Isi Makalah

22
Tugas Mata Kuliah Asuhan Neonatus, Bayi Dan Balita

Transcript of Isi Makalah

Page 1: Isi Makalah

Tugas Mata Kuliah Asuhan Neonatus, Bayi Dan Balita

Page 2: Isi Makalah

1

ASU

HA

N N

EON

AT

US,

BA

YI D

AN

BA

LIT

A

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

1. Amniotomi

Amniotomi/pemecahan selaput ketuban dilakukan bila selaput ketuban

masih utuh, ada dorongan yang besar. Manfaat yang diperkirakan adalah

persalinan bertambah cepat, deteksi dini kasus pencemaran mekonium pada cairan

amnion, dan kesempatan untuk memasang elektroda ke janin serta memasukkan

pressure catheter ke dalam rongga uterus. Jika amniotomi dilakukan, harus

diupayakan menggunakan teknik aseptik. Yang penting kepala janin harus tetap

berada di serviks dan tidak dikeluarkan dari panggul selama prosedur; karena

tindakan seperti itu akan menyebabkan prolaps tali pusat. Selama selaput ketuban

masih utuh, janin akan terhindar dari infeksi dan asfiksia. Cairan amniotic

berfungsi sebagai perisai yang melindungi janin dari tekanan penuh dikarenakan

kontraksi. Oleh karena itu perlu dihindarkan amniotomi dini pada kala I.

Biasanya, selaput ketuban akan pecah secara spontan.

2. Episiotomi

Tindakan episiotomi dilakukan secara rutin terutama pada primipara.

Tindakan ini bertujuan untuk mencegah trauma pada kepala janin, mencegah

kerusakan pada spinter ani serta lebih mudah untuk menjahitnya. Namun hasil

penelitian menunjukkan bahwa tidak ada bukti yang mendukung manfaat

episiotomi. Pada kenyataannya tindakan episiotomi dapat menyebabkan

peningkatan jumlah kehilangan darah ibu, bertambah dalam luka perineum bagian

posterior, meningkatkan kerusakan pada spinter ani dan peningkatan rasa nyeri

pada hari-hari pertama post partum.

B. RUMUSAN MASALAH

Page 3: Isi Makalah

2

ASU

HA

N N

EON

AT

US,

BA

YI D

AN

BA

LIT

A

Berdasarkan latar belakang diatas penulis dapat merumuskan

permasalahannya  yaitu "Bagaimana Teknik Pelaksanaan Amniotomi dan

Episiotomi Pada Ibu Bersalin”.

C. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Umum

Tujuan umum  dari materi ini adalah untuk mengetahui Bagaimana

pelaksanaan Amniotomi dan Episiotomi pada ibu bersalin.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengertian Amniotomi dan Episiotomi

b. Untuk mengetahui jenis  Amniotomi dan Episiotomi

c. Untuk mengetahui persiapan Amniotomi dan Episiotomi

d. Untuk mengetahui indikasi Amniotomi dan Episiotomi

e. Untuk mengetahui  kontra indikasi Amniotomi dan Episiotomi

f. Untuk mengetahui teknik Amniotomi dan Episiotomi

g. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian Amniotomi dan

Episiotomi

Page 4: Isi Makalah

3

ASU

HA

N N

EON

AT

US,

BA

YI D

AN

BA

LIT

A

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. AMNIOTOMI

1. Pengertian Amniotomi

Amniotomi merupakan suatu tindakan untuk memecahkan ketuban pada

saat pembukaan sudah lengkap. Amniotomi artifisialisis dilakukan dengan cara

memecahkan ketuban baik di bagian bawah depan ( fore water ) maupun dibagian

belakang ( hind water ) dengan suatu alat khusus (drewsmith catheter ). Sampai

sekarang belum diketahui dengan pasti bagaimana pengaruh amniotomi dalam

merangsang timbulnya kontraksi rahim.

2. Istilah untuk menjelaskan penemuan cairan ketuban/selaput ketuban

Ada beberapa istilah dalam nomenklatur kebidanan yang harus diketahui

oleh petugas kesehatan yang berhubungan dengan cairan selaput ketuban, yaitu:

Utuh (U), membran masih utuh, memberikan sedikit perlindungan kepada

bayi uterus, tetapi tidak memberikan informasi tentang kondisi

Jernih (J), membran pecah dan tidak ada anoksia

Mekonium (M), cairan ketuban bercampur mekonium, menunjukkan adanya

anoksia/anoksia kronis pada bayi

Darah (D), cairan ketuban bercampur dengan darah, bisa menunjukkan

pecahnya pembuluh darah plasenta, trauma pada serviks atau trauma bayi

Kering (K), kantung ketuban bisa menunjukkan bahwa selaput ketuban sudah

lama pecah atau postmaturitas janin.

Beberapa teori mengemukakan bahwa :

a. Amniotomi dapat mengurangi beban rahim sebesar 40% sehingga  tenaga

kontraksi rahim dapat lebih kuat untuk membuka servik.

b. Amniotomi menyebabkan berkurangnya aliran darah didalam rahim kira –

kira 40 menit setelah amniotomi dikerjakan, sehingga berkurangnnya

Page 5: Isi Makalah

4

ASU

HA

N N

EON

AT

US,

BA

YI D

AN

BA

LIT

A

oksigenesi otot – otot rahim dan keadaan ini meningkatkan kepekaan otot

rahim.

c. Amniotomi menyebabkan kepala dapat langsung menekan dinding serviks

dimana didalamnya terdapat banyak syaraf – syaraf yang merangsang

kontraksi rahim

d. Bila setelah amniotomi dikerjakan 6 jam kemudian, belum ada tanda – tanda

permulaan persalinan, maka harus diikuti dengan cara – cara lain untuk

merangsang persalinan, misalnya dengan inpus oksitosin

e. Pada amniotomi perlu diingat akan terjadinya penyulit – penyulit sebagai

berikut:

Infeksi

 Prolapsus funikuli

Gawat janin

Tanda – tanda solusio palsenta ( bila ketuban sangat banyak dan

dikeluarkan secara tepat ).

3. Jenis jenis amniotomi

Ada 2 jenis amniotomi, yaitu:

a. Amniotomi untuk augmentasi.

ini sering dilakukan apabila persalinan spontan yang berlangsung terlalu

lambat. Berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh dari uji coba klinis pada

persalinan spontan dan dari induksi persalinan, besar kemungkinan bahwa

amniotomi akan meningkatkan kemajuan persalinan yang disfungsional

b. Amniotomi untuk induksi.

Dilakukan untuk menstimulasi mulainya proses persalinan. Bisa berupa

amniotomi saja atau dikombinasikan dengan induksi yang lain seperti

oksitosin.

4. Indikasi amniotomi

Page 6: Isi Makalah

5

ASU

HA

N N

EON

AT

US,

BA

YI D

AN

BA

LIT

A

Amniotomi dilakukan jika ketuban belum pecah dan serviks telah

membuka sepenuhnya. Perlu diperhatikan Indikasi amniotomi pada plasenta

previa:

Plasenta previa lateralis/marginalis/letak rendah, bila tidak ada pembukaan.

Pada primigravida dengan plasenta previa lateralis/marginalis dengan

pembukaan > 4 cm.

Plasenta previa lateralis/marginalis dengan janin yang sudah meninggal.

5. Persiapan Alat

a. Persiapan ibu dan keluarga

b. Memastikan kebersihan ibu, sesuai prinsip Pencegahan Infeksi (PI)

Perawatan sayang ibu

Pengosongan kandung kemih per 2 jam

Pemberian dorongan psikologis

c. Persiapan penolong persalinan

Perlengkapan pakaian

Mencuci tangan (sekitar 15 detik)

d. Persiapan peralatan

Ruangan

Penerangan

Tempat tidur

Handscoon

Klem setengah kocher

Bengkok

Larutan klorin 0.5%

Pengalas

Bak instrumen

6. Tehnik amniotomi

Berikut cara-cara melakukan amniotomi yaitu :

Page 7: Isi Makalah

6

ASU

HA

N N

EON

AT

US,

BA

YI D

AN

BA

LIT

A

a. Bahas tindakan dan prosedur bersama keluarga

b. Dengar DJJ dan catat pada Partograf

c. Bidan cuci tangan

d. Gunakan handscoon DTT

e. Diantara kontraksi, lakukan Pemeriksaan Dalam (PD), Jari telunjuk dan jari

tengah tangan kanan di masukkan kedalam jalan lahir sampai sedalam kanalis

servikalis, sentuh ketuban yang menonjol, pastikan kepala telah engaged dan

tidak teraba adanya tali pusat atau bagian2 kecil lainnya (bila tali pusat dan

bagian-bagian yang kecil dari bayi teraba, jangan pecahkan selaput ketuban

dan rujuk segera).

f. Pegang 1/2 klem kocher/kelly memakai tangan yang lain, dan memasukkan ke

dalam vagina dengan perlindungan 2 jari tangan kanan yang mengenakan

sarung tangan hingga menyentuh selaput ketuban dengan hati2. Setelah kedua

jari berada dalam kanalis servikalis, maka posisi jari diubah sedemikian rupa,

sehingga telapak tangan menghadap kearah atas.

g. Saat kekuatan his sedang berkurang tangan kiri kemudian memasukan pengait

khusus kedalam jalan lahir dengan tuntunan kedua jari yang telah ada didalam.

Tangan yang diluar kemudian memanipulasi pengait khusus tersebut untuk

dapat menusuk dan merobek selaput ketuban 1-2 cm hingga pecah (dengan

menggunakan separuh klem Kocher (ujung bergigi tajam, steril, diasukkan ke

kanalis servikalis dengan perlindungan jari tangan.)

h. Biarkan cairan ketuban membasahi jari tangan yang digunakan untuk

pemeriksaan.

i. Tarik keluar dengan tangan kiri 1/2 klem kocher/kelly dan rendam dalam

larutan klorin 0,5%. tetap pertahankan jari2 tangan kanan anda di dalam

vagina untuk merasakan turunnya kepala janin dan memastikan tetap tidak

teraba adanya tali pusat, setelah yakin bahwa kepala turun dan tidak teraba tali

pusat, keluarkan jari tangan kanan dari vagina secara perlahan.

j. Evaluasi warna cairan ketuban, periksa apakah ada mekonium atau darah

keluarnya mekonium atau air ketuban yang bercampur mekonium per

vaginam pada presentasi kepala merupakan gejala gawat janin (fetal distress).

Page 8: Isi Makalah

7

ASU

HA

N N

EON

AT

US,

BA

YI D

AN

BA

LIT

A

Diduga ini sebagai hasil relaksasi spingter real dan peristaltik yang bertambah

sebagai akibat anoxis. Faktor-faktor etiologisnya meliputi lilitan tali pusat,

partus lama, toxemia gravidarum. Pada sebagian kasus tidak diketahui

penyababnya insidensi keluarnya mekonium adalah sekitar 5%. Kalau ini

merupakan satu-satunnya gejala maka kejadian lahir mati (stillbirth) adalah

jarang, tetapi jumlah bayi yang memerlukan resusitasi lebih banyak daripada

insidensinya secara keseluruhan. Apabila terjadi pengeluaran mekonium maka

DJJ harus diamati dengan ketat. Kalau ada perubahan yang berarti dalam

irama dan frekuensinya maka mungkin diperlukan persalinan segera untuk

menyelamatkan bayinya. Meskipun demikian pengeluaran mekonium sendiri

bukan merupakan indikasi untuk penyelesaian persalinan secara operatif.

k. Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan kedalam larutan

klorin 0,5% lalu lepaskan sarung tangan dalam kondisi terbalik dan biarkan

terendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

l. Cuci kedua tangan.

m. Periksa kembali Denyut Jantung Janin.

n. Catat pada partograf waktu dilakukan pemecahan selaput ketuban, warna air

ketuban dan DJJ.

7. Keuntungan amniotomi

Ada beberapa keuntungan dari amniotomi, yaitu:

a. Memungkinkan pengamatan atas cairan amniotik terutama ada atau tidaknya

mekonium, dimana pemantauan DJJ secara terus menerus didindikasikan,

maka elektroda dapat diletakkaan langsung ke atas kulit kepala janin, yang

memungkinkan pelacakan yang lebih baik daripada yang diperoleh dengan

menempatkan elektroda diatas abdomen ibu.

b. Kateter perekam bis aditempatkan di dalam uterus dan dapat mengukur

tekanan intrauterin secara langsung dan akurat

c. Lamanya persalinan bisa diperpendek

Page 9: Isi Makalah

8

ASU

HA

N N

EON

AT

US,

BA

YI D

AN

BA

LIT

A

d. Bukti-bukti yang ditemukan akhir ini menunjukkan bahwa amniotomi dan

stimulasi saluran genital bawah menyebabkan peningkatan dalam

prostaglandin, dan hal ini selanjutnya menyempurnakan kontraksi uterus

e. Bagian terbawah janin yang berguna sebagai tampon akan menekan plasenta

yang berdarah dan perdarahan akan berkurang/berhenti

f. Partus berlangsung lebih cepat

g. Bagian plasenta yang berdarah dapat bebas mengikuti cincin gerakan dan

regangan SBR sehingga tidak ada lagi plasenta yang lepas

8. Kerugian amniotomi

Berikut beberapa kerugian dari tindakan amniotomi:

a. Tekanan diferensial yang meningkat disekitar kepala janin bisa menimbulkan

cacatnya tulang kepala janin

b. Berkurangnya jumlah cairan amniotik bisa menmabah kompresi tali pusat

c. Amniotomi dini bisa mempercepat pembukaan cerviks, namun bisa pula

menyebabkan berkurangnya aliran darah ke plasenta. Jadi keuntungan dalam

bentuk persalian yang lebih pendek bisa terelakkan oleh efek merugikan yang

potensial bisa terjadi pada janin, seperti misalnya penurunan angka pH darah.

beberapa penolong telah mencatat adanya perubahan dalam pola DJJ setelah

dilakukannya amniotomi.

B. EPISIOTOMI

1. Pengertian Episiotomi

Episiotomi adalah insisi perineum yang dimulai dari cincin vulva ke

bawah, menghindari anus dan muskulus

spingter serta memotong fasia pervis,

Page 10: Isi Makalah

9

ASU

HA

N N

EON

AT

US,

BA

YI D

AN

BA

LIT

A

muskulus konstrikter vagina, muskulus transversus perinei dan terkadang ikut

terpotong serat dari muskulus levator ani.

2. Jenis- Jenis Episiotomi

Berdasarkan tipe insisinya terdapat 3 jenis episiotomi :

a. Median :

Insisi dimulai dari ujung terbawah introitus vagina sampai batas atas otot –

otot sfingter ani.

Keuntungan dan kerugian:

Mudah diperbaiki (dijahit)

Tidak akan mempengaruhi keseimbangan otot dikanan kiri dasar

pelvis.

Kesalahan penyembuhan jarang

Insisi akan lebih mudah sembuh, karena bekas insisi tersebut mudah

dirapatkan.

Tidak begitu sakit pada masa nifas.

Dispareuni jarang terjadi

Hasil akhir anatomik selalu bagus

Hilangnya darah lebih sedikit, didaerah insisi ini hanya terdapat sedikit

pembuluh darah.

Perluasan ke sfingter ani dan kedalam rektum agak sering.

Page 11: Isi Makalah

10

ASU

HA

N N

EON

AT

US,

BA

YI D

AN

BA

LIT

A

b. Mediolateral :

Insisi dimulai dari ujung terbawah introitus vagina menuju ke belakang dan

samping kiri atau kanan.

Keuntungan dan kerugian:

Lebih sulit memperbaikinya (menjahitnya)

Insisi lateral akan menyebabkan distorsi (penyimpangan)

keseimbangan dasar pelvis.

Kesalahan penyembuhan lebih sering

Otot – ototnya agak lebih sulit untuk disatukan secara benar

(aposisinya sulit).

Rasa nyeri pada sepertiga kasus selama beberapa hari

Kadang – kadang diikuti dispareuni

Hasil akhir anatomik tidak selalu bagus (pada 10% kasus)

Terbentuk jaringan parut yang kurang baik

Kehilangan darah lebih banyak

Daerah insisi kaya akan fleksus venosus.

Perluasan ke sfingter lebih jarang.

c. Lateral

     

3. Persiapan

Berikut beberapa persiapan sebelum dilakukannya tindakan episiotomi:

Page 12: Isi Makalah

11

ASU

HA

N N

EON

AT

US,

BA

YI D

AN

BA

LIT

A

a. Pertimbangkan indikasi episiotomi dan pastikan bahwa episiotomi penting

untuk kesehatan dan kenyamanan ibu/bayi

b. Pastikan perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan sudah tersedia

dan steril

c. Gunakan teknik aseptik setiap saat, cuci tangan dan gunakan sarung

tangan steril

d. Jelaskan kepada ibu alasan dilakukannya episiotomi dan diskusikan

prosedurnya dengan ibu, berikan dukungan dan dorongan pada ibu.

Sebelum melakukan episiotomi ada prosedur yang harus dilakukan :

1.      Mempersiapkan alat

2.      Memberitahukan pada ibu tentang apa yang akan dilakukan dan bantu agar ibu

tetap tenang atau merasa tenang.

3.      Melakukan tindakan desinfektan sekitar perineum dan vulva

4.      Anestesi lokal caranya :

Bahan anestesi (lidokain HCL 1% atau xilokain 10 mg/ml)

Tusukkan jarum tepat dibawah kulit perineum pada daerah komisura posterior

(fourchette).

Arahkan jarum dengan membuat sudut 45 derajat kesebelah kiri atau kanan garis

tengah perineum. Lakukan aspirasi.

Sambil menarik mundur jarum suntik, infiltrasikan 5 – 10 ml lidokain 1% .

Tunggu 1 – 2 menit agar efek anestesi bekerja maksimal sebelum episiotomi

dilakukan.

5.      Cara melakukan tindakan episiotomi adalah :

a)         Pegang gunting yang tajam dengan satu tangan

b)        Letakkan jari telunjuk dan tengah diantara kepala bayi dan perineum, searah

dengan rencana sayatan.

c)         Tunggu fase puncak his, kemudian selipkan gunting dalam keadaan terbuka

diantara jari telunjuk dan tengah.

d)        Gunting perineum, dimulai dari komissura posterior 45 derajat ke lateral (kiri

atau kanan)

e)         Lanjutkan pimpinan persalinan.

Page 13: Isi Makalah

12

ASU

HA

N N

EON

AT

US,

BA

YI D

AN

BA

LIT

A

6.       Perbaikan episiotomi median :

a)         catgut kromik 00 atau 000 sebagai jahitan kontinyu untuk menutup mukosa

vagina .

b)        Dekatkan tepi – tepi potongan cincin hymen, jahitan dikencangkan dan dipotong.

Selanjutnya tiga atau empat jahitan terputus catgut 00 atau 000 ditempatkan pada

fasia dan otot perineum yang di insisi.

c)         Jahitan kontinyu dibawa kebawah untuk menyatukan fasia

d)        Penyempurnaan jahitan dan jahitan kontinyu diarahkan keatas sebagai jahitan

subkutikuler.

e)         Alternatif lain penyempurnaan jahitan, beberapa jahitan catgut kromik 000

terputus ditempatkan melalui kulit.

7.      Perbaikan episiotomi mediolateral :

a)         Catgut kromik 00 atau 000, sebagai jahitan kontinyu untuk menutup mukosa dan

submukosa vagina.

b)        Ketika mencapai cincin hymen, terus dilanjutkan hingga menyatukan ujung

posterior fourchette dan labia mayora.

c)         Jahitan dikubur dibawah kulit, dan kedua ujung sfingter vagina yang terpotong

(kedua ujung otot bulbokavernosus) dipertemukan.

d)        Otot perineum profunda termasuk levator ani didekatkan dengan jahitan terputus

e)         Otot – otot perineum profunda disatukan dengan jahitan inversi terputus dengan

memakai kromik catgut.

f)         Selanjutnya dibuat suatu lapisan jahitan inversi terputus dengan menggunakan

bahan yang sama untuk menyatukan otot perineum superfisialis.

g)        Kulit perineum didekatkan dengan jahitan matras terputus menggunakan kromik

catgut.

8.       Komplikasi episiotomi adalah :

a)                Nyeri post partum dan dyspareunia.

b)                Rasa nyeri setelah melahirkan lebih sering dirasakan pada pasien bekas

episiotomi, garis jahitan (sutura) episiotomi lebih menyebabkan rasa sakit.

Jaringan parut yang terjadi pada bekas luka episiotomi dapat menyebabkan

dyspareunia apabila jahitannya terlalu erat.

Page 14: Isi Makalah

13

ASU

HA

N N

EON

AT

US,

BA

YI D

AN

BA

LIT

A

c)                Nyeri pada saat menstruasi pada bekas episiotomi dan terabanya massa .

d)               Trauma perineum posterior berat.

e)                Trauma perineum anterior

f)                 Cedera dasar panggul dan inkontinensia urin dan feses

g)                nfeksi bekas episiotomi, Infeksi lokal sekitar kulit dan fasia superfisial akan

mudah timbul pada bekas insisi episiotomi.

h)                Gangguan dalam hubungan seksual, Jika jahitan yang tidak cukup erat,

menyebabkan akan menjadi kendur dan mengurangi rasa nikmat untuk kedua

pasangan saat melakukan hubungan seksual.

3.     Episiotomi Lateralis

a. Pada teknik ini insisi dilakukan ke arah lateral di mulai dari kira-kira pada jam

03.00 atau jam 09.00 menurut arah jam.

b. Teknik ini sekarang tidak dilakukan lagi oleh karena banyak menimbulkan

komplikasi. Luka insisi ini dapat melebar ke arah dimana terdapat pembuluh

darah pundendal interna, sehingga dapat menimbulkan perdarahan yang banyak.

Selain itu parut yang terjadi dapat menimbulkan rasa nyeri yang mengganggu

penderita.

4.              Indikasi episiotomi :

a.          Perineum kaku

b.        Memerlukan peregangan yang berlebihan dari perineum (forsep & vakum)

c.         Mengurangi tekanan pada kepala bayi (prematur).

5.              Kontraindikasi episiotomi :

a.         Bukan persalinan pervaginam

b.        Kecenderungan perdarahan yang tidak terkontrol

c.         Pasien menolak dilakukan intervensi operatif.

6.              Saat episiotomi :

a.         Kepala sudah kelihatan 3-4 cm waktu ibu mengedan

b.        Saat pemasangan forsep

c.         Sebelum melakukan ekstraksi pada letak sungsang

BAB III

PENUTUP

Page 15: Isi Makalah

14

ASU

HA

N N

EON

AT

US,

BA

YI D

AN

BA

LIT

A

A.    SIMPULAN

Amniotomi merupakan suatu tindakan untuk memecahkan ketuban pada

saat pembukaan sudah lengkap. Amniotomi artifisialisis dilakukan dengan cara

memecahkan ketuban baik di bagian bawah depan ( fore water ) maupun dibagian

belakang ( hind water ) dengan suatu alat khusus (drewsmith catheter ).

Episiotomi adalah insisi perineum yang dimulai dari cincin vulva ke

bawah, menghindari anus dan muskulus spingter serta memotong fasia pervis,

muskulus konstrikter vagina, muskulus transversus perinei dan terkadang ikut

terpotong serat dari muskulus levator ani.

B.     SARAN

Dari hasil kesimpulan yang telah dikemukakan, maka dapat diberikan

saran-saran sebagai bahan masukan bagi pihak yang bersangkutan dalam rangka

meningkatkan kualitas dalam pelaksanaan Amniotomi dan Episiotomi kepada

klien dan menambah informasi dan wawasan.

1.      Bagi Instansi pendidikan

Disarankan agar mengembangkan pengetahuan tentang pelaksanaan

Amniotomi dan Episiotomi guna menunjuang peningkatan kualitas kesehatan ibu

sehingga dapat menjadi literature guna mendukung peningkatan kualitas

pelayanan kesehatan khususnya kesehatan ibu dalam persalinan.

2.      Bagi Profesi Kebidanan

Disarankan agar mengembangkan pengetahuan kesehatan terkait

pelaksanaan amniotomi dan Episiotomi terhadap klien guna memonitoring

perkembangan kesehatan ibu dalam persalinan.

3.      Bagi Pembaca

Page 16: Isi Makalah

15

ASU

HA

N N

EON

AT

US,

BA

YI D

AN

BA

LIT

A

Disarankan agar memahami dan memperluas wawasan mengenai pelaksaan

Amniotomi dan Episiotomi ibu bersalin.