irigasi dan drainase pada melon

35
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Irigasi adalah pemberian air kepada tanah untuk memenuhi kebutuhan air bagi pertumbuhan tanaman. Dalam praktik budidaya melon selama ini, kondisi ketersediaan air ber-variasi mulai dari selalu tersedia, tersedia cukup pada musim tertentu, dan terbatas sepanjang musim. Hal ini tergantung kepada sumber air irigasi. Pada setiap kondisi ketersediaan air tersebut, terdapat masing-masing cara pemberian dan pembagian air yang menyesuaikan dengan ketersediaan air. Model menghitung evapotranspirasi dan kebutuhan air tanaman memungkinkan mengembangkan rekomendasi untuk perbaikan praktek irigasi, perencanaan penjadwalan irigasi di bawah berbagai kondisi ketersediaan air dan dapat mengevaluasi tingkat produksi di bawah kondisi tadah hujan atau defisit irigasi (Prijono, 2009). Irigasi mempunyai pengaruh positif terhadap hasil tanaman yang ditanam jika pemberiannya dilakukan sebelum tanaman mengalami cekaman air. Irigasi merupakan cara penambahan air bila air hujan yang masuk dalam tanah ketersediaannya tidak mencukupi kebutuhan tanaman. Penjadwalan irigasi (scheduling) adalah hal yang penting peranannya dalam pengelolaan air secara efisien dalam

description

penggunaan irigasi dan drainase pada tanaman melon

Transcript of irigasi dan drainase pada melon

Page 1: irigasi dan drainase pada melon

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Irigasi adalah pemberian air kepada tanah untuk memenuhi kebutuhan air bagi

pertumbuhan tanaman. Dalam praktik budidaya melon selama ini, kondisi ketersediaan air

ber-variasi mulai dari selalu tersedia, tersedia cukup pada musim tertentu, dan terbatas

sepanjang musim. Hal ini tergantung kepada sumber air irigasi. Pada setiap kondisi

ketersediaan air tersebut, terdapat masing-masing cara pemberian dan pembagian air yang

menyesuaikan dengan ketersediaan air.

Model menghitung evapotranspirasi dan kebutuhan air tanaman memungkinkan

mengembangkan rekomendasi untuk perbaikan praktek irigasi, perencanaan penjadwalan

irigasi di bawah berbagai kondisi ketersediaan air dan dapat mengevaluasi tingkat produksi

di bawah kondisi tadah hujan atau defisit irigasi (Prijono, 2009). Irigasi mempunyai

pengaruh positif terhadap hasil tanaman yang ditanam jika pemberiannya dilakukan

sebelum tanaman mengalami cekaman air. Irigasi merupakan cara penambahan air bila air

hujan yang masuk dalam tanah ketersediaannya tidak mencukupi kebutuhan tanaman.

Penjadwalan irigasi (scheduling) adalah hal yang penting peranannya dalam pengelolaan

air secara efisien dalam proses produksi pertanian. Menurut Rodrignes (dalam Prijono,

2009), penjadwalan irigasi mempunyai definisi sebagai sebuah strategi meminimalkan

kebutuhan air dengan dampak produksi yang dapat ditolerir.

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui penjadwalan pemberian air terhadap tanaman melon

Untuk mengetahui waktu yang diperlukan untuk pemberian air terhapa tanaman

dengan sistim irigasi sprinkler dan irigasi drip

Untuk mengetahui pengestimasian dalam pengelolahan sistim irigasi sprinkler dan

juga irigasi tetes yang disertai dengan jumlah biaya yang dikeluarka.

BAB II

Page 2: irigasi dan drainase pada melon

PEMBAHASAN

2.1 Aplikasi Cropwat Pada Tanaman Melon

Climate / ETo

Pada perhitungan hasil Data metereologi berupa suhu udara maksimun dan

minimun,kelembaban relatif,lama penyinaran dan kecepatan angin untuk menentukan nilai

evapotranspirasi tanaman potensial (ETo) melalui persamaan Penman- Monteith. Pada

tabel dan grafik ETo diatas dapat diketahui data yang ada menunjukkan pada bulan Januari

hingga bulan Desember di Kecamatan karangploso, Kabupaten Malang. Rata-rata suhu

minimum pada lahan tersebut adalah 19.8 °C, sedangkan rata-rata suhu maksimum adalah

28.4 °C dengan rata-rata kelembaban 78%. Hal ini sesuai dengan syarat tumbuh tanaman

melon,menurut Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS

(2000), tanaman melon memerlukan suhu yang sejuk dan kering untuk pertumbuhannya.

Suhu pertumbuhan untuk tanam melon antara 25–30ºC yang mana melon tidak dapat

tumbuh apabila kurang dari 18ºC.

Untuk kecepatan angin pada lahan di Karangploso adalah 196 Km/hari. Dengan

rata-rata penyinaran 7,9 jam/hari maka radiasi cahaya matahari yang diterima adalah 20,7

MJ/m/hari. Menurut Astuti (2007) tanaman melon membutuhkan kelembapan udara yang

cukup tinggi, yakni 70 – 80 %. Sinar matahari yang banyak, baik intensitas maupun lama

penyinaran, sangat memperngaruhi pertumbuhan Melon. Curah hujan yang diperlukan

Page 3: irigasi dan drainase pada melon

untuk tanaman melon adalah 2000 – 3000 mm/tahun. Tanaman melon dapat tumbuh pada

ketinggian 0 – 2000m dpl (di atas permukaan laut).

Climate/ETo/Rain Chart

Monthly rain

Dari data hujan bulanan yang diperoleh, diketahui hujan total curah hujan dalam

per tahun adalah 1.599 mm/tahun, dengan hujan effektif sebesar 998.9 mm/tahun. Data

curah hujan ini mendekati tingkat curah hujan yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman

melon. Sinar matahari yang banyak, baik intensitas maupun lama penyinaran, sangat

memperngaruhi pertumbuhan Melon. Curah hujan yang diperlukan untuk tanaman melon

Page 4: irigasi dan drainase pada melon

adalah 2000 – 3000 mm/tahun atau sekitar 166.66 hingga 250 mm/bulan. Tanaman melon

dapat tumbuh pada ketinggian 0 – 2000m dpl (di atas permukaan laut). Dalam grafik curah

hujan ini juga mengalami fluktuatif yang mana hal ini sangat dipengaruhi oleh iklim

Indonesia yang memiliki 2 musim , yakni musim penghujan dan musim kemarau. Yang

mengakibatkan diagram curah hujan tersebut naik turun.

Climate/ETo/Rain Chart

Dry crop

Page 5: irigasi dan drainase pada melon

Dari grafik pertumbuhan, diketahui bahwa untuk penanaman tomat yang dimulai

tanggal 16 Juni, maka tanaman tomat dapat dipanen pada tanggal 13 oktober. Fase awal

pertumbuhan tanaman melon adalah 25 hari, dilanjutkan fase perkembangan tanaman

selama 35 hari, fase pertengahan 40 hari, dan fase akhir 20 hari. Total dari masa hidup

tanaman melon adalah 120 hari, dan setelah itu tanaman melon dapat dipanen.

Soil

Dari data tanah secara umum diketahui bahwa tanah yang digunakan untuk

pertanaman di Karangploso adalah tanah lempung (medium = loam). Total kelembaban

tanah yang tersedia adalah 290.0 mm/meter, rata-rata infiltrasi maksimal 40 mm/hari,

kedalaman akar maksimum adalah 900 cm. Penipisan kelembaban tanah awal adalah 0%,

sedangkan awal ketersediaan kelembaban tanah 290.0 mm/meter. Untuk jenis tanah yang

baik untuk budidaya tanaman melon adalah tanah liat berpasir yang banyak mengandung

bahan organik untuk memudahkan akar tanaman melon berkembang. Tanaman melon tidak

menyukai tanah yang terlalu basah. Tanaman melon akan tumbuh baik apabila pH-nya 5,8–

7,2 (Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan BAPPENAS, 2000).

Page 6: irigasi dan drainase pada melon

Crop Water Requirements

Dari kebutuhan air untuk budidaya melon menunjukkan bahwa kebutuhan air pada

masa awal tanam hingga pertengahan masa perkembangan menunjukkan kebutuhan yang

mengalami perubahan. Memasuki fase perkembangan selanjutnya, pada akhir bulan juli,

maka tanaman lebih membutuhkan jumlah air irigasi 30.4 mm/dec dan membutuhkan

irigasi terbanyak pada bulan September yaitu 54.5 mm/dec. Dan kebutuhan air irigasi mulai

menurun lagi pada akhir fase pertumbuhan yaitu pada bulan akhir yaitu buan oktober

dengan kebutuhan air irigasi mencapai 5.2 mm/dec. Menurut BAPPENAS (2000) Tanaman

melon pada dasarnya membutuhkan air yang cukup banyak. Tetapi,sebaiknya air itu berasal

dari irigasi, bukan dari air hujan.

Page 7: irigasi dan drainase pada melon

Crop Irrigation Schedule

1. Irrigation timing : 1. Irrigate at critical depletion (100%), Irrigation application :

1. Reffil soil to 100% field capasity, Irrigation efficiency : 1. Surface : 70%

Page 8: irigasi dan drainase pada melon

Pada schedule yaitu dapat dilihat dari yield red (kerugian hasil sebanyak 0 %) yaitu

0.0 %, dikarenakan effisiensi dari curah hujannya sebanyak 100%. Dengan menggunakan

model sistem irigasi seperti ini, maka irigasi pada tanaman melon yang ditanam pada

tanggal 16 juni, memerlukan irigasi pertama pada hari ke 49 setelah tanam (akar tanaman

telah mencapai titik penghabisan kapasitas lapangan), yaitu tanggal 3 agustus. Air irigasi

yang dibutuhkan yaitu sebanyak 101.2 mm air. Dengan effisiensi air hujan 100.0 %,

ketersediaan air yang disuplai oleh hujan dapat memenuhi kebutuhan air hingga 49 hari

setelah tanam. Kemudian irigasi kedua dilakukan pada hari ke 77 setelah tanam (akar

tanaman telah mencapai titik penghabisan kapasitas lapangan), yaitu pada tanggal 31

agustus. irigasi yang dibutuhkan yaitu sebanyak 118.0 mm air. Untuk irigasi ketiga

dilakukan pada hari ke 100 setelah tanam, yaitu pada tanggal 23 september, dengan irigasi

yang dibutuhkan yaitu 118 mm air. Untuk irigasi terakhir, seharusnya pada tanggal 13

oktober, tetapi irigasi tidak dilakukan karena telah memasuki masa panen. Analisis dari

grafik diatas bahwa nilai pada garis merah adalah nilai kekurangan air dilahan atau saat

kebutuhan air. Dan pada grafik diatas terlihat bahwa garis merah tidak ada yang melewati

garis coklat, karena garis merah merupakan garis dari masa kritis tanaman, dan garis hijau

merupakan titik layu permanen, apabila garis merah telah melewati garis coklat dan garis

hijau, maka tanaman tersebut akan mati.

2. Irrigation timing : 5. No irrigation (rainfed), Irrigation application : -, Irrigation

efficiency : 1. Surface : 70%

Page 9: irigasi dan drainase pada melon

Dengan menggunakan model sistem irigasi seperti ini, maka irigasi pada tanaman

melon yang ditanam pada tanggal 16 juni, tidak dilakukan irigasi sama sekali hingga masa

panen. Effisiensi air hujan sebesar 100.0%.dilihat dari nilai yield red (kerugian hasil

sebesar 37.3%) dari efisiensinya hujannyapun tidak ada, yang mana kebutuhan air lapangan

yang diperlukan tidak dapat memenuhi untuk tanaman melon ini, dan menyebabkan grafik

garis merah melewati masa kritis dan titik layu permanen tanaman untuk dapat bertahan

karena tidak adanya suplay air, tetapi meskipun tidak diberikan irigasi tanaman melon ini

masih dapat bertahan dan tidak melewati garis hijau yang menyebabkan tanaman melon ini

mati (indicator kematian) hingga masa panen.

Page 10: irigasi dan drainase pada melon

3. Irrigation timing : 1. Irrigate at critical depletion (100%), Irrigation application :

1. Reffil soil to 100% field capasity, Irrigation efficiency : 2. Sprinkler : 80%

Page 11: irigasi dan drainase pada melon

Dengan menggunakan model sistem irigasi seperti ini, maka irigasi pada tanaman

melon yang ditanam pada tanggal 16 juni, memerlukan irigasi pertama pada hari ke 49

setelah tanam (akar tanaman telah mencapai titik penghabisan kapasitas lapangan), yaitu

tanggal 3 agustus. Air irigasi yang dibutuhkan yaitu sebanyak 101.2 mm air. Dengan

effisiensi air hujan 100 %, ketersediaan air yang disuplai oleh hujan dapat memenuhi

kebutuhan air hingga 49 hari setelah tanam. Kemudian irigasi kedua dilakukan pada hari ke

77 setelah tanam (akar tanaman telah mencapai titik penghabisan kapasitas lapangan), yaitu

pada tanggal 31 agustus. irigasi yang dibutuhkan yaitu sebanyak 118 mm air. Irigasi yang

ketiga dilakukan pada hari ke 100 setelah tanam, yaitu pada tanggal 23 september, dengan

irigasi yang dibutuhkan yaitu 118 mm air. Pemberian irigasi yang dilakukan memiliki

jumlah keperluan yang sama antara irigasi efficient 70 dan 80 %. Untuk irigasi terakhir,

seharusnya pada tanggal 13 oktober, tetapi irigasi tidak dilakukan karena telah memasuki

masa panen. Untuk irigasi terakhir, seharusnya pada tanggal 5 agustus 2013, tetapi irigasi

tidak dilakukan karena telah memasuki masa panen.

4. Irrigation timing :No irrigation (rainfed), Irrigation application : - , Irrigation

efficiency : 2. Sprinkler : 80%

Page 12: irigasi dan drainase pada melon

Dengan menggunakan model sistem irigasi seperti ini, maka irigasi pada tanaman

tmelon yang ditanam pada tanggal 16 juni , tidak dilakukan irigasi sama sekali hingga masa

panen. Effisiensi air hujan sebesar 100%. Tetapi tanaman tidak sampai mencapai titik layu

permanen (indikator kematian) hingga masa panen. Artinya tanaman masih dapat tumbuh

meskipun tidak dilakukan irigasi sama sekali.

Page 13: irigasi dan drainase pada melon

5. Irrigation timing : 1. Irrigate at critical depletion (100%), Irrigation application :

1. Reffil soil to 100% field capasity, Irrigation efficiency : 3. Drip : 90%

Dengan menggunakan model sistem irigasi seperti ini,maka irigasi pada tanaman

melon yang ditanam pada tanggal 16 juni, untuk pemberian irigasi pada tanaman melon ini

Page 14: irigasi dan drainase pada melon

seharusnya diberikan selama 4 kali akan tetapi pada masa akhir tidak diberikan irigasi

dikarenakan sudah menginjak masa panen. Pada pemberian irigasi pertama pada hari ke 49

setelah tanam (akar tanaman telah mencapai titik penghabisan kapasitas lapangan), yaitu

tanggal 3 agustus. Air irigasi yang dibutuhkan yaitu sebanyak 101.2 mm air. Dengan

effisiensi air hujan 100.0 %, ketersediaan air yang disuplai oleh hujan dapat memenuhi

kebutuhan air hingga 49 hari setelah tanam. Kemudian irigasi kedua dilakukan pada hari ke

77 setelah tanam (akar tanaman telah mencapai titik penghabisan kapasitas lapangan), yaitu

pada tanggal 31 agustus. irigasi yang dibutuhkan yaitu sebanyak 118.0 mm air. Untuk

irigasi ketiga dilakukan pada hari ke 100 setelah tanam, yaitu pada tanggal 23 september,

dengan irigasi yang dibutuhkan yaitu 118 mm air. Sama halnya dengan pemberian irigasi

pada ketiga efficient yang ada. Untuk irigasi terakhir, seharusnya pada tanggal 13 oktober,

tetapi irigasi tidak dilakukan karena telah memasuki masa panen. Analisis dari grafik diatas

bahwa nilai pada garis merah adalah nilai kekurangan air dilahan atau saat kebutuhan air.

Dan pada grafik diatas terlihat bahwa garis merah tidak ada yang melewati garis coklat,

karena garis merah merupakan garis dari masa kritis tanaman, dan garis hijau merupakan

titik layu permanen, apabila garis merah telah melewati garis coklat dan garis hijau, maka

tanaman tersebut akan mati.

6. Irrigation timing : No irrigation, Irrigation application : -, Irrigation efficiency :

3. Drip : 90%

Page 15: irigasi dan drainase pada melon

Dengan menggunakan model sistem irigasi seperti ini, maka irigasi pada tanaman

melon yang ditanam pada tanggal 16 juni, tidak dilakukan irigasi sama sekali hingga masa

panen. Effisiensi air hujan sebesar 100.0%.dilihat dari nilai yield red (kerugian hasil

sebesar 37.3%) dari efisiensinya hujannyapun tidak ada, yang mana kebutuhan air lapangan

yang diperlukan tidak dapat memenuhi untuk tanaman melon ini, dan menyebabkan grafik

garis merah melewati masa kritis dan titik layu permanen tanaman untuk dapat bertahan

karena tidak adanya suplay air, tetapi meskipun tidak diberikan irigasi tanaman melon ini

masih dapat bertahan dan tidak melewati garis hijau yang menyebabkan tanaman melon ini

mati (indicator kematian) hingga masa panen.

Kesimpulan Debit Pemberian Air Yang Sesuai Dengan Efisiensi Irigasinya atau Metode

Irigasi

Debit pemberian air yang harus diberikan pada komoditas sweet melon ini

bergantung pada tiap perlakuannya yakni waktu aplikasinya serta aplikasi pada

Page 16: irigasi dan drainase pada melon

tanamannya sendiri. Dapat disimpulkan dengan menggunakan perlakuan pertama, kedua

dan keempat dianjurkan untuk digunakan untuk budidaya tanaman sweet melon. Karena

tidak mengakibatkan penurunan produktifitas, serta kapasitas air yang diberikan masih bisa

di atasi dengan pemberian air lebih banyak pada saat tanaman membutuhkannya sesuai

dengan fase tanaman tersebut. Namun untuk perlakuan tanpa menggunakan irigasi

dianjurkan untuk tidak dilakukan karena dapat mengakibatkan penurunan produktivitas

pada tanaman sweet melon ini meskipun pada melon tersebut tidak mengalami kematian,

akan tetapi untuk terus meningkatkan dari produktivitas tanpa menyebabkan kerugian

produktivitas, hendaknya dilakukan irigasi yang berkecukupan untuk tanaman melon ini,

agar tanah yang ada tidak menjadi kering dan terus menunjang untuk pertumbuhan tanaman

melon.

2.2 Perancangan Sistim Irigasi

2.2.1 Diketahui dalam soal

Terdapat dua bidang lahan, yang masing-masing mempunyai Luas

lahan 0.2 ha (200 m2) ukuran 20 x 10 m

Tanaman yang ditanam, dalam perancangan pada lahan tanaman

yang ditanam yaitu adalah tanaman melon.

Metode irigasi yang dipilih, yaitu satu bidang dengan sprinkler dan

satu bidang dengan drip.

Debit rata-rata Impact sprinkler ( 705 l/jam ) dan drip ( 0.76 l/jam)

Berapa kebutuhan sprinkler dan stick dripper yang diperlukan dan

bahan lain (PVC, drip pipe, dsb) sebagai komponen jaringan. Dan

gambarkan layout jaringannya, mulai dari sumber air/pompa.

Waktu yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air tanaman

dalam table di bawah ini (hasil perhitungan CropWat-8).

Page 17: irigasi dan drainase pada melon

2.2.2 Perhitungan Cropwatt

Luas Lahan = 20 m x 10 m

= 200 m2 (0.2 ha)

Jarak Tanam = 70 cm x 60 cm

= 0.7 m x 0.6 m

= 0.42 m2

Lebar Bedengan = 120 cm (1.2 m)

Jarak Antar Bedengan = 30 cm

Jarak Antar Tanaman dalam Barisan = 50 cm

Jumlah Populasi Tanaman = Luas Lahan Jarak Tanam= 200 m2 0.42 m2

= 476.2 Tanaman/lubang tanam

Penggunaan Irigasi Sprinkler Pada Lahan 1

Debit Rata-rata Impact Sprinkler = 705 l/jam

= 0.705 m3/jam

Sprinkler (Jenis Impact Sprinkler ½)

Diameter Basahan = 20 m

Jumlah Impact yang digunakan = 2 unit

Luas Lahan = 200 m2

Perhitungan

Rumus EDR = (n x q ) A= (2 x 0.705) 200 m2

= 0.00705 m3/jam= 7.05 mm/jam

Penggunaan Irigasi Drip(tetes) Pada Lahan 2

Debit Rata-rata Impact drip = 0,76 l/jam

= 76x 10-5 m3/jam

Jarak lubang emiter

Page 18: irigasi dan drainase pada melon

Jarak tanam = 70 cm x 60 cm

Jarak Lubang emiter = 40 cm

Jarak lateral

Jarak tanam = 70 cm x 60 cm

Jarak Lubang emiter = 60 cm

Perhitungan

Rumus EDR = q

(sxl)

= 76 x 10-5 m3/jam

(0,7 m x 0,6m)

= 180.95 x 10-5 m3/jam

= 1.8 mm/jam

2.2.3 Waktu yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air tanaman

2.2.3.1 Waktu yang diperlukan Untuk Memenuhi Kebutuhan air tanaman melon

Pada Irigasi Sprinkler

No PeriodeTumbuh (hari)

Eto (mm) kc

Kebutuhan air tanaman (mm/periode

)

EDR (mm/jam) Sprinkler

Waktu operasi

(menit/hari)

110 HST

3.860.5 8.9

7.058.9/7.05x6

=2 20 HST 3.86 0.5 17.2 7.05 2439.73 30 HST 4.16 0.5 15.7 7.05 2226.94 40 HST 4.16 0.59 19.4 7.05 2751.85 50 HST 4.16 0.75 30.4 7.05 4312.16 60 HST 4.41 0.91 35.4 7.05 5021.37 70 HST 4.41 1.04 42 7.05 5957.48 80 HST 4.41 1.05 50.6 7.05 7177.39 90 HST 5.2 1.05 50.4 7.05 7148.9

10 100 HST 5.2 1.05 54.5 7.05 7730.511 110 HST 5.2 1 47.4 7.05 6723.412 120 HST 5.35 0.86 35.5 7.05 5035.413 130 HST 5.35 0.76 5.2 7.05 737.6

Page 19: irigasi dan drainase pada melon

Biaya Operasional sistim irigasi sprinkler :

No Alat dan Bahan Harga/Unit (Rp) Kebutuhan(unit) Total Biaya (Rp)

1 Pipa PVC 1” 30.000 18 540.0002 Pipa PVC ½” 19.000 1 19.0003 Kenee / Tee / Sock 3.000 8 24.0004 TBA 1.000 10 10.0005 Lem PVC 10.000 8 80.0006 Impact Sprinkler ½”

Debit 0,15-0,21 l/dt, Radius 20-35m

100.000 2 200.000

7 Chalenger ½”Debit 120 l/jam, Radius 8m

15.000 -

8 Butterfly ½”Debit 360-840 l/jam, Radius 8-12m

85.000 -

9 Bushing/Barbed blue ½”Debit 120 l/jam, Radius 8m

5.000 -

10 Pompa Bensin/Diesel 2.000.000 1 2.000.00011 Selang Pompa - -

Total 2.873.000

Perancangan sistem irigasi Sprinkler

Page 20: irigasi dan drainase pada melon

SUMBER AIR (SUNGAI)

20 cm

10 cm 3 m

70 cm x 60 cm

6

5 2

3

4

25 m1

8

7

Keterangan:

1. Sumber Air

2. Diesel atau Pompa Air

3. Tee

4. Impac Sprinkler ½

5. Pipa PVC 1

Page 21: irigasi dan drainase pada melon

2.2.3.2 Waktu yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air tanaman melon Pada

Irigasi drip

NoPeriodeTumbu

h (hari)Eto (mm) kc

Kebutuhan air tanaman (mm/periode

)

EDR (mm/jam) Sprinkler

Waktu operasi

(menit/hari)

1 10 HST 3.86 0.5 8.9 1.8 4.92 20 HST 3.86 0.5 17.2 1.8 9.63 30 HST 4.16 0.5 15.7 1.8 8.74 40 HST 4.16 0.59 19.4 1.8 10.75 50 HST 4.16 0.75 30.4 1.8 16.96 60 HST 4.41 0.91 35.4 1.8 19.77 70 HST 4.41 1.04 42 1.8 23.38 80 HST 4.41 1.05 50.6 1.8 27.89 90 HST 5.2 1.05 50.4 1.8 2810 100 HST 5.2 1.05 54.5 1.8 30.211 110 HST 5.2 1 47.4 1.8 26.312 120 HST 5.35 0.86 35.5 1.8 19.713 130 HST 5.35 0.76 5.2 1.8 2.9

Biaya Operasional

Keterangan:

1. Sumber Air

2. Diesel atau Pompa Air

3. Tee

4. Impac Sprinkler ½

5. Pipa PVC 1

Page 22: irigasi dan drainase pada melon

No Alat dan Bahan Harga/Unit (Rp) Kebutuhan(unit) Total Biaya (Rp)

1 Pipa PVC 1” 30.000 2 60.0002 Pipa PVC 3/4” 23.000 -3 Kenee / Tee / Sock /

Sockdrat3.000 16 39.000

4 TBA 1.000 2 2.0005 Lem PVC 10.000 3 30.0006 Disk Filter 185.000 1 185.0007 Quick Action Valve 25.000 -8 Pipe LDPE 13mm per

meter3.500 400 1.400.000

9 Drip pipe 5mm per meter 2.000 952 1.904.00010 End plug 13mm 3.500 3 10.50011 Adapter 1.500 -12 Regulating Stick/Dripper

Debit 2 l/jam1.200 476.2 5.714.400

13 Jet Spray/Micro sprinklerDebit 90 l/jam, Radius 3,2m

1.500 -

14 XL Jet MistDebit 41 l/jam, Radius 2,4m

5.000 -

15 Punch 8.000 -16 Landscape Stick 25.000 -17 Rigid Riser 30 cm 5.000 -18 Pembuatan Sumur bor 1.500.000 1 1.500.00019 Pompa Automatic 500.000 1 500.00020 Drum Plastic 250.000 -21 Fertilizer Injector 406.000 1 406.000

TOTAL Rp. 11.750.900

Perancangan Sistim Irigasi Drip (Tetes)

20

Page 23: irigasi dan drainase pada melon

3 m

3 m

3 m

10 m

1

2

3

2

4

75

6

8

9

Keterangan:

1. Sumur Bor

2. Pompa atau diesel

3. Disk Filter

4. Knee/Tee

5. Pipe LDPE 13mm per meter

6. Regulating Stick/Dripper

7. Drip pipe 5mm per meter

8. Plot Tanaman Melon

9. Pipa PVC 1

9 m

8 m

Page 24: irigasi dan drainase pada melon

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan dalam pengaplikasian cropwat pada

tanaman sweet melon debit pemberian air yang harus diberikan pada komoditas sweet

melon ini bergantung pada tiap perlakuannya yakni waktu aplikasinya serta aplikasi pada

tanamannya sendiri. Dengan menggunakan perlakuan pertama, kedua dan keempat

dianjurkan untuk digunakan untuk budidaya tanaman sweet melon. Karena tidak

mengakibatkan penurunan produktifitas, serta kapasitas air yang diberikan masih bisa di

atasi dengan pemberian air lebih banyak pada saat tanaman membutuhkannya sesuai

dengan fase tanaman tersebut. Namun untuk perlakuan tanpa menggunakan irigasi

dianjurkan untuk tidak dilakukan karena dapat mengakibatkan penurunan produktivitas

pada tanaman sweet melon ini meskipun pada melon tersebut tidak mengalami kematian,

akan tetapi untuk terus meningkatkan dari produktivitas tanpa menyebabkan kerugian

produktivitas, hendaknya dilakukan irigasi yang berkecukupan untuk tanaman melon ini,

agar tanah yang ada tidak menjadi kering dan terus menunjang untuk pertumbuhan tanaman

melon. Dan untuk perancangan irigasi antara irigasi sprinkler dan juga debit kita dapat

mengetahui mana yang benar-benar yang efisien untuk pengairan pada tanaman melon

dengan biaya yang dirasakan cukup terjamin demi peningkatan produksi tanaman

Keterangan:

1. Sumur Bor

2. Pompa atau diesel

3. Disk Filter

4. Knee/Tee

5. Pipe LDPE 13mm per meter

6. Regulating Stick/Dripper

7. Drip pipe 5mm per meter

8. Plot Tanaman Melon

9. Pipa PVC 1

Page 25: irigasi dan drainase pada melon

DAFTAR PUSTAKA

Bappennas,2000. Melon. Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan

Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan TeknologiSistim Informasi Manajemen

Pembangunan di Perdesaan. Jakarta

Norman,S Meinarti,2006. Pemanfaatan Sumber Air Pegunungan Untuk Mengantisipasi

Kekeringan Pada Musim Kemarau Untuk Tanaman Kubis (To Exploit Mountain

Water Resource For Anticipation Drought At Dry Season For Cabbage). Balai

Pengkajian Teknologi Pertania.Jawa Tengah

Setiapermas, Norma Meinarti, 2005. Kajian Penggunaan Sistem Irigasi Pada Tanaman

Melon Di Musim Kemarau (Studi Kasus Lahan Sawah Irigasi Tadah Hujan Desa

Meteseh, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang).

Tjahjadi, Nur, Ir.,Bertanam Melon, 24352, (Jakarta: Kanisius, 1987).

Page 26: irigasi dan drainase pada melon

TUGAS TERSTRUKTUR

IRIGASI DAN DRAINASE

“ Aplikasi Cropwat dan Rancangan Sistim Irigasi Pada Tanaman

Melon”

Di Susun Oleh :

Nama : Ismatul Baroro

NIM : 125040201111217

Kelas : I

Dosen Pengampu : Prof.Dr.Ir. Zaenal Kusuma

Ir. Widianto, M.Sc.

Dr.Ir. Sugeng Prijono, MS

Ir. Didik Suprayogo, M.Sc.,Ph.D.

Asisten : Mbak Putrid an Mas Anwar

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

Page 27: irigasi dan drainase pada melon

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014