Isi Makalah

24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan Ilmu pengetahuan dan Teknologi di era globalisasi ini semakin menuntut masyarakat konsumtif untuk menjadi korban teknologi yang terus berevolusi.Hal ini menyebabkan semakin meningkatnya limbah industri yang dihasilkan dari proses produksi. Keadaan tersebut sampai saat ini belum bisa dihindari dan hanya bisadikendalikan. Berbagai perusahaan swasta bahkan menghasilkan limbah B3 yang jika tidak diolah dan ditangani dengan baik dapat membahayakan manusia, hewan dan juga lingkungan. Banyak industri yang menggunakan bahan berbahaya dan beracun (B3) dalam prosesnya. Keberadaan B3 di tempat kerja mengandung potensi bahaya, terutama bagi tenaga kerja yang menanganinya. Untuk meminimalkan risiko ini, setiap personil yang menangani B3 perlu dibekali dengan pemahaman tentang B3 dan tata laksana yang benar. Bahan Berbahaya dan Beracun atau B3 adalah semua bahan/ senyawa baik padat, cair, ataupun gas yang

Transcript of Isi Makalah

Page 1: Isi Makalah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan Ilmu pengetahuan dan Teknologi di era globalisasi ini

semakin menuntut masyarakat konsumtif untuk menjadi korban teknologi

yang terus berevolusi.Hal ini menyebabkan semakin meningkatnya limbah

industri yang dihasilkan dari proses produksi. Keadaan tersebut sampai saat

ini belum bisa dihindari dan hanya bisadikendalikan. Berbagai perusahaan

swasta bahkan menghasilkan limbah B3 yang jika tidak diolah dan ditangani

dengan baik dapat membahayakan manusia, hewan dan juga lingkungan.

Banyak industri yang menggunakan bahan berbahaya dan beracun

(B3) dalam prosesnya. Keberadaan B3 di tempat kerja mengandung potensi

bahaya, terutama bagi tenaga kerja yang menanganinya.  Untuk

meminimalkan risiko ini, setiap personil yang menangani B3 perlu dibekali

dengan pemahaman tentang B3 dan tata laksana yang benar.  Bahan

Berbahaya dan Beracun atau B3 adalah semua bahan/ senyawa baik padat,

cair, ataupun gas yang mempunyai potensi merusak terhadap kesehatan

manusia serta lingkungan akibat sifat-sifat yang dimiliki senyawa tersebut.

Definisi menurut OSHA (Occupational Safety and Health of the

United State Government) Bahan Berbahaya dan Beracun adalah bahan yang

karena sifat kimia maupun kondisi fisiknya sangat berpotensi menyebabkan

gangguan pada kesehatan manusia, kerusakan properti dan atau lingkungan.

Dari kata sifat dan kosentrasinya sudah dapat kita simpulkan bahwa bahan

berbahaya dan beracun merupakan bahan kimia, baik bahan kimia organik

maupun anorganik.

Page 2: Isi Makalah

B. Tujuan

1. Mengetahui tentang gambaran umum B3.

2. Mengetahui karakteristik B3.

3.

C. Ruang Lingkup

D.

E. Manfaat

2

Page 3: Isi Makalah

BAB II

PEMBAHASAN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03

TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN SIMBOL DAN LABEL

BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :

1. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah

bahan yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik

secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau

merusak lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup,

kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.

Analisis :

Definisi menurut OSHA (Occupational Safety and Health of the

United State Government) Bahan Berbahaya dan Beracun adalah bahan yang

karena sifat kimia maupun kondisi fisiknya sangat berpotensi menyebabkan

gangguan pada kesehatan manusia, kerusakan properti dan atau lingkungan.

Dari kata sifat dan kosentrasinya sudah dapat kita simpulkan bahwa bahan

berbahaya dan beracun merupakan bahan kimia, baik bahan kimia organik

maupun anorganik. Beracun artinya dapat membunuh manusia atau makhluk

lain bila takarannya melebihi ukuran yang disyaratkan. Sedangkan berbahaya

masuk tubuh belum tentu beracun tapi juga dapat merusakkan tubuh. Bahan

Berbahaya dan Beracun ini dirumuskan sebagai bahan dalam jumlah relative

sedikit tetapi mempunayi potensi untuk mencemarkan atau merusak

lingkungan dan sumber daya.

3

Page 4: Isi Makalah

2. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3.

Analisis :

a. Symbol

Bentuk dasar, ukuran dan bahan

Simbol berbentuk bujur sangkar diputar 45

derajat sehingga membentuk belah ketupat berwarna dasar putih dan garis

tepi belah ketupat tebal berwarna merah (lihat gambar A). Simbol yang

dipasang pada kemasan disesuaikan dengan ukuran kemasan. Sedangkan

simbol pada kendaraan pengangkut dan tempat penyimpanan kemasan B3

minimal berukuran 25 cm x 25 cm.

Gambar : Bentuk Dasar Simbol

Simbol harus dibuat dari bahan yang tahan terhadap air, goresan dan

bahan kimia yang akan mengenainya. Warna simbol untuk dipasang di

kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan beracun harus dengan cat

yang dapat berpendar (fluorenscence).

b. Jenis simbol B3

Simbol B3 merupakan gambar yang menunjukan klasifikasi B3 yang

terdiri dari 10 (sepuluh) jenis simbol, yaitu:

No Simbol Keterangan

1 B3 Mudah Meledak

Contoh : Sulphur Powder

4

Page 6: Isi Makalah

6

 

B3 Korosif

Contoh : Asam Sulphat

7 B3 Gas Bertekanan

Contoh : LPG

8

 

B3 Berbahaya Bagi Lingkungan

Contoh : Pelumas

9

 

B3 Iritan

Contoh : Asam Format

 

6

Page 7: Isi Makalah

10 B3 Harmful (berbahaya)

Depkes RI melalui keputusan Menkes No. 453/Menkes/Per/XI/1983 telah

memberi arahan mengenai bahan berbahaya beracun dan pengelolaannya,

yang dibagi menjadi 4 (empat) klasifikasi, yaitu :

Klasifikasi I Meliputi :

1) Bahan kimia atau sesuatu yang telah terbukti atau diduga keras dapat

menimbulkan bahaya yang fatal dan luas, secara langsung atau tidak

langsung, karena sangat sulit penanganan dan pengamanannya;

2) Bahan kimia atau sesuatu yang baru yang belum dikenal dan patut

diduga menimbulkan bahaya.

Klasifikasi II Meliputi :

3) Bahan radiasi;

4) Bahan yang mudah meledak karena gangguan mekanik;

5) Bahan beracun atau bahan lainnya yang mudah menguap dengan

LD50 (rat) kurang dari 500 mg/kg atau yang setara, mudah diabsorpsi

kulit atau selaput lendir;

6) Bahan etilogik/biomedik;

7) Gas atau cairan beracun atau mudah menyala yang dimampatkan;

8) Gas atau cairan atau campurannya yang bertitik nyala kurang dari 35 oC;

9) Bahan padat yang mempunyai sifat dapat menyala sendiri.

7

Page 8: Isi Makalah

Klasifikasi III Meliputi :

10) Bahan yang dapat meledak karena sebab-sebab lain, tetapi tidak

mudah meledak karena sebab-sebab seperti bahan klasifikasi II;

11) Bahan beracun dengan LD 50 (rat) kurang dari 500 mg/kg atau setara

tetapi tidak mempunyai sifat seperti bahan beracun klasifikasi II;

12) Bahan atau uapnya yang dapat menimbulkan iritasi atau sensitisasi,

luka dan nyeri;

13) Gas atau cairan atau campurannya dengan bahan padat yang bertitik

nyala 35 oC sampai 60 oC;

14) Bahan pengoksidasi organik;

15) Bahan pengoksidasi kuat;

16) Bahan atau uapnya yang bersifat karsinogenik, tetratogenik dan

mutagenik;

17) Alat atau barang-barang elektronika yang menimbulkan radiasi atau

bahaya lainnya.

Klasifikasi IV Meliputi :

18) Bahan beracun dengan LD50 (rat) diatas 500 mg/kg atau yang setara;

19) Bahan pengoksid sedang;

20) Bahan korosif sedang dan lemah;

21) Bahan yang mudah terbakar.

3. Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan

jenis B3.

Analisis :

Label B3 merupakan uraian singkat yang menunjukkan antara lain

klasifikasi dan jenis B3. Penggunaan Label B3 tersebut dilakukan dalam

8

Page 9: Isi Makalah

kegiatan pengemasan B3. Label berfungsi untuk memberikan informasi

tentang produsen B3, identitas B3 serta kuantitas B3. Label harus mudah

terbaca, jelas terlihat, tidak mudah rusak, dan tidak mudah terlepas dari

kemasannya.

Bentuk, warna dan ukuran; Label B3 berbentuk persegi panjang

dengan ukuran disesuaikan dengan kemasan yang digunakan, ukuran

perbandingannya adalah panjang : lebar = 3:1, dengan warna dasar putih dan

tulisan serta garis tepi berwarna hitam.

4. Kemasan adalah wadah atau tempat yang bagian dalamnya terdapat B3 dan

dilengkapi penutup.

Analisis :

Menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 74 tahun

2001 tentang pengelolaan bahan berbahaya dan beracun Pengemasan B3

adalah kegiatan mengemas, mengisi atau memasukkan B3 ke dalam suatu

wadah dan atau kemasan, menutup dan atau menyegelnya;

Limbah B3 harus ditangani dengan perlakuan khusus mengingat

bahaya dan resiko yang mungkin ditimbulkan apabila limbah ini menyebar ke

9

Page 10: Isi Makalah

lingkungan. Hal tersebut termasuk proses pengemasan, penyimpanan, dan

pengangkutannya. Pengemasan limbah B3 dilakukan sesuai dengan

karakteristik limbah yang bersangkutan. Namun secara umum dapat dikatakan

bahwa kemasan limbah B3 harus memiliki kondisi yang baik, bebas dari karat

dan kebocoran, serta harus dibuat dari bahan yang tidak bereaksi dengan

limbah yang disimpan di dalamnya. Untuk limbah yang mudah meledak,

kemasan harus dibuat rangkap di mana kemasan bagian dalam harus dapat

menahan agar zat tidak bergerak dan mampu menahan kenaikan tekanan dari

dalam atau dari luar kemasan.

Persyaratan yang harus dipenuhi kemasan di antaranya ialah apabila

terjadi kecelakaan dalam kondisi pengangkutan yang normal, tidak terjadi

kebocoran limbah ke lingkungan dalam jumlah yang berarti. Selain itu,

kemasan harus memiliki kualitas yang cukup agar efektivitas kemasan tidak

berkurang selama pengangkutan. Limbah gas yang mudah terbagak harus

dilengkapi dengan head shieldspada kemasannya sebagai pelindung dan

tambahan pelindung panas untuk mencegah kenaikan suhu yang cepat. 

5. Tempat penyimpanan kemasan B3 adalah bangunan atau dalam bentuk lain

yang digunakan untuk menyimpan kemasan B3.

Analisis :

Limbah B3 yang diproduksi dari sebuah unit produksi dalam sebuah

pabrik harus disimpan dengan perlakuan khusus sebelum akhirnya diolah di

unit pengolahan limbah. Penyimpanan harus dilakukan dengan sistem blok

dan tiap blok terdiri atas 2×2 kemasan. Limbah-limbah harus diletakkan dan

harus dihindari adanya kontak antara limbah yang tidak kompatibel.

Bangunan penyimpan limbah harus dibuat dengan lantai kedap air, tidak

bergelombang, dan melandai ke arah bak penampung dengan kemiringan

maksimal 1%. Bangunan juga harus memiliki ventilasi yang baik, terlindung

dari masuknya air hujan, dibuat tanpa plafon, dan dilengkapi dengan sistem

penangkal petir. Limbah yang bersifat reaktif atau korosif memerlukan

10

Page 11: Isi Makalah

bangunan penyimpan yang memiliki konstruksi dinding yang mudah dilepas

untuk memudahkan keadaan darurat dan dibuat dari bahan konstruksi yang

tahan api dan korosi.

Pasal 2

1. Setiap kemasan B3 wajib diberikan simbol sesuai dengan klasifikasinya dan

label sesuai dengan jenis dan klasifikasinya.

Analisis :

Persyaratan yang harus dipenuhi kemasan di antaranya ialah apabila

terjadi kecelakaan dalam kondisi pengangkutan yang normal, tidak terjadi

kebocoran limbah ke lingkungan dalam jumlah yang berarti. Pemberian

simbol sesuai dengan klasifikasinya dan label sesuai dengan jenis dan

klasifikasinya diperuntukan agar petugas atau siapapun dapat member

perlakuan yang benar pada saat pengankutan B3, contoh Limbah gas yang

mudah terbakar harus dilengkapi dengan head shields pada kemasannya

sebagai pelindung dan tambahan pelindung panas untuk mencegah kenaikan

suhu yang cepat. 

Pengemasan setiap jenis B3 harus disesuaikan dengan sifat

senyawanya. Pengemasan yang baik mempunyai kriteria:

a. Bahan tersebut selama pengangkutan tidak terlepas ke luar

b. Keefektifannya tidak berkurang

c. Tidak terdapat kemungkinan pencampuran gas dan uap

Ketentuan tentang pengemasan dan pewadahan limbah B3 diatur

dalam Kep. No.01/Bapedal/09/1995. Ketentuan dalam bagian ini berlaku bagi

kegiatan pengemasan dan pewadahan limbah B3 di fasilitas:

a. Penghasil, untuk disimpan sementara di dalam lokasi penghasil;

11

Page 12: Isi Makalah

b. Penghasil, untuk disimpan sementara di luar lokasi penghasil tetapi tidak

sebagai pengumpul;

c. Pengumpul, untuk disimpan sebelum dikirim ke pengolah;

d. Pengolah, sebelum dilakukan pengolahan dan atau penimbunan;

2. Klasifikasi B3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat:

a. mudah meledak (explosive);

limbah yang melalui reaksi kimia dapat menghasilkan gas dengan suhu

dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan.

b. pengoksidasi (oxidizing);

suatu bahan yang dapat melepaskan banyak panas atau menimbulkan api

ketika bereaksi dengan bahan kimia lainnya, terutama bahanbahan yang

sifatnya mudah terbakar meskipun dalam keadaan hampa udara.

c. sangat mudah sekali menyala (extremely flammable);

Dapat menjadi panas atau meningkat suhunya dan terbakar karena kontak

dengan udara pada temperature ambient. Padatan yang mudah terbakar

karena kontak dengan sumber nyala api. Gas yang mudah terbakar pada

suhu dan tekanan normal. Mengeluarkan gas yang sangat mudah terbakar

dalam jumlah yang berbahaya, jika bercampur atau kontak dengan air atau

udara lembab;

d. sangat mudah menyala (highly flammable);

e. mudah menyala (flammable);

limbah yang bila berdekatan dengan api, percikan api, gesekan atau

sumber nyala lain akan mudah menyala atau terbakar dan bila telah

menyala akan terus terbakar hebat dalam waktu.

f. amat sangat beracun (extremely toxic);

g. sangat beracun ( highly toxic);

h. beracun (toxic);

12

Page 13: Isi Makalah

adalah limbah yang mengandung racun yang berbahaya bagi manusia dan

lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan kematian atau sakit bila

masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut.

i. berbahaya (harmful);

suatu bahan baik berupa padatan, cairan ataupun gas yang jika terjadi

kontak atau melalui inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya

terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu.

j. iritasi (irritant);

Padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secara langsung dan/atau

terus menerus dengan kulit atau selaput lendir dapat menyebabkan iritasi

atau peradangan;

k. korosif (corrosive);

adalah limbah yang menyebabkan iritasi pada kulit atau mengkorosikan

baja, yaitu memiliki pH sama atau kurang dari 2,0 untuk limbah yang

bersifat asam dan lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.

l. berbahaya bagi lingkungan (dangerous to environment);

adalah limbah yang menyebabkan kerusakan lingkungan terutama hewan

air misalnya pestisida dan sebagainya.

m. karsinogenik (carcinogenic);

limbah yang dapat menyebabkan timbulnya sel-sel kanker.

n. teratogenik (teratogenic);

limbah yang dapat mengakibatkan kerusakan janin.

o. mutagenic (mutagenic);

limbah yang dapat menyebabkan kerusakan struktur genetika.

p. bahaya lain berupa gas bertekanan (pressure gas).

bahaya gas bertekanan yaitu bahan ini bertekanan tinggi dan dapat

meledak bila tabung dipanaskan/terkena panas atau pecah dan isinya dapat

menyebabkan kebakaran.

13

Page 14: Isi Makalah

3. Jenis B3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan nama dagang

dan/atau bahan kimia dari B3 tersebut.

Pasal 3

Setiap tempat penyimpanan kemasan dan alat pengangkutan B3 wajib diberi simbol

B3.

Limbah B3 harus ditangani dengan perlakuan khusus mengingat bahaya dan resiko

yang mungkin ditimbulkan apabila limbah ini menyebar ke lingkungan. Hal tersebut

termasuk proses pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutannya.

Pasal 4

(1) Tata cara pemberian simbol dan label B3 sebagaimana tercantum dalam Lampiran

Peraturan Menteri ini.

(2) Lampiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 5

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

14

Page 15: Isi Makalah

Kaitan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2008

Tentang Tata Cara Pemberian Simbol Dan Label Bahan Berbahaya Dan Beracun

dengan Tugas Seorang Sanitarian :

a. Seorang sanitarian harus mengetahui identifikasi yang digunakan untuk

penandaan B3 yaitu yang terdiri dari dua jenis antara lain symbol dan label

b. Dengan adanya symbol dan label memudahkan seorang sanitarian untuk

mengklasifikasikan limbah B3

c. Mudah dalam penanganannya

d. Meminimalisir pemicu kecelakaan kerja akibat B3

e. Mengetahui kegunaan dan efek yang ditimbulkan oleh limbah B3

f. Agar tidak terjadi pencemaran yang diakibatkan oleh limbah B3 yang tidak

sesuai aturan

g. Selalu mengkondisikan aman bagi penggunanya

h. Menginformasikan hal yang penting dalam pengelolaannya melalui label dan

symbol

i. Agar seorang sanitarian dapat mengelola limbah B3 dengan baik yang

mencakup kegiatan menghasilkan, mengangkut, mengedarkan, menyimpan,

menggunakan dan / atau membuang B3

15

Page 16: Isi Makalah

j. Agar seorang sanitarian mengetahui baku mutu dari pengelolaan limbah B3

Kenyataan di Indonesia

PT. Indofarma Tbk Bekasi yang merupakan salah satu industri farmasi di

Indonesia merupakan industry yang memiliki peranan penting dalam dunia kesehatan.

Industri ini merupakan penghasil sediaan variasi obat. Limbah yang dihasilkan

bersifat toksik maupun non toksik dan berpotensi mencemari lingkungan apabila

tidak dikelola dengan baik. Limbah padat terutama yang mengandung bahan

berbahaya dan beracun memerlukan pengelolaan secara khusus dan sistematis agar

tidak lagi berbahaya dan dapat menghasilkan hasil yang optimal bagi semua pihak

yang terkait.

Pemanfaatan yang dilakukan PT. Indofarma Tbk adalah dengan jalan menjual

kemasan sekunder bahan baku seperti drum kemasan bahan baku dan juga plastik

serta aluminium foil yang telah mengalami pembersihan kepada pihak ketiga melalui

KOPAMA (Koperasi Pegawai Indofarma).

Aspek penyimpanan sementara berdasar regulasi Kep.01/Bapedal/09/1995.

1. Pengemasan limbah B3 secara garis besar telah sesuai dengan

regulasi. Tetapi ada temuan yang menyatakan bahwa symbol tidak

ditemukan pada pengemasan limbah. Hal ini kemungkinan besar

disebabkan oleh kelalaian petugas dan juga faktor cuaca.

16

Page 17: Isi Makalah

2. Bangunan penyimpanan telah memenuhi syarat regulasi.

Pelabelan dan simbol limbah B3 di PT. Indofarma Tbk telah memenuhi

regulasi yang berlaku berdasarkan Kep. 05/Bapedal/09/1995. Hanya saja pada aspek

pemasangan symbol masih terdapat kekeliruan karena label dipasang di bawah

simbol, padahal seharusnya label dipasang di sebelah atas simbol.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN

17