isi Rifa jadi.doc

12
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas kegiatan dakwah dapat dilakukan dengan berbagai cara atau metode dan direncanakan dengan tujuan mencari kebahagiaan hidup dengan dasar keridhaan Allah swt. Da‟i harus mempunyai pemahaman yang mendalam bukan saja menganggap bahwa dakwah dalam bentuk “amar ma’ruf nahi mungkar”, sekedar menyampaikan saja melainkan harus memenuhi beberapa syarat, yakni mencari materi yang cocok, mengetahui psikologis objek dakwah, memilih metode yang representatif, menggunakan bahasa yang bijaksana dan sebagainya. Mendakwahkan Islam berarti memberikan jawaban Islam terhadap berbagai permasalahan umat. Karenanya dakwah Islam selalu terpanggil untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang sedang dan akan dihadapi oleh umat manusia. Meskipun misi dakwah dari dulu sampai kini tetap pada mengajak umat manusia ke dalam sistem Islam, namun tantangan dakwah berupa problematika umat senantiasa berubah dari waktu kewaktu. Permasalahan yang dihadapi oleh umat selalu berbeda baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Namun demikian, permasalahan-permasalahan umat tersebut perlu diidentifikasi dan dicari solusi pemecahan yang relevan dan strategis melalui 1

Transcript of isi Rifa jadi.doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahAktivitas kegiatan dakwah dapat dilakukan dengan berbagai cara atau metode dan direncanakan dengan tujuan mencari kebahagiaan hidup dengan dasar keridhaan Allah swt. Dai harus mempunyai pemahaman yang mendalam bukan saja menganggap bahwa dakwah dalam bentuk amar maruf nahi mungkar, sekedar menyampaikan saja melainkan harus memenuhi beberapa syarat, yakni mencari materi yang cocok, mengetahui psikologis objek dakwah, memilih metode yang representatif, menggunakan bahasa yang bijaksana dan sebagainya.

Mendakwahkan Islam berarti memberikan jawaban Islam terhadap berbagai permasalahan umat. Karenanya dakwah Islam selalu terpanggil untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang sedang dan akan dihadapi oleh umat manusia. Meskipun misi dakwah dari dulu sampai kini tetap pada mengajak umat manusia ke dalam sistem Islam, namun tantangan dakwah berupa problematika umat senantiasa berubah dari waktu kewaktu. Permasalahan yang dihadapi oleh umat selalu berbeda baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Namun demikian, permasalahan-permasalahan umat tersebut perlu diidentifikasi dan dicari solusi pemecahan yang relevan dan strategis melalui pendekatan-pendekatan dakwah yang sistematis, smart, dan profesional. Dan sudah menjadi rahasia umum, bahwa berurusan dengan birokrasi di negeri ini sangatlah ribet dan melelahkan, sehingga banyak yang memilih jalan pintas. Namun demikian, kita tak boleh patah arang. Adalah kewajiban kita untuk menyampaikan dakwah Islam.

Dakwah tak pandang bulu. Dakwah disampaikan kepada siapa pun tanpa kecuali, bahkan kepada non muslim sekalipun. Khusus dakwah kepada pemerintah dan penguasa, ia mempunyai keutamaan tersendiri dan maslahat yang sangat besar. Bagaimanapun dakwah akan lebih leluasa dan relatif berjalan lebih baik manakala mendapatkan dukungan dari penguasa. Dan, munculnya penguasa yang adil inilah sesungguhnya di antara tujuan dakwah di kalangan birokrat. Setidaknya, ada empat alasan pentingnya dakwah di kancah birokrasi ini. Pertama; menghilangkan atau meminimalisasi kemungkaran yang ada di lingkungan pemerintahan, baik tingkah laku orangnya maupun kebijakan-kebijakannya. Kedua; memasukkan dan mewarnai pemerintahan dengan kebaikan, baik pada personnya maupun ketetapan-ketetapannya. Ketiga; mendekatkan mereka kepada Islam agar lebih mengenal ajaran-ajarannya serta mau menerapkan syariatnya, mengerjakan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang. Dan keempat; diharapkan jika pemerintahnya baik, maka akan baik pula rakyatnya.B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari birokrat ?2. Bagaimana urgensi dakwah pada birokrasi ?3. Metode Strategi dakwah apa yang akan diberikan para penguasa kepada khalayak masyarakat ?C. Tujuan Masalah1. Memenuhi tugas mata kuliah metodologi dakwah2. Mengupas tuntas masalah dakwah bagi para birokrat3. Memberikan dan menambahkan wawasan pengetahuan bagi penyusun dan pembacaBAB IIPEMBAHASAN

1. Pengertian PenguasaDalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), disebutkan bahwa Penguasa adalah seorang yang menjadi bagian dari birokrasi. Sedangkan birokrasi, yaitu sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai pemerintah berdasarkan pada hierarki dan jenjang jabatan. Birokrat sangat banyak dalam berbagai tingkatannya, dari level RT, RW, kelurahan, hingga istana presiden. Pada setiap tingkatnya pun terdapat banyak birokrat sesuai jabatannya. Bisa saja kita termasuk dalam lingkup birokrasi jika kita berada di lingkungan pemerintahan. Dan, ini adalah ladang dakwah sekaligus tantangan bagi seorang dai; apakah dia bisa konsisten ataukah hanyut dalam nikmatnya kekuasaan. Sedangkan Metode dakwah: cara untuk mengajak atau menyeru.

Berdakwah di kalangan birokrat, berarti menyampaikan dakwah kepada orang-orang yang berada di lingkungan instansi pemerintah atau kantor pemerintahan, baik mereka pegawai negeri sipil (PNS) biasa maupun pejabat dalam berbagai tingkatannya. Dan, sudah menjadi rahasia umum, bahwa berurusan dengan birokrasi di negeri ini sangatlah ribet dan melelahkan, sehingga banyak yang memilih jalan pintas.Namun demikian, kita tak boleh menyerah. kewajiban kita untuk menyampaikan dakwah Islam ini kepada berbagai kalangan dan seluruh lapisan masyarakat. Tentu, dengan cara yang baik, bil hikmah wal mau'izhatil hasanah.2. Urgensi Dakwah BirokrasiDakwah tak pandang bulu. Dakwah disampaikan kepada siapa pun tanpa kecuali, bahkan kepada non muslim sekalipun. Khusus dakwah kepada pemerintah dan penguasa, ia mempunyai keutamaan tersendiri dan maslahat yang sangat besar. Bagaimanapun dakwah akan lebih leluasa dan relatif berjalan lebih baik manakala mendapatkan dukungan dari penguasa. Dan, munculnya penguasa yang adil inilah sesungguhnya di antara tujuan dakwah di kalangan birokrat. Setidaknya, ada empat alasan pentingnya dakwah di kalangan birokrasi ini. a. menghilangkan atau meminimalisasi kemungkaran yang ada di lingkungan pemerintahan,baik tingkah laku orangnya maupun kebijakan kebijakannya.

b. memasukkan dan mewarnai pemerintahan dengan kebaikan, baik pada personnya maupun ketetapan-ketetapannya. c. mendekatkan mereka kepada Islam agar lebih mengenal ajaran-ajarannya serta mau menerapkan syariatnya, mengerjakan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang.d. diharapkan jika pemerintahnya baik, maka akan baik pula rakyatnya. Semakin besar kecenderungan dan ghirah penguasa terhadap Islam, tentu pengaruhnya sangat besar bagi rakyat yang dipimpinnya.3. Strategi dakwah untuk kalangan Penguasa

Strategi merupakan siasat maupun rencana yang disusun untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, juga dapat mengandung arti mencari terobosan batu agar agar tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.

Adapun strategi dakwah yang dimaksudkan di dalam makalah ini adalah cara cara metode berdakwah yang akan diberikan bagi penguasa atau pemimpin suatu institusi atau daerah tersebut untuk diterapkan kepada ummat atau masyarakatnya. Adapun yang akan metode yang relatif pantas digunakan dalam ranah penguasa adalah dengan cara dakwah bil amal dan bil hal ( menekankan pada amal usaha atau karya nyata).Kelompok masyarakat yang menjadi obyek dakwah dengan sejumlah ciri khas, karakteristik dan lain sebagainya, membutuhkan seorang penguasa yang bisa dijadikan dai~ atau pelaku pembangunan kultur yang relatif berbeda dengan kelompok masyarakat obyek Dakwah lainnya. Metode, teknik, strategi maupun pendekatan Dakwah yang diterapkan untuk masyarakat juga berbeda dan memiliki ciri khusus dari yang lain. Bertujuan untuk menjadikan masyarakat sebagai masyarakat yang terberdaya dalam kehidupan, baik secara fisik, agama, ekonomi, sosial, budaya maupun politik.Mengapa harus Dakwah bil=amal atau bil-hal?

Jika ditelaah lebih mendalam, akan didapati bahwa sebagian besar usaha pengembangan atau pembangunan masyarakat atau pemberdayaan masyarakat di daerah perdesaan atau di negara-negara yang sedang berkembang, masih bersifat mentransfer teknologi, memindahkan produk budaya suatu masyarakat ke masyarakat yang lain.

masyarakat kaya membantu masyarakat miskin, golongan kuat membantu golongan lemah, kelompok berpengaetahuan membantu kelompok yang awam. Namun jika diteliti lebih jauh ternyata bantuan dan pertolongan tersebut dianggap tidak mendidik, bersifat eksploitatif, tidak profesional dan tidak memberi peluang untuk memahami, mempertimbangkan, atau memilih. Sehingga orientasi pendekatan dalam rangka dakwah atau pembangunan atau pengembangan syarakat perlu diubah kearah dan strategi yang lebih baik dan mampu mendewasakan masyarakat.

Menurut Dawam Raharjo (dalam Ade Maruf dan Zulfan Heri, 1995) masalah terpokok dan mendasar yang menyangkut kehidupan rakyat banyak saat ini salah satunya adalah kemiskinan. Yakni kemiskinan struktural, yang sering dikatakan timbul akibat sistem eksploitatif yang bersifat menghisap.

Untuk menanggulangi masalah ini perlu dilaksanakan dakwah masyarakat yang berwawasan Dakwah bil-hal, yakni kegiatan Dakwah yang lebih diarahkan kepada gerakan nyata dakwah, yang sifatnya pemberdayaan.Karena itu pendekatan dan strategi pengembangan Dakwah bil-amal atau bil-hal terhadap pengembangan masyarakat marginal cukup relevan. Adapun dakwah yang diberikan kepada penguasa haruslah mengena dampaknya untuk kehidupan masyarakat, adapun Keempat metode berikut menghendaki keterlibatan penguasa secara langsung dalam pengentasan kemiskinan dan solusi dari beragam persoalan kehidupan yang mereka hadapi. Adapun metode dakwah yang pantas diterapkan untuk penguasa, adalah :1. Manajemen dakwah Masyarakatmanajemen dakwah masyarakat yang dilakukan dalam rangka perekayasaan sosial dan pemberdayaan masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), pranata sosial keagamaan serta menumbuhkan pengembangan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat dengan kegiatan pokok seperti penyusunan kebijakan, perencanaan program, pembagian tugas dan pengorganisasian, pelaksanaan dan monitoring serta pengevaluasian dalam dakwah masyarakat dari aspek perekonomian dan kesejahteraannya.berkaitan dengan Dakwah melalui dakwah untuk menjawab kebutuhan dan tantangan zaman.

2. Upaya pemberdayaan ekonomi keumatan, yakni pengembangan masyarakat.

a. melalui upaya pentransformasian dan pelembagaan nilai-nilai ajaran islam dalam realitas kehidupan masyarakat luas seperti kegiatan humaniora, seni budaya, penggalangan ukhuwah islamiyah, pemeliharaan lingkungan, kesehatan dll. berkaitan dengan kegiatan Dakwah melalui pendekatan sosial budaya atau Dakwah kultural.

b. melalui program jaring pengamanan sosial yang lebih menyentuh persoalan kebutuhan primer dan berorientasi pada keperdulian sosial.

c. melalui pemberdayaan fungsi institusi-institusi sosial dalam menangani problematika kehidupan masyarakat.

d. melalui upaya kondisioning dalam pemahaman, sikap dan persepsi tentang keberagaman dan dakwah manusia seutuhnya.

e. membentuk atau melalui upaya kerjasama dengan panti-panti rehabilitasi sosial, seperti panti jompo, panti anak yatim dan terlantar, program anak asuh, dakwah rumah singgah yang aman dan nyaman untuk anak-anak jalanan dan sebagainya.3. upaya-upaya Dakwah yang dilakukan dalam bentuk penyuluhan dan konseling islam. Dakwah model ini dilakukan dalam rangka pemecahan masalah sosial psikologis melalui kegiatan pokok bimbingan dan konseling pribadi, keluarga dan masyarakat luas. Mengapa hal ini harus dilakukan? Sebab Dakwah mestinya bisa memberi jawaban dan solusi jitu atas ragam persoalan yang melanda kehidupan masyarakat.

fokus dan sentra tema Dakwah tidak lagi hanya sekadar dialog tentang halal-haram, baik-buruk, wajib-sunnah dan seterusnya. Akan tetapi Dakwah juga harus bisa digandengkan dengan berbagai persoalan lain yang lebih aktual, misalnya upaya dalam meningkatkan kesejahteraan (perekonomian) hidup umat, penguasaan ilmu dan teknologi, informasi dan komunikasi, kesehatan jiwa dan mental, ketenteraman dan kedamaian, dan sebagainya. Dakwah mestinya hadir dalam berbagai lingkup dan dimensi, baik sebagai upaya pencerahan, pengembangan dakwah, maupun pemberdayaan umat. Sebab pada intinya Dakwah tidak semata-mata proses mengenalkan manusia kepada Tuhannya, melainkan juga merupakan sebuah proses transfomasi sosial, yang berisikan sejumlah tawaran dan alternatif solusi bagi umat dalam mengatasi berbagai masalah kehidupan yang merekahadapi.

Melalui Dakwah pemecahan masalah dan pengembangan masyarakat seperti itu, suatu komunitas masyarakat muslim terkecil sekalipun dapat dikembangkan menjadi komunitas sosial yang mempunyai kemampuan internal yang berkembang secara mandiri dalam menyelesaikan persoalannya. 4. Upaya penerangan dan penyebaran pesan Islam dan dalam rangka pencerdasan serta pencerahan masyarakat melalui kegiatan pokok, sosialisasi, internalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai ajaran Islam, baik dengan menggunakan sarana mimbar maupun media massa (cetak dan audio visual). Karena itu berpijak dari sirah Dakwah yang telah dipraktikkan oleh Rasulullah SAW manakala mendesain dan menggerakkan program serta agenda Dakwah bermuatan tabligh untuk mempersiapkan, mendidik, dan membina kader sumber daya manusia yang handal.Melalui upaya Dakwah yang sistematis, metodologis dan sirnultan, akhirnya masyarakat akan mampu berkembang menjadi salah satu unsur kekuatan dakwah. Apalagi jika keberadaan dan survivalitas mereka dibina, dijaga dan dikembangkan melalu sistem ke-Dakwah-an yang harmonis dan terpadu. Tanpa pemahaman yang baik terhadap metodologi dan strategi Dakwah dan karakteristik dari objek yang dihadapi, rasanya susah untuk berharap jika aktivitas Dakwah yang dilaksanakan oleh juru Dakwah mampu membentuk dan membawa masyarakat kepada kondisi pemberdayaan dan pencerahan yang diharapkan, yakni masyarakat yang memiliki kemandirian dan keswadayaan.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan :

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), disebutkan bahwa birokrat adalah seorang yang menjadi bagian dari birokrasi. Sedangkan birokrasi, yaitu sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai pemerintah berdasarkan pada hierarki dan jenjang jabatan.Pemerintah merupakan tokoh pememimpin yang harus dijadikan panutan bagi rakyatnya, keadaan apapun yang dialami rakyatnya pemerintah wajib penanggung dan membantu rakyatnya, maka dengan makalah ini semoga bisa menjadi gambaran bagaimana suri tauladan pemerintah yang bisa dijadikan panutan dan contoh oleh rakyatnya. Dan bersikap adil terhadap dirinya, keluarganya serta kepentingan umat. Dan bahkan menyampingkan kepentingan dirinya sendiri untuk orang lain. Itulah metode yang wajib dijadikan pedoman bagi pemerintah.8