Isi Makalah
-
Upload
agustin-anggriani -
Category
Documents
-
view
25 -
download
8
Transcript of Isi Makalah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan berbagai tuntutan masyarakat akan semakin meningkatnya
kualitas pendidikan di Indonesia menuntut pemerintah dan kalangan
pendidik untuk dapat merespon secara baik tuntutan tersebut. Hal ini disebabkan
bahwa pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah,
masyarakat dalam hal ini kalangan pendidik juga stake holder lainnya.
Tugas guru memang berat, seiring dengan perkembangan zaman maka guru
pun juga dituntut untuk profesional. Hal ini merupakan tantangan besar bagi para
guru. Menurut Yonny et.al. (2011), guru memiliki peran yang sangat penting
dalam dunia pendidikan. Guru tidak sekadar dituntut memiliki kemampuan
mentransformasikan pengetahuan dan pengalamannya, memberikan keteladanan,
tetapi juga diharapkan mampu menginspirasi anak didiknya agar mereka dapat
mengembangkan potensi diri dan memiliki akhlak yang baik. Untuk itu
diperlukan komitmen yang tinggi dari para guru agar menjadi guru yang
bermartabat yang dapat mencerdaskan anak bangsa sehingga mampu bersaing di
era globalisasi.
Sejalan dengan hal tersebut, untuk meningkatkan profesionalisme guru,
berbagai upaya diterapkan pemerintah, salah satunya adalah Peningkatan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB). PKB adalah bentuk pembelajaran
berkelanjutan bagi guru yang merupakan kendaraan utama dalam upaya
membawa perubahan yang diinginkan berkaitan dengan keberhasilan siswa. PKB
mendorong guru untuk memelihara dan meningkatkan standar mereka secara
keseluruhan mencakup bidang-bidang yang berkaitan dengan pekerjaannya
sebagai profesi. Dengan demikian, guru dapat memelihara, meningkatkan dan
memperluas pengetahuan dan keterampilannya serta membangun kualitas pribadi
yang dibutuhkan di dalam kehidupan profesionalnya.
1
Sesuai dengan Permendiknas No 35 Tahun 2010 yang terdapat pada bagian
lampiran menyebutkan bahwa guru yang akan naik pangkat harus melakukan
kegiatan PKB yang dapat berupa pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan/ atau
pengembangan karya inovatif. Jadi, bukan hanya melakukan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) saja namun masih banyak kegiatan ilmiah lain yang dapat diikuti
guru untuk pengembangan profesinya secara berkelanjutan. Permendiknas ini
akan mulai berlaku untuk kenaikan pangkat pada tahun 2013.
Berdasarkan ulasan di atas, penulis akan menguraikan hal-hal yang
berkaitan dengan PKB dalam makalah yang berjudul ”Peningkatan
Profesionalisme Tenaga Pendidik Melalui Repertoir Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, maka timbul beberapa masalah yang
perlu dibahas. Masalah-masalah tersebut antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan?
2. Apa saja unsur-unsur yang terdapat dalam Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan?
3. Bagaimana langkah yang dapat diambil untuk menjadi guru profesional?
C. Tujuan
Penulis memiliki tujuan-tujuan khusus yang ingin dicapai setelah
tersusunnya makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
2. Mengetahui unsur-unsur yang terdapat dalam Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan.
3. Mengetahui langkah yang dapat diambil untuk menjadi guru profesional.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Sebenarnya permasalahan peningkatan profesionalisme guru telah menjadi
kajian akademik para ahli. Persoalannya, seringkali adanya ketidaksesuaian
antara harapan konsep dengan konsistensi praksis. Implikasinya, di lapangan
dirasakan sebagai sesuatu hal yang baru.
Tantangan profesi guru dari waktu ke waktu terus bergerak secara dinamis.
Untuk mampu menghadapi dan menjawab tantangan masa depan tersebut, guru
harus mampu menyesuaikan diri. Penyesuaian diri itu dapat dilakukan dengan
melaksanakan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) secara
konsisten dan berkesinambungan. Apabila tidak, guru tidak akan mampu
memelihara pengetahuan dan kompetensi lainnya untuk dapat menunjang
pelaksanaan tugas, fungsi dan peranan secara profesional. Dengan sendirinya,
guru seperti itu akan tergilas oleh perubahan zaman. Itulah sebabnya dalam buku
Pedoman Pengelolaan PKB yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan
Nasional (2011), disebutkan bahwa program PKB diarahkan untuk dapat
memperkecil jarak antara pengetahuan, keterampilan, kompetensi sosial dan
kepribadian yang mereka miliki sekarang dengan apa yang menjadi tuntutan ke
depan berkaitan dengan profesinya itu.
Berdasarkan Permenegpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009
yang dimaksud PKB adalah pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan
sesuai kebutuhan,bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya.
PKB dilakukan melalui pendekatan yang diawali dengan perencanaan untuk
mencapai standar kompetensi profesi (khususnya bagi guru yang belum mencapai
standar kompetensi sesuai dengan hasil penilaian kinerja, atau dengan kata lain
berkinerja rendah), mempertahankan/ menjaga dan mengembangkan
pengetahuan, keterampilan dan perolehan pengetahuan dan keterampilan baru.
3
PKB dalam rangka pengembangan pengetahuan dan keterampilan merupakan
tanggung jawab guru secara individu sesuai dengan masyarakat pembelajar, jadi
sangat penting bagi guru yang berada di ujung paling depan pendidikan.
B. Unsur Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
PKB merupakan salah satu unsur komponen pada unsur utama yang
kegiatannya diberi angka kredit. Unsur kegiatan PKB terdiri atas tiga macam,
yakni pengembangan diri, publikasi ilmiah, serta karya inovatif yang dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Pengembangan Diri
Kegiatan pengembangan diri pada kegiatan PKB adalah kegiatan yang
dilakukan guru untuk meningkatkan kompetensi dan keprofesiannya.
Kegiatan tersebut dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan (diklat)
fungsional dan/ atau melalui kegiatan kolektif guru. Penjelasan kedua macam
kegiatan dimaksud sebagai berikut:
a. Mengikuti diklat fungsional
Diklat fungsional bagi guru adalah kegiatan guru dalam mengikuti
pendidikan atau latihan yang bertujuan untuk meningkatkan keprofesian
guru yang bersangkutan dalam kurun waktu tertentu. Macam kegiatan
dapat berupa kursus, pelatihan, penataran, maupun berbagai bentuk diklat
yang lain. Guru dapat mengikuti kegiatan diklat fungsional, atas dasar
penugasan baik oleh kepala sekolah/ madrasah atau institusi yang lain,
maupun atas kehendak sendiri dari guru yang bersangkutan. Misalnya:
diklat SDSN, diklat penilaian kompetensi guru, pelatihan PAKEM,
pelatihan juri geguritan dan puisi, dan sebagainya.
b. Melaksanakan kegiatan kolektif guru
Kegiatan kolektif guru adalah kegiatan guru dalam mengikuti kegiatan
pertemuan ilmiah atau mengikuti kegiatan bersama yang dilakukan guru
yang bertujuan untuk meningkatkan keprofesian guru yang bersangkutan.
4
Macam kegiatan tersebut dapat berupa lokakarya, seminar, kolokium,
diskusi panel, atau bentuk pertemuan ilmiah lainnya.
2. Publikasi Ilmiah
a. Presentasi pada Forum Ilmiah
Guru seringkali diundang untuk mengikuti pertemuan ilmiah. Tidak
jarang, mereka juga diminta untuk memberikan presentasi, baik sebagai
pemrasaran atau pembahas pada pertemuan ilmiah tersebut. Untuk
keperluan itu, guru harus membuat prasaran ilmiah. Prasaran ilmiah
adalah sebuah tulisan ilmiah berbentuk makalah yang berisi ringkasan
laporan hasil penelitian, gagasan, ulasan, atau tinjauan ilmiah. Untuk
memperoleh angka kredit dalam kegiatan pengembangan keprofesian
berkelanjutan, maka isi makalah haruslah mengenai permasalahan pada
bidang pendidikan formal pada satuan pendidikannya sesuai tugas guru
yang bersangkutan.
b. Publikasi Ilmiah Berupa Hasil Penelitian
Karya tulis ilmiah guru dapat dipublikasikan dalam bentuk laporan hasil
penelitian (misalnya laporan Penelitian Tindakan Kelas) atau berupa
tinjauan/gagasan ilmiah yang ditulis berdasar pada pengalaman dan sesuai
dengan tugas pokok serta fungsi guru.
Publikasi karya tulis ilmiah guru di atas, terdiri dari empat kelompok,
yakni:
Laporan hasil penelitian
Tinjauan ilmiah
Tulisan ilmiah populer
Artikel ilmiah
c. Publikasi Buku Teks Pelajaran, Buku Pengayaan, dan/atau Pedoman Guru
Buku Pelajaran
Modul/ Diktat Pembelajaran
Buku dalam Bidang Pendidikan
Karya Terjemahan
5
Buku Pedoman Guru
3. Karya Inovatif
Sedangkan untuk karya inovatif berupa teknologi tepat guna yang bisa
berbentuk:
a. media pembelajaran, program aplikasi komputer, hasil evaluasi
pembelajaran, hasil eksperimen;
b. menemukan/menciptakan karya seni seperti novel, puisi, poster, lukisan,
tari, dan lainnya;
c. membuat/memodifikasi alat pelajaran/peraga/praktikum seperti alat bantu
presentasi, poster/gambar, animasi, model, alat praktikum, dan lainnya;
d. mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal dan
sejenisnya.
C. Guru Profesional
Dalam Seminar Nasional Peningkatan Kualitas Profesional Tenaga
Pendidik melalui Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 29
November 2011 di FIP UNNES disampaikan oleh Rustantiningsih, yang pernah
menjadi juara pertama dalam Lomba Guru Berprestasi Tingkat Nasional 2009,
bahwa guru profesional adalah guru yang memiliki empat kompetensi yaitu
pedagogis, profesional, kepribadian, dan sosial. Untuk menguasai kompetensi ini
diperlukan komitmen yang tinggi oleh seorang guru. Ada lima kunci agar selalu
komit terhadap tugasnya yaitu dengan PAKAR (Pasti Amati Karya Andal
Religius).
Pasti, artinya seorang guru harus percaya akan kemampuannya. Mantap
dalam menjalankan tugasnya dan yakin bahwa peserta didik merupakan mutiara-
mutiara bangsa yang akan selalu berkilau dimanapun mereka berada. Bagi
sebagian orang mempercayai diri sendiri itu mudah, tetapi bagi sebagian yang
lain, hal itu bisa jadi sangat sulit (Yonny et.al. 2011: 49). Tetapi keyakinan yang
bulat akan selalu memompa semangat guru dalam menjalankan tugasnya. Guru
6
harus menanamkan keyakinan pada dirinya dan peserta didik bahwa kita bisa,
sebab sekali saja berkata tidak bisa maka selamanya tidak akan bisa.
Amati, artinya guru harus mampu menjadi pengamat yang baik.
Kemampuan membaca situasi tentang peserta didik, lingkungan, isu pemerintah
yang up to date, dan kondisi sosial ekonomi sangat diperlukan. Ketika mengamati
suatu objek, guru tidak hanya melihat dan mendengar saja namun juga harus
berpikir kritis dan bijak dalam menghadapi situasi tersebut. Hasil pengamatan
sangat diperlukan oleh seorang guru untuk ditindaklanjuti dengan mengambil
keputusan yang tepat.
Karya merupakan bentuk konkret aktualisasi guru dalam menjalankan
tugasnya. Menurut Nugroho (2004: 363) guru masa depan perlu menjadi peneliti,
penilai, dan penulis. Pendapat Nugroho tentu memberikan makna bahwa profesi
guru adalah proses intelektual yang siklus alaminya mencakupi membaca,
mengajar, meneliti, dan menulis secara menerus. Bukan hanya memanfaatkan dan
menerapkan hasil penelitian, namun mampu melakukan penelitian, penilaian, dan
penulisan sesuai dengan bidang tugasnya. Hal ini menjadi penting lantaran
penelitian merupakan salah satu bentuk pengembangan profesi. Berbagai karya
dapat diproduksi oleh guru dalam bentuk tulisan, temuan teknologi, karya seni,
dan masih banyak lagi yang tentu akan sangat bermanfaat dalam dunia
pendidikan.
Andal memiliki makna bahwa guru harus sadar bahwa profesi yang
disandangnya bukan profesi biasa sehingga guru juga harus menjadi orang yang
luar biasa. Kemampuannya harus lebih dibanding orang kebanyakan sehingga
guru mampu memadukan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor secara
seimbang. Apalagi guru SD, harus menguasai semua mata pelajaran dan harus
mengajar secara all out.
Religius merupakan salah satu karakter yang harus dimiliki oleh seorang
guru. Bagaimanapun hebatnya seorang guru jika dalam menjalankan tugasnya
tidak dilandasi nilai-nilai religius maka hasilnya akan sia-sia. Perilaku guru yang
penuh nilai-nilai religius sangat dibutuhkan sebab keteladanan seorang guru
7
dalam kehidupan religiusnya akan tercermin dalam perilakunya. Sedangkan
perilaku guru akan ditiru peserta didik dan sekaligus menjadi cermin bagi
masyarakat.
Mengajar di masa kini perlu lebih menekankan how (bagaimana siswa
belajar lebih aktif dan efektif?) ketimbang what (materi apa yang dipelajari?)
sebab guru di masa kini tidak hanya bertugas menjejalkan informasi kepada para
siswa. Tugas guru saat ini diharapkan dapat memotivasi para siswanya untuk
mencari informasi di luar dinding kelas di sekolahnya (Mahfudz, 2011: 101).
Guru selayaknya memiliki kecerdasan interpersonal, yaitu kemampuan
yang berhubungan dengan kesadaran dan pengetahuan tentang diri sendiri, dapat
memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri, dan mampu memotivasi dirinya
sendiri serta melakukan disiplin diri. Orang yang memiliki kecerdasan ini sangat
menghargai nilai (aturan-aturan), etika (sopan santun), dan moral. Dalam proses
pembelajaran, kecerdasan interpersonal dapat diwujudkan dalam bentuk jalinan
komunikasi yang baik mampu memikirkan dan memecahkan masalah yang
dihadapi mampu menyusun tujuan dan menentukan keputusan, serta kemampuan
menjadi pendengar yang baik (Kusmayadi, 2010: 4).
Selain apa yang diuraikan sebelumnya, menjadi guru profesional juga
diimbangi dengan kondisi yang memungkinkan guru menjadi inspirator bagi
guru-guru lain. Karakteristik guru menurut Yonny et.al. (2011):
No. Guru Inspiratif Guru Konvensional
1 Menunjukkan keterbukaan dalam
perencanaan mengajar dan
kegiatan belajar mengajar
Terlalu dikuasai oleh rencana
pelajaran sehingga alokasi waktu
menjadi kaku
2 Menjadikan materi pelajaran
berguna bagi kehidupan nyata
siswa
Tidak mampu memodifikasi materi
silabus
3 Mempertimbangkan berbagai
alternatif cara menyampaikan isi
pelajaran kepada siswa
Terpaku pada satu atau dua metode
mengajar tanpa mempertimbangkan
kesesuaiannya dengan materi
8
pelajaran
4 Mampu mengatasi kondisi yang
mendesak
Tidak mampu menangani hal yang
terjadi secara tiba-tiba ketika
pengajaran berlangsung
5 Dapat menggunakan humor secara
proporsional dalam menciptakan
situasi KBM yang menarik
Terpaku pada isi materi dan metode
yang baku sehingga situasi KBM
monoton dan membosankan
6 Pendekatan pengajaran lebih
problematik sehingga mendorong
siswa untuk berpikir
Pendekatan pengajarannya lebih
instruktif (memberi perintah/
petunjuk atau ketentuan)
7 Menunjukkan perilaku demokratis
dan tenggang rasa kepada semua
siswa
Terlalu memperhatikan siswa yang
pandai dan mengabaikan siswa yang
lamban
8 Responsif terhadap kelas (bersedia
melihat, mendengar dan merespon
masalah disiplin, kesulitan belajar,
dan lain-lain)
Tidak mampu/ tidak mau mencatat
isyarat adanya masalah dalam KBM
9 Memandang siswa sebagai partner
dalam KBM
Memandang siswa sebagai objek
yang dikuasai
10 Menilai siswa berdasarkan faktor-
faktor yang memadai
Menilai siswa secara serampangan
11 Berkesinambungan dalam
menggunakan hadiah dan
hukuman sesuai dengan keadaan
siswa
Bila siswa berprestasi tidak
diapresiasi, tetapi bila siswa
melanggar diberi hukuman
BAB III
9
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan adalah proses pengembangan
profesionalisme guru yang dilakukan melalui pendekatan yang diawali
dengan perencanaan untuk mencapai standar kompetensi profesi,
mempertahankan/ menjaga dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan
dan perolehan pengetahuan dan keterampilan baru.
2. Unsur-unsur yang terdapat dalam Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
yaitu pengembangan diri, publikasi ilmiah, serta karya inovatif.
Pengembangan diri terdiri dari pendidikan dan pelatihan (diklat) fungsional
dan/ atau melalui kegiatan kolektif guru, publikasi ilmiah terdiri dari
presentasi pada forum ilmiah, publikasi ilmiah hasil penelitian, membuat
publikasi buku. Karya inovatif terdiri dari menemukan teknologi tepat guna,
menemukan/ menciptakan karya seni, membuat/ memodifikasi alat
pembelajaran, mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal
dan sejenisnya.
3. Langkah yang dapat diambil untuk menjadi guru profesional adalah memiliki
empat kompetensi yaitu pedagogis, profesional, kepribadian, dan sosial.
Untuk menguasai kompetensi ini diperlukan komitmen yang tinggi oleh
seorang guru. Ada lima kunci agar selalu komit terhadap tugasnya yaitu
dengan PAKAR (Pasti Amati Karya Andal Religius). Selain itu juga
memiliki kecerdasan interpersonal yang baik serta mampu menjadi inspirator
bagi guru-guru lain.
B. Saran
Adapun saran-saran dari penulis adalah:
10
1. Guru supaya mempersiapkan aktivitas yang menunjang suksesnya
Pengembangan Profesi Berkelanjutan, karena ini merupakan suatu hal
yang bermanfaat bukan hanya guru sendiri namun juga peserta didik
serta pemerhati pendidikan.
2. Guru supaya terbiasa berkutat dengan budaya literal, yang mana
terbiasa dengan dunia tulis-menulis sebagai bentuk proses penuangan
gagasan, ide, atau sesuatu yang diterapkan guru agar dapat dibaca oleh
para pemerhati pendidikan.
3. Jika belum terbiasa dengan budaya tulis-menulis alangkah baiknya guru
terus berlatih dengan kemauan dan kerja keras serta mau menulis
bagaimanapun hasilnya di samping tetap menggali ilmu dari para
penulis yang sudah andal di bidangnya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Kusmayadi, Ismail. 2010. Kemahiran Interpersonal untuk Guru. Bandung: Pribumi
Mekar.
Labarasi. 2012. Menyongsong Pemberlakuan Peraturan Baru Angka Kredit Guru :
Pengertian PKB (Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan).
http://labarasi.wordpress.com/2012/01/18/menyongsong-pemberlakuan-
peraturan-baru-angka-kredit-guru-pengertian-pkb-pengembangan-profesi-
berkelanjutan/. Diakses pada Sabtu, 28 April 2012 pukul 22.36 WIB.
Mahfudz, Asep. 2011. Be a Good Teacher or Never: 9 Jurus Cepat Menjadi Guru
Profesional Berkarakter Trainer. Bandung: Nuansa.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
Sudrajat, Ahmad. 2011. Penilaian Kinerja Guru dan Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/11/08/
kinerja-guru-dan-pengembangan-keprofesian-berkelanjutan/. Diakses pada
Sabtu, 28 April 2012 pukul 23.02 WIB.
Supiyanto, Yudi. 2012. Peningkatan Kualitas Guru Profesional Melalui
Pengembangan Diri Secara Berkelanjutan (dalam Perspektif Profesi
Kependidikan). ejournal.unirow.ac.id/ojs/index.php/unirow/article/view/52
2012. Diakses pada Sabtu, 28 April 2012 pukul 23.02 WIB.
W.S, Kuswana. 1995. Pengembangan Kompetensi Guru SMK. Bandung: PPS IKIP.
12
Yonny, Acep dan Sri Rahayu Yunus. 2011. Begini Cara Menjadi Guru Inspiratif dan
Disenangi Siswa. Yogyakarta: Widyatama.
13
BIODATA PENULIS
Nama : Agustin AnggrianiJenis Kelamin : PerempuanTempat, Tanggal lahir : Kudus, 3 Agustus 1993Alamat : Jalan Rahtawu Raya RT 03/V Menawan KudusNo. HP : 085741338177E-mail : [email protected] organisasi :
Pengurus KIR SMA 1 Kudus 2009/2010 Fungsionaris UKM Penelitian PGSD UNNES 2012
Pendidikan : SD 7 Gondosari Tahun lulus 2005 SMP 1 Gebog Tahun lulus 2008 SMA 1 Kudus Tahun lulus 2011 Universitas Negeri Semarang 2011-sekarang
Prestasi:1. Juara II Lomba MTQ Murottal Se-Kabupaten Kudus di SMK 1 Kudus, 2007.2. Juara I Artikel Ilmiah dengan judul “Minuman Isotonik Buatan Sendiri” di
SMPIT-SMAIT Ittihadul Muwahidin Pati, 2008.3. Juara III Lomba Menyanyi Langgam dan Keroncong Radio Suara Kudus,
2008.4. Juara II Lomba Menulis Artikel Online www.kudusterkini.com dengan judul
“Potensi Pendidikan, Budaya dan Wisata di Kudus, Pati, Demak dan Jepara serta Permasalahannya”, 2009.
5. Juara III Lomba Karya Ilmiah Pameran Buku Kudus dengan judul “Biopori sebagai Pencegah Banjir di Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus”, 2009.
6. Finalis Indonesian Science Project Olympiad 2010 dengan judul “Water Holding System”.
7. Juara I Karya Ilmiah Remaja Bidang Budaya Se-Provinsi Jawa Tengah dengan judul “Strategi Kebudayaan yang Menjamin Eksistensi Wayang di Republik Indonesia”, 2010.
8. Finalis Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia dengan judul “The Potention of Suweg Phytoethanol as the Additive Substance for Saving Gasoline”, 2010.
9. 70 besar Lomba Penulisan Sejarah dengan judul “Peran Pemuda untuk Mempertahankan Kemerdekaan dalam Pertempuran Lima Hari di Semarang”, 2010.
10. Juara III Lomba Cipta Puisi ROHIS PGSD UNNES 2011.
14
11. Juara I Lomba Gagasan Tulis Ilmiah Se-Jawa dengan judul “Wayang Panas sebagai Inovasi Media Pengembangan Pendidikan Karakter pada Siswa di Sekolah Dasar” di PGSD UNNES, 2012.
12. Juara 2 Lomba Resensi Buku dengan judul “Agama Baru Itu Bernama Pendidikan Karakter” di UNY, 2012.
15