isi - edit 1

download isi - edit 1

of 34

Transcript of isi - edit 1

LAPORAN PRAKERIN 2010BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKegiatan prktek kerja industri (PRAKERIN) merupakan kegiaatan yang wajib diikuti oleh Siswa Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu syarat mengikuti Ujian Nasional (UN). Kegiataan prakerin ini dimaksudkan untuk memberikan pengalaman dan pengetahuan kepada siswa-siswi agar dapat mengetahui tentang suatu kegiatan pada suatu lembaga atau perusahaan yang masih berkaitan dengan hasil pertanian. Kegiatan PRAKERIN juga merupakan salah satu sarana peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM).Selaras dengan kebijakan Kementerian Pendidikan Nasional tentang relevansi pendidikan dengan kebutuhan pembangunan, maka proses pendidikan di SMK harus memperhatikan lingkungan dan kebutuhan dunia kerja khususnya dunia usaha dan dunia industri. Dunia kerja dimasa mendatang secara selektif akan menjaring calon tenaga kerja yang benar-benar professional pada bidangnya, karena dengan persaingan global akan makin terbuka bagi tenaga kerja asing untuk memasuki atau menguasai dunia kerja di Indonesia.Salah satu upaya peningkatan Kompetensi SDM khususnya pendidikan di SMK adalah melalui program praktik kerja industri (Prakerin) yang merupakan sarana penting bagi pengembangan diri dan kemampuan berwirausaha, serta kemandirian bagi lulusan pada bidangnya.Salah satu bidang usaha yang berada di masyarakat adalah pembibitan tanaman perkebunan. Pembibitan tanaman merupakan kelompok agrobisnis yang sangat potensial untuk dikembangkan karena keadaan geografis yang mendukung, memiliki nilai ekonomi yang tinggi, dapat dikelola masyarakat secara luas, dan permintaan pasar cenderung meningkat.Sesuai dengan hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk melakukan praktik kerja industri di bidang pembibitan tanaman perkebunan.

1.2 Tujuan Pelaksanaan PrakerinPraktik kerja industri bertujuan agar siswa memiliki jiwa dan semangat wirausaha serta mempunyai kompetensi mengelola suatu usaha di bidang pertanian secara professional dengan memperhatikan situasi kondisi dan potensi wilayah. Memantapkan dan mengembangkan wawasan dan kompetensi siswa dalam berusaha tani yang berorientasi agribisnis yang dilandasi sikap mental disiplin, kerjasama dan tanggung jawab yang tinggi. Melatih siswa menyesuaikan diri dan berkomunikasi dengan masyarakat, khususnya petani agar menjadi mitra kerja yang mampu menyebarkan teknologi pertanian. Melatih siswa untuk melakukan kegiatan di unit usaha tani dan di dunia industri yang berhasil dalam pengelolaannya.

1.3 Sasaran Secara umum prakerin mempunyai beberapa sasaran, dengan adanya prakerin siswa dapat memperdalam ilmu dibidang pertanian khususnys di pembibitan tanaman, dan juga siswa mampu mengaplikasikan teori dan praktek ulang yang diperoleh di sekolah. Selain itu ada beberapa sasaran dalam prakerin diantaranya yaitu, mampu atau dapat menerapkan berbagai keterampilan praktek kerja, mampu atau dapat memperdalam ilmu atau pengalaman, mampu menerapkan ilmu yang didapat. Kemudian setelah melaksanakan kegiatan prakerin ini diharapkan siswa lebih berpengalaman dalam bekerja.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembibitan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis)Pembibitan merupakan awal kegiatan lapangan yang harus dimulai 14 bulan sebelum penanaman di lapangan. Penjadwalan yang tepat perlu dilakukan karena keterbatasan yang mungkin dialami seperti ketersediaan kecambah oleh balai produksi benih, musim tanam, ketersediaan tenaga dan lain-lain.Persemaian kecambah hendaknya dimulai 3-6 bulan sebelum kegiatan pembibitan. (Anonim, 2003).

2.1.1 Benih unggulBeberapa ciri yang dapat digunakan untuk menandai kecambah yang dikategorikan baik dan layak untuk ditanam (Yan Fauzi, 2006) adalah sebagai berikut:1. Warna radicula (calon akar) kekuningan, sedangkan plumula (calon batang) keputih-putihan.2. Ukuran radicula (calon akar) lebih panjang dari pada plumula (calon batang).3. Pertumbuhan radicula (calon akar) dan plumula (calon batang) lurus dan berlawan arah.4. Panjang maksimum radicula (calon akar) 5cm sedangkan plumula 3cm.

2.1.2 Sistem pembibitanPada dasarnya sistem pembibitan dikenal dua sistem, yaitu sistem pembibitan tahap ganda (double stage system) dan sistem pembibitan tahap tunggal (single stage system). Pada penerapan sistem tahap ganda, penanaman bibit dilakukan sebanyak dua kali. Tahap pertama disebut pembibitan pendahuluan (pre-nursery), yaitu kecambah ditanam dengan menggunakan plastik polybag kecil sampai bibit berumur 3 bulan, kemudian tahap kedua bibit tersebut ditanam ke pembibitan utama (main nursery) yang menggunakan polybag berukuran besar (4050 cm) selama 9 bulan. Pada sistem tahap tunggal, bibit langsung ditanam didalam polybag besar hingga berumur 12, bulan tanpa harus ditanam didalam polybag kecil.Namun sistem pembibitan tahap tunggal (single stage system) jarang diterapkan, karena sistem dua tahap memberikan faedah atau manfaat yang lebih baik dari sistim satu tahap. Adapun manfaat- manfaatnaya adalah sebagai berikut:1. Pada pembibitan awal, bibit-bibit muda tersebut terkumpul dalam satuan luas yang lebih kecil, sehingga pengawasan, pemeliharaan, pemupukan, pemberantasan hama/penyakit dan lain-lain mudah dan murah.2. Kemungkinan mati, sakit atau shock waktu pemindahan akan terhindar.3. Dengan adanya seleksi bibit sebelum dipindahkan kepembibitan utama yang berkisar 5-10% maka keperluan tanah dan kantong plastik dapat dikurangi.4. Karena bibit muda ini akan ditinggal selama 2-3 bulan dipembibitan awal maka waktu yang tersedia untuk mempersiapkan pembibitan utama cukup panjang dan tidak terburu-buru.

1. Pembibitan Awal (pre-nursery)Tahap-tahap pekerjaan yang harus dilaukan dalam pembibitan awal yaitu:a. Pemilihan TempatLokasi pembibitan awal, sebaiknya juga merupakan lokasi pembibitan utama. Beberapa syarat penting dalam pemilihan lokasi ini adalah sebagai berikut, yaitu memiliki sumber air yang cukup, tersedia sepanjang tahun dan tidak kebanjiran. Tidak terlalu jauh dari lokasi penanaman, areal rata atau areal berombak dengan drainase yang baik dan lokasi strategis sehingga pengawasan/pengontrolan mudah dilakukan, serta terjaga dari sumber-sumber hama/penyakit atau gangguan dari binatang liar.b. Pembuatan BedenganBedengan dibuat di areal yang telah diratakan (di petak), diberi dinding papan atau bambu setinggi polybag (20-25 cm) agar polybag dapat tersusun tegak. Ukuran bedengan adalah lebar 1,2 m, panjang sesuai kebutuhan (maksimal 10 m), tinggi atap/naungan 2-2,5 m dan diantara bedengan dipisahkan dengan jarak 0,7-0,8 m untuk jalan dan pembuangan air. Arah bedengan Utara-Selatan. Dasar bedengan dibuat lebih tinggi dari permukaan tanah petakan dan diberi lapisan pasir setebal 3-5 cm untuk memperlancar drainase.c. Pembuatan Naungan (pelindung) Bibit muda membutuhkan naungan untuk mencegah timbulnya kerusakan karena sinar matahari maupun hujan terlalu deras. Pelindung harus dibuat arah Utara-Selatan dan atapnya miring kebarat dan menghadap timur untuk mendapatkan cahaya matahari pagi. Jenis naungan yang digunakan adalah daun kelapa sawit, daun nipah, rumbai atau bahan lain yang layak sebagai naungan.b. Media Tanah dan PengisiannyaTanah yang digunakan untuk mengisi polybag adalah tanah lapisan atas atau top soil dari kedalaman 0-10 cm, yang diambil dari pembibitan itu sendiri atau areal lain yang telah diayak dengan ram kawat yang berukuran kurang lebih 0,5 cm, sehingga terbebas dari akar-akaran, batu-batuan dan benda lain. Tanah yang dianjurkan adalah tanah yang mengandung cukup banyak organik, berpasir 20-30% dan berliat. Pengisian harus penuh dipadatkan secukupnya agar tidak terjadi rongga-rongga atau kantong air. Polybag yang telah diisi tanah, disusun dalam bedengan kemudian disiram sampai jenuh.Polybag yang digunakan adalah polybag dengan ukuran rata (layflat) lebar 14 cm, dan tinggi 22 cm. Bagian bawah polybag kurang lebih setengah bagian dilubangi berkeliling dengan diameter 0,3 cm sebanyak dua baris.c. Penanaman KecambahSeminggu sebelum ditanam polybag yang telah diisi harus disiram setiap hari. Kecambah harus ditanam paling lama 5 hari setelah diterima, disimpan di tempat teduh, tidak terkena sinar matahari langsung. Menanam kecambah harus dilakukan dengan hati-hati. Radicula (akar) ditandai dengan bentuknya yang tumpul, kasar, kecoklatan, sedangkan Plumula (bakal daun) bentuknya seperti tombak, halus dan bewarna putih kekuningan. Lubang tanam dibuat dengan luju kecil sedalam 2-3 cm ditengah polybag. Kecambah diletakan denga radicula disebelah bawah dan ditutup dengan tanah setebal 1-1,5 cm.a. PenyiramanPenyiraman dilakukan 2 kali sehari pagi dan sore. Bila hujan tiba, bibit tidak boleh disiram. Penyiangan gulma, gulma yang di polybag dicabut dengan tangan, kegiatan ini dilakukan 2 minggu sekali. Pemupukan, Pupuk diberikan apabila bibit telah berumur 4 minggu, jenis pupuk yang diberikan antara lain, pupuk urea atau pupuk majemuk dan diberikan 1 minggu sekali.b. Seleksi Bibit,Seleksi bibit dilakukan pada bibit abnormal yang disebabkan karena faktor genetis, kesalahan kultur teknis dan gangguan oleh hama/penyakit.

2. Pembibitan Utama (main nursery)Pembibitan utama merupakan tahap kedua dari sistim pembibitan dua tahap. Di pembibitan ini bibit dipelihara dari umur 3-12 bulan. Tahap-tahap pembibitan utama:a. Pemilihan lokasiPemilihan lokasi ini meliputi, dekat dengan sumber air, letak tidak terlalu jauh dengan lokasi penanaman, areal datar, keamanan terjamin dari binatang ternak, dan terhindar dari hama/penyakit.b. Persiapan penanamanTahap pertama dalam persiapan penanaman adalah persiapan polybag. Polybag yang digunakan adalah jenis Pholythilene (PE) bewarna hitam dengan ukuran 40 cm 50 cm 0,2 mm.Tahap yang kedua adalah pengisian tanah, setiap polybag berisi 0,006 m. Tanah harus bebas dari sisa kayu, sisa akar-akaran, batu-batuan, bertekstur baik dengan komposisi tanah 20-30% pasir dan berliat atau tanah dicampur dengan sekam yang sudah dicampur dengan pupuk kandang. Pengisian tanah diusahakan jangan terlalu penuh, hal ini bertujuan agar air maupun pupuk tidak melimpah keluar.c. PengajiranTahap yang ketiga adalah pengajiran, pengajiran dilakukan sebelum penyusunan polybag dengan menggunakan ajir bambu. Jarak tanam yang digunakan 70 cm 70 cm 70 cm untuk bbit yang yang dipelihara sampai umur 10 bulan dan jarak tanam 90 cm 90 cm 90 cm untuk bibit pelihara sampai umur 12 bulan.d. Menanam BibitSebelum bibit dipindah ke pembibitan utama, tanah dalam plybag harus disiram lebih dulu. Membuat lubang di tengah polybag besar dengan alat pembuat lubang, Ukuran lubang sedikit sedikit lebih besar dari polybag kecil yang akan dipindahkan. Penanaman diakhiri dengan penyiraman.e. PenyiramanTahap yang kelima adalah penyiraman, penyiraman dilakukan dua kali sehari, kebutuhan air tergantung pada umur bibit. Umur 3-6 bulan membutuhkan 2-3 ltr/phn/hari, sedangkam untuk bibit berumur 6-12 bulan membutuhkan 3-5 ltr/phn/hari.

f. PemupukanTahap yang keenam adalah pemupukan, bibit kelapa sawit sangat cepat pertumbuhannya dan membutuhkan cukup banyak pupuk. Pemupukkan hendaknya dilakukan sebelum penyiraman dan setelah pemupukan baru disiram.g. PenyianganTahap yang terakhir adalah penyiangan gulma, penyiangan yang perlu dilakukan adalah penyiangan gulma yang tumbuh didalam polybag. Pengendalian gulma didalam polybag dapat dilakukan secara manual. (Anonim, 2003).h. Pengendalian Hama dan Penyakit HamaJenis-jenis hama yang menyerang di pembibitan Main Nursery antara lain: Tikus (Ratus-ratus homaicus sp)Di pembibitan main nursery tikus menyerang bagian pucuk daun bibit, dan apabila menyerang titik tumbuh dapat membuat bibit menjadi kerdil. Cara pemberantasannya dapat dilakukan dengan sanitasi lingkungan seperti pembersihan gulma secara biologis dengan predator kucing dan burung hantu (Anonim, 1998). Belalang (Valanga nigricornis)Gejalanya yaitu, daun tidak utuh dengan bagian tepinya tampak bekas gigitan, teutama pada daun muda dan dapat mematahkan bibit. Pengendalian dan pemberantasannya dapat dilakukan secara manual yaitu dengan cara memungut satu persatu lalu dibunuh dan secara chemis (kimiawi) dengan menggunakan insektisida sejenis decis, EC Sevin dan lain-lain (P.iyung, 2008). Ulat api (Setora nitens sp)Gejalanhya daun menjadi belubang atau habis sama sekali (tinggal tulang dan daun). Pengendalian dan penberantasannya dapat dilakukan secara manual, yaitu dengan cara membuang ulat api yang dijumpai pada daun lalu dibuang atau dibakar. Secara kimiawi dapat dilakukan dengan dengan menggunakan insektisida sejenis Decis, EC Sevin 85-5 dengan dosis 0,1-0,15% (P.iyung, 2008). Kutu daunKutu daun menyerang bagian perakaran dan daun sehingga menyebabkan helaian daun menjadi kuning pucat seperti kekurangan unsur hara nitrogen. Penyebabnya yaitu kutu Aphinds dan mealy bug. Pengendaliannya dilakukan dengan cara menyemprot unsektisida dipetak dengan bahan aktif Trikiofan (Anonim, 1998). Kumbang MalamGejalanhya helaian daun berlubang-ljubang. Diatas daun sering terdapat kotoran-kotoran kumbang, daun yang menyerang akan tampak kering dan secara umum pertumbuhan tanaman ini kurus. Cara pengendalian dan pemberantasannya yaitu pada hama Apogonia sp dapat dilakukan dengan penyemprotan thyotdant 0,2% atau menggunakan alat perangkap pada waktu malam hari.

PenyakitPenyakit yang sering menyerang di pembibitan main nursery antara lain sebagai berikut: Penyakit Daun Muda (Antrhachose)Gejalanya teradapat bercak-bercak disekeliling warna kuning yang merupakan batas antara daun yang sehat dan daun yang terserang, gejala lain yang tampak adalah adanya warna coklat dan hitam diantara tulang daun. Daun-daun yang terserang menjadi kering dan akhirnya mengalami kematian. Penyebabnya adalah Jamur (Meloncium eladis)Pengendalian dan pemberantasannya yaitu, serangga yang bersifat langsung dapat dlakukan tindakan pemangkasan pada bagian tajuk bibit yang terinfeksi. Secara kimiawi dapat dilakukan dngan fungisida berbahan aktif Zineb, dan sejenisnya konsentrasi 200-300 gr/100 liter air. Penyakit Tajuk (Crown disaese)Gejalanya yaitu, sebagian pelepah dan anak daun bengkok dan rapuh (pembusukan). Pengendalian dan pemberantasannya bisa dilakukan dengan cara mengurangi pemberian pupuk yang mengandung unsur hara nitrogen karena tanaman yang kelebihan Nitrogen akan rentan terhadap serangan virus. Bercak Daun (Black Spot)Gejalanya terdapat bercak-bercak kuning kecoklatan pada daun. Penyebabnya adalah jamur Calvularia sp dan helminthosporium sp. Pengendalian dan pemberantasannya dapat dilakukan secara manual, yaitu dengan cara memangkas atau menggunting daun yang sakit dengan mengunakan gunting pangkas Penyakit Akar (Blast)Gejalanya terdapat pada daun dan ditandai dengan kusamnya warna daun, kemudian menjadi layu kekunin-kuninganyang menyebar dari bagian ujung tanaman. Lama-kelamaan, menjadi kering dan daun berubah menjadi merah kecoklatan seperti kebakar. Penyebabnya dalah Jamur Rhizoktonia sp dan Phytium sp.Pengendalian dan pemberantasannya dapat dilakukan secara kimiawi, yaitu dapat dikendalikan menggunakan fungisida berbahan aktif Manozeb yaitu Dhitane M-45 dengan konsentrasi 0,2-0,75 % dengan dosis 20 gram/4 liter air (P. iyung, 2008)

2.2 Pembibitan Murbei (Morus sp)Menurut Nazarudin dan Nurcahyo (1992), bibit tanaman murbei dapat diperoleh secara generatif yaitu menggunakan biji, dan dapat diperoleh secara vegetatif yaitu dengan stek batang. Bila ingin membibitkan biji, pilihlah biji dari tanaman induk yang baik. Tanaman induk harus subur, kuat, bebas hama penyakit, produksi daunnya tinggi serta ukuran daunnya lebar-lebar. Sedangkan perbanyakan vegetatif lebih banyak dilakukan dengan stek batang. Sebaiknya stek batang berasal dari pohon induk yang umurnya lebih dari satu tahun, bebas penyakit, segar, tegak, produksi daunnya tinggi serta ukuran daunnya lebar-lebar. Kita boleh memilih satu dari dua cara tersebut, akan tetapi cara yang banyak dipilih adalah stek. Cara ini banyak dipilih karena mempunyai banyak kelebihan, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Bahan stek mudah dicari.2. Lebih cepat dipanen.3. Sifatnya akan sama dengan induknya.4. Bibit generatif boleh digunakan asal bibit tersebut dari benih yang unggul.

2.2.1 Syarat stek murbei bermutuUntuk mendapatkan stek muurbei yang bermutu, ada beberapa hal yang harus dipenuhi, yaitu Umur pohon induk minimal satu tahun (malang fisiologis), umur cabang atau ranting 4 5 bulan, diameter 1 2 cm, warna batang coklat, panjang stek 20 cm dan memiliki 3 4 mata tunas.

2.2.2 PersemaianPersemaian dapat dilakukan dengan kantong plastik (polybag) atau dengan bedengan.a. Persemaian dengan PolybagTahap-tahap persemaian dengan polybag adalah sebagai berikut, polybag yang digunakan berukuran panjang 25 30 cm dan lebar 15 cm, polybag dilubangi pada sudut kiri bawah dan kanan bawah serta tengah, polybag diisi dengan campuran tanah dan pupuk kandang sampai 1 2 cm dari bagian atas polybag, polybag diletakan dan diatur dalam bedengan berukuran 5 1 m, stek ditanam dalam polybag dan baru dipindahkan ke lapangan sesudah tiga bulan. (Supriono Guntoro, 1994 ).

b. Persemaian dengan bedenganTahap-tahap persemaian dengan bedengan, yaitu tanah diolah sedalam 30 cm, satu atau dua kali, bersihkan rumput dan tanaman lain kemudian diratakan, dibuat bedengan ukuran (15 m), tanamkan stek pada tanah yang telah diolah, setelah berumur 2 3 bulan bibt dapat dipindahkan kelapangan dengan cara diputar. (Ahdiat, 2006)

BAB IIIMETODE PELAKSANAAN PRAKERIN

1.1 Waktu dan TempatKegiattan PRAKERIN dilakukan pada tanggal 11 januari 2010 sampai dengan 10 mei 2010 di PPPPTK Pertanian Cianjur yang terletak di Blok Pasir Lembu, Desa Sukajadi Kecamatan karang tengah Kabupaten Cianjur Jawa Barat dengan alamat Jalan Jangari Km 14. P.O BOX 138 Cianjur 43202 Telepon (0263) 285003, Fax. (0263) 285206.

1.2 Metode Metode pelaksanaan prakerin yang digunakan adalah metode, obsevasi, orientasi, diskusi, praktek langsung di lapangan, dan study pustaka.1.2.1 ObservasiObservasi merupakan pengamatan langsung untuk mendapatkan data yang kita butuhkan. Data yang kita butuhkan tersebut contohnya adalah dimana letak tempat untuk kita melaksanakan prakerin.

1.2.2 OrientasiMetode orientasi merupakan tahap awal atau perkenalan antara siswa dengan karyawan PPPPTK pertanian cianjur, khususnya karyawan yang berada di Departemen perkebunan dan Kehutanan atau pembimbing eksteren dan juga kepada siswa prakerin lainnya yang berada di Departemen Perkebuna.

1.2.3 DiskusiBiasanya diskusi ini dilakukan untuk membahas teori dan permasalahan yang timbul dilahan atau di lapangan.

1.2.4 Praktek Langsung DilapanganPeserta prakerin bekerja secara langsung dilapangan untuk mengikuti pelatihan langsung dibawah bimbingan pembimbing lapangan yang berpengalaman di bidangnya.

1.2.5 Study PustakaStudy pustaka merupakan salah satu kegiatan peserta prakerin untuk mendapatkan bahan yang dibutuhkan dalam penyelesaian tugas-tugas yang diberikan oleh pembimbing eksteren, selain itu study pustaka juga digunakan sebagai penyelesaian dalam pembuatan laporan.1.3 Pelaksanaan PrakerinKegiatan prakerin dilaksakan setiap hari senin sampai dengan hari jumat pada pukul 07.30 wib sampai dengan 11.30 dan pada pukul 13.30 sampai dengan 16.00 wib, kegiatan prakerin ini masih mengalami perubahan jika diperlukan.

BAB IVHASIL PRAKERIN DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil PPPPTK Pertanian Cianjur4.1.1 Sejarah PPPPTK Pertanian CianjurSejak diresmikan tanggal 9 Maret 1991 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) pertanian secara konsisten telah menerapkan tugas pokok dan fungsi sesuai dengan Kepmendikbud nomor:0529/0/1990, yaitu melaksanakan mutu dan kompetensi kerja guru dalam kaitannya dengan usaha peningkatan mutu pendidikan.Kemudian ditetapkan tanggal 13 Februari 2007 oleh Menteri Pendidikan Nasional, PPPG Pertanian di refungsionalisasi dan berubah namanya menjadi Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan atau PPPPTK pertanian sesuai dengan peraturan menteri pendidikan nasional nomor 8 tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan.Sehingga kedudukan PPPPTK pertanian kini menjadi unit pelaksana teknis dilingkungan Departemen Pendidikan Nasional di bidang pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan, yang bertanggungjawab penuh kepada Direktur Jendral Peningkatan Mutu pendidik dan Tenaga Kependidikan, yang bertugas melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan di bidang pertanian dan menyelenggarakan fungsi penyusunan program pengembangan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan, pengelolaan data dan informasi peningkatan kopetensi pendidik dan tenaga kependidikan, evaluasi program dan fasilitas peningkatan kopetensi pendidik dan tenaga kependidikan; dan pelaksanaan urusan administrasi PPPPTK Pertanian.

4.1.2 Visi dan MisiVisi PPPPTK Pertanian Cianjur adalah meraih kualitas hidup yang lebih baik dan menjemput kemakmuran bumi, melalui pembentukan insan profesional.Misi PPPPTK Pertanian Cianjur adalah sebagai berikut:a. Menyelenggarakan layanan fasilitas terstandarb. Melakukan pengkajian, pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan dalam perannya sebagai fungsi think tankc. Melakukan penjaminan mutu fasilitas pendidik dan tenaga kependidikand. Memberdayakan asosiasi pendidik dan tenaga kependidikan, dan pusat pembelajaran masyarakate. Memfasilitasi pemenuhan kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan.

4.1.3 Struktur OrganisasiStruktur organisasi inti PPPPTK Pertanian Cianjur mengacu pada Kepmendikbud no. 0529/1990. Struktur organisasi ini dapat dilihat pada lampiran . Tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Pertanian Cianjur yang terdiri dari:a. Tanggung jawab manajemen1) Perencanaan Kepala Bagian umum Bagian fasillitas Program dan informasi2) Analisis kebutuhan Seksi program Departemen Agribisnis3) Negosiasi dan penyepakatan kerjasama Devisi agribisnis Bidang program dan fasilitas Bidang umum

b. Realisisi produk1) Pelaksanaan fasilitas Bidang fasilitas Seksi penyelenggara Departemen terkait Sub bagian tata usaha dan rumah tangga Koordinator jabatan Fungsional sub bagian keuangan2) Pelaksanaan konsultasi Bidang fasilitas Devisi agribisnis Seksi evaluasi Koordinator jabatan fungsional3) Pengembangan Bidang program dan informasi Seksi program Seksi data dan informasi Departemenc. Manajemen Sumber Daya1) Sumber Daya Manusia Seksi penyelenggara Sub bagian tata laksana dan kepegawaian Koordinator jabatan fungsional Departemen2) Sumber Daya sarana dan prasarana Sub bagian tata usaha dan rumah tangga Departemen Seksi penyelenggara3) Sumber Daya keuangan Sub bagian keuangan Bendahara DIPA dan non DIPA

4) Out sourcing sumber daya Bidang fasilitas Devisi agribisnis Departemen Sub bagian tata usaha dan rumah tanggad. Evaluasi (pengukuran analisis dan perbaikan)1) Pengukuran dan analisis Kepala Wakil Manajemen Mutu (WMM) Seksi evaluasi Devisi agribisnis untuk institusi hasil kerjasama Departemen Sub bagian tata dan rumah tangga2) Perbaikan berlanjut, saran dan penanganan keluhan pelanggan Kepala Seksi evaluasi Penjaminan mutu/WMM Bidang fasilitas Bidang program dan informasi Bagian umum Departemen Devisi agribisnis

4.1.4 Keadaan Topografi PPPPTK Pertanian CianjurPPPPTK Pertanian Cianjur terletak di blok Pasir Lembu, desa Sukajadi, Kecamatan Karang Tengah, Kabupaten cianjur Jawa Barat, tepatnya di jalan Jangari KM 14 PO BOX 138 Cianjur 43202Terletak di tengah masyarakat yang sebagian besar mata pencahariannya petani dengan luas 54.4 Ha, pada ketinggian 280 dpl. Temperatur di daerah tersebut adalah 23C sampai 30C dengan curah hujan 2000-2500 mm/tahun, kelembaban udara 5.6-6.0, dan kemiringan mencapai 5-20%, kelembaban udara 80%. Berdasarkan penggolongan iklim menurut Schmidit dan Ferguson. PPPPTK Pertanian Cianjur termasuk tipe iklim A atau basah. Batas wilayah PPPPTK Pertanian Cianjur adalah sebagai berikut: Sebelah timur berbatasan dengan desa Bojong kecamatan Mande Sebelah barat berbatasan dengan desa Cikangkung kecamatan Mande Sebelah utara berbatsan dengan desa Bobojong kecamatan mande Sebalah selatan berbatasan dengan desa Cijeler kecamatan SukaluyuPada umumnya penduduk yang berada di sekitar PPPPTK pertanian cianjur bermata pencaharian di bidang pertanian khususnya bertani dan berternak. Mereka banyak mengusahakan padi sawah dan palawija. Tetapi, ada juga penduduk yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil di PPPPTK pertanian Cianjur. Pada umumnya mereka beragama islam.

4.1.4 Sarana dan PrasaranaPusat Pengembangan dan Pemberdayaan pendidik dan Tenaga Kependidika ( PPPPTK ) juga mempunyai sarana dan prasarana yang dapat membantu kita untuk meningkatkan mutu pendidikan menengah kejuruan pertanian. Adapun sarana dan prasarananya antara lain: Penginapan Sarana ibadah Tempat dan peralatan praktek Lahan uji coba Kandang Kolam Bengkel Sarana olah raga Ruang belajar Laboraturium Ruang partemuan Ruang makan Transportasi Hiburan Green house Perpustakaan dan Telecomference/Acess point/internet.Mengingat bahwa pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan dan latihan kejuruan pertanian tidak dapat lepas dari keterkaitannya dengan dunia kerja sektor pertanian, maka PPPPTK Pertanian Cianjur tidak hanya melayani dan berhubungan/bekerja sama dengan lembaga pelaksana pendidik menegah kejuruan pertanian, namun juga melayani dan berhubungan/bekerja sama dengan masyarakat umum ( industri, pengusaha, petani, dan peminat bidang pertanian) secara langsung.

4.2 Hasil Prakerin dan Pembahasan

4.2.1 Pembibitan kelapa sawit (Elaeis guineensis)Sistem pembibitan kelapa sawit yang kami lakukan pada saat prakerin adalah sistim pembibitan utama (main nursery), adapun tahap-tahap dalam sistim pembibitan utama adalah sebagai berikut:Yang pertama adalah pemilihan lokasi, dalam menetapkan lokasi pembibitan ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi diantaranya adalah dekat dengan sumber air, areal rata atau datar, apabila areal bergelombang hendaknya tanah tersebut diratakan dengan menggunakan alat berupa cangkul, areal tersebut harus bersih dari gulma dan terhindar dari hama dan penyakit. Setelah pemilihan lokasi selesai, tahap yang kedua adalah persiapan penanaman, penanaman dilakukan dengan polybag, dan ukuran polybag yang kami gunakan adalah 4050cm.Pengisian tanah, sebelum pengisian tanah, yang harus dilakukan adalah pengumpulan tanah, yaitu dengan cara mencangkul tanah atas dengan kedalaman kurang lebih 10 cm. Tanah digemburkan dan dibersihkan dari gulma atau sisa akar tanaman, setelah gembur tanah tersebut dicampur dengan sekam yang sudah dicampur dengan pupuk kandang. Perbandingan antara tanah dan sekam adalah 2:1, yaitu tanah 2 grobag (arco) dicampur dengan sekam 1 grobag (sekam yang sudah tercampur dengan pupuk kandang). Setelah keduanya tercampur rata, pengisian polybag dilakukan. Pengisian tanah diusahakan tidak terlalu penuh, yaitu 2 cm dari leher polybag dan polybag tersebut dilipat, hal ini untuk menjaga agar air maupun pupuk tidak melimpah keluar.Gambar 1. Pengisian tanahSetelah pengisian polybag sudah selesai lalu dilakukan pengajiran, pengajiran dilakukan sebelum penyusunan polybag, pengajirannya menggunakan bambu atau kayu yang lebih besar dari pada polybag kecil.Tahap yang selanjutnya adalah menanam bibit, sebelum bibit ditanam polybag disiram terlebih dahulu. bibit ditanam setelah polybag dirobek bagian bawah dan samping kemudian dengan hati-hati diletakan ditengah lubang agar tanah pada polybag kecil tidak pecah. Polybag kecil dengan hati-hati ditarik keluar, kemudian polybag beesar dipadatkan kembali. Setelah semuanya sudah siap, polybag besar disusun kelokasi pembibitan yang sudah disiapkan. Dengan jarak tanamnya 90 90 90 cm yang membentuk segitiga sama sisi.

Gambar 2. Menanam bibitAgar bibit tidak layu dan mati, bibit harus disiram. Penyiraman dilakukan dua kali sehari, yaitu pagi dan sore. Penyiramannya menggunakan sistim manual, yaitu dengan menggunakan gembor.Tahap yang terakhir adalah penyiangan, yang perlu dilakukan adalah penyiangan gulma yang tumbuh didalam polybag. Penyiangannya 2 minggu sekali, dengan hati-hati agar polybag tidak robek.Dari hasil prakerin yang kami lakukan, ada beberapa yang tidak sesuai dengan teori (tinjauan pustaka), yaitu pada saat prakerin sistim pembibitan awal (pre-nursery) tidak kami lakukan, karena di tempat prakerin tersebut tidak tersedianya benih kelapa sawit, melainkan bibit yang sudah berumur kurang lebih 3 bulan. Oleh karena itu sistim pembibitan yang kami lakukan adalah sistim pembibitan utama (main nursery). Selain itu, lokasi pembibitan juga jauh dari areal penanaman. Hal ini dikarenakan areal penanaman berjauhan dari tempat prakerin. Tempat yang jauh menyebabkan kurangnya pengontrolan atau pengawasan terhadap bibit. Apabila hal ini dilakukan, dikhawatirkan bibit tidak tumbuh dengan baik atau tumbuh abnormal.

4.2.2 Pembibitan Murbei (Morus sp)Sistim pembibitan murbei yang kami lakukan pada saat prakerin adalah sistim pembibitan dengan cara stek ( vegatatif ). Tahap awal membuat bibit vegetatif adalah persiapan bedengan. Bedengan untuk pembibitan harus benar-benar gembur dan halus, untuk itu maka dilakukan penggemburan sambil mencampur pupuk kandang. Banyaknya pupuk kandang yang diberikan adalah 1 kg pupuk kandang per meter lahan. Bedengan dibuat mengarah ke utara-selatan dengan panjang 21,5 m, lebar 1,2 m dan tinggi bedengan 20 cm serta jarak antara bedengan 30 cm.

Gambar 3. Bedengan tanaman murbeiTahap selanjutnya adalah pemotongan stek. Batang untuk stek minimal berumur 4 bulan dan diambil dari pohon induk yang telah berumur 12 bulan atau lebih. Batang stek diambil dari hasil pangkasan ke dua dengan diameter minimal 1 cm. Bagian batang yang diambil adalah bagian batang yang tumbuh atau bagian batang yang sudah berwarna coklat. Pemotongan stek dilakukan dengan golok yang tajam untuk menghindari rusaknya batang stek. Batang dipotong sepanjang 20 25 cm atau sekurang-kurangnya mempunyai 4 mata tunas. Potongan dilakukan miring yaitu dari atas tunas ke belakang tunas dengan kemiringan potongan 450. Stek harus segera disemai setelah dipotong-potong. Kalau terpaksa harus disimpan maka penyimpanan tidak boleh lebih dari 3 hari. Penyimpanan dilakukan di tempat lembab dan ditutup dedaunan.

Gambar 4. Batang stek murbei

Gambar 5. Pembibitan murbeiDi PPPPTK Pertanian Cianjur pembibitan Murbei tidak dilakukan di dalam polybag, melainkan di dalam bedengan. Hal ini dikarenakan di bedengan lebih praktis dan lebih murah (tidak mengeluarkan biaya untuk membeli polybag). Untuk ukuran bedengan, sebenarnya tidak harus 1,5 m tetapi tergantung pada kondisi lahan yang ada. Ukuran yang kami gunakan pada saat itu adalah panjang 21,5 m dan lebar 1,2 m. Lebar 1,2 m dengan pertimbangan untuk mempermudah penanaman. Jarak tanamnya 25 cm 25 cm, jarak tanam ini harus disesuaikan dengan perakaran.Bibit murbei dapat dipindah ke lapangan setelah berumur 3 bulan, cara pengambilan bibit dipotong atasnya kira-kira 50 cm. Kemudian bibit dibongkar tanpa menyertakan medianya, alasan tanpa media disertakan yaitu karena tingkat kematian pada tanaman murbei relatif rendah, kemudian sisakan akar tunggangnya 20 cm.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KesimpulanDari hasil pembahasan diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembibitan tanaman kelapa sawit dan murbei, mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk mendapatkan bibit yang seragam, memperoleh bibit yang siap tanam, mempersiapkan tanaman agar tanaman dapat beradaptasi dilapangan dan dapat mengurangi persentase kematian dilapangan.2. Syarat lokasi yang dianjurkan untu pembibitan, yaitu areal pembibitan harus datar, dekat dengan sumber air, letak tidak terlalu jauh dengan lokasi penanaman, keamanannya terjamin dan terjaga dari sumber hama dan penyakit.3. Dengan adanya pelaksanaan praktik kerja industri, siswa dapat memperoleh pengalaman yang nyata di lapangan, dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dan pembentukan mental yang tangguh dan sikap disiplin.

5.2 SaranAgar bibit tumbuh dengan baik, hendaknya kita melakukan perawatan secara intensif atau serius. Adapun perawatan yang harus kita lakukan dalam melakukan pembibitan yaitu, penyiraman, penyiangan gulma, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, dan penyulaman.Perlunya peningkatan tanggung jawab siswa dalam setiap kegiatan selama prakerin, dan diperlukannya aturan dan perencanaan prakerin yang lebih matang sebelum siswa melakukan prakerin.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2003. Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Kelapa Sawit. Bandung: PTP. NUSANATAR

Ian Rankine dan Thomas Fairhurst. 1998. Seri Tanaman Kelapa Sawit volume 1 Pembibitan. Medan: Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

Nanang Ahdiat, 2007. Bombyx mori, ulat penghasil sutera. Jakarta: PT. Sinergi.Nazarudin dan Nurcahyo. 1992. Petunjuk Teknis Budidaya Murbei (Morus sp). Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan.

Supriono Guntoro. 1994. Budidaya Ulat Sutra. Yogyakarta: PENERBIT KANSIUS (Anggota IKAPI).

Yan Fauzi dkk. 2006. Seri Agribisnis, Budidaya Kelapa Sawit. Jakarta: Penebar Swadaya.

10SMK NEGERI 3 SIAK