Isi Makalah

22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan berbagai tuntutan masyarakat akan semakin meningkatnya kualitas pendidikan di Indonesia menuntut pemerintah dan kalangan pendidik untuk dapat merespon secara baik tuntutan tersebut. Hal ini disebabkan bahwa pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dalam hal ini kalangan pendidik juga stake holder lainnya. Tugas guru memang berat, seiring dengan perkembangan zaman maka guru pun juga dituntut untuk profesional. Hal ini merupakan tantangan besar bagi para guru. Menurut Yonny et.al. (2011), guru memiliki peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Guru tidak sekadar dituntut memiliki kemampuan mentransformasikan pengetahuan dan pengalamannya, memberikan keteladanan, tetapi juga diharapkan mampu menginspirasi anak didiknya agar mereka dapat mengembangkan potensi diri dan memiliki akhlak yang baik. Untuk itu diperlukan komitmen yang tinggi dari para guru agar menjadi guru yang bermartabat yang 1

Transcript of Isi Makalah

Page 1: Isi Makalah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan berbagai tuntutan masyarakat akan semakin meningkatnya

kualitas pendidikan di Indonesia menuntut pemerintah dan kalangan

pendidik untuk dapat merespon secara baik tuntutan tersebut. Hal ini disebabkan

bahwa pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah,

masyarakat dalam hal ini kalangan pendidik juga stake holder lainnya.

Tugas guru memang berat, seiring dengan perkembangan zaman maka guru

pun juga dituntut untuk profesional. Hal ini merupakan tantangan besar bagi para

guru. Menurut Yonny et.al. (2011), guru memiliki peran yang sangat penting

dalam dunia pendidikan. Guru tidak sekadar dituntut memiliki kemampuan

mentransformasikan pengetahuan dan pengalamannya, memberikan keteladanan,

tetapi juga diharapkan mampu menginspirasi anak didiknya agar mereka dapat

mengembangkan potensi diri dan memiliki akhlak yang baik. Untuk itu

diperlukan komitmen yang tinggi dari para guru agar menjadi guru yang

bermartabat yang dapat mencerdaskan anak bangsa sehingga mampu bersaing di

era globalisasi.

Sejalan dengan hal tersebut, untuk meningkatkan profesionalisme guru,

berbagai upaya diterapkan pemerintah, salah satunya adalah Peningkatan

Keprofesian Berkelanjutan (PKB). PKB adalah bentuk pembelajaran

berkelanjutan bagi guru yang merupakan kendaraan utama dalam upaya

membawa perubahan yang diinginkan berkaitan dengan keberhasilan siswa. PKB

mendorong guru untuk memelihara dan meningkatkan standar mereka secara

keseluruhan mencakup bidang-bidang yang berkaitan dengan pekerjaannya

sebagai profesi. Dengan demikian, guru dapat memelihara, meningkatkan dan

memperluas pengetahuan dan keterampilannya serta membangun kualitas pribadi

yang dibutuhkan di dalam kehidupan profesionalnya.

1

Page 2: Isi Makalah

Sesuai dengan Permendiknas No 35 Tahun 2010 yang terdapat pada bagian

lampiran menyebutkan bahwa guru yang akan naik pangkat harus melakukan

kegiatan PKB yang dapat berupa pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan/ atau

pengembangan karya inovatif. Jadi, bukan hanya melakukan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) saja namun masih banyak kegiatan ilmiah lain yang dapat diikuti

guru untuk pengembangan profesinya secara berkelanjutan. Permendiknas ini

akan mulai berlaku untuk kenaikan pangkat pada tahun 2013.

Berdasarkan ulasan di atas, penulis akan menguraikan hal-hal yang

berkaitan dengan PKB dalam makalah yang berjudul ”Peningkatan

Profesionalisme Tenaga Pendidik Melalui Repertoir Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka timbul beberapa masalah yang

perlu dibahas. Masalah-masalah tersebut antara lain:

1. Apa yang dimaksud dengan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan?

2. Apa saja unsur-unsur yang terdapat dalam Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan?

3. Bagaimana langkah yang dapat diambil untuk menjadi guru profesional?

C. Tujuan

Penulis memiliki tujuan-tujuan khusus yang ingin dicapai setelah

tersusunnya makalah ini, yaitu sebagai berikut:

1. Mengetahui pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

2. Mengetahui unsur-unsur yang terdapat dalam Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan.

3. Mengetahui langkah yang dapat diambil untuk menjadi guru profesional.

2

Page 3: Isi Makalah

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

Sebenarnya permasalahan peningkatan profesionalisme guru telah menjadi

kajian akademik para ahli. Persoalannya, seringkali adanya ketidaksesuaian

antara harapan konsep dengan konsistensi praksis. Implikasinya, di lapangan

dirasakan sebagai sesuatu hal yang baru.

Tantangan profesi guru dari waktu ke waktu terus bergerak secara dinamis.

Untuk mampu menghadapi dan menjawab tantangan masa depan tersebut, guru

harus mampu menyesuaikan diri. Penyesuaian diri itu dapat dilakukan dengan

melaksanakan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) secara

konsisten dan berkesinambungan. Apabila tidak, guru tidak akan mampu

memelihara pengetahuan dan kompetensi lainnya untuk dapat menunjang

pelaksanaan tugas, fungsi dan peranan secara profesional. Dengan sendirinya,

guru seperti itu akan tergilas oleh perubahan zaman. Itulah sebabnya dalam buku

Pedoman Pengelolaan PKB yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan

Nasional (2011), disebutkan bahwa program PKB diarahkan untuk dapat

memperkecil jarak antara pengetahuan, keterampilan, kompetensi sosial dan

kepribadian yang mereka miliki sekarang dengan apa yang menjadi tuntutan ke

depan berkaitan dengan profesinya itu.

Berdasarkan Permenegpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009

yang dimaksud PKB adalah pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan

sesuai kebutuhan,bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya.

PKB dilakukan melalui pendekatan yang diawali dengan perencanaan untuk

mencapai standar kompetensi profesi (khususnya bagi guru yang belum mencapai

standar kompetensi sesuai dengan hasil penilaian kinerja, atau dengan kata lain

berkinerja rendah), mempertahankan/ menjaga dan mengembangkan

pengetahuan, keterampilan dan perolehan pengetahuan dan keterampilan baru.

3

Page 4: Isi Makalah

PKB dalam rangka pengembangan pengetahuan dan keterampilan merupakan

tanggung jawab guru secara individu sesuai dengan masyarakat pembelajar, jadi

sangat penting bagi guru yang berada di ujung paling depan pendidikan.

B. Unsur Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

PKB merupakan salah satu unsur komponen pada unsur utama yang

kegiatannya diberi angka kredit. Unsur kegiatan PKB terdiri atas tiga macam,

yakni pengembangan diri, publikasi ilmiah, serta karya inovatif yang dapat

diuraikan sebagai berikut:

1. Pengembangan Diri

Kegiatan pengembangan diri pada kegiatan PKB adalah kegiatan yang

dilakukan guru untuk meningkatkan kompetensi dan keprofesiannya.

Kegiatan tersebut dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan (diklat)

fungsional dan/ atau melalui kegiatan kolektif guru. Penjelasan kedua macam

kegiatan dimaksud sebagai berikut:

a. Mengikuti diklat fungsional

Diklat fungsional bagi guru adalah kegiatan guru dalam mengikuti

pendidikan atau latihan yang bertujuan untuk meningkatkan keprofesian

guru yang bersangkutan dalam kurun waktu tertentu. Macam kegiatan

dapat berupa kursus, pelatihan, penataran, maupun berbagai bentuk diklat

yang lain. Guru dapat mengikuti kegiatan diklat fungsional, atas dasar

penugasan baik oleh kepala sekolah/ madrasah atau institusi yang lain,

maupun atas kehendak sendiri dari guru yang bersangkutan. Misalnya:

diklat SDSN, diklat penilaian kompetensi guru, pelatihan PAKEM,

pelatihan juri geguritan dan puisi, dan sebagainya.

b. Melaksanakan kegiatan kolektif guru

Kegiatan kolektif guru adalah kegiatan guru dalam mengikuti kegiatan

pertemuan ilmiah atau mengikuti kegiatan bersama yang dilakukan guru

yang bertujuan untuk meningkatkan keprofesian guru yang bersangkutan.

4

Page 5: Isi Makalah

Macam kegiatan tersebut dapat berupa lokakarya, seminar, kolokium,

diskusi panel, atau bentuk pertemuan ilmiah lainnya.

2. Publikasi Ilmiah

a. Presentasi pada Forum Ilmiah

Guru seringkali diundang untuk mengikuti pertemuan ilmiah. Tidak

jarang, mereka juga diminta untuk memberikan presentasi, baik sebagai

pemrasaran atau pembahas pada pertemuan ilmiah tersebut. Untuk

keperluan itu, guru harus membuat prasaran ilmiah. Prasaran ilmiah

adalah sebuah tulisan ilmiah berbentuk makalah yang berisi ringkasan

laporan hasil penelitian, gagasan, ulasan, atau tinjauan ilmiah. Untuk

memperoleh angka kredit dalam kegiatan pengembangan keprofesian

berkelanjutan, maka isi makalah haruslah mengenai permasalahan pada

bidang pendidikan formal pada satuan pendidikannya sesuai tugas guru

yang bersangkutan.

b. Publikasi Ilmiah Berupa Hasil Penelitian

Karya tulis ilmiah guru dapat dipublikasikan dalam bentuk laporan hasil

penelitian (misalnya laporan Penelitian Tindakan Kelas) atau berupa

tinjauan/gagasan ilmiah yang ditulis berdasar pada pengalaman dan sesuai

dengan tugas pokok serta fungsi guru.

Publikasi karya tulis ilmiah guru di atas, terdiri dari empat kelompok,

yakni:

Laporan hasil penelitian

Tinjauan ilmiah

Tulisan ilmiah populer

Artikel ilmiah

c. Publikasi Buku Teks Pelajaran, Buku Pengayaan, dan/atau Pedoman Guru

Buku Pelajaran

Modul/ Diktat Pembelajaran

Buku dalam Bidang Pendidikan

Karya Terjemahan

5

Page 6: Isi Makalah

Buku Pedoman Guru

3. Karya Inovatif

Sedangkan untuk karya inovatif berupa teknologi tepat guna yang bisa

berbentuk:

a. media pembelajaran, program aplikasi komputer, hasil evaluasi

pembelajaran, hasil eksperimen;

b. menemukan/menciptakan karya seni seperti novel, puisi, poster, lukisan,

tari, dan lainnya;

c. membuat/memodifikasi alat pelajaran/peraga/praktikum seperti alat bantu

presentasi, poster/gambar, animasi, model, alat praktikum, dan lainnya;

d. mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal dan

sejenisnya.

C. Guru Profesional

Dalam Seminar Nasional Peningkatan Kualitas Profesional Tenaga

Pendidik melalui Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 29

November 2011 di FIP UNNES disampaikan oleh Rustantiningsih, yang pernah

menjadi juara pertama dalam Lomba Guru Berprestasi Tingkat Nasional 2009,

bahwa guru profesional adalah guru yang memiliki empat kompetensi yaitu

pedagogis, profesional, kepribadian, dan sosial. Untuk menguasai kompetensi ini

diperlukan komitmen yang tinggi oleh seorang guru. Ada lima kunci agar selalu

komit terhadap tugasnya yaitu dengan PAKAR (Pasti Amati Karya Andal

Religius).

Pasti, artinya seorang guru harus percaya akan kemampuannya. Mantap

dalam menjalankan tugasnya dan yakin bahwa peserta didik merupakan mutiara-

mutiara bangsa yang akan selalu berkilau dimanapun mereka berada. Bagi

sebagian orang mempercayai diri sendiri itu mudah, tetapi bagi sebagian yang

lain, hal itu bisa jadi sangat sulit (Yonny et.al. 2011: 49). Tetapi keyakinan yang

bulat akan selalu memompa semangat guru dalam menjalankan tugasnya. Guru

6

Page 7: Isi Makalah

harus menanamkan keyakinan pada dirinya dan peserta didik bahwa kita bisa,

sebab sekali saja berkata tidak bisa maka selamanya tidak akan bisa.

Amati, artinya guru harus mampu menjadi pengamat yang baik.

Kemampuan membaca situasi tentang peserta didik, lingkungan, isu pemerintah

yang up to date, dan kondisi sosial ekonomi sangat diperlukan. Ketika mengamati

suatu objek, guru tidak hanya melihat dan mendengar saja namun juga harus

berpikir kritis dan bijak dalam menghadapi situasi tersebut. Hasil pengamatan

sangat diperlukan oleh seorang guru untuk ditindaklanjuti dengan mengambil

keputusan yang tepat.

Karya merupakan bentuk konkret aktualisasi guru dalam menjalankan

tugasnya. Menurut Nugroho (2004: 363) guru masa depan perlu menjadi peneliti,

penilai, dan penulis. Pendapat Nugroho tentu memberikan makna bahwa profesi

guru adalah proses intelektual yang siklus alaminya mencakupi membaca,

mengajar, meneliti, dan menulis secara menerus. Bukan hanya memanfaatkan dan

menerapkan hasil penelitian, namun mampu melakukan penelitian, penilaian, dan

penulisan sesuai dengan bidang tugasnya. Hal ini menjadi penting lantaran

penelitian merupakan salah satu bentuk pengembangan profesi. Berbagai karya

dapat diproduksi oleh guru dalam bentuk tulisan, temuan teknologi, karya seni,

dan masih banyak lagi yang tentu akan sangat bermanfaat dalam dunia

pendidikan.

Andal memiliki makna bahwa guru harus sadar bahwa profesi yang

disandangnya bukan profesi biasa sehingga guru juga harus menjadi orang yang

luar biasa. Kemampuannya harus lebih dibanding orang kebanyakan sehingga

guru mampu memadukan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor secara

seimbang. Apalagi guru SD, harus menguasai semua mata pelajaran dan harus

mengajar secara all out.

Religius merupakan salah satu karakter yang harus dimiliki oleh seorang

guru. Bagaimanapun hebatnya seorang guru jika dalam menjalankan tugasnya

tidak dilandasi nilai-nilai religius maka hasilnya akan sia-sia. Perilaku guru yang

penuh nilai-nilai religius sangat dibutuhkan sebab keteladanan seorang guru

7

Page 8: Isi Makalah

dalam kehidupan religiusnya akan tercermin dalam perilakunya. Sedangkan

perilaku guru akan ditiru peserta didik dan sekaligus menjadi cermin bagi

masyarakat.

Mengajar di masa kini perlu lebih menekankan how (bagaimana siswa

belajar lebih aktif dan efektif?) ketimbang what (materi apa yang dipelajari?)

sebab guru di masa kini tidak hanya bertugas menjejalkan informasi kepada para

siswa. Tugas guru saat ini diharapkan dapat memotivasi para siswanya untuk

mencari informasi di luar dinding kelas di sekolahnya (Mahfudz, 2011: 101).

Guru selayaknya memiliki kecerdasan interpersonal, yaitu kemampuan

yang berhubungan dengan kesadaran dan pengetahuan tentang diri sendiri, dapat

memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri, dan mampu memotivasi dirinya

sendiri serta melakukan disiplin diri. Orang yang memiliki kecerdasan ini sangat

menghargai nilai (aturan-aturan), etika (sopan santun), dan moral. Dalam proses

pembelajaran, kecerdasan interpersonal dapat diwujudkan dalam bentuk jalinan

komunikasi yang baik mampu memikirkan dan memecahkan masalah yang

dihadapi mampu menyusun tujuan dan menentukan keputusan, serta kemampuan

menjadi pendengar yang baik (Kusmayadi, 2010: 4).

Selain apa yang diuraikan sebelumnya, menjadi guru profesional juga

diimbangi dengan kondisi yang memungkinkan guru menjadi inspirator bagi

guru-guru lain. Karakteristik guru menurut Yonny et.al. (2011):

No. Guru Inspiratif Guru Konvensional

1 Menunjukkan keterbukaan dalam

perencanaan mengajar dan

kegiatan belajar mengajar

Terlalu dikuasai oleh rencana

pelajaran sehingga alokasi waktu

menjadi kaku

2 Menjadikan materi pelajaran

berguna bagi kehidupan nyata

siswa

Tidak mampu memodifikasi materi

silabus

3 Mempertimbangkan berbagai

alternatif cara menyampaikan isi

pelajaran kepada siswa

Terpaku pada satu atau dua metode

mengajar tanpa mempertimbangkan

kesesuaiannya dengan materi

8

Page 9: Isi Makalah

pelajaran

4 Mampu mengatasi kondisi yang

mendesak

Tidak mampu menangani hal yang

terjadi secara tiba-tiba ketika

pengajaran berlangsung

5 Dapat menggunakan humor secara

proporsional dalam menciptakan

situasi KBM yang menarik

Terpaku pada isi materi dan metode

yang baku sehingga situasi KBM

monoton dan membosankan

6 Pendekatan pengajaran lebih

problematik sehingga mendorong

siswa untuk berpikir

Pendekatan pengajarannya lebih

instruktif (memberi perintah/

petunjuk atau ketentuan)

7 Menunjukkan perilaku demokratis

dan tenggang rasa kepada semua

siswa

Terlalu memperhatikan siswa yang

pandai dan mengabaikan siswa yang

lamban

8 Responsif terhadap kelas (bersedia

melihat, mendengar dan merespon

masalah disiplin, kesulitan belajar,

dan lain-lain)

Tidak mampu/ tidak mau mencatat

isyarat adanya masalah dalam KBM

9 Memandang siswa sebagai partner

dalam KBM

Memandang siswa sebagai objek

yang dikuasai

10 Menilai siswa berdasarkan faktor-

faktor yang memadai

Menilai siswa secara serampangan

11 Berkesinambungan dalam

menggunakan hadiah dan

hukuman sesuai dengan keadaan

siswa

Bila siswa berprestasi tidak

diapresiasi, tetapi bila siswa

melanggar diberi hukuman

BAB III

9

Page 10: Isi Makalah

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan adalah proses pengembangan

profesionalisme guru yang dilakukan melalui pendekatan yang diawali

dengan perencanaan untuk mencapai standar kompetensi profesi,

mempertahankan/ menjaga dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan

dan perolehan pengetahuan dan keterampilan baru.

2. Unsur-unsur yang terdapat dalam Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

yaitu pengembangan diri, publikasi ilmiah, serta karya inovatif.

Pengembangan diri terdiri dari pendidikan dan pelatihan (diklat) fungsional

dan/ atau melalui kegiatan kolektif guru, publikasi ilmiah terdiri dari

presentasi pada forum ilmiah, publikasi ilmiah hasil penelitian, membuat

publikasi buku. Karya inovatif terdiri dari menemukan teknologi tepat guna,

menemukan/ menciptakan karya seni, membuat/ memodifikasi alat

pembelajaran, mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal

dan sejenisnya.

3. Langkah yang dapat diambil untuk menjadi guru profesional adalah memiliki

empat kompetensi yaitu pedagogis, profesional, kepribadian, dan sosial.

Untuk menguasai kompetensi ini diperlukan komitmen yang tinggi oleh

seorang guru. Ada lima kunci agar selalu komit terhadap tugasnya yaitu

dengan PAKAR (Pasti Amati Karya Andal Religius). Selain itu juga

memiliki kecerdasan interpersonal yang baik serta mampu menjadi inspirator

bagi guru-guru lain.

B. Saran

Adapun saran-saran dari penulis adalah:

10

Page 11: Isi Makalah

1. Guru supaya mempersiapkan aktivitas yang menunjang suksesnya

Pengembangan Profesi Berkelanjutan, karena ini merupakan suatu hal

yang bermanfaat bukan hanya guru sendiri namun juga peserta didik

serta pemerhati pendidikan.

2. Guru supaya terbiasa berkutat dengan budaya literal, yang mana

terbiasa dengan dunia tulis-menulis sebagai bentuk proses penuangan

gagasan, ide, atau sesuatu yang diterapkan guru agar dapat dibaca oleh

para pemerhati pendidikan.

3. Jika belum terbiasa dengan budaya tulis-menulis alangkah baiknya guru

terus berlatih dengan kemauan dan kerja keras serta mau menulis

bagaimanapun hasilnya di samping tetap menggali ilmu dari para

penulis yang sudah andal di bidangnya.

11

Page 12: Isi Makalah

DAFTAR PUSTAKA

Kusmayadi, Ismail. 2010. Kemahiran Interpersonal untuk Guru. Bandung: Pribumi

Mekar.

Labarasi. 2012. Menyongsong Pemberlakuan Peraturan Baru Angka Kredit Guru :

Pengertian PKB (Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan).

http://labarasi.wordpress.com/2012/01/18/menyongsong-pemberlakuan-

peraturan-baru-angka-kredit-guru-pengertian-pkb-pengembangan-profesi-

berkelanjutan/. Diakses pada Sabtu, 28 April 2012 pukul 22.36 WIB.

Mahfudz, Asep. 2011. Be a Good Teacher or Never: 9 Jurus Cepat Menjadi Guru

Profesional Berkarakter Trainer. Bandung: Nuansa.

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

Sudrajat, Ahmad. 2011. Penilaian Kinerja Guru dan Pengembangan

Keprofesian Berkelanjutan. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/11/08/

kinerja-guru-dan-pengembangan-keprofesian-berkelanjutan/. Diakses pada

Sabtu, 28 April 2012 pukul 23.02 WIB.

Supiyanto, Yudi. 2012. Peningkatan Kualitas Guru Profesional Melalui

Pengembangan Diri Secara Berkelanjutan (dalam Perspektif Profesi

Kependidikan). ejournal.unirow.ac.id/ojs/index.php/unirow/article/view/52

2012. Diakses pada Sabtu, 28 April 2012 pukul 23.02 WIB.

W.S, Kuswana. 1995. Pengembangan Kompetensi Guru SMK. Bandung: PPS IKIP.

12

Page 13: Isi Makalah

Yonny, Acep dan Sri Rahayu Yunus. 2011. Begini Cara Menjadi Guru Inspiratif dan

Disenangi Siswa. Yogyakarta: Widyatama.

13

Page 14: Isi Makalah

BIODATA PENULIS

Nama : Agustin AnggrianiJenis Kelamin : PerempuanTempat, Tanggal lahir : Kudus, 3 Agustus 1993Alamat : Jalan Rahtawu Raya RT 03/V Menawan KudusNo. HP : 085741338177E-mail : [email protected] organisasi :

Pengurus KIR SMA 1 Kudus 2009/2010 Fungsionaris UKM Penelitian PGSD UNNES 2012

Pendidikan : SD 7 Gondosari Tahun lulus 2005 SMP 1 Gebog Tahun lulus 2008 SMA 1 Kudus Tahun lulus 2011 Universitas Negeri Semarang 2011-sekarang

Prestasi:1. Juara II Lomba MTQ Murottal Se-Kabupaten Kudus di SMK 1 Kudus, 2007.2. Juara I Artikel Ilmiah dengan judul “Minuman Isotonik Buatan Sendiri” di

SMPIT-SMAIT Ittihadul Muwahidin Pati, 2008.3. Juara III Lomba Menyanyi Langgam dan Keroncong Radio Suara Kudus,

2008.4. Juara II Lomba Menulis Artikel Online www.kudusterkini.com dengan judul

“Potensi Pendidikan, Budaya dan Wisata di Kudus, Pati, Demak dan Jepara serta Permasalahannya”, 2009.

5. Juara III Lomba Karya Ilmiah Pameran Buku Kudus dengan judul “Biopori sebagai Pencegah Banjir di Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus”, 2009.

6. Finalis Indonesian Science Project Olympiad 2010 dengan judul “Water Holding System”.

7. Juara I Karya Ilmiah Remaja Bidang Budaya Se-Provinsi Jawa Tengah dengan judul “Strategi Kebudayaan yang Menjamin Eksistensi Wayang di Republik Indonesia”, 2010.

8. Finalis Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia dengan judul “The Potention of Suweg Phytoethanol as the Additive Substance for Saving Gasoline”, 2010.

9. 70 besar Lomba Penulisan Sejarah dengan judul “Peran Pemuda untuk Mempertahankan Kemerdekaan dalam Pertempuran Lima Hari di Semarang”, 2010.

10. Juara III Lomba Cipta Puisi ROHIS PGSD UNNES 2011.

14

Page 15: Isi Makalah

11. Juara I Lomba Gagasan Tulis Ilmiah Se-Jawa dengan judul “Wayang Panas sebagai Inovasi Media Pengembangan Pendidikan Karakter pada Siswa di Sekolah Dasar” di PGSD UNNES, 2012.

12. Juara 2 Lomba Resensi Buku dengan judul “Agama Baru Itu Bernama Pendidikan Karakter” di UNY, 2012.

15