Isi Makalah

36
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberculosis a atau penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang bisa bersifat akut maupun kronis dengan ditandai pembentukan turbekel dan cenderung meluas secara lokal. Hingga kini, TBC menjadi salah satu problem utama kesehatan dunia, terutama di negara berkembang. Di Indonesia TB kembali muncul sebagai penyebab kematian utama setelah penyakit jantung dan saluran pernafasan. Penyakit TB paru, masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan bahwa tuberkulosis merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernapasan pada semua golongan usia dan nomor 1 dari golongan infeksi. Penyakit TB menyerang sebagian besar kelompok usia kerja produktif, penderita TB kebanyakan dari kelompok sosio ekonomi rendah. Indonesia menurut laporan WHO tahun 1999 merupakan penyumbang kasus TB terbesar ketiga di dunia setelah India dan China, dan dari perkiraan jumlah kasus baru penderita TB yang 583.000 sekitar 262.000 diantaranya adalah sumber penularan karena BTA positif. Untuk kegiatan penanggulangan Tuberkulosis (TB), khususnya TB Paru di Indonesia telah dimulai sejak diadakan simposium pemberantasan TB Paru di Cilito pada tahun 1969. Namun sampai

description

makalah seminar BHP tentang pengembangan steam cell

Transcript of Isi Makalah

Page 1: Isi Makalah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tuberculosis a atau penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang bisa bersifat akut

maupun kronis dengan ditandai pembentukan turbekel dan cenderung meluas secara lokal.

Hingga kini, TBC menjadi salah satu problem utama kesehatan dunia, terutama di negara

berkembang.

Di Indonesia TB kembali muncul sebagai penyebab kematian utama setelah penyakit

jantung dan saluran pernafasan. Penyakit TB paru, masih menjadi masalah kesehatan

masyarakat. Hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan bahwa

tuberkulosis merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah penyakit kardiovaskuler dan

penyakit saluran pernapasan pada semua golongan usia dan nomor 1 dari golongan infeksi.

Penyakit TB menyerang sebagian besar kelompok usia kerja produktif, penderita TB kebanyakan

dari kelompok sosio ekonomi rendah.

Indonesia menurut laporan WHO tahun 1999 merupakan penyumbang kasus TB terbesar

ketiga di dunia setelah India dan China, dan dari perkiraan jumlah kasus baru penderita TB yang

583.000 sekitar 262.000 diantaranya adalah sumber penularan karena BTA positif.

Untuk kegiatan penanggulangan Tuberkulosis (TB), khususnya TB Paru di Indonesia

telah dimulai sejak diadakan simposium pemberantasan TB Paru di Cilito pada tahun 1969.

Namun sampai sekarang perkembangannya belum menunjukkan hasil yang menggembirakan.

(Depkes, RI, 2002).

Namun diakui bahwa terdapat kendala-kendala dalam pelaksanaan program sejak 1969

ini, antara lain terbatasnya jangkauan program, tingginya angka drop aut dalam pengobatan

karena digunakan obat-obatan jangka panjang. Kebanyakan penderita adalah mereka dari

kalangan pendidikan dan sosio-ekonomi rendah. (Soenggoro Erwin P, 1999).

Penyuluhan kesehatan yang merupakan bagian dari promosi kesehatan adalah rangkaian

kegiatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan di mana

individu, kelompok, atau masyarakat secara keseluruhan dapat hidup sehat dengan cara

memelihara, melindungi, dan meningkatkan kesehatannya. Penyuluhan TB perlu dilakukan

karena masalah TB banyak berkaitan dengan masalah pengetahuan dan perilaku masyarakat.

Page 2: Isi Makalah

Tujuan penyuluhan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan peran serta

masyarakat dalam penanggulangan TB. Penyuluhan TB dapat dilaksanakan dengan

menyampaikan pesan penting secara langsung ataupun menggunakan media. Penyuluhan

langsung bisa dilakukan secara perorangan maupun kelompok. Penyuluhan tidak langsung

dengan menggunakan media, dalam bentuk bahan cetak seperti leaflet, poster, atau spanduk, juga

media massa yang dapat berupa media cetak seperti koran, majalah maupun media elektronik

seperti radio dan televisi.

Dalam program penanggulangan TB, penyuluhan langsung perorangan sangat penting

artinya untuk menentukan keberhasilan pengobatan penderita. Penyuluhan ini ditujukan kepada

suspek, penderita dan keluarganya, supaya penderita menjalani pengobatan secara teratur sampai

sembuh. Bagi anggota keluarga yang sehat dapat menjaga, melindungi dan meningkatkan

kesehatannya, sehingga terhindar dari penularan TB. Penyuluhan dengan menggunakan bahan

cetak dan media massa dilakukan untuk dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas, untuk

mengubah persepsi masyarakat tentang TB dari “suatu penyakit yang tidak dapat disembuhkan

dan memalukan”, menjadi “suatu penyakit yang berbahaya, tapi dapat disembuhkan”. Bila

penyuluhan ini berhasil, akan meningkatkan penemuan penderita secara pasif. Penyuluhan

langsung dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, para kader dan PMO, sedangkan penyuluhan

kelompok dan penyuluhan dengan media massa selain dilakukan oleh tenaga kesehatan, juga

oleh para mitra dari berbagai sektor, termasuk kalangan media massa.

1.2. Tujuan Kegiatan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh masyarakat

mengetahui tentang penyakit TBC ini dalam menangani dan mencegahnya guna meningkatkan

kesehatan lingkungan dan keluarga serta kami mampu menjelaskan keterkaitan antara tujuan

pembelajaran field study dengan upaya pengembangan karakternya sebagai calon professional

dalam praktik kedokteran yang mampu menerapkan program kesehatan lingkungan dan

keluarga.

Page 3: Isi Makalah

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Tuberkulosis

2.1.1.1 Deifinis Tuberkulosis

Tuberculosis merupakan penyakit infeksi bakteri menahun yang disebabkan oleh

M y c o b a k t e r i u m t u b e r c u l o s i s y a n g d i t a n d a i d e n g a n p e m b e n t u k a n

g r a n u l o m a p a d a  jaringan yang terinfeksi.

2.1.1.2 Kuman Tuberkulosis

Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium

tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai

Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal

24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch.

Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).

Bakteri Mycobakterium tuberkulosis

2.1.1.3 Tanda dan Gejala

Tanda

Penurunan berat badan 

Page 4: Isi Makalah

Anoreksia/ tidak nafsu makana

Dispneu

Sputum atau dahak purulen/hijau, mukoid/kuning

Gejala

Gejala sistemik/umum

o Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan

malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam

seperti influenza dan bersifat hilang timbul

o Penurunan nafsu makan dan berat badan

o Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah)

o Perasaan tidak enak (malaise), lemah

Gejala khusus

o Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan

sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan

kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi",

suara nafas melemah yang disertai sesak

o Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai

dengan keluhan sakit dada

o Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang

pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di

atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah

o Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan

disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam

tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang

Page 5: Isi Makalah

2.1.1.4 Penentuan diagnosa

Apabila dicurigai seseorang tertular penyakit TBC, maka beberapa hal yang perlu

dilakukan untuk menegakkan diagnosis adalah:

Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluargany.

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak)

Pemeriksaan patologi anatomi (PA)

Rontgen dada (thorax photo)

Uji tuberkulin

Uji Tuberkulin dan Klasifikasi TBC.

Ada beberapa cara melakukan uji tuberkulin, namun sampai sekarang cara mantoux

lebih sering digunakan. Lokasi penyuntikan uji mantoux umumnya pada ½ bagian

atas lengan bawah kiri bagian depan, disuntikkan intrakutan (ke dalam kulit).

Penilaian uji tuberkulin dilakukan 48–72 jam setelah penyuntikan dan diukur

diameter dari pembengkakan (indurasi) yang terjadi.

1. Pembengkakan

(Indurasi)

: 0–4mm,uji mantoux negatif.

Arti klinis : tidak ada infeksi

Mikobakterium tuberkulosa.

2. Pembengkakan

(Indurasi)

: 3–9mm,uji mantoux meragukan.

Hal ini bisa karena kesalahan

Page 6: Isi Makalah

teknik, reaksi silang dengan

Mikobakterium atipik atau

setelah vaksinasi BCG.

3. Pembengkakan

(Indurasi)

: ≥ 10mm,uji mantoux positif.

Arti klinis : sedang atau pernah

terinfeksi Mikobakterium

tuberkulosa.

Pemeriksaan radiologis dapat memperkuat diagnosis, karena lebih 95% infeksi primer

terjadi di paru-paru maka secara rutin foto thorax harus dilakukan. Ditemukannya kuman

Mikobakterium tuberkulosa dari kultur merupakan diagnostik TBC yang positif, namun tidak

mudah untuk menemukannya.

Klasifikasi TBC (menurut The American Thoracic Society, 1981)

Klasifikasi 0 Tidak pernah terinfeksi, tidak ada kontak, tidak menderita TBC

Klasifikasi I Tidak pernah terinfeksi,ada riwayat kontak,tidak menderita TBC

Klasifikasi II Terinfeksi TBC / test tuberkulin ( + ), tetapi tidak menderita TBC

(gejala TBC tidak ada, radiologi tidak mendukung dan

bakteriologi negatif).

Klasifikasi

II

I

Sedang menderita TBC

Klasifikasi

I

V

Pernah TBC, tapi saat ini tidak ada penyakit aktif

Klasifikasi

V Dicurigai TBC

 

2.1.1.5 Penularan TBC

Page 7: Isi Makalah

Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri

Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak

sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan

terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang

dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau

kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ

tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-

lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.

Meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak dihubungkan

dengan beberapa keadaan, antara lain memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum optimalnya

fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang tidak

mempunyai tempat tinggal dan adanya epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu daya tahan

tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman merupakan faktor yang memegang

peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC.

Page 8: Isi Makalah

2.1.1.5 Pencegahan Penularan TBC

Pencegahan :

Menutup mulut pada waktu batuk dan bersin

Meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan (air sabun)

Imunisasi BCG diberikan pada bayi berumur 3-14 bulan

Menghindari udara dingin

Mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam tempat

tidur

Menjemur kasur, bantal,dan tempat tidur terutama pagi hari

Semua barang yang digunakan penderita harus terpisah begitu juga mencucinya

dan tidak boleh digunakan oleh orang lain

Makanan harus tinggi karbohidrat dan tinggi protein

Penyuluhan

Penyuluhan kesehatan yang merupakan bagian dari promosi kesehatan adalah rangkaian

kegiatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan di mana

individu, kelompok, atau masyarakat secara keseluruhan dapat hidup sehat dengan cara

memelihara, melindungi, dan meningkatkan kesehatannya. Penyuluhan TB perlu dilakukan

karena masalah TB banyak berkaitan dengan masalah pengetahuan dan perilaku masyarakat.

Tujuan penyuluhan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan peran serta

masyarakat dalam penanggulangan TB. Penyuluhan TB dapat dilaksanakan dengan

menyampaikan pesan penting secara langsung ataupun menggunakan media. Penyuluhan

langsung bisa dilakukan secara perorangan maupun kelompok. Penyuluhan tidak langsung

dengan menggunakan media, dalam bentuk bahan cetak seperti leaflet, poster, atau spanduk, juga

media massa yang dapat berupa media cetak seperti koran, majalah maupun media elektronik

seperti radio dan televisi.

2.1.1.6 Penatalaksanaan TBC

Dosis obat antituberkulosis (OAT)

Page 9: Isi Makalah

Obat Dosis harian

(mg/kgbb/hari)

Dosis 2x/minggu

(mg/kgbb/hari)

Dosis 3x/minggu

(mg/kgbb/hari)

INH 5-15 (maks 300 mg) 15-40 (maks. 900 mg) 15-40 (maks. 900 mg)

Rifampisin 10-20 (maks. 600 mg) 10-20 (maks. 600 mg) 15-20 (maks. 600 mg)

Pirazinamid 15-40 (maks. 2 g) 50-70 (maks. 4 g) 15-30 (maks. 3 g)

Etambutol 15-25 (maks. 2,5 g) 50 (maks. 2,5 g) 15-25 (maks. 2,5 g)

Streptomisin 15-40 (maks. 1 g) 25-40 (maks. 1,5 g) 25-40 (maks. 1,5 g)

Sejak 1995, program Pemberantasan Penyakit TBC di Indonesia mengalami perubahan

manajemen operasional, disesuaikan dengan strategi global yanng direkomendasikan oleh WHO.

Langkah ini dilakukan untuk menindaklanjuti Indonesia – WHO joint Evaluation dan National

Tuberkulosis Program in Indonesia pada April 1994. Dalam program ini, prioritas ditujukan

pada peningkatan mutu pelayanan dan penggunaan obat yang rasional untuk memutuskan rantai

penularan serta mencegah meluasnya resistensi kuman TBC di masyarakat. Program ini

dilakukan dengan cara mengawasi pasien dalam menelan obat setiap hari,terutama pada fase

awal pengobatan.

Program DOTS

DOTS atau kependekan dari Directly Observed Treatment, Short-course adalah strategi

penyembuhan TBC jangka pendek dengan pengawasan secara langsung. Dengan menggunakan

startegi DOTS, maka proses penyembuhan TBC dapat secara cepat. DOTS menekankan

pentingnya pengawasan terhadap penderita TBC agar menelan obatnya secara teratur sesuai

ketentuan sampai dinyatakan sembuh. Strategi DOTS memberikan angka kesembuhan yang

tinggi, bisa sampai 95 %. Startegi DOTS direkomendasikan oleh WHO secara global untuk

menanggulangi TBC.

Strategi DOTS terdiri dari 5 komponen, yaitu :

1. Adanya komitmen politis dari pemerintah untuk bersungguh-sungguh menanggulangi TBC.

2. Diagnosis penyakit TBC melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopis.

Page 10: Isi Makalah

3. Pengobatan TBC dengan paduan obat anti-TBC jangka pendek, diawasi secara langsung oleh

PMO (Pengawas Menelan Obat).

4. Tersedianya paduan obat anti-TBC jangka pendek secara konsisten.

5. Pencatatan dan pelaporan mengenai penderita TBC sesuai standar.

Bank dunia menyatakan strategi DOTS merupakan strategi kesehatan yang paling cost effective.

Bangladesh : Dengan strategi DOTS, angka kesembuhan mampu mencapai sekitar 80 %.

Maldives : Angka kesembuhan mencapai angka sekitar 85 % berkat strategi DOTS.

Nepal : Setelah menggunakan DOTS, angka kesembuhan mencapai 85 % (sebelumnya hanya

mencapai 50 %).

RRC : Tingkat kesembuhan mencapai 90 % dengan DOTS.

Strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-course) pertama kali diperkenalkan pada

tahun 1996 dan telah diimplementasikan secara meluas dalam sistem pelayanan kesehatan

masyarakat. Sampai dengan tahun 2001, 98% dari populasi penduduk dapat mengakses

pelayanan DOTS di puskesmas. Strategi ini diartikan sebagai "pengawasan langsung menelan

obat jangka pendek oleh pengawas pengobatan" setiap hari.

Indonesia adalah negara high burden, dan sedang memperluas strategi DOTS dengan cepat,

karenanya baseline drug susceptibility data (DST) akan menjadi alat pemantau dan indikator

program yang amat penting. Berdasarkan data dari beberapa wilayah, identifikasi dan

pengobatan TBC melalui Rumah Sakit mencapai 20-50% dari kasus BTA positif, dan lebih

banyak lagi untuk kasus BTA negatif. Jika tidak bekerja sama dengan Puskesmas, maka banyak

pasien yang didiagnosis oleh RS memiliki risiko tinggi dalam kegagalan pengobatan, dan

mungkin menimbulkan kekebalan obat.

Akibat kurang baiknya penanganan pengobatan penderita TBC dan lemahnya implementasi

strategi DOTS. Penderita yang mengidap BTA yang resisten terhadap OAT akan menyebarkan

infeksi TBC dengan kuman yang bersifat MDR (Multi-drugs Resistant). Untuk kasus MDR-TB

dibutuhkan obat lain selain obat standard pengobatan TBC yaitu obat fluorokuinolon seperti

siprofloksasin, ofloxacin, levofloxacin (hanya sangat disayangkan bahwa obat ini tidak

dianjurkan pada anak dalam masa pertumbuhan).

Page 11: Isi Makalah

Pengendalian pengobatan penderita

Pengendalian pengobatan adalah dengan prinsip DOTS yaitu Pengawasan langsung menelan

obat oleh petugas PMO(pengawas minum obat), seperti petugas kesehatan, kader, kesehatan,

atau keluarga penderita yang disegani.

a) Persyaratan PMO

Seseorang yang dikenal, dipercaya dan disetujui baik oleh petugas kesehatan maupun

penderita. Selain itu harus disegani dan dihormati oleh penderita.

Seseorang yang tinggal dekat dengan penderita

Bersedia membantu penderita dengan sukarela.

Bersedia dilatih dan atau mendapat penyuluhan bersama-sama dengan penderita.

b) Siapa yang bisa jadi PMO

Sebaiknya PMO adalah petugas kesehatan, misalnya Bidan di Desa , Perawat , Pekarya

Sanitarian , juru imunisasi dll . Bila tidak ada petugas kesehatan yang memungkinkan, PMO

dapat berasal dari kader Kesehatan, guru, anggota PPTI, PKK atau tokoh masyarakat lainnya

atau anggota keluarga.

c) Tugas Sorang PMO

Mengawasi penderita TBC agar menelan obat secara teratur sampai selesai pengobatan.

Memberi dorongan kepada penderita agar mau berobat teratur.

Mengingatkan penderita untuk pemeriksa ulang dahak pada waktu waktu yang telah

ditentukan.

Memberi penyuluhan pada anggota keluarga penderita TBC yang mempunyai gejala-

gejala tersangka TBC untuk segera memeriksakan diri ke unit Pelayanan kesehatan.

Catatan

Tugas seorang PMO bukanlah untukmengganti kewajiban penderita mengambil obat dari unit

pelayanan kesehatan

d) Informasi penting yang perlu difahami PMO untuk disampaikan

TBC bukan penyakit keturunan atau kutukan.

TBC dapat disembuhkan dengan berobat teratur.

Tata laksana pengobatan penderita pada Tahap intensif dan lanjutan.

Pentingnya berobat secara teratur karena itu pengobatan perlu diawasi.

Page 12: Isi Makalah

Efek samping obat dan tindakan yang harus dilakukan bila terjadi efek samping tersebut.

Cara penularan dan mencegah penularan

Page 13: Isi Makalah

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Aspek CHOP

Kegiatan : Penyuluhan TB Paru dan Rumah Sehat

Waktu & tempat :

Hari/tanggal :

Tujuan penyuluhan :

1. Menjelaskan mengenai apa itu TB Paru dan apa penyebabnya

2. Menjelaskan bagaimana cara penularan TB Paru

3. Menjelaskan pencegahan serta pengobatan yang harus dilakukan pada orang yang

mengidap TB Paru

4. Menjelaskan tempat rumah sehat sebagai salah satu pencegahan TB Paru

3.1.1. Sasaran Kegiatan

Sasaran dari kegiatan ini adalah ibu-ibu rumah tangga, bapak-bapak, serta kader yang

mendampingi yang diharapkan peserta dapat:

a.  Menjelaskan pengertian TBC

b.  Menjelaskan penyebab TBC

c.  Menjelaskan bagaimana penularan TBC

d.  Menjelaskan tanda dan gejala TBC

e.  Menjelaskan pengobatan TBC

f.    Menjelaskan pencegahan TBC

3.1.2. Materi Penyuluhan (Terlampir)

a. Pengertian TBC

b. Penyebab TBC

c. Bagaimana penularan TBC

d. Tanda dan gejala TBC

e. Pengobatan TBC

f. Pencegahan TBC

3.1.3. Metode Penyuluhan

Metode promosi kesehatan yang kami gunakan berdasarkan teknik komunikasinya adalah

metode penyuluhan langsung. Dalam hal ini para penyuluh langsung berhadapan atau bertatap

Page 14: Isi Makalah

muka dengan sasaran yaitu, kunjungan rumah. Kunjungan rumah yang kami lakukan ini

merupakan suatu hubungan langsung antara penyuluh dengan masyarakat sasaran dan

keluarganya di tempat biasa mereka berkumpul.

Suasana saat berlangsungnya penyuluhan yang telah kami lakukan, cukup kondusif dan para

warga khususnya ibu-ibu bisa diajak bekerjasama. Para peserta pun sangat antusias dalam

kegiatan ini, dan mereka tidak segan untuk bertanya serta berbagi pengalaman mengenai TB

Paru.

3.1.4 Media

1. Poster, yang merupakan pesan singkat dalam bentuk gambar dengan tujuan untuk

mempengaruhi seseorang agar tertarik pada sesuatu, atau mempengaruhi agar seseorang

bertindak akan sesuatu hal.Poster – poster yang kami gunakan, ada yang berasal dari

dinas kesehatan berupa poster cetak, dan juga poster yang kami buat sendiri sebagai

tambahan. Adapun poster-poster yang kami tampilkan, berisi tentang dasar-dasar TB

Paru sampai dengan pengobatan serta pencegahannya.

2. Leaflet. Leaflet merupakan selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat

yang singkat, padat, mudah dimengerti dan terdiri dari gambar-gambar sederhana. Dalam

kegiatan penyuluhan kami membagi-bagikan leaflet kepada para warga dengan tujuan

memberikan keterangan singkat atau inti dari topik yang menjadi bahan penyuluhan.

3. Power point. Selain menggunakan poster dan juga leaflet, kami menggunakan media

presentasi power point untuk penyuluhan. Namun karena tidak tersedianya LCD

Projector, presentasi dengan menggunakan power point ini, tidak bisa dilaksanakan.

Kegiatan Penyuluhan

Tahap

Kegiatan

Waktu Penyuluh Audience Media

Pembukaan 5 Menit Mengucapkan

Salam

Memperkenalkan

Menjawab

Salam

Mendengarkan

Kata-

Kata/

kalimat

Page 15: Isi Makalah

Diri

Menyampaikan

tentang tujuan

pokok materi

Menyampaikan

pokok bahasan

Kontrak waktu

dan menyimak

Bertanya

mengenai

perkenalan dan

tujuan jika ada

yang kurang

jelas

Pelaksanaan 20

menit

1.  1. Penyampaian materi

Menjelaskan

pengertian TBC

Menjelaskan

penyebab TBC

Menjelaskan

bagaimana

penularan TBC

Menjelaskan tanda

dan gejala TBC

Menjelaskan

pengobatan TBC

Menjelaskan

pencegahan TBC

2. Tanya jawab

Memberikan

kesempatan kepada

peserta untuk

bertanya

Mendengarkan

dan menyimak

Bertanya

mengenai hal-hal

yang belum jelas

dan belum

dimengerti

Poster

Leaflet

Penutup 10 1. 1. Evaluasi dengan Sasaran dapat Kata-kata/

Page 16: Isi Makalah

Menit memberikan pertanyaan

sederhana:

Menjelaskan kembali

tentang pengertian

TBC

Menjelaskan kembali

tentang tanda dan

gejala TBC

Menjelaskan kembali

tentang pencegahan

TBC

2. Menyampaikan

kesimpulan materi

3. Mengakhiri pertemuan

dan mengucapkan salam

menjawab tentang

pertanyaan yang

diajukan

Mendengarkan

Memperhatikan

Menjawab Salam

Kalimat

Evaluasi

Prosedur : Pre Test dan Post Test

Jenis Tes : Pertanyaan secara lisan

Butir-butir pertanyaan:

Jelaskan pengertian TBC

Jelaskan tanda dan gejala TBC

Jelaskan pencegahan TBC

3.2 Aspek CRP

3.3 Aspek BHP

3.4 Aspek CSP

3.4.1 Penyuluhan dan Komunikasi

Page 17: Isi Makalah

Secara harfiah, penyuluhan berasal dari kata suluh yang berarti obor ataupun alat untuk

menerangi keadaan yang gelap.

Dapat diartikan penyuluhan dimaksudkan untuk memberikan penerangan ataupun

penjelasan kepada mereka yang disuluhi, agar tidak lagi berada dalam kegelapan

mengenai masalah tertentu.

Penyuluhan adalah suatu kegiatan komunikasi. Proses yang dialami mereka yang disuluh

sejak mengetahui, memahami, meminati, dan kemudian menerapkannya dalam

kehidupan yang nyata adalah suatu proses komunikasi.

Untuk tercapainya hasil penyuluhan yang baik, sangat dibutuhkan komunikasi yang baik.

3.4.2 Hal-hal pokok dalam desain komunikasi penyuluhan

Masalah yang dihadapi

Siapa yang akan disuluh

Apa tujuan yang hendak dicapai dari setiap kegiatan penyuluhan

Pendekatan yang dipakai

Pengembangan pesan

Saluran yang digunakan

Sistem evaluasi yang “ telah terpasang

Penyuluhan diartikan sebagai usaha menyebarluaskan dan mendidikkan ide-ide dan cara-

cara baru untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Latar belakang dan konsep-konsep komunikasi pembangunan banyak dijadikan sebagai

acuan dalam penyuluhan, terutama penyuluhan pertanian

3.4.3 Komunikasi sebagai Suatu Proses

Pengalaman, pengetahuan, topik, informasi umum, serta sikap kita yang berasal dari

masa lalu ikut berpengaruh pada respon kita terhadap sesuatu yang kita terima selama

Page 18: Isi Makalah

berkomunikasi. Begitu juga pengalaman yang kita terima saat ini akan mempengaruhi

respon kita terhadap komunikasi di masa yang akan datang.

Book et al (1980), menyatakan bahwa konsep komunikasi sebagai suatu proses

membantu kita memahami dan mengatasi hambatan komunikasi, karena hal itu

mengingatkan kita bahwa apa yang dibawa dan diperoleh seseorang pada peristiwa

komunikasi adalah berbeda. Prinsip proses tersebut juga menjadi cacatan bagi kita bahwa

komunikasi bersifat mengalir.

3.4.4 Komunikasi sebagai suatu proses transaksional dan simbolik melalui :

Penegakan kontak antar manusia

Tukar menukar informasi

Memantapkan sikap dan perilaku orang lain

Mengubah sikap dan perilaku orang lain

Sifat transaksional maksudnya adalah semua orang ikut mempengaruhi dan dipengaruhi

oleh komunikasi, dan juga hubungan mereka dalam interaksi tersebut.

Dean Barnlun melukiskan proses komunikasi sebagai sesuatu yang berkembang, dinamis,

sinambung, sirkular, tak dapat diulang, tak dapat dibalikkan, dan kompleks.

Sebagai suatu proses, komunikasi tidak memiliki titik bertolak, tanpa hentinya

komunikasi meliput interpretasi personal, pertukaran sosial, persepsi publik.

3.4.5 Unsur-unsur Komunikasi

Sumber

Yang biasa disebut sebagai komunikator, bisa berubah orang perorangan, maupun berupa

suatu organisasi komunikasi yang terdiri dari beberapa orang.

Pesan

Disebut juga content, dapat berwujud tinta di atas kertas, suara, getaran arus listrik,

lambaian tangan, kibaran bendera ataupun tanda-tanda lain yang memiliki arti

Penerima

Page 19: Isi Makalah

Biasa disebut komunikan. Bisa berupa individu yang mendengarkan, membaca,

menonton, atau anggota suatu pertemuan.

Unsur lain dalam peristiwa komunikasi adalah umpan balik (feedback), yaitu respon atau

tanggapan si penerima terhadap pesan yang diterimanya, yang disampaikan komunikator.

Dari respon inilah bisa diketahui apakah pesan telah disampaikan secara benar, dan apa

respon penerima terhadap pesan yang dimaksudkan.

Beberapa masalah komunikasi kegiatan penyuluhan adalah:

Kompetensi komunikasi yang seharusnya dimiliki oleh seseorang penyuluh

Sifat atau semangat kepemimpinan seorang agen perubahan pada diri seorang penyuluh

Teknik atau metoda komunikasi yang efektif bagi kegiatan penyuluhan itu sendiri

Kompetensi komunikasi seseorang penyuluh dibidang apapun sangat ditentukan oleh

faktor kredibilitas penyuluh di mata khalayak.

Kompetensi komunikasi adalah sejumlah kemampuan dasar dalam berkomunikasi yang

harus dimiliki oleh seorang penyuluh agar kegiatannya nanti di tengah-tengah masyarakat

dapat berjalan dengan baik.

3.4.6 Syarat kemampuan berkomunikasi untuk seorang penyuluh adalah :

Dapat menjangkau khalayak yang akan disuluhnya

Menguasai bahasa yang dimengerti oleh khalayak yang akan disuluh

Berpenampilan yang dapat diterima oleh khalayak.

1. PESAN DALAM MEDIA

Pesan adalah terjemahan dari tujuan komunikasi ke dalam ungkapan atau kata yang sesuai untuk

khalayak sasaran. Pesan dalam suatu media harus efektif dan kreatif, untuk itu pesan harus

memenuhi hal-hal sebagai berikut:

a. Command attention

Page 20: Isi Makalah

Kembangkan suatu idea atau pesan pokok yang merefleksikan strategi desain suatu pesan. Bila

terlalu banyak ide, hal tersebut akan membingungkan khalayak sasaran dan mereka akan mudah

melupakan pesan tersebut.

b. Clarify the massage

Pesan haruslah mudah, sederhana dan jelas. Pesan yang efektif harus memberikan informasi

yang relevan dan baru bagi khalayak sasaran. Kalau pesan dalam media diremehkan oleh

sasaran, secara otomatis pesan tersebut gagal.

c. Create trust

Pesan harus dapat dipercaya, tidak bohong, dan terjangkau. Katakanlah masyarakat percaya cuci

tangan pakai sabun dapat mencegah penyakit, dan untuk itu harus dibarengi bahwa harga sabun

terjangkau dan mudah didapat didekat tempat tinggalnya.

d. Communicate a benefit

Hasil pesan diharapkan akan memberikan keuntungan. Khalayak sasaran termotivasi minum obat

dengan disiplin misalnya, karena mereka akan memperoleh keuntungan yaitu memperkecil

faktor resiko penularan terhadap keluarga lain atau mempekecil kekambuhan bagi pasien itu

sendiri.

e. Consistency

Pesan harus konsisten, artinya bahwa sampaikan satu pesan utama dimedia apapaun secara

berulang, misal di poster, stiker, dll, tetapi maknanya akan tetap sama.

f. Cater to the heart and head

Pesan dalam suatu media harus bisa menyentuh akal dan rasa. Komunikasi yang efektif tidak

hanya sekedar memberi alasan teknis semata, tetapi juga harus menyentuh nilai-nilai emosi dan

membangkitkan kebutuhan nyata.

g. Call to action

Pesan dalam suatu media harus dapat mendorong khalayak sasaran untuk bertindak sesuatu. “

Ayo, buang dahak ditempat yang telah disediakan oleh petugas kesehatan agar tidak menulari

orang - orang yang disayangi” adalah contoh ungkapan yang memotivasi kearah suatu tindakan.

2. HIMBAUAN DALAM PESAN

Dalam media promosi, pesan dimaksudkan untuk mempengaruhi orang lain, atau pesan itu untuk

menghimbau khalayak sasaran agar mereka menerima dan melaksanakan gagasan kita.

a. Himbauan Rasional

Page 21: Isi Makalah

Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa manusia pada dasarnya makhluk rasional. Contoh

pesan “Datanglah ke Puskesmas jika terdapat gejala-gejala penyakit TBC. Untuk men-Deteksi

awal dari penyakit berbahaya” para keluarga mengerti pesan itu, namun kadang tidak bertindak

karena keraguan.

b. Himbauan Emosional

Kebanyakan perilaku manusia, terutama kaum ibu, lebih didasarkan pada emosi daripada hasil

pemikiran rasional. Beberapa hal menunjukan bahwa pesan dengan menggunakan imbauan

emosional sering lebih berhasil dibanding dengan imbauan dengan bahasa rasional.

c. Himbauan Ketakutan

Penggunaan imbauan dengan pesan yang menimbulkan ketakutan harus digunakan secara

berhati-hati. Ada sebagian orang yang mempunyai kepribadian kuat justru tidak takut dengan

imbauan semacam ini, tetapi sebaliknya kelompok orang yang memiliki tingkat kecemasan

tinggi, pesan semacam ini akan lebih efektif.

d. Himbauan Ganjaran

Pesan dengan imbauan ganjaran dimaksudkan menjanjikan sesuatu yang diperlukan dan

diinginkan oleh si penerima pesan. Teknik semacam ini dirasa cukup masuk akal, karena pada

kenyataannya orang akan lebih banyak mengubah perilakunya bila akan memperoleh imbalan

(terutama materi) yang cukup.

e. Himbauan Motivasional

Pesan ini dengan menggunakan bahasa imbauan motivasi yang menyentuh kondisi internal diri si

penerima pesan. Manusia dapat digerakkan lewat dorongan kebutuhan biologis seperti lapar,

haus, keselamatan, tetapi juga lewat dorongan psikologis seperti kasih sayang, keagamaan,

prestasi, dll

Bentuk Komunikasi

1. Interpersonal Communication (face to face comm),

Bentuk komunikasi yang paling efektif karena antara komunikan dan komunikator dapat

langsung tatap muka

Stimulus dapat langsung di respon

Media : bahasa lisan / tulisan

Page 22: Isi Makalah

Untuk visualisasi atau ilustrasi informasi yang memerlukan dukungan data kami

mempergunakan : Poster, Lealet, Power Point/Elektronik

2. Mass Communication (Communication through the mass media)

Komunikasi menggunakan saluran (media) massa.

Kurang efektif dibandingkan dengan komunikasi interpersonal namun lebih efisien

Kendala : tingkat pendidikan & kecerdasan masyarakat yang masih rendah

Macam-macam :

Media cetak : koran, majalah, jurnal, flyer.

Media elektronik : radio, TV, internet

Billboard

Spanduk, umbul-umbul

Namun kami tidak menggunakan Media-media diatas. Media yang kami gunakan adalah Poster,

Leaflet, Power Point/Elektronik.

3. Komunikasi Organisasi

Terjadi diantara organisasi, institusi, lembaga, atau dalam unit sendiri

Contoh : antar bagian atau antar seksi, antar departemen dsb.

Namun Kami tidak melakukan komunikasi organisasi. Karena Objek Komunikasi kami adalah

para warga yang berpendidikan rendah.

Page 23: Isi Makalah

BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Dengan dilaksanakannya field study pada Selasa,11 Desember 2012 di Sukmajaya,

Depok , banyak manfaat yang bisa kami dapatkan. Salah satu diantaranya kami bisa lebih

mengerti akan pentingnya kesehatan dan lingkungan tempat tinggal.

Pelaksanaan kesehatan dan lingkungan tempat tinggal dimulai dengan tindakan preventif

yang meliputi tindakan pencegahan dalam upaya pemberantasan TBC dan Merokok yang

dilakukan dalam penyuluhan TBC kali ini. Selain itu menanamkan prinsip akan pentingnya

kesehatan dan lingkungan tempat tinggal guna menyadarkan diri sendiri maupun orang lain

dengan melakukan penyuluhan TBC yang meliputi tata laksana dari penyuluhan TBC yaitu

DOTS dan juga bagaimana upaya pencegahan yang dapat dilakukan baik bagi orang yang sudah

terkena TBC maupun dalam upaya untuk membrantas TBC.

Sebagai calon dokter, setelah kegiatan ini kami juga dapat lebih mengerti dan memahami

kondisi langsung bagaimana keadaan kesehatan tempat tinggal tersebut serta faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap timbulnya penyakit akibat dari TBC. Dengan begitu, kami dapat lebih

memahami bagaimana tindakan yang harus dilakukan jika menjadi seorang dokter keluarga.

4.2 Saran

Adapaun saran yang mungkin kami masukkan adalah upaya warga baik ibu-ibu dan bapak-

bapak agar mau menyadari akan pentingnya kesehatan diri dan juga memperbaiki keadaan di

sekitar lingkungan rumah yang padat penduduk dengan mengikuti langkah rumah sehat dengan

memperbaiki ventilasi udara, memantau atau memberitahu salah satu keluarga bila memang

benar ada yang terkena infeksi Mycobacterium tuberculosa dan melakukan vaksin bagi bayi-

bayi. Tak lupa dengan makanan 4 sehat 5 sempurna.