ISBN: 978-602-61512-0-9sipeg.unj.ac.id/...C-E-17-Reaktualisasi_Pendidikan.pdf · mulai satuan...

28
i ISBN: 978-602-61512-0-9

Transcript of ISBN: 978-602-61512-0-9sipeg.unj.ac.id/...C-E-17-Reaktualisasi_Pendidikan.pdf · mulai satuan...

Page 1: ISBN: 978-602-61512-0-9sipeg.unj.ac.id/...C-E-17-Reaktualisasi_Pendidikan.pdf · mulai satuan pendidikan jenjang PAUD, pendidikan masyarakat, pendidikan dasar, pendidikan menengah,

i

ISBN: 978-602-61512-0-9

Page 2: ISBN: 978-602-61512-0-9sipeg.unj.ac.id/...C-E-17-Reaktualisasi_Pendidikan.pdf · mulai satuan pendidikan jenjang PAUD, pendidikan masyarakat, pendidikan dasar, pendidikan menengah,

ii

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PGRI TAHUN 2017

ISBN : 978-602-61512-0-9

REVIEWER1. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd (Universitas Negeri Jakarta)2. Dr. Supardi US, M.Pd, MM (Universitas Indraprasta PGRI)3. Dr. Fathiaty Murthado, M.Pd (Universitas Negeri Jakarta)4. Dr. Tahrun, M.Pd (Universitas PGRI Palembang)5. Dr. Dessy Wardiah, M.Pd (Universitas PGRI Palembang)6. Dr. Muhammad Kristiawan, M.Pd (Universitas PGRI Palembang)7. Dr. Sigit Ricahyono, S.S, M.Pd (Universitas PGRI Madiun)8. Dr. Hasbullah (Universitas Indraprasta PGRI)9. Dian Nuzulia, M.Pd (Universitas PGRI Palembang)10. Yudi Darma, M.Pd (IKIP PGRI Pontianak)11. Rahmatullah, M.Si (Universitas Indraprasta PGRI)

Diterbitkan oleh Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PBPGRI)Jl. Tanah Abang III No. 24 Jakarta 10160 IndonesiaEmail : [email protected]

Cetakan Pertama, April 2017

Hak Cipta dilindungi undang-undang pada Penulis. Dilarang memperbanyaksebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun, baik secara elektronik maupunmekanik. Termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan menggunakan systempenyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit.

UNDANG – UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA

1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyaksuatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara palinglama 7 (tujuh) tahun dan / atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,- (limamilyar rupiah)

2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, ataumenjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atauHak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidanapenjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak RP.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah.

Page 3: ISBN: 978-602-61512-0-9sipeg.unj.ac.id/...C-E-17-Reaktualisasi_Pendidikan.pdf · mulai satuan pendidikan jenjang PAUD, pendidikan masyarakat, pendidikan dasar, pendidikan menengah,

iii

SAMBUTAN

Puji syukur dipanjatkan ke hadlirat Allah Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat danhidayah yang telah diberikan kepada kita semua. Badan Pembina Lembaga Pendidikan (BPLP)PGRI berupaya keras untuk turut mendorong dan memfasilitasi setiap lembaga pendidikanmulai satuan pendidikan jenjang PAUD, pendidikan masyarakat, pendidikan dasar, pendidikanmenengah, pendidikan tinggi hingga badan penyelenggara pendidikan agar tumbuhberkembang dan berkualittas. Salah satu upaya dimaksud yaitu dengan diselenggarakannyaSeminar Nasional Pendidikan (SNP) PGRI 2017 bersamaan dengan kegiatan Pekan Olah Ragadan Seni Mahasiswa (PORSNASMA) III PT PGRI bertempat di Universitas PGRI PalembangSumatera Selatan.

Seminar Nasional Pendidikan (SNP) PGRI 2017 diselenggarakan oleh Badan PembinaLembaga Pendidikan (BPLP) PGRI bekerjasama dengan Universitas PGRI Palembang,Universitas Indraprasta PGRI, Universitas PGRI Madiun dan IKIP PGRI Pontianak. SeminarNasional ini mengangkat tema “Pengembangan Pendidikan Karakter Untuk MeningkatkanMarwah Bangsa”. Tema ini diangkat dengan sejumlah pemikiran bahwa pendidikan karaktertelah menjadi program prioritas pemerintah seperti yang tertuang dalam Nawacita KabinetKerja Pemerintahan Jokowi-JK dalam rangka mempersiapkan generasi muda yang berkualitas.

Dalam beberapa tahun mendatang pendidikan nasional akan terus menghadapi tantangandalam upaya mewujudkan keunggulan bangsa di era globalisasi, khususnya dalam ASEANEconomic Community (AEC) yang telah dimulai sejak tahun 2015. Daya saing Indonesia dipentas global belum beranjak naik walaupun secara politis anggaran pendidikan memang telahmencapai 20% dari APBN. Namun demikian, sesungguhnya secara empirik angaran tersebutmasih sangat kecil, karena APBN pendidikan masih harus dibagi setidaknya pada 14kementerian untuk pendidikan kedinasan, belanja gaji dan tunjangan guru yang mencakup diatas 35%. Selain itu juga, anggaran yang tersebar di beberapa kabupaten/kota yang belum tepatalokasinya. Gejala ini menunjukan bahwa Pemerintah masih perlu ditingkatkan kemampuannyadalam mengemban amanat pasal 31 ayat (4) UUD-1945 dan Deklarasi HAM (1948) dalammewujudkan free and compulsory basic education.

Dalam upaya peningatan mutu pendidikan, Pemerintah masih menganggap bahwa konsepsupremacy seolah lebih penting ketimbang konsep capacity. Kejuaraan dalam olimpiademenerapkan konsep supremacy karena yang menang hanya orang-perorang yang jumlahnyakecil dan tidak terkait langsung dengan kapasitas bangsa dalam penguasaan ipteks. Namun,keikutsertaan dalam Olimpiade justru mendapat perhatian yang jauh lebih besar ketimbangmemperkuat kapasitas bangsa dalam peningkatan mutu dan keunggulan. Ke depan,pembangunan pendidikan nasional harus menerapkan konsep capacity, yang dimulai daripenguatan Lembaga Pendidikan tenaga Kependidikan (LPTK) untuk penyiapan guru,pengembangan profesi guru, serta melengkapi sarana belajar dalam rangka peningkatan mutupendidikan.

Disamping penguatan mutu pendidikan, pemerintah perlu menanamkan nilai-nilaikarakter bangsa dalam pendidikan. Pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya berhasilmembentuk generasi muda yang unggul dan berkarakter. Melunturnya sebagian nilai-nilaikarakter bangsa pada generasi muda disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya melaluifaktor internal yang merupakan faktor-faktor yang disebabkan oleh manusia itu sendiri. Dalamlingkup terkecil di masyarakat yaitu keluarga, dimana pola hidup yang semakin sibuk dan serbamodern mengakibatkan hilangnya fungsi-fungsi keluarga, minimnya komunikasi antara orangtua dan anak mengakibatkan anak merasa kurang diperhatikan. Fenomena ini menyebabkansebagian anak lebih memilih untuk bergaul dengan lingkungan yang salah. Rasa diabaikanpada diri anak akan menyebabkan labilnya emosi dan penalaran pada diri anak sehingga

Page 4: ISBN: 978-602-61512-0-9sipeg.unj.ac.id/...C-E-17-Reaktualisasi_Pendidikan.pdf · mulai satuan pendidikan jenjang PAUD, pendidikan masyarakat, pendidikan dasar, pendidikan menengah,

iv

berdampak pada kenakalan, tawuran, penyalahgunaan narkoba, miras, perilaku seks bebas dansebagainya.

Faktor lain yang mengakibatkan lunturnya sebagian nilai karakter bangsa yaitu faktorlingkungan masyarakat. Pola kehidupan di lingkungan masyarakat saat ini yang selalu mencarialternatif termudah dan jalan pintas dalam menyelesaikan segala permasalahan mengakibatkanlunturnya nilai-nilai kehidupan yang ada di dalamnya seperti: gotong royong, kerukunanberagama dan bermasyarakat, hukum dan keadilan, demokrasi dan sebagainya.

Melalui seminar nasional ini diharapkan memberikan kontribusi pemikiran-pemikiranilmiah dari para pemakalah dalam pengembangan pendidikan menuju bangsa yang maju,modern, dan berkualitas dengan memegang teguh nilai-nilai karakter bangsa yangberlandaskan Pancasila. Pemikiran, gagasan dan hasil-hasil penelitian yang dipresentasikandalam kegiatan Seminar Nasional pendidikan ini diharapkan dapat memberikan pencerahandalam rangka revitalisasi pendidikan karakter sehingga dapat mengembalikan dan menjagamarwah bangsa. Untuk semua pihak yang telah berkontribusi untk terselenggaranya kegiatanseminar ini, kami ucapkan termakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.

Palembang, 27 April 2017Badan Pembina Lembaga Pendidikan PGRIKetua,

Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd

Page 5: ISBN: 978-602-61512-0-9sipeg.unj.ac.id/...C-E-17-Reaktualisasi_Pendidikan.pdf · mulai satuan pendidikan jenjang PAUD, pendidikan masyarakat, pendidikan dasar, pendidikan menengah,

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahi rabbil’alamin. Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat AllahSWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga prosiding ini dapatterselesaikan dengan baik. Prosiding ini berisi kumpulan makalah dari berbagai perguruantinggi di Indonesia yang telah dipresentasikan dan didiskusikan dalam Seminar NasionalPendidikan PGRI 2017

Seminar Nasional Pendidikan PGRI tahun 2017 disingkat SNP PGRI 2017diselenggarakan oleh Badan Pembina Lembaga Pendidikan PGRI bekerjasama denganUniversitas PGRI Palembang, Universitas Indraprasta PGRI, Uiversitas PGRI Madiun danIKIP PGRI Pontianak yang di selenggarakan di Palembang pada hari Kamis, 27 April 2017.Seminar ini mengangkat tema “Pengembangan Pendidikan Karakter Untuk MeningkatkanMarwah Bangsa”. Prosiding ini disusun untuk mendokumentasikan gagasan dan hasilpenelitian terkait Karakter Bangsa. Dengan demikian, seluruh pihak yang terlibat dalam duniapendidikan dapat terus termotivasi dan bersinergi untuk berperan aktif membangun pendidikanIndonesia yang berkualitas melalui pendidikan karakter.

Dalam penyelesaian prosiding ini, kami menyadari bahwa dalam prosespenyelesaiaannya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan inipanitia menyampaikan ucapan terima kasih dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya,kepada :1. Ketua Umum dan Sekertaris Jendral Pengurus Besar (PB) PGRI berserta jajaran pengurus,

atas segala dukungan dan fasilitas untuk kegiatan ini;2. Ketua Badan Pembina Lembaga Pendidikan PGRI, Dr. Unifah Rasyidi, M.Pd. beserta

seluruh jajaran pengurus yang telah memberikan dukungan dan memfasilitasi dalamkegiatan ini.

3. Rektor Universitas PGRI Palembang, Dr. Syarwani Ahmad, M.M., atas segala dukungandan fasilitas tempat dalam penyelengaraan kegiatan ini.

4. Rektor Universitas Indraprasta PGRI, Prof. Dr. Sumaryoto, atas segala dukungan danfaslitias dalam kegiatan ini.

5. Rektor Universitas PGRI Madiun, Dr. Parji, M.Pd., atas segala dukungan dan fasilitaskegiatan ini.

6. Rektor IKIP PGRI Pontianak, Prof. Dr. Samion H. AR. M.Pd., atas segala dukungan dalamkegiatan ini.

7. Bapak/Ibu panitia yang telah meluangkan waktu, tenaga, serta pemikiran demi kesuksesanacara ini.

8. Bapak/Ibu seluruh dosen, guru dan pejabat instansi penyumbang artikel hasil penelitiandan pemikiran ilmiahnya dalam kegiatan seminar nasional ini.Kami menyadari bahwa prosiding ini tentu saja tidak luput dari kekurangan, untuk itu

segala saran dan kritik kami harapkan demi perbaikan prosiding pada terbitan tahun yang akandatang. Akhirnya kami berharap prosiding ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak terkait.

Wassalamualaikum Wr. Wb.Palembang, 27 April 2017Ketua Panitia

Dr. Supardi US

Page 6: ISBN: 978-602-61512-0-9sipeg.unj.ac.id/...C-E-17-Reaktualisasi_Pendidikan.pdf · mulai satuan pendidikan jenjang PAUD, pendidikan masyarakat, pendidikan dasar, pendidikan menengah,

vi

DAFTAR ISI

SAMBUTAN...................................................................................................................... iii

PENGANTAR....................................................................................................................v

DAFTAR ISI......................................................................................................................vi

PEMAKALAH UTAMA

1. Peranan LPTK Dalam Penguatan Karakter Calon PendidikDr. H. Syarwani Ahmad, M.M. - Universitas PGRI Palembang........................ 1-10

2. Pendidikan Karakter Dan Pembiasaan Akhlak Mulia Dalam PembelajaranProf. Dr. Samion, H.AR.,M.Pd. - IKIP PGRI Pontianak.................................... 11-16

3. Peran Strategis Perguruan Tinggi Dalam Mengembangkan Karakter Dan DayaSaing BangsaDr. Parji, M.Pd – Universitas PGRI Madiun....................................................... 17-23

4. Wayang Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan KarakterDendi Pratama, M.M, M.Sn - Universitas Indraprasta PGRI Jakarta................. 24-29

TEMA I : PENDIDIKAN KAREKTER TERKAIT PENDIDIKAN IPS

5. Implementasi Pendidikan Karakter di Program Studi Pendidikan GeografiUniversitas PGRI Palangka RayaDedy Norsansi - Universitas PGRI Palangka Raya................................................. 30-38

6. Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pijakan Menumbuhkembangkan KarakterPatriotismeMaryanto dan Nor Khoiriyah - Universitas PGRI Semarang................................ 39-45

7. Nilai-Nilai Karakter Dalam Pelajaran AkuntansiFitriyanti - Universitas Sriwijaya Palembang......................................................... 46-50

8. Penerapan Model Mind Mapping Untuk Meningkatkan Penguasaan Materi IPSTahun Ajaran 2016/2017Kukuh Wurdianto - Universitas PGRI Palangka Raya........................................... 51-55

9. Persepsi Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Atas Perilaku Tidak Etis Akuntan(Studi Kasus Universitas PGRI Madiun)Moh. Ubaidillah - Universitas PGRI Madiun......................................................... 56-60

Page 7: ISBN: 978-602-61512-0-9sipeg.unj.ac.id/...C-E-17-Reaktualisasi_Pendidikan.pdf · mulai satuan pendidikan jenjang PAUD, pendidikan masyarakat, pendidikan dasar, pendidikan menengah,

vii

10. Persepsi Guru Pamong Terhadap Mahasiswa Praktek Pengalaman Lapangan(PPL) Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas PGRI Palembang Tahun2015Neta Dian Lestari - Universitas PGRI Palembang................................................. 61-70

11. Pengaruh Motivasi dan Minat Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Pada MataPelajaran IPSSilvia Arianti-Universitas PGRI Palangka Raya.................................................... 71-76

12. Kinerja Keuangan Koperasi Pelajar SMK YP Gajah Mada Palembang DilihatDari Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, dan ProfitabilitasDiana Widhi Rachmawati - Universitas PGRI Palembang..................................... 77-81

13. Peranan Guru Bimbingan Dan Konseling Terhadap Pembentukan Moral danKarakter Anak BangsaMegawati Samerudin - Universitas PGRI Palembang............................................ 82-89

14. Analisis Kemampuan Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Jurnal PenyesuaianPada Mata Kuliah Dasar-Dasar Akuntansi Keuangan I Program Studi PendidikanAkuntansiErma Yuliani - Universitas PGRI Palembang......................................................... 90-98

TEMA II: PENDIDIKAN KARAKTER TERKAIT PENDIDIKAN MATEMATIKA

15. Perbandingan Penerapan Model Pembelajaran STAD (Student TeamAchievement Division) Dengan Model Pembelajaran TAI (Team AssistedIndividualization) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SekolahDasar Negeri di Kecamatan Balerejo Kabupaten MadiunArni Gemilang Harsanti - Universitas PGRI Madiun............................................. 99-107

16. Implementasi Pendidikan Karakter Pada Mata Kuliah Matematika Prodi PGSDUniversitas PGRI MadiunFida Rahmawantika Hadi - Universitas PGRI Madiun.......................................... 108-112

17. Model Pembelajaran Generatif (MPG) Berbantuan Blended Learning UntukMeningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis MahasiswaJayanti dan Rahmawati - Universitas PGRI Palembang........................................ 113-118

18. Pembentukan Karakter Siswa Melalui Pembelajaran Matematika Active LearningBerbantuan Media Kartu UmbulRissa Prima Kurniawati - Universitas PGRI Madiun............................................. 119-126

19. Pengembangan Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran MatematikaSupardi U.S - Universitas Indraprasta PGRI Jakarta............................................ 127-135

20. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis PMRI Pada Materi Segiempat Untuk SiswaSMP Kelas VIIYeli Arista, Lusiana dan Marhamah - Universitas PGRI Palembang.................... 136-143

Page 8: ISBN: 978-602-61512-0-9sipeg.unj.ac.id/...C-E-17-Reaktualisasi_Pendidikan.pdf · mulai satuan pendidikan jenjang PAUD, pendidikan masyarakat, pendidikan dasar, pendidikan menengah,

viii

21. Hubungan Antara Pemahaman Konseptual Dengan Prosedural Mahasiswa (StudiKorelasional Terhadap Kemampuan Matematis Dipandang Dari Aspek Karakter)Yudi Darma, Rahman Haryadi dan Abdillah - IKIP PGRI Pontianak................... 144-149

22. Disain Didaktis Aplikasi Integral Untuk Perkembangan Karakter MahasiswaCalon Guru Pada Volume Benda PutarLusiana - Universitas PGRI Palembang................................................................. 150-155

23. Model Pembelajaran Blended Learning Untuk Meningkatkan Hasil BelajarMahasiswa Pada Mata Kuliah Metode StatistikaYunika Lestaria N., Misdalina dan Marhamah - Universitas PGRI Palembang... 156-163

24. Penggunaan Bahan Organik Sebagai Alat Peraga Sederhana Pada materi ArusListrik SearahPatricia Lubis - Universitas PGRI Palembang....................................................... 164-167

TEMA III: PENDIDIKAN KARAKTER TERKAIT PENDIDIKAN IPA

25. Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Lectora Inspire dalamPembelajaran FisikaDasmo, Irnin Agustina D.A dan Ria Asep S.-Universitas Indraprasta PGRI......... 168-173

26. Pembelajaran IPA Materi Pemanasan Global Untuk Pembentukan KarakterMahasiswa (Jujur, Rasa Ingin Tahu, Keterbukaan, dan Skeptis)Intan Indiati - Universitas PGRI Semarang............................................................ 174-180

27. Pengembangan Karakter Mahasiswa Sains Melalui Peningkatan MetakognisiDalam Pembelajaran Menggunakan E-PortofolioMarheny Lukitasari dan Jefrey Handhika- Universitas PGRI Madiun.................. 181-184

28. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Minatdan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas V SDN Kertosari I Kabupaten MadiunNaniek Kusumawati - Universitas PGRI Madiun................................................... 185-192

29. Pengembangan Bahan Ajar Teknik Pemanfaatan Limbah Berbasis PemanfaatanLimbah Jerami Padi dan Bagasse Untuk Bahan Bakar Briket Sebagai SaranaMeningkatkan Prestasi Belajar MahasiswaNasrul Rofiah Hidayati dan Anggit Sasmito - Universitas PGRI Madiun.............. 193-197

30. Penggunaan Video Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar SiswaAna Desmarita, Herman Seri, Saleh H.-Universitas Muhammadiyah Palembang.. 198-200

31. Efektifitas Penggunaan Modul Berbentuk Pop-Up Materi Sistem PencernaanMakanan Manusia oleh Siswa Kelas XI IPA SMAAndia Guna, Herman Sari, Saleh H. Universitas Muhammadiyah Palembang...... 201-205

Page 9: ISBN: 978-602-61512-0-9sipeg.unj.ac.id/...C-E-17-Reaktualisasi_Pendidikan.pdf · mulai satuan pendidikan jenjang PAUD, pendidikan masyarakat, pendidikan dasar, pendidikan menengah,

ix

32. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sistem Gerak ManusiaDengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe JigsawHartini, Saleh Hidayat, Haryadi - Universitas Muhammadiyah Palembang........... 206-211

33. Peningkatan Hasil Belajar Biologi Pada Materi Sistem Pencernaan ManusiaMelalui Modul Pembelajaran Berbasis Discovery Learning Di SMP Negeri 2 AirKumbangKusmiati, Yetty H., Rusdy A. Siroj-Universitas Muhammadiyah Palembang........ 212-218

34. Meningkatkan Hasil Belajar Materi Genetik Siswa Kelas XII SMA MenggunakanMetode Mind MappingPutri Primadita, Saleh H., Haryadi-Universitas Muhammadiyah Palembang........ 219-221

35. Pembuatan Pupuk Organik dari Eceng Gondok (Eichhornia Crassipes (Mart)Solms) Sebagai Bahan Pembelajaran Alternatif Bioteknologi di SMASuprapti, Yetty H., Rusdy A. Siroj - Universitas Muhammadiyah Palembang......... 222-225

36. Studi Komparatif Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw dan GroupInvestigation Dalam Meningkatkan Kinerja Siswa Pada Mata Pelajaran IPA diSMK Negeri 1 Sanga DesaSusi Windari - Universitas Muhammadiyah Palembang........................................ 226-228

37. Uji Kualitatif Reagent Alternatif Berbahan Alami Pengganti Brom Timol Blue(BTB) Sebagai Bahan Praktikum Sistem Respirasi Siswa Kelas XI MIPA.Yesi Riska Perba, Yetty H., Rusdy A.S.-Universitas Muhammadiyah Palembang... 229-233

38. Implementasi Model Pbl Menggunakan Metode Proyek Dan Inkuiri TerbimbingDitinjau Dari Keterampilan Proses SainsIvayuni Listiani-Universitas PGRI Madiun............................................................ 234-238

TEMA IV : PENDIDIKAN KARAKTER TERKAIT PENDIDIKAN BAHASA DANSENI

39. Pengaruh Minat Baca Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Tahun Ajaran2016/2017Akhmad Syarif - Universitas PGRI Palangka Raya................................................ 239-244

40. Strategi Pengembangan Karakter Melalui Pengajaran Seni Dengan ParadigmaRevolusi Mental di Sekolah DasarHartini - Universitas PGRI Madiun........................................................................ 245-250

41. Filsafat Pendidikan Humanisme Dalam Perspektif Pembelajaran Bahasa InggrisBagi Peserta Didik Di Tingkat Sekolah Menengah Atas: Sebuah Kajian TeoriSanti Mayasari - Universitas PGRI Palembang..................................................... 251-258

42. Membangun Revolusi Mental Pendidik dan Peserta Didik Melalui PendidikanKarakter Dalam Pembelajaran Bahasa InggrisAmrina Rosyada – Guru SMP Negeri 25 Palembang.............................................. 259-265

Page 10: ISBN: 978-602-61512-0-9sipeg.unj.ac.id/...C-E-17-Reaktualisasi_Pendidikan.pdf · mulai satuan pendidikan jenjang PAUD, pendidikan masyarakat, pendidikan dasar, pendidikan menengah,

x

43. Penerapan Media Video Proyektor Dalam Meningkatkan Keterampilan MenulisTeks Prosedur Kompleks Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 PalembangAnzas Rua Usmana – Unversitas PGRI Palembang................................................ 266-273

44. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Terhadap Kemampuan MenulisNarasi Siswa Kelas VII SMP N 12 PrabumulihDian Novri Costioni - Universitas PGRI Palembang............................................. 274-280

45. Peran Pembelajaran Bahasa Indonesia Dalam Pembentukan Karakter BangsaEfin Gustrizali - MTsN Tulung Selapan, OKI, Sumatera Selatan............................ 281-287

46. Penerapan Pendidikan Berkarakter dalam Pembelajaran Bahasa Inggris MelaluiDongengErniatiningsih-SMA NEGERI 1 Semendawai Suku III Oku Timur Palembang..... 288-295

47. Implementasipendidikan Karakter Kepedulian dan Kerjasama Pada MatakuliahKeterampilan Berbicara Bahasa Inggris Dengan Metode Bermain PeranFirdaus - Universitas PGRI Palembang................................................................. 296-307

48. Pengaruh Media Permainan Berbentuk Kartu Kata Dalam Membuat Kalimat PadaSiswa Kelas V SD Negeri 68 PalembangIce Nofrianti – Guru SD Negeri 68 Palembang....................................................... 308-312

49. Pengaruh Model Pembelajaran Think Talk Write Terhadap Kemampuan MenulisKarangan Argumentasi Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Mesuji RayaKatarina Apriyanti - Universitas PGRI Palembang............................................... 313-318

50. Pendidikan Karakter Dalam Kegiatan Membaca Teks Fungsional Mata PelajaranBahasa InggrisMasayu Hijir Putri Ayu – Guru SMK Tamansiswa 1 Palembang............................ 319-323

51. Peranan Karya Sastra Dalam Pembentukan Karakter Moral Peserta DidikNadia Martilopa – Guru SD YWKA Palembang...................................................... 324-328

52. Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Teks Naratif Dalam PembelajaranBahasa InggrisTahrun - Universitas PGRI Palembang.................................................................. 329-335

53. Penerapan Metode Ekstemporan Dalam Upaya Meningkatkan KemampuanBercerita Siswa Kelas VIII.4 SMPN 13 PalembangUmi Rodiah - Guru SMP Negeri 13 Palembang.................................................... 336-341

54. Pembelajaran Bahasa Inggris Dalam Pendidikan KarakterWiryadi – Guru SD Negeri 137 Palembang............................................................. 342-347

55. Peranan Sastra Dalam Pembentukan Generasi BerkarakterZalia – Guru SMK Negeri 1 Plakat Tinggi, Musi Banyuasin Palembang................ 348-352

Page 11: ISBN: 978-602-61512-0-9sipeg.unj.ac.id/...C-E-17-Reaktualisasi_Pendidikan.pdf · mulai satuan pendidikan jenjang PAUD, pendidikan masyarakat, pendidikan dasar, pendidikan menengah,

xi

56. Kata Makian : Meruntuhkan Kesantunan BerbahasaFathiaty Murtadho - Universitas Negeri Jakarta................................................... 353-358

57. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Karakter BangsaNursana - Universitas PGRI Palembang................................................................ 359-366

58. Unsur-Unsur Kebudayaan Dalam Novel Hanya Sebutir Debu Karya Sandi FirlyDessy Wardiyah - Universitas PGRI Palembang................................................... 367-376

59. Korelasi Antara Pemahaman Unsur Pembangunan Puisi Dengan KemampuanMenulis Puisi Pada Siswa SMP Nurul Iman PalembangRizky Widia Kardika - Universitas PGRI Palembang............................................ 377-382

60. Keterampilan Bahasa dan Pendidikan Karakter di Perguruan TinggiNingya-Universitas PGRI Palembang................................................................... 383-389

TEMA V: PENDIDIKAN KARAKTER TERKAIT PENDIDIKAN INFORMAL/EKSTRAKULIKULER

61. Sikap Guru-Guru Smp Negeri 1 Rambipuji Terhadap Pengembangan KarakterSiswa Dengan Pendekatan KontekstualBendot Tri Utomo dan Siti Aisyah - STKIP PGRI Lumajang................................ 390-399

62. Sungai Komering Sebagai Media Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu(Sosiologi) Kelas VIII Sekolah MTS NU Sumber Agung Tahun Pelajaran 2015-2016Boby Agus Yusmiono – Universitas PGRI Palembang............................................ 400-409

63. Penerapan LKM Berorientasi Character Building Untuk MeningkatkanKemandirian Belajar MahasiswaDavi Apriandi dan Edy Suprapto - Universitas PGRI Madiun............................... 410-416

64. Pendidikan Karakter Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di Sekolah DasarDian Nur Antika Eky Hastuti - Universitas PGRI Madiun..................................... 417-423

65. Membangun Karakter Anak Melalui Permainan KonvensionalGhon Lisdiantoro - Universitas PGRI Madiun....................................................... 424-429

66. Pendidikan Berkarakter Melalui Pendidikan Agama Islam dengan Sistem FullDay SchoolHerni Irmayani – Kepala SDIT Arridho Kecamatan Kalidoni Palembang............. 430-437

67. Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kultur Sekolah DalamMenumbuhkan Minat Wirausaha Siswa SMAN 1 Sembawa BanyuasinLeniwati – Guru SMA Negeri 1 Sembawa Kabupaten Banyuasin.......................... 438-446

Page 12: ISBN: 978-602-61512-0-9sipeg.unj.ac.id/...C-E-17-Reaktualisasi_Pendidikan.pdf · mulai satuan pendidikan jenjang PAUD, pendidikan masyarakat, pendidikan dasar, pendidikan menengah,

xii

68. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Kegiatan Pembiasaan di SMPN 13PalembangM. Sopian – Guru SMP Negeri 13 Palembang........................................................ 447-454

69. Pengembangan Karakter Melalui Budaya Sekolah dan Dolanan Tradisional di SDModel Sleman YogyakartaMaya Kartika Sari - Universitas PGRI Madiun....................................................... 455-460

70. Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter dan Motivasi Guru dalamMenumbuhkan Sikap Spiritual Sosial di SMP Negeri 13 PalembangMurtiningsih – Gru SMP Negeri 13 Palembang..................................................... 461-468

71. Pendidikan Karakter Cerdas Format Kelompok (PKC-KO) Dalam MembentukKarakter Penerus BangsaRamtia Darma Putri dan Erfan Ramadhani - Universitas PGRI Palembang........ 469-472

72. Peran Sekolah Sebagai Pengelola Pendidikan Karakter SiswaRukanto – Kepala Sekolah SMA Plus Negeri 2 Banyasin III KabupatenBanyuasin................................................................................................................ 473-478

73. Keluarga Sebagai Pionir Dalam Mewujudkan Revolusi Pendidikan KarakterBangsaSutaryanto - Universitas PGRI Madiun.................................................................. 479-483

74. Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Kurikuler di PerguruanTinggiTitik Haryati - Universitas PGRI Semarang............................................................

484-49075. Implementasi Pembelajaran Karakter Cerdas Melalui Kegiatan Kelompok

Itsar Bolo Rangka - Universitas Indraprasta PGRI Jakarta.................................... 491-498

76. Membangun Generasi Unggul dan Berbudi Pekerti Luhur Melalui SistemPersekolahan Ramah Sekolah SiswaAbidinsyah - STKIP PGRI Banjarmasin.................................................................. 499-506

77. Peranan Orang Tua dan Strategis Guru Dalam Pembentukan Karakter PesertaDidikAgus Prihatiningsih – Guru SMP Negeri 5 Palembang........................................... 507-519

78. Peran Pola Asuh Orang Tua Terhadap Pembentukan Karakter AnakAhmad Yani – Guru SMK NEGERI 1 Pemulutan, Ogan Ilir Palembang................ 520-524

79. Peran Pramuka Dalam Mewujudkan Pendidikan Berkarakter Cerdas PadaMahasiswa Hukum Ekonomi Syariah Semester IV STAI Assiddiqiyah LempuingJaya OkiNinik Mulyani - STAI Assiddiqiyah Lempung Jaya, OKI, Sumatera Selatan.......... 525-531

80. Pendidikan Karakter Anak Berbasis Kearifan Lokal Dalam Lingkungan KeluargaRiyanto - Praktisi Penyiaran radio La Nugraha Swara Indah FM Palembang...... 532-535

Page 13: ISBN: 978-602-61512-0-9sipeg.unj.ac.id/...C-E-17-Reaktualisasi_Pendidikan.pdf · mulai satuan pendidikan jenjang PAUD, pendidikan masyarakat, pendidikan dasar, pendidikan menengah,

xiii

81. Penerapan Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Berbasis dan KearifanLokalSatori – Guru SD Negeri 26 Pulau Rimau Palembang........................................... 536-542

82. Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Intrakurikuler, Ekstrakurikuler,dan Hidden CurriculumSiska Yulia Sari – Guru SMK PalembangYWKA Palembang................................. 543-546

83. Penerapan Pendidikan Karakter di Kalangan MahasiswaSepti Reni – Guru SMA Negeri 21 Palembang........................................................ 547-553

TEMA VI: PENGUKURAN, EVALUASI, TEKNOLOGI, DAN MANAJEMENPENDIDIKAN KARAKTER

84. Kontribusi Manajemen Layanan Jasa Pendidikan Terhadap Kepuasan danLoyalitas Mahasiswa PTSElly Resly Rachlan - Universitas galuh Ciamis, Jawa Barat.................................. 554-565

85. Pengembangan Instrumen Pengukuran Tenggang Rasa Peserta DidikHuri Suhendri - Universitas Indraprasta PGRI Jakarta.......................................... 566-571

86. Strategi Kepala Kekolah Dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Guru MelaluiProgram Kegiatan SekolahIdeal Tasdik – Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Lubai Ulu Kabupaten MuaraEnim........................................................................................................................ 572-582

87. Pendidikan Karakter Untuk Pendidikan Karakter Untuk Pengembangan SumberDaya Manusia Indonesia Yang Berdaya SaingTyas Martika Anggriana - Universitas PGRI Madiun............................................ 583-591

88. Mendisiplinkan Siswa Melalui Pendidikan Karakter dan Meningkatkan KinerjaGuruHeni Tresnawati – Guru SMAN 2 Muaradua Oku Selatan..................................... 592-600

89. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis MasalahYuliani, Yetty Hastiana, Indawan S. - Universitas muhammadiyah Palembang.... 601-610

90. Reliabilitas Interater Instrumen TesDestiniar - Universitas PGRI Palembang.............................................................. 611-614

91. Pendidikan Karakter Melalui Implementasi Flipped Classroom PadaPembelajaranEty Septiati - Universitas PGRI Palembang........................................................... 615-622

92. Mendesain Bahan Ajar Matematika Interaktif Menggunakan Macromedia FlashRetni Paradesa - Universitas PGRI Palembang..................................................... 623-630

Page 14: ISBN: 978-602-61512-0-9sipeg.unj.ac.id/...C-E-17-Reaktualisasi_Pendidikan.pdf · mulai satuan pendidikan jenjang PAUD, pendidikan masyarakat, pendidikan dasar, pendidikan menengah,

xiv

93. Mengembangkan Karakter Mahasiswa Calon Guru Melalui PembelajaranReflektifRohana - Universitas PGRI Palembang................................................................. 631-639

94. Reaktualisasi Pendidikan NasionalUnifah Rosyidi-Universitas Negeri Jakarta.......................................................... 640-650

TEMA VII: SEJARAH, BUDAYA DAN NILAI KARAKTER BANGSA.

95. Identifikasi Kebutuhan Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Negeri 1 BelidaDarat Kecamatan Belida Darat Kabupaten Muara Enim Tahun Pelajaran2016/2017Anizah - Universitas PGRI Palembang................................................................ 651-656

96. Seni Perhiasan Dalam Kebudayaan Mataram Kuno Sebagai SumberPembelajaran Sejarah (Studi Ikonografi Relief Candi Borobudur)Ari Irawan, Muhamad Idris, Ahmad Z.- Universitas PGRI Palembang.................... 657-668

97. Pembelajaran Perilaku Keteladanan dan Antikorupsi Guna MeningkatkanKualitas Karakter Generasi Muda Menuju Indonesia EmasDwi Rohman Soleh - Universitas PGRI Madiun.................................................. 669-676

98. Kosmologi Dalam Relief Candi Borobudur Sebagai Sumber PembelajaranSejarah (Studi Ikonografi Candi Borobudur)Feri Fitriansyah, M. Idris dan Ahmad Zamhari-Universitas PGRI Palembang... 677-684

99. Teknologi Dalam Kebudayaan Mataram Kuno Sebagai Sumber PembelajaranSejarah (Studi Ikonografi Relief Candi Borobudur)Idil Putra dan Sukardi - Universitas PGRI Palembang...................................... 685-693

100. Mengembangkan Pendidikan Karakter Untuk Mengembalikan Marwah BangsaMelalui Kearifan LokalMoh. Zuhdi - STKIP PGRI Sumenep.................................................................... 694-703

101. Siter Arah (Pensil Karakter Sejarah) Sebagai Media Penanaman NasionalismePeserta Didik Kelas IV SDN Klumpit Kabupaten MadiunNovi Triana Habsari - Universitas PGRI Madiun................................................. 704-720

102. Seni Pakaian Pada Kebudayaan Mataram Kuno Sebagai Sumber PembelajaranSejarah (Studi Ikonografi Relief Candi Borobudur)Prengki dan Muhamad Idris - Universitas PGRI Palembang.............................. 721-729

103. Pendidikan Antikorupsi Dalam Membentuk Kompetensi KepribadianMahasiswa di Perguruan Tinggi LPTKRatna Nurdiana - STKIP PGRI Lamongan.......................................................... 730-741

104. Pengembangan Profesionalitas Guru dan Pendidikan Karakter DalamMeningkatkan Marwah BangsaRenata - Universitas PGRI Palembang................................................................. 742-747

Page 15: ISBN: 978-602-61512-0-9sipeg.unj.ac.id/...C-E-17-Reaktualisasi_Pendidikan.pdf · mulai satuan pendidikan jenjang PAUD, pendidikan masyarakat, pendidikan dasar, pendidikan menengah,

xv

105. Dunia Fauna Dalam Kebudayaan Mataram Kuno Sebagai Sumber PembelajaranSejarah (Studi Ikonografi Relief Candi Borobudur)Riky Febrianto dan Muhamad idris - Universitas PGRI Palembang.................... 748-756

106. Pendidikan Berkarakter Islami dan Perubahan SosialSri Hartati - Universitas Muhammadiyah Palembang.......................................... 757-761

107. Pengembangan Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Marwah BangsaSri Wahyuni - Universitas PGRI Palembang......................................................... 762-767

108. Kajian Implementasi Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa di IndonesiaHasbullah - Universitas Indraprasta PGRI Jakarta............................................. 768-772

109. Pembelajaran Sejarah dan Nasionalisme IndonesiaTaufik - Universitas Indraprasta PGRI Jakarta................................................... 773-780

110. Pengaruh Metode Role Playing Dengan Media Wayang Karton TerhadapLiterasi Cerita Wayang Siswa SMA Negeri 5 SemarangAsropah, Alfian dan Bambang Sulanjari - Universitas PGRI Semarang............... 781-787

111. Paradigma Pendidikan Karakter Yang Utuh Untuk Masa Depan IndonesiaLubban Anwari Alhamidi - Universitas Indraprasta PGRI Jakarta...................... 788-797

112. Mengembalikan Marwah Ideologi Bangsa Melalui Pendidikan BerkarakterAbdul Rahman – Guru SD Padmajaya Palembang............................................... 798-804

113. Identifikasi Kebutuhan Pendidikan Karakter di SMP Negeri 2 Sungai KeruhHerawati – Guru SMP Negeri 2 Sungai Keruh Kecamatan Sungai KeruhKabupaten Musi Banyuasin Palembang............................................................... 805-810

114. Pengembangan Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Marwah BangsaRahma Danniarti – Guru SMP Negeri 7 Palembang........................................... 811-820

115. Pengembangan Pendidikan Karakter Oleh Guru Untuk Membangun danMeningkatkan Martabat BangsaSepriadi - Universitas PGRI Palembang............................................................... 821-832

116. Menanamkan Nilai-Nilai Karakter Bangsa Pada Siswa di SekolahHaryanto - Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta.............................................. 833-836

117. Kebijakan Pembangunan Karakter Kepemudaan di DKI Jakarta(Tinjauan Kritis Atas UU No. 40/2009 dan Perda DKI Jakarta No.2/2016Tentang Kepemudaan Dalam Konteks Pengembangan dan Pemberdayaan)Rahmatullah - Universitas Indraprasta PGRI Jakarta......................................... 837-849

118. Pementasan wayang Palembang: Pendidikan Karakter Melalui EksplorasiBahasa dan Budaya LokalHoutman - Universitas PGRI Palembang............................................................ 850-857

Page 16: ISBN: 978-602-61512-0-9sipeg.unj.ac.id/...C-E-17-Reaktualisasi_Pendidikan.pdf · mulai satuan pendidikan jenjang PAUD, pendidikan masyarakat, pendidikan dasar, pendidikan menengah,

xvi

119. Pengaruh Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar MahasiswaMisdalina, Yunika Lestaria N., dan Marhamah - Universitas PGRI Palembang. 858-861

120. Kemampuan Mengendalikan Emosi Pada Siswa dan Implikasinya TerhadapBimbingan dan KonselingTaty Fauzi dan syska Purnamasari - Universitas PGRI Palembang.................... 862-867

TEMA VIII: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SD DAN PAUD

121. Mengoptimalisasi Pendidikan Karakter Mahasiswa PGSD MelaluiPembelajaran Konsep Sains II Berbasis Keterampilan ProsesSepti Aprilia - Universitas PGRI Madiun.............................................................. 868-873

122. Analisis Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Se-Kabupaten MagetanVivi Rulviana - Universitas PGRI Madiun............................................................ 874-879

123. Penanaman Pendidikan Karakter Melalui Konsolidasi Bahasa dan BudayaIndonesia di Sekolah DasarWinda Ayu cahya Fitriani - Universitas PGRI Madiun......................................... 880-886

124. Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kultur Sekolah di SDN 176PalembangWinda Fitri Maretta - Universitas PGRI Palembang............................................ 887-895

125. Menanamkan Karakter Tanggung jawab Melalui Model Pembelajaran PBLPada Anak SDDian Permatasari Kusuma dayu - Universitas PGRI Madiun.............................. 896-902

126. Pola Pelaksanaan Pendidikan Karakter Terhadap Siswa Sekolah DasarAriesca – Guru TKIT Al Fatih Palembang............................................................ 902-907

127. Implementansi Pendidikan Karakter Melalui Nilai-Nilai Keteladanan Guru,Siswa Dan Orang Tua Dalam Upaya Penguatan Karakter Siswa Sekolah DasarAyuni Astrina - Guru SD Negeri 59 Batu Kuning, Ogan Komering Ulu.............. 908-913

128. Peningkatan Keterampilan Siswa Menyusun Kalimat Pada Mata PelajaranBahasa Indonesia Melalui Metode Pecahan Potongan Kata Siswa Kelas V SDNegeri 68 Seberang Ulu 1 PalembangNy Desy Hikmah – Guru SD Negeri 68 Palembang.............................................. 914-917

129. Cerita Rakyat Sebagai Sumber Literasi Berkarakter Dalam Buku Ajar BahasaJawa Bagi Siswa SDEndang Sri Maruti - Universitas PGRI Madiun.................................................... 917-921

130. Pola Pengembangan Pendidikan Karakter Siswa (Sebuah Studi di Sekolah DasarPalembang)Indriyanti – Guru MTsN Tanjung Laut, OKI........................................................ 922-926

Page 17: ISBN: 978-602-61512-0-9sipeg.unj.ac.id/...C-E-17-Reaktualisasi_Pendidikan.pdf · mulai satuan pendidikan jenjang PAUD, pendidikan masyarakat, pendidikan dasar, pendidikan menengah,

xvii

131. Pendidikan Karakter Disiplin di Sekolah DasarIntan Permata Sari – Guru SMA Sjahyakirti Palembang...................................... 927-932

132. Pendidikan Karakter Pada Anak Usia DiniPrillia Ekaningtias – Guru Raudlotul Athfal Al Falah, Buay Madang Timur........ 933-937

133. Tindak Tutur Berdasarkan Daya Tutur Pada Anak Usia Dua TahunSyelly eka Permatasari – Universitas PGRI Palembang...................................... 938-940

134. Pembentukan Karakter Siswa Kelas V SD Dalam Pembelajaran IPA MelaluiModel Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) di SDN Jabung IIMagetanDiyan Marlina - Universitas PGRI Madiun.......................................................... 941-948

135. Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri Berbazis Karakter Terhadap HasilBelajar Pada Pembelajaran Tematik IntegratifFauzatul Rohmanurmeta-Universitas PGRI Madiun............................................ 949-953

136. Implementasi Pendidikan Karakter Siswa Melalui Mata Pelajaran PKN SiswaKelas V SDN Tanjung 2 Kecamatan Bendo Kabupaten MagetanCandra Dewi-Universitas PGRI Madiun.............................................................. 954-957

137. Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Habituasi Di SekolahDasarMelik Budiarti-Universitas PGRI Madiun............................................................ 957-962

138. Implementasi Media “Brankas” Pemanfaatan Barang Bekas Sebagai SolusiPenghijauan Untuk Mewujudkan Karakter Peduli Lingkungan Siswa SekolahDasar Sd N Banjarejo MadiunPinkan Amita Tri Prasasti-Universitas PGRI Madiun.......................................... 963-970

139. Self Regulated Learning Pada Pelajaran Matematika Untuk MeningkatkanKualitas Diri Siswa Sekolah DasarOctarina Hidayatus Sholikhah-Universitas PGRI Madiun................................... 971-975

140. Efektifitas Pemberian Reward Dan Punismant Terhadap Pembentukan KarakterSiswa Sekolah DasarRosilawati- Kepala Sekolah SDN 22 Rambutan Kabupaten Banyuasin................ 976-984

Page 18: ISBN: 978-602-61512-0-9sipeg.unj.ac.id/...C-E-17-Reaktualisasi_Pendidikan.pdf · mulai satuan pendidikan jenjang PAUD, pendidikan masyarakat, pendidikan dasar, pendidikan menengah,

Seminar Nasional Pendidikan PGRI 2017

640

REAKTUALISASI PENDIDIKAN NASIONAL

Unifah RosyidiUniversitas Negeri Jakarta

[email protected]

Kata Kunci ABSTRAKPendidikan, PermasalahanPendidikan, Aktualisasi

Pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya memberikanpencerahan kepada masyarakat melalui nilai dan manfaatpendidikan itu sendiri. Kondisi ini terbuktidengan kompleksnyapermasalahan pendidikan utamanya dari rendahnya kualitaslulusan, rendahnya relevansi pendidikan dengan dunia kerja.Pendidikan justru sering dipolitisasi pejabat dan dalam pestapolitik. Untuk itu perlu adanya Reaktualisasi PendidikanNasional

PENDAHULUANPendidikan merupakan proses di mana

seseorang memperoleh pengetahuan(knowledge acquisition), mengembangkankemampuan/keterampilan (skillsdevelopments) sikap atau mengubah sikap(attitute change). Pendidikan adalah suatuproses transformasi anak didik agar mencapaihal tertentu sebagai akibat proses pendidikanyang diikutinya. Sebagai bagian darimasyarakat, pendidikan memiliki fungsi gandayaitu fungsi sosial dan fungsi individual. Fungsisosialnya adalah untuk membantu setiapindividu menjadi anggota masyarakat yanglebih efektif dengan memberikan pengalamankolektif masa lalu dan sekarang, sedangkanfungsi individualnya untuk mempersiapkandirinya agar lebih produktif dalam menghadapimasa depan.

Carter V. Good dalam Arif Rohman(2009) membagi dua pengertian tentang ilmupendidikan. Pertama, ilmu pendidikandipahami sebagai seni mendidik (the art ofeducating) atau seni mengajar (the art ofteaching). Pengertian semacam ini berartimenganggap ilmu pendidikan berisi sederetankiat-kiat jitu dalam mendidik yang efektif;kedua, ilmu pendidikan difahami sebagaidisiplin ilmu yang mempelajari fenomenapendidikan dengan prinsip-prinsip ilmiah(science of education).Adapun beberapapandangan lain tentang pendidikan dapat kitalihat seperti :

1. Crow & CrowPendidikan adalah suatu proses yangberisi berbagai macam kegiatan yang

cocok bagi individu untuk kehidupansosialnya dan membantu meneruskanadapt dan budaya serta kelembagaansocial dari generasi ke generasi.

2. John Dewey,Pendidikan sebagai suatu prosespembentukan kecakapan-kecakapanfundamental baik secara intelektualmaupun emosional kea rah alam dansesame manusia.

3. J.J. Rousseau PPendidikan sebagai usaha memberikanbekal yang tidak ada pada masa kanak-kanak akan tetapi dibutuhkan pada masadewasa.

4. J. Gielen and S. StrasserPendidikan sebagai segala usaha orangdewasa dalam pergaulannya dengananak-anak untuk memimpinperkembangan jasmani dan rokhani kearah kedewasaan.

5. George F. Knellermelihat pendidikan dalam tiga cakupanyakni :

a. Arti luas, pendidikan menunjukpada suatu tindakan ataupengalaman yang mempunyaipengaruh dan berhubungandengan pertumbuhan atauperkembangan pikiran (mind),watak (character), sertakemampuan fisik (physicalability) individu.

b. Arti teknis yaitu pendidikansebagai proses di manamasyarakat melalui lembaga-

Page 19: ISBN: 978-602-61512-0-9sipeg.unj.ac.id/...C-E-17-Reaktualisasi_Pendidikan.pdf · mulai satuan pendidikan jenjang PAUD, pendidikan masyarakat, pendidikan dasar, pendidikan menengah,

Seminar Nasional Pendidikan PGRI 2017

641

lembaga pendidikan (sekolah,perguruan tinggi, atau lembagalain) dengan sengajamentransformasikan warisanbudayanya berupa : pengetahuan,nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan dari generasi kegenerasi.

c. Arti Hasil, bahwa pendidikanadalah apa yang boleh kita perolehmelalui belajar (pengetahuan,nilai-nilai, dan keterampilan-keterampilan)(Dirto Hadisusanto, dkk, 1995).

6. UU No. 20 Tahun 2003 TentangSISDIKNAS

Pendidikan adalah usaha sadar danterencana untuk mewujudkan suasanabelajar dan proses pembelajaran agarpeserta didik secara aktif mengembangkanpotensi dirinya untuk memiliki kekuatanspiritual keagamaan, pengendalian diri,kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,serta keterampilan yang diperlukandirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

PERMASALAHAN PENDIDIKANPotret Pendidikan di Indonesia dalam

kurun waktu lima tahun mendatang diselimutioeh berbagai permasalahan yang saat inisangat urgen untuk mendapat perhatiansemua komponen bangsa. Permasalahantersebut penulis rangkum dari RencanaStrategis Kemendikbud Tahun 2015-2019sebagai berikut :

1. Peran Pelaku Pembangunan Pendidikanbelum Optimal,Dalam pendidikan dasar, peran orang tuasering masih terbatas pada urusanadministrasi dan penyediaan saranapribadi siswa saja; dalam pendidikanjenjang menengah, para siswa belummenjadi subjek pendidikan atau kurangdilibatkan aktif dalam prosespembelajaran; penguatan peran guru dantenaga pendidikan masih terlampaumenekankan peningkatan mutu,kompetensi, dan profesionalisme guru.Selain itu, penguatan peran pelaku padakeseluruhan jenjang pendidikan jugamasih kurang disinergikan sebagaibagian dari ekosistem pendidikan.

2. Peran Pelaku Budaya belum Signifikandalam Melestarikan KebudayaanKetergantungan pada peran dan bantuan

pemerintah dan pemerintah daerah masihcukup tinggi. Inisiasi pelaku budaya masihbanyak yang dilakukan secara sendiri-sendiri dan kurang tersinergi..

3. Belum Semua Penduduk MemperolehLayanan Akses PAUD yang BerkualitasBahwa belum semua anak usia PAUDmemperoleh layanan pendidikan,sebagaimanaditunjukkan dengan capaian APK PAUDyang baru sebesar 68,1% pada tahun2014.

4. Pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan12 Tahun yang Berkualitas belumMaksimalKetika Wajib Belajar (Wajar) 12 Tahunditetapkan sebagai salah satu agendaprioritas pembangunan pendidikan,sebenarnya masih ada beberapa masalahdalam pelaksanaan Wajib BelajarPendidikan Dasar 9 Tahun yang belumterselesaikan. Permasalahan tersebutantara lain :

a. Pemenuhan hak terhadappelayanan pendidikan dasar yangberkualitas belum maksimalmeskipun capaian APKpendidikan dasar pada tahun2012—2013 telah mencapaiangka di atas 100%, tetapi masihada permasalahan dari segipemerataan baik sisi spasialmaupun tingkat ekonomi. Darisisi spasial sebanyak 146kabupaten dan kota (29,4%)masih memiliki APM SD dibawah 95%, sedangkansebanyak 169 kabupaten/kota(34%) masih memiliki APK SMPdi bawah 95%. Dari sisi tingkatekonomi, angka partisipasipenduduk usia 13-15 tahun sangat

b. Belum seluruh pendudukmemperoleh layanan aksespendidikan menengah yangberkualitasBelum semua anak usia 16-18tahun memperoleh layananpendidikan yang berkualitas,sebagaimana ditunjukkan padaCapaian APK SMA/MA/SMKyang masih rendah yaitu sebesar80% pada tahun 2014. Masihbanyaknya kecamatan yangbelum memiliki

Page 20: ISBN: 978-602-61512-0-9sipeg.unj.ac.id/...C-E-17-Reaktualisasi_Pendidikan.pdf · mulai satuan pendidikan jenjang PAUD, pendidikan masyarakat, pendidikan dasar, pendidikan menengah,

Seminar Nasional Pendidikan PGRI 2017

642

SMA/MA/SMK menjadipenyebab kantung-kantung putussekolah. Saat ini 947 kecamatanatau 13,9% kecamatan belummemiliki SMA/MA/SMK.Demikian pula perbedaankemampuan melanjutkan sekolahdikalangan ekonomi lemah masihsangat tinggi serta keterbatasanfisik sekolah yang masih menjadikendala utama dalampelaksanaan pendidikan.

c. Relevansi pendidikan menengahkejuruan dengan kebutuhan duniakerja belum maksimalDalam hal ini hasil layananpendidikan yang diberikan olehSMK belum sesuai dengan yangdiharapkan, ini terbukti dariadanya tingkat penganggurandari lulusan SMK yang relatiflebih rendah dibandingkandengan lulusan SMA yaitu 9,10%untuk SMA dan 7,21% untukSMK pada bulan Februari tahun2014. Selain itu, juga karenajumlah rata-rata penghasilanyang tidak terlalu berbeda antaralulusan SMA dan SMK. Halberarti bahwa belumsignifikannya persepsi duniakerja antara lulusan SMK danSMA.

5. Peningkatan Kualitas Pembelajaranbelum MaksimalCapaian mutu pendidikan Indonesia yangmasih jauh di bawah capaian negara majuatau bahkan di bawah negara-negaratetangga Indonesia menjadi catatandalam pembenahan mutu pendidikandi Indonesia. Salah satunya dapat kitalihat bahwa nilai PISA Matematikapelajar Indonesia pada tahun 2012menunjukan rata-rata capaiankompetensi siswa Indonesia hanyaberada pada level 1. Kondisi inimendudukkan Indonesia di bawahSingapura, Malaysia, Thailand, ataubahkan Vietnam.Berdasarkan data tersebut, makaKemendikbud melakukan penelitian danhasilnya berupa temuan tentang adanyatiga faktor utama yang menyebabkanmengapa kualitas pembelajaran diIndonesia rendah, yaitu :

a) Rendahnya jaminan kualitaspelayanan pendidikanBahwa sampai tahun 2013 barusekitar sebanyak 68,7% SD/MIdan 62,5% SMP/MTs yang sudahterakreditasi dengan nilaiminimal B. Ini menunjukkanbahwa kualitas layananPendidikan Dasar harus terusdibenahi. Demikian pula halnyadengan SMA dan SMK. Di manabaru 73,5% SMA/MA yang sudahterakreditasi minimal B danhanya 48,2% kompetensikeahlian SMK berakreditasiminimal B. Berdasarkan datatersebut, jelas bahwa kualitaslayanan pendidikan di Indonesiamasih belum memenuhi StandarNasional Pendidikan (SNP). Disamping itu, dengan kata lainlayanan pendidikan masih sangatrendah.

b) Lemahnya pelaksanaankurikulumPenerapan Kurikulum 2013 padatahun 2014 berdampingandengan Kurikulum 2006sehingga menimbulkan beberapamasalah. Kurikulum 2013dinilai sebagian pihak belumcukup dikaji dan belummengalami uji coba yangmemadai untuk diterapkansecara demikian massif,keterbatasan materi ajar sertamasih rendahnya pemahamanpendidik, kepala sekolah, danorang tua terhadap pelaksanaanKurikulum 2013, sehinggaterjadinya kontra-produktif dalamdunia pendidikan.

c) Lemahnya sistem penilaianpendidikanSistem penilaian pendidikanyang komprehensif danterpercaya belum sepenuhnyaterbangun. Hal ini antara laindapat dilihat dari belum adanya:(i) keandalan dan kesahihansistem ujian nasional; (ii)minimnya upaya untukmemperkuat lembaga penilaianpendidikan yang independen; (iii)belum adanya peninjauan ulang

Page 21: ISBN: 978-602-61512-0-9sipeg.unj.ac.id/...C-E-17-Reaktualisasi_Pendidikan.pdf · mulai satuan pendidikan jenjang PAUD, pendidikan masyarakat, pendidikan dasar, pendidikan menengah,

Seminar Nasional Pendidikan PGRI 2017

643

atas peran, struktur, dan sumberdaya pusat penilaian pendidikan;(iv) belum dimanfaatkannya hasilpemantauan capaian belajar siswasebagai informasi peningkatankualitas pembelajaran secaraberkesinambungan; serta (v)terbatasnya kemampuanpendidik dalam memberikanpenilaian formatif.

6. Peningkatan Manajemen Guru,Pendidikan Keguruan, dan ReformasiLembaga Pendidikan TenagaKependidikan (LPTK)

a. Jumlah dan distribusi guru masihperlu ditata secara lebih baikHal ini dapat di lihat dari datasebagai berikut :

1) Distribusi guru di daerahyang belum merata, yangdiakibatkan oleh :

a) terbatasnyakapasitas pemerintahkabupaten dan kotadalam mengelolaperekrutan,penempatan, danpeningkatan mutuguru secara efektifdan efisien.

b) kurangnyakomitmen untukpenegakan peraturandalam pengangkatanguru berdasarkankriteria mutu yangketat dankebutuhan aktual dikabupaten/kota.

c) belum terwujudnyaefisiensipemanfaatan gurumelalui perbaikanrasio guru-muriddan maksimalisasibeban mengajar.

d) minimnya kerja samaantara LPTK dansemua tingkatpemerintahan untukmenjamin mutu dandistribusi guru yangmerata

2) Rasio pendidik terhadapsiswa secara nasional yang

telah baik/memadai.3) Proses rekrutmen guru

belum terintegrasi antardaerah sehingga banyakdaerah yang kelebihanguru sementara daerahlainnya mengalamikekurangan guru.

4) Pemenuhan kekuranganguru di daerah 3T akansulit terlaksana karenaterbatasnya ketersediaanguru.

b. Kualitas, kompetensi, danprofesionalisme guru masih harusditingkatkanPeningkatan kualitas, kompetensi,dan profesionalisme guru masihharus ditingkatkan karena hinggasaat ini tidak terdapat hubunganlinier antara peningkatankualifikasi dan sertifikasiprofesi pendidik terhadap hasilbelajar siswa. Hal ini antara laindisebabkan oleh :

1) Belum diterapkannyasistem Uji KompetensiGuru sebagai bagian dariproses penilaian hasilbelajar siswa;

2) Belum dilaksanakannyapenilaian kinerja guru yangsahih, andal, transparandan berkesinambungan;

3) Belumdipertimbangkannyaperbaikan disain programdan keselarasan disiplinilmu sebagai dasarpeningkatan kualifikasiakademik dan sertifikasiguru; serta

4) Belum dilaksanakannyaPengembangan ProfesionalBerkesinambungan (PPB)bagi guru.Salah satu faktor pentingdalam penilaian kinerjaguru adalah tingkat rata-rata ketidakhadiran guruyang pada tahun 2013mencapai 10% (StudiACDP), dimana angkaketidakhadiran guru lebihtinggi pada (i) guru laki-

Page 22: ISBN: 978-602-61512-0-9sipeg.unj.ac.id/...C-E-17-Reaktualisasi_Pendidikan.pdf · mulai satuan pendidikan jenjang PAUD, pendidikan masyarakat, pendidikan dasar, pendidikan menengah,

Seminar Nasional Pendidikan PGRI 2017

644

laki; (ii) guru yangmengajar pada lebih darisatu sekolah; (iii) guruyang mengajar di sekolahterpencil; (iv) sekolah yangsarana-prasarananya tidakmemadai; (v) sekolah yangbelum mencapai SPM; (vi)kepala sekolah yang jugasering absen dan tidakmenjadi panutan; (vii)sekolah yang jarangdikunjungi oleh pihakdinas pendidikankabupaten; dan (viii)sekolah yang komitesekolahnya kurang aktif.Sekolah di mana angkaketidakhadiran guru tinggi,tingkat ketidakhadiranmurid juga tergolongtinggi.

c. Kurangnya kapasitas LPTKdalam menyediakan guruberkualitasTerbatasnya kualitas layananpendidikan oleh LPTKberdampak belum adanyaperbaikan yang signifikan padapeningkatan kualitas guru.Keterbatasan ini antara laindisebabkan oleh :

1) Belum adanya reformasiLPTK secara menyeluruhuntuk meningkatkan mutupenyelenggaraanpendidikan keguruan;

2) Minimnya keterlibatanLPTK dalam prosesperencanaan dan pengadaanguru berdasarkan analisiskebutuhan guru per daerah(kabupaten dan kota);

3) Belum tersedianyamekanisme penjaminankualitas calon mahasiswayang masuk ke LPTKmelalui proses seleksiberdasarkan merit system;

4) Kurang maksimalnyapelaksanaan programinduksi dan pemantauanguru;

5) Belum dikembangkannyakurikulum pelatihan guru

yang responsif dengankebutuhan aktual; dan

6) Belum dilaksanakannyapendidikan profesi gurubagi calon guru barumelalui pola beasiswa danberasrama.

7. Peningkatan Keterampilan Kerja danPenguatan Pendidikan Orang Dewasa(Pendidikan Masyarakat) belum MaksimalBanyaknya lembaga kursus dan pelatihanyang terstandar tidak menjaminmeningkatnya kualitas pendidikan,keterampilan kerja, dan keterserapanpeserta didik di dunia kerja. Hal inidisebabkan antara lain oleh

a. Belum diterapkannya KerangkaKualifikasi Nasional Indonesia(KKNI) dan Standar KompetensiKerja Nasional Indonesia(SKKNI);

b. Belum adanya revitalisasi BLKdengan memperhitungkanefisiensi dan efektivitaspelatihan;

c. Rendahnya kualitas pendidikannonformal, khususnya kursus-kursus keterampilan, bagiangkatan kerja muda;

d. Belum adanya jaminanstandardisasi layanan lembagapendidikan dan pelatihanketerampilan;

e. Belum selarasnya pendidikandan pelatihan kerja yangdilakukan oleh pemerintah danswasta dilihat dari kebutuhanpembangunan daerah dan DUDI.

8. Pengentasan Keniraksaraan belumMerataKeberhasilan untuk memenuhi targetdeklarasi Dakkar tentang education forall, masih menyisakan masalah dalam halpemerataannya. Capaian keaksaraantersebut belum merata di seluruh provinsiterutama di daerah terdepan, terluar, dantertinggal (3T). Sebagai contoh, dapatdisebutkan masih tingginya angkaniraksara di Provinsi Papua yangmencapai 30,93%. Hal tersebutdisebabkan karena terbatasnyakemampuan insan penyelenggaraprogram niraksara dan kondisi geografisyang sangat jauh.

9. Peningkatan Pendidikan Keluarga belum

Page 23: ISBN: 978-602-61512-0-9sipeg.unj.ac.id/...C-E-17-Reaktualisasi_Pendidikan.pdf · mulai satuan pendidikan jenjang PAUD, pendidikan masyarakat, pendidikan dasar, pendidikan menengah,

Seminar Nasional Pendidikan PGRI 2017

645

sesuai dengan yang DiharapkanSaat ini program keluarga yangdilaksanakan melalui pendidikankeorangtuaan baru berhasil menjangkau45% kabupaten dan kota. Selain itu,capaian keberhasilan itu pun belummemadai karena baru terbatas padapemangku kepentingan untukmemberikan peningkatan wawasantentang pentingnya peran orang tuadalam mendidik anak sedini mungkin,meningkatkan ketahanan pangankeluarga, mencegah perilaku destruktif,memahani gizi dan pola hidup sehat sertamenerapkan pengarusutamaan gender.

10. Rendahnya Mutu Kemahiran Membacadan Semakin Punahnya PenggunaanBahasa dan Sastra DaerahRendahnya mutu kemahiran membacasiswa di Indonesia ditunjukkan antaralain, survei PISA Tahun 2012 denganperolehan nilai sebesar 396. PosisiIndonesia di bawah nilai rata-rataMalaysia (398) dan Thailand (441).Kendala peningkatan mutu kemahiranmembaca siswa dipengaruhi olehkompetensi pendidik, standar mutupenggunaan bahasa pembelajaran,sistem pembelajaran, dan sumber dayapembelajaran bahasa dan sastra. Lebihlanjut, studi USAID (2014) menunjukkanbahwa

a. Rata-rata 47,2% murid kelas 1dan 2 di Indonesia yang siap naikkelas 3 karena membaca lancardan paham artinya. Sisanyasebanyak.

b. Lamban dalam\membaca lambanmengerti arti bacaan sebesar26,3%

c. Golongan pemula sebesar 20.7%,golong pemula ini adalahgabungan antara pembaca lancardan lamban namun tidakmengerti artinya; dan

d. ada 3% tergolong non-pembaca(non-reader) karena walau telahdua tahun bersekolah, merekabelum mengenal huruf.Secara nasional, kemampuanmembaca murid rendah yangdiperparah oleh kondisi lebarnyaketimpangan literasi antarawilayah barat dan wilayah timurIndonesia serta antara perkotaan

dan pedesaan di dalamkabupaten. Mereka padaumumnya murid dari keluargamiskin yang orangtuanya punbuta huruf, komunitasnya adalahpenutur tunggal bahasa ibu, danbersekolah di sekolah dasar dipedesaan dan daerah terpencil.

11. Gejala Memudarnya Karakter Siswa danJati Diri BangsaMeningkatan berbagai kasus narkotika,perkelahian antar pelajar, antar kelompokmasyarakat, pergaulan bebas, bisaditafsirkan sebagai gejala memudarnyapemahaman, penghayatan, danpengamalan nilai-nilai luhur budayabangsa.Untuk itu Pemerintah selama melakukanberbagai upaya untuk meningkatkanmemahaman masyarakat terhadappentingnya karakter siswa dan jati diribangsa yang berbasis pada keragaman dankearifan lokal serta penerapannya dalamkehidupan sehari-hari. Namun upayatersebut menghadapi berbagaipermasalahan masih dihadapi antara lain,adanya kecenderungan:

a. Menurunnya pemahaman,penghayatan, dan pengamalannilai-nilai Pancasila dalamkehidupan sehari-hari;

b. Menurunnya kualitaspenggunaan bahasa Indonesiadan rasa cinta terhadap produkdalam negeri;

c. Rendahnya kesadaran akankeberagaman budaya, nilai-nilaisejarah dan kearifan lokal sertapenghormatan terhadap adat,tradisi, dan kepercayaan;

d. Menurunnya daya juang danbudaya kerja (etos kerja) sertasikap tenggang rasa dan toleransiterhadap perbedaan yang dapatmemicu terjadinya konfliksosial;

e. Menguatnya nilai-nilaipriomordialisme danfundamentalisme yang dapatmengancam disintegrasi bangsa.

12. Pemanfaatan Anggaran Pendidikan belumEfektif dan EfisienPenerapan anggaran 20% APBN belumdapat sepenuhnya dinikmati masyarakat.Proses penggunaan anggaran pendidikan

Page 24: ISBN: 978-602-61512-0-9sipeg.unj.ac.id/...C-E-17-Reaktualisasi_Pendidikan.pdf · mulai satuan pendidikan jenjang PAUD, pendidikan masyarakat, pendidikan dasar, pendidikan menengah,

Seminar Nasional Pendidikan PGRI 2017

646

yang berasal dari APBN melaluimekanisme transfer daerah belumsepenuhnya transparan dan belumberdampak langsung pada peningkatanmutu layanan pendidikan di daerah.Meskipun belanja pemerintah untukpendidikan meningkat hampir tiga kalisejak tahun 2001, masih terjadi in-efisiensi dalam pembiayaan pendidikanantara lain,

a. Pengelolaan dan distribusi guruyang belum merata;

b. Rasio guru dan murid yang belumseimbang;

c. Pemanfaatan BOS yang belumsignifikan dengan peningkatankualitas pembelajaran;

d. Penggunaan belanja transfer kedaerah melalui DAU dan DAKuntuk bidang pendidikan belumoptimal; dan

13. Belum Optimalnya Tata KelolaOrganisasi KemendikbudBahwa tata kelola Kemendikbud harusmelakukan Reframing Organisasi agarmampu meningkatkan layananberkualitas kepada public, baik secaraadministrasi maupun kelengkapanlainnya, terutama yang berkaitan denganPelayanan terhadap Guru dan TenagaKependidikan yang masih banyak PR,baik terkait dengan masalah distribusi,recruitment, Guru dan TenagaKependidikan Honorer, terpecahnyaorganisasi profesi, ketidak ajeganregulasi tentang organisasi profesi,regulasi perlindungan dan supremasi oflaw terhadap guru yang ngambang danmasih banyak lagi permasalahan terkaitdengan masalah guru.

Paradigma Baru Pendidikan NasionalMelihat pada kondisi permasalahan

yang kompleks tersebut, dapat kita yakinibahwa hal tersebut merupakan gambarantentang adanya krisis pendidikan nasional,untuk itu penulis mencoba untuk merefleksitentang gagasan yang dikembangkan oleh Prof.Dr. H.A.R Tilaar, M.Sc. Ed, yang berjudul“Paradigma Baru Pendidikan Nasional” yangditerbitkan tahun 2006 di Jakarta oleh RinekaCipta yang dipaparkan dalam pembahasan ini.Bahwa krisis kehidupan yang menimpa bangsaIndonesia pada masa pra-orde baru dan ordebaru, termasuk di dalamnya krisis pendidikan

nasional. Dalam hal ini Pendidikan telahterlempar dari kebudayaan dan telah menjadisemata-mata alat dari suatu orde ekonomi ataualat sekelompok penguasa untuk mewujudkancita-citanya yang tidak selalu sesuai dengantuntutan masyarakat (p.6). Bercermin darikenyataan tersebut, maka dalam memasuki erareformasi diperlukanlah penyusunan paradigmabaru pendidikan yang berorientasi padaterwujudnya masyarakat madani Indonesia(p.27-31). Masyarakat madani adalahmasyarakat yang menghargai nilai-nilai danseluruh hak asasi manusianya ini, dapatdiwujudkan melalui paradigma barupendidikan nasional, yang diawali denganproses reposisi dan reaktualisasi pendidikan(p.52-61)

Membentuk masyarakat Indonesia baruyaitu masyarakat madani Indonesia tentunyamemerlukan berbagai paradigma baru karenaparadigma lama memang sudah tidak sesuailagi dengan tuntutan jaman. Upaya pemerintahdalam menumbuhkan individu dan masyarakatyang demokratis sangat memerlukan berbagaigagasan praksis pendidikan. Kondisimasyarakat yang tertutup, sentralistik, danmematikan inisiatif berpikir manusia bukansebuah harapan yang terjadi dari pendidikan.Oleh karena itu, lahirnya paradigma pendidikannasional baru hasil perjuangan reformasi harusmemiliki spirit kuat untuk lebih mampumenjawab tantangan internal dan global.Paradigma tersebut memiliki landasan kokohuntuk menjadikan bangsa Indonesia yangbersatu serta demokratis, bukan malah jaditerkotak-kotak dalam peta politik dan petaKonflik. Peran penyelenggaraan pendidikanyang tadinya bersifat sentralistik baik di dalammanajemen maupun di dalam penyusunankurikulum harus diubah dan disesuaikankepada tuntutan pendidikan yang, demokratis.

Demikian pula di dalam, menghadapikehidupan global yang kompetitif dan inovatif,proses pendidikan harus mampumengembangkan kemampuan untukberkompetisi di dalam kerja sama,mengembangkan sikap, meningkatkan kualitasserta menjadi solusi tepat terhadap berbagaipermasalahan pendidikan. Paradigmapendidikan baru bukan pendidikan yang dapatmematikan kebhinnekaan, tetapi pendidikanyang dapat mengembangkan kebhinnekaanmenuju kepada terciptanya suatu masyarakatIndonesia yang bersatu di atas kekayaankebhinnekaan masyarakat dan bangsa

Page 25: ISBN: 978-602-61512-0-9sipeg.unj.ac.id/...C-E-17-Reaktualisasi_Pendidikan.pdf · mulai satuan pendidikan jenjang PAUD, pendidikan masyarakat, pendidikan dasar, pendidikan menengah,

Seminar Nasional Pendidikan PGRI 2017

647

Indonesia. Paradigma baru pendidikan nasionalharus dituangkan dan dijabarkan di dalamberbagai program pengembangan pendidikannasional secara bertahap dan berkelanjutan.Untuk itu, langkah terbaik yang harusdilakukan oleh pemerintah adalah :1. Reposisi Pendidikan Nasional

Paradigma baru pendidikan nasional untukmewujudkan masyarakat Indonesia baruyaitu masyarakat madani Indonesia makaposisi pendidikan nasional harusdisesuaikan dengan tuntutan tersebut. Didalam menentukan posisi pendidikannasional tersebut beberapa konsep perludikembangkan dan dijabarkan lebih lanjutdi dalam program-program serta kegiatanyang nyata. Konsep tersebut adalah sebagaberikut:

a. Redefinisi pendidikan nasional.Pendefinisian pendidikan haruslebih komplementer. Dalamkonteks ini pendidikan perlumelakukan tiga kajian mendasar,yaitu: Pertama, pendidikan tidakdapat dibatasi hanya sebagaischooling belaka, sebab denganmembatasi pendidikan sebagaischooling maka pendidikan akanterasing dari kehidupan yang nyatadan masyarakat terlempar daritanggung jawabnya dalampendidikan. Formulasi pendidikanyang terlalu mengedepankantentang pendidikan formal dannon-formal perlu adapenyempurnaan lagi denganmemposisikan pendidikaninformal secara nyata sebagaipemegang peranan penting didalam pembentukan tingkah lakumanusia dalam kehidupan globalyang terbuka. Kedua, paradigmalama yang berorientasi padapengembangan inteligensiakademi peserta didik, dikembangkan atas dasar multipleintelegence melaluipengembangan programkurikulum yang luas dan fleksibeldi dalam pendidikan formal dannon-formal. Selanjutnyapendidikan harus memiliki tujuanyang jelas bahwa pendidikanbukan sebagai upaya untukmembuat manusia menjadi pintar

saja tetapi yang lebih penting dariitu adalah bagaimana menjadikanmanusia yang berbudaya. Tujuanpendidikan bukan hanya manusiayang terpelajar tetapi manusiayang berbudaya (educated andcivilized human being). Dengandemikian proses pendidikan dapatkita rumuskan sebaga proseshomonisasi dan humanisasiseseorang yang berlangsung didalam lingkungan hidup keluarga,sekolah dan masyarakat yangberbudaya serta membentukmanusia masa kini dan masadepan.Pendidikan adalah prosespemberdayaan.Selama ini kita lihat betapapendidikan telah diredusir sebagaiproses untuk lulusEBTANAS/UN/UNBK atauUMPTN dan nama lain yang lebihtendensi pada cognitive domain,tetapi harus diarahkan kepadabagaimana membentukmasyarakat yang bermoral danberadab sebagaimana yangdiamanatkan olehUUD 1945 dimana pendidikan sebagaijembatan emas untukmencerdaskan kehidupan bangsa.Pendidikan sebagai usaha untukmemberdayakan manusia.Manusia yang berdaya adalahmanusia yang dapat berpikirkreatif, yang mandiri, dan yangdapat membangun dirinya danmasyarakatnya. Manusia yangberdaya adalah manusia yangproduktif. Bukan pendidikan yangproses, metodologi dan sistemnyauntuk menghasilkan manusia-manusia robot dan hanya dapatmenerima petunjuk danpengarahan dari atas, bukan pulamasyarakat diperdayakan olehsistem yang otoriter.

b. Pendidikan adalah prosespembudayaan.Pendidikan harus merupakansuatu proses pembudayaan yangdiarahkan kepada berkembangnyakepribadian seorang yang mandirisebagai anggota masyarakat yangdemokratis. Dengan ketiga konsep

Page 26: ISBN: 978-602-61512-0-9sipeg.unj.ac.id/...C-E-17-Reaktualisasi_Pendidikan.pdf · mulai satuan pendidikan jenjang PAUD, pendidikan masyarakat, pendidikan dasar, pendidikan menengah,

Seminar Nasional Pendidikan PGRI 2017

648

tersebut di atas yang kemudianharus dan perlu dijabarkan didalam program dan kegiatan yangnyata maka posisi pendidikannasional yang baru tersebut akanmenghasilkan pendidikan yangmempunyai akuntabilitas tinggidari masyarakat karena lahir darikebutuhan masyarakat danditangani oleh masyarakat sendiri.Inilah yang dimaksud dengan"community based management".

2. Reaktualisasi Pendidikan NasionalSetelah kita dapat memosisikan kembali(reposisi) pendidikan nasional, makalangkah berikutnya kita harus melakukanreaktualisasi terhadap sistem pendidikannasional. Selama ini kita lihat betapapendidikan nasional sebenarnya telahmandeg karena tidak mampu menjawabdinamika tuntutan masyarakat, terutamaspirit reformasi terhadap adanyapemerintahan yang bersih, pemimpin-pemimpin yang bermoral, program-program untuk rakyat dan bukan rakyatuntuk program. Pendidikan nasional betul-betul dapat mengaktualisasikan kebutuhanmasyarakat yang riil sebagaimana yangdiamanatkan oleh UUD 1945 yaitumasyarakat dan bangsa yang cerdas.Aktualisasi pendidikan nasional denganposisi yang baru dan paradigma barudalam mewujudkan masyarakat Indonesiabaru dengan mengedepankan prinsipdasar sebagai berikut :

a. Partisipasi masyarakat di dalammengelola pendidikannya(community based education).Bahwa masyarakat demokrasiadalah masyarakat yang memilikkeikutsertaan secara aktif di dalammenyelenggarakanpendidikannya. Dewasa ini kitalihat bagaimana pendidikannasional telah menjadi urusanbirokrasi di mana masyarakattidak ikut serta di dalamprosesnya. Salah satu konsekuensidari partisipasi masyarakat untukmenghidupkan masyarakatdemokrasi ialah community basededucation (CBE). CBE menuntutmasyarakat (orang tua, pemimpinmasyarakat lokal, pemimpinnasional), dunia kerja, dunia

industri harus ikut serta di dalammembina pendidikannya. Sesuaidengan keinginan untukdesentralisasi baik di dalampemerintahan maupun di dalamkepengurusan kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang riil,maka desentralisasi pendidikantelah merupakan suatu tuntutan.Dengan demikian, strukturmanajemen pendidikan harusdisesuaikan dengan keikutsertaansecara aktif masyarakat di dalampelaksanaannya. Pendidikan yangberakar dari masyarakat berartipula adanya partisipasi dankontrol dari masyarakat.Lembaga-lembaga social (socialinstitutions) yang lama perludiperkuat dan yang baru perludidirikan untuk melaksanakantugas tersebut. Selanjutnya,partisipasi masyarakat menuntutotonomi dari lembaga-lembagapendidikan. Otonomi lembagalembaga pendidikan berartilembaga-lembaga pendidikantersebut terlepas dari kungkunganbirokrasi dan menjadi, suatulembaga profesional dengantanggung jawab yang jelas.Otonomi lembaga pendidikantidak mengurangi partisipasimasyarakat di dalampenyelenggaraan pendidikantersebut. Kedua komponentersebut perlu dijalin dalam suatukerjasama yang salingmenguntungkan. Masyarakatmembantu penyelenggaraan sertamengontrol pelaksanaannya,sedangkan kegiatan di dalamlembaga pendidikan tersebutdilaksanakan oleh tenaga-tenagayang berwenang dan profesional.Eksperimen dan inovasi-inovasipendidikan diberikan tempat yangseluas-luasnya di dalam otonomilembaga pendidikan (school basededucation management).

b. Demokratisasi proses pendidikan.Demokratisasi pendidikan ialahpeninjauan, kembali program-program dalamberbagai,jenjangnya. Kurikulum

Page 27: ISBN: 978-602-61512-0-9sipeg.unj.ac.id/...C-E-17-Reaktualisasi_Pendidikan.pdf · mulai satuan pendidikan jenjang PAUD, pendidikan masyarakat, pendidikan dasar, pendidikan menengah,

Seminar Nasional Pendidikan PGRI 2017

649

yang sentralistis dan sangat beratharus ditinjau kembali sesuaidengan kebutuhan masyarakat.Sudah tentu sebagai suatu negarakesatuan diperlukan adanyakurikulum nasional. Namunkurikulum nasional tidakmengikat dan memberikan tempatyang seluas-luasnya bagikurikulum yangdidesentralisasikan untukmemenuhi kebutuhan masyarakatlokal. Integrasi antara kurikulumnasional dan kurikulum lokalperlu dilaksanakan atas asaskeseimbangan yang produktif. UUOtonomi Daerah serta UUPerimbangan Keuangan antaraPemerintah Pusat dan PemerintahDaerah merupakan peluang besarbagi inovasi pendidikan padatingkat lokal.

c. Sumber daya pendidikan yangprofesional.Dalam upaya menjalankandesentralisasi, demokratisasi danpermasalahan dalam pendidikan diIndonesia maka proses pendidikanharus ditunjang oleh tenaga-tenaga yang terampil danprofesional. Permasalahanrecruitment, distribusi guru, LPTKdan gaya-gaya kurang positif yangterjadi pada masa Orde Baru haruskita benahi. Demikian pula parapengasuh pendidikan nasionaltidak mengembangkankemampuan kualitas di dalammanajemennya serta prosespendidikan yang tidak diarahkankepada mengembangkan berpikirkritis, inovatif, tidak mempunyairelevansi dan akuntabilitas harussegera dikikis habis. Kurikulumyang masih menjauhkan pesertadidik dari keterlibatannya dengankehidupan yang nyata harusmenjadi prioritas perubahan agarpendidikan tidak semakin terasingdari proses pengembangankebudayaan. Kunci daripelaksanaan prinsip ini antara lainadanya pendidikan danpengembangan profesi guru yangprofesional. Lembaga lembaga

pendidikan guru kita sangat lemahdilihat dari berbagai sisi, baik darisegi persiapan ilmu yang dituntutdi dalam abad informasi danmasyarakat belajar abad 21 jugadari persiapan profesional parapendidik kita yang sangat minim.

d. Sarana dan Sumber DayaPendidikan Penunjang yangMemadaiBerdasarkan permasalahan yangdikemukakan di atas ternyatasudah cukup banyak yang telahkita capai, dan investasi di dalampengembangan pendidikan relatifcukup besar. Namun demikiandilihat secara makro, investasipendidikan kita tergolong rendahdi kawasan Asia. Di dalam kaitanini peranan masyarakat(pendidikan swasta) perlumendapat kajian kembali. Didalam berbagai penelitianmenunjukkan justru masukanswasta untuk pembiayaanpendidikan sekolah dasar diIndonesia termasuk yangterendah. Hal ini perludipersoalkan oleh karena negaraseperti Vietnam yang pendapatanper kapitanya lebih rendah dariIndonesia, masyarakatnyamemberikan partisipasi yanghampir sama dengan pembiayaanyang bersumber dari pemerintah.Dilihat dari segi ini, partisipasipendidikan swasta perludigalakkan dan dihargai dan bukandihalang-halangi. ataupun dihujat.Artikulasi Sistem Pendidikansesuai dengan Jiwa Desentralisasi.Pengalaman kita selama ini,jenjang pendidikan kita dikotakkotakkan sesuai denganpengaturan birokrasi. Sebagaibentuk yang sangat ekstrempendidikan tinggi tidakmempunyai orientasi ke bawahtetapi berorientasi ke atas. Dengandemikian pendidikan tinggi kitatidak mempunyai relevansidengan kebutuhan pembangunandaerah atau pembangunanmasyarakat lokal. Juga pendidikantinggi kita tidak berhubungan

Page 28: ISBN: 978-602-61512-0-9sipeg.unj.ac.id/...C-E-17-Reaktualisasi_Pendidikan.pdf · mulai satuan pendidikan jenjang PAUD, pendidikan masyarakat, pendidikan dasar, pendidikan menengah,

Seminar Nasional Pendidikan PGRI 2017

650

dengan jenjang pendidikan dibawahnya. Pendidikan menengahjuga terpisah dari pendidikan dasarkarena pengaturan birokrasi. Halini sangat tidak menguntungkanbagi pengembangan masyarakatdan budaya daerah karena tidakditunjang secara sinergetik olehsistem pendidikannya. Sesuaidengan jiwa otonomi, artikulasiberbagai jenis dan jenjangpendidikan di daerah perlu segeradibangun agar sistem pendidikansecara keseluruhan menunjang kearah terbentuknya masyarakatdemokratis yang dimulai daribawah (grass root). Dengandemikian aktualisasi pendidikannasional sebagai prosespembudayaan akan lebih cepat danberhasil.

SimpulanPeliknya pendidikan Indonesia ternyata

membuahkan segudang permasalahan yanmenjadi PR besar bagi bangsa, krisispendidikan, krisis moral dan ketertinggalandari negara lain menjadi hal yang perludipikirkan oleh segenap stake holderspendidikan. Pemberdayaan masyarakat

sebagai sebuah paradigma baru yang harusdigenjot sebagai upaya meningkatkan kulitaspendidikan di Indonesia memerlukanlangkah tepat, yakni upaya reposisi danreaktualisasi terhadap pendidikan nasional.

Daftar PustakaDepartemen Pendidikan Nasional, 2003.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003,Tentang Sistem Pendidikan Nasional,Jakarta: Depdiknas

Hadisusanto, Dirto, dkk (1995), Pengantar IlmuPendidikan, diterbitkan oleh FIP IKIPYogyakarta

Kemendikbud, (2015), Rencana StrategisKementrian Pendidikan dan KebudayaanTahun 2015- 2019.

Rohman, Arif (2009), Memahami Pendidikandan Ilmu Pendidikan, Diterbitkan olehLaksBang Mediatama, Yogyakarta.

Tilaar, H.A.R. (2006), Paradigma BaruPendidikan Nasional, Penerbit BinekaCipta, Jakarta.

Wahab, Rochmat (2009), MembangunPendidikan Bermutu diIndonesia, SebuahPengantar, dalam Arif Rohman (2009),Memahami Pendidikan dan IlmuPendidikan, LaksBang MediatamaYogyakarta.