isi makalah
-
Upload
wiekebudiatipuspitasari -
Category
Documents
-
view
333 -
download
0
Transcript of isi makalah
5/17/2018 isi makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55b07d88c92fa 1/30
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pengertian pernapasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari
pengambilan oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam
tubuh. Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan
membuang karbondioksida ke lingkungan.
Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu
1. Respirasi luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan
udara.
2. Respirasi dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darh ke sel-
sel tubuh.
Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara
dilakukan dengan dua cara pernapasan, yaitu:
1. Respirasi / pernapasan dada
- Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut
- Tulang rusuk terangkat ke atas
- Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil
sehingga udara masukke dalam badan.
2. Respirasi / Pernapasan Perut
- Otot diafragma pada perut mengalami kontraksi
- Diafragma datar
- Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara padadada mengecil sehingga udara masuk ke paru- paru.
Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam
keadaan tubuh bekerja berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi
5/17/2018 isi makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55b07d88c92fa 2/30
2
berlipat-lipat kali dan bisa sampai 10 hingga 15 kali lipat. Ketika oksigen tembus
selaput alveolus, hemoglobin akan mengikat oksigen yang banyaknya akan
disesuaikan dengan besar kecil tekanan udara.
Pada pembuluh darah arteri, tekanan oksigen dapat mencapat 100 mmHg
dengan 19 cc oksigen. Sedangkan pada pembuluh darah vena tekanannya hanya 40
milimeter air raksa dengan 12 cc oksigen. Oksigen yang kita hasilkan dalam tubuh
kurang lebih sebanyak 200 cc di mana setiap liter darah mampu melarutkan 4,3 cc
karbondioksida / CO2. CO2 yang dihasilkan akan keluar dari jaringan menuju paru-
paru dengan bantuan darah.
Proses kimiawi respirasi pada tubuh manusia adalah
1. Pembuangan CO2 dari paru- paru
H + HCO3 H2CO3 H2 + CO2
2. Pengikatan oksigen oleh hemoglobin
Hb + O2 HbO2
3. Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke cairan sel
HbO2 Hb + O2
4.
Pengangkutan karbondioksida di dalam tubuhCO2 + H2O H2 + CO2
Ganggguan sistem pernapasan merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas. Infeksi saluran pernapasan jauh lebih sering terjadi dibandingkan dengan
infeksi sistem organ tubuh lain dan berkisar dari flu biasa dengan gejala serta
gangguan yang relatif ringan sampai pneumonia berat. Pada tahun 1999, sekitar
158.900 orang meninggal dunia karena kanker paru. Sejak pertengahan tahun 1950,
kanker paru menduduki peringkat pertama dari urutan kematian akibat kanker pada
pria, pada tahun 1987 kanker paru menggantikan kanker payudara sebagai penyebab
kematian akibat kanker yang paling sering pada perempuan. Angka insiden kanker
paru terus mencuat ke tingkat yang membahayakan dan prevalensi saat ini kira- kira
25 kali lebih tinggi daripada 50 tahun yang lalu. Insiden penyakit pernapasan kronik,
5/17/2018 isi makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55b07d88c92fa 3/30
3
terutama emfisema paru kronik dan bronkitis semakin meningkat dan sekarang
merupakan penyebab utama cacat kronik dan kematian. Penyakit pernapasan sangat
berpengaruh terhadap masyarakat secara keseluruhan (dalam hal fisik, sosial maupun
ekonomi), sehingga pencegahan, diagnosis, dan pengobatan gangguan pernapasan ini
mempunyai makna yang penting sekali.
Adapun contoh- contoh penyakit pada saluran pernapasan bagian bawah
adalah bronkitis, pneumonia, dan tuberculosis (TBC). Bronkitis adalah penyakit
pernapasan dimana selaput lendir pada saluran-saluran bronchial paru meradang.
Ketika selaput yang teriritasi membengkak dan tumbuh lebih tebal, menyempitkan
atau menutup jalan-jalan udara yang kecil dalam paru-paru, berakibat pada serangan-
serangan batuk yang disertai oleh dahak yang tebal dan sesak napas. Pneumonia
adalah infeksi akut pada paru-paru, ketika paru-paru terisi oleh cairan sehingga terjadi
ganguan pernapasan, akibat kemampuan paru-paru menyerap oksigen berkurang.
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis yanq sebagian besar (80%) menyerang paru-paru.
Mycobacterium tuberculosis termasuk basil Gram positif berbentuk batang dinding
selnya mengandung komplek lipida-gikolipida serta (wax) yang sulit ditembus zatkimia. Umumnya Mycobacterium tuberculosis menyerang paru dan sebagian kecil
organ tubuh lain.
1.2 TUJUAN
Tujuan penyusunan makalah ini adalah
1. Mengetahui berbagai penyakit pada sistem pernapasan bagian bawah
2. Mengetahui epidemiologi, etiologi, prognosis, patofisiologi, tanda, dan gejala
penyakit sistem pernapasan bawah (bronkitis, pneumonia, TBC)
5/17/2018 isi makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55b07d88c92fa 4/30
4
1.3 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana epidemiologi penyakit bronkitis, pneumonia, dan TBC?
2. Faktor-faktor apa saja yang merupakan etiologi penyakit bronkitis, pneumonia,
dan TBC?
3. Bagaimana prognosis penyakit bronkitis, pneumonia, dan TBC?
4. Patofisiologi apa yang disebabkan oleh bronkitis, pneumonia, dan TBC?
5. Bagaimana tanda dan gejala penyakit bronkitis, pneumonia, dan TBC?
1.4 MANFAAT
Mahasiswa dapat memahami :
1. Penyebaran dan faktor-faktor yang menyebabkan penyakit bronkitis, pneumonia,
dan TBC pada masyarakat.
2. Prediksi dari kemungkinan perjalanan penyakit, lama (durasi), dan hasil akhir dari
penyakit berdasarkan pengetahuan tentang bahaya dan keberadaan faktor risiko
dari penyakit bronkitis, pneumonia, dan TBC
3. Gangguan fungsional sel, jaringan dan organ yang terjadi akibat penyakit
bronkitis, pneumonia, dan TBC4. Tanda dan gejala yang muncul pada pasien yang terkena penyakit bronkitis,
pneumonia, dan TBC.
5/17/2018 isi makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55b07d88c92fa 5/30
5
BAB II
ISI
Sistem pernapasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran napas dan
paru- paru beserta pembungkusn ya ( pleura) dan rongga dada yang
melindunginya. Di dalam rongga dada terdapat juga jantung di dalamnya
(Efendi, 1998).
Rongga dada dipisahkan dengan ro ngga perut oleh diafragma. Saluran
nafas yang dilalui udara adalah hidung, faring, laring, trakea,
bronkus,bronkiolus dan alveoli. Di dalamnya terdapat suatu sistem yang
sedemikian rupa dapatmenghangatkan udara sebelum sampai ke alveoli (Efendi,
1998).
Terdapat juga suatu sistem pertahanan yang memungkinkan kotoran atau
benda asing yang masuk dapat dikeluarkan baik melalui batuk ataupun bersin. Paru-
paru dibungkus oleh pleura. Pleura ada yang menempel langsung ke paru, disebut
sebagai pleura visceral (Efendi, 1998).
Sedangkan pl eura parie ta l menempel pada dinding rongga dadadalam. Diantara pleura visceral dan pleura parietal terdapat cairan pleura
yang berfungsi sebagai pelumas sehingga memungkinkan pergerakan dan
pengembangan paru secara bebas tanpa ada gesekan dengan dinding dada (Efendi,
1998).
Gambar 1. Sistem Pernapasan Manusia
5/17/2018 isi makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55b07d88c92fa 6/30
6
2.1 BRONKITIS
2.1.1 EPIDEMIOLOGI BRONKITIS
Bronkitis adalah penyakit pernapasan dimana selaput lendir pada saluran-
saluran bronchial paru meradang. Ketika selaput yang teriritasi membengkak dan
tumbuh lebih tebal, menyempitkan atau menutup jalan-jalan udara yang kecil dalam
paru-paru, berakibat pada serangan-serangan batuk yang disertai oleh dahak yang
tebal dan sesak napas (Corwin, 2000).
Penyakit ini mempunyai dua bentuk yaitu, akut (berlangsung kurang dari 6
minggu) dan kronis (kambuh seringkali untuk lebih dari dua tahun) (Corwin, 2000).
Gambar 2. Penjelasan Visual Bronkitis
Bronkitis akut
Virus yang sama yang menyebabkan pilek seringkali memicu terjadinya
bronkitis akut. Tapi Anda bisa saja mengalami bronkitis karena menghirup asap
rokok atau polutan yang berasal dari bahan pembersih rumahtangga dan lainnya(Corwin, 2000).
Bronkitis bisa juga terjadi akibat seringnya asam lambung masuk ke saluran
makanan di tenggorokan dan sebagian jatuh di saluran napas atas. Kondisi ini disebut
gastroesophageal reflux disease (GERD). Dan para pekerja yang kerap terpapar
5/17/2018 isi makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55b07d88c92fa 7/30
7
partikel debu tertentu atau asap bisa juga mengalami bronkitis. Tapi bronkitis akut ini
bisa sembuh jika di penderita tak lagi terpapar material pembuat iritasi itu (Corwin,
2000).
Bronkitis kronis
Ketika peradangan dan penebalan lapisan bronkus menjadi permanen, itu bisa
disebut sebagai bronkitis kronis. Anda bisa dianggap menderita bronkitis kronis jika
mengalami batuk hampir sepanjang hari selama sedikitnya tiga bulan dalam setahun
selama dua tahun berturut-turut. Namun, bagi perokok yang menderita bronkitis
kronis, biasanya mereka mengalami batuk hampir setiap hari. Tak seperti bronkitis
akut, bronkitis kronis adalah penyakit serius dan terus menerus. Penyebab utamanya
adalah merokok, tapi polusi udara, debu atau gas beracun dapat juga memicu kondisi
ini (Corwin, 2000).
Gambar 2. Morfologi Alveolus Pada Bronkitis Kronis
5/17/2018 isi makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55b07d88c92fa 8/30
8
2.1.2 ETIOLOGI BRONKITIS
Etiologi Bronkitis Akut
Penyebab utama penyakit Bronkitis Akut adalah adalah virus. Sebagai contoh
Rhinovirus Sincytial Virus (RSV), Infulenza Virus, Para-influenza Virus, Adenovirus
dan Coxsakie Virus. Bronkitis Akut selalu terjadi pada anak yang menderita Morbilli,
Pertusis dan infeksi Mycoplasma Pneumonia. Belum ada bukti yang meyakinkan
bahwa bakteri lain merupakan penyebab primer Bronkitis Akut pada anak. Di
lingkungan sosio-ekonomi yang baik jarang terdapat infeksi sekunder oleh bakteri.
Alergi, cuaca, polusi udara dan infeksi saluran napas atas dapat memudahkan
terjadinya bronkitis akut (Corwin, 2000).
Etiologi Bronkitis Kronik dan Batuk Berulang
a. Spesifik
1. Asma
2. Infeksi kronik saluran napas bagian atas (misalnya sinobronkitis).
3. Infeksi, misalnya bertambahnya kontak dengan virus, infeksi mycoplasma,
hlamydia, pertusis, tuberkulosis, fungi/jamur.
4. Penyakit paru yang telah ada misalnya bronkietaksis.
5. Sindrom aspirasi.
6. Penekanan pada saluran napas
7. Benda asing
8. Kelainan jantung bawaan
9. Kelainan sillia primer
10. Defisiensi imunologis
11. Kekurangan anfa-1-antitripsin
12. Fibrosis kistik
13. Psikis
5/17/2018 isi makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55b07d88c92fa 9/30
9
b. Non-spesifik
1. Asap rokok
2. Polusi udara
3. Patofisiologi
c. Virus
Virus, bakteri dan organisme yang menyerupai bakteri ( Mycoplasma
pneumoniae dan Chlamydia). Serangan bronkitis berulang bisa terjadi pada perokok
dan penderita penyakit paru-paru dan saluran pernapasan menahun(Corwin, 2000).
2.1.3 PROGNOSIS BRONKITIS
Agen penginfeksi - Masuk saluran pernapasan - Sel mukosa dan sel silia -
Berlanjut - Masuk saluran pernapasan(lanjutan) - Menginfeksi saluran pernapasan -
Bronkitis - Mukosa membengkak dan menghasilkan lendir - Pilek 3 – 4 hari - Batuk
(mula-mula kering kemudian berdahak) - Riak jernih - Purulent - Encer - Hilang -
Batuk - Keluar - Suara ronchi basah atau suara napas kasar - Nyeri subsernal - Sesak
napas - Jika tidak hilang setelah tiga minggu - Kolaps paru segmental atau infeksi
paru sekunder (pertahanan utama) (Corwin, 2000).
2.1.4 PATOFISIOLOGI BRONKITIS
Pada bronkitis terjadi penyempitan saluran pernapasan. Penyempitan ini dapat
menyebabkan obstruksi jalan napas dan menimbulkan sesak. Pada bronkitis kronik,
disebabkan karena perubahan pada saluran pernapasan kecil, yang diameternya
kurang dari 2 mm, menjadi lebih sempit, berkelok-kelok dan kadang-kadang terjadiobliterasi. Penyempitan lumen terjadi juga oleh metaplasia sel goblet. Saluran
pernapasan besar juga menyempit karena hipertrofi dan hiperplasia kelenjar mukus.
Pada penderita bronkitis saat terjadi ekspirasi maksimal, saluran pernapasan bagian
bawah paru akan lebih cepat dan lebih banyak yang tertutup. Hal ini akan
5/17/2018 isi makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55b07d88c92fa 10/30
10
mengakibatkan ventilasi dan perfusi yang tidak seimbang, sehingga penyebaran udara
pernapasan maupun aliran darah ke alveoli tidak merata. Timbul hipoksia dan sesak
napas. Lebih jauh lagi hipoksia alveoli menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah
paru dan polisitemia. Terjadi hipertensi pulmonal yang dalam jangka lama dapat
menimbulkan kor pulmonal (Corwin, 2000).
2.1.5 TANDA DAN GEJALA
1. batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)
2. sesak napas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan
3. sering menderita infeksi pernapasan (misalnya flu)
4. bengek
5. lelah
6. pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan
7. wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan
8. pipi tampak kemerahan
9. sakit kepala
10. gangguan penglihatan (Corwin, 2000).
2.2 PNEUMONIA
2.2.1 EPIDEMIOLOGI PNEUMONIA
Pneumonia merupakan istilah dalam dunia kedokteran yang berarti penyakit
radang paru- paru. Pneumonia sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian
terutama pada anak- anak dan usia lanjut pada negara- negara berkembang.
Berdasarkan perkiraan WHO (Badan Kesehatan Sedunia), 450 juta kasus pneumonia
dicatat setiap tahunnya dan kira – kira 4 juta orang meninggal karenanya. Angka
kejadian pneumonia tertinggi timbul pada anak di bawah 5 tahun dan pada usia lanjut
di atas 75 tahun (Amin, 2006).
5/17/2018 isi makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55b07d88c92fa 11/30
11
Pneumonia adalah infeksi akut pada paru-paru, ketika paru-paru terisi oleh
cairan sehingga terjadi ganguan pernapasan, akibat kemampuan paru-paru menyerap
oksigen berkurang.
Gambar 3. Penjelasan Visual Pneumonia
Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran napas yang
terbanyak di dapatkan dan sering merupakan penyebab kematian hampir di seluruh
dunia. Di Inggris pneumonia menyebabkan kematian 10 kali lebih banyak dari padapenyakit infeksi lain, sedangkan di AS merupakan penyebab kematian urutan ke 15
(Yoga, 2007).
Di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2007, menunjukkan; prevalensi nasional ISPA: 25,5% (16 provinsi di atas angka
nasional), angka kesakitan (morbiditas) pneumonia pada Bayi: 2.2 %, Balita: 3%,
angka kematian (mortalitas) pada bayi 23,8%, dan Balita 15,5% (Yoga, 2007).
Pneumonia pada dapat terjadi pada orang tanpa kelainan imunitas yang jelas.
Namun pada kebanyakan pasien dewasa yang menderita pneumonia didapati adanya
satu atau lebih penyakit dasar yang mengganggu daya tahan tubuh. Frekuensi relatif
terhadap mikroorganisme patogen paru bervariasi menurut lingkungan ketika infeksi
tersebut didapat. Misalnya lingkungan masyarakat, panti perawatan, ataupun rumah
5/17/2018 isi makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55b07d88c92fa 12/30
12
sakit. Selain itu faktor iklim dan letak geografik mempengaruhi peningkatan
frekuensi infeksi penyakit ini (Yoga, 2007).
2.2.2 ETIOLOGI PNEUMONIA
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme yaitu
bakteri, virus, jamur, protozoa, yang sebagian besar disebabkan oleh bakteri.
Penyebab tersering pneumonia bakterialis adalah bakteri positif-gram, Streptococcus
pneumonia yang menyebabkan pneumonia streptokokus. Bakteri staphylococcus
aureus dan streptococcus aeruginosa. Pneumonia lainnya disebabkan oleh virus,
misalnya influenza (Amin, 2006).
Pneumonia lobaris adalah peradangan jaringan akut yang berat yang
disebabkan oleh pneumococcus. Nama ini menunjukkan bahwa hanya satu lobus paru
yang terkena. Ada bermacam-macam pneumonia yang disebabkan oleh bakteri lain,
misalnya bronkopneumonia yang penyebabnya sering haemophylus influenza dan
pneumococcus (Amin, 2006).
5/17/2018 isi makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55b07d88c92fa 13/30
13
2.2.3 PROGNOSIS PNEUMONIA
Dengan pengobatan sebagian tipe dari pneumonia karena bakteri dapat diobati
dalam satu sampai dua minggu.Pneumonia karena virus mungkin berakhir lama,
pneumonia karena mycoplasma memerlukan empat sampai lima minggu untuk
memutuskan sama sekali. Hasil akhir dari episode pneumonia tergantung dari
bagaimana seseorang sakit,kapan dia di diagnosa pertama kalinya (Soetomo, 2005).
Salah satu cara untuk meramalkan hasil dipakai skor beratnya pneumonia atau
CURB-65 score, dimana memerlukan perhitungan dari beratnya gejal-gejala,
penyakit utama, dan umur. Skor ini dapat membantu dalam memutuskan orang
tersebut dirawat di rumah sakit atau tidak (Yoga, 2007).
Di Amerika Serikat,1 dari 20 orang dengan pneumonia pnemuccocal akan
meninggal dunia.Dalam beberapa kasus dimana pneumonia dapat berkembang
menjadi racun di darah (bakteremia),1 dari 5 orang akan meninggal. Angka kematian
(mortalitas) tergantung juga penyebab utama dari pneumonia. Misalnya pneumonia
karena mycoplasma dihubungkan dengan sedikit kematian. Bagaimanapun sebagian
orang timbul methilcillin-resistant Staphyloccocus aureus (MRSA) pneumonia
melalui ventilator akan meninggal (Yoga, 2007).Pada daerah-daerah didunia tanpa kemajuan sistem perawatan
kesehatan,pneumonia merupakan ancaman kematian. Akses yang terbatas untuk
klinik dan rumah sakit,akses terbatas untuk sinar x, terbatasnya antibiotik pilihan dan
ketidak mampuan untuk perawatan kondisi utama yang tidak dapat dihindari
menunjukan tingginya angka kematian dari pneumonia (Yoga, 2007).
2.2.4 PATOFISIOLOGI PNEUMONIA
Pneumonia yang dipicu oleh bakteri bisa menyerang siapa saja, dari bayi
sampai usia lanjut. Pecandu alkohol, pasien pasca operasi, orang-orang dengan
gangguan penyakit pernapasan, sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan
tubuhnya, adalah yang paling berisiko(Amin, 2006).
5/17/2018 isi makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55b07d88c92fa 14/30
14
Sebenarnya bakteri pneumonia itu ada dan hidup normal pada tenggorokan
yang sehat. Pada saat pertahanan tubuh menurun, misalnya karena penyakit, usia
lanjut, dan malnutrisi, bakteri pneumonia akan dengan cepat berkembang biak dan
merusak organ paru-paru(Amin, 2006).
Kerusakan jaringan paru setelah kolonisasi suatu mikroorganisme paru
banyak disebabkan oleh reaksi imun dan peradangan yang dilakukan oleh pejamu.
Selain itu, toksin-toksin yang dikeluarkan oleh bakteri pada pneumonia bakterialis
dapat secara langsung merusak sel-sel sistem pernapasan bawah (Amin, 2006).
Pneumonia bakterialis menimbulkan respon imun dan peradangan yang paling
mencolok. Jika terjadi infeksi, sebagian jaringan dari lobus paru-paru, ataupun
seluruh lobus, bahkan sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di paru-paru
kanan, dan dua di paru-paru kiri) menjadi terisi cairan. Dari jaringan paru-paru,
infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Bakteri
pneumokokus adalah kuman yang paling umum sebagai penyebab pneumonia (Amin,
2006).
2.2.5
TANDA DAN GEJALAGambaran Radiologis pada foto thorax pada penyakit pneumonia antara lain:
1. Perselubungan homogen atau inhomogen sesuai dengan lobus atau segment paru
secara anantomis.
2. Batasnya tegas, walaupun pada mulanya kurang jelas.
3. Volume paru tidak berubah, tidak seperti atelektasis dimana paru mengecil. Tidak
tampak deviasi trachea/septum/fissure/ seperti pada atelektasis.
5/17/2018 isi makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55b07d88c92fa 15/30
15
Gambar 4. Perselubungan Pada Paru Bagian Atas
4. Silhouette sign (+): bermanfaat untuk menentukan letak lesi paru; batas lesi
dengan jantung hilang, berarti lesi tersebut berdampingan dengan jantung atau di
lobus medius kanan.
5. Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura.
6. Bila terjadinya pada lobus inferior, maka sinus phrenicocostalis yang paling akhir
terkena.
7. Pada permulaan sering masih terlihat vaskuler.
8. Pada masa resolusi sering tampak Air Bronchogram Sign (Amin, 2006).
2.3 TUBERCULOSIS (TBC)
2.3.1 EPIDEMIOLOGI TBC
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang sejarahnya dapat dilacak
sampai ribuan tahun sebelum masehi. Sejak zaman purba, penyakit ini dikenal
sebagai penyebab kematian yang menakutkan. Sampai pada saat Robert Koch
menemukan penyebabnya, penyakit ini masih termasuk penyakit yang mematikan.
Istilah saat itu untuk penyakit yang mematikan ini adalah “consumption”. Saat itu,
5/17/2018 isi makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55b07d88c92fa 16/30
16
masih dianut paham bahwa penularan TB adalah melalui kebiasaan meludah di
sembarang tempat dan ditularkan melalui debu dan lalat. Hingga tahun 1960, paham
ini masih dianut di Indonesia (Sjahriar, 2005).
Hingga kini, TBC menjadi salah satu problem utama kesehatan dunia,
terutama di negara berkembang. Menurut perkiraan WHO (1964) untuk dunia, secara
keseluruhan sekitar 15 juta jiwa menderita infeksi TBC dan lebih dari 3 juta kematian
dapat dihubungkan dengan TBC, serta diestimasikan untuk tiap tahunnya muncul 2-3
juta kasus baru TBC (Sjahriar, 2005).
Geografis dan distribusi temporal dari TBC berbeda-beda baik tempat
maupun waktu. Dalam perkembangannya, kematian yang disebabkan oleh TBC
perlahan menurun, sehingga TBC sebagai penyebab kematian turun dari posisi ke-2
pada tahun 1900 menjadi posisi ke-16 di tahun 1960. Namun kenyataan diatas tidak
berlaku di beberapa tempat yang kurang berkembang aspek pencegahannya terutama
di belahan dunia ketiga. TBC tetap menjadi penyebab kematian dini dan
ketidakmampuan, dengan lebih dari 70% anak-anak terinfeksi sebelum berumur 14
tahun (World Health Organization, 2007).
Di negara maju seperti Eropa Barat dan Amerika Utara, angka kesakitanmaupun angka kematian TB paru pernah menurun secara tajam. Di Amerika Utara,
saat awal orang Eropa berbondong- bondong bermigrasi ke sana, kematian akibat TB
pada tahun 180 sebesar 650 per 100.000 penduduk, tahun 1860 turun menjadi 400 per
100.000 penduduk, di tahun 1900 menjadi 210 per 100.000 penduduk, pada tahun
1920 turun lagi menjadi 100 per 100.000 penduduk, dan pada tahun 1969 turun
secara drastis menjadi 4 per 100.000 penduduk per tahun. Angka kematian karena
tuberkulosis di Amerika Serikat pada tahun 1976 telah turun menjadi 1,4 per 100.000
penduduk (World Health Organization, 2007).
Di Indonesia TB kembali muncul sebagai penyebab kematian utama setelah
penyakit jantung dan saluran pernafasan. Penyakit TB paru, masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat. Hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 1995
menunjukkan bahwa tuberkulosis merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah
5/17/2018 isi makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55b07d88c92fa 17/30
17
penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernapasan pada semua golongan usia
dan nomor I dari golongan infeksi. Antara tahun 1979 -1982 telah dilakukan survey
prevalensi di 15 propinsi dengan hasil 200-400 penderita tiap 100.000 penduduk.
Diperkirakan setiap tahun 450.000 kasus baru TB dimana sekitar 1/3 penderita
terdapat disekitar puskesmas, 1/3 ditemukan di pelayanan rumah sakit/ klinik
pemerintahd an swasta, praktek swasta dan sisanya belum terjangku unit pelayanan
kesehatan. Sedangkan kematian karena TB diperkirakan 175.000 per tahun.
Penyakit TB menyerang sebagian besar kelompok usia kerja produktif, penderita TB
kebanyakan dari kelompok sosio ekonomi rendah. Dari 1995-1998, cakupan
penderita TB Paru dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse
Chemotherapy) -atau pengawasan langsung menelan obat jangka pendek/setiap hari-
baru mencapai 36% dengan angka kesembuhan 87%. Sebelum strategi DOTS (1969-
1994) cakupannya sebesar 56% dengan angka kesembuhan yang dapat dicapai hanya
40-60%. Karena pengobatan yang tidak teratur dan kombinasi obat yang tidak cukup
dimasa lalu kemungkinan telah timbul kekebalan kuman TB terhadap OAT (obat anti
tuberkulosis) secara meluas atau multi drug resistance (MDR) (World Health
Organization, 2007).
2.3.2 ETIOLOGI TBC
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis yanq sebagian besar (80%) menyerang paru-paru.
Mycobacterium tuberculosis termasuk basil Gram positif berbentuk batang dinding
selnya mengandung komplek lipida-gikolipida serta (wax) yang sulit ditembus zat
kimia. Umumnya Mycobacterium tuberculosis menyerang paru dan sebagian kecil
organ tubuh lain. Kuman ini mempunyai sifat khusus yakni tahan terhadap asam pada
pewamaan, hal ini dipakai untuk identifikasi dahak secara mikroskopis. Sehingga
disebut sebagai Basil Tahan Asam (BTA) (Rusdi, 2006).
Mycobacterium tuberculosis adalah aerob obligat. Untuk alasan ini, dalam
kasus klasik TB, kompleks MTB selalu ditemukan di diaerasi atas lobus-baik dari
5/17/2018 isi makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55b07d88c92fa 18/30
18
paru-paru. Bakteri adalah parasit intraselular fakultatif, biasanya makrofag, dan
memiliki waktu generasi lambat, 15-20 jam, karakteristik fisiologis yang mungkin
akan menyebabkan virulensi nya (Sjahriar, 2005)
Gambar 5. Mycobacterium tuberculosis
Mycobacterium tuberculosis cepat mati dengan matahari langsung, tetapi
dapat bertahan hidup pada tempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh,
kuman dapat dormant (tertidur sampai beberapa tahun). TB timbul berdasarkan
kemampuannya untuk memperbanyak diri di dalam sel-sel fagosit. Sumber penularanadalah penderita TB BTA positif pada waktu batuk atau bersin. penderita
menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan dahak). Droplet yang
mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam.
Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernafasan.
Jadi penularan TB tidak terjadi melalui perlengkapan makan, baju, dan perlengkapan
tidur (Sjahriar, 2005).
Untuk dapat mendeteksi Mycobacterium tuberculosis dalam sampel dahak,
kelebihan 10.000 organisme per ml dahak diperlukan untuk memvisualisasikan basil
dengan tujuan mikroskop 100x (1000x mag). Satu-cepat bacillus asam / slide akan
dianggap sebagai "mencurigakan" dari infeksi MTB (Sjahriar, 2005).
5/17/2018 isi makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55b07d88c92fa 19/30
19
Gambar 6. Mycobacterium tuberculosis. Asam-cepat noda. CDC
2.3.3 PROGNOSIS TBC
Tahap berikut yang akan dijelaskan adalah untuk MTB - host sensitif. Harus
disadari, hanya persen kecil dari kemajuan infeksi MTB terhadap penyakit dan lebih
kecil persen kemajuan semua cara untuk tahap 5. Biasanya tuan rumah akan
pengendalian infeksi di beberapa titik (Van, 2002).
Tahap 1
Inti Droplet yang terhirup. Satu nuklei droplet berisi tidak lebih dari 3
basil.Droplet inti sangat kecil sehingga mereka dapat tetap udara ditanggung untuk
waktu yang lama. Yang infektif) paling efektif (nuklei droplet cenderung memiliki
diameter 5 mikrometer. inti Droplet yang dihasilkan oleh selama berbicara batuk dan
bersin. Batuk menghasilkan sekitar 3000 droplet nuklei.Berbicara selama 5 menit
menghasilkan droplet nuklei 3000 tetapi menyanyi menghasilkan 3000 droplet nuklei
dalam satu menit. Bersin menghasilkan tetesan inti yang paling jauh, yang dapat
menyebar ke individu hingga 10 meter jauhnya (Van, 2002).
5/17/2018 isi makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55b07d88c92fa 20/30
20
Gambar 7. Penampang saluran pernapasan manusia
Penyebaran nuklei droplet dari satu orang ke orang lain. CDC.Setelah nuklei droplet
yang terhirup, bakteri ini nonspesifik diambil oleh makrofag alveolar. Namun,
makrofag tidak akan diaktifkan dan tidak dapat menghancurkan organisme
intraselular (Van, 2002).
Gambar 8. Penampang Saluran Pernapasan Manusia
Tuberkulosis dimulai ketika nuklei droplet mencapai alveoli. Ketika seseorang
menghirup udara yang mengandung tetesan sebagian besar menjadi tetesan yang
lebih besar bersarang di saluran pernapasan bagian atas (hidung dan tenggorokan),
infeksi di mana tidak mungkin untuk dikembangkan. Namun, inti droplet yang lebih
5/17/2018 isi makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55b07d88c92fa 21/30
21
kecil mungkin mencapai kantung udara kecil paru-paru (alveoli), di mana infeksi
dimulai (Van, 2002).
Tahap 2
Dimulai 7-21 hari setelah infeksi awal. MTB mengalikan hampir tak terbatas
dalam unactivated makrofag sampai meledak makrofag. Makrofag lain mulai
extravasate dari darah tepi. Makrofag ini juga phagocytose MTB, tetapi mereka juga
unactivated dan karenanya tidak dapat menghancurkan bakteri(Van, 2002).
Tahap 3 Pada limfosit tahap mulai menyusup. Limfosit, khususnya T-sel, mengenali
diproses dan disajikan antigen MTB dalam konteks molekul MHC. Hal ini
mengakibatkan aktivasi sel T dan pembebasan sitokin termasuk interferon gamma
(IFN). Pembebasan IFN menyebabkan dalam aktivasi makrofag.Makrofag ini
diaktifkan sekarang mampu menghancurkan MTB (Van, 2002).
Ini adalah pada tahap ini bahwa individu menjadi tuberkulin-positif. Reaksi
tuberkulin positif adalah hasil dari host mengembangkan sel yang kuat diperantarai
kekebalan (CMI) respon. Sebuah respon CMI harus dipasang untuk mengendalikan
infeksi MTB. Sebuah antibodi imun diperantarai (AMI) tidak akan membantu
pengendalian infeksi MTB karena MTB adalah intraselular dan jika ekstraselular, ia
tahan untuk melengkapi membunuh karena konsentrasi lemak tinggi dalam dinding
selnya (Van, 2002).
Meskipun respon CMI diperlukan untuk mengendalikan infeksi MTB, juga
bertanggung jawab atas sebagian besar patologi terkait dengan TB. Activated.
Makrofag dapat melepaskan enzim litik reaktif dan intermediet yang memfasilitasi
perkembangan kekebalan patologi Activated makrofag dan T-sel juga mensekresi
sitokin yang mungkin juga berperan dalam pengembangan patologi kekebalan tubuh,
termasuk Interleukin 1 (IL-l), tumor necrosis factor (TNF), dan IFN gamma (Van,
2002).
5/17/2018 isi makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55b07d88c92fa 22/30
22
Hal ini juga pada tahap ini bahwa pembentukan tuberkulum dimulai. Pusat
tuberkulum ini ditandai dengan "caseation nekrosis", yang berarti dibutuhkan pada
semi-padat atau "cheesy" konsistensi. MTB tidak dapat berkembang biak dalam
tuberkel ini karena pH rendah dan lingkungan anoxic. MTB bisa, bagaimanapun,
bertahan dalam tuberkel ini untuk waktu yang lama (Van, 2002).
Tahap 4
Meskipun banyak makrofag diaktifkan dapat ditemukan di sekitar tuberkel,
makrofag lain tetap hadir unactivated atau buruk diaktifkan. MTB menggunakan
makrofag ini untuk mereplikasi, dan karenanya, tuberkulum tumbuh (Van, 2002).
Tuberkulum tumbuh dapat menyerang sebuah bronkus. Jika ini terjadi, infeksi
MTB dapat menyebar ke bagian lain dari paru-paru. Demikian pula tuberkulum
mungkin menyerang arteri atau baris suplai darah lainnya.Penyebaran hematogen dari
MTB dapat mengakibatkan tuberkulosis extrapulmonary atau dikenal sebagai TBC
milliary. Nama "milliary" berasal dari kenyataan bahwa tuberkel metastasizing
adalah tentang ukuran yang sama sebagai biji millet, biji-bijian umumnya ditanam di
Afrika (Van, 2002).Lesi sekunder yang disebabkan oleh TB milliary dapat terjadi di hampir
semua lokasi anatomi, tetapi biasanya melibatkan sistem genitourinari, tulang, sendi,
kelenjar getah bening dan peritoneum. Lesi ini terdiri dari dua jenis:
1. Exudative lesi hasil dari akumulasi PMN di sekitar MTB. Di sini bakteri
bereplikasi dengan hampir tidak melawan. Keadaan ini menimbulkan pembentukan
sebuah "tuberkulum lunak".
2. Produktif atau lesi granulomatosa terjadi ketika tuan rumah itu menjadi
hipersensitif terhadap tuberculoproteins. Keadaan ini menimbulkan pembentukan
sebuah "tuberkulum keras” (Van, 2002).
5/17/2018 isi makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55b07d88c92fa 23/30
23
Tahap 5
Untuk alasan yang tidak diketahui, pusat caseous dari tuberkel mencairkan.
Cairan ini sangat kondusif bagi pertumbuhan MTB, dan organisme mulai
berkembang biak cepat ekstrasel. Setelah waktu, beban antigen besar menyebabkan
dinding bronkus terdekat untuk menjadi nekrotik dan pecah.Hal ini menyebabkan
pembentukan rongga. Hal ini juga memungkinkan MTB tumpah ke saluran udara lain
dan dengan cepat menyebar ke bagian lain dari paru-paru (Van, 2002).
Sebagaimana dinyatakan sebelumnya, hanya sebagian kecil persen sangat hasil
infeksi MTB pada penyakit, dan bahkan persentase yang lebih kecil kemajuan infeksi
MTB ke stadium lanjut. Biasanya tuan rumah akan mulai untuk mengendalikan
infeksi di beberapa titik. Ketika menyembuhkan lesi primer, menjadi berserat dan
mengalami kalsifikasi.. Ketika ini terjadi lesi disebut sebagai kompleks
Ghon Tergantung pada ukuran dan tingkat keparahan, kompleks Ghon mungkin tidak
pernah surut. Biasanya, kompleks Ghon ini mudah sekali terlihat pada X dada -ray.
Fokus metastasis kecil berisi angka rendah MTB juga dapat kapur. Namun dalam
banyak kasus fokus ini akan mengandung organisme hidup. Fokus ini disebut fokus
Simon. Para fokus Simon juga terlihat pada sinar-X dada dan sering kali situsreaktivasi penyakit (Van, 2002).
2.3.4 PATOFISOLOGI TBC
Setelah kuman TB masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernapasan,
kuman TB tersebut dapat menyebar dari paru kebagian tubuh lainnya, melalui sistem
peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran nafas. atau penyebaran langsung ke
bagian-bagian tubuh lainnya (Kumar, 2005).
Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman
yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak,
makin menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat
kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak menular. Kemungkinan seseorang
terinfeksi TB ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya
5/17/2018 isi makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55b07d88c92fa 24/30
24
menghirup udara tersebut. Secara klinis, TB dapat terjadi melalui infeksi primer dan
paska primer. Infeksi primer terjadi saat seseorang terkena kuman TB untuk pertama
kalinya. Setelah terjadi infeksi melalui saluran pernafasan, di dalam alveoli
(gelembung paru) terjadi peradangan. Hal ini disebabkan oleh kuman TB yang
berkembang biak dengan cara pembelahan diri di paru. Waktu terjadinya infeksi
hingga pembentukan komplek primer adalah sekitar 4-5 minggu (Kumar, 2005).
Kelanjutan infeksi primer tergantung dari banyaknya kuman yang masuk dan
respon daya tahan tubuh dapat menghentikan perkembangan kuman TB dengan cara
menyelubungi kuman dengan jaringan pengikat. Ada beberapa kuman yang menetap
secara "persisten" atau dormant", sehingga daya tahan tubuh tidak dapat
menghentikan perkembangbiakan kuman, akibatnya yang bersangkutan akan menjadi
penderita TB dalam beberapa bulan. Pada infeksi primer ini biasanya menjadi abses
(terselubung) dan berlangsung tanpa gejala, hanya batuk dan nafas berbunyi. Tetapi
pada orang-orang dengan sistem imun lemah dapat timbul radang paru hebat, ciri-
cirinya batuk kronik dan bersifat sangat menular. Masa inkubasi sekitar 6 bulan.
Infeksi paska primer terjadi setelah beberapa bulan atau tahun setelah infeksi primer.
Ciri khas TB paska primer adalah kerusakan paru yang luas dengan terjadinya kavitasatau efusi pleura. Seseorang yang terinfeksi kuman TB belum tentu sakit atau tidak
menularkan kuman TB. Proses selanjutnya ditentukan oleh berbagai faktor risiko
(Kumar, 2005).
Kemungkinan untuk terinfeksi TB, tergantung pada :
•Kepadatan droplet nuclei yang infeksius per volume udara
•Lamanya kontak dengan droplet nuklei tsb
•Kedekatan dengan penderita TB (Kumar, 2005).
Resiko terinfeksi TB sebagian besar adalah faktor risiko external, terutama adalah
faktor lingkungan seperti rumah tak sehat, pemukiman padat & kumuh. Sedangkan
risiko menjadi sakit TB, sebagian besar adalah faktor internal dalam tubuh penderita
sendiri yang disebabkan oleh terganggunya sistem kekebalan dalam tubuh penderita
5/17/2018 isi makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55b07d88c92fa 25/30
25
seperti kurang gizi, infeksi HIV/AIDS, pengobatan dengan immunosupresan dan lain
sebagainya (Kumar, 2005).
Pada penderita TB sering terjadi komplikasi dan resistensi. Komplikasi
berikut sering terjadi pada penderita stadium lanjut : Hemoptisis berat (pendarahan
dari saluran nafas bawah) yang mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik
atau tersumbatnya jalan nafas. Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial
Bronkietaksis (pelebaran bronkus setempat) dan fibrosis (pembentukan jaringan ikat
pada proses pemulihan atau reaktif) pada paru. Pneumotorak (adanya udara didalam
rongga pleura) spontan: kolaps spontan karena kerusakan jaringan paru. Penyebaran
infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, ginjal dan sebagainya.
Insufisiensi Kardio Pulmoner (Cardio Pulmonary Insufficiency) (Kumar, 2005).
Penderita yang mengalami komplikasi berat perlu perawatan di rumah sakit.
Penderita TB paru dengan kerusakan jaringan luas yang telah sembuh (BTA Negatif)
masih bisa mengalami batuk darah. Keadaan ini seringkali dikelirukan dengan kasus
kambuh. Pada kasus seperti ini, pengobatan dengan OAT tidak diperlukan, tapi cukup
diberikan pengobatan simtomatis. Bila perdarahan berat penderita harus dirujuk ke
unit spesialistik. Resistensi terhadap OAT terjadi umumnya karena penggunaan OATyang tidak sesuai. Resistensi dapat terjadi karena penderita yang menggunakan obat
tidak sesuai atau tidak patuh dengan jadwal atau dosisnya. Dapat pula terjadi karena
mutu obat yang dibawah standar. Resistensi ini menyebabkan jenis obat yang biasa
dipakai sesuai pedoman pengobatan tidak lagi dapat membunuh kuman. Dampaknya,
disamping kemungkinan terjadmya penularan kepada orang disekitar penderita, juga
memerlukan biaya yang lebih mahal dalam pengobatan tahap berikutnya. Dalam hal
inilah dituntut peran Apoteker dalam membantu penderita untuk menjadi lebih taat
dan patuh melalui penggunaan yang tepat dan adekuat (Kumar, 2005).
5/17/2018 isi makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55b07d88c92fa 26/30
26
2.3.5 TANDA DAN GEJALA TBC
Tanda Penting TBC adalah
1. Tidak ada tanda yang khas
2. Mungkin di temukan ronki basah pada apeks paru
3. Kelemahan
4. Berat badan kurang/kurus
5. Umumnya ditemukan akibat komplikasi (Amin, 2006).
Gejala TBC – Tuberkulosis Secara Umum (Ciri-ciri Penyakit TBC )
Tanda & gejala penyakit TBC
1. Gejala yang muncul bagi seseorang yang mengidap penyakit TBC adalah :
2. Mudah mengalami demam dengan demam yang tidak terlalu tinggi dan
berlangsung lama
3. Sering berkeringat pada malam hari
4. Gampang terkena influenza dan bersifat hilang timbul
5. Menurunnya nafsu makan dan berat badan
6. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah)
7. Perasaan lemah, lesuh & tidak enak (malaise) (Amin, 2006).
5/17/2018 isi makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55b07d88c92fa 27/30
27
Gejala Khusus Penyakit TBC
1. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian
bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah
bening yang membesar, akan menimbulkan suara “mengi”, suara nafas melemah
yang disertai sesak.
2. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan
keluhan sakit dada.
3. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada
suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada
muara ini akan keluar cairan nanah.
4. Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut
sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya
penurunan kesadaran dan kejang-kejang (Amin, 2006).
5/17/2018 isi makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55b07d88c92fa 28/30
28
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Beberapa penyakit pada sistem pernapasan bagian bawah diantaranya
bronkitis, pneumonia, dan tuberculosis (TBC).
Bronkitis adalah penyakit pernapasan dimana selaput lendir pada saluran-
saluran bronchial paru meradang. Ketika selaput yang teriritasi membengkak dan
tumbuh lebih tebal, menyempitkan atau menutup jalan-jalan udara yang kecil dalam
paru-paru, berakibat pada serangan-serangan batuk yang disertai oleh dahak yang
tebal dan sesak napas. Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yanq sebagian besar (80%) menyerang
paru-paru. Pneumonia adalah infeksi akut pada paru-paru, ketika paru-paru terisi oleh
cairan sehingga terjadi ganguan pernapasan, akibat kemampuan paru-paru menyerap
oksigen berkurang.
5/17/2018 isi makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55b07d88c92fa 29/30
29
DAFTAR PUSTAKA
Amin, et all. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Fakultas Kedokteran UI. Jakarta.
Corwin, Elizabeth J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. EGC. Jakarta.
Kumar, V., Abbas, A.K., Fausto, N. 2005. Cellular Adaptations, Cell Injuryand Cell
death. Dalam Pathologic Basis of Disease, Edisi ke 7 . WB Saunders Company.
Philadelphia.
Rusdi,G. M. 2006. Radiologi Diagnostik . Fakultas Kedokteran UGM. Pustaka
Cendekia Press. Yogyakarta
Sjahriar, R. 2005. Tuberkulosis paru Radiologi Diagnostik edisi kedua. Universitas
Indonesia. Jakarta
Soetomo. 2005. PDT Ilmu Penyakit Paru .FK UNAIR RSU .Surabaya
Van Crevel, R., Alisjahbana, B., de Lange. 2002. Low plasma concentrati ons of
rifampicinin tuberculosis patients in Indonesia. Dalam van Crevel R. Clinical
and pathophysiological studies of tuberculosis. Blackwell Publishing.
London
World Health Organization. Tuberkulosis Facts 2007. Available online at
http://www.who.int./TB/en/ [diakses pada tanggal 9 April 2012]
Yoga, 2007. Pneumonia. Available online at
http://www.totalkesehatananda.com/yoga/2007/pneumonia1.html
(diakses tanggal 9 April 2012)
5/17/2018 isi makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55b07d88c92fa 30/30
30