Isi Hidrocele akil

download Isi Hidrocele akil

of 14

Transcript of Isi Hidrocele akil

[Type text]

BAB I PENDAHULUAN

I.A. Latar belakang Hidrokel merupakan penimbunan cairan dalam selaput yang membungkus testis, yang menyebabkan pembengkakan lunak pada salah satu testis. Penyebabnya karena gangguan dalam pembentukan alat genitalia eksterna, yaitu kegagalan penutupan saluran tempat turunnya testis dari rongga perut kedalam skrotum. Cairan peritoneum mengalir melalui saluran yang terbuka tersebut dan terperangkap didalam skrotum sehingga skrotum membengkak. Sekitar 10% bayi baru lahir mengalami hidrokel, dan umumnya akan hilang sendiri dalam tahun pertama kehidupan. Biasanya tidak terasa nyeri dan jarang membahayakan sehingga tidak membutuhkan pengobatan segera. Pada bayi hidrokel dapat terjadi mulai dari dalam rahim. Pada usia kehamilan 28minggu, testis turun dari rongga perut bayi kedalam skrotum, dimana setiap testis ada kantong yang mengikutinnya sehingga terisi cairan yang mengelilingi testis tersebut. Pada orang dewasa, hidrokel bisa berasal dari proses radang atau cedera pada skrotum. Radang yang terjadi bisa berupa epididimitis (radang epididimis) atau orchtis (radang testis).

I.B. Tujuan Tujuan penulisan refrat ini untuk mengetahui secara lebih jelas proses dari penumpukan cairan pada tunika vaginalis diskrotum, serta mengetahui diagnosis banding hidrokel.

I.C. Manfaat Melalui penulisan refrat berjudul hidrokel testi diharapkan dapat menambah informasi dan ilmu pengetahuan bagi penulis dan pembaca serta dapat digunakan sebagai referensi bagi mahasiswa kedokteran untuk mempelajari diagnosis dan penatalaksanaan hidrokel testis.

1

[Type text]

BAB II PEMBAHASAN II.1A. Testis Testis adalah organ genitalia pria yang terletak di skrotum. Testis berbentuk oval dan konsistensinya padat. Testis terletak bebas di dalam tunika vaginalis dan tidak terikat pada jaringan subkutan atau kulit. (Richard S. Snell. , Anatomi Klinik, edisi 6 ,jakarta EGC) Testis terletak dalam scrotum yang menghasilkan spermatozoa dan hormon testosteron. Permukaan masing-masing testis tertutup oleh lamina visceralis tunica vaginalis, kecuali pada tempat perlekatan epididimis dan funiculus spermaticus,tunica vaginalis ialah sebuah kantong peritoneal yang membungkus testis dan berasal dari processus vaginalis embrional. Lamina parietalis tunica vaginalis berbatasan langsung pada fascia spermatica interna dan lamina visceralis tunica vagina melekat pada testis dan epididimis. Sedikit cairan dalam rongga tunica vaginalis memisahkan lamina viscerali s terhadap lamina parietalis dan memungkinkan bergerak secara bebas dalam scrotum. Epididimis adalah gulungan pipa yang berbelit-belit terletak pada permukaan kranial dan permukaan dorsal testis. Testis bagian dalam terbagi atas lobulus yang terdiri dari tubulus seminiferus, sel-sel sertoli, dan sel-sel leyding. Sel-sel leyding mensekresi testosteron. Pada bagian posterior tiaptiap testis,terdapat duktus melingkar yang disebut epididimis. Bagian kepalanya berhubungan dengan duktus seminiferus (duktus untuk aliran keluar) dari testis, dan bagian ekornya terus melanjut ke vas deferens. ( Keith L. Moore,. Anne M. R. Agur,. Anatomi klinis dasar & Sylvia A. Price,. Lorraine M. Wilson,. Patofisiologi volume 2 )

Gambar : Anatomi testis

2

[Type text]

II.1.B. Vascularisasi Arteria testicularis berasal dari pars abdominalis aorta, tepat kaudal arteri renalis. Vena-vena meninggalkan testis dan berhubungan dengan plexus pampiniformis yang melepaskan vena testicularis dalam canalis inguinalis. Limfe dari testis disalurkan ke nodi lymphoidei lumbales dan nodi lymphoidei pre-aortici. Saraf autonom testis berasal dari plexus testicularis sekeliling arteri testicularis. Saraf ini mengandung serabut parasimpatis dari nervus vagus dan serabut simpatis dari segmen medulla spinalis T7. Testis mendapatkan darah dari beberapa cabang arteri, yaitu : 1. Arteri spermatika interna yang merupakan cabang dari aorta. 2. Arteri deferensialis cabang dari arteri vesikalis inferior. 3. Arteri kremasterika yang merupakan cabang arteri epigastrika. Pembuluh vena yang meninggalkan testis berkumpul membentuk pleksus pampiniformis. Pleksus ini pada beberapa orang mengalami dilatasi dan dikenal sebagai varikokel. (Richard S. Snell. , Anatomi Klinik, edisi 6 ,jakarta EGC & Keith L. Moore,. Anne M. R. Agur,. Anatomi klinis dasar )

Gambar : Vaskularisasi testis

3

[Type text]

II.2. Definisi Hidrokel Hidrokel adalah penumpukan cairan berbatas tegas yang berlebihan diantara lapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang berada didalam rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik disekitarnya. Dapat dikatakan penumpukan cairan yang berlebihan diantara lapisan parietalis dan visceralis tunika vaginalis testis. (Purnomo, Basuki B., Dasar-Dasar Urologi, edisi kedua, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang, 2003 & Sylvia A. Price,. Lorraine M. Wilson,. Patofisiologi volume 2 & journal e medicine ) Tunika vaginalis di skrotum sekitar testis normalnya tidak teraba. Kecuali bila mengandung cairan membentuk hidrokel. Yang jelas berbentuk diafan (tembus cahaya) pada transluminasi. Jika tidak dapat ditemukan karena besarnya hidrokel testis harus dicari disebelah dorsal karena testis terletak di ventral epididimis sehingga tunika vaginalis berada disebelah depan. Bila ada hidrokel, testis dengan epididimis terdorong ke dorsal oleh ruang tunika vaginalis yang membesar. Hidrokel testis mungkin membesar atau mungkin besar sekali. (Sylvia A. Price,. Lorraine M. Wilson,. Patofisiologi volume 2 & Ilmu Bedah ) Hidrokel dapat disebabkan oleh rangsangan patologik seperti radang atau tumor testis. Hidrokel dapat dikosongkan dengan pungsi, tetapi sering kambuh kembali. Pada operasi, sebagian besar dinding dikeluarkan. Kadang ditemukan hidrokel terbatas di funikulus spermatikus yang berasal dari sisa tunika vaginalis di dalam funikulus, benjolan tersebut jelas terbatas dan bersifat diafan pada transluminasi. Pada pungsi didapatkan cairan jernih. (Purnomo, Basuki B., Dasar-Dasar Urologi, edisi kedua, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang, 2003 & journal e medicine)

Gambar : hidrokel (Keith L moore, Anne MR. Agur., Essential Clinical Anatomy, Third Edition)

4

[Type text]

II.3. Etiologi Penyebab hydroceles banyak sekali. Pada anak-anak, hydroceles kebanyakan dari jenis berkomunikasi, di mana patensi dari prosesus vaginalis memungkinkan cairan peritoneum mengalir ke skrotum, terutama selama valsava. ( journal e medicine) Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena : 1. Belum sempurnannya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran cairan peritoneum ke prosesus vaginalis. (Purnomo, Basuki B., Dasar-Dasar Urologi, edisi kedua, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang, 2003 & A. Price,. Lorraine M. Wilson,. Patofisiologi volume 2 ) Belum sempurnannya sistem limfatik didaerah skrotum dalam melakukan reabsorbsi cairan hidrokel.(Purnomo, Basuki B., DasarDasar Urologi, edisi kedua, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang, 2003 & e medicine & A. Price,. Lorraine M. Wilson,. Patofisiologi volume 2) Pada bayi laki-laki hidrokel dapat tejadi mulai dari dalam rahim pada usia kehamilan 28 minggu, testis turun dari rongga perut bayi kedalam skrotum,dimana setiap testis ada kantong yang mengikutinnya sehingga terisi cairan yang mengelilingi testis tersebut.(Purnomo, Basuki B., Dasar-Dasar Urologi, edisi kedua, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang, 2003 & A. Price,. Lorraine M. Wilson,. Patofisiologi volume 2)

2.

3.

4. Pada orang dewasa,hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan sekunder. Penyebab sekunder dapat terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau epididimis yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi cairan dikantong hidrokel. Kelainan pada testis itu mungkin suatu tumor, infeksi atau trauma pada testis atau epididimis. Kemudian hal ini dapat menyebababkan produksi cairan yang berlebihan oleh testis, maupun obstruksi aliran limfe atau vena didalam funikulus spermatikus. (Purnomo, Basuki B., Dasar-Dasar Urologi, edisi kedua, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang, 2003 & A. Price,. Lorraine M. Wilson,. Patofisiologi volume 2)

5

[Type text]

II.4. Gambaran Klinis Pasien mengeluh adanya benjolan di kantong skrotum yang tidak nyeri. Pada pemeriksaan fisis di dapatkan adanya benjolan di kantong skrotum dengan konsistensi kistus dan pada pemeriksaan penerawangan menunjukkan adanya transluminasi. Pada hidrokel yang terinfeksi atau kulit skrotum yang sangat tebal kadang-kadang sulit melakukan pemeriksaan ini, sehingga harus di bantu dengan pemeriksaan ultrasonografi. (Purnomo, Basuki B., DasarDasar Urologi, edisi kedua, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang, 2003 )

II.5. Klasifikasi Menurut letak kantong hidrokel terhadap testis : a. Hidrokeltestis Kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis sehingga testis tidak dapat diraba. Pada anamnesis, besarnya kantong hidrokel tidak berubah sepanjang hari. (Purnomo, Basuki B., Dasar-Dasar Urologi, edisi kedua, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang, 2003 ) b. Hidrokelunikulus Kantong hidrokel berada difunikulus yaitu terletak disebelah kranial dari testis, sehingga pada palpasi, testis dapat diraba dan berada diluar kantong hidrokel. Pada anamnesis kantong hidrokel besarnya tetap sepanjang hari. (Purnomo, Basuki B., Dasar-Dasar Urologi, edisi kedua, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang, 2003 ) Hidrokel komunikan Terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan rongga peritoneum sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritoneum. Pada anamnesis kantong hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yaitu bertambah pada saat anak menangis. Pada palpasi kantong hidrokel terpisah dari testis dan dapat dimasukkan kedalam rongga abdomen. (Purnomo, Basuki B., Dasar-Dasar Urologi, edisi kedua, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang, 2003 & Journal e medicine)

c.

6

[Type text]

II.6. Terapi Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun dengan harapan setelah prosessus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh sendiri, tetapi jika hidrokel masih tetap ada atau bertambah besar perlu dilakukan koreksi. (Purnomo, Basuki B., Dasar-Dasar Urologi, edisi kedua, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang, 2003) Untuk mengelurkan cairan berlebihan dari tunika vaginalis dilakukan tindakan yang disebut penyedapan hidrokel, yaitu memasukan trokar halus dan kanula melalui kulit skrotum. Beberapa bagian yang dapat ditembus oleh kanula sebagai berikut : a. Cutis b. M. Dartos dan stratum membranosum fascia superficialis (fascia Collesi) c. Fascia spermatika eksterna d. Fascia cremasterika e. Fascia spermatika interna f. Lamina parietalis tunica vaginalis (Richard S. Snell., Anatomi Klinik, edisi 6, EGC) Tindakan untuk mengatasi cairan hidrokel adalah dengan aspirasi dan operasi. Aspirasi cairan hidrokel tidak dianjurkan karena selain angka kekambuhannya tinggi, kadang kala dapat menimbulkan penyulit berupa infeksi. Beberapa indikasi untuk melakukan operasi pada hidrokel adalah : 1. 2. 3. Hidrokel yang besar, sehingga dapat menekan pembuluh darah. Indikasi kosmetik. Hidrokel permagna yang dirasakan terlalu berat dan mengganggu pasien dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari. (Purnomo, Basuki B., Dasar-Dasar Urologi, edisi kedua, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang, 2003 )

7

[Type text]

II.7. Patofisiologi Patofisiologi hydroceles membutuhkan ketidakseimbangan produksi dan penyerapan cairan skrotum. Ketidakseimbangan ini dapat dibagi lebih lanjut ke sumber fluida eksogen atau produksi cairan intrinsik. Atau, hydroceles dapat dibagi menjadi orang-orang yang mewakili komunikasi terus-menerus dengan rongga perut dan yang tidak. Ekses cairan dari sumber eksogen (perut) di hydroceles berkomunikasi, sedangkan hydroceles noncommunicating mengembangkan cairan skrotum meningkat dari normal shift cairan intrinsik skrotum. ( Journal e medicine) Hidrokel adalah pengumpulan cairan pada sebagian prosesus vaginalis yang masih terbuka. Kantong hidrokel dapat berhubungan melalui saluran mikroskopis dengan rongga peritoneum dan berbentuk katup dengan demikian cairan dari rongga peritoneum dan berbentuk katup. Dengan demikian cairan dari rongga peritoneum dapat masuk kedalam kantong hidrokel dan sukar kembali ke rongga peritoneum. Pada kehidupan fetal,prosesus vaginalis dapat berbentuk kantong yang mencapai skrotum. Ujung bawah kantong ini mengelilingi testis dan disebut tunika vaginalis. Apabila terjadi atrofi pada ujung proksimal dan tengah sehingga bagian distal yang mengelilingi testis tetap terbuka, maka terjadi hidrokeltestikularis. Hidrokel dapat ditemukan dimana saja sepanjang funikulus spermatikus,juga dapat ditemukan disekitar testis yang terdapat dalam rongga perut pada udensensus testis. Hidrokel infantilis biasanya akan mengulang dalam tahun pertama, umumnya tidak memerlukan pengobatan, jika secara klinis tidak disertai hernia inguinalis, tidak memerlukan pengobatan. Hidrokel testis dapat meluas keatas atau berupa beberapa kantong yang saling berhubungan sepanjang prosesus vaginalis peritoneum. Hidrokel akan tampak lebih besar dan kencang pada sore hari karena banyak cairan yang masuk dalam kantong sewaktu anak dalam posisi tegak,tapi kemudian akan mengecil pada esok paginya setelah anak tidur semalaman. ( Journal e-medicine & Keith L. Moore,. Anne M. R. Agur,. Anatomi klinis dasar ) Pada orang dewasa hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan sekunder. Penyebab sekunder terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau epididimis yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi ciran di kantong hidrokel. Kelainan tersebut mungkin suatu tumor, infeksi atau trauma pada testis atau epididimis. Dalam keadaan normal ciran yang berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi dalam

8

[Type text]

sistem limfatik. (Jaournal e-medicine & Purnomo, Basuki B., Dasar-Dasar Urologi, edisi kedua, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang, 2003)

II.8. Diagnosa II.8.A. Anamnesis Pada anamnesis keluhan utama pasien adalah adanya benjolan dikantong skrotum yang tidak nyeri, biasanya pasien mengeluh benjolan yang berat dan besar di daerah skrotum. Benjolan atau masa kistik yang lunak dan kecil pada pagi hari membesar serta tegang pada malam hari. Tergantung dari jenis hidrokel biasannya benjolan tersebut berubah ukuran atau volume sesuai waktu tertentu. Pada hidrokel testis besarnya kantong hidrokel tidak berubah sepanjang hari. Pada hidrokel funikulus kantong hidrokel besarnya tidak berubah sepanjang hari. Pada hidrokel komunikan,kantong hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yang bertambah besar pada saat anak menangis pada riwayat penyakit dahulu,hidrokel testis bisa disebabkan oleh penyakit seperti infeksi atau riwayat trauma pada testis.

II.8.B. Pemeriksaan fisik Pada inspeksi skrotum akan tampak lebih besar dari yang lain. Palpasi pada skrotum yang hidrokel terasa ada fluktuasi, dan relativ kenyal atau lunak tergantung pada tegangan didalam hidrokel, permukaan biasannya halus. Palpasi hidrokel seperti balon yang berisi air. Bila jumlah cairan minimum, testis relatif mudah diraba,s edangkan bila cairan yang terkumpul banyak, testis akan sulit diraba. Juga penting dilakukan palpasi korda spermatikus diatas insersi tunika vaginalis. Normalnya korda spermatikus tidak terdapat penonjolan. Langkah diagnostik yang paling penting adalah transiluminasi massa hidrokel dengan cahaya di dalam ruang gelap. Hidrokel berisi cairan jernih, straw-colored dan mentransiluminasi (meneruskan) berkas cahaya. Kegagalan transiluminasi dapat terjadi akibat penebalan tunika vaginalis karena infeksi kronik atau massa di skrotum tersebut bukan hidrokel. Hidrokel biasanya menutupi seluruh bagian dari testis. Jika hidrokel muncul antar 18 35 tahun harus dilakukan aspirasi. Massa kistik yang terpisah dan berada di pool atas testis dicurigai spermatokel. Pada aspirasi akan didapatkan cairan kuning dari massa skortum. Berbeda

9

[Type text]

dengan spermatokel, akan didapatkan cairan berwarna putih, opalescent dan mengandung spermatozoa. ( journal e medicine )

II.9. DIAGNOSIS BANDING Secara umum adanya pembengkakan skrotum memberikan gejala yang hampir sama dengan hidrokel, sehingga sering salah terdiagnosis. Oleh karena itu diagnosis banding hidrokel adalah : II.9.A.Varikokel Adalah varises dari vena pada pleksus pampiniformis memanjang dan melebar, akibat gangguan aliran darah balik vena spermatika interna. Gangguan ini lazim ditemukan pada remaja dan dewasa muda, dan lebih sering pada sisi kiri, hal ini terjadi diperkirakan karena vena testicularis dextra bermuara ke vena cava inferior yang mempunyai tekanan lebih rendah, sedangkan vena testicularis sinistra bermuara ke vena renalis sinistra yang mempunyai tekanan vena lebih besar. Varikokel dapat menyebabkan keluhan testis terasa berat. (Richard S. Snell. , Anatomi Klinik, edisi 6 ,jakarta EGC & Sylvia A. Price,. Lorraine M. Wilson,. Patofisiologi volume 2)

Gambar : varikokel testis pada scrotum

10

[Type text]

II.9.B. Torsio Testis Adalah keadaan dimana funikulus spermatikus terpuntir sehingga terjadi gangguan vaskularisasi dari testis yang dapat berakibat terjadinya gangguan aliran darah daripada testis. Torsio testis lazim terjadi pada pria muda dan anak-anak, dan disertai rasa nyeri yang hebat (Richard S. Snell. , Anatomi Klinik, edisi 6 ,jakarta EGC & Keith L moore, Anne MR. Agur., Essential Clinical Anatomy, Third Edition & Sylvia A. Price,. Lorraine M. Wilson,. Patofisiologi volume 2 )

Gambar : Torsio testis

II.10. TERAPI Hidrokel biasanya tidak berbahaya dan pengobatan biasanya baru dilakukan jika penderita sudah merasa terganggu atau merasa tidak nyaman atau jika hidrokelnya sedemikian besar sehingga mengancam aliran darah ke testis. Pengobatannya bisa berupa aspirasi (pengisapan cairan) dengan bantuan sebuah jarum atau pembedahan. Tetapi jika dilakukan aspirasi, kemungkinan besar hidrokel akan berulang dan bisa terjadi infeksi. Setelah dilakukan aspirasi, bisa disuntikkan zat sklerotik tetrasiklin, natrium tetra desil sulfat atau urea, untuk menyumbat/menutup lubang di kantung skrotum sehingga cairan tidak akan tertimbun kembali. Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun dengan harapan setelah prosesus vaginalis

11

[Type text]

menutup, hidrokel akan sembuh sendiri, tetapi jika hidrokel masih tetap ada atau bertambah besar perlu dipikirkan untuk dilakukan koreksi. Beberapa indikasi untuk melakukan operasi pada hidrokel adalah : 1. 2. Hidrokel yang besar sehingga dapat menekan pembuluh darah. Hidrokel permagna yang dirasakan terlalu berat dan mengganggu pasien dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari.

Tindakan pembedahan berupa hidrokelektomi. Pengangkatan hidrokel bisa dilakukan anestesi umum ataupun regional (spinal).

II.11.KOMPLIKASI

1. Kompresi pada peredaran darah testis 2. Jika dibiarkan, hidrokel yang cukup besar mudah mengalami trauma dan hidrokel permagna bisa menekan pembuluh darah yang menuju ke testis sehingga menimbulkan atrofi testis. 3. Perdarahan yang disebabkan karena trauma dan aspirasi

12

[Type text]

BAB III PENUTUP

I. KESIMPULAN

Dari uraian dan penjelasan mengenai Hidrokel Testis diatas, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu:

1. Hidrokel Testis adalah penumpukan cairan yang berlebihan di antara lapisan parietalis dan visceralis tunika vaginalis yang sebagian besar kasus ditemukan pada anak-anak usia 0-12 bulan dan jarang pada dewasa.

2. Mekanisme terjadinya hidrokel testis pada anak yaitu belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis dan belum sempurnanya sistem limfatik dalam reabsorbsi, sedangkan pada dewasa disebabkan oleh factor idiopatik dan adanya kelainan pada testis atau epididimis.

3. Diagnosis Hidrokel Testis ditegakkan melalui anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang berupa USG.

4. Penatalaksanaan Hidrokel Testis terbagi menjadi observasi untuk anak usia 0-12 bulan, aspirasi dan tindakan operatif yang ditinjau dari factor usia dan risiko terjadinya rekurensi.

5. Hidrokel testis dapat menimbulkan komplikasi berupa kompresi peredaran darah testis, atrofi testis, perdarahan, dan sekunder infeksi

13

[Type text]

DAFTAR PUSTAKA

1. Purnomo, Basuki B., Dasar-Dasar Urologi, edisi kedua, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang, 2003 : 140-145, 186 2. Keith L. Moore,. Anne M. R. Agur,. Anatomi klinis dasar 3. Keith L. Moore,. Anne M. R. Agur,. Anatomi klinis dasar 4. Sjamsuhidajat R. dan Jong W.D., Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 4, Jakarta, EGC, 1997 6. Richard S. Snell, Anatomi Klinik, edisi 6, Jakarta EGC 7. Keith L moore, Anne MR. Agur., Essential Clinical Anatomy, Third Edition 8. Patrick W. Tank., Grants Dissector, Lippincott

14