Islam Dan Estetika Kel 10

24
ISLAM dan ESTETIKA Makalah Pendidikan Agama Islam Disusun Oleh : (Kelompok 10) Andis Aditiya 11521050 Andryan Setya Ramadhan 11521023 Rachmat Bayu Nugraha 11521008 Santi Rahma Sari 11521053 Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri 1

description

islam dan estetika

Transcript of Islam Dan Estetika Kel 10

Page 1: Islam Dan Estetika Kel 10

ISLAM dan ESTETIKAMakalah Pendidikan Agama Islam

Disusun Oleh :

(Kelompok 10)

Andis Aditiya 11521050

Andryan Setya Ramadhan 11521023

Rachmat Bayu Nugraha 11521008

Santi Rahma Sari 11521053

Program Studi Teknik Kimia

Fakultas Teknologi Industri

Universitas Islam Indonesia

20111

Page 2: Islam Dan Estetika Kel 10

KATA PENGANTAR

Assalmu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat taufik dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat

pada waktunya.

Penulisan makalah yang berjudul “Islam dan Estetika” ini, bertujuan untuk mengetahui

estetika islam yang sangat menakjubkan dan besar dampaknya untuk kelangsungan hidup

manusia di masa depan.

Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, itu dikarenakan

kemampuan penulis yang terbatas. Namun berkat bantuan dan dorongan serta bimbingan dari

Bapak dosen mata kuliah Pengantar Pendidikan Agama Islam, serta berbagai bantuan dari

berbagai pihak, akhirnya pembuatan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Penulis berharap dengan penulisan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis

sendiri dan bagi para pembaca umumnya serta semoga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk

mengembangkan dan meningkatkan prestasi di masa yang akan datang.

Penulis

2

Page 3: Islam Dan Estetika Kel 10

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………... 1

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. 2

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………............. 3

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………............ 4

1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………….......... 4

1.4 Metode Pengumpulan Data………………………………………................. 4

1.5 Sistematika Penulisan……………………………………………….............. 5

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Definisi Estetika……………………………………………………............. 6

2.2 Nilai-nilai Estetika dalam Al-Qur’an…………………………………......... 8

2.3 Nilai-nilai Estetika dalam Seni…………………………………….............. 11

2.4 Bentuk Estetika di Alam Semesta……………………………………......... 13

BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………............... 15

3.2 Daftar Pustaka…………………………………………………….............. 16

3

Page 4: Islam Dan Estetika Kel 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Estetika dalam islam bisa diartikan sebagai sebuah upaya untuk menuturkan

kebesaran Ilahi yang mengungkapkan berbagai aspek kehidupan yang tidak bisa dibayangkan

dengan akal dan pikiran sebagaimana proses tersebut bisa terjadi tetapi bisa membuat kita yakin

dan percaya bahwa yang bisa menciptakan itu semua hanyalah Allah SWT. Beberapa hal yang

menyangkut tentang gambaran seluruh alam semesta, tumbuhan, hewan dan juga pribadi

manusia yang semua itu disajikan dalam bentuk Al Quran dan diwujudkan dalam bentuk yang

sangat menkjubkan yang bisa mengubah kehidupan manusia ke arah yang lebih baik dan seluruh

alam ini terbentanglah ayat-ayat-Nya yang bisa diumpamakan sebagai kitab agung atau sebuah

karya sastra yang ditulis oleh Sang Pencipta dengan kalam-Nya di atas lembaran terpelihara.

Di dalam dunia ini banyak sekali pandangan-pandangan mengenai estetika

sehingga arti dari estetika tersebut berbeda-beda. Misalnya dalam pandangan Kristen, hanya

menganggap sebagai media untuk menyalurkan aspirasi terpendam dan bukan sebagai bentuk

persembahan agung pada sang pencipta. Berbeda lagi dengan pandangan dari budaya barat, yang

lebih menonjolkan bentuk lekuk tubuh wanita telanjang bahkan sedang melakukan persetubuhan.

Menurut Oliver Leaman menyebutkan tiga argumen kuat tentang estetika islam yaitu,

penggambaran visual yang kreatif berakibat pada dikuasainya akal pikiran, pemusatan pada

gambaran yang menghambat pemahaman hakikat segala sesuatu, dan yang terakhir yaitu bahwa

nabi mencela segala bentuk pemberhalaan. Hal tersebut menjelaskan bahwa estetika islam sangat

menghargai dan memikirkan tentang hubungan kreatifitas otak manusia dengan moralitas untuk

menghasilkan karya yang indah, suci dan bisa dihargai sebagai karya seni yang sebenarnya. Tapi

menurut pandangan Islam sendiri, estetika lebih menonjolkan satu-kesatuan bentuk yang

berulang-ulang sehingga tercipta sesuatu yang harmonis dan seimbang. Keteraturan itu gambaran

sebagai pengantar jiwa manusia ke Allah SWT.

4

Page 5: Islam Dan Estetika Kel 10

1.2 Rumusan Masalah

Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang, maka penulis mengambil rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Apakah definisi Estetika

2. Nilai-nilai Estetika yang terkandung di dalam Al-Qur’an

3. Nilai-nilai Estetika dalam Seni

4. Bentuk Estetika yang menakjubkan di alam semesta (keajaiban alam)

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulis membuat makalah yang berjudul ”Islam dan Estetika” adalah sebagai

berikut:

1. Mengetahui definisi Estetika

2. Mengetahui nilai-nilai Estetika yang terkandung dalam Al-Qur’an

3. Mengetahui nilai-nilai Estetika dalam seni

4. Mengetahui bentuk-bentuk Estetika di alam semesta

1.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam penyusunan makalah ini, perlu sekali pengumpulan data serta sejumlah informasi

aktual yang sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas. Sehubungan dengan masalah

tersebut dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan

5

Page 6: Islam Dan Estetika Kel 10

data, yang pertama browsing di Internet, kedua dengan membaca media cetak dan dengan

pengetahuan yang penulis miliki.

1.5 Sistematika Penulisan

Makalah ”Masalah Pengangguran di Indonesia ini disusun dengan urutan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Pada bagian ini dijelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan,

metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan.

Bab II Pembahasan

Pada bab ini dijelaskan secara rinci tentang pembahasan yang terdiri dari definisi estetika,

nilai-nilai estetika yang terkandung dalam Al-Qur’an, nilai-nilai estetika dalam seni, bentuk-

bentuk estetika yang ada di alam semesta (keajaiban dunia).

Bab III Penutup

Bab terakhir ini memuat kesimpulan dan solusi terhadap masalah islam dan estetika.

6

Page 7: Islam Dan Estetika Kel 10

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Estetika

Estetika adalah ilmu yang membahas keindahan, yang mempelajari nilai-nilai sensoris,

yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa, bagaimana ia bisa

terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya.

Sedangkan estetika secara etimologi berasal dari Yunani, dari kata αισθητική yang dibaca

aisthetike, di gunakan pertama kali oleh Alexander Gottlieb Baumgarten pada 1735, yang berarti

ilmu tentang hal yang bisa dirasakan lewat perasaan.

Meskipun awalnya sesuatu yang indah dinilai dari aspek teknis dalam membentuk suatu

karya, namun perubahan pola pikir dalam masyarakat akan turut memengaruhi penilaian

terhadap keindahan. Misalnya pada masa romantisme di Perancis, keindahan berarti kemampuan

menyajikan sebuah keagungan. Pada masa realisme, keindahan berarti kemampuan menyajikan

sesuatu dalam keadaan apa adanya. Pada masa maraknya de Stijl di Belanda, keindahan berarti

kemampuan mengkomposisikan warna dan ruang dan kemampuan mengabstraksi benda.

Namun pada masa kini, keindahan bisa berarti tiga hal, yaitu :

1. Studi mengenai fenomena estetis

2. Studi mengenai fenomena persepsi

3. Studi mengenai seni sebagai hasil pengalaman estetis

7

Page 8: Islam Dan Estetika Kel 10

Perkembangan lebih lanjut menyadarkan bahwa keindahan tidak selalu memiliki

rumusan tertentu, tetapi berkembang sesuai keinginan masyarakat terhadap ide yang

dimunculkan oleh pembuat karya. Karena itulah selalu dikenal dua hal dalam penilaian

keindahan, yaitu the beauty, suatu karya yang memang diakui banyak pihak memenuhi standar

keindahan dan the ugly, suatu karya yang sama sekali tidak memenuhi standar keindahan dan

oleh masyarakat banyak biasanya dinilai buruk, namun jika dipandang dari banyak hal ternyata

memperlihatkan keindahan.

Dalam hadist Rasulullah menyebutkan Allah itu Indah dan menyukai keindahan. Dari sini

dapat disimpulkan bahwa estetika juga ada dan berpengaruh penting dalam islam dan seni.

Ada beberapa tokoh islam yang memiliki pandangan tersendiri mengenai arti penting dari

estetika itu sendiri. antara lain :

Sayyid Hussein Nasser memiliki pandangan tentang estetika yaitu kemampuan berbahasa

atas serapan pengalaman mistik sebagai scientia sacra (tradisi seni suci) yang memandang

realitas tertinggi sebagai kemutlakan, ketakterbatasan dan kesempurnaan.

Keindahan yang dihubungkan dengan semua hipotesis tentang riil merupakan refleksi

kemutlakan dalam keteraturan dan tatanan ketakterhinggan dalam pengertian batin dan misteri,

yang menuntut kesempurnaan. Jadi, dengan kata lain estetika adalah suatu bentuk keteratuaran

yang tak terbatas untuk mencapai kesempurnaan Ilahi.

Abu Hamid Muhammad Alghazali Altusi adalah seorang tokoh ulama' yang luas ilmu

pengetahuannya dan merupakan seorang pemikir besar dalam sejarah falsafah islam dan dunia.

Al Ghazali membagi keindahan menjadi beberapa tingkat yaitu, keindahan inerawi dan natsani

(sensual) yang disebut juga keindahan lahir, keindahan imajinatif dan emotif, keindahan aqliyah

atau rasional, keindahan ruhaniah atau irfani, dan yang terakhir yaitu keindahan ilahiyah atau

transendental.

Nurcholis Majid atau yang biasa disapa Cak Nur merupakan cendekiawan muslim dan

merupakan ikon pergerakan muslim di Indonesia. Cak Nur berpandangan bahwa manusia hidup

dalam keberagaman termasuk keberagaman beragama. Dalam Al Quran sendiri telah dijelaskan

8

Page 9: Islam Dan Estetika Kel 10

bahwa umat muslim harus bisa menjaga toleransi beragama debgan umat agama lain. Cak Nur

meyakini islam adalah agama pada tiap masa dan tempat sebagai definisi universal islam itu

sendiri.

Sayyid Qutub Ibrahim Hussein Syazili, lahir pada 9 Oktober 1906, di Mosyah, dalam

wilayah Asyut. Beliau merupakan pemikir, pujangga, penulis, sasterawan, juga ulama ulung di

Mesir pada kurun ke-20. Sebagai penulis, Sayyid dikatakan paling banyak dicetak bukunya.

Karyanya masih terus diterbitkan hingga kini malah diterjemahkan dalam berbagai bahasa.

Terutama tafsirnya “Fi Zilalil Quran” (Di Bawah Lindungan al-Quran) yang dianggap ‘karya

agung’ oleh kebanyakan ulama. Sebagaimana petikan mukadimah tafsir tersebut yang berbunyi:

Kehidupan di bawah lindungan al-Quran itu nikmat. Nikmat yang tidak akan dinikmati selain

orang yang merasakannya.

2.2 Nilai-nilai Estetika dalam Al-Qur’an

Sudah menjadi hukum alam, jiwa manusia cenderung untuk mendapatkan kesenangan

dari benda-benda yang indah dan cantik. Namun, kecenderungan mewujudkan dalam dirinya

berkembang sesuai dengan keyakinan agama serta kearifan masing-masing manusia.

Meyakini bahwa Allah adalah pencipta segala keindahan, manusia beriman akan merasa

sangat bahagia mendapatkan kecantikan ini dan berupaya sebaik mungkin untuk mensyukuri

kemahakuasaan dan keelokan ciptaan-Nya. Kerinduan mereka akan surga menunjang

kemampuan untuk menikmati kecantikan. Terlebih lagi, dengan menekuni penggambaran Al-

Qur`an tentang siksaan neraka dan membandingkannya akan membantu manusia beriman

mensyukuri nilai-nilai estetika, yang memberikan rasa suka cita pada jiwa mereka.

Ayat-ayat Al-Qur`an yang berkaitan dengan surga juga berperan sebagai

bimbingan bagi makhluk beriman, karena ayat-ayat itu menguraikan nilai-nilai estetika dan

kecantikan yang Allah sudah pilihkan untuk mereka. Inilah bentuk-bentuk kecantikan dan

estetika yang menyenangkan Allah. Lebih dari itu, Dia sudah berjanji untuk memberi rahmat

9

Page 10: Islam Dan Estetika Kel 10

kepada hamba-hamba-Nya dengan kemolekan semacamnya kelak di surga. Dalam cahaya tanda-

tanda inilah, orang-orang beriman coba menciptakan satu lingkungan seperti yang digambarkan

terdapat di surga, untuk mereka nikmati sendiri di dunia ini, sehingga dengan demikian

memperoleh pola hidup yang ditandai dengan melimpahnya keindahan.

Salah satu anugerah Allah kepada orang-orang beriman di dunia ini adalah barang-barang

perhiasan. Allah menciptakan emas dan perak untuk dijadikan perhiasan, mutiara, bahan-bahan

pakaian indah bernilai, dan banyak benda lainnya yang disebutkan di dalam Al-Qur`an,

semuanya untuk menghibur dan menyenangkan manusia. Keindahan yang akan Allah

anugerahkan di surga kepada hamba-hamba-Nya yang sesungguh-sungguhnya tulus ikhlas

adalah disanjung,

"Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan dipakaikan kepada

mereka gelang terbuat dari perak…," (al-Insaan [76]: 21)

Di dalam ayat ini, Allah menekankan perhatian kita pada nilai keindahan sutra dan

tenunannya. Sebagaimana ayat yang disebutkan, perhiasan perak adalah salah satu ornamen yang

Allah ciptakan untuk umat manusia. Sebagai contoh, gelang-gelang perak banyak disebutkan

pada ayat-ayat lain.

Ayat lain menjelaskan keindahan kalung emas dan mutiara :

"Sesungguhnya, Allah memasukkan orang-orang beriman dan mengerjakan amal yang saleh ke

dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Di surga itu mereka diberi

perhiasan dengan gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan pakaian mereka adalah sutra." (al-

Hajj [22]: 23)

Allah sudah mengindikasikan bahwa mutiara adalah barang hiasan terkenal yang

akan dianugerahkan kepada orang-orang beriman penghuni surga, sebagai pahala.

Imbalan untuk semua keindahan itu, kepada manusia hanya dituntut sikap mensyukuri

kepada Allah dan hidup di dunia menurut perintah-perintah-Nya dan menjauhi apa pun larangan-

Nya. Mereka yang mematuhinya akan dikaruniai surga dan akan menerima berkah dan

10

Page 11: Islam Dan Estetika Kel 10

keindahan-keindahan tidak terbatas untuk selama-lamanya. Kalau tidak, mereka dibolehkan

memanfaatkan untuk sementara segala sesuatu yang tersedia di bumi, yang tak satu pun darinya

bakal menolong mereka di hari perhitungan, ketika semua manusia harus menghitung semua

perbuatan mereka selama berada di dunia ini. Di akhir penghitungan, mereka ini berhak

dijebloskan ke neraka, tempat penyiksaan abadi dan tak tertanggungkan pedihnya.

Allah, Dia yang telah menciptakan manusia dalam bentuk terindah, juga memberikan

ilham kepada mereka agar mereguk kesenangan dari berbagai macam kecantikan. Di antara

semua ciptaan, hanya manusia saja yang mendapat iradah mengenal konsep "kecantikan".

Manusia tidak saja menikmati barang-barang cantik, tapi juga berusaha membuatnya.

Melalui sejumlah tanda di dalam Al-Qur`an, Allah memberikan penghargaan kepada

estetika, kecantikan, dan kemolekan, dan memberikan dorongan kepada hamba-hamba-Nya

untuk menikmati itu semua. Di dalam al-Qur'an Dia menyatakan bahwa karunia-Nya,

"Katakanlah, 'Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya

untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?'

Katakanlah, 'Semuanya itu disediakan bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia,

khusus (untuk mereka saja di hari kiamat)…." (al-A'raaf [7]: 32)

Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat tersebut, semua kecantikan dan barang apa pun

yang menyedapkan di dunia disediakan untuk manusia beriman yang dapat mensyukuri nikmat

itu. Sebaliknya, di hari kemudian, banyak benda lainnya yang tak terbandingkan indah dan

megahnya akan khusus jadi milik mereka.

Setiap keindahan adalah karya seni milik Allah semata, Pencipta segala sesuatu. Itu

sebabnya semua keindahan menakjubkan orang-orang beriman, dan mengapa semua orang

beriman mensyukuri Allah atas semua karunia itu, dan makin tambah dekat kepada-Nya.

Beberapa rincian berkaitan dengan kehidupan Nabi Sulaiman a.s. mengungkap beberapa isyarat

11

Page 12: Islam Dan Estetika Kel 10

tentang hal ini. Di dalam ayat berikut, Nabi Sulaiman a.s. menjelaskan mengapa beliau

menggandrungi kekayaan, kekuasaan, dan kemuliaan,

"Maka ia berkata, 'Sesungguhnya, aku menyukai kesenangan terhadap barang yang baik

(kuda) sehingga aku lalai mengingat Tuhanku sampai kuda itu hilang dari pandangan.'" (Shaad

[38]: 32)

Seperti diperjelas oleh ayat ini, harta milik, kemuliaan, dan kekayaan, yang semuanya

mungkin menggiring orang kafir pada kesesatan, hanya diperuntukkan kepada orang beriman

agar mensyukuri Allah dan mendapatkan kesenangan-Nya.

2.3 Nilai-nilai Estetika dalam Seni

Allah Menganugerahkan Keindahan

Salah satu anugerah Allah kepada orang-orang beriman di dunia ini adalah barang-barang

perhiasan. Allah menciptakan emas dan perak untuk dijadikan perhiasan, mutiara, bahan-bahan

pakaian indah bernilai, dan banyak benda lainnya yang disebutkan di dalam Al-Qur`an,

semuanya untuk menghibur dan menyenangkan manusia. Keindahan yang akan Allah

anugerahkan di surga kepada hamba-hamba-Nya yang sesungguh-sungguhnya tulus ikhlas

adalah disanjung,

"Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan dipakaikan kepada mereka

gelang terbuat dari perak…," (al-Insaan [76]: 21)

Di dalam ayat ini, Allah menekankan perhatian kita pada nilai keindahan sutra dan tenunannya.

Sebagaimana ayat yang disebutkan, perhiasan perak adalah salah satu ornamen yang Allah

ciptakan untuk umat manusia. Sebagai contoh, gelang-gelang perak banyak disebutkan pada

ayat-ayat lain.

Ayat lain menjelaskan keindahan kalung emas dan mutiara,

12

Page 13: Islam Dan Estetika Kel 10

"Sesungguhnya, Allah memasukkan orang-orang beriman dan mengerjakan amal yang saleh ke

dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Di surga itu mereka diberi

perhiasan dengan gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan pakaian mereka adalah sutra." (al-

Hajj [22]: 23)

Allah sudah mengindikasikan bahwa mutiara adalah barang hiasan terkenal yang akan

dianugerahkan kepada orang-orang beriman penghuni surga, sebagai pahala.

Imbalan untuk semua keindahan itu, kepada manusia hanya dituntut sikap mensyukuri kepada

Allah dan hidup di dunia menurut perintah-perintah-Nya dan menjauhi apa pun larangan-Nya.

Mereka yang mematuhinya akan dikaruniai surga dan akan menerima berkah dan keindahan-

keindahan tidak terbatas untuk selama-lamanya. Kalau tidak, mereka dibolehkan memanfaatkan

untuk sementara segala sesuatu yang tersedia di bumi, yang tak satu pun darinya bakal menolong

mereka di hari perhitungan, ketika semua manusia harus menghitung semua perbuatan mereka

selama berada di dunia ini. Di akhir penghitungan, mereka ini berhak dijebloskan ke neraka,

tempat penyiksaan abadi dan tak tertanggungkan pedihnya.

Dekorasi

Allah, Dia yang telah menciptakan manusia dalam bentuk terindah, juga memberikan ilham

kepada mereka agar mereguk kesenangan dari berbagai macam kecantikan. Di antara semua

ciptaan, hanya manusia saja yang mendapat iradah mengenal konsep "kecantikan". Manusia

tidak saja menikmati barang-barang cantik, tapi juga berusaha membuatnya.

Melalui sejumlah tanda di dalam Al-Qur`an, Allah memberikan penghargaan kepada estetika,

kecantikan, dan kemolekan, dan memberikan dorongan kepada hamba-hamba-Nya untuk

menikmati itu semua. Di dalam al-Qur'an Dia menyatakan bahwa karunia-Nya,

"Katakanlah, 'Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya

untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?'

13

Page 14: Islam Dan Estetika Kel 10

Katakanlah, 'Semuanya itu disediakan bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia,

khusus (untuk mereka saja di hari kiamat)…." (al-A'raaf [7]: 32)

Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat tersebut, semua kecantikan dan barang apa pun yang

menyedapkan di dunia disediakan untuk manusia beriman yang dapat mensyukuri nikmat itu.

Sebaliknya, di hari kemudian, banyak benda lainnya yang tak terbandingkan indah dan

megahnya akan khusus jadi milik mereka.

Setiap keindahan adalah karya seni milik Allah semata, Pencipta segala sesuatu. Itu

sebabnya semua keindahan menakjubkan orang-orang beriman, dan mengapa semua orang

beriman mensyukuri Allah atas semua karunia itu, dan makin tambah dekat kepada-Nya.

Beberapa rincian berkaitan dengan kehidupan Nabi Sulaiman a.s. mengungkap beberapa isyarat

tentang hal ini. Di dalam ayat berikut, Nabi Sulaiman a.s. menjelaskan mengapa beliau

menggandrungi kekayaan, kekuasaan, dan kemuliaan,

"Maka ia berkata, 'Sesungguhnya, aku menyukai kesenangan terhadap barang yang baik (kuda)

sehingga aku lalai mengingat Tuhanku sampai kuda itu hilang dari pandangan.'" (Shaad [38]: 32)

Seperti diperjelas oleh ayat ini, harta milik, kemuliaan, dan kekayaan, yang semuanya mungkin

menggiring orang kafir pada kesesatan, hanya diperuntukkan kepada orang beriman agar

mensyukuri Allah dan mendapatkan kesenangan-Nya.

2.4 Bentuk Estetika di Alam Semesta

Alam memiliki keindahan yang tidak dapat terukur. Hingga saat ini pun belum ada

manusia yang mampu menilai dan mengukur keindahan alam di dunia. Bagaimanapun

canggihnya manusia dalam berkarya, ternyata belum ada yang bisa menggantikan ciptaan alam

semesta. Manusia boleh bangga dengan hasil ciptaan manusia. Pada saat manusia suntuk

kemungkinan yang dituju yaitu keindahan alam bukan keindahan gedung, bangunan pencakar

langit dsb. Ini bukti bahwa manusia tidak terlepas dari keidahan alam yang nota bene adalah

14

Page 15: Islam Dan Estetika Kel 10

lingkungannya, tempat hidup makhluk hidup. Alam memiliki keindahan yang tidak dapat

terukur. Hingga saat ini pun belum ada manusia yang mampu menilai dan mengukur keindahan

alam di dunia.

Satu hal yang membuat hati menjadi lapang dan tenang adalah merenungkan keindahan

ciptaan Allah Yang Maha Agung di alam semesta, melihat, serta menikmati "kitab yang

terbentang" ini. Allah telah berfirman mengenai ciptaan-Nya itu :

Lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah {QS. An-Naml:

60}. Inilah ciptaan Allah, maka perlihatkanlah olehmu kepadaku apa yang telah diciptakan oleh

sesembahan-sesembah an(mu) selain Allah. {QS. Luqman: 11}. Katakanlah: "Perhatikanlah apa

yang ada di langit dan di bumi". {QS. Yunus: 101}. Rabb Kami ada (Rabb) yang telah

memberikan kepada sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian Dia memberinya petunjuk. {QS.

Thaha: 50). Maka Maha Suci Allah, Pencipta Yang Paling Baik. {QS. Al-Mu'minun: 14}.

15

Page 16: Islam Dan Estetika Kel 10

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Estetika membahas hal yang berkaitan dengan refleksi kritis terhadap nilai-nilai atas sesuatu

yang disebut indah. Keindahan tidak hanya terbatas pada seni dan alam tapi juga pada moral dan

intelektual. Moral yang indah tentunya moral yang baik dan intelek yang indah adalah intelek

yang benar, semua itu merupakan nilai positif yang saling terkait sesuai ajaran agama Islam. Dan

setiap keindahan adalah karya seni milik Allah semata, Pencipta segala sesuatu. Itu sebabnya

semua keindahan dan barang apa pun yang menyedapkan di dunia disediakan untuk manusia

beriman yang dapat mensyukuri nikmat Allah atas semua karunia tersebut.

16

Page 17: Islam Dan Estetika Kel 10

Daftar Pustaka

http://musiqalbu.blogspot.com/2006/11/ungkapkan-estetika-seni-dalam-syiar.html

http://ceritalily.blogspot.com/2010/10/bestetika-islam-menurut-pandangan-tokoh.html

http://www.uin-malang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1986:estetika-

dalam-islam&catid=35:artikel-dosen&Itemid=210

http://www.goodreads.com/book/show/3359452-estetika-islam

http://ahmadsamantho.wordpress.com/2010/02/23/pemikiran-awal-estetika-seni-lukis-dalam-

islam/

http://www.minangforum.com/Thread-PENDIDIKAN-SENI-BERBASIS-ESTETIKA-ISLAM

http://mswibowo.blogdetik.com/2009/04/27/nilai-estetika-di-tengah-tatanan-dunia/

17