ISI Makalah
-
Upload
dimaz-sadewa -
Category
Documents
-
view
10 -
download
0
description
Transcript of ISI Makalah
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran standar.
Besaran standar adalah auan/pedoman yang sudah di sepakati bersama secara
internasional. Besaran standar tentunya memerlukan satuan-satuan dasar. Agar
dapat di gunakan maka besaran standar tersebut harus dapat didefinisikan secara
fisik, tidak berubah karena waktu, dan harus dapat digunakan sebagai alat
pembanding di seluruh dunia.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan di bahas pada makalah ini
1. Pengertian batasan pengukuran/metrologi?
2. Faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran?
3. Istilah-istilah pengukuran teknik?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian batasan pengukuran/metrologi
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran
3. Mengetahui istilah-istilah pengukuran teknik
1
II. PEMBAHASAN
2.1. Batasan Pengukuran/Metrologi
Pengukuran adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk
menentukan nila suatu besaran dalam bentuk angka (kwantitatif). Jadi mengukur
adalah suatu proses mengaitkan angka secara empirik dan obyektif pada sifat‐sifat
obyek atau kejadian nyata sehingga angka yang diperoleh tersebut dapat
memberikan gambaran yang jelas mengenai obyekatau kejadian yang diukur.
Instrumentasi (Instrumentation)
Bidang ilmu dan teknologi yang mencakup perencanaan, pembuatan dan
penggunaan instrument atau alat ukur besaran fisika atau sistem instrument untuk
keperluan diteksi, penelitian, pengukuran, pengaturan serta pengolahan data.
Metrologi (Metrology)
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang berkaitan dengan kegiatan pengukuran.
Metrologi mencakup tiga hal utama:
1. Penetapan definisi satuan‐satuan ukuran yang diterima secara internasional;
misal: meter, kilogram dsb.
2. Perwujuan satuan‐satuan ukuran berdasarkan metode‐metode ilmiah, misal
perwujudan nilai meter menggunakan gelombang cahaya laser.
3. Penetapan rantai ketertelusuran dengan menentukan dan merekam nilai dan
akurasi suatu pengukuran dan menyebarluaskan pengetahuan tersebut,
misalnya hubungan (perbandingan) antara nilai ukur sebuah mikrometer ulir
terhadap balok ukur sebagai standar panjang dilaboratorium.
2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Pengukuran
Perlu diperhatikan bahwa dalam proses pengukuran selalu terjadi kesalahan
(ketidak sempurnaan). Hasil pengukuran tergantung dari faktor:
Alat ukur (ketelitian, kecermatan, ketepatan, dan lain-lain).
Cara pengukuran (langsung, tidak langsung, dengan kaliber batas, dengan
bentuk standar).
Orang yang mengukur (pengetahuan, keterampilan).
Kondisi obyek ukur (kerumitan).
2
Mengingat masing-masing faktor tersebut baik secara individu maupun secara
bersamaan senantiasa cenderung terjadi ketidak sempurnaan, maka kesalahan
dalam pengukuran akan selalu terjadi. Oleh sebab hal tersebut, maka ukuran yang
sebenarnya tidak pernah bisa diketahui. Meskipun begitu, dengan perkembangan
teknologi dewasa ini mesin perkakas telah mampu menghasilkan produk dengan
ketelitian sangat tinggi, sehingga alat-alat ukur serta perlengkapan lainnya telah
dikembangkan dengan tinggat ketepatan yang tinggi pula, sehingga hal ini dapat
mengurangi terjadinya kesalahan pada peralatan ukur.
2.3 Istilah-istilah Pengukuran Teknik
Berbagai istilah teknik yang sering digunakan dalam proses pengukuran (atau
untuk menyatakan sifat-sifat alat ukur) adalah sebagai berikut:
Kemampuan/Kemudahan Baca (Readability), yaitu tingkat ketelitian
pembacaan dari skala alat ukur, atau kemampuan sistem penunjukan dari
alat ukur untuk memberikan suatu angka yang jelas. Hal ini tergantung dari
sistem penunjukan: garis skala, jarum, garis indeks, dan digital (elektris).
Kepekaan (Sensitivity), yaitu perbandingan antara gerak linier jarum
penunjuk pada instrument/alat ukur tersebut dengan perubahan variabel
yang diukur yang menyebabkan gerakan itu (kemampuan alat ukur untuk
dapat merasakan perbedaan yang relatif kecil dari harga yang diukur).
Histerisis (Hysterisis), yaitu adanya perbedaan hasil pembacaan pada saat
pengukuran dilakukan dari arah yang berbeda, atau penyimpangan yang
timbul sewaktu dilakukan pengukuran secara kontinyu dari 2 arah yang
berlawanan, yaitu mulai dari skala nol hingga skala maksimum, kemudian
diulang lagi dari skala maksimum sampai skala nol. Penyebab terjadinya
karena gesekan atau gaya tekan.
Ketelitian (Accuracy), yaitu besarnya deviasi atau penyimpangan terhadap
masukan yang diketahui (kesesuaian antara hasil pengukuran dengan harga
sebenarnya/yang dianggap benar). Kesalahan yang terjadi di sini disebut
kesalahan sistematik (systematic error). Makin kecil kesalahan sistematik,
dikatakan alat ukur makin teliti.
3
Ketepatan (Precision, Repeatability), yaitu kemampuan untuk dapat
menunjukkan hasil yang sama dari pengukuran yang dilakukan berulang-
ulang dan identik. Artinya: benda ukur sama, alat ukur sama, kondisi
pengukuran sama, dan pengukuran yang sama pula). Kesalahan yang terjadi
disebut kesalahan random (ramban error). Makin kecil disebut makin tepat,
dan untuk mengetahuinya perlu kalibrasi.
Kepasifan (Passivity), merupakan kejadian diamana adanya suatu
perbedaan/perubahan kecil dari harga yang diukur (yang dirasakan sensor)
tidak menimbulkan suatu perubahan apapun pada jarum penunjuknya.
Sering disebut “Kelambatan Reaksi”, penyebabnya karena kelembaman
(sistem mekanis) dan kompresibilitas (sistem pneumatis).
Pergeseran (Shifting, Drift), adalah perbedaan harga yang ditunjukkan
pada skala ukur dengan harga yang tercatat pada kertas grafik.
Rantai Kalibrasi/Mampu Usut (Traceability). Kalibrasi atau peneraan
adalah prosedur pembuktian di dalam penentuan suatu skala sistem, yaitu
mencocokkan harga-harga (bukan satuan harga) yang tercantum pada skala
alat ukur dengan harga standar (harga “sebenarnya”). Kalibrasi wajib
dilakukan untuk alat ukur yang baru selesai dibuat maupun yang telah lama
dipakai. Hal ini untuk menghindari “penipuan” dari alat ukur karena adanya
kesalahan atau keausan dari komponen-komponennya.
4
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengukuran adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk
menentukan nila suatu besaran dalam bentuk angka (kwantitatif). Jadi mengukur
adalah suatu proses mengaitkan angka secara empirik dan obyektif pada sifat‐sifat
obyek atau kejadian nyata sehingga angka yang diperoleh tersebut dapat
memberikan gambaran yang jelas mengenai obyekatau kejadian yang diukur.
Metrologi ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang berkaitan dengan kegiatan
pengukuran.
Perlu diperhatikan bahwa dalam proses pengukuran selalu terjadi
kesalahan (ketidak sempurnaan). Hasil pengukuran tergantung dari faktor:
Alat ukur (ketelitian, kecermatan, ketepatan, dan lain-lain).
Cara pengukuran (langsung, tidak langsung, dengan kaliber batas, dengan
bentuk standar).
Orang yang mengukur (pengetahuan, keterampilan).
Kondisi obyek ukur (kerumitan).
Berbagai istilah teknik yang sering digunakan dalam proses pengukuran (atau untuk menyatakan sifat-sifat alat ukur) adalah sebagai berikut:
Kemampuan/Kemudahan Baca (Readability), Kepekaan (Sensitivity), Histerisis (Hysterisis), Ketelitian (Accuracy), Ketepatan (Precision, Repeatability), Kepasifan (Passivity), Pergeseran (Shifting, Drift), Rantai Kalibrasi/Mampu Usut (Traceability).
5
Daftar Rujukan
Chan, Y. 2011. Bahan Kuliah Pengukuran Teknik, (online)
(http://yefrichan.wordpress.com/2011/09/22/pengukuran-teknik/), diakses 2 Mei 2013
Nugraha, C. 2013. Pengukuran Teknik (Mesin), (online)
(http://yefrichan.wordpress.com/2011/09/22/pengukuran-teknik/), diakses 2 Mei 2013
6