Isi Makalah

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Walaupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) sudah lama dicanangkan sejak tahun 2006, kenyataannya masih banyak sekolah yang belum melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP) secara maksimal, hal tersebut disebabkan karena tidak meratanya sosialisasi yang dilakukan pemerintah sampai ke pelosok sekolah yang ada di negeri ini, akibatnya ada beberapa tingkatan dalam melaksanakan KTSP, yakni: pertama memang sudah dapat melaksanakan secara benar sesuai yang diatur dalam PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), kedua sudah melaksanakannya tetapi masih belum bisa membuat sendiri atau dengan kata lain masih copy paste, ketiga memang masih melaksanakan apa yang telah dibuat dari pusat, dengan begitu terdapat keragaman dalam melaksanakan KTSP di masing-masing sekolah. Karena salah satu tujuan pembelajaran dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinal, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan serta mencoba-coba. Melalui kebijakan KTSP, sekolah-sekolah diberi kebebasan 1

Transcript of Isi Makalah

Page 1: Isi Makalah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Walaupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) sudah lama

dicanangkan sejak tahun 2006, kenyataannya masih banyak sekolah yang belum

melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP) secara maksimal,

hal tersebut disebabkan karena tidak meratanya sosialisasi yang dilakukan

pemerintah sampai ke pelosok sekolah yang ada di negeri ini, akibatnya ada

beberapa tingkatan dalam melaksanakan KTSP, yakni: pertama memang sudah

dapat melaksanakan secara benar sesuai yang diatur dalam PP No 19 tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), kedua sudah melaksanakannya tetapi

masih belum bisa membuat sendiri atau dengan kata lain masih copy paste, ketiga

memang masih melaksanakan apa yang telah dibuat dari pusat, dengan begitu

terdapat keragaman dalam melaksanakan KTSP di masing-masing sekolah.

Karena salah satu tujuan pembelajaran dalam kurikulum tingkat satuan

pendidikan (KTSP) adalah mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan

imajinasi, intuisi dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen,

orisinal, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan serta mencoba-coba.

Melalui kebijakan KTSP, sekolah-sekolah diberi kebebasan menyusun kurikulum

sendiri sesuai dengan konteks lokal, kemampuan siswa dan ketersediaan sarana-

prasarana, tujuannya adalah agar potensi tiap-tiap sekolah dapat menonjol.1

Selama pelaksanaan KTSP, guru dituntut harus mampu menyusun

perangkat pembelajaran sendiri sesuai dengan kondisi sekolah. Hal ini bertujuan

untuk menentukan arah kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa.

Perangkat yang dibuat guru diharapkan dapat menunjang penerapan KTSP demi

mencapai tujuan pendidikan nasional, yaitu dihasilkannya lulusan yang unggul

dari suatu sekolah.

Sebelum tampil di depan kelas, seorang guru harus mempersiapkan

perangkat pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

Kebiasaan guru selama ini sering menggunakan jasa penerbit untuk memakai LKS

1 E Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 6.

1

Page 2: Isi Makalah

dalam pembelajaran, dengan alasan sudah dari sekolah dan lebih mudah, padahal

kadang-kadang LKS yang digunakan dari penerbit tidak sesuai dengan

karakteristik siswa, lingkungan belajar dan daerah bahkan terkadang LKS tersebut

tidak sesuai dengan SK, KD dan indikator dan kadang terdapat konsep yang salah.

Maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai pembuatan LKS non

laboratorium untuk menunjang KTSP yang sudh dicanangkan.

1.2 Perumusan Masalah

Dalam makalah ini, penulis akan membahas beberapa permasalahan yang

berkaitan dengan materi yang akan dibahas:

1. Apa pengertian LKS?

2. Apa saja jenis-jenis LKS?

3. Apa fungsi LKS non laboratorium (non eksperimen)?

4. Apa tujuan LKS non laboratorium (non eksperimen)?

5. Apa manfaat penggunaan LKS non laboratorium (non eksperimen)?

6. Bagaimana karakteristik LKS non laboratorium (non eksperimen)?

7. Bagaimana prosedur penyusunan LKS non laboratorium (non

eksperimen)?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui dan memahami pengertian LKS

2. Mengetahui jenis-jenis LKS

3. Mengetahui fungsi LKS non laboratorium (non eksperimen)

4. Mengetahui tujuan LKS non laboratorium (non eksperimen)

5. Mengetahui maanfaat penggunaan LKS non laboratorium (non

eksperimen)

6. Mengidentifikasi karakteristik LKS non laboratorium (non eksperimen)

7. Menganalisis prosedur penyusunan LKS non laboratorim (non

eksperimen)

2

Page 3: Isi Makalah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian LKS

Lembar kerja siswa (student worksheet) adalah lembaran berisi tugas yang

harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kerja siswa biasanya berupa petunjuk,

langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang

diperintahkan dalam lembar kerja siswa harus jelas KD yang akan dicapainya.

Lembar kerja siswa dapat digunakan untuk mata pembelajaran apa saja.

Menurut Zamroni, LKS adalah tugas-tugas yang diberikan kepada siswa

dapat berupa teori dan atau praktek. Sedangkan menurut Anonimus, LKS adalah

lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa yang berisikan

petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas.2

LKS dapat berupa materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa

sehingga siswa diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri.

LKS merupakan salah satu alat bantu untuk memahami materi yang diberikan.

Dalam LKS, siswa pada saat yang bersamaan diberi materi dan tugas yang

berkaitan dengan materi tersebut. Secara umum LKS merupakan perangkat

pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana pedukung pelaksanaan RPP, LKS

juga dapat berupa lembaran kertas yang berupa informasi maupun soal-soal

(pertanyaan-pertanyaan) yang harus dijawab oleh siswa.

Pada dasarnya LKS merupakan lembaran bahan pelajaran yang disusun

langkah demi langkah secara sistematis dan teratur. LKS merupakan lembaran

yang berisikan pedoman bagi siswa untuk melakukan kegiatan yang terprogram.

Menurut Dhari dan Haryono yang dimaksud dengan lembar kerja siswa adalah

lembaran yang berisi pedoman bagi siswa untuk melakukan kegiatan yang

terprogram. Setiap LKS berisikan antara lain: uraian singkat materi, tujuan

kegiatan, alat/ bahan yang diperlukan dalam kegiatan, langkah kerja pertanyaan-

pertanyaan untuk didiskusikan, kesimpulan hasil diskusi, dan latihan ulangan.

Jadi, Lembar Kerja Siswa ( LKS) bisa diartikan lembaran-lembaran yang

digunakan peserta didik sebagai pedoman dalam proses pembelajaran, serta berisi

2 Anonimus, Panduan Lengkap KTSP, (Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2007), hlm. 8.

3

Page 4: Isi Makalah

tugas yang dikerjakan oleh siswa baik berupa soal maupun kegiatan yang akan

dilakukan peserta didik. Prinsipnya lembar kerja siswa adalah tidak dinilai sebagai

dasar perhitungan rapor, tetapi hanya diberi penguat bagi yang berhasil

menyelesaikan tugasnya serta diberi bimbingan bagi siswa yang mengalami

kesulitan. Mengandung permasalahan (problem solving) sehingga siswa dapat

mengembangkan pola pikir mereka dengan memecahkan permasalahan tersebut.

Lembar kerja siswa merupakan bahan pembelajaran cetak yang yang paling

sederhana karena komponen isinya bukan pada materi ajar tetapi pada

pengembangan soal-soalnya serta latihan. LKS sangat baik dipergunakan dalam

rangka strategi heuristik maupun ekspositorik. Dalam strategi heuristik LKS

dipakai dalam metode penemuan terbimbing, sedangkan dalam strategi

ekspositorik LKS dipakai untuk memberikan latihan pengembangan.. Selain itu

LKS sebagai penunjang untuk meningkatkan aktifitas siswa dalam proses belajar

dapat mengoptimalkan hasil belajar.

2.2 Macam-macan LKS

Ada dua macam lembar kerja siswa (LKS) yang dikembangkan dalam

pembelajaran di sekolah.

a. Lembar Kerja Siswa Tak Berstruktur

Lembar kerja siswa tak berstruktur adalah lembaran yang berisi sarana

untuk materi pelajaran, sebagai alat bantu kegiatan peserta didik yang dipakai

untuk menyampaikan pelajaran. LKS merupakan alat bantu mengajar yang dapat

dipakai untuk mempercepat pembelajaran, memberi dorongan belajar pada tiap

individu, berisi sedikit petunjuk, tertulis atau lisan untuk mengarahkan kerja pada

peserta didik.

b. Lembar Kerja Siswa Berstruktur

Lembar kerja siswa berstruktur memuat informasi, contoh dan tugas-tugas.

LKS ini dirancang untuk membimbing peserta didik dalam satu program kerja

atau mata pelajaran, dengan sedikit atau sama sekali tanpa bantuan pembimbing

untuk mencapai sasaran pembelajaran. Pada LKS telah disusun petunjuk dan

pengarahannya, LKS ini tidak dapat menggantikan peran guru dalam kelas. Guru

4

Page 5: Isi Makalah

tetap mengawasi kelas, memberi semangat dan dorongan belajar dan memberi

bimbingan pada setiap siswa.

  Berdasarkan isinya ada dua macam LKS yaitu berisi narasi atau gambar

yang diberi keterangan-keterangan dan LKS yang berisi gabungan antara narasi

dan gambar yang diberi keterangan-keterangan.

Berdasarkan langkah kerjanya ada LKS resep dan bukan resep. LKS resep,

langkah kerjanya ditulis secara terperinci. Sedangkan LKS bukan resep langkah

kerjanya ditulis dengan pertanyaan-pertanyaan pengarah.

    Berdasarkan metodenya, ada LKS eksperimen dan LKS non-eksperimen.

LKS eksperimen yaitu LKS yang dijadikan pedoman untuk melaksanakan

eksperimen dan dapat memuat semua jenis keterampilan proses. Sedangkan LKS

non-eksperimen adala LKS yang dijadikan pedoman untuk memahami konsep

atau prinsip tanpa melakukan eksperimen dan hanya memuat keterampilan proses

tertentu, misalnya meyimpulkan, menjelaskan, menafsirkan, atau

menginterpretasikan. Penyajiannya dilakukan melalui diskusi, tanya jawab, dan

demonstrasi.

    Johnstone dan Shauaili (2001) mengungkapkan bahwa LKS eksperimen

dapat dikelompokkan menjadi beberapa bentuk yaitu LKS ekspositori, LKS

inkuiri, LKS penemuan (discovery), dan LKS berbasis masalah.

1. LKS ekspositori

Karakter yang dimiliki LKS ekspositori adalah:

a) Hasil pengamatan sudah ditetapkan sebelumnya sehingga siswa dan guru

tahu hasil akhir yang diharapkan

Pendekatannya deduktif, yaitu siswaa menerapkan prinsip umum untuk

memahami fenomena yang spesifik.

b) Prosedurnya telah dirancang oleh guru, siswa tinggal melaksanakan

percobaan dengan mengikuti prosedur tersebut

2.  LKS inkuiri

Karakter yang dimiliki LKS inkuiri adalah:

a) Hasil pengamatan belum ditetapkan sebelumnya sehingga hasil

pengamatan oleh siswa dapat beragam

5

Page 6: Isi Makalah

b) Pendekatannya bersifat induktif, yaitu dengan mengamati contoh yang

kompleks/ khusus , siswa mendapat prinsip umum

c) Prosedur pada LKS dirancang dan dikembangkan sendiri oleh siswa

3.  LKS discovery

Karakter yang dimiliki  oleh LKS discovery adalah:

a) Hasil yang didapatkan sudah ditetapkan sebelumnya, namun hanya guru

yang mengetahuinya

b) Pendekatannya bersifat induktif, yaitu dengan mengamati contoh yang

kompleks/khusus, siswa mendapat prinsip umum

c) Prosedur telah dirancang oleh guru, siswa tinggal melaksanakan percobaan

4.  LKS berbasis masalah

Karakter yang dimiliki  oleh LKS berbasis masalah adalah:

a) Hasil pengamatan sudah ditentukan sebelumnya, namun hanya guru yang

mengetahui dan siswa belum mengetahuinya

b) Pendekatannya deduktif, yaitu menerapkan prinsip umum untuk

memahami fenomena yang spesifik

c) Prosedur dirancang sendiri oleh siswa.

2.3 Fungsi LKS Non Laboratorium (Non Eksperimen)

Fungsi Lembar kerja siswa ( LKS ) non laboratorium / non eksperimen

dalam proses belajar mengajar ada dua sudut pandang, yaitu :

a. Dari sudut pandang peserta didik, fungsi LKS sebagai sarana belajar baik

di kelas, di ruang praktek, maupun di luar kelas. Sehingga siswa berpeluang besar

untuk mengambangkan kemampuan, menerapkan pengetahuan, melatih

ketrampilan, memproses sendiri dengan bimbingan guru untuk mendapat

perolehannya.

b. Dari sudut pandang guru, melalui lembar kerja siswa dalam

menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar sudah menerapkan metode

membelajarkan siswa, dengan kadar keaktifan peserta didik yang tinggi. LKS

merupana salah satu dari sekian banyak media yang digunakan dalam proses

belajar mengajar di sekolah. Dalam pengajaran mata pelajaran, media LKS

banyak digunakan untuk memancing aktivitas belajar siswa. Karena dengan LKS

6

Page 7: Isi Makalah

siswa akan merasa diberi tanggung jawab moril untuk menyelesaikan suatu tugas

dan merasa harus mengerjakannya, terlebih lagi apabila guru memberikan

perhatian penuh terhadap hasil pekerjaan siswa dalam LKS tersebut. Guru tidak

memberi jawaban akan tetapi siswa diharapkan dapat menyelesaikan dan

memecahkan masalah yang ada dalam LKS tersebut dengan bimbingan atau

petunjuk dari guru.

2.4 Tujuan LKS Non Laboratorium (Non Eksperimen)

Tujuan penggunaan LKS dalam proses belajar mengajar adalah sebagai

berikut.

1. Memberi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang perlu dimiliki oleh

peserta didik.

2. Mengecek tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah

disajikan.

3. Mengembangkan dan menerapkan materi pelajaran yang sulit disampaikan

secara lisan.

4. Mengaktifkan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran.

5. Membantu siswa  mengembangkan konsep.

6. Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan ketrampilan

proses.

7. Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses kegiatan

pembelajaran.

8. Membantu siswa dalam memperoleh informasi tentang konsep yang

dipelajari melalui proses kegiatan pembelajaran secara sistematis.

9. Membantu siswa dalam memperoleh catatan materi yang dipelajari

melalui kegiatan pembelajaran

Menurut tim instruktur PKG dalam Sudiati (2003 : 11), tujuan Lembar

Kerja Siswa (LKS), antara lain:

a) Melatih siswa berfikir lebih mantap dalam kegiatan belajar mengajar.

b) Memperbaiki minat siswa untuk belajar, misalnya guru membuat LKS

lebih sistematis, berwarna serta bergambar untuk menarik perhatian dalam

mempelajari LKS tersebut.

7

Page 8: Isi Makalah

2.5 Manfaat LKS Non Laboratorium (Non Eksperimen)

Peran LKS sangat besar dalam proses pembelajaran karena dapat

meningkatkan aktifitas siswa dalam belajar dan penggunaannya dalam

pembelajaran fisika dapat membantu guru untuk mengarahkan siswanya

menemukan konsep-konsep melalui aktifitasnya sendiri. Disamping itu LKS juga

dapat mengembangkan ketrampilan proses, meningkatkan aktifitas siswa dan

dapat mengoptimalkan hasil belajar. Manfaat secara umum adalah sebagai

berikut:

a) Membantu guru dalam menyusun rencana pembelajaran

b) Mengaktifkan peserta didik dalam proses belajar mengajar

c) Sebagai pedoman guru dan peserta didik untuk menambah informasi

tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistimatis

d) Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang akan

dipelajari melalui kegiatan belajar

e) Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang

dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis

f) Melatih peserta didik untuk menemukan dan mengembangka keterampilan

proses.

g) Mengaktifkan peserta didik dalam mengembangkan konsep.

Adapun manfaat secara khusus sebagai berikut :

a.) Untuk tujuan latihan. Siswa diberikan serangkaian tugas/aktivitas latihan.

Lembar kerja seperti ini sering digunakan untuk memotivasi siswa ketika

sedang melakukan tugas latihan.

b.) Untuk menerangkan penerapan (aplikasi). Siswa dibimbing untuk menuju

suatu metode penyelesaian soal dengan kerangka penyelesaian dari

serangkaian soal-soal tertentu. Hal ini bermanfaat ketika kita menerangkan

penyelesaian soal aplikasi yang memerlukan banyak langkah. Lembaran

kerja ini dapat digunakan sebagai pilihan lain dari metode tanya jawab,

dimana siswa dapat memeriksa sendiri jawaban pertanyaan itu.

8

Page 9: Isi Makalah

c.) Untuk kegiatan penelitian. Siswa ditugaskan untuk mengumpulkan data

tertentu, kemudian menganalisis data tersebut. Misalnya dalam penelitian

statistika.

d.) Untuk penemuan. Dalam lembaran kerja ini siswa dibimbing untuk

menyelidiki suatu keadaan tertentu, agar menemukan pola dari situasi itu

dan kemudian menggunakan bentuk umum untuk membuat suatu

perkiraan. Hasilnya dapat diperiksa dengan observasi dari contoh yang

sederhana.

e.) Untuk penelitian hal yang bersifat terbuka. Penggunaan lembaran kerja

siswa ini mengikutsertakan sejumlah siswa dalam penelitian dalam suatu

bidang tertentu.

2.6 Karkteristik LKS Non Laboratorium (Non Eksperimen)

1. LKS memiliki soal-soal yang harus dikerjakan siswa, dan kegiatan-kegitan

seperti percobaan atau terjun ke lapangan yang harus siswa lakukan.

2. Merupakan bahan ajar cetak.

3. Materi yang disajikan merupakan rangkuman yang tidak terlalu luas

pembahasannya tetapi sudah mencakup apa yang akan dikerjakan atau

dilakukan oleh peserta didik.

4. Memiliki komponen-komponen seperti kata pengantar, pendahuluan,

daftar isi, dll.

Dalam pembuatan lembar kerja siswa perlu diperhatikan beberapa syarat

dan hal-hal yang penting, diantaranya sebagai berikut:

a) Mempunyai tujuan yang ingin dicapai berdasarkan GBPP, AMP, dan buku

pegangan/paket, mengandung proses dan kemampuan yang dilatih, serta

mengutamakan bahan-bahan yang penting.

b) Tata letak harus dapat menunjukkan urutan kegiatan secara logis dan

sistematis, menunjukan bagian-bagian yang sudah diikuti dari awal sampai

akhir, serta desainnya menarik dan indah.

c) Susunan kalimat dan kata-kata memenuhi kriteria berikut : sederhana dan

mudah dimengerti, singkat dan jelas, istilah baru hendaknya

9

Page 10: Isi Makalah

diperkenalkan, serta informasi / penjelasan yang panjang hendaknya dibuat

dalam lembar catatan peserta didik.

d) Gambar ilustrasi dan skema sebaiknya membantu peserta didik,

menunjukkan cara, menyusun, dan merangkai sehingga membantu anak

didik berpikir kritis.

Agar lebih spesifik lagi pembahasan tentang cara pembuatgan Lembar

Kerja Siswa (LKS) maka diklasifikasikan sebagai berikut :

a) Syarat didaktik, Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai salah satu bentuk

sarana berlangsungnya proses belajar- mengajar haruslah memenuhi persyaratan

didaktik, artinya suatu LKS harus mengikuti asas belajar-mengajar yang efektif,

yaitu : memperhatikan adanya perbedaan individual, sehingga LKS yang baik itu

adalah yang dapat digunakan baik oleh siswa yang lamban, yang sedang maupun

yang pandai, menekankan pada proses untuk menemukan konsep-konsep

sehingga LKS dapat berfungsi sebagai petunjuk jalan bagi siswa untuk mencari

tahu, memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa, dapat

mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika

pada diri siswa, pengalaman belajarnya ditentukan oleh tujuan pengembangan

pribadi siswa (intelektual, emosional dan sebagainya), bukan ditentukan oleh

materi bahan pelajaran.

b) Syarat konstruksi, yang dimaksud dengan syarat konstruksi adalah syarat-

syarat yang berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata,

tingkat kesukaran, dan kejelasan yang pada hakikatnya haruslah tepat guna dalam

arti dapat dimengerti oleh peserta didik. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan

tingkat kedewasaan peserta didik, menggunakan struktur kalimat yang jelas,

memiliki taat urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan peserta

didik menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka, tidak mengacu pada buku

sumber yang diluar kemampuan keterbacaan, peserta didik menyediakan ruangan

yang cukup untuk memberi keleluasaaan pada peserta didik untuk menulis

maupun menggambarkan pada LKS, menggunakan kalimat yang sederhana dan

pendek, lebih banyak menggunakan ilustrasi daripada kata-kata, sehingga akan

mempermudah peserta didik dalam menangkap apa yang diisyaratkan LKS,

10

Page 11: Isi Makalah

memiliki tujuan belajar yang jelas serta manfaat dari pelajaran itu sebagai sumber

motivasi, mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya.

c) Syarat teknis, dari segi teknis memiliki beberapa pembahasan yaitu:

1) Tulisan

Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau

romawi, menggunakan huruf tebal yang agak besar, bukan huruf biasa yang diberi

garis bawah, menggunakan tidak lebih dari 10 kata dalam satu baris,

menggunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan jawaban

peserta didik, mengusahakan agar perbandingan besarnya huruf dengan besarnya

gambar serasi.

2) Gambar

Gambar yang baik untuk LKS adalah yang dapat menyampaikan pesan/isi

dari gambar tersebut secara efektif kepada penguna LKS. Yang lebih penting

adalah kejelasan isi atau pesan dari gambar itu secara keseluruhan.

3) Penampilan

Penampilan adalah hal yang sangat penting dalam sebuah LKS. Apabila

suatu LKS ditampilkan dengan penuh kata-kata, kemudian ada sederetan

pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik, hal ini akan menimbulkan

kesan jenuh sehingga membosankan atau tidak menarik. Apabila ditampilkan

dengan gambarnya saja, itu tidak mungkin karena pesannya atau isinya tidak akan

sampai.

Jadi, LKS yang baik adalah LKS yang memiliki kombinasi antara gambar

dan tulisan. Uraian di atas merupakan syarat khusus pembuatan lembar kerja

siswa, jika sudah terpenuhi maka melangkah pada syarat umum yang harus

dipenuhi untuk membuat LKS, yakni :

1. Melakukan analisis kurikulum baik SK,KD, indikator, maupun materi

pokok.

2. Menyusun peta kebutuhan lembar kerja siswa yaitu pembuatan LKS harus

membuat suatu konsep/rancangan terlebih dahulu guna mengetahui

materi/komponen perihal yang akan dibahas di dalam LKS

tersebut,sehingga akan lebih mudah dalam pelaksanaannya.

3. Menentukan judul LKS dan menulis LKS dengan buku paduan yang jelas.

11

Page 12: Isi Makalah

4. Mencetak lembar kerja siswa dan menentukan lembar penilaian.

2.7 Prosedur LKS Non Laboratorium (Non Eksperimen)

Langkah-langkah menyusun LKS adalah sebagai berikut.

1. Analisis kurikulum untuk menentukan materi yang memerlukan bahan ajar

LKS.

Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana

yang memerlukan bahan ajar LKS. Biasanya dalam menentukan materi dianalisis

dengan cara melihat materi pokok dan pengalaman belajar dari materi yang akan

diajarkan, kemudian kompetesi yang harus dimiliki oleh siswa.

2. Menyusun peta kebutuhan LKS.

Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan guna mengetahui jumlah LKS

yang harus ditulis dan sekuensi atau urutan LKS-nya juga dapat dilihat. Sekuens

LKS ini sangat diperlukan dalam menentukan prioritas penulisan. Diawali dengan

analisis kurikulum dan analisis sumber belajar.

3. Menentukan judul-judul LKS.

Judul LKS ditentukan atas dasar KD-KD, materi-materi pokok atau

pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Satu KD dapat dijadikan

sebagai judul modul apabila kompetensi itu tidak terlalu besar, sedangkan

besarnya KD dapat dideteksi antara lain dengan cara apabila diuraikan ke dalam

materi pokok (MP) mendapatkan maksimal 4 MP, maka kompetensi itu telah

dapat dijadikan sebagai satu judul LKS. Namun apabila diuraikan menjadi lebih

dari 4 MP, maka perlu dipikirkan kembali apakah perlu dipecah misalnya menjadi

2 judul LKS.

4. Penulisan LKS.

a) Rumusan kompetensi dasar LKS diturunkan dari buku pedoman khusus

pengembangan silabus. Rumusan KD pada suatu LKS langsung

diturunkan dari dokumen SI.

b) Menentukan alat penilaian.

Penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja peserta didik.

Karena pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah kompetensi, dimana

penilaiannya didasarkan pada penguasaan kompeten-si, maka alat penilaian yang

12

Page 13: Isi Makalah

cocok adalah menggunakan pendekatan Panilaian Acuan Patokan (PAP) atau

Criterion Referenced Assesment. Dengan demikian guru dapat menilainya melalui

proses dan hasil kerjanya.

c) Menyusun materi.

Materi LKS sangat tergantung pada KD yang akan dicapai. Materi LKS

dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup

substansi yang akan dipelajari. Materi dapat diambil dari berbagai sumber seperti

buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian. Agar pemahaman siswa terhadap

materi lebih kuat, maka dapat saja dalam LKS ditunjukkan referensi yang

digunakan agar siswa membaca lebih jauh tentang materi itu. Tugas-tugas harus

ditulis secara jelas guna mengurangi pertanyaan dari siswa tentang hal-hal yang

seharusnya siswa dapat melakukannya, misalnya tentang tugas diskusi. Judul

diskusi diberikan secara jelas dan didiskusikan dengan siapa, berapa orang dalam

kelompok diskusi dan berapa lama.

Ada dua faktor yang perlu mendapat perhatian pada saat mendesain LKS

yaitu, a) tingkat kemampuan membaca, b) pengetahuan siswa.

LKS didesain untuk dimanfaatkan siswa secara mandiri, dan Guru hanya

berperan sebagai fasilitator sehingga yang diharapkan berperan aktif dalam

mempelajari materi yang ada dalam LKS adalah siswa. Jika desain LKS yang kita

kembangkan terlalu rumit bagi siswa, maka siswa akan kesulitan dalam

memahami LKS. Berikut ini beberapa batasan yang bisa dipakai untuk

menentukan desain LKS.

1. Ukuran.

Gunakan ukuran yang dapat mengakomodasi kebutuhan instruksional

yang telah ditetapkan. Misalnya jika menginginkan siswa untuk mampu membuat

bagan alur, maka ukuran LKS sebaiknya A4 agar siswa cukup ruang dan leluasa

untuk membuat bagan.

2. Kepadatan halaman.

Usahakan agar halaman tidak terlalu dipadati dengan tulisan. Halaman

yang terlalu padat akan mengakibatkan siswa sulit memfokuskan perhatian. Di

samping itu, pengorganisasian halaman juga perlu diperhatikan. Jika siswa sulit

menentukan mana judul dan mana subjudul dari materi yang diberikan dalam

13

Page 14: Isi Makalah

LKS, hal ini akan menimbulkan kesulitan siswa untuk memahami materi secara

keseluruhan. Hal ini bisa ditanggulangi dengan memanfaatkan penggunaan huruf

besar atau penomoran. Sebaiknya pemilihan pola penulisan ini harus konsisten.

3. Kejelasan.

Pastikan bahwa materi dan instruksi yang diberikan dalam LKS dapat

dengan jelas dibaca siswa. Sesempurna apa pun materi yang kita persiapkan tetapi

jika siswa tidak dapat membacanya dengan jelas, maka LKS tidak akan

memberikan hasil yang optimal.

 

14

Page 15: Isi Makalah

BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

a. Lembar Kerja Siswa ( LKS) bisa diartikan lembaran-lembaran yang

digunakan peserta didik sebagai pedoman dalam proses pembelajaran, serta berisi

tugas yang dikerjakan oleh siswa baik berupa soal maupun kegiatan yang akan

dilakukan peserta didik.

b. Ada dua macam lembar kerja siswa (LKS) yang dikembangkan dalam

pembelajaran di sekolah.

1) Lembar Kerja Siswa Tak Berstruktur.

2) Lembar Kerja Siswa Berstruktur

Berdasarkan isinya ada dua macam LKS yaitu berisi narasi atau gambar yang

diberi keterangan –keterangan

Berdasarkan langkah kerjanya ada LKS resep dan bukan resep

Berdasarkan metodenya, ada LKS eksperimen dan LKS non-eksperimen

c. Fungsi Lembar kerja siswa ( LKS ) non laboratorium / non eksperimen

dalam proses belajar mengajar ada dua sudut pandang

1) Dari sudut pandang peserta didik

2) Dari sudut pandang guru

d. Tujuan penggunaan LKS dalam proses belajar mengajar adalah sebagai

pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses kegiatan pembelajaran

e. Peran LKS sangat besar dalam proses pembelajaran karena dapat

meningkatkan aktifitas siswa dalam belajar dan penggunaannya dalam

pembelajaran fisika dapat membantu guru untuk mengarahkan siswanya

menemukan konsep-konsep melalui aktifitasnya sendiri

f. Manfaat LKS Non Laboratorium (Non Eksperimen) antara lain:

1) LKS memiliki soal-soal yang harus dikerjakan siswa, dan kegiatan-kegitan

seperti percobaan atau terjun ke lapangan yang harus siswa lakukan.

2) Merupakan bahan ajar cetak.

15

Page 16: Isi Makalah

3) Materi yang disajikan merupakan rangkuman yang tidak terlalu luas

pembahasannya tetapi sudah mencakup apa yang akan dikerjakan atau dilakukan

oleh peserta didik.

4) Memiliki komponen-komponen seperti kata pengantar, pendahuluan,

daftar isi, dll

g. Langkah-langkah menyusun LKS adalah sebagai berikut :

1) Analisis kurikulum untuk menentukan materi yang memerlukan bahan ajar

LKS

2) Penulisan LKS

3) Menentukan judul-judul LKS

4) Menyusun peta kebutuhan LKS

1.2 Kritik dan Saran

16