam. Dengan

adanya proses integrasi dan akulturasi yang terjadi di Kesultanan Sambas, Islam

di Sambas merupakan Islam Abangan. Artinya Islam yang menerapkan syariat

Islam dengan baik, tetapi tetap melaksanakan dan mempertahankan kebudayaan

asli masyarakat lokal dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

109

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku:

Alloy, dkk. 2008. Mozaik Dayak – Keberagaman Subsuku dan Bahasa Dayak di

Kalimantan Barat. Pontianak: Institut Dayakologi.

Andasputra, Nico dan Stepanus Djuweng. 1996. Manusia Dayak (Orang Kecil

Yang Terperangkap Modernisasi). Institut Dayakologi.

Ansar Rahman, dkk. 2001. Kabupaten Sambas – Sejarah Kesultanan dan

Pemerintah Daerah. Pontianak: Taurus-Semar Karya.

Arena Wati. 1986. Sejarah Indonesia. Jakarta: Karunia, Universitas Terbuka.

Arena Wati. 1989. Syair ‘’Perang Cina di Montrado’’. University Kebangsaan

Malaysia.

Bahar, Saafroedin, A. B. Tangdililing. 1996. Integrasi Nasional: Teori, Masalah

dan Strategi. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Dadang Supardan. 2009. Pengantar Ilmu Sosial – Sebuah Kajian Pendekatan

Struktural. Jakarta: Bumi Aksara.

Eko A Meinarno, dkk. 2011. Manusia Dalam Kebudayaan dan Masyarakat:

Pandangan Antropologi dan Sosiologi. Jakarta: Salemba Humanika.

Fahmi, Urai Riza, dkk. 2003. Selayang Pandang Kerajaan Islam Sambas.

Sambas: Istana Alwatzikhoebillah.

Irianto, Agus Maladi, 2009, Mahasiswa dan Kearifan Lokal, artikel online:

http://staff.undip.ac.id/.

Kabupaten Sambas Dalam Angka. Sambas Regency in Figures 2007.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan & Kebudayaan. Balai

Pustaka, Cetakan Kedua, 1989.

Koentjaraningrat. 1986. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.

K. Sanderson, Stephen. 2000. Sosiologi Makro: Sebuah Pendekatan Terhadap

Realitas Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kuntowijoyo. 1991. Paradigma Islam: Interpretasi untuk Aksi. Bandung: Mizan.

Lontaan, J. U. 1975. Sejarah Hukum Adat dan Adat Istiadat Kalimantan Barat.

Penerbit: Pemda Tingkat I Kalbar Edisi I.

Machrus Effendy. 1995. Penghancuran PGRS-Paraku di Kalimantan Barat.

Pontianak.

M. Natsir, “adat-tepung-tawar-melayu-Sambas”, dalam A. Muin Ikram. 2004.

Adat Istiadat Perkawinan Melayu Sambas. Naskah. Sambas : MABM

Sambas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

110

Sartono Kartodirdjo, dkk. Editor. 1975. Sejarah Nasional Indonesia III. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Soenarpo, dkk. 1986. Arsitektur Tradisional Daerah Kalimantan Barat. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Syafaruddin Usman. 2010. Sambas – Merajut Kisah Menenun Sejarah. Sambas:

Pemerintah Kabupaten Sambas.

Veth, P. J. 2012. Borneo Bagian Barat - Geografis, Statistis, Historis 1856 Jilid 2.

Pontianak: Institut Dayakologi.

Yusuf Efendi. “Tari Jepin Lembut”, dalam A. Muin Ikram. 1989/1990. Deskripsi

Tari Jepin Daerah Kalimantan Barat. Kalimantan Barat: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Pembinaan Kesenian.

Referensi Internet:

https://id.wikipedia.org/wiki/Integrasi. Diunduh pada tanggal 1 Juni 2015.

https://april04thiem.wordpress.com/2010/11/12/Studi-Kepustakaan. Diunduh

pada tanggal 1 Juni 2015.

https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten-Sambas. Diunduh pada tanggal 25

September 2015.

https://id.wikipedia.org/wiki/Suku-Sambas. Diunduh pada tanggal 29 September

2015.

https://Melayuonline.com/Ind/libraries/Sambas. Diunduh pada tanggal 29

September 2015.

https://www.google.co.id/Rumah-Lanting-Sambas - Teknologi Rumah

Terapung/Lanting. Diunduh tanggal 24 Oktober 2015.

http://www.Sambas.go.id/. Diunduh pada tanggal 24 Oktober 2015.

http://www.pengertianpakar.com/”Pengertian Metode Penelitian, Jenis dan

Contohnya” dalam M. Iqbal Hasan, 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi

Penelitian dan Aplikasinya. Penerbit Ghalia: Jakarta. (DMCA.com).

Diunduh pada tanggal 14 September 2016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

111

LAMPIRAN:

Gambar 1. Kalimantan Barat

(Sumber: https://www.google.com/peta-Kalimantan-Barat)

Gambar 2. Kabupaten Sambas

(Sumber: https://www.google.com/peta-Kabupaten-Sambas)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

112

Gambar 3. Istana Kesultanan Sambas - Alwatziekhoebillah

(Sumber: https://www.google.com/Kesultanan-Sambas)

Gambar 4. Masjid Jamik Sultan Muhammad Syafiuddin II

(Sumber: https://www.google.com/Masjid-Jamik-Kesultanan-Sambas)

Gambar 5. Lambang dan Bendera Kesultanan Sambas

(Sumber: https://www.google.com/Lambang-Kesultanan-Sambas)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

113

Gambar 6. Komplek Pemakan Kesultanan Sambas

(Sumber: https://www.google.com/Makam-makam-Sultan-di-Kesultanan-

Sambas)

(Sumber: https://www.google.com/Makam-makam-Sultan-di-Kesultanan-

Sambas)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

114

Gambar 7. Komplek Kesultanan Sambas di Muara Ulakan (Sungai Sambas Kecil,

Subah, dan Teberau)

(Sumber: https://www.google.com/Kesultanan-Sambas)

Gambar 8. Muara Ulakan Tempo Dulu

(Sumber: https://www.google.com/COLLECTIE-TROPENMUSEUM-Gezicht-

op-Sambas-West-Borneo/Kesultanan-Sambas)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

115

Gambar 9. Kesultanan Sambas setelah Islamisasi

(Sumber: https://www.google.com/wikimapia.org/Kesultanan-Sambas)

Gambar 10. Peninggalan Kerajaan Hindu Sambas

(Sumber: https://www.google.com/Kesultanan-Sambas)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

116

Gambar 11. Motor Klotok dan Perahu Sampan

(Sumber: https://www.google.com/Motor-Air-Klotok/ COLLECTIE-

TROPENMUSEUM-Gezicht-op-Sambas-West-Borneo)

(Sumber: https://www.google.com/Motor-Air-Klotok/ COLLECTIE-

TROPENMUSEUM-Gezicht-op-Sambas-West-Borneo)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

117

(Sumber: https://www.google.com/Motor-Air-Klotok/ COLLECTIE-

TROPENMUSEUM-Gezicht-op-Sambas-West-Borneo)

(Sumber: https://www.google.com/Motor-Air-Klotok/ COLLECTIE-

TROPENMUSEUM-Gezicht-op-Sambas-West-Borneo)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

118

Gambar 12. Proses Pembuatan Kain Tenun Sambas

(Sumber: https://www.google.com/Kain-Tenun-Sambas)

Gambar 13. Tugu Terpikat Terigas

(Sumber: koleksi pribadi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

119

Gambar 14. Rumah Lanting Sambas

(Sumber: https://www.google.com/Rumah-Lanting-Sambas//rumah-lanting_oleh

Mulawardi Sutanto_klinik fotografi KOMPAS)

(Sumber: https://www.google.com/Rumah-Lanting-Sambas//rumah-lanting_oleh

Mulawardi Sutanto_klinik fotografi KOMPAS)

Gambar 15. Tari Jepin Lembut Sambas

(Sumber: https://www.google.com/Tari-Jepin-Lembut-Sambas)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 … · i ISLAM DI KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT 1600 – 1732 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

120

Gambar 16. Acara Tepung Tawar dan Perlengkapannya

(Sumber: https://www.google.com/Tepung-Tawar-Sambas)

(Sumber: https://www.google.com/Tepung-Tawar-Sambas)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI