Isi Makalah

21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya jumlah pasien yang masuk ke rumah sakit dan kurangnya perawatan yang diberikan pada rumah sakit menyebabkan LOS (leng of stay/lama tinggal di rumah sakit) menjadi semakin panjang sehingga banyak diantara penderita/keluarga merasa keberatan dengan biaya yang harus dibayar untuk biaya perawatan. Hal ini terjadi hampir disemua bangsal perawatan. Oleh karena itu, sehubungan dengan visi Departemen Kesehatan Republik Indonesia yaitu memandirikan masyarakat untuk hidup sehat dengan misi membuat rakyat sehat, maka berbagai program kesehatan telah dikembangkan termasuk pelayanan kesehatan di rumah. Menurut Depkes RI (2002) mendefinisikan bahwa home care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu, keluarga, di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan/memaksimalkan kemandirian dan meminimalkan kecacadan akibat dari penyakit. Layanan diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien/keluarga yang direncanakan, dikoordinir, oleh pemberi layanan melalui staff yang diatur berdasarkan perjanjian bersama. Salah satu tujuan dari pelayanan keperawatan professional adalah memberikan pelayanan keperawatan yang holistic (menyeluruh ) bio, psiko, sosio, dan cultural kepada individu, kelompok dan masyarakat sesuai dengan kebutuhan dasarnya. Pelayanan 1

description

home care

Transcript of Isi Makalah

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangTingginya jumlah pasien yang masuk ke rumah sakit dan kurangnya perawatan yang diberikan pada rumah sakit menyebabkan LOS (leng of stay/lama tinggal di rumah sakit) menjadi semakin panjang sehingga banyak diantara penderita/keluarga merasa keberatan dengan biaya yang harus dibayar untuk biaya perawatan. Hal ini terjadi hampir disemua bangsal perawatan. Oleh karena itu, sehubungan dengan visi Departemen Kesehatan Republik Indonesia yaitu memandirikan masyarakat untuk hidup sehat dengan misi membuat rakyat sehat, maka berbagai program kesehatan telah dikembangkan termasuk pelayanan kesehatan di rumah.Menurut Depkes RI (2002) mendefinisikan bahwa home care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu, keluarga, di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan/memaksimalkan kemandirian dan meminimalkan kecacadan akibat dari penyakit. Layanan diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien/keluarga yang direncanakan, dikoordinir, oleh pemberi layanan melalui staff yang diatur berdasarkan perjanjian bersama. Salah satu tujuan dari pelayanan keperawatan professional adalah memberikan pelayanan keperawatan yang holistic (menyeluruh ) bio, psiko, sosio, dan cultural kepada individu, kelompok dan masyarakat sesuai dengan kebutuhan dasarnya. Pelayanan yang bersifat holistic ini akan lebih lengkap dengan pemberian pelayanan keperawatan lanjutan dirumah atau lebih dikenal dengan home health careHasil kajian Depkes RI tahun 2000 diperoleh hasil : 97,7 % menyatakan perlu dikembangkan pelayanan kesehatan di rumah, 87,3 % mengatakan bahwa perlu standarisasi tenaga, sarana dan pelayanan, serta 91,9 % menyatakan pengelola keperawatan kesehatan di rumah memerluka ijin oprasional. Visi Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah memandirikan masyarakat untuk hidup sehat dengan misi membuat rakyat sehat. Guna mewujudkan visi dan misi tersebut berbagai program kesehatan telah dikembangkan termasuk pelayanan kesehatan di rumah. Pelayanan kesehatan di rumah merupakan program yang sudah ada dan perlu dikembangkan, karena telah menjadi kebutuhan masyarakat, Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dan memasyarakat serta menyentuh kebutuhan masyarakat yakni melalui pelayanan keperawatan Kesehatan di rumah atau Home Care. Berbagai faktor yang mendorong perkembangannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat yaitu melalui pelayanan keperawatan kesehatan di rumah.Berdasarkan uraian-uraian di ats maka dadalam makalah akan d bahas mengenai pelaksanaan Home Care di Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta. Dalam bab selanjutnya akan dipaparkan mengenai pengertian hospital home care, kendala pelaksanaan, persyaratan, keuntungan dan manfaat, hingga perbedaannya dengan home care mandiri. B. Rumusan Masalah1. Apa pengertian home care di rumah sakit pemerintah dan swasta?2. Apa kendala dan masalah yang sering ditemui pada pelaksanaan home care di rumah sakit pemerintah dan swasta?3. Apa persyaratan pendirian home care di rumah sakit pemerintah dan swasta?4. Apa keuntungan dan manfaat adanya home care di rumah sakit pemerintah dan swasta?5. Apa perbedaan home care di rumah sakit pemerintah dan swasta dengan home care mandiri?C. Tujuan1. Tujuan UmumAdapun tujuan umum dari penulisan makalah adalah untuk deskripsi/gambaran tentang pelaksanaan Home Care di Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta.2. Tujuan Khususa. Untuk mengetahui pengertian home care di rumah sakit pemerintah dan swasta.b. Untuk mengetahui kendala dan masalah yang sering ditemui pada pelaksanaan home care di rumah sakit pemerintah dan swastac. Untuk mengetahui persyaratan pendirian home care di rumah sakit pemerintah dan swastad. Untuk mengetahui keuntungan dan manfaat adanya home care di rumah sakit pemerintah dan swastae. Untuk mengetahui perbedaan home care di rumah sakit pemerintah dan swasta dengan home care mandiri.D. Manfaat1. Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai pengertian home care di rumah sakit pemerintah dan swasta.2. Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai kendala dan masalah yang sering ditemui pada pelaksanaan home care di rumah sakit pemerintah dan swasta.3. Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai persyaratan pendirian home care di rumah sakit pemerintah dan swasta.4. Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai keuntungan dan manfaat adanya home care di rumah sakit pemerintah dan swasta.5. Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai perbedaan home care di rumah sakit pemerintah dan swasta dengan home care mandiri.E. Metode PenulisanMakalah ini ditulis dengan teknik penelusuran dimana data-data bersifat sekunder.Makalah ini ditunjang dari dari data-data studi kepustakaan yaitu dari buku-buku literattur penunjang masalah yang dibahas serta dari media elektronik yaitu internet.F. Sistematika Penulisan Bab I PendahuluanA. Latar Belakang MasalahB. Rumusan MasalahC. TujuanD. ManfaatE. Metode PenulisanF. Sistematika PenulisanBab II Pembahasan Bab III Penutup A. Simpulan B. Saran

BAB IIISI DAN PEMBAHASAN

A. Pengertian Home Care di Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit SwastaDepkes RI (2002) mendefinisikan bahwa Home Care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu, keluarga, di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan/memaksimalkan kemandirian dan meminimalkan kecacatan akibat dari penyakit. Layanan diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien/keluarga yang direncanakan, dikoordinir, oleh pemberi layanan melalui staff yang diatur berdasarkan perjanjian bersama.Ada beberapa jenis institusi yang dapat memberikan pelayanan home care antara lain:1. Institusi pemerintah. Di Indonesia pelayanan home care yang telah lama berlangsung adalah dalam bentuk perawatan kasus/keluarga resiko tinggi (baik ibu, bayi, balita maupun lansia) yang dilaksanakan oleh tenaga keperawatan puskesmas (digaji oleh pemerintah). Klien yang dilayani oleh puskesmas biasanya adalah kalangan menengah ke bawah. Di Amerika hal ini dilakukan oleh visiting nurse.2. Institusi swasta dalam bentuk praktik mandiri baik perorangan maupun kelompok yang menyelenggarakan pelayanan home care dengan menerima imbalan jasa baik secara langsung dari klien maupun pembayaran melalui pihak ketiga (asuransi). Sebagaimana layaknya layanan kesehtan swasta tentu tidak berorientasi not for profit services.3. Hospital home care. Merupakan perawatan lanjutan pada klien yang telah dirawat di rumah sakit, karena keluarga masih memerlukan bantuan layanan keperawatan, maka dilanjutkan di rumah.4. Home Care Di Rumah Sakit Pemerintah Di Indonesia pelayanan Home Care (HC) yang telah lama berlangsung dilakukan adalah dalam bentuk perawatan kasus/keluarga resiko tinggi baik ibu, bayi, balita maupun lansia) yang akan dilaksanakan oleh tenaga keperawatan puskesmas (digaji oleh pemerintah). Klien yang dilayani oleh puskesmas biasanya adalah kalangan menengah ke bawah. Di Amerika hal ini dilakukan oleh Visiting Nurse (VN).5. Home Care Di Rumah Sakit SwastaInstitusi ini melaksanakan pelayanan Home Care (HC) dalam bentuk praktik mandiri baik perorangan maupun kelompok yang menyelenggarakan pelayanan HC dengan menerima imbalan jasa baik secara langsung dari klien maupun pembayaran melalui pihak ke tiga (asuransi).Sebagaimana layaknya layanan kesehatan swasta, tentu tidak berorientasi not for profit service.

Home Care(HC) Berbasis Rumah Sakit(Hospital Home Care)HC berbasis rumah sakit merupakan perawatan lanjutan pada klien yang telah dirawat dirumah sakit, karena masih memerlukan bantuan layanan keperawatan, maka dilanjutkan dirumah. Alasan munculnya jenis program ini selain apa yang telah dikemukakan dalam alasanHome Care(HC) diatas, adalah :1. Ambulasi dini dengan resiko memendeknya hari rawat, sehingga kesempatan untuk melakukan pendidikan kesehatan sangat kurang (misalnya ibu post partum normal hanya dirawat 1-3 hari, sehingga untuk mengajarkan bagaimana cara menyusui yang baik, cara merawat tali pusat bayi, memandikan bayi, merawat luka perineum ibu, senam post partum, dll) belum dilaksanakan secara optimum sehingga kemandirian ibu masih kurang.2. Menghindari resiko infeksi nosokomial yang dapat terjadi pada klien yang dirawat dirumah sakit.3. Makin banyaknya penyakit kronis, yang bila dirawat di RS tentu memerlukan biaya yang besar4. Perlunya kesinambungan perawatan klien dari rumah sakit ke rumah, sehingga akan meningkatkan kepuasan klien maupun perawat. Hasil penelitian dari Suharyati staf dosen keperawatan komunitas PSIK Univ. Padjajaran Bandung di RSHS Bandung menunjukkan bahwa konsumen RSHS cenderung menerima program HHC (Hospital Home Care)dengan alasan ; lebih nyaman, tidak merepotkan, menghemat waktu & biaya serta lebih mempercepat tali kekeluargaan (Suharyati, 1998)

B. Kendala Dan Masalah Yang Sering Ditemui Pada Pelaksanaan Home Care Di Rumah Sakit Pemerintah Dan SwastaMenurut Ficks. W.J (1993) ada beberapa kendala/hambatan dalam mencapai sukses dalam pengelolaan HHC ( Hospital Home Care), yaitu dilihat dari aspek internal dan eksternal. 1. Hambatan dari faktor internal terdiri dari product life cycle, wage and benefits, administrivia, dan hospital large-scale mind-set.2. Hambatan eksternal menyangkut sistem pembayaran yang tidak lancar, meliputi reimbusment changes, prospective payment dan case management yang tidak hati-hati.Untuk menanggulangi hambatan faktor internal dan eksternal HHC tersebut maka strategi pengelolaan HHC (Hospital Home Care) menurut Lerman and Linne,(1993) diarahkan kepada :1. Menetapkan strategi MIA ( Mission, Innovation, and Autonomy) untuk mengatasi hambatan internal1. M =MissionAntara agen/unit home care dan rumah sakit harus saling bersinergi dan mempunyai kesamaan pandangan dalam hal :1) Meningkatkan kunjungan klien, dimana bersama-sama berusaha secara aktif dan proaktif, sehingga akan mampu meningkatkan kepuasan pelanggan dalam pelayanan program HHC sehingga akan berdampak pada peningkatan kunjungan ke rumah sakit (klien rawat jalan)2) Penghematan biaya; HHC didesain untuk memaksimalkan penghematan biaya rumah sakit dengan menurunkan Lenght of stay (LOS).

2. I =InnovationAgensi/unit Hospital-Based Home Care harus dapat mendorong menciptakan inovasi-inovasi terbaru berkaitan dengan pemasaran dan pelayanan. Dalam konteks ini Rumah Sakit harus mendukung kegiatan HHC tersebut dengan memberikan reward yang positif dan memadai. Ada dua prinsip yang harus dipegang untuk mengembangkan hal tersebut adalah :1) Jika RS memiliki program ionovasi yang dapat diimplementasikan tanpa mengganggu operasional HHC, maka sebaiknya unit HHC mengadaptasi program RS tersebut2) Dan sebaliknya jika agensi/unit HHC memiliki proses dan sistem inovasi sendiri dan tidak mengganggu sistem RS, maka RS sebaiknya mengadaptasi sistem HHC tersebut.3. A = AutonomyKarena dalam mengembangkan program HHC mengandung unsur bisnis (profit oriented), maka sebaiknya pengelola HHC diberi otonomi dalam mengembangkan tehnik-tehnik euntrepreneurship (kewirausahaan), oleh karena itu sebaiknya yang menjadi administratur HHC adalah seorang euntrepreneur. Dengan demikian akan mampu mengingkatkan penampilan HHC yang profesional.Untuk mengatasi hambatan eksternal, direkomendarisakan 4 hal yang perlu diperhatikan :a. Administrator harus memastikan semua informasi yang dibutuhkan oleh staff dan tersedia dengan lengkap, meliputi akunting, laporan pelayanan,dan monitor produktifitas pelayanan.b. Untuk meningkatkan efisiensi operasional HHC, maka pengelola HHC harus mampu mengembangkan sistem pembiayaan yang efektif dan efisien (dihitung berdasarkan unit cost/kunjungan)c. Program HHC harus mampu menciptakan sistem referal (rujukan) sebagai upaya mengembangkan net-working yang mendukung peningkatan kunjungan ke HHC.d. Kunci sukses yang paling penting adalah menciptakan service/pelayanan yang berorientasi pada customers/pelanggan. Oleh karena orientasi kalkulasi bisnis harus berubah dari :Keuntungan (profit) = Revenue Biaya (cost)Menjadi :Long term profit (dari cutomer yang puas) - Biaya = Profit plus

C. Persyaratan Pendirian Home Care Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta1. Fase PersiapanStruktur organisasi, yang didalamnya ada pimpinan home care, manager administrasi, manager pelayanan, koordinator kasus dan pelaksana pelayanan.2. PerizinanMekanisme perizinan pendirian home care sebagai berikut : Berbadan hukum yg ditetapkan dlm akte notaris Mengajukan ijin usaha Home care kpd Dinkes Kab/Kota setempat dg melampirkan :a. Rekomendasi dari PPNIb. Ijin lokasi bangunanc. Ijin lingkungand. Ijin usahae. Persyaratan tata ruang bangunan meliputi :1) ruang direktur2) ruang menajemen pelayanan3) gudang sarana dan peralatan4) sarana komunikasi5) sarana transportasif. Ijin persyaratan tenaga meliputi ijin praktek profesi dan sertifikasi home careg. Daftar tarif dibuat berdasarkan dengan memperhatikan standar harga di wilayah tempat berdirinya home care dengan memperhatikan golongan ekonomi lemah.h. Sarana dan Prasarana, meliputi set alat yang sering dipakai seperti perawatan luka, perawatan bayi, nebulizier, aksigen, suction dan juga peralatan komputer dan perlengkapan kantor.i. Format askep, meliputi format register, pengkajian, tindakan, rekap alat/bahan yang terpakai, evaluasi dari perawat ataupun dari pasien/keluarga. j. Informed informed consent, meliputi persetujuan tindakan dari pasien dan keluarga, persetujuan pembiayaan dan keikutsertaaan dalam perawatan.k. Surat Perjanjian kerjasama antara profesi lain seperti misalnya fisioterapi, dokter, laboratorium, radiologi dan juga dinas sosial.l. Transportasi terutama untuk perawat home care dan juga transportasi pasien bila sewaktu-waktu perlu rujukan ke rumah sakit atau tempat pelayanan lainnya. m. Sistem gaji/upah personil home care. Sistem ini harus lebih berorientasi pada kepentingan perawat pelaksana bukan keuntungan manajemen semata. Sistem penggajian bisa dalam bentuk bulanan atau dibuat dalam setiap kali selesai merawat pasien.3. Fase ImplementasiCase manager menugaskan surveyor untuk melakukan pengkajian kebutuhan klien dan perawat pelaksana untuk merawat klien. Hasil pengkajian awal sebagai referensi untuk merencanakan kebutuhan klien selanjutnya dan dibuat kesepakatan dengan keluarga (waktu, biaya dan sistem perawatan yg dipilih). Surveyor memantau pelaksanaan pelayanan keperawatan oleh perawat pelaksana.4. Fase TerminasiPerawat menyelesaikan tugas sesuai kontrak yg disepakati surveyor menyerahkan rekap peralatan dan biaya selama perawatan. Kolektor melak kunjungan ke klg untuk penyelesaian administrasi.5. Fase Pasca KunjunganEvaluasi pelayanan home care pada pasien/keluarga dengan:1) Angket2) Pertelepon3) lewat email4) Kunjungan Mengenai : pelayanan perawatan, komunikasi, sarana, dllD. Keuntungan / Manfaat Adanya Home Care Rumah Sakit Pemerintah dan SwastaBerbagai teknologi dan teknik asuhan dimungkinkan pelaksanaannya dirumah secara lebih efektif. Home care memang bukan menjadi aktivitas utama rumah sakit, hal ini berbeda dengan agensi yang memang bisnis utamanya mengelola home care ( mandiri/ kumpulan profesi ) , akan tetapi melalui hospital based home care ( HHC ). Adapun keuntungan HHC secara umum adalah sebagai berikut:a. Akses langsung kepada dokter yang merujuk dan menangani pasien serta potensial pasien mudah dilakukan.b. Daya dukung finansial dari suatu organisasi besar tersedia untuk membantu mengatasi masalah temporer cash flow pada fase awal.c. Kemudahan / keuntungan dalam menjamin managed care melalui proses kolaborasi dan integrasi pelayanan.d. Length of Stay akan diatur secara lebih efektif.e. Kebutuhan pasien akan pelayanan secara komprehensif dapat dipenuhi.f. Kesinambungan asuhan dan adanya kontrol internal terhadap biaya, kualitas dan akses pelayanan. Sedangkan apabila dilihat berdasatkan manfaatnya bagi keluarga/ klien dengan perawat, keuntungan/ manfaat home care adalah sebagai berikut:a. Bagi Klien/Keluarga: 1) Fleksibel dalam mengatur waktu.2) Biaya lebih terjangkau .3) Tetap berada pada lingkungan keluarga .4) Meningkatnya kemandirian keluarga (melibatkan keluarga). 5) Menghindari terjadinya infeksi nosokomial .6) Mendapatkan pelayanan yang terpadu dan berkesinambungan .

b. Bagi Perawat/Petugas Kesehatan: 1) Mengembangkan ilmu/kompetensi. 2) Variasi pekerjaan .3) Menambah finansial. 4) Meningkatkan bekerja dalam tim.

E. Perbedaan Home Care di Rumah Sakit dengan Home Care Mandiri1. Hospital Home Care Di Indonesia pelayanan Home care yang telah lama berlangsung dilakukan adalah dalam bentuk perawatan kasus/keluarga resiko tinggi (baik ibu, bayi, balita maupun lansia) yang akan dilaksanakan oleh tenaga keperawatan puskesmas (digaji oleh pemerintah). Klien yang dilayani oleh puskesmas biasanya adalah kalangan menengah ke bawah. HC berbasis rumah sakit merupakan perawatan lanjutan pada klien yang telah dirawat dirumah sakit, karena masih memerlukan bantuan layanan keperawatan, maka dilanjutkan dirumah.2. Home care mandiriMenurut konsorsium Ilmu-ilmu Kesehatan (1992) praktek keperawatan adalah tindakan mandiri perawat professional / ners melalui kerjasama yang bersifat kolaboratif baik dengan klien maupun tenaga kesehatan lain dalam upaya memberikan asuhan keperawatan yang holistic sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk praktik keperawatan individu dan berkelompok. Sementara praktik keperawatan profesional adalah tindakan mandiri perawat professional dengan menggunakan pengetahuan teoritik yang mantap dan kokoh mencakup ilmu dasar dan ilmu keperawatan sebagai landasan dan menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan dalam melakukan asuhan keperawatan (pokja keperwatan CHS,2002). Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko- soiso- spiritual yang komprehensif, di tujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencagkup seluruh proses kehidupan manusia. Pelayanan keperawatan yang di berikan berupa bantuan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan dan kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri. Praktik keperawatan sudah di atur dalam surat keputusan Menteri Kesehatan No.1239 tentang registrasi dan praktik keperawatan yang mengatur hak, kewajiban, dan kewajiban perawat, tindakan-tindakan keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat dalam menjalankan praktiknya, dan persyaratan praktik keperawatan dan mekanisme pembinaan dan pengawasan. Sekarang rancangan undang-undang tentang praktik keperawatan sudah di usulkan ke DPR untuk Mendapatkan pengesahan.Home Care Mandiri baik didirikan secara individu maupun kelompok, baik untuk satu jenis layanan maupun layanan yang bervariasi. Untuk itu diperlukan perencanaan yang berdasarkan kebutuhan pasar. Perencanaan berdasarkan kebutuhan pasar mengharuskan kita untuk melakukan analisa eksternal dan internal.Analisa eksternal memperhitungkan kecenderungan kebutuhan pasar baik jenis maupun jumlahnya. Misalnya bila kita berada di daerah yang penduduknya kebanyakan berusia produktif, maka sudah dapat diperkirakan bahwa pasar membutuhkan layanan keperawatan yang berhubungan dengan masalah reproduksi, bayi serta balita. Analisa eksternal juga harus melihat pesaing yang ada di sekitar daerah tersebut baik jumlah, jenis maupun kondisinya.Analisa internal memperhitungkan tentang ketersediaan sumber (alam, manusia, dana ) baik yang aktual maupun potensial. Selain ketersediaan dana juga perlu dianalisa komitmen personal yang ada terhadap rencana pembentukan institusi home care. Komitmen personal merupakan persyaratan mutlak yang harus dimiliki untuk mengawali suatu bisnis baru.Agar pelanggan loyal terhadap suatu institusi home care maka home care harus memperhatikan hal berikut :a. Kemudahan meliputi kemudahan untuk dihubungi, untuk mendapatkan informasi, dan kemudahan untuk membuat janji.b. Selalu tepat janji, sangat penting untuk membina hubungan saling percaya antara masyarakat dengan institusi home care swasta/mandiri.c. Sesuai standar yang telah ditetapkan. Hal ini merupakan ciri professional.d. Bersifat responsif terhadap keluhan, kebutuhan dan harapan klien.e. Mengembangkan hubungan kerjasama secara internal dan eksternal untuk memperbaiki kualitas layanan

1. 2.

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanDi Indonesia pelayanan Home Care (HC) yang telah lama berlangsung dilakukan adalah dalam bentuk perawatan kasus/keluarga resiko tinggi baik ibu, bayi, balita maupun lansia) yang akan dilaksanakan oleh tenaga keperawatan puskesmas (digaji oleh pemerintah). Klien yang dilayani oleh puskesmas biasanya adalah kalangan menengah ke bawah. Di Amerika hal ini dilakukan oleh Visiting Nurse (VN). Institusi ini melaksanakan pelayanan Home Care (HC) dalam bentuk praktik mandiri baik perorangan maupun kelompok yang menyelenggarakan pelayanan HC dengan menerima imbalan jasa baik secara langsung dari klien maupun pembayaran melalui pihak ke tiga (asuransi).Sebagaimana layaknya layanan kesehatan swasta, tentu tidak berorientasi not for profit service. Adapun hambatan dalam pelaksanaan home care rumah sakit ialah hambatan dari faktor internal terdiri dari product life cycle, wage and benefits, administrivia, dan hospital large-scale mind-set dan terdapat pula hambatan eksternal menyangkut sistem pembayaran yang tidak lancar, meliputi reimbusment changes, prospective payment dan case management yang tidak hati-hati. Persyaratan pendirian terdiri dari fase persiapan, fase perijinan, fase implementasi, fase terminasi, dan fase pasca kunjungan. Berbagai teknologi dan teknik asuhan dimungkinkan pelaksanaannya dirumah secara lebih efektif. Home care memang bukan menjadi aktivitas utama rumah sakit, hal ini berbeda dengan agensi yang memang bisnis utamanya mengelola home care ( mandiri/ kumpulan profesi ) , akan tetapi melalui hospital based home care ( HHC ). Institusi Pemerintah, di Indonesia pelayanan Home care yang telah lama berlangsung dilakukan adalah dalam bentuk perawatan kasus/keluarga resiko tinggi (baik ibu, bayi, balita maupun lansia) yang akan dilaksanakan oleh tenaga keperawatan puskesmas (digaji oleh pemerintah). Klien yang dilayani oleh puskesmas biasanya adalah kalangan menengah ke bawah. Institusi Swasta, institusi ini melaksanakan pelayanan Home care dalam bentuk praktik mandiri baik perorangan maupun kelompok yang menyelenggarakan pelayanan home care dengan menerima imbalan jasa baik secara langsung dari klien maupun pembayaran melalui pihak ke tiga (asuransi).Sebagaimana layaknya layanan kesehatan swasta, tentu tidak berorientasi not for profit service.Institusi home care dibedakan menjadi dua. Pertama adalah hospital home care yang dikelola oleh rumah sakit dan kebanyakan pasien yang dilayani adalah pasien pasca rawat di rumah sakit tersebut. Kedua adalah home care swasta (agency) yang dikelola oleh swasta atau suatu agency dan didirikan oleh yayasan atau lembaga lain yang sudah disyahkan dengan akta notaris.Keduanya merupakan bentuk pelayanan kesehatan masa depan karena dengan home care, pasien dapat dirawat dirumahnya sendiri dengan ditemani oleh anggota keluarga yang lain sehingga kecemasan pasien dapat diminimalkan.B. Saran Pihak rumah sakit hendaknya mengembangkan home care secara komperhensif mengingat home care sangat dibutuhkan oleh pasien pasca rawat untuk tetap mempertahankan status kesehatannya setelah menjalani rawat inap. Mengingat tujuan home care yang salah satunya meningkatkan upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan mengurangi frekuensi hospitalisasi diharapkan home care ini lebih dikembangkan di kalangan petugas kesehatan untuk mencapai tingkat kesehatan masyarakat yang lebih optimal dan mampu dijangkau semua kalangan masyarakat.11