Isi Makalah

19
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sandang, pangan dan papan merupakan tiga serangkai kebutuhan pokok manusia yang fungsinya tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam kehidupan masyarakat modern dewasa ini. Masalah pemenuhan sandang dan pangan sudah lama diusahakan pemerintah, malah sekarang sudah dapat mengeksport tekstil hasil industri dalam negeri. Pemenuhan kebutuhan rumah yang layak bagi masyarakat luas oleh pemerintah sudah mulai sejak PELITA II melalui suatu badan usaha pemerintah PERUMNAS (Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional) dengan telah banyaknya dibangun rumah di berbagai kota terutama di daerah berpenduduk padat. Dalam GBHN 1978 mengenai masalah perumahan disebutkan : “Dalam PELITA ketiga akan ditingkatkan pembangunan perumahan rakyat, Khususnya rumah-rumah dengan harga yang dapat dijangkau oleh rakyat banyak”. Untuk menunjang kegiatan tersebut, dalam GBHN 1978-pun dinyatakan : “Perlu ditingkatkan produksi bahan bangunan murah secara massal yang memenuhi syarat kesehatan dan terbuat dari bahan-bahan yang terdapat di Indonesia. Di Indonesia dewasa ini terdapat jutaan meter kubik kayu limbah baik yang terjadi waktu eksploitasi ataupun limbah dari industri penggergajian dan industri plywood yang belum dimanfaatkan secara baik. Di samping itu masih banyaknya jenis kayu yang dewasa ini belum dimanfaatkan karena belum di UNIVERSITAS LANGLANGBUANA 1

Transcript of Isi Makalah

Page 1: Isi Makalah

BAB 1PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Sandang, pangan dan papan merupakan tiga serangkai kebutuhan pokok manusia

yang fungsinya tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam kehidupan masyarakat modern

dewasa ini. Masalah pemenuhan sandang dan pangan sudah lama diusahakan pemerintah,

malah sekarang sudah dapat mengeksport tekstil hasil industri dalam negeri.

Pemenuhan kebutuhan rumah yang layak bagi masyarakat luas oleh pemerintah sudah

mulai sejak PELITA II melalui suatu badan usaha pemerintah PERUMNAS (Perusahaan

Umum Pembangunan Perumahan Nasional) dengan telah banyaknya dibangun rumah di

berbagai kota terutama di daerah berpenduduk padat.

Dalam GBHN 1978 mengenai masalah perumahan disebutkan : “Dalam PELITA

ketiga akan ditingkatkan pembangunan perumahan rakyat, Khususnya rumah-rumah dengan

harga yang dapat dijangkau oleh rakyat banyak”. Untuk menunjang kegiatan tersebut, dalam

GBHN 1978-pun dinyatakan : “Perlu ditingkatkan produksi bahan bangunan murah secara

massal yang memenuhi syarat kesehatan dan terbuat dari bahan-bahan yang terdapat di

Indonesia.

Di Indonesia dewasa ini terdapat jutaan meter kubik kayu limbah baik yang terjadi

waktu eksploitasi ataupun limbah dari industri penggergajian dan industri plywood yang

belum dimanfaatkan secara baik. Di samping itu masih banyaknya jenis kayu yang dewasa ini

belum dimanfaatkan karena belum di ketahui cara-cara penggunaannya yaitu yang tergolong

ke dalam jenis-jenis yang belum dikenal.

Salah satu hasil teknologi dalam penggunaan kayu ialah kelompok hasil yang

dinamakan panel-panel kayu atau papan buatan di mana kelompok hasil ini di Negara-negara

industri seperti : Eropa, Amerika Utara dan Jepang telah maju dengan pesat dan digunakan

untuk berbagai keperluan.

Yang termasuk ini antara lain : plywood, blockboard, particleboard, pulp cement

board, medium density board, wood wool board dan lain-lain. Berbagai jenis papan buatan

sudah banyak diperbincangkan dalam pertemuan ilmiah sebelum ini. Dalam tulisan ini akan

dibahas secara singkat papan buatan Pulp Cement Board (PCB).

UNIVERSITAS LANGLANGBUANA 1

Page 2: Isi Makalah

1.2. TUJUAN DAN MANFAAT

1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan terhadap ruang lingkup kayu

2. Untuk menambah kreatifitas dan pengembangan diri Mahasiswa

3. Untuk memperoleh nilai tugas mata kuliah STRUKTUR KAYU

UNIVERSITAS LANGLANGBUANA 2

Page 3: Isi Makalah

BAB 2PEMBAHASAN

2.1. MASALAH PERUMAHAN DI INDONESIA

Indonesia adalah suatu Negara yang jumlah penduduknya nomor lima terbesar di

dunia, yang sekarang mencapai ±225 juta jiwa. PERUMNAS memberikan asumsi bahwa

pada tahun 2010, 45% berdiam di daerah perkotaan dan selebihnya di pedesaan.

Pertambahan penduduk secara nasional tercatat 4,68% pertahun. Untuk menghadapi

masalah pertumbuhan penduduk saja, setiap tahun perlu dibangun 500.000 unit rumah baru,

dengan anggapan setiap rumah menampung lima orang penghuni. Masyarakat sendiri

diperhitungkan mampu membangun 250.000 ribu unit setiap tahunnya, dan selebihnya yang

250.000 unit diharapkan dapat dibangun oleh pihak swasta dengan stimulasi dan bantuan

pemerintah.

Dalam usaha meningkatkan pembangunan perumahan dihadapi pula masalah-masalah

yang serius sehubungan keadaan perumahan yang telah ada. Konstruksi dan bahan bangunan

yang digunakan selama ini banyak yang kurang/tidak memadai persyaratan teknis dan di

samping penyediaannya secara massal.

Proporsi perumahan kota dan desa dewasa ini adalah sebagai berikut :

Daerah Perkotaan Jumlah (Unit) Persentase (%)

- Semata-mata sebagai

tempat tinggal

19.162.108

- Tempat tinggal dan

penggunaan lain

300.292

Sub total 19.162.108 86,6

Daerah Pedesaan Jumlah (Unit) Persentase (%)

- Semata-mata sebagai

tempat tinggal

2.877.109

- Tempat tinggal dan

penggunaan lain

131.717

Sub total 3.008.825 13,4

Total 22.462.401 100

UNIVERSITAS LANGLANGBUANA 3

Page 4: Isi Makalah

Berdasarkan proyeksi jumlah penduduk dewasa ini dan perbaikan rumah yang ada,

sejumlah 1,5 juta rumah perlu dibangun setiap tahun, dengan penekanan di daerah perkotaan.

2.2. TELAAHAN MASALAH LIMBAH KAYU

Pengusahaan hutan terutama di luar Jawa berkembang dengan cepat, baik ditinjau dari

segi besarnya modal yang ditanam maupun dari besarnya produksi yang dicapai berupa

ekspor kayu.

Menurut rencana , ekspor kayu Indonesia seluruhnya 30 juta m3 (40%) harus dalam

bentuk kayu gergajian dan hasil industri kayu lainnya.

Dapat di maklumi bahwa dengan orientasi produksi yang harus dicapai dengan

kondisi bagaimanapun jumlah kayu yang dapat dimanfaatkan akan berbeda dengan yang

ditebang pada eksploitasi. Bagi berbagai jenis industri hasil hutan dan lebih-lebih bila belum

terintegrasi sudah tentu jumlah barang jadi yang dapat dimanfaatkan akan berbeda pula

dengan volume bahan baku yang dikonsumsi, sehingga proses terjadinya limbah baik dalam

eksploitasi maupun pada industri hasil hutan tidak bisa dihindarkan.

Permasalahan yang sering dihadapi dan mengakibatkan berlimpahnya limbah yang

terjadi adalah :

a. Potensi produksi hutan sebagian besar tidak dipungut karena alasan-alasan :

Tidak diketahui kegunaan dan penggunaannya.

Belum/tidak ada pasaran

Tidak dapat dipungut secara menguntungkan dan atau masalah pemungutan

termasuk pengangkutan secara efisien/ekonomis belum terpecahkan.

b. Karena pemungutan tidak dilaksanakan secara efisien

c. Karena pengolahan atau penggunaan langsung tidak dilaksanakan secara efisien, dan

pula karena tidak adanya industri-industri pengolahan yang integrated.

d. Pemasaran industri pengolahan dan penggunaan hasil hutan dewasa ini belum

mencapai kemantapan

Paribotro antara lain (1979) mengemukakan bahwa Indonesia memiliki limbah kayu yang

dihasilkan dari kegiatan eksploitasi sebesar 27,65 m3/ha.(tidak termasuk tunggak).

Jumlah limbah yang masih dapat dimanfaatkan dari hilangnya penggergajian sebesar 210

– 21.000 m3/tahun/kilang, pabrik kayu lapis sebesar 2.160 – 43.200 m3/tahun/pabrik dan

sebesar 623.4320 m3/tahun/pabrik korek api.

UNIVERSITAS LANGLANGBUANA 4

Page 5: Isi Makalah

Melihat uraian data di atas dapat dibayangkan potensi bahan yang begitu berlimpah

yang perlu dipikirkan potensinya.

UNIVERSITAS LANGLANGBUANA 5

Page 6: Isi Makalah

BAB 3URAIAN

3.1. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PAPAN BUATAN SEBAGAI

BAHAN BANGUNAN

Melihat kebutuhan akan perumahan yang begitu besar, DPMB sejak tahun 1970

dengan bantuan berbagai instansi/lembaga/Perguruan Tinggi dari dalam dan luar negeri

antara lain : Pemerintah Belgia, UNIDO Jepang (JICA,ITIT) dan sebagainya telah

meneliti dan mengembangkan pemanfaatan bahan sisa untuk dijadikan bahan bangunan.

Bahan sisa di sini tidak dibatasi hanya pada limbah kayu saja tetapi juga sisa pertanian

lainnya seperti : merang, sekam, ampas tebu, sabut kelapa dan sebagainya.

Bentuk bahan bangunan yang dikembangkan antara lain di samping yang tergolong

papan buatan (panil-panil) juga bahan bangunan lain seperti bahan atap, kemudian juga

batu cetak sebagai bahan dinding dan sebagainya.

Jenis perekat yang digunakan baik yang bersifat organic seperti urea formaldehyde,

melamin formaldehyde juga digunakan (dicoba menggunakan) bahan an-organik semen

pozzolan di samping semen Portland biasa.

Dengan bantuan kerjasama pemerintah Belgia telah di teliti pemanfaatan kayu karet

tua untuk dijadikan particle board yang pengembangannya berupa “pilot plant” di

Cibadak yang saat sekarang pengelolaannya di bawah PERUMNAS.

Dalam hal aplikasi berbagai jenis papan buatan seperti particle board, wood wol,

yumen dengan berbagai sistem bentuk telah dicoba penggunaanya sebagai rumah

percontohan.

Berbagai jenis wood board panel seperti particle board, wood wol atau papan buatan

lainnya, telah banyak diperbincangkan pula mengenai aspek teknis ataupun aspek

ekonomi serta kemungkinan pengembangan di Indonesia secara ilmiah.

Berikut ini akan diketengahkan secara singkat bentuk papan buatan yang lain yang

disebut Pulp Cement Board (PCB).

UNIVERSITAS LANGLANGBUANA 6

Page 7: Isi Makalah

Penelitian pendahuluan mengenai Pulp Cement Board ini telah lama dan banyak

dilakukan di DPMB diawali sejak tahun 1976 yang dalam pengembangannya mendapat

bantuan pemerintah Jepang melalui JICA verupa “pilot plant” dimana saat sekarang

dalam tahap persiapan pembangunannya dan diharapkan pada awal 1981 sudah dapat

berproduksi.

3.2. PAPAN BUATAN PULP CEMENT BOARD

Pulp Cement Board adalah merupakan papan buatan di mana bahan bakunya adalah

Pulp yang berasal dari berbagai jenis serat lingo selulosa atau kertas bekas yang di

campur dengan semen dan bahan pengisi lainnya.

Dengan perbaikan kwalitas dari cara produksi memungkinkan penggunaan papan buatan

ini semakin luas antara lain untuk dinding, langit-langit, dan atap.

Salah satu bahan baku guna dijadikan pulp yang telah diteliti dan memberikan hasil

yang baik adalah kertas Koran bekas di mana mempunyai serat yang relative pendek

setelah mengalami pengolahan “pulper”. Bisa digunakannya kembali kertas Koran bekas

memberikan gambaran dan harapan untuk dapat memanfaatkan pulp yang berasal dari

“mixtropical hard wood” dimana diperkirakan Indonesia mempunyai potensi yang besar

terutama untuk dapat lebih memanfaatkan potensi limbah kayu.

Sebagai bahan campuran untuk pembuatan Pulp Cement Board ini adalah :

Semen

Pulp

Terpentin/Serbuk batu kapur

Asbes

Campuran bahan dengan perbandingan tertentu langsung dicetak menjadi lembaran-

lembaran.Pencetakan dapat dilakukan dengan dua cara :

1. Sistem kering, yaitu campuran bahan berupa suspensi langsung di cetak melalui

pengepresan pada cetakan ukuran tertentu.

2. Sistem basah, yaitu campuran bahan berupa larutan kental (slury) dilewati silinder

yang dapat sekaligus meghisap air yang terkandung dari campuran bahan, tertahan

pada lapisan kasa. Keadaaan ini terjadi brulang sampai terjadi ketebalan yang

diinginkan.

Sifat-sifat Pulp Cement Board sebagai bahan bangunan antara lain :

UNIVERSITAS LANGLANGBUANA 7

Page 8: Isi Makalah

Mempunyai berat jenis sekitar 1,00

Daya tahan api baik

Tahan terhadap air

Mempunyai sifat peredam suara

Tahan lama (awet)

Dapat di-skrup, dipaku dan digergaji

Stabil dan tahan terhadap cuaca

Dengan melalui tahap pengerjaan tertentu dapat bersikap dekoratif

UNIVERSITAS LANGLANGBUANA 8

Page 9: Isi Makalah

PULP SEMEN ADDITIVEFILLERASBES

PENCAMPURAN

PEMBUATAN LEMBARAN

CURING

PENGERINGAN

TRIMING

STORAGE

3.3. PROSPEK PEMASARAN PAPAN BUATAN

Melihat dari segi penggunaannya maka papan buatan luas sekali dan beraneka ragam

dari konstruksi yang sederhana hingga konstruksi yang besar. Penampang yang luas,

ketebalan yang kecil memudahkan pengangkutan dan pemasangan. Dengan demikian papan

buatan sesuai sekali untuk pembangunan perumahan antara lain karena kemungkinan

pengadaannya secara massal.

SKEMA PEMBUATAN PULP CEMENT BOARD

UNIVERSITAS LANGLANGBUANA 9

2 MINGGU

150°c/ ½ JAM

12 – 15%

Page 10: Isi Makalah

PERUMNAS sebagai usaha pemerintah dibidang perumahan di beberapa lokasi

pembangunannya antara lain di Medan, Depok, Bogor, Cirebon telah menggunakan beberapa

jenis papan buatan antara lain : wood wool, yumen (flake board) dan particle board.

Masyarakat sampai saat ini kenyataannya sebagai konsumen utama di samping pemerintah

belum begitu banyak mengetahui jenis papan buatan lain yang kadang-kadang memang

belum tersedia di pasaran plywood, hingga diperlukan promosi yang aktif dari produsen.

Banyak industri papan buatan yang terlalu bergantung pada proyek pembangunan

pemerintah yang praktis andaikata pemerintah menghentikan permintaannya atau terjadi

kesulitan dalam pemasarannya. Akan tetapi di lain pihak MARS (1976) dalam laporannya

mengemukakan bahwa di Indonesia konsumsi papan buatan akan meningkat sekali di tahun-

tahun yang akan datang.

Pusat Pengembangan Pemasaran Barang-Barang Indonesia, BPEN (1979)

memberikan kesimpulan bahwa prospek permasalahan hasil industri kayu Indonesia terus

membaik asal saja kita mampu untuk mengembangkannya sesuai dengan potensi yang kita

miliki.

Dalam usaha mendayagunakan segenap potensi sumber daya alam guna

meningkatkan industri di bidang perkayuan khususnya industri papan buatan, perlu kiranya

dapat memanfaatkan secara maksimal setiap situasi dan kondisi yang ada antara lain :

a. Letak Indonesia terhadap “Consuming Centres” yang member kesempatan yang

baik dalam kompetisi untuk merebut, mengisi “world market” perlu kita

manfaatkan secara maksimal.

b. Kestabilan dalam bidang ideology, politik, ekonomi, social dan keamanan yang

tercapai di Negara kita perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya.

c. Tersedianya tenaga manusia dalam jumlah besar.

d. Hubungan baik dengan berbagai Negara perlu dimanfaatkan untuk menaikan

volume eksport

e. Mengadakan diversifikasi pemasaran yang tidak domestic oriented dan tidak

tergantung pada sesuatu saluran saja yang pada hakekatnya hanya merupakan

saluran perantara semata-mata.

UNIVERSITAS LANGLANGBUANA 10

Page 11: Isi Makalah

BAB 4PENUTUP

4.1. KESIMPULAN DAN SARAN

Di samping kertas bekas, salah satu bahan baku pembuatan Pulp Cement Board

(PCB) diharapkan dapat memanfaatkan limbah kayu dari berbagai jenis hardwood

sebagai bahan pulp

PCB ini melihat ketahanannya terhadap serangga, jamur dan sifat lainnya serta dapat

berbentuk dekoratif diharapkan akan mudah diterima oleh masyarakat khususnya

dalam rangka menunjang pembangunan perumahan nasional.

UNIVERSITAS LANGLANGBUANA 11

Page 12: Isi Makalah

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Gambar Pulp Cement Board

Ukuran : 240cm X 100cm X 6mm

Cara Memasang Pulp Cement Board (PCB)

Gambar Bangunan yang menggunakan Papan buatan

UNIVERSITAS LANGLANGBUANA 12

Page 13: Isi Makalah

UNIVERSITAS LANGLANGBUANA 13

Page 14: Isi Makalah

DAFTAR PUSTAKA

1. F.A.O. (1962) : Raw Material for more paper. Rome, Italy

2. F.A.O (1976) : Proceeding of the World Consultation on Wood-Based Panels

3. Forsythe J.J (1972) : Recycling of paper, Berita selulosa IX 1973 no 2

4. Idris A. (1976) : Pemanfaatan Kertas bekas untuk Pulp Cement Board sebagai bahan

bangunan, Laporan penelitian DPMB.

5. JIS. A 5414 (…) : Pulp Cement Boar standard

6. Maloney T.M. (1975) : Modern Particle Board and Dry Process Fiberboard

Manufacturing Miller Freeman Publication.

7. Mars, P.A. (1976) : A study on the Economic Fensibility of Using Forest, Agricultural

and Industrial Residues for the Manufacture of Building Materials in the Java and

Sumatera T.P.T

8. PERUMNAS (…) : Status, Fungsi dan tugas

9. Sastrodimedjo (1978) : Limbah Eksploitasi pada beberapa Perusahaan Pengusahaan

Hutan di Indonesia. Laporan LPHH no 120

10. Sutigno P.et.al (1979) : Beberapa kemungkinan Pemanfaatan Limbah Industri

Perkayuan paper pada Diskusi Industri Perkayuan 1979

UNIVERSITAS LANGLANGBUANA 14