Isi_Peranan Guru PLB Dalam Program Bimbingan Di Sekolah Luar Biasa

23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru mempunyai peranan yang sangat penting dan bertanggung jawab terhadap perkembangan mental dan emosional muridnya. Menurut Munandar (1999) tugas seorang guru adalah merangsang dan membina perkembangan intelektual, pertumbuhan sikap-sikap dan nilai-nilai dalam diri anak. Di Indonesia sekolah khusus seringkali disebut dengan Sekolah Luar Biasa (SLB) walaupun ada juga sekolah-sekolah khusus yang tidak menamakan dirinya sebagai SLB. Pembentukan Sekolah Luar Biasa memberikan pelayanan yang lebih baik bagi anak yang memiliki kebutuhan khusus atau anak luar biasa (Sunarjo, 2006). Di Indonesia sekolah khusus seringkali disebut dengan Sekolah Luar Biasa (SLB) walaupun ada juga sekolah-sekolah khusus yang tidak menamakan dirinya sebagai SLB. Pembentukan Sekolah Luar Biasa 1

Transcript of Isi_Peranan Guru PLB Dalam Program Bimbingan Di Sekolah Luar Biasa

Page 1: Isi_Peranan Guru PLB Dalam Program Bimbingan Di Sekolah Luar Biasa

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru mempunyai peranan yang sangat penting dan bertanggung jawab

terhadap perkembangan mental dan emosional muridnya. Menurut Munandar

(1999) tugas seorang guru adalah merangsang dan membina perkembangan

intelektual, pertumbuhan sikap-sikap dan nilai-nilai dalam diri anak. Di

Indonesia sekolah khusus seringkali disebut dengan Sekolah Luar Biasa

(SLB) walaupun ada juga sekolah-sekolah khusus yang tidak menamakan

dirinya sebagai SLB. Pembentukan Sekolah Luar Biasa memberikan

pelayanan yang lebih baik bagi anak yang memiliki kebutuhan khusus atau

anak luar biasa (Sunarjo, 2006).

Di Indonesia sekolah khusus seringkali disebut dengan Sekolah Luar

Biasa (SLB) walaupun ada juga sekolah-sekolah khusus yang tidak

menamakan dirinya sebagai SLB. Pembentukan Sekolah Luar Biasa

memberikan pelayanan yang lebih baik bagi anak yang memiliki kebutuhan

khusus atau anak luar biasa (Sunarjo, 2006). Jumlah SLB pada tahun

2006/2007 mencapai 1.569 sekolah, dimana 80,75 % diantaranya SLB swasta

(Direktorat PSLB 2003) Sekolah Luar Biasa (SLB) merupakan lembaga

pendidikan yang dipersiapkan untuk menangani dan memberikan pelayanan

pendidikan kepada anak-anak penyandang kelainan (anak luar biasa) yang

meliputi kelainan fisik, mental, dan emosi / sosial (Mikarsa, 2002).

1

Page 2: Isi_Peranan Guru PLB Dalam Program Bimbingan Di Sekolah Luar Biasa

The Americans with Disability Act (ADA) menyatakan bahwa individu

dengan kebutuhan khusus atau anak luar biasa harus mendapatkan akomodasi

yang memadai baik didunia pendidikan maupun didunia pekerjaan dan tidak

boleh mendapatkan diskriminasi (Mastropieri & Scruggs, 2000). Hal tersebut

di Indonesia ditindaklanjuti dengan UU Nomor 20 tahun 2003 tentang

Sisdiknas pasal 5 ayat (2) bahwa “warga Negara yang berkelainan fisik,

emosional, mental, intelektual, dan sosial berhak memperoleh pendidikan

khusus“.

B. Rumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah pada makalah ini adalah :

1. Apa peranan guru di sekolah SLB ?

2. Bagaimanakah peran guru PLB dalam program bimbingan di kelas dan di

luar kelas ?

3. Apa yang menjadi keterbatasan kemampuan Guru PLB ?

4. Bagaimanakah kerja sama guru PLB dengan tim ahli dalam layanan

bimbingan ?

C. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan makalah ini adalah:

1. Mahasiswa mengetahui apa peranan seorang guru, terutama peranan guru

di Sekolah Luar Biasa

2. Mahasiswa mengetahui keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh

seorang guru PLB

2

Page 3: Isi_Peranan Guru PLB Dalam Program Bimbingan Di Sekolah Luar Biasa

BAB II

PEMBAHASAN

A. Peran Guru Pendidikan Luar Biasa

Sehubungan dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik” dan

“pembimbing”, maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru

PLB. Peranan guru ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku

yang diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa (yang

terutama), sesame guru, maupun dengan staf yang lain. Dari berbagai

kegiatan interaksi belajar-mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi

perannya. Sebab baik disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan

perhatian guru banyak dicurahkan untuk menggarap proses belajar-mengajar

dan berinteraksi dengan siswanya.

Mengenai apa peranan guru itu ada pendapat, antara lain:

1. Prey Katz menggambarkan peranan guru sebagai komunikator sahabat

yang dapat memberikan nasihta-nasihat, motivator sebagai pemberi

inspirasi dan dorongan, pembimbing dalam pengembangan sikap dan

tingkah laku serta nilai-nilai, orang yang menguasai bahan yang diajarkan.

2. James W.Brown, mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara

lain: menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencana dan

mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi

kegiatan siswa.

3

Page 4: Isi_Peranan Guru PLB Dalam Program Bimbingan Di Sekolah Luar Biasa

B. Peran Guru PLB dalam Program Bimbingan di Kelas

Keberhasilan belajar siswa berkebutuhan khusus akan lebih memadai

apabila guru PLB menerapkan peran bimbingan dalam belajar mengajar, yang

berupa upaya fasilitatif bagi perkembangan kepribadian siswa berkebutuhan

khususnya, serta upaya bimbingan lain untuk membimbing siswa

berkebutuhan khusus menentukan tujuan yang hendak dicapainya,

membimbing siswa berkebutuhan khusus dalam menilai keberhasilannya

dalam mencapai tujuan.

Dalam melaksanakan peran bimbingannya baik secara umum maupun

dalam proses belajar-mengajar guru PLB sering mengeluh karena tugasnya

terlalu banyak. Untuk melaksanakan tugas sehari-hari seorang guru PLB

menghadapi sejumlah siswa berkebutuhan khusus, mungkin sampai beberapa

siswa berkebutuhan khusus yang terbagi dalam beberapa kelas yang harus

dilayaninya secara bergiliran.

Peran bimbingan dalam proses pembelajaran merupakan salah satu

kompetensi guru PLB yang terpadu dalam keseluruhan kompetensi

penyesuaian interaksional, yang merupakan kemampuan guru PLB untuk

menyesuaikan diri dengan jenis kelainan dan karakteristik siswa

berkebutuhan khusus dan suasana belajarnya.

Peran guru PLB dalam program bimbingan di kelas itu dapat diartikan

sebagai perlakuan guru terhadap siswa berkebutuhan khusus dengan

memperlihatkan hal-hal sebagai berikut:

4

Page 5: Isi_Peranan Guru PLB Dalam Program Bimbingan Di Sekolah Luar Biasa

1. Perlakuan terhadap siswa berkebutuhan khusus sebagai individu yang

memiliki potensi untuk berkembnag dan maju serta ada kemampuan

mengarahkan dirinya sendiri untuk mandiri.

2. Sikap positif yang wajar terhadap siswa berkebutuhan khusus. Dalam

melaksanakan peran bimbingan itu guru PLB tidak menjauhkan diri dari

siswa berkebutuhan khusus, dan tidak pula terkait secara sentimental

kepada siswa berkebutuhan khusus.

3. Perlakuan terhadap siswa berkebutuhan khusus secara hangat, ramah,

rendah hati, dan menyenangkan.

4. Pemahaman terhadap siswa berkebutuhan khusus secara empatik.

5. Penghargaan terhadap martabat siswa berkebutuhan khusus sebagai

individu.

6. Penampilan diri secara ikhlas (genuine) di depan siswa berkebutuhan

khusus.

7. Kekongkretan dalam menyatakan diri.

8. Penerimaaan terhadap siswa berkebutuhan khusus apa adanya.

9. Perlakuaan terhadap siswa berkebutuhan khusus secara terbuka.

10. Kepekaan terhadap perasaan yang dinyatakan oleh siswa berkebutuhan

khusus dan emmbantu siswa berkebutuhan khusus unutk menyadari

perasaannya itu.

11. Kesadaran bhawa tujuan mengajar bukan terbatas pada penguasaan siswa

berkebutuhan khusus terhadap bahan pengajaran saja, melainkan juga

5

Page 6: Isi_Peranan Guru PLB Dalam Program Bimbingan Di Sekolah Luar Biasa

menyangkut pengembangan siswa berkebutuhan khusus menjadi individu

yang lebih dewasa.

12. Penyesuaian diri terhadap keadaan khusus. Penyesuaian perilaku guru

PLB terhadap situasi khusus sangat penting untuk memperoleh hasil

beljaar pada diri siswa berkebutuhan khusus, sesuai dengan yang

diinginkannya.

Disamping itu ada tiga faktor situasional yang dapat mempengaruhi

penampilan dan efektivitas guru PLB dalam melaksankan tugas bimbingan di

kelas, yaitu karakteristik siswa berkebutuhan khusus, gaya kepemimpinan

kepala sekolah, dan hubungan professional/inter personal dengan teman

sejawat.

Guru PLB akan lebih efektif apabila memberikan perhatian yang lebih

besar kepada proses belajar dan proses belajar dan proses perkembangan

siswa berkebutuhan khususnya. Selanjutnya apabila hal tersebut telah disadari

oleh guru PLB maka dia akan menyadari pula betapa pentingnya pelayanan

bimbingan bagi siswa berkebutuhan khusus yang sedang belajar. Pada

gilirannya guru PLB akan menemukan bahwa pendekatan bimbingan akan

meningkatkan efektifitas mengajarnya.

C. Peran Guru PLB dalam Program Bimbingan di Luar Kelas

Guru PLB mempunyai peranan dan kedudukan kunci dalam

keseluruhan proses pendidikan terutama dalam pendidikan formal, bahkan

6

Page 7: Isi_Peranan Guru PLB Dalam Program Bimbingan Di Sekolah Luar Biasa

dalam keseluruhan pembangunan masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu

guru PLB harus sadar bahwa dia wajib memberikan pengabdian yang baik

kepada masyarakat, dan harus diyakini bahwa profesi guru PLB sama tinggi

tingkatnya dengan profesi lainnya.

Peranan guru PLB itu akan makin strategis, kalau dikaitkan dengan

kebijaksanaan dan program pembangunan dalam pendidikan dewasa ini, yaitu

berkenaan dengan peningkatan mutu lulusan atau hasil pendidikan itu sendiri.

Dalam keadaan semacam itu, guru PLB seyogyanya memiliki kualifikasi

sesuai dengan bidang tugasnya. Sehubungan dengan kualifikasi dan tugas

guru PLB itu, Guru PLB mengemban sekurang-kurangnya tiga tugas pokok,

yaitu tugas: (a) professional, (b) manusiawi, dan (c) kemasyarakatan

(Darmodiharjo, 1982)

1. Tugas professional, yaitu tugas yang berkenaan dengan profesinya.

Tugas ini mencakup tugas mendidik (untuk mengembangkan pribadi

siswa berkebutuhan khusus), mengajar (untuk mengembangkan

kemampuan intelektual siswa berkebutuhan khusus), melatih (untuk

mengembangkan keterampilan siswa berkebutuhan khusus), dan

mengelola ketertiban sekolah sebagai penunjang ketahanan sekolah.

2. Tugas manusiawi, yaitu tugasnya sebagai manusia. Dalam hal ini guru

PLB bertugas mewujudkan dirinya dalam arti merealisasikan seluruh

potensi yang dimilikinya, melakukan auto-identifikasi dan auto-

pengertian untuk dpat menempatkan dirinya di dalam keseluruhan

7

Page 8: Isi_Peranan Guru PLB Dalam Program Bimbingan Di Sekolah Luar Biasa

kamanusiaan, sesuai dengan martabat manusia, yang terikat oleh nilai,

norma dan etika yang berlaku di masyarakat.

3. Tugas kemasyarakatan, yaitu tugas guru PLB sebagai anggota

masyarakat dan warga negara. Artinya guru PLB bertugas membimbing

siswa berkebutuhan khusus menjadi warga negara yng baik, sesuai

dengan kaidah-kaidah yang terdapat dalam Pancasila, UUD 1945, dan

Program Pembangunan Nasional. Dalam hal ini guru PLB berfungsi

sebagai perancang masa depan, dan penggerak kemajuan pendidikan

untuk anak berkebutuhan khusus.

Ketiga tugas pokok tersebut harus tercermin secara terpadu dalam

penampilan guru PLB pada proses belajar-mengajar. Guru PLB bukan hanya

sekedar penyampai pelajaran, bukan pula sebagai penerap metode mengajar,

melainkan guru PLB adalah pribadinya, berinteraksi dengan siswa

berkebutuhan khusus.

Ada beberapa karakterstik yang harus dimiliki guru PLB, di antaranya

sebagai berikut:

1. Memiliki mental yang sehat

2. Menguasai cara-cara untuk menghindari pengaruh negatif terhadap siswa

berkebutuhan khusus, terutama menyingkirkan pengaruh negatif dari

masa kanak-kanaknya yang mungkin ditularkan siswa berkebutuhan

khusus secara tidak sadar.

3. Memperlakukan siswa berkebutuhan khusus sebagai yang unik.

8

Page 9: Isi_Peranan Guru PLB Dalam Program Bimbingan Di Sekolah Luar Biasa

4. Menghindari ucapan-ucapan yang melukai perasaan serta harga diri

siswa berkebutuhan khusus.

Pendapat diatas menunjukkan bahwa sebagian besar dari peranan guru

PLB itu merupakan hubungan antarpribadi. Ini berarti pula bahwa proses

belajar mengajar itu bukan semata-mata merupakan kegiatan intruksional

saja, tetapi juga menyangkut banyak efek pengiring yang terekam oleh siswa

berkebutuhan khusus pada waktu terjadi interaksi belajar-mengajar. Dengan

demikian guru PLB dalam proses belajar-mengajar di samping mengajar,

guru PLB itu juga membimbing siswa berkebutuhan khususnya.

D. Keterbatasan Kemampuan Guru PLB dalam Bertugas Bimbingan di

Kelas

Meskipun Guru PLB memegang peranan yang sangat penting dalam

upaya bimbingan di lingkungan sekolah, namun beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan sehubungan dengan keterbatasan dan kemampuan Guru

PLB untuk melaksanakannya.

1. Guru PLB mempunyai waktu yang terbatas untuk melaksanakan

bimbingan. Pernyataan tersebut menunjukkan kebenaran.

Dalam tugasnya sehari-hari, Guru PLB mempunyai banyak tugas rutin

yang harus dilakukannya. Dengan alasan tersebut Guru PLB mudah menolak

tanggung jawabnya untuk melakukan bimbingan. Dengan menerima tugas

9

Page 10: Isi_Peranan Guru PLB Dalam Program Bimbingan Di Sekolah Luar Biasa

bimbingan Guru PLB seolah-olah mendapatkan pekerjaan yang berlipat

ganda.

Persoalan waktu yang kurang itu, sesungguhnya merupakan masalah

kepedulian dan sikap Guru PLB terhadap bimbingan. Apabila kepedulian itu

tinggi dan sikap itu positif maka masalah waktu itu tidaklah menjadi kesulitan

pokok.

2. Guru PLB kurang mendapat latihan dan pengalaman untuk melakukan

bimbingan

Pernyataan tersebut mengandung kebenaran tidaklah adil apabila

seorang Guru PLB yang memperoleh pelatihan khusus untuk mengajar di beri

beban yang besar untuk melakukan bimbingan secara lengkap. Akan tetapi

sebenarnya Guru PLB tidak diberi beban untuk melakukan bimbingan dalam

arti lengkap seperti yang dibebankan kepada Guru PLB pembimbing. Apabila

ada hal-hal khusus yang sangat diperlukan untuk melengkapi kemampuan

Guru PLB itu maka Guru PLB dapat diberi penataran singkat atau latihan

dalam jabatan mengenai tugas kepembimbingan.

3. Guru PLB kurang memiliki kepribadian yang cocok untuk melakukan

pekerjaan bimbingan

Pernyataan itu akan menyelesaikan pernyataan tersebut mengisyaratkan

kepada kepribadian yang dibutuhkan untuk mengajar berbeda kepribadian

10

Page 11: Isi_Peranan Guru PLB Dalam Program Bimbingan Di Sekolah Luar Biasa

yang dibutuhkan untuk membimbing adalah benar bahwa di antara Guru

PLB-Guru PLB banyak yang kurang memiliki ciri-ciri yang dibutuhkan untuk

melakukan bimbingan secara memadai dan efektif, akan tetapi Guru PLB

yang demikian itu disangsikan pula untuk dapat mengajar secara efektif.

4. Guru PLB kurang luwes dalam mengatur jadwal kegiatannya

Sesungguhnya semua Guru PLB telah melakukan tugas rangkap

mengajar dan membimbing, masalahnya adalah tidak semua Guru PLB

melakukan tugas rangkap itu secara sadar, berencana dan berkesinambungan.

Untuk meningkatkan kecakapan memberikan bimbingan yang baik agi anak

berkebutuhan khusus itu memerlukan waktu. Oleh karena itu, hal itu hanyalah

terasa pada permulaan saja. Apabila semua itu telah dipahami dan

dilaksanakan secraa rutin, maka semuanya bukan lagi merupakan beban

tambahan. Dengan begitu, guru PLB memperoleh manfaat karena bimbingan

yang dilakukan akan menambah efektifitas pengajarnya. Jadi mendalami

efektifitas dan memperlajari teori bimbingan merupakan beban tambahan

bagi Guru PLB, tetapi proses bimbingan itu sendiri bukanlah beban tambahan

itu karena sebenarnya Guru PLB telah terlibat langsung dalam pekerjaannya

sehari-hari.

11

Page 12: Isi_Peranan Guru PLB Dalam Program Bimbingan Di Sekolah Luar Biasa

E. Kerja Sama Guru PLB dengan TIM Ahli dalam Layanan Bimbingan

Sebagai tenaga professional guru PLB harus bersikap terbuka, dan

mampu bekerja sama dengan ahli lain. Sebab dalam proses pelayanan khusus

pada anak berkelainan berpedoman pada prinsisp multi disipliner.Guru tidak

semata-mata sebagai pengajar tetapi juga sebagai pendidik dan sekaligus

sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa

dalam belajar. Oleh karena itu kerjasama dengan ahli dalam disiplin ilmu lain

menjadi sangat penting.

Disamping itu guru diberikan tuas mengkonseling siswanya,

sebagaimana dikemukakan oleh Miller (Natawidjaya, 1988) menemukan 3

perbedaan pokok antara proses pengajaran dan konseling, yaitu masalah:

1. Disiplin, disiplin yang jelas harus dikembangkan da dipertahankan oleh

guru dalam kelas, sedangkan guur pembimbing seringkali harus

meninggalkan displin untuk menciptakan suatu suasana hubungan pribadi

yang memadai dengan kliennya.

2. Komunikasi, yang dilakukan oleh guru, pada umunya bersifat lisan dan

guru memegang peran yang dominan. Sebaliknya guru pembimbing lebih

banyak mendengarkan dan membangkitkan semangat klien untuk lebih

banyak mengungkapkan keadaan pribadinya, serta berusaha sebanyak

mungkin memperoleh informasi dan klien.

3. Tujuan, yang hendak dicapai dalam pengajaran pada umunya ditentukan

oleh sekolah dan masyarakat yang lebih luas termasuk Pemerintah,

12

Page 13: Isi_Peranan Guru PLB Dalam Program Bimbingan Di Sekolah Luar Biasa

tujuan itu dirinci dan dikhususkan serta dirumuskan oleh guru.

Sebaliknya kegiatan konseling mempunyai tujuan yang tidak begitu saja

dapat dirumuskan sebelum kegiatan itu berlangsung. Setelah tujuan itu

ditemukan bersama-sama oleh guru pembimbing dan kliennya, guru

pembimbing tidak dapat secara langsung mengarahkan kegiatan

konseling kepada tujuan itu. Klien itulah yang lebih menentukan apa

yang akan dilakukannya dalam pencapaian tujuan konseling itu.

13

Page 14: Isi_Peranan Guru PLB Dalam Program Bimbingan Di Sekolah Luar Biasa

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

James W.Brown, mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara

lain: menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencana dan

mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi

kegiatan siswa.

Keberhasilan belajar siswa berkebutuhan khusus akan lebih memadai

apabila guru PLB menerapkan peran bimbingan dalam belajar mengajar,

yang berupa upaya fasilitatif bagi perkembangan kepribadian siswa

berkebutuhan khususnya, serta upaya bimbingan lain untuk membimbing

siswa berkebutuhan khusus menentukan tujuan yang hendak dicapainya.

Guru tidak semata-mata sebagai pengajar tetapi juga sebagai pendidik

dan sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan

menuntun siswa dalam belajar.

B. Saran

Seorang gru PLB harus menyadari tugas dan kinerjanya sebagai seorang guru

bagi siswa-siswa berkebutuhan khususnya, jadi mereka harus menerima

pekerjaan mereka dengan sikap yang sabar. Dan pemerintah diharapkan dapat

lebih memperhatikan lagi usaha-usaha yang telah dilakukan oleh seorang

guru PLB.

14

Page 15: Isi_Peranan Guru PLB Dalam Program Bimbingan Di Sekolah Luar Biasa

DAFTAR PUSTAKA

Aldi, Fresti. 2009. Sekilas Tentang Sekolah Luar Biasa.

http://frestialdi.wordpress.com/2009/04/14/sekilas-tentang-sekolah-luarbiasa/.

14 Mei 2012

Masidi, Agus. 2007. Profesi Keguruan Pendidikan Luar Biasa. Dapartemen

Pendidikan Nasional. Jakarta

Agustien, Neny. . Motivasi Menjadi Guru SLB pada Wanita Dewasa Awal.

www.gunadarma.ac.id/library/articles/.../Artikel_10505143.pdf. 14 Mei 2012

Sunarjo, 2006 . dalam (Masidi, Agus. 2007. Profesi Keguruan Pendidikan Luar

Biasa. Dapartemen Pendidikan Nasional. Jakarta)

Mulyasa. 2009. Menjadi Guru Profesional. Remaja Rosdakarya. Bandung

15