ISBN : 978-979-25-0224-4 -...
Transcript of ISBN : 978-979-25-0224-4 -...
Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif
Universitas Widyatama Bandung
19 Maret 2015
i
PROCEEDING Seminar Nasional – Universitas Widyatama
STRATEGI INDONESIA KREATIF Menghadapi ASEAN Economic Community 2015 Bandung - 19 Maret 2015
Penyunting :
Dr. Islahuzzaman, S.E., M.Si., Ak., CA. Prof. Dr. Davidescu Cristiana V.M., M.A Dr. Nuryaman, S.E., M.Si., Ak., CA. Sri Astuti Pratminingsih, S.E., M.A., Ph. D
Asisten Penyunting :
Puspita Sari, S.S., M.Hum. Arry Hutomo M.D.K.S.P, S.Si., M.T Arus Reka Prasetya, S.E., M.M Erly Sherlita,S.E., M.Si., Ak., CA Rienna Oktarina, S.T., MT. Budiman, Drs., M.M.Pd Suharyono, S.T.
Desain Sampul:
Rudy Farid,C.P., Drs., M.Ds. Penerbit :
Universitas Widyatama Jl. Cikutra No 204 A – Bandung
Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif
Universitas Widyatama Bandung
19 Maret 2015
ii
SEMINAR NASIONAL - UNIVERSITAS WIDYATAMA
Tema Seminar :
STRATEGI INDONESIA KREATIF Menghadapi ASEAN Economic Community 2015
Sub Tema
A. Kreativitas budaya: bahasa dan seni serta aspek komersialnya B. Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) C. Penerapan dan penggunaan teknologi maju secara efisien D. Teknologi Informasi dan E-commerce E. Hak Atas Kekayaan Intelektual F. Pengembangan ekonomi kreatif berbasis media desain
Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif
Universitas Widyatama Bandung
19 Maret 2015
iii
SAMBUTAN
Ketua Pelaksana Seminar Nasional
Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
KTT ke-12 ASEAN di Cebu bulan Januari 2007 telah menyepakati ”Declaration on the Acceleration of the Establishment of an ASEAN Community by 2015”. Dalam konteks tersebut, para Menteri Ekonomi ASEAN telah menginstruksikan Sekretariat ASEAN untuk menyusun ”Cetak Biru ASEAN Economic Community (AEC)” atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Cetak Biru MEA tersebut berisi rencana kerja strategis dalam jangka pendek, menengah dan panjang hingga tahun 2015 menuju terbentuknya integrasi ekonomi ASEAN, yaitu: Menuju single market dan production base (arus perdagangan bebas untuk sektor barang, jasa, investasi, pekerja terampil, dan modal); Menuju penciptaaan kawasan regional ekonomi yang berdaya saing tinggi (regional competition policy, IPRs action plan, infrastructure development, ICT, energy cooperation, taxation, dan pengembangan UKM); Menuju suatu kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata (region of equitable economic development) melalui pengembangan UKM dan program-program Initiative for ASEAN Integration (IAI); dan Menuju integrasi penuh pada ekonomi global (pendekatan yang koheren dalam hubungan ekonomi eksternal serta mendorong keikutsertaan dalam global supply network).
Dalam hal ini, persaingan yang terlalu kompetitif memicu kesenjangan ekonomi antarnegara. Singapura misalnya, negara dengan pendapatan per kapita tertinggi di ASEAN ini tentunya tidak bisa dibandingkan bahkan disamaratakan dengan negara-neara berkembang di kawasan Asia Tenggara. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang harus teliti dan cermat dalam “kebebasan” ini. Peluang dan tantangan harus dianalisis, ditanggapi, dan diimplementasikan secara konseptual sehingga nantinya Indonesia tidak hanya menjadi market bagi para investor luar saja atau dengan bahasa lain menjadi penonton di negara sendiri, melainkan mampu mengendalikan pasar internasional serta dapat mewujudkan perubahan yang berarti bagi kehidupan keseharian masyarakatnya. Yang menjadi pertanyaan kita adalah seberapa siap Indonesia dalam menghadapi MEA 2015.
Ekonomi kreatif berpotensi besar dalam kontribusi ekonomi yang signifikan; Menciptakan Iklim bisnis yang positif; Membangun citra dan identitas bangsa; Mengembangkan ekonomi berbasis kepada sumber daya yang terbarukan; Menciptakan inovasi dan kreativitas yang merupakan keunggulan kompetitif suatu bangsa; Memberikan dampak sosial yang positif. Menurut definisi Howkins, Ekonomi Kreatif
Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif
Universitas Widyatama Bandung
19 Maret 2015
iv
adalah kegiatan ekonomi dimana input dan outputnya adalah gagasan karena esensi dari kreatifitas adalah gagasan. Dengan modal gagasan, seseorang yang kreatif dapat memperoleh penghasilan yang layak, gagasan yang orisinil dan dapat diproteksi oleh HaKI.
Pada seminar nasional kali ini, Universitas Widyatama (Fakultas Desain Komunikasi Visual sebagai team leader), mengusung tema “Strategi Kreatif Meghadapi MEA 2015” Tema ini memungkinkan bagi pihak pemerintah, akademisi dan komunitas dalam berbagai bidang ilmu untuk menyusun atau membuat strategi kreatif. Kemampuan untuk mewujudkan kreativitas yang diramu dengan sense atau nilai seni, teknologi, pengetahuan dan budaya sebagai modal dasar untuk menghadapi persaingan ekonomi, sehingga ekonomi kreatif dapat menjadi alternatif pembangunan ekonomi pada era MEA guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Atas partisipasi semua pihak, kami mengucapkan terima kasih.
Bandung, 19 Maret 2015
Ketua Pelaksana Seminar Nasional
Dr. Anne Nurfarina, S.Sn., M.Sn.
Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif
Universitas Widyatama Bandung
19 Maret 2015
v
SAMBUTAN
Rektor Universitas Widyatama
Seminar Nasional merupakan agenda rutin tahunan di samping seminar internasional yang diselenggarakan oleh Universitas Widyatama. Seminar Nasional kali ini bertema “Strategi Indonesia Kreatif (SNSIK 2015)” dilaksanakan pada tanggal 19 Maret 2015 di Kampus Universitas Widyatama, Kota Bandung Propinsi Jawa Barat dalam rangka Dies Natalis Yayasan Widyatama yang ke 42. Seminar ini bertujuan untuk: Memetakan peran strategis pendidikan tinggi, menjalin jejaring kerjasama antar pendidikan tinggi, sebagai media untuk berbagi pengetahuan dan diseminasi antara pendidikan tinggi serta menyampaikan informasi hasil penelitian dan kajian atau inovasi kreatif antar peneliti serta pengalaman pelaku usaha.
Buku program ini disusun untuk mengkomunikasikan dan mendokumentasikan seluruh kegiatan seminar nasional, pemakah, dan kumpulan abstrak pemakalah yang akan dipresentasikan pada seminar ini. Kegiatan Seminar Nasional diikuti oleh peserta yang terdiri atas pakar, peneliti, pengusaha/wirausahawan, dosen dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, Pemerintah Daerah dan praktisi di bidang industri kreatif.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih kepada para penyaji dan penulis makalah dari berbagai provinsi di Indonesia yang berpartisipasi dalam seminar nasional ini, penyunting, redaksi, dan para reviwer, serta tim pelaksana yang telah bekerja keras sehingga buku program ini dapat tersusunkan.
Mudah-mudahan buku program ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya para penyaji, peserta serta pihak-pihak yang berkepentingan, utamanya bagi pengambil kebijakan pembangunan di Provinsi Jawa Barat khususnya Pemerintah Kota Bandung dalam upaya meningkatkan pendapatan daerah di wilayah.
Bandung, 19 Maret 2015 Rektor, Dr. Islahuzzaman, SE., M.Si., Ak., C.A.
Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif
Universitas Widyatama Bandung
19 Maret 2015
vi
REVIEWER :
Prof. Dr. Dharsono Sony Kartika, M.Sn. (ISI Surakarta)
Dr. Timbul Raharjo, M.Hum. (ISI Yogyakarta)
Dr. Dwinita Larasati, M.A. (lnstitut Teknologi Bandung)
Dr. Pindi Setiawan, M.Si. (lnstitut Teknologi Bandung)
Dr. R. Wedi Rusmawan K., S.E., M.Si., Ak., C.A. (Universitas Widyatama)
Dr. Hj. Dyah Kusumastuti, Ir., M.Sc. (Universitas Widyatama)
Setiadi Yazid, Ir., M.Sc., Ph.D. (Universitas Indonesia)
Bachrudin Musthafa, M.A., Ph.D. (Universitas Pendidikan Indonesia)
Dr. Diana Sari, S.E., M.Si., Ak. C.A (Universitas Widyatama)
Prof. Dr. Sukrisno Agoes, Ak., MM., CPA., CA. (Universitas Tarumanegara Jakarta)
Dr. Mahrinasari (Universitas Negeri Lampung)
Nugroho J. Setiadi, Ph.D (Universitas Widyatama)
Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif
Universitas Widyatama Bandung
19 Maret 2015
vii
Tentang Seminar Nasional
STRATEGI INDONESIA KREATIF Menghadapi ASEAN Economic Community 2015
Semakin meningkatnya ketergantungan negara-negara anggota ASEAN dengan kawasan
lain di dunia, serta untuk memperkecil kesenjangan pembangunan mendorong
komunitas ASEAN membentuk cetak biru ASEAN Economic Community (AEC) pada 20
November 2007 di Singapura yang akan mulai diimplementasikan pada tahun 2015.
AEC diproyeksikan untuk mengubah kawasan ASEAN menjadi suatu kawasan dimana
terdapat aliran bebas barang, jasa, investasi, dan tenaga kerja terampil, serta aliran
modal yang lebih bebas.
Atas dasar pemikiran tersebut, Universitas Widyatama menyelenggarakan seminar
nasional dengan tema “Strategi Indonesia Kreatif: Menyambut ASEAN Economic
Community 2015” yang menyajikan 60 (enam puluh) pemakalah dari 8 (delapan)
Propinsi. Adapun sub temanya adalah :
Kreativitas budaya: bahasa dan seni serta aspek komersialnya
Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
Penerapan dan penggunaan teknologi maju secara efisien
Teknologi Informasi dan E-commerce
Hak Atas Kekayaan Intelektual
Pengembangan ekonomi kreatif berbasis media desain
Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif
Universitas Widyatama Bandung
19 Maret 2015
viii
JADWAL ACARA SEMINAR NASIONAL
NO WAKTU URAIAN ACARA CATATAN
1. 07.30 – 08.30 Registrasi Pemakalah dan Peserta Pelataran GSG UTama
2. 08.30 – 08.40 Undangan, Pemakalah, dan Peserta Memasuki GSG Universitas Widyatama
Gimmick: Barongsai UTama
3. 08.40 – 08.45 Pembukaan oleh MC/Pembawa Acara MC/Pembawa Acara: 1. Reza Permadi, S.Sn. 2. Ayu Chandra Dewi, S.S.
4. 08.45 – 08.50 Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya” Dinyanyikan bersama.
5. 08.50 – 08.55 Pembacaan Doa oleh Ismail Solihin, S.E., M.Si.
6. 08.55 – 09.00 Laporan Ketua Pelaksana Seminar Nasional oleh Dr. Anne Nurfarina, S.Sn., M.Sn.
7. 09.00 – 09.10 Sambutan Rektor Universitas Widyatama oleh Dr. H. Islahuzzaman, S.E., M.Si., Ak.
sekaligus Pembukaan Acara Seminar Nasional secara Resmi
8. 09.10 – 09.20 Tari Tradisional Sunda Fakultas Bahasa UTama
9. 09.20 – 11.00 Panel Pembicara Utama: 1. Drs. Harry Waluyo, M.Hum. Direktur Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis
Media dan Iptek, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.
2. Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, D.E.A. Rektor Institut Teknologi Bandung. 3. M. Ridwan Kamil, S.T., MUD. Walikota Bandung 4. H. Januar Pribadi Ruswita Direktur Harian Pikiran Rakyat dan Wakil Ketua
KADIN Jabar.
Moderator: Nugroho Juli Setiadi, S.E., M.M., Ph.D.
10. 11.00 – 11.10 Penyerahan Cinderamata dan Foto Bersama.
11. 11.10 – 11.25 Persembahan Lagu Indonesia Maesarah Nur Zakah, Amrus Ramadhan, dan M. Ary Yuliansjach
12. 11.25 – 11.45 Pengumuman dan Informasi Teknis Pelaksanaan Seminar di Kelas Paralel
Koordinator Acara Seminar: Agus Hakim, S.Sn., M.Ds.
13. 11.45 – 13.00 Pembicara Utama: Press Conference (didampingi oleh Ketua Badan Pengurus Yayasan Widyatama dan Rektor Universitas Widyatama), dilanjutkan dengan Makan Siang dan Istirahat.
Undangan, Pemakalah, dan Peserta: Istirahat, Makan Siang, Sholat Dzuhur, kemudian Persiapan Presentasi Seminar di Kelas Paralel.
Moderator Press Conference: A. Reka Prasetia, S.E., M.M., MBA.
14. 13.00 – 16.20 Presentasi Seminar (Kelas Paralel) Gedung K PUSTAKA LOKA
15. 16.20 – 16.35 Coffee Break, Sholat Ashar, dan Persiapan Penutupan
GSG – Universitas Widyatama
16. 16.35 – 17.20 Penutupan Seminar Nasional
Pengumuman Makalah Terbaik (Sub Tema).
Pembagian Sertifikat
Foto Bersama
GSG – Universitas Widyatama
Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif
Universitas Widyatama Bandung
19 Maret 2015
ix
DAFTAR ISI
Halaman
Sambutan Ketua Pelaksana ……………………………………………………………………………………………… iii
Sambutan Rektor ……………………………………………………………………………………………………………. v
Daftar Reviewer ………………………………………………………………………………………………………………. vi
Jadwal Acara …………………………………………………………………………………………………………………….viii
Daftar Isi …………………………………………………………………………………………………………………………. ix
SUB TEMA A : KREATIVITAS BUDAYA: BAHASA DAN SENI SERTA ASPEK KOMERSIALNYA KAJIAN PERANCANGAN PRODUK AKSESORIS RUMAH TANGGA DENGAN PENDEKATAN EMOTIONAL DESIGN Devanny Gumulya S.Sn, M.Sc, Prisca Nastasia S.Sn …………………………………………………………….. 1 BELAJAR DARI RUSIA, RETORIKA FILM ANIMASI ‘MASHA & THE BEAR” Wildan Hanif …………………………………………………………………………………………………………………… 10 CREATIVE STRATEGY IN REPRESENTING KIM JONG-UN’S IN BBC NEWS Hendra Nugraha ……………………………………………………………………………………………………………… 15 RUANG KREATIF BERBASISKAN EVENT Katherina Allo, Yasraf A. Piliang, Imam Santosa ………………………………………………………………… 23 CODE SWITCHING: BENTUK KREATIVITAS BAHASA UNTUK MEMBANGUN BRAND IMAGE Hero Gunawan, Maesarah Nur Zakah ……………………………………………………………………………….. 31 KONSEP PERMAINAN DALAM EKSPLORASI MATERIAL UNTUK PENGEMBANGAN CRAFT Andry, Agus Sachari ………………………………………………………………………………………………………. 38 PADUAN SUARA SEBAGAI SARANA EKSPLORASI EKONOMI KREATIF SENI MUSIK A.Gathut Bintarto T., S.Sos., S.Sn., M.A. …………………………………………………………………………….. 46 KAJIAN TRANSFORMASI COSPLAY SEBAGAI SENI PERTUNJUKAN WISATA JAKARTA Putri Anggraeni Widyastuti, S.Sn., M. Des ……………………………………………………………………….. 52 STRATEGI PEMANFAATAN KAYU LOKAL KUALITAS RENDAH SEBAGAI BAHAN BAKU SENI KRIYA GUNA MENDUKUNG KONTINUITAS PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF I Wayan Sudana, S.Sn., M.Sn. .............................................................................................................................. 58 PERANCANGAN BUKU CERITA RAKYAT ANAK NYAI ANTEH SANG PENUNGGU BULAN Fajar Persada, S.ST., M.T., Winna Anandita ……………………………………………………………………… 68
Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif
Universitas Widyatama Bandung
19 Maret 2015
x
Halaman
PENGAJARAN STRATEGIS DAN KREATIF DI PERGURUAN TINGGI: URGENSI, POTENSI, TANTANGAN DAN USULAN INSTRUKSIONAL Bachrudin Musthafa ………………………………………………………………………………………………………. 73 PRINSIP-PRINSIP DASAR BERBISNIS DAN ETIKA DENGAN ORANG JEPANG Setyawati Kooswardani, S. S., M. Hum ……………………………………………………………………………. 79 KOTOWAZA DALAM KAJIAN LINGUISTIK KOGNITIF: PENERAPAN GAYA BAHASA METAFORA Adisthi Martha Yohani, M.Pd …………………………………………………………………………………………. 89 PERANCANGAN STORY ARTBOOK GAME LAYANG LAGA Azizah Assatari, S.Ds., M.Ds., Anindyo Wishnu Wibowo …………………………………………………… 99 RAGAM BAHASA JUDUL BERITA (HEADLINES) DALAM SURAT KABAR ONLINE ROLLING STONE: KAJIAN SINTAKSIS Hendar, Andhika Anwar ……………………………………………………………………………………………… 102 METODE SENSASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN RESPON KOMUNIKASI DAN KEMAMPUAN KREATIF SEBAGAI PELUANG BELAJAR BISNIS BAGI PENYANDANG AUTIS DR. Anne Nurfarina, S.Sn.,M.Sn, Nadia Arfan, S.Ds.,M.S.M. ……………………………………………….. 106 ANALISIS VISUAL MELALUI KONSTRUKSI KOMUNIKASI NON VERBAL DALAM FILM ANIMASI 3D INDONESIA: ADIT DAN SOPO JARWO (Studi Deskriptif pada Tayangan Episode 17: “Kursus Masak Bikin Sesak”) Rustono Farady Marta, S.Sos., M.Med.Kom. …………………………………………………………………….. 113 MULTIKULTURAL DALAM KOMIK SANGKURIANG KARYA RA KOSASIH Syarip Hidayat, S.Sn, M.Sn ……………………………………………………………………………………………… 120
SUB TEMA B : PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL, RESEARCH AND DEVELOPMENT, DAN GOODWILL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI Sulistyorini Rafika Putri, Ni Nyoman Alit Triani …………………………………………………………….. 132
IPTEKS BAGI MASYARAKAT PERAJIN BATIK DESA SENTONOREJO MOJOKERTO Wyna Herdiana S.T.,M.Ds., Kumara Sadana Putra S.Ds.,M.A., Yessy Yuliani S.T. ……………… 139
TINJAUAN ATAS PENYUSUNAN DAN REALISASI ANGGARAN BIAYA ADMINISTRASI PADA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN Debbie Christine, Lusiana Hendriani …………………………………………………………………………… 148 STRATEGIC PLAN UNTUKINDUSTRI PARIWISATA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) Ir. Alexander Wahyudi Henky S., MBA., M.M., Fransisca Desiana Pranatasari, S.E., M.M. ….. 156
Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif
Universitas Widyatama Bandung
19 Maret 2015
xi
Halaman
PERILAKU MITRA BINAAN DALAM MENYIKAPI PENERAPAN SAK ETAP PERSPEKTIF KUALITATIF-INTREPRETIF (Studi pada PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk) Erlina Diamastuti, Ni Nyoman Alit Triani ……………………………………………………………………… 161 ANALISIS EFEKTIVITAS MESIN BAGGING DENGAN PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) DI PT. XYZ Evi Febianti, Putro Ferro Ferdinant, Silvia Noviarni ……………………………………………………… 173 PENGEMBANGAN KUALITAS PRODUK TAHU LOKAL MADURA SKALA HOME INDUSTRY Rachmad Hidayat ………………………………………………………………………………………………………… 179 PENGEMBANGAN MODEL PENJADWALAN PESANAN INDUSTRI RUMAHAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM LELANG Muhammad Adha Ilhami ……………………………………………………………………………………………… 184
CUSTOMER DELIVERED VALUE DAN PENGARUHNYA TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN (Studi Kasus pada Pelanggan Kartika Sari Bandung) Rika Rachmawati ………………………………………………………………………………………………………… 190 PERAN PENCIPTAAN NILAI PRODUK CROCHET DAN SULAM TANGAN UNTUK KEUNGGULAN BERSAING BERKELANJUTAN DI ERA MEA 2015 Yenny Maya Dora ……………………………………………………………………………………………………….. 196 PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA (STUDI EMPIRIS PADA PETERNAK SAPI PERAH BINAAN KOPERASI PETERNAK SAPI BANDUNG UTARA (KPSBU)) Okky Rizkia Yustian ……………………………………………………………………………………………………… 206 PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP VIABILITAS ORGANISASI : KAPABILITAS DINAMIS SEBAGAI VARIABEL MEDIASI (Studi Pada Industri Kreatif Sub Sektor Layanan Komputer Dan Piranti Lunak di Kota Bandung) Fansuri Munawar ………………………………………………………………………………………………………… 216 PEMBANGUNAN ETOS KREATIF SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK MENGEMBANGKAN EKONOMI KREATIF DAN MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 Asep Deni Iskandar ……………………………………………………………………………………………………… 224 PEMBERDAYAAN UKM SALON KECANTIKAN MELALUI DIVERSIFIKASI KEAHLIAN DAN REVITALISASI FASILITAS (Kasus Kelompok Usaha Salon Rumahan di Kelurahan Tenda Kecamatan Hulonthalangi Kota Gorontalo) Isnawati Mohamad, S.Pd.M.Pd …………………………………………................................................................. 229 PELUANG DAN TANTANGAN UMKM BIDANG PERCETAKAN DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 Nandani Eka Mustopa, Arus Reka Prasetia …………………………………………………………………….. 237 STRATEGI KREATIF USAHA KULINER INDONESIA UNTUK MEMPERLUAS PASAR KE KAWASAN ASIA TENGGARA DALAM ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) Imam Maulana, Arus Reka Prasetia ……………………………………………………………………………….. 244
Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif
Universitas Widyatama Bandung
19 Maret 2015
xii
Halaman
DUKUNGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MEMPROMOSIKAN PRODUK USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (Studi Kasus UMKM Makehate Bandung) Mhd. Rozahi Istambul …………………………………………………………………………………………………… 259 PENGARUH FAKTOR PENGAMBILAN RISIKO, BERSAING AGRESIF MENGEJAR PRESTASI, DAN PROAKTIF TERHADAP KECERDASAN ENTREPRENEURIAL DAN KEPUASAN KERJA (STUDI KASUS DI LINGKUNGAN MABESAL - CILANGKAP JAKARTA) Bustanul Arifin Noer , Akhmad Tarmidzi ……………………………………………………………………… 266
SUB TEMA C : PENERAPAN DAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI MAJU SECARA EFISIEN DIAGNOSA DINI KERUSAKAN PADA MOTOR MATIK SPACY HLM-IN PGM-FI BERBASIS WEB Silviana, Fredicia, Endah K ……………………………………………………………………………………………. 273 PEMBUATAN DESAIN SONGKET DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE DB-WEAVE Siti Rohmah …………………………………………………………………………………………………………………. 278 MODEL SISTEM PAKAR PEMILIHAN VARIETAS PADI BERBASIS WEB MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Gunawan Rudi Cahyono, Nurmahaludin .................................................................................................... 285 IMPLEMENTASI DAN PERANCANGAN SOFTWARE ENGINEERING PADA PERHITUNGAN ELEMEN MESIN Asrul Sudiar, ST, MT, Murdjani, ST, M.P.d, M.T. …………………………………………………………….. 291 ANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA FIRST-FIT DAN MOST- USED MENURUT ATURAN ROUTING WAVELENGTH ASSIGNMENT PADA KINERJA JARINGAN OPTIK WDM Jati Fallat,S.T., M.T , Feri Sulianta ,S.T.,M.T ………………………………………………………………..... 302 PENGARUH NILAI CERTAINTY FACTOR PADA PERANCANGAN SISTEM PAKAR DETEKSI DINI PENYAKIT TUBERKULOSIS ANAK BERBASIS WEB Hilda, F. Trias Pontia W ………………………………………………………………………………………………. 309 PENERAPAN DAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI MAJU BAGI INDUSTRI KREATIF DESAIN GRAFIS DALAM MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 Misar, Arus Reka Prasetia ……………………………………………………………………………………………. 314 SISTEM INFORMASI PEMASARAN PRODUK BERBASIS WEB PADA USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) STUDI KASUS (IND’ RISOL) Iwan Rijayana, Andini Mustikasari ……………………………………………………………………………….. 322
Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif
Universitas Widyatama Bandung
19 Maret 2015
xiii
Halaman
SUB TEMA D : TEKNOLOGI INFORMASI DAN E-COMMERCE SISTEM INFORMASI KONDISI FUNDAMENTAL PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA Beni Suranto ……………………………………………………………………………………………………………… 332 PERANCANGAN PENELITIAN: ADOPSI TEKNOLOGI PENGGUNAAN E-COMMERCE PADA UKM KOTA BANDUNG MENGGUNAKAN MODEL UTAUT Ni Putu Nurwita Pratami Wijaya, S.M.B, M.M. ……………………………………………………………… 338 PERANCANGAN DAN PENGIMPLEMENTASIAN SISTEM INFORMASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN GUNA MENINGKATKAN KINERJA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PADA POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN Agus Setiyo Budi N ……………………………………………………………………………………………………… 343 FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PERKEMBANGAN E-COMMERCE BAGI UMKM DI INDONESIA (WORKING PAPER) Wicaksono Febriantoro ………………………………………………………………………………………………. 349 APLIKASI KATALOG DIGITAL MENGGUNAKAN TEKNOLOGI AUGMENTED REALITY Falahah, Nugraha Permana .............................................................................................................................. 359
SUB TEMA E : HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL KERJA DAN PENGAKUAN: HKI PERSPEKTIF TEORI PENGAKUAN AXEL HONNETH Ysintus T. Runesi ……………………………………………………………………………………………………….. 367 TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENEGAKAN HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HKI) DAN IMPLEMENTASINYA TERHADAP EKONOMI KREATIF Busrizalti …………………………………………………………………………………………………………………… 374 HKI: KENISCAYAAN HAK EKONOMIS DAN INTELEKTUALITAS PARA PRAKTISI INDUSTRI DI INDONESIA DALAM MENGHADAPI MEA 2015 Andi Anugerah, Arus Reka Prasetia …………………………………………………………………………….. 380 PERLINDUNGAN SISTEM HUKUM HAK CIPTA MELALUI UU NO. 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA BAGI KARYA KREATIF INDONESIA MEWUJUDKAN PERTUMBUHAN EKONOMI KREATIF DALAM MEMASUKI MEA 2015 Hafied Noor Bagja, Sh., Mkn, Dr. Nina Nurani, S.H., M.Si. ………………………………………………. 395
SUB TEMA F : PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF BERBASIS MEDIA DESAIN ANALISA VISUAL IMAGE PADA APLIKASI PUSTAKA WARNA DIGITAL “MANEKAWARNA” Fajar Ciptandi ……………………………………………………………………………………………………………. 412
Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif
Universitas Widyatama Bandung
19 Maret 2015
xiv
Halaman
APLIKASI RESPONSIF PETA PARIWISATA DAN BUDAYA INDONESIA Beni Suranto, Bharamida Dwi Rizky, Ayub Narwidian Adiputra, Fajar Mubarok ………….. 416 PENGEMBANGAN DIGITAL STARTUP SEBAGAI INDUSTRI KREATIF UNGGULAN INDONESIA Alan Dwi Prasetyo, Dantik Puspita Sari, Malichah Muhtarromah ………………………………… 427
MEDIA SOSIAL SEBAGAI KONTROL KUALITAS PADA MODEL INDUSTRI KREATIF DI JAWA BARAT. Adi Koncara S.T. M.T., Meiyanti Nurchaerani S.S. M.Hum., Didi Tarmidi, S.E., M.Si. ………… 434 GLOKALIZER: KONSEP ESTETIKA URBAN SEBAGAI STRATEGI KREATIF UNTUK KARYA SENI BATIK DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI DI PENTAS DUNIA M. Firdaus Benyamin, Arus Reka Prasetia ……………………………………………………………………. 439 PENGENALAN BABAD PANJI MELALUI ANIMASI HYBRID PADA MEDIA PRESENTASI UNTUK PENDIDIKAN KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR Pranti Sayekti . …………………………………………………………………………………………………………… 448 PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK KERAJINAN BERBASIS INKLUSIFITAS BAGI PARA TKI PURNA UNTUK MENINGKATKAN POTENSI EKONOMI KREATIF Rudi Irawanto ……………………………………………………………………………………………………………… 453
-------------------------
Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif
Universitas Widyatama Bandung
19 Maret 2015
73
PENGAJARAN STRATEGIS DAN KREATIF DI PERGURUAN TINGGI:
URGENSI, POTENSI, TANTANGAN DAN USULAN INSTRUKSIONAL
Bachrudin Musthafa
Fakultas Bahasa – Universitas Widyatama
Jl. Cikutra 204A Bandung
ABSTRACT
Ideas from futurist thinkers abound which forecast that as we journey into the 21st century, creativity—
together with strategy and innovation—will become the brightest stars in the constellation of the 21st century
skills. While this forecast is readily appealing to our intuition, not many educators in Indonesia have
invested their ideas and energy into this important thinking. This paper will contribute ideas into this
futuristic discourse by presenting arguments for the urgency of teaching for strategies and creativity,
discussing realistic hopes for the strategy- and creativity-based instruction, articulating essential
requirements for success, and challenges that might lie ahead in the way of developing strategic and
creative learners in our educational institutions. The article will conclude with practical suggestions for
strategy-and-creativity-based instruction for universities in Indonesia.
PENDAHULUAN
Praktik kependidikan di Perguruan Tinggi (PT)
Indonesia umumnya masih berpusat pada fakta-
fakta, penghafalan, penanaman keterampilan
dasar, dan penentuan hasil capaian belajar
melalui tes. Praktik semacam ini tidak memadai
lagi untuk memenuhi tuntuan kehidupan abad 21
yang menghargakan tinggi kreativitas dan
keterampilan inovasi [1] (Trilling & Fadel, 2009),
karena pada abad ini sumberdaya manusia
terdidik dituntut untuk secara terus-menerus
menciptakan layanan-layanan baru, proses-proses
bisnis yang lebih baik, dan produk-produk yang
lebih unggul untuk ekonomi global dan pasar-
kerja kreatif yang menjanjikan penghasilan
tinggi. Kreativitas dan keterampilan inovasi
semacam ini tidak dapat dengan serta-merta
dilatihkan di kelas-kelas di kampus melainkan
harus terlebih dahulu dikembangkan dan diuji
melalui serangkaian proses dan kegiatan strategis
yang memerlukan eksperimentasi dan
penajamanan berkelanjutan.
Makalah ini selanjutnya akan memusatkan diri
pada pengajaran alternatif yang mengedepankan
strategi dan kreativitas sebagai capaian utama
pendidikan di perguruan tinggi (PT) dengan,
pertama-tama, mendiskusikan apa itu strategi dan
kreativitas dan apa signifikansi kedua konsep
besar ini bagi keberhasilan pendidikan dan
pengajaran di abad 21 ini. Selanjutnya, makalah
ini akan mengelaborasi dengan contoh-contoh
konkret sejumlah potensi besar manfaat yang
akan dapat dipetik sebagai hasil dari lahirnya
generasi baru lulusan PT yang strategis dan
kreatif. Untuk tidak menimbulkan ilusi
“pemikiran sim-salabim” (atau magical thinking),
berbagai persyaratan dan tantangan kependidikan
akan didiskusikan, dan kemudian diikuti dengan
serangkaian proposal praktis untuk memandu
rencana dan proses pelaksanaan pemgajaran
berbasis strategi dan kreativitas
A. STRATEGI DAN KREATIVITAS:
BATASAN DAN SIGNIFIKANSI
Strategi merupakan ciri cara berpikir dan cara
kerja pakar. Sumberdaya manusia Indonesia yang
terdidik harus berpikir dan bekerja strategis
seperti layaknya seorang pakar.
Strategi dapat dipandang sebagai serangkaian
kegiatan yang secara sengaja dilakukan untuk
mencapai suatu tujuan tertentu [2] (Paris, Wasik,
dan Turner, 1991). Sebagai cara pencapaian
sesuatu, strategi dapat dievaluasi kegunaan dan
keefektivannya. Suatu strategi dapat diujicobakan
dan dinilai efektivitasnya setelah diujikan dalam
konteks realitas empiris.Strategi yang telah
terbukti efektif dapat “disimpan” dalam
perbendaharaan cerita sukses; strategi yang
sebagiannya mengandung masalah dicatat untuk
diperbaiki pada kesempatan berikutnya; strategi
yang tidak jalan seperti yang diharapkan dicatat
untuk dikaji ulang untuk pembelajaran di masa
datang.
Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif
Universitas Widyatama Bandung
19 Maret 2015
74
Pengajaran bebasis-strategi mengajak peserta-
didik untuk merumuskan tujuan pembelajaran
tertentu dan, kemudian, menentukan (dari
berbagai pilihan yang ada) strategi mana yang
hendak digunakan untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukannya itu. Keberhasilan penggunaan
strategi yang dipilih untuk mencapai tujuan
tertentu yang telah ditetapkan sendiri ini dapat
dievaluasi sendiri oleh peserta-didik: apa yang
telah bekerja sesuai harapan; apa yang perlu
ditingkatkan efektivitasnya; dan bagian mana
yang sama-sekali tak berdayaguna dan—karena
itu—perlu dicampakkan dan diganti di masa
datang.
Dengan cara seperti ini, para peserta-didik
diposisikan sebagai pembelajar aktif yang
menentukan sendiri tujuan belajar dan strategi
pencapaiannya. Dengan cara terlibat langsung
dalam kegiatan eksperimentasi penyusunan
strategi dan pengevaluasian efektivitas
penggunaan strategi yang dipilihnya itu, para
peserta-didik dibiasakan terlibat dalam berinovasi
dalam kegiatan belajarnya. Kriteria utama
keberhasilan belajar dalam pembelajaran berbasis
strategi ini bukanlah seberapa jumlah strategi
yang dikuasai peserta-didik tetapi seberapa tepat
pilihan strategi yang dibuatnya itu untuk
mencapai setiap tujuan spesifik yang telah
dirumuskannya sendiri itu. Dengan demikian,
cara belajar strategis tidak mengandalkan pada
penghafalan informasi (atau fakta-fakta) tetapi
lebih bertumpu pada observasi dan telaah
komprehensif terhadap konteks pencapaian
tujuan spesifik dan karakteristik yang melekat
pada strategi yang ada dalam kontrol desain dan
pilihannya.
Tak berlebihan kiranya kalau dikatakan bahwa
pembelajar yang strategis dapat menentukan
nasibnya sendiri dan selalu terdorong untuk
berinovasi karena menyadari perubahan cepat
yang senantiasa terjadi dalam konteks yang
dihadapinya dari waktu ke waktu, seperti yang
melekat pada kehidupan abad ke-21 ini.
Kalau stratagi dipahami sebagai sarana
mencapaian sasaran dan, oleh karena itu bersifat
terikat-tujuan dan fleksibel, kreativitas dapat
menyandang sejumlah atribut yang berbeda-beda.
Pertama, kreativitas dapat dipahami sebagai
kecenderungan pada diri seseorang untuk
mengeluarkan atau mengenali gagasan-gagasan,
alternatif-alternatif , atau kemungkinan-
kemungkinan yang potensial bermanfaat untuk
menyelesaikan masalah, berguna untuk
dikomunikasikan kepada sesama yang
berkepentingan, dan berharga untuk menghibur
diri dan orang lain. Kreativitas adalah tindakan
mengubah gagasan baru menjadi realitas.
Kreativitas ditandai oleh kemampuan melihat
sesuatu dengan cara baru dengan menggunakan
berbagai perspektif yang berdeda-beda,
menangkap adanya pola yang tersembunyi, dan
menghubungkan berbagai hal yang sepintas
tampak tak berkaitan sama-sekali, dan
merumuskan solusi-solusi terhadap masalah yang
telah teridentifikasi.
Selain itu, kreativitas dapat juga dipandang
sebagai proses menciptakan sesuatu ke dalam
realitas baru.Kreativitas semacam ini
mempersyaratkan adanya rasa cinta (passion) dan
komitmen yang tinggi terhadap bidang yang
digarapnya. Apa yang disebut kreatif merupakan
perkawinan antara buah pikir seseorang dengan
konteks yang dihadapinya. Sesuatu yang
dihargakan tinggi sebagai buah kreativitas di
suatu masa dan tempat tertentu bisa saja
dipandang sepele atau bahkan dinistakan di
tempat lain di masa yang lain,
Kemampuan berpikir kreatif merupakan
komposit dari keterampilan yang jamak.
[3]Sternberg dan Williams (2003) menyebutkan
tiga jenis keterampilan yang secara bersama-sama
menyokong keterampilan berpikir kratif:
kemampuan menyintesiskan, kemampuan
menganalisis, dan kemampuan berpikir dan
bertindak praktis. Kreativitas menghendaki
proporsi yang imbang dari ketiga cara berpikir
ini.
Selain kreativitas sebagai proses dan produk
tindakan, krativitas juga merupakan buah sikap.
Sikap kreatif, menurut Schank[3] (dalam
Sternberg & Williams 2003), sama penting
dengan keterampilan berpikir kreatif.
Pengajaran keterampilan berpikir dan bersikap
kreatif, bila dilakukan dengan baik, dapat
diharapkan melahirkan lulusan yang memiliki
cara pandang yang orisinal, keterampilan berpikir
yang berguna dan tepat-konteks, dan sikap yang
fleksibel karena mereka dipandu orientasi
pandangan yang tak henti mempertanyaakan diri
dan senantiasa mencari yang paling tepat dan
maslahat bagi lingkungan serta zamannya.
B. POTENSI KEUNTUNGAN
PENGAJARAN STRATEGIS DAN
KREATIF
Kalau pada bagian sebelumnya dikatakan bahwa
pengajaran strategis dapat diharapkan melahirkan
generasi strategis yang tak jemu-jemunya
Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif
Universitas Widyatama Bandung
19 Maret 2015
75
menjelajahi cara-cara baru untuk menjawab
perubahan-perubahan yang terjadi, pengajaran
keterampilan berpikir dan bersikap kreatif dapat
menyumbangkan lulusan yang cenderung
melahirkan pembaruan-pembaruan yang
bermanfaat bagi lingkungannya. Pemikiran
semacam ini mungkin langsung terasa menarik
secara intuitif, namun penerapan gagasan
strategis dan kreatif ini ke dalam desain dan
aktivitas belajar dan mengajar bukanlah perkara
gampang karena dalam kultur pendidikan di
Indonesia, semua lini telah tercemari prinsip dan
praktik yang kontraproduktif terhadap
tumbuhkembang keterampilan strategis dan
kreatif.
Apabila pengajaran strategis dan kreatif ini
dilaksanakan dengan baik dan konsisten dari
tingkatan paling rendah (misalnya TK/SD)
sampai paling tinggi (yakni di PT, untuk program
S1 – S3), maka potensinya kita dapat menyiapkan
sumberdaya (SDM) terdidik yang dapat
mengarungi dengan strategis dan kreatif tuntutan-
tuntutan kehidupan ekonomi dan bisnis abad 21.
SDM idaman yang dimaksud dicirikan—antara
lain-- dengan tiga atribut utama berikut.
1. Sadar tujuan dalam segala keadaan dalam
apa yang hendak dikerjakannya.
Kesadaran akan tujuan ini merupakan
karakteristik dasar orang yang strategis dan
kreatif. Misalnya, ketika hendak membaca, orang
yang strategis akan memancangkan tujuan untuk
apa yang bersangkutan membaca. Berdasarkan
tujuan ini dia kemudian merancang strategi untuk
mencapai tujuannya ini. Dengan demikian,
sebagai pembaca (sebagai sekadar satu contoh),
dia akan efisien dalam menggunakan waktu.
Bahkan ketika pembacaan masih dalam proses,
pembaca strategis akan secara berkala memeriksa
dirinya sendiri: apakah saya memenuhi tujuan
yang telah saya tetapkan? Apa yang saya peroleh
dari pembacaan yang telah saya lakukan pada
tahap ini? Apakah saya memahami apa yang
tengah say abaca? Bisakah saya mengatakan
dalam bahasa saya sendiri apa gagasan pokok
yang dikandung bacaan ini?
Strategi kritis semacam ini kemungkinan sangat
jarang dilakukan mahasiswa di Indonesia karena
selama ini mereka tidak diajarkan hal-ihwal
penggunaan strategi dalam membaca. Status
keterampilan bahasa yang lainnya—yakni
menulis, menyimak, dan berbicara—juga tak
berkembang dengan baik di antara mahasiswa
Indonesia karena memang mereka tak pernah
diperkenalkan dengan taktik dan strategi yang
diperlukannya untuk dapat berfungsi dengan baik
sebagai kaum terdidik yang literat.
2. Mampu secara proporsional berpikir
sintesis, analitis, dan praktis sekaligus.
Kerja kreatif menuntut penerapan secara imbang
ketiga keterampilan berpikir yang canggih ini.
Kemampuan berpikir sintesis memegang peran
kunci dalam membuat terobosan-terobosan
kreatif karena kemampuan sintesis inilah yang
memungkinkan seseorang menghubungkan
berbagai variable terpisah menjadi sesuatu yang
baru dan koheren—sesuatu yang bagi orang
awam yang tidak kreatif sangat musykil
dilakukan. Kemampuan berpikir analitis
memungkinkan seseorang menganalisis gagasan
dan menimbang validitas dan utilitasnya, Orang
yang berkemampuan berpikir analitis akan
menimbang implikasi dari gagasan-gagasan
kreatif dan menguji konsekuensi-konsekuensi
yang mungkin ditimbulkan suatu gagasan kreatif.
Kemampuan berpikir praktis berperan penting
dalam menerjemahkan teori ke dalam praktik,
dan gagasan-gagasan abstrak ke dalam capaian-
capaian praktis. Kemampuan berpikir praktis
inilah yang memungkinkan seseorang
mengajukan prosedur-kerja (atau proses-bisnis)
baru yang lebih baik—misalnya lebih murah,
lebih aman, lebih manusiawi, dan lebih ramah-
pelanggan.
3. Cenderung menemukan hal-hal baru yang
tepat secara konteks dan bermanfaat bagi
lingkungan
Para lulusan yang telah dipajankan (exposed)
secara intensif dan ekstensif dengan pengajaran
strategis dan kreatif terlatih dalam menelaah
situasi yang dihadapinya secara internal dan
eksternal, dan memahami dengan baik opsi-opsi
terbaik yang dapat dipilih dan/atau diciptakannya
sehingga, ujung-ujungnya, dapat mengatasi
masalah dengan tepat dan membawa maslahat
bagi lingkungannya. Sebagai contoh, simak
paparan pembaca strategis dan kreatif yang
dimaksud dalam paragraf berikut.
Pembaca strategis memahami bahwa tersedia
empat tahapan membaca dan masing-masing
cara-membaca ini memiliki perannya sendiri
yang unik: membaca elementer, inspeksional,
analitis, dan sintopikal. Membaca elementer
(elementary reading) penting untuk memahami
pesan pada tataran kalimat (what the text says).
Membaca inspeksional (inspectional reading)
tepat digunakan ketika dikejar waktu dan hendak
mencari gagasan/fakta spesifik dalam suatu teks.
Membaca analitis (analytical reading)
Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif
Universitas Widyatama Bandung
19 Maret 2015
76
bermanfaat ketika hendak memahami presan
penulis pada tataran bukan hanya apa yang
dikatakan dalam teks tetapi juga bagaimana teks
mengatakan apa yang dikatakannya. Pembacaan
analitis ampuh untuk menelisik sikap penulis
yang mungkin tersembunyi di balik larik-larik
teks. Pembacaan sintopikal (syntopical reading)
merupakan cara membaca canggih teks-teks dari
sumber yang berbeda namun dalam satu topik
yang sama. Tujuan membaca sintopikal canggih
juga: untuk menciptakan pengetahuan baru
melalui cara berpikir sintesis.
Kalau saja mahasiswa Indonesia diberi
kesempatan belajar membaca dalam empat
modalitas dengan pembedaan tujuan semacam
yang dipaparkan di muka, niscaya lulusan
perguruan tinggi (PT) di Indonesia banyak yang
menjadi inventor dalam bidang kepakarannya–-
yakni para penemu hal-hal baru ( dan tidak
menjadi peniru gagasan dan karya orang lain).
C. TANTANGAN YANG HARUS DIATASI
Telah diindikasikan dalam bagian terdahulu
bahwa banyak kebiasaan dalam aktivitas
pendidikan dan pengajaran di perguruan tinggi di
Indonesia cenderung kontraproduktif terhadap
tumbuhkembang peserta-didik yang strategis dan
kreatif. Oleh karena itu, apabila dikehendaki
bahwa lulusan perguruan tinggi di Indonesia
memiliki kecenderungan strategis dan kreatif,
reorienntasi radikal perlu dilakukan terhadap
beberapa lapis prinsip dan praktik pembelajaran
yang berlaku di kelas.
Reorientasi radikal dan berlapis yang dimaksud
mencakup sedikitnya lima hal berikut.
1. Jangan biarkan mahasiswa “meminjam”
gagasan orang lain— tuntut mereka agar
menciptakan sendiri gagasan-gagasan yang
hendak disuarakannya. Alih-alih
membiasakan mahasiswa mengutip gagasan
pakar yang dikaguminya, ajarkan kepada
mereka bagaimana membaca sintopikal dan
menggunakan sintesis untuk meramu sendiri
pengetahuan yang dianggapnya penting.
2. Jangan memanjakan mahasiswa dengan
menjejalinya dengan rumusan-rumusan yang
telah dibuatkan secara rapih oleh pakar.
Perkenalkan mahasiswa dengan kasus-kasus
riil yang ada di dunia nyata dan dorong
mereka untuk menggunakan pengetahuan
teoretis yang telah dipelajarinya untuk
memahami mengapa terjadi kasus seperti
yang tengah dibaca dan dipelajarinya. Ajari
mahasiswa menganalisis fenomena yang
tengah dipelajasrinya dan dorong mereka agar
mengajukan rumusan solusi untuk dapat
keluar dari jeratan masalah yang terkandung
dalam kasus tersebut. Berikan masukan
informatis terhadap hasil analisis dan solusi
yang diajukannya. Jangan tergoda untuk
terburu-buru memberi nilai (grade) karena
angka ini tak akan bermanfaat banyak bagi
kemajuan belajar mahasiswa.
3. Jangan berikan pertanyaan basa-basi (display
questions) kepada mahasiswa padahal Anda
mengetahui jawabannya. Alih-alih
memberikan pertanyaan semacam itu,
rumuskan pertanyaan otentik (genuine
questions) yang Anda sendiri sebagai dosen
tidak mengetahui jawaban final dari masalah
terbuka yang Anda tanyakan kepada
mahasiswa. Dengan mengajukan pertanyaan
terbuka dan otentik yang Anda sendiri tak
mengetahui jawabannya, Anda sedang
memuliakan mahasiswa sebagai pembelajar
dewasa yang pantas diajak berpikir untuk
mengatasi masalah riil di dalam dunia nyata
yang dialami dan dibacanya. Pertanyaan
otentik yang terbuka semacam ini akan
menantang mahasiswa baik di dalam jam
perkuliahan maupun pada hari-hari di luar jam
kuliah.
4. Berhentilah memberikan tugas dengan topik-
topik yang telah Anda tentukan secara
sepihak. Alih-alih memilihkan topik untuk
tugas mahasiswa, rundingkan bersama
mahasiswa topik-topik apa yang pantas dipilih
untuk tugas yang akan dikerjakan mahasiswa.
Ada dua alasan mengapa penentuan topik
tugas perlu dinegosiasi secara demokratis:
pertama, mahasiswa perlu merasa terlibat
dalam merumuskan isu yang dianggapnya
penting untuk dikerjakan dalam tugas; kedua,
kesertaan mahasiswa dalam memilih topik
garapan untuk tugasnya akan menumbuhkan
rasa tanggungjawab dan sense of relevance
bagi kerja-keras yang dilakukannya.
5. Jangan biarkan mahasiswa terombang-ambing
dalam ketidakjelasan arah. Berikan kejelasan
tentang tujuan spesifik yang hendak dicapai
melalui tugas yang Anda berikan, tetapi buka
lebar-lebar kemungkinan variasi cara
mencapai tujuan yang spesifik itu. Kejelasan
tujuan memberi dua keuntungan. Keuntungan
pertama adalah efisiensi karena mahasiswa
dibebaskan dari kemungkinan kebingungan
karena ketakjelasan tujuan Anda memberi
tugas. Keuntungan yang lain adalah bahwa
dengan kejelasan tujuan itu Anda dapat
membuka lebar opsi cara penyelesaian tugas
yang mungkin dipilih mahasiswa untuk
memberi ruang bagi munculnya strategi
kretivitas dari pihak mahasiswa.
Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif
Universitas Widyatama Bandung
19 Maret 2015
77
D. PROPOSAL PRAKTIS: PENDEKATAN,
DESAIN, DAN STRATEGI
PEMBELAJARAN
Mengikuti kerangka gagasan yang diusulkan
[4]Richards and Rodgers (1982), usulan praktis
perbaikan instruksional pada bagian ini
dikerangkakan ke dalam tiga kategori:
pendekatan, desain, dan strategi pembelajaran.
Pendekatan mencakup antara lain hakikat strategi
dan kreativitas serta bagaimana strategi dan
kreativitas diakuisi peserta-didik. Desain
mengandung berbagai konsep termasuk peran
pembelajar, peran instruktur, dan peran materi
ajar. Strategi pembelajaran meliputi antara lain
teknik-teknik penyampaian materi, struktur
kegiatan yang diberikan kepada pembelajar dan
bagaimana pembelajar dilibatkan dalam kegiatan
berlatih memilih dan menggunakan strategi
belajar dan strategi kreativitas,
1. Pendekatan
Seperti dipaparkan di bagian terdahulu,
strategi dapat diajarkan secara eksplisit
sebelum, selagi, dan sesudah peserta-didik
melakukan kegiatan belajar. Secara lebih
spesifik dapat dikatakan bahwa sebelum
memulai kegiatan membaca/menulis,
misalnya, mahasiswa dapat diminta secara
eksplisit merumuskan tujuan membaca/
menulis yang hendak dilakukannya. Ketika
dalam proses membaca/menulis, mahasiswa
dilatih untuk secara periodik bertanya pada
diri sendiri apakah yang tengah dikerjakannya
akan mencapai tujuan yang telah
ditentukannya sendiri sebelum memulai
kegiatan ini. Setelah selesai membaca/menulis
mahasiswa diminta mengevaluasi strategi
yang telah dipilihnya: apakah strategi itu
sepenuhnya bekerja sesuai dengan yang
diharapkan? Kalau ada bagian yang tidak
berjalan sesuai harapan, bagian mana itu? Apa
yang dapat dilakukan untuk memperbaikinya?
Mengapa bagian ini bermasalah? Melalui
penelaahan aktif terhadap strategi ini pada
awal, tengah, dan akhir penggunaan strategi,
mahasiswa diposisikan menjadi “pakar” dan
penentu bagi proses dan hasil belajarnya
sendiri.
Seperti halnya belajar strategi, belajar
kreativitas juga memerlukan konteks yang
otentik dengan segala kompleksitasnya.
Kreativitas tidak diajarkan kecuali melalui
pembiasaan berpikir kreatif [5] (Bartel, 2014).
Untuk dapat mengajarkan kreativitas, seorang
instruktur dituntut berperan sebagai model
hidup sebagai orang kreatif. Untuk dapat
merealisasikan peran sebagai model ini,
instruktur harus mengajar dengan cara yang
kreatif.
2. Desain
Dalam upaya belajar strategis dan kreatif,
peserta-didik harus secara aktif terlibat dalam
kegiatan strategis dan kreatif. Tugas utama
instruktur dalam hal ini adalah memfasilitasi
proses akusisi strategi dan strategi kreativitas
(creativity strategy) dengan melakukan tiga
hal. Pertama, instruktur mencontohkan cara
berpikir strategis dan cara berpikir kreatifnya
dengan secara langsung menjadi model
melalui pengajaran yang dilakukannya
sehingga peserta-didik dapat dengan secara
langsung mengobservasi dan menyadap
pelajaran dari demonstrasi yang dilakukan
instruktur. Setelah itu, instruktur juga
berkewajiban menstrukturkan kegiatan
strategis dan kegiatan kreatif untuk dialami
dan dipelajari peserta-didik. Selanjutnya,
instruktur mengupayakan agar olah kreatif
yang telah dilakukan mahasiswa berkembang
menjadi kebiasaan berpikir, bertindak, dan
bersikap kreatif dengan cara memberikan
dukungan sinambung dan konsisten dari
waktu ke waktu.
3. Strategi Pembelajaran
Untuk menerjemahkan prinsip-prinsip tadi ke
dalam aktivitas belajar-mengajar di kelas,
berikut disajikan saran-saran praktis.
1) Ajarkan kepada mahasiswa bagaimana
membaca sintopikal (syntopical
reading)—yakni membaca satu topik dari
sejumlah sumber yang berbeda-beda
dengan tujuan menciptakan pengetahuan
baru. Dalam mengajarkan strategi
membaca ini, tugas Anda sebagai
instruktur adalah mendemonstrasikannya
secara langsung sebagai model.
2) Ajarkan kepada mahasiswa bagaumana
mengenali dan menemukan gagasan
pokok dalam teks yang dibacanya.
Gunakan berbagai sumber yang berbeda
dalam topik yang beraneka pula.
Tujuannya di sini adalah membiasakan
mahasiswa untuk menagih dirinya sendiri
agar merumuskan dalam bentuk
pernyataan—betapapun sederhananya
pernyataan itu—menggunakan kata-
katanya sendiri. Dengan cara ini
mahasiswa akan mengakuisi strategi
parafrase yang kelak akan sangat
dibutuhkan dalam mengolah-lanjut hasil
bacaannya untuk kepentingan menulis
ilmiah, misalnya.
Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif
Universitas Widyatama Bandung
19 Maret 2015
78
3) Ajarkan bagaimana cara menulis sintesis
dengan secara langsung
mendemonstrasikan bagaimana Anda
sebagai instruktur menggabung-
gabungkan gagasan dari berbagai sumber
yang berbeda dan meramunya sebagai teks
koheren dengan tujuan spesifik yang Anda
tentukan sendiri.
4) Tunjukkan kepada mahasiswa melalui
contoh konkret bagaimana keterampilan
membaca sintopikal dapat digabungkan
dengan keterampilan menulis sintesis
untuk menghasilkan gagasan kreatif—
gagasan baru yang berguna dan yang
sebelumnya tidak disebut dalam teks-teks
sumber yang dipergunakan sebagai
pijakan dalam kegiatan akademik ini.
5) Oleh karena gagasan-gagasan kreatif
biasanya muncul dari pengintegrasian
bahan-bahan dari bidang-bidang (atau
matakuliah) yang berbeda, dorong
mahasiswa agar berpikir lintas bidang
studi/atau matakuliah. Kawin-silang
antarmatakuliah dapat memotivasi
mahasiswa—khususnya bagi mereka yang
menyukai gagasan-gagasan praktis[6]
(Bartel, 2013).
6) Masukkan ke dalam tugas yang Anda
rancang untuk mahasiswa komponen-
konmponen tugas yang menuntut
pembelajar ini untuk berpikir analitis,
sintesis, dan berpikir praktis sekaligus.
Jadikan hal ini sebagai bahan pelajaran
bagi Anda sendiri sebagai instruktur: apa
yang terjadi ketika mahasiswa dituntut
melakukan pemikiran analitis, sintesis dan
praktis sekaligus? Untuk membantu
mahasiswa menjadi kreatif, Anda sebagai
instruktur perlu mendorong agar mereka
bereksperimen dengan pikiran-pikirannya
dan belajar dari apa yang dihasilkan dari
kegiatan coba-coba ini.
7) Perkaya cara Anda bertanya dan cara
Anda merumuskan persoalan dalam desain
tugas yang Anda berikan kepada
mahasiswa dan pelajari bagaimana
efeknya. Sebagaii instruktur Anda
mempunya hak untuk belajar dan menjadi
pintar dari eksperimentasi yang Anda
lakukan dengan mahasiswa yang Anda
temani belajar.
E. WACANA PENYIMPUL
Makalah ini telah mengusulkan proposal praktis
untuk mengajarkan strategi dan kreativitas
dengan terlebih dahulu melakukan tiga hal.
Pertama, makalah ini menyajikan batasan tentang
strategi dan kreativitas dengan melengkapinya
dengan penjelasan konsep dan signifikansinya.
Setelah itu, didiskusikan dengan contoh-contoh
berbagai potensi keuntungan yang dapat dipetik
ketika mahasiswa telah dipajankan secara intensif
dan ekstensif dengan penggunaan strategi dan
strategi kreativitas. Tak ingin mengesankan
simplistis dan terjebak dalam magical thinking,
makalah ini juga membahas berbagai tantangan
yang perlu diatasi sebelum ikhtiar mengajarkan
strategi dan kreativitas di perguruan tinggi (PT)
ini membuahkan hasil sesuai yang diharapkan.
F. RUJUKAN
[1]Trilling, Bernie, & Fadel, Charles (2009). 21st
Century Skills: Learning for Life in Our
Times.San Francisco: Jossey-Bass
[2]Paris, S.G., Wasik, B.A., and Turner, J.C.
(1991). The Development of Strategic Readers.
In R. Barr, M.L. Kamil, P.B.
[3]Sternberg, R., & Williams, W.M.
(2003).Teaching for Creativity: Two Dozen Tips.
Available online
athttp://www.cdl.org/articles/teaching-for-
creativity-two-dozen-tips/ current as of February
20, 2015
[4]Richards, J.C., & Rodgers, T. (1982). Method:
Approach, design, procrudre. TESOL Quarterly,
16(1), 153-168.
[5]Bartel, M. (2014). Teaching Creativity.
http://peoplelearn.homestead.com/MEdHOME/T
eaching_Creativity.pdf
[6]Bartel, M.(2013). Eleven Classroom Creativity
Killers. Available online at
http://www.bartelart.com/arted/creativitykillers.ht
ml. Current as of February 20,
[7]Mosenthal, and P.D. Pearson (eds.) (1991)
Handbook of Reading Research Vol.II (pp. 609-
640). New York: Longman.