IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 -...

81
Edisi 112 TH. XLIV, 2014 IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014

Transcript of IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 -...

Page 1: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

Edisi 112 TH. XLIV, 2014

IRONI PEMILU

LEGISLATIF 2014

Page 2: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

2 EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

PENGAWAS UMUM:Pimpinan DPR-RI

PENANGGUNG JAWAB/KETUA PENGARAH:Dr. Winantuningtyastiti, M. Si(Sekretaris Jenderal DPR-RI)

WAKIL KETUA PENGARAH: Achmad Djuned SH, M.Hum(Wakil Sekretaris Jenderal DPR-RI)

PIMPINAN PELAKSANA: Drs. Djaka Dwi Winarko, M. Si. (Karo Humas dan Pemberitaan)

PIMPINAN REDAKSI: Dadang Prayitna, S.IP. M.H.(Kabag Pemberitaan)

WK. PIMPINAN REDAKSI: Dra. Tri Hastuti (Kasubag Penerbitan), Mediantoro, SE (Kasubag Pemberitaan)

REDAKTUR: Sugeng Irianto, S.SosM. Ibnur KhalidIwan Armanias Mastur Prantono

SEKRETARIS REDAKSI: Suciati, S.Sos

ANGGOTA REDAKSI: Nita Juwita, S.Sos Supriyanto Agung Sulistiono, SH Rahayu Setiowati Muhammad Husen Sofyan Effendi

PENANGGUNGJAWAB FOTO:Eka Hindra

FOTOGRAFER:Rizka Arinindya NaefurojiM. Andri Nurdriansyah

SEKRETARIAT REDAKSI: I Ketut Sumerta, S. IP

SIRKULASI: Abdul Kodir, SHBagus Mudji Harjanta

ALAMAT REDAKSI/TATA USAHA: BAGIAN PEMBERITAAN DPR-RI, Lt.II Gedung Nusantara III DPR RI, Jl. Jend. Gatot Soebroto-Senayan, Jakarta Telp. (021) 5715348,5715586, 5715350 Fax. (021) 5715341, e-mail: [email protected]; www.dpr.go.id/berita

Page 3: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

3EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

Pemilu legislatif tanggal 9 April lalu telah usai dan kita menunggu penetapan hasil pemilu secara nasional dan anggota DPR periode 2014-2019 yang akan dilantik 1 Ok-tober 2014. Pelaksanan pemilu kali berjalan lancar, meski menyisakan masalah klasik yakni kecurangan. Kecurangan itu dimulai saat penghitungan suara di Panitia Pemun-gutan Suara (PPS) kelurahan dan Panitia Pemungutan Kecamatan (PPK). Kelurahan dan kecamatan jadi titik krusial kecurangan pemilu

Inilah ironi pemilu legislatif 2014. Pe-milu sebagai perwujudan pelaksanaan demokrasi dan pendewasaan kehidupan berbangsa dan bernegara, ternyata dinodai berbagai kecurangan. Budaya pragma-tisme dan transaksional kental mewarnai pesta demokrasi kali ini. Para caleg menge-luhkan politik uang yang kian marak terjadi yang berujung manipulasi suara.

Sejumlah anggota Dewan merasakan sendiri betapa kecurangan berlangsung sangat masif. Diantaranya Ketua DPR Mar-zuki Alie, Wakil Ketua DPR Sohibul Iman, anggota DPR yang juga Wakil Ketua MPR Hajrianto Tohari, Aria Bima dan Nurul Arifin yang menyebutkan bahwa politik uang kali ini dua kali lipat lebih tinggi daripada pemilu sebelumnya. Hajrianto ditawari langsung oleh mafia penghitungan suara dan dijanji-kan bisa lolos ke Senayan dengan menye-torkan dana Rp300 juta. Jika gagal, si ma-fia bersedia mengembalikan dana tersebut sebesar Rp200 juta.

Kecurangan pemilu kali ini juga dinilai pal-ing brutal, bahkan diibaratkan seperti per-ang saudara di Suriah. Persaingan antar caleg satu partai dilakukan secara terang-

terangan, saling jegal. Kenyataan itu diper-kuat lagi oleh penegasan Ketua Dewan Ke-hormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie bahwa, pelaksaan pe-milu kali ini benar-benar kacau. Praktik ke-curangan berlangsung begitu massif dari Sabang sampai Merauke, bahkan lebih bu-ruk dibanding Pemilu 2009.

Untuk menghindari hal itu, pegamat poli-tik Rafly Harun mengusulkan agar hasil penghitungan suara dilaporkan langsung ke KPU melalu teknik E-Count. Suara dari tiap TPS masuk ke sistem komputerisasi yang terhubung langsung ke KPU, sehingga tak ada celah PPS/PPK memanipulasi suara.

Masyarakat harus diberi pengetahuan setiap kali pemilu, tentang masa depan bangsa, tentang menata negara, dan ten-tang kebutuhan membangun bangsa dan negara yang kuat. Di sisi lain, dibuat aturan main yang keras sehingga politik uang bisa diberangus.

Di bidang pengawasan, Parlementaria melaporkan soal pelaksanaan UN 2014 dan pembatasan konsumsi BBM dengan system RFID, soal anggaran diturunkan laporan mengenai temuan BAKN terhadap penyimpangan tunjangan profesi guru serta laporan mengenai RUU Kebudayaan dan RUU KUHAP diturunkan dalam rubrik leg-islasi.

Satu prestasi yang ditorehkan Setjen DPR yakni dalam rangkaian sidang Asso-ciation of Secretaries General of Parliament (ASGP), di Jenewa, Swiss dengan meraih suara terbanyak mengalahkan Yunani dan India, sehingga Indonesia berhak menjadi anggota Executive Committee ASGP. (mp)

Pengantar redaksi

Page 4: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

4 EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

Dapatkan di:

Loby Gedung Nusantara 1 DPR RILoby Gedung Nusantara 2 DPR RILoby Gedung Nusantara 3 DPR RILoby Gedung Setjen DPR RIRuang Loby KetuaRuang Loby Wakil KetuaRuang Yankes

Terminal 1 dan 2Bandara Soekarno Hatta

Semua Majalah dan Buletin Parlementaria dibagikan secara gratis tanpa dipungut biaya apapun. Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi Majalah dan Buletin Parlementaria di Bagian Pemberitaan DPR RI, Lt.II Gedung Nusantara III DPR RI, Jl. Jend. Gatot Soebroto-Senayan, Jakarta, Telp. (021) 5715348,5715586, 5715350 Fax. (021) 5715341, e-mail: [email protected].

Page 5: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

8

11

26

28

31

33

36

39

42

46

48

53

67

69

71

76

79

PrOLOg

LaPOran UtaMa

sUMBang saran

PengaWasan

anggaran

LegisLasi

FOtO Berita

kiat seHat

PrOFiL

kUnJUngan kerJa

sOrOtan

LiPUtan kHUsUs

seLeBritis

Pernik

POJOk ParLe

Ironi Pemilu Legislatif 2014

Pemilu Dipenuhi Politik Uang

UN Tingkat SMA Berjalan Lancar

RFID Perlu Payung Hukum

Tunjangan Profesi Guru Program Bermasalah 2013

Maju Atau Tunggu yang Baru

RUU Kebudayaan: Wujudkan Karakter dan Identitas Nasional

Gizi Pada Lansia

Ledia Hanifa AmaliahAktivis Perempuan Untuk Indonesia

Ombak Teluk Palu dan Dinamika Sulteng

Rel Ganda Jakarta-SurabayaPercepat Laju Perekonomian

Tasya: Anak Gembala yang Anti Golput

Setjen DPR RI “Kalahkan”Setjen Parlemen Yunani Dan India

Koperasi Bersemi di Setjen DPR

Anggota DPR Juga Manusia

PrOLOg

PrOFiL

irOni PeMiLU LegisLatiF 2014

Ledia HaniFa aMaLiaH

PengaWasan

Un tingkat sMa BerJaLan Lancar

Tampil bersahaja, dan ramah saat ditemui diruang kerjanya, di Gedung Nusantara I. Itu merupakan kesan pertama Parlementaria saat mewawancarai alumni jaket kuning ini, yang juga merupakan salah satu Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ledia Hanifa Amaliah dari Fraksi PKS.

Simbiosis mutualisme terjadi antara petugas PPS/PPK dengan caleg curang. Tidak semua caleg punya akses untuk mengetahui perolehan suaranya yang riil.

Persiapan dan Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) Tahun 2014 Tingkat SMA/MA/SMK yang dilak-sanakan serempak di seluruh daerah pada 14 sampai dengan 16 April 2014 lalu secara umum berjalan lancar, sesuai harapan masyarakat dan harapan Komisi X DPR.

| 8

| 28

| 48

Page 6: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

6 EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

ASPIRASI

Aspirasi mewakili para purnawirawan TNI-POLRI dan PNS Hankam, yang ditujukan kepada Ketua DPR RI, mengenai usu-lan pembentukan UU yang mengatur tentang pengem-balian nilai tunai himpunan dana hasil pemotongan gaji secara paksa atas hak milik para pemohon/pelapor, seb-agaimana diamanatkan oleh UUD Tahun 1945.

permohonan tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa gaji dan upah adalah hak pegawai atau pekerja yang diteri-ma dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari Negara yang ditetapkan dan dibayar berdasarkan peraturan. Hal tersebut adalah milik pegawai dan meru-pakan bagian dari harta bendanya, berdasarkan Pasal 1 huruf b angka 1 UU No. 6 Tahun 1966 tentang Pemberian Pensiun, Tunjangan Bersifat Pensiun dan Tunjangan Kepada

Militer Sukarela, Pasal 2 huruf a UU No. 11 Tahun 1969 ten-tang Pensiun Pegawai dan Pensiun-Janda/ Duda Pegawai;

Pasal 1 ayat (1) huruf a Keppres No. 8 Tahun 1977 tentang Perubahan dan Tambahan atas Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 1974 Tentang Pembagian, Penggunaan, Cara Pemoto-ngan, Penyetoran, dan Besarnya Iuran-iuran yang Dipungut dari Pegawai Negeri, Pejabat Negara, dan Penerima Pensiun;

Pasal 2 Keppres No. 56 Tahun 1974 tentang Pembagian, Penggunaan, Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Besarnya Iuran-iuran yang Dipungut dari Pegawai Negeri, Pejabat Neg-ara, dan Penerima Pensiun.

Temon Sulamto, Jombang, Jawa Timur

Pelapor telah beberapa kali menyampaikan usulan penye-suaian penghasilan pensiunan Perum Pos dengan pensiunan PNS karena adanya kesenjangan penghasilan dimana peng-hasilan pensiunan PNS lebih besar.

Pelapor menyampaikan, bahwa uang pensiun dengan pangkat Patu 1/II D dan masa kerja 32 tahun per 1 Juni 1998 diterima sebesar Rp. 540.000,- dan per 1 Oktober 2013 sebesar Rp820.000 sedangkan PNS golongan II B sebesar Rp2.700.000.

Pelapor menyampaikan bahwa usulan tersebut adalah

sebagai bentuk dukungan bagi perjuangan mantan pejabat PT POS melalui Ketua Pensiunan PT POS agar usulan yang di-sampaikan kepada MPR RI, DPR RI, DPD RI dan DPRD, namun sampai saat ini belum dapat terealisasi dapat segera diproses di Kementerian Komunikasi dan Informasi.

Pelapor memohon agar Pimpinan DPR RI menindaklanjuti dan membantu merealisasikan usulan tersebut.

H. Nana Sumarna, Jalan Raya Cileunyi Bandung, Jawa Barat

Menyampaikan laporan adanya kegiatan penambangan emas illegal yang berlangsung sejak 2007 di sekitar aliran sungai Batang Hari, Kabupaten Solok Selatan yang merusak lingkungan dan infrastruktur jalan karena lalu lalang ekska-vator dan mencemari Sungai Batang Hari yang merupakan sumber air minum bagi masyarakat. Bahkan kegiatan penam-bangan illegal tersebut didukung oleh tindakan dan kebijakan aparat yang sangat meresahkan masyarakat

Pada 2007, investor asing dari Beijing, Cina atas nama PT Giominex Solok Selatan (PT. GSS) melakukan penambangan emas di Kabupaten Solok Selatan melalui sistem izin pert-ambangan rakyat (IPR) dengan nota kesepahaman yang me-nyatakan masyarakat sekitar memperoleh kesempatan yang sama dalam penambangan emas tersebut.

Namun 2 (dua) tahun kemudian, PT. GSS menyimpang dari

perjanjian awal, dimana aparat kepolisian menghentikan kegiatan pertambangan milik masyarakat dan membiarkan pertambangan milik PT GSS tetap beroperasi, sehingga me-nimbulkan kekecewaan dan tindakan pembakaran tambang oleh masyarakat. Akibatnya terjadi penangkapan terhadap masyarakat yang dituduh melakukan pembakaran.

Bahwa setelah kejadian tersebut, sistem dan mekanisme penambangan sering berubah-ubah, dimana masyarakat yang menjalankan usaha pertambangan dan menyewa ekska-vator milik perusahaan diharuskan membayar biaya perizinan yang besarnya bervariasi untuk disetor baik kepada perusa-haan maupun kepada pejabat pemerintahan Kabupaten Solok Selatan.

Marlis, S.pd./Ikatan Masyarakat Lubuk Ulang Aling Seki-tarnya (IMLUAS)

Laporan Pertambangan Ilegal

Usulan Pembentukan Undang-Undang Yang Mengatur Tentang Pengembalian Nilai Tunai Himpunan Dana Hasil Pemotongan Gaji

Usulan Pensiunan Perum Pos disamakan Pensiunan PNS.

Page 7: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

7EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

perihal penyelesaian tapal batas wilayah Kabupaten Beng-kalis dengan Kota Dumai di lokasi Bukit Abas, Provinsi Riau berdasarkan Undang-Undang No. 16 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kota Madya Tk. II Dumai.

Sehubungan dengan permohonan penyelesaian tapal batas tersebut, pelapor menyampaikan pernyataan antara lain :

bahwa masyarakat Bukit Abas tetap menjadi bagian dari wilayah Kota Dumai Provinsi Riau sesuai dengan hasil musya-warah masyarakat Bukit Abas tanggal 30 November 2013 di Balai Pertemuan Masyarakat Bukit Abas.

Walaupun berdasarkan peta lampiran berita acara kesepa-katan batas daerah antara Kabupaten Bengkalis dengan Kota Dumai tanggal 2 Oktober 2006, wilayah Bukit Abas masuk ke dalam wilayah Kabupaten Bengkalis, namun infrastruk-tur seperti sekolah (SDN 10, SMPN 16), jaringan listrik, pos-yandu, pencatatan sipil (KK, KTP, DPT) dari masyarakat Bukit Abas masih mendapatkan fasilitas dari Kota Dumai sehingga diharapkan Bukit Abas tidak akan merubah legalitas kepen-dudukan menjadi penduduk Kabupaten Bengkalis mengingat jauhnya jarak Kabupaten Bengkalis dengan wilayah Bukit Abas yang mempersulit urusan administrasi.

Muriadi, dkk, Bukit Abas, Riau

Pelapor adalah perwakilan para Ketua RT dan Tokoh ma-syarakat Rw 11 dan Rw 12 Kelurahan Citeureup, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi.

Pelapor menyampaikan kekhawatiran warga akan ter-jadinya bencana banjir dan benteng/tanggul roboh akibat buruknya kualitas pekerjaan PT. Pancanaka (Pengembang pe-rumahan di wilayah tersebut) dikarenakan:

Terlapor tidak membuat saluran pembuangan air ke kali Cimahi sebagaimana janji Dirut PT. Pancanaka dalam musy-awarah antara warga, jajaran dinas terkait dan Direksi PT. Pan-canaka pada 6 Januari 2012.

Kualitas benteng setinggi hampir 4 M2 sangat membahaya-kan karena tidak sesuai dengan standar pembuatan benteng yakni:

• Pondasitidakmasukkedalamtanahdantidakmemakaipancang beton di setiap 3 M2 sehingga saat curah hujan tinggi dari sela-sela pondasi terjadi rembesan air yang sa-ngat deras.

• Besibetonyangdigunakanhanyaberukuran6mmdanmenggunakan bata merah tumbuk.

Bahwa permasalahan tersebut telah beberapa kali dimusya-warahkan dengan Terlapor namun tidak ada yang ditepati. Pelapor mengkhawatirkan akan terjadi bencana yang lebih besar saat tingginya curah hujan pada akhir Desember 2013 hingga Februari 2014 sebagaimana prediksi BMKG.

Saripudin, dkk,Cimahi, Jawa Barat

Adapun alasan pembentukan sekolah khusus tersebut adalah sebagai berikut:

• MaraknyatawuranpelajardiProvinsiJawaBarat,DKIJa-karta dan lainnya, sehingga menimbulkan korban jiwa yang tewas sia-sia.

• Semakinbanyaknyapelajaryangterlibatkasusnarkoba,minuman keras dan minuman oplosan.

• Pelajaryangsukakebut-kebutandijalanraya(gengmotor),naik truk secara gerombolan dan membahayakan nyawa.

• Pelajaryangterkenapergaulanbebasjikadibiarkandapatmemicu penyakit HIV AIDS.

Pelajar yang sudah sulit dibina oleh orang tua dan sekolah.

Pelapor mengusulkan agar nantinya sekolah tersebut dibina oleh para ahli baik dari bidang keahlian hukum, pendidikan, psikologi, agama, maupun Anggota Polri dan Anggota TNI selama 3 tahun, sama dengan Sekolah Menengah Kejuruan yang lain. Sedangkan siswanya berada dalam asrama yang layak huni dengan sarana dan prasarana lengkap, agar me-reka mendapat ilmu dengan sikap cinta NKRI, disiplin, meng-hormati orang tua, guru dan sesama siswa dengan biaya dari APBN dan atau APBD. Setelah mereka tamat disalurkan kerja atau melanjutkan ke perguruan tinggi agar mereka siap men-jadi WNI yang berkualitas dan beraklak mulia

T. Ismunandar, Sukabumi, Jawa Barat

Penyelesaian Tapal Batas Wilayah Kabupaten Bengkalis Dengan Kota Dumai Dilokasi Bukit Abas

Pembentukan Sekolah Negara Rehabilitasi Khusus Pelajar Nakal (SMK Khusus Bela Negara)

Bencana Banjir Dan Benteng Roboh Akibat Dari Buruknya Kualitas Pekerjaan Pengembang Perumahan

Page 8: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

8 EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

Hari masih gelap. Ma-tahari belum menam-pakkan jati dirinya. Sayup terde ngar azan subuh dari kejauhan.

Pagi itu, terasa berbeda dari biasa-nya. Kalender yang tergantung di dinding menunjukkan 9 April 2014. Tepat di hari pencoblosan. Selepas salat Subuh, seorang pemuda reli-gus dan bersahaja sudah menyiap-kan segalanya untuk ikut memeriah-kan pesta demokrasi. Wawan warga Desa Pakulonan Barat, Kabupaten Tangerang, Banten, tak pernah golput.

Wawan selalu punya jagoan sendiri untuk caleg pilihannya. Ia berharap caleg yang dicoblosnya mampu menjadi wakil rakyat yang betul-betul memperhatikan nasib rakyat kecil seperti dirinya. Jarum jam sudah menujukkan pukul 07:00 pagi dan hari mulai beranjak terang. Wawan sudah mengingatkan ibu dan adik-adiknya untuk berpartisi-pasi memeriahkan hari pemu ngutan suara. Di luar rumah, para tetang-ganya juga sudah bergegas ke lo-kasi TPS. Suasana pagi itu seperti ritual hari raya Idul Fitri, masyarakat berbondong-bondong pergi ke titik yang sama.

Saat tiba di TPS, tidak jauh dari rumahnya, warga sudah berkeru-mun menunggu antrian untuk mendapat giliran mencoblos. Se-bagian warga lainnya memandangi nama dan wajah para caleg yang ditempel di sebuah papan triplek. Sementara panitia pemungutan su-ara memanggil warga satu per satu untuk masuk ke bilik suara, menu-naikan hak konstitusional politiknya. Wawan mendapat giliran kesekian di TPS 10, Kelurahan Pakulonan Barat.

Usai mencoblos, wawan meng-hampiri panitia untuk menginfor-masikan bahwa ada 3 adiknya di

PROLOG

Page 9: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

9EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

sejak memproklamirkan diri sebagai bangsa merdeka. Di masa ORLA satu kali berhasil menggelar pemilu pada tahun 1955. Memasuki masa ORBA ada 6 pemilu yang dihelat, yaitu 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. Tiba di era keterbukaan dan reformasi, pemilu sudah bergulir 4 kali pada 1999, 2004, 2009, dan 2014.

Pemilu legislatif memang sudah usai. Tapi tentu masih saja menyi-sakan masalah klasik. Apalagi kalau bukan kecurangan. Para caleg yang dipastikan terplih tentu sumringah. Sebagian lainnya mengeluh karena suaranya terus tergerus dan meng-hilang. Kecurangan itu dimulai saat penghitungan suara di Panitia Pe-mungutan Suara (PPS) kelurahan dan Panitia Pemungutan Kecamatan (PPK). Kelurahan dan kecamatan jadi titik krusial kecurangan pemilu.

Transaksional selalu menjadi bum-bu pemilu. Banyak caleg tak mam-pu mengawal suaranya hingga ke PPS dan PPK. Menarik usulan Hanif Sobari, caleg DPD RI dari Banten. Menurutnya, perlu ada saksi nasi-onal yang dibiayai negara, bukan saksi partai seperti yang pernah diusulkan parpol. Saksi nasional di-tempatkan di setiap TPS untuk me-laporkan penghitungan suara, baik DPD maupun DPR, langsung ke KPU pusat. “Dengan begitu, para caleg tak perlu khawatir suaranya akan hilang di tengah jalan,” papar Hanif.

Pengamat hukum Rafly Harun, berpendapat, kecurangan yang pa-ling sering dilakukan adalah mema-nipulasi suara antarcaleg di dalam satu partai. Para caleg yang membu-ru suara ilegal mendatangi PPS atau PPK. Mereka mencari suara sejawat yang sudah tidak mungkin terpilih, lalu mengalihkan suara itu untuk dirinya. Atau bisa juga sang caleg

mengambil suara partai dari pemilih yang hanya mencoblos tanda gam-bar partai, bukan caleg.

Simbiosis mutualisme terjadi an-tara petugas PPS/PPK dengan caleg curang. Tidak semua caleg punya akses untuk mengetahui perolehan suaranyayangriil.Untukitu,Raflymengusulkan agar hasil penghitu-ngan suara dilaporkan langsung ke KPU melalu teknik E-Count. Suara dari tiap TPS masuk ke sistem kom-puterisasi yang terhubung langsung ke KPU, sehingga tak ada celah PPS/PPK memanipulasi suara.

“Bisa jadi dari 560 anggota DPR yang terpilih di senayan, banyak di antara mereka jangan-jangan tidak terpilih. Tapi, hanya orang-orang yang merekayasa suara di PPS dan PPK,” keluh Rafly, saat ditemui pertengahan April lalu di Jakarta. Namun, dari sisi penyelenggaraan, pemilu 2014 cukup baik sepanjang 4 kali pemilu di masa reformasi. Yang terburuk adalah pemilu 2009. Pada 2009, kecurangan sangat masif ter-jadi dan surat suara tertukar hampir di semua provinsi.

Politik Uang

Para caleg mengeluhkan politik uang yang kian marak terjadi. Pesta demokrasi sekaligus jadi pesta tran-saksional. Hajrianto Y Thohari, caleg Partai Golkar melihat, sistem pemilu yang terlalu personal dengan pro-porsional terbuka membuat para caleg bersaing dengan cara tidak sehat. Bahkan, mereka cenderung tak peduli dengan perolehan suara partainya. Yang mereka pikirkan hanya perolehan suara untuk diri-nya sendiri.

Bahkan, caleg dari dapil Jateng IV, itu berani mengatakan, politik uang kali ini dua kali lipat lebih tinggi

Simbiosis mutualisme terjadi antara petugas PPS/PPK dengan caleg curang. Tidak semua caleg punya akses untuk mengetahui perolehan suaranya yang riil.

rumah, penyandang disabilitas yang tak mungkin hadir ke TPS. Wawan meminta panitia men-datangi rumahnya selepas waktu pencoblosan berakhir pada pukul 13.00. Akhirnya, ketika “ritual” pen-coblosan berakhir di TPS, panitia pun mendatangi rumahnya untuk menyaksikan 3 adiknya penyandang disabilitas yang tak mau ketinggalan memeriahkan semarak pemilu.

Masyarakat desa selalu antusias menyambut pemilu. Selalu ada ke-semarakan setiap kali pemilu dihe-lat. Dan Pemilu kali ini merupakan yang ke-11 dalam sejarah Republik

Page 10: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

10 EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

daripada pemilu sebelumnya. “Saya sendiri ditawari langsung sama ma-fiapenghitungansuaradandijanji-kan bisa lolos ke Senayan dengan menyetorkan dana Rp300 juta. Jika gagal,simafiabersediamengemba-likan dana tersebut sebesar Rp200 juta,” ungkap Wakil Ketua MPR RI itu. Politik dan uang seperti magnet yang tak terpisahkan.

Keluhan yang sama disampaikan pula oleh Ketua DPR RI Marzuki Alie. Politik uang sudah sangat mempri-hatinkan. Politik uang jadi musuh bersama para caleg yang coba ingin jujur dan mendidik masyarakat pe-milih dengan tidak memberi “oleh-oleh”. Caleg dari dapil Jakarta III ini, sudah menghimbau agar tidak me-milih caleg yang memberi uang atau sembako. Tapi, masyarakat pemilih tetap saja tergiur dengan materi.

“Pemilu legislatif tahun ini masih memprihatinkan, banyak praktik politik uang. Saya sampaikan kepa-da calon pemilih, jangan pilih caleg yang telah membayar, baik uang, sembako, atau lainnya, karena pada akhirnya yang dirugikan adalah masyarakat itu sendiri. Mudah-mu-dahan pesan moral yang banyak

disampaikan oleh caleg ini dapat memengaruhi sikap pemilih kem-bali kepada hati nuraninya,” ungkap politisi Partai Demokrat tersebut.

Politik uang datang dari caleg atau bahkan dari penyelenggara pemilu yang menawarkan jasa. Para caleg yang suaranya tergerus selalu meli-hat PPS/PPK sumber masalah. Boleh jadi, komposisi anggota DPR dan DPD ditentukan oleh PPS/PPK, bu-kan lagi KPU. Untuk itu, usulan agar hasil penghitungan suara langsung dibawa ke kabupaten, provinsi, atau bahkan KPU pusat menjadi niscaya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI M. Sohibul Iman, melihat, tak hanya politik uang, penyelenggaraan pe-milu kali ini juga masih mengulang persoalan yang sama dengan pemilu sebelumnya. DPT dan distribusi lo-gistik pemilu selalu menuai masalah. Walau demikian, dari sisi keamanan, pemilu legislatif kemarin relatif baik.

“Masih banyak persoalan yang ter-jadi di Pileg sebelumnya, terjadi di persiapan Pileg sekarang. Misalnya, DPT dan distribusi logistik pemilu. Walaupun secara keseluruhan sua-sana menuju Pileg ini relatif lebih

baik,” kata Sohibul saat ditemui di DPR, akhir April lalu. Caleg yang maju dari dapil Tasikmalaya itu, ber-harap agar KPU menyiapkan lebih baik lagi jelang Pilpres.

Kualitas penyelenggaraan pemilu harus terus dipoles, hingga menjadi pemilu yang mencerdaskan. Pen-didikan politik menjadi kebutuhan mendesak. Para caleg harus rajin turun ke tengah masyarakat bukan untuk bagi-bagi fulus, tapi mendidik masyarakat pemilih lebih cerdas dan tahan pada godaan uang. Masyara-kat harus diberi pengetahuan setiap kali pemilu, tentang masa depan bangsa, tentang menata negara, dan tentang kebutuhan memba-ngun bangsa dan negara yang kuat.

Aturan main yang keras untuk memberangus politik uang harus diusung. Usai pemilu, masyarakat juga jangan ditinggal begitu saja. Mereka tentu menunggu peruba-han apa yang akan terjadi. Seperti Wawan yang berharap para legis-lator memperhatikan nasib rakyat kecil, agar pemilu ini tidak melulu menjadi ironi. Ramai saat pesta, sepi saat berakhir. Rakyat kecil kem-bali ditinggal, seperti sampah berse-rakan usai kemeriahan pesta. foto: andri, ayu/parle/od.

Wakil Ketua DPR RI M. Sohibul Iman, melihat, tak hanya politik uang, penyelenggaraan pemilu kali ini juga masih mengulang persoalan yang sama dengan pemilu sebelumnya. DPT dan distribusi logistik pemilu selalu menuai masalah. Walau demikian, dari sisi keamanan, pemilu legislatif kemarin relatif baik.

PROLOG

Page 11: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

11EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

Pemilu Dipenuhi Politik UangMARZUKI ALIE

Pemil ihan Umum Le -gislatif 2014 diseleng-garakan 9 April lalu. Sebanyak 6607 Calon Legislatif dari 77 daerah

pemilihan. Para Caleg ini akan akan memperebutkan 560 kursi di DPR RI. Ketua DPR RI Marzuki Alie menilai, Pileg kali ini dipenuhi oleh politik uang. Ia khawatir, jika pemilu ma-sih menggunaka politik uang, yang akan dirugikan adalah masyarakat sendiri.

Hal itu ia sampaikan kepada Tim Parle usai ia memberikan hak sua-ranya di TPS 090 Gading Griya Les-tari, Blok G/5, RT 006/009, Kelurah-an Sukapura, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, 9 April lalu.

Pemilu di Indonesia sudah di-laksanakan sebanyak 4 kali pada era reformasi? Bagaimana Pemilu di tahun ini?

Pemilu kali ini masih mempriha-

tinkan, banyaknya praktek-praktek politik uang. Namun, bisa kita lihat, banyak orang dengan gencarnya pesan-pesan moral, termasuk dari saya juga untuk tidak memilih caleg yang telah membayar, baik uang, sembako atau lainnya. Karena pada akhirnya, yang dirugikan adalah ma-syarakat sendiri. Mudah-mudahan pesan moral yang banyak disampai-kan ini dapat mempengaruhi sikap pemilih yang mungkin tadinya ter-pengaruh politik uang, kemudian

LAPORAN UTAMA

Page 12: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

12 EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

LAPORAN UTAMA

akan kembali kepada hati nuraninya.

Katanya, permainan politik uang-nya cukup besar. Bahkan, pendatang baru main uangnya besar-besar. Saya prihatin, Caleg ini mau jadi apa di Dewan nanti? Mau jadi apa DPR ke depannya? Apa selama menjabat Anggota Dewan hanya bertujuan mau mengembalikan uangnya. Saya prihatin dengan pemilu kali ini. Me-reka jor-joran mengeluarkan uang banyak untuk kampanye.

Makanya saya bilang, kalau diberi uang oleh Caleg, ya diterima saja, tapi jangan dipilih. Ambil saja uang-nya, tapi jangan dipilih, biar kapok. Lima tahun ke depan, yang seperti ini akan berhenti. Kenapa? Karena begitu ngasih (uang) tidak akan dipi-lih. Saya sampaikan, jika bapak dan ibu mau masuk surga, yang seperti ini (memberi uang) jangan dipilih. Tapi kalau dipilih, nanti bisa masuk neraka. Ini pesan moral, semoga

masyarakat dapat memilih yang ter-baik.

Angka golput dan partisipasi Pemilu di luar negeri masih min-im. Apa penyebabnya?

Golput ini terjadi karena kekece-waan. Harusnya, kekecewaan ini diobati dengan berpartisipasi lebih positif, untuk memilih orang-orang yang dianggap akan amanah pada saat duduk di lembaga legislatif. Justru jangan dibiarkan, karena jika dibiarkan, orang-orang yang selalu mencederai rasa keadilan bagi ma-syarakat, akan kembali menjabat di DPR.

Ini yang menurut saya keliru, kalau kita kecewa, kita malah tidak ikut. Kalau kita kecewa, kita harusnya berbuat, berkontribusi, turut meng-gunakan hak suara untuk menentu-kan yang terbaik yang akan duduk di lembaga legislatif. Mudah-mudahan

pilihan itu tidak salah. Lima tahun ke depan kita mendapatkan calon le gisltaif yang betul-betul mewakili dari masyarakat.

Soal minimnya partisipasi pemilu di luar negeri, ini hanya masalah teknis. Banyak yang tidak terdaf-tar, karena mereka tidak mungkin berlama-lama hanya untuk mem-berikan hak suara di TPS yang jauh dari domisilinya. Jadi, pusat-pusat pendaftaran itu harus diperba-nyak. Bawa kartu pengenal ke TPS terdekat, dan perlu disiapkan meja registrasi dan bilik suara yang men-cukupi. Supaya mereka tidak me-merlukan waktu lama meninggalkan pekerjaan. Masalahnya, mereka ter-lalu lama meninggalkan pekerjaan, itulah yang mengakibatkan mereka akhirnya pulang, dan partisipasi pe-milih ini menjadi rendah.

Seperti di Hongkong, di Taman Victoria mereka menunggu terlalu

Page 13: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

13EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

lama, hanya diizinkan beberapa jam untuk meninggalkan pekerjaannya. Bagi yang tidak mempunyai atau ti-dak terdaftar sebagai pemilih, tidak mungkin mereka menunggu sam-pai jam 4 sore, untuk memberikan hak suaranya. Itulah yang harusnya dicarikan solusi ke depan, supaya me reka yang tidak mendapatkan undangan, diberikan meja khusus, atau tempat pemilihan khusus. Saya yakin kalau itu dilakukan, mere-ka tidak perlu berlama-lama untuk menunggu sampai sore hari, dan menghilangkan waktu kerja mer-eka.

Saya rasa minimnya partisipasi di luar negeri tidak akan berpengaruh di pemilu dalam negeri. Ini hanya masalah teknis, bukan persoalan substansi bahwa tidak ingin memi-lih. Tentu kita harapkan, partisipasi publik lebih baik dari Pemilu sebe-lumnya. Mudah-mudahan, dengan banyaknya himbauan, bahkan dari Majelis Ulama juga menyampaikan fatwa untuk tidak golput, mudah-

mudahan masyarakat mau meng-gunakan hak politiknya.

Jelang pemilu, banyak terjadi kekerasan di daerah konflik, se­perti di Aceh dan Papua. Apakah berpotensi mengganggu pelaksa-naan pemilu?

Saat Pemilu tentu ada usaha-usa-ha kelompok masyarakat atau ok-num, bahkan bisa jadi ada pengaruh asing yang menginginkan pemilu ini tidak berjalan dengan sukses. Kita tentu tahu ini di daerah-daerah yang memang masih rentan sekali dengankonflik,sepertiAceh,Papua,dan beberapa daerah perbatasan lainnya.

Mudah-mudahan, aparat keaman-an mampu melakukan pengaman-an, sehingga pelaksanaan pemilu ini diharapkan dapat berjalan de-ngan baik, tanpa ada paksaan untuk memilih partai tertentu ini bisa di-hindari. Kita minta kepada Polri dan TNI untuk melakukan pengamanan

dengan baik, dan tetap menjaga kedaulatan negara kita. Sehingga pemilu tidak direcoki oleh ekstrimis, teroris, dan lain sebagainya.

Selain itu, saya yakin masyarakat kita sudah agak lebih berani, dari-pada lima tahun yang lalu. Saat ini mereka berani melaporkan kejadi-an-kejadian dimana ada tekanan-tekanan kepada warga untuk me-milih partai tertentu. Saya kira, ke depannya akan semakin lebih baik lagi.

Kita selalu berharap pemilu ber-langsung secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil, dan aman. Kalau itu bisa kita tegakkan, pemilu yang demokratis dan damai sesuai harapan kita, bisa terlaksana de-ngan baik. Masyarakat sendiri juga ikut menentukan masa depan Indo-nesia, tentu melalui partai politik, calon-calon legislatif yang dipilih melalui proses pemilu ini. Mudah-mudahan Indonesia menjadi lebih baik lagi. (sf) foto: andri/parle/od.

Page 14: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

14 EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

LAPORAN UTAMA

Pemilu Masih Menyimpan Permasalahan

Pemilu Legislatif telah usai. Namun, bukan berarti pemilu bisa di-katakan bebas dari per-masalahan. Masih dite-

mui beberapa permasalahan yang dianggap cukup mengganggu, dan dikhawatirkan berdampak pada Pe-milu Presiden yang akan diseleng-garakan pada Juli 2014 nanti.

Wakil Ketua DPR RI Sohibul Iman menyatakan, Pemilu tahun ini masih ditemui beberapa masalah, terutama dari sisi persiapan, yang

sebenarnya sudah terjadi juga di Pemilu sebelumnya. Walaupun secara keseluruhan relatif lebih baik dibanding Pemilu sebelumnya, namun DPR tetap mendorong agar penyelenggara Pemilu dapat memperbaikinya.

Masih banyak persoalan-per-soalan yang terjadi di Pemilu sebelumnya, tapi juga masih terjadi di Pemilu sekarang, misalnya Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan distribusi logistik pemilu. Walaupun secara keseluruhan suasana menuju Pileg

ini relatif lebih baik. Tapi, kesalahan-kesalahan ini jangan sampai terjadi lagi. Kalau terjadi lagi, kita seperti tidak pernah belajar. Kami tetap mengkritik, karena kinerjanya belum maksimal,” jelas Sohibul, ketika ditemui Parle baru-baru ini.

Politisi PKS ini juga mengatakan, kesalahan yang terjadi pada Pemilu Legislatif ini jangan sampai terjadi pada Pemilu Presiden yang berlang-sung sekitar 3 bulan lagi. Harus ada perbaikan, dan menjadikan Pileg ini untuk bahan evaluasi.

Page 15: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

15EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

“Ini kan kita punya waktu 3 bulan lagi untuk Pemilu Presiden. Kami akan terus mengawasi kinerja dari penyelenggara Pemilu ini. Jangan sampai soal DPT dan logistik Pemilu menjadi permasalahan lagi. Tiga bulan lagi ini harus digunakan untuk perbaikan. Kita akan dorong itu,” janji Sohibul.

Terkait dengan angka partisipasi pemilu yang masih minim, Sohibul menilai hal ini terjadi karena per-sepsi masyarakat terhadap Pemilu itu sendiri. Ada masyarakat yang me nganggap adanya Pemilu tidak membuat perubahan, sehingga

masyarakat lebih memilih untuk golput.

“Saya melihat trend itu dari tahun 1999. Ini terkait dengan persepsi publik terhadap pemilu itu sendiri. Kalau mereka menganggap pe-milu sebagai salah satu cara untuk membuat perubahan, maka par-tisipasi akan semakin meningkat. Oleh karena itu, sebagai politisi, saya menging atkan kepada sesama politisi untuk dapat meningkatkan kualitas dalam berpolitik, sehingga membuat perubahan di negeri ini dan menumbuhkan harapan baik kepada pemilih agar mereka mau

berpartisipasi,” imbuh Sohibul.

Sementara itu, Anggota Komisi V DPR RI Muhamad Arwani Thomafi mencatat ada beberapa kekurangan dalam Pemilu yang mesti dievaluasi. Terutama pengadaan TPS dan distri-busi logistik pemilu. Kekurangan-kekurangan itu bisa menjadi faktor masyarakat tidak memberikan hak suaranya alias golput.

“Soal datang ke TPS untuk mem-berikan suaranya, ini tentu perlu kita evaluasi, apa yg menjadi penyebab masyarakat golput. Undang-undang Pemilu sudah memberikan ruang yang luas kepada masyarakat dan penyelenggara pemilu untuk betul-betul memberikan kesempatan ke-pada masyarakat untuk tidak men-coblos, dimanapun mereka berada. Yang kita sesalkan, di RSCM tidak ditemukan adanya TPS. Bagaimana pasien mau menco blos? Ataupun keluarga yang sedang menunggu. Mereka harus pulang dulu. Ini kan sebenarnya hal yang sudah kita an-tisipasi, namun ternyata kondisi di lapangan tidak sesuai, aparat tidak mengantisipasi,”jelasThomafi.

Politisi PPP ini meminta instansi penyelenggara untuk mengusut sebab musabab dari tertukarnya lo-gistik pemilu. Pasalnya, tertukarnya logistik pemilu, atau keterlambatan logistik pemilu bisa berpotensi me-nimbulkan kecurangan. Selain itu, apabila terjadi pemilu ulang, maka ruhnya akan berbeda.

Saya melihat trend itu dari tahun 1999. Ini terkait dengan persepsi publik terhadap pemilu itu sendiri. Kalau mereka menganggap pemilu sebagai salah satu cara untuk membuat perubahan, maka partisipasi akan semakin meningkat.

Page 16: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

16 EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

“Soal distribusi logistik di bebe-rapa daerah yang masih tertukar ini perlu diusut dimana titik lengah kita kenapa harus terjadi seperti itu. Sehingga bisa kita hindari dan tidak terjadi lagi ke depannya. Apakah ini ada kesengajaan? Atau ini kelengah-an atau kecerobohan. Ini jangan terjadi lagi di Pilpres,” harap politisi yang pernah menjabat Wakil Ketua Pansus RUU Pemilu ini.

E-KTP Solusi Kisruh DPT

Sohibul mengharapkan Kartu Tan-da Penduduk Elektronik atau e-KTP seharusnya sudah multi fungsi atau berfungsi dalam segala hal. Terma-suk bisa mengatasi kekisruhan Daf-tar Pemilih Tetap (DPT) pada Pemilu 2014. Apalagi dana yang dikeluar-kan untuk pembuatan e-KTP men-capai Rp 6 triliun lebih. Kekisruhan DPT hampir terjadi pada setiap pe-milu, sehingga ke depannya harus dituntaskan.

“Kita berharap dengan adanya e-KTP, persoalan persoalan yang ter-

kait dengan kependudukan terma-suk DPT, harusnya tuntas. Karena itu saya selalu minta kepada Menteri Dalam Negeri, agar e-KTP itu bisa multi fungsi, bisa berfungsi segala hal,” tegasnya.

Ada kejadian di sejumlah dapil, ternyata jumlah DPT-nya melebihi angka sebenarnya, tetapi di Dapil yang lain justru lebih kecil dari yang sebenarnya. Ia yakin, jika KPU memiliki data-data yang baik dan semuanya bertekad menyelesaikan masalah ini maka ke depan pemilu akan berlangsung lebih baik.

“Janganlah bermain-main di lapangan yang tidak fair. Kalau mau menang dalam pertarungan apapun hendaknya dengan cara-cara yang obyektif bukan pada manipulasi data,” tandas Sohibul.

Intinya, banyaknya kelemahan yang terjadi pada pemilu kali ini adalah kelemahan bersama, dan ha-rus bersama-sama pula untuk mem-perbaiki. Sebab, jika tidak diperbaiki maka yang akan dirugikan adalah seluruh masyarakat Indonesia. Apalagi, waktu pelaksanaan Pilpres kurang dari 3 bulan lagi. Sehingga instansi penyelenggara Pemilu ha-rus bekerja keras untuk memperbai-ki permasalahan yang terjadi di Pileg lalu. (sf,mp) foto: iwan armanias/parle.

LAPORAN UTAMA

Page 17: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

17EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

Bawaslu Harus Tegas Tindak Politik Uang

HAJRIANTO Y THOHARI

Dibanding tiga pemilu sebelumnya, pemilu legislatif tahun 2014 ini atau keempat selama era reformasi, telah berjalan lancar dan aman. Ini terkait dengan penyelenggaran pemilu 2014 yang lebih siap dibanding pemilu 2009, sebab tahun 2009 ada keputusan Mahkamah Konstitusi yang menganulir UU bahwa Pemilu dengan sistem proporsional terbuka dan suara terbanyak. Pada pemilu 2014 relatif lebih lancar persiapan dan penyelenggaraannya.

Page 18: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

18 EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

LAPORAN UTAMA

Demikian ditegaskan anggota DPR Hajrianto Y Thohari dalam perbicangannya dengan Parlementaria menanggapi pelaksanaan pemilu legislatif 9 April lalu.

Meski berjalan lancar dan aman, na-mun menurut Wakil Ketua MPR ini, pada pemilu 2014 ini praktek politik uang lebih massif dan lebih terbuka. Tidak seperti pada pemilu 2009 yang relatif tertutup atau diam-diam.

Menurutnya, ada tiga faktor penting mengapa poli-tik uang kian merajalela. Yang pertama sistem pemilu yang terlalu personal dengan proporsional terbuka. Sistem ini memaksa politikus bersaing meraih suara ter-banyak dengan menghalalkan segala cara. Persaingan tidak hanya terjadi antar partai tapi juga antar caleg di internal partai, maka kemenangan partai menjadi no-mer dua, yang utama adalah caleg itu sendiri.

Faktor kedua ialah kondisi rakyat yang miskin dan pendidikan masyarakat yang rendah sehingga me-mungkinkan terjadinya politik uang dengan negosiasi terbuka. “Contohnya di Dapil saya sendiri, berdasarkan informasi tim sukses, suara saya banyak berkurang dari tingkat TPS hingga di Kelurahan. Padahal satu (1) Dapil bisa terdiri dari ratusan TPS,” katanya.

Karena itu, partai politik harus bertanggung jawab akan gagalnya mengelola kader yang mestinya mela-wan segala bentuk politik uang. Partai harus turun mesin, jika tidak dilakukan perbaikan perilaku internal bisa tercipta delegitimasi parlemen di masa yang akan datang. Selain itu harus ada tindakan tegas dari Pan-waslu, Bawaslu dan DKPP serta KPU selaku penyeleng-gara. Mereka (Bawaslu) selalu berdalih bahwa praktek politik uang itu seperti kentut, baunya menyengat tapi tidak kelihatan bentuknya atau mereka mengistilahkan secara hukum sulit dibuktikan.

Tanpa penanganan hukum terhadap praktek politik

uang, tandas Hajrianto, maka anggota DPR yang terpi lih nantinya akan mempengaruhi legitimasi DPR sebagai lembaga tinggi negara. Seharusnya ada pelaku poli-tik uang yang ditangkap dan diproses hukum, dengan demikian tidak ada persepsi umum yang menyatakan bahwa semua caleg melakukan politik uang.

Contoh kasus kejadian penemuan uang Rp 510 juta di Kabupaten Gunung Kidul Jogjakarta pada masa tenang pemilu legislatif, namun tidak dibawa ke ranah hukum. Padahal polisi saat itu menemukan bukti berupa atribut partai berikut tiruan nama surat suara dari Dapil Yog-yakarta.

Politik uang menurut pengamatan Pimpinan MPR dari FPG ini, juga terjadi karena rentang waktu penghitu-ngan suara yang panjang dan birokratis. Seharusnya alur birokrasi bisa dipotong dan dipersingkat untuk mengurangi resiko kecurangan antara caleg dengan “mafia”penghitungansuara.Kalaubisakedepanprosespenghitungan suara dari TPS langsung dikirim ke Kabu-paten.

“Sayasendiriditawarilangsungsama“mafia”tersebutdan dijanjikan bisa lolos ke Senayan dengan menyetor-kandana300juta.Jikagagalpun,makasimafiaterse-but bersedia mengembalikan dana tersebut sebesar 200juta,” ia menjelaskan.

Perlu Turun Tangan

Saat ditanyakan, apakah Presiden perlu turun tangan atau mengambil langkah-langkah menyikapi maraknya politik uang dalam pemilu legislatif ini, dengan tegas Hajrianto mengatakan, Presiden perlu mengundang KPU, Bawaslu, DKPP serta pimpinan lembaga tinggi negara untuk mencari solusi terbaik agar jangan sam-pai hasil pemilu 2014 ini menghasilkan delegitimasi parlemen. Kondisi ini sudah sangat memprihatinkan dan mengkhawatirkan, tidak saja akan bisa mendele-gitimasi parlemen tetapi juga mencederai demokrasi se-bab harapan kita pemilu makin lama makin demokratis, dewasa, bermartabat dan bermuara pada peningkatan kualitas kehidupan dan demokratisasi kita.

Kembali pada praktek politik uang yang sudah mem-budaya ini, kata Hajrianto, praktek politik uang di nega-ra kita tidak bisa dilepaskan dengan budaya masyara-kat dalam berdemokrasi pada tataran paling rendah seperti ketika pemilihan kepala desa. Selalu ada acara pesta, makan-makan dengan kandidat kepala desa lalu keesokan harinya sebelum proses pemilihan terjadi juga serangan fajar dalam bentuk pembagian uang secara langsung dan terbuka.

“Nah budaya seperti itulah yang kemudian terbawa pada pemilu legislatif 2014 ini. Mau jadi kepala desa saja mereka bisa bagi-bagi uang, masa yang mau jadi Bupati atau anggota DPR gak bagi-bagi uang. Pemaha-

Page 19: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

19EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

man ini sudah terlanjur melekat di masyarakat tingkat bawah,” ungkapnya.

Menanggapi sorotan atas lambannya Bawaslu me-nindak pelanggar pemilu berupa politik uang yang kian marak, anggota Bawaslu Daniel Zuchron mengakui, pi-haknya kalah cepat dalam menangani maraknya pelang-garan pemilu sebelum, saat dan sesudah pemungutan suara tanggal 9 April lalu.

Ia mengatakan, laporan dan temuan pelanggaran ha-rus ditangani Bawaslu melalui mekanisme yang ditentu-kan undang-undang yang membutuhkan waktu cukup lama untuk menanganinya. “Kelemahan Bawaslu soal waktu. Kami akui kalah cepat,” ujarnya.

Daniel menambahkan, penanganan pelanggaran yang dilakukan Bawaslu bisa dilakukan jika saksi dan bukti telah tercukupi. Setelah lengkap, barulah Bawaslu mengelompokkan pelanggaran yang dilakukan terma-suk pelanggaran administrasi, pidana atau pelanggaran kode etik.

Masalahnya, laporan yang disampaikan kepada Ba-waslu sering tidak dilengkapi saksi dan bukti. Sehingga untuk menjadikan dugaan pelanggaran itu bisa ditindak lebih lanjut oleh Bawaslu membutuhhkan waktu yang lebih panjang.

Menurut Hadjrianto, Bawaslu mestinya bertindak te-gas dan cepat. Pelanggaran pemilu masuk kategori bu-kan delik aduan sehingga untuk bertindak tidak usah menunggu laporan. Begitu terbukti melakukan politik uang, bisa langsung dijatuhkan sanksi, apalagi bukti video dan disiarkan media masa cukup untuk menin-daknya. Ketua DPP Partai Golkar ini mengingatkan KPU sebagai penyelenggara pemilu dan Bawaslu sebagai pengawas pemilu harus bertindak tegas memproses dan memberikan sanksi terhadap caleg yang melakukan politik uang sehingga dapat menumbuhkan kepercaya-an masyarakat.

“Jika ada beberapa caleg yang melakukan praktik poli-tik uang, kemudian diproses dan diberikan sanksi, maka dapat menumbuhkan kepercayaan publik bahwa pelaku politik uang sudah diberikan sanksi,” katanya.

Namun, kata dia, jika tidak ada tindakan dari KPU, Ba-waslu, atau lembaga pengawas lainnya, dia khawatir anggota DPR RI periode 2014-2019 kinerjanya menu-run dan membuat aturan perundangan yang tidak pro rakyat.

Di sisi lain, peran parpol terhadap terjadinya politik uang juga dinilai punya andil. Karena itu sebaiknya parpol lebih berkonsentrasi pada tahapan pemilu seka-rang yakni mengawal penghitungan suara ketimbang membicarakan koalisi. Penghitungan suara harus benar-benar dikawal karena juga berpotensi terjadinya politik uang. “Jangan sampai praktek politik uang lebih parah lagi sebab terbuka peluang dari caleg dan petugas berkongkalikong jual beli suara,” ujarnya.

Menurut Hajrianto, dalam UU Pemilu diatur bahwa peserta pemilu adalah parta politik, namun pada prak-teknya peserta pemilu 2014 ini adalah individu-individu caleg. Hal ini yang menyebabkan praktek politik uang begitu massif. Jika kita menggunakan sistem propor-sional tertutup, maka yang melakukan money politic pastilah partai politik, dan yang harus bertanggung jawab juga partai politik yang bersangkutan. Bawaslu dalam hal ini juga akan lebih mudah melakukan penga-wasan dan pemberian sanksi jika diperlukan.

Ia menegaskan lagi, legitimasi DPR RI periode 2014-2019 semakin menurun karena praktik politik uang yang masif pada Pemilu Legislatif 2014. “Saya mem-perkirakan banyak caleg yang melakukan politik uang justru terpilih sebagai anggota DPR RI dan pada giliran-nya kinerja anggota DPR RI periode 2014--2019 pun akan semakin menurun.

Hajriyanto berpandangan semakin masifnya praktik politik uang pada Pemilu Legislatif 2014 karena pada pemilu sebelumnya tidak ada penindakan tegas terha-dap pelaku politik uang. (tim) foto: eka hindra, naefurodjie/parle.

Jika ada beberapa caleg yang melakukan praktik politik uang, kemudian diproses dan diberikan sanksi, maka dapat menumbuhkan kepercayaan publik bahwa pelaku politik uang sudah diberikan sanksi

Page 20: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

20 EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

Pemilu kali ini dipandang lebih baik daripa-da pemilu sebelumnya. Itu lantaran para penye lenggara pemilu di KPU pusat lebih mumpuni dari sisi pengalaman dan pen-getahuan. Hanya saja, independensi komi-

sioner KPU masih jadi pertanyaan besar.

Parlementaria menemui pangamat hukum dan politik RaflyHarunsepekansetelahharipencoblosan.KepadaM. Husen dan fotografer Naefuroji dari Parlementaria, Raflybanyakberkomentarsoalperhelatanpemilu2014.Menurutnya, dari empat kali pemilu sepanjang era re-formasi, pemilu 2014 yang terbaik. Dan pemilu 2009 adalah yang terburuk. Berikut petikan wawancaranya.

Bagaimana Anda membandingkan pemilu kali ini dengan 3 pemilu sebelumnya di masa reformasi?

Ada plus minusnya. Kalau pemilu 1999 adalah pemilu di era yang sangat transisional betul, dari era otoriter Orde Baru ke era reformasi. Sehingga partisipasi sa-ngat tinggi. Kemudian tidak terlalu birokratis, sehingga orang bisa milih di mana-mana. Mertua saya juga bisa milih di rumah saya, walau dia tinggal di Kalimantan. Kemudian sistem pemilunya sederhana, yaitu sistem proporsional tertutup.

Nah, beranjak ke 2004, tingkat partisipasi tidak seefo-ria pemilu 1999. Tingkat partisipasi sudah mulai turun, tetapi pemilu lebih komplek, karena sudah diperkenal-kan sistem proporsional terbuka. Calon yang terpilih adalah mereka yang dapat 100% BPP (bilangan pem-bagi pemilih). Dan ternyata, dari semua calon yang ada hanya 2 yang memenuhi syarat BPP, Hidayat Nur Wahid dan Saleh Yazid dari 560 anggota DPR.

Lalu pemilu 2009, itu pemilu paling buruk dalam era reformasi. Tingkat partisipasi turun. Kira-kira yang ikut 70% saja. Sistem pemilunya lebih komplek lagi, karena proporsional terbuka dengan suara terbanyak. Lalu ke-mudian muncul banyak masalah, dari mulai rekrutmen KPU, sampai KPU melaksanakan tugasnya. Yang paling bermasalah adalah soal DPT.

Nah, pemilu sekarang menurut saya pemilu yang cu-kup baik. Paling tidak tingkat partisipasi lebih tinggi. Lalu dalam melakukan pemilihan anggota KPU, menu-rut saya cukup siap, karena persiapannya juga cukup lama, yaitu 2 tahun. Mereka terpilih pada awal 2012. Mereka jauh lebih siap. Kemudian jumlah partainya jauh lebih sedikit. Menurut saya, kalau pemilu 2014 lebih jelek daripada pemilu 2009, itu celaka. Kalau lebih bagus wajar, karena pemilu 2014 jauh lebih sederhana dengan 12 partai nasional.

Miris Lihat Rekayasa Suara di PPS & PPK

RAFLY HARUN

LAPORAN UTAMA

Page 21: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

21EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

Suara yang terbuang yang tidak lolos parliamentary threshold (PT) jauh lebih sedikit. Diperkirakan cuma 2 partai yang tidak lolos PT, yaitu PKPI dan PBB. Artinya, suara yang terbuang hanya sekitar 2% dibanding pemilu sebelumnya yang mencapai 19%. Dari segi kualitas dan refresentatif, pemilu kali ini jauh lebih baik. Persoalan-nya klasik. Pemilu di Indonesia ini potensial terjadi ke-curangan. Kecurangan itu tidak saja dilakukan partai berkuasa, tapi oleh semua partai dan semua caleg. Ti-tik kecurangan itu bisa dilakukan oleh partai by design. Tapi untuk 2014 saya melihat tidak menonjol.

Kecurangan yang dilakukan para caleg tak terhindar-kan. Kecurangan terjadi pada tingkat penghitungan suara di PPS dan PPK. Jadi metode yang dipakai para anggota DPR RI yang terpilih, yaitu dengan membayar petugas penghitungan suara. Kalau saya dari partai A. Berdasarkan metode quick count partai itu akan dapat satu kursi di dapil x. Berarti saya sudah tahu akan dapat satu kursi. Suara terbanyak bisa jadi bukan untuk caleg yang dipilih masyarakat, tapi buat caleg yang berani beli suara di PPS dan PPK.

Beli suara itu dengan 2 cara ekstrim. Pertama, de ngan mengambil suara partai. Kedua, mengaduk-ngaduk dis-tribusi internal partai dengan mengambil suara dari para caleg yang sudah tidak punya peluang mendapat suara terbanyak (kursi). Inilah yang membuat saya mi-ris de ngan pemilu. Bisa jadi dari 560 anggota DPR yang terpilih di senayan, banyak di antara mereka jangan-ja-ngan tidak terpilih. Tapi, hanya orang-orang yang me-rekayasa suara di PPS dan PPK.

Secara kuantitas kecurangan pemilu mungkin lebih banyak di 2009 daripada 2014. Tapi kualitas

kecurangan lebih hebat sekarang. Benar demikian?

Kualitas kecurangan ditentukan oleh seberapa besar bisa merubah hasil pemilu. Nah, hasil pemilu itu 2 yang paling penting; kursi dan calon terpilih. Untuk pemilu kali ini tidak gampang merubah perolehan kursi. Alasan-nya, partai sekarang lebih sedikit, sehingga di antara mereka lebih gampang mengawasi. Nah, kecurangan untuk merubah peta perolehan kursi lebih kecil ke-mungkinannya dibanding pemilu 2009. Tapi mengubah peta caleg terpilih sama besarnya dengan 2009. Calon terpilih tidak perlu melibatkan partai lain. Cukup me-ngaduk-ngaduk suara internal partai saja.

Tidak semua caleg memiliki akses untuk tahu berapa suara yang riil. Kan, C1 itu dipegang saksi-saksi partai politik, bukan saksi per calon. Saksi partai politik bi-asanya orang yang dibeli dengan pengurus elit partai. Kalau dia anggota biasa yang tidak punya akses ke par-tai politik, dia enggak punya kemampuan bagaimana mendapatkan informasi suaranya yang benar. Ada ca-leg yang merasa menang, tapi dia engga tahu, how to do untuk menjaga suaranya agar ketika hasil akhir diu-mumkan, dia tidak kehilangan kursi.

Sekarang caleg-caleg yang punya uang termasuk in-cumbent bergerilya ke PPS dan PPK untuk mengubah distribusi suara, mengambil suara-suara pemilih yang tidak mencoblos caleg cuma mencoblos partai atau suara-suara caleg yang sama sekali tidak punya pelu-ang untuk terpilih. Inilah yang sesungguhnya mengkha-watirkan. Tapi ada good news-nya, yaitu KPU membuat website www.pemilu2014.kpu.go.id yang menyertakan semua penghitungan suara dari mulai tingkat TPS sam-pai tingkat terakhir, sehingga yang namanya C1 dan

C1 plano konon akan ditayangkan di website itu.

Nah, kalau C1 dan C1 plano bisa dilihat semua orang, maka kecura-ngan bisa diperbaiki. Pertanyaan-nya, apakah KPU sanggup men-scan semua hasil C1 tersebut dari ribuan TPS. Mudah-mudahan sanggup. Ka-lau sanggup, kita bisa berharap pe-milu ini jauh lebih jujur dan adil hasil-nya daripada pemilu 2009.

Pemilu 2009 tampaknya leb-ih meriah walau angka Golput mungkin lebih tinggi daripada 2014. Nah, pemilu kali ini tidak meriah, tapi tingkat kehadiran ma-syarakat ke TPS lebih tinggi. Apak-ah angka Golputnya juga semakin berkurang

Menurut saya tingkat Golput ini up and down. Pemilu 2009 itu tidak

Page 22: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

22 EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

bisa dianggap tren, karena itu pemilu yang anomalik menurut saya. Yang seharusnya bagus, malah hancur. Tingkat partisipasi di mana pun di dunia ini, tidak be-rarti pemilunya bagus, tingkat partisipasinya tinggi. Bi-asanya yang mempengaruhi tingkat partisipasi pemilu di Indonesia salah satunya tergantung aktor-aktor yang dicalonkan. Contohnya, walau tidak persis benar ya, ke-hadiran tokoh seperti Jokowi dan Prabowo, saya kira itu menarik orang untuk memilih.

Kenapa pemilu kali ini kurang ramai, karena kontro-versinya kurang. Itu karena KPU punya waktu yang lebih lama untuk persiapan, yaitu selama 2 tahun. Dan peser-ta pemilunya jauh lebih sedikit, sehingga secara teoritis jauh lebih sederhana. Dulu, dari mulai rekrutmen dan persiapannya bermasalah. Banyak anggota KPU yang tidak punya pengalaman sebagai penyelenggara pe-milu. Ujug-ujug pengamat pemilu jadi anggota KPU. Sekarang mereka yang ada di KPU adalah orang yang berpengalaman menyelenggarakan pemilu. Sampa se-jauh ini belum ada keributan. Biasanya keributan terjadi

kalau incumbent menang. Nah, ini kan, kalah.

Dengan begitu apakah sengketa pemilu akan mi-nim di MK?

Tidak juga. Kalau sengketa perebutan kursi antarpartai mungkin sedikit. Tapi kursi antarcalon dalam satu partai mungkin akan banyak keributan. Ini yang potensial ribut di MK. Sekarang ini 560 kursi DPR sedang diperebutkan dengan cara yang jujur dan curang. Hari pencoblosan 9 April sesungguhnya awal dari peperangan bagi para calon terpilih. Kalau ada dua caleg yang potensial terpi-lih, maka keduanya akan berjuang mendapatkan kursi, baik dengan cara curang maupun jujur. Jadi menjaga suara pun belum tentu menang.

Mudah-mudahan proyek KPU sukses, yaitu mendata dan men-scan semua data formulir C1 dan C1 Plano di TPS. Kalau itu bisa masuk semua di website ini, maka semua orang tinggal clik saja. Kalau saya tinggal di DKI III, ya saya tinggal lihat jagoan saya berapa suaranya

LAPORAN UTAMA

Page 23: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

23EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

yang benar. Memang agak cape, ya enggak apa-apa. Yang penting datanya ada. Kalau dulu banyak caleg ti-dak mengerti kehilangan suara. Dia enggak punya data pembanding. Sementara yang ditetapkan KPU, bisa jadi data yang sudah berubah. Tapi, human error sekarang mudah-mudahan lebih sedikit.

Apa penilaian Anda terhadap para penyelenggara pemilu kali ini?

Kalau kita bicara tentang penyelenggara pemilu ada dua; kualitas dan independensi. Kalau kita bicara penye lenggara pemilu di tingkat pusat dari sisi kualitas no down. Mereka orang yang punya pengalaman dan kua litas. Inilah yang membedakan dengan KPU sebe-lumnya. Dulu, kita tidak tahu ada orang yang sama sekali tidak paham pemilu, tiba-tiba terpilih. Itulah yang terjadi di KPU 2009.

Sekali lagi dari sisi kualitas, anggota KPU 2014 no down. Mereka adalah orang-orang yang paham menyeleng-garakan pemilu. Tapi, pertanyaan besarnya bagaimana dari sisi independensi? Nah, dari sisi ini akan kelihatan pascapemilu. Apakah KPU sekarang akan menghadirkan lagi orang seperti Anas Urbaningrum dan Andi Nurpati. Keduanya setelah sukses jadi penyelengga ra pemilu, di-rekrut oleh partai pemenang. Andi Nurpati jadi caleg De-mokrat. Juga ada mantan anggota Bawaslu Agustiani Tio Fredelina Sitorus jadi caleg PDIP. Jadi, sebenarnya PDIP juga merekrut orangnya dari Bawaslu.

Nah, apakah fenomena Anas Urbaningrum, Andi Nur-pati, dan Agustina Tio Fredelina Sitorus, akan terjadi lagi apa tidak? Nanti usai pemilu ada pergantian pengurus partai politik. Biasanya partai politik akan menggelar Munas dan kongres untuk memilih pemimpin yang baru. Kita akan melihat, tidak saja di pusat tapi juga di daerah-daerah. Banyak sekali caleg yang berasal dari komisoner. Mereka direkrut karena sudah pengalaman jadi penyelenggara pemilu dan punya jaringan. Mudah-mudahan hal itu tidak terjadi saat ini. Kalau terjadi, ya sudah berarti dari tahun ke tahun kita hanya menghasil-kan penyelenggara pemilu yang tidak independen.

Bagaimana dengan E-Vote, apakah sudah bisa diterapkan?

Di Indonesia E-Vote belum bisa diterapkan. Di Amerika saja tidak semua negara bagian mener-apkan E-Vote. Di Jerman malah dinilai inkonstitusional. Per-soalannya di Indonesia masih sulit menerapkannya, apalagi bila harus diterapkan di dae-rah-daerah terpencil yang pen-duduknya tidak pernah ber-sentuhan dengan teknologi.

Manual vote masih tetap bisa diterapkan, asalkan penghitungannya menggunakan E-Count yang bisa diakses semua pihak. Jadi usai pencoblosan, hasil su-ara langsung masuk ke sistem E-Count. Dengan begitu tidak adalagi kecurangan dalam penghitungan suara yang selama ini biasa terjadi. Sekali lagi, E-Vote belum bisa diterapkan. Tapi, E-Count bisa diterapkan. (mh) foto: andri/parle/hr.

Sekali lagi dari sisi kualitas, anggota KPU 2014 no down. Mereka adalah orang-orang yang paham menyelenggarakan pemilu. Tapi, pertanyaan besarnya bagaimana dari sisi independensi? Nah, dari sisi ini akan kelihatan pascapemilu.

Page 24: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

24 EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

Usai pemilu legislatif digelar, bentuk ke-curangan pun diumbar. Dari serangan fajar hingga kolusi terpapar. Kecurangan jadi tontonan. Para caleg petahana me-ngungkap satu per satu bentuk kecuran-

gan yang terjadi. Setidaknya inilah yang direkam oleh dua anggota DPR RI yang maju kembali menjadi caleg di dapilnya masing-masing.

AdalahNurulArifindanAchsanulQosasih.Keduanyamembuka temuan kecurangan yang ditemuinya saat hari pencoblosan. Transaksional sangat terbuka diper-tontonkan. Politik uang masih membudaya. Kelak, bu-tuh aturan kuat yang mengikat semua pihak, baik caleg, penyelenggara pemilu, dan masyarakat sendiri.

Nurul Arifin caleg Partai Golkar yang bertarung di dapil Jawa Barat VII (Karawang, Purwakarta, Bekasi) mengungkap temuannya di hadapan para wartawan DPR RI, akhir April lalu. Anggota Komisi II DPR RI ini berbagi catatan kritis kepada pers menyangkut penye-lenggaraan pemilu 2014. Pertama, banyak caleg mem-buka ruang kolusi dengan penyelenggara pemilu. Ini dilakukan jauh sebelum hari pencoblosan. Para caleg mendekati penyelenggara pemilu, baik di tingkat PPS, PPK, maupun panitia di kabupaten.

Kedua, sambil berkampanye, banyak oknum caleg sudah memesan suara dengan kontrak politik. Tawar-menawar harga lumrah terjadi untuk mendogkrak suara agar terpilih melenggang ke Senayan. Ada oknum yang membantu di PPS, PPK, kabupaten, bahkan provinsi un-tuk menaikan perolehan suara caleg tertentu. Ada tran-saksi yang disepakati dengan penyelenggara pemilu. Uang kontrak ada yang dikemblikan ada pula yang ti-dak, bila suara yang didongkrak itu tidak cukup menja-dikannya wakil rakyat.

Masih menurut temuan Nurul, ada yang memperjual-belikan formulir C6 yang berisi daftar pemilih. Tentu saja tujuannya untuk memanipulasi suara. Dan temuan terakhir, ada banyak peredaran uang di malam sebelum pencoblosan. Dalam istilah Nurul, “bom uang” yang menggempur setiap rumah penduduk di malam hari.

Kecurangan masih berlanjut pasca pencoblosan di

Menelisik Kecurangan

Pemilu

PPS. Formulir C1 yang diserahkan PPS tidak berholo-gram. Yang diberikan justru hanya berupa fotokopi. Utak-atik angka perolehan suara untuk oknum caleg curang dilakukan di atas fotokopi formulir C1 tersebut, karena sudah ada transaksi. Tanda tangan saksi TPS di-palsukan. Ini semua dimaksudkan agar tidak bisa men-jadi alat bukti, ketika ada pengaduan kecurangan. C1 fotokopi dan tidak berhologram tidak bisa dijadikan alat bukti di pengadilan.

Di tingkat PPK, rekap suara yang disetor tidak disertai kotak dan surat suara. Bahkan kotak suara dimusnah-kan, agar tak ada alat bukti. Sepanjang para caleg jujur tidak menempatkan saksi di PPS dan PPK, kecurangan begitu mudah terjadi. Nurul juga mengungkapkan, an-gka golput boleh jadi menurun. Penyebabnya bukan karena alasan politis, tapi surat suara tersisa yang ti-dak terpakai dicoblos oleh petugas TPS atau PPS untuk memenangkan oknum caleg tertentu. Dengan begitu, tingkat partisipasi masyarakat terkesan tinggi.

“Ini perang sadis, vulgar, dan brutal. Lawan kami bu-kan dari partai lain, melainkan kawan sendiri,” nilai Nu-rul. Tim pemenangan Nurul yang memantau di lapan-gan mendapati banyak amplop bertebaran di dapilnya. Nurul yang berusaha jujur dalam setiap kali kampanye politik, prihatin melihat realitas kontestasi di dapilnya. Persaingan keras dan kotor bukan dari partai lan, justru dari internal partainya sendiri. Tentu ini menjadi ironi.

Wakil Sekjen Partai Golkar itu, sempat ditawari mela-

LAPORAN UTAMA

Nurul Qomaril Arifin.

Page 25: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

25EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

kukan praktik politik uang oleh caleg tertentu untuk mendongkrak suaranya. Tapi, ia tolak dengan tegas sebagi bentuk tanggung jawab politiknya kepada ma-syarakat, bangsa, dan negara. Ini pendidikan politik yang baik dengan mengusung kejujuran.

Berdasarkan, hasil penghitungan sementara, Nurul mengaku tidak terpilih. Suaranya tergerus oleh ba-nyak kecurangan di dapilnya, terutama oleh para caleg separtai. “Saya menerima kekalahan ini. Saya legowo dan saya tidak ingin terpuruk lama dalam persoalan ini. Saya ingin tetap move on,” aku Nurul, tegar.

Didapilnya,mantanaktrisfilmini,sebenarnyasudahmengantongi sebanyak 65.859 suara. Ini merupakan suara sah murni yang didapatnya. Namun, raihan su-ara tersebut tak cukup mengantarnya berkantor lagi di Senayan. Di dapil Jabar VII, Nurul menduduki nomor urut 2 dan bersaing dengan para caleg incumbent. Di Partai Golkar sendiri ia bersaing dengan Ade Komarudin yang berada di nomor urut 1.

Di luar Partai Golkar, Nurul bertarung dengan Saan Mustopa (Demokrat), Rieke Diah Pitaloka, dan Daniel Lumbang Tobing (keduanya PDI-Perjuangan). Ada pula nama artis beken sebagai pendatang baru yang ikut bertarung di dapilnya, seperti Krisna Mukti (PKB) dan Liza Natalia Sari (PAN).

Namun, walau tak jadi wakil rakyat lagi, ia tetap akan berkiprah di dunia politik. Selain tetap aktif di partai,

Nurul juga konsen pada isu-isu strategis seperti good governance, gender, lingkungan hidup, HIV AIDS, dan plurarisme. Di sisa waktu tugasnya sebagai Anggota Komisi II DPR, Nurul tetap akan bekerja sebaik mungkin, terutama menyelesaikan tugas konstitusionalnya me-rampungkan RUU Pilkada, RUU Pemda, dan RUU MD3.

LainNurul,lainpulaAchsanulQosasih.CalegPartaiDemokrat dari dapil Jatim XI (Bangkalan, Pamekasan, Sampang, dan Sumenep) ini, mengungkap temuan ke-curangan sehari kemudian, setelah Nurul Arifn di Press Room DPR RI, akihir April lalu. Achsanul membawa serta seorang advocat M. Soleh yang konsen memantau ke-curangan pemilu.

Pemilu di Sampang, Madura, sempat diulang karena kecurangan tidak saja masif terjadi, tapi begitu terbuka dilakukan. Hampir di semua kecamatan, di Sampang, kecurangan banyak terjadi. Kecurangan itu dilakukan oleh penyelenggara pemilu dari tingkat KPUD hingga KPPS. Achsanul menilai, kecurangan sudah di luar batas kewajaran. Padahal dirinya mengaku sudah memberi-kan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat. Ternyata, pemilu tetap saja masih diwarnai kecurangan yang masif.

Seperti juga di dapil Jabar VII yang diungkap Nurul, di dapil Jatim XI kecurangan serupa terjadi. Para caleg main mata dengan penyelenggara pemilu di tingkat ke-lurahan dan kecamatan. Kepada para wartawan, Soleh yang mendampingi Achsanul memperlihatkan video amatir yang berisi kecurangan pemilu di sebuah TPS di Sampang. Terlihat petugas TPS memasukkan sendiri surat suara yang begitu banyak ke dalam kotak suara.

Ternyata, surat suara yang dimasukkan itu untuk su-ara DPR RI dan DPRD Provinsi. Warga yang datang ke TPS tersebut tidak diberikan kertas suara untuk DPR RI dan DPRD Provinsi. Dua jenis surat suara tersebut ternyata sudah dipesan oknum caleg untuk dicoblos namanya. Jadi, warga hanya mencoblos dua surat suara untuk DPRD Kabupaten dan DPD RI.

Bahkan, dalam video tersebut pemungutan suara di-gelar di atas emperan tanah, bukan di atas meja sesuai standar pelaksanaan pemilu. Suasananya jadi seperti pasar kaget yang menggelar dagangan di pinggir ja-lan. Karena temuan itulah, pemilu di Sampang sempat diulang. Tapi, keikutsertaan warga semakin berkurang pada pemilu ulang.

Sementara Achsanul sendiri mengaku sudah meraih suara 49.000 dari dapil Jatim XI. “Bawaslu harus cermati pemilu di Madura. Banyak caleg jujur justru dicurangi,” tutur Achsanul. Dengan raihan suara tersebut, anggota Komisi XI DPR ini berharap kursinya tetap aman untuk melenggan ke Senayan. (Tim Parlemenataria) foto: naefu-rodjie, andri/parle/hr.

Achsanul Qosasih.

Page 26: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

26 EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

Perhelatan Pemilu Legislatif memasuki fase menentukan. Rekapitulasi suara secara nasional yang menentukan hitungan nyata (real count) perolehan suara masing-masing partai termasuk penetapan jumlah kursi yang akan memastikan anggota legislatif lima tahun ke depan. Pemilu tentu diharapkan melahirkan kekuasaan yang sah (legitimate power). Sirkulasi elite yang sudah menjadi konsensus ini akan menghasilkan pihak yang menang dan kalah. Sebagaimana diketahui jumlah kursi legislatif terbatas, 560 kursi untuk DPR-RI, 132 kursi DPD, 2.112 kursi DPRD Provinsi dan kurang ebih 16.895 DPRD Kabupaten Kota, sementara yang menjadi caleg di Pemilu kali ini ada sekitar 200.000 orang dari beragam partai politik. Dengan demikian,wajar kalau Pemilu ini menjadi domain pertarungan sengit di sesama caleg separtai maupun lintas partai.

Evaluasi Pemilu

Tidak mudah memang menyelenggarakan Pemilu legislatif seperti di Indonesia. Ini merupakan Pemilu Legislatif yang sangat kompleks. Melibatkan lebih dari 4 juta petugas penyelengara pemilu, tersebar di 545.764 TPS, dengan 6.980 Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), 81.093 Panitia Pemungutan Suara (PPS), 77 Dapil DPR-RI, 259 Dapil DPRD Provinsi, 2.102 Dapil DPRD Kabupaten/Kota. Sebaran wilayahnya pun membentang luas dari yang sangat mudah dijangkau hingga pedalaman yang sangat sulit diakses penyelenggara Pemilu. Satu hal yang patut disukuri terlebih dahulu, bahwa secara umum Pemilu Legislatif tidak menyebabkan konflik horisontal yang bersifat masif. Situasi nasional kondusif meskipun terjadi ketegangan antar elite yang sedang mengawal perolehan suara mereka di masing-masing dapil.

Pascapileg, ada dua perbincangan dominan di media massa dan obrolan santai masyarakat. Pertama, soal beragam bentuk persoalan yang mengemuka terkait teknis penyelenggaraan Pemilu. Misalnya soal manajemen logistik Pemilu yang masih menyisakan sejumlah masalah. Merujuk pada evaluasi KPU hingga Rabu (16/4), Surat suara

tertukar masih terjadi di 23 provinsi, tepatnya di 590 TPS yang tersebar di 90 kabupaten/kota. Diduga surat suara tertukar tersebut akibat kesalahan saat penyortiran. Ada 3.941 Daftar Caleg Tetap (DCT) meninggal dunia, mengundurkan diri, dan tidak memenuhi syarat, tetapi tidak diumumkan oleh KPPS. Terdapat 13.994 Surat suara tidak ditandatangani oleh KPPS. Saksi tidak hadir di TPS ada kurang lebih 4.391. Muncul keberatan saksi di 6.945 TPS. Masih terdapat kurang lebih 13.089 pemilih yang menerima surat suara kurang dari empat jenis. Pemilu susulan dan diulang pun masih terjadi kurang lebih di 500 TPS.

Data di atas menunjukkan bahwa proses Pemilu belum usai. Terlalu prematur mengatakan penyelenggaraan Pemilu kita sukses. Fase setelah pencoblosan yang harus mendapat porsi perhatian kita adalah beragam bentuk pelanggaran yang dilakukan baik oleh penyelenggara pemilu, kontestan maupun pihak lain yang terkait. Jika merujuk ke UU No.8 Tahun 2012, terutama Pasal 249, pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu diteruskan oleh Bawaslu kepada Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu. Pelanggaran administrasi Pemilu diteruskan kepada KPU, KPU Provinsi, atau KPU Kabupaten/Kota. Sengketa Pemilu harus diselesaikan oleh Bawaslu; dan tindak pidana Pemilu diteruskan kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia. Inilah koridor yang bisa digunakan siapapun yang merasa tak puas dengan beragam permasalahan dalam penyelenggaraan Pemilu. Tentu kita tidak mengharapkan penyelsaian masalah melalui cara-cara kekerasan, ancaman, tekanan terlebih menyulut konflikdimasyarakat.

Penyelenggara pemilu harus konsisten menjaga independensinya di tengah tekanan. Saat perhitungan dilakukan, KPU Pusat dan KPU di daerah-daerah biasanya akan didatangi banyak pihak yang punya kepentingan. Tekanan akan datang bergelombang, dan menjadi ujian akankah KPU bisa menjaga integritas mereka. Bawaslu dan Panwas juga harus punya komitmen untuk mengawal pemilu sesuai prinsip jujur, adil, langsung bebas dan rahasia.

KonfigurasiPolitik Pascapileg

SUMBANG SARAN

Page 27: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

27EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

Jangan sampai para penyelenggara pemilu berubah fungsi menjadi tukang pemenangan para kontestan. Media massa harus menjaga marwahnya sebagai entitas publikyangkonstruktif.Janganmenjadi“kompor”konflikantar kekuatan di masyarakat. Jurnalisme bisa menjadi ‘oase’ penting bagi pemilu damai. Media tetap harus kritis menyoroti berbagai praktik penyimpangan tanpa terjebak pada dramatisasi fakta, terlebih penyalahgunaan kuasa media (abuse of power). Masyarakat harus bersikap tenang dalam menanggapi setiap manuver partai atau caleg.Usai pencoblosan biasanya menjadi fase turbulensi bagi kaum elite petarung dan kerap melibatkan masyarakat tak hanya di level perbincangan publik melainkan juga di berbagai aksi dukung mendukung. Butuh pikiran jernih, untuk memosisikan diri secara tepat, sehingga rakyat juga bisa menjaga martabatnya sebagai pemilik kedaulatan.

Model Konsensus

Pemilu 2014, seperti halnya juga pemilu-pemilu sebelumnya pasca reformasi tak menghasilkan satu partai dominan. Jika merujuk pada hasil perhitungan cepat (quick count) Lembaga Survei Nasional dan Lembaga Klimatologi Politik (LSN-LKP) PDI-Perjuangan memperoleh 19, 53 %, disusul Partai Golkar 14,42 %, Gerindra 11,71 %, Demokrat 10,55 %, PKB 8,23 %, PAN 7,92 %, PKS 7,31 %, PPP 6,99 %, Nasdem 5,4 %, PPP 6,9 % dan Hanura 5,37 %. Tentu angka tersebut bukan angka resmi KPU, tetapi biasanya hasil hitung cepat presisis menggambarkan perolehan suara nyatanya. Jika pun berbeda biasaya tak terlalu jauh antara 1-2 persen saja.

Dari konfigurasi perolehan suara nampak jelas keniscayaan koalisi partai politik untuk mengusung capres/cawapres maupun saat akan membentuk pemerintahan. Tulisan Arend Lijhart Patterns of Democracy: Government Forms and Performance in Thirty-Six Countries (1999) menyebutkan dalam masyarakat majemuk yang tidak ada partai dominannya, cenderung akan menggunakan demokrasi model konsensus. Koalisi untuk membangun pemerintahan, merupakan bagian dari konsensus tersebut.

JikamelihatkonfigurasikekuatanhasilPemiluLegislatifnampaknya masih mungkin adanya 3 hingga 4 pasangan capres/cawapres. Pertama pasangan yang berporos di PDI-Perjuangan dengan menjadikan Jokowi sebagai capresnya. Koalisi yang mungkin terbentuk adalah PDI-Perjuangan, Nasdem dan PKB. Dengan diusung tiga partai ini modal dukungan sudah 33,16 % dan sudah melampaui syarat presidential threshold 25 % suara sah nasional atau 20 % kursi DPR. Kedua, poros Gerindra dengan Prabowo sebagai capresnya. Jika melihat kecenderungannya Gerindra menghendaki adanya koalisi “tenda besar” artinya skenario bloacking party untuk mengusungnya. Tentu, Prabowo harus memastikan dukungan partai-partai papan tengah. PPP dan PKS disebut-sebut dekat dengan poros in. Jika pun koalisi hanya melibatkan tiga partai ini, Prabowo sudah mengantongi dukungan 25,92 %. Poros ketiga yakni Golkar dengan Aburizal Bakrie sebagai capresnya. Sangat mungkin Golkar berkoalisi dengan Hanura, PAN, Demokrat. Jika skenario ini yang ditempuh maka akan ada kurang lebih 38 % modal dukungan. Tapi skema ini masih sangat cair dan sangat mungkin berubah. Misalnya bisa saja Demokrat menginisiasi komunikasi politik sendiri dengan merangkul partai-partai Islam seperti PAN, PKS, PPP untuk berkoalisi partai Islam plus dan mengusung capres/cawapres sendiri.

Membaca manuver koalisi ini ada dua perspektif yang bisa digunakan. Pertama perspektif elite, yang sering disebut sebagai pendekatan opportunity structure. Ada tiga variabel yang lazimnya dipertimbangkan yakni probabilistik peningkatan suara dengan menghitung skema koalisi yang diharapkan bisa memberi insentif elektoral. Variabel keuntungan dalam orientasi kekuasaan jika koalisi mereka sukses berkuasa (benefit of office). Yang terakhir variabel biaya kontestasi (cost of entry) terutama dalam proses pertarungan Pilpres mendatang. Kedua, perspektif masyarakat yang mengharapkan koalisi yang dibangun para elite merupakan koalisi sederhana tapi efektif dan berorientasi rakyat.**

Oleh: Dr. Gun Gun Heryanto*Penulis adalah Direktur Eksekutif The

Political Literacy Institute dan Dosen Komunikasi Politik UIN Jakarta.

Page 28: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

28 EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

Dari pantauan Tim Komisi X DPR ke Provinsi Jawa Te-ngah, Sulawesi Selatan dan

Kepulauan Riau, pelaksanaan UN Ta-hun 2014 berlangsung aman, lan-car dan tidak terjadi kebocoran.

Adanya isu UN Tingkat SMA tahun ini mengalami kebocoran, bahkan sempat beredar terjadi jual beli soal dan jawaban, menurut Ketua Komisi X, Agus Hermanto, isu tersebut tidak bisa dipercaya kebenarannya karena paket soal dibuat dalam 20 variasi/

paket soal untuk satu kelasnya, se-mentara peserta ujian dalam satu kelas berjumlah 20 orang siswa.

“Setiap peserta UN akan men-dapatkan paket soal yang sa ling berbeda, atau dengan kata lain ti-dak ada siswa yang mengerjakan soal yang sama dalam setiap ruang kelasnya,” tegas Agus saat meman-tau pelaksanaan UN di beberapa sekolah menengah atas di Sema-rang, Senin (14/4)

Agus yakin, isu kebocoran soal tidak bisa terbukti. “Apa mungkin dalam waktu sekejap itu bisa 20 variasi soal? Sehebat apapun, pro-fesor apapun tidak mungkin bisa,” katanya.

Sependapat dengan Agus, Wakil Ketua Komisi X, Asman Abnur yakin soal UN tidak bocor, meski puluhan amplop soal tiba di sejumlah seko-lah di Kota Batam, Kepulauan Riau dalam kondisi robek.

PENGAWASAN

Persiapan dan Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) Tahun 2014 Tingkat SMA/MA/SMK yang dilaksanakan serempak di seluruh daerah pada 14 sampai dengan 16 April 2014 lalu secara

umum berjalan lancar, sesuai harapan masyarakat dan harapan Komisi X DPR.

UN Tingkat SMA Berjalan Lancar

Page 29: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

29EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

“Tidak ada kebocoran soal, am-plop robek karena perjalanan yang jauh,” kata Asman usai melakukan pemantauan pelaksanaan UN di be-berapa sekolah menengah atas ber-sama Tim Komisi X di Kota Batam, Senin (14/4).

Dijelaskan Asman, ada dua ke-mungkinan amplop soal sobek di Sekolah, yaitu karena perjalanan panjang dari Bandung ke Kepri kare-na pengemasan amplop yang tidak bagus, dan adanya upaya untuk mengintip dan mengambil soal.

Ia menambahkan, kemungkinan adanya upaya mengintip dan me-ngambil soal sangat kecil. “Distribusi dari Bandung ke Pelabuhan Kijang, Bintan hingga ke sekolah-sekolah di-lakukan dengan pengawasan ketat aparat Kepolisian,” jelas Asman.

“Kemungkinan itu disengaja untuk melihat soal, agak tipis. Karena dis-tribusi dijaga ketat,” imbuhnya.

Sementara Wakil Ketua Komisi X, Syamsul Bachri menilai kondisi yang baik ini (UN red.), harus diper-tahankan, bahkan kualitasnya harus terus ditingkatkan.

“Tadi saat meninjau ke beberapa kelas dari sekolah yang dikunjungi, saya tanya pada pengawas dan guru, secara umum mereka mengatakan UN berjalan baik, tidak ada yang kurang, jadwal yang ditentukan se-suai schedule, dan soal yang diteri-ma tingkat kerahasiaannya terjamin, tidak ada yang bocor,” papar Syamsul di sela-sela memantau pelaksanaan UN di beberapa sekolah menengah atas di Makasar, Sulawesi Selatan bersama Tim Komisi X.

Sebagaimana dilaporkan ter-jadi tertukarnya soal antara SMK 1 Makasar dengan SMK 1 Sulawesi Selatan, Syamsul menilai itu hanya persoalan teknis dan kejadian terse-but langsung bisa diatasi oleh Pani-tia UN di Makasar.

Ia berharap, pelaksanaan UN ini sampai ada pengumuman kelulusan

berjalan baik sesuai standar dan ke-tentuan yang berlaku.

Adanya pendapat UN menjadi salah satu faktor penghambat ke-lulusan siswa untuk meneruskan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, Syamsul me-nyatakan, Ujian Nasional bukan sa-tu-satunya penentu untuk kelulusan seorang siswa sekolah. UN merupa-kan pemetaan kualitas pendidikan di Indonesia secara nasional.

“Bagi kami di DPR, UN bukan satu-

satunya penentu untuk kelulusan. Tetapi semacam pemetaan kualitas pendidikan kita secara nasional,” jelas politisi Partai Golkar

Menurutnya, Komisi X DPR sudah menyampaikan pandangan tersebut kepada Mendikbud M. Nuh, bahwa UN jangan dijadikan satu-satunya parameter untuk siswa lulus dan masuk ke perguruan tinggi. Per-timbangan sekolah harus menjadi acuan.

Ia memprosentasekan, peran UN 40% dan 60% adalah peran sekolah dimana anak-anak itu menuntut pendidikan. “Karena sekolah lebih tahu, sehingga ujian nasional ini prosentasenya lebih kecil dan peran sekolah lebih besar,” tegas politisi daerah pemilihan Sulsel.

Sebagaimana diketahui, kompo-sisi UN tahun ini adalah 60% ujian nasional, sisanya ujian sekolah.

Terkait pelaksanaan UN 2014 ini, Komisi X DPR yang membi-dangi Pendidikan menurunkan tiga timnya yaitu ke Propinsi Jawa

Tengah, Sulawesi Selatan (Sul-sel) dan Kepulauan Riau (Kepri). Untuk Propinsi Jawa Tengah dip-impin langsung Ketua Komisi X DPR, Agus Hermanto selaku ketua tim rombongan didampingi Wakil Ketua Komisi X DPR, Utut Adianto dan 11 anggota lainnya.

Sementara Tim Kunjungan ke Sul-sel dipimpin Wakil Ketua Komisi X DPR Syamsul Bachri didampingi 12 orang anggota dari berbagai Fraksi di DPR. Dan, tim lainnya yang ke

Provinsi Kepri dipimpin Wakil Ketua Komisi X DPR, Asman Abnur.

Kunjungan ini bertujuan dalam rangka memantau dan melihat se-cara langsung pelaksanaan Ujian Nasional di daerah-daeah, termasuk distribusi soal.

Disisi lain, Komisi X DPR juga ing-in mendapatkan masukan terkait kualitas kertas ujian. Pasalnya ker-tas yang ada sekarang ini sudah lebih tebal dibandingkan kertas tahun lalu. Tahun lalu mengguna-kan kertas 70 gram, tahun ini su-dah menggunakan kertas 100 gram, kertas tersebut lebih mudah dalam melakukan scanning nilai ujian.

Komisi X DPR, juga ingin men-dapatkan masukan terkait kondisi situasional dan emosional anak di-dik dalam melaksanakan Ujian Na-sional.

“Kita minta masukan apa saja ke depan yang harus diperbaiki dalam pelaksanaan Ujian Nasional, dan ma-sukan itu akan disampaikan kepada Mendikbud M. Nuh terkait pelaksa-

Syamsul menyatakan, Ujian Nasional bukan satu-satunya penentu untuk kelulusan seorang siswa sekolah. UN merupa kan pemetaan kualitas pendidikan di Indonesia secara nasional.

Page 30: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

30 EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

naan Ujian Nasional diberbagai dae-rah,” terang Agus Hermanto.

Untuk tahun pelajaran 2013/2014 ini, UN hanya dilaksanakan untuk pelajar tingkat SMA dan SMP sede-rajat. Sedangkan pelajar SD hanya melaksanakan Ujian Sekolah (US) dan tidak UN lagi.

Pelaksanaan UN tingkat SMA/MA/SMK tersebut digelar secara seren-tak di Indonesia pada 14-16 April 2014. Sedangkan UN susulan tingkat SMA/MA/SMK akan dilaksanakan mulai 22-24 April 2014 atau satu pe-kan setelah pelaksanaan UN utama.

Khusus untuk SMA dan MA, dalam satu hari akan ada dua mata pelajar-

an yang diujikan. Sedangkan untuk SMK, satu hari hanya satu mata pe-lajaran yang diujikan, kecuali pada tanggal 16 April atau hari ketiga, siswa SMK juga akan melaksanakan UN teori kejuruan.

Kemudian untuk UN SMP dan MTs akan dilaksanakan pada 5 hingga 8 Mei 2014 dan UN susulan akan di-laksanakan satu pekan setelah UN pertama atau tanggal 12 hingga 16 Mei 2014.

Sesuai jadwal, pengumuman kelulusan UN SMA/MA/SMK akan dilaksanakan 20 Mei 2014 dan pengumum an kelulusan UN SMP/MTs tanggal 14 Juni 2014.

Sementara untuk siswa SD, meski pada tahun pelajaran 2013/2014 ini siswa SD tidak lagi melaksanakan UN, namun tata cara pelaksanaan US tidak jauh berbeda dengan pelak-sanaan UN SD tahun sebelumnya. Soal US SD akan disediakan oleh Di-nas Pendidikan Provinsi. sedangkan penggodokan soal, 25 persen ber a-sal dari pusat dan sisanya 75 persen dari provinsi.

Jelang pelaksanaan UN, ma sing-masing sekolah sudah melaksanakan try out. Bahkan, kepada masing-ma-sing sekolah diminta untuk melak-sanakan bedah Standar Kompetensi Lulusan (SKL). (sc) foto: Suciati/Parle/Hr.

PENGAWASAN

Page 31: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

31EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

Antrean mobil yang ingin mendapatkan alat monitor dan pengendalian BBM atau Radio Frequency Identification (RFID)

secara gratis terjadi di sejumlah SPBU.

Di beberapa SPBU Pertamina DKI Jakarta antrean telah terjadi sejak pagi. RFID

sendiri berfungsi sebagai identitas digital bagi pemilik kendaraan ber-motor untuk membeli BBM bersub-sidi, baik jenis Premium atau Solar pada SPBU PT Pertamina.

Nantinya seluruh kendaraan ber-motor yang berjumlah sekitar 100 juta unit di seluruh Indonesia – ter-diri dari 80 juta sepeda motor, 11 juta mobil penumpang, 6 juta truk, dan 3 juta bus wajib dipasang RFID untuk dapat membeli BBM Bersub-sidi.

Dengan sistem ini, maka pengisian BBM subsidi kendaraan akan dibatasi. Jika pemiliki kendaraan tidak mema-sang alat ini, maka tidak bisa meng-gunakan BBM subsidi. RFID ini hanya untuk mencatat identitas kendaraan dan merekam volume pembelian se-tiap transaksinya.

PT Pertamina (Persero) mengung-kapkan, pengendalian BBM subsidi memakai teknologi informasi ber-basis radio RFID mulai berjalan di 17 SPBU Jakarta sejak 1 April 2014.

Pertamina menyatakan akan membayar biaya setiap liter BBM subsidi yang disalurkan melalui 17

SPBU tersebut. Pertamina mulai jalankan program ‘RFID’ secara ber-tahap yang dimulai di 17 SPBU di Ja-karta sejak 1 April 2014.

RFID Perlu Payung Hukum

Page 32: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

32 EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

PENGAWASAN

Jumlah SPBU akan terus bertam-bah sesuai kesiapan pom bensinnya. Rata-rata penyaluran BBM subsidi di Jakarta mencapai 15 kiloliter per hari. Dengan demikian, volume BBM subsidi yang dihitung untuk 17 SPBU mencapai 255 kiloliter per hari.

Pertamina membayar “fee” atau biaya atas setiap liter BBM subsidi yang disalurkan SPBU ke PT Inti (Persero) sebagai pelaksana pro-gram “RFID” sebesar Rp18 per liter, sehingga total yang dibayarkan di-perkirakan mencapai Rp4,6 juta per hari.

Program “RFID” dimulai di wilayah Jakarta dengan target SPBU sebanyak 274 unit dan 15 juta kendaraan. Pemasangan “RFID” meru-pakan bagian program Sistem Monitoring dan Pengendalian (SMP) BBM. Program pemerintah itu di-laksanakan Pertamina.

Program mengacu Peraturan Menteri ESDM No 1 Tahun 2013 dan Peraturan BPH Migas Nomor 6 Tahun 2013.

SMP BBM dilakukan dengan mem-bangun dua sistem teknologi infor-masi (TI) yakni di SPBU dan kenda-raan. Di SPBU terdapat alat pembaca (reader) di ujung selang (nozzle) penyalur BBM dan juga penyimpan data (server). Sedangkan, “RFID” yang berbentuk cincin dipasang di mulut tangki BBM kendaraan.

Pemerintah mengklaim setiap tahun subsidi bahan bakar minyak (BBM) selalu jebol. Berbagai upaya dilakukan untuk menghindari beng-kaknya alokasi dana untuk subsidi bahan bakar. Salah satunya mema-sang RFID pada kendaraan bermotor yang berhak memakai BBM bersub-sidi.

Distribusi Tertutup

Menurut anggota Komisi VII DPR, Boby Rizaldi, program ini sudah lama disiapkan pemerintah, na-mun baru diajukan sekarang. Lebih

lanjut, Ia mengatakan agar tidak meresahkan, payung hukumnya sangat diperlukan.“Bukan imbauan-imbauan yang ada seperti seka-rang ini, tanpa ada sanksinya. “Jadi, peme rintah bisa mengetahui lebih jauh siapa-siapa saja yang memang layak memakai BBM bersubsidi. Itu-lah yang dinamakan distribusi tertu-tup,” papar Boby Rizaldi.

Regulasi sekarang lanjut Rizaldi, saling bertentangan dan peme-rintah pun belum bisa memberi-kan sanksi hukum. Dalam pa-yung hukum Perpres No.15/2012, diperboleh kan memakai BBM ber-subsidi, itu sudah diatur di dalam-nya. Sementara, dalam UU memang disebutkan bahwa BBM itu boleh diakses oleh semua orang.

Sejauh ini tidak ada sanksi bagi mobil mewah yang menggunakan BBM bersubsidi. Nanti akan diatur dalam revisi UU Migas. Dalam RFID itu ada datanya, jenis mobil, dan pemilik, dari situ bisa diketahui se-cara akurat siapa yang berhak. Pa-yung hukumnya tidak bisa hanya dengan perpres, harus diatur dalam UU. Dalam revisi UU nanti akan didefinisikan BBM bersubsidi itu apakah dapat dibeli semua orang atau dibatasi dengan kriteria khu-sus.

Komisi VII sampai dengan saat ini belum memiliki fungsi pengawasan ataupun rapat dengar pendapat (RDP) dengan Pertamina. Memang populasi di tempat itu tidak sebesar di ibu kota, tapi mengenai strategi itu ranahnya dalam eksekutif. Se-jauh ini kami menyetujui program tersebut, yang dianggarkan dalam biaya subsidi.

Sekitar Rp18 per liter yang diang-garkan dalam subsidi. Dalam sub-

sidi itu ada margin plus tambahan infrastrukturnya. Program ini

disiapkan pemerintah, yang dalam kajiannya akhirnya di-anggarkan Rp18 per liter. Es-timasinya dengan Rp18 per liter, RFID memakan biaya sekitar Rp960 miliar per ta-hun.

Justru dengan RFID akan ada cek silang besaran,

dari depot ke SPBU, dan dari SPBU ke masyarakat. Selama

ini beredar isu kalau dari depot Pertamina ada yang tidak sam-

pai ke masyarakat, “kencing” di tengah jalan.

“Itu juga yang bolak-balik kami tanyakan ke pemerintah. Mereka kerap beralasan tidak bisa mengi-dentifikasi pertanggungjawaban dan kekurangan alat. Akhirnya mereka menawarkan solusi RFID itu. Sebenarnya ini program lama, tapi baru sekarang ini diajukan,” tu-turnya.

Pemerintah selama ini telah melakukan beragam cara untuk menekan konsumsi BBM bersubsidi, salah satu diantaranya dengan RFID. Adapun wacana lain dengan peng-gunaan stiker, kartu, BBM non tu-nai hingga mewajibkan kendaraan pemerintah untuk menggunakan BBM non subsidi. Namun beragam usaha tersebut belum mampu mem-batasi konsumsi BBM secara nasi-onal, mengingat di sisi lain penye-lewengan BBM juga masih marak terjadi. (As) Foto: iwan armanias/parle.

Page 33: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

33EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

ANGGARAN

Tak ada gading yang tak re-tak. Tak ada manusia yang sempurna. Begitupun den-

gan Program yang direncanakan pemerintah. Tentu tidak ada yang seratus persen berjalan sesuai hara-pan. Kendala serta kekeliruan dalam pelaksanaan sebuah program tentu bukan hal yang aneh. Namun jika implementasi program yang awal-nya bertujuan baik itu bak jauh panggang dari api, tentu hal terse-but menjadi sebuah pertanyaan be-sar. Apalagi jika kemudian berdam-pak pada keresahan di masyarakat serta kerugian Negara, hal itu tentu tidak boleh mendapat sebuah pe-makluman. Program Tunjangan Pro-

fesiatausertifikasiGuru(TPG)mi-salnya. Program ini menurut Ketua BAKN DPR RI, Sumarjati Arjoso men-jadi salah satu program yang banyak dikeluhkan oleh masyarakat selama tahun 2013.

“Program Tunjangan sertifikasiatau profesi guru (TPG) menjadi salah satu program yang banyak dikeluhkan oleh masyarakat selama tahun 2013, karena dinilai tidak te-pat sasaran dan banyak permasalah-an dalam pelaksanaannya,”ungkap Sumarjati Arjoso kepada Parlemen-taria beberapa waktu lalu.

BAKN sebagai salah satu alat ke-

lengkapan dewan di DPR RI yang bertugas melakukan pengawasan atas pertanggungjawaban pengelo-laan keuangan Negara, kementerian atau lembaga Negara telah berperan aktif dalam mengawal program-program pemerintah khususnya program yang menyangkut kepent-ingan public (Pro rakyat). Terhadap Laporan hasil pemeriksaan BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) RI yang disampaikan secara resmi kepada pimpinan DPR RI, BAKN DPR RI telah melakukan telaahan dan investigasi untuk mendapatkan penjelasan ten-tang berbagai persoalan terkait den-gan perumusah kebijakan dan imple-mentasi program TPG ini.

PROGRAM BERMASALAH 2013

TUNJANGAN PROFESI GURU

Page 34: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

34 EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

Persyaratan TPG

Dijelaskan Politisi dari Fraksi Par-tai Gerinda ini, program tunjangan sertifikasi atau profesi guru meru-pakan program yang berasal dari Kementerian Pendidikan dan kebu-dayaan (Kemendikbud) yang ber-tujuan untuk meningkatkan kinerja dan kualitas tenaga pendidik. Ke-mendikbud memberikan tambahan penghasilan bagi tenaga pendidik yang telah memenuhi syarat untuk memperoleh sertifikasi. Sertifikasiyang dimaksud tidak hanya bisa dii-kuti oleh PNS (Pegawai Negeri sipil) saja, melainkan juga pendidik Non PNS dengan syarat-syarat tertentu.

Persyaratan tersebut antara lain, berpendidikan S-1 atau Diploma Empat (D-IV) dari program studi yang memiliki izin penyelengga-raan dan memiliki masa kerja se-bagai guru tetap minimal 4 tahun pada satuan pendidikan. Pada saat UU No.14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen terbit, kategori penerima tunjangan profesi termasuk juga kepada PNS yang telah mencapai usia 50 tahun dengan masa kerja 20 tahun atau memiliki golongan IV/a atau memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/a dan harus memenuhi 24 jam me ngajar per minggunya.

Selain itu berdasarkan Peratur-an Menteri keuangan no. 117/PMK.07/2010 tanggal 14 Juni 2010 tentang pedoman umum dan alo-kasi sementara tunjangan Profesi Guru PNS Daerah kepada daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota Tahun anggaran 2010 diketahui bahwa dana tunjangan profesi guru (TPG) ditetapkan sebesar 1 (satu) kali gaji pokok PNS yang bersangkutan ter-hitung mulai 1 Januari 2010.

Temuan Program TPG

Dalam catatan BAKN DPR RI, BPK RI belum pernah secara khu-sus melakukan pemeriksaan atas tunjangan Profesi guru, akan tetapi pada tahun 2010 BPK per-nah melakukan pemeriksaan atas efektivitas pemenuhan sarana dan

prasarana dan pemenuhan jumlah, kualifikasi dan kompetensi tenagapendidik tahun 2008, 2009 sampai dengan semester I tahun 2010 pada 13 Kabupaten/Kota di Indonesia, diantaranya Kabupaten Mandailing Natal dan Samosir.

Dari hasil temuan pemeriksaan

BPK di kedua Kabupaten tersebut misalnya, BAKN menyimpulkan bahwa pembayaran tunjangan pro-fesi guru PNS bersertifikat terlam-bat dilakukan. Sementara di Kabu-patenlainBPKtidaksecaraspesifikmelakukan pemeriksaan atas pem-bayarantunjangansertifikasiguru.

“Dari beberapa kasus tersebut BAKN menyimpulkan terdapat sisa dana tunjangan sertifikasi guruyang cukup besar dan tidak dipergu-nakan di kas daerah. Sisa dana yang cukup besar itu dikhawatirkan akan disalahgunakan oleh pihak yang tidak berwenang dengan cara me-ngambil keuntungan dari jasa giro yang dihasilkan,” jelas Sumarjati.

Tidak hanya itu, BAKN juga me-nyimpulkan bahwa terdapat guru-guru penerima tunjangan profesi yang tidak memenuhi syarat men-

gajar minimal 24 jam per minggu namun tetap mendapatkan tunja-ngansertifikasi,antaralainKotaBo-gor untuk 15 orang Guru (Rp432,7 juta/3 bulan), Kota Banjarmasin un-tuk 4 orang guru (Rp35,3 juta), dan Kota Palangkaraya untuk 75 orang guru (Rp414,9 Juta).

Selain itu ditemukan juga pem-bayaran tunjangan profesi guru ta-hun 2012 yang tidak penuh dibayar-kan untuk 1 tahun atau kurang dari 12 bulan. Misalnya terjadi di Kabu-paten serdang Bedagai, Kabupaten Aceh Barat, Kabupaten Buleleng, Kabupaten Muaro Jambi, Kabu-paten Sorong dan Kabupaten Aceh Barat daya, Kabupaten Konawe Se-latan dan Kabupaten Kulon Progo.

Pembayaran Tunjangan Profesi guru untuk tahun anggaran 2012 dan Triwulan I Tahun 2013 hampir di seluruh wilayah dilakukan tidak tepat waktu.

Rekomendasi BAKN

Dari hasil temuan BPK dan tela-ahan BAKN juga merekomendasikan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk merumus-

Kota/Kabupaten Jumlah Guru yang Mendapatkan Tunjangan Profesi Tidak Tepat Waktu

DKI Jakarta 76 Guru

Kab Semarang 476 Guru

Kota Mataram (NTB) 794 Guru

Kabupaten Konawe Selatan 179 Guru

Kota Ambon, Kab Jayapura, Kab Buleleng, kota Sorong, dan Kab Pelalawan

238 Guru

Kabupaten Malang 78 Guru

Kabupaten/Kota

Alokasi Dana Sergu Tahun 2010

Alokasi Dana Sergu untuk Bulan

Tanggal Penyaluran

Jumlah yang disalurkan

Sisa penyaluran 2010

Mandailing Natal

8,21 Miliar Jan-Jun 29 Okt 2010 8,19 Miliar 25 juta

Samosir 3,64 Miliar Jan-Mei 23 Sept 2010 3,19 Miliar 454 juta

Tunjangan Profesi Guru Tahun 2010 di Kabupaten Mandailing Natal dan Samosir, Sumatera Utara berdasarkan hasil audit BPK RI

ANGGARAN

Page 35: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

35EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

kan langkah-langkah strategis dalam memperbaiki buruknya tata kelola dan implementasi program tunja-ngansertifikasiguru.Diantaranyasebagaiberikut:

1. Kemendikbud perlu melakukan kajian komprehensif terkait kebijakan, prosedur dan syarat-syarat pembe-rian TPG (Tunjangan profesi guru).

2.Kemendikbut dalam penetapan kebijakan TPG perlu memperhatikan kesempatan jam mengajar guru perkotaan dan pedesaan.

3.Kemendikbud dalam penetapan kebijakan TPG perlu memperhatiak kesejahteraan guru-guru Non PNS

4. Kemendikbud perlu melakukan kajian Komprehensif terkait dampak pemberian TPG terhadap kinerja guru secara keseluruhan

5.Kemendikbud perlu melakukan kajian terkait skema alternative pemberian TPG (misalnya disatukan de-ngan gaji atau menjadi remunerasi), agar pemberian TPG lebih tepat sasaran dan berdampak pada perbaik-an kualitas pendidikan.

6.Kemendikbud, Kemenkeu dan Kemendagri perlu

berkoordinasi dan membuat kebijakan bersama ter-kait saldo kas daerah yang tidak cukup untuk mem-bayar TPG, agar carry over TPG tahun-tahun sebelum-nya dapat segera diselesaikan.

7. Inspektorat daerah perlu menyiapkan system control atas TPG dengan memanfaatkan peran BPKP (Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan) sebagai in-stansi Pembina sistem pengendalian intern pemerin-tah.

Selain itu menurut Ketua BAKN sekaligus sebagai anggota Komisi VIII DPR RI ini, salah satu cara untuk memperbaiki efektivitas penyaluran dana sertifikasiguru tersebut adalah dengan Perbaikan Kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan meningkatkan fungsi pengawasan inspektur Jenderal Kabupaten Kota. Ia berharap kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Inspe-ktorat Jenderal di Kabupaten/kota, Pimpinan DPRD dan berbagai pihak seperti BPKP untuk betul-betul serius menjalankan tugas dan fungsi masing-masing. De-ngan demikian program yang awalnya bertujuan baik, dengan pengimplementasian yang baik, niscaya akan membawa dampak dan manfaat yang baik juga bagi masyarakat, bangsa dan Negara. (Ayu,Agung) foto: andri/parle/hr.

Page 36: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

36 EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

LEGISLASI

“Saya rasa penundaan pembahasan RUU KUHP dan KUHAP ini akan mengganggu sekian banyak kepentingan penegak hukum dalam

upaya melawan kejahatan. Kita sudah menunggu lama untuk membahas paraturan penting yang akan men-jadi bagian dari reformasi peradilan yang saat ini masih merujuk aturan peninggalan penjajah Belanda. Sayang-nya pemerintah memasukkan draf pada akhir periode

kita, Desember 2012. Jadi waktu pembahasanya terba-tas,” kata Wakil Ketua Komisi III DPR, Al Muzammil Yusuf saat dihubungi di Jakarta baru-baru ini.

Ia menyebut komisi yang membidangi masalah hu-kum sudah memulai pembahasan bersama pemerintah yang didampingi tim perumus draf seperti Prof Muladi, Prof Andi Hamzah dan Prof Roni Nitibaskara. Sejumlah

MAJU ATAU TUNGGU YANG BARU

Lanjut atau tunda. Maju atau tunggu. Begitu dinamika pendapat menjelang reses beberapa waktu lalu, tidak hanya di lantai 2, Gedung Nusantara II, tempat anggota Komisi III bersidang tetapi juga di ruang publik lain, mulai dari kafe elit di kawasan Kuningan, Jakarta sampai di warung kopi bawah pohon yang rindang. Sebagian setuju dengan penolakan KPK yang meminta pembahasan RUU KUHP dan KUHAP ditunda pembahasannya sampai anggota dewan periode yang baru dilantik. Suara yang lain menilai tidak sepatutnya ditunda. Pasalnya RUU ini sudah terlalu lama ditunggu dan penting bagi reformasi sistem peradilan di tanah air. Kok setelah draf dikirim pemerintah - walaupun terlambat, harus ditunda lagi.

Page 37: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

37EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

keputusan telah diambil, diantaranya memprioritaskan pembahasan RUU KUHP yang dinilai Daftar Inventarisa-si Masalah atau DIM-nya tidak sekomplek RUU KUHAP. Dari 25 kluster hasil pemetaan persoalan yang telah dis-ampaikan seluruh fraksi, 10 diantaranya telah berhasil diselesaikan.

“RUU KUHP tidak serumit KUHAP, tidak terkait kepen-tingan lembaga negara yang menyampaikan keberatan. Dari DIM yang masuk, pemerintah sudah menetapkan ada 25 kluster, 10 sudah kita selesaikan. Jadi saya ma-sih optimis bisa kita selesaikan,” lanjut wakil rakyat dari daerah pemilihan Lampung I ini. Baginya momentum penyelesaian revisi harus dijaga sampai anggota DPR periode ini menyelesaikan tugasnya pada bulan Sep-tember yang akan datang. “Kalau momentum yang lain entah kapan itu akan datang. Aturannya jelas tidak ada produk legislasi yang dapat di-carry over. Ini berlaku untuk setiap RUU. Kalau tidak diselesaikan DPR periode ini berarti harus dimulai dari nol lagi, akan ada pem-bahasan prolegnas baru. Kemudian menunggu peme-rintah hasil pemilu memasukkan draf RUU. Masalahnya bisa saja mereka tidak sepakat dengan draf yang ada sekarang kemudian direvisi lagi. Itu berarti rakyat, bangsa ini harus menunggu lagi lepas dari produk lama yang masih berbau kolonial,” tandasnya.

Pada bagian lain Muzammil menyatakan dapat me-mahami sejumlah keberatan yang disampaikan KPK, Mahkamah Agung, Kepolisian dan lembaga lain. Bagi-nya ruang untuk melakukan perbaikan ada pada peme-rintah karena produk legislasi ini merupakan usul inisi-atif pemerintah. Komisi III menurutnya membuka ruang bagi sejumlah perbaikan, mengakomodir masukan yang disampaikan lembaga negara, seperti usulan perbaikan dan penyesuaian yang dilakukan sejumlah fraksi lewat DIM yang telah disampaikan kepada pemerintah.

Koalisi Masyarat Anti Korupsi dan Reformasi Hukum yang digawangi oleh sejumlah LSM juga telah memaparkan catatan penting yang menurut mereka telah alpa dari perhatian pemerintah dan dewan dalam proses pembahasan. Selain mempermasalahkan substansi koalisi juga menyoroti proses pembahasan yang kerap dilakukan pada waktu malam, tidak transparan dan tertutup sehingga kontrol publik menjadi lemah. Mereka juga menilai jumlah anggota Panitia Kerja yang hadir dalam persidangan tidak sampai setengah dari total anggota 27 orang. “Kami menilai alangkah lebih baik jika pembahasan dihentikan terlebih dahulu dan dilanjutkan kembali pada DPR periode berikutnya. Kita ingin proses pembahasan yang berkualitas dan KUHP serta KUHAP yang dihasilkan dapat melindungi hak asasi warga negara,” tutur Aminah salah seorang juru bicara koalisisi.

Pemerintah Mengaku Terbuka

Dalam keterangan pers kepada wartawan di Istana

Daftar Masalah RUU KUHP dan KUHAP

Menurut Koalisi Masyarat Anti Korupsi dan Reformasi Hukum

1. Dihapuskannya ketentuan penyelidikan.

2. KUHAP berlaku terhadap tindak pidana yang diatur di luar KUHP.

3. Penghentian penuntutan suatu perkara.

4. T idak adanya kewenangan memperpanjang penahanan dalam tahap penyidikan.

5. Masa penahanan tersangka lebih singkat.

6. Hakim dapat menangguhkan penahanan yang dilakukan penyidik.

7. Penyitaan harus mendapat izin hakim.

8. Penyadapan harus mendapat izin hakim.

9. Penyadapan (dalam keadaan mendesak) dapat dibatalkan oleh hakim.

10. Putusan Bebas tidak dapat dikasasi di Mahkamah Agung.

11.Putusan Mahkamah Agung tidak boleh lebih berat dari putusan pengadilan tinggi.

12. Ketentuan pembuktian terbalik tidak diatur.

Page 38: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

38 EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

Negara beberapa waktu lalu Juru Bicara Kepresidenan RI, Julian Aldrin Pasha mengatakan pemerintah berketetapan hati untuk meneruskan pembahasan RUU KUHP dan KUHAP bersama DPR. Secara khusus ia menggarisbawahi amanat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono apabila ada materi dalam revisi undang-undang itu dirasa melemahkan kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), masih terbuka peluang untuk dilakukan perbaikan. “Posisi Pemerintah sekarang adalah meneruskan pembahasan tersebut bersama dengan DPR RI. Nah nanti tinggal tinggal dilihat, kalau memang betul sifatnya ada yang kontra produktif atau tidak sejalan dengan semangat upaya pemberantasan korupsi sebagaimana yang menjadi komitmen bersama dari Pemerintah, maka ya tentu akan ada ruang pembahasan dan waktu di dalam pembahasan di DPR RI. Kita terbuka saja dalam hal ini,” ujarnya.

Pada kesempatan berbeda Kementerian Hukum dan HAM memastikan pembahasan revisi KUHP tidak akan mengurangi kewenangan KPK. Wakil Menteri Hukum dan HAM Deni Indrayana mengatakan pemerintah memberi ruang jika memang ada aturan yang ingin dikhususkan kepada KPK. “Tidak ada pelemahan KPK, tidak ada pelemahan kepada institusi penegak hukum manapun ya. Kalau ternyata ada aturan-aturan yang ingin dikhususkan kepada KPK kami dukung. Jadi misalnya kalau KPK ingin melakukan penyitaan dan

penggeledahan tidak memerlukan izin dari hakim kami dukung. Tapi sebenarnya tentang itu perlu diatur agar lebih baik,” paparnya.

Namun kondisi ini menurut Martin Hutabarat anggota Komisi III dari Fraksi Partai Gerinda sudah terlanjur pelik. Ia meyakini waktu tersisa sampai anggota DPR periode ini hanya 5 bulan dikurangi masa reses berarti hanya sekitar 3 bulan masa kerja efektif. Salah satu hal penting yang juga disorotinya adalah sebagian anggota Komisi III yang membahas revisi undang-undang ini dipastikan tidak terpilih lagi dalam pemilu legislatif lalu. Baginya secara politis hal tersebut tidak elok dilakukan, membahas produk legislasi penting dilakukan oleh orang yang tidak lagi mempunyai otoritas yang kuat.

“Bagi saya idealnya pembahasan RUU KUHP dan KUHAP ini perlu waktu 2 sampai 3 tahun, terus menerus. Waktu 3 bulan walaupun yang dibahas hanya KUHP tidak akan cukup. Mengingat waktu semakin sempit jadi sebaiknya diprioritaskan pada masa sidang DPR yang akan datang. Lagi pula menurut saya anggota DPR yang sekarang lebih dari separuh tidak terpilih lagi. Pasti orang akan mempertanyakan bagaimana membahas undang-undang yang bersejarah padahal sebagian yang bertugas sudah dianggap tidak mempunyai otoritas yang kuat lagi,” pungkas dia. (iky) foto: andri/parle/hr.

LEGISLASI

Page 39: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

39EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

Dalam perbincangannya dengan Parlementaria di sela-sela kunjungan kerja

ke Semarang baru-baru ini, Oelfah mengatakan, dengan perangkat pe-rundang-undangan itu pula maka peningkatan ketahanan budaya na-sional akan dicapai. Sekaligus untuk memperkukuh jati diri bangsa yang memerlukan filter agar mampu menangkal penetrasi budaya asing

yang bernilai negatif dan mampu memfasilitasi teradopsinya buda-ya asing yang bernilai positif dan produktif.

RUU Kebudayaan juga dimaksud-kan untuk meningkatkan apresiasi terhadap kekayaan budaya dan meningkatkan sistem pengelolaan kekayaan budaya. Termasuk sistem pembiayaannya, sehingga aset bu-

daya dapat berfungsi secara optimal sebagai sarana edukasi, rekreasi, dan pengembangan kebudayaan

Politisi Partai Golkar ini juga me-nyatakan keyakinannya bahwa Indo-nesia akan menjadi kekuatan dina-mis. Bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai suku bangsa yang me-miliki keanekaragaman budaya dan bersatu dalam kebhinekaan, perlu

RUU Kebudayaan:

Anggota Komisi X DPR Oelfah A. Syahrullah Harmanto mengemukakan, melalui Undang-Undang tentang Kebudayaan diharapkan terwujud kebudayaan nasional sebagai identitas dan karakter nasional yang dicapai melalui revitalisasi dan reaktualisasi nilai budaya dan pranata sosial kemasyarakatan.

Wujudkan Karakter dan Identitas Nasional

Page 40: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

40 EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya di tengah per-adaban dunia yang terus berkem-bang, sehingga jati diri bangsa Indo-nesia dapat dipertahankan terhadap pengaruh globalisasi.

“Pencapaian kemajuan kebu-dayaan suatu bangsa tidak dapat dilepaskan dari peninggalan buda-ya dan sejarah bangsa yang men-jadi simbol identitas keberadaban. Upaya untuk meningkatkan kuali-tas pengelolaan nilai norma, dan kekayaan budaya menjadi suatu keniscaya an sehingga simbol identi-tas keberadaban dapat dialihgenera-sikan secara berkesinambungan,” tandasnya.

Terkait dengan hal tersebut, pem-berdayaan masyarakat dalam pe-ngelolaan nilai, norma, dan kekaya-an budaya menjadi suatu hal yang tidak dapat dikesampingkan.

Menurut anggota Dewan yang membidangi pendidikan dan kebu-dayaan ini, pengembangan kebu-dayaan yang dilakukan sampai saat ini, tampaknya belum sepenuhnya sesuai dengan harapan. Pasalnya masih rentannya soliditas budaya dan pranata sosial yang ada di dalam masyarakat, sehingga poten-sikonflikbelumsepenuhnyadapatdiatasi.

Oleh karena itu, setiap masyara-kat perlu mengembangkan derajat kese taraan antar kelompok etnis yang berbeda sehingga pengem-bangan hubungan sosial yang dina-mis merupakan strategis dasar bagi terciptanya representasi kolektif yang terdiri atas nila-nilai lokal ke-lompok.

Pembahasan lambat

Mengungkap mengenai latar be-lakang disusunnya RUU Kebudaya-an, Oelfah memaparkan bahwa selama ini belum ada peraturan pe-rundang-undangan yang mengatur secara khusus mengenai kebudaya-an yang menjadi landasan hukum dan pedoman bagi Pemerintah dan masyarakat dalam penyelenggaraan

kebudayaan. Karena itu perlu disu-sun Rancangan Undang-Undang tentang Kebudayaan yang memuat pengaturan mengenai hak dan ke-wajiban, unsur-unsur kebudayaan, industri budaya, pendanaan, doku-mentasi, komunikasi antarbudaya, dan peran serta masyarakat.

Meski demikian, dalam pemba-hasannya RUU tersebut masih ter-hambat, karena bulan-bulan Maret –April lalu para anggota Dewan disibukkan dengan kampanye dan persiapan menghadapi Pemilihan Umum Legislatif.

“Apakah hal ini dapat dipahami atau tidak, tapi semua ini berpulang kepada anggota Dewan masing-masing. Seharusnya tetap optimis menghadapi hal ini, mudah-mu-dahan RUU ini dapat segera disele-saikan,” harapnya.

Politisi Partai Golkar asal Sulsel ini mengakui, Rancangan Undang-

undang tersebut memang masih berada di Badan Legislatif, dan sam-pai saat ini belum masuk di Komisi X DPR.

Ia menegaskan kembali, Ranca-ngan Undang-Undang Kebudayaan

Kalau kita tidak berbudaya maka akan jauh dari kehidupan yang layak. Kalau orang yang tidak berbudaya berarti juga tidak ada sopan santun, padahal hidup ini diawali dari tata krama, rasa, sopan dan santun. Itulah salah satu contoh masyarakat berbudaya.

LEGISLASI

Page 41: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

41EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

ini sangat penting untuk dibahas karena budaya merupakan akar dari semua permasalahan. “Kalau kita ti-dak berbudaya maka akan jauh dari kehidupan yang layak. Kalau orang yang tidak berbudaya berarti juga tidak ada sopan santun, padahal hidup ini diawali dari tata krama, rasa, sopan dan santun. Itulah salah satu contoh masyarakat berbudaya,” terang Oelfah.

Ada hal penting dalam RUU Kebudayaan misalnya menjaga tata lingkungan, walaupun ini dianggap sebagai hal kecil. Contoh di Banten disana ada salah satu suku Baduy, Suku Kajang Bulukumba Sulawesi Sela tan mereka yang selalu me-makai baju hitam salah satu suku terpencil dan mereka tidak mau sama sekali mencemari sungai. Kalau mereka mandi tidak mau menggunakan sabun mandi karena ini dianggap sudah mencemari sungai, dan ini bukan berarti mandi tidak menggunakan sabun tidak bersih tapi karena mereka tidak mau mencemari air sungai. Hal ini masalah kecil tapi ini perlu dicontoh oleh masyarakat medern.

Hal-hal seperti itu menimbulkan pro dan kontra, ada yang ber-pendapat plus dan ada yang ber-pendapat minus dan meng anggap tidak perlu adanya UU Kebudayaan cukup dengan sisi adat saja. Padahal

ini adalah payung hukumnya semua kegiatan dalam kehidupan dan bermasyarakat.

Sebagai perbandingan, kata Oel-fah, Yunani memberlakukan UU Ke-budayaannya dengan menjual aset pariwisata hanya dengan batu-batu dan tanah yang ada, bisa menjadi obyek pariwisata yang sangat luar bisa indahnya.

Sementara Indonesia bisa me-ngangkat kultur kita dalam sisi turisme dan itu juga sangat mem-bantu pemasukan devisa. Juga dari sisi perdagangan seperti batik dan ane ka souvenir, dapat menarik wisatawan asing maupun domestik yang terkait dengan ekonomi kreatif dapat dijual dimasyarakat.

Dampak promosi budaya dimana banyak orang di berbagai belahan dunia sudah memakai batik. Al-angkah indahnya batik itu jika dipro-mosikan ke seluruh dunia dan dapat menambah pemasukan para pengra-jin batik, belum lagi barang souvenir dari daerah-daerah lain di Indonesia.

Satu hal kata Oelfa, mungkin ini satu-satunya UU yang tidak mem-punyai sanksi dan masih tarik ulur. Ketika ditanyakan kenapa tidak pakai sanksi, dijelaskan bahwa ke-budayaan tidak perlu sanksi cukup dengan sanksi moral, sehingga tidak

perlu sanksi denda membayar uang atau hukuman.

Dia mencontohkan di Sulawesi Selatan bahwa membunuh itu merupakan sebuah penghormatan. Jika ada orang yang membawa lari anak perempuan kemudian laki-laki-nya (pembawa lari) dibunuh, yang membunuh justru mendapat suatu penghormatan. Namun hal ini ada tata caranya, jika orang yang dikejar sudah melempar sarung atau kopiah di halaman itu tidak boleh lagi di-bunuh. Itulah budaya adat yang ada di Sulawasi Selatan.

Ini baru berbicara masalah adat istiadat yang sangat beragam ke-beradaannya, seperti di Jawa, di Banten dan di Sulawesi serta daerah lainnya. Belum lagi masalah kuliner, Papua punya Papeda, Jawa punya gudeg Sumatera punya rendang, Sulawesi punya Coto dan masih ba-nyak yang lainnya.

Ulfa mengatakan, sangat disa-yangkan jika pembahasan tentang UU Kebudayaan tidak diselesaikan dengan cepat, karena kebudayaan merupakan salah satu jati diri bang-sa yang perlu dijunjung tinggi.

Namun dirinya merasa pesimis UU ini dapat terselesaikan, karena seka-rang sudah masuk bulan Mei se-mentara anggota habis masa bakti-nya pada akhir bulan September jadi masih ada waktu 4 bulan, maka se-harusnya UU ini dapat diselesaikan dengan waktu yang cukup singkat dan padat.

Rancangan Undang-Undang Ke-budayaan ini merupakan inisiatif DPR, disusun sudah cukup lama pada tahun 2011. “Seharusnya RUU Kebudayaan tersebut sudah sele-sai dibahas. Untuk menjalankan kewajiban pemerintah dalam me-nyelenggarakan kebudayan, un-dang-undang ini mengamanatkan pembentukan departemen khusus yang membidangi kebudayaan un-tuk mengawal tujuan disusunnya Rancangan Undang-Undang Kebu-dayaan,” demikian Oelfah menjelas-kan. (spy) foto; sofyan, naefurodji/parle.

Page 42: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

42 EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

FOTO BERITA

Page 43: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

43EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

Pantau Raskin

Tim Kunjungan Kerja Komisi IV DPR memeriksa kualitas Raskin di Gudang Bulog DIY.

Foto:Supriyanto/Parle/Iw.

Page 44: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

44 EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

UN Tingkat SMP/Sederajat Tahun 2014

TimKunjunganKerjaSpesifikKomisi X DPR RI dipimpin Utut Adianto meninjau pelaksanaan UN tingkat SMP/Sederajat. di SMPN 8 dan SMPN 10 Kota Padang.Foto: Iwan Armanias/Parle

FOTO BERITA

Page 45: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

45EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

UN tingkat SMA tahun 2014

Tim Kunjungan Kerja Komisi X DPR RI dipimpin Syamsul Bachri saat memantau pelaksanaan UN SMA di Makasar, Sulsel. Foto: Suciati/Parle/Iw.

Page 46: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

46 EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

Berdasarkan klasifikasi yang dikeluarkan Or-ganisasi Kesehatan Du-nia (WHO), usia lanjut usia (lansia) terdiri; usia

pertengahan 45-59 tahun, usia lan-jut 60-74 tahun, usia tua 75-90 ta-hun dan usia sangat tua 90 tahun ke atas. Bila anda sudah masuk ke kate gori usia tersebut, sesuai hu-kum alam maka proses penuaan akan terjadi seiring dengan penu-runan fungsi organ tubuh.

Perubahan secara biologis itu dapat mempengaruhi status gizi pada masa tua, diantaranya, massa otot yang berkurang dan massa lemak yang bertambah, sehingga kulit kelihatan mengerut dan kering sehingga pada lansia sering kelihatan kurus.

Menurut Ani Prasetyaningsih DCN.MKes, ahli gizi dari RS Harapan Kita, pada lansia mulai banyaknya gigi yang tanggal, mengakibatkan gangguan fungsi mengunyah yang berdampak pada kurangnya asupan gizi pada usia lanjut. Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti perut kembung, nyeri yang menurunkan nafsu makan serta susah BAB yang menyebabkan wasir.

Selanjutnya, kemampuan moto-rik menurun menyebabkan lamban, kurang aktif dan kesulitan menyuap makanan, juga dapat mengganggu aktivitas kegiatan sehari-hari. Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak, menyebabkan penurunan daya ingat jangka pendek, melam-batnya proses informasi, kesulitan

berbahasa, mengenal benda-benda dan gangguan dalam menyusun rencana.

Pada fase ini, gejala pertama adalah pelupa, perubahan kepriba-dian, penurunan kemampuan untuk pekerjaan sehari-hari dan perilaku yang berulang-ulang disertai delusi paranoid atau perilaku anti sosial lainnya. Akibat proses menua, kapa-sitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam jumlah besar juga berkurang, akibatnya terjadi pengenceran natri-um sampai dapat terjadi hiponatre-mia yang menimbulkan rasa lelah.

KIAT SEHAT

1. Menciptakan pola makan yang baik dengan selalu berupaya tidak makan sendiri dan berkumpul dengan keluarga.

2. Memperkuat daya tahan tubuh dengan selalu makan sesuai kebutuhan tubuh.

3. Mencegah tulang agar tidak menjadi keropos dan mengerut dengan selalu minum susu dan mengkonsumsi bahan makanan lain yang tinggi kalsium.

4. Memastikan agar saluran pencernaan tetap sehat, aktif dan teratur (BAK&BAB teratur) dengan mengkonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum.

5. Menyelamatkan peng-lihatan dan mencegah terjadinya katarak den-gan selalu memeriksakan kesehatan mata secara teratur.

6. Mencegah resiko penya-kit jantung dengan mem-batasi makanan berlemak kolesterol dan natrium

dan banyak makan sayur-buah dan kacang-kacan-gan yang kaya vitamin B6, B12, asam folat, serat yang larut, kalsium dan kalium, agar ingatan tetap baik dan sistem syaraf tetap bagus, harus banyak makan vitamin B6, B12 dan asam folat (kacang-kacangan dan sereal).

7. Mempertahankan berat badan ideal dengan makan sesuai kebutuhan, melaku-kan aktivitas, makan ren-dah lemak dan makanan kaya karbohidrat kompleks.

8. Selalu berlatih olah raga sesuai kemampuan ma-sing-masing umur agar otot tetap lentur dengan jalan, aerobic, berenang.

9. Disamping menjaga kesehatan jasmani, dianjurkan juga menjaga kesehatan rohani dengan meningkatkan ibadah.

10.Menjaga kesehatan jiwa sosial pada lansia dengan selalu membina silaturra-him agar termotivasi untuk bergembira, tidak terisolir dan memicu perasaan bahagia.

10 Langkah Agar Dapat hidup Lebih Lama, Sehat dan Berarti Untuk Lansia

Page 47: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

47EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

Kebutuhan Gizi Lansia

Masalah gizi yang dihadapi lansia berkai-

tan dengan menurun-nya aktivitas biologis tubuhnya. Konsumsi pangan yang kurang seimbang akan mem-

perburuk kondisi lansia yang secara alami me-mang sudah menurun.

Foto: andri/parle/hr.

Kalori

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecepatan metabolism basal pada orang berusia lanjut menurun sekitar 15-20% disebabkan berkurangnya massa otot dan aktivitas. Energi (kalori) diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal pergramnya. Komposi-si energy bagi lansia sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 20% dari lemak dan sisanya dari karbohidrat

Untuk laki-laki lansia kalori yang dibu-tuhkan sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk lansia wanita sebanyak 1.700 kal. Jumlahnya diharapkan tepat sebab bila kelebihan akan disimpan berupa lemak, bila kurang maka cadangan energi tu-buh akan digunakan sehingga tubuh menjadi kurus.

Protein

Untuk lebih aman kebutuhan protein bagi orang dewasa per hari adalah 1 gram per kg berat badan. Meski massa ototnya berkurang, ternyata kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang de-wasa. Karena itu direkomendasikan se-baiknya konsumsi protein untuk lansia proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa. Sumber protein hewani yang baik diantaranya pangan hewani dan kacang-kacangan.

Lemak

Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kal-ori yang dibutuhkan. Konsumsi lemak yang terlalu tinggi atau lebih 40% dari konsumsi energi dapat menimbulkan penyakit penyumbatan pembuluh da-rah ke jantung. Dianjurkan 20% dari konsumsi lemak adalah asam lemak ti-dak jenuh. Minyak nabati adalah sum-ber asam lemak tidak jenuh yang baik, sedang lemak hewan banyak mengan-dung asam lemah jenuh.

Karbohidrat dan serat makanan

Salah satu masalah yang banyak diderita lansia adalah sembelit atau kon-stipasi (susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat makanan terbukti dapat menyembuh-kan kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik adalah sayuran, buah-buahan segar dan biji-bijian utuh.

Manula tidak dianjurkan mengkon-sumsi suplemen serat, dikuatirkan kon-sumsi serartnya terlalu banyak, menye-babkan mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh. Lansia dianjurkan untuk men-gurangi konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya dengan karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian yang berfungsi sebagai sumber energy dan sumber se-rat.

Vitamin dan Mineral

Umumnya lansia kurang mengkon-sumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam fosfat, vitamin C, D dan E. Kebu-tuhan vitamin dan mineral bagi lansia menjadi penting untuk membantu me-tabolism zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah-buahan hendaknya dikon-sumsi secara teratur sebagai vitamin, mineral dan serat.

Air

Cairan dalam bentuk air dalam minum an dan makanan sangat diper-lukan tubuh untuk mengganti air yang hilang (berupa keringat dan urine), membantu pencernakan makanan dan membersihkan ginjal. Pada lansia dian-jurkan minum lebih dari 6-8 gelas per-hari.

Contoh menu sehari bagi lansia dengan kalori 2.000/hari:

Pk.06.00

1 gelas susu non fat

Makan Pagi

1 p (100 gr) Havermout dan 1 gelas juice jeruk

Pk.10.00

1 potong hunkue coklat

1 potong pisang rebus

Makan Siang

2 p (200 gr) nasi, 1 p daging cincang, 1 potong tempe, 2 p(200 gr)

Sayur sup, 1p pepaya dan 1 p. es kelapa muda.

Pk. 16.00

Selada buah

Makan Malam

nasi 1,5 p (150 gr), ikan bakar 1 p, tahu gimbal 2p, cah kangkung

toge 1p Jeruk 1p dan pudding buah 1p. (mp)

Page 48: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

48 EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

Aktivis Perempuan Untuk Indonesia

Ledia Hanifa Amaliah

Tampil bersahaja, dan ramah saat ditemui diruang kerjanya, di Gedung Nusantara I. Itu merupakan kesan pertama Parlementaria saat mewawancarai alumni jaket kuning ini, yang juga merupakan salah satu Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ledia Hanifa Amaliah dari Fraksi PKS.

Page 49: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

49EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

Sosok Ledia memang dikenal sebagai seorang perempuan yang aktif di bidang sosial sejak mahasiswi dulu. Bah-

kan dia mengaku sejak Semester V di Fakultas MIPA UI, bersama te-man-temannya mengumpulkan Ibu Rumah Tangga di lingkungannya untuk meningkatkan pemberdayaan ekonomi warga.

”Kita mencari donatur, kemudian mengumpulkan mesin jahit dari warga sekitar, karena memang kita kerjasama untuk mengajarkan ibu-ibu untuk menjahit,” jelas Ketua DPP PKS Bidang Kewanitaan tahun 2005-2010.

Saat itu, diakui banyak tantangan dari para suami yang tidak ingin is-terinya ikut program pemberdaya-an itu, dengan berbagai alasan. Di saat krismon (krisis moneter), lan-jut Mantan Ketua Dewan Pengurus Yayasan Uswah Ummahat, ketika para suami banyak di PHK oleh pe-rusahaan atau pabrik mereka, fakta-nya program pemberdayaan perem-puan melalui kegiatan menjahit bagi para isteri dapat menolong pereko-nomian keluarga.

”Bahkan sekarang ada yang su-dah bekerja di konveksi, sehingga perekonomian menjadi lebih sta-bil, bahkan sudah ada yang mampu menerima jahitan sendiri, lumayan-lah ini namanya pemberdayaan eko-nomi,” kata perempuan kelahiran 18 Agustus 1989 ini.

Ledia mengaku keterlibatannya di PKS berawal dari ajakan teman SMA untuk bergabung. Hingga dirinya menjadi pengurus DKI Jakar-ta pada tahun 1998 lalu. Kemudian pada awal tahun 2000-an dia pin-dah menjadi pengurus Jawa Barat hingga pada tahun 2005 diminta untuk mengurus DPP. ”Pada tahun 2005 saya ditarik ke Pengurus Pusat menjadi Ketua DPP. Saya memang merintis perjalanan karir politik dari bawah,” ujar Ibu yang memiliki tiga anak laki-laki ini.

Kegiatan sosial dan program pemberdayaan masyarakat telah mendarah daging dalam dirinya, bahkan tidak menyurutkan tekad-nya untuk meningkatkan program tersebut dalam skala nasional. Saat mulai aktif dalam dunia politik, Le-dia mulai mencari format bentuk targetnya bagaimana mengelola pemberdayaan perempuan yang te-pat sasaran. ”Targetnya bagaimana mengelola pemberdayaan perem-puan dan semuanya telah kita rintis pada tahun 2001, dengan membuat pilot project Pos Wanita Keadilan,” jelasnya.

Melalui program tersebut, di-harapkan dapat memberikan pe-ngetahuan kepada Ibu Rumah Tangga agar mereka memiliki ke-mampuan seorang ibu sebagai motor atau tiang keluarga. ”Ibu itu merupakan sekolah pertama bagi

Ibu itu merupakan sekolah pertama bagi masyarakat karena itu harus dibekali pengetahuan pendidikan, ekonomi, keluarga, dan politik,

Page 50: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

50 EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

Saya juga dapat lebih membantu anak-anak saya saat di BEM, misal saat sesi legislasi, saat ada diskusi pembahasan RUU BPJS banyak mahasiswa menyampaikan masukan terkait RUU itu

Page 51: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

51EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

masyarakat karena itu harus dibekali pengetahuan pendidikan, ekonomi, keluarga, dan politik,” kata Nara sumber program Mutiara Jum’at TVRI.

Pada tahun 2002, lanjut Ledia, akhirnya program ini menjadi pro-gram nasional di PKS. ”Kemudian ketika menjadi Ketua DPP PKS di-perluas hingga tahun 2010, seka-rang sudah terdapat 4594 pos di Indonesia,”jelasnya.

Ledia memegang prinsip selain perempuan secara kuantitas dan keterlibatan baik politik maupun birokrasi harus semakin meningkat namun harus diiringi dengan pem-bekalan bagi perempuan Indone-sia. ”Di Dapil Kota Bandung sejak tahun 2007, kita sudah mulai me-rintis sekolah Ibu dimana pendeka-tan seperti sekolah bukan formal, tetapi informal. Artinya kebutuhan apa saja yang mereka inginkan jadi fokus lebih banyak yang digerakkan disitu,”katanya.

Kendala Pos Wanita Keadilan

Ia menjelaskan, problem utama dalam program Pos Wanita Keadil-an yaitu masih rendahnya tingkat kesadaran para ibu bahwa pro-gram ini berdampak positif dan dan mampu meningkatkan ekonomi mereka. Bahkan kerap ketika diberi-kan pendampingan untuk mengem-bangkan bisnis mereka tidak mam-pu menyerap pasar.

”Misalnya saja mereka ingin pro-gram membuat kerudung, ketika kita prospek ke pedagang di Tanah Abang kemudian mendapat pesan-an 1000 potong untuk ekspor na-mun tidak terkejar,” terangnya.

Dia menambahkan, ibu-ibu sering tidak berhitung jika ingin melipat-gandakan income tentunya mereka harus lebih bekerja keras. ”Peluang ada kita tidak dapat mengejar target mereka. Kita mendorong para ibu-ibu namun tidak berusaha memaksa mereka,” jelas Perempuan yang per-nah mengikuti seminar Political Party Development Course, di Canberra ini.

Pos Wanita Keadilan juga memiliki bermacam minat seperti Pendidik-an, ekonomi, agama, kesehatan, maupun sosial politik. ”Untuk pendi-dikan kita mengarahkan bagaimana mendidik anak termasuk membuat taman bacaan masyarakat. Di Ka-limantan kita juga telah memiliki perpustakaan diatas sungai,” tam-bahnya.

Dari sekitar 5.000 Pos Wanita Keadilan terdapat 400 taman ba-caan bagi masyarakat. ”Jadi tidak hanya untuk anak-anak tapi ibu-ibu juga, dengan memperluas small group sehingga efeknya semakin berkembang. Jadi meskipun tidak ada pemilu itu menjadi program pemberdayaan dengan membekali para ibu agar dapat membentengi keluarganya,’kata mantan Penase-hat AREA MUDA.

Dukungan Ke-luarga

Sebagai politisi, dirinya mengaku keluarga memi-liki peran vital dalam mendu-kung kegiatan-nya menjalankan tugas dan fungsi sebagai anggota Dewan. Dirinya mengistilahkan k e l u a r g a n y a santai tapi demokratis. Artinya dia sering mengajak diskusi dan memin-ta masukan dari keluarga terhadap kebijakan tertentu.

Ketika ditanya bagaimana mem-bagi waktu saat nikah muda de-ngan kuliah dulu, dia bersama sua-mi mempunyai komitmen bersama misal ketika Ledia akan ujian, sang suami membawa anaknya jalan-jalan dan bermain keluar. ”Kuliah juga harus betul-betul konsentrasi jadi di rumah hanya sedikit men-gulang. Buku-buku saya banyak gambar-gambar bebek, gajah, agar mempermudah belajar saya, kalau musim UTS anak-anak diajak me-nginap di rumah neneknya, jadi ada

waktu buat belajar. Akhirnya bisa lulus juga,”kenangnya..

Dia mengatakan, keluarga besar tidak ada masalah dengan keter-libatannya didalam dunia politik. ”Mereka banyak membantu mem-berikan masukan terhadap kebi-jakan tertentu. semua memberikan masukan baik anak-anak, suami pa-ling tidak mereka menjadi tahu apa yang dilakukan oleh Ibunya,”kata Pembina berbagai Majlis Ta’lim.

Dalam dunia politik, lanjut Ketua Deputi Pemberdayaan Wanita DPW PKS Jawa Barat Periode 2000-2005, seorang anggota Dewan juga ha-rus mampu memberikan penjelasan terhadap berbagai persoalan meski-pun itu bukan bidang di Komisinya.

Misalnya saja ketika marak perde-batan tentang RUU Intelejen, seb-agai seorang ibu juga harus mampu memberikan penjelasan terhadap anaknya yang sudah beranjak ma-hasiswa.

Di sisi lain, Ledia mengaku senang dapat memberikan penjelasan sosia-lisasi terkait legislasi terhadap keg-iatan sang anak di BEM Kampusnya. ”Saya juga dapat lebih membantu anak-anak saya saat di BEM, misal saat sesi legislasi, saat ada diskusi pembahasan RUU BPJS banyak ma-hasiswa menyampaikan masukan terkait RUU itu,” katanya.

Dia bersama sang suami sangat

Page 52: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

52 EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

mendukung keterlibatan anak-anak dalam aktivitas sosial. Pasalnya ke-trampilan sosial merupakan basic skill dalam bermasyarakat, kegiatan tersebut juga bisa berawal ketika mengajak mereka mengikuti Baksos di Mesjid maupun kegiatan orga-nisasi mahasiswa di Kampus. ”Ka-lau buat keluarga masuk organisasi itu buat melatih skill, dan kepekaan mereka bagaimana berinteraksi dengan orang lain. Hal itu merupa-kan basic skill meskipun tidak terjun ke dunia politik tetapi itu menjadi hal yang penting,” terangnya.

Pengaruh Sang Kakek

Sosoknya yang dikenal sebagai aktivis sosial, banyak dibentuk dan dipengaruhi oleh pengembangan karakternya saat aktif sebagai ang-gota Pramuka dulu. Melalui kegiatan itu, dirinya mengaku ditempa men-jadi lebih disiplin dan bertanggung jawab bahkan, hubungan personal

menjadi semakin erat. ”Kakak kelas yang sudah di SMP sebagai peng-galang juga masih dekat, bahkan pembinanya merupakan tata usaha di sekolah tersebut,” kata Staf RETAS Leadership Center tahun 1996-1998

Menurut Ledia, hubungan person-al, motivasi dan keterampilan secara riil dikembangkan dalam kegiatan kepanduan. ”Jadi bukan sekedar melatih Semapur saja tetapi pelatih-an yang sangat bermanfaat bagi hidup,” pungkasnya.

Prestasi yang membanggakan bagi dirinya saat SMP yaitu ketika mendapatkan penghargaan men-jadi pramuka teladan Penggalang Garuda untuk Jakarta Pusat pada tahun 1984. ”Ini bagus sekali buat memacu diri dan pencapaian dalam organisasi,” katanya.

Dirinya aktif di Kepanduan mulai dari tahun 1981-1989, kemudian

berhenti ketika menikah dan ku-liah. ”Saat itu saya kuliah di Depok namun kegiatan di Jakarta, karena itu saya mengundurkan diri karena sudah mulai tidak realistis,” ujar staf Pendampingan Trauma Psikososial Survival Tsunami Aceh lalu.

Selain Kepanduan, pengaruh al-marhum Kakek juga telah mem-bentuk karakternya hingga sukses menjadi seorang aktivis sosial dan anggota Dewan. Sang kakek da-hulu merupakan anggota Parlemen Pasundan. ”Saya termotivasi kakek saya sejak kelas 2 SMP,”ucapnya.

Mengenang sang kakek, dia meru-pakanseorangpenulisotobiografidan tulisannya itu hanya diberikan oleh anak cucunya. Yang mence-ngangkan, beliau mengetik secara manual perjalanan hidupnya meski-pun telah mengalami stroke 3 kali. ”Semangat dan kedekatan beliau dengan cucu-cucu luar biasa. Di-antara cucu kakek saya yang aktif didunia politik hanya saya,” ujar lu-lusan Magister Intervensi Sosial dari Fakultas Psikologi.

Sosok sang kakek, kenang Ledia, memiliki pendekatan yang berbe-da dalam mendidik cucunya, yaitu berusaha memperlakukan cucunya sesuai dengan potensi sang cucu. ”Kalau saya diberikan buku oleh be-liau dan disuruh menulis apa saja ke-mudian diperiksa olehnya. Saat itu disuruh menulis memakai tangan kanan namun akhirnya menyerah karena saya kidal,” katanya tertawa kecil mengingat kisah itu,

Ledia mengatakan, almarhum ka-kek juga telah mengajarkan dirinya berbahasa Sunda. Saat itu, dia selalu menjawab pertanyaan saya dengan bahasa Sunda yang tidak dimenger-ti. ”Saya mengerti tapi berbicaranya susah, didikan kakek saya itu san-gat bermanfaat ketika saya men-calonkan diri dari Dapil Bandung, sehingga saya semakin mengerti berbicara dan menulis dalam baha-sa Sunda,”katanya. (si) Foto: agung, rizka, dok/parle.

Kalau buat keluarga masuk organisasi itu buat melatih skill, dan kepekaan mereka bagaimana berinteraksi dengan orang lain. Hal itu merupakan basic skill meskipun tidak terjun ke dunia politik tetapi itu menjadi hal yang penting

Page 53: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

53EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

KUNJUNGAN KERJA

Dinamika Provinsi Su-lawesi Tengah bisa di-katakan hampir sama dengan perubahan di Teluk Palu. Daerah

yang berhadapan langsung dengan negara tetangga Filipina ini sangat menarik, kaya dengan objek wisata. Tetapi kecantikan alam itu seakan tiada makna ketika dentuman bom yang dilakukan kelompok tertentu mengguncang, menggetarkan sam-pai ke ibukota negara.

Kondisi ini yang secara khusus disoroti anggota Komisi III DPR RI Syarifudin Sudding dalam Kunju-ngan Kerja ke provinsi ini beberapa waktu lalu. Ia meminta Pemerintah Provinsi, kemudian Kapolda Sulteng

agar melakukan kajian mendalam terhadap kasus terorisme terus berulang di Sulteng terutama di Ka-bupaten Poso. Sebagai wakil rakyat ia mengaku memperoleh data dan fakta yang menurutnya patut ditin-daklanjuti.

“Perlu ada satu kajian mendalam jangan sampai persoalan Poso dija-dikan proyek, pengalihan isu, lalu kemudian anggota kepolisian yang jadi korban, saya prihatin. Saya tidak yakin ini aksi terorisme semata, saya pikir pimpinan tingkat atas perlu menyelesaikan. Kalau menelusuri laporan masyarakat dan wartawan dugaan tadi mengandung kebenar-an, namun ini perlu kajian,” katanya lugas.

Sementara itu anggota Tim Kun-ker Abu Bakar Alhabsy meminta Pemprov dan Polda Palu memper-hatikan aspek sosiologis dalam me ngurai permasalahan teror di propinsi yang sebagian wilayahnya berhadapan langsung dengan nega-ra tetangga Filipina ini. Ia meminta perlu mengoptimalkan kerja sama segenap pihak termasuk tokoh ma-syarakat dalam menghadapi praktek radikalisasi. “Soal terorisme apa ini sandiwara, apa ini dipelihara, itu memang fakta menyakitkan,” ujar politisi dari Fraksi PKS ini.

Pada bagian lain ia juga meng-ingatkan aparat Polda Sulteng dalam menangani terduga teror-isme sesuai protap yang ada. “Saya

Byur. Ombak besar pecah di tepi dermaga Teluk Palu, Sulawesi Temgah malam itu. Tidak seperti tenangnya laut ketika fajar, malam itu ombak bergelombang cukup tinggi. Ini seperti dua wajah yang berbeda. Teluk yang dikelilingi pegunungan hijau ini tenang di pagi hari namun berubah menjadi gemuruh ombak di malam hari.

Ombak Teluk Palu dan Dinamika Sulteng

Ketua Tim Kunker Komisi III Al Muzammil Yusuf (kedua dari kanan) memimpin rapat dengan mitra kerja di Palu, Sulteng.

Page 54: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

54 EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

mendapat laporan ada penganiaya-an terhadap terduga Suherman, dia dipaksa menggigit sepatu petugas. Ada praktek radikalisme memang, tapi dalam penanganannya jangan main timpa saja,” tandasnya.

Kapolda Sulteng Brigjen Pol. Ari Dono Sukmanto menjelaskan se-jumlah langkah telah diambil di-antaranya penggerebekan tempat persembunyian dan pengejaran ter-hadap pelaku, termasuk pada aksi teror terbaru terjadi di Desa Pantan-golemba, Kecamatan Poso Pesisir Selatan. “Sejumlah langkah telah dilakukan untuk mengatasi aksi ke-lompok radikal dan kelompok sipil bersenjata. Kepolisian telah melaku-kan patroli dialogis, membentuk pos dan melakukan penjagaan di tempat-tempat rawan keluar masuk anggota kelompok,” tutur Kapolda.

Keamanan Pemilu

Komisi III DPR RI memberikan per-hatian pada pengamanan Pemilu baik Pileg maupun Pilpres di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng). Seba-gai satu dari 7 daerah yang masuk kategori rawan, sejumlah langkah perlu dilakukan agar provinsi yang kaya dengan hasil laut ini dapat melewati pesta demokrasi dengan stabil. “Jelas stabilitas di Sulteng ini penting dan tentu juga mempenga-ruhi kondisi nasional. Apalagi kalau kita tarik garis provinsi ini persis be-rada di tengah wilayah Indonesia,” kata Ketua Tim Kunker Komisi III Al Muzammil Yusuf usai pertemuan dengan jajaran Pemprov Sulteng di Palu. Ia berharap walaupun angga-ran pengamanan pemilu yang dia-jukan Polri sebesar Rp 3 triliun tidak sepenuhnya dapat disetujui, upaya pengamanan tidak kendor. Peme-rintah Daerah menurutnya dapat memberikan dukungan dan bekerja sama dalam sejumlah program yang ada.

Pemprov diminta mengefektifkan pengamanan tertutup yang meli-batkan camat, lurah sampai kepada Pengurus RT. Ia juga mengingatkan keterlibatan mereka hendaknya tetap memperhatikan netralitas.

“Pengamanan tertutup ini mudah-mudahan bisa dilakukan secara independen tanpa kehilangan ne-tralitas. Sebenarnya mewujudkan pemilu yang jujur, adil, bebas dan rahasia adalah tanggung jawab kita bersama,” tekannya. Secara khusus ia meminta Pemprov memberikan perhatian pada pihak-pihak tertentu yang diduga melakukan aksi teror pesanan. “Ada kondisi yang dibuat sedemikian rupa, tidak murni benar orang yang melakukan aksi teror adalah teroris, ini perlu ditelusuri,” ujar dia.

Sekda Provinsi Sulteng Am djad Lawasa menjelaskan pemprov terus berkoordinasi dengan ke-polisian dan aparat intelejen untuk melakukan upaya pencegahan dini terhadap kemungkinan aksi teror.

Ia menyebut gubernur juga sudah meminta seluruh aparat negara yang terlibat dapat bersikap netral. “Kami menyambut kedatangan Tim Kunker Komisi III, masukan yang kita

peroleh akan kita sampaikan dalam forum koordinasi daerah,” ujar dia.

Panti Rehabilitasi Narkoba

Anggota Komisi III DPR RI Venna Melinda menyampaikan keprihati-nan belum tersedianya panti reha-bilitasi narkoba yang memadai di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng). Kondisi ini menurutnya dapat meng-hambat upaya pendataan pengguna narkoba yang telah mencapai angka 36 ribu orang di provinsi yang ter-kenal dengan makanan khas sop kaledo ini. “Data pecandu/peng-guna narkoba disini cukup besar, bagaimana solusinya bila para peng-guna memerlukan rehabilitasi tapi tidak ada tempat rehab disini,” kata-nya dalam pertemuan dengan jajar-an mitra kerja Komisi III di Kantor

Polda Sulteng, Palu. Hal ini menu-rutnya dapat menghambat kelan-caran program pendataan penggu-na ke Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) sesuai amanat UU no.35 ta-

Anggota Komisi III DPR RI Venna Melinda menyampaikan keprihatinan belum tersedianya panti rehabilitasi narkoba yang memadai di Provinsi Sulawesi Tengah.

KUNJUNGAN KERJA

Page 55: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

55EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

hun 2009 tentang Narkotika.

Politisi Fraksi Partai Demokrat ini menyatakan dukungan agar peme-rintah segera membangun panti rehabilitasi bagi pengguna narkoba di provinsi ini. Sulteng perlu solusi segera untuk mengatasi keperluan Panti Rehabilitasi. “Kita bisa belajar dari pengalaman Negara Thailand yang memanfaatkan gedung-ge-dung negara yang idle (tidak terpa-kai) untuk digunakan sebagai tem-pat rehabilitasi,” usulnya.

Bicara pada kesempatan yang sama anggota Komisi III Paula Sin-jal memberikan catatan tentang kondisi geografis Provinsi Sulteng yang rawan penyeludupan. “Garis pantai barat yang panjang sering digunakan oleh kapal kecil untuk menyeludupkan narkoba. Ini perlu jadi perhatian dari Polisi Air untuk meningkatkan patroli memonitor

penyeludupan di laut,” tekannya.

Kepala Badan Narkotika Nasional BNN Sulteng, Sutarso mengakui kondisi geografis yang sulit masih jadi kendala terlaksananya Pence-gahan Pemberantasan Penyalahgu-naan dan Peredaran Gelap Narkoba - P4GN. Belum adanya Tempat Re-habilitasi yang memadai membuat proses rehabilitasi masih dikirim ke Baddoka Makassar dan Lido Bogor.

Daftar panjang permasalahan di

Provinsi Sulawesi Tengah terutama dibidang hukum dan keamanan menjadi perhatian selama kunjun-gan Tim Kunker Komisi III. Disadari butuh waktu untuk mengurai dan menuntaskan beragam problema itu. Upaya harus dilakukan tiada henti seperti Sungai Palu yang ti-dak pernah berhenti mengalirkan air dari Kawasan Taman Nasional Lore Lindu, berbelok, berliku, sam-pai akhirnya berlabuh di Teluk Palu, yang begitu mempesona. (iky) Foto: iky/parle/hr.

Kepala Badan Narkotika Nasional BNN Sulteng, Sutarso mengakui kondisi geografis yang sulit masih jadi kendala terlaksananya Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba - P4GN.

Page 56: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

56 EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

KUNJUNGAN KERJA

Jika ada peribahasa sekali dayung, dua tiga pulau ter-lampaui. Hal itulah yang di-alami oleh Komisi VIII DPR RI baru-baru ini. Maksud

hati ingin meninjau pelaksanaan UN Madrasah Tsanawiyah di Kalimantan Timur Senin(5/5) lalu, namun Tim Kunjungan Kerja yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi VIII, Ledia Ama-lia Hanifa ini malah menemukan sejumlah permasalah lain di bidang pendidikan.

“Sejauh ini kami melihat pelaksa-naan UN Madrasah Tsanawiyah di bawah Kanwil Kementerian Agama Kalimantan Timur lancar, tapi tadi saya mendengar ada sejumlah per-masalahan yang menyangkut soal UN,” ungkap Ledia.

Dijelaskannya, permasalah terse-but menyangkut adanya soal ganda untuk mata pelajaran Bahasa Indo-nesia. Sebut saja soal di nomer 21 yang tidak berbeda dengan nomer 22. Hal ini sebenarnya merugikan siswa, namun pengawas sudah mengambil sikap dengan meminta siswa untuk menjawab salah satu-nya saja. Sementara soal lainya, di-bebaskan.

Kepala Dinas Pendidikan Kaltim,

Musyahrim yang ikut mendampingi Komisi VIII meninjau UN di lingku-ngan MTs mengatakan bahwa soal ganda atau double tersebut ter-jadi di Balikpapan dan diduga ter-jadi akibat adanya kesalahan pada pencetakan. Sementara di daerah lainnya di Kalimantan Timur terma-suk Samarinda sejauh ini aman dan lancar.

Tidak hanya itu, Komisi VIII juga mendapati soal ujian di mata pela-jaran Bahasa Indonesia yang mem-pertanyakan bagaimana cara meng-gunakan jilbab dengan baik. Hal itu tentu sangat menyulitkan bagi siswa yang beragama lainya, apalagi bagi siswa di sekolah agama non Islam.

Sementara kekhawatiran adanya kasus serupa seperti yang terjadi dalam UN Tingkat SMA dan Ma-drasah Aliyah yang mencantumkan nama Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) di naskah mata pelajaran bahasa Indonesia pekan lalu, tidak terulang pada UN SMP dan Tsanawiyah.

Aspirasi Sekolah

Selain untuk mengawasi berlang-sungnya UN di tingkat MTs tersebut, kunjungan Komisi VIII ke beberapa

“Temuan” Komisi VIII DPR RI di Kaltim

sekolah di Samarinda dan Balikpa-pan itu juga digunakan untuk meng-galang aspirasi dari kalangan pendi-dik.

Di MTs Negeri Model Samarinda misalnya, dipaparkan Kepala MTsN Model, Zahratannur, pihaknya tidak melakukan program khusus untuk menghadapi UN. Namun sejak siswa menginjak kelas 7 pihaknya telah melakukan rekayasa kurikulum, di-antaranya dengan menambah jam pelajaran matematika dari 4 jam menjadi 6 jam, dan pelajaran IPA ditambah dari 4 jam menjadi 5 jam.

Berbanding terbalik dengan di Sa-marinda, MTsN I Balikpapan, Komisi VIII malah mendapati kondisi ge-dung atap sekolah yang jebol. Pa-dahal sebagaimana yang diungkap-kan Syahri Romadi, Kepala Sekolah MTsN I Balikpapan gedung tersebut termasuk baru dibangun. Besar ke-mungkinan hal tersebut dikarenakan kelalaian pengembang proyek pem-bangunan gedung sekolah tersebut.

Tidak hanya itu, Syahri juga me-ngatakan jika musim penghujan tiba, letak sekolah yang berada di dataran rendah ditambah dengan aliran kali atau sungai yang berada di sisi sebe-lah kanan sekolah, membuat sekolah tersebut menjadi langganan banjir.

“Ini harus segera diatasi, karena jelas akan selalu mengganggu pro-ses belajar mengajar,” tambah Le-dia yang diamini Tim Kunker Kaltim lainnya, seperti Achmad Rubae’I, Manuel Kaisiepo, Anwar Yunus, So-emintarsih Muntoro, Sholeh Sua’idy dan Ketut Sustiawan.

Oleh karena itu ditambahkan ang-gota Komisi VIII, Achmad Rubae’i pi-haknya meminta MTs Negeri I Balik-papan itu untuk melaporkan kondisi tersebut, berbarengan dengan per-mintaan anggaran untuk mengatasi terjadinya banjir, jika memang APBD dan APBNP saat ini tidak memung-kinkan Rubae’i menyarankan un-tuk memasukan usulan tersebut ke dalam anggaran Kementerian Aga-ma Pusat lewat APBN mendatang.(Ayu) Foto: ayu/parle.

Page 57: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

57EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

“Wakil Rakyat Seharusnya Mer-akyat…,”petikan lagu Iwan Fals itu tentu bukan harapan semata. Komisi VIII DPR RI membuktikannya lewat kerja

nyata. Di awal masa reses nya pada awal Maret lalu, anggota Komisi VIII DPR RI yang terbagi dalam dua dele gasi mencoba “jemput bola” dengan mengunjungi masyarakat di dua daerah, Pontianak dan Jambi. Tujuan-nya tak lain untuk menyerap aspirasi masyarakat secara langsung.

Pontianak, Kalimantan Barat

Memulai kunjungannya ke Pontianak, Kalimantan Barat, Tim Kunjungan Kerja yang dipimpin Ketua Komisi VIII, Ida Fauziyah mendatangi Kantor Wakil Gubernur Kalimantan Barat. Di hadapan Wakil Gubernur

Kalimantan Barat, Christiandy Sanjaya, Komisi VIII menyerap aspirasi dari berbagai mitra kerjanya. Seperti BNPB, Kementerian Agama dan Kementerian Sosial.

Kalimantan Barat memang termasuk daerah aman erupsi Gunung berapi, namun menurut Ketua Komisi VIII DPR RI, Ida Fauziyah tetap harus disiapkan program pencegahan dan penanggulan bencana. Sehingga jika bencana datang, maka akan langsung dapat dilakukan penanganan. Hingga kemudian akan meminimalisir kerugian dan korban.

Walaupun Kalbar termasuk daerah yang tidak memiliki gunung berapi, namun tetap harus dilakukan program penanggulangan bencana sebagai antisipasinya. Karena bencana tidak hanya berasal dari erupsi gunung berapi saja, tetapi ada juga bencana-bencana yang berasal dari ulah manusia itu sendiri. “Sejauh ini apa saja program

Komisi VIII DPR “Merakyat” Lewat

Kunker

Ketua Komisi VIII Ida Fauziyah bernyanyi bersama anak-anak Panti Asuhan Bhakti Luhur Pontianak.

Page 58: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

58 EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

yang telah disusun Pemrov Kalbar dan apa hambatannya selama ini,” tanya Ida.

Menjawab hal tersebut, Wakil Gubernur Kalbar, Christiandy Sanjaya mengatakan bahwa Kalimantan Barat memang tidak ada Gunung berapi, namun ada beberapa bencana yang masih kerap terjadi di daerahnya. Diantaranya adalah banjir, tanah longsor, kekeringan dan kebakaran hutan yang asapnya jelas mengganggu kesehatan.

Program yang telah dilakukan untuk mendukung kinerja penanggulangan bencana adalah program pencegahan dan kesiapsiagaan dalam rangka pengurangan resiko bencana, program tanggap darurat di daerah terkena bencana, serta program rehabilitasi danrekonstruksidalambidangprasaranafisik,sosialdan ekonomi di wilayah pasca bencana.

“Ketiga program tersebut menggunakan alokasi anggaran APBN dan APBD, tentu pola penanganannya dengan kordinasi yang baik antar semua instansi terkait seperti BPBD, Kemensos dan Pemerintah dari tingkat Kabupaten/Kota hingga provinsi,” jelas Christiandy.

Ditambahkannya, sejak tahun 2010 Kalbar telah membentuk BPBD (Badan Penanggulangan Bencana daerah) melalui Perda No.7 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Perda No.10 Tahun 2008 tentang susunan organisasi perangkat daerah Provinsi Kalbar.

Panjangnya Daftar Antrian Haji

Sementara itu Kementerian Agama sebagai salah satu mitra kerja Komisi VIII melalui Kepala Kanwilnya, Husaini D Mahmud mengungkapan bahwa sebenarnya masyarakat Kalimantan Barat tidak mempermasalahkan besaran BPIH (Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji). Namun yang menjadi masalah adalah lama dan panjangnya daftar antrian untuk ke tanah suci. Betapa tidak, saat ini antrian untuk pergi haji konon telah sampai untuk tahun 2020.

Menanggapi hal itu Ida mengatakan bahwa pihaknya telah mendesak Kementerian Agama untuk melakukan lobi agar pengurangan kuota 20 persen yang pernah terjadi di tahun sebelumnya, pada tahun 2014 ini dicabut. Dengan demikian akan mengurangi jumlah antrian.

“Kami juga meminta Kementerian Agama, Khususnya Dirjen Perjalanan Haji dan Umrah (PHU) membuat daftar prioritas pergi haji untuk calon jemaah haji yang baru pertama kali akan menunaikan ibadah haji. Karena pada dasarnya yang diwajibkan adalah ibadah haji yang pertama. Sementara kepergian haji yang kedua atau kesekian kalinya hanya bonus ibadah semata. Tidak hanyaitu,usiadankondisifisikjugamenjadibarometerdalam penentuan skala prioritas bagi jemaah calon haji

yang akan ke tanah suci,”Papar Ida.

Ida menambahkan bahwa BPIH tahun 2014 ini turun sebesar 308 dolar Amerika di banding tahun sebelumnya. Meski BPIH turun, Ida akan terus mendorong Kementerian Agama untuk tidak secara equivalen menurunkan pelayanannya juga kepada para calon jemaah haji.

Perlu Pendamping KUBE

Dalam kunjungan kerja tersebut, Komisi VIII juga berkesempatan melihat langsung Kelompok Usaha Keramba Ikan Mursyid Maju yang merupakan salah satu penerima KUBE (Kelompok Usaha Bersama). KUBE menjadi salah satu program andalan Kementerian Sosial yang bertujuan untuk meningkatkan penghasilan taraf hidup masyarakat menengah ke bawah.

“Kelompok usaha bersama Mursyid Maju ini memilih usaha keramba ikan dalam penggunaan dana bantuan KUBE dari Kemensos. Kami lihat secara langsung Alhamdulillah usaha ini berjalan dengan baik, bahkan sebenatar lagi sudah bisa dipanen. Tetapi tadi kami mendapat masukan bahwa mereka masih menemui kesulitan mendapatkan pelet atau pakan ikannya,”ujar Wakil Ketua Komisi VIII, Ledia Hanifa.

Untuk itu, Ledia berharap agar dinas sosial sebagai pendamping KUBE dapat bekerjasama dengan instansi terkait dalam melakukan pendampingan. Misalnya bekerjasama dengan dinas perikanan untuk bisa mendapat pakan ikan atau pellet dengan harga yang terjangkau juga tentunya. (Ayu)

Panti Sosial Tresna Werdha, Jambi

“Kunjungan ini dalam rangka menyerap berbagai aspirasi dari jajaran stakeholder di provinsi beribukota Jambi,”ungkap Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Sayed

KUNJUNGAN KERJA

Page 59: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

59EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

Fuad Zakaria membuka pertemuan.

Dilanjutkan Sayed, Pertemuan itu sangat penting untuk meningkatkan tali silaturahim dan komunikasi antara masyarakat serta para pejabat di Provinsi Jambi dengan Legislatif.

Dalam kesempatan itu, Komisi VIII menyerah-kan bantuan dana 2,5 Miliar untuk asistensi so-sial orang dengan kecacatan berat. Bantuan asis-tensi lanjut usia sebesar 1,4 miliar, dan lembaga kesejahteraan sosial sebesar 1,5 miliar. Bantuan juga diberikan kepada 40 industri rumah tangga untuksertifikasiprodukhalal,sertainstansilaindi Jambi yang merupakan mitra dari Komisi VIII.

Usai pertemuan tersebut, Tim Kunker Jambi beranjak menuju Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur. Di sini, anggota Komisi VIII disambut setidaknya oleh 70 lansia penghuni panti.

Panti Sosial Budi Luhur menampung 70 orang lansia, dengan usia berkisar 60 sampai 87 tahun. Panti tersebut mendapat bantuan tenaga pengasuh sebanyak 20 PNS (pegawai negeri sipil).

Apresiasi

Anggota Komisi VIII mengapresiasi kondisi tersebut. Anggota Komisi VIII DPR RI Idris Lena misalnya, ia me-ngatakan bahwa panti sosial ini bisa menjadi perconto-han bagi panti di daerah lain.

“Kita melihat Panti sosial ini, sudah sesuai dengan harapan Komisi VIII. Fasilitas yang ada di dalamnya, bisa menjadi standar bagi panti yang lain,dan di daerah lain,”jelas Idris.

Hal senada diungkapkan Anggota Komisi VIII Yu-nus Roichan. Ia menilai, Panti Sosial Budi Luhur ini dapat menjadi contoh, karena segala aspek sudah cukup ba-gus dan memadai.

“Saya belum lihat di daerah lain ada (panti) yang sep-erti ini.Semoga panti ini bisa menjadi contoh daerah lain. Infrastrukturnya bagus, gedungnya juga bagus.Fasilitas juga cukup memadai,” imbuh Yunus.

Sementara itu terkait dengan kegiatan untuk para lansia,Yunus berharap agar lansia ini harus diberi kegiatanatauaktifitasyangcukup,namuntidakmem-beratkan.Karenafactorfisiksangatberpengaruhketikalansiainiberaktifitas.

“Orang tua bisa diberi kegiatan, yang sesuai dengan kemampuan dan keahlian mereka, namun tidak mem-beratkan. Karena sebagaimana kita tahu, faktor fisik para lansia ini tidak sekuat ketika muda,”pesan Politisi Demokrat ini. Sementara itu, Anggota Komisi VIII Ah-mad Rifai Suftiadi menegaskan bahwa lansia ini harus mendapatkan perhatian dari negara. Diharapkan, para lansia tetap bisa hidup layak.

“Masalah panti ini merupakan tanggung jawab negara. Kita perlu memperhatikan para lansia, teruta-ma bagi para lansia yang tidak mampu. Bukan hanya di pusat,tetapi juga di daerah. Saya berharap anggaran untuk panti ditingkatkan.Terutama untuk infrastruk-turnya, agar para lansia ini dapat hidup dengan la-yak,” kata Rifai.

Menanggapi harapan Anggota Komisi VIII tersebut, Kepala Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Tri Winarsih berharap, ke depannya kondisi panti akan semakin baik. Selain itu, kendala yang dihadapi selama ini dapat diselesaikan dengan baik. (Sf) Foto: sofyan/ayu/parle.

Page 60: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

60 EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

Tidak Hanya Fisik, Kehidupan dan Mental Juga Harus Dibangun

Dalam reses masa persidangan III tahun 2013/2014 pada bulan Maret lalu, Komisi V DPR mengirim tiga Tim Kunjungan Kerja yakni ke Kabupaten Mimika, Propinsi Pap-ua, ke Provinsi NTT dan Manado Sulawesi

Utara. Selain masalah pembangunan infrastruktur, Komisi V juga memberi perhatian terhadap pembangun-an kehidupan dan mental masyarakat.

Ketika mengunjungi tambang bawah tanah PT.Freeport Indonesia, Tim Komisi V yang dipimpin Mi-chael Wattimena mempertanyakan perusahaan tam-bang ini yang belum membangun smelter. Anggota Tim Eriko Sutarduga (F-PDIP) menegaskan PT.Freeport Indonesia harus segera membangun smelter di Indone-sia terintimewa Papua.

Dia tidak mempersalahkan beroperasinya perusahaan Freeport dan menghormati perjanjian yang sudah ada sudah ditandatangani. Tetapi, juga yang paling penting bahwa Freeport itu perlu memperhatikan bahwa sudah sekian lama beroperasi di Papua dan harus bermanfaat

bagi masyarakat Papua.

“Memang membangun Papua tidak cukup dengan hanyafisiksaja,tetapijugamembangunkehidupan-nya, membangun mentalnya agar masa depan Papua itu adalah masa depan Indonesia yang lebih baik,” tam-bahnya.

Politisi PDI Perjuangan ini menegaskan PT.Freeport Indonesia juga harus konsisten dengan tetap mengikuti aturan dimana lima tahun lalu sudah disepati untuk membangun smelter. “Karena bagaimanapun juga, se-harusnya di Indonesialah yang harus dia bangun smelt-er, bagaimanapun juga harus harus Indonesialah teris-timewa Papua tempat dimana tambang itu ada, tempat dimana kekayaan alam itu diambil dan disanapun juga diproses,” tegasnya setelah kunjungan lapangan dan berdialog dengan Managemen PT.Freeport Indonesia.

Dengan demikian, lanjut Eriko Sutarduga, ada ber-manfaat bagi masyarakat Papua masyarakat Indonesia teristimewa juga bisa menjadi landasan pembangunan

KUNJUNGAN KERJA

Page 61: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

61EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

bagi Indonesia, karena begitu besar hasil yang dihasil-kan oleh PT.Freeport Indonesia di Papua. “ Freeport di Papua, Indonesia adalah yang paling menguntungkan di dunia sekaligus tambang terbesardi dunia,” ungkapnya.

Belum ada smelter yang dibangun oleh PT.Freeport Indonesia menurut Eriko, sementara ini masih ada ne-gosisasi terus menerus. “Kami meminta dalam hal ini Pemerintah harus tegas, karena itu telah disetujui 5 ta-hun yang lalu. Tidak ada kata tidak kalau itu masalahnya pendanaan, Saya rasa tidak menjadi suatu permasala-han dengan hasil yang demikian besar yang dihasilkan Freeport di Indonesia,” tegasnya.

Eriko Sutarduga, mengutarakan juga tidak meng-inginkan perusahaan rugi, tetapi jangan sampai sudah sekian puluh tahun hanya masih seperti itu saja yang diterima oleh negara Indonesia dan oleh masyarakat. “Lebih fairlah dalam pembagiannya, begitu juga yang harus dilakukan pembangunan smelternya supaya dik-etahui hasil produksi yang sebenarnya,” katanya.

Dia menjelaskan ada rencana bekerja sama dengan perusahaan negara Aneka Tambang (PT.ANTAM) bagus-lah untuk membuat smelter itu, karena dengan adanya smelter itu akan diketahui hasil sesungguhnya, berapa tembaga, emas, dan lain-lain. Terkait bagi hasil, menu-rutnya belum wajar,

“Menurut kami dalam hal ini juga Freeport sebagai pe-rusahaan yang profesional di dunia. Marilah bekerjasa-ma, bagaimanapun juga tidak bisa hanya menguntung-kan satu pihak, harus menguntungkan semua pihak, masayarakat Papua begitu juga Pemerintah Indonesia,” tandas Eriko

Apresiasi Pemanfaatan Tailing

Masih dalam rangkaian kunker ini, Tim Komisi V DPR RI meninjau jalan nasional dan jembatan lintas Timika-Paumako. “Komisi V melihat secara langsung lokasi dan mengapresiasi pemanfaatan tailing di Kota Timika,” kata Wakil Ketua Komisi V Michael Wattimena.

Komisi V menyaksikan kondisi jalan ruas Timika-Wa-ghete dengan panjang total 143,510 Kilometer (Km), yaitu jalan yang telah terbuka 121,220 Km, jalan yang sudah diaspal dengan komposisi tailing 64,400 Km, jalan tanah dengan menggunakan timbunan pilihan 56,820 Km, dan jalan yang belum terbuka masih hutan 22,290 Km.

Michael Wattimena mengatakan di Timika, Kabu-paten Mimika, Provinsi Papua, didapat material yang berukuran seperi pasir yang merupakan limbah dari PT.Freeport Indonesia sebagai bahan hasil buangan dari proses penambangan bijih emas dan tembaga, yang disebut dengan tailing.

Tailing PT.Freeport ini sudah dihasilkan sejak lebih dari 30 tahun lalu jumlah produksi sekitar 80.000-100.000 ton per hari. Jumlah ini terus meningkat setiap tahun dan sekarang sudah mencapai 300 ribu ton per hari.

Tailing ini mempunyai komposisi bahan sekitar 75% kuarsa, 23% oksida besi, 2% mica, dan feldspar. “De-ngan melakukan pengkajian terhadap sifat-sifat bahan ini, baik sebelum dan sesudah dicampur dengan bahan pengikat aspal, akan memberikan jawaban terhadap kegunaan dan pemanfaatan tailing dalam konstruksi jalan,” papar Michael Wattimena.

Dalam proses penelitian, menurutnya, selain di-lakukan uji coba di laboratorium juga perlu dilakukan uji coba skala penuh di lapangan. Tujuan dari uji coba skala penuh adalah untuk mengetahui karakteristik per-kerasan jalan di lapangan dengan menggunakan tailing sebagai bahan perkerasan jalan.

Selain itu, juga untuk mendapatkan sifat-sifat teknis bahan tailing, komposisi campuran dan karakteristik campuran tailing dengan agregat untuk lapis pondasi dan campuran beraspal panas.

Dari hasil penelitian, dikatakannya diperoleh keung-gulan dari pemanfaatan tailing adalah pertama, sebagai penggunaan tailing dalam proses pengerasan jalan, be-rarti mengurangi dampak pencemaran lingkungan aki-bat proses penambangan.

Kedua,apabiladibandingkandenganspesifikasiba-han yang ada, tailing dapat digunakan untuk bahan kontruksi jalan maupun jembatan, baik sebagai substi-tusi agregat maupun sebagai bahan pengisi (filler).

Ketiga, dalam bidang konstruksi jalan tailing ini dapat dimanfaatkan untuk bahan lapis permukaan, lapis pon-dasi, lapis pondasi bawah. Sedangkan untuk konstruksi jembatan dapat dimanfaatkan sebagai substitusi seba-gian agregat sedang dan pasir.

“Dengan kata lain, penggunaan tailing adalah pene-rap an teknologi ramah lingkungan,” imbuh Michael Wattimena.

Tailing PT.Freeport ini sudah dihasilkan sejak lebih dari 30 tahun lalu jumlah produksi sekitar 80.000-100.000 ton per hari. Jumlah ini terus meningkat setiap tahun dan sekarang sudah mencapai 300 ribu ton per hari.

Page 62: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

62 EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

Komitmen Rehabilitasi Manado Pasca Banjir

Komisi V DPR RI memastikan komitmennya dalam pelaksanaan program rehabilitasi dan rekon-struksi bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadiper-tengahan Januari 2014 lalu di Kota Manado.

Komitmen ini disampaikan Ket-ua Tim kunjungan kerja Komisi V DPR Muhidin M Said saat perte-muandengan Pemprov Sulut yang dihadiri Wakil Gubernur Sulawesi Utara Djouhari Kansil, serta unsur pejabat terkait belum lama ini.

“Akibat banjir tersebut banyak infrastruktur pemerintah maupun masyarakat rusak parah. Karena itu kedatangan kali kedua kami

ke Sulut. Ini sebagai bentuk tang-gungjawab kerja kami kepada warga Sulut, dimana waktu kun-jungan pada Februari 2014 lalu, kami telah menerimausulan Pem-prov Sulut terkait dengankerusakan infrastruktur,”kata Muhidin.

Pada kunjungan kerja reses dalam masa persidangan III tahun sidang 2013-2014 ini tim melakukan pen-injauan transportasi Sulut dengan melintasi jalan nasional yang dilan-jutkan peninjauan jalan alternatif Ma-nado-Tomohon,sekaligus pe ninjauan lapangan pemulihan infrastruktur pasca musibah longsor di Manado.

Wakil Gubernur Djouhari Kansil dalam kesempatan tersebut men-gapresiasi perjuangan Komisi V yang telah memberikan perhatianbesar membantu Pemprov Sulut dan Pem-

kot Manado, dalam memasuki masa transisi pasca bencana untuk pemu-lihan.

Menurut Kansil, agenda uta-ma pemerintah dititikberatkan pada p embangunan kembal i infrastruktur,terutama fasilitas pub-lik maupun utilitas yang rusak akibat bencana seperti jalan, jembatan, saluran air, gedung kantor serta in-frastruktur yang lain.

Bandara NTT

Komisi V DPR mendukung pem-bangunan Bandara di NTT, seperti pembangunan bandara baru peng-ganti Bandara El Tari Kupang, Ban-dara di Pulau Pantar, Kabupaten Alor serta pembangunan Bandara di Ka-bupaten Manggarai Timur.

KUNJUNGAN KERJA

Page 63: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

EDISI 112 TH. XLIV, 2014 63PARLEMENTARIA

“Dalam perencanaan sebanyak 14 bandara di NTT akan dibenahi karena tidak semuanya sempurna,” ujar Ketua Komisi V DPR Laurens Ba-hang Dama di Kupang di NTT, be-lum lama ini.

Komisi V DPR, lanjutnya, meminta agar pembenahan tersebut dapat di-tuntaskan dalam tahun 2014. “Kita harapkan bandara di NTT bisa dida-rati pesawat dengan kapasitas mini-mum 50 seat,” katanya.

Dia menegaskan, Komisi V DPR terus berjuang di Pusat untuk pem-bangunan bandara di NTT. Dirinya menargetkan pada 2014 semua bandara di NTT segera diperbaiki dan ditingkatkan kapasitasnya.

Terkait usulan pembangunan bandara di Pulau Pantar, Kabupaten Alor dan Manggarai Timur, dia men-gatakan, masih dalam tahap pengu-jian oleh Direktorat Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.

“Masih dalam proses, khusus Ban-dara di Pulau Pantar masih dilaku-kan analisis mengenai Amdal dan diproses Kemenhub,” terangnya.

Kita harapkan dapat mendorong pengembangan bandara eltari, ada 6 airlines yang mengambil Merpati, Garuda, Lion. Ini merupakan proyek Angkasa Pura, kita melihat standar pelayanan minimum jangan sam-pai ruang tunggu sempit sehingga pelayanan terabaikan. Soal mana-jemen dan keuangan itu domain Komisi VI DPR.

Laurens menambahkan, minim-nya fasilitas, dan prasarana supaya dibenahi dan sudah ada imigrasi, paling tidak standar dasarnya sudah ada.

Dalam rangkaian acara ini Komisi V DPR memantau pembangunan infrastruktur di NTT khususnya yang menggunakan dana APBN. Pasalnya, masih ada sejumlah fasili-tas infrastruktur yang masih belum diselesaikan.

Tim Komisi V berhasil memantau sejumlah infrastruktur diantaranya pembangunan bandara, rumah un-tuk masyarakat berpenghasilan ren-dah (MBR), dan pembangunan jalan poros tengah di daratan Timor.

“Tujuan kita melakukan Kunker ke NTT, selain untuk mengetahui dan mengawasi anggaran infrastruktur yang dibiayai oleh APBN, juga ingin mengetahui kendala di lapangan, serta menyerap aspirasi dari Pem-da, forum komunikasi daerah dan masyarakat,” ujar Laurens Bahang Dama .

Menurutnya, usulan dari masyara-kat nantinya akan dibahas di DPR dan usulan itu juga dapat dimasuk-kan ketika pembahasan APBNP 2014 dan anggaran 2015 setelah reses nanti.

Dia menambahkan, jika ada perso-alan Komisi V DPR juga dapat lang-sung memanggil pemerintah dalam Rapat Kerja di DPR mendatang.

Dia mengatakan, kita semua akan bahu membahu memperjuang-kan aspirasi masyarakat disini. “Di Komisi V DPR tidak ada sekat Fraksi yang ada bersama menyelesaikan persoalan infrastruktur dengan pemerintah pusat maupun dae-rah,” terangnya. (as, ray,si) foto: rizka, agung, sugeng/parle/hr.

Page 64: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

64 EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

Semangat Perbaikan UN Harus Terus Dilakukan

Komisi X DPR yang antara lain membidangi masalah pendidikan, dalam reses masa persidangan IV tahun 2013/2014 mengirim tiga tim memantau sekaligus melakukan pengawasan pelaksanaan ujian nasional

(UN) tingkat SMP. Ketua Komisi X Agus Hermanto me-mimpin tim kunker ke Provinsi Jawa Timur, Wakil Ketua Komisi Utut Adianto memimpin Tim ke Provinsi Suma-tera Barat dan Wakil Ketua Komisi Syamsul Bachri me-mimpin Tim ke Kalimantan Selatan.

Sejumlah masalah menjadi temuan Komisi X dianta-ranya pelaksanaan UN yang masih perlu ditingkatkan kualiatasnya, terjadinya kesalahan naskah ujian hingga usulan UN untuk tingkat (SMP/MTs) pada tahun-tahun mendatang sebaiknya ditiadakan.

Penghapusan UN SMP/MTs itu dimaksudkan untuk lebih menunjang dan menyukseskan program pendidik-an sembilan tahun.

Wakil Ketua Komisi X Utut Adianto di sela-sela pe-ninjauan UN di SMP Negeri 8 Padang, Senin (5/5) pekan lalu mengatakan, pelaksanaan ujian nasional sebagai

instrumen evaluasi pembelajaran anak didik dan bahan untuk melakukan pemetaan kualitas mutu pendidikan nasional masih perlu ditingkatkan kualitasnya.” Karena itu semangat untuk perbaikan ujian nasional harus terus dilakukan,” ujar Utut.

Menurutnya, Komisi X juga telah berhasil mendorong dua hal perubahan kebijakan yang signifikan terkait dengan UN pada tahun 2014. Pertama, UN tingkat SD/MI mulai tahun 2014 tidak diselenggarakan lagi dan di-ganti dengan Ujian Sekolah (US).

Kedua, ditetapkannya nilai Murni Tahun 2014 ber-sama nilai rapor dan prestasi lain untuk jenjang SMA/SMK/MA menjadi dasar Seleksi Nasional Masuk Perguru-an Tinggi Negeri (SNMPTN) Tahun 2014. Komisi X juga telah menyetujui alokasi anggaran untuk Ujian Nasional 2014 sebesar Rp560 Miliar dalam APBN Tahun Anggaran 2014. Ia berharap persiapan UN 2014 dapat dipersiap-kan sebaik mungkin agar kualitas UN 2014 meningkat dari tahun 2013, baik dari sisi materi soal, pelaksanaan, pengawasan, dan keluaran atau output.

Pada kesempatan ini, Komisi X juga mengadakan

KUNJUNGAN KERJA

Page 65: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

65EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

pertemuan dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 8 SMP Negeri 10 Padang untuk mendapatkan masukan terkait dengan persoalan, kendala dan hambatan yang muncul dalam persiapan pelaksanaan UN 2014. Sehingga dapat menjadi bahan dalam pengambilan kebijakan pada rapat kerja antara Komisi X dengan Pemerintah dalam hal ini Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Laporan Penggunaan BOS

Masih dalam rangkaian kunker ini, Komisi X DPR me-nyatakan terkejut karena adanya laporan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk menye-lenggarakan UN.

Pasalnya, banyak sekolah di Kota Padang yang meng-gunakan Dana BOS untuk Ujian Nasional. “Ini cukup mengkhawatirkan, ternyata anggaran APBN untuk UN tidak mampu mengcover sehingga sekolah mencari anggaran lain di luar itu. Ini mengkhawatirkan,” ujar Zul-fadhli di sela-sela memantau pelaksanaan UN di SMPN 10 Padang,

Menurut politikus dari Fraksi Golkar ini, bila penggu-naan Dana BOS dilakukan pihak sekolah, nantinya bisa menimbulkan kasus hukum. Sebab, kata Zulfadhli, ma-sing-masing anggaran tersebut sudah ada alokasinya. Tadi ada seorang kepala sekolah di salah satu SMP Kota Padang yang mengakui memang memakai dana BOS untuk UN. “Ini perlu kita cermati, jangan sampai nanti pelaksanaan UN justru menimbulkan permasalahan-permasalahan baru. Sementara saat ini kita sedang memperbaiki sistem pelaksanaan UN,” jelasnya.

Sementara itu, Kadis Dikbud Kota Padang, Indang Dewata mengatakan awalnya memang ada rencana penggunaan dana BOS untuk menanggulangi kekura-ngan dana penyelenggaraan UN. Namun sampai saat ini belum ada sekolah yang menggunakan dana terse-but. "Tak ada sekolah yang pakai dana BOS untuk UN. Kita tetap upayakan dengan dana UN yang telah dise-diakan," bantahnya.

Penyelenggaraan UN SMP Kota Padang pada hari per-tama berjalan lancar. Adapun jumlah peserta 13.427 siswa dari 86 SMP sederajat. Tim kunjungan kerja spesi-fikKomisiXdipimpinWakilKetuaUtutAdiantodengananggotalintasfraksiyakniNurulQomar,Muslim,Zul-fadhli, Irsal Yunus, Ahmad Zainuddin, Ibrahim Sakty Ba-tubara, Abdul Kadir Karding, Jamal Mirdad, dan Muchtar Amma.

Hapus UN SMP/Mts

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi X DPR-RI H Syam-sul Bachri berpendapat ujian nasional untuk sekolah menengah pertama dan madrasah tsanawiyah (SMP/MTs) pada tahun-tahun mendatang sebaiknya ditiada-kan.

"Peniadaan atau penghapusan UN SMP/MTs itu di-maksudkan untuk lebih menunjang dan menyukseskan program pendidikan sembilan tahun," ujarnya saat me-ninjau pelaksanaan UN SMP/MTs 2014, di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Senin pekan lalu.

"Karena itu, kami akan mengusulkan kepada pemerin-tah agar meniadakan sistem UN bagi pelajar SMP/MTs," tandasnya kepada wartawan yang menyertai Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kalsel meninjau pelaksanaan UN SMP/MTs 2014 di "Kota Idaman" Banjarbaru tersebut.

Kecuali itu, menurut dia, untuk sekolah menengah atas dan madrasah aliyah (SMA/MA) serta sekolah menengah kejuruan (SMK) tetap menggunakan sistem UN sebagaimana yang sudah-sudah.

“Hanya saja pelaksanaan UN SMA/MA dan SMK terse-but yang harus terus diupayakan untuk diperbaiki atau dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan guna me-ngurangi permasalahan yang ada,” ujarnya.

Di tempat terpisah, Ketua Komisi X Agus Hermanto yang memimpin kunker ke Provinsi Jawa Timur menge-mukakan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ha-rus bertanggungjawab terhadap kesalahan naskah soal Ujian Nasional tingkat SMP/MT di JawaTimur. Pasalnya, ditemukan beberapa kesalahan dalam naskah soal, di-mana tidak adanya soal nomor 13 pada soal UN mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Hal itu disampaikan Ketua Komisi X DPR RI Agus Her-manto saat meninjau pelaksanaan UN tingkat SMP/MTs di SMP Negeri 5 Surabaya, Senin (5/05). Dalam kunjun-gan kerja ini, Komisi X juga mendatangi SMP Negeri 1dan SMP Negeri 6 Surabaya.

“Kami tidak tahu mengapa ini bisa terjadi. Akan kami cek apakah master soalnya bermasalah atau bagaima-na.Kamiharusklarifikasikenapasoalnomor13initi-dak ada.Ini persoalan penting. Dulu waktu UN SMA, ada soal yang bermasalah karena menyebutkan salah satu calon presiden.Itu soalnya nomor 13.Nah, sekarang

Page 66: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

66 EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

soal UN tingkat SMP yang tidak ada juga nomor 13. Ada apa ini,” kata Agus seolah bertanya.

Menurut Politisi Demokrat ini, kesalahan sebagian naskah yang tidak memuat soal nomor 13 ini bukan tanggungjawab Kepala Dinas Pendidikan Provinsi, Ke-pala Dinas Kabupaten/Kota dan Pelaksana UN di lapangan. Na-mun, Agus tidak ingin menduga apakah soal nomor 13 ini berkait-an dengan Gubernur DKI Jakar-ta Jokowi atau tidak, sehingga nomor soal dihilangkan untuk mencegah adanya politisasi UN.

“Saya tidak mau berandai-an-dai. Yang jelas sekarang nomor 13 tidak ada.Setelah masa reses, kami ada rapat kerjadengan Kemendikbud.Ini materi yang sangat penting dan pasti akan kami tanyakan ke Mendikbud,” tegas Politisi asal Dapil Jawa Tengah ini.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Jatim Harun menyatakan bahwa kesalahan ini menjadi tanggungjawab PemerintahPusat. Pasalnya, Pemerintah Daerah hanya sebatas penyelenggara saja.

“Kami tidak dalam konteks pengadaan soal. Kami hanya penyelenggara saja.Kami tahu tadi pagi saat soal diedarkan.Tapi kami harapkan hal ini tidak merugikan peserta UN,” jelas Harun. Ia memastikan pihaknya tidak melakukan penarikan atau merevisi naskah soal UN. Ia juga menjamin soal UN tidak ada keterkaitan dengan Jokowi.

“Poin pentingnya di sini, tidak ada politisasi di UN Jatim. Kalau soal nomor 13 tidak ada itu sudah disele-saikan dengan tanpa merugikan siswa,” ujarnya.

Dari hasil pantauan di lapangan,dari 20 paket soal mata pelajaran Bahasa Indonesia, ternyata ada 3-4 pa-ket yang tidak memuat soal nomor 13. Bahkan, ada juga yang memuat nomor soal ganda, yaitu nomor 40.

Belum Tingkatkan Mutu Pendidikan

Komisi X DPR menilai persoalan guru merupakan per-masalahan yang tidak pernah tuntas. Dua permasalah-an utama yang ada terkait guru, yaitu soal kewenangan dan jaminan karir guru.

Anggota Komisi X DPR Zulfadhli menilai pemerintah lalai dalam melakukan pembinaan terhadap karir guru. Banyak guru yang diangkat, kemudian diberikan tun-jangan, namun kualitasnya tidak mampu mendongkrak dan meningkatkan mutu pendidikan.

"Ini akibat kewenangan pengelolaan guru diserahkan ke kabupaten/kota karena faktor otonomi daerah," ujar Zulfadhli di sela-sela memantau pelaksanaan UN 2014 di SMPN 8 Padang, Senin (5/5) lalu. Ia menambahkan, sebaiknya kewenangan guru ditata ulang. Dimana se-bagian diserahkan ke provinsi dan sebagian ke pusat.

Hal ini, lanjutnya, supaya guru profesional. “Kalau sekarang guru hanya jadi objek politik saja,” tegasnya. Kewenangan yang bisa diserahkan ke pusat seperti dalam rekrutmen guru. Kemudian, aturan untuk me-mindahkan guru tidak bisa lagi sewenang-wenang oleh pemerintah kabupaten/kota, namun diserahkan ke pusat. “Soal pembinaan karir, setelah diangkat diberikan tunjangansertifikasidansetelahitujangandibiarkan.Harus dise rahkan ke provinsi untuk mengatur pembi-naan karir guru,” jelas Zulfadhli.

Lebih jauh dia menjelaskan, pemberian tunjangan sertifikasiguruternyatabelummampumeningkatkanmutu pendidikan. Ini dibuktikan capaian nilai Uji Kom-petensi Guru (UKG) rata-rata nasional hanya 40. Un-tuk itu, kata Zulfadhli, pemerintah harus menyiapkan pola pembinaan. Selain itu, perlu diberikan reward dan punishmen terhadap guru. “Masalah kewenangan dan jamin an karir guru ini akan kita bahas dalam Panitia Kerja (Panja) nantinya,” jelasnya.

Sementara Sekdaprov. Sumbar Ali Asmar men-gatakan, ada beberapa hal yang diusulkan ke Komisi X, yaitu kewenangan untuk wajib belajar sembilan tahun menjadi fokus kabupaten/kota. Untuk tingkat SMA bila diserahkan ke Pemprov akan dilakukan dua upaya. Yai-tu, mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke pergu-ruan tinggi. Dan mempersiapkan siswa ke dunia kerja. “Bila tingkat SMA ini diserahkan ke provinsi, tentu kita upayakan terkait mutu dan bina kerjaan,” ujarnya. (iw, sf, hr) Foto: iwan armanias, sofyan/parle.

KUNJUNGAN KERJA

Page 67: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

67EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

SOROTAN

Jalur ganda kereta api Jakar-ta-Bojonegoro akan men-ghubungkan jalur ganda kereta api lintas utara Jawa Tengah antara Stasiun

Wedu dan Stasiun Tobo. Kemudian lintas Semarang-Bojonegoro Jawa Timur sepanjang 19,5 km.

Kita mengharapkan dengan ter-sambungnya jalur kereta api ini diharapkan dapat meminimalisir waktu tunggu kereta api yang sa-ling melintas. Selain itu, juga dapat meningkatkan perekonomian seki-tarnya. “Kita berharap dengan ada-nya angkutan barang dan orang, dapat memperlancar serta mening-katkan perekonomian,” kata ang-gota Komisi V DPR dari Fraksi Partai Gerindra Fahri Djemy Francis saat

diwawancara Parlementaria baru-baru ini.

Fahri mengatakan, Komisi V DPR juga akan segera mengaudit rel-rel kereta api mana saja yang tidak layak lagi. “Kita juga meminta ke-pada PT Kereta Api Indonesia untuk segera mengaudit titik-titik mana saja yang harus diperbaiki dalam rangka pembangunan infrastruktur perkeretaapian,” ujarnya.

Menurutnya, Komisi V DPR men-dukung penuh langkah Kemen-terian Perhubungan dan Dirjen Perkeretaapian untuk meningkatkan infrastruktur rel kereta api. “Perlu adanya perhatian juga titik-titik mana yang harus mendapatkan pri-oritas dan sangat dibutuhkan oleh

masyarakat,” katanya.

Komisi V DPR, lanjutnya, akan segera mengundang Kementerian Perhubungan dan Dirut PT.KAI un-tuk melakukan pengawasan terkait pembangunan jalur rel ganda ini.

Kita akui, bahwa panjangnya wak-tu tempuh perjalanan kereta api me-mang seringkali diakibatkan adanya rentang waktu untuk menunggu kereta lain melintas ketika dua kere-ta ada pada satu jalur yang sama. Bahkan seringkali rentang waktu itu jika dikalkulasikan jumlahnya cukup tinggi.

Pemerintah sangat optimis dapat segera mengoperasikan jalur ganda dari Bojonegoro hingga Surabaya

Jalur Kereta Api Ganda Jakarta-Surabaya diharapkan dapat mempersingkat waktu tempuh Antara 11-13 jam perjalanan dengan menggunakan kereta api, menjadi sekitar 9 jam saja. Saat ini, Direktorat Jenderal Perkeretaapian menyatakan bahwa pembangunan jalur ganda kereta api Jakarta-Surabaya sudah merampungkan segmen Jakarta-Bojonegoro, dan uji coba sudah mulai dilakukan secara penuh.

Rel Ganda Jakarta-SurabayaPercepat Laju Perekonomian

Page 68: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

68 EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

pada April 2014.Tersambungnya jalur ini secara otomatis pada bulan depan jalur kereta api dari Jakarta hingga Surabaya telah seluruhnya menggunakan jalur ganda.

Jalur ganda dari Jakarta hingga Surabaya sepanjang 727 Km meru-pakan jalur ganda kereta api lintas utara Jawa. Jalur ganda kereta api di Jakarta-Cirebon, Brebes-Tegal-Pekalongan sepanjang 291 Km telah selesai pada akhir 2011. Selanjut-nya, pembangunan sepanjang 436 Km dilanjutkan pada kurun 2012 - 2014 yaitu mulai dari segmen Cire-bon- Brebes, Pekalongan-Semarang, Semarang-Bojonegoro, ser-ta Bojonegoro-Surabaya.

Untuk anggaran, pada 2012 dialokasikan dana Rp 4,7 triliun dan pada 2013 Rp 6 triliun. Sementara pe-nyerapan anggaran hingga akhir 2013 sebesar Rp 9,8 triliun.

Pengoperasian (switch over) telah dilakukan secara bertahap. Kementerian Per-hubungan telah mengop-erasikan jalur ganda antara Wadu - Tobo (bagian dari segmen Semarang - Bo-jonegoro) sepanjang 19,5 Km. Sementara penyelesa-ian jalur ganda Semarang - Bojonegoro secara kese-luruhan berlangsung kurang dari dua tahun.

Keberadaan jalur ganda dapat membantu dalam memindahkan beban dari jalan raya ke kereta api. Saat ini hanya 3% - 5% barang di-angkut menggunakan kereta api. Ke depan dalam lima tahun, PT. KAI menargetkan penggunaan angkut-an barang melalui kereta api dapat meningkat menjadi 13% - 15%.

Direktur Jenderal Perkeretapian Kementerian Perhubungan Herman-to Dwiatmoko mengatakan dengan lancarnya lintasan Jakarta - Sura-baya setelah menggunakan jalur

ganda, dengan sendirinya angkutan barang bisa berpindah menggunak-an jalur kereta api.

Dia mencontohkan, dari segi wak-tu, jalur kereta api ganda dari Jakar-ta hingga Surabaya dapat ditempuh maksimal 18 jam, sementara apa-bila barang diangkut menggunakan truk akan memakan waktu sekitar tiga hari. Karena itu, menurutnya penambahan kereta api untuk ba-rang akan melihat terlebih dahulu permintaan yang ada.

“Kalau untuk barang kita tergan-tung demand, dengan lancarnya

jalur dari Jakarta - Surabaya hanya kurang lebih maksimal 18 jam, dibandingkan dengan truk tiga hari, saya kira akan berpindah,” katanya.

Sementara Anggota Komisi V DPR Sigit Sosiantomo mengatakan, Masalah pembebasan lahan untuk pembangunan jalur rel ganda (dou-ble track) kereta harus menjadi per-hatian pemerintah agar target peny-elesaian jalur ganda Pantura dapat selesai pada tahun 2014.

Pasalnya, memang sempat adanya keluhan terkait terkatung-katung-nya pembebasan lahan sejumlah jalur rel ganda seperti Semarang-

Bojonegoro. Terdapat 15 Ha lahan tidak dapat dilakukan karena belum adanya petunjuk pelaksanaan teknis pembebasan lahan Badan Pertanah-an Nasional (BPN).

“Pembebasan lahan baik untuk proyek jalan tol maupun kereta api masih menjadi persoalan dalam per-cepatan pembangunan infrastruk-tur. Hal ini terjadi karena, sejumlah aturan pelaksanaan dan petunjuk teknis pembebasan lahan belum ada,” kata Sigit.

Perlancar Pembangunan

Anggota Komisi V DPR dari Fraksi PAN Teguh Ju-warno mengatakan, ma-syarakat sangat membu-tukan moda transportasi massal yang aman, nya-man, cepat, dan terjang-kau.

“Percepatan, penyele-saian double track dari Brebes Jawa Tengah hingga Surabaya Jawa Timur, akan menjawab kebutuhan ma-syarakat dan berdampak pada percepatan pemba-ngunan di daerah sekitar yang dilaluinya,” katanya.

Menurutnya, penyelesa-ian double track akan men-gurangi beban jalur Pantura

dan Jalur Pantai Selatan Pulau Jawa, sehingga jalan tersebut tidak cepat rusak. Karena itu, dirinya memin-ta kepada PT Kereta Api Indonesia (KAI) agar meningkatkan koordinasi dengan pemerintah terkait persoal-an pendanaan

Memang persoalan pembebasan lahan menjadi persoalan yang rumit dalam pembanguan infrastruktur, Karena itu ke depan perlu adanya koordinasi dengan Pengadilan. “Saya optimis penyelesaian double track akan selesai sesuai dengan rencana. memang problemnya ada di pembebasan lahan,” katanya. (si/nt) Foto: iwan armanias/parle.

SOROTAN

Page 69: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

69EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

Bak oase di padang pasir, peribahasa yang tepat di-sandangkan untuk Kesetjen-

an DPR RI. Betapa tidak, di tengah hujatan yang kerap diterima DPR sebagai lembaga Negara sekaligus lembaga politik, beberapa waktu lalu Setjen DPR malah menoreh-kan prestasi yang mengharumkan nama bangsa. Lewat voting dalam rangkaian sidang Association of Secretaries General of Parliament (ASGP), Setjen DPR RI meraih suara terba nyak mengalahkan Yunani dan India. Dari sana Indonesia berhak menjadi anggota Executive Com-mittee ASGP.

Tentu bukan hal yang mudah menjadi anggota Executive Com-mittee ASGP, mengingat selama ini keterwakilan Asia dalam forum per-temuan dan komunikasi antar-Sek-retaris Jenderal dan pejabat Setjen parlemen sedunia ini hanya diwakili oleh Mr. Somsak Manunpichu, Vice Secretary General of the Senate of Thailand. Itupun baru resmi diang-kat sebagai Anggota Executive Com-

mittee pada Oktober 2013 lalu.

Melihat kondisi demikian, Sekre-taris Jendral DPR-RI, Dr. Winantu-n ingt y as t i t i Swas anany b er-keyakinan sebagai bangsa yang berkembang dan cukup disegani di mata internasional, keterlibatan Indonesia bisa lebih dari sekedar menjadi anggota ASGP biasa. Oleh karena itulah Pertengahan Maret lalu Win, begitu ia biasa disapa, be-serta beberapa jajaran Kesetjenan DPR menghadiri Sidang ASGP di Je-newa, Swiss.

Kehadiran Sekjen DPR untuk men-calonkan diri sebagai anggota Exe-cutive Committee ASGP ini tidak serta merta dapat dengan mudah diraih. Pasalnya, selain Indonesia, ada dua Negara lainnya yang me-miliki tujuan yang sama, Yunani dan India. Sementara hanya ada dua po-sisi kosong untuk anggota Executive Committee ASGP.

Untuk memenuhi rasa keadilan dan demokrasi, maka dipilihlah jalur

voting melalui system secret ballot. Dalam voting dengan total 106 pemilih yang notabene merupakan parlemen Negara-negara se-dunia ini, Indonesia meraih suara tertinggi dengan 46 suara. Sementara India dan Yunani masing-masing meraih 39 dan 20 suara, serta terdapat 1 (satu) suara abstain. Konon, proses voting ini baru terjadi dalam sidang ASGP, mengingat Thailand yang telah menjadi anggota Executive Committee lebih dahulu tidak melalui jalur pemungutan suara seperti Indonesia.

Keberhasilan tersebut tentu tidak terlepas dari kontribusi aktif Indo-nesia dalam persidangan ASGP. Win sebagai Sekjen DPR RI juga secara intensif membangun komunikasi dengan para peserta dari berbagai kawasan regional. Tak berlebihan jika kemudian Indonesia mendapat kepercayaan dan dukungan dari negara-negara di kawasan Eropa, Arab, Afrika dan Asia. Bahkan du-kungan untuk Indonesia pun datang dari negara-negara berbahasa Span-

SETJEN DPR RI “KALAHKAN”SETJEN PARLEMEN YUNANI DAN INDIA

LIPUTAN KHUSUS

Page 70: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

70 EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

yol (Spanish speaking countries).

“Keberhasilan menduduki posisi Executive Committee ASGP ini akan semakin meningkatkan peran Indonesia pada pergaulan dunia internasional, khususnya di tingkat parlemen,”tegas Win.

Ancaman Demokrasi

Bukan tidak mungkin jika keber-hasilan Indonesia menduduki Execu-tive Committee ASGP ini juga karena presentasi yang disampaikan Sekjen DPR RI dalam general debate, yang merupakan salah satu sesi dalam rangkaian sidang ASGP.

Dalam presentasinya yang ber-judul Restoring Public Trust in Par-liament, Win menyampaikan pan-dangan bahwa kepercayaan publik terhadap parlemen di seluruh dunia mengalami pasang surut. Menurun-nya kepercayaan publik terhadap parlemen, baik kepada Anggota Parlemen sebagai individu maupun kepada Parlemen sebagai institusi, akan menjadi ancaman bagi de-mokrasi. Untuk itu perlu komitmen Pemerintah, Partai Politik, Parle-men, Sekretariat Jenderal dan para pemangku kepentingan lainnya untuk melakukan upaya bersama, menyatukan sumber daya dengan mengintegrasikan program-pro-gram dalam rangka mengembalikan kepercayaan publik terhadap parle-men.

Kegiatan yang perlu dilakukan an-tara lain pendidikan politik masyara-kat, sosialisasi proses-proses dan produk DPR-RI kepada seluruh ma-syarakat. Melakukan kegiatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi Anggota Dewan dalam melaksanakan fungsi legislasi, fung-si anggaran dan fungsi pengawasan yang berlandaskan pada kepenti-ngan rakyat.

Sebagai supporting system, peran Sekretariat Jenderal sangat pen-ting. Oleh karenanya harus secara konsisten dan berkelanjutan melak-sanakan program reformasi birokra-si, dengan memberikan penekanan

pada 3 prioritas, yaitu memperkuat kelembagaan, melaksanakan prin-sip-prinsip good governance dan membangun kapasitas sumber daya manusia. Kegiatan tersebut dikon-sentrasikan bagi penguatan dukun-gan kepada DPR RI.

Siapa nyana jika presentasi terse-but mendapat tanggapan positif dari banyak negara, terutama atas penyajian data dan substansi yang komprehensif dan analisis yang mendalam terhadap permasalahan yang dibahas. Bahkan beberapa Negara seperti Ghana dan Maroko ikut mengamini apa yang diutara-kan dalam presentasi Sekjen DPR RI tersebut, bahwasanya kasus yang terjadi di Indonesia juga dialami Negaranya. Sebut saja adanya ka-

sus korupsi yang terkait dengan se-bagian kecil anggota parlemen yang berujung pada menurunnya keper-cayaan publik terhadap lembaga tersebut.

Sementara delegasi Inggris ber-dasarkan pengalaman yang diala-minya, memberi masukan bahwa untuk kembali membangun atau meningkatkan kepercayaan publik terhadap parlemen salah satunya adalah dengan menjalin hubungan yang baik atau bekerjasama dengan kampus-kampus. Dengan demiki-

an mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa juga mengetahui sisi positif yang tak lain adalah ki-nerja dari lembaga negara tersebut, selain sisi negatif yang selalu diung-kapkan media.

Pada kesempatan itu Win me-ngatakan bahwa sesungguhnya apa yang dikatakan delegasi dari Inggris tersebut juga telah dilaku-kan oleh DPR RI. Kesetjenan DPR RI juga telah bekerjasama dengan beberapa universitas terkemuka di tanah air. Bahkan secara continue, Kesetjenan DPR RI khususnya Biro Humas Dan Pemberitaan telah me-miliki program khusus yang bertajuk “Parlemen Remaja atau Youth Par-liament”. Program ini sengaja diper-untukan bagi mahasiswa dan pelajar

guna mengetahui tugas dan fungsi dari anggota dewan, beserta proses kegiatan-kegiatan dan produk yang dihasilkan DPR. Dari sana akan tim-bul kepercayaan dalam diri gene-rasi muda akan sebuah lembaga perwakilan rakyat yang bersih, adil dan jujur. Jika dikemudian hari ter-ungkap ada salah seorang anggota parlemen yang terlibat dalam kasus korupsi, itu hanya oknum, dan tidak mewakili keseluruhan dari lembaga wakil rakyat yang terhormat ini.(Ayu) Foto: Dok. Parle.

Delegasi DPR pada Konperensi 9 PUIC di Teheran, Iran.

LIPUTAN KHUSUS

Page 71: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

71EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

SELEBRITIS

Page 72: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

SELEBRITIS

72 EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

“Aku adalah anak gem-bala, selalu riang serta gembira…”Masih in-

gat penyanyi lagu bertajuk Anak Gembala yang diciptakan alm. AT Mahmud itu? Ya dialah artis cilik berpipi chubby, lengkap dengan gayanya yang lincah. Shafa Tasya Kamila, begitu nama lengkap ar-tis cilik tersebut. Ups, tapi itu dulu. Tasya kini telah menjelma menjadi seorang gadis cantik dengan sede-ret aktivitasnya. Ditemui Rahayu Se-tiowati dan M. Ardi Nurdiansyah di salah satu Kondominium di Kawasan Jakarta Selatan,Tasya menceritakan kegiatannya selama ini, termasuk menjadi “duta” pemilih pemula dalam Pemilu tahun ini.

Sambil mengulurkan tangannya senyum ramah gadis kelahiran 22 November 1992 ini menyambut Parle di hari yang telah merangkak senja itu. “Bagaimana kabarnya mbak?”tanya Tasya memulai obrol-an. Ia kemudian menceritakan ke-giatannya selama ini. “Alhamdulillah Februari kemarin saya sudah lulus kuliah, sekarang selain foto-foto untuk sampul majalah wanita, saya juga sedang promo film terbaru saya yang berjudul Mall Klender,” ungkap Tasya.

Berbicara tentang kegiatannya, tak lupa ia menambahkan jika be-lakangan ia memiliki kegiatan yang baginya merupakan pengalaman pertamanya. Ia didapuk peran seba-gai “duta” anti golput oleh beberapa pihak. Baginya, pemilu tahun ini merupakan pertama kalinya meng-gunakan hak suara sebagai warga negara. Maklum, pada pemilu 2009 lalu usianya belum tepat 17 tahun, sehingga ia tidak boleh mengikuti pencoblosan.

Saking excited-nya menyambut pemilu pertamanya tak ayal mem-buat Tasya bertanya-tanya, baik itu yang berkaitan dengan cara pen-coblosan, maupun informasi sepu-tar siapa calon wakil rakyat dan apa partai yang lebih mumpuni untuk memegang pemerintahan men-datang. Baginya langkah tersebut sangat penting untuk menentukan

nasib bangsa selanjutnya. Siapa sangka dari keingintahuannya malah membawa berkah tersendiri baginya. Oleh berbagai pihak, alum-ni Fakultas Ekonomi dari Universitas Indonesia itu malah didapuk tugas mulia tersebut.

“Kalau kita tidak memilih, percu-ma, karena toh tetap akan terpilih wakil rakyat dan partai yang nanti-nya akan memegang dan men-jalankan roda pemerintahan. Nah, dengan ikut memilih calon yang

terbaik artinya kita ikut mendukung terciptanya Indonesia yang bersih, adil dan makmur. Dengan demikian tidak ada alasan kita untuk golput atau tidak ingin memilih,” papar Ta-sya sambil menyibakkan rambutnya yang satu per satu mulai menutupi sebagian wajahnya.

Ya, sore itu semilir angin memang terasa begitu kencang, tak ayal he-lai per helai rambutnya terlepas dari ikatan penghias rambut. Sebenar-nya ia tidak mempedulikan jika ram-

Page 73: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

73EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

Sebenarnya saya lebih ingin menjadi menteri. Karena

bisa secara langsung membenahi bidangnya masing-masing. Seperti

menteri lingkungan hidup, menteri ekonomi dan

sebagainya.

Page 74: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

SELEBRITIS

74 EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

butnya tersebut akan membuatnya terlihat lebih natural, namun ketika angin mulai mengarahkan rambut untuk menutupi wajahnya itu, ia mulai merasa terganggu. Beberapa menit sekali ia sibakkan rambut yang menutupi sebagian wajahnya.

Melanjutkan kisahnya, putri bungsu pasangan Gatot Permadi Joewono dan Isverina Andriany ini mengaku jika pemilu legislatif yang baru saja diikutinya dinilainya terlalu “complicated”. Selain jumlah partai dan calon legislatif yang dinilai ter-lalu banyak, ia juga berpendapat jika di jaman teknologi yang sudah maju ini seharusnya pemilu bisa lebih di-simplekan.

“Misalnya dengan sistem online, sehingga masyarakat memiliki waktu yang cukup untuk mencari pilihannya tanpa diganggu dengan antrian warga yang juga ingin me-milih. Dengan sistem online, kita bisa langsung melakukan pemili-han dimanapun kita berada, dan tidak harus mendatangi TPS, Selain menurut saya yang tidak kalah pen-tingnya juga bisa menghemat biaya, karena tidak harus mencetak surat suara,” jelasnya.

Pendidikan Akademik Sangat Penting

Berbicara tentang politik, sesung-guhnya bintang iklan salah satu merek pasta gigi ini mengaku eng-gan berkecimpung di dalamnya. Karena sebagaimana yang diketa-huinya dari berbagai sumber, poli-tik itu intinya kekuasaan. Untuk mendapat kekuasaan itu tak jarang orang menghalalkan berbagai cara. Namun ia cepat-cepat menghalau pikiran negatif tersebut. Ia yakin ma-sih banyak politisi dan anak bangsa yang berhati tulus dan bersih ingin memajukan negeri ini. Ia ingin men-jadi bagian dari mereka.

“Sebenarnya saya lebih ingin men-jadi menteri. Karena bisa secara langsung membenahi bidangnya masing-masing. Seperti menteri lingkungan hidup, menteri ekonomi dan sebagainya. Tetapi katanya un-

tuk bisa menjadi menteri selain dari kalangan profesional dan akademisi terkadang orang harus terjun ke du-nia politik terlebih dahulu,”ujarnya sambil memainkan jemarinya.

Sebagai langkah untuk bisa me-wu judkan keingannya tersebut, ia pun mencoba membekali diri de-ngan pengetahuan dan pengala-man. Bagi nya pendidikan akademis sangat penting bagi politisi apalagi negara wan. Karena hal tersebut secara tidak langsung akan mem-pengaruhi cara berpikir orang menjadi lebih logis. Tak heran jika tahun mendatang ia berencana akan melanjutkan pendidikannya ke program pasca sarjana di Amerika

Serikat. “Kalau bisa cari beasiswa,” ungkapnya sambil tertawa kecil.

Mendapatkan beasiswa atau scholarship sepertinya bukan hal yang sulit bagi Tasya. Saat ma-suk kuliah jurusan Akuntansi di Fakultas Ekonomi UI Depok, man-tan penyanyi cilik ini masuk lewat jalur PMDK (Penelusuran Minat dan Kemampuan). PMDK merupakan pola seleksi nasional berdasarkan penjaringan prestasi akademik de-ngan menggunakan nilai rapor dan prestasi-prestasi lainnya. Dengan demikian tentu sudah tidak diragu-kan lagi kemampuan akademisnya.

“Alhamdulillah aku juga lulus S1

Page 75: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

75EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

dengan cumlaude, walau IPK ku hanya 3,6,” aku Tasya bangga.

Begitu pentingnya pendidikan bagi Tasya, sampai-sampai saat mencoblos dalam pileg kemarin pun ia lebih memilih caleg yang memi-liki modal pengetahuan akademis yang mumpuni. Sementara latar be-lakang profesi caleg tersebut tidak terlalu menjadi kriteria penilaian-nya. Ia berharap caleg yang sudah terpilih dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan sebaik-baiknya.

“Saya tidak pernah mempedulikan background caleg dari profesi apa-pun, termasuk artis. Namun yang terpenting bagi saya untuk menjadi seorang anggota legislatif harus memiliki pendidikan akademis yang cukup, karena akan terkait dengan segala perundang-undangan.Selain itu pengalaman organisasi yang baik serta hati yang bersih juga tidak ka-lah pentingnya,” papar pemilik al-bum bertajuk Libur Telah Tiba ini.

Karir di dunia hiburan

Saat ditanya ikhwal keikutsertaan-nya dalam panggung hiburan tanah air, ingatan Tasya langsung melam-bung kembali ketika dirinya masih duduk di bangku taman kanak-kanak. Ketika itu tanpa disengaja ia bertemu dengan seorang wanita yang langsung menawarinya men-jadi bintang iklan cilik.

Awalnya sang mama ragu apakah putri bungsunya itu dapat mengi-kuti proses syuting iklan salah satu produk susu untuk anak. Namun keraguan itu terbantahkan setelah melihat gaya Tasya ketika mengi-kuti casting di salah satu biro iklan. Dengan gayanya yang centil Tasya cilik tak canggung berhadapan de-ngan kamera. Sangat natural dan menggemaskan. Tak heran jika ke-mudian ia mendapati kontrak iklan produk susu anak.

Siapa sangka jika langkah coba-co-banya menjadi model iklan itu malah membuat Tasya cilik ketagihan. Tak ayal ketika berbagai tawaran iklan

menghampirinya, Tasya dan sang mama langsung me ngamininya. Sebut saja iklan produk pasta gigi, asuransi, department store, permen dan bedak semuanya menggunakan wajah dan gaya Tasya cilik sebagai bintang iklannya.

“Saat itu Mama juga melihat apa produk ini sesuai dengan usiaku yang masih kanak-kanak atau tidak, selain tentunya juga melihat kondisi-ku, apa lokasi syutingnya nyaman buat aku atau tidak, jadi tidak asal mengiyakan saja,” tambahnya.

Dari bintang iklan, Tasya cilik me-rambah ke dunia acting. Ia didapuk peran anak dalam sinetron Takdir, Matahari, Tasya dan Jangan Menan-gis Adinda. Meski sibuk syuting, sang mama pun membekali Tasya dengan les menyanyi di Bina Voka-lia dan sekolah vokal yang dikelola Elfa Secioria.

Dengan berbekal ilmu vocal yang dia dapat dari dua lembaga vocal yang cukup ternama itu membuat Tasya pede menjajal kemampuan-nya di dapur rekaman. Album per-dananya bertajuk Libur Telah Tiba yang didalamnya terdapat lagu Libur Telah Tiba dan lagu Anak Gembala karya AT Mahmud itu mendapat tempat di hati masyarakat Indone-sia, khususnya anak-anak. Album tersebut terjual hingga 350 ribu kopi, angka yang sangat fantastis

untuk penjualan album anak.

Tahun berikutnya, Tasya kembali mengeluarkan album keduanya ber-tajuk Gembira berkumpul. Dalam album ini, selain menggandeng AT Mahmud, Tasya juga berkolaborasi dengan Duta Sheila on 7 dalam lagu ciptaan Eross berjudul Jangan Takut gelap. Meski angka penjualan album ini tidak sebesar album perdananya, tapi album kedua Tasya ini termasuk booming di masyarakat. Di tahun-tahun berikutnya bertutut-turut Tasya cilik kembali mengeluarkan album religi bertajuk Ketupat Leba-ran, Istana Pizza dan The Very Best of Tasya yang merupakan kumpulan 14 lagu terbaik Tasya.

Di tahun 2005, oleh Kementerian Lingkungan Hidup Tasya di dapuk peran sebagai Duta Lingkungan hi-dup. Dua tahun kemudian bersama dengan pebulutangkis Ricky Subag-ja, Marshanda, Dian Nitami dan Far-han ia juga resmi diangkat sebagai Duta Kampanye Minum Susu.

Peralihan dari anak-anak ke remaja dan dewasa sempat membuat Tasya vakum dari panggung hiburan tanah air. Hingga kemudian di tahun 2012 lalu dengan perubahan penampi-lannya yang terlihat cantik dan de-wasa, Tasya hadir ke hadapan pub-lik lewat album remaja perdananya berjudul Beranjak Dewasa. Di sini ia mencoba melepas imej lamanya sebagai penyanyi cilik. Ia mencoba menyanyikan lagu-lagu pop remaja bertema cinta.

“Sebenarnya aku tidak secara ekstrim ingin mengubah imaje anak-anak yang memang sudah terlanjur melekat ke diriku. Dengan penampilanku sekarang, aku yakin tanpa diberitahu orang juga sudah bisa menilai bahwa aku bukan pe-nyanyi cilik lagi. Sesekali dalam off air aku masih kok menyanyikan lagu anak-anakku, sah-sah saja buatku,” papar Tasya sambil berharap segala rencananya baik itu di dunia hiburan tanah air, maupun rencana study S-2, serta cita-citanya yang lain dapat berjalan dengan lancar dan baik. (Ayu) Foto: andri/parle/hr.

Page 76: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

76 EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

Tok, tok, tok. Palu diketokkan tiga kali. Pertanda dimulainya pesta demokrasi Koperasi Setjen DPR RI, hanya beberapa hari setelah pesta demokrasi rakyat Indonesia 9 April lalu. Hajatan kali ini terasa berbeda karena dilaksanakan setelah Koperasi Setjen DPR dinyatakan meraih predikat Terbaik Tingkat Nasional oleh Kementrian Koperasi dan UKM. Ini tentu buah dari kerja dan kecintaan pengurus dan anggotanya sehingga bisa menyisihkan 6.679 koperasi pegawai lain dari seluruh Indonesia.

Koperasi Bersemi di Setjen DPR

“Kita hadir di ruangan ini sebagai pemilik badan usaha koperasi,” kata Sekretaris Jenderal DPR Winantu-ningtyastiti saat menyapa para ha-dirin yang tentu semuanya anggota

koperasi peserta Rapat Anggota Tahunan (RAT) ke XXVIII. Secara khusus ia memberikan penekanan, pesta demokrasi adalah forum ama-nah. “Manfaatkanlah forum amanah

ini dengan sebaik-baiknya. Ciptakan komunikasi simpatik yang tetap menjunjung tinggi semangat keke-luargaan,” tambahnya.

Page 77: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

77EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

Ia juga memberikan apresiasi ke-pada Pengurus Periode 2010-2014 yang bersama anggota telah me-ngantar organisasi ke jenjang ter-tinggi tingkat nasional. Koperasi Setjen DPR saat ini sudah berada dalam usaha volume tinggi, terlihat dari outstanding pinjaman kepada anggota yang bersumber dari mo-dal sendiri per 31 Desember 2013 mencapai Rp. 29.772.050.000,00. Kondisi ini merupakan jalan menuju koperasi mandiri melalui partisipasi anggota.

Di tengah ragam keberhasilan Win begitu ia biasa dipanggil menitip-kan kritikan, pencapaian pada unit usaha pengadaan barang dan jasa dinilainya tidak optimal. “Ini harus jadi bahan evaluasi bersama, apa yang keliru. Saya mengharapkan pengurus, pengawas dan anggota mengadakan pembahasan khusus terkait hasil ini,” tutur Sekjen yang mengaku pernah berpengalaman sebagai bendahara koperasi.

Pemilu anggota koperasi kali ini

juga berlangsung ditengah per-saingan dua pasang calon Ketua dan Wakil Ketua. Sebelum akhirnya merebut hati para pemilih Pasa-ngan Calon I, Djazuli dan Haryadi dan Pasangan Calon II, Ade Effendi dan Sulistyono diminta memapar-kan visi dan misinya untuk memaju-kan koperasi untuk periode 4 tahun kedepan. Seperti layaknya pesta demokrasi masing-masing kandidat memperoleh dukungan meriah dari simpatisan masing-masing. Namun pada akhirnya persaingan itu harus berakhir pada titik suara terbanyak, terpilih pasangan M. Djazuli dan Haryadi dengan perolehan suara 136 dan pasangan Ade Effendi dan Sulistyono 63 suara. “Hasil akhir adalah kemenangan koperasi, ke-menangan seluruh anggota,” kata Rahmat Budiadji yang baru saja mengakhiri jabatannya sebagai ketua.

Kaderisasi Penting

Seiring dengan RAT ke XXVIII Koppeg Setjen DPR juga mengada-

kan Pendidikan dan Latihan Perko-perasian untuk menciptakan kader-kader baru yang handal. Langkah ini dipandang penting untuk men-gasah kemampuan sehingga dapat melahirkan ide yang inovatif dan kreatif dalam mela yani anggota dan publik. “Pendidikan perkoperasian ini penting bagi pengkaderan pen-gurus. Kita harus meningkatkan pe-ngetahuan, salah satu cara dengan melakukan pendidikan dan latihan. Tambahan pengetahuan membuat pengurus lebih kreatif dan inova-tif dalam memberikan pelayanan kepada anggota dan publik,” kata Wakil Sekjen DPR RI Ahmad Djuned saat membuka secara resmi Diklat Koperasi di Kopo, Jabar beberapa waktu lalu. Ia mengingatkan sejarah panjang perjuangan Koperasi Setjen DPR selama 29 tahun dalam meniti sukses harus menjadi pelajaran. Dimulai dengan kegiatan simpan pinjam, sekarang membesar de-ngan 9 kegiatan perdaga ngan dan jasa, serta Sisa Hasil Usaha menca-pai Rp2 miliar.

Page 78: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

78 EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

Sementara itu dalam l ap o r anny a Ketua Panitia Pelaksana Syaeful Anwar m e n g a t a k a n p e l a k s a n a a n Diklat untuk m e n y i k a p i p e r u b a h a n cep at y an g terjadi dalam bisnis khusus-nya perkopera-sian. Ada 4 ma-teri utama yang dibahas yang paling utama adalah aturan baru tentang pemisahan koperasi simpan pinjam dengan koperasi perdagangan. “Tahun 2012 telah hadir UU Perkoperasian yang baru. Semangat uu baru adalah mengembangkan koperasi dianta-ranya ada amanat pemisahan jenis usaha koperasi simpan pinjam dan perdagangan. Pengurus dan kader

perlu punya pemahaman dan bagaimana strate-

ginya supaya koper-asi bisa menyikapi

perubahan dan tanta ngan bis-nis ke depan,” tuturnya.

Dalam pa-parannya saat menjadi pem-

bicara Dik lat R o y K u n c o r o

dari Fakultas Eko-nomi Universitas

Indonesia mengingat-kan pengurus perlu me-

lihat semua tantangan dari sisi positif. “Dibalik threat ada opportu-nity dibalik kelemahan ada kekua-tan, semua bukan untuk kita takuti tapi untuk dihadapi. Dengan kons-telasi yang baru mari dorong kop-erasi kita tumbuh dan berkembang menjadi entitas usaha yang besar,”

tekannya. Pembicara lain dalam pertemuan ini adalah instruktur dari Kementrian Koperasi dan UKM. Pembahasan terfokus pada sejum-lah aturan perundang-undangan pasca ditetapkannya UU no.17/2012 yang merupakan pengganti aturan lama yang dinilai sudah tidak sesuai perkembangan yaitu UU no.25 ta-hun 1992.

Djaka Dwi Winarko Karo Humas dan Pemberitaan yang juga Ketua Pengawas Koppeg Setjen DPR ber-harap diklat dapat menjadi ajang pencerahan, dan melahirkan kader koperasi yang lebih baik. “Kita sudah dapat pencerahan menyikapi se-jumlah perubahan dibidang perko-perasian. Bagaimana menyiasati perubahan, ilmunya sudah diberi-kan. Pertemuan ini produktif sekali, semoga jadi bekal untuk mengelola koperasi kita lebih sehat, lebih kuat dan lebih mandiri,” ujar dia. (sc/iky) Foto: iwan armanias, iky/parle.

Dibalik threat ada opportunity dibalik

kelemahan ada kekuatan, semua bukan untuk kita takuti tapi untuk dihadapi. Dengan

konstelasi yang baru mari dorong koperasi kita tumbuh dan

berkembang menjadi entitas usaha yang besar

Page 79: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun

79EDISI 112 TH. XLIV, 2014PARLEMENTARIA

Sempat berpapasan de-ngan beberapa awak media nasional, sema-kin meneguhkan bahwa saat itu memang ada

agenda rapat dengar pendapat anta-ra Komisi IX DPR dengan Satuan Tu-gas Monitoring Outsourcing BUMN dan Gerakan Bersama Buruh BUMN (Geber BUMN). Topik bahasannya tentulah seputar penanganan kisruh nasib buruh outsourcing di bebera-pa perusahaan BUMN yang hingga kini belum juga terselesaikan.

Nampak perempuan berambut pendek dengan kemeja putih polos sedang serius memimpin jalannya rapat, siapa lagi kalau bukan Ribka Tjiptaning. Politisi perempuan dari partai berlambang banteng terse-but Nampak sedang serius mende-ngarkan penjelasan hasil kerja Sat-gas Monitoring Outsourcing BUMN. Sese kali ia menatap layar proyektor untuk melihat angka-angka dan grafikhasilpresentasi.

Selesai presentasi, sang pemimpin rapat yang juga Ketua Komisi IX,

Ning, begitu dia akrab disapa, mempersilahkan anggota DPR un-tuk melakukan pendalaman melalui tanya jawab. Giliran pertama jatuh pada Indra, politisi muda nan ener-gik dari PKS. Tak seperti rapat-rapat biasanya, kali ini Indra tampak da-tar dalam memberikan pertanyaan dan pendalaman soal nasib buruh BUMN.

Tangannya pun hanya dilipat rapi di atas meja, seperti anak sekolah-an. Pemandangan ini tentu ber-banding terbalik dengan suasana rapat kerja dengan Menteri BUMN, Dahlan Iskan beberapa waktu lalu sebelum DPR reses. Saat itu, Indra sempat bersitegang dengan Dahlan lantaran geram melihat lambannya penanganan kasus buruh outsour-cing BUMN.

Kalemnya Indra saat memberikan pertanyaan rupanya diperhatikan betul oleh Poempida Hidayatullah, politisi muda asal Partai Golkar. Poem pida yang juga dikenal seba-gai “vokalis” di Komisi IX inipun buru-buru menekan tombol mikro-fon di mejanya sesaat setelah Indra baru saja selesai memberikan perta-nyaan. “Maaf pimpinan, ada yang sedang galau dengan perolehan suara di Dapil, makanya jadi gak se-mangat untuk kritis lagi ya,” seloroh

Poempida.

Mendapat sindiran mendadak, Indra sempat tersenyum kikuk, na-mun Indra tak kalah sigap untuk “menyerang” balik Poempida. “Saya kira bukan hanya saya yang sedang harap-harap cemas, yang lain juga banyak yang senasib dengan saya, termasuk yang barusan bicara, saya kira tak kalah cemasnya dengan saya,” sergah Indra.

Huuuuu….suasana r iuh ren-dah dari atas balkon pun tak bisa dibendung lagi. Mereka yang di bal-kon adalah para buruh yang selama ini setia mengikuti setiap rapat di Komisi IX. Mereka pula yang selama ini menjadi “supporter” Indra dan Poempida, dua politisi muda yang sama-sama cukup konsisten mem-bela kepentingan buruh.

Ternyata anggota DPR juga me-miliki sifat manusiawi sebagaimana orang lain pada umumnya. Ada rasa cemas, gelisah, suka dan duka. Jika saat ini para buruh sedang galau memikirkan statusnya di perusa-haan BUMN, para legislator juga tak kalah galau, harap-harap cemas menunggu nasibnya. Toh anggota Dewan juga manusia. (od) foto: nae-furodji/parle/hr.

POJOK PARLE

Ruang-ruang rapat komisi di gedung Dewan Perwakilan Rakyat semestinya memang sepi, lantaran bulan ini sedang reses cukup panjang. Namun siang itu sayup-sayup suara riuh rendah menyeruak dari balik pintu ruang rapat Komisi IX yang membidangi masalah kesehatan dan ketenagakerjaan. Tanpa ragu Parle pun bergegas menuju asal suara tersebut, berharap memang ada kegiatan yang bisa diliput dari ruang-ruang sidang.

ANGGOTA DPR JUGA MANUSIA

Page 80: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun
Page 81: IRONI PEMILU LEGISLATIF 2014 - dpr.go.iddpr.go.id/dokpemberitaan/majalah-parlementaria/m-112-2014.pdf · Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi ... tang Pensiun