Isi Makalah
-
Upload
hasanah-nur -
Category
Documents
-
view
14 -
download
1
Transcript of Isi Makalah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Walaupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) sudah lama
dicanangkan sejak tahun 2006, kenyataannya masih banyak sekolah yang belum
melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP) secara maksimal,
hal tersebut disebabkan karena tidak meratanya sosialisasi yang dilakukan
pemerintah sampai ke pelosok sekolah yang ada di negeri ini, akibatnya ada
beberapa tingkatan dalam melaksanakan KTSP, yakni: pertama memang sudah
dapat melaksanakan secara benar sesuai yang diatur dalam PP No 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), kedua sudah melaksanakannya tetapi
masih belum bisa membuat sendiri atau dengan kata lain masih copy paste, ketiga
memang masih melaksanakan apa yang telah dibuat dari pusat, dengan begitu
terdapat keragaman dalam melaksanakan KTSP di masing-masing sekolah.
Karena salah satu tujuan pembelajaran dalam kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) adalah mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan
imajinasi, intuisi dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen,
orisinal, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan serta mencoba-coba.
Melalui kebijakan KTSP, sekolah-sekolah diberi kebebasan menyusun kurikulum
sendiri sesuai dengan konteks lokal, kemampuan siswa dan ketersediaan sarana-
prasarana, tujuannya adalah agar potensi tiap-tiap sekolah dapat menonjol.1
Selama pelaksanaan KTSP, guru dituntut harus mampu menyusun
perangkat pembelajaran sendiri sesuai dengan kondisi sekolah. Hal ini bertujuan
untuk menentukan arah kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa.
Perangkat yang dibuat guru diharapkan dapat menunjang penerapan KTSP demi
mencapai tujuan pendidikan nasional, yaitu dihasilkannya lulusan yang unggul
dari suatu sekolah.
Sebelum tampil di depan kelas, seorang guru harus mempersiapkan
perangkat pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
Kebiasaan guru selama ini sering menggunakan jasa penerbit untuk memakai LKS
1 E Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 6.
1
dalam pembelajaran, dengan alasan sudah dari sekolah dan lebih mudah, padahal
kadang-kadang LKS yang digunakan dari penerbit tidak sesuai dengan
karakteristik siswa, lingkungan belajar dan daerah bahkan terkadang LKS tersebut
tidak sesuai dengan SK, KD dan indikator dan kadang terdapat konsep yang salah.
Maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai pembuatan LKS non
laboratorium untuk menunjang KTSP yang sudh dicanangkan.
1.2 Perumusan Masalah
Dalam makalah ini, penulis akan membahas beberapa permasalahan yang
berkaitan dengan materi yang akan dibahas:
1. Apa pengertian LKS?
2. Apa saja jenis-jenis LKS?
3. Apa fungsi LKS non laboratorium (non eksperimen)?
4. Apa tujuan LKS non laboratorium (non eksperimen)?
5. Apa manfaat penggunaan LKS non laboratorium (non eksperimen)?
6. Bagaimana karakteristik LKS non laboratorium (non eksperimen)?
7. Bagaimana prosedur penyusunan LKS non laboratorium (non
eksperimen)?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami pengertian LKS
2. Mengetahui jenis-jenis LKS
3. Mengetahui fungsi LKS non laboratorium (non eksperimen)
4. Mengetahui tujuan LKS non laboratorium (non eksperimen)
5. Mengetahui maanfaat penggunaan LKS non laboratorium (non
eksperimen)
6. Mengidentifikasi karakteristik LKS non laboratorium (non eksperimen)
7. Menganalisis prosedur penyusunan LKS non laboratorim (non
eksperimen)
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian LKS
Lembar kerja siswa (student worksheet) adalah lembaran berisi tugas yang
harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kerja siswa biasanya berupa petunjuk,
langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang
diperintahkan dalam lembar kerja siswa harus jelas KD yang akan dicapainya.
Lembar kerja siswa dapat digunakan untuk mata pembelajaran apa saja.
Menurut Zamroni, LKS adalah tugas-tugas yang diberikan kepada siswa
dapat berupa teori dan atau praktek. Sedangkan menurut Anonimus, LKS adalah
lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa yang berisikan
petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas.2
LKS dapat berupa materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa
sehingga siswa diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri.
LKS merupakan salah satu alat bantu untuk memahami materi yang diberikan.
Dalam LKS, siswa pada saat yang bersamaan diberi materi dan tugas yang
berkaitan dengan materi tersebut. Secara umum LKS merupakan perangkat
pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana pedukung pelaksanaan RPP, LKS
juga dapat berupa lembaran kertas yang berupa informasi maupun soal-soal
(pertanyaan-pertanyaan) yang harus dijawab oleh siswa.
Pada dasarnya LKS merupakan lembaran bahan pelajaran yang disusun
langkah demi langkah secara sistematis dan teratur. LKS merupakan lembaran
yang berisikan pedoman bagi siswa untuk melakukan kegiatan yang terprogram.
Menurut Dhari dan Haryono yang dimaksud dengan lembar kerja siswa adalah
lembaran yang berisi pedoman bagi siswa untuk melakukan kegiatan yang
terprogram. Setiap LKS berisikan antara lain: uraian singkat materi, tujuan
kegiatan, alat/ bahan yang diperlukan dalam kegiatan, langkah kerja pertanyaan-
pertanyaan untuk didiskusikan, kesimpulan hasil diskusi, dan latihan ulangan.
Jadi, Lembar Kerja Siswa ( LKS) bisa diartikan lembaran-lembaran yang
digunakan peserta didik sebagai pedoman dalam proses pembelajaran, serta berisi
2 Anonimus, Panduan Lengkap KTSP, (Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2007), hlm. 8.
3
tugas yang dikerjakan oleh siswa baik berupa soal maupun kegiatan yang akan
dilakukan peserta didik. Prinsipnya lembar kerja siswa adalah tidak dinilai sebagai
dasar perhitungan rapor, tetapi hanya diberi penguat bagi yang berhasil
menyelesaikan tugasnya serta diberi bimbingan bagi siswa yang mengalami
kesulitan. Mengandung permasalahan (problem solving) sehingga siswa dapat
mengembangkan pola pikir mereka dengan memecahkan permasalahan tersebut.
Lembar kerja siswa merupakan bahan pembelajaran cetak yang yang paling
sederhana karena komponen isinya bukan pada materi ajar tetapi pada
pengembangan soal-soalnya serta latihan. LKS sangat baik dipergunakan dalam
rangka strategi heuristik maupun ekspositorik. Dalam strategi heuristik LKS
dipakai dalam metode penemuan terbimbing, sedangkan dalam strategi
ekspositorik LKS dipakai untuk memberikan latihan pengembangan.. Selain itu
LKS sebagai penunjang untuk meningkatkan aktifitas siswa dalam proses belajar
dapat mengoptimalkan hasil belajar.
2.2 Macam-macan LKS
Ada dua macam lembar kerja siswa (LKS) yang dikembangkan dalam
pembelajaran di sekolah.
a. Lembar Kerja Siswa Tak Berstruktur
Lembar kerja siswa tak berstruktur adalah lembaran yang berisi sarana
untuk materi pelajaran, sebagai alat bantu kegiatan peserta didik yang dipakai
untuk menyampaikan pelajaran. LKS merupakan alat bantu mengajar yang dapat
dipakai untuk mempercepat pembelajaran, memberi dorongan belajar pada tiap
individu, berisi sedikit petunjuk, tertulis atau lisan untuk mengarahkan kerja pada
peserta didik.
b. Lembar Kerja Siswa Berstruktur
Lembar kerja siswa berstruktur memuat informasi, contoh dan tugas-tugas.
LKS ini dirancang untuk membimbing peserta didik dalam satu program kerja
atau mata pelajaran, dengan sedikit atau sama sekali tanpa bantuan pembimbing
untuk mencapai sasaran pembelajaran. Pada LKS telah disusun petunjuk dan
pengarahannya, LKS ini tidak dapat menggantikan peran guru dalam kelas. Guru
4
tetap mengawasi kelas, memberi semangat dan dorongan belajar dan memberi
bimbingan pada setiap siswa.
Berdasarkan isinya ada dua macam LKS yaitu berisi narasi atau gambar
yang diberi keterangan-keterangan dan LKS yang berisi gabungan antara narasi
dan gambar yang diberi keterangan-keterangan.
Berdasarkan langkah kerjanya ada LKS resep dan bukan resep. LKS resep,
langkah kerjanya ditulis secara terperinci. Sedangkan LKS bukan resep langkah
kerjanya ditulis dengan pertanyaan-pertanyaan pengarah.
Berdasarkan metodenya, ada LKS eksperimen dan LKS non-eksperimen.
LKS eksperimen yaitu LKS yang dijadikan pedoman untuk melaksanakan
eksperimen dan dapat memuat semua jenis keterampilan proses. Sedangkan LKS
non-eksperimen adala LKS yang dijadikan pedoman untuk memahami konsep
atau prinsip tanpa melakukan eksperimen dan hanya memuat keterampilan proses
tertentu, misalnya meyimpulkan, menjelaskan, menafsirkan, atau
menginterpretasikan. Penyajiannya dilakukan melalui diskusi, tanya jawab, dan
demonstrasi.
Johnstone dan Shauaili (2001) mengungkapkan bahwa LKS eksperimen
dapat dikelompokkan menjadi beberapa bentuk yaitu LKS ekspositori, LKS
inkuiri, LKS penemuan (discovery), dan LKS berbasis masalah.
1. LKS ekspositori
Karakter yang dimiliki LKS ekspositori adalah:
a) Hasil pengamatan sudah ditetapkan sebelumnya sehingga siswa dan guru
tahu hasil akhir yang diharapkan
Pendekatannya deduktif, yaitu siswaa menerapkan prinsip umum untuk
memahami fenomena yang spesifik.
b) Prosedurnya telah dirancang oleh guru, siswa tinggal melaksanakan
percobaan dengan mengikuti prosedur tersebut
2. LKS inkuiri
Karakter yang dimiliki LKS inkuiri adalah:
a) Hasil pengamatan belum ditetapkan sebelumnya sehingga hasil
pengamatan oleh siswa dapat beragam
5
b) Pendekatannya bersifat induktif, yaitu dengan mengamati contoh yang
kompleks/ khusus , siswa mendapat prinsip umum
c) Prosedur pada LKS dirancang dan dikembangkan sendiri oleh siswa
3. LKS discovery
Karakter yang dimiliki oleh LKS discovery adalah:
a) Hasil yang didapatkan sudah ditetapkan sebelumnya, namun hanya guru
yang mengetahuinya
b) Pendekatannya bersifat induktif, yaitu dengan mengamati contoh yang
kompleks/khusus, siswa mendapat prinsip umum
c) Prosedur telah dirancang oleh guru, siswa tinggal melaksanakan percobaan
4. LKS berbasis masalah
Karakter yang dimiliki oleh LKS berbasis masalah adalah:
a) Hasil pengamatan sudah ditentukan sebelumnya, namun hanya guru yang
mengetahui dan siswa belum mengetahuinya
b) Pendekatannya deduktif, yaitu menerapkan prinsip umum untuk
memahami fenomena yang spesifik
c) Prosedur dirancang sendiri oleh siswa.
2.3 Fungsi LKS Non Laboratorium (Non Eksperimen)
Fungsi Lembar kerja siswa ( LKS ) non laboratorium / non eksperimen
dalam proses belajar mengajar ada dua sudut pandang, yaitu :
a. Dari sudut pandang peserta didik, fungsi LKS sebagai sarana belajar baik
di kelas, di ruang praktek, maupun di luar kelas. Sehingga siswa berpeluang besar
untuk mengambangkan kemampuan, menerapkan pengetahuan, melatih
ketrampilan, memproses sendiri dengan bimbingan guru untuk mendapat
perolehannya.
b. Dari sudut pandang guru, melalui lembar kerja siswa dalam
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar sudah menerapkan metode
membelajarkan siswa, dengan kadar keaktifan peserta didik yang tinggi. LKS
merupana salah satu dari sekian banyak media yang digunakan dalam proses
belajar mengajar di sekolah. Dalam pengajaran mata pelajaran, media LKS
banyak digunakan untuk memancing aktivitas belajar siswa. Karena dengan LKS
6
siswa akan merasa diberi tanggung jawab moril untuk menyelesaikan suatu tugas
dan merasa harus mengerjakannya, terlebih lagi apabila guru memberikan
perhatian penuh terhadap hasil pekerjaan siswa dalam LKS tersebut. Guru tidak
memberi jawaban akan tetapi siswa diharapkan dapat menyelesaikan dan
memecahkan masalah yang ada dalam LKS tersebut dengan bimbingan atau
petunjuk dari guru.
2.4 Tujuan LKS Non Laboratorium (Non Eksperimen)
Tujuan penggunaan LKS dalam proses belajar mengajar adalah sebagai
berikut.
1. Memberi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang perlu dimiliki oleh
peserta didik.
2. Mengecek tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah
disajikan.
3. Mengembangkan dan menerapkan materi pelajaran yang sulit disampaikan
secara lisan.
4. Mengaktifkan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran.
5. Membantu siswa mengembangkan konsep.
6. Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan ketrampilan
proses.
7. Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses kegiatan
pembelajaran.
8. Membantu siswa dalam memperoleh informasi tentang konsep yang
dipelajari melalui proses kegiatan pembelajaran secara sistematis.
9. Membantu siswa dalam memperoleh catatan materi yang dipelajari
melalui kegiatan pembelajaran
Menurut tim instruktur PKG dalam Sudiati (2003 : 11), tujuan Lembar
Kerja Siswa (LKS), antara lain:
a) Melatih siswa berfikir lebih mantap dalam kegiatan belajar mengajar.
b) Memperbaiki minat siswa untuk belajar, misalnya guru membuat LKS
lebih sistematis, berwarna serta bergambar untuk menarik perhatian dalam
mempelajari LKS tersebut.
7
2.5 Manfaat LKS Non Laboratorium (Non Eksperimen)
Peran LKS sangat besar dalam proses pembelajaran karena dapat
meningkatkan aktifitas siswa dalam belajar dan penggunaannya dalam
pembelajaran fisika dapat membantu guru untuk mengarahkan siswanya
menemukan konsep-konsep melalui aktifitasnya sendiri. Disamping itu LKS juga
dapat mengembangkan ketrampilan proses, meningkatkan aktifitas siswa dan
dapat mengoptimalkan hasil belajar. Manfaat secara umum adalah sebagai
berikut:
a) Membantu guru dalam menyusun rencana pembelajaran
b) Mengaktifkan peserta didik dalam proses belajar mengajar
c) Sebagai pedoman guru dan peserta didik untuk menambah informasi
tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistimatis
d) Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang akan
dipelajari melalui kegiatan belajar
e) Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang
dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis
f) Melatih peserta didik untuk menemukan dan mengembangka keterampilan
proses.
g) Mengaktifkan peserta didik dalam mengembangkan konsep.
Adapun manfaat secara khusus sebagai berikut :
a.) Untuk tujuan latihan. Siswa diberikan serangkaian tugas/aktivitas latihan.
Lembar kerja seperti ini sering digunakan untuk memotivasi siswa ketika
sedang melakukan tugas latihan.
b.) Untuk menerangkan penerapan (aplikasi). Siswa dibimbing untuk menuju
suatu metode penyelesaian soal dengan kerangka penyelesaian dari
serangkaian soal-soal tertentu. Hal ini bermanfaat ketika kita menerangkan
penyelesaian soal aplikasi yang memerlukan banyak langkah. Lembaran
kerja ini dapat digunakan sebagai pilihan lain dari metode tanya jawab,
dimana siswa dapat memeriksa sendiri jawaban pertanyaan itu.
8
c.) Untuk kegiatan penelitian. Siswa ditugaskan untuk mengumpulkan data
tertentu, kemudian menganalisis data tersebut. Misalnya dalam penelitian
statistika.
d.) Untuk penemuan. Dalam lembaran kerja ini siswa dibimbing untuk
menyelidiki suatu keadaan tertentu, agar menemukan pola dari situasi itu
dan kemudian menggunakan bentuk umum untuk membuat suatu
perkiraan. Hasilnya dapat diperiksa dengan observasi dari contoh yang
sederhana.
e.) Untuk penelitian hal yang bersifat terbuka. Penggunaan lembaran kerja
siswa ini mengikutsertakan sejumlah siswa dalam penelitian dalam suatu
bidang tertentu.
2.6 Karkteristik LKS Non Laboratorium (Non Eksperimen)
1. LKS memiliki soal-soal yang harus dikerjakan siswa, dan kegiatan-kegitan
seperti percobaan atau terjun ke lapangan yang harus siswa lakukan.
2. Merupakan bahan ajar cetak.
3. Materi yang disajikan merupakan rangkuman yang tidak terlalu luas
pembahasannya tetapi sudah mencakup apa yang akan dikerjakan atau
dilakukan oleh peserta didik.
4. Memiliki komponen-komponen seperti kata pengantar, pendahuluan,
daftar isi, dll.
Dalam pembuatan lembar kerja siswa perlu diperhatikan beberapa syarat
dan hal-hal yang penting, diantaranya sebagai berikut:
a) Mempunyai tujuan yang ingin dicapai berdasarkan GBPP, AMP, dan buku
pegangan/paket, mengandung proses dan kemampuan yang dilatih, serta
mengutamakan bahan-bahan yang penting.
b) Tata letak harus dapat menunjukkan urutan kegiatan secara logis dan
sistematis, menunjukan bagian-bagian yang sudah diikuti dari awal sampai
akhir, serta desainnya menarik dan indah.
c) Susunan kalimat dan kata-kata memenuhi kriteria berikut : sederhana dan
mudah dimengerti, singkat dan jelas, istilah baru hendaknya
9
diperkenalkan, serta informasi / penjelasan yang panjang hendaknya dibuat
dalam lembar catatan peserta didik.
d) Gambar ilustrasi dan skema sebaiknya membantu peserta didik,
menunjukkan cara, menyusun, dan merangkai sehingga membantu anak
didik berpikir kritis.
Agar lebih spesifik lagi pembahasan tentang cara pembuatgan Lembar
Kerja Siswa (LKS) maka diklasifikasikan sebagai berikut :
a) Syarat didaktik, Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai salah satu bentuk
sarana berlangsungnya proses belajar- mengajar haruslah memenuhi persyaratan
didaktik, artinya suatu LKS harus mengikuti asas belajar-mengajar yang efektif,
yaitu : memperhatikan adanya perbedaan individual, sehingga LKS yang baik itu
adalah yang dapat digunakan baik oleh siswa yang lamban, yang sedang maupun
yang pandai, menekankan pada proses untuk menemukan konsep-konsep
sehingga LKS dapat berfungsi sebagai petunjuk jalan bagi siswa untuk mencari
tahu, memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa, dapat
mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika
pada diri siswa, pengalaman belajarnya ditentukan oleh tujuan pengembangan
pribadi siswa (intelektual, emosional dan sebagainya), bukan ditentukan oleh
materi bahan pelajaran.
b) Syarat konstruksi, yang dimaksud dengan syarat konstruksi adalah syarat-
syarat yang berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata,
tingkat kesukaran, dan kejelasan yang pada hakikatnya haruslah tepat guna dalam
arti dapat dimengerti oleh peserta didik. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan
tingkat kedewasaan peserta didik, menggunakan struktur kalimat yang jelas,
memiliki taat urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan peserta
didik menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka, tidak mengacu pada buku
sumber yang diluar kemampuan keterbacaan, peserta didik menyediakan ruangan
yang cukup untuk memberi keleluasaaan pada peserta didik untuk menulis
maupun menggambarkan pada LKS, menggunakan kalimat yang sederhana dan
pendek, lebih banyak menggunakan ilustrasi daripada kata-kata, sehingga akan
mempermudah peserta didik dalam menangkap apa yang diisyaratkan LKS,
10
memiliki tujuan belajar yang jelas serta manfaat dari pelajaran itu sebagai sumber
motivasi, mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya.
c) Syarat teknis, dari segi teknis memiliki beberapa pembahasan yaitu:
1) Tulisan
Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau
romawi, menggunakan huruf tebal yang agak besar, bukan huruf biasa yang diberi
garis bawah, menggunakan tidak lebih dari 10 kata dalam satu baris,
menggunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan jawaban
peserta didik, mengusahakan agar perbandingan besarnya huruf dengan besarnya
gambar serasi.
2) Gambar
Gambar yang baik untuk LKS adalah yang dapat menyampaikan pesan/isi
dari gambar tersebut secara efektif kepada penguna LKS. Yang lebih penting
adalah kejelasan isi atau pesan dari gambar itu secara keseluruhan.
3) Penampilan
Penampilan adalah hal yang sangat penting dalam sebuah LKS. Apabila
suatu LKS ditampilkan dengan penuh kata-kata, kemudian ada sederetan
pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik, hal ini akan menimbulkan
kesan jenuh sehingga membosankan atau tidak menarik. Apabila ditampilkan
dengan gambarnya saja, itu tidak mungkin karena pesannya atau isinya tidak akan
sampai.
Jadi, LKS yang baik adalah LKS yang memiliki kombinasi antara gambar
dan tulisan. Uraian di atas merupakan syarat khusus pembuatan lembar kerja
siswa, jika sudah terpenuhi maka melangkah pada syarat umum yang harus
dipenuhi untuk membuat LKS, yakni :
1. Melakukan analisis kurikulum baik SK,KD, indikator, maupun materi
pokok.
2. Menyusun peta kebutuhan lembar kerja siswa yaitu pembuatan LKS harus
membuat suatu konsep/rancangan terlebih dahulu guna mengetahui
materi/komponen perihal yang akan dibahas di dalam LKS
tersebut,sehingga akan lebih mudah dalam pelaksanaannya.
3. Menentukan judul LKS dan menulis LKS dengan buku paduan yang jelas.
11
4. Mencetak lembar kerja siswa dan menentukan lembar penilaian.
2.7 Prosedur LKS Non Laboratorium (Non Eksperimen)
Langkah-langkah menyusun LKS adalah sebagai berikut.
1. Analisis kurikulum untuk menentukan materi yang memerlukan bahan ajar
LKS.
Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana
yang memerlukan bahan ajar LKS. Biasanya dalam menentukan materi dianalisis
dengan cara melihat materi pokok dan pengalaman belajar dari materi yang akan
diajarkan, kemudian kompetesi yang harus dimiliki oleh siswa.
2. Menyusun peta kebutuhan LKS.
Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan guna mengetahui jumlah LKS
yang harus ditulis dan sekuensi atau urutan LKS-nya juga dapat dilihat. Sekuens
LKS ini sangat diperlukan dalam menentukan prioritas penulisan. Diawali dengan
analisis kurikulum dan analisis sumber belajar.
3. Menentukan judul-judul LKS.
Judul LKS ditentukan atas dasar KD-KD, materi-materi pokok atau
pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Satu KD dapat dijadikan
sebagai judul modul apabila kompetensi itu tidak terlalu besar, sedangkan
besarnya KD dapat dideteksi antara lain dengan cara apabila diuraikan ke dalam
materi pokok (MP) mendapatkan maksimal 4 MP, maka kompetensi itu telah
dapat dijadikan sebagai satu judul LKS. Namun apabila diuraikan menjadi lebih
dari 4 MP, maka perlu dipikirkan kembali apakah perlu dipecah misalnya menjadi
2 judul LKS.
4. Penulisan LKS.
a) Rumusan kompetensi dasar LKS diturunkan dari buku pedoman khusus
pengembangan silabus. Rumusan KD pada suatu LKS langsung
diturunkan dari dokumen SI.
b) Menentukan alat penilaian.
Penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja peserta didik.
Karena pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah kompetensi, dimana
penilaiannya didasarkan pada penguasaan kompeten-si, maka alat penilaian yang
12
cocok adalah menggunakan pendekatan Panilaian Acuan Patokan (PAP) atau
Criterion Referenced Assesment. Dengan demikian guru dapat menilainya melalui
proses dan hasil kerjanya.
c) Menyusun materi.
Materi LKS sangat tergantung pada KD yang akan dicapai. Materi LKS
dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup
substansi yang akan dipelajari. Materi dapat diambil dari berbagai sumber seperti
buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian. Agar pemahaman siswa terhadap
materi lebih kuat, maka dapat saja dalam LKS ditunjukkan referensi yang
digunakan agar siswa membaca lebih jauh tentang materi itu. Tugas-tugas harus
ditulis secara jelas guna mengurangi pertanyaan dari siswa tentang hal-hal yang
seharusnya siswa dapat melakukannya, misalnya tentang tugas diskusi. Judul
diskusi diberikan secara jelas dan didiskusikan dengan siapa, berapa orang dalam
kelompok diskusi dan berapa lama.
Ada dua faktor yang perlu mendapat perhatian pada saat mendesain LKS
yaitu, a) tingkat kemampuan membaca, b) pengetahuan siswa.
LKS didesain untuk dimanfaatkan siswa secara mandiri, dan Guru hanya
berperan sebagai fasilitator sehingga yang diharapkan berperan aktif dalam
mempelajari materi yang ada dalam LKS adalah siswa. Jika desain LKS yang kita
kembangkan terlalu rumit bagi siswa, maka siswa akan kesulitan dalam
memahami LKS. Berikut ini beberapa batasan yang bisa dipakai untuk
menentukan desain LKS.
1. Ukuran.
Gunakan ukuran yang dapat mengakomodasi kebutuhan instruksional
yang telah ditetapkan. Misalnya jika menginginkan siswa untuk mampu membuat
bagan alur, maka ukuran LKS sebaiknya A4 agar siswa cukup ruang dan leluasa
untuk membuat bagan.
2. Kepadatan halaman.
Usahakan agar halaman tidak terlalu dipadati dengan tulisan. Halaman
yang terlalu padat akan mengakibatkan siswa sulit memfokuskan perhatian. Di
samping itu, pengorganisasian halaman juga perlu diperhatikan. Jika siswa sulit
menentukan mana judul dan mana subjudul dari materi yang diberikan dalam
13
LKS, hal ini akan menimbulkan kesulitan siswa untuk memahami materi secara
keseluruhan. Hal ini bisa ditanggulangi dengan memanfaatkan penggunaan huruf
besar atau penomoran. Sebaiknya pemilihan pola penulisan ini harus konsisten.
3. Kejelasan.
Pastikan bahwa materi dan instruksi yang diberikan dalam LKS dapat
dengan jelas dibaca siswa. Sesempurna apa pun materi yang kita persiapkan tetapi
jika siswa tidak dapat membacanya dengan jelas, maka LKS tidak akan
memberikan hasil yang optimal.
14
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
a. Lembar Kerja Siswa ( LKS) bisa diartikan lembaran-lembaran yang
digunakan peserta didik sebagai pedoman dalam proses pembelajaran, serta berisi
tugas yang dikerjakan oleh siswa baik berupa soal maupun kegiatan yang akan
dilakukan peserta didik.
b. Ada dua macam lembar kerja siswa (LKS) yang dikembangkan dalam
pembelajaran di sekolah.
1) Lembar Kerja Siswa Tak Berstruktur.
2) Lembar Kerja Siswa Berstruktur
Berdasarkan isinya ada dua macam LKS yaitu berisi narasi atau gambar yang
diberi keterangan –keterangan
Berdasarkan langkah kerjanya ada LKS resep dan bukan resep
Berdasarkan metodenya, ada LKS eksperimen dan LKS non-eksperimen
c. Fungsi Lembar kerja siswa ( LKS ) non laboratorium / non eksperimen
dalam proses belajar mengajar ada dua sudut pandang
1) Dari sudut pandang peserta didik
2) Dari sudut pandang guru
d. Tujuan penggunaan LKS dalam proses belajar mengajar adalah sebagai
pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses kegiatan pembelajaran
e. Peran LKS sangat besar dalam proses pembelajaran karena dapat
meningkatkan aktifitas siswa dalam belajar dan penggunaannya dalam
pembelajaran fisika dapat membantu guru untuk mengarahkan siswanya
menemukan konsep-konsep melalui aktifitasnya sendiri
f. Manfaat LKS Non Laboratorium (Non Eksperimen) antara lain:
1) LKS memiliki soal-soal yang harus dikerjakan siswa, dan kegiatan-kegitan
seperti percobaan atau terjun ke lapangan yang harus siswa lakukan.
2) Merupakan bahan ajar cetak.
15
3) Materi yang disajikan merupakan rangkuman yang tidak terlalu luas
pembahasannya tetapi sudah mencakup apa yang akan dikerjakan atau dilakukan
oleh peserta didik.
4) Memiliki komponen-komponen seperti kata pengantar, pendahuluan,
daftar isi, dll
g. Langkah-langkah menyusun LKS adalah sebagai berikut :
1) Analisis kurikulum untuk menentukan materi yang memerlukan bahan ajar
LKS
2) Penulisan LKS
3) Menentukan judul-judul LKS
4) Menyusun peta kebutuhan LKS
1.2 Kritik dan Saran
16