Isi makalah

22
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengambilan keputusan merupakan suatu proses mengombinasikan pendekatan yang rasional dan judgmental, yang prosesnya tidak dapat diformulasikan secara lengkap. Dalam proses ini, pengambil keputusan akan selalu menghadapi risiko yang berpengaruh pada proses judgment itu sendiri. Pemahaman terhadap proses pengambilan keputusan pada masalah yang kompleks sangatlah penting agar dapat mengambil keputusan dengan baik dan menghadapi risiko dengan bijak. Praktik pengambilan keputusan selama ini menunjukkan kompleksitas masalah dan keterbatasan kemampuan rasional manusia, maka orang akan melakukan pengambilan keputusan secara rasional dan juga dalam berbagai situasi, mengambil keputusan dengan proses heuristik. Heuristik adalah proses yang dilakukan oleh individu dalam mengambil keputusan secara cepat, dengan menggunakan pedoman umum dan sebagian informasi saja. Proses ini mengakibatkan adanya kemungkinan bias, kesalahan, dan ketidakakuratan keputusan. Makalah Aspek Keperilakuan Pada Pengambilan Keputusan Dan Para Pengambil Keputusan (kelompok 5) | 1

Transcript of Isi makalah

Page 1: Isi makalah

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pengambilan keputusan merupakan suatu proses mengombinasikan

pendekatan yang rasional dan judgmental, yang prosesnya tidak dapat

diformulasikan secara lengkap. Dalam proses ini, pengambil keputusan akan

selalu menghadapi risiko yang berpengaruh pada proses judgment itu sendiri.

Pemahaman terhadap proses pengambilan keputusan pada masalah yang

kompleks sangatlah penting agar dapat mengambil keputusan dengan baik

dan menghadapi risiko dengan bijak. Praktik pengambilan keputusan selama

ini menunjukkan kompleksitas masalah dan keterbatasan kemampuan

rasional manusia, maka orang akan melakukan pengambilan keputusan secara

rasional dan juga dalam berbagai situasi, mengambil keputusan dengan

proses heuristik.

Heuristik adalah proses yang dilakukan oleh individu dalam mengambil

keputusan secara cepat, dengan menggunakan pedoman umum dan sebagian

informasi saja. Proses ini mengakibatkan adanya kemungkinan bias,

kesalahan, dan ketidakakuratan keputusan.

Kekeliruan konjungsi (conjuction fallacy) adalah pengambilan keputusan

tentang kemungkinan terjadinya peristiwa konjungtif yang berbeda dengan

logika teori probabilitas. Sementara itu, bias hainsait selama ini dikenal

sebagai tendensi bias karena orang (evaluator) yang telah mendapatkan

informasi tentang hasil merasa telah mengetahui suatu hasil sebelum suatu

keputusan diambil. “Biasanya ini dipandang tidak adil bagi pengambil

keputusan karena mengesampingkan keadaan ketika keputusan ini diambil.

B. TUJUAN

1. Makalah ini merupakan pemenuhan salah satu tugas dari matakuliah

Akuntansi Keperilakuan

Makalah Aspek Keperilakuan Pada Pengambilan Keputusan Dan Para Pengambil Keputusan (kelompok 5) | 1

Page 2: Isi makalah

2. Makalah ini diharapkan dapat menambah pemahaman dan pengetahuan

tentang Aspek Keperilakuan Pada Pengambilan Keputusan Dan Para

Pengambilan Keputusan

Makalah Aspek Keperilakuan Pada Pengambilan Keputusan Dan Para Pengambil Keputusan (kelompok 5) | 2

Page 3: Isi makalah

BAB II

PEMBAHASANA. DILEMA BISNIS

B. PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

a. Definisi

Menurut James A.F. Stoner, keputusan adalah pemilihan di antara

berbagai alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu: (1) ada

pilihan atas dasar logika atau pertimbangan; (2) ada beberapa alternatif

yang harus dipilih salah satu yang terbaik; dan (3) ada tujuan yang ingin

dicapai dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan tersebut. Dari

pengertian keputusan tersebut dapat diperoleh pemahaman bahwa

keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum

situasi yang dilakukan melalui pemilihan satu alternatif dari beberapa

alternatif. Pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan

alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk

ditindaklanjuti (digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah yang

terdiri dari beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama didalam

organisasi.

b. Langkah-langkah pengambilan keputusan :

1. Pengenalan dan pendefinisian atas suatu masalah atau suatu peluang.

Langkah ini merupakan respon terhadap suatu masalah, ancaman

yang dirasakan, atau kesempatan dibayangkan.  Untuk mengenali dan

mendefinisikan masalah atau peluang, para pengambil keputusan

memerlukan informasi mengenai lingkungan, keuangan, dan operasi.

2. Pencarian atas tindakan alternatif dan kuantifikasi atas

konsekuensinya.

Ketika definisi dari masalah atau peluang selesai, pencarian untuk

program alternatif tindakan dan kuantifikasi konsekuensi mereka

dimulai. Pada langkah ini, sebagai alternatif praktis sebanyak

mungkin diidentifikasi dan dievaluasi. Pencarian sering dimulai

Makalah Aspek Keperilakuan Pada Pengambilan Keputusan Dan Para Pengambil Keputusan (kelompok 5) | 3

Page 4: Isi makalah

dengan melihat masalah serupa yang terjadi di masa lalu dan tindakan

yang dipilih pada saat itu. Jika saja dipilih tindakan bekerja dengan

baik, mungkin akan diulangi. Jika tidak, pencarian alternatif tambahan

akan diperpanjang.Dalam tahap ini, sebanyak mungkin alternatif yang

praktis didiefinisikan dan dievaluasi.

3. Pemilihan alternatif yang optimal atau memuaskan.

Tahap yang paling penting dalam proses pengambilan keputusan

adalah memilih salah satu dari beberapa alternatif. Meskipun langkah

ini mungkin memunculkan pilihan rasional, pilihan terakhir sering

didasarkan pada pertimbangan politik dan psikologis daripada fakta

ekonomi.

4. Penerapan dan tindak lanjut.

Kesuksesan atau kegagalan dari keputusan akhir bergantung pada

efisiensi penerapannya. Pelaksanaan hanya akan berhasil jika individu-

individu yang memiliki kontrol atas sumber daya organisasi yang

diperlukan untuk melaksanakan keputusan (misalnya, uang, orang, dan

informasi) benar-benar berkomitmen untuk membuatnya bekerja.

c. Motif Kesadaran

Motif kesadaran ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang

untuk bertindak melakukan sesuatu yang masih berada dalam tingkat

kesadaran seseorang. Terdapat dua faktor penting dari motif kesadaran

dalam konteks pengambilan keputusan, yaitu :

1. Keinginan akan kestabilan atau kepastian.

Keinginan akan kestabilan menegaskan adanya kemampuan

untuk memprediksikan Ini menjadi pendorong bagi keinginan kita

untuk membuat bagian- bagian dari konsep yang cocok satu sama

lain secara konsisten. Motif ini mengaktifkan baik pikiran sadar dan

bawah sadar untuk membuat masuk akal suatu ketidakseimbangan,

ambigu, atau ketidakpastian informasi.

2. Keinginanan akan kompleksitas dan keragaman.

Motif kompleksitas menimbulkan keinginan akan suatu stimulus

Makalah Aspek Keperilakuan Pada Pengambilan Keputusan Dan Para Pengambil Keputusan (kelompok 5) | 4

Page 5: Isi makalah

dan eksplorasi serta mengaktifkan pikiran sadar dan bawah sadar

untuk mencari data baru dari ingatan atau lingkungan, kemudian

menyeimbangkannya dan mengaturnya dengan motif. Selain itu,

faktor yang berhubungan erat dengan prediksi adalah perbedaan

dalam teori keputusan secara matematis antara kepastian, risiko, dan

ketidakpastian. Kepastian didapat ketika semua akibat dari suatu

alternatif keputusan tidak diketahui. Risiko dapat terjadi ketika

seseorang menentukan suatu pilihan dari berbagai alternatif yang ada.

Ketidakpastian timbul ketika seseorang tidak dapat menentukan

kemungkinan konseuensi yang timbul dari tindakan yang

dilakukannya.

Dengan menggunakan dimensi-dimensi kompleksitas dan

kemampuan untuk membuat prediksi, para ahli psikologi telah

mengembangkan empat jenis model keputusan :

1. Model keputusan yang diprogram secara sederhana.

Model ini ditandai dengan aturan-aturan prediksi yang tidak

kompleks, yang ditetapkan oleh orang lain yang bukan si pengambil

keputusan. Alternatif yang memuaskan, ketika pertama kali

ditemukan, biasanya langsung dipilih. Alternatif-alternatif tersebut

dinilai berdasarkan kriteria-kriteria yang sederhana dengan risiko

yang minimum, yang penerapannya dilakukan secara individu.

2. Model keputusan yang tidak diprogram secara sederhana.

Pada model ini, apa pun akan terlihat baik pada saat itu bagi si

pengambil keputusan yang langsung memilih alternatif tersebut.

Informasi bersumber dari prasangka melalui keyakinan-keyakinan

umum. Dalam organisasi, informasi juga dapat berasal dari sistem

informasi manajemen dengan akuntansi yang menjadi komponen

utama. Alternatif pertama yang dipilih harus mampu menyesuaikan

diri dengan tujuan laba jangka pendek yang diinginkan dengan

mengabaikan risiko yang ada.

3. Model keputusan yang diprogram secara kompleks.

Makalah Aspek Keperilakuan Pada Pengambilan Keputusan Dan Para Pengambil Keputusan (kelompok 5) | 5

Page 6: Isi makalah

Pada model ini melibatkan perencanaan yang begitu rinci.

Masalah dan peluang diantisipasi dengan skala prioritas yang begitu

hati-hati. Alternatif-alternatif yang ada dievaluasi berdasarkan

pertimbangan memaksimalkan manfaat jangka panjang.

4. Model keputusan yang tidak diprogram diprogram secara kompleks

Model ini memiliki ciri khas yaitu partisipasi yang terus-

menerus dari semua orang yang terlibat untuk memaksimalkan

perolehan informasi dan koordinasi.

d. Jenis-jenis dari Model Proses

Tiga model utama dalam pengambilan keputusan dari seoran pengambilan

keputusan dalam suatu organisasi, model-model tersebut adalah:

1. Model Ekonomi

Model tradisional mengasumsikan bahwa semua tindakan

manusia dan keputusan secara sempurna rasional dan bahwa dalam

sebuah organisasi, ada konsistensi antara berbagai motif dan tujuan.

Diasumsikan bahwa semua alternatif adalah dikenal dan bahwa

probabilitas yang terkait dengan alternatif dapat dihitung dengan pasti.

Keputusan tidak tergantung pada preferensi pribadi, tetapi lebih

merupakan didikte oleh tujuan yang konsisten dari organisasi.

2. Model Sosial

Model ini merupakan kebalikan ekstrem dari model ekonomi.

Model ini mengasumsikan bahwa manusia pada dasarnya tidak

rasional dan bahwa keputusan dihitung berdasarkan interaksi sosial.

Model ini merasakan bahwa tekanan dan ekspektasi adalah kekuatan

motivasiutama.

3. Model Kepuasan Simon

Model ini lebih berguna dan model yang lebih praktis. Hal ini

didasarkan pada konsep Simon pada orang administrasi, di mana

manusia dipandang sebagai rasional karena mereka memiliki

kemampuan untuk berpikir, memproses informasi, membuat pilihan,

dan belajar.

Makalah Aspek Keperilakuan Pada Pengambilan Keputusan Dan Para Pengambil Keputusan (kelompok 5) | 6

Page 7: Isi makalah

C. CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI

1. Rasional Terbatas

Pengurutan alternative sangat penting dalam menentukan alternative

yang dipilih. Jika pengambilan keputusan sedang melakukan optimasi,

maka semua alternative dicantumkan dlam hierarki utama preferensi.

2. Intuisi

Para pakar tidak mengasumsikan bahwa pengambilan keputusan

intuitif merupakan sesuatu yang tidak rasional atau tidak efektif.

Pengambila ikeputusan intuitif kemungkinan dapat diambil dalam kondisi :

a. Bila ada ketidakpastian dalam tingkat yang tinggi

b. Bila hanya sedikit preseden untuk diikuti

c. Bila variable-variabel dapat diramalkan secara ilmiah

d. Bila fakta terbatas

e. Bila fakta tidak dengan jelas menunjukkan jalan yang diikuti

f. Bila data analitis guna berguna

g. Bila terdapat beberapa penyelesaian alternative yang masuk akal untuk

dipilih, dengan argument yang baik untuk masing-masing alternative

h. Bila waktu terbatas da nada tekanan untuk segera mengambil

keputusan yang tepat

3. Identifikasi Masalah

Masalah-masalah yang tampak cenderung memiliki kemungkinan

terpilih yang lebih tinggi dengan masalah-masalah yang penting. Hal ini

didasarkan karenamudah untuk mengenali maslah-masalah yang tampak(visible)

dan semua orangmenaruh perhatian yang besar terhadap pengambilan keputusan

di organisasi.

4. Membuat Pilihan

Para pengambil keputusan mengandalkan heuristic atau jalan pintas

penilaian dalam pengambilan keputusan. Terdapat 2 kategori dari

heuristic yaitu ketersediaan dan keterwakilan.

5. Perbedaan Individual : Gaya Pengambilan Keputusan

Riset ini telah mengidentifikasi 4 pendekatan individual yang

berbeda terhadap pengambilan keputusan. Model ini dirancang untuk

digunakan para manager dan mengaspirasi para manager.

Makalah Aspek Keperilakuan Pada Pengambilan Keputusan Dan Para Pengambil Keputusan (kelompok 5) | 7

Page 8: Isi makalah

6. Keterbatasan Organisasi

Organisasi itu sendiri merupakan penghambat bagi para pengambil

keputusan. Contohnya para manager membentuk keputusan untuk mencerminkan

system penilaian kinerja dan pemberian imbalan.

D. ASUMSI KEPERILAKUAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

ORGANISASI

1. Perusahaan Sebagai Unit Pengambilan Keputusan

Cybert dan March menggambarkan empat konsep dasar relasional

sebagai inti dari pengambilan keputusan bisnis, yaitu :

a. Resolusi Semu dari Konflik

Suatu organisasi adalah koalisi dari individu-individu dengan

tujuan yang berbeda yang sering menimbulkan konflik, karena

mengambil keputusan melibatkan pemilihan atas satu

alternative yang sesuai dengan tujuan dan harapan secara

keseluruhan.

b. Menghindari Ketidakpastian

Pada saat mengambil keputusan, organisasi secara terus-

menerus akan dihantui oleh ketidakpastian dalam lingkungan internal

dan eksternal.

c. Perencanaan Masalah

Perencanaan masalah merupakan proses menemukan suatu

solusi atas suatu masalah tertentu atau sebagai suatu cara untuk

bereaksi terhadap peluang.

d. Pembelajaran Organisasi

Walaupun organisasi tidak mengalami proses

pembelajaran seperti individu, organisasi memperlihatkan perilaku

adiktif dari karyawannya dengan belajar untuk mengurus bagian

tertentu dari lingkungan tersebut.

2. Manusia – Para Pengambil Keputusan Organisasi

3. Kekuatan dan Kelemahan Individu sebagai Pengambilan Keputusan

4. Peran Kelompok sebagai Pembuat Keputusan dan Pemecahan Masalah

Makalah Aspek Keperilakuan Pada Pengambilan Keputusan Dan Para Pengambil Keputusan (kelompok 5) | 8

Page 9: Isi makalah

a. Fenomena Pemikiran Kelompok

b. Fenomena Pergeseran yang Berisiko (Dampak Diskusi Kelompok)

c. Kesatuan Kelompok

E. PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH PENDATANG BARU VS

OLEH PAKAR

Bouwman (1984) mengungkapkan sejumlah perbedaan yang menarik

dalam strategi dan pendekatan yang digunakan serta data spesifik yang dipilih

oleh pakar dan pendatang baru ketika mengambil keputusan berdasarkan

informasi akuntansi atau informasi keuangan lainnya.  Pendatang baru

mengumpulkan data tanpa melakukan deskriminasi dan menunggu untuk

melihat apa yang terjadi. Sebaliknya, para pakar mengumpulkan data secara

diskriminatif guna menindaklanjuti observasi tertentu.

Untuk menggambarkan perbedaan dalam penggunaan data dibagi

kedalam kedalam tiga komponen:

1. Pengujian Informasi

2. Integrasi pengamatan dan temuan

3. Pertimbangan

F. PERAN KEPRIBADIAN DAN GAYA KOGNITIF DALAM

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Kepribadian mengacu pada sikap atau keyakina individu, sementara

gaya kognitif mengacu pada cara atau metode dengan mana seseorang

menerima, menyimpan, memproses, serta meneruskan informasi. Memiliki

gaya kognitif yang berbeda dan menggunakan metode yang sama sekali

berbeda ketika menerima, menyimpan, dan memproses informasi. Dalam

situasi pengambilan keputusan, kepribadian dan gaya kognitif saling

berintraksi dan mempengaruhi (menambah atau mengurangi) dampak dari

informasi akuntansi.

G. PERAN INFORMASI AKUNTANSI DAMLAM PENGAMBILAN

KEPUTUSAN

Secara defenisi, keputusan manajemen mempengeruhi kejadian atau

tindakan masa depan. Sedangkan informasi akuntansi memfokuskan pada

Makalah Aspek Keperilakuan Pada Pengambilan Keputusan Dan Para Pengambil Keputusan (kelompok 5) | 9

Page 10: Isi makalah

peristiwa-peristiwa dimasa lalu tidak dngan sendirinya dapat mengubah

kejadian atau dampaknya kecuali jika hal itu dilakukan melalui proses

pengambilan keputusan dengan kejadian masa depan beserta konsekuensinya

ditentukan.

Karena pengambilan keputusan dan informasi mengenai hasil kinerja

akuntansi fokus pada periode waktu yang berbeda, maka keduanya hanya

dihubungkan oleh fakta bahwa proses pengambilan keputusan menggunakan

data akuntansi tertentu yang dimodifikasi selain informasi nonkeuangan.

1. Data Akuntansi sebagai Stimuli dalam Pengenalan Masalah

Akuntansi dapat berfungsi sebagai stimuli dalam pengenalan

masalah melalui pelaporan deviasi kinerja aktual dari sasaran standar

anggaran atau memlalui  informasi kepada manajer bahwa mereka gagal

untuk mencapai target output atau laba yang ditentukan sebelumnya.

Ketika  informasi akuntansi digunakan sebagai alat pengenalan

masalah, maka informasi tersebut juga digunakan sebagai dasar untuk

menentukan konsekuensi yang dapat dikuantifikasi atas tindakan alternatif

yang perlu dipertimbangkan lebih lanjut.

2. Dampak Data Akuntansi dalam Pilihan Keputusan

Bobot yang diberikan kepada informasi akuntansi dalam pilihan

akhir sangat bervariasi. Hal itu bergantung pada samapi sejauh mana hal

itu dipandang mengurangi ketidakpastian yang mengelilingi proses

pengambilan keputusan. Data penjualan dan biaya masa lalu, misalnya,

akan digunakan sebagai pendekatan pertama terhadap permintaan masa

depan untuk produk yang di jual pada masa lalu.

Dua elemen lainnya yang mempengaruhi keyakinan yang diberikan

pada informasi akuntansi adalah permintaan dan persaingan. Perusahaan

yang menghadapi sedikit persaingan dan memiliki permintaan yang tidak

elastis akan lebih banyak bergantung pada data biaya yang disediakan

oleh sistem akuntansinya ketika membuat keputusan mengenai pasar yang

kompetitif. Telah ditemukan bahwa semakin penting kebutuhan akan

Makalah Aspek Keperilakuan Pada Pengambilan Keputusan Dan Para Pengambil Keputusan (kelompok 5) | 10

Page 11: Isi makalah

suatu keputusan, maka semakin besar pendekatan yang diberikan pada

data akuntansi yang langsung tersedia.

Informasi akuntansi memainkan  peran yang lebih penting dalam

keputusan jangka pendek dibandingkan dalam keputusan yang melibatkan

konsekuensi jangka panjang, karena informasi akuntansi hanya

mencerminkan biaya dan pendapatan yang berkaitan dengan operasi

sekarang. Dan kelihatannya para pengambil keputusan lebih memilih

informasi eksternal jika informasi tersebut langsung tersedia dan tidak

begitu mahal dibandingkan dengan data akuntansi yang dikembangkan

secara internal.

3. Hipotesis Keperilakuan dari Dampak Data Akuntansi

Informasi akuntansi adalah salah satu input dalam model

pengambilan keputusan. Para pengambil keputusan dapat menyadari

bahwa aura otentisitas akuntansi tidak berdasar dan bahwa akuntansi,

paling tidak, adalah proses dengan mana dampak dari kejadian ekonomi

dilaporkan seakurat mungkin, tetapi tanpa kepura-puraan akan

kesempurnaan.

Para pengambil keputusan memandang akuntansi sebagai “ukuran

yang tidak sempurna” dengan kemungkinan besar bahwa nilai yang

sesungguhnya akan berbeda dengan nilai yang dilaporkan, karena

kesalahn dan inakurasi dalam proses pengukuran dan pelaporan tidak

dapat dihindari.

Informasi akuntansi menjadi tujuan ketika penghargaan atau sanksi

dikaitkan dengan hasilnya. Misalnya, jika seorang manajer berharap untuk

dipromosikan jika ia dapat mengurangi biaya, maka manajer tersebut akan

melihat informasi akuntansi sebagai dasar untuk menentukan apakah ia

telah berhasil atau tidak.

Tingkat pengaruh informasi akuntansi juga bervariasi berdasarkan

jenis pengambil keputusan. Burns (1981) mengelompokkan pengambil

keputusan ke dalam tiga kelompok :

Makalah Aspek Keperilakuan Pada Pengambilan Keputusan Dan Para Pengambil Keputusan (kelompok 5) | 11

Page 12: Isi makalah

a. Para pembuat keputusan dalam perusahaan yang mengambil

keputusan mengenai operasi dan sistem akuntansi digunakan untuk

menyusun laporan.

b. Para pengambil keputusan dalam perusahaan yang hanya dapat

membuat keputusan mengenai operasi saja.

c. Mereka yang berada di luar perusahaan yang membuat keputusan

mengenai perusahaan tersebut yang dapat mempengaruhi lingkungan

dan operasinya, tetapi yang tidak memiliki kendali langsung atas

operasi perusahaan.

Para peneliti lain mempelajari pertanyaan-pertanyaan mengenai

bagaimana para pengambil keputusan menyesuaikan terhadap perubahan

dalam metode dan terminologi akuntansi. Mereka menemukan bahwa ada

dua faktor yang menentukan tingkat penyesuaian, yaitu umpan balik dan

fiksasi fungsional.

4. Umpan balik

Untuk memahami perubahan dalam metode akuntansi dan untuk

menyesuaikan aturan pengambilan keputusan sesuai dengan itu, maka

pengambil keputusan harus menerima informasi menerima  informasi

mengenai perubahan tersebut atau memiliki umpan balik tidak langsung

mengenai perubahan tersebut. Jika seseorang mengabaikan dampak

jangka pendek yang mungkin akibat selang waktu antara perubahan dan

indikasinya, maka kecil kemungkinannya bahwa tidak terdapat umpan

balik sama sekali.

5. Fiksasi Fungsional

Hal ini merupakan fenomena keperilakuan yang mengimplikasikan

ketidakmampuan di pihak pengguna informasi akuntansi untuk

memahami apa yang tersirat di balik label yang diberikan kepada suatu

angka. Ketika mereka menerima suatu pendekatan pengukuran akuntansi

sebagai alat untuk mengelola proses pengambilan keputusan mereka,

maka perilaku mereka jarang sekali akan dipengaruhi oleh perubahan

dalam metode akuntansi yang digunakan. Sebagai suatu atribut dari

Makalah Aspek Keperilakuan Pada Pengambilan Keputusan Dan Para Pengambil Keputusan (kelompok 5) | 12

Page 13: Isi makalah

pengambilan keputusan, fiksasi fungsional bervariasi tingkatnya dari

situasi yang satu ke situasi yang lain, namun tidak pernah tidak ada sama

sekali.

Makalah Aspek Keperilakuan Pada Pengambilan Keputusan Dan Para Pengambil Keputusan (kelompok 5) | 13

Page 14: Isi makalah

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif

terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti

(digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah yang terdiri dari beberapa

orang untuk mencapai tujuan bersama didalam organisasi.

Dalam pengambilan keputusan terdapat perbedaan yang sangan

menonjol antara pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pendatang baru

dengan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh para pakar. Pendatang

baru mengumpulkan data tanpa melakukan deskriminasi dan menunggu

untuk melihat apa yang terjadi. Sebaliknya, para pakar mengumpulkan data

secara diskriminatif guna menindaklanjuti observasi tertentu.

Dalam situasi pengambilan keputusan, kepribadian dan gaya kognitif

saling berintraksi dan mempengaruhi (menambah atau mengurangi) dampak

dari informasi akuntansi.

Adapun pengambilan keputusan dan informasi mengenai hasil kinerja

akuntansi fokus pada periode waktu yang berbeda, maka keduanya hanya

dihubungkan oleh fakta bahwa proses pengambilan keputusan menggunakan

data akuntansi tertentu yang dimodifikasi selain informasi nonkeuangan

B. SARANMenyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya

penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di

atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di

pertanggung jawabkan.

Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan

memakluminya, karena penulis adalah hamba Allah yang tak luput dari salah

khilaf, Alfa dan lupa.

Makalah Aspek Keperilakuan Pada Pengambilan Keputusan Dan Para Pengambil Keputusan (kelompok 5) | 14