Isi Makalah

8
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hak menurut Fagin dikutip oleh Ismani, (2001), merupakan tuntutan terhadap sesuatu, dimana seseorang mempunyai hak terhadapnya, seperti kekuasaan dan hak- hak istimewa yang berupa tuntutan yang berdasarkan keadilan, moralitas atau legalitas. 1.2 Rumusan Masalah Apa saja hak-hak yang dimiliki oleh pasien ? 1.3 Tujuan Penulisan Agar mahasiswa keperawatan mengetahui dan lebih memahami mengenai hak-hak pasien. 1.4 Metode Penulisan Metode penulisan makalah ini menggunakan metode pustakaan dan media internet. pustakaan dan media internet adalah metode dengan cara membaca dan mengumpulkan data-data dari buku serta internet. 1

description

l

Transcript of Isi Makalah

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangHak menurut Fagin dikutip oleh Ismani, (2001), merupakan tuntutan terhadap sesuatu, dimana seseorang mempunyai hak terhadapnya, seperti kekuasaan dan hak-hak istimewa yang berupa tuntutan yang berdasarkan keadilan, moralitas atau legalitas.

1.2 Rumusan MasalahApa saja hak-hak yang dimiliki oleh pasien ?

1.3 Tujuan PenulisanAgar mahasiswa keperawatan mengetahui dan lebih memahami mengenai hak-hak pasien.

1.4 Metode PenulisanMetode penulisan makalah ini menggunakan metode pustakaan dan media internet. pustakaan dan media internet adalah metode dengan cara membaca dan mengumpulkan data-data dari buku serta internet.

BAB 2TINJAUAN PUSTAKAHAK HAK YANG DIMILIKI PASIEN

Hak-hak pasien yang sekarang ini sering dibicarakan menurut Purnomo dikutip oleh Robert, (1995) tumbuh dari mata rantai pasal 25 The United Nations Universal Declaration of Human Rights 1948 : pasal I The United Nations International Convention Civil and Political Rights 196 yaitu hak untuk memperoleh pemeliharaan kesehatan (The Right to Self Determination) kemudian dari Deklarasi Helsinki, oleh The 18th World Medical Assembly, Finland 1964 muncul hak untuk memperoleh informasi (The Right to Information).Direktorat Pelayanan Keperawatan Dirjen.Yan.Medik Dep. Kes. RI 2001 memberikan ketentuan tentang hak-hak pasien yaitu :a) Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit.b) Pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.c) Memperoleh pelayanan keperawatan dan asuhan yang bermutu sesuai dengan standar profesi keperawatan tanpa diskriminasi.d) Memilih dokter dan kelas keperawatan sesuai dengan keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit.e) Meminta konsulatsi ke dokter lain yang terdaftar di rumah sakit tersebut (second opinion), terhadap penyakit yang dideritanya sepengetahuan dokter yang menangani.f) Privacy dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya.g) Mendapatkan informasi yang meliputi : penyakit yang dideritanya, tindakan medik yang akan dilakukannya, kemungkinan penyulit sebagai akibat dari tindakan tersebut dan tindakan untuk mengatasinya, alternatif terapi lainnya beserta resikonya, prognosa penyakitnya dan prakiraan biaya pengobatan/rincian biaya atas penyakit yang dideritanya.h) Menyetujui/memberikan tindakan atas tindakan yang akan dilakukan oleh perawat sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.i) Menolak tindakan yang akan dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya.j) Hak didampingi keluraganya dalam keadaan kritis.k) Hak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya. l) Hak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama perawatan di rumah sakit.m) Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap dirinya.n) Hak untuk menerima atau menolak bimbingan moril dan spirituil.o) Hak didampingi perawat/keluarga pada saat diperiksa dokter.Namun, berdasarkan buku promosi kesehatan teori dan aplikasi karya Notoatmodjo (2003) , Ada dua hak orang sakit yang harus dipenuhi oleh anggota maayarakat atau keluarganya. Hak orang sakit yang pertama dan yang utama adalah bebas dari segala tanggung jawab sosial yang normal. Artinya orang yang sedang sakit mempunyai hak untuk tidak melakukan pekerjaan sehari-hari yang biasa dia lakukan. Hal ini boleh dituntut, namun tidaklah selalu mutlak, tergantung tingkat keparahan atau tingkat persepsi dari penyakit tersebut. Apabila tingkat keparahan sakitnya rendah maka orang tersebut mungkin saja tidak perlu menuntut haknya. Dan seandainya menuntut haknya harus tidak secara penuh. Maksudnya, ia tetap berada dalam posisinya tetapi perananya dikurangi, dalam arti volumne dan frekuensi kerjanya dikurangi.Tetapi bila tingkat keparahannya tinggi maka hak tersebut harus dituntutnya, misalnya menderita penyakit menular seperti flu babi, flu burung, chikungunya dan sebagainya. Hak tersebut haruslah dituntut karena bila tidak akan dapat menimbulkan konsekuensi ganda, yaitu disamping produktivitas kerja menurun atau bahkan dapat menambah beratnya penyakit, penyakit yang dideritanyapun berpotensi menular kepada kepada rekan kerja bahkan keluarganya Kepada siapa hak tersebut dapat dituntut. Pertama sebagai anggota keluarga tuntutan hak tersebut tentu saja kepada anggota keluarga lainnya. Selanjutnya anggota keluarga yang lain menruskan tuntutan kepada masyrakat dimana saja si penderita mendapatkan posisi dan perananTuntutan kedua adalah kepada organisai ketja (Tempat kerja). Tuntutan ketiga adalah kepada organisasi organisai masyarakat dimana penderita menduduki posisi dan peranan tertentu.Hak yang kedua adalah hak untuk menuntut bantuan atau perawatan kepada orang lain. Didalam masyarakat yang sedang sakit berada dalam posis I yang lemah, lebih-lebih bila sakitnya berada dalam derajat keparahan yang tinggi. Di pihak lain. orang sakit dituntut kewajibannya untuk sembuh dan juga ditutntut untuk segera kembali berperan dalam sistem sosial..Dari situlah dia berhak dibantu dan dirawat agar cepat memperoleh kesembuhan. Anggota keluarga dan anggota masyarakat berkewajiban untuk membantu dan merawatnya. Oleh karena tugas penyembuhan dan perawatan memerlukan suatu keahlian tertentu, maka tugas ini didelegasikan kepada lembaga-lembaga masyarakat atau individu tertentu seperti dokter, perawat, bidan dan petugas kesehatan lainnya. Pemerintah dalam hal ini juga sebagai penyelenggara pelayanan sosial berkeweajiban untuk memberikan hak-hak pemyembuhan dan perawatan kepada anggotanya yang sedang sakit.

BAB 3PENUTUP

3.1 KESIMPULAN Mengetahui hak-hak pasien adalah penting, hal ini bertujuan untuk meningkatkan mutu asuhan kesehatan dan membuat sistem asuhan kesehatan yang responsive terhadap kebutuhan klien. Sehingga hak orang sakit yang pertama dan yang utama adalah bebas dari segala tanggung jawab sosial yang normal. Artinya, orang yang sedang sakit mempunyai hak untuk tidak melakukan pekerjaan sehari-hari yang biasa dia lakukan. Hak yang kedua dari orang sakit adalah untuk menuntut (mengklaim) bantuan atau perawatan kepada orang lain.

3.2 SARANDengan adanya makalah ini diharapkan nantinya mahasiswa lebih memahami tentang Apa saja yang merupakan hak dari pasien dalam promosi keperawatan.

DAFTAR PUSTAKABiro Umum Sekretariat Jenderal Depkes RI. (1980). Struktur Organisasi Departemen Kesehatan RI, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, JakartaNotoatmodjo Soekidjo . 2003. Promosi kesehatan teori dan aplikasi. Depok : PT Rineka Cipta

6