Isi Konsep Diri

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Konsep diri sangat erat kaitannya dengan diri individu.Kehidupan yang sehat, baik fisik maupun psikologi salah satunya di dukung oleh konsep diri yang baik dan stabil.Konsep diri adalah hal-hal yang berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta keyakinan yang diketahui dan dipahami olehindividu tentang dirinya. Hal ini akan mempengaruhi kemampuan individu dalam membina hubungan interpersonal. Meskipun konsep diri tidak langsung ada, begitu individu di lahirkan,tetapi secara bertahap seiring dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan individu, konsep diri akan terbentuk karena pengaruh ligkungannya. Selain itu 3 konsep diri juga akan di pelajari oleh individu melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain termasuk berbagai stressor yang dilalui individu tersebut. Hal ini akan membentuk persepsi individu terhadap dirinya sendiri dan penilaian persepsinya terhadap pengalaman akan situasi tertentu. Gambaran penilaian tentang konsep diri dapat di ketahui melaluirentang respon dari adaptif sampai dengan maladaptif. Konsep diri itu sendiriterdiri dari beberapa bagian, yaitu : gambaran diri (body Image), ideal diri,harga diri, peran dan identitas. 1.2. Tujuan Penulisan 1

description

nWEJFAP

Transcript of Isi Konsep Diri

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar belakangKonsep diri sangat erat kaitannya dengan diri individu.Kehidupan yang sehat, baik fisik maupun psikologi salah satunya di dukung oleh konsep diri yang baik dan stabil.Konsep diri adalah hal-hal yang berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta keyakinan yang diketahui dan dipahami olehindividu tentang dirinya. Hal ini akan mempengaruhi kemampuan individu dalam membina hubungan interpersonal.Meskipun konsep diri tidak langsung ada, begitu individu di lahirkan,tetapi secara bertahap seiring dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan individu, konsep diri akan terbentuk karena pengaruh ligkungannya. Selain itu 3 konsep diri juga akan di pelajari oleh individu melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain termasuk berbagai stressor yang dilalui individu tersebut. Hal ini akan membentuk persepsi individu terhadap dirinya sendiri dan penilaian persepsinya terhadap pengalaman akan situasi tertentu.Gambaran penilaian tentang konsep diri dapat di ketahui melaluirentang respon dari adaptif sampai dengan maladaptif. Konsep diri itu sendiriterdiri dari beberapa bagian, yaitu : gambaran diri (body Image), ideal diri,harga diri, peran dan identitas. 1.2. Tujuan PenulisanTujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas system neurobehavior dan untuk lebih jauh memahami tentangsistem itu sendiri.

1.3. Metode PenulisanUntuk memperoleh data yang dibutuhkan bagi penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut: 1. Metode InformasiMetode ini dilakukan dengan mengumpulkan informasi yang ada baik itu media masa,media elektronik maupun internet.2. Metode KepustakaanMetode ini dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari literature untuk memperoleh landasan teoritis yang berhubungan dengan pokok pembahasan.

1.4. Sistematika PenulisanMakalah ini memuat tiga bab yang terdiri dari :BAB I :PENDAHULUAN yang meliputi, latar belakang, tujuan penulisan, Metode penulisan, dan sistematika penulisan.BAB II :PEMBAHASAN yang meliputi Definisi, etiologi, tanda dan gejala,pohon permasalhan dll.BAB III : ASUHAN KEPERAWATAN yang meliputi, pengkajian, diagnosa kep dll.BAB IV : PENUTUP yang meliputi pendahuluan.

BAB IITINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian1.Konsep dirikonsep diri adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku. Konsep diri terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal (Rogers, 2004). Untuk menunjukkan apakah kedua konsep diri tersebut sesuai atau tidak, Rogers mengenalkan 2 konsep lagi, yaitu Incongruence dan Congruence. Incongruence adalah ketidak cocokan antara self yang dirasakan dalam pengalaman aktual disertai pertentangan dan kekacauan batin. Sedangkan Congruence berarti situasi di mana pengalaman diri diungkapkan dengan seksama dalam sebuah konsep diri yang utuh, integral, dan sejati (Rogers, 2004).Komponen-komponen dalam konsep diri terdiri atas beberapa hal diantaranya adalah sebagai berikut (Rogers, 2004):a. Gambaran diri.Kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak disadari terhadap tubuhnya. Termasuk persepsi masa lalu, dan sekarang, serta perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan, dan potensi. Yang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan persepsi dan pengalaman baru. Hal-hal yang terkait dengan gambaran diri sebagai berikut:a. Fokus individu terhadap fisik lebih menonjol pada usia remaja.b. Bentuk tubuh, tinggi badan, berat badan, dan tanda-tanda pubertas.c. Cara individu memandang diri berdampak penting terhadap aspek psikologis.d. Gambaran yang realistik terhadap menerima dan menyukai bagian tubuh, akan memberi rasa aman dalam menghindari kecemasan dan meningkatkan harga diri.e. Individu yang stabil, realistik, dan konsisten terhadap gambaran dirinya dapat mendorong sukses dalam kehidupan.

b. Ideal diri.Persepsi individu tentang perilakunya, disesuaikan dengan standart pribadi yang terkait dengan cita-cita, harapan, dan keinginan serta nilai personal tertentu yang ingin dicapai. Hal-hal yang terkait dengan ideal diri:a. Perkembangan awal terjadi pada masa kanak-kanak.b. Terbentuknya masa remaja melalui proses identifikasi terhadap orang tua, guru, dan teman.c. Dipengaruhi oleh orang-orang yang dipandang penting dalam memberi tuntutan dan harapan.d. Mewujudkan cita-cita dan harapan pribadi berdasarkan norma keluarga dan sosial.c. Harga diri.Penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri sediri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan, dan kegagalan, tetap merasa sebagai seorang yang penting dan berharga.d. Penampilan peran.Serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu di berbagai kelompok sosial. Peran yang ditetapkan adalah peran dimana seseorang tidak mempunyai pilihan untuk menentukan perannya sendiri. Peran yang diterima adalah peran yang terpilih atau dipilih individu itu sendiri.e. Identitas diri.Pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang bertanggung jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsistensi, dan keunikan individu. Mempunyai konotasi otonomi dan meliputi persepsi seksualitas seseorang. Pembentukan kualitas dimulai pada masa bayi dan terus berlangsung sepanjang kehidupan tapi merupakan tugas utama pada masa remaja.2. Harga diri rendah.Harga diri rendah adalah suatu keadaan dimana evaluasi diri dan perasaan terhadap diri sendiri atau kemampuan diri yang negatif, yang secara langsung atau tidak langsung diekspresikan (Townsend, 1995 hal 74).Harga diri adalah penilaian diri terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri (Sunaryo, 2004 hal 32).Jika individu selalu sukses maka cenderung harga diri tinggi tetapi jika individu sering gagal maka cenderung harga diri rendah (Direktorat Kesehatan Jiwa, 1995). Didalam diri seseorang besar kemungkinan terjadi gangguan harga diri apabila aspek utama harga diri yaitu dicintai, disayangi, dikasihi orang lain, dan mendapat penghargaan dari orang lain belum terpenuhi (Townsend, 1998). Hal ini dapat di gambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri, harga diri, merasa gagal mencapai keinginan, tidak berdaya, tidak ada harapan dan putus asa (Keliat, 1999).

3. Rentang respon konsep diriBerikut ini adalah rentang konsep diri menurut Stuart dan Sundeen (1998, hal 230).Respon adaptifRespon maladaptive

AktualisasidiriHarga dirirendahKerancuanidentitasDepersonalisasiKonsep diripositif

1. Aktualisasi diri: pengungkapan perasaan/kepuasan dari konsep diri positif.2. Konsep diri positif: dapat menerima kondisi dirinya sesuai dengan yang diharapkannya dan sesuai dengan kenyataan.3. Harga diri rendah: perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diit, dan merasa gagal mencapai keinginan.4. Kerancuan identitas: ketidakmampuan individu mengintegrasikan aspek psikologis pada masa dewasa, sifat kepribadian yang bertentangan, dan perasaan hampa.5. Depersonalisasi: merasa asing terhadap dirinya sendiri dan kehilangan identitas.

2.2 EtiologiMenurut Keliat (1995) harga diri rendah dapat terjadi secara: 1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tibatiba, misal harus operasi,kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubugan kerja dll. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena privasi yang kurang diperhatikan: pemeriksaan fisik yangsembarangan, harapan akan struktur, bentuk, dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena di rawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai.2. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum sakit/dirawat. Klien mempunyai cara fakir yang negatif, kejadian sakit, dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.

Sedangkan menurut Stuart dan Sundeen (1998) penyebab harga diri rendah dibedakan menjadi dua yaitu faktor predisposisi dan stressor presipitasi. 1. Faktor PredisposisiBeberapa faktor predisposisi dapat menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri seseorang. Faktor ini dapat dibedakan sebagai berikut:a. PerkembanganBerbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan dapat mempengaruhi gangguan konsep diri, misal: krisis psikososial pada masa perkembangan, harapan orang yang penting dalam hidupnya, peran sosial yang diharapkan, aspek budaya yang mempengaruhi, keadaan kesehatan fisik, dan pola penyelesaian masalah yang dimiliki.b. Faktor yang mempegaruhi harga diri.Pengalaman masa kanak-kanak merupakan faktor kontribusi pada gangguan konsep diri diantaranya: anak sangat peka terhadap perlakuan dan respon orang tua yang kasar, membenci, tidak menerima atas usaha anak, ketidak pastian diri, dan anak yang tidak menerima kasih sayang maka anak tersebut akan gagal mencintai dirinya dan menggapai cinta orang lain.c. Faktor yang mempengaruhi penampilan peran.Peran yang sesuai dengan jenis kelamin sejak dulu telah diterima masyarakat bahwa wanita kurang mampu, kurang mandiri, kurang obyektif, dan kurang rasional dibandingkan dengan pria sedangkan pria dianggap kurang sensitive, kurang hangat, dan kurang ekspresif dibandingkan dengan wanita.d. Faktor yang mempengaruhi identitas personal.Orang tua selalu curiga pada anak sehingga anak akan ragu apakah yang ia pilih tepat, jika tidak sesuai dengan keinginan orang tua maka akan timbul rasa bersalah. Kontrol orang tua pada anak remaja akan menimbulkan perasaan benci anak pada orang tua. Anak remaja ingin diterima, dibutuhkan, diinginkan, dan dimiliki oleh kelompoknya.2. Faktor presipitasiGangguan konsep diri dapat disebabkan dari luar dan dari dalam. Dimana situasi-situasi yang dihadapi individu tidak mampu menyesuaikan stressor yang mempengaruhi gambaran diri seperti:a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian yang megancam.b. Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana individu mengalami frustrasi. Ada tiga jenis transisi peran:a) Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya atau nilai-nilai tekanan untuk peyesuaian diri.b) Transisi peransituasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.c) Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat menuju keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan, dan fungsi tubuh, perubahan fisik, prosedur medis, dan keperawatan.2.3 Manifestasi klinisMenurut rumah sakit jiwa provinsi jawa barat:a. kurang nya kontak mata b. ungkapan yang menegatifkan diri c. ekspresi ekspresi rasa malu atau bersalahd. mengepaluasi diri sebagai tidak mampu untuk menghadapi berbagai peristiwa.e. Membuang rasionalisasi atau umpan balik yang posotif dan melebih lebihkan umpan balik yang negatif tentang dirinya.f. Ragu-ragu untuk mencoba hal-hal yang baru atau situasi-situasi baru.g. Penolakan terhadap masalah-masalah yang jelas pada orang lain.h. Proyeksi kesalahan atu tanggung jawab untuk masalah-masalah.i. Rasionalisasi kegagalan pribadij. Hypersensitivitas terhadap kritikk. Menarik diri kedalam isolasi sosiall. Menangis berlebihan bergantian dengan ekspresi marahm. Penolakan parsitipasi tarhadap aktivitas- aktipitas merawat diri sendiri dan menjadi semakin tergantung pada orang lain untuk melakukan aktivitas kegiatan sehari-hari.

2.4 Mekanisme kopingStruart dan Sundeen (1998) berpendapat bahwa mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka pendek dan jangka panjang serta penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang menyakitkan. Pertahanan jangka panjang, jangka pendek, dan ego menurut Stuart dan Sundeen (1998) adalah sebagai berikut:

Pertahanan jangka pendek meliputi:a. Aktivitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari krisis identitas, misal: konser musik, bekerja keras, menonton televisi secara obsesif.b. Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara, misal: ikut serta dalam aktivitas sosial, agama, klub politik, kelompok atau geng.c. Aktivitas yang secara sementara menguatkan perasaan diri, misal: olah raga yang kompetitif, pencapaian akademik, kontes untuk mendapatkan popularitas.d. Aktivitas yang mewakili upaya jangka pendek untuk membuat masalah identitas menjadi kurang berarti dalam kehidupan individu, misal: penyalahgunaan obat.

Pertahanan jangka panjang termasuk sebagai berikut:a. Penutupan identitas, adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang yang penting bagi individu tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi dan potensi diri individu tersebut.b. Identitas negatif, asumsi identitas yang tidak wajar, bertentangan dengan nilai, dan harapan masyarakat.Mekanisme pertahanan ego termasuk gangguan fantasi, disosiasi, isolasi, proyeksi, pergeseran (displacement), peretakan (spiliting), berbalik marah terhadap diri sendiri, dan amuk.

2.5 Masalah keperawatan Masalah keperawatan:a. Gangguan konsep diri: harga diri rendah. Data yang perlu dikaji:a. Data subyektif: Ungkapan yang menegatifkan diri Mengevaluasi diri sabagai yang tidak mampu manghadapi berbagai peristiwa. Membuang rasionalisasi atau menolak umpan balik yang positif dan melebih-lebihkan umpan balik yang negative tentang dirinya. Penolakan-penolakan yang jelas pada orang lain Rasionalisasi kegagalan pribadi Hypersensitivitas terhadap kritik b. Data obyektif: Ekspresi-ekspresi rasa malu atau bersalah Kurangnya kontak mata Ragu-ragu untuk mencoba hal yang baru atu situasi situasi baru Menangis berlebihan bergantian dengan ekspresi marah Menarik diri kedalam isolasi sosial Penolakan parsitipasi pada terapi terapi Penolakan parsitisipasi pada aktivitas - aktivitas merawat diri sendiri Tergantung orang lain untuk melakukan aktivitas kegiatan sehari- hari.

2.6 Pohon masalahMenurut Keliat (1999) pohon masalah pada kasus harga diri rendah adalah sebagai berikut:

AkibatResiko perilaku kekerasan

Core problem

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

PenyebabKoping individu tidak efektif.

Gambar 2: pohon masalah harga diri rendah (Keliat, 1999)

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH

3.1 Pengkajiana. Identitas Klien dan penanggung jawabb. Alasan MasukBiasanya pada klien HDR keluarga taupun klien klien suka bicara sendiri, menangis dan marah-marah tanpa sebab.Kemudian biasanya Pada saat dikaji klien sudah tidak lagi berbicara sendiri, menangis atau marah-marah.Namun biasanya klien mengatakan dirinya merasa sangat malu, merasa tidak berharga ataupun Klien merasa hidupnya tidak berarti.

c. Faktor Predisposisi Dikaji apakah klien pernah dirawat di rumah sakit jiwa sebelumnya atau tidak, Dikaji apakah dikeluarga klien ada yang pernah mengalami gangguan jiwa atau tidak. Dikaji apakah klien pernah mengalami tindak kekerasan atau melakukan tindak kekerasan atau tidak.

d. Pemeriksaan Fisik Tanda Tanda VitalDikaji Tekanan Darah, Nadi, Respirasi ,Suhu, Berat Badan, Tinggi Badan. Keluhan FisikDikaji apakah klien ada keluhan pada fisiknya misalnya luka atau penyakit lain.

e. Psikososial1) Genogram

40

Keterangan :Laki-laki

Perempuan

40Klien

Laki-laki meninggal

Perempuan meninggal

Tinggal serumah Garis perkawinan Garis keturunanDikaji apakah pada keluarga ada yang menderita gangguan jiwa atau tidak.

2) Konsep Diria) Citra TubuhDitanyakan apakah klien merasa puas dengan keadaan dirinya.b) Identitas DiriDitanyakan tentang siapa klien, jenis kelamin dan sebagai apa.c) PeranDitanyakan apa peran klien didalam keluarga ataupun lingkungan.d) Ideal DiriDitanyakan ingin seperti apa klien pada saat dikaji, apa yang ingin dicapai klien.e) Harga DiriDitanyakan seperti apa klien ingnin dihargai. Biasanya pada klien HDR Klien mengatakan merasa malu dan minder, klien merasa diri tidak berguna.Biasanya Klien terlihat suka melamun dan termenung berdiam diri.Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah

3) Hubungan SosialDitanyakan bagaimana hubungan klien dengan keluarga atupun masyarakat.

4) SpiritualDitanyakan apa agama yang klien anut, apakah klien suka melaksanakan ibadah selama dirumah ataupun di RS.f. Status mental1) PenampilanDikaji penampilan klien saat pengkajian2) PembicaraanDikaji apakah pembicaraan klien normal atau tidak, kemudian apakah jawaban klien sesuai dengan pertanyaan yang diajukan atau tidak.3) Aktifitas MotorikDikaji apakah klien bisa melakukan gerakan sesuai perintah yang diminta.4) Alam PerasaanDikaji apa yang dirasakan klien saat itu.5) AfekDikaji bagaimana ekspresi wajah yang diperlihatkan klien, sesuai atau tidak.6) Interaksi selama wawancaraDikaji Kontak mata klien.Bagaimana Klien menjawab pertanyaan7) PersepsiDIkaji apakah klien mendengar suara yang aneh, melihat sesuatu atupun mencium dan merasakan sesuatu yang aneh yang tidak sesuai dengan keadaan.8) Proses PikirDikaji apakah klien dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan keadaan yang ditanyakan atau tidak.9) Isi pikirDIkaji apakah pasien merasa kalau dirinya mempunyai idea tau pikiran yang tidak sesuai keadaan atau tidak.10) Tingkat KesadaranDikaji apakan tingkat kesadaran klien menurun atau tidak. Biasanya ditanyakan dimana klien berada saat dikaji,11) MemoriJangka Panjang:Ditanyakan apakah klien masih ingat tentang apa yang dilakukan sebelum klien dibawa ke rumah sakit.Jangka Pendek:Dikaji apakah klieningat tentang kegiatan yang dilakukannya sebelumnya.Saat Ini: Dikaji apakah klien masih ingat dengan apa saja yang dibicarakan klien dengan perawat.12) Tingkat Konsentrasi dan BerhitungDikaji bagaimana perhatian klien saat berbicara dengan perawat, dikaji pakah klien dapat berhitung sesuai hitungan yang diberikan perawat.13) Kemampuan PenilaianDikaji apakah klien dapat membedakan yang baik dan yang buruk.

g. Kebutuhan Perencanaan Pulang1) NutrisiDikaji frekuensi makan klien berapa kali, porsi makan klien, apa yang dilakuakn klien sebelum makan misalnya: mencuci tangan.2) BAB/BAKDikaji apakah klien mampu BAB/BAK sendiri dan ditempatnya, apakah klien selesai BAB/BAK dapat membersihkannya sendiri atau tidak, Apakah klen mampu merapikan kembali celana/ baju.3) MandiDikaji apakah klien suka mandi atau tidak.Kemudian ditanyakan alasannya.4) Berpakaian/BerhiasDikaji apakah klien mamapu memakai baju dan celana sendiri, apakah klien terlihat suka berhias atau tampil apa adanya.5) Istirahat TidurDikaji frekuensi istirahat dan tidur klien , apakah mengalami gangguan atau tidak.6) Pemeliharaan KesehatanDItanyakan apakah klien akan berobat atau tidak jika merasa kurang enak badan.7) Kegiatan di Dalam RumahDikaji bagaimana sikap klien selama mengikuti berbagai prosedur perawatan dan melakukan tindakan sesuai kemampuannya seperti menyapu, cuci piring.8) Kegiatan di Luar RumahDikaji apakah klien suka mengikuti kegiatan olah raga di luar ruangan bersama teman-temannya yang lain ataupun kegiatan lainnya secara bersama- sama.9) Klien memiliki sistem pelindungDitanyakan siapa yang membawa klien ke rumah sakit dan bagaimana perhatiaan keluarga terhadap klien.h. Daftar Masalah Keperawatan1. gangguan konsep diri: harga diri rendah

3.2 Diagnosa Keperawatan Gangguan konsep diri: harga diri rendah

Tujuan 1. Pasien mampu: Mangidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki. Memiliki kemampuan yang dapat diginakan Menetapkan / memilih kegiatan yang sesuai degan kemampuan. Merencanakan kegiatan yang sudah di latihnya.2. Keluarga mampu: Marawat pasien dengan harga diri rendah di rumah dan menjadi system pendukung yang efektif bagi pasien.

3.3 perencanaan a. kriteria evaluasi setelah pertemuan klien mampu: mengidentivikasi kemampuan aspek positif yang dimiliki. Memiliki kemampun yang dapat digunakan memilih kegiatan sesuai kemampuan. Melakukan kegiatan yang sudah di pilih merencanakan kegiatan yang sudah di latih. Setelah pertemuan keluarga pasien mampu: Mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki pasien Menyediakan fasilitas untuk pasien melakukan kegiatan Mendorong pasien melakukan kegiatan Memuji pasien saat pasien dapat melakukan kegiatan Membantu melatih pasien Membantu menyusun jadwal kegiatan pasien Membantu perkembangan pasien.b. intervensipertemuan dengan klien:SP.1 (TGL........) identivikasi kemampuan yang dimiliki. Diskusikan bahwa pasien masih memiliki sejumlah kemampuan dan aspek positif seperti kegiatan pasiendi rumah adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien. Beri pujian yang realistis dan hindarkan setiap kali bertemu dengan pasien penilaian yang nagatif. Niliai kemampuan yang dapat dilakukan saat ini Diskusikan dengan pasien menyebutnya dan memberi penguatan thdp kemampuan yang masih digunakan saat ini. Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan trhdp kemampuan diri yang di ungkapkan pasien Perhatikan respon yang konduksif dan menjadi pendengar yang aktif Pilih kemampuan yang akan dilatih Diskusikan dengan pasien beberpa aktivitas yang dapat dilkukan dan pilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari hari Bantu pasien melakukan aktivitas mana yang dapat pasien lakukan sehari hari Aktifitas yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga Aktifitas apasaja yang perlu bantuan penuh dari keluarga atau lingkungan terdekat pasien. Beri contoh cara pelaksanaan aktifitas yang dapat dilakukan pasien Susun bersama pasien sktivitas atau kegiatan sehari hari pasien Nilai kemampuan pertama yang telah dipilih Diskusikan dengan pasien untuk menetapkan urutan kegiatan (yang sudah dipilih pasien )yang akan di latihkan Bersama pasien dan keluarga memperagakan urutan kegiatan yang akan dilakukan pasien Berikan dukungan dan pujian yang nyata sesuai kemajuan yang diperlihatkan pasien Masukan dalam jadwal kegiatan pasien Berikesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan Beri pujuan atas aktifitas/ kegiatan yang dilakukan pasien setiap hari Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi dan perubahan setiap hari. Susun daptar aktifitas yang sudah dilatihkan bersama pasien dan keluarga Berikan kesempatan pasien mengungkapkan perasaan setelah pelaksanaan kegiatan Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktifitas yang dilakukan pasien.SP.2 (TGL........) Evaliasi kegiatan yang lalu(Sp 1) Pilih kemampuan kedua yang dapat di lakukan Latih kemampuan yang di pilih Masukan dalam jadwal kegiatan pasienSP.3 (TGL.......) Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1 & SP 3) Memilih kemampuan ke tiga yang dapat dilakukan Masukan dalam kegiatan jdwl pasien.setelah pertemuan dengan keluarga:SP.1 (TGL........) Identivikasi masalah yang dirasakan dalam merawat pasien Jelaskan terjadinya HDR Jelaskan tentang cara merawat pasien Main peran dalam merawat pasien HDR Susun TRL keluarga / jadwal keluarga untuk merawat pasien SP.2 (TGL......) Evaluasi kemampuan SP.1 Latih keluarga langsung ke pasien Menyusun TRL keluarga / jadwal keluarga untuk merawat pasien SP.3 (TGL.......) Evaluasi kemampuan keluarga Evaluasi kemampuan pesien RTL keluarga :Pollow uprujukan

BAB IVPENUTUP4.1 Kesimpulan Gangguan konsep diri sering terjadi akibat koping yang tidak efektif dari seorang individu hingga dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan jiwa akibat adanya gangguan pada konsep diri tersebut, yang menyebabkanseseorang merasa harga dirinya rendah dan tidak berarti apa-apa. Banyak yang harus dikaji untuk menentukan seseorang mengalami gangguan konsep diri. Misalnya dikaji rentang respon konsep diri, mekanisme koping yang dimiliki individu tersebut, penyebab terjadinya gangguan konsep diri dan faktor-faktor lain yang dapat menegakkan diagnosa.4.2 Kritik dan SaranAkhirnya penyusun mengucapkan syukur Alhamdulillah, karena makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tetapi penyusun juga sepenuhnya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan sarannya dari semua pihak yang membangun agar dapat lebih baik lagi.

1