Isi Makalah

download Isi Makalah

of 49

Transcript of Isi Makalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menjelang abad ke-21, Indonesia mengalami persaingan yang luar biasa dalam berbagai bidang antara lain dalam bidang perniagaan, industri, ilmu pendidikan dan berbagai dimensi lain, baik pembangunan fisik maupun spiritual. Dalam upaya menjawab tantangan ini perkembangan sumber daya diprioritaskan. Terutama bagi kelompok manusia yang mampu mengadakan berbagai perubahan di dalam perkembangan masyarakat kita, perlu diupayakan usaha-usaha persiapan secara khusus. Sejarah di negara lain membuktikan betapa potensi-potensi keberbakatan itu dipelihara, ditumbuhkembangkan dan dipupuk untuk menghasilkan pemimpin-pemimpin di berbagai bidang. Masyarakat tidak dapat membiarkan potensi-potensi itu terabaikan, terutama dalam menghadapi berbagai perubahan karena revolusi ilmu dan teknologi (iptek) menuntut semua potensi kemampuan manusia dapat mengaktualisasikan diri. Khususnya populasi anak berbakat yang amat langka ini perlu dipersiapkan agar dapat memberikan sumbangan tenaga, pikiran dan jiwa raga kepada negara di kemudian hari dalam upaya mengungguli persaingan-persaingan tersebut. Di samping itu, setiap orang memang dilahirkan dengan berbagai bakat yang berbeda-beda. Bakat adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang inherent dalam diri seseorang, dibawa sejak lahir dan terkait dengan struktur otak. Secara genetis, struktur otak memang telah terbentuk sejak lahir, tetapi berfungsinya otak itu sangat ditentukan oleh caranya lingkungan berinteraksi dengan anak manusia itu. Biasanya kemampuan itu dikaitkan dengan inteligensi. Kemampuan intelektual merupakan ekspresi dari apa yang disebut inteligensi dan kepada kemampuan intelek ini juga kita bersandar dalam menguasai dan memperlakukan perubahan kebudayaan serta pembaruan teknologi di dalam masyarakat. Meskipun kita mengakui adanya bakat genetis, perubahan lingkungan berarti mempengaruhi struktur biologis organisme. Pendidikan menggunakan lingkungan untuk belajar dan belajar berarti perubahan. Oleh karena itu, pendidikan, terutama di sekolahsekolah, sebaiknya dapat mewujudkan lingkungan yang kaya pengalaman dan bersifat human, namun juga bersifat fleksibel, sehingga dapat memenuhi kebutuhan perkembangan beragam kemampuan peserta didik yang berbeda-beda. Bagi anak yang

berkemampuan unggul, upaya pendidikan seperti itu sangat perlu. Hal itu dikarenakan interes intelektual dan perspektif masa depan anak berbakat ini jauh berbeda baik dalam arti genetis maupun dalam kecepatan tindakan dibandingkan dengan orang lain. Manusia ada yang dilahirkan dengan kemampuan itu, lebih dari orang lain, namun ada di antaranya yang tidak memiliki peluang untuk melatih sehingga tidak dapat dimekarkan. Akhirnya, potensi yang dimiliki tidak terwujud menjadi kenyataan, yaitu menjadi prestasi tertentu. Berdasarkan hal itulah, penulis tertarik untuk menyusun makalah mengenai Who Are the Gifted? B. Tujuan Pembuatan Makalah Jika dilihat dari permasalahan yang telah disebutkan di atas, maka tujuan utama dari pembuatan makalah ini adalah menjelaskan definisi anak berbakat, konsep kercerdasan, mengukur kecerdasan, tinjauan historis, bakat sebagai sebuah perbedaan biologis, kreativitas sebagai ekspresi tertinggi pada anak berbakat, kreativitas sebagai fungsi berpikir rasional, karakteristik fungsi rasional individu kreatif, kreativitas sebagai fungsi perasaan kreativitas sebagai aspek bakat, kreativitas sebagai fungsi dari kesadaran tingkat tinggi, dan pendekatan integratif untuk kreativitas. C. Manfaat Pembuatan Makalah Dengan adanya makalah ini, diharapkan pembaca dapat memahami setiap konsepkonsep yang akan penulis uraikan dalam makalah ini dan lebih menguasai materi-materi mengenai Who Are the Gifted? D. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, antara lain: a. Apa definisi anak berbakat? b. Bagaimana konsep kecerdasan pada anak berbakat? c. Bagaimana cara mengukur kecerdasan anak berbakat? d. Bagaimana tinjauan historis pada anak berbakat? e. Bagaimana bakat sebagai sebuah perbedaan biologis? f. Bagaimana kreativitas sebagai ekspresi tertinggi pada anak berbakat? g. Bagaimana kreativitas sebagai fungsi berpikir rasional? h. Bagaimana karakteristik fungsi rasional individu kreatif?

i. Bagaimana kreativitas sebagai fungsi perasaan? j. Bagaimana kreativitas sebagai aspek bakat? k. Bagaimana kreativitas sebagai fungsi dari kesadaran tingkat tinggi? l. Bagaimana pendekatan integratif untuk kreativitas? E. Metode dan Sumber Data Metode yang penulis gunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan studi literatur, baik melalui buku ataupun internet. Sumber data diperoleh dari buku-buku dan internet yang berkaitan dengan topik Who Are the Gifted?. F. Sistematika Makalah Makalah ini terdiri dari kata pengantar, daftar isi, bab I pendahuluan, bab 2 pembahasan, bab 3 penutup, dan daftar pustaka. Bab I pendahuluan terdiri atas latar belakang, tujuan pembuatan makalah, manfaat pembuatan makalah, rumusan masalah, metode dan sumber data, serta sistematika makalah. Kemudian, bab 2 terdiri atas pembahasan definisi anak berbakat, konsep kercerdasan, mengukur kecerdasan, tinjauan historis, bakat sebagai sebuah perbedaan biologis, kreativitas sebagai ekspresi tertinggi pada anak berbakat, kreativitas sebagai fungsi berpikir rasional, karakteristik fungsi rasional individu kreatif, kreativitas sebagai fungsi perasaan, kreativitas sebagai aspek bakat, kreativitas sebagai fungsi dari kesadaran tingkat tinggi, dan pendekatan integratif untuk kreativitas. Dan terakhir bab 3 terdiri atas kesimpulan, rekomendasi dan implikasi.

BAB II WHO ARE THE GIFTED? A. Definisi Anak Berbakat Siapa yang berbakat sudah dijawab dalam banyak cara. Beberapa telah memilih untuk mengatakan mereka adalah 2 persen yang mendapat skor tertinggi pada tes kecerdasan (Terman, 1925); beberapa menyamakan mereka dengan prestasi / kreatif produktif dan berbicara tentang beberapa karakteristik untuk mendefinisikan mereka (Renzulli, 1978). Definisi berkisar dari yang umum, seperti definisi didalilkan oleh Witty (1940) menggambarkan mereka sebagai yang kinerjanya secara konsisten luar biasa di setiap daerah berpotensi berharga, untuk spesifik meskipun definisi yang luas digunakan dalam P.L. 97-35, konsolidasi pendidikan dan tindakan perbaikan lewat kongres pada tahun 1981. Berbakat dan anak-anak berbakat yang sekarang disebut sebagai, "anak-anak yang memberikan bukti kemampuan kinerja tinggi di berbagai bidang seperti intelektual, kemampuan kreatif, artistik, kepemimpinan, atau bidang akademis tertentu, dan yang membutuhkan jasa atau kegiatan yang tidak biasanya disediakan oleh sekolah dalam rangka untuk sepenuhnya mengembangkan kemampuan seperti itu. Dengan studi baru dalam fungsi otak / pikiran, definisi yang berbeda untuk hadiah menjadi mungkin. Data penelitian memberikan kita pemahaman yang jauh lebih baik dari otak yang terlibat dalam proses pembelajaran dan dalam pengembangan kecerdasan tingkat tinggi. Intelijen tidak bisa lagi terbatas pada fungsi kognitif, tetapi jelas harus menyertakan semua fungsi dari otak dan penggunaan yang efisien dan terpadu. Intelijen didefinisikan dalam teks ini sebagai fungsi otak total dan terpadu, termasuk kognisi, emosi, intuisi, dan akal fisik. Kami sekarang memiliki gagasan yang lebih baik dari perbedaan biologis dapat ditemukan pada peserta didik sangat cerdas atau berbakat. Sekarang mungkin untuk berbicara tentang berbakat memiliki minimal tiga bidang pertumbuhan otak maju atau meningkatkan: pertumbuhan dendrit, meningkatkan kompleksitas koneksi sinaptik antara neuron, dan pembelahan sel neuroglial (Wittrock, 1980). Perkembangan otak sebagian dapat memanifestasikan dirinya dalam kemampuan kognitif yang luar biasa, bakat akademik, perilaku kreatif, keterampilan kepemimpinan, atau kemampuan dalam seni visual dan pertunjukan. Bagaimana bakat sebaliknya akan tergantung pada pola genetik dan struktur anatomi individu dan dukungan dan

kesempatan yang diberikan oleh sebuah lingkungan individu. Seperti yang akan kita lihat, tidak hanya anugerah genetik yang menghasilkan bakat, tetapi juga lingkungan memberikan kesempatan untuk mengembangkan program genetika yang akan memungkinkan beberapa anak untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk menemukan bakat sementara yang lain akan terhambat dalam perkembangan mereka, bahkan ada yang sampai ke tingkat keterbelakangan. Pertumbuhan intelijen bergantung pada interaksi antara warisan biologis kita dan lingkungan kita kesempatan untuk menggunakan warisan itu. Tinggi tingkat kecerdasan atau bakat, oleh karena itu, hasil proses, sebuah interaktif dinamis. Pertumbuhan otak, seperti perkembangan, terlepas dari bagaimana dinyatakan, akan memanifestasikan dirinya dalam penggunaan yang berfungsi lebih efektif dan efisien dari otak. Hal ini dapat dilihat sebagai proses percepatan berpikir, identifikasi masalah yang kompleks dan solusi, menggunakan pemikiran abstrak yang sering tidak biasa dan beragam, dan wawasan yang bermanfaat dan mendalam. pengembangan intelektual akan termasuk kemungkinan untuk pertumbuhan maju dan terpadu dari semua fungsi dasar manusia diidentifikasi oleh Jung (1964): kognitif, afektif, intuitif, fisik dan sensorik. Mengingat kemajuan dalam penelitian otak dan pemahaman kita mengenai proses pembelajaran, sekarang kita dapat berdiskusi dengan lebih presisi sifat dan perkembangan kecerdasan dan bakat. Definisi bakat berikut termasuk pengetahuan dan menyediakan integrasi dari definisi sebelumnya. Bakat secara biologis berakar konsep, label untuk intelijen tingkat tinggi yang dihasilkan dari integrasi maju dan dipercepat fungsi di otak, termasuk sensasi fisik, emosi, kognisi, dan intuisi. fungsi canggih dan dipercepat dapat dinyatakan melalui kemampuan seperti mereka yang terlibat dalam kognisi, kreativitas, bakat akademik, kepemimpinan, atau seni visual dan pertunjukan. Oleh karena itu, definisi kecerdasan dan individu yang berbakat adalah mereka yang melakukan atau yang menunjukkan menjanjikan acara, pada intelijen tingkat tinggi. Karena perkembangan maju atau dipercepat, orang-orang membutuhkan jasa atau kegiatan yang biasanya tidak disediakan oleh sekolah dalam rangka untuk mengembangkan keahlian mereka lebih lengkap. Definisi bakat tergantung pada bukti-bukti dari percepatan pembangunan atau fungsi otak. pembangunan dapat dianggap sinonim dengan tingkat kecerdasan tinggi ketika kecerdasan dipandang sebagai fungsi dari otak secara keseluruhan. Bila dipahami dengan cara demikian, berbakat merujuk kepada orang-orang yang telah mengembangkan intelijen tingkat tinggi atau yang menunjukkan janji pembangunan tersebut.

Bakat dapat diidentifikasi melalui berbagai jalur: (1) pengamatan terhadap proses yang digunakan dalam pembelajaran di bidang konten, di dalam atau di luar kelas, (2) memantau kinerja atau produk dari konten apapun atau memiliki pemecahan masalah, (3) hasil berbagai instrumen psikometri termasuk tes kecerdasan, prestasi, dan kreativitas, (4) laporan diri dan laporan dari orang lain seperti orang tua, guru, dan teman sebaya. Memang, setiap data yang memberikan bukti otak dipercepat atau lanjutan harus dipertimbangkan. Dalam diskusi mengenai bakat, marilah kita membedakan antara yang khas atau paling sering kita sebut bakat dan jenius, kadang-kadang berlabel sangat berbakat. Sebagian besar diskusi kita terkait dengan berbakat, karena mereka berbeda dari yang lebih sangat berbakat karena rata-rata siswa. Yang sangat berbakat tampaknya memiliki struktur nilai yang berbeda, yang biasanya memungkinkan mereka untuk menyelesaikan disonansi mereka temukan di antara persepsi mereka tentang kehidupan dan rata-rata orang. Mereka cenderung lebih terisolasi karena pilihan, lebih banyak diinvestasikan dalam keprihatinan sebuah metanature. Mereka jarang mencari popularitas atau pengakuan sosial. Biasanya, sekolah menawarkan anak-anak kecil, beberapa pendidik menunjukkan bahwa les oleh otoritas terkemuka akan jauh lebih produktif sebagai rencana pendidikan. Untuk pemahaman lebih lanjut ke dalam kelompok ini, pembaca dapat berkonsultasi dengan Hollingworth (1942), perlu diingat bahwa kita perlu data baru di daerah ini. Satu klarifikasi lebih lanjut akan membantu definisi kita tentang bakat. kemampuan Orang berbeda dalam semua sifat-sifat manusia. Setiap dari kita, dalam banyak hal, adalah benar-benar unik, dan sama sekali tidak identik. Penerimaan perbedaan tidak perlu, bagaimanapun, selalu berarti keunggulan. Hanya sejarah dapat menunjukkan sifat budaya kita yang merupakan persyaratan untuk kelangsungan hidup manusia dan aktualisasi. Pada jaman dulu, dinosaurus tumbuh dalam ukuran lebih besar daripada semua makhluk hidup lainnya, namun perbedaan ini sangat kuantitatif menyebabkan kepunahan mereka dalam hal yang berikut. Memiliki nilai terukur lebih besar dari satu karakter dalam hal ini berarti apa-apa tentang keunggulan. Orang-orang intelijen tinggi yang mengatasi lebih baik dengan tuntutan masyarakat saat ini. Daripada menganggap memiliki sifat-sifat mulia, bukankah itu akan lebih menguntungkan dalam jangka panjang untuk melihatnya sebagai lebih lanjut sepanjang jalan untuk semua manusia bisa? Jika perjalanan seseorang hanya 40 mil dari tempat tujuan, sementara yang lain dalam perjalanan yang sama adalah 60 mil jauhnya, adalah unggulan pertama dari dua? Diakui,

mereka melihat hal yang berbeda, mereka berdiskusi dengan perspektif yang berbeda, dan tergantung pada kemampuan mereka, bahkan mungkin perjalanan mereka berakhir di jalur yang sama sekali berbeda. Keunggulan tidak cukup untuk membedakan pengalaman mereka. Demikian pula diskusi mengenai bakat ini. Orang-orang yang berbakat tidak menunjukan perbedaan banyak dari orang lain tidak begitu berkembang. Sementara ini analogi cepat merinci ketika kita meneliti hubungan yang kompleks, masih memungkinkan kita untuk melihat perbedaan tanpa mengklaim superioritas. B. Konsep Kecerdasan Istilah kecerdasan dan kemampuan intelektual untuk mengekspresikan ide yang berbeda. Dalam diskusi kita akan mengenali kecerdasan sebagai hasil dari pengembangan semua fungsi otak manusia. Untuk berkomunikasi kompleksitas perkembangan ini, kita akan menggunakan definisi yang dikembangkan oleh Cattell. Intelijen adalah sifat manusia atau kombinasi komposisi yang meliputi kapasitas untuk wawasan ke dalam hubungan yang kompleks, semua proses yang terlibat dalam berpikir abstrak, "beradaptasi dalam pemecahan masalah, dan kapasitas untuk mendapatkan kapasitas baru" (Cattell, 1971, hal 8 ). Kalimat terakhir ini membawa keluar kemampuan luar biasa dari manusia benar-benar harus berubah, dalam hal ini untuk meningkatkan, kapasitas mereka sendiri. Kita bisa menjadi lebih dari kita saat lahir, tidak lebih dalam arti melebihi batas karakteristik bawaan kita atau struktur fisik, tetapi kebanyakan pasti lebih pada kemampuan kita untuk menggunakan karakteristik dan struktur. Dalam beberapa kasus kita dapat memodifikasi total menjadi lebih efisien, lebih kuat daripada batas-batas ini tampaknya mendikte. Kami belum benar-benar menghargai kemampuan organisme kita untuk memperluas atau kontrak seperti yang berinteraksi dengan lingkungan. Inteligen tinggi, perkembangan atau fungsi otak dipercepat, baik dalam kemampuan kognitif seperti kapasitas untuk menggeneralisasi, untuk konsep, atau untuk alasan abstrak, atau dalam kemampuan akademik tertentu, kepemimpinan, perilaku kreatif diekspresikan melalui hasil-seni visual dan perfoming dari interaksi antara karakteristik mewarisi dan diperoleh. Interaksi ini mencakup semua karakteristik fisik, mental, dan kesehatan emosional orang dan semua orang, peristiwa, dan benda-benda ke dalam kesadaran seseorang. Karena tidak ada dua orang memiliki fisik, mental, atau emosional identik, juga tidak memiliki lingkungan yang sama. kenyataannya kami adalah unik. Meski begitu mudah karena persepsi warna sangat berbeda antara individu. Kita melihat warna berbeda karena mata kita adalah struktur yang berbeda, kami menanggapi warna

unik untuk pola emosional kita sendiri membawa kami untuk mengembangkan makna pribadi untuk setiap pengalaman sebagai warna masing-masing dengan objek setiap warna untuk memberikan informasi tambahan. Tidak heran bahwa kita semua memiliki pengalaman lingkungan yang berbeda, tapi kita dapat berkomunikasi pengalaman kami satu sama lain sama sekali. Kita tidak bisa melihat dari sudut pandang interaktif untuk memberitahu mana yang lebih penting antara kemampuan warisan lingkungan atau kesempatan untuk mengembangkannya. Pembatasan yang baik akan menghambat tingkat tinggi kemampuan intelektual diaktualisasikan. Sebagai negara Dobzhansky, "adalah sebuah warisan genetik dan lingkungan tidak kalah penting, karena mereka sangat diperlukan oleh organism. Dan genotipe apapun dapat bertindak hanya dalam beberapa" (Dobzhansky, 1964, hal 63). Genotipe berarti setiap konstelasi gen yang organisme menerima dari nenek moyangnya. Fenotipe berarti setiap kombinasi karakteristik organisme yang dapat diamati dan diukur pada suatu titik dalam perkembangannya. fenotipe selalu dalam keadaan menjadi. Prescott (1979) panggilan interaksi ekobiologi, menjelaskan seperti ini, "pengaruh lingkungan tampaknya dicantumkan pada struktur otak, yang pada gilirannya, terbentuklah lingkungan." Gen tidak dapat dianggap sebagai penyebab atribut tertentu, melainkan mereka memiliki efek yang berbeda di lingkungan yang berbeda. Vernon (1979) mempertimbangkan sifat-melestarikan kontroversi steril dan tidak larut, karena keturunan dan lingkungan dapat dipertahankan konstan untuk mengetahui pengaruh dalam isolasi. Cancro (1971) menyatakan bahwa menyesatkan untuk berpikir tentang apakah gen atau lingkungan lebih penting: gen hanya dapat mengekspresikan diri mereka di lingkungan, dan lingkungan tidak berpengaruh kecuali menaikkan genotipe yang ada. Setiap referensi untuk "gen IQ tinggi" harus dilihat sebagai keliru karena sifat fenotipe selalu tergantung pada sejarah sebuah lingkungan tertentu (Rose, 1972). Akan sama salah untuk mengasumsikan abadi genetik sebagai "batas pengaturan" (Lerner dan Libby, 1976). Interaksi antara kontribusi genetik dan lingkungan kompleks dan saling tergantung. Meskipun semua hasilnya belum mengerti, eksplorasi dari interaksi ini akan fokus pada lingkungan. Kami terus fokus pada pengetahuan satu sisi yang mencerminkan kemampuan kita sebagai pendidik untuk mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan hanya di bidang lingkungan hidup. Kami sepenuhnya menyadari pentingnya genetik dan membiarkan orang lain untuk mengejar kemajuan dengan intervensi dari kecerdasan manusia dari sisi itu. Selain itu, perlu dicatat bahwa perubahan lingkungan kita, kita

mempengaruhi struktur genetik atau organisme biologis. Pendidikan yang berkaitan dengan lingkungan digunakan untuk belajar, kita harus menyadari bahwa keputusan untuk melakukan intervensi lingkungan, pada kenyataannya, mengubah struktur neurologis dan biologis organisme hidup (Rosenzweig, 1966). Satu-satunya cara untuk tidak terlibat dalam interaksi dramatis adalah untuk menolak menjadi seorang pendidik dalam bentuk apapun. Mereka yang memilih untuk tetap tinggal di profesi atau bahwa orang tua anak-anak harus menyadari dampak total keputusan kita. Kami menyelidiki konsep ini lebih lanjut dalam bab selanjutnya kita membahas stimulasi dini. Interaksi lingkungan dengan program genetik individu terjadi apakah direncanakan atau atau hanya kebetulan. Dengan perkiraan konservatif, interaksi ini dapat membuat perbedaan 20 poin di kecerdasan yang diukur, beberapa memungkinkan untuk variasi dalam 40-point atau bahkan lebih (Bloom, 1964; Skeels dan Dye, 1959; Hunt di Pines, 1979). Sebagai contoh, dua orang dengan kasar kapasitas genetik yang sama untuk mengembangkan kecerdasan, sebagai hasil dari lingkungan mereka berinteraksi, bisa dianggap sebagai prestasi tinggi, berpotensi berbakat, atau bahkan memiliki kemampuan yang terbelakang.

Figure 1.1a.

Expanded Potential

Figure 1.1b.

Restricted Potential

Retardasi ringan, adalah salah satu kondisi cacat kategori terbesar ditemukan antara anak-anak dan orang dewasa, sebagian besar berasal dari lingkungan dicabut (Tarjan, 1970). lingkungan tampaknya disebabkan oleh jauh kurang dari kondisi prenatal dan perinatal interaksi yang optimal dengan faktor-faktor yang merusak setelah lahir (Birch dan Gussow, 1970). McCandless (1964), antara lain, menyimpulkan bahwa setidaknya 85% dari mereka yang sekarang menjabat sebagai individu yang memiliki keterbelakangan dalam pendidikan melakukannya sebagai akibat dari kekurangan, lingkungan tidak mendukung. Kita sudah cukup tahu tentang lingkungan yang mendukung untuk mencegah jenis keterbelakangan tempat itu, cukup untuk memastikan sebagian besar dari tingkat anakanak kita fungsi yang akan membuat tingkat jauh lebih tinggi dari kemampuan intelektual. Namun, karena prioritas masyarakat, dilema sosial, dan kurangnya pelatihan orang tua, kita tidak menggunakan apa yang kita tahu.

Mereka yang bekerja dengan anak-anak berbakat harus memperoleh pemahaman dari kekuatan interaksi ini. Apa yang kita percaya tentang bagaimana orang-orang akan menjadi cerdas sangat mempengaruhi cara kita merencanakan untuk pengembangan pendidikan mereka. Jika kita percaya bahwa individu datang kepada kita telah berbakat, bahwa mereka dilahirkan demikian, kita mungkin merasa bahwa kita bisa berbuat banyak untuk mempengaruhi perkembangan mereka. Kita mungkin percaya bahwa pengayaan akan cukup untuk orang-orang pada tingkat kemampuan untuk "mendapatkan sendiri." Namun, jika kita menganggap bakat sebagai proses dinamis di mana kemampuan bawaan seseorang yang berinteraksi secara konstan dan terus menerus dengan lingkungan, dan jika kita percaya bahwa kekuatan interaksi yang akan menentukan berapa banyak kemampuan orang-orang ini akan dapat mengembangkan, kita akan mencapai banyak lagi. Kami akan sangat sensitif terhadap tingkat seseorang, dengan kebutuhan ia menyatakan, dan kami akan tahu bagaimana mendukung dan tantangan kecerdasan terus berkembang. Tanpa upaya-upaya tersebut, kemampuan intelektual akan sia-sia dan potensi yang tak terhitung jumlahnya tidak akan pernah terwujud. Sebuah diskusi tentang bagaimana mengembangkan kecerdasan jauh lebih dari sekedar mengejar akademis. Untuk anak-anak kita, itu adalah masalah siapa mereka "dan mereka bisa menjadi siapa. C. Mengukur Kecerdasan Mengukur intelijen sampai sekarang, sudah sebagian besar tergantung pada tes kertas dan pensil. tes tugas yang sempit mencerminkan kinerja beberapa kemungkinan untuk pertumbuhan manusia. Beberapa peneliti terkemuka (Hunt & Kirk, 1971; Sternberg, 1981) menganggapnya perlu cara yang berbeda untuk menilai perkembangan intelektual. Mereka merasa bahwa kami mengandalkan tes untuk membandingkan orang terhadap standar atau norma (ditentukan dengan mengambil rata-rata apa yang orang bisa melakukan dan menetapkan skor untuk itu) menghalangi kita dari mengembangkan langkah-langkah lebih berguna. Kita harus menemukan aktivitas dan keterampilan yang meliputi kognisi (kemampuan berpikir) dan pengembangan motivasi dan dalam apa urutan kegiatan atau keterampilan biasanya muncul. Dari informasi itu, kami dapat mengatur ukuran kriteria yang akan memberitahu kita tidak hanya tingkat saat ini perkembangan anak, tetapi juga akan menantang mengalami pertumbuhan yang terbaik lebih lanjut. (1981) menyatakan bahwa tes digunakan saat ini adalah sedikit lebih baik dari tes yang digunakan tiga dekade lalu, dan, dalam banyak kasus, tes yang sama dari Sternberg. Ia percaya bahwa kelemahan dari tes ini adalah bukan jenis item yang berisi,

namun tidak memiliki landasan teoritis yang tepat. Sternberg dan beberapa orang lain di Universitas Yale bekerja atas dasar teoritis untuk intelijen. Mengatur pekerjaan mereka dalam kerangka pengolahan informasi, peneliti percaya bahwa dasar dari teori ini akan terbukti lebih berguna daripada memiliki dasar, suatu faktor psikometri-analitis yang sebelumnya digunakan untuk mengukur, memahami, dan memelihara intelijen. Dengan menggambarkan komponen dan fungsi dari bakat mereka, yang semuanya mengarah pada kemampuan khusus yang ditemukan pada siswa dengan tingkat tinggi intelijen, kita dapat lebih memahami bagaimana program untuk pengembangan perkembangan otak maju dan dipercepat, yaitu, bakat. Sampai suatu tindakan yang lebih produktif kecerdasan dikembangkan, kami akan terus menggunakan langkah-langkah yang tersedia, tetapi akan dianjurkan untuk melengkapi mereka dengan alat evaluatif lainnya seperti proses observasi, kinerja, atau produk pembelajaran, sebuah hasil dari berbagai tindakan prestasi dan kreativitas, laporan diri dan laporan dari orang tua, guru dan teman sebaya. Tes yang paling umum digunakan adalah Skala inteligensi Stanford-Binet. Skala ini dikembangkan untuk menguji kemampuan intelektual umum, termasuk kecerdasan verbal, kemampuan untuk memahami analogi dan abstraksi, kemampuan untuk memecahkan masalah, kemampuan untuk menemukan hubungan kausal, dan klasifikasi bakat. Hal ini secara luas diterima karena hal itu hanya apa yang diharapkan itu. Mereka dinilai secara intuitif sangat cerdas untuk berhasil dalam ujian, sementara mereka yang menunjukkan kemampuan di bawah normal, pada kenyataannya buruk di tes. Tes tidak pernah didasarkan pada definisi yang tepat kecerdasan, juga tidak mencerminkan komitmen untuk alasan untuk bagaimana kita mengembangkan kecerdasan. Ini lebih didasarkan pada kinerja relatif. Sejumlah besar orang telah mengambil ujian, pinjaman stabilitas, tetapi masukan adalah terbatas pada pelaksanaan kegiatan serupa. validitas prediktif tes ini peringkat tertinggi pada pelaksanaan tugas-tugas sekolah yang terkait, khususnya bagi mereka diuji setelah usia lima tahun. Beberapa menyatakan bahwa prediksi dapat diandalkan status dewasa kerja data pengujian didapatkan setelah usia sembilan tahun (Jensen, 19G9). Skor seseorang pada tes kecerdasan biasanya diberikan sebagai Intelligence Quotient (IQ). Dalam mengembangkan tes kecerdasan, variasi dalam kinerja uji disebabkan oleh perbedaan dalam umur turut diperhitungkan. Penyesuaian ini menyebabkan ide IQ, yang dihitung oleh usia mental dibagi usia kronologis 100 kali. Standar dalam populasi umum, hasil uji dikembangkan dengan IQ rata-rata di setiap usia

ditetapkan pada 100. 50 persen penduduk jatuh antara 90 dan 110 IQ. Di Stanford-Binet, IQ 132 merupakan awal dari 2 persen penduduk, dan skor IQ mencapai 68 persen lebih rendah 2 atas. Sementara tes inteligen lain, seperti Skala Kecerdasan Anak Weschler (WISC), digunakan mereka untuk mengukur kemampuan umum yang sama dengan keterbatasan yang sama pada prediktabilitas. (Untuk informasi lebih lanjut tentang tes kecerdasan individu dan kelompok, lihat Lampiran). Penjelasan lain yang mungkin ada untuk korelasi tinggi antara skor tes kecerdasan, keberhasilan akademis atau kegagalan, dan kemudian status pekerjaan. McClelland (1974) menunjukkan bahwa korelasi yang tinggi mungkin hanya menunjukkan bahwa mereka yang mengontrol kesempatan ekonomi sosial kering, standar untuk nilai-nilai dan bahasa dengan dimana semua dihakimi, serta mereka yang dapat menjamin manfaat pendidikan untuk keturunan mereka. Dengan mengetahui orang yang tepat, mereka dapat mempengaruhi pilihan pekerjaan. McClelland mengklaim bahwa tidak ada bukti langsung untuk membuktikan bahwa skor tes yang lebih tinggi dapat menjamin setiap orang kemampuan untuk melakukan pekerjaan status yang lebih tinggi. Sementara yang mungkin begitu, validitas prediktif, karena alasan apapun, tidak ada sebagai fungsi masyarakat sekarang. Terlepas dari "keadilan" tes kecerdasan, sesuai dengan konsep kecerdasan subkultur interaktif, atau keluarga yang tidak mendukung pola tetapi, pada kenyataannya, membatasi pertumbuhan intelijen akan menyebabkan anggota untuk menerima skor tes rendah (IQ). Kita kemudian dapat menemukan kesalahan bukan dengan tes, tetapi dengan pola subkultur atau keluarga yang membawa kinerja yang rendah. Lingkungan tidak adil, tidak menguji. Scarr-Salapatek (1974) melaporkan temuan menarik: perbedaan jumlah genetik selama hampir setengah dari perbedaan IQ antara anak-anak kelas menengah, tapi selama hampir tidak ada perbedaan IQ antara anak-anak kelas bawah. Kita harus memberi anak-anak miskin yang benar-benar dirugikan oleh pola keluarga mereka dan anggota berbagai subkultur yang dibatasi oleh inkulturasi mereka dengan pertumbuhan menghasilkan alternatif yang lebih. Jadi, kita harus waspada dengan perubahan pola budaya dan keluarga hanya karena mereka berbeda. Keanekaragaman adalah landasan potensi pengembangan dan satu-satunya yang menghambat pengembangan potensi modifikasi yang perlu dilakukan. Hari ini, tes ini intelijen dilihat sangat kritis sebagai ujian sampling dari kemampuan manusia lain sedang dikembangkan. Kami segera mungkin memiliki cara untuk

mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana seseorang dapat mengembangkan dan menerapkan langkah-langkah yang tepat untuk yang lebih luas populasi manusia, tapi sampai saat itu kita harus berhati-hati tentang bagaimana kita menggunakan uji saat ini. Jika ditambahkan sebagai hanya satu bit informasi untuk pengamatan banyak dan jenis data (studi kasus, laporan rekan, wawancara orang tua), tes kecerdasan memiliki nilai sendiri sebagai satu-satunya kriteria untuk memilih pengalaman pendidikan bagi anakanak, mereka tidak perlu untuk dihancurkan. Sayangnya banyak orang, termasuk pendidik terlalu banyak percaya bahwa IQ skor memberikan gambaran yang akurat kapasitas seseorang. Itu tidak. Kami sekarang tidak punya uji kapasitas. Uji masing-masing akan memberitahu kita yang paling adalah seberapa baik seseorang dapat menangani masalah tertentu pada tes. Karena tes menyerupai materi yang dibahas di sekolah formal, kinerja pada tes ini kemungkinan untuk memprediksi seberapa baik anak-anak akan melakukan dalam kegiatan sekolah terkait. Kita harus yakin untuk memahami kekuatan dan kelemahan dari setiap pengujian sebelum membuat kesimpulan atau prediksi tentang setiap orang. Jauh lebih harus diketahui sebelum keputusan dapat dibuat tentang masa depan orang itu. Ada cara lain untuk menemukan kemampuan untuk tumbuh. Jika dari awal pengalaman pendidikan anak-anak mereka diizinkan untuk belajar di tingkat mereka sendiri, untuk mengejar ide-ide dan setiap kegiatan yang kemungkinan besar kemampuan mereka, dan jika mereka didorong untuk menjadi penasaran tentang lingkungan, kaya responsif, anak-anak yang kebutuhan khusus akan mulai muncul sangat awal. Program pendidikan dirancang untuk memenuhi kebutuhan setiap orang dari awal sekolah yang lebih baik untuk menunjukkan anak-anak dengan kemampuan intelektual tinggi daripada instrumen tes tunggal. Program-program tersebut juga dapat bermanfaat dalam membangun kekuatan ini terus-menerus. Dengan demikian, masalah biasanya dihadapi dalam program-program kelompok-kelompok yang berorientasi tradisional akan kurang penghambat untuk perkembangan anak. Lalu kami membahas secara rinci bakat pemrograman, tetapi kita mungkin berpikir tentang kemungkinan ini sekarang terkait dengan identifikasi anak berbakat. Pada saat ini, dengan begitu banyak sekolah kami bergerak dalam langkah kunci, hanya menggunakan pendekatan kelompok untuk fashion organisasi instruksi dan otoriter, kita tidak bisa mengandalkan pendekatan ini untuk identifikasi. Namun, saya percaya bahwa memiliki banyak keuntungan dan kemungkinan bergerak ke arah ini ada. Kita dapat mulai mendorong mereka yang terlibat dalam pendidikan untuk berbakat

untuk mempertimbangkan pendekatan dan program yang akan memungkinkan untuk jenis seleksi alam. D. Tinjauan Historis Walaupun konsep kecerdasan sebagai interaktif telah memperoleh penerimaan luas, masih banyak yang tidak menyadari data terbaru atau kepercayaan yang berbeda. Mari kita lihat kembali bagaimana konsep kecerdasan telah dikembangkan selama abad terakhir. Lebih dari 100 tahun yang lalu, Charles Darwin (1859) memulai penyelidikan tentang asal usul spesies. Sepupunya, Francis Galton (1869), memiliki minat yang besar dalam menyelidiki faktor keturunan bahwa Darwin, dan Galton mulai mengajukan pertanyaan penting tentang heritabilitas kecerdasan manusia. Pentingnya penyelidikan intelektual ke dalam perbedaan tidak harus diminimalkan untuk, sebelum Galton, tidak ada yang meneliti perbedaan individu pada manusia. Keberhasilan penelitian ini adalah, bagaimanapun, kita terkunci dalam konsep pengembangan intelektual terbatas untuk hampir satu abad. Karena Galton, dipengaruhi oleh Darwin, dikagumi dan mengejar isu heritabilitas dengan mengesampingkan pengaruh lingkungan, ia mendirikan sebuah pola yang tetap menjadi bagian dari penyelidikan ke dalam intelijen untuk hari ini. Hal ini telah menyebabkan teori kecerdasan tetap. Orang percaya bahwa jumlah intelijen di lahir akan tetap utuh sampai orang tersebut meninggal. Tidak ada yang bisa menambah atau mengurangi atau mengubah dengan jumlah ini. Galton adalah orang pertama yang mencoba menguji kecerdasan berdasarkan data ilmiah. Hasil pengujiannya diasumsikan hubungan antara ketajaman indra dan kecerdasan umum. Meskipun dasar kemudian terbukti tidak memadai untuk pengujian, bisnisnya terus melayani untuk memulai pencarian untuk pengujian fungsional intelijen. Sebagai tes untuk intelijen untuk menjadi populer, memenangkan kepercayaan bahwa jika kita dapat menemukan menguji kekuatan cukup, kita dapat diprediksi dari masa kanak-kanak apa yang individu akan. Ketidakteguhan pengujian bayi tampak sebagai masalah yang dianggap sebagai prosedur pengujian, daripada setiap perubahan dalam kecerdasan yang sebenarnya. Selama periode ini kepercayaan di intelijen tetap, banyak peristiwa penting terjadi. Di Perancis, pada tahun 1905, pemerintah meminta Alfred Binet mengembangkan sebuah cara untuk memisahkan kelompok peserta didik lambat dari anak-anak sekolah lain untuk tujuan menciptakan kurikulum khusus dan metodologi yang akan membantu dalam pembelajaran mereka. Tidak seperti orang-orang yang kemudian menggunakan skala

kecerdasan dan konsep usia mental, Binet tidak setuju dengan teori kecerdasan tetap atau dengan faktor kesatuan inteligensi. Ia percaya intelijen untuk menjadi educable, kepercayaan tidak lagi terdengar hingga 1960-an. Artikel-artikel dan pidato Binet akan cukup radikal bahkan untuk-DAV. Banyak isu pendidikan ia berbicara menentang hari masih perlu perubahan(Binet, 1969). Hari ini di negara kita, dikenal dengan skala kecerdasan Binet direvisi, awalnya diciptakan oleh Lewis Terman di Stanford pada tahun 1921. Tes skala inteligensi Stanfbrd-Binet datang ketika tidak ada yang mempertanyakan kepercayaan dalam kecerdasan tetap. Kemudian revisi masih didasarkan pada asumsi ini. Pengujian menjadi sangat populer di tahun 1930-an dan 1940-an. Bagi banyak orang di Amerika Serikat kita diuji setiap orang untuk semuanya. Ada tes untuk penempatan karir, untuk berbagai jenis bakat, untuk kemampuan akademik, faktor kepribadian, dan bahkan untuk memprediksi keberhasilan dengan pasangan pernikahan masa depan. Tentara laki-laki dan ribuan anak-anak sekolah diuji. Selama periode ini pengujian sebagai otoritas tertinggi. tes Intelijen pergi ke nilai tes ekstrim ditempatkan pada catatan sekolah kumulatif dapat digunakan untuk pengambilan keputusan pendidikan tanpa menyebutkan ketersediaan protokol atau bahkan nama ujian. Orang tua tidak diperbolehkan untuk mengetahui IQ anak-anak mereka, karena untuk memenangkan kepercayaan bahwa angka ini memberikan bukti kapasitas untuk perkembangan mental. Begitu kuatnya informasi yang tidak dapat dipercaya. Beberapa kabupaten dan kelaskelas sekolah masih enggan untuk berbagi informasi ini. Selama periode ini kepercayaan dalam kecerdasan tetap, kebanyakan studi ekstensif pada karakteristik dan perilaku individu-individu berbakat lakukan. Lewis Terman di Stanford University, bekerja di bawah Commonwealth Fund di New York City, dimulai pada tahun 1921 dengan memilih lebih dari seribu lima ratus siswa dengan usia rata-rata sebelas tahun dan IQ lebih dari 140, yang rata-rata 150. Ia mengumpulkan data pribadi dan pendidikan yang luas pada mereka. Stereotip orang-orang yang berbakat pada waktu itu digambarkan muda, berkacamata lemah, sakit pada kemudahan sosial, tenggelam dalam dunia buku dan pemikiran yang tinggi, biasanya terisolasi di beberapa sudut yang memegang kewarasan. "Awal matang busuk, dini," moto hari, menggambarkan orang yang berbakat. orang tua ada yang ingin berpikir jernih tidak akan pernah punya anak. Setiap usaha untuk mendorong pengembangan jenis ini akan terpikirkan. data Terman pergi jauh untuk menghilangkan mitos-mitos. Walaupun sampel terbatas pada ras budaya, sosial ekonomi, dan temuan itu signifikan dalam mempengaruhi orang-orang yang

memegang ide-ide ekstrim tentang orang berbakat. data-Nya memungkinkan pendapat yang lebih realistis dan pandangan menerima lebih berbakat. Sementara disusun dan paling berkomitmen selama periode kepercayaan dalam kecerdasan dan peralatan, tenaga kerja longitudinal Terman's (berlangsung selama tiga puluh tahun selama hidupnya dan baru-baru ini diperbarui oleh beberapa rekan-rekannya) telah ditambahkan ke data dalam intelijen sengketa tetap sebagai sebuah konsep yang layak ( Terman, 1925). Di pertengahan abad ke-20, murid Galton, G. Stanley Hall, memperkenalkan ide baru tentang perkembangan manusia yang merupakan hasil pertumbuhan yang logis tentang konsep intelegensi yang tetap. Pandangan tentang perkembangan yang telah ditetapkan sebelumnya diperkenalkan lebih luas lagi oleh Arnold Gessel (Gessel et. al., 1940), murid Hall. Lagi, seseorang yang membuat kontribusi yang beerharga untuk pemahaman kita atas anak-anak menjadi penolong dalam menghentikan kesalahan konsep tentang bagaimana anak-anak tumbuh dan berkembang. Predeterminism berpendapat bahwa organisme manusia diprogram dengan cara time-controlled secara sekuen, dan dengan mengabaikan kejadian atau lingkungan program tersebut akan berlaku. Kematangan dan belajar terlihat sebagai proses yang jelas dan terpisah, kematangan diatur oleh hereditas, dan belajar diatur oleh kondisi lingkungan. Kematangan dipeertimbangkan untuk memastikan keperluan belajar. Penemuan ini dilaksanakan untuk melihat perbedaan yang dilihat oleh para perintis sekolah dalam banyak percobaan untuk menunjukkan pertumbuhan anak sebagai kesalahan besar. Penyalahgunaan yang diikuti pembatasan pertumbuhan tidak bisa diacuhkan dan perendahan diri seseorang ikut terlibat. Orangtua akan berpendapat untuk mengikuti anaknya untuk mengembangkan keterbatasan. Semenjak suasana yang tidak terintervensi dan tidak terstimulasi ini beberapa informasi yang tidak sesuai mulai muncul. Pertama, beberapa pemikiran beragam mulai dari norma yang mengecewakan, rasionalisasi yang hilang, atau bahkan terlupakan. Penelitian yang dilakukan oleh Maria Montessori menerangkan penerimaan yang menawarkan metode berdasarkan ide yang bertentangan (Standing, 1966). Walaupun penelitian Montessori sangat sukses, terdapat asumsi bahwa kemampuan intelegensi dan ketidak-tetapan IQ. Tidak sampai dekade selanjutnya teknik dan pemikiran Montessori bergabung dengan praktek pendidikan kita. Beberapa ide hilang sampai fakta-fakta mulai diakumulasikan. Peneliti yang tekun dan berani dan praktisi dalam bidang edukasi dan psikologi mempertaruhkan reputasi mereka untuk berbagi penemuan dalam konflik secara langsung dengan konsep intelegensi tetap. Walaupun sekarang beberapa pihak

menganggap wilayah ini merupakan penyelidikan yang kontroversial. Beth Wellman dan rekannya di Iowa University memulai dengan pertanyaan tentang dasar pemikiran dari intelegensi yang tetap. Pada 1938, kelompok ini memulai penelitian yang pada selanjutnya menyebabkan mereka menjadi bagian dari kontroversi yang profesional (Skeels et al., 1938; Wellman, 1940). Kelompok ini menentukan model sekolah taman kanak-kanak yang diasah oleh rumah yatim piatu. Kegiatan rumah yatim piatu tepatguna dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar anak, tetapi sedikit waktu yang digunakan untuk aktivitas pendorong dan pendidikan. Sekolah taman kanak-kanak menjadi sukses. Kenyataannya terlihat perubahan dari perilaku intelektual yang ditunjukkan anak. Setelah mematangkan pencapaian penerimaan dan tes intelegensi, Wellman melaporkan penemuannya kepada komunitas akademik apa yang seharusnya menjadi mood untuk antusiasme yang optimis. Saat informasi seperti perubahan nilai intelegensi dan campur tangan lingkungan hanya dapat diterima dengan kecurigaan, sedikit keheranan yang diikuti oleh serangan protes menjadi pengalaman memalukan untuk pendidik. Tidak sampai tahun setelahnya kelompok yang lain, beberepa yang bekerja dengan proyek orisinil, memimpin penelitian yang mirip setelah merancang ulang dengan hatihati pendekatan mereka untuk bertemu dengan kecaman seperti data Wellmen. Penelitian ini dan yang berikutnya melakukan penelitian yang pada akhirnya membuat pengaruh terhadap komunitas akademik. Penemuan mereka membangkitkan minat. Anak-anak dipindahkan dari rumah yatimm piatu ke lingkungan yang lebih terstimulasi (institusi untuk memperlambat anak perempuan ketika mereka menerima banyak perhatian, stimulasi, dan kasih sayang) meningkatkan lebih dari 20 nilai IQ ketika dites ulang, ketika kelompok yang diawasi tertinggal di rumah yatim piatu kehilangan antara 13 dan 45 nilai IQ (Skeels dan Dye, 1959). Penelitian selanjutnya (Skeels, 1966) lebih jauh mendramatisir penemuan dengan melaporkan bahwa kelompok yang diteliti menjadi produktif, memfungsikan orang dewasa, ketika control group, dalam banyak bagian, dibuat untuk memperlambat secara mental. Beberapa merupakan orang dewasa yang produktif. Walaupun seseorang mungkin akan berpikir tentang rancangan penelitian atau contoh metode yang digunakan, hasilnya, setidaknya, profokatif. Pada 1960, peristiwa lain yang muncul kembali mengangkat pertanyaan mengenai teori yang berlaku tentang intelegensi tidak dapat dijawab. Dennis (1960), melakukan penelitian dan menemukan hasil yang dikombinasikan dengan data sebelumnya bahwa konsep dari intelegensi tetap dan perpanjangan alami, predeterminism, menjadi tidak

dapat dipertahankan (Dennis dan Dennis, 1935; Dennis dan Najarian, 1957). Data seperti yang dibuat oleh para peneliti Wellman, Skodak, Skeels, dan Dennis membuat formulasi teori baru untuk melihat kebutuhan intelegensi. Kepentingan konsep baru dari struktur intelek sekarang muncul dengan faktor-analisis dari J. P. Guilford (1956). Guliford merasa bahwa psikologi terlalu membatasi pandangannya tentang intelegensi manusia. modelnya mengembangkan faktor yang dilihat sebagai bagian dari intelegensi manusia dan menunjukkan hubungan mereka satu sama lain. Guilford, juga, mendiskusikan intelegensi dapat dididik. Dia menggambarkan perhatian kepada kreatifitas sebagai fungsi yang penting untuk proses mental manusia. Tidak sampai 1960 tantangan terhadap intelegensi yang tetap mencapai bagian yang signifikan. Kader pria dan wanita sekarang menghadapi persoalan. Diperkuat dengan data yang diambil dari pekerjaan mereka, diproses dari semangat yang dulu dari ketidakcocokan antara informasi yang diakumulasikan dan kerangka teori yang lama, dengan postulasi dari teori intelegensi yang baru, terhadap bukti-bukti untuk mendukung hipotesis baru. Rangkaiannya, sulit untuk diperkirakan, mempengaruhi literatur dan teori. Kontribusi Vygotsky menunjukkan data tentang wilayah perkembangan bahasa, pengulangan penyelesaian pendidikan, stimulasi awal, dan pengulangan penyelesaian dari ketidakmampuan fisik (Vygotsky, 1962). Jean Piaget (1952) mempengaruhi teori pendidikan dan praktek terhadap tingkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ia memulai penyelidikannya dengan cara yang paling tidak ilmiah, yaitu tidak ada satupun ilmuwan yang menganggapnya sebagai rancangan penelitian. Tanpa objektivitas, ia memilih tiga subjek untuk diobservasi dan tidak ada kelompok yang mengatur. Subjeknya merupakan anaknya sendiri. Bagaimanapun, ia menjelaskan dengan jelas dan dalam beberapa penjelasan apa yang diobservasinya tentang bukti-buktinya memungkinkannya untuk mengembangkan prinsip tumbuh dan berkembang. Pemeriksaan selanjutnya dari data yang berasal dari banyak penelitian menguji beberapa pembuktian prinsipnya berguna dan dapat digunakan. Piaget berpendapat bahwa pada umur yang dilewati anak dari satu tahap ke tahap yang lain bergantung kepada pengaruh genetik dan kualitas lingkungan. Ia mendukung satu dari teori interaksi pertama tentang intelegensi. Penelitian yang dilakukan Benjamin Bloom (1964) membuat kontribusi penting yang lain untuk praktik pendidikan, terutama untuk menumbuhkan perhatian terhadap perkembangan intelektual. Pemeriksaan kembali tentang pengumuman data sebelumnya membuat Bloom untuk mengusulkan hipotesis yang mengejutkan. Orang-orang telah

lama berpendapat (dan norma pengetesan intelegensi menaati asumsi) diantara kelahiran dan 18 tahun umur manusia untuk belajar dalam jalur yang biasa. Saat umur 18 tahun mereka meningkatkan efek dataran tinggi sampai kira-kira 45, umur saat sedikit demi sedikit kelemahan karena umur dimulai. Bloom menggunakan penaksiran data lagi untuk menunjukkan pola yang sangat berbeda. Walaupun dia melihat karakteristik banyak manusia, hanya penemuan dari wilayah intelegensi yang akan menerima tanggapan. Antara kelahiran dan empat tahun saat anak-anak menyelesaikan 50 persen deviasi IQ yang akan mereka peroleh dalam 18 tahun kehidupan. Dari data yang menunjukkan 80 persen deviasi orang dewasa yang diaktualisasi saat 6 tahun, pendidik mengembangkan kesadaran baru saat tahun-tahun sebelum sekolah sebagai saat yang penting untuk belajar. Sebagai perhatian masyarakat untuk mengganti pendidikan juga meningkatkan pengikut, banyak program yang didirikan untuk mengambil keuntungan dari pentingnya tahuntahun pertama. Komunitas pendidikan mulai fokus pada perkembangan awal sebagai p endidik menjadi sadar akan keterbatasan dan kecurangan yang dikarenakan teori kecerdasan tetap dan predeterminism. Berdasarkan konsep lama ini membuat kita dekat dengan kehampaan pengertian tentang bagaimana bayi dan anak kecil berkembang secara intelektual. Penelitian yang dilakukan oleh Fels Foundation (Kagan dan Moss, 1962), The Barkeley Growth Studies (Bayley, 1968; Bayley dan Schaefer, 1964), dan data Termannya sendiri (Terman dan Oden, 1947) memberikan kita cara pandang yang berbeda terhadap fenomena off to senility. Penelitian ini menunjukkan bahwa kita tidak terbatas secara intelektual dalam 18 tahun kehidupan; kita melanjutkan perpindahan naik ataupun turun secara berangsur-angsur tergantung dari tantangan intelektual yang kita terlibat didalamnya dan sebagian besar berdasarkan karakteristik kepribadian kita. Agresif, ingin tahu, aktif, mandiri, orang sensitif yang melihat ide baru dan adaptasi dengan nyaman untuk berubah cenderung lanjut bergerak ke atas; pasif, patuh, orang yang tergantung yang mengikuti pola yang diatur dan melihat keamanan dan pengulangan secara berangsur-angsur kehilangan kecakapan intelektual. Data yang dikumpulkan dari penelitian Terman menunjukkan bahwa kelanjutan pola pertumbuhan selama manusia menginjak 16 tahun dan 17 tahun. Penelitian yang dilakukan oleh Sontag, Baker, dan Nelson (1958) dan Kagan dan Moss (1962) menunjukkan perubahan konsisten skor IQ, terutama akhir yang ekstrim, dengan variasi yang jelas lebih banyak untuk anak laki-laki dibandingkan anak

perempuan. Jerome Bruner, J. McV. Hunt, Nancy Bayley, dan banyak yang lainnya memulai tugas menyusun dan mendukung teori baru tentang intelegensi. Bruner berhipotesis bahwa kesepakatan awal dengan informasi dalam 3 cara aksi, perumpamaan, dan simbol. Ia percaya bahwa pengalaman sebelum sekolah dapat bekerja ke arah perwujudan dari satu ke yang lainnya. Bruno (1964) berpendapat arti dari pertumbuhan pikiran pada anak adalah apakah tingkatan berdasarkan tidak pada kapasitas tetapi berdasarkan kapasitas yang tidak terbatas (p. 14). Ia melihat proses dari perwujudan atau ketidakterbatasan tergantung interaksi dengan lingkungan kultur terseebut. Ia mencoba untuk memberi kita metode implementasi selama ia mengatur teori barunya dalam instruksi (Bruner, 1960, 1968). Hunt (1961) membahas masalah kecocokan, yang, menemukan keadaan yang paling merangsang anak-anak dalam setiap poin dalam perkembangan mereka. Untuknya, tantangan yang paling besar dalam kehidupan kita adalah menemukan cara untuk menguasai pertemuan anak dengan lingkungannya, terutama saat tahun pertama perkembangannya. Dengan beberapa kecocokan dari kemampuan dan pengalaman, anak akan dapat memperkirakan untuk menerima secara berangsur-angsur tingkatan yang lebih tinggi dalam kapasitas intelektual. Nancy Bayley (Bayley dan Schaefer, 1964; Bayley, 1968) memberikan pandangan tentang hubungan perilaku dengan pertumbuhan mental saat periode 36 tahun. Dari sini kita mendapat informasi lebih tentang genetik dan interaksi lingkungan dalam pertumbuhan intelegensi. Dukungan lebih lanjut dari interaksi baru teori inteligensi pasti tercatat dalam pengulangan norma dari skala intelegensi Stanford-Binet. Analisis dari hasil standardisasi menunjukkan pencapaian dramatis dari tingkatan IQ, terutama populasi sebelum sekolah. Kita mungkin berasumsi bahwa orangtua dengan pendidikan yang lebih tinggi dan lebih kaya televisi, mobilitas lebih tinggi, prnggunaan permainan edukasi dan buku lebih luas, nutrisi yang lebih baik membantu perkembangan perubahan ini. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa perubahan teramati dari fenomena asli dan bukan kesalahan peneliti (Thorndike, 1975). Informasi ini lebih mendorong sebagai bukti ketika seseorang mempertimbangkan standardisasi populasi baru dengan masud tertentu termasuk sebagian kecil gambaran yang dihilangkan dari contoh sebelumnya. E. Intelegensi : Pentingnya Fungsi Otak

Dalam definisi kita tentang keberbakatan, tingkatan tinggi intelegensi dilihat sebagai fungsi otak yang maju dan cepat. Data yang memenuhi hubungan ini membuat pertambahan kepada pemahaman kita tentang perkembangan keberbakatan. Neurobiologis T. Teyler menjelaskan bahwa susunan otak diatur sebagai hasil dari interaksi genetis yang telah direncanakan dan pengaruh lingkungan. Ketika dasar utama dari organisasi otak ditunjukkan saat lahir (divisi sel yang utama lengkap), pengalaman otak yang hebat tumbuh dalam proses neural, formasi synaos, dan formasi selaput myelin, berkurang saat puber. Proses ini dapat sangat dirubah oleh lingkungan organism. Lebih jauh, ini menunjukkan bahwa proses otak yang ditunjukkan saat lahir akan menurun jika stimulasi lingkungan yang memerlukan aktivasi disembunyikan. Tampaknya kontribusi genetik menyediakan kerangka, yang jika tidak digunakan, akan hilang, tetapi kemampuan perkembangan yang lebih jauh memberikan optimal stimulasi lingkungan (Teyler, 1977, pp. 31, 32). Untuk mengerti bagaimana individu menjadi berbakat dan yang lain tidak, kita harus lebih mengenal struktur dasar dan fungsi otak manusia. Ketika lahir otak manusia terdiri dari 100-200 juta sel otak (Teyler, 1977). Setiap sel neural ditempatkan dan siap untuk berkembang, siap digunakan untuk mengaktualisasikan tingkatan tertinggi dari potensi manusia. Dengan jumlah pengecualian yang sangat kecil, semua bayi manusia menjadi lebih lengkap dengan cara yang hebat, warisan yang rumit. Ketika kita tidak lebih berkembang, ini akan sangat berguna, dengan apa yang kita miliki, jika berguna, akan membawa kita untuk memproses beberapa trilyun potongan informasi dalam hidup kita (Sagan, 1977). Sekarang diperkirakan bahwa kita sebenarnya menggunakan kurang dari 5 persen dari kemampuan ini (Ferguson, 1973). Bagaimana sistem rumit ini digunakan menjadi kritikan untuk perkembangan intelegensi dan kepribadian, dan terhadap kualitas pengalaman hidup dari individu yang tumbuh.

F. Neuron Sel syaraf, atau neuron, adalah unit dasar dari otak. Terdiri dari badan sel, dendrit, dan axon. Didalam badan sel terdapaat nukleus dan proses biokimia yang mempertahankan hidup sel tersebut. Neuron adalah sistem kecil proses informasi yang menerima dan mengirim beribu-ribu sinyal. Tidak ada dua sel yang benar-benar sama

dan otak juga tidak ada yang benar-benar sama. Kita berbeda satu sama lain seperti butiran salju. Dendrit merupakan serat halus yang diperpanjanng oleh badan sel, bercabang untuk membentuk jalan kecil untuk menerima informasi dari sel syaraf terdekat. Axon adalah saru dari serat syaraf panjang yang terdiri dari badan sel dan berfungsi sebagai transmitter, mengirm sinyal yang dipilih oleh dendrit dari satu sel yang berhubungan dengan axon yang lain. Ujung axon tidak benar-benar menyentuh dendrit dari sel yang lain tetapi mengirim informasi secara kimia melewati wilayah sel yang sangat dekat. Persimpangan yang dilewati dimana impuls berjalan dari satu sel syaraf ke yang lainnya disebut synaps. Tranmisi impuls syaraf adalah proses elektrokimia. Pada synaps, impuls elektrik yang melewati sel diubah menjadi sinyal kimia, dan kembali menjadi impuls elektrik. Synaps ini yang dipikirkan menjadi tempat yang paling mungkin untuk mekanisme neural terhadap belajar dan ingatan (Thompson, Berger, dan Berry, 1980). Disekeliling neuron terdapat sel khusus yang disebut glia. Sel ini melebihi sel syaraf 10 ke 1 dan dapat ditingkatkan dengan stimulus dari lingkungan (Rosenzweig, 1966). Sel glial melengkapi otak dengan makanan, memakan bahan yang sisa, dan bertindak sebagai bahan yang telah dikemas benar-benar menempel bersama dengan otak. mereka juga mengisolasi sel syaraf, membuat myelin, melapisi secara khusus yang menjaga axon dan memperkuat sinyal yang meninggalkan sel. Myelin memiliki fungsi penting, yaitu ikut melapisi axon untuk memimpin informasi dari neuron lebih cepat dibandingkan axon yang tidak diberi myelin (Thompson et al., 1980). Selama kita meningkatkan sel glial dalam otak, kita menambah kecepatan belajar. Ini seperti perbedaan yang dapat dilihat antara konduksi elektrik melewati pemasangan yang terlisolasi dan tidak; kecepatan dan kekuatan intruksi meningkat dari kegunaan pengisolasian. Kita mempengaruhi dasar dari produksi sel glial dari kekayaan lingkungan yang kita sediakan (Rosenzweig, 1966). Lebih banyak glia, lebih banyak aktivitas synaps yang dipercepat dan akan lebih kuat perpindahan impuls dari satu sel ke sel lainnya,pemenuhan kecepatan dan lebih rumit pola yang dipikirkan, dua karakteristik akan ditemukan dalam diri anak yang berbakat. Kecepatan pikiran itu menakjubkan. Jika jalan kecil pada syaraf sering digunakan, awal synaps surut, maka akan ada jalan yang lebih siap untuk beroperasi. Gelombang yang bekerja kemungkinan menyapu setidaknya 100000 neuron setiap detik (Brierley, 1976). Jalan lain untuk meningkatkan aktivitas synapsis dengan menguatkan badan sel neuron. Ketika kita tidak bisa meningkatkan kuantitas sel syaraf, kita dapat

meningkatkan kualitasnya (Rosensweig, 1966; Krech, 1969, 1970). Kualitas peningkatan ini memberikan kembali informasi untuk diproses lebih cepat dan lebih kuat untuk dilakukan, berdasarkan tersedianya jaringan syaraf yang rumit. Interaksi dalam memperkaya lingkungan mengubah struktur kimia dari sel syaraf, dengan demikian memperkuat badan sel. Dengan meningkatkan kekuatan dan kecepatan transmisi atau aktivitas synapsis dapat membuat kita mempengaruhi proses belajar. Kita juga bisa melewati perubahan prosedur mengajar dan mempelajari mempengaruhi pertumbuhan dendrit yang bercabang, meningkatkan kerumitan jaringan koneksi antar neuron, dan kuantitas sel glial. Itu merupakan perbedaan yang kita lihat dalam otak yang menunjukkan perkembangan yang berkelanjutan dan yang dipercepat. Berdasarkan lingkungan yang disediakan, kita mengubah tidak hanya perilaku anak, kita mengubah mereka dalam tingkatan sel. Melalui cara ini anak berbakat menjadi berbeda secara biologis dibandingkan pelajar biasa, bukan saat lahir, tetapi sebagai hasil dari mengembangkan dan mengembangkan hal yang menakjubkan, struktur yang rumit yang berhubungan dengan kelahiran mereka. Analogi dari Paul MacLean menghasilkan kesimpulan bahwa interkoneksi dari integrasi spesialisasi hemisphere kanan dan kiri diatur secara biologis. Dengan model ini kita dapat mennyelidiki organisasi dan struktur dari MacLean (1978) dan yang lainnya yang dikenal sebagai otak triune kita. G. Otak Triune Otak manusia dibagi ke dalam tiga formasi atau tiga siste dengan perbedaan struktur dan ilmu kimia secara radikal. Hierarki dari tiga otak dalam satu sering disebut otak triune (MacLean, 1978). Organisasi ini menunjukkan beberapa pertimbangan penting. Dua dari tiga otak tidak memiliki sistem untuk komunikasi verbal. Dikatakan bahwa integrasi dari total fungsi otak memberikan kita intelegensi, tes yang terutama mengukur komunikasi verbal sebagai contoh dari intelegensi akan terlihat seperti terbatas. Di dalam batang otak yang paling dalam dan wilayah cerebrum yang paling dalam kita akan menemukan bagian fungsi autonomi. Sistem ini yang meringankan kita dari proses secara sadar setiap bernapas dan setiap jantung berdetak. Dalam bebrapa tahun terakhir penelitian yang meneliti wilayah biofeedback menunjukkan bahwa ketika fungsi autonomi tetap, kita bisa, jika kita memilih, membawa kesadaran dari fungsi alam sadar, membawa kita untuk mengawasi atau mengubah proses jika berubah menjadi merusak

atau tidak efisien. Contohnya, mereka yang memilliki tekanan darah tinggi dapat menggunakan teknik biofeedback untuk mengawasi dan mengubah angka yang tidak tepat dalam distribusi darah, secara sadar membantu tubuh untuk mengatur fungsi autonomi ini lebih baik (Taylor dan Bongar, 1976; Taylor et al., 1981). Disini kita menemukan jalan kecil syaraf untuk berbagai pusat otak. Ini juga merupakan perhatian nukleus terhadap kontrol motor dan hubungan komunikasi antara otak dan cerebellum yang terletak di setiap pusat otak. Formasi reticular bertempat di wilayah ini. Ini merupakan dasar fisik untuk kesadaran dan memainkan peran utama untuk membantu kita sadar dan awas. Sistem kedua dari otak triune dikenal sebagai otak mamalia lama, sistem limbik, dan pikiran emosional. Berlokasi di otak tengah dan berkontribusi dalam proses belajar. Dapat dilihat secara simbolis dengan tanpa menekan kepalan tangan dan lihat telapak tangannya. Ada yang dapat melihat ventrikel otak yang mengatur cerebrospinal fluid, sangat baik seperti gundukan dan depresi dari sistem limbik itu sendiri. Disini terdapat sistem biokimia yang diaktifkan oleh emosi orang tersebut. Disini juga terdapat interaksi yang meningkatkan atau menghambat ingatan. Wilayah ini mempengaruhi bermacammacam fungsi seperti cemas, marah, sentimental, dan rentang perhatian. Di samping itu, perasaan kita terhadap identitas pribadi dan keunikannya berdasarkan wilayah otak untuk mengkombinasikan pengalaman internal ataupun eksternal. Di dalam wilayah limbik terdapat perasaan yang menunjukkan jembatan antara dunia internal dan eksternal dan menunjukkan kita tentang konstruk kita tentang kenyataan, bayangan kita tentang dunia. Sistem ini sering mengacu sebagai pintu masuk pikiran yang lebih tinggi, kepada fungsi cortical dan neocortical. Hal ini berhubungan dengan pentingnya pendidik, terutama untk mereka yang akan memahami perkembangan keberbakatan. Dengan membebaskan neurotransmitter dari sistem limbik, sel cortex akan terfasilitasi atau terhambat fungsinya. Salah satu penggerak untuk pertumbuhan fungsi wilayah ini merupakan hal yang baru (Restak, 1979). Perasaan atas kesenangan dan kenyamanan akan dikenal untuk peningkatan stimulasi wilayah ini (Sagan, 1977). Tingkatan sentuhan dan perubahan yang terlalu rendah mempengaruhi wilayah ini dan akan berakibat terhadap peningkatan perilaku yang keras (Prescott, 1979). Penampilan dari jarimu dan jempol bersama-sama menunjukkan banyak sekali hal yang rumit seperti otak mamalia baru, neocortex, atau cerebrum. Goodman (1978) lebih spesifik mengikuti fungsi tempat di area refontal kortex, yang dia percayai perkembangannya paling lengkap dibandingkan 12 dan 16 tahun.

1. Tinjauan ke masa depan kemampuan untuk melihat corak dalam perubahan, untuk meramalkan kemungkinan dari tren sekarang untuk kemungkinan masa depan. Proses ini menggunakan imajinasi, prediksi dan rencana perilaku. 2. Self-regulation proses jasmani, melalui wawasan, perintah internal, dan generasi dalam gambar visual. Ini adalah dasar dari meditasi dan strategi biofeedback. 3. Analitik sistem berpikir bentuk kreatifitas yang tinggi, analisis kompleks dalam masukan yang diperlukan logika formal dan perubahan. 4. Holospengertian sosial, rasional dan emosional, dengan pondasi dari altruisme. Dari prespektif ini kami memiliki tiga, agak berbeda, otak dalam satu: yang terkecil dan tertua, batang otak : dikelilingi oleh yang lebih besar, otak yang lebih baru, sistem limbik, dan atas dan sekitarnya, crebrum atau kortex, otak yang paling besar, terdiri dari yang terbaru, struktur yang paling canggih. H. Belahan Otak Belahan otak itu tidak asimetris. Belahan otak mengkhusukan dalam jenis tipe tertentu. dentifikasi ini berfungsi untuk kebutuhan berbagai jenis pengalaman pendidikan agar kita dapat menggunakan potensi yang kita miliki masing-masing. Dimana tipe otak kiri dalam pembelajaran meliputi devaluasi dan dalam beberapa khusus, dan penggunaan setiap otak kanan yang lebih holistik. Koteks serebral otak dibagi menjadi dua belahan otak yang disebut corpus callosum. Sisi kanan dari korteks yaitu mengontrol sisi kiri tubuh, dan sisi kiri dari korteks sebagian besar mengontrol sisi kanan tubuh. Sekarang banyak yang merasa bahwa kiri dan kanan hemispheres dalam otak kita responsive untuk mengubah jenis dalam eksperiens dan menanggapi dengan cara yang unik. Wittrock (1980) menyatakan bahwa belahan otak mungkin mengkhususkan diri dalam menggunakan strategi coding mereka. Otak kiri itu berfungsi dalam liner, sequential, analisis dan pemikiran rasional. Membaca, bahasa, aspek komputasi matematika, penyelidik, dan kritik berlokasi di belahan otak kanan.Memikirkan metafora, patial, sifat holistik adalah daerah belahan otak kanan. Disini kami menemukan keterlibatan dengan penciptaan seni, musik, konsep matematik, mensintesis, mengetahui intuitiv dan lebih koheren dalam presepsi gaya. Otak kanan sama lebih baik dalam pemahaman pasif, kiri di artikulasi aktif. Beberapa cara membedakan fungsi otak kiri dan otak kanan adalah sebagai berikut : Kiri

Matematika, Sejarah, Bahasa Verbal, Batas masukan sensory Sequential, Terukur Analisi Perbandingan Penghubung Linear Logis Digital Ilmiah, Secara teknologi Kanan Cukup, menguraikan dan meningkatkan variabel, berdaya cipta Presepsi nonverbal dan ekspresif Spasial Intuitif Holistik Non referensial Integratif Gestalt Imagery Lebih baik dalam kedalaman presepsi Pengenalan wajah Mistik, humanistik Emosi ditemukan di kedua bagian otak. Fungsi otak kiri atau kanan itu benar pada orang yang bertangan kanan dan lebih dari 60 persen dari mereka adalah yang bertangan kiri. Kurang dari 40 persen dari orang bertangan kiri, posisinya tampak terbalik. Dokto dan Bloom (1977) mempercayai bahwa konsep spesialisasi otak kanan/kiri mungkin menjelaskan dengan jelas pemahaman antara orang di bisnis dan akademik. Mereka menemukan bahwa eksekutif top cenderung menggunakan intuitif, otak kanan memproses untuk tugas, meliputi akademik menggunakan otak kiri memproses analisis. Konsekuensi, eksekutif membayar sedikit perhatian untuk matematika kompleks model pemecahan masalah dibuat dengan peneliti. Edwards (1976) melaporkan penggunaan yang menarik dari perbedaan persepsi otak

kanan. Bahwa dia mengajari murid-muridnya yang pintar dalam seni untuk me-non aktifkan otak kirinya dan memfokuskan bagian otak kanannya. Samples (1975) telah menunjukkan bahwa ketika proses dan fungsi otak kanan difasilitasi, lalu menaikkan self-esteem, kinerja keterampilan fungsi otak kiri ditingkatkan, dan murid memilih untuk menjelajahi nomor lebih besar pada kandungan area di kedalaman yang lebih besar. I. Perbedaan Jenis Kelamin pada Lateralisasi Otak Perkembangan otak laki-laki dan perempuan itu berbeda. Namun pada anak laki-laki lateralisasinya lebih besar yang mampu membuat anak laki-laki lebih superior dalam tes uji keterampilan spatial. Dan menurut Levy (1980) bahwa fungsi otak belahan bagian kiri pada perempuan dan belahan bagian kanan pada laki-laki lebih cepat matang dan perbedaan biologikal sebagian besar bertanggung jawab. Perbedaan Otak Laki-laki dan Perempuan Kelebihan Perempuan di-

Persepsi halus dalam detail visual Mengerti arti dari ekspresi wajah, rekognisi wajah dan mengidentifikasi implikasi yang afektif dari nada suara Membaca afektif dan bagian motivasional lainnya Penglihatan malam Mengamati pesan subliminal Keterampilan dalam kelancaran verbal,kosakatan, membaca (konsistensi bahasa dalam mengatrikan secara total meliputi nada, konteks, ekspresi dan sebagainya) Sensitif terhadap bau, rasa, tekanan dan kehadiran dan suarayang bervariasi, khususnya di tingkatan yang tinggi Keterampilan manual dan Koordinasi otot yang baik Kecepatan dalam memproses informasi, terutama dalam tugas yang memerlukan pilihan yang cepat Perhatian pada orang-orang, social responsiveness dan empati.

-

-

-

-

Kelebihan laki-laki di-

Menggunakan map dan mengatasi jalan yang rumit Kelebihan mengenai ruang, persepsi kedalaman dalam ruang, persepsi dalam objek 3 dimensi dalam gambaran 2 dimensi Penglihatan siang hari

-

-

Gerakan motorik kasar Tingkah laku yang berhubungan dengan penyelidikan untuk suatu penemuan Matematika, terutama geometri dan trigonometri Observasi dalam objek Menggunakan bahasa sebagai alat untuk logika dan pemikiran matematika (Denotatif diartikan dalam mengesampikan bahasa pada semua informasi) Menguasai prinsip dasar yang menahan dan mengaplikasikan dalam sistem konseptual erat terorganisir Independensi variabel situasional Sangatlah ketara bahwa adanya perbedaan yang signifikan pada belahan otak anak

-

-

laki-laki dan perempuan. Namun hal ini tidak semuanya benar, hanya dominan terjadi pada setiap anak laki-laki dan perempuan. Sementara belahan otak dapat menunjukkan spesialisasi, seluruh otak yang mampu melakukan semua kegiatan dipamerkan oleh salah satu divisi (Pribram, 1977). Oleh karena itu akan lebih akurat untuk berbicara tentang salah satu belahan otak terkemuka di lain selama tugas-tugas tertentu daripada melihat seseorang sebagai berotak kanan atau berotak kiri. Tujuannya adalah untuk menyediakan kepemimpinan dari proses belahan otak yang akan paling sesuai dengan solusi efektif dalam situasi apapun. Ini sangat penting bahwa kita mengakui tidak hanya spesialisasi dari belahan otak namun juga bukti tentang pentingnya interaksi dan intersupport diantara belahan otak. Seperti yang telah disebutkan, spesialisasi belahan tidaklah mutlak. Seluruh bagian dari otak yang saling tergantung dan mendukung semua fungsi. Investigasi tersebut tidak memungkinkan kita untuk melihat dari perspektif lain kualitas manusia, kita sering diabaikan dan undervalued. Hal ini penting, karena itu, bahwa kita tidak terlalu menekankan fungsi terpisah dari belahan otak. Untuk kegiatan yang lebih, baik mental maupun fisik, manusia membutuhkan fungsi kedua belahan otak dalam integrasi dekat, dengan demikian memungkinkan pemahaman kedua perhitungan, dan konseptualisasi matematika, struktur dan melodi musik, sintaks dan bahasa puisi. J. Gelombang Otak Suatu aktivitas otak yang tampaknya memiliki implikasi penting untuk belajar adalah produksi frekuensi gelombang otak yang berbeda. Melalui pengukuran kita belajar bahwa berbagai tingkat aktivitas dapat dikorelasikan dengan berbagai frekuensi. Houston (1977b) memperkenalkan gagasan koherensi gelombang otak sebagai kekuatan dalam

memaksimalkan penggunaan energi manusia. Kemampuan untuk memfokuskan energi seluruh otak terlihat hasil dalam belajar mempercepat, penyembuhan, dan tingkat kesadaran yang lebih tinggi. K. Otak sebagai Hologram: Model Holographic Sebenarnya Pribram (1971,1977) mendalilkan teori holografik dari pikiran dan percaya bahwa otak adalah hologram yang menyimpan semua informasi dalam setiap bagian. Pribram tertarik dengan teori holografik dari otak karena hologram adalah perangkat penyimpanan yang unik di mana setiap informasi yang didistribusikan ke seluruh permukaan dan proses pengambilan adalah rekonstruksi, dua sifat ia percaya dapat ditemukan di otak. Pribram juga berpendapat bahwa hologram merupakan model bagi kesadaran. Otak menyimpan informasi dalam berbagai cara, bisa menggunakan mode baik linier atau ruang, dan ruang proyek dan waktu, kualitas dari proses holografik. L. Bakat : Sebuah Perbedaan Biologis Dari hewan dan otak manusia / penelitian pikiran, kita sekarang dapat mendalilkan bahwa individu dengan tingkat intelejen tinggi, individu-individu berbakat, menunjukkan perbedaan biologis terukur, berikut : 1. Ada, melalui peningkatan produksi sel neuroglial, mempercepat sinaptik, aktivitas yang memungkinkan untuk lebih mempercepat meskipun pengolahan (Thompson, Berger, dan Berry, 1980). 2. Kimia neuron menjadi kaya, yang memungkinkan untuk pola pemikiran yang lebih kompleks (Rosenweig, 1966; Krench, 1969) 3. Penggunaan yang lebih terbuat dari aktivitas korteks prefrontal otak. Hal ini memungkinkan lebih banyak perencanaan masa depan, berpikir wawasan, dan pengalaman intuitif (Restak, 1979; MacLean, 1978) 4. Kita lebih banyak terbuat dari aktivitas alfa gelombang dalam wilayah lebih dari otak. Individu berbakat bisa pindah ke negara ini dengan lebih cepat dan tinggal di dalamnya lebih lama dari rata-rata peserta didik. Keadaan seperti itu memungkinkan lebih santai dan berkonsentrasi belajar, tingkat retensi yang lebih tinggi, dan integrasi lebih dari modalitas setengah bulat (Lozanov, 1977; Martindale, 1975) Ada koherensi lebih dan sinkronisitas dari rhytms otak lebih sering, memungkinkan konsentrasi tinggi, fokus perhatian, dan mendalam, memeriksa dan penyelidikan (Millay,

1981) M. Kreativitas : Ekspresi Tertinggi pada Anak Berbakat Kreativitas adalah kondisi yang sangat khusus, sikap, atau keadaan yang hampir menentang definisi. Dan bahwa setiap orang mempunyai kreativitas. Kategori kreativitas ini menggabungkan fungsi fungsi:a) berpikir rasional b) perkembangan emosi atau perasaan yang baik c) bakat dan perkembangan mental dan fisik yang baik, dan d) kesadaran yang lebih tinggi, sehingga penggunaan citra, fantasi,

dan terobosan untuk prasadar atau tidak sadar. Bila dilihat dari secara umum, daripada menggambarkan suatu fenomena yang berbeda atau bahkan berbagai jenis kreativitas, semua persepsi ini mungkin hanya fragmen dari total; kreativitas mencakup semua ide-ide dan banyak lagi. Thinking, feeling, sensing, dan intuiting bersatu dan menjadi kreativitas. N. Kreativitas: Sebuah Fungsi Berpikir Rasional Pandangan rasional dari kreativitas telah mengumpulkan banyak literatur dan hampir semua pengujian. Berikut adalah definisi dari kreativitas dari pandangan berpikir rasional: Parnes (1967) - "Kreativitas adalah fungsi dari pengetahuan, imajinasi, dan evaluasi" Ia melihat proses yang terlibat sebagai pencarian fakta, menemukan masalah menemukan ide, mencari solusi, dan menemukan penerimaan. Taylor (1959) Tertarik dengan banyak kemampuan kreatif dalam bidang ilmiah, ia membahas lima emergenative. Ia langkah dalam proses sebagai tenaga mental, inkubasi, disengaja. Thorndike (1963) menemukan bahwa bahwa measured creativity, potential kurangnya creativity, konsistensi internal dalam dan achieved tes kreativitas dan tampaknya tidak untuk menguji setiap karakteristik umum. Ia percaya creativity menunjukkan hubungan yang dekat. O. Karakteristik Fungsi Rasional Individu Kreatif tingkat kreativitas: ekspresif, produktif, kreatif, inovatif, dan memandang langkahiluminasi, dan usaha yang

Mereka yang melihat sudut pandang rasional kreativitas (Hughes, 1969; Kurtzman, 1967; Stein, 1962), menemukan bahwa yang mereka tetapkan sebagai kreatif:1. Disiplin diri, independen, sering anti-otoriter 2. Selera humor tinggi 3. Mampu menolak tekanan kelompok, strategi dikembangkan lebih awal 4. Lebih mudah beradaptasi 5. Lebih suka berpetualang (adventurous) 6. Toleransi yang tinggi terhadap ambiguitas dan ketidaknyamanan 7. Sedikit toleransi untuk kebosanan 8. Preferensi untuk kompleksitas, asimetri, open endedness 9. Kemampuan berpikir divergen yang tinggi 10. Memori yang baik, perhatian yang baik untuk detail

sifat-sifat berikut hampir sama dengan

Dalam studi dengan para

remaja kreatif, Halpin, Payne, dan Ellett (1973)

menemukan perbedaan yang signifikan antara wanita dan pria. Wanita

Suka sekolah, khususnya ilmu pengetahuan, musik, dan seni Mereka Disukai guru / menyukai guru mereka Secara teratur membaca majalah, berita dan membaca hal-hal lainnya dan laporan khusus Aktif dalam drama dan produksi musik Tidak sering pergi keluar untuk kencan Suka berkhayal/melamun Tidak menyukai sekolah Tidak menyukai guru mereka dan menganggap mereka tidak menarik Mengerjakan sedikit pekerjaan rumah/tugas Tidak menyukai pelajaran fisik dan jarang terlibat dalam tim olahraga Dianggap sebagai radikal atau inkonvensional Sering ingin sendirian untuk mengejar dianggapnya menarik pikiran mereka sendiri dan hal yang

Pria

P. Pengembangan Kreativitas Aspek Berpikir Kebanyakan Penulis dan peneliti setuju bahwa semua orang memiliki untuk menjadi kreatif, setidaknya saat mereka masih muda. Faktor-faktor yang memfasilitasi perkembangan kreativitas meliputi:

kemampuan

Situasi yang menyajikan ketidaklengkapan keterbukaan; Membiarkan dan mendorong untuk banyak bertanya; Memproduksi sesuatu, lalu melakukan sesuatu dengannya; Pemberian tanggung jawab dan kemandirian; Menekankan diri sendiri untuk memulai mengeksplorasi, mengamati, merekam, menerjemahkan, mempertanyakan,merasakan, mengelompokkan,

menyimpulkan, pengujian kesimpulan, dan berkomunikasi;

Kemampuan untuk mengekspresikan diri dengan cara yang berbeda yang timbul dari pengalaman-pengalaman; predisposisi dan memfokuskan kepentingan dan perhatian stimulasi dari lingkungan sekolah, dan motivasi diri. anak oleh orang tua,

Faktor-faktor yang menghambat perkembangan:

Keinginginan untuk sukses, membatasi mengambil risiko atau tidak mengetahui apa yang ingin dicapai; Kesesuaian dengan rekan sekelompok dan tekanan sosial; Keputusasaan eksplorasi, menggunakan imajinasi, penyelidikan; Stereotip peran jenis kelamin; Diferensiasi antara bekerja dan bermain (misalnya, belajar adalah kerja keras); Kepatuhan terhadap sudut pandang "kesiapan" untuk belajar; Otoritarianisme; Tidak menghargai khayalan, lamunan. Sekolah dapat memberikan kontribusi yang penting dalam memajukan kreativitas.

Para guru menjadi fasilitator, pemberi semangat dan pembangun keterampilan.Guru yang sukses mengembangkan kreativitas :

Lebih sering melakukan aktifitas berpikir ( konvergen, divergen, evaluatif) Lebih sedikit menggunakan kegiatan memori Memberikan kesempatan untuk menggunakan pengetahuan secara kreatif;

Menganjurkan untuk berekspresi spontan; Memberikan suasana penerimaan; Memberikan banyak stimulasi dari lingkungan yang kaya dan beragam; Mengajukan pertanyaan provokatif; Memberikan nilai pada orisinalitas; Mendorong siswa untuk menguji ide-ide baru pada prestasi mereka dan tidak menolak dan menganggap mereka aneh.

Q. Kreativitas : Fungsi Perasaan Mereka yang melihat kreativitas dari perspektif perasaan, fokus pada kualitas emosional well-being dan aktualisasi diri manusia. Bagi mereka, kreatifitas terbentuk dari sikap dan sistem keyakinan bahwa mereka dapat menembus semua pilihan hidup dan aktivitas-aktivitas orang yang kreatif. Ini adalah konsep dari kesehatan, kealamian, dan pengembangan potensi yang unik. Fromm (1959) - "Kreativitas adalah kemampuan untuk melihat (atau menyadari) dan untuk merespon". Dia melihat ini sebagai sikap untuk hidup. Rogers (1959) Dorongan utama dari kreativitas. Kecenderungan manusia untuk mengaktualisasikan dirinya, untuk menjadi potensinya" Menurut pandangan ini, ukuran aktualisasi mengevaluasi siswa kreatif.

diri adalah kriteria untuk memilih dan

Maslow (1959) melaporkan sifat-sifat umum dalam

populasi orang-orang yang mengaktualisasi diri: Persepsi yang spesial Lebih spontan dan ekspresif Tidak takut dan sering tertarik dengan itu oleh yang tak dikenal, yang misterius, yang membingungkan; Resolusi dikotomi: egois dan tidak Mampu mengintegrasi Lebih menerima diri, tidak takut dari apa yang orang lain katakan, kurang perlu orang lain, kurang takut dengan emosi sendiri, impuls, dan pikiran Fromm (1959) berpendapat karakteristik berikut ini diperlukan agar kreativitas terjadi:

egois

sendiri; tugas dan kesenangan,

bekerja

dan bermain, ego yang kuat dan ego yang lemah

Kapasitas untuk menjadi bingung

Kemampuan untuk berkonsentrasi Kemampuan untuk mengalami diri sebagai kreatif, sebagai pencetus tindakan seseorang Kesediaan untuk dilahirkan setiap hari Kemampuan untuk menerima: konflik dan ketegangan dari polaritas daripadamenghi ndari mereka Keberanian untuk melepaskan kepastian, menjadi berbeda, untuk peduli mereka Orang-orang telah menemukan bahwa orang-orang kreatif memiliki kemampuan dengan kebenaran, untuk lebih memastikan perasaan sendiri dan pikiran dan kepercayaan

untuk mengidentifikasi secara dekat dengan perasaan dan harapan orang lain (Taylor dan Williams, 1966). R. Kreativitas : Aspek Bakat Beberapa kondisi yang disarankan untuk mengembangkan kreativitas (Anderson, 1968; Drews, 1965; Fromm, 1959) 1. Sediakan sebuah lingkungan yang memiliki rangsangan yang kaya dan bervariasi 2. Mengajarkan dengan menyeimbangkan antara alat dan metode, bersama orang lain dan guru. 3. Mengganbarkan dengan jelas dan berulang-ulang mengenai tujuan-tujuan dari jenis program ini. 4. Membiarkan perbedaan-perbedaan yang saling mempengaruhi 5. Buatlah lingkungan dan peralatan secara baik, aman, dengan demikian membiarkan ketidaksepakatan dan kontroversi tanpa kejujuran (hal ini membiarkan anak-anak menggunakan perilaku yang mendasari kreativitas secara bebas) 6. Menurunkan kecemasan di kelas, khususnya yang dibuat oleh guru 7. Tangani perbedaan sebagai konfrontasi bukan sebagai konflik 8. Temukan bagian-bagian integratif dalam perbedaan 9. Munculkan kesatuan konsep 10. Biarkan individuasi dan diferensasi dalam satu kesatuan 11. Bantu perubahan positif dalam jarak yang kongruen (sama) dengan kegemaran murid dalam tataran kognitif dan afektif Drews (1964-1966) secara sukses menggunakan 10 setengah jam film dapat menyetujui gaya hidup dan sistem nilai dari kreativitas dan sosial menyangkut orang

dewasa. Dengan menampilkan sebuah antologi dari karakter, ide, dan isu yang heroik, dia dapat membuat perubahan yang signifikan pada lebih besarnya motivasi untuk belajar, keterbukaan, dan penilaian aktualisasi diri. Sebuah penemuan yang provokatif oleh Anderson (1959) menemukan bahwa perilaku integratif seseorang secara sosial cenderung menyebabkan perilaku integratif orang lain secara sosial (h. 130). Hal ini banyak mengarah pada guru dan orang tua mengenai teknik dan perilaku modeling mereka. Meskipun orang dulu memiliki asumsi bahwa siapa saja yang memilki kreativitas yang tinggi adalah kurang stabil secara emosi, kurang dewasa, dan lebih kekanakkanakan, data tersebut sepertinya untuk membatalkan indikasi layaknya sebuah asumsi. Creativitas yang tinggi bukanlah hasil dari neurotisisme, kenyataannya, tidak ditemukan hubungan (Feldhusen, Denny, and Condon, 1965; Flescher, 1963; Ohnmacht, 1966). Gowan (1981) mengobservasi bahwa orang yang kreatif memiliki uang yang banyak, sepertinya hal ini merupakan hasil dari tingginya derajat sehatnya mental. Tambahan pula, untuk membuat kondisi tersebut dan membiarkan kebebasan untuk mengembangkan aspek perasaan kreativitas, tidak ada satu set skill pun yang diajarkan. Tidak seperti aspek rasional, tataran ini tidak mengembangkan dengan cara meminta pembelajar mencoba dengan sadar untuk menjadi lebih kreatif. Kreativitas, pada penghormatan ini, ditingkatkan dengan cara tidak mencoba. Lebih dari satu usaha untuk sukses, lebih cemas atau kompetitif. Fearn (1976) telah mengembangkan model yang sangat menarik dan bermanfaat untuk mengajar aspek rasa kreativitas. Dia menyarankan bahwa kreativitas adalah sebuah proses yang terbatas dan dibatasi oleh budaya dan waktu, menjangkau sesuatu hal di luar diri untuk memahami ide-ide atau konsep yang sudah ada, tetapi tidak diketahui pada saat ini. Model Fearn, Pengembangan Individu: Kreativitas, berkaitan dengan dua proses dasar, yaitu keterlibatan dengan data dan keterlibatan dengan diri sendiri. Keterlibatan data termasuk mengumpulkan pengetahuan yang diperlukan dan mengikuti asumsi bahwa kreativitas tidak terjadi dalam ruang hampa. Kesadaran, kelancaran, dan fleksibilitas adalah bagian dari proses pengumpulan yang kemudian tergantung pada disiplin diri, elaborasi, dan preferensi yang kompleks untuk pengembangan lebih lanjut. Pada titik ini, kapasitas pribadi untuk risiko, pertanyaan, bayangan, menjadi penting. Dia menyimpulkan dengan pernyataan akhir model proses: Jangkauan individu adalah proses dimana individu yang (a) cukup sadar akan tugas dan parameternya, bersedia untuk (b)menerima risiko dari konsekuensi yang diketahui

dan tidak diketahui dan (c) cukup disiplin untuk melihat tugas melalui kepuasan diri dan yang mengatur perilaku kreatif yang sekiranya berhasil membawa dia ke ruang (dan mungkin ruang-ruang dari jutaan orang lain) pengaturan atau definisi yang meningkatkan kesadaran dengan memberikan kontribusi kepada keseluruhan koleksi yang mungkin (hal. 62). Model ini telah digunakan dengan sukses dalam lokakarya guru internal. Simonov (1970) membahas hubungan emosional dengan kreativitas. Ia percaya bahwa emosi positif jauh lebih produktif daripada negatif. Untuk mengembangkan kreativitas pandangan ini memerlukan lebih dari "penisihan sederhana dari suatu perasaan tidak menyenangkan" (hal. 54). Tanpa stimulasi, emosi positif tidak muncul. Meningkatkan jumlah informasi yang tersedia untuk memperkaya emosi positif seseorang. Bagaimana rasionalitas emosional yang saling terkait yang ditampilkan dalam pernyataan Simonov : "penguatan rasionalitas pada seseorang yang modern tidak mengarah langsung pada emosional lemah, melainkan untuk emosi yang lebih kaya dan rumit" (hal. 55). Emosi positif, rasionalitas, dan intuisi semua tampaknya mengarah pada tindakan kreatif, yaitu aspek bakat. S. Kreativitas : Aspek Bakat Aspek bakat dari kreativitas termasuk produk, bentuk seni, dan pencipta berbakat alam: Maslow (1959) menyebut aspek ini, bakat kreatif khusus, ia mendefinisikannya sebagai produk dari aktivitas, kontrol, dan kerja keras. Rogers (1954) dalam mengenali jenis kreativitas ini menyatakan, "munculnya produk baru dalam tindakan yang rasional, tumbuh dari keunikan individu di satu sisi dan materi, peristiwa, orang atau situasi kehidupan lain " (p 71). May (1959) juga melihat daerah ini ketika ia mengatakan, "Kreativitas adalah membawa sesuatu yang baru untuk kelahiran ... ekspresi orang normal dalam tindakan aktualisasi diri .. Sebagai representasi dari tingkat tertinggi kesehatan emosional. " (Hal. 57, 58). Kriteria untuk mengevaluasi kreativitas dalam aspek ini adalah seberapa asli, inventif, atau imajinatif produk-produk tersebut. Simonov melihat kriteria sebagai konsumsi sosial. Bagaimana mengembangkan aspek kreativitas? Banyak kondisi untuk memfasilitasi aspek pertumbuhan bakat adalah sama seperti yang kita temukan untuk dua aspek yang telah dibahas sebelumnya. Selain itu, Cole (1969) telah menemukan bahwa "proses

kreatif sangat mirip antara orang-orang yang berbeda terlepas dari sifat berbagai produk" (hal. 247). kondisi mental atau karakteristik creator adalah sebagai berikut (Mei, 1959; Maynard, 1970; Rogers, 1959) keterbukaan terhadap pengalaman, ide-ide baru, adanya sebuah evaluasi lokus internal, kemampuan untuk memainkan unsur-unsur dan konsep-konsep, perhatian ke dunia luar dan dalam, kemampuan untuk menunda penutupan dan penilaian, kemampuan untuk menerima konflik dan ketegangan; kinerja terampil pada kesenian tradisional,

nilai-nilai teoritis dan estetika tinggi.

Untuk memfasilitasi produksi kreatif dan artistik secara eksternal : Perlakukan anak-anak dengan hormat dan mengijinkan kebebasan untuk menjelajahi

alam semesta. Buat suasana dengan musik yang benar-benar baik, buku, dan gambar sebagai bagian

dari dunia alami anak. Perlakukan ide-ide dan pertanyaan anak dengan hormat. Hormati privasi anak-anak. Nilai, yang tidak biasa.

Membantu anak belajar dari kesalahan. Hindari stereotip peran seks.

Mendorong ekspresi diri. Ajari anak untuk melihat dan benar-benar melihat. Membantu anak-anak belajar untuk mempercayai indera. Izinkan kreativitasnya sendiri untuk muncul

Rogers (1959) menulis tentang keamanan psikologis dan kebebasan yang diperlukan untuk tindakan kreatif. Keselamatan psikologis dapat dibuat dengan "menerima individu sebagai nilai tanpa syarat ... memberikan iklim di mana evaluasi eksternal ditiadakan ...dan dengan memahami dengan empati (hal. 78-80) Dengan kebebasan psikologis,. Yang dia maksudkan adalah kebebasan yang sempurna dari ekspresi simbolik dengan tanggung jawab hanya untuk diri sendiri. Dalam (1970) studi Schaefer, orang tua yang kreatif (seperti yang didefinisikan oleh

jumlah dan kualitas produk kreatif) gadis remaja yang dididik, dan kebanyakan ibu bekerja di luar rumah. Kedua orang tua lebih tertarik dalam mengejar kultural-intelektual dari pada organisasi sosial-sipil atau olahraga. Orang tuanya banyak membaca melebihi ukuran rata-rata, terlibat dalam hobi kreatif, dan memainkan alat musik. Mereka menyediakan anak-anak mereka dengan model peran bagi orang-orang kreatif. Ketika seseorang terlibat dalam tindakan kreatif, ada kemungkinan untuk menjadi yang pertama dalam perasaan "aha" atau "Eureka!", sebuah pemisahan, kecemasan dan akhirnya keinginan yang kuat untuk berkomunikasi. Pada titik ini produk mulai muncul (Rogers, 1959). Sekali lagi, kita melihat saling ketergantungan antara berbagai tampilan kreativitas. Salah satu tampilan tidak sepenuhnya menjelaskan proses maupun produk yang muncul. T. Kreativitas: Fungsi dari Kesadaran Tingkat Tinggi Masyarakat kita begitu banyak memberikan jenis nilai pada rasionalitas, berpikir analisis bahwa peneliti otak manusia kembali mengklaim tidak seimbangnya pada, belahan kiri otak yang lebih dominan. Meskipun kedua belah otak tampaknya menerima informasi yang sama, mereka memproses informasi secara berbeda otak belahan kiri lebih folus pada bentuk verbal dan menggunakan logika, pengolahan analisis. Sementara otak belahan kanan, lebih bereaksi secara nonverbal dan menggunakan lebih dari sebuah operasi sintesis holistik . Diferensiasi dan penekanan pada fungsi otak kiri telah menyebabkan banyak pencari kembali untuk melihat ke sisi kanan dari otak sebagai jalur masuk ke kreativitas. Mungkin melalui kontak kami dengan belahan kanan, kita akan menemukan cara untuk memahami keadaan sadar atau prasadar, dipercaya oleh beberapa akar berisi tindakan kreatif. Para peneliti telah mulai menjelajahi wilayah kesadaran sebagai informasi lokal tentang kreativitas. Mereka memeriksa penggunaan obat-obatan, trance, hipnosis, meditasi, meditasi, mimpi, fantasi, dan lamunan sebagai petunjuk untuk memimpin kita ke dalam intuitif, kreatif spark (Bogen, 1975; Ferguson, 1973; Krashen, 1975; Krippner, 1968; Nebes, 1975; Ornstein, 1972, 1973; Oyle, 1975). Ketika kita meneliti tingkat yang lebih tinggi dari aspek kesadaran dari kreativitas, kita harus menyadari bahwa banyak dari apa yang terjadi hanya bisa dimengerti secara elsperimen dan yang rasional, penjelasan verbal peristiwa, untuk esensi dari pengalaman dapat diubah dengan deskripsi. Dengan kesulitan dalam pikiran, mari kita lihat pandangan yang lebih banyak mengenai makna kreativitas:

Anderson (1962)-menunjukkan bahwa suatu produk kreatif tidak pernah benarbenar sebuah produk dari wilayah yang rasional. Taylor (1963) - "Ada alasan untuk berpikir bahwa banyak dari proses kreatif adalah intuisi alami dan bahwa ia memerlukan sepotong pikiran yang muncul sebelum ke tingkat sadar, dan tentunya jauh sebelum kehadirannya dalam bentuk yg dpt dinyatakan. Satu otak kiri mendominasi hampir pada semua orang yang right-handed , tetapi sekitar sepertiga dari orang kidal. Krippner (1968) - "Tanpa akses ke tingkat kesadaran alternative, perilaku kreatif akan dapat ditangguhkan atau diblokir" (hal. 149). Dia lebih jauh menunjukkan bahwa itu adalah "bagian yang penting untuk kesejahteraan dan pengembangan individu yang kreatif." MacKinnon (1965) -- lebih menekankan pada persepsi intuitif sebagai salah satu syarat utama dari kreativitas. Secara karakter, orang-orang yang diidentifikasikan sebagai kreatif (Koestler, 1964; Krippner, 1968; Martindale, 1974; Schaefer, 1970) akan : memiliki medan energi yang dapat diakses; memiliki kemampuan untuk memanfaatkan dan melepaskan pikiran sadar dan

prasadar; mampu menahan yang dianggap sebagai abnormal atau eksentrik; menjadi lebih sensitif, memiliki kehidupan yang lebih kaya fantasi dan keterlibatan yang lebih besar

dalam melamun; menjadi lebih antusias dan impulsif, sering menunjukkan kemampuan dari sinestesia (misalnya, warna mencicipi,

melihat bunyi, mendengar bau); menunjukkan pola gelombang otak yang berbeda dari yang kurang kreatif,

khususnya selama kegiatan kreatif; ketika dihadapkan dengan persyaratan desain, musik, ide, akan bersemangat dan

terlibat ( sedikit orang yang mencurigakan dan kreatif bermusuhan), ketika diberi solusi baru untuk sebuah masalah, tertarik, menyarankan ide-ide

lain; melihat