isi makalah

33
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka menimbulkan konsekwensi meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja. Hal tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi dalam mencegah terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis kecelakaannya. Sebagai sesama makhluk hidup di dunia yang perduli akan orang lain, akan mempertimbangkan teknik keselamatan yang lebih baik di dalam dunia kerja termasuk dalam usaha rumah makan. Studi kasus menunjukkan rumah makan yang aman adalah rumah makan yang efisien, terutama untuk rumah makan-rumah makan besar harus ada keamanan bagi para pekerja agar dapat meningkatkan pengembangan kuantitas dan kualitas kerja pekerja serta dapat mengurangi resiko kecelakaan kerja. Ketua Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N) menyatakan bahwa frekuensi kecelakaan kerja di perusahaan semakin meningkat, sementara kesadaran pengusaha terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) masih rendah, yang lebih memprihatinkan pengusaha dan pekerja sektor kecil menengah menilai K3 1 | Page

Transcript of isi makalah

Page 1: isi makalah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka menimbulkan

konsekwensi meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan pula

meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja. Hal tersebut juga

mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi dalam mencegah

terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis

kecelakaannya.

Sebagai sesama makhluk hidup di dunia yang perduli akan orang lain,

akan mempertimbangkan teknik keselamatan yang lebih baik di dalam dunia

kerja termasuk dalam usaha rumah makan. Studi kasus menunjukkan rumah

makan yang aman adalah rumah makan yang efisien, terutama untuk rumah

makan-rumah makan besar harus ada keamanan bagi para pekerja agar dapat

meningkatkan pengembangan kuantitas dan kualitas kerja pekerja serta dapat

mengurangi resiko kecelakaan kerja.

Ketua Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N)

menyatakan bahwa frekuensi kecelakaan kerja di perusahaan semakin

meningkat, sementara kesadaran pengusaha terhadap Kesehatan dan

Keselamatan Kerja (K3) masih rendah, yang lebih memprihatinkan pengusaha

dan pekerja sektor kecil menengah menilai K3 identik dengan biaya sehingga

menjadi beban, bukan kebutuhan. Oleh sebab itu, kesehatan dan keselamatan

kerja perlu diterapkan karena keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat

dipisahkan dengan proses produksi baik jasa maupun industri (Bucahari,2007).

1 | P a g e

Page 2: isi makalah

1.2. Rumusan Masalah

- Bagaimana gambaran umum lingkungan rumah makan Post Steak ?

- Permasalahan kesehatan dan keselamatan kerja apa yang ditemukan di

rumah makan Post Steak ?

- Program promosi kesehatan apa yang sesuai dengan permasalahan K3 di

rumah makan Post Steak?

1.3. Tujuan

- Untuk mengetahui gambaran umum lingkungan rumah makan Post Steak

- Untuk mengetahui permasalahan kesehatan dan keselamatan kerja apa

yang ditemukan di rumah makan Post Steak

- Untuk mengetahui Program promosi kesehatan apa yang sesuai dengan

permasalahan K3 di rumah makan Post Steak?

2 | P a g e

Page 3: isi makalah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Rumah Makan

Rumah makan dan restoran dalam menjalankan usahanya harus

memenuhi persyaratan hygiene sanitasi (Menteri Kesehatan, 2003).

Rumah makan adalah istilah umum untuk menyebut usaha gastronomi

yang menyajikan hidangan kepada masyarakat dan menyediakan tempat untuk

menikmati hidangan itu serta menetapkan tarif tertentu untuk makanan dan

pelayanannya. Walaupun umumnya rumah makan menyajikan makanan di

tempat, tetapi ada juga rumah makan yang menyediakan layanan take-out dining

dan delivery service untuk melayani konsumennya. Rumah makan biasanya

memiliki spesialisasi dalam jenis makanan yang dihidangkannya, misalnya rumah

makan chinese food, rumah makan Padang, rumah makan cepat saji (fast food

restaurant) dan sebagainya.

Rumah makan di Indonesia disebut juga sebagai restoran. restoran

merupakan kata resapan yang berasal dari bahasa Perancis yang diadaptasi oleh

bahasa inggris; "restaurant" yang berasal dari kata "restaurer" yang berarti

"memulihkan" (Wikepedia, 2010).

2.2. Persyaratan Rumah Makan

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1098/Menkes/SK/VII/2003 Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan

Dan Restoran meliputi :

a. Persyaratan lokasi dan bangunan;

b. Persyaratan fasilitas sanitasi;

c. Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan;

d. Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi;

3 | P a g e

Page 4: isi makalah

e. Persyaratan pengolahan makanan;

f. Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan maknanan jadi;

g. Persyaratan peralatan yang digunakan (Menteri Kesehatan, 2003).

Sebuah restoran harus memiliki fasilitas-fasilitas yang memenuhi standar

persyaratan, yang diperlukan untuk menunjang operasionalnya, antara lain :

persyaratan fisik, manajemen operasional, dan pelayanannya. Ketiga faktor

tersebut merupakan komponen penting yang sangat menentukan kualitas dan

kelas daripada sebuah restoran. Persyaratan fisik merupakan faktor yang

memiliki bobot yang cukup besar dalam menentukan kualitas pelayanan sebuah

restoran dibandingkan dengan komponen lainnya.

Persyaratan fisik sebuah restoran secara umum dapat dibagi menjadi dua

kelompok besar, yaitu :

fisik umum dan

fisik ruang, perlengkapan dan peralatan.

Persyaratan fisik umum dapat berbentuk, seperti : bangunan,

pencegahan bahaya kebakaran, pembuangan air limbah dan sampah, tempat

parkir dan lain-lainnya. Sedangkan fisik ruang, perlengkapan dan peralatan dapat

berbentuk, seperti : dapur, ruang makan, gudang, toilet, ruang administrasi dan

ruang karyawan. Dari kedua komponen fisik restoran tersebut, komponen fisik

ruang, perlengkapan dan peralatan memiliki peranan lebih vital dibandingkan

komponen fisik umum, khususnya : dapur dan toilet. Selain dapur dan toilet.

komponen fisik ruang, perlengkapan dan peralatan yang memiliki peranan cukup

penting adalah ruang makan, gudang dan ruang karyawan.

Komponen yang sangat penting dalam persyaratan fisik umum adalah

komponen ruang, yang meliputi : pembagian ruang, pengaturan ruang dan

dekorasi ruang. Sedangkan komponen lainnya yang cukup penting dalam

persyaratan fisik umum adalah lokasi dan lingkungan, yang meliputi : keberadaan

restoran tersebut dan lingkungan luarnya (kebisingan, bau, debu, asap dam

serangga atau binatang pengganggu lainnya). Utilitas (air, listrik, emergency lamp

4 | P a g e

Page 5: isi makalah

dan tata udara juga merupakan komponen vital lainnya dalam persyaratan fisik

umum tersebut, demikian juga dengan pencegahan bahaya kebakaran.

Sementara itu faktor penting yang diperlukan dalam menunjang

operasional sebuah restoran, antara lain : struktur organisasi, standar

pelaksanaan operasional, kesehatan lingkungan dan lain-lainnya. Sedangkan

persyaratan pelayanan yang diperlukan untuk menunjang operasional sebuah

restoran adalah penjualan dan penyajian makanan, ketrampilan pramusaji,

penyajian hiburan, keamanan dan lain-lainnya. Masing-masing komponen, baik :

fisik, operasional maupun pelayanan akan sangat menentukan kualitas restoran

dan sekaligus akan menentukan mutu pelayanan sebuah restoran.

2.3. Peralatan dan Perlengkapan Masak

Perlengkapan dan peralatan masak yang digunakan dalam penyiapan

makanan dapat menjadi sumber kontaminasi. Pisau dan talenan yang digunakan

untuk memotong bahan mentah seperti daging mentah dapat mengkontaminasi

makanan bila digunakan kembali tanpa dibersihkan dengan benar, terutama

untuk makanan matang atau siap santap. Keadaan tersebut dapat terjadi juga

pada penjamah makanan yang menangani makanan mentah tidak mencuci

tangan sebelum menangani makanan siap santap. Ke dua proses tersebut baik

melalui perantara tangan maupun peralatan disebut sebagai kontaminasi silang.

Makanan mentah dapat mengkontaminasi makanan siap santap jika keduanya

disimpan bersama secara tidak memadai. Misalnya daging mentah yang

disimpan di atas makanan matang dalam kulkas, tetesan cairan dari daging dapat

mengkontaminasi makanan yang disimpan di bawahnya (Fatonah, 2005).

2.4. Kebersihan Hidung dan Mulut

Hidung, mulut, gigi dan telinga harus dijaga kebersihannya, karena

tempat tersebut dapat sebagai sumber kontaminan. Gigi harus disikat secara

teratur 2 kali sehari, pada pagi hari dan sebelum tidur, dengan menggunakan

sikat gigi medium.

5 | P a g e

Page 6: isi makalah

Sikat gigi harus dijaga kebersihannya dan diganti bila telah rusak. Mulut

harus dibersihkan dan berkumur setiap setelah makan. Kebiasaan-kebiasaan ini

menjamin kesehatan gigi yang baik, mencegah gigi berlubang dan nafas berbau

(Fatonah, 2005).

2.5. Kebersihan Pakaian

Pakaian pengolah dan penyaji makanan harus selalu bersih, bila perlu

pakaian khusus. Pakaian yang seharusnya digunakan adalah yang berlengan,

menutupi bahu dan ketiak pekerja. Pakaian kerja dibedakan dengan pakaian

harian, disarankan ganti setiap hari. Pakaian dipilih model yang dapat melindungi

tubuh pada waktu memasak, mudah dicuci, berwarna terang/putih, terbuat dari

bahan yang kuat dan mudah menyerap keringat serta tidak panas.

Umumnya pakaian yang berwarna terang atau putih sangat dianjurkan terutama

untuk pekerja di bagian pengolahan. Hal ini disebabkan karena warna putih akan

lebih mudah terdeteksi adanya kotoran-kotoran yang mungkin terdapat pada

pakaian dan berpotensi untuk menyebar pada produk pangan yang sedang

diolah. Di samping itu ukuran pakaian hendaknya pas tidak terlalu besar. Pakaian

yang terlalu besar bisa berbahaya karena dapat berperan sebagai pembawa

kotoran yang akan menyebabkan kontaminasi. Hal tersebut juga berbahaya bagi

keselamatan pekerja terutama jika berdekatan dengan mesin-mesin yang

bergerak atau mempunyai bagian yang berputar (Fatonah, 2005).

2.6. Kesehatan Pekerja

Pekerjaan pengolahan makanan di dapur umumnya dianggap pekerjaan

yang relatif aman, terutama bila dibandingkan dengan pekerjaan di bidang

industry yang lain. Pekerjaan dapur mempunyai potensi untuk menimbulkan

kecelakaan dan potensi bahaya lainnya. Kecelakaan kecil misalnya teriris, luka

bakar kecil, bahkan kecelakaan yang lebih besar mungkin terjadi. Di lingkungan

dapur banyak terdapat peralatan panas dan mesin-mesin elektris. Jika kondisi itu

dikombinasikan dengan tingkat kesibukan yang tinggi, wajar jika para pekerja

6 | P a g e

Page 7: isi makalah

dituntut untuk selalu berhati-hati agar terhindar dari kecelakaan. Kebanyakan

kecelakaan di dapur disebabkan kurangnya perhatian dan kehati-hatian pekerja

atau pekerja melakukan pekerjaannya sambil bergurau.

Pencegahan kecelakaan serta pelatihan untuk menjamin keselamatan

kerja merupakan prosedur standar yang harus dipenuhi, baik di lingkup industri

besar maupun institusi lainnya. Program keselamatan dan kesehatan kerja ini

juga harus diterapkan pada industri jasa boga, sehingga terjadinya kecelakaan

kerja dapat dihindari atau sekurang-kurangnya diminimalkan.

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23, tahun 1992

tentang kesehatan, telah diatur secara khusus mengenai kesehatan kerja. Pasal

23 undang undang ini berbunyi sebagai berikut. Ayat 1: “Kesehatan kerja

diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang optimal”. Dalam

penjelasan ayat tersebut disebutkan bahwa kesehatan kerja diselenggarakan

agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri

dan masyarakat sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal,

sejalan dengan perlindungan tenaga kerja.

Pada ayat 2 undang-undang tersebut, disebutkan dengan jelas lingkup

kesehatan kerja, meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit

akibat kerja, dan syarat kesehatan kerja. Kewajiban untuk menyelenggarakan

kesehatan kerja tertulis dalam ayat 3 yang berbunyi:” Setiap tempat kerja wajib

menyelenggarakan kesehatan kerja”. Hal pertama yang menentukan tercapainya

kesehatan dan keselamatan kerja adalah tersedianya struktur fisik bangunan dan

peralatan yang aman dan memadai. Berkaitan dengan hal ini ada beberapa

persyaratan yang sebaiknya dipenuhi dalam penyediaan tempat kerja

pengolahan yang aman ; yaitu sebagai berikut :

- Struktur, bahan, peralatan dan kabel-kabel listrik dalam bangunan harus ada

pada kondisi baik dan terawat.

- Tersedianya lampu atau pencahayaan yang memadai di area pengolahan dan

penyajian, di sepanjang koridor, serta di tangga.

7 | P a g e

Page 8: isi makalah

- Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin/snti selip.

- Pintu dapur sebaiknya dilengkapi dengan panel kaca, sehingga pandangan ke

luar dan ke dalam dapur tidak terhalang.

- Pintu keluar darurat sebaiknya disediakan di tempat yang jelas terlihat.

- Peralatan mekanis dan elektris sebaiknya dilengkapi dengan perlengkapan

keamanan.

- Nomor telepon darurat misalnya dinas pemadam kebakaran, ambulans, atau

polisi dicantumkan di tempat yang mudah dilihat dengan jelas.

- Lalu lintas orang di area pengolahan dan penyajian diatur dengan rapi, untuk

menghindari tubrukan antar sesama pekerja.

Kecelakaan dapat terjadi di dapur atau ruang pengolahan disebabkan

oleh kenyamanan yang berlebih, konsentrasi yang kurang, kurang berhati-hati

dan perencanaan prosedur yang kurang baik. Sumber kecelakaan kerja di dapur

(tabel di bawah) dapat berasal dari lantai, peralatan persiapan masak, peralatan

dengan listrik, tangga, rekan kerja, dan lain-lain.

Kendala yang paling terjadi di dapur atau pabrik pengolahan makanan

adalah suhu ruangan yang cukup panas. Suhu udara yang dirasakan nikmat (suhu

nikmat) bagi orang Indoensia sekitar 24 – 260 C. Suhu dingin mengurangi

effisiensi dengan keluhan kaku atau kurangnya koordinasi otot. Suatu percobaan

mengikat tali dengan suhu 100 C, 150 C dan lebih dari 210 C menunjukkan

perbaikan efisiensi sejalan dengan kurangnya keluhan kedinginan. Suhu panas

terutama berakibat menurunnya prestasi kerja piker. Penurunan sangat hebat

sesudah 320 C. Suhu panas mengurangi kelincahan, memperpanjang waktu reaksi

dan waktu pengambilan keputusan, mengganggu kecermatan kerja otak,

mengganggu koordinasi syaraf perasa dan motoris, serta memudahkan untuk

dirangsang. Kerja pada suhu yang tinggi dapat membahayakan karena disertai

penyesuaian waktu kerja dan perlindungan yang tepat.

8 | P a g e

Page 9: isi makalah

No Sumber Bahaya KecelakaanProsentase

(%)

1 Lantai dan jalan yang dilalui 20

2 Salah mengangkat dan pembawa beban 18

3 Penggunaan alat pisau dan piring yang salah 14

4 Anak tangga, tangga dan tangga lipat 14

5Penggunaan peralatan dan mesin yang tidak sesuai alat

pengaduk dan alat pengadon12

6Beling, kaleng, listrik, pembakaran (oven, air panas), luka

karena cairan kimia8

7 Rekan kerja lain, pengaruh alkohol 4

8 Lain-lain 10

Cuaca kerja yang diusahakan dapat mendorong produktivitas antara lain

air conditioning /AC di tempat kerja. Kesalahan-kesalahan sering dibuat dengan

membuat suhu terlalu rendah yang berkibat keluhan-keluhan dan kadang-

kadang diikuti meningkatnyapenyakit pernafasan. Hal-hal yang perlu

diperhatikan dengan AC adalah : 1) suhu distel pada 25 - 260 C; 2) Penggunaan

AC di tempat kerja perlu disertai pemikiran keadaan pengaturan suhu di rumah;

3) bila perbedaan suhu di dalam ruang lebih 50 C, perlu adanya suatu kamar

adaptasi. Jumlah waktu yang diperlukan untuk bekerja dengan hasil yang baikn

adalah 6 – 8 jam dalam sehari. Apabila lama bekerja lebih dari waktu tersebut

dapat menimbulkan kelelahan. Hal tersebut terjadi pula dengan pekerjaan di

dapur/pabrik. Kelelahan menunjukkan keadaan yang berbeda-beda, tetapi

semuanya berakibat kepada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh.

Ada dua jenis kelelahan, yaitu kelelahan otot dan kelelahan umum. Kelelahan

otot merupakan tremor pada otot atau perasaan nyeri pada otot. Kelelahan

umum ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja. Penyebab

kelelahan umum adalah monotomi, intensitas dan lamanya kerja mental dan

9 | P a g e

Page 10: isi makalah

fisik, keadaan lingkungan, sebab psikis seperti tanggung jawab, kekhawatiran dan

konflik serta penyakit. Pengaruh-pengaruh tersebut secara bersama

mengakibatkan perasaan lelah. Kelelahan mudah diatasi dengan istirahat, yaitu

usaha pemulihan dengan berhenti bekerja sewaktu-waktu sebentar sampai tidur

malam hari. Tetapi apabila kelelahan dipaksakan terus maka kelelahan akan

bertambah dan sangat mengganggu. Gejala-gejala atau perasaan-perasaan yang

ada hubungannya dengan kelelahan ditunjukkan dari 3 hal yakni pelemahan

kegiatan, pelemahan motivasi dan gambaran kelelahan fisik akibat keadaan

umum. Gejala pelemahan kegiatan antra lain perasaan berat di kepala, lelah

seluruh tubuh, kaki merasa berat, menguap, merasa kacau pikiran, mengantuk,

merasakan beban pada mata, kaku dan canggung dalam gerakan, tidak seimbang

dalam berdiri dan mau ebrbaring. Gejala pelemahan motivasi adalah merasa

susah berpikir, lelah bicara, menjadi gugup, tidak dapat berkonsentrasi, tidak

mempunyai perhatian terhadap sesuatu, cenderung untuk lupa, kurang

kepercayaan, cemas terhadap sesuatu, tidak dapat mengontrol sikap, dan tidak

dapat tekun dalam pekerjaan. Sedangkan kelelahan fisik akibat keadaan umum

gejalanya adalah sakit kepala, ekauan di bahu, merasa nyeri di punggung, merasa

pernafasan tertekan, haus, suara serak, merasapening, spasme dari kelopak

mata, tremor pada anggota baan, dan merasa kurang sehat. Kelelahan dapat

dikurangi dengan berbagai cara yang ditujukan pada keadaan umum dan

lingkungan fisik di tempat kerja. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah

pengaturan jam kerja, pemberian kesempatan istirhat yang tepat, masa-masa

libur dan rekreasi. Penerapan ergonomi seperti pengadaan tempat duduk, meja

dan bangku-bangku kerja. Di samping itu organisasi proses produksi yang tepat,

usaha untuk mengurangi kebisingan, tekanan panas, pengudaraan dan

penerangan yang baik. Monotomi dan tegangan dapat dikurangi dengan

penggunaan warna dan dekorasi pada lingkungan kerja, musik ditempat kerja

dan latihan fisik pada pekerja yang bekerja sambil duduk pada saat istirahat

(Fatonah, 2005).

10 | P a g e

Page 11: isi makalah

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada kegiatan inspeksi rumah makan

yaitu dengan cara melakukan pengamatan secara langsung di lapangan untuk

memperoleh gambaran secara langsung, dan melakukan diskusi atau

wawancara dengan pemilik rumah makan Post Steak, kemudian dilakukan

pengambilan gambar dan analisis yang didapatkan dari lokasi inspeksi

tersebut.

3.2. Waktu dan Tempat Kunjungan

Lokasi kegiatan inspeksi dilakukan di industri percetakan yang beralamat

di Jl. Juanda Samarinda. Kegiatan inspeksi ini dilaksanakan pada hari Kamis,

07 Oktober 2010, pukul 15.00 – 16.30 WITA.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan, observasi,

dan wawancara. Studi kepustakaan merupakan langkah awal untuk

mendapatkan data-data yang berasal dari literatur seperti buku, yang dapat

dijadikan acuan. Observasi merupakan pengamatan langsung yaitu melihat

dan mencatat masalah yang diteliti sehingga memperoleh informasi.

Wawancara adalah percakapan yang dilakukan untuk memperoleh

keterangan mengenai masalah yang berkaitan.

3.4. Teknik Analisis dan Penyajian Data

Data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara yang telah

dilakukan, kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk teks dan power

point.

11 | P a g e

Page 12: isi makalah

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum

Rumah Makan Post Steak terletak di Jl. Juanda Samarinda. Usaha rumah

makan ini menyediakan makanan seperti steak, spagethi, nasi goreng dan

berbagai menu minuman lainnya. Rumah makan Post Steak sendiri terdiri dari

dua cabang yang berada beroperasi di depan Kantor Pos pada malam hari. Kami

melakukan observasi di cabang Post Steak yang terletak di jl. Juanda Samarinda.

Dari segi pekerja, rumah makan Post Steak memiliki 17 karyawan yang

terdiri dari karyawan tetap dan training. Karyawan tersebut bekerja sebagai koki

yang berjumlah 4 orang, pramusaji 1 orang, training sebanyak 4 orang, kasir 2

orang, cleaning service sebanyak 2 orang, 1 orang juicer dan 3 orang back up.

Para karyawan tersebut bekerja selama seminggu dengan kesempatan off satu

kali setiap minggunya. Waktu kerja dibagi menjadi dua shift, yaitu shift siang dan

malam hari. setiap shift kerja adalah 7 jam kerja.

Untuk membantu pengembangan pengetahuan para pekerja, biasanya

para karyawan tetap diberikan pelatihan khusus, contohnya pelatihan memasak

bagi para koki dan pramusaji. Dalam bidang pelayanan kesehatan kerja sendiri,

para karyawan diberikan jaminan kesehatan seperti JAMSOSTEK. Pelayanan

kesehatan belum diberikan secara khusus oleh manajemen rumah makan Post

Steak. Dalam pelaksanaannya, para pekerja tidak pernah mengalami kecelakaan

yang serius. Kecelakaan yang sering terjadi biasanya hanya seperti teriris pisau

dan sejenisnya yang hanya dialami oleh para karyawan training. Untuk itu, pihak

manajemen menyediakan kotak P3K standard dan APAR untuk mengatasi

kecelakaan yang mungkin terjadi di dapur rumah makan Post Steak.

Pihak manajemen juga telah menyediakan Alat Pelindung Diri (APD)

untuk para karyawan terutama untuk karyawan yang bekerja sebagai koki.

12 | P a g e

Page 13: isi makalah

Namun, karyawan umumnya masih lalai dalam menggunakan APD tersebut.

Sarana dan prasarana yang digunakan dalam pelayanan sehari-hari sudah

menggunakan peralatan yang cukup modern dengan masa penggunaan selama

2-4 tahun untuk menghindari resiko kerusakan peralatan yang pada akhirnya

dapat mengakibatkan kecelakaan kerja.

4.2. Identifikasi Permasalahan di Rumah Makan Post Steak

Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan di rumah makan Post Steak,

diperoleh gambaran umum seperti diatas dan berdasarkan wawancara yang

kami lakukan pada pihak manajemen dan karyawan rumah makan tersebut

mengaku bahwa selama menjalankan usaha rumah makan tersebut selama

hampir 4 tahun tidak pernah terjadi kecelakaan kerja atau PAK (Penyakit Akibat

Kerja) yang fatal.

Jenis kecelakaan kerja yang paling sering terjadi di rumah makan tersebut

adalah tangan teriris atau kulit terbakar akibat terkena api yang hanya dialami

oleh para karyawan baru (training). Pekerja yang paling sering terkena

kecelakaan kerja adalah pekerja dapur karena sangat berisiko mengalami

kecelakaan-kecelakaan kecil atau lebih serius, misalnya teriris dan terekspos

panas, luka bakar, terjatuh dan lain-lain. Bila dilihat dari segi manajemennya,

masalah yang terjadi adalah kurangnya komunikasi antara pihak pemilik (owner)

dengan pegawai sehingga terkadang terjadi ketidakcocokan antara para pekerja

dan pemilik (owner) rumah makan tersebut serta ketidakpahaman dari pekerja

mengenai prosedure kerja yang seharusnya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang ada di rumah makan Post

Steak adalah tidak adanya Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan oleh

karyawan disana khususnya para koki sehingga sering terjadi kecelakaan kerja

seperti tangan yang teriris atau tergores serta terbakar.

4.3. Promosi Kesehatan

Berdasarkan permasalahan yang terjadi di rumah makan Post Steak, maka

program promosi kesehatan yang sesuai, antara lain:

13 | P a g e

Page 14: isi makalah

Promosi Mengenai Cara Pencegahan PAK

Adapun cara-cara pencegahan penyakit akibat kerja dapat dilakukan

antara lain dengan cara:

Subtitusi

Merupakan kegiatan mengganti bahan yang lebih bahaya dengan

bahan yang kurang bahaya atau tudak berbahaya sama sekali.

Ventilasi umum

Yaitu mengalirkan udara sebanyak perhitungan ke dalam ruang kerja,

agar bahan-bahan yang berbahaya lebih rendah dari kadar yang

membahayakan (NAB : kadar Nilai Ambang Batas).

Ventilasi keluar setempat (Local exhausters)

Merupakan alat penghisap udara di suatu tempat kerja tertentu agar

bahan bahan yang membahayakan dihisap dan dialirkan keluar.

Isolasi

Merupakan kegiatan operasi atau proses yang membahayakan,

misalnya isolasi mesin yang suaranya keras.

Pakaian Pelindung atau Alat Pelindung Diri Seperti masker, kacamata,

sarung tangan, sepatu, topi, dan pakaian kerja.

Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan kesehatan calon

pekerja untuk mengetahui kecocokan antara jenis pekerjaan dengan

kondisi fisik dan mentalnya.

Pemeriksaan kesehatan berkala/ulangan, untuk evaluasi apakah

pekerjaan telah menimbulkan gangguan/kelainan tubuh pekerja.

Penerangan sebelum kerja, agar pekerja mengetahui dan mentaati

peraturan-peraturan dan lebih berhati-hati.

14 | P a g e

Page 15: isi makalah

Pendidikan tentang kesehatan dan keselamatan kepada pekerja secara

kontinu, agar pekerja tetap waspada dalam memenjalankan

pekerjaannya.

Promosi mengenai Pemakaian APD (Alat Pelindung Diri)

Alat Pelindung Diri (APD) atau personal protective device adalah peralatan

keselamatan yang harus digunakan oleh karyawan atau pekerja apabila berada

pada suatu tempat kerja yang berbahaya.

Adapun persyaratan dari APD antara lain:

Enak dipakai

Tidak mengganggu kerja

Memberikan perlindungan efektif terhadap jenis bahaya. Alat pelindung

diri digunakan untuk melindungi bagian tubuh tertentu seperti kepala,

mata, wajah, tangan dan kaki. Alat pelindung diri yang berkaitan dengan

bahaya di dapur digunakan sesuai dengan keperluannya. Berikut

disajikan berbagai bahaya yang mungkin terjadi di dapur baik skala

rumah tangga maupun skala besar dan APD yang diperlukan.

Promosi Mengenai Penyimpanan Makanan

Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap

saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat

bagi tubuh. Menurut WHO yang dimaksud dengan makanan adalah:

“Food include all substances, whether in a natural state or in a

manufactured or preparedform, wich are part of human diet.” Batasan

makanan tersebut tidak termasuk air, obat-obatan dan substansi-

substansi yang diperlukan untuk tujuan pengobatan.

Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa

makanan tersebut layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit,

diantaranya :

15 | P a g e

Page 16: isi makalah

Berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki

Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan

selanjutnya.

Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai

akibat dari pengaruh enzym, aktifitas mikroba, hewan pengerat,

serangga, parasit dan kerusakan-kerusakan karena tekanan,

pemasakan dan pengeringan.

Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan

penyakit yang dihantarkan oleh makanan (food borne illness).

Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang

menitikberatkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan

makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat menganggu atau

memasak kesehatan, mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama

dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan sampai pada saat

dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan

kepada masyarakat atau konsumen.

Sanitasi makanan ini bertujuan untuk menjamin keamanan dan

kemurnian makanan, mencegah konsumen dari penyakit, mencegah

penjualan makanan yang akan merugikan pembeli. mengurangi

kerusakan atau pemborosan makanan. Dalam pengelolaan makanan ada

6 prinsip yang harus di perhatikan, diantaranya yaitu cara penyimpanan

bahan makanan.

Tidak semua bahan makanan yang tersedia langsung dikonsumsi oleh

masyarakat. Bahan makanan yang tidak segera diolah terutama untuk

katering dan penyelenggaraan makanan RS perlu penyimpanan yang baik,

mengingat sifat bahan makanan yang berbeda-beda dan dapat

membusuk, sehingga kualitasnya dapat terjaga. Cara penyimpanan yang

memenuhi syarat hgiene sanitasi makanan adalah sebagai berikut:

16 | P a g e

Page 17: isi makalah

Penyimpanan harus dilakukan ditempat khusus (gudang) yang

bersih dan memenuhi syarat.

Barang-barang agar disusun dengan baik sehingga mudah diambil,

tidak memberi kesempatan serangga atau tikus untuk bersarang,

terhindar dari lalat/tikus dan untuk produk yang mudah busuk

atau rusak agar disimpan pada suhu yang dingin.

Pelatihan Mengenai Cara-Cara dalam Menghindari Kebakaran

Adapun beberapa prinsip atau cara kerja yang perlu diperhatikan

untuk menghindari terjadinya kebakaran antara lain sebagai berikut:

Mengetahui tempat penyimpanan dan cara menggunakan alat

pemadam kebakaran.

Menggunakan jenis bahan pemadam kebakaran yang tepat menurut

sumber apinya. Ada tiga jenis penyebab kebakaran yang masing-

masing memerlukan bahan pemadam kebakaran berbeda pula, yaitu

sebagai berikut:

a) Kelas A, yaitu sumber kebakaran yang berasal dari kayu, kertas,

pakaian, plastik dan bahan-bahan mudah terbakar lainnya. Jenis

alat pemadam kebakaran jenis ini ditandai dengan simbol .

b) Kelas B, yaitu sumber kebakaran yang berasal dari minyak, gemuk,

(grease), bensin, pelarut organik, serta bahan kimia mudah

terbakar lainnnya.Jenis alat pemadam kebakaran jenis ini ditandai

symbol.

c) Kelas C, yaitu sumber kebakaran yang berasal dari peralatan

elektris, kabel-kabel motor dan sebagainya. Jenis alat pemadam

kebakaran jenis ini ditandai dengan simbol .

Jangan memadamkan api yang berasal dari minyak atau peralatan

listrik dengan menggunakan air, atau pemadam kelas A karena hanya

akan menyebarkan api.

17 | P a g e

Page 18: isi makalah

Sediakan garam atau baking soda di tempat yang mudah terjangkau,

untuk memadamkan kebakaran dari api kompor atau tungku.

Jangan meninggalkan minyak goreng di atas tungku atau kompor

menyala tanpa pengawasan.

Aktivitas merokok hanya boleh dilakukan pada tempat khusus, dan

jangan meninggalkan puntung yang masih menyala di sembarang

tempat.

Jika mendengar alarm tanda bahaya kebakaran dan masih ada waktu,

tutup dan matikan semua aliran gas serta listrik, sebelum

meninggalkan gedung yang terbakar.

Jaga agar pintu keluar darurat tidak terhalang oleh benda apapun.

Adapun cara untuk mencegah radiasi elektromagnetik, dengan

memperhatikan hal-hal berikut:

Dalam menggunakan alat elektronik seperti komputer, televisi, hair

dryer, sebaiknya membuat jarak sejauh mungkin dari sumber pajanan

dan waktu kontak diusahakan seminimal mungkin.

Penggunaan micro wave walaupun hanya sebentar jangan ditunggu

apalagi dalam jarak yang sangat dekat. Micro wave menghasilkan

energi foton yang sangat besar dan beresiko mengganggu kesehatan

apalagi tidak mematuhi prosedur penggunaannya.

Waktu penggunaan telepon seluler (yang memiliki energi foton

sangat besar dan efek radiasinya lebih besar dibanding jaringan listrik

tegangan ekstra tinggi) dibatasi dan jangan selalu diletakkan di

kantong, apalagi bila menggunakan alat pacu jantung. Untuk

mengantisipasi hal tersebut maka pihak manajemen rumah makan

tersebut telah menyediakan kotak P3K dan APAR.

Pelatihan Mengenai Cara-Cara dalam Menghindari Kecelakaan Kerja

18 | P a g e

Page 19: isi makalah

Adapun beberapa prinsip atau cara kerja yang perlu diperhatikan

untuk menghindari terjadinya luka karena teriris atau terpotong antara

lain sebagai berikut:

Selalu menggunakan pisau yang tajam

Pisau yang tajam lebih aman daripada pisau tumpul, karena tekanan

dan tenaga yang diperlukan pada saat digunakan lebih kecil dan tidak

mudah selip.

Selalu menggunakan alas (telenan) sewaktu memotong. Jangan

memotong dengan menggunakan alas dari logam. Akan lebih baik

apabila di bawah telenan diletakkan handuk/kain tebal, agar telenan

tidak mudah bergeser atau terpeleset.

Berkonsentrasi penuh pada waktu bekerja dengan pisau atau alat

pemotong lainnya, tidak sembrono atau sambil bergurau.

Pemotongan dilakukan dengan memperhatikan jarak yang aman,

baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Menggunakan pisau hanya untuk pekerjaan pemotongan, tidak

menggunakannya untuk keperluan lain, misalnya untuk membuka

tutup botol.

Apabila pisau terjatuh, jangan coba-coba untuk menangkapnya.

Biarkan pisau jatuh, dan jaga jarak atau menjauh dari tempat

jatuhnya.

Jangan menaruh pisau di dalam bak cuci, di dalam air atau di tempat-

tempat lain sehingga pisau tidak dapat dilihat dengan jelas.

Bersihkan pisau dengan hati-hati setelah digunakan, dengan

mengarahkan pisau sisi pisau yang tajam menjauh dari tubuh.

Apabila tidak dipergunakan, simpan pisau di tempat yang aman,

misalnya di rak atau tempat pisau khusus lainnya.

Selalu berhati-hati sewaktu membawa pisau. Bawalah pisau di bagian

samping tubuh, dengan ujung menghadap ke bawah, dan sisi tajam

19 | P a g e

Page 20: isi makalah

menjauhi tubuh. Akan lebih baik jika membawa pisau dalam sarung

atau selubung pisau. Peringatkan orang-orang di sekitar anda, jika

anda melewati mereka dengan membawa pissau di tangan.

Barang-barang yang mudah pecah, misalnya mangkuk, piring dan

peralatan gelas lainnya ditempatkan di tempat khusus, terpisah dari

area pengolahan.

Jangan meletakkan barang-barang yang mudah pecah di dalam bak

perendam.

Apabila ada barang yang pecah, gunakan sapu untuk membersihkan

serpihannya, jangan dibersihkan dengan tangan. Pembuangan

pecahan kaca harus pada tempat khusus, jangan dicampur dengan

sampah lainnya.

Apabila ada barang yang pecah di dalam ember atau bak,

pengambilan pecahan setelah ember atau bak dibuang airnya.

Apabila membuka karton atau atau pengemas lain yang ada paku

atau isi steplernya, maka logam logam tersebut dikumpulkan pada

wadah tertentu dan dibuang.

Apabila tangan teriris atau terpotong kecil lainnya, segera dirawat

dengan obat pertolongan pertama yang memadai untuk mencegah

terjadinya infeksi.

Adapun beberapa prinsip atau cara kerja yang perlu diperhatikan untuk

menghindari terjadinya luka bakar antara lain sebagai berikut:

Selalu berasumsi bahwa panci pemasak dalam kondisi panas, sehingga

kita harus menggunakan alas pada waktu memegang panci tersebut.

Menggunakan alas/lap kering untuk memegang panci panas. Penggunaan

lap basah akan menghasilkan uap panas yang dapat menyebabkan luka

bakar.

Pegangan panci pemasak diarahkan menjauhi lorong/tempat lalu lalang,

sehingga tidak tersenggol orang yang melewatinya. Pegangan panic

20 | P a g e

Page 21: isi makalah

hendaknya juga jauh dari sumber api, baik kompor gas maupun kompor

minyak tanah.

Pengisian panci pemasak tidak boleh penuh, sehingga tidak meluap

sewaktu mendidih.

Minta pertolongan orang lain apabila harus memindahkan wadah yang

berisi makanan panas yang cukup berat.

Berhati-hati sewaktu membuka panci perebus atau peralatan lain yang

mengelurkan uap panas, serta melakukannya dalam jarak yang aman

(jarak antara tubuh dengan peralatan tersebut).

Apabila kompor gas yang digunakan tidak dilengkapi dengan pemantik

otomatis, maka klep gas harus ada dalam keadaan tertutup sewaktu

korek api atau sumber api lainnya dinyalakan.

Pekerja sebaiknya mengenakan pakaian dengan lengan panjang untuk

melindungi diri dari percikan/tumpahan makanan atau minyak panas.

Alas kaki hendaknya terbuat dari kulit yang kuat, dan tertutup pada

bagian jari-jarinya.

Makanan yang akan digoreng harus ditiriskan terlebih dahulu, agar tidak

terbentuk percikan minyak panas sewaktu digoreng.

Selalu memperingatkan orang-orang disekitar Anda, apabila anda melalui

mereka dengan membawa barang-barang yang panas.

21 | P a g e

Page 22: isi makalah

BAB IV

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

- Rumah makan Post Steak yang terletak di jalan Juanda Samarinda sudah

memenuhi persyaratan hygene sanitasi rumah makan dan restoran.

- Permasalahan yang ada di rumah makan Post Steak adalah tidak adanya Alat

Pelindung Diri (APD) yang digunakan oleh karyawan disana khususnya para

koki sehingga sering terjadi kecelakaan kerja seperti tangan yang teriris atau

tergores serta terbakar.

- Program promosi kesehatan yang sesuai dengan masalah K3 di rumah makan

Post Steak adalah promosi mengenai cara pencegahan PAK, promosi

mengenai pemakaian APD (Alat Pelindung Diri), promosi mengenai

penyimpanan makanan, pelatihan mengenai cara-cara dalam menghindari

kebakaran, pelatihan mengenai cara-cara dalam menghindari kecelakaan

kerja, dan pelatihan mengenai cara-cara dalam menghindari kecelakaan kerja

5.2. Saran

- Seluruh elemen terkait baik itu pemilik rumah makan Post Steak ataupun

seluruh karyawan dapat meningkatkan penanganan dalam mengatasi

kecelakaan akibat kerja yang terjadi pada koki di rumah makan Post Steak.

- Rumah makan Post Steak diharapkan dapat melaksanaan program promosi

kesehatan guna meningkatkan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan

baik pemilik maupun karyawan.

22 | P a g e