Isi Makalah

download Isi Makalah

If you can't read please download the document

Transcript of Isi Makalah

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masih ingatkah apa persamaan dan perbedaan antara ekskresi, sekresi, dan defekasi ? bahwa persamaannya adalah ketiganya merupakan proses pengeluaran, hanya bagaimana prosesnya, apa yang dikeluarkan dan bagian mana yang mengeluarkannya itulah yang menjadi perbedaan ketiganya. Ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak dipergunakan lagi oleh tubuh khususnya oleh sel dan darah. Sekresi adalah proses pengeluaran berupa getah, yang digunakan oleh tubuh seperti hormon, enzim, dan sebagainya. Alat yang mengeluarkan getah tersebut biasanya berupa kelenjar. Sedangkan defekasi adalah proses pengeluaran sisa-sisa pencernaan yang disebut feses. Di dalam tubuh setiap makhluk hidup terjadi reaksi penyusunan dan pembongkaran (metabolisme). Reaksi metabolisme tersebut menghasilkan zat yang diperlukan dan juga zat sisa yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh. Mekanisme itu disebut sistem ekskresi yaitu proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak dipergunakan lagi oleh tubuh khususnya oleh sel dan darah. Zat sisa yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh dan harus dikeluarkan dari tubuh antara lain karbondioksida (CO2), air (H2O), dan amonia (NH3), sedangkan zat warna empedu dirombak terlebih dahulu menjadi urobilinogen dan asam urat yang selanjutnya dirombak menjadi NH3 sebelum dikeluarkan. Zat yang di keluarkan dalam proses ekskresi ini biasanya dalam bentuk terlarut dan diekskresikan melalui suatu proses filtrasi selektif. 1.2 Perumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan sistem pengeluaran ?

1

2. Organ apa saja yang terlibat dalam proses pengeluaran ? 3. Bagaimana organ tersebut bekerja? 4. Apa saja penyakit yang ditimbulkan karena terganggunya sistem pengeluaran? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian system pengeluaran 2. Untuk mengetahui organ yang terlibat dalam proses pengeluaran 3. Untuk mengetahui bagaimana organ tersebut bekerja 4. Untuk mengetahui penyakit atau kelainan yang ditimbulkan karena terganggunya sistem pengeluaran

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1

Pengertian Sistem Pengeluaran Proses pengeluaran zat sisa metabolisme dari sel-sel tubuh yang tidak

berguna bagi tubuh disebut ekskresi. Selain melakukan pengeluaran zat sisa metabolisme, sistem ekskresi juga melakukan proses osmoregulasi. Osmoregulasi adalah pengaturan keseimbangan air di dalam tubuh mahluk hidup. Contoh osmoregulasi adalah keluarnya urine dari dalam tubuh. Volume urine yang dikeluarkan dari tubuh berubah-ubah. Jika kandungan air di dalam tubuh tinggi, urine yang dikeluarkan banyak. Sebaliknya, jika kandungan air di dalam tubuh rendah, urine yang dikeluarkan dari dalam tubuh kita sedikit. Sistem ekskresi pada manusia dan vertebrata lainnya melibatkan organ ginjal, paru-paru, kulit, dan hati. Namun yang terpenting dari keempat organ tersebut adalah ginjal. Sistem ekskresi pada manusia memiliki beberapa kegunaan bagi tubuh. Selain untuk mengeluarkan ekskresi terdapat kegunaan lainnya, antara lain berguna dalam mempertahankan temperatur tubuh dalam keadaan normal (sering dikenal dengan istilah termoregulasi), berguna dalam pengaturan konsentrasi serta volume cairan tubuh (sering dikenal dengan istilah osmoregulasi), serta dapat berguna dalam3

membuang zat sisa (sampah) yang tidak berguna serta beracun dalam tubuh. 2.2 Organ-Organ Yang Terlibat Dalam Proses Pengeluaran Sesuai kegunaannya di dalam tubuh, maka alat system ekskresi pada manusia antara lain ginjal, kulit, hati, serta paru-paru. Meski alat ekskresi memiliki karakteristik serta fungsi bagi tubuh, tapi kelainan pada sistem ekskresi tidak dapat dihindari jika kesehatannya tidak terjaga. Kelainan tersebut sering disebabkan oleh bakteri, virus, efek samping obat, pola makan tidak sehat, serta jamur.

2.2.1

Ginjal

Unit fungsional terkecil dari ginjal adalah nefron. Nefron tersebut terdiridari struktur vaskuler yaitu glomerlurus dan struktur non vaskuler yaitu capsula bowman, tubulus proximal, ansa henle pars desendens dan pars asendens, tubulusdistal, dan duktus koligentes. Tiap ginjal mengandung 1,3 juta nefron. Ginjal merupakan alat sistem ekskresi pada manusia yang

mengeluarkan urin sebagai bentuk sisa metabolismenya. Urin tersebut mengandung amoniak, air, garam mineral tertentu, ureum serta asam urat. Ginjal yang dibelah secara membujur akan memperlihatkan bagian-bagian korteks yang merupakan lapisan luar. Medula (sumsum ginjal), dan pelvis (rongga ginjal). Di bagian korteks terdapat jutaan alat penyaring yang disebut nefron. Setiap nefron terdiri atas badan Malpighi dan tubulus kontortus. Badan Malpighi terdiri atas kapsula (simpai) Bowman Dan glomerulus. Glomrerulus merupakan anyaman pembuluh kapiler. Kapsula Bowman berbentuk mangkuk yang mengelilingi glomerulus.'I'ubulus kontortus terdiri atas tubulus kontortus proksimal. tubulus kontortus distal. Dan tubulus kontortus kolektivus. Di antara tubuIus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal terdapat gelung

/lengkung Henle pars ascenden (naik) dan pars descenden (turun). Adapun hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik dan fungsi ginjal sebagai berikut : Jumlahnya ada dua atau sepasang (ginjal kiri dan ginjal kanan). Ginjal kiri lebih tinggi daripada ginjal kanan dilihat dari posisinya karena diatas ginjal kanan terdapat hati Terletak dirongga perut sebelah kiri depan serta kanan depan tubuh yang berdekatan dengan ruas tulang belakang bagina pinggang Bentuknya seperti kacang ercis dengan panjang kurang lebih sepuluh sentimeter dengan beratnya sekitar duaratus gram Bagian-bagian ginjal sebagai salah satu sistem ekskresi pada manusia sesuai nama penemunya, antara lain kapsul bowman diambil dari nama penemunya William Bowman (1816-1892), glomelurus diambil dari nama penemunya Marcello Malpighi (1628-1694), serta lengung henle diambil dari nama penemunya Jacob Henle (1809-1885) a. Struktur Ginjal

5

Ginjal terdiri dari tiga bagian utama yaitu: 1. Korteks (bagian luar/kulit ginjal) Bagian korteks ginjal mengandung banyak sekali nefron 100 juta sehingga permukaan kapiler ginjal menjadi luas, akibatnya perembesan zat buangan menjadi banyak. Setiap nefron terdiri atas badan Malphigi dan tubulus (saluran) yang panjang. Pada badan Malphigi terdapat kapsula Bowman yang bentuknya seperti mangkuk atau piala yang berupa selaput sel pipih. Kapsula Bowman membungkus glomerulus. 2. Medulla (sumsum ginjal) Tubulus pada badan Malphigi adalah tubulus proksimal yang bergulung dekat kapsula Bowman yang pada dinding sel terdapat banyak sekali mitokondria. Tubulus yang kedua adalah tubulus distal. 3. Pelvis renalis (rongga ginjal / piala ginjal) Pada rongga ginjal bermuara pembuluh pengumpul. Rongga ginjal dihubungkan oleh ureter (berupa saluran) ke kandung kencing (vesika urinaria) yang berfungsi sebagai tempat penampungan sementara urin sebelum keluar tubuh. Dari kandung kencing menuju luar tubuh urin melewati saluran yang disebut uretra. b. Fungsi Ginjal

Fungsi ginjal adalah : Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa

metabolisme tubuh yang mengandung nitrogen, misalnya amonia. Mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan, misalnya vitamin. Reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh bagian tubulus ginjal. Menjaga keseimbanganan asam basa, air dalam tubuh manusia. Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan

mematangkan sel-sel darah merah (SDM) di sumsum tulang. 2.2.2 Kulit Kulit merupakan alat sistem ekskresi pada manusia yang mengeluarkan keringat sebagai bentuk ekskresi tubuh. Kulit menjadi bagian paling luar dari tubuh yang dapat melindungi bagian dalam tubuh. Seluruh permukaan tubuh kita terbungkus oleh lapisan tipis yang sering kita sebut kulit. Kulit merupakan benteng pertahanan tubuh kita yang utama karena berada di lapisan anggota tubuh yang paling luar dan berhubungan langsung dengan lingkungan sekitar. Kulit berfungsi sebagai organ ekskresi karena mengandung kelenjar keringat (glandula sudorifera) yang mengeluarkan 5% sampai 10% dari seluruh sisa metabolisme. Keringat mengandung air, larutan garam, dan urea. Pengeluaran keringat yang berlebihan bagi pekerja berat menimbulkan hilangnya garam-garam mineral sehingga dapat menyebabkan kejang otot dan pingsan. Selain berfungsi mengekskresikan keringat, kulit juga berfungsi sebagai pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran, serangan kuman, penguapan, sebagai organ penerima rangsang (reseptor), menyimpan kelebihan lemak, tempat pembuatan vitamin D dari pro vitamin D dengan bantuan sinar matahari yang mengandung ultraviolet , serta pengatur suhu tubuh. Kulit terdiri atas tiga lapisan yaitu epidermis,

7

dermis dan jaringan ikat bawah kulit.

1. Epidermis (Kulit Ari) Epidermis tersusun oleh sejumlah lapisan sel yang pada dasarnya terdiri atas dua lapisan yaitu: a. Lapisan tanduk Merupakan lapisan epidermis paling luar. Pada lapisan ini tidak terdapat pembuluh darah dan serabut saraf, karena merupakan sel-sel mati dan selalu mengelupas. Lapisan ini jelas sekali terlihat pada telapak tangan dan telapak kaki. b. Lapisan malpighi Lapisan ini terdapat di bawah lapisan tanduk. Sel-selnya terdapat pigmen yang menentukan warna kulit. 2. Dermis (Kulit Jangat) Merupakan lapisan kulit di bawah epidermis, di dalam lapisan ini terdapat beberapa jaringan yaitu: a. Kelenjar keringat, yang berfungsi untuk menghasilkan keringat. Keringat tersebut bermuara pada pori-pori kulit. b. Kelenjar minyak, yang berfungsi untuk menghasilkan minyak guna menjaga rambut tidak kering. Kelenjar ini letaknya dekat akar rambut.

c. Pembuluh darah, yang berfungsi untuk mengedarkan darah ke semua sel atau jaringan termasuk akar rambut. d. Ujung-ujung saraf. Ujung saraf yang terdapat pada lapisan ini adalah ujung saraf perasa dan peraba. 3. Jaringan Ikat Bawah Kulit Di bagian ini terdapat jaringan lemak (adiposa). Fungsinya antara lain untuk penahan suhu tubuh dan cadangan makanan. Kelenjar keringat akan menyerap air dan garam mineral dari kapiler darah karena letaknya yang berdekatan. Selanjutnya, air dan garam mineral iniakan dikeluarkan di permukaan kulit (pada pori) sebagai keringat. Keringat yang keluar akan menyerap panas tubuh sehingga suhu tubuh akan tetap. Dalam kondisi normal, keringat yang keluar sekitar 50 cc per jam. Jumlah ini akan berkurang atau bertambah jika ada faktor-faktor berikut : suhu lingkungan yang tinggi, gangguan dalam penyerapan air pada ginjal (gagal ginjal), kelembapan udara, aktivitas tubuh yang meningkat sehingga proses metabolisme berlangsung lebih cepat untuk menghasilkan energi, gangguan emosional, dan menyempitnya pembuluh darah akibat rangsangan pada saraf simpatik. Fungsi Kulit : Selain sebagai alat pengeluaran, fungsi kulit sebagai berikut : a. Pengatur suhu tubuh. b. Pelindung tubuh dari gangguan fisik berupa tekanan, gangguan biologis berupa jamur dan gangguan yang bersifat kimiawi. c. Tempat penyimpanan kelebihan lemak.9

d. Tempat pembentukan vitamin D dari provitamin D dengan bantuan sinar matahari. e. Tempat indera peraba dan perasa. 2.2.3 Hati

Hati merupakan alat sistem ekskresi pada manusia dengan menghasilkan empedu (cairan jernih kehijauan, mengandung garam empedu, zat warna empedu (bilirubin), kolesterol, obat-obatan serta bakteri. Istilah medis yang bersangkutan dengan hati biasanya dimulai dalam hepatatau hepatik dari kata Yunani untuk hati, hepar.Hati merupakan kelenjar terbesar yang terdapat dalam tubuh manusia. Letaknya di dalam rongga perut sebelah kanan atas. Berwarna merah tua dengan berat mencapai 2 kilogram pada orang dewasa. Hati terbagi menjadi dua lobus, kanan dan kiri. Hati mendapat suplai darah dari pembuluh nadi (arteri hepatica) dan pembuluh gerbang (vena porta) dari usus. Hati dibungkus oleh selaput hati (capsula hepatica). Hati terdapat pembuluh darah dan empedu yang dipersatukan selaput jaringan ikat (capsula glison). Hati juga terdapat sel-sel perombak sel darah merah yangtelah tua disebut histiosit. Hati juga berfungsi merombak hemoglobin menjadi bilirubin dan biliverdin, dap setelah mengalami oksidasi akan berubah jadi urobilin yang memberi warna pada feses menjadi kekuningan. Demikian juga kreatinin hash

pemecahan protein, pembuangannya diatur oleh hati kemudian diangkut oleh darah ke ginjal. Adapun karakteristik dan fungsi dari hati sebagai berikut : Terletak di rongga perut sebelah kanan atas, memiliki berat sekitar 1,5 kilogram (3-5% dari berat badan), berupa kelenjar paling besar di dalam tubuh. Hati sebagai salah satu alat ekskresi pada manusia dilengkapi pembuluh darah dan saluran empedu untuk mengangkut hasil produksi empedu menuju duodenum. Di dalamnya juga terdapat sel perombak sel darah merah dengan sebutan histiosit (sel darah merah yang telah tua). Selain sebagai salah satu alat system ekskresi manusia, hati memiliki beberapa fungsi diantaranya dapat merombak kelebihan asam amino, dapat menawarkan racun di dalam tubuh, dapat mengubah provitamin A menjadi vitamin A, dapat menghasilkan empedu, dapat menyimpan kelebihan gula dalam bentuk glikogen dan sebagainya, tempat pembentukkan protrombin yang berperan dalam pembekuan darah, membentuk albumin dan globulin, serta tempat pembentukkan urea.

Fungsi hati sebagai berikut :

11

1. Metabolisme karbohidrat. Pembentukan, perubahan dan pemecahan KH, lemak dan protein saling berkaitan 1 sama lain. 2. Mengubah pentosa dan heksosa yang diserap dari usus halus menjadi glikogen, mekanisme ini disebut glikogenesis. Glikogen lalu ditimbun di dalam hati kemudian hati akan memecahkan glikogen menjadi glukosa yang disebut glikogenelisis. 3. Pembentukan pentosa mempunyai beberapa tujuan: Menghasilkan energi, biosintesis dari nukleotida, nucleic acid dan ATP, dan membentuk/ biosintesis senyawa 3 karbon (3C)yaitu piruvic acid (asam piruvat diperlukan dalam siklus krebs). 4. Metabolisme lemak. Hati tidak hanya membentuk/ mensintesis lemak tapi sekaligus mengadakan katabolisis asam lemak. Asam lemak dipecah menjadi beberapa komponen : - Senyawa 4 karbon keton bodies - Senyawa 2 karbon active acetate (dipecah menjadi asam lemak dan gliserol) - Pembentukan cholesterol

2.2.4

Paru-Paru

Paru-paru merupakan system ekskresi pada manusia karena hasil pernafasan berupa gas karbondioksida serta uap air dingkut darah menuju paruparu untuk dikeluarkan dari tubuh. Sebenarnya paru-paru adalah sekumpulan gelembung alveolus, terbentuk selaput pleura. Adapun karekteristik dan fungsi dari paru-paru antara lain : Terletak didalam rongga dada sebelah kanan dan kiri manusia. Organ ini dilindungi tulang rusuk. Terdapat dua bagian paru-paru yaitu paru-paru kiri dengan dua gelambir dan kanan dengan tiga gelambir Selain sebagai system alat ekskresi pada manusia, paru-paru juga berfungsi sebagai alat pernafasan pada manusia.

2.3 Organ pengeluaran bakerja/fisiologinya 2.3.1 Ginjal

13

Di dalam ginjal terjadi rangkaian proses filtrasi, reabsorbsi, dan augmentasi. 1. Penyaringan (filtrasi) Filtrasi terjadi pada kapiler glomerulus pada kapsul Bowman. Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium kapiler yang berpori (podosit) sehingga mempermudah proses penyaringan. Beberapa faktor yang mempermudah proses penyaringan adalah tekanan hidrolik dan permeabilitias yang tinggi pada glomerulus. Selain penyaringan, di glomelurus terjadi pula pengikatan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer) yang komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein. Pada filtrat glomerulus masih dapat ditemukan asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garamgaram lainnya.

2. Penyerapan kembali (Reabsorbsi) Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat glomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus

kontortus proksimal dan terjadi penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus kontortus distal. Substansi yang masih berguna seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Sisa sampah kelebihan garam, dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung ginjal mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa. Sebagian besar dari zatzat ini direabsorbsi beberapa kali. Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder yang komposisinya sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam mino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osn osis. Reabsorbsi air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal. 3. Augmentasi Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin. Hal-hal yang Mempengaruhi Produksi Urin Hormon anti diuretik (ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis posterior akan mempengaruhi penyerapan air pada bagian tubulus distal karena meningkatkan permeabilitias sel terhadap air. Jika hormon ADH rendah maka penyerapan air berkurang sehingga urin menjadi banyak dan encer. Sebaliknya, jika hormon ADH banyak, penyerapan air banyak sehingga urin sedikit dan pekat. Kehilangan kemampuan mensekresi ADH menyebabkan penyakit diabetes insipidus. Penderitanya akan menghasilkan

15

urin yang sangat encer. Selain ADH, banyak sedikitnya urin dipengaruhi pula oleh faktor-faktor berikut : Jumlah air yang diminum

Akibat banyaknya air yang diminum, akan menurunkan konsentrasi protein yang dapat menyebabkan tekanan koloid protein menurun sehingga tekanan filtrasi kurang efektif. Hasilnya, urin yang diproduksi banyak. Saraf

Rangsangan pada saraf ginjal akan menyebabkan penyempitan duktus aferen sehingga aliran darah ke glomerulus berkurang. Akibatnya, filtrasi kurang efektif karena tekanan darah menurun. Banyak sedikitnya hormon insulin

Apabila hormon insulin kurang (penderita diabetes melitus), kadar gula dalam darah akan dikeluarkan lewat tubulus distal. Kelebihan kadar gula dalam tubulus distal mengganggu proses penyerapan air, sehingga orang akan sering mengeluarkan urin. 2.3.2 Kulit

Mekanisme pengeluaran keringat yaitu Proses pengeluaran keringat diatur oleh hipotalamus (otak). Hipotalamus dapat menghasilkan enzim bradikinin yang bekerja mempengaruhi kegiatan kelenjar keringat. Jika hipotalamus mendapat rangsangan, misalnya berupa perubahan suhu

pada pembuluh darah, maka rangsangan tersebut diteruskan oleh saraf simpatetik ke kelenjar keringat. Selanjutnya kelenjar keringat akan menyerap air garam dan sedikit urea dari kapiler darah dan kemudian mengirimnya ke permukaan kulit dalam bentuk keringat. 2.3.3 Hati 1. Menghasilkan Getah Empedu

Getah empedu dihasilkan dari hasil perombakan sel darah merah. Getah ini ditampung di dalam kantung empedu kemudian disalurkan ke usus 12 jari. Getah empedu pada dasarnya terdiri atas dua komponen yaitu garam empedu dan zat warna empedu. Garam empedu berfungsi dalam proses pencernaan makanan yaitu untuk mengemulsi lemak. Sedangkan zat warna empedu tidak berfungsi sehingga harus diekskresikan. Zat warna empedu yang diekskresikan ke usus 12 jari, sebagian menjadi sterkobilin, yaitu zat yang mewarnai feses dan beberapa diserap kembali oleh darah dibuang melalui ginjal sehingga membuat warna pada urine yang disebut urobilin. Kedua zat ini mengakibatkan warna feses dan urine kuning kecoklatan. 2. Menghasilkan Urea Urea adalah salah satu zat hasil perombakan protein. Karena zat ini beracun bagi tubuh maka harus dibuang keluar tubuh. Dari hati urea diangkut ke ginjal untuk dikeluarkan bersama urine. Fungsi hati lainnya adalah mengatur kadar gula dalam darah, membunuh kuman dan racun yang masuk ke tubuh, sebagai tempat pembentukan

17

protrombin dan fibrinogen, dan tempat pengubahan provitamin A menjadi vitamin A. 2.3.4 Paru-paru

Didalam paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida. Karbondioksida dan air hasil metabolisme di jaringan diangkut oleh darah lewat vena untuk dibawa ke jantung, dan dari jantung akan dipompakan ke paru-paru untuk berdifusi di alveolus. Selanjutnya, H2O dan CO2 dapat berdifusi atau dapat dieksresikan di alveolus paru-paru karena pada alveolus bermuara banyak kapiler yang mempunyai selaput tipis. Karbon dioksida dari jaringan sebagian besar (75%) diangkut oleh plasma darah dalam bentuk senyawa HCO3, sedangkan sekitar 25% lagi diikat oleh Hb yang membentuk karboksi hemoglobin (HbCO2) 2.4 Kelainan Pada Sistem Pengeluaran 2.4.1 Kelainan dan Penyakit pada Ginjal Kelainan dan penyakit pada ginjal diantaranya adalah : a. Gagal Ginjal (Nefritis)

Disebabkan gangguan pada nefron (glomerolus) karena infeksi kuman, akibatnya kadar ureum dalam darah meningkat. Nefritis dapat menimbulkan uremia, yaitu adanya urine yang masuk ke dalam darah, sehingga menyebabkan penyerapan air terganggu dan tertimbun di kaki yang disebut oedema. Penyakit gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius atau terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri. Penyakit gagal ginjal lebih sering dialamai mereka yang berusia dewasa, terlebih pada kaum lanjut usia. Penyebab terjadinya gagal ginjal antara lain disebabkan oleh: 1. Makan makanan berlemak dan minum minuman beralkohol 2. Kolesterol dalam darah yang tinggi 3. Kurang berolahraga dan merokok. Tanda dan gejala gagal ginjal Adapun tanda dan gejala terjadinya gagal ginjal yang dialami penderita secara akut antara lain : Bengkak mata, kaki, nyeri pinggang hebat (kolik), kencing sakit, demam, kencing sedikit, kencing merah /darah, sering kencing. Sedangkan tanda dan gejala yang mungkin timbul oleh adanya gagal ginjal kronik antara lain : Lemas, tidak ada tenaga, nafsu makan, mual, muntah, bengkak, kencing berkurang, gatal, sesak napas, pucat/anemi.19

.

Pengobatan dan Penanganan Gagal Ginjal Kemajuan ilmu pengetahuan, memungkinkan fungsi ginjal digantikan. Penggantian fungsi tersebut dikenal dengan Renal Replacement Therapy (RRT) atau Terapi Pengganti Ginjal (TPG). Ada dua cara TPG, yakni haemodialisis / cuci darah dan transplantasi/cangkok ginjal. 1. Cuci darah (haemodialisis) Cara ini dilakukan dengan menggunakan bantuan mesin yang disebut mesin dialisis (dialiser). Darah diambil melalui pembuluh darah nadi (arteri) dan dicuci di dalam dialiser. Kemudian darah bersih hasil pencucian dimasukkan kembali ke tubuh pasien melalui pembuluh darah balik (vena).Proses haemodialisis ini memerlukan waktu sekitar 6 10 jam. Dialiser hanya mampu melakukan penyaringan (filtrasi), tidak dapat melakukan penyerapan dan pengeluaranseperti pada ginjal alami. 2. Cangkok Ginjal (Transplantasi Ginjal) Tindakan pencangkokan ginjal dilakukan melalui operasi. Posisi ginjal baru di cangkokkan di bawah ginjal yang rusak (Gambar 1.11). Cangkok ginjaldikatakan berhasil jika tubuh penderita dapat menerima ginjal baru . Tetapi, pencangkokkan ginjal dapat mengalami kegagalan. Hal ini dapat terjadi karena sistem kekebalan tubuh penderita menganggap ginjal baru sebagai jaringan asing. Oleh karena itu untuk mengurangi resiko kegagalan, sedapat mungkin ginjal yang akan dicangkokkan berasal dari keluarga atau kerabat terdekat pasien. Tindakan Pencegahan Gagal Ginjal Kita yang dalam kondisi "merasa sehat" setidaknya diharapkan dapat melakukan pemeriksaan kedokter/kontrol/laboratorium. Sedangkan bagi mereka yang dinyatakan mengalami gangguan Ginjal, baik ringan atau sedang diharapkan berhati-hati dalam mengkonsumsi oabat-obatan seperti obat rematik, antibiotika tertentu dan apabila terinfeksi segera

diobati, Hindari kekurangan cairan (muntaber), Kontrol secara periodik b. Kencing Manis(Diabetes Melitus)

Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh. Normalnya kadar gula dalam darah berkisar antara 70 - 150 mg/dL. Insulin adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh pankreas yang bertanggung jawab untuk mengontrol jumlah/kadar gula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk merubah (memproses) karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang diperlukan tubuh manusia. Hormon insulin berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah. Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mg/dL dan air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glukosa), sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita :

21

1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria). 2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia). 3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia). 4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria). 5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya. 6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki. 7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu. 8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba. 9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya. 10. Mudah terkena infeksi terutama pada kulit. Jenis / Tipe Diabetes Melitus : 1. Diabetes Mellitus tipe 1

Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana tubuh kekurangan hormon insulin, dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). 2. Diabetes Mellitus tipe 2 Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya, dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Pengobatan dan Penanganan Penyakit Diabetes Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin (Lantus/Levemir, Humalog, Novolog atau Apidra) yang

berkesinambungan, selain itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet). Pada penderita diabetes mellitus tipe 2, penatalaksanaan pengobatan dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik. Pengontrolan nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan, yaitu dengan mengurangi berat badan, diet, dan berolahraga. Jika hal ini tidak mencapai hasil yang diharapkan, maka pemberian obat tablet akan diperlukan. Bahkan pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar gula darah. c. Diabetes Inspidus (Beser Seni) Penyakit ini disebabkan tidak ada hormon ADH, akibatnya urine meningkat. d Albuminuria

Disebabkan adanya protein dalam urine, akibatnya kerusakan atau iritasi sel ginjal karena infeksi.

e. Batu Ginjal

23

Batu ginjal disebabkan karena kekurangan minum dan sering menahan kencing, akibatnya mengendap menjadi batu ginjal.

Batu di dalam ginjal atau saluran kemih yang berukuran kecil biasanya tidak menimbulkan gejala dan dapat keluar sendiri bersama air seni. Tetapi batu yang lebih besar dapat menimbulkan hambatan atau bahkan sumbatan aliran air seni. Jika hal ini terjadi maka akan timbul berbagai macam gejala, yang antara lain : 1. Rasa nyeri yang berat dan tiba-tiba di daerah pinggang yang menjalar sampai pangkal paha. Rasa nyeri tidak berkurang walaupun penderita mencoba posisi-posisi tertentu, misalnya berbaring, membungkuk, dll. Penderita biasanya harus menggeliat menahan sakit. Bahkan karena rasa sakit yang amat sangat, seringkali penderita basah kuyup oleh keringat. 2. Biasanya ada keluhan mual dan muntah. 3. Walaupun tidak selalu, kadang kala dijumpai darah pada air seni. Hal ini terjadi karena batu mengiritasi saluran kemih sehingga menimbulkan luka. 4. Perasaan terbakar di saluran kemih saat kencing. 5. Rasa sangat ingin kecing. 6. Demam. Batu ginjal atau batu saluran kemih umumnya timbul akibat berubahnya

keseimbangan normal antara air, garam, mineral, dan zat-zat lain dalam air seni.Agar terhindar dari penyakit batu ginjal, beberapa cara yang disarankan antara lain : 1. Minum banyak air (8-10 gelas sehari), dengan demikian urin menjadi lebih encer sehingga mengurangi kemungkinan zat-zat pembentuk batu untuk saling menyatu. Dengan minum banyak, air seni biasanya berwarna bening, tidak kuning lagi. 2. Minum air putih ketika bangun tidur di subuh hari. Hal ini akan segera merangsang kita untuk berkemih, sehingga air seni yang telah mengendap semalamam tergantikan dengan yang baru. 3. Jangan menahan kencing; kencing yang tertahan dapat menyebabkan urin menjadi lebih pekat, atau infeksi saluran kemih. Urin yang pekat dan infeksi saluran kemih merupakan faktor pendukung terbentuknya batu. 4. Pola makan seimbang, berolahraga, dan menjaga berat badan tetap ideal. f. Polyuria

Yaitu kelainan pada ginjal dimana urine yang dikeluarkan sangat banyak dan encer, disebabkan kemampuan nefron untuk mengadakan reabsorbsi sangat rendah atau gagal. g.Oligouria Yaitu kelainan pada gunjal dimana urine yang dikeluarkan sangat sedikit bahkan tidak berurine, disebabkan oleh kerusakan ginjal secara total.

25

2.4.2 Kelainan dan Penyakit pada Hati Kelainan dan penyakit pada hati yang umumnya dijumpai di masyarakat saat ini adalah hepatitis atau penyakit kuning. Disebut demikian karena tubuh penderita menjadi kekuningan, disebabkan zat warna empedu beredar ke seluruh tubuh. Penyakit ini disebabkan oleh serangan virus yang dapat menular melalui makanan, minuman, jarum suntik dan transfusi darah. Jika seseorang menderita hepatitis yang merupakan peradangan pada hati atau liver ini dapat menghancurkan kesehatan orang tersebut secara keseluruhan karena racun mengendap pada darah dan meresap atau mengganggu organ lain. Akibat lainnya adalah hati menolak darah yang mengalir sehingga tekanan darah menjadi tinggi dan pecahnya pembuluh darah.

Hepatitis adalah peradangan pada sel-sel hati. Penyebab penyakit hepatitis yang utama adalah virus. Virus hepatitis yang sudah ditemukan sudah cukup banyak dan digolongkan menjadi virus hepatitis A, B, C, D, E, G, dan TT. Beberapa jenis hepatitis yang saat ini harus diwaspadai adalah: 1. Hepatitis A yang disebabkan oleh Virus Hepatitis A (VHA). Virus hepatitis A biasa terdapat pada kotoran penderitanya. Virus dapat hidup pada air atau es batu. Cara penyebaran virus ini adalah karena meminum air yang tercemar VHA. Bisa juga karena mengkonsumsi makanan yang tidak dimasak dengan benar sehingga virus tetap hidup pada makanan atau karena orang yang mempersiapkan makanan tidak terbiasa cuci tangan dengan benar terlebih dahulu, padahal mungkin saja pada tangannya terdapat virus hepatitis A. Tidak mencuci tangan sehabis

menggunakan toilet juga menyebabkan virus ada pada kotoran manusia ini akhirnya berpindah. 2. Hepatitis B yang disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB).

Penularan virus hepatitis B (VHB) biasanya melalui darah atau cairan tubuh seperti air liur, cairan vagina, atau air mani yang masuk dalam aliran darah orang sehat. Ini karena hepatitis B terdapat dalam darah dan cairan tubuh tersebut. Tranfusi darah, darah pada pisau cukur, perawatan gigi, gunting kuku, jarum suntik atau jarum yang digunakan untuk membuat tato dapat memindahkan sejumlah kecil darah yang terinfeksi virus hepatitis. Bahkan noda darah yang sudah mengering dapat menulari orang lain selama 1 minggu sejak menempel pada suatu benda. Cara lain penyebaran virus ini adalah karena terbawa dari sejak kandungan dari seorang ibu yang terinfeksi dan karena hubungan seks. 3. Hepatitis C yang disebabkan oleh Virus Hepatitis C (VHC). Penularan virus hepatitis C ini melalui darah (suntikan bersama pada pengguna narkoba suntik, tranfusi darah yang sudah tercemar virus hepatitis C, pisau cukur atau silet bekas dari pengidap hepatitis C, pemakaian sikat gigi dan tusuk gigi bersama dengan pengidap hepatitis C) dan hubungan seks dengan penderita hepatitis C tanpa pelindung kondom. Gejala umum penyakit hepatitis A, B, dan C sama, yaitu demam, mual, muntah, rasa sakit di bagian perut, dan urine berwarna gelap. Untuk pencegahan, Hepatitis A dengan pemberian vaksin ISG (Immune Serum Globulin), Hepatitis B dengan pemberian vaksin HBIG (Hepatitis B Immune Globulin), dan untuk Hepatitis C belum ada vaksinnya. Perawatan dini harus segara dilakukan agar penderita dapat disembuhkan, karena semakin lambat ditangani, virus akan semakin

27

merusak hati dan bahkan menjadi kanker. Tetapi, kadangkala karena tidak menampakkan gejala yang jelas, kebanyakan orang tidak menyadari kalau dalam tubuhnya sudah berdiam virus hepatitis dan terlanjur hati sudah menjadi rusak parah. Vaksinasi dapat diberikan agar seseorang mendapatkan antibodi dari virus hepatitis A (VHA) dan virus hepatitis B (VHB). Namun, untuk hepatitis C tidak ada vaksinasi untuk mencegahnya. Walau seseorang belum terindikasi virus ini tetapi pemberian vaksin dapat mencegah virus merusak hati karena gejala hepatitis bisa saja baru muncul puluhan tahun kemudian. Pemberian vaksin khususnya perlu diberikan pada anak-anak karena kekebalan tubuh mereka lebih lemah untuk membersihkan virus hepatitis dibandingkan orang dewasa. Jika kondisi hati sudah rusak parah, pilihannya adalah melakukan pencangkokkan hati. Tetapi, ini akan sulit karena donor hati yang ada lebih sedikit dibandingkan daftar tunggu dari penderita yang membutuhkan hati. Penderita hepatitis seharusnya mengkonsumsi makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup agar tubuh mampu bertahan menghadapi virus ini dan mencegah jumlah virus semakin banyak yang akan menggeroti kesehatan penderitanya. Gizi dan istirahat yang baik juga harus dipenuhi untuk semua, karena bisa saja tanpa sepengetahuan kita, virus menulari dan menyerang hati atau liver. Tetapi, dengan kekebalan tubuh yang kuat, tubuh akan mampu menangani virus hepatitis yang membahayakan ini. 2.4.3 Kelainan dan Penyakit pada Kulit Kulit manusia dapat mengalami gangguan karena berbagai sebab khususnya yang berkaitan dengan ekskresi diantaranya adalah : Biang keringat

Biang keringat dapat mengenai siapa saja; baik anak-anak, remaja, atau orang tua. Biang keringat terjadi karena kelenjar keringat tersumbat oleh sel-sel kulit mati yang tidak dapat terbuang secara sempurna. Keringat yang terperangkap tersebut menyebabkan timbulnya bintikbintik kemerahan yang disertai gatal. Daki, debu, dan kosmetik juga dapat menyebabkan biang keringat. Orang yang tinggal di daerah tropis yang kelembapannya tidak terlalu tinggi, akan lebih mudah terkena biang keringat. Biasanya, anggota badan yang terkena biang keringat yaitu kaki, leher, punggung, dan dada. Agar tidak terkena biang keringat, aturlah ventilasi ruangan dengan baik. Selain itu, jangan berpakaian yang terlalu tebal dan ketat. Namun, jika sudah terlanjur terserang biang keringat, taburkan bedak di sekitar biang keringat. Apabila bintik-bintik biang keringat sudah mengeluarkan nanah, sebaiknya segera periksakan ke dokter. Kanker kulit

Kanker kulit merupakan salah satu jenis penyakit kanker yang harus

29

diwaspadai oleh semua orang, karena menurut penelitian kanker kulit merupakan penyakit mematikan di urutan ke 7 (baca : Kanker Kulit, Peringkat Ketujuh Penyakit Mematikan) pantas sewajarnya kita harus benar-benar memperhatikan kondisi kesehatan kita terhadap penyakit kanker kulit. Penelitian terakhir menyebutkan bahwa setiap tahun, di Amerika ada lebih dari satu juta orang terkena kanker kulit akibat paparan sinar UV. Kita tahu di USA mayoritas penduduknya berkult putih dah lebih suka berpakaian terbuka. Penyakit kanker kulit ini memang lebih sering menyerang ras kulit putih, tapi bukan berarti kita yang berkulit cokelat sawo matang merasa aman. Di Amerika, selain kanker darah leukemia dan kanker serviks yang mengancam kesehatan masyarakat, kanker kulit juga ikut andil sebagian besar kasus penyakit kanker kulit disebabkan karena sinar UV, baik langsung dari matahari, maupun dari tanning bed yang sering digunakan orang-orang kulit putih untuk membuat kulit jadi berwarna kecoklatan. Namun sinar UV bukan satu-satunya penyebab kanker kulit, dan kita yang berkulit gelap pun tetap harus waspada bahaya ini. Ada tiga jenis kanker kulit yang paling umum: 1. Basal Cell Carcinoma (BCC) BCC adalah jenis kanker kulit yang paling sering terjadi, sel basal di bawah lapisan kulit terluar. 2. Squamous Cell Carcinoma (SCC) Kanker kulit yang juga paling umum terjadi adalah SCC, yang biasa ditemukan di sel squamus. SCC mirip dengan BCC karena seringkali muncul di area yang terpapar langsung pada sinar UV seperti kulit wajah, kulit kepala, leher, tangan, lengan, dan kaki. 3. Melanoma Melanoma termasuk jenis kanker kulit yang agak jarang, namun ini adalah yang paling berbahaya. Melanoma muncul di bagian bawah epidermis. Semua orang tanpa terkecuali harus waspada terhadap bahaya kanker kulit. Tiga tipe kanker kulit di atas memang biasanya menjangkiti ras Kaukasia alias kulit putih, namun penyakit ini juga bisa menghampiri kita yang memiliki kulit lebih gelap. Kanker kulit umumnya disebabkan mutasi akibat paparan sinar UV, namun bisa juga dipengaruhi oleh faktor genetis maupun faktor lingkungan. Beberapa faktor lain yang berisiko tinggi terkena kanker kulit adalah penyakit kulit seperti lupus dan lepra, luka bakar, bisul yang tak kunjung sembuh, terapi radiasi, trauma panas, ekspos terhadap arsenik, transplantasi organ, dan kondisi kulit genetis seperti albino. Ciri-Ciri Kanker Kulit inilah yang harus anda kenali, banyak berbagai ahli kulit menjelaskan dan menyarankan untuk selalu perhatikan kulit dan jalankan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi melanoma. Jika Anda menemukan tompel pada permukaan kulit, waspadai 5 hal berikut ini:

* A: Asimetris -> bentuk tompel tak simetris, bagian kiri dan kanan berbeda. * B: Border -> batas pinggiran tompel tak rata dan bertekstur kasar * C: Color -> tompel memiliki warna yang bergradasi dan tak rata * D: Diameter -> besar tompel lebih besar dari diameter sebuah pensil * E: Evolusi -> tompel berubah-ubah dari segi ukuran, bentuk, atau warna

BAB 331

PENUTUP

3.1 Kesimpulan Proses pengeluaran zat sisa metabolisme dari sel-sel tubuh yang tidak berguna bagi tubuh disebut ekskresi. Selain melakukan pengeluaran zat sisa metabolisme, sistem ekskresi juga melakukan proses osmoregulasi. Di dalam system pengeluaran ini terdapan beberapa organ yang berperan, organ tersebut meliputi : Ginjal Hati Paru-paru Kulit

Didalam proses pengeluaran terdapat organ-organ tersebut. Akan tetapi dalam organ-organ tersebut terdapat gangguan-gangguan yang akan mengganggu system pengeluaran pada manusia yang terdiri dari : Gagal Ginjal (Nefritis) Kencing Manis(Diabetes Melitus) Diabetes Inspidus (Beser Seni) Albuminuria Batu Ginjal Polyuria Oligouria Biang keringat

Kanker kulit Hepatitis

3.2 Saran

Setelah kita mengetahui system ekskresi dan mengetahui bagaimana system ekskresi itu terjadi sebaiknya kita harus menjaga dan merawat tubuh kita sendiri. Dengan cara rajin berolahraga, memakan makan yang bergizi, memperbanyak minum air putih, dan menjaga keseimbangan tubuh. Itu semua dilakukan agar terhindar dari gangguan yang menyebabkan system ekskresi tubuh kita terganggu. Jika system ekskresi tubuh kita terganggu maka mekanisme atau cara kerja tubuh kita pun akan terganggu. Sedangkan jika kita menerapkan pola hidup sehat maka secara tidak langsung kita mempermudah mekanisme tubuh kita sehingga mendukung kerja organ-organ yang terlibat dalam proses metabolisme didalam tubuh kita.

33

DAFTAR PUSTAKA http://unitedscience.wordpress.com/ipa-3/bab-1-sistem-ekskresi-manusia/ http://hedisasrawan.blogspot.com/2012/07/sistem-ekskresi-pada-manusia.html http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2261837-pengertian-ekskresisekresi-dan-defekasi/ file:///H:/ciri-ciri-kanker-kulit-dan-jenis-kanker.html file:///H:/Kanker%20Kulit%20_%20Rumah%20Sakit%20Tumor%20Modern %20Guangzhou,%20China.htm file:///H:/355-hepatitis-liver-hati.html file:///H:/organ-tubuh-hati-liver.html file:///H:/Mekanisme-Kerja-Ginjal-Berdasarkan-Tahapan-Filtrasi.htm

35