Isi Makalah

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Pracaya dalam Iryanti (2005), pertanian organik adalah sistem pertanian (dalam hal bercocok tanam) yang tidak menggunakan bahan kimia tetapi menggunakan bahan organik. Bahan kimia tersebut dapat berupa pupuk, pestisida, hormon pertumbuhan dan lain- lain. Istilah pertanian organik menghimpun seluruh imajinasi petani dan konsumen yang secara serius dan bertanggung jawab menghindarkan bahan kimia dan pupuk yang bersifat meracuni lingkungan dengan tujuan untuk memperoleh kondisi lingkungan yang sehat. Mereka juga berusaha untuk menghasilkan produksi tanaman yang berkelanjutan dengan cara memperbaiki kesuburan tanah menggunakan sumber daya alami seperti mendaur ulang limbah pertanian. Dengan demikian pertanian organik merupakan suatu gerakan “kembali ke alam” (Sutanto, 2002). Menurut Sutanto (2002a), seringkali terdapat pemahaman yang keliru tentang “pertanian alami” dan “pertanian organik”. Kedua istilah tersebut dalam praktek sering dianggap sama. Namun Fukuoka (1985) dalam Sutanto (2002) mengemukakan empat langkah menuju pertanian alami dan menjelaskan prinsip pertanian alami, yakni : SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN ORGANIK I | 1

Transcript of Isi Makalah

Page 1: Isi Makalah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Pracaya dalam Iryanti (2005), pertanian organik adalah sistem

pertanian (dalam hal bercocok tanam) yang tidak menggunakan bahan kimia

tetapi menggunakan bahan organik. Bahan kimia tersebut dapat berupa pupuk,

pestisida, hormon pertumbuhan dan lain-lain. Istilah pertanian organik

menghimpun seluruh imajinasi petani dan konsumen yang secara serius dan

bertanggung jawab menghindarkan bahan kimia dan pupuk yang bersifat

meracuni lingkungan dengan tujuan untuk memperoleh kondisi lingkungan yang

sehat. Mereka juga berusaha untuk menghasilkan produksi tanaman yang

berkelanjutan dengan cara memperbaiki kesuburan tanah menggunakan sumber

daya alami seperti mendaur ulang limbah pertanian. Dengan demikian pertanian

organik merupakan suatu gerakan “kembali ke alam” (Sutanto, 2002).

Menurut Sutanto (2002a), seringkali terdapat pemahaman yang keliru tentang

“pertanian alami” dan “pertanian organik”. Kedua istilah tersebut dalam praktek

sering dianggap sama. Namun Fukuoka (1985) dalam Sutanto (2002)

mengemukakan empat langkah menuju pertanian alami dan menjelaskan prinsip

pertanian alami, yakni :

1. Tanpa olah tanah. Tanah tanpa diolah atau dibalik. Pada prinsipnya tanah

mengolah sendiri, baik menyangkut masuknya perakaran tanaman maupun

kegiatan mikrobia tanah, mikro fauna dan cacing tanah.

2. Tidak digunakan sama sekali pupuk kimia maupun kompos. Tanah

dibiarkan begitu saja dan tanah dengan sendirinya akan memelihara

kesuburannya. Hal ini mengacu pada proses daur ulang tanaman dan

hewan yang terjadi di bawah tegakan hutan.

3. Tidak dilakukan pemberantasan gulma, baik melalui pengolahan tanah

maupun penggunaan herbisida. Pemakaian mulsa jerami, tanaman penutup

tanah maupun penggenangan sewaktu-waktu akan membatasi dan

menekan pertumbuhan gulma.

SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN ORGANIK I | 1

Page 2: Isi Makalah

4. Sama sekali tidak tergantung pada bahan kimia. Sinar matahari, hujan dan

tanah merupakan kekuatan alam yang secara langsung akan mengatur

keseimbangan kehidupan alami.

Sutanto (2002) mengatakan bahwa menurut hasil penelitian yangdilakukan

oleh beberapa ahli, diketahui bahwa penggunaan zat kimia atau bahan sintetik

pada penanaman tanaman akan meninggalkan residu pada tanaman tersebut.

Dampak negatif lain dari penggunaan bahan sintetik tersebut adalah timbulnya

kerusakan lingkungan dan gangguan kesehatan. Penelitian para ahli diberbagai

negara menyebutkan bahwa efek negatif dari penggunaan pestisida akan

menyebabkan alergi, keracunan saraf, kerusakan sistem endokrin, karsinogen dan

menekan sistem kekebalan tubuh. Bagi lingkungan, tanah dan air, penggunaan

bahan kimia secara terus menerus akan menurunkan daya dukung lahan.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu untuk mengetahui Cara

Budidaya Tanaman Sayuran (Organ Target Daun) Secara Organik Pada

Seledri dan Lettuce”.

SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN ORGANIK I | 2

Page 3: Isi Makalah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Budidaya Tanaman Organik Seledri (Apium graveolens L.)

Seledri (Apium graveolens L.) sudah sejak lama dikenal masyarakat

Indonesia. Tanaman Seledri dikenal sebagai sayuran bumbu (penyedap rasa),

ada juga yang mengatakan sebagai obat, penyembuh demam dan darah tinggi,

ada pula yang mengatakan sebagai penyubur rambut. Dalam klasifikasinya,

Seledri tergolong dalam family Umberliflorae. Di masyarakat Indonesia

tanaman seledri yang banyak dikenal ada dua varietas yaitu : Seledri potong

(Varietas Sylvester) dan Seledri daun (Varietas Secalium). Sebenarnya masih

ada satu jenis lagi Seledri tetapi jarang ditemui di masyarakat yaitu Seledri

berumbi (Varietas Repaceum). Diantara ketiga varietas di atas Seledri daun

yang paling banyak dibudidayakan petani adalah jenis Seledri daun (Cut

Common). Varietas ini mempunyai ciri diantaranya tanamannya pendek ,

daunnya banyak, juga anakannya cukup banyak. Beberapa benih seledri yang

banyak ditemui di toko pertanian antara lain Amigo (East West), produk

Royal Sluis dan sebagainya.

Tanaman seledri mempunyai aroma yang khas yang berasal dari

sejumlah komponen mudah menguap dari minyak atsiri yang dikandungnya.

Kandungan utama seledri adalah butilftalida dan butilidftalida sebagai

pembawa aroma utama. Terdapat juga sejumlah flavonoid seperti graveobiosid

A (1-2%)dan B (0,1 – 0,7%), serta senyawa golongan fenol. Komponen

lainnya adalah apiin, isokuersitrin, furanokumarin, serta isoimperatorin.

SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN ORGANIK I | 3

Page 4: Isi Makalah

Kandungan asam lemak utama dalah asam petroselin (40-60%). Daun dan

tangkai daun seledri mengandung steroid seperti stigmasterol dan sitosterol.

Seledri merupakan tumbuhan serbaguna, terutama sebagai sayuran dan obat-

obatan herbal. Sebagai sayuran; daun, tangkai daun, dan umbi seledri bisa

digunakan sebagai campuran sup. Daun seledri juga dipakai sebagai lalap,

atau dipotong kecil-kecil lalu ditaburkan di atas sup bakso, soto, macam-

macam sup lainnya, atau juga bubur ayam.

Seledri juga disebut-sebut sebagai sayuran anti-hipertensi. Daun

seledri dikatakan memiliki kandungan Apigenin yang dapat mencegah

penyempitan pembuluh darah dan Phthalides yang dapat mengendurkan otot-

otot arteri atau membuat rileks pembuluh darah. Kandungan itulah yang

mengatur aliran darah yang memungkinkan pembuluh darah membesar dan

mengurangi tekanan darah. Fungsi lainnya dari seledri adalah sebagai peluruh

(diuretika), anti reumatik serta pembangkit nafsu makan (karminativa).

Umbinya memliki khasiat yang mirip dengan daun tetapi digunakan pula

sebagai afrodisiaka (pembangkit gairah seksual).

Seledri adalah sumber makanan yang kaya akan vitamin A. Semakin

gelap warna hijau daunnya, semakin tinggi pula kandungan vitamin A-nya.

Seledri juga mengandung vitamin C, B1, B2, kalsium, magnesium, fosfor,

potasium, dan coumarins yang dipercaya bisa untuk mencegah kanker. Suatu

komponen kimia dalam minyak esensial yang berasal dari biji seledri

menunjukkan sifat anti kanker, dan banyak studi menunjukkan hasil bahwa

seledri berperan positif dalam memperlambat perkembangan tumor pankreas,

payudara, dan liver

2.1.1 Syarat Tumbuh

Tanaman Seledri dapat ditanam dari dataran rendah hingga dataran

tinggi, tetapi untuk mencapai hasil optimal penanamannya dilakukan pada

ketinggian antara 1.000 - 1.200 m.dpl. bisa memperoleh hasil yang terbaik.

2.1.2 Budidaya Tanaman Seledri

a) Teknik Persemaian

SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN ORGANIK I | 4

Page 5: Isi Makalah

Tanaman Seledri sebelum tanam perlu disemai terlebih dahulu.

Adapun caranya sebagai berikut :

1. Disiapkan bedengan dengan lebar antara 80 - 100 cm. panjang sesuai

kebutuhan dan tanah tersebut diolah dicampur pupuk kandang fermentasi.

2. Setelah tanah bedengan dirapikan benih Seledri ditabur rata tidak boleh

menumpuk (bergerombol) supaya pertumbuhannya seragam.

3. Kemudian ditutup pakai campuran tanah + pupuk kandang + serbuk

gergaji atau sekam dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Setelah itu disiram dan

ditutup pakai karung biar tanahnya lembab dan merangsang

perkecambahan.

4. Setelah + 10 hari tanaman akan tumbuh, penutup dibuang (diambil) dan

untuk mengurangi terik panas matahari dibuatkan naungan. Seperti

persemaian yang lainnya perlu dilakukan penyiraman setiap pagi dan sore

hari. Setelah berumur + 45 hari sampai 50 hari bibit tersebut siap ditanam.

5. Lakukan penyemprotan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air

secara periodik 3 – 5 hr sekali.

b) Penanaman

Pengolahan lahan dilakukan bersamaan dengan waktu semai. Cara

pengolahan lahan seperti biasa :

1. Membuat bedengan-bedengan berukuran 80 cm - 100 m. panjang sesuai

kebutuhan. Jarak antar bedeng + 40 cm dan kebutuhan pupuk kandang +

20 ton per hektar dicampur rata di atas bedengan.

2. Untuk memudahkan pemeliharaan kebiasaan petani membuat parit-parit

keliling untuk pengairan. Karena tanaman Seledri biasanya membutuhkan

air banyak apalagi pada musim kemarau. Jarak tanam 25 x 25 cm2 atau 30

x 30 cm2 dengan dua atau tiga tanaman per lubang.

c) Pemupukan

Untuk pemupukan dalam satu musim tanam antara dua sampai tiga kali.

1. Pemupukan pertama dilakukan saat tanaman berumur 10 - 15 hari setelah

tanam dengan dosis Urea = 50 kg/ha. dan KCl = 40 kg/ha.

2. Pemupukan kedua dilakukan saat tanaman berumur + 30 hari setelah

tanam dengan dosis Urea = 50 kg/ha.

SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN ORGANIK I | 5

Page 6: Isi Makalah

3. Pemupukan ketiga dilakukan saat tanaman berumur + 45 hari setelah

tanam dengan dosis urea = 40 kg/ha. Pemupukan ini jarang dilakukan

kecuali kalau tanaman dirasa kurang subur.

4. Penyemprotan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air,WT

Bakterisida dosis 10 ml/lt air  & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air scr

periodik seminggu sekali.

Catatan : Dikarenakan Budidaya yang dilakukan berbasis organik maka

pemupukan dengan bahan diatas sangat tidak dianjurkan. Para Petani

hanya boleh memupuk dengan bahan dasar organik.

d) Pemeliharaan

Untuk memperoleh hasil yang optimal pengairan perlu dilakukan

secara kontinyu terutama saat tanam di musim kemarau. Pada saat musim

kemarau, penyiraman dilakukan setiap 10 hari sekali. Disamping pengairan,

penyiangan juga perlu dilaksanakan setiap 15 hari sekali.      

e) Panen

Tanaman Seledri daun dipanen + berumur 45 - 60 hari. Cara panen

dengan mencabut tanaman sampai akarnya, kemudian dicuci hingga bersih

selanjutnya ditali dan siap dibawa ke pasar. 

  

2.1.3 Hama dan Penyakit

Hama yang sering menyerang tanaman seledri diantaranya :

1.

SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN ORGANIK I | 6

Page 7: Isi Makalah

2.2 Budidaya Tanaman Organik Lettuce (Lactuca sativa L.)

2.2.1 Persyaratan Tumbuh

Selada/lettuce (Lactuca sativa L.) merupakan sayuran daun yang

berumur semusim dan termasuk ke dalam famili Compositae. Menurut

jenisnya, ada yang dapat membentuk krop dan ada pula yang tidak. Jenis

yang tidak membentuk krop, daun-daunnya berbentuk "rosette". Warna

daun selada hijau terang sampai putih kekuningan. Selada jarang dibuat

sayur, tapi biasanya hanya dibuat salad atau lalaban. 

Selada tumbuh baik di dataran tinggi (pegunungan). Di dataran

rendah, kropnya kecil-kecil dan cepat berbunga. Pada tanah subur yang

banyak mengandung humus, pasir atau lumpur, pertumbuhannya optimal.

Suhu yang optimal untuk pertumbuhannya antara 15-20 0C, dan pH tanah

antara 5-6,5. Waktu tanam terbaik adalah pada akhir musim hujan.

Walaupun demikian, dapat pula ditanam pada musim kemarau dengan

pengairan atau penyiraman yang cukup.

2.2.2 Budidaya Tanaman Lettuce

a. Teknik Persemaian

Biji lettuce dapat langsung ditanam di lapangan, tetapi

pertumbuhannya akan lebih baik melalui persemaian. Sebelum disemai, benih

direndam terlebih dahulu dalam air hangat (500C). Benih kemudian disebar

merata pada bedengan persemaian dengan media berupa campuran tanah +

SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN ORGANIK I | 7

Page 8: Isi Makalah

pupuk kandang/kompos (1:1), lalu ditutup dengan daun pisang selama 2-3

hari. Bedengan persemaian diberi naungan/atap screen/kasa/plastik transparan.

Persemaian ditutup dengan screen untuk menghindari serangan OPT. Setelah

berumur 7-8 hari, bibit dipindahkan ke dalam bumbunan yang terbuat dari

daun pisang/pot plastik dengan media yang sama (tanah + pupuk kandang

steril). Penyiraman dapat dilakukan setiap hari. Bibit siap ditanam di lapangan

setelah berumur 3-4 minggu atau sudah memiliki empat sampai lima helai

daun.

b. PengolahanTanah

Pengolahan tanah dilakukan dengan cara dicangkul sedalam 20-30 cm

supaya gembur, kemudian diberi pupuk kandang kuda atau sapi + 10 ton/ha,

diaduk dan diratakan. Tanah dibuat bedengan selebar 100-120 cm dan tinggi

30 cm dengan arah membujur dari barat ke timur untuk mendapatkan cahaya

penuh. Panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Jarak antar

bedengan untuk parit sekitar 30 cm.

c. Penanaman

Penanaman benih secara langsung dilakukan dengan cara menabur

benih dalam garitan yang telah ditentukan. Alur/garitan dibuat dengan cangkul

yang dimiringkan. Jarak antara garitan + 25 cm. Tapi, apabila benih

disemaikan terlebih dahulu, maka dibuat lubang tanam dengan jarak 20 x 20

cm, 25 x 25 cm atau 20 x 30 cm tergantung varietas tanamannya. Dalam satu

bedengan dapat memuat sampai 4 baris tanaman.

d. Pemupukan

Pada umur 2 minggu setelah tanam, pemupukan susulan perlu

dilakukan. Pemupukan dapat dilakukan dengan pengaplikasian POC (Pupuk

SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN ORGANIK I | 8

Page 9: Isi Makalah

Organik Cair). Pupuk tersebut dapat diberikan dua kali dengan selang 2

minggu.

e.  Pemeliharaan

Penjarangan dilakukan jika penanaman dilakukan secara langsung.

Penyiraman dilakukan setiap hari sampai selada tumbuh normal, kemudian

diulang sesuai kebutuhan. Apabila ada tanaman yang mati, segera disulam dan

penyulaman dihentikan setelah tanaman berumur 10-15 hari setelah tanam.

Penyiangan dan pendangiran dilakukan bersamaan dengan waktu pemupukan

pertama dan kedua.

f. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)

OPT penting yang menyerang tanaman selada diantaranya adalah kutu

daun (Myzus persicae) dan penyakit busuk akar karena Rhizoctonia sp..

Pengendalian OPT dilakukan tergantung pada OPT yang menyerang. Apabila

diperlukan pestisida, dapat digunakan pestisida nabati yang aman sesuai

kebutuhan dengan memperhatikan ketepatan pemilihan jenis, dosis, volume

semprot, waktu, interval aplikasi dan cara aplikasi.

g. Panen dan Pascapanen

Tanaman selada dapat dipanen setelah berumur + 2 bulan. Panen dapat

dilakukan dengan cara  mencabut batang tanaman dengan akar-akarnya atau

memotong pangkal batang. Tanaman yang baik dapat menghasilkan + 15

SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN ORGANIK I | 9

Page 10: Isi Makalah

ton /ha. Selada cepat layu, sehingga untuk menjaga kualitasnya, harus

ditempatkan di wadah berisi air (biasa dilakukan di pasar hadisional).

2.2.3 Hama dan Penyakit

Hama yang sering menyerang tanaman lettuce diantaranya :

1. Ulat grayak (Spodoptera litura)

Cara Pengendaliannya :

a. Penggunaan benih sehat dan bersertifikat.

b. Sanitasi pertanaman : Membuang pertanaman lain yang ada di

areal pertanaman sebagai upaya mencegah tanaman sebagai

inang dari hama.

c. Tanam serempak : Penetapan masa tanam dan penanaman

secara serempak pada satu hamparan dengan selisih waktu

tanam maksimal 10 hari untuk menghindari waktu tanam yang

tumpang-tindih. Waktu tanam yang tidak serempak dalam area

yang luas akan mendorong pertumbuhan populasi

hama(Marwoto dan Suharsono, 2008).

d. Insektisida nabati menggunakan ekstak daun nimba dengan

konsentrasi 20 % (20 cc/100 mL) pada 1 MST dan 4 MST

menurut Rusdy (2009) mampu menghambat pupa dari S. litura

berkembangbiak, dan mengurangi presentasi kerusakan

tanaman. ekstrak nimba (Azadirachta indica) yang

mengandung senyawa bioaktif berupa triterpenoids:

azadirachtin, salannin dan meliantriol yang terdapat pada

daun, buah dan biji. Nimba merupakan salah satu tumbuhan

yang berpotensi tinggi untuk perlindungan tanaman.

SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN ORGANIK I | 10

Page 11: Isi Makalah

e. Agen hayati : NPV efektif mengendalikan hama ulat grayak

Kombinasi NPV dengan azadirachtin Bacillus thuringiensis

(Bt) merupakan agens hayati berbahan aktif bakteri yang

efektif mengendalikan ulat grayak (Bejo dalam Marwoto,

2008). Pemanfaatan Bt sebagai agens hayati untuk

mengendalikan ulat grayak aman terhadap serangga bukan

sasaran seperti parasitoid dan predator.

2. Kutu daun (Myzus persicae)

Cara Pengendaliannya :

a. Mekanis : Dengan membuang daun atau koloni kutu pada daun.

b. Sanitasi : Membuang semut atau menggunakan kapur pada

areal pertanaman akan memutus asosiasi kutu daun dengan

semut serta membersihkan gulma.

c. Predator : Kevin dan Neil (2004), kemampuan Harmonia

axyridis mampu mengkonsumsi 15-65 aphid perhari, dan tiap

larva dapat mengkonsumsi 90-370 aphid selama dalam

perkembangannya. H. axyridis memberikan harapan sebagai

agen kontrol biologi serangga hama baik pada tanaman hias

maupun pertanian.

d. Tanaman barrier : Penanaman jagung di ujung areal

pertanaman akan membantu mengurangi presentasi kerusakan

tanaman.

3. Ulat tanah (Agrotis ipsilon)

SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN ORGANIK I | 11

Page 12: Isi Makalah

Cara Pengendaliannya :

a. Kultur teknis : Mengolah tanah dengan minimun tillage agar larva

dari ulat tanah bisa terbalik dan di mangsa oleh predator diatas

secara alami (untung, 1996)

b. Pengendalian hayati : Kalshoven (1981) melaporkan bahwa A.

ipsilon memiliki musuh alami berupa parasitoid braconid

Apanteles ruficrus Hal., tachinids Tritaxys braueri, dan Cuphocera

varia F. Jamur patogen Botrytis dan Metarrhizium dilaporkan

menimbulkan mortalitas yang tinggi terhadap A. ipsilon di Jawa

dan Sumatera Selatan.

c. Pengendalian Mekanik : Membongkar pertanaman dengan

mencongkel tanah dan membuang tanaman yang terserang ulat

tanah

d. Nabati : pengendalian mekanik yang dapat dikembangkan dan

disebarluaskan khususnya kepada petani di Malino adalah dengan

penggunaan umpan beracun yaitu dengan cara mencampurkan 10

kg dedak halus, 0,5 – 1 kg molases atau gula merah, kemudian

diberikan ekstrak nimba sebanyak 20% lalu diberi air sebanyak 10

liter. Campuran tersebut disebarkan di sekeliling tanaman segera

setelah tampak gejala kerusakan. Saat yang tepat untuk memasang

umpan tersebut adalah pada sore hari atau menjelang malam.

Penyakit yang sering menyerang tanaman lettuce diantaranya :

1.

SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN ORGANIK I | 12

Page 13: Isi Makalah

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN ORGANIK I | 13

Page 14: Isi Makalah

DAFTAR PUSTAKA

BPTP Yogyakarta. 2013. Budidaya Selada. Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian, Kementrian Pertanian RI.

SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN ORGANIK I | 14

Page 15: Isi Makalah

http://yogya.litbang.deptan.go.id/ind/index.php? Option

=com_content&view=article&id=487:budidaya-selada&catid=14:alsin.

Edi, Syafri, dkk. 2010. Budidaya Tanaman Sayuran, Buklet. Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi.

http://jambi.litbang.deptan.go.id/ind/images/PDF/booklet sayuran10.pdf .

Iryanti, R. 2005. Analisis Usahatani Komoditas Tomat Organik dan

Anorganik (Studi Kasus : Desa Batulayang, Kecamatan Cisarua,

Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat). Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial

Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Kalshoven, L.G.E., 1981. Pests of Crops in Indonesia, Revised and

Translate by Van der Laan, PT Ichtiar BaruVan Hoove, Jakarta.

Ker Kevin.W and Carter Neil. 2004. Questions and Answers about

Harmonia axyridis (Pallas) -The Multicoloured Asian Lady Beetle

http://www.brocku.ca/ccovi/news/Q&A.html revision of 2002 publication.

Marwoto dan Suharsono. 2008. Strategi dan komponen teknologi

pengendalian ulat grayak (Spodoptera litura Fabrisius) pada tanaman

kedelai. Jurnal litbang pertanian 27(4): 131-136.

Rusdy, Alfian. 2009. Efektivitas ekstrak nimba dalam pengendalian ulat

grayak (Spodoptera litura F.) pada tanaman selada. Jurnal floratek 4: 41-

45.

Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta.

Untung, K., 1996. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Gadjah Mada

University Press, Yogyakarta.

Warung tani Mandiri.

http://tanonmandiritaniorganik.blogspot.com/2012/08/budidaya-

seledri.html.

http://www.manfaatnya.com/manfaat-daun-seledri-untuk-kesehatan/

SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN ORGANIK I | 15