Isi Makalah

12

Click here to load reader

description

MAKALAH PROFESI KEPARAWATAN

Transcript of Isi Makalah

Page 1: Isi Makalah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengukuran yang paling sering dilakukan oleh professional kesehatan adalah pemeriksaan tanda-tanda vital klien atau pasien berupa suhu tubuh, nadi, tingkat respirasi, tekanan darah, kesadaran, dan pemeriksaan pupil. Pengukuran tanda vital memberikan data untuk menentukan keadaan kesehatan klien atau pasien sebagai respon dari terhadap stress fisik, medis maupun mekanik yang seringkali membuat klien mengunjungi tempat perawatan kesehatan.

1.2 Pertanyaan

1. Berdasarkan standar normal tanda-tanda vital , lakukan analisis terhadap tanda-tanda vital yang dimiliki pada kasus di atas ?

2. Berdasarkan data hasil pemeriksaan fisik diatas , bedakan data normal dan tidak normal yang dimiliki Tn.S

3. Apa sajakah data normal dan tidak normal yang dapat ditemukan pada pemeriksaan fisik kepala sampai leher ?

4. Apa sajakah data normal dan tidak normal yang dapat ditemukan pada pemeriksaan fisik thoraks ?

5. Apa sajakah data normal dan tidak normal yang dapat ditemukan pada pemeriksaan fisik abdomen ?

6. Apa sajakah data normal dan tidak normal yang dapat ditemukan pada pemeriksaan fisik punggung ektremitas ?

7. Apa sajakah data normal dan tidak normal yang dapat ditemukan pada pemeriksaan fisik genetalia ?

1.3 Daftar Kata Sulit

1

Page 2: Isi Makalah

BAB II

LAPORAN KASUS

2.1 Data Umum Keluarga

Seorang anak usia 6 tahun, dirawat di ruangan anak RSUD M Yunus Bengkulu, pada

saat dibawa pertama sekali anak dalam keadaan perut kembung, mata cekung dan palpabrea

terlihat pucat. Pada saat sampai dirumah sakit anak tersebut menjerit histeris dan meronta

setelah diwawancari oleh perawat dan memohon untuk pulang kerumah dan tidak bersedia

untuk dirawat. Ia tidak mau dilepas dari ibunya. Dari hasil pemeriksaan selanjutnya anak

tersebut dinyatakan kwashiorkor.

2.2 Pengertian Kwashiorkor

Kwashiorkor ialah gangguan yang disebabkan oleh kekurangan protein ( Ratna

Indrawati,1994). Kwashiorkor ialah defisiensi protein yang disertai defisiensi nutrient lainnya

yang biasa dijumpai pada bayi masa disapih dan anak prasekolah (balita).(Ngastiyah, 1995).

Kwashiorkor adalah satu bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh defisiensi protein

yang berat bias dengan konsumsi energi dan kalori tubuh yang tidak mencukupi kebutuhan.

Kwashiorkor atau busung lapar adalah salah satu bentuk sindroma dari gangguan yang

dikenali sebagai Malnutrisi Energi Protein (MEP) Dengan beberapa karakteristik berupa

edema dan kegagalan pertumbuhan, depigmentasi, hyperkeratosis.

Jadi, Kwashiorkor yaitu keadaan kekurangan protein yang parah dan pemasukan

kalori yang kurang.

2.3Gejala-gejala Penyakit Kwashiorkor

1. Edema umumnya di seluruhtubuhterutamapada kaki (dorsum pedis)

2. Wajahmembulatdansembab

3.Otot-ototmengecil (penurunan massa otot)

4. Perubahan status mental: cengeng, rewelkadangapatis, lethargia, iritabilitas

5. Anakseringmenolaksegalajenismakanan (anoreksia)

6. Pembesaranhati

7.Seringdisertaiinfeksi, anemia, gangguan fungsi ginjaldandiare/mencret

2

Page 3: Isi Makalah

8.Rambutberwarnakusamdanmudahdicabut

9.Gangguankulitberupabercakmerah yang meluasdanberubahmenjadihitamterkelupas (crazy

pavement dermatosis)

10. Pandanganmataanaknampaksayu

11. Gagal untuk menambah berat badan

12. Pertumbuhan linier terhenti

13. Pada keadaan berat / akhir dapat menngakibatkan shock, coma dan berakhir dengan

kematian.

2.4 Penyebab penyakit Kwashiorkor

1. Pola makan

Protein (dan asam amino) adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh dan

berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori yang cukup, tidak semua

makanan mengandung protein/ asam amino yang memadai. Bayi yang masih menyusui

umumnya mendapatkan protein dari ASI yang diberikan ibunya, namun bagi yang tidak

memperoleh ASI protein adri sumber-sumber lain (susu, telur, keju, tahu dan lain-lain)

sangatlah dibutuhkan. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai keseimbangan nutrisi anak

berperan penting terhadap terjadi kwashiorkhor, terutama pada masa peralihan ASI ke

makanan pengganti ASI.

2. Faktor sosial

Hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan sosial dan politik

tidak stabil, ataupun adanya pantangan untuk menggunakan makanan tertentu dan sudah

berlansung turun-turun dapat menjadi hal yang menyebabkan terjadinya kwashiorkor.

3. Faktor ekonomi

Kemiskinan keluarga/ penghasilan yang rendah yang tidak dapat memenuhi kebutuhan

berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak terpenuhi, saat dimana ibunya pun tidak

dapat mencukupi kebutuhan proteinnya.

4. Faktor infeksi dan penyakit lain

Telah lama diketahui bahwa adanya interaksi sinergis antara MEP dan infeksi. Infeksi derajat

apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Dan sebaliknya MEP, walaupun dalam derajat

ringan akan menurunkan imunitas tubuh terhadap infeksi.

3

Page 4: Isi Makalah

2.5 Mencegah dan Mengobati Penderita Kwashiorkor

Pengobatannya dengan cara:

1.DIIETIK

- Makanan TKTP = 1 setengah x kebutuhan normal

Kebutuhan normal

0-3 tahun : 150 – 175 kcal/kg/hari, diberikanbertahap

Mg I : Fasestabilisasi (75% - 80% kebutuhan normal)

Protein : 1 - 1,5 gram/kgBB/hari

Mg II : Fasetransisi ( 150% darikebutuhan normal)

Protein : 2 - 3 gram/kgBB/hari

Mg III : Faserehabilitasi ( 150 – 200% kebutuhan normal)

Protein : 4 - 6garm/kgBB/hari

2.PENAMBAHAN SUPLEMENTASI VITAMIN

Vitamin A → 1 tahun : 200.000 SI (1 kali dalam 6 bulan)

Vitamin D + B kompleks + C

3 .MINERAL

- Jumlahcairan : 130 – 200 ml/kg/BB/hari (per oral / NGT)

- Kalauedemdikurangi

- Porsikeciltetapisering

Pencegahannya dapat berupa diet adekuat dengan jumlah-jumlah yang tepat dari

karbohidrat, lemak (minimal 10% dari total kalori), dan protein (12 % dari total kalori).

Sentiasa mengamalkan konsumsi diet yang seimbang dengan cukup karbohidrat, cukup

lemak dan protein bisa mencegah terjadinya kwashiorkor. Protein terutamanya harus

disediakan dalam makanan. Untuk mendapatkan sumber protein yang bernilai tinggi bisa

didapatkan dari protein hewan seperti susu, keju, daging, telur dan ikan. Bisa juga

mendapatkan protein dari protein nabati seperti kacang ijo dan kacang kedelai.

2.6 Dampak Yang Muncul Apabila Anak Belum Dapat Beradaptasi Dengan Kondisi

Stress Yang Dialami

Adaptasi merupakan proses dimana dimensi fisiologis dan psikologis sosial berubah

dalam merespon adanya stress. Ada beberapa macam bentuk adaptasi diantaranya adaptasi

fisiologis, adaptasi psikologis, dan adaptasi perkembangan. Proses adaptasi itu akan terjadi

pada saat stimulus dari lingkungan internal dan eksternal yang dapat menimbulkan

4

Page 5: Isi Makalah

penyimpangan keseimbangan pada seseorang. Sehingga adaptasi dapat dikatakan sebagai

upaya untuk mempertahankan fungsi agar lebih optimal. Adaptasi akan melibatkan refleksi

pribadi, mekanisme otomatis untuk perlindungan, mekanisme koping dan penguasaan akan

situasi yang dihadapi.

Stress dan adaptasi memiliki hubungan. Apabila seseorang mengalami hambatan atau

kesulitan dalam beradaptasi, baik berupa tekanan, perubahan, maupun ketegangan emosi

dapat menimbulkan stress. Stress terjadi apabila tuntutan atau keinginan diri tidak

terpenuhi.    

Jadi dalam kasus ini dampak yang akan muncul apabila sang anak belum dapat

beradaptasi dengan kondisi stress yang dialaminya adalah anak akan mengalami frustasi dan

akan menghambat proses penyembuhan penyakit pada anak tersebut.

2.7 Perubahan Psikologis Yang Dialami Anak Pada Saat Akan Dilakukan Perawatan

Faktor yang mempengaruhi perubahan dan dinamika kepribadian seseorang di

pengaruhi oleh banyak faktor salah satunya kondisi fisik seseorang.

Kondisi fisik berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap kepribadian

seseorang. Kondisi tubuh meentukan apa yang dapat dilakukan dan apa yang tidak dapat

dilakukan seseorang. Secara tidak langsung seseorang akan merasakan tentang tubuhnya

yang juga dipengaruhi oleh perasaan orang lain terhadap tubuhnya. Kondisi fisik yang

mempengaruhi kepribadian antara lain adalah kelelahan, malnutrisi, gangguan fisik, penyakit

menahun, dan gangguan kelenjar endokrin ke kelenjar tiroid (membuat gelisah, pemarah,

hiperaktif, depresi, tidak puas, curiga, dan sebagainya).

Salah satu contohnya adalah pada saat sang anak akan dilakukan perawatan, sang

anak menjerit histeris dan meronta saat diwawancarai oleh perawat dan ia tidak mau dilepas

oleh ibunya. Dari hasil pemeriksaan ternyata sang anak tersebut menderita kwashiorkor.

Kwashiorkor adalah sebuah fenomena penyakit yang diakibatkan karena kekurangan

protein kronis pada anak-anak yang sering disebabkan beberapa hal, antara lain anak tidak

cukup mendapat makanan bergizi, anak tidak mendapat asuhan gizi yang memadai dan anak

mungkin menderita infeksi penyakit.

Gejala-gejala Penyakit Kwashiorkor

5

Page 6: Isi Makalah

1. Edema umumnya di seluruh tubuh terutama pada kaki (dorsum pedis)

2. Wajah membulat dan sembab

3. Otot-otot mengecil (penurunan massa otot)

4. Perubahan status mental: cengeng, rewel kadang apatis, lethargia, iritabilitas

5. Anak sering menolak segala jenis makanan (anoreksia)

6. Pembesaran hati

7. Sering disertai infeksi, anemia, gangguan fungsi ginjal dan diare/mencret

8. Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut

9. Gangguan kulit berupa bercak merah yang meluas dan berubah menjadi hitam

terkelupas (crazy pavement dermatosis)

10. Pandangan mata anak nampak sayu

11. Gagal untuk menambah berat badan

12. Pertumbuhan linier terhenti

13. Pada keadaan berat / akhir dapat menngakibatkan shock, coma dan berakhir dengan

kematian.

2.8 Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala yang ada pada anak yang mengalami Kwarshirkor adalah sebagai berikut:

berat badan tidak bertambah, pertumbuhan linier terhenti, edema general (muka sembab,

punggung kaki dan perut membuncit), diare, dermatitis dan perubahan pigmen kulit, rambut

kemerahan dan mudah dicabut, massa otot menurun, perubahan mental (lethargia, iritabilitas,

dan apatis), perlemakan di hati, gangguan fungsi ginjal, dan anemia. Pada tahap akhir,

terjadi shock, koma bahkan kematian (Soetjiningsih 1995).

2.9Pengobatan atau Perawatan

Pengobatan atupun perawatan terjadinya Kwashiorkor mengacu pada tatalaksana (10

langkah) KEP berat, yaitu: atasi/cegah hipoglikemia, hipotermia, dan dehidrasi; koreksi

gangguan keseimbangan elektrolit; obati/cegah infeksi; koreksi defisiensi mikronutrien;

mulai pemberian makanan; fasilitasi tumbuh kejar; lakukan stimulasi dan dukungan mental;

serta siapkan/rencanakan tindak lanjut. Penatalaksanaan dilakukan segera setiap terjadi

masalah akut seperti diare berat.

6

Page 7: Isi Makalah

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

kwashiorkor adalah sebuah fenomena penyakit yang diakibatkan karena

kekurangan protein kronis pada anak-anak yang sering disebabkan beberapa hal, antara lain

anak tidak cukup mendapat makanan bergizi, anak tidak mendapat asuhan gizi yang memadai

dan anak mungkin menderita infeksi penyakit.

Faktor fisik dan lingkungan sangat mempengaruhi perubahan psikologis pada anak, dimana

jika sang anak tidak dapat mengatasi perubahan psikologis dalam dirinya maka anak tersebut

berkemungkinan besar akan mengalami stress yang menyebabkan penyakit yang dialaminya

akan sulit untuk disembuhkan.

7

Page 8: Isi Makalah

DAFTAR PUSTAKA

Patricia A. Potter & Anne G. Perry. (1993). Fundamental of Nursing : Concepts,

Process & Practice. St. Louis : Mosby Year Book.

Ambarwati, Sri Ayu. 2001. http://www.kompas.com/kesadaran/0307/14/103451

Carpenito, Lynda Juall. 1997. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.

Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Untuk Perencanaan dan

Pendokumentasian Perawatan Pasien. jakarta : EGC.

Ignatavicus, Donna D. Bayne, Marylin Varner. 1991. Medical Surgical Nursing, WB

Saunders Company Inc.

Prince, Sylive A. 1994. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. Edisi 4. Jakarta :

EGC.

Smeltzer, Suzzone, C. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2. Edisi 8. Jakarta

: EGC.

Tarwoto. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi 1. Jakarta :

Salemba Merdeka.

8