Isi Reproduksi[1]
description
Transcript of Isi Reproduksi[1]
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tingginya kasus kesakitan & kematian ibu dibanyak negara berkembang,
terutama disebabkan oleh perdarahan pascapersalinan, eklamsia, sepsis &
komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab utama kesakitan & kematian
ibu tersebut sebenarnya dapat dicegah. Melalui upaya pencegahan yang
efektif, beberapa negara berkembang & hampir semua negara maju, berhasil
menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu ketingkat yang sangat rendah.
Menurut WHO, kematian maternal ialah kematian seorang wanita sewaktu
hamil/sesudah berakhir kehamilan oleh sebab apapun terlepas dari tuanya
kehamilan & tindakan untuk mengakhiri kehamilan. Angka kematian
maternal adalah jumlah kematian maternal diperhitungkan terhadap per
10.000 kelahiran hidup. Seperti pada tahun 1988 kematian maternal
diIndonesia diperkiran 450/100000 kelahiran hidup. Angka tersebut yang
tertinggi dinegara ASEAN (15-142/100000 & 50-100X lebih tinggi dari
angka kematian maternal dinegara maju). (Sarwono, 2002).
Dalam upaya menurunkan kesakitan & kematian ibu, perlu diantisipasi
adanya keterbatasan kemampuan untuk menatalaksanakan komplikasi pada
jenjang pelayanan tertentu. Kompetensi petugas, pengenalan jenis
komplikasi, dan ketersediaan sarana pertolongan menjadi penentu bagio
keberhasilan penatalaksanaan komplikasi yang umumnya akan selalu berbeda
menurut derajat, keadaan & tempat kejadiannya. Dan untuk mengatasi
masalah kematian maternal juga dilakukan penyuluhan dan pemberian obat.
Di negara berkembang, salahsatu faktor yang penting dengan tingginya
tingkat kesehatan maternal adalah faktor pelayanan kesehatan. Petugas
kesehatan merupakan faktor yang ikut berperan dalam 11-47% kejadian
kematian maternal dinegara berkembang. (Sarwono, 2002).
1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1. Apa definisi dari persalinan normal ?
2. Apa penyebab timbulnya persalinan normal ?
3. Bagaimana mekanisme persalinan normal ?
4. Bagaimana tanda-tanda permulaan persalinan normal ?
5. Bagaimana WOC persalinan normal ?
6. Bagaimana proses persalinan pada persalinan normal ?
7. Bagaimana prosedur diagnostik dari persalinan normal ?
8. Bagaimana penatalaksanaan persalinan dari persalinan normal ?
9. Bagaimana asuhan keperawatan persalinan normal ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui definisi dari persalinan normal.
2. Untuk mengetahui penyebab timbulnya persalinan normal.
3. Untuk mengetahui mekanisme persalinan normal.
4. Untuk mengetahui tanda-tanda permulaan persalinan normal.
5. Untuk mengetahui WOC persalinan normal.
6. Untuk mengetahui proses persalinan pada persalinan normal.
7. Untuk mengetahui prosedur diagnostik dari persalinan normal.
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan persalinan dari persalinan normal.
9. Untuk mengetahui asuhan keperawatan persalinan normal.
2
BAB 2
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi atau janin dan uri
yang telah cukup bulan dan dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir
(melalui jalan lain) dengan bantuan atau bantuan (dengan kekuatan sendiri).
(Manuaba, 1998).
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta & selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit.
(Biran. Afandi, 2008). Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil
konsepsi yang dapat dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. (Arif.
Mansjoer,dkk, 1999).
Persalinan normal (partus spontan) adalah proses lahirnya bayi pada letak
belakang kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri dan uri,tanpa alat
serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24
jam melalui jalan lahir.
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun
ke dalam jalan lahir. (Prawirohardjo, 2001). Kelahiran adalah proses dimana
janin dan ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir. (Prawirohardjo, 2001).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada
ibu maupun pada janin. (Prawirohardjo, 2001).
Persalinan dan kelahiran normal (partus spontan) adalah proses lahirnya
bayi pada letak belakang kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri
dan uri, tanpa alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya
berlangsung kurang dari 24 jam melalui jalan lahir.
3
Persalinan dibagi dalam 4 kala, yaitu :
1. Kala I
Yaitu kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol
sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase
yaitu :
a. Fase laten 8 jam : Servik membuka sampai 3 cm
b. Fase aktif 7 jam : Servik membuka dari 4 cm sampai 10 cm,
kontraksi lebih kuat dan lebih sering selama fase aktif.
2. Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir. Proses ini
biasanya berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada
multigravida.
3. Kala III
Dimulai segera setelah lahir sampai lahirnya placenta, yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
4. Kala IV
Dimulai saat lahirnya placenta sampai 2 jam pertama post partum.
Kala IV dalam melakukan observasi antara lain :
a. Tingkat kesadaran penderita.
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital.
c. Kontraksi uterus.
d. Terjadinya perdarahan.
4
B. Penyebab Timbulnya Persalinan
Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui secara
pasti atau jelas terdapat beberapa teori antara lain : (Rustam Muchtar, 1998).
a. Penurunan kadar progesteron
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya
estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat
keseimbangan antara kadar progesteron dengan estrogen di dalam darah
tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul
HIS.
b. Teori oxytocin
Pada akhir kehamilan kadar oxitocin bertambah. Oleh karena itu
timbul kontraksi otot rahim.
c. Keregangan otot-otot
Dengan majunya kehamilan makin regang otot-otot dan otot-otot
rahim makin rentan.
d. Pengaruh janin
Hypofisis dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga
memegang peranan oleh karena pada anencep halus kehamilan sering
lebih lama dan biasa.
e. Teori prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua, disangka menjadi salah
satu sebab permulaan persalinan.
C. Mekanisme Persalinan
Gerakan utama adalah
1. Turunnya kepala di bagian dalam :
a. Masuknya kepala dalam pintu atas panggul.
b. Masuknya kepala
Masuknya kepala kedalam pintu atas panggul pada primigravida
sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan tetapi pada multipara
biasanya baru terjai pada permulaan persalinan. Masuknya kepala
5
kedalam PAP biasanya dengan sufura sagitalis melintang dan dengan
fleksi yang ringan.
Kalau sutura sagitalis terdapat ditengah-tengah lahir ialah tepat
diantara symphysis dan promontorium maka katakan kepala dalam
synclitismus. Jika sutura sagitalis mendekati symphysis dan os parletal
belakang lebih rendah dari os parletal depan dikelal Asynclitismos
anterior. Kalau sutura sagitalik mendekati promotorium sehingga os
parletal depan lebih rendah dari os parletal belakang dikenal
Asynclitismos pasterior.
Majunya kepala pada primigravida terjadi setelah kepala masuk
kedalam rongga panggul dan biasanya baru mulai pada kala II. Pada
multipara majunya kepala dan masuknya kepala dalam rongga panggul
terjadi bersamaan.
2. Fleksi
Dengan majunya kepala biasanya juga fleksi bertambah hingga ubun-
ubun kecil jelas lebih rendah dan ubun-ubun besar. Keuntungan dari
bertambahnya fleksi ialah ukuran kepala yang lebih kecil melalui jalan
lahir.
3. Putaran paksi dalam
Merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan
bentuk janin lahir khususnya bentuk bidang tengah pintu bawah panggul.
Putaran paksi dalam selalu bersamaan dengan majunya kepala dan tidak
terjadi sebelum kepala sampai ke Hodst II kadang-kadang baru setelah
kepala sampai didasar panggul.
4. Ekstensi
Setelah putaran paksi dan kepala sampai didasar panggul, terjadi
ekstensi atau defleksi dari kepala. Kalau tidak terjadi extansi, kepala akan
tertekan pada perineum dan menembusnya.
5. Putaran paksi luar
Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali ke arah
punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena
putaran paksi dalam.
6
6. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai dibawah sympisis dan
menjadi hipomaklion untuk kelahiran bahu belakang. (Obstetri Fisiologi,
Sulaiman ; 1983)
Hampir 96% janin berada dalam uterus dengan presentasi kepala dan pada
presentasi kepala ini ditemukan ± 58 % ubun-ubun kecil terletak kiri depan, ±
23% di kanan depan, ± 11% di kanan belakang, dan ± 8 % di kiri belakang.
Keadaan ini mungkin disebabkan terisinya ruangan di sebelah kiri belakang
oleh kolon sigmoid dan rektum.
His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks
membuka dan medorng janin ke bawah. Pada presentasi kepala, bila his sudah
cukup kuat, kepala akan turun dan mulai masuk ke dalam rongga panggul.
Masuknya kepala melintasi pintu atas panggul dapat dalam keadaan
sinklitismus, ialah bila arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang
pintu atas panggul. Dapat pula kepala masuk dalam keadaan asinklitismus,
yaitu arah sumbu kepala janin miring dengan bidang pintu atas panggul.
Asinlitismus anterior menurut Naegele ialah apabila arah sumbu kepala
membuat sudut lancip ke depan dengan pintu atas panggul.
Dengan fleksi kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran yang
paling kecil, yakni dengan diameter suboksipitobregmatikus (9,5 cm) dan
dengan sirkumferensia suboksipitobregmatikus (32 cm). Sampai di dasar
panggul kepala janin berada dalam di dalam keadaan fleksi maksimal. Kepala
yang sedang turun menemui diafragma pelvis yang berjalan dari belakang
atas ke bawah depan. Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan
tekanan intrauterin disebabkan oleh his yang berulang-ulang, kepala
mengadakan rotasi, disebut pula putaran paksi dalam. Di dalam hal
mengadakan rotasi ubun-ubun kecil akan berputar ke arah depan, sehingga di
dasar panggul ubun-ubun kecil berada di bawah simfisis. Sesudah kepala
janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil di bawah simfisis, maka
dengan subosiput sebagai hipomoklion, kepala mengadakan gerakan defleksi
untuk dapat dilahirkan.
7
Pada tiap his, vulva lebih membuka dan kepala janin makin tampak.
Perineum menjadi makin lebar dan tipis, anus membuka dinding rektu.
Dengan kekuatan his bersama dengan kekuatan mengedan, berturut-turut
tampak bregma, dahi, muka, akhirnya dagu. Sesudah kepala lahir, kepala
segera mengadakan rotasi yang disebut putaran paksi luar.
Bahu melintasi pintu atas panggul delam keadaan miring. Di dalam rongga
panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang
dilaluinya, sehingga di dasar panggul, apabila kepala telah dilahirkan, bahu
akan berada dalam posisi depan belakang. Selanjutnya dilahirkan bahu depan
terlebih dahulu baru kemudian bahu belakang. Demikian pula dilahirkan
trokanter depan terlebih dahulu, baru kemudian trokanter belakang, kemudian
bayi lahir seluruhnya (Sarwono, 2005).
D. Tanda Tanda Permulaan Persalinan
Tanda-tanda dini akan dimulainya persalinan :
1. Ligtening
Terbenamnya kepala janin kedalam rongga panggul karena berkurangnya
tempat diuterus & sedikit melebarnya simpisis, keadaan ini sering
meringankan keluhan pernafasan serta heart burn.
2. Kontraksi Braxton Hicks pada saat uterus yang teregang dan muda
dirangsang itu menimbulkan distensi dinding abdomen menjadi lebih
peka terhadap rangsangan. (Sarwono, 2002).
Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan :
1. His atau kontraksi uterus
His atau kontraksi uterus yang terjadi secara teratur menimbulkan
ketidaknyamanan serta kadang-kadang nyeri, merupakan tanda-tanda
persalinan yang sebenarnya. Kalau his tersebut berlanjut terus maka
semakin meningkat frekuensinya.
2. Bloodshow
Bloodshow diartikan sebagai keadaan terlihatnya mucus atau lendir.
Mukus tersebut mempunyai konsistensi yang kental dan sulit dibersihkan
8
dengan cara mengusapnya. Mukus berasal dari serviks dan selama
kehamilan berfungsi sebagai sumber pelindung.
3. Dilatasi serviks
Dilatasi seviks ekterna yang terjadi secara bertahap merupakan indikator
yang menunjukkan kemajuan persalinan tersebut disertai dengan
kontraksi uterus, dilatasi serviks diketahui atau dipastikan dengan
pemeriksaan pervagina.
4. Engagement presenting part
Presenting part (kepala janin) akan mengalami ”engagement” atau
terbenam kedalam panggul. Pada primigravida peristiwa ini terjadi 3-4
minggu sebelum proses persalinan dimulai. Sedangkan pada multipara
dinding abdomen tidak begitu kencang sebagai engagement baru terjadi
setelah dimulai persalinan.
5. Pembentukan tonjolan ketuban
Pembentukan tonjolan ketuban dapat diraba oleh pemeriksaan melalui
pemeriksaan melalui pemeriksaan pervagina. Ruptur selaput amnion
dapat terjadi pada akhir kala I persalinan (Rustam, 1995).
Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya
wanita memasuki “bulannya” atau “minggunya” atau “harinya” yang disebut
kala pendahuluan (preparatory stage of labor) ini memberikan tanda-tanda
sebagai berikut :
a. Lightening atau settling atau droping yaitu kepala turun memasuki pintu
atas panggul terutama pada primigravida pada multipara tidak begitu
kentara.
b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
c. Perasaan sering atau susah kencing (potakisurla) karena kandung kemih
tertekan oleh bagian terbawa janin.
d. Perasaan sakit diperut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi
lemah dari uterus, kadang : disebut “false labor pains”
e. Serviks menjadi lembek, mulai melebar dan sekresinya bertambah bisa
bercampur darah (bloody shoe).
9
E. WOC Persalinan
10
Kehamilan normal / atterm (37 – 42
minggu) / (259 - 294 hari)
Etiologi : ↓ kadar progesteron, teori oxytocin, keregangan
otot-otot, pengaruh janin, teori prostaglandin
Kelainan :
Kehamilan kurang bulan (preterm) : masa gestasi kurang dari 37 minggu (259 hari).
Kehamilan lewat waktu (postterm) : masa gestasi lebih dari 42 minggu (294 hari).
Tanda-tanda permulaan persalinan
Tanda Asli :
His (kontraksi uterus)
Bloodshow
Dilatasi serviks
Engagement presenting part
Pembentukan tonjolan ketuban
Kala I Kala II Kala III Kala IV
Kontraksi uterus partum
Partus Pelepasan plasenta
Post partum
MK : Gangguan Rasa Nyaman (Nyeri)
Kerja jantung ↑Resiko perdarahan Resiko perdarahan
MK : Kurangnya volume cairan
MK : Ansietas
MK : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan
KhawatirSuplai O2 dalam
darah terhambat
kelelahan
Anoreksia
F. Proses Persalinan
Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu :
1. Kala I
Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga
mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala satu dibagi
menjadi 2 fase yaitu :
1) Fase laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks secara bertahap. Pembukaan serviks kurang
dari 4 cm dan biasanya berlangsung dibawah 8 jam.
2) Fase aktif
Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat
(kontraksi dianggap adekuat/ memadai jika terjadi tiga kali atau
lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik
atau lebih. Serviks membuka dari 3 ke 10 cm, biasanya dengan
kecepatan 1 cm atau lebih perjam dan terjadi penurunan bagian
terbawah janin. Dapat dibedakan menjadi tiga fase :
Ø Akselerasi : pembukaan dari 3 cm menjadi 4 cm yang
membutuhkan waktu 2 jam
Ø Dilatasi maksimal : pembukaan dari 4 cm menjadi 9 cm dalam
waktu 2 jam
Ø Deselarasi : pembukaan menjadi lambat, dari 9 menjadi 10 cm
dalam waktu 2 jam
Fase – fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida pun
terjadi demikian, akan tetapi pada fase laten, fase aktif deselerasi akan terjadi
lebih pendek. Mekanisme membukanya serviks berbeda antara pada
primigravida dan multigravida. Pada premi osteum uteri internum akan
membuka lebih dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis baru
kemudian osteum uteri eksternum membuka. Pada multigravida osteum uteri
internum sudah sedikit terbuka. Osteum uteri internu dan eksternum serta
penipisan dan pendataran terjadi dalam saat yang sama.
11
a. Partograf
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif persalinan
(APN, 2008). Partograf atau partogram adalah metode grafik untuk merekam
kejadian-kejadian pada perjalanan persalinan (Farrer, 2001). Partograf merupakan
alat untuk mencatat informasi berdasarkan observasi, anamnesa dan pemeriksaan
fisik ibu dalam persalinan dan sangat penting khususnya untuk membuat
keputusan klinis selama kala I persalinan (PUSDIKNAKES-WHO, 2003).
Partograf dipakai untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu
petugas kesehatan dalam mengambil keputusan dalam penatalaksanaan. Partograf
dimulai pada pembukaan 4 cm (fase aktif) yang digunakan pada setiap ibu
bersalin tanpa memandang apakah persalinan itu normal atau komplikasi
(Saifuddin, 2002).
Partograf adalah catatan grafik kemajuan persalinan untuk memantau keadaan
ibu dan janin, menemukan adanya persalinan abnormal, yang menjadi petunjuk
untuk melakukan tindakan bedah kebidanan dan menemukan disproporsi kepala
panggul jauh sebelum persalinan menjadi macet (Sumapraja, 1993).
a) Partograf Harus Digunakan Untuk:
1. Semua ibu dalam fase aktif kala I persalinan sebagai elemen penting
asuhan persalinan partograf harus digunakan, baik tanpa ataupun dengan
adanya penyulit.
2. Selama persalinan dan kelahiran disemua tempat (rumah, puskesmas,
klinik bidan, swasta, Rumah sakit, dll)
3. Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan
persalinan, asuhan kepada ibu selama persalinan dan kelahiran (Spesialis
obgyn, bidan, Dr umum, Residen, dan mahasiswa bidan serta mahasiswa
kedokteran) wajib melaporkan Partografnya.
4. Penggunaan partograf secara rutin akan memastikan para ibu dan bayinya
mendapatkan asuhan yang aman dan tepat waktu. Selain itu, juga
12
mencegah terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa
mereka (Prawirohardjo, 2002).
b) Kegunaan Utama Dari Partograf Adalah :
1. Mengamati dan mencatat informasi kemajuan berjalan normal dan
mendeteksi dini persalinan lama sehingga bidan dapat membuat deteksi
dini mengenai kemungkinan persalinan lama.
2. Menentukan apakah persalinan berjalan normal dan mendeteksi dini
peralinan lama sehingga bidan dapat membuat deteksi dini mengenai
kemungkinan persalinan lama. (Depkes RI, 2007)
3. Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi,
grafik
kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa yang diberikan,
pemeriksaan
laboratorium, membuat keputusan k1inik dan asuhan atau tindakan yang
diberikan
dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status atau rekam medik ibu
bersalin
dan bayi baru 1ahir.
4. Jika digunakan secara tepat dan konsisten, maka partograf akan menbantu
penolong persalinan untuk :
Mencatat kemajuan persalinan.
Mencatat kondisi ibu dan janinnya.
Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran.
Menggunakan informasi yang tercatat untuk seacara dini
mengidentifikasi adanya penyulit.
Menggunakan informasi yang ada untuk membuat keputusan klinik
yang sesuai dan tepat waktu.
c) Partograf Mulai Diisi Bila :
1. Ibu yang masuk dalam persalinan :
13
fase laten (pembukaan < 3 cm), his teratur, frekuensi min.2x/10’,
lamanya<20″.
fase aktif (pembukaan >3cm), his teratur, frekuensi min.1x/10’,
lamanya<20″.
2. Masuk dengan ketuban pecah spontan tanpa adanya his :
bila infus oksitosin dimulai
bila persalinan dimulai
3. Masuk untuk induksi persalinan :
pemecahan ketuban (amniotomi) dengan atau tanpa infus oksitosin
induksi medis (infus oksitosin, balon kateter atau pemberian
prostaglandin)
bila persalinan dimulai atau induksi dimulai atau ketuban pecah.
d) Partograf Tidak Dibuat Pada Kasus-Kasus :
1. Partus prematurus
2. Pada saat MRS pembukaan > 9 cm
3. Akan dilakukan seksio sesar elektif
4. Pada saat MRS akan dilakukan seksio sesar darurat
5. Bekas seksio sesar 2 kali
6. Bekas seksio sesar klasik
7. Kasus preeklampsia dan eklampsia
e) Pencatatan Selama Fase Aktif Persalinan
Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat secara seksama, yaitu :
1. DJJ setiap ½ jam
2. Frekuensi dan lamanya kon taksi uterus setiap ½ jam
3. Nadi setiap ½ jam
4. Pembukaan serviks setiap 4 jam
14
5. Penurunan kepala setiap 4 jam
6. Tekanan darah setiap 4 jam
7. Produksi urin dan protein urin
15
(APN, 2008)
16
f) Halaman Depan Partograf
Halaman depan Partograf mencantumkan hasil-hasil observasi atau
pemeriksaan yang dilakukan fase aktif persalinan yang mencakup :
1. Informasi tentang ibu
Nama, umur
Gravida ,para, partus
Nomor, catatan medis/ nomor puskesmas
Tempat dan waktu dimulainya dirawat
Waktu pecahnya selaput ketuban
2. Kondisi Janin
DJJ Normal antara 120-160 kali per menit. Denyut jantung janin dihitung
dan dicatat setiap 30 menit lalu menghubungkan setiap titik
Warna dan adanya air ketuban
U : ketuban utuh, belum pecah
J : Ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M : Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium
D : Ketuban sudah pecah dan bercampur darah
K : Ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban
Molase (Penyusupan kepala janin)
Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat
menyesuaikan diri terhadap bagian keras (tulang) panggul ibu. Semakin besar
derajat penyusupan atau tumpang-tindih antar tulang kepala semakin
menunjukkan risiko disproporsi kepala-panggul (CPD).
17
Ketidak-mampuan untuk berakomodasi atau disproporsi ditunjukkan melalui
derajat penyusupan atau tumpang-tindih (molase) yang berat sehingga tulang
kepala yang saling menyusup, sulit untuk dipisahkan. Apabila ada dugaan
disproprosi kepala-panggul maka penting untuk tetap memantau kondisi janin
serta kemajuan persalinan. Lakukan tindakan pertolongan awal yang sesuai dan
rujuk ibu dengan dugaan proporsi kepala-panggul (CPD) ke fasilitas kesehatan
rujukan.
Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, nilai penyusupan kepala janin, catat
temuan dikotak yang sesuai. Gunakan lambang-lambang sebagai berikut :
0 : Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi
1 : Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
2 : Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi masih bisa
dipisahkan
3 :Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, dan tidak bisa
dipisahkan.
3. Kemajuan Persalinan
a) Pembukaan serviks
Friedman membagi persalinan dalam 2 fase, yaitu :
Fase I (fase laten) Biasanya berlangsung selama 8-10 jam, dimulai
dari awal persalinan sampai pembukaan serviks 3 cm. Selama fase laten,
semua asuhan, pengamatan dan pemeriksaan harus dicatat. Hal ini dapat
dicatat secara terpisah, baik di catatan kemajuan persalinan maupun di
Kartu Menuju Sehat (KMS) Ibu Hamil. Tanggal dan waktu harus
18
dituliskan setiap kali membuat catatan selama fase laten persalinan. Semua
asuhan dan intevensi juga harus dicatatkan.
Fase II (fase aktif) Fase ini dimulai dari pembukaan serviks 3 cm
sampai pembukaan lengkap (10 cm).
Pemeriksaan dalam vagina dilakukan saat pasien masuk rumah sakit,
dilanjutkan setiap 4 jam untuk menilai pembukaan serviks. Pemeriksaan
ini dapat dilakukan lebih sering pada pasien yang persalinannya sudah
berjalan lebih jauh, terutama pasien multipara.
b) Penurunan bagian terbawah janin
Setiap kali melakukan periksa dalam (setiap 4 jam), atau lebih sering (jika
ditemukan tandatanda penyulit).
Cantumkan hasil pemeriksaan penurunan kepala (perlimaan) yang
menunjukkan seberapa jauh bagian terbawah janin telah memasuki rongga
panggul.
Pada persalinan normal, kemajuan
pembukaan serviks selalu diikuti dengan turunnya bagian terbawah janin.
Tapi ada kalanya, penurunan bagian terbawah janin baru terjadi setelah
pembukaan serviks mencapai 7 cm.
19
Tulisan “Turunnya kepala” dan garis tidak terputus dari 0-5, tertera di sisi
yang sama dengan angka pembukaan serviks.
Berikan tanda ‘0’ yang ditulis pada garis waktu yang sesuai. Sebagai
contoh, jika hasil pemeriksaan palpasi kepala di atas simfisis pubis adalah
4/5 maka tuliskan tanda “0” di garis angka 4.
Hubungkan tanda ‘0’ dari setiap pemeriksaan dengan garis tidak terputus.
c) Garis waspada dan garis bertindak
Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir pada
titik dimana pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan
adalah 1 cm per jam.
Pencatatan selama fase aktif persalinan harus dimulai di garis waspada.
Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada
(pembukaan kurang dari 1 cm per jam), maka harus dipertimbangkan
adanya penyulit (misalnya : fase aktif yang memanjang, serviks kaku, atau
inersia uteri hipotonik, dll)
Pertimbangkan perlunya melakukan intervensi bermanfaat yang
diperlukan, rnisalnya : persiapan rujukan ke fasilitas kesehatan rujukan
(rumah sakit atau puskesmas) yang memiliki kemampuan untuk
menatalaksana penyulit atau gawat darurat obstetri.
Garis bertindak tertera sejajar dan di sebelah kanan (berjarak 4 jam) garis
waspada. Jika pembukaan serviks telah melampaui dan berada di sebelah
kanan garis bertindak maka hal ini menunjukkan perlu diakukan tindakan
untuk menyelesaikan persalinan. Sebaiknya, ibu harus sudah berada
ditempat rujukan sebelum garis bertindak terlampaui.
4. Kontraksi Uterus
20
Dibawah lajur waktu partograf terdapat lajur kotak dengan tulisan kontraksi
per 10 menit disebelah luar kolom paling kiri, setiap kotak menyatakan satu
kontraksi setiap 30 menit, raba dan catat jumlah dalam 10 menit dan lamanya
kontraksi dalam satuan detik.
5. Jam dan Waktu
Waktu mulainya fase aktif persalinan
Waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan
6. Obat-obatan dan cairan yuang diberikan
Oksitosin
Obat-obatan lain dan cairan infus
7. Kondisi Ibu
Nadi, tekanan darah, temperatur tubuh
Volume urine, protein dan asupan
Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya setiap 2
jam (setiap kali ibu berkemih).
Jika memungkinkan, setiap kali ibu berkernih, lakukan
pemeriksaan aseton dan protein dalam urin
Jika memungkinkan, untuk tujuan praktis, gunakan kertas
celup berbagai indikator (strip-test) : dapat juga mendeteksi
pH, glukosa, bilirubin, leukosit-esterase dan sebagainya,
dalam satu kali pemeriksaan kertas yang dicelupkan.
8. Asuhan pengamatan dan keputusan klinik lainnya (dicatat dalam kolom
lainnya)
Catat semua asuhan lain, hasil pengamatan dan keputusan klinik di sisi luar kolom
partograf, atau buat catatan terpisah tentang kemajuan persalinan. Cantumkan juga
tanggal dan waktu saat membuat catatan persalinan Asuhan, pengamatan dan/atau
keputusan klinis mencakup:
21
1. Jumlah cairan yang diberikan per oral
2. Keluhan sakit kepala/ penglihatan kabur
3. Konsultasi dengan penolong persalinan lainnya
4. Persiapan sebelum melakukan rujukan
5. Upaya Rujukan
22
(APN, 2008)
23
g) Pencatatan Pada Lembar Belakang Partograf.
Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat
hal-hal yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran, serta tindakan-
tindakan yang dilakukan sejak persalinan kala I sampai persalinan kala IV
(termasuk Bayi baru lahir). Itulah sebabnya bagian ini disebut sebagai
catatan persalinan. Niali dan catat asuhan yang diberikan pada ibu dalam
masa nifas terutama selama persalinan kala IV untuk memungkinkan
penolong persalinan mencegah terjadinya penyulit dan membuat
keputusan klinik yang sesuai.
Dokumentasi ini sangat penting untuk membuat keputusan klinik,
terutama peamantauan kala IV ( mencegah terjadinya perdarahan pasca
persalinan ). Selain itu, catatan persalinan (yang sudah diisi dengan
lengkap dan tepat) dapat pula digunakan untuk menilai atau memantau
sejauh mana telah dilakukan pelaksanaan persalinan bersih dan aman.
Catatan persalinan terdiri dari unsur-unsur berikut :
1. Data dasar.
Data dasar terdiri dari tanggal, nama bidan, tempat persalinan, alamat
tempat persalinan, catatan, alasan merujuk, tempat rujukan dan
pendamping pada saat merujuk. Isi data pada masing-masing tempat yang
telah disediakan, atau dengan cara memberi tanda pada kotak di samping
jawaban yang sesuai.
2. Kala I
Kala I terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tentang partograf saat melewati
garis waspada, masalah-masalah yang dihadapi, penatalaksanaannya, dan
hasil penatalaksanaan tersebut.
3. Kala II
Kala II terdiri dari episiotomi, pendamping persalinan, gawat janin,
distosia bahu, masalah penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya.
4. Kala III
24
Kala III terdiri dari lama kala III, pemberian oksitosin, penegangan tali
pusat terkendali, pemijatan fundus, plasenta lahir lengkap, plasenta tidak
lahir > 30 menit, laserasi, atonia uteri, jumlah perdarahan, masalah
penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya, isi jawaban pada tempat yang
disediakan dan beri tanda pada kotak di samping jawaban yang sesuai.
5. Bayi baru lahir
Informasi tentang bayi baru lahir terdiri dari berat dan panjang badan, jenis
kelamin, penilaian kondisi bayi baru lahir, pemberian ASI, masalah
penyerta, penatalaksanaan terpilih dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat
yang disediakan serta beri tanda ada kotak di samping jawaban yang
sesuai.
6. Kala IV
Kala IV berisi data tentang tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus,
kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan. Pemantauan pada kala
IV ini sangat penting terutama untuk menilai apakah terdapat risiko atau
terjadi perdarahan pascapersalinan. Pengisian peman¬tauan kala IV
dilakukan setiap 15 menit pada satu jam pertama setelah melahirkan, dan
setiap 30 menit pada satu jam berikutnya. Isi setiap kolom sesuai dengan
hasil pemeriksaan dan Jawab pertanyaan mengenai masalah kala IV pada
tempat yang telah disediakan (Depkes RI, 2007).
2. Kala II
Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10
cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua dikenal juga sebagai kala
pengeluaran. Ada beberapa tanda dan gejala kala dua persalinan :
Ibu merasakan keinginan meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi
Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan atau
vaginanya.
Perineum terlihat menonjol
Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka
25
Peningkatan pengeluaran lender dan darah
Diagnosis kala dua persalinan dapat ditegakkan atas dasar hasil
pemeriksaan dalam yang menunjukkan :
Pembukaan serviks telah lengkap
Terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus vagina
3. Kala III
Kala tiga persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta.
1) Fisiologi kala tiga
Otot uterus berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran rongga
uterus secara tiba – tiba setelah lahinya bayi. Penyusutan ukuran
rongga uterus ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat
implantasi plasenta. Karena tempat implantasi menjadi semakin
kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta
akan menekuk, menebal kemudian dilepaskan dari dinding
uterus. Setelah lepas plasenta akan turun ke bagian bawah uterus
atau bagian atas vagina.
2) Tanda – tanda lepasnya plasenta
Perubahan ukuran dan bentuk uterus
Tali pusat memanjang
Semburan darah tiba – tiba
Kala III terdiri dari 2 fase :
1. Fase pelepasan uri
Cara lepasnya uri ada beberapa cara :
Schultze : lepasnya seperti kita menutup payung, cara ini
paling sering terjadi. Yang lepas duluan adalah bagian tengah
lalu terjadi retroplasental hematoma yang menolak uri mula-
mula pada bagian tengah kemudian seluruhnya. Menurut cara ini
perdarahan ini biasanya tidak ada sebelum uri lahir.
26
Duncan: lepasnya uri mulai dari pinggir, jadi pinggir uri lahir
duluan. Darah akan mengalir keluar antara selaput ketuban.
Atau serempak dari tengah dan pinggir plasenta.
2. Fase pengeluaran uri
Kustner: dengan meletakkan tangan disertai tekanan pada/di atas
simfisis. Tali pusat diteganggangkan maka bila tali pusat masuk
artinya belum lepas, bila diam atau maju artinya sudah lepas.
Klein: sewaktu ada his, rahim kita dorong, bila tali pusat kembali
artinya belum lepas. Diam atau turun artinya lepas.
Strassman : tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali
pusat bergetar artinya belum lepas. Tak bergetar artinya sudah
lepas.
4. Kala IV
Kala empat persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir
selama 2 jam. Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena
perdarahan postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama.
Observasi yang dilakukan, antara lain :
Tingkat kesadaran ibu
Pemeriksaan TTV : tekanan darah, nadi, pernafasan
Kontraksi uterus
Terjadinya perdarahan
Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400 –
500 cc
G. Prosedur Diagnostik Persalinan
Untuk menentukan persalinan sudah pada waktunya adalah :
(Saifuddin, AB. 2002)
1. Tanyakan :
27
a. Permulaan timbulnya kontraksi.
b. Pengeluaran pervaginam seperti lendir, darah, dan atau cairan
ketuban.
c. Riwayat kehamilan.
d. Riwayat medic.
e. Riwayat social.
f. Terakhir kali makan dan minum.
g. Masalah yang pernah ada
2. Pemeriksaan Umum :
a. Tanda vital, BB, TB. Oedema.
b. Kondisi puting susu.
c. Kandung kemih
3. Pemeriksaan Abdomen :
a. Bekas luka operasi.
b. Tinggi Fundus Uteri.
c. Kontraksi.
d. Penurunan Kepala.
e. Letak janin.
f. Besar janin.
g. Denyut jantung janin
4. Pemeriksaan vagina :
a. Pembukaan dan penipisan servik.
b. Selaput ketuban penurunan dan molase.
c. Anggota tubuh janin yang sudah teraba
5. Pemeriksaan Penunjang :
a. Urine : warna, kejernihan, bau dan lain-lain.
b. Darah : Hb, BT/CT, dan lain-lain.
H. Penatalaksanaan Persalinan
1. Perawatan ibu
Darah disekitar perineum dibersihkan dengan kain steril dan selimut
yang basah dilepaskan dari ibu. Darah yang mengiringi dengan peralatan
28
yang bersih. Pembalut steril dipasang, pakaian hangat dan bersih
dikenakan kepada ibu, kemudian dipindahkan keruang perawatan.
2. Perawatan bayi
Bayi lahir dihisap lendir, tali pusat diikat dan dibungkus dengan kasa
steril kemudian dimasukkan kedalam inkubator kira-kira ½ jam sebelum
diletakkan pada box.
I. Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan merupakan metode yang digunakan untuk
memecahkan masalah dalam upaya memperbaiki atau memelihara klien
sampai ketahap optimal melalui suatu pendekatan yang sistematis untuk
mengenal klien untuk memenuhi kebutuhannya.
1. PENGKAJIAN
a. Pengumpulan Data
a) Keluhan utama
Pada umumnya kx mengeluh nyeri pada daerah pinggang
menjalar keperut, adanya His yang sering dan teratur, keluarnya
lendir dan darah, perasaan selalu ingin buang air kencing.
b) Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang : Mulai timbul His, nyeri dan
keluarnya darah serta lendir.
Riwayat kesehatan dahulu : Adanya penyakit yang
menyebabkan resiko tinggi saat persalinan, seperti penyakit
jantung, Hipertensi, DM, TBC, Hepatitis, penyakit kelamin,
dan lain-lain.
Riwayat penyakit keluarga : Kemungkinan adanya penyakit
menurun, seperti DM dan lain-lain.
c) Riwayat obstetri
Riwayat haid : meliputi awal haid, sirkulasi, keteraturan,
jumlah, hari pertama haid terakhir.
29
Riwayat kebidanan : meliputi riwayat persalinan dahulu
pada multigravida.
d) Riwayat psikososial spiritual dan budaya
Klien merasa tidak feminim lagi karena perubuhan tubuhnya
ketakutan akan kehilangan bayi dan kecemasan selama
persalinan berlangsung.
e) Pola kebutuhan sehari-hari
Nutrisi : Adanya his berpengaruh terhadap keinginan atau
selera makan yang menurun.
Istirahat tidur : Klien dapat tidur terlentang, miring kekanan
/ kiri bergantung pada letak punggung janin, dan klien sulit
tidur terutama kala I – IV.
Aktivitas : Klien dapat melakukan aktivitas seperti
biasanya, terbatas pada aktivitas ringan, tidak membutuhkan
tenaga banyak, tidak membuat klien cepat lesu emosi.
Eliminasi : Adanya perasaan sering / susah kencing selama
kehamilan dan proses persalinan, pada akhir trimester III
dapat terjadi konstipasi.
Personal Hygiene : Kebersihan tubuh, terutama kebersihan
daerah kemaluan dan daerah payudara
f) Pemeriksaan
Pemeriksaan umum meliputi :
Tinggi badan dan berat badan : Ibu hamil yang tinggi
badannya kurang dari 145 cm terlebih dahulu kehamilan
pertama, tergolong resiko tinggi karena kemungkinan
memiliki panggul yang sempit. Berat badan ibu perlu
dikontrol secara teratur dengan peningkatan berat badan
selama hamil antara 10-12 kg.
Tekanan darah : Tekanan darah diukur pada akhir kala II
yaitu setelah anak dilahirkan biasanya tekanan darah akan
naik kira-kira 10 mmHg.
30
Suhu, nadi dan pernafasan : Dalam keadaan biasa suhu
badan antara 36-370 C, bila suhu tubuh lebih dari 370 C
dianggap ada kelainan, kecuali bagi kx setelah melahirkan
suhu badan 35-370 C masih dianggap normal karena
perlahan keadaan nadi biasanya mengikuti keadaan suhu.
Bila suhu naik, keadaan nadi akan bertambah pula, dapat
disebabkan karena adanya perdarahan. Pada klien yang
dalam persalinan pernafasannya agak pendek karena
kelelahan. Dan akan kembali normal setelah persalinan dan
periksa tiap 4 jam.
g) Pemeriksaan fisik
Kepala dan leher
Biasanya terdapat claasma gravidarum, terkadang ada
pembengkakan kelopak mata, konjungtiva kadang pucat,
sklera kuning, stomatitis dll.
Dada
Terdapat pembesaran payudara, hiperpigmentasi areora
mamae dan penonjolan pada papila mamae, keluarnya
kolostrum.
Perut
Adanya pembesaran pada perut membujur, hiperpigmentasi
linea alba / nigra terdapat strial gravidarum.
Palpasi : usia kehamilan aterm 3 jari bawah prosesus
xypoideus usia kehamilan prematur pertengahan pusat dan
prosesus xypoideus, belum atau sudah kepala masuk PAP,
adanya His yang mungkin sering dan kuat.
Genetalia
Pengeluaran darah bercampur lendir, terdapat pembukaan
servick serta kelenturan pada serviks
Ekstremitas
Biasanya terjadi odema pada tungkai dan kadang varises
karena adanya penekanan dan pembesaran vena abdomen.
31
h) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah meliputi haemoglobin, faktor Th, dan
dilakukan pemeriksaan serologi untuk sifilis.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Adapun diagnosa keperawatan yang muncul adalah
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri akut) berhubungan dengan kontraksi
uterus.
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan hilang nafsu makan
c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan
pengeluaran / perdarahan yang berlebih.
d. Ansietas berhubungan dengan proses perdarahan.
3. INTERVENSI
a. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus.
Tujuan : Nyeri hilang atau terkontrol.
Intervensi :
a) Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensif meliputi lokasi,
durasi atau tingkat keparahan nyeri. Rasional : Meringankan
atau mengurangi nyeri sampai pada tingkat kenyamanan yang
dapat diterima oleh pasien.
b) Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri dan
berapa lama akan berlangsung. Rasional : Meringankan atau
mengurangi nyeri sampai pada tingkat kenyamanan yang dapat
diterima oleh pasien.
c) Ajarkan penggunaan teknik non farmakologis. Rasional :
Meringankan atau mengurangi nyeri sampai pada tingkat
kenyamanan yang dapat diterima oleh pasien.
32
d) Sesuaikan frekuensi dosis sesuai indikasi melalui pengkajian
nyeri dan efek samping. Rasional : Menggunakan agens-agens
farmakologi untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri.
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan anoreksia.
Tujuan : Asupan nutrisi kembali normal.
Intervensi :
a) Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan
protein pasien yang mengalami ketidakadekuatan asupan
protein. Rasional : Membantu atau menyediakan asupan
makanan seimbang.
b) Buat perencanaan makanan dengan pasien yang masuk dalam
jadwal makan, lingkungan, makan, kesukaan dan ketidaksukaan
pasien. Rasional : Membantu atau menyediakan asupan
makanan seimbang.
c) Dukung anggota keluarga untuk membawa makanan kesukaan
pasien dari rumah. Rasional : Membantu atau menyediakan
asupan makanan seimbang.
d) Ciptakan lingkungan yang menyenangkan untuk makan.
Rasional : Membantu individu untuk makan.
c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan pengeluaran /
perdarahan yang berlebih.
Tujuan: pasien terhindar dari resiko kekurangan volume cairan.
a) Instruksikan klien untuk mendorong pada kontraksi, bantu
mengarahkan perhatiannya untuk mengejan. Rasional : Mengejan
membantu pelepasan dan pengeluaran, menurunkan kehilangan
darahm dan meningkatkan kontraksi uterus.
b) Pantau tanda dan gejala kehilangan cairan berlebihan atau syock.
Rasional : Hemoragi dihubungkan dengan kehilangan cairan lebih
besar dari 500 ml dapat dimanifestasikan oleh peningkatan nadi,
penurunan TD, sianosis, disorientasi, peka rangsangan, dan
penurunan kesadaran.
33
c) Dapatkan dan catat informasi yang berhubungan dengan inspeksi
uterus dan plasenta untuk fragmen plasenta yang tertahan.
Rasional : Jaringan plasenta yang tertahan dapat menimbulkan
infeksi pascapartum dan hemoragi segera atau lambat.
d) . Hindari menarik tali pusat secara berlebihan. Rasional : Kekuatan
dapat menimbulkan putusnya tali pusat dan retensi fragmen
plasenta, meningkatkan kehilangan darah.
d. Ansietas berhubungan dengan proses perdarahan.
Tujuan : Ansietas hilang atau terkontrol.
Intervensi :
a) Informasikan tentang gejala ansietas. Rasional : Mempersiapkan
pasien menghadapi kemungkinan krisis perkembangan dan atau
situasional.
b) Instruksikan pasien tentang penggunaan teknik relaksasi.
Rasional : Meminimalkan kekhawatiran, ketakutan, prasangka
atau perasaan tidak tenang.
c) Bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi yang mencetuskan
ansietas. Rasional : Meminimalkan kekhawatiran, ketakutan,
prasangka atau perasaan tidak tenang.
d) Berikan obat untuk menurunkan ansietas jika perlu. Rasional :
Meminimalkan kekhawatiran, ketakutan, prasangka atau
perasaan tidak tenang.
4. PELAKSANAAN
Pelaksanaan merupakan pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Dalam
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Dalam
operasionalnya perawat merupakan suatu tim yang bekerja sama secara
berkesinambungan dengan tim. Seluruh kegiatan keperawatan dalam
tahap ini ditulis secara rinci sesuai denagn tindakan keperawatan atau
catatan keperawatan. (Nasrul efendi, 1995).
34
5. EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan dan
merupakan perbandingan yang sistematik dan terencana tentang
kesehatan pasien dan sesama tenaga kesehatan. (Nasrul effendi, 1995)
35
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi
baik pada ibu maupun pada janin. (Prawirohardjo, 2001).
Persalinan dan kelahiran normal (partus spontan) adalah proses lahirnya
bayi pada letak belakang kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri
dan uri, tanpa alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya
berlangsung kurang dari 24 jam melalui jalan lahir.
Persalinan dibagi dalam 4 kala, yaitu : Kala I yaitu kala pembukaan yang
berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap (10 cm). Kala
II ini dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir. Proses ini biasanya
berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Kala III
ini dimulai segera setelah lahir sampai lahirnya placenta, yang berlangsung
tidak lebih dari 30 menit. Kala IV ini dimulai saat lahirnya placenta sampai 2
jam pertama post partum.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca dapat memahami
bagaimana persalinan normal dalam ibu hamil dan untuk para perawat
diharapkan dapat mengaplikasikan asuhan keperawatan ibu hamil persalinan
normal dengan baik.
36
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
M. Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jakarta: EGC
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ketiga. Jakarta : FKUI
Judith, Wilson. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC.
Sofian, dr.Amru. 2012. Sinopsis Obstetri. Edisi 3. Jakarta : EGC
37