Isi Makalah Analisis Pola Tidur

36
24 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak tidur hingga larut malam atau begadang merupakan suatu aktivitas yang tidak jarang dilakukan oleh beberapa orang. Banyak faktor yang menyebabkan mengapa mereka terjaga hingga larut malam, mulai dari kerjaan kantor, tugas, dan lain lain. Kebiasaan ini banyak dilakukan karena satu dan banyak hal, terutama dalam kehidupan mahasiswa. Mahasiswa tidak terlepas dari kebiasaan buruk mereka mengenai pola tidur yang tidak teratur. Kebiasaan tidur yang buruk ini rupanya sudah melekat pada beberapa mahasiswa. Secara umum kebutuhan tidur mahasiswa meningkat menjadi 8,5-9,25 jam setiap harinya. Tetapi waktu tidurnya berubah, rasa kantuk baru menyerang sekitar tengah malam, dimana orang lain sudah tertidur. Saat orang lain mulai mengantuk pada pukul 21:00 atau 22:00, golongan remaja/mahasiswa justru baru bersemangat untuk berkarya, baik itu belajar atau menyelesaikan pekerjaan. Sementara di pagi hari sudah harus bangun awal untuk mempersiapkan diri kuliah. Secara umum, mahasiswa sebenarnya mengalami kekurangan tidur, sehingga banyak diantara mereka yang tertidur di kelas. Analisis Pola Tidur Mahasiswa Tingkat Dua

description

analisis

Transcript of Isi Makalah Analisis Pola Tidur

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tidak tidur hingga larut malam atau begadang merupakan suatu aktivitas yang tidak jarang dilakukan oleh beberapa orang. Banyak faktor yang menyebabkan mengapa mereka terjaga hingga larut malam, mulai dari kerjaan kantor, tugas, dan lain lain. Kebiasaan ini banyak dilakukan karena satu dan banyak hal, terutama dalam kehidupan mahasiswa. Mahasiswa tidak terlepas dari kebiasaan buruk mereka mengenai pola tidur yang tidak teratur. Kebiasaan tidur yang buruk ini rupanya sudah melekat pada beberapa mahasiswa.Secara umum kebutuhan tidur mahasiswa meningkat menjadi 8,5-9,25 jam setiap harinya. Tetapi waktu tidurnya berubah, rasa kantuk baru menyerang sekitar tengah malam, dimana orang lain sudah tertidur. Saat orang lain mulai mengantuk pada pukul 21:00 atau 22:00, golongan remaja/mahasiswa justru baru bersemangat untuk berkarya, baik itu belajar atau menyelesaikan pekerjaan. Sementara di pagi hari sudah harus bangun awal untuk mempersiapkan diri kuliah. Secara umum, mahasiswa sebenarnya mengalami kekurangan tidur, sehingga banyak diantara mereka yang tertidur di kelas. Belum lagi karena tuntutan sosial yang menggoda untuk bermain hingga larut, bahkan pagi hari.Dalam segi kesehatan pola tidur yang baik adalah 6-8 jam perhari, itu adalah batas minimal untuk orang dewasa. Melihat dari banyaknya mahasiswa yang tidur kurang dari 6 jam perhari dapat mempengaruhi beberapa fungsi dalam tubuhnya dan menyebabkan imunitas didalam tubuh kita menurun karena ada beberapa hormon yang seharusnya berhenti bekerja akibat kita begadang menyebabkan hormon tersebut terus bekerja. Ditambah lagi dengan makan makanan berat pada malam hari, tubuh harus bekerja ekstra sehingga proses metabolisme didalam tubuh kita terganggu. Untuk itu, kami mengangkat analisis mengenai pola tidur pada kalangan mahasiswa Universitas Padjadjaran di tingkat dua ini.1.2 Rumusan Masalah Bagaimana pola tidur mahasiswa (responden) ketika masih SMA?

Bagaimana pola tidur mahasiswa (responden) ketika perkuliahan tingkat dua?

Apa penyebab / faktor dominan yang mengakibatkan para mahasiswa (responden) memiliki pola tidur seperti sekarang? Usaha apa yang telah dilakukan mahasiswa (responden) untuk memperbaiki pola tidur?

Seberapa besar pengaruh pola tidur terhadap stamina dan kesehatan?

Apakah mahasiswa nyaman dengan pola tidur seperti sekarang?

Apa langkah tepat dalam mengembalikan pola tidur mahasiswa?1.3 Ruang LingkupPada analisis kali ini, kami hanya membahas mengenai pola tidur yang terjadi di kalangan mahasiswa tingkat dua pada Universitas Padjadjaran. Dimana analisis ini dilakukan berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebar ke seluruh fakultas dan mahasiswa tingkat dua di Universitas Padjadjaran.

BAB IIISI

2.1. Statistik Responden

Dalam penelitian ini, para responden adalah sampel dari populasi mahasiswa/i Universitas Padjadjaran tingkat dua atau dengan nama lain mahasiswa/i yang sedang menempuh semester IV pada saat dilakukan penelitian ini. Berikut ini adalah statistik responden kami yang berjumlah 50 orang.

Umur

FrequencyPercentValid PercentCumulative Percent

Valid191632.032.032.0

202244.044.076.0

21816.016.092.0

2236.06.098.0

2512.02.0100.0

Total50100.0100.0

Jenis_kelamin

FrequencyPercentValid PercentCumulative Percent

ValidL2244.044.044.0

P2856.056.0100.0

Total50100.0100.0

Dari 50 orang responden yang diambil secara acak, terlihat bahwa 22 orang responden merupaakan perempuan dan selebihnya yaitu 28 orang responden merupakan laki-laki. Dimana pada umumnya (dominan) mereka berumur 20 tahun. Ke 50 responden ini berasal dari seluruh fakultas yang ada di Universitas Padjadjaran yang kemudian kami kelompokkan lagi kedalam bidang keilmuan Ipa dan bidang keilmuan Ips seperti pada table dibwah ini.Fakultas

FrequencyPercentValid PercentCumulative Percent

ValidFAPERTA48.08.08.0

FAPET24.04.012.0

FARMASI24.04.016.0

FE12.02.018.0

FH36.06.024.0

FIB36.06.030.0

FIKOM918.018.048.0

FISIP612.012.060.0

FK12.02.062.0

FKEP510.010.072.0

FKG24.04.076.0

FMIPA12.02.078.0

FPIK12.02.080.0

FPSI36.06.086.0

FTG48.08.094.0

FTIP36.06.0100.0

Total50100.0100.0

Kategori Bidang Keilmuan Fakultas

FrequencyPercentValid PercentCumulative Percent

ValidIPA2856.056.056.0

IPS2244.044.0100.0

Total50100.0100.0

2.2. Perbandingan rata-rata lama tidur mahasiswa/i perhariTabel perbandingan lama jam tidur perhari

NMinimumMaximumMeanStd. DeviationVariance

Lama.tidur_wktsma505.0012.008.08001.648622.718

Lama.tidur_mhsw503.008.006.00001.281741.643

Valid N (listwise)50

Dapat dilihat dari tabel di atas, rata-rata lama tidur mahasiswa/i sewaktu SMA lebih banyak waktunya perhari dibandingkan sewaktu masa kuliah. Bukti ini bisa melahirkan beberapa hipotesis bagi kami yaitu

1. Apa yang menyebabkan lama jam tidur mahasiswa menjadi lebih sedikit waktunya ketika masa kuliah daripada sewaktu masa SMA ? 2. Bagaimana pola tidur mahasiswa/i di tingkat dua masa perkuliahan ?3. Apa efek samping tidak teraturnya pola tidur mahasiswa/i terhadap jasmani mereka ?2.2 Analisis Faktor PenyebabDalam bagian ini kami memilih faktor kesibukan atau rutinitas sehari-hari mahasiswa sebagai faktor penyebab kurang baiknya pola tidur mahasiswa/i tingkat dua di Universitas Padjadjaran.2.2.1. Kesibukan (rutinitas) dengan Waktu TidurA. Kesibukan (rutinitas)Kesibukan sehari-hari atau rutinitas sudah tentu menyita waktu kita. Terlebih lagi bila kita tidak mampu membagi waktu untuk dapat menyelesaikan semua pekerjaan itu tepat pada waktunya sehingga tidak perlu mengurangi jam tidur keseharian kita. Namun, dari hasil responden di bwah ini, memiliki kecenderungan bahwa kesibukan yang sedang dijalani saat ini bahkan menyita waktu tidur.Tabel kesibukan mahasiswa/i yang paling menyita waktu

FrequencyPercentValid PercentCumulative Percent

ValidKlh3366.066.066.0

Lain_lain612.012.078.0

O1122.022.0100.0

Total50100.0100.0

** Klh: perkuliahan, O: Organisasi

Hasil survey dari responden menunjukkan, kesibukan mereka saat ini yang paling menyita waktu pada masa kuliah tingkat dua didominasi oleh kegiatan perkuliahan. Ditunjukkan dengan besar 66% dari seluruh responden memilih pilihan kesibukan perkuliahan sebagai aktivitas yang paling menyita waktu mereka. Kegiatan perkuliahan dalam konteks ini lebih kepada kegiatan akademiknya seperti tugas perkuliahan, praktikum, dll. Sedangkan kesibukan berorganisasi hanya 22% dari seluruh responden saja yang memilih.

B. Waktu tidur (Jam Tidur)

Waktu tidur (jam tidur) sudah menjadi bagian inti dari pola tidur, mereka yang terbiasa mengulur jam untuk tidur sudah tentu memiliki pola tidur yang aan bergeser juga. Namun bergesernya jam tidur dapat diimbangi dengan tidur tambahan disiang hari. Dari analisis mengenai kesibukan atau rutinitas para responden, kami kaitkan dengan jam tidur yang akhirnya mereka gunakan.

Dari table berikut ini, terlihat bahwa kesibukan yang dijalani ternyata mempengaruhi jam tidur para responden (mahasiswa). Menurut beberapa pendapat ahli, hal ini dikarenakan psikologis para responden yang belum matang dan baru pertama kali bertanggung jawab pada diri mereka sendiri. Tabel perbandingan rata-rata lama tidur mahasiswa/i berdasarkan kesibukan yang paling menyita waktu

Lama_tidur

KesibukanMeanNStd. Deviation

Klh6.1970331.23705

Lain_lain5.333361.03280

O5.7727111.47247

Total6.0000501.28174

** Klh: perkuliahan, O: Organisasi

Pada grafik dan tabel di atas menunjukkan, mahasiswa yang memilih perkuliahan sebagai kesibukan yang paling menyita waktu mereka memiliki rata-rata lama waktu tidur dalam satu hari selama 6,2 jam/hari, sedangkan responden yang memilih Organisasi sebagai kesibukan yang paling menyita waktu memiliki rata-rata lama waktu tidur 5,33 jam/hari. Idealnya tidur malam itu dijalani adalah 6,5-7,5 jam/hari Dari bukti ini kita bisa menarik asumsi, bahwa kegiatan berorganisasi itu tidak lebih banyak menyita waktu mahasiswa/i daripada kegiatan perkuliahan. Para responden mengakui, seringkali tugas-tugas dan praktikum perkuliahan mereka sangat menyita tenaga, pikiran dan waktu. Tugas-tugas dan praktikum tersebut sering sekali datang secara berdekatan atau bahkan bersamaan dan yang lebih berat lagi adalah waktu pengumpulan tugas-tugas dan laporan praktikum pun jadwalnya sering bersamaan.C. Waktu mulai tidur malamJam tidur sudah halnya menjadi patokan dalam mengatur pola tidur. Karena idealnya jam tidur tidak boleh mengakibatkan fungsi organ dalam tubuh menjadi ikut terus bekerja dalam waktu yang lebih. Berikuta adalah table jam mulai tidur para responden.Mulai_tidur

FrequencyPercentValid PercentCumulative Percent

Valid10:00:00.00036.06.06.0

11:00:00.0001734.034.040.0

11:30:00.00012.02.042.0

12:00:00.0001530.030.072.0

13:00:00.000816.016.088.0

14:00:00.000510.010.098.0

15:00:00.00012.02.0100.0

Total50100.0100.0

Descriptive Statistics

NMinimumMaximumMeanStd. DeviationVariance

Mulai_tidur5010:0015:0011:5701:091.749E7

Valid N (listwise)50

Dari hasil analisis, terlihat bahwa para responden memiliki waktu tidur rata-rata jam 11:57. Dimana yang memiliki jam tidur lebih awal adalah sekitar jam 10:00 malam dan yang paling lama menunggu jam untuk tidur pada jam 03:00 dini hari. Untuk mempermudah analisa, kami tampilkan dalam bentuk diagram batang mengenai waktu tidur dominan yang menjadi kebiasaan para responden.

**untuk jam tidur diatas jam 12 malam, kami kemas dalam bentuk 12+X untuk mempermudah perhitungan. (jam 1 malam = 13:00)

Bila dilihat dari modusnya, responden banyak yang mulai tidur pada jam 11:00 yaitu sebanyak 17 orang, namun hal ini hanya berbeda jumlah sebanyak 2 orang dengan yang memiliki kebiasaan tidur jam 12:00. Sudah menjadi kebiasaan yang seelalu terjadi di kalangan mahasiswa. Mereka baru memiliki waktu untuk mengerjakan tugas dari jam 8:00 ataupun jam 9:00 malam, sehingga mereka baru dapat tidur pada jam 11:00 hingga 12:00 tengah malam.D. Faktor Dominan Perubahan Pola TidurSetiap akibat pasti ada sebabnya. Begitu juga dengan pola tidur mahasiswa yang mengalami pergeseran hingga larut malam. Untuk itu kami juga menganalisa faktor dominan apa yang mengakibatkan mahasiswa memiliki pola tidur seperti sekarang ini. Berikut di tampilkan dalam diagram batang faktor dominan yang dirasakan responden.

Bagi para responden, faktor yang lebih dominan menyebabkan pola tidur mereka berubah dari masa SMA adalah 58% karena tugas, 32% karena lingkungan seperti teman-teman kostan yang sering tidur larut malam juga akan mempengaruhi pola tidur kita, dan selebihnya dikarenakan faktor lain-lain seperti googling, nonton dsb) sekitar 10%. Para responden mengeluhkan banyaknya tugas ataupun laporan pratikum yang harus diselesaikan seringkali membuat jadwal tidur mereka berkurang. Namun pada kenyataannya tetap permasalahannya terletak pada manajemen waktu, sebisa mungkin kita mengatur waktu antara kuliah, organisasi, tugas, kesehatan dll secara seimbang. Karena bila tugas bisa diselesaikan lebih awal nantinya tidak banyak mengurangi jam tidur harian kita.Bila kita kelompokkan lagi data tersebut untuk melihat responden mana yang lebih menganggap faktor dominan, berikut kami tampilkan datanya.Jenis_kelamin * Faktor_dominan Crosstabulation

Faktor_dominanTotal

Lain_lainLkTgs

Jenis_kelaminL191222

P471728

Total5162950

Pada data tersebut, terlihat bahwa lebih banyak perempuan dibandingkan laki-laki yang mengeluhkan tugas sebagai faktor yang seringkali membuat mereka mengubah pola tidur. Namun bila dilihat dari faktor lingkungan, para lelaki yang lebih banyak mengakui lingkungan yang dapat mengubah pola tidur mereka. Hal ini dapat kita kaitkan pada kenyataan sehri-hari bahwa tingkat solidaritas laki-laki lebih tinggi, terutama untuk hal kebersamaan seperti menonton bola. Berikut ini diagram perbandingan anta laki-laki dengan perempuan terhadap faktor yang mereka anggap paling dominan.

Setelah mengetahui hasil analisis dari faktor dominan yang paling mempengaruhi pola tidur responden, kami melanjutkan analisa kepada jam tidur yang dijalani akibat adanya faktor dominan tersebut. Dari hasil analisis ini selanjutnya dapat dilihat rata-rata tidur mereka berdasarkan kesibukan yang sedang dijalani para responden. Berikut adalah diagram perbandingan jam mulai tidur antara mahasiswa dengan faktor penyebab kesibukannya.Faktor Dominan terhadap Jam tidur

**LK: Lingkungan, Tgs: TugasDari hasil survey, rata-rata jam mulai tidur para 50 sampel mahasiswa/i di tingkat dua ini adalah pukul 11:57 malam. Jam mulai tidur terlama adalah jam 3 malam sebanyak satu orang dan tugas saja yang menyebabkan responden tersebut tidur jam 3 pagi. Lalu yang tercepat adalah jam 10:00 malam sebanyak satu orang juga. Dari setiap kategori jam mulai tidur yang terkumpulkan dari para responden, hampir di setiap kategori penyebab dominan para responden mempunyai kebiasaan tidur pada pukul tersebut adalah karena tugas.

Pada tabel dibawah ini kita akan mengaitkan rata-rata jam mulai tidur para responden dengan kesibukan yang paling menyita waktu mereka.Tabel rata-rata jam mulai tidur mahasiswa/i berdasarkan kesibukan yang paling menyita waktuMulai_tidur

KesibukanMeanNStd. Deviation

Klh11:573301:04

Lain_lain12:00601:32

O11:541101:18

Total11:575001:09

** Klh: perkuliahan, O: Organisasi

Rata-rata jam mulai tidur mahasiswa/i ternyata hampir sama untuk setiap kategori mahasiswa dengan kesibukan yang paling menyita waktu mereka. Apakah mulai tidur di tengah malam sudah menjadi kebiasaan mahasiswa/i ? bisa jadi iya. Hal ini bisa disebabkan oleh terbiasanya mereka mulai tidur di tengah malam hari karena kesibukan mereka, sehingga ketika mereka senggang pun mereka juga tidur di tengah malam pula. Dari data ini pula kita bisa menyimpulkan bahwa sudah mulai menunjukkan pola tidur mahasiswa/i tidak sehat, karena idealnya tidur malam itu dimulai pukul 10:00 malam. Berikut ini adalah tabel rata-rata waktu mahasiswa/i memulai aktivitas di hari kerja.

Descriptive Statistics

NMinimumMaximumMeanStd. DeviationVariance

Mulai_beraktivitas5003:0011:0007:1601:343.197E7

Valid N (listwise)50

Rata-rata mereka memulai aktivitas di hari kerja pada pukul 07:16. Namun bila dilihat dari modusnya banyak mahasiswa yang mulai beraktivitas jam 08:00 di hari kerja/perkuliahan (senin hingga jumat).E. Tingkat kenyamanan Mahasiswa terhadap pola tidurnya.Kenyamanan pada pola tidur sangat mempengaruhi dalam pengelolaan waktu tidur. Sah saja bila seeseorang memulai aktivitasnya jam 9 pagi dan baru tidur jam 12 malam. Namun tentu saja seluruh hal tersebut harus dilakukan dengan seimbang, yaitu tidak melebihi waktu kerja organ tubuh layaknya dan harus merasa nyaman dengan pola tersebut. Ketidaknyamanan pada pola tidur akan mempengaruhi kualitas tidur. Berikut ini data responden yang merasa tdk nyaman dengan pola tidur yang dijalaninya.

Nyaman/Tidak dengan pola tidur terganggu

FrequencyPercentValid PercentCumulative Percent

ValidT3264.064.064.0

Y1836.036.0100.0

Total50100.0100.0

Dari hasil kuesioner yang tersebar, tercatat bahwa sekitar 64% para responden tidak nyaman dengan pola tidur yang dijalaninya saat ini. Dimana dari 50 responden tersebut ada 32 orang yang merasa tidak nyaman dan 18 orang merasa nyaman dengan pola tidur yang dilakukan saat ini. dan untuk mempermudahnya kami sajikan juga dalam bentuk diagram pie.

**Y: Ya, T: TidakF. Gangguan Kesehatan akibat Pola TidurGangguan kesehatan merupakan salah satu akibat dari kurang seimbangnya pola tidur yang kita jalani. Biasanya gangguan kesehatan jangka pendek yang dirasakan dapat berupa pusing ketika bangun tidur, masuk angin, namun efek jangka panjang yang dirasakan sangat banyak dan merusak fungsi kerja organ. Pada analisis ini kami menganalisi gangguan kesehatan jangka pendek para responden yang mengalami perubahan pola tidur tersebut.

Jenis_kelamin * Gangguan_kesehatan Crosstabulation

Count

Gangguan_kesehatanTotal

KdgTY

Jenis_kelaminL163322

P192728

Total3551050

** Y: sering Kdg: kadang T:tdk pernah

Gangguan kesehatan jangka pendek pada umumnya hanya kadang-kadang saja dirasakan oleh para responden dimana dari total keseluruhan perempuan memiliki jumlah antara sering dan kadang-kadang, perempuan memiliki nilai lebih banyak yaitu 26 orang perempuan lebih banyak di bandingkan laka-laki yang berjumlah 19 yang merasakan adanya gangguan kesehatan akibat terganggunya pola tidur, baik itu sering ataupun kadang-kadang. Sedangkan selebihnya tidak merasakan efek dari berubahnya pola tidur terhadap kesehatan mereka.2.3 Hasil Analisis Keseluruhan

Dari lima puluh orang responden yang kami ambil secara acak dari seluruh mahasiswa tingkat dua yang berstatus aktif di Universitas Padjadjaran, tercatat 28 orang responden merupakan perempuan dan 22 orang responden sisanya adalah laki-laki. Pola tidur para responden mengalami perubahan dari masa SMA ke masa perkuliahan tingkat dua ini. Pada saat SMA biasanya mereka tidur jam 10 malam, namun kini mereka tidur rata-rata jam 11 hingga jam 12 malam.Hal yang menyebabkan adanya perubahan pola tidur ini dirasakan oleh responden sebagai akibat dari tugas. Karena ketika ditanya, 58% dari responden atau sekitar 29 orang menjawab karena tugas (laporan pratikum dsb) yang harus selesai segera lebih menyita waktu tidur. Dan 32% atau 16 orang merasakan kurangnya tidur dikarenakan pergaulan dlingkungan, baik itu suasana kostan, pergaulan, acara tv dan sebagainya. Sedangkan sisanya memilih lain-lain sebanyak 10%.Kesibukan yang paling menyita waktu 33 responden adalah perkuliahan, sedangkan 11 lainnya sibuk dengan organisasi dan 6 orang sisanya sibuk dengan hobi ataupun hal yang cukup mneyita perhatian. Dengan kesibukan dominan di perkuliahan, wajar saja para responden merasa perkuliahan menyita waktu dan perhatian yang sangat banyak karena hal ini tercermin dari analisis sebelumnya dimana tugas menjadi faktor dominan dalam perubahan pola tidur. Akibat yang dirasakan oleh responden dari adanya perubahan pola tidur ini berupa gangguan kesehatan jangka pendek seperti pusing, masuk angina dan lain sebagainya. Namun banyak dari mereka (70%) yang merasakan efek gangguan kesehatan itu kadang-kadang saja/tidak menentu kapan terjadinya.

Sebanyak 64% dari responden merasa tidak nyaman dengan pola tidur yang mereka alami sekarang, namun mereka menyadari hal ini telah menjadi kebiasaan dan dikarenakan keadaan perkuliahan. Para responden mengetahui pola tidur yang baik dan ideal, namun belum bisa menerapkannya dikarenakan adaptasi kembali terhadap jam tidur dini sulit dilakukan dan 64% responden memilih olahraga untuk menyeimbangkan serta mengembalikan pola tidur yang ideal bagi mereka.

2.4 Pola Tidur Sehat yang Ideal

Tidur didefinisikan dengan sebuah proses fisiologis yang bersiklus bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan dan juga suatu keadaan di bawah sadar dimana seseorang itu masih dapat untuk dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya.Manusia normal seperti kita pada umumnya tentunya juga melakukan aktifitas ini, meskipun cuma 1 jam tiap hari. Kurang lebih begitu pengertian tidur yang bisa disimpulkan dari kalimat di atas.

Pola tidur yang sehat tentunya kita butuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Baik itu dalam hal kualitas tidur yang baik atau pun kwantitas tidur yang baik pula. Dan semoga pula dengan kita mengenal akan pola tidur yang baik akan bisa bermanfaat bagi kita semuanya dan tentunya pula bagi kesehatan kita sendiri. Sehingga tidur yang baik untuk kesehatan perlu juga kita ketahui bersama.

Posisi Tidur yang Baik

Posisi tidur yang baik dalam kaitannya dengan tidur yang baik bagi kesehatan ini adalah posisi tubuh miring ke kanan dengan kaki bagian atas di tekuk, dan tangan kiri sebagai bantal. Tidur dengan posisi ini dapat bermanfaat agar mengalirkan darah ke otak dengan sempurna, karena posisi kepala lebih rendah dari jantung. Posisi tidur yang membuat bodoh adalah dengan tidur terlentang, tengkurap, dan kaki mengangkang. Posisi ini tidak baik hal ini disebabkan karena aliran darah tidak lancar, perut dan dada tertekan, juga aliran darah ke otak juga terhambat.

Waktu / jam Tidur yang Ideal

Tubuh memang memerlukan istirahat atau tidur untuk mengembalikan energi dan bisa beraktivitas kembali. Waktu tidur yang normal untuk usia 18 tahun atau remaja ialah sekitar 6-7 jam setiap malamnya. Namun kebiasaan buruk yang umumnya dilakukan para remaja ialah begadang. Bila dilihat waktu tidur yang baik atau jam tidur yang baik adalah berkisar pada jam 20.00 WIB 01.00 Pagi. Selanjutnya 01.00-04.00 digunakan untuk belajar, pukul 04.00 06.00 untuk olahraga, dan seterusnya.Hanya saja hal ini tidak lazim di kebanyakan masyarakat kita ini. Bagi usia remaja dan dewasa, waktu terbaik untuk tidur ialah antara pukul 9-12 malam. Asumsikan Anda tidur 7 jam, maka Anda akan terbangun pukul 4-5 pagi. Jika aktivitas Anda baru dimulai lebih siang, pergunakan waktu di pagi hari ini untuk aktivitas lain, misalnya belajar. Lakukan pola tidur ini terus selama seminggu hingga tubuh akhirnya terbiasa. Saat tidur yang tidak baik adalah pukul 06.30 WIB setelah matahari terbit, pada tengah hari pukul 11.30 12.00 WIB dan pukul 17.30 WIB saat matahari tenggelam. Tidur pada saat tersebut akan mengakibatkan seseorang linglung dan separuh kesadarannya hilang, diakibatkan oleh keseimbangan alam yang pada waktu-waktu tersebut harus berada pada kondisi sadar.

Keadaan Saat Tidur

Tidur yang baik berada dalam keadaan atau ruang yang gelap, terhindar dari cahaya yang menyengat dan silau. Rangsang cahaya yang terlalu banyak, menyebabkan otak tidak optimal dalam melakukan defragmentasi data-data yang terekam sebelum tidur, hal ini akan berdampak kepada daya ingat pada jangka waktu yang lama.

Pembentukan Pola Tidur Sehat

Lakukan juga olahraga rutin pada sore hari, serta kurangi konsumsi stimulan seperti kopi dan rokok saat hendak tidur. Selain itu buatlah suasana kamar menjadi nyaman serta buatlah pikiran Anda lebih rileks.Studi terbaru menunjukkan pola tidur yang berbeda antara remaja dengan anak-anak dan orang dewasa dikarenakan hormon melatonin pada remaja diproduksi di malam hari, berbeda dengan anak-anak dan orang dewasa. Hormon inilah yang menyebabkan remaja lebih sulit untuk tidur lebih awal.

Bila hal ini terus menerus terjadi, disertai dengan beban aktivitas fisik yang berlebih, remaja akan menjadi stres karena hanya memikirkan hal-hal sepele yang membuatnya tidak dapat tidur. Selain itu, kesulitan tidur akan berdampak pada tingkat konsentrasi belajar dan bekerja, serta secara emosional akan menjadi mudah sedih dan depresi. Yang terpenting, bila Anda mengantuk pada siang hari, hindari tidur siang. Ingatkanlah diri bahwa Anda sedang berusaha untuk membentuk pola tidur AndaDengan kita mengamalkan dan menjalankan pola tidur yang baik akan bisa menjaga kesehatan dan juga kebugaran tubuh kita masing-masing yang dalam kesehariannya telah menjalani aktifitas kehidupan dan bergelut dengan rutinitas pekerjaan kita. 2.5 Akibat dari pola tidur tidak sehatBanyak yang menganggap remeh terhadap waktu istirahat atau tidur. Padahal tidur merupakan obat mujarab untuk mengobati kelelahan yang terjadi pada tubuh kita setelah seharian melakukan aktivitas. Dampak yang terjadi apabila kita kurang tidur padahal sangat jelas sekali. Biasanya ketika kita kurang istirahat kita sering uring-uringan dan pusing. 1. Kecelakaan

Sebuah penelitian yang dilakukan Lembaga Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional Amerika menunjukkan bahwa kelelahan merupakan penyebab 100.000 kecelakaan mobil dan 1.500 kematian selama setahun di AS. Korbannya orang di bawah umur 25 tahun. Studi yang sama menunjukkan, jika Anda kurang tidur atau memiliki kualitas tidur yang rendah, maka hal itu dapat menyebabkan kecelakaan dan cedera saat bekerja. Dalam sebuah penelitian, pekerja yang mengeluh mengantuk berlebihan pada siang hari rentan terluka saat bekerja dan secara terus-menerus mengalami kecelakaan yang sama saat bekerja.

2. Konsentrasi menurun

Tidur yang baik memainkan peran penting dalam berpikir dan belajar. Kurang tidur dapat memengaruhi banyak hal. Pertama, mengganggu kewaspadaan, konsentrasi, penalaran, dan pemecahan masalah. Hal ini membuat belajar menjadi sulit dan tidak efisien. Kedua, siklus tidur pada malam hari berperan dalam menguatkan memori dalam pikiran. Jika tidak cukup tidur, maka Anda tidak akan mampu mengingat apa yang Anda pelajari dan alami selama seharian.

3. Masalah kesehatan serius

Gangguan tidur dan kurang tidur tahap kronis dapat mengakibatkan :

* Penyakit jantung

* Serangan jantung

* Gagal jantung

* Detak jantung tidak teratur

* Tekanan darah tinggi

* Stroke

Menurut beberapa penelitian, 90 persen penderita insomniagangguan tidur yang ditandai dengan sulit tidur dan tetap terjaga sepanjang malamjuga mengalami risiko kesehatan serupa. Jadi kurang tidur sangat buruk untuk kesehatan.

4. Gairah seks menurun

Para ahli melaporkan, kurang tidur pada pria dan wanita menurunkan tingkat libido dan dorongan melakukan hubungan seksual. Hal ini dikarenakan energi terkuras, mengantuk, dan tensi yang meningkat. Bagi pria yang mengidap sleep apnea (masalah pernapasan yang mengganggu saat tidur) kurang tidur menyebabkan gairah seksual melempem. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism 2002 menunjukkan, hampir semua orang yang menderita sleep apnea memiliki kadar testosteron yang rendah. Hampir setengah dari orang yang menderita sleep apnea parah memiliki tingkat testosteron yang rendah pada malam hari.5. Menyebabkan depresi

Gangguan tidur yang paling umum adalah insomnia, yang memiliki kaitan kuat dengan depresi. Dalam studi tahun 2007 yang melibatkan 10.000 orang terungkap bahwa pengidap insomnia 5 kali lebih rentan mengalami depresi. Bahkan, insomnia sering menjadi salah satu gejala pertama depresi. Insomnia dan tidak nafsu makan akibat depresi saling berhubungan. Kurang tidur memperparah gejala depresi dan depresi membuat Anda lebih sulit tidur. Sisi positifnya, pola tidur yang baik dapat membantu mengobati depresi.

6. Memengaruhi kesehatan kulit

Bila Anda tidak mendapatkan cukup tidur, tubuh Anda melepaskan lebih banyak hormon stres atau kortisol. Dalam jumlah yang berlebihan, kortisol dapat memecah kolagen kulit atau protein yang membuat kulit tetap halus dan elastis. Kurang tidur juga dapat menyebabkan tubuh lebih sedikit mengeluarkan hormon pertumbuhan. Ketika kita masih muda, hormon pertumbuhan manusia mendorong pertumbuhan. Dalam hal ini, hormon tersebut membantu meningkatkan massa otot, menebalkan kulit, dan memperkuat tulang.

7. Pelupa

Tidak ingin lupa dengan kenangan terbaik dalam hidup Anda? Cobalah perbanyak tidur. Pada tahun 2009, peneliti dari Amerika dan Perancis menemukan bahwa peristiwa otak yang disebut sharp wave ripples bertanggung jawab menguatkan memori pada otak. Peristiwa ini juga mentransfer informasi dari hipokampus ke neokorteks di otak, tempat kenangan jangka panjang disimpan. Sharp wave ripples kebanyakan terjadi pada saat tidur.

8. Tubuh jadi melar

Kurang tidur berhubungan dengan peningkatan rasa lapar dan nafsu makan, dan kemungkinan bisa menjadi obesitas. Menurut sebuah studi tahun 2004, hampir 30 persen dari orang-orang yang tidur kurang dari enam jam sehari cenderung menjadi lebih gemuk daripada mereka yang tidur tujuh sampai sembilan jam sehari.

9. Meningkatkan risiko kematian

Dalam penelitian Whitehall ke-2, peneliti Inggris menemukan bagaimana pola tidur memengaruhi angka kematian lebih dari 10.000 pegawai sipil Inggris selama dua dekade. Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan pada 2007, mereka yang telah tidur kurang dari 5-7 jam sehari mengalami kenaikan risiko kematian akibat berbagai faktor. Bahkan kurang tidur meningkatkan dua kali lipat risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular.

Berikut ada beberapa bahaya kesehatan yang muncul akibat kurang tidur atau kebiasaan begadang.

1. Anti Bodi Melemah.

Mereka yang tidur kurang dari 7 jam per malam bisa 3 kali lebih rentan mengalami rasa dingin. Penelitian menemukan, kurang tidur akan menyebabkan tubuh mengalami kegagalan untuk menjaga respon imun atau kekebalan tubuh secara normal. Untuk memperbaikinya, maka rubahlah pola tidur Anda mulai dari sekarang.

2. Rentan Terserang Diabetes.

Sering begadang juga bisa membuat tubuh rentan terserang penyakit diabetes. Kurang tidur bisa mengembangkan resistansi terhadap insulin, yakni hormon yang membantu mengangkut glukosa dari aliran darah ke dalam sel. Hal ini menyebabkan terjadi proses metabolisme gula yang tidak semestinya. Alhasil tubuh akan terkena diabetes.

3. Resiko Terkena Kanker.

Penggemar olahraga yang tidur kurang dari 7 jam per malam 50 % lebih mudah terkena kanker dibanding mereka yang memiliki kualitas tidur yang baik. Hal ini terjadi karena kurang tidur menyebabkan gangguan metabolisme hormonal sehingga lebih beresiko terkena kanker.

4. Berbagai Rasa Sakit Bisa Timbul.

Tidaklah mengherankan jika sakit punggung atau badan terasa pegal-pegal terjadi dipagi hari setelah begadang. Karena kurang tidur bisa memicu tubuh lebih mudah mengalami nyeri karena kurang istirahat.

5. Mudah Letih atau Lelah.

Tidur yang cukup adalah cara yang terbaik untuk mengistirahatkan tubuh setelah beraktivitas seharian. Jadi jika kurang tidur, maka tubuh juga akan kurang istirahat dan tidak akan kembali bugar. Karenanya tubuh akan mudah terasa letih atau lelah saat beraktivitas. Inilah yang menyebabkan munculnya rasa ngatuk meski sedang bekerja atau kuliah.

6. Tampak Lebih Tua.

Efek dari kurang tidur tidak hanya dirasakan di organ bagian dalam saja, tapi bagian luar juga akan terkena efeknya. Mereka yang kurang tidur biasanya akan memiliki kulit yang pucat dan wajah lelah. Bahkan, kulit juga bisa mengalami keriput akibat kurang tidur.Menurut sebuah penelitian, waktu tidur yang tidak mencukupi dapat mengakibatkan masalah hidup dan mati. Sejumlah ilmuwan mengungkapkan bahwa tidur kurang dari enam jam pada malam hari dapat meningkatkan resiko kematian dini, sementara tidur lebih dari sembilan jam juga dapat beresiko mengurangi usia.

BAB III

PENUTUP

3.1 KesimpulanDalam segi kesehatan pola tidur yang baik adalah 6-8 jam perhari, itu adalah batas minimal untuk orang dewasa. Melihat dari banyaknya mahasiswa yang tidur kurang dari 6 jam perhari dapat mempengaruhi beberapa fungsi dalam tubuhnya dan menyebabkan imunitas didalam tubuh kita menurun karena ada beberapa hormon yang seharusnya berhenti bekerja akibat kita begadang menyebabkan hormon tersebut terus bekerja. Ditambah lagi dengan makan makanan berat pada malam hari, tubuh harus bekerja ekstra sehingga proses metabolisme didalam tubuh kita terganggu.3.2 SaranMetode pencatatan seperti yang dilakukan menurut kami cukup baik dan cukup efisien. Karena dengan data hasil kuesioner tersebut akan lebih mudah dalam pengerjaannya maupun pengkajiannya yaitu diambil sample secara acak sebanyak 50 orang dari seluruh fakultas. Metode ini memudahkan dalam mengambil garis kesimpula. Namun hasil kesimpulan masih sangat kisaran kasar, dimana yang diperhitungkan hanya beberapa faktor dan pendataan yang kami lakukan masih sangat sederhana. Kedepannya sebelum membuat analisis seperti ini, henddaknya membuat kerangka dan inti analisis sehingga dapat dikerucutkan dengan mudah.DAFTAR ISI

Internet:

Anonym. 2012. Tidur yang Baik untuk Kesehatan http://cardiacku.blogspot.com diakses 15 Juni 2013Suriansyah. 2012. Pola Waktu Tidur yang Baik. http://www.suriansyah.com diakses 15 Juni 2013

Mutiara, Mega. 2013. Mahasiswa Begadang. http://djatinangor.com diakses 15 Juni 2013 Anonym. 2012. Tidur pada Mahasiswa. http://id.prmob.net diakses 15 Juni 2013 Harnowo, Putro. 2013. Mahasiswa (anak kuliahan) Rajin Bangun Pagi. http://health.detik.com/read/ diakses 15 Juni 2013Gamat, Gold. 2012. Dampak Buruk Kurang Istirahat. http://carasehatalami.com/artikel-kesehatan diakses 15 Juni 2013 EMBED Excel.Chart.8 \s

Analisis Pola Tidur Mahasiswa Tingkat Dua

_1432821555.xlsChart1

58

10

32

Sales

Faktor Dominan

Sheet1

Sales

Tugas58

lain-lain10

Lingkungan32