ISI MAKALAH

26
 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Samp ah merup akan kons ekuen si dari adany a aktifi tas manu sia. Setiap aktifitas manusia pasti menghasilkan sampah. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang/material yang kita gunakan sehari-hari. Demikian juga dengan jenis sampah, sangat tergantung dari jenis materi al yang ki ta kons umsi. Oleh karena it u  pegelolaan sampah tidak bisa lepas juga dari ‘pengelolaan’ gaya hidup masyrakat. Masalah sampah sudah menjadi topik utama yang ada pada  bangsa kita. Mulai dari lingkungan terkecil sampai kepada lingkup yang  besar. Banyak hal yang menyebabkan terjadinya penumpukan sampah ini.  Namun yang pasti faktor individu sangatlah berpengaruh dalam hal ini. Bandung merupakan contoh nyata dalam hal persoalan sampah. Beb erap a tit ik di Kota Ban dun g telah membuktikan bah wa fenome na sampah di negeri ini sukar untuk di hilangkan. Namun hal ini tidaklah akan terjadi lama kalau saja setiap orang sadar akan masalah sampah dan setiap orang mengerti akan dampak yang ditimbulkan dari sampah ini. Perlu diketahui juga bahwa sampah ini ada dua jenis yaitu sampah organik (bi asa disebut seb aga i sampah bas ah) dan sampah ano rga nik (sa mpa h kering). Sampah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, se pe rt i da un -dauna n, sa mp ah da pu r, dl l. Sa mp ah je ni s ini da pa t terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami. Sebaliknya dengan sampah kering, seperti kertas, plastik, kaleng, dll. Sampah jenis ini tidak dapat terdegradasi secara alami. Sekarang pertanyaannya bagaimana untuk menyelesaikan masalah sampah ini. Dan hal inilah yang melatar belakangi kami menulis makalah  ber temakan Masalah Pencemar an Li ngku ngan ( Sampah ). Untuk menja wab hal ini kami melakuka n stud i kasu s di Univ ersitas Pendidi kan Indonesia (UPI). Alasan kami mengambil tempat di UPI karena di daerah 1

Transcript of ISI MAKALAH

5/12/2018 ISI MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55a4d7e81593d 1/26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia.

Setiap aktifitas manusia pasti menghasilkan sampah. Jumlah atau volume

sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang/material

yang kita gunakan sehari-hari. Demikian juga dengan jenis sampah, sangat

tergantung dari jenis material yang kita konsumsi. Oleh karena itu

 pegelolaan sampah tidak bisa lepas juga dari ‘pengelolaan’ gaya hidup

masyrakat. Masalah sampah sudah menjadi topik utama yang ada pada

 bangsa kita. Mulai dari lingkungan terkecil sampai kepada lingkup yang

 besar. Banyak hal yang menyebabkan terjadinya penumpukan sampah ini.

 Namun yang pasti faktor individu sangatlah berpengaruh dalam hal ini.

Bandung merupakan contoh nyata dalam hal persoalan sampah.

Beberapa titik di Kota Bandung telah membuktikan bahwa fenomena

sampah di negeri ini sukar untuk di hilangkan. Namun hal ini tidaklah

akan terjadi lama kalau saja setiap orang sadar akan masalah sampah dan

setiap orang mengerti akan dampak yang ditimbulkan dari sampah ini.

Perlu diketahui juga bahwa sampah ini ada dua jenis yaitu sampah organik 

(biasa disebut sebagai sampah basah) dan sampah anorganik (sampah

kering). Sampah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup,

seperti daun-daunan, sampah dapur, dll. Sampah jenis ini dapat

terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami. Sebaliknya dengan sampah

kering, seperti kertas, plastik, kaleng, dll. Sampah jenis ini tidak dapat

terdegradasi secara alami.

Sekarang pertanyaannya bagaimana untuk menyelesaikan masalah

sampah ini. Dan hal inilah yang melatar belakangi kami menulis makalah

  bertemakan Masalah Pencemaran Lingkungan ( Sampah ). Untuk 

menjawab hal ini kami melakukan studi kasus di Universitas Pendidikan

Indonesia (UPI). Alasan kami mengambil tempat di UPI karena di daerah

1

5/12/2018 ISI MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55a4d7e81593d 2/26

ini juga terlihat adanya sampah yang bertebaran dimana-mana dan banyak 

sekali sampah yang menumpuk dan juga minimnya tempat sampah. Dari

sini kami ingin melihat lebih dalam mengenai permasalahan sampah di

kampus UPI ini.

B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah

Ketika kami jalan-jalan di sekitar kampus UPI kami melihat gejala

yang sangat memprihatinkan di sekitar kampus UPI, yaitu salah satu

kampus pendidikan yang ternyata di dalam kampus ini masih ada

  bertebarannya sampah-sampah. Dari sini kami mempunyai beberapa

  permasalahan yang ingin kami temukan penyelesaian masalahnya.

Permasalahannya diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagaiaman keadaan kebersihan di sekitar kampus UPI ?

2. Apa yang menjadi faktor penyebab bertebarannya sampah di sekitar 

kampus UPI ?

3. Bagaimana peranan mahasiswa UPI dalam mengatasi sampah di sekitar 

kampus UPI ?

C. Pendekatan dan Metode Pemecahan Masalah

Dalam pembuatan makalah ini kami menggunakan pendekatan

Multi aspek/multi dimensi . Kami melihat beberap gejala yang mungkin

menjadi pemicu terjadinya permasalahan yang melanda objek penelitian.

Metode pemecahan masalah yang kami gunakan yaitu Metode Kuantitatif 

dengan menyebarkan Angket kepada para mahasiswa Universitas

Pendidikan Indonesia (UPI). Kami mengambil sampel sebanyak 80

responden dari berbagai jurusan di UPI.. dan juga observasi langsung.

Selain itu kami pun melakukan studi kepustakaan untuk menambah

khazanah pengetahuan kami dan juga guna menunjang pemecahan

masalah yang kami miliki.

2

5/12/2018 ISI MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55a4d7e81593d 3/26

D. Sistematika Makalah

Sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

KATA PENGANTAR 

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang masalah

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah

1.3 Pendekatan dan Metode pemecahan masalah

1.4 Sistematika penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PEMBAHASAN

BAB IV KESIMPULAN dan SARAN

KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN

3

5/12/2018 ISI MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55a4d7e81593d 4/26

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Manusia dan Lingkungan Hidup

Manusia merupakan makhluk yang paling dimuliakan oleh Al-

Khalik penciptanya. Makhluk hidup yang namanya manusia, baru

dilahirkan sekitar satu atau dua juta tahun tahun yang lampau setelah

segala sumber daya tersedia dan setelah ruang bumi ini tercipta. Dalam

Buku Manusia Dalam Konteks Sosial Budaya dan Teknologi Karya Prof.

Dr H. Nursid Sumaatmadja disebutkan bahwa :”Manusia dengan alam, ada

dalam konteks keruangan yang saling mempengaruhi. Kadar saling

  pengaruh mempengaruhi tersebut sangat dipengaruhi tingkat berbagai

 penguasaan teknologi oleh Manusia. Hubungan manusia dengan alam di

dunia ini sangatlah bervariasi”.( Dr H. Nursid Sumaatmadja : 1998:72 ).

Manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang memiliki

daya pikir dan daya nalar yang tinggi dibandingkan dengan makhluk 

lainnya. Di sini terlihat bahwa manusia merupakan komponen biotik 

lingkungan yang paling aktif. Karena manusia secara aktif dapat

mengelola dan mengubah ekosistem sesuai dengan apa yang dikehendaki.

Kegiatan manusia ini dapat menimbulkan bermacam-macam gejala.

Manusia mendapatkan unsure-unsur yang diperlukan dalam

Hidupnya dari Lingkungan. Makin tinggi kebudayaan manusia, makin

 beraneka ragam kebutuhan hidupnya yang diambil dari Lingkungan. Maka

 berarti semakin besar perhatian manusia terhadap Lingkungan. Manusia

merupakan Makhluk paling aktif dalam mengubah tatanan pada

Lingkungan. Manusia bisa dengan cepat mengubah Lingkungan, karena

 perbuatan manusialah Lingkungan menjadi berubah dan kadang menjadi

marah karena dirusaknya Lingkungan. Hubungna manusia dengan

Lingkungan memang sudah tidak dapat dipisahkan lagi. Karena terkadang

Manusia bergantung kepada alam dan ada juga Alam yang bergantung

 pada manusia.

4

5/12/2018 ISI MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55a4d7e81593d 5/26

B. EKOSISTEM

Yang dimaksud dengan ekosistem adalah hubungan timbal balik 

antara manusia dengan lingkungan dimana manusia merupakan bagian

integral dari ekosistem tempat hidupnya. Ekosistem terdiri dari suatu

komunitas Biota yang berinteraksi dengan Lingkungan fisiknya dan saling

 pengaruh mempengaruhi. Ekosistem ini terdiri dari bagian-bagian dnegan

fugnsi-fungsi tertentunya. Dan untuk menunjang fungsi-fungsinya itu

dioperlukan sumber energi. Setiap species menyesuaikan diri dengan tugas

tertentu dalam ekosistem dan berfungsinya ekosistem bergantung kepada

adanya kombinasi spesies yang sesuai dalam melaksanakan tugas-tugas

tertentu di dalam seluruh system.

Peranan manusia dalam ekosistem sangat luas. Sebab Lingkungan

hidup masnuia tidak hanya terbatas pada sarana fisik kimia dan biologis

saja tetapi termasuk pula di dalamnya persoalan ekonomi, sosio budaya

dan agama. Segala macam perubahan dalam lingkungan hidup manuisa,

mau tidak mau akan berpengaruh terhadap dirinya.

Manusia merupakan bagian intergral dari ekosistem maka apabila

struktur dan sifat fungsional ekosistem rusak, akan mengakibatkan

  penderitaan pada manusia itu sendiri. Dengan perkataan lain, bila itu

terjadi maka keseimbangan ekologi akan terganggu dengan akibat

 penderitaan pada manusia itu sendiri.

C. EKOLOGI

Tokoh yang berjasa mengangkat ekologi menjadi kajian yang

 bermakna adalah Ernest Haeckel (1866) seorang pakar biologi Jerman.

Semula ekologi ini hanyalah merupakan subdisiplin Biologi. Namun pada

 perkembangan dewasa ini, ekologi itu dapat dikatakan menjadi kajian

 bidang mandiri. Ekologi itu berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani,

yaitu kata Oikos yang berarti Rumah atau tempat tinggal dan logos yang

 berarti studi atau telaah. Jadi secara harfiah ekologi itu berarti studi atau

telaah tentang organisme di tempat tinggalnya. Secara lebih formal,

ekologi itu berarti studi atau telaah tentang struktur atau fungsi alam atau

5

5/12/2018 ISI MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55a4d7e81593d 6/26

studi tentang hubungan diantara organisme hidup dan keseluruhan faktor 

fisikal serta biological yang membentuk lingkunganya.

Organisme, Living organism, makhluk hidup

Yang diartikan organisme atau makhluk hidup pada konsep ekologi

yaitu tumbuhan dan hewan. Dalam hal ini manusia termasuk kedalam

kelompok hewan. Namun demikian karena manusia lebih cocok masuk 

kedalam kelompok hewan namun memiliki keistimewaan tersendiri,

  pembahasannya dikhususkan pada telaah ekologi manusia (human

ecology).

 Lingkungan, environment 

Ehlich & Ehrlich dan Holdren (1973:4) mengemukakan, The

environment is the unique skin of soil, water, geseos atmosphere, mineral 

nutrient and organism that covers this otherwise undistinguished planet.

Dalam Undang-undang Indonesia Nomor 4 Tahun 1982, tentang ketentuan

  pokok pengelolaan Lingkungan Hidup Bab I Pasal 1 dirumuskan :

Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya ,

keadaan, makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya,

yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan

manusia serta makhluk hidup lainnya.

D. POLUSI

Yang dimaksud dengan polusi adalah terjadinya pencemaran

lingkungan yang akan mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan

dan terganggunya kesehatan serta ketenangan hidup makhluk hidup

termasuk manusia. Terjadinya polusi atau pencemaran lingkungan ini

umumnya terjadi akibat aktifitas manusia yang berlebihan dan tidak 

terkontrol yang menyebabkan terjadinya pencemaran tanah, air dan udara.

Yang akibatnya akan mengancam kelestarian Lingkungan.

Mengenai polutan dapat digolongkan kdalam dua hal yakni :

1. Yang bersifat kualitatif 

6

5/12/2018 ISI MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55a4d7e81593d 7/26

Yaitu terdiri dari unsur-unsur yang alamiah telah terdapat di dalam

alam tetapi jumlahnya bertambah sedemikian banyak sehinggga

mengadakan pencemaran lingkungan. Hal ini dapat terjadi karena

 bencana alam dan karena perbuatan manusia, contoh polutan misalnya

unsur nitrogen, fosfor dan lain-lainnya.

2. Yang bersfat kuantitatif 

Terdiri dari unsur-unsur yang terjadi akibat berlangsungnya

 persenyawaan yang dibuat secara sintesis seperti, pestisida detergen

dan lain-lan. Umumnya polusi lingkungan ditunjukan kepada faktor-

faktor fisik seperti polusi suara, radiasi, suhu, penerangan dan faktor-

faktor kimia seperti debu, uap, gas, larutan, awan, kabut, sosioekonomi

dan kultur.

Pencemaran Lingkungan

Pencemaran terjadi bila dalam lingkungan terdapat bahan yang

menyebabkan timbulnya perubahan yang tidak diharapkan, baik yang

 bersifat fisik, kimiawi maupun biologis sehingga mengganggu kesehatan,

eksistensi manusia, dan aktivitas manusia serta organisme lainnya. Bahan

 pencemaran itu disebut dengan polutan.

Menurut WHO, ditetapkan empat tahap pencemaran yaitu :

1. pencemaran tingkat pertama

  pencemaran yang tidak menimbulkan kerugian pada manusia, baik 

dilihat dari zat pencemarannya maupun waktu kontaknya dengan

lingkungan.

2. Pencemaran tingkat kedua

Pencemaran yang mulai menimbulkan iritasi ringan pada pancaindera

dan alat vegetatif lainnya serta menimbulkan gangguan pada

komponen ekosistem lainnya.

3. Pencemaran tingkat ketiga

Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan

menimbulkan sakit yang kronis.

4. pencemaran tingkat keempat

7

5/12/2018 ISI MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55a4d7e81593d 8/26

  pencemaran yang telah menimbulkan dan mengakibatkan kematian

dalam lingkungan karena kadar zat pencemaran terlalu tinggi.

E. SAMPAH

Sampah adalah semua material yang dibuang dari kegiatan rumah

tangga, perdagangan, industri dan kegiatan pertanian. Sampah yang

  berasal dari kegiatan rumah tangga dan tempat perdagangan dikenal

dengan limbah municipal  yang tidak berbahaya (non hazardous).

Soewedo (1983) menyatakan bahwa sampah adalah bagian dari sesuatu

yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang

umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan manusia (termasuk 

kegiatan industri), tetapi bukan yang biologis.

 Berdasarkan komposisinya, sampah dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa

makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat

diolah lebih lanjut menjadi kompos;

2. Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti

 plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan

gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan

sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk 

lainnya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik 

wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng,

kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton;

Di negara-negara berkembang komposisi sampah terbanyak adalah

sampah organik, sebesar 60 – 70%, dan sampah anorganik sebesar ± 30%.

Salah satu sumber Menyebutkan tentang Sampah yaitu :

 Pemusnahan sampah

Beberapa cara pemusnahan sampah yang dapat dilakukan secara sederhana

sebagai berikut :

8

5/12/2018 ISI MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55a4d7e81593d 9/26

a. Penumpukan.

Dengan metode ini, sebenarnya sampah tidak dimusnahkan secara

langsung, namun dibiarkan membusuk menjadi bahan organik. Metode

  penumpukan bersifat murah, sederhana, tetapi menimbulkan resiko karena

  berjnagkitnya penyakit menular, menyebabkan pencemaran, terutama bau,

kotoran dan sumber penyakit dana badan-badan air.

b. Pengkomposan. 

Cara pengkomposan merupakan cara sederhana dan dapat menghasilkan

 pupuk yang mempunyai nilai ekonomi.

c. Pembakaran.

Metode ini dapat dilakuakn hanya untuk sampah yang dapat dibakar habis.

Harus diusahakan jauh dari pemukiman untuk menhindari pencemarn asap, bau

dan kebakaran.

d. "Sanitary Landfill".

Metode ini hampir sama dengan pemupukan, tetapi cekungan yang telah

 penuh terisi sampah ditutupi tanah, namun cara ini memerlukan areal khusus yang

sangat luas.

Pemanfaatan Sampah

1. Sampah basah : Kompos dan makanan ternak 

2. Sampah kering : Dipakai kembali dan daur ulang

3. Sampah kertas : Daur Ulang

Daur ulang

Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang

terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan , pemrosesan, pendistribusian dan

 pembuatan produk/material bekas pakai.

Material yang dapat didaur ulang :

1. Botol Bekas wadah kecap, saos, sirup, creamer dll baik yang putih bening

maupun yang berwarna terutama gelas atau kaca yang tebal.

2. Kertas, terutama kertas bekas di kantor, koran, majalah, kardus kecualai kertas

yang berlapis minyak.

3. Aluminium bekas wadah minuman ringan, bekas kemasan kue dll.

9

5/12/2018 ISI MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55a4d7e81593d 10/26

4. Besi bekas rangka meja, besi rangka beton dll

5. Plastik bekas wadah shampoo, air mineral, jerigen, ember dll

6. Sampah basah dapat diolah menjadi kompos.

Manfaat pengelolaan sampah

1. Mengehemat sumber daya alam

2. Mengehemat Energi

3. Mengurangi uang belanja

4. Menghemat lahan TPA

5. Lingkungan asri (bersih,sehat,nyaman)

Sumber : http://www.walhi.or.id/kampanye/cemar/sampah/peng_sampah_info/

10

5/12/2018 ISI MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55a4d7e81593d 11/26

BAB III

PEMBAHASAN

A. Keadaan Kebersihan Di sekitar Kampus UPI

Universitas Pendidikan Indonesia merupakan salah satu

Universitas yang masuk kedalam 10 Universitas terbaik di Indonesia.

Sudah selayaknya kampus ini baik dalam berbagai hal, baik itu

 pendidikan, lingkungan dan kesehatannya. Namun tidak disangka ternyata

kampus yang merupakan kampus terbaik ini ternyata kotor dan kurang

sehat keadaan lingkungannya. Pembangunan yang sedang dilakukan turut

mempengaruhi kotornya keadaan lingkungan UPI saat ini.

Sekilas kalau kita lihat keadaan lingkungan UPI ini itu bersih

namun kalau kita lihat lebih kedalamnya, kesudut-sudut UPI, di dalam

kelas, got-got dan belakang-belakang kampus bertebaran sampah dan

  bahkan menumpuk. Sebenarnya apa yang menyebabkan ini terjadi?

Apakah kurang sigapnya para petugas kebersihan UPI ataukah para

 penghuni UPI yang kurang tanggap akan hal ini. Setelah kami meneliti

dan kami menyebarkan angket yang isinya menanyakan kebersihan

Lingkungan UPI dan harapan yang diinginkan Mahasiswa terhadap

Lingkungan UPI jawaban mereka adalah 93,6 % menjawab lingkungan

UPI jelek alasannya adalah tidak banyak tersedianya tempat sampah.

Seharusnya tempat sampah tersedia diberbagai sudut sekarang ini hanya

 beberapa saja. Ketika para mahasiswa ini ingin membuang sampah pada

tempatnya dan ditempat itu tidak ada tempat sampah mereka malah

menyimpan dan membuangnya di bawah pohon dan di got-got ada juga

yang menyimpannya sementara di dalam tas mereka dan bahkan ada yang

memasukan sampah ke dalam sela-sela kursi di dalam kelas.

Memang keadaan ini sangat memprihatinkan, kalau saja sarana itu

menunjang pastilah keadaan UPI tidak seperti sekarang ini. Keadaan yang

kotor dan bau. Tidak hanya sampah yang menjadi fenomena di UPI ini hal

lain yang sangat nampak adalah tidak terawatnya WC. WC yang ada di

11

5/12/2018 ISI MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55a4d7e81593d 12/26

UPI sangat tidak layak, bau dan kotor. Sebagai contoh kami melakukan

Inspeksi mendadak kedalam kamar mandi yang ada di FPIPS,

Perpustakaan, UPINET dan Gymnasium ternyata sangat Bau dan kotor.

dan di dalamnya pun tidak terlewatkan sampah bertebaran. Kenapa

sampah lagi sampah lagi? Ternyata jawabanya adalah di kamar mandi pun

tidak ada tempat sampah. Seandainya ada tempat sampah pasti tidak akan

 berceceran yang namanya tisu, puntung rokok, pembalut dll.

Sungguh memprihatinkan keadaan Lingkungan yang yang ada di

UPI ini sebagai Universitas Pendidikan yang seharusnya menjaga

kesehatan lingkungan malah kotor dan bau. Bagaimana mau menciptakan

Kota Bandung yang bersih kalau lingkungan kampusnya saja kotor dan

 banyak sampah. Memang tidak satu faktor yang menyebabkan hal ini

terjadi banyak faktor yang menjadi kendala, selain yang telah disebutkan

diatas tadi faktor lainnya adalah kurang adanya partisifasi aktif dari

mahasiswa untuk menangani hal ini. Belum terlihat banyak Jurusan atau

 bahkan Himpunan yang bersedia membuat tempat sampah.

B. Faktor-Faktor Bertebarannya Sampah di UPI.

Sudah tidak bisa dipungkiri lagi kebersihan lingkunga UPI

sekarang sudak terkontaminasi oleh masalah sampah dan kotoran lainnya

yang menyebabkan lingkungan UPI menjadi kotor dan tidak terawat. Hal

didorong oleh banyak hal diantaranya adalah :

1.   Kurang tersedianya tempat sampah yang memadai dan

kelayakannya untuk dipakai.

Tempat sampah merupakan hal yang penting dalam menangani

merebaknya sampah di setiap tempat. Kurangnya tempat sampah

sering menjadi kendala menumpuknya sampah di berbagai tempat.

UPI sebagai kampus pendidikan seharusnya memiliki kesadaran untuk 

menyediakan tempat sampah yang memadai. Namun tidak dapat

dipungkiri lagi ternyata ketersediaan tempat sampah di kampus

sangatlah minim. Kami memperoleh data, minimnya tempat sampah di

12

5/12/2018 ISI MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55a4d7e81593d 13/26

kampus UPI ini dengan menyebarkan Angket kepada mahasiswa UPI

dengan menanyakan ketersediaan tempat sampah di Lingkungan UPI

dan sekitar 87,2 % mereka menjawab jarang melihat tempat sampah di

Lingkungan UPI. Hal ini wajar kalau lingkungan UPI dipenuhi dengan

sampah dan kotoran lainnya. Ada alasan mereka yang paling menonjol

tidak membuang sampah tidak pada tempatnya yaitu karena mereka

ketika mau membuang sampah dan ditempat yang bersangkutan tidak 

ada tempat sampah. Sehingga mereka membuang sampah di got-got

dan di simpan di bawah pohon.

Minimnya tempat sampah dilingkungan UPI, telah menjadi

kendala yang nampak dalam mengatasi masalah sampah di UPI.

Selain minimnya tempat sampah yang ada di sekitar kampus UPI

faktor lain yang menjadi penyebab adalah kurang layaknya tempat

sampah yang sudah ada. Tempat-tempat sampah tampak tidak terawat

dan rusak. Hasil pemantauam langsung kami di depan kantin FPIPS

 juga menunjukkan bahwa keadaan tempat sampah sudah tidak layak.

Tempat sampah sudah rusak dan bolong-bolong. Jadi ketika sampah

menumpuk langsung keluar dan tetap saja bertebaran di sekitar kantin.

Di depan kantin juga terlihat karena tidak tersedianya tempat sampah

yang memadai, sampah-sampah bertebaran di got-got dan aromanya

sangatlah bau sehingga menimbukan kesan kumuh..

Sampah juga masih bertebaran di dalam kelas-kelas. Ini wajar 

karena didalam kelas pun tidak tersedia tempat sampah. Sampah-

sampah bertebaran di sudut-sudut kelas, dan dibawah kursi.

2. Kelas yang selalu berpindah-pindah

Pembangangunan yang sedang dilaksanakan oleh pihak UPI

menyebabkan berkurangnya tempat perkuliahan dan akibatnya

  perkuliahan selalau berpindah-pindah dari kelas yang satu kedalam

kelas yang lain. Seringnya perpindahan ini mengakibatkan kurang

adanya kecintaan terhadap kelas masing-masing. Maka dari itu ketika

13

5/12/2018 ISI MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55a4d7e81593d 14/26

dalam kelas mereka sering buang sampah seenaknya karena merasa

tempat itu bukan tempat tetap mereka jadi bukan milik mereka dan

tidak perlu untuk menjaganya. Selain dari itu tidak tersedianya pula

tempat sampah yang ada disekitar kelas itu.

3. Kurang kesadaran diri 

Ketika kami menyebarkan angket ke dalam 80 Respon dari semua

  jurusan yang ada di UPI kami memperoleh data 79,2 % telah

membuang sampah pada tempatnya. Namun ada hal lain yang

membuat saya bingung dan aneh. Ternyata masih banyak juga yang

tidak membuang sampah tidak pada tempatnya. Mereka sembarangan

membuang sampah di got-got, memang ditempat itu tidak tersedia

tempat sampah. Namun tidak salah juga mereka menyimpan untuk 

sementara sampah itu di saku dan menunggu sampai menemukan

tempat sampah dan membuangnya. Banyak Mahasiswa yang belum

sadar akan hal ini.

Dari 79,2 % responden yang sudah membuang sampah pada

tempatnya ada yang beralasan mereka sadar akan lingkungan ada juga

yang membawa landasan, kebersihan sebagian daripada Iman.

Responden sebagiannya yang belum membuang sampah pada

tempatnya mereka sebenarnya sadar akan kebersihan namun mereka

  jarang melihat tempat sampah di tempat yang bersangkutan.

Ketersediaan tempat sampah memang harus ditunjang dari berbagai

  pihak. Karena pemecahan masalah tidak akan berhasil kalau hanya

dilihat dari satu pihak saja. Di Kampus UPI belum terlihat kesadaran

yang nyata dari pihak-pihak yang bersangkutan. Misalkan saja

Fakultas, Jurusan bahwakan sampai Himpunan belum menampakan

keseriusannya dalam mengatasi masalah ini.Baru beberapa Fakultas

saja yang sadar akan ini itu pun hanya dari sebagian kecil Jurusan.

14

5/12/2018 ISI MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55a4d7e81593d 15/26

4. Belum ada aturan yang melarang pembuangan sampah.

Memang aturan menjadi faktor lain yang mendukung terciptanya

Lingkungan yang sehat dan aman. Aturan yang tegas belum berlaku di

Kampus UPI Ini. Tidak adanya aturan yang melarang pembuangan

sampah sembarangan menyebabkan Mahasiswa secara bebas

membuang sampah pada tempatnya. Di UPI baru ada slogan-slogan

saja yang sudah lumrah ada yaitu buanglah sampah pada tempatnya.

Banyak mahasiswa yang suka menyalahkan arti slogan itu ketika

mereka tahu harus membuang sampah pada tempatnya mereka

membuang sampah di tempat ketika mereka menghabiskan

makanannya dan mereka mebuang sisanya ditempat itu. Perlukah

kiranya mengadakan sebuah aturan yang tegas mengenai masalah

sampah di UPI ini sehingga akan memunculkan suatu keadaan yang

 bersih dan nyaman.

Selama ini kita sering menjumpai slogan-slogan seperti kebersihan

sebagian dari iman, buanglah sampah pada tempatnya dan lain-lain

namun ternyata kenyataan yang kita temui dilapangan justru

sebaliknya. Sampah ada dimana-mana, kondisi ini terjadi karena

 beberapa alasan atau faktor-faktor tertentu. Bisa saja keadaan ini terjadi

karena kurangnya kesadaran kita untuk membuang sampah pada

tempatnya atau justru tempat sampahnya yang tidak ada, suatu keadaan

yang ironis sekali. Keadaan ini harusnya diperbaiki dengan adanya

aturan yang jelas mengenai sampah selain itu perlu pula disediakan

tempat-tempat sampah diberbagai tempat serta menumbuhkan sikap

kesadaran diri untuk membuang sampah pada tempatnya.

C. Peran Mahasiswa dalam Mengatasi Masalah Sampah di UPI.

Mahasiswa mempunyai peran yang sangat dominan dalam

menciptakan kebersihan lingkungan di wilayah sekitar kampus UPI ini.

Mengapa harus mahasiswa? Karena sebagian besar kampus UPI ini

warganya adalah para mahasiswa yang menempuh pendidikan di UPI.

15

5/12/2018 ISI MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55a4d7e81593d 16/26

Dari mahasiswalah sebagian besar sampah dihasilkan dan dari

mahasiswalah seharusnya timbul kesadaran untuk menciptakan suatu

keadaan lingkungan yang bersih dan terawat. .

Salah satu Sumber pada sebuah media cetak di Internet

menyebutkan bahwa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) bekerja sama

dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UPI dan Centre of People

Empowering Suistanable Development (CPESD) mulai menggunakan

mesin pembakaran untuk mengelola sampah di sekitar kampus. Menurut

Ketua BEM UPI, mesin yang perakitannya diselesaikan dalam waktu tiga

  bulan itu bisa mengolah semua jenis sampah organik dan anorganik,

kecuali batu-batuan, besi, dan kaca. Proses pengerjaan dan penda-naan

dikerjakan bersama antara mahasiswa dan CPESD.

4m3/jam

Ketua BEM mengatakan, rotary insenerator bisa membakar 4 m3

sampah setiap jam dengan bahan bakar minyak tanah untuk menggerakkan

mesinnya. ”Minyak tanah yang digunakan sebanyak 30 liter untuk 

 pemakaian 5 jam,” Karena menggunakan minyak tanah mesin itu tidak 

mengeluarkan polusi udara yang besar bila dibanding penggunaan solar 

atau bensin. Mesin itu pun memiliki dua alat tambahan yang berfungsi

untuk menyedot dan mengendapkan asap yang dikeluarkan dari proses

 pembakaran. Meskipun sistem pembakarannya sudah ada, Agus mengaku,

Apada saat itu masih menjabat sebagai ketua BEM, belum ada penelitian

mengenai kegunaan abu sebagai hasil pembakarannya. ”Mungkin bisa

dijadikan kompos, tapi harus diteliti lagi seberapa besar kualitasnya.”

Menurut Agus, penggunaan mesin pembakar sampah itu

merupakan satu bagian dari gerakan moral yang dilakukan BEM UPI

untuk menyadarkan masyarakat tentang pengelolaan sampah yang baik.

”Sekarang masih dalam tahap uji coba sehingga teknologinya masih harus

disempurnakan,” katanya. Rektor UPI, Sunaryo Kartadinata menyebutkan,

  permasalahan kebersihan kota tetap merupakan tanggung jawab

 pemerintah kota, termasuk juga kampus UPI. ”Tapi kami akan terbuka

16

5/12/2018 ISI MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55a4d7e81593d 17/26

  bila pemerintah ingin mengembangkan teknologi itu. Nanti

  berkolaborasi,” ujarnya.Menurut Sunaryo, kerja sama itu tidak akan

dilakukan bersama pihak swasta ,karena tidak ingin prosesnya menjadi

komersial. Disebutkan, saat ini UPI belum memikirkan sistem manajemen

dan konsekuensi finansial untuk mengembangkannya.

17

5/12/2018 ISI MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55a4d7e81593d 18/26

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan yang telah dijabarkan diatas dapat disimpulkan

  beberapa hal mengenai keadaan Lingkungan di Kampus Universitas

Pendidikan Indonesia. UPI sebagai salah satu Universitas terbaik di

Indonesia memiliki masalah dengan Lingkungannya, hal ini diakibatkan

oleh beberapa factor yang menjadi penyebab kurang sehatnya lingkungan

UPI. Penyebab pertama adalah Minimnya tempat sampah yang ada di

Kampus UPI, Kelas yang selalu berpindah-pindah, kurangnya kesadaran

diri dan tidak adanya Hukum yang tegas.

Disini terlihat, bahwa factor-faktor itu mengarah kepada hal

ekonomis, psikologis, agama, dan hukum. Karena yang menjadi sorotan

dalam kali ini adalah Mahasiswa dan perangkat lainnya maka hal-hal tadi

 juga berkaitan dengan Mahasiswa dan lainnya.Minimnya tempat sampah

yang ada di UPI ini terjadi tidak hanya kurang maunya pihak tertentu

mengadakan tempat sampah namun hal ini juga berbenturan dengan dana.

Tiap jurusan sepertinya enggan mengeluarkan dana untuk pengadaan

tempat sampah. Tidak hanya instansi jurusan saja, organisasi

kemahasiswaan seperti contoh yaitu Himpunan sangat jarang

mengeluarkan inisiatif untuk mengeluarkan dana dalam pengadaan tempat

sampah. Faktor kedua adalah faktor psikologis dari para mahasiswa,

karena kebiasaan Mahasiswa jika tidak ada tempat sampah maka mereka

membuang sampah sembarangan tidak menyimpannya untuk sementara

waktu menunggu tempat sampah ada. Mereka karena terbiasa maka

langsung menyimpannya di bawah pohon atau dimasukan kedalam got-

got. Hal ini terlihat langsung oleh kami ketika melakukan penelitian

tentang sampah di UPI ini. Hal lain yang menjadi kendala adalah belum

18

5/12/2018 ISI MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55a4d7e81593d 19/26

adanya hokum yang tegas dalam mengatasi masalah ini. Maka Mahasiswa

 bisa secara bebas membuang sampah tidak pada tempatnya.

UPI sebagai universitas ternama seharusnya menciptakan segala

sesuatunya dengan baik. Memang sekarang ini UPI sedang melakukan

 pembangaunan secara besar-besaran yang sedikitnya mengganggu keadaan

lingkungan di UPI. Makin banyaknya penghuni kampus selain para

mahasiswa juga ditampah para pekerja yang bekerja sebagai kuli

 bangaunan ini menambah besar volume sampah yang ada di kampus UPI

ini. , maka partisipasi dari berbagai pihak sangtlah diperlukan.

B. SARAN

Untuk mengatasi beberapa permasalahan yang ada di UPI khususnya

masalah Lingkungan yang berkaitan dengan sampah, ada beberapa solusi

yang kami tawarkan sesuai dengan poermasalahan yang timbul, yakni :

1. Perbanyak tempat sampah yang layak pakai

Sampah yang berserakan dan bertebaran di sekitar Kampus UPI

ini diakibatkan oleh minimnya tempat sampah yang ada di sekitar 

kampus UPI. Hampir tidak terlihat keberadaan tempat sampah di

UPI. Seharusnya disetiap sudut ruangan dan disetiap sudut di UPI

tersedia tempat sampah. Adakan juga tempat samaph di dalam

kelas agar tidak terjadi penumpukan sampah di dalam kelas.

Perbanyak tempat sampah yang layak di sekitar Kantin, karena

kami lihat di dekat kantin itu tempat sampah sudah tidak layak lagi

dan sudah rusak. Dalam pengadaan tempat sampah, harus adanya

kesadaran dari masing-masing individu untuk mengadakan tempat

sampah. Bahkan seharusnya organisasi kemahasiswaan yang

mengadakan tempat sampah ini.misalkan saja Himpunan membuat

 program pembuatan tempat sampah.

2.  Pupuk rasa cinta terhadap Lingkungan

Kalau kami lihat masih minimnya rasa memiliki

lingkungan para mahasiswa UPI ini. Mereka masih saja membuang

19

5/12/2018 ISI MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55a4d7e81593d 20/26

sampah tidak pada tempatnya. Alasannya karena tidak ada tempat

sampah. Seharusnya secara psikologis mereka sadar 

menyimpannya dahulu untuk sementara sampai menemukan

tempat sampah. Mereka malah membuang langsung tanpa

memikirkan dampak yang akan terjadi selanjutnya. Saran kami

mulailah dengan membiasakan diri membuang sampah pada

tempatnya, jika tidak ada tempat sampah simpanlah dahulu untuk 

sementara sampai menemukan tempat sampah. Pupuk rasa Cinta

terhadap lingkungan.

3.  Berlakukan hukum yang ketat dalam menangani sampah di UPI 

Hukum merupakan solusi terakhir yang diawarkan,karena

dengan diberlakukannya peraturan ini maka sedikitnya akan

mengurangi kebiasaan membuang sampah tidak pada tempatnya.

Misalkan Jika ada Mahasiswa yang membuang sampah tidak pada

tempatnya maka di denda uang sebesar…., maka hal ini sedikitnya

akan mengurangi kebiasaan buruk membuang sampah

sembarangan.

Memang denan adanya hokum pasti akan terasa tertekan

namun hal ini dapat menjadi solusi yang baik jika ingin

menciptakan Lingkungan UPI yang sehat bebas dari samapah.

Selain itu juga kami tawarkan juga pengolahan sampah agar tidak 

menumpuk. Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh

  perlu dilakukan alternatif-alternatif pengelolaan. Landfill (tempat

  pembuangan sampah) bukan merupakan alternatif yang sesuai, karena

landfill tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah lingkungan.

Malahan alternatif-alternatif tersebut harus bisa menangani semua

  permasalahan pembuangan sampah dengan cara mendaur-ulang semua

limbah yang dibuang kembali ke ekonomi masyarakat atau ke alam,

sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap sumberdaya alam. Untuk 

mencapai hal tersebut, ada tiga asumsi dalam pengelolaan sampah yang

harus diganti dengan tiga prinsip–prinsip baru. Daripada mengasumsikan

20

5/12/2018 ISI MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55a4d7e81593d 21/26

 bahwa manusia akan menghasilkan jumlah sampah yang terus meningkat,

minimisasi sampah harus dijadikan prioritas utama.

Sampah yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat

dikomposkan atau didaur-ulang secara optimal, daripada dibuang ke

sistem pembuangan limbah yang tercampur seperti yang ada saat ini. Dan

industri-industri harus mendesain ulang produk-produk mereka untuk 

memudahkan proses daur-ulang produk tersebut. Prinsip ini berlaku untuk 

semua jenis dan alur sampah.

Pembuangan sampah yang tercampur merusak dan mengurangi

nilai dari material yang mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-

  bahan organik dapat mengkontaminasi/ mencemari bahan-bahan yang

mungkin masih bisa di daur-ulang dan racun dapat menghancurkan

kegunaan dari keduanya. Sebagai tambahan, suatu porsi peningkatan alur 

limbah yang berasal dari produk-produk sintetis dan produk-produk yang

tidak dirancang untuk mudah didaur-ulang; perlu dirancang ulang agar 

sesuai dengan sistem daur-ulang atau tahapan penghapusan penggunaan.

Program-program sampah kota harus disesuaikan dengan kondisi

setempat agar berhasil, dan tidak mungkin dibuat sama dengan kota

lainnya. Terutama program-program di negara-negara berkembang

seharusnya tidak begitu saja mengikuti pola program yang telah berhasil

dilakukan di negara-negara maju, mengingat perbedaan kondisi-kondisi

fisik, ekonomi, hukum dan budaya. Khususnya sektor informal (tukang

sampah atau pemulung) merupakan suatu komponen penting dalam sistem

 penanganan sampah yang ada saat ini, dan peningkatan kinerja mereka

harus menjadi komponen utama dalam sistem penanganan sampah di

negara berkembang.

21

5/12/2018 ISI MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55a4d7e81593d 22/26

KEPUSTAKAAN

Sastrosupeno, M Suprihadi.1984.   MANUSIA, ALAM dan LINGKUNGAN .

Jakarta: Depdikbud.

Supardi, I. 1994.  LINGKUNGAN HIDUP dan KELESTARIANNYA.  Bandung:

Alumni.

Sumaatmadja, H Nursid. 2000.   MANUSIA DALAM KONTEKS SOSIAL

 BUDAYA dan LINGKUNGAN HIDUP. Bandung: CV Alfabet.

http://www.detikinet.com/index.php/detik.read/tahun/2006/bulan/02/tgl/14/time/0

65945/idnews/538401/idkanal/131

http://www.dephut.go.id/INFORMASI/SETJEN/PUSSTAN/info_5_1_0604/isi_4.

htm

http://www.jala-sampah.or.id/index.htm

http://www.walhi.or.id/kampanye/cemar/sampah/peng_sampah_info/

22

5/12/2018 ISI MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55a4d7e81593d 23/26

LAMPIRAN

Kisi-Kisi Angket

No. Rumusan Masalah Variabel Deskriptor Keterangan

1. 1. Bagaimana keadaan kebersihan di

lingkungan sekitar Kampus UPI ?

1. Bagaimana menurut anda keadaan kebersihan

lingkungan di sekitar kampus UPI ?

2. Kondisi kebersihan yang seperti apa yang anda

harapkan di kampus UPI ?

Bagus

Jelek 

…………

Angket

Angket

2. 2. Apa yang menjadi Faktor penyebab

 bertebarannya sampah di kampus

UPI ?

1. Sudahkah anda membuang sampah pada

tempatnya?

2. Pernahkah anda melihat mahasiswa UPI membuang

sampah sembarangan ?........................................................................................................................

Bagaimana anda menyikapinya ?

3. Menurut anda, apa alasan kebanyakan mahasiswa

UPI membuang sampah tidak pada tempatnya ?

4. Seringkah anda melihat tempat sampah disekitar 

kampus UPI ?

5. Bagaimana menurut anda keberadaan tempat

 pembuangan sampah di sekitar kampus UPI ?

6. Bagaimana keadaan tempat pembuangan sampah

Sudah

Belum

…………..

………….

a. Sering

b. Jarang

c. Tidak a. Banyak 

 b. Jarang

a. Layak 

Angket

Angket

Angket

Angket

Angket

Angket

23

5/12/2018 ISI MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55a4d7e81593d 24/26

yang sudah ada di sekitar kampus UPI ?

7. Apa yang menyebabkan menumpuknya sampah

dibeberapa titik di Kampus UPI ?

b. Tidak 

………….. Angket

3. 3. Bagaimana Peranan mahasiswa UPI

dalam mengatasi sampah di sekitar 

kampus ?

1. Solusi yang bagaiaman yang paling baik menurut

anda untuk mengatasi Masalah sampah di sekitar 

Kampus UPI ?

…………..

Angket

24

5/12/2018 ISI MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55a4d7e81593d 25/26

Jurusan : ____________________________ 

Angkatan : ____________________________ 

ANGKET

Mohon Di isi Dengan Jujur Demi terciptanya Lingkungan UPI yang sehat 

8. Bagaimana menurut anda keadaan kebersihan lingkungan di sekitar kampus UPI ?

a. Bagus

 b. Jelek  

Alasan : .....................................................................................................................................................

.....................................................................................................................................................

.....................................................................................................................................................

9. Kondisi kebersihan yang seperti apa yang anda harapkan di kampus UPI ? ..........................................................

...................................................................................................................................................................................

...................................................................................................................................................................................10. Sudahkah anda membuang sampah pada tempatnya ?

a. Sudah

 b. Belum

Alasan : .....................................................................................................................................................

.....................................................................................................................................................

4. Pernahkah anda melihat mahasiswa UPI membuang sampah sembarangan ?............................................................

Bagaimana anda menyikapinya ? ...............................................................................................................................

5. Menurut anda, apa alasan kebanyakan mahasiswa UPI membuang sampah tidak pada tempatnya ?........................

6. Seringkah anda melihat tempat sampah disekitar kampus UPI ?

a. Sering

b. Jarang

c. Tidak sama sekali

7. Bagaimana menurut anda keberadaan tempat pembuangan sampah di sekitar kampus UPI ?

a. Banyak tersedia

b. Jarang

8. Bagaimana keadaan tempat pembuangan sampah yang sudah ada di sekitar kampus UPI ?

a. Layak Pakai

b. Tidak 

9. Apa yang menyebabkan menumpuknya sampah dibeberapa titik di Kampus UPI ? .................................................

.....................................................................................................................................................................................

.....................................................................................................................................................................................

10. Solusi yang bagaiaman yang paling baik menurut anda untuk mengatasi Masalah sampah di sekitar Kampus

UPI ? ........................................................................................................................................................................

...................................................................................................................................................................................

...................................................................................................................................................................................

...................................................................................................................................................................................

Marilah Ciptakan Lingkungan UPI Yang Sehat Bebas Dari Sampah !!!

25

5/12/2018 ISI MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-makalah-55a4d7e81593d 26/26

TABEL AKTIVITAS

No Variabel Deskriptor % Σ Responden

1 Bagaimana menurut anda keadaan

kebersihan lingkungan di sekitar kampus

UPI ?

Bagus

Jelek 

6,4

93,6

8

72

2 Sudahkah anda membuang sampah pada

tempatnya?

Sudah

Belum

79,2

20,8

54

26

3 Seringkah anda melihat tempat sampah

disekitar kampus UPI ?

Sering

Jarang

Tidak sama sekali

8,0

87,2

4,6

10

64

64 Bagaimana menurut anda keberadaan

tempat pembuangan sampah di sekitar 

kampus UPI ?

Banyak 

Jarang

3,2

96,8

4

76

5 Bagaimana keadaan tempat pembuangan

sampah yang sudah ada di sekitar kampus

UPI ?

Layak 

Tidak layak 

16,8

83,2

21

59

26