Irigasi dan Bangunan air 1 EVAN MESI/ F 111 12 100

Rumus Umum :

NFR x A

Dimana :A : Luas area petak tersier yg dialiri (ha)NFR : Kebutuhan air di sawah (mm/hr)

Efisiensi saluran tersier (0,8)

NFR : 17.5 mm/hrA PTW 1 : 44 ha

NFR x A = 111.400 L/det6.912

`NFR : 17.5 mm/hrA PTW 1 : 38.81 ha

NFR x A = 98.260 L/det

6.912

NFR : 17.5 mm/hrA PTW 1 : 35 ha

NFR x A = 88.614 L/det6.912

NFR : 17.5 mm/hrA PTW 1 : 44 ha

NFR x A = 111.400 L/det6.912

Menghitung debit Rencana (Qrencana) Petak Tersier Winangun (PTW)

Qrencana =et x 8,64

et :

Debit Rencana (Qrencana) PTW 1

Qrencana =

Debit Rencana (Qrencana) PTW 2

Qrencana =

Debit Rencana (Qrencana) PTW 3

Qrencana =

Debit Rencana (Qrencana) PTW 4

Qrencana =

Irigasi dan Bangunan air 1 EVAN MESI/ F 111 12 100

Menghitung debit (Q) Saluran Primer Winangun (SPW)

Saluran Primer Winangun 1 (SPW 1)

NFR : 17.5 mm/hrA SPW 1 : 161 ha

NFR x A = 503.240 L/det5.59872

= 0.503

Saluran Primer Winangun 2 (SPW 2)

NFR : 17.5 mm/hrA SPW 1 : 117 ha

NFR x A = 365.709 L/det5.59872

= 0.366

Saluran Primer Winangun 3 (SPW 3)

NFR : 17.5 mm/hrA SPW 1 : 79 ha

NFR x A = 246.931 L/det5.59872

= 0.247

Saluran Primer Winangun 4 (SPW 2)

NFR : 17.5 mm/hrA SPW 1 : 44 ha

NFR x A = 137.531 L/det

5.59872= 0.138

Qrencana =

m3/det

Qrencana =

m3/det

Qrencana =

m3/det

Qrencana =

m3/det

Irigasi dan Bangunan air 1 EVAN MESI/ F 111 12 100

Menghitung beda tinggi antara bangunan

Saluran Primer Winangun 1 (SPW 1) (Intake - BSW 1)

Elevasi Intake : 48.52 m Jarak : 200 mElevasi BSW 1 : 47.08 m

Beda tinggi = Elevasi Intake - Elevasi BSW 1= 1.44 m

Kemiringan (I)= Beda tinggi = 0.0072 m/m 0.72

Jarak

Saluran Primer Winangun 2 (SPW 2) (BSW 1 - BSW 2)

Elevasi BSW 1 : 47.08 m Jarak : 950 mElevasi BSW 2 : 44.20 m

Beda tinggi = Elevasi BSW 1 - Elevasi BSW 2= 2.88 m

Kemiringan (I)= Beda tinggi = 0.0030 m/m 0.30

JarakSaluran Primer Winangun 3 (SPW 3) (BSW 2 - BSW 3)

Elevasi BSW 2 : 44.20 m Jarak : 675 m

Elevasi BSW 3 : 41.28 m

Beda tinggi = Elevasi BSW 2 - Elevasi BSW 3= 2.92 m

Kemiringan (I)= Beda tinggi = 0.0043 m/m 0.43Jarak

Saluran Primer Winangun 4 (SPW 4) (BSW 3 - BSW 4)

Elevasi BSW 3 : 41.28 m Jarak : 225 mElevasi BSW 4 : 40.18 m

Beda tinggi = Elevasi BSW 3 - Elevasi BSW 4

= 1.1 mKemiringan (I)= Beda tinggi = 0.0049 m/m 0.49

Jarak

Irigasi dan Bangunan air 1 EVAN MESI/ F 111 12 100

Rumus Umum :

NFR x A

8.64

Dimana :A : Luas area petak kuarter yg dialiri (ha)NFR : Kebutuhan air di sawah (mm/hr)

NFR : 17.5 mm/hrA PKW 1 : 8.5 ha

NFR x A = 17.216 L/det8.64

NFR : 17.5 mm/hrA PKW 2 : 11.06 ha

NFR x A = 22.402 L/det

8.64

NFR : 17.5 mm/hrA PKW 3 : 9.38 ha

NFR x A = 18.999 L/det8.64

NFR : 17.5 mm/hrA PKW 4 : 9.87 ha

NFR x A = 19.991 L/det8.64

Menghitung debit Rencana (Qrencana) Saluran Kuarter Winangun (SKW)

Qrencana =

Debit Rencana (Qrencana) SKW 1

Qrencana =

Debit Rencana (Qrencana) SKW 2

Qrencana =

Debit Rencana (Qrencana) SKW 3

Qrencana =

Debit Rencana (Qrencana) SKW 4

Qrencana =

Irigasi dan Bangunan air 1 EVAN MESI/ F 111 12 100

Menghitung nilai I (kemiringan dasar saluran)

I Saluran Primer Wiangun 1 (I SPW1) I Saluran Primer Wiangun 2 (I SPW 2)kecepatan maksimum (v'maks) : 2 m/dt (Karna pasangan batu, KP.3 hal 77) kecepatan maksimum (v'maks) :Kemiringan talud (m) : 1 m(KP.3 hal 64) Kemiringan talud (m) :Tinggi jagaan (w) : 0.3 m(KP.3 hal 65) Tinggi jagaan (w) :Lebar dasar saluran (b) : 0.5 m Lebar dasar saluran (b) :Koefisien kekasaran Stickler (k) : 60 (Karna pasangan batu. KP.3 hal 62) Koefisien kekasaran Stickler (k) :Perbandingan lebar dasar dengan kedalaman (n) : 1.2 (KP.3 Lampiran 2-5) Perbandingan lebar dasar dengan kedalaman (n) :Debit aliran (Q) : 0.503 Debit aliran (Q) :

Menghitung Tinggi (h) : Menghitung Tinggi (h) :

n = b n =h

h = b h =n

h = 0.417 m h =

Menghitung Luasan (A) : Menghitung Luasan (A) :

A = ( b + (m.h) ).h A =A = 0.382 A =

Menghitung Keliling Basah (P) : Menghitung Keliling Basah (P) :

P = P =P = 1.679 m P =

Menghitung Jari-Jari Hidrolik (R) : Menghitung Jari-Jari Hidrolik (R) :

R = A R =P

R = 0.228 m R =

Menghitung Kecepatan Aliran (v) : Menghitung Kecepatan Aliran (v) :

v = Q v =A

v = 1.318 m/det (Kontrol v < 2 m/det..!) v =

Menghitung Debit aliran (Q) : Menghitung Debit aliran (Q) :Q = A . V Q =Q = 0.503 Q =

Menghitung Kemiringan Dasar Saluran (I) : Menghitung Kemiringan Dasar Saluran (I) :

v = v =I = v I =

m3/det

m2

b + 2.h.Ö m2+1

m3/det

K . R 2/3 . I1/2

2

K . R 2/3

Irigasi dan Bangunan air 1 EVAN MESI/ F 111 12 100

I = 0.0035 m/m I =I = 3.4712 m/km I =

Irigasi dan Bangunan air 1 EVAN MESI/ F 111 12 100

I Saluran Primer Wiangun 2 (I SPW 2) I Saluran Primer Wiangun 3 (I SPW 3)kecepatan maksimum (v'maks) : 2 m/dt (Karna pasangan batu, KP.3 hal 77) kecepatan maksimum (v'maks) :Kemiringan talud (m) : 1 m(KP.3 hal 64) Kemiringan talud (m) :Tinggi jagaan (w) : 0.3 m(KP.3 hal 65) Tinggi jagaan (w) :Lebar dasar saluran (b) : 0.5 m Lebar dasar saluran (b) :Koefisien kekasaran Stickler (k) : 60 (Karna pasangan batu. KP.3 hal 62) Koefisien kekasaran Stickler (k) :Perbandingan lebar dasar dengan kedalaman (n) : 1 (KP.3 Lampiran 2-5) Perbandingan lebar dasar dengan kedalaman (n) :Debit aliran (Q) : 0.366 Debit aliran (Q) :

Menghitung Tinggi (h) : Menghitung Tinggi (h) :b n =hb h =n0.500 m h =

Menghitung Luasan (A) : Menghitung Luasan (A) :

( b + (m.h) ).h A =0.500 A =

Menghitung Keliling Basah (P) : Menghitung Keliling Basah (P) :

P =1.914 m P =

Menghitung Jari-Jari Hidrolik (R) : Menghitung Jari-Jari Hidrolik (R) :

A R =P0.261 m R =

Menghitung Kecepatan Aliran (v) : Menghitung Kecepatan Aliran (v) :

Q v =A

0.731 m/det (Kontrol v < 2 m/det..!) v =

Menghitung Debit aliran (Q) : Menghitung Debit aliran (Q) :A . V Q =

0.366 Q =

Menghitung Kemiringan Dasar Saluran (I) : Menghitung Kemiringan Dasar Saluran (I) :

v =v I =

m3/det

m2

b + 2.h.Ö m2+1

m3/det

K . R 2/3 . I1/2

2

K . R 2/3

Irigasi dan Bangunan air 1 EVAN MESI/ F 111 12 100

0.0009 m/m I =0.8900 m/km I =

Irigasi dan Bangunan air 1 EVAN MESI/ F 111 12 100

I Saluran Primer Wiangun 3 (I SPW 3) I Saluran Primer Wiangun 4 (I SPW 4)kecepatan maksimum (v'maks) : 2 m/dt (Karna pasangan batu, KP.3 hal 77) kecepatan maksimum (v'maks) :Kemiringan talud (m) : 1 m(KP.3 hal 64) Kemiringan talud (m) :Tinggi jagaan (w) : 0.3 m(KP.3 hal 65) Tinggi jagaan (w) :Lebar dasar saluran (b) : 0.5 m Lebar dasar saluran (b) :Koefisien kekasaran Stickler (k) : 60 (Karna pasangan batu. KP.3 hal 62) Koefisien kekasaran Stickler (k) :Perbandingan lebar dasar dengan kedalaman (n) : 1 (KP.3 Lampiran 2-5) Perbandingan lebar dasar dengan kedalaman (n) :Debit aliran (Q) : 0.247 Debit aliran (Q) :

Menghitung Tinggi (h) : Menghitung Tinggi (h) :b n =hb h =n0.500 m h =

Menghitung Luasan (A) : Menghitung Luasan (A) :

( b + (m.h) ).h A =0.500 A =

Menghitung Keliling Basah (P) : Menghitung Keliling Basah (P) :

P =1.914 m P =

Menghitung Jari-Jari Hidrolik (R) : Menghitung Jari-Jari Hidrolik (R) :

A R =P0.261 m R =

Menghitung Kecepatan Aliran (v) : Menghitung Kecepatan Aliran (v) :

Q v =A

0.494 m/det (Kontrol v < 2 m/det..!) v =

Menghitung Debit aliran (Q) : Menghitung Debit aliran (Q) :A . V Q =

0.247 Q =

Menghitung Kemiringan Dasar Saluran (I) : Menghitung Kemiringan Dasar Saluran (I) :

v =v I =

m3/det

m2

b + 2.h.Ö m2+1

m3/det

K . R 2/3 . I1/2

2

K . R 2/3

Irigasi dan Bangunan air 1 EVAN MESI/ F 111 12 100

0.0004 m/m I =0.4058 m/km I =

Irigasi dan Bangunan air 1 EVAN MESI/ F 111 12 100

I Saluran Primer Wiangun 4 (I SPW 4)kecepatan maksimum (v'maks) : 2 m/dt (Karna pasangan batu, KP.3 hal 77)Kemiringan talud (m) : 1 m(KP.3 hal 64)Tinggi jagaan (w) : 0.3 m(KP.3 hal 65)Lebar dasar saluran (b) : 0.5 mKoefisien kekasaran Stickler (k) : 60 (Karna pasangan batu. KP.3 hal 62)Perbandingan lebar dasar dengan kedalaman (n) : 1 (KP.3 Lampiran 2-5)Debit aliran (Q) : 0.138

Menghitung Tinggi (h) :bhbn0.500 m

Menghitung Luasan (A) :

( b + (m.h) ).h0.500

Menghitung Keliling Basah (P) :

1.914 m

Menghitung Jari-Jari Hidrolik (R) :

AP0.261 m

Menghitung Kecepatan Aliran (v) :

QA

0.275 m/det (Kontrol v < 2 m/det..!)

Menghitung Debit aliran (Q) :A . V

0.138

Menghitung Kemiringan Dasar Saluran (I) :

v

m3/det

m2

b + 2.h.Ö m2+1

m3/det

K . R 2/3 . I1/2

2

K . R 2/3

Irigasi dan Bangunan air 1 EVAN MESI/ F 111 12 100

0.0001 m/m0.1259 m/km

Irigasi dan Bangunan air 1 EVAN MESI/ F 111 12 100

TABEL DIMENSI SALURAN PRIMER WINANGUN (SPW)

No. Data SPW 1 SPW 2 SPW 3 SPW 4

1. 0.503 0.366 0.247 0.138

2. m 1 1 1 1

3. w (m) 0.3 0.3 0.3 0.3

4. b (m) 0.5 0.5 0.5 0.5

5. h (m) 0.417 0.5 0.5 0.5

6. 0.382 0.5 0.5 0.5

7. P (m) 1.679 1.914 1.914 1.914

8. R (m) 0.228 0.261 0.261 0.261

9. v (m/det) 1.318 0.731 0.494 0.275

10 0.0035 0.0009 0.0004 0.0001

Qr (m3/det)

A (m2)

Ir (m/m)

Sketsa potongan melintang saluran Sketsa potongan memanjang saluran

Irigasi dan Bangunan air 1 EVAN MESI/ F 111 12 100

PETAK TERSIER WINANGUN (PTW)No. Data PTW 1 PTW 2 PTW 3 PTW 4

1. 17.5 17.5 17.5 17.52. 44 39 35 44

3. 0.8 0.8 0.8 0.8

4. 111.4 98.260 88.614 111.4SALURAN PRIMER WINANGUN (SPW)

No. Data SPW 1 SPW 2 SPW 3 SPW 4

1. 17.5 17.5 17.5 17.52. 161.0 117.0 79.0 44.0

3. 0.8 0.8 0.8 0.8

4. 0.9 0.9 0.9 0.9

5. 0.9 0.9 0.9 0.9

6. 503.240 365.709 246.931 137.531

TABEL DEBIT RENCANA (Q r) PETAK TERSIER WINANGUN (PTW) DAN SALURAN PRIMER WINANGUN (SPW)

NFR (mm/hr)A (m2)

et

Qr (L/det)

NFR (mm/hr)A (m2)

et

es

ep

Qr (L/det)

PERHITUNGAN MUKA AIR DAN KAPASITAS RENCANA SALURAN IRIGASI DI PETAK KUARTER

SALURAN KUARTER (MENGGUNAKAN JENIS SALURAN TANPA PASANGAN)

Nama Petak Tersier : Petak Tersier Winangun 2 (PTW 2) Kebutuhan air bersih di sawah (NFR) : 17.50 mm/hr/ha Kemiringan talud (m) : 1

Luas Petak Tersier : 38,81 ha 0.80 Koefisien kekasaran Strickler (K) : 30

Vmax : 0.60 m/det

Vmin : 0.20 m/det

Saluran Apk Qsk L EHS EUS b

F

h w

n

A P R V

Kuarter (ha) (L/det) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m/det) (m) (m) (m)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

SKW 1 8.500 17.216 228 43.510 43.890 43.660 44.040 0 0.001667 0.001667 0.3 0.422 0.3 0.275 1 0.180 1.149 0.157 0.356 0.380 44.040 0

SKW 2 11.060 22.402 265 43.320 43.660 43.470 43.810 0 0.001283 0.001283 0.3 0.625 0.3 0.275 1 0.180 1.149 0.157 0.312 0.340 43.810 0

SKW 3 9.380 18.999 268 42.080 42.170 42.230 42.320 0 0.000336 0.001200 0.3 0.548 0.3 0.275 1 0.180 1.149 0.157 0.302 0.322 42.552 0

SKW 4 9.870 19.991 302 42.380 42.440 42.530 42.590 0 0.000199 0.001400 0.3 0.534 0.3 0.275 1 0.180 1.149 0.157 0.326 0.423 42.953 0

Total : 38.810

PERHITUNGAN MUKA AIR DAN KAPASITAS RENCANA SALURAN IRIGASI DI PETAK TERSIER

SALURAN TERSIER (MENGGUNAKAN JENIS SALURAN TANPA PASANGAN)

Efisiensi di petak tersier (ept) : m1/3/det

M.A.Hr M.A.Um Δ H1

Im Ir

Ir x L M.A.Ur Δ H2

(m2)

Qsk = NFR x A / 8,64 F = Q / Ir1/2 MAUr = MAHr + Ir x L + ΔH1 V = k x R2/3 x I1/2 h = b/n MAHr = EHS + 0,1 + 0,05 w = 0,20 + 0,25h MAUm = EUS + 0,1 + 0,05 A = bh + mh2 Im = (MAUm – MAHr – ΔH1)/ L P = b + 2h(1 + m2)1/2 b = 0,3 (lebar dasar saluran minimum) R = A / P

Nama Petak Tersier : Petak Tersier Winangun 2 (PTW 2) Kebutuhan air bersih di sawah (NFR) : 17.50 mm/hr/ha Kemiringan talud (m) : 1

Luas Petak Tersier : 38,81 ha 0.80 Koefisien kekasaran Strickler (K) : 35

Vmax : 0.60 m/det

Vmin : 0.20 m/det

Saluran Apk Saluran Apt Qst L b

F

h w

n

A P R V

Kuarter (ha) (m) Tersier (ha) (L/det) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m/det) (m) (m) (m)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

SKW 3 9.380 42.552

T1-K1 9.380 23.749 265 42.652 44.040 0 0.005239 0.003000 0.3 0.434 0.3 0.375 1 0.180 1.149 0.157 0.557 0.795 43.447 0

SKW 4 9.870 42.953

T2-K2 9.870 24.989 335 43.053 43.810 0 0.002260 0.002260 0.3 0.526 0.3 0.375 1 0.180 1.149 0.157 0.484 0.757 43.810 0

SKW 2 11.060 43.810

T1-T2 20.930 52.991 253 43.910 44.040 0.10 0.000119 0.000800 0.3 1.874 0.3 0.375 1 0.180 1.149 0.157 0.288 0.202 44.212 0

SKW 1 8.500 44.040

BSW 2-T1 38.810 98.260 20 44.312 44.450 0.10 0.001880 0.001880 0.3 2.266 0.3 0.375 1 0.180 1.149 0.157 0.441 0.038 44.450 0

CATATAN :

Setiap aliran air dari saluran tersier ke saluran tersier selanjutnya atau dari saluran tersier ke saluran kuarter yang akan melewati boks (tersier/kuarter), akan mengalamikehilangan energi (kehilangan energi di asumsikan berkisar 10 cm)

10 cm

Efisiensi di petak tersier (ept) : m1/3/det

M.A.Ur M.A.Hr M.A.Um Δ H1

Im Ir

Ir x L M.A.Ur Δ H2

(m2)

Irigasi dan Bangunan air 1 EVAN MESI/ F 111 12 100

Masukan Nilai Persamaan :

X1 : 0 mY1 : 42.25 m

X2 : 302 mY2 : 42.687 m

X3 : 350 mY3 ( Yang di cari): -0.506 m

42.756 m