IPM ENDOKRIN

22
RESUME KASUS ENDOKRIN DAN METABOLISME SKILLS LAB KELOMPOK 2.2 Oleh :

description

RESUME IPM Endokrin

Transcript of IPM ENDOKRIN

RESUME KASUS ENDOKRIN DAN METABOLISMESKILLS LAB KELOMPOK 2.2

Oleh :

Kasus 1 (Hipertiroid)1. Identitas Nama: NiaUmur: 33 tahunAlamat: Jalan KaliurangPekerjaan: Sekertaris2. Keluhan UtamaLemas sudah sejak 2 bulan lalu dan terus menerus, istirahat tidak membaik, minum vitamin enerfon C tidak membaik, ingin beraktivitas tapi badan rasanya tidak kuat.3. Keluhan PenyertaDada berdebar-debar, badan gemetar dan panas, berat badan mengalami penurunan sudah 2 bulan bersamaan dengan gejala yang lain, siklus menstruasi tidak teratur, keringat dingin dan sulit tidur.4. Riwayat Penyakit Dahulu: -5. Riwayat Penyakit Sekarang : -6. Riwayat Penyakit Keluarga: -7. LifeStyle:Makan : teratur ( sehari 3x pagi,siang,malam)Rokok ( - )Alkohol( - )Olahraga ( - )8. Pemeriksaan Fisik:TD: 120/80Nadi: 110Nafas: 20Suhu: 37BMI: terjadi penurunan berat badanDidapatkan pembesaran di kelenjar tiroidBola mata menonjol (eksoptalmus)Kelopak mata tertarik ke atas (retraksi)TremorPx Jantung : normal/ reguler9. Pemeriksaan PenunjangHb: 12 (normal)Hitung eritrosit: NormalEKG: NormalPemeriksaan laboratorium: T4, T3, FT4, FT3 dan TSHs.Pada hipertiroid T4, T3, FT4, FT3 akan meningkat dan TSHs akan menurun.Radioactive iodine uptake test. Tingginya uptake menandakan ada hipertiroid.Radioscan tiroid +10. Terapi : Propiltiourasil 100 mg tab no XXI S.3dd tab I PC

11. EdukasiPengelolaan hipertroid meliputi :1. Perubahan pola hidup: Hindari rokok, kopi, alkohol, Konsumsi kalsium dan vitamin yang cukup, olahraga teratur, konsumsi vitamin D dan kalsium.2. Efek samping propiltiourasil : ruam kulit, nyeri sendi, demam, nyeri tenggorokan, sakit kepala,ada kecendrungan pendarahan, mual muntah,

Kasus II (Dislipidemia) Nama: Tuyat Umur: 40 tahun Alamat: KlitrenPekerjaan: Karyawan Hasil anamnesa :Pak Tuyat datang mengeluhkan sakit kepala. Sakitnya terasa hanya di bagian belakang kepala yang sudah di rasa selama sebulan terakhir ini, dan selalu muncul secara tiba tiba. Ia sudah meminum obat paramex yang dibelinya di warung tetapi belum merasakan baikan. Sebelumnya Pak Tuyat belum pernah merasakan hal demikian.Pak Tuyat tinggal bersama istrinya dan kedua anaknya, dimana mereka semua tidak mengalami hal yang sama dengan yang beliau rasakan. Pak Tuyat memiliki riwayat penyakit Diabetes Melitus dan Hipertensi, dan tidak pernah mengkonsumsi obat karena gejalanya sudah tidak pernah nampak.Akhir akhir ini nafsu makan terus meningkat, beliau suka sekali makan makanan berlemak terutama daging kambing. Pak Tuyat merokok, sehari bisa habis sebungkus. Beliau tidak mengkonsumsi alkohol dan tidak pernah olahraga.Ketika dilakukan pemeriksaan fisik di temukan tekanan darah 130/80. Nadi = 80x/menit. Napas = 18x/menit. Pada pemeriksaan lab ditemukan GDS = 140mg/dL. Trigliserida = 300 mg/dL. HDL = 32 mg/dL. Kolesterol total = 420 mg/dL. LDL=356 mg/dL. Dx : Dislipidemia DD : Sindrom Metabolik

Patofisiologi :Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida serta penurunan kadar kolesterol HDL. Dislipidemia dalam proses terjadinya aterosklerosis semuanya memiliki peran yang penting dan sangat berkaitan satu dengan yang lain, sehingga tidak mungkin dibahas sendiri-sendiri.Ketiganya dikenal sebagai trias lipid, yaitu:a.Kolesterol totalb.Kolesterol HDL dan kolesterol LDLc.Trigliserida

Klasifikasi dislipidemia berdasarkan patogenesis penyakit adalah sebagai berikut:a)Dislipidemia Primeryaitu kelainan penyakit genetik dan bawaan yang dapat menyebabkan kelainan kadar lipid dalam darah.b)Dislipidemia Sekunderyaitu disebabkan oleh suatu keadaan seperti hiperkolesterolemia yang diakibatkan oleh hipotiroidisme, nefrotik syndroma, kehamilan, anoreksia nervosa, dan penyakit hati obstruktif. Hipertrigliserida disebabkan oleh DM, konsumsi alkohol, gagal ginjal kronik, miokard infark, dan kehamilan.

Faktor-faktoryang mempengaruhi tingginya kadar lipid :Dalam batasan ilmiah, dislipidemia terjadi adanya akumulasi kolestrol dan lipid pada dinding pembuluh darah. Dislipidemia merupakan masalah yang cukup penting karena termasuk faktor resiko utama penyakit jantung koroner. Penelitian mendukung bahawa dislipidemia memiliki lebih dari asatu penyebab. Faktor genetic, pola makan, gaya hidup, obesitas dan faktor lain.

a.Faktor genetikDislipidemia cenderung terjadi dalam keluarga, mendukung bahwa hal itu mungkin memiliki suatu penyebab genetic. Dalam dunia medis dislipidemia yang diturunkan familial dislipidemia (FD). FD ini merupakan penyakit genetic yang diturunkan secara dominan autosomal (kromosom yang bukan untuk produksi) dalam sel manusia. Penyebab penyakit ini adalah adanya mutasi yang terjadi pada reseptor kolestrol LDL. Reseptor LDL merupakan reseptor sel perukaan yang berfungsi untuk mempertahankan homeostasis kolestrol. Cara sederhana untuk menerangkan bahwa penyebab dislipidemia dari faktor genetik yiatu sebesar 80% dari kolestrol di dalam darah di produksi oleh tubuh sendiri ada sebagian orang yang memproduksi kolestrol lebih banyak dibandingkan yang lain. Ini disebabkan karena factor keturunan. Pada orang tersebut meskipun hanya mengkonsumsi makanan yang mengandung kolestrol atau lemak jenuh tetapi tubuh tetap saja memproduksi kolestrerol lebih banyak.b.Faktor pola makanTerjadi penyumbatan dan penyempitan pembuluh arteri koroner tersebut disebabkan oleh penumpukan zat-zat lemak ( kolesterol, trigliserida) di bawah lapiasan terdalam (endothelium) dan dinding pembuluh nadi. Salah satu factor yang paling berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya penimbunan zat lemak ini adalah gaya hidup, khususnya pola makan. Penyakit jantung kerap diidentikan dengan penyakit akibat hidup enak, yaitu terlalu banyak mengkonsumsi makanan mengandung lemak dan kolestrol. Hal ini semakin menjadi dengan kian membudayanya konsumsi makanan siap sajijunk food. Kolestrol yang mengendap lama-lama akan menghambat aliran darah dan oksigen sehingga mengganggu metabolisme otot jantung. Untuk menghindari penimbunan lemak jenuh seperti lemak sapi, kambing, makananan bersantan dan gorengan kerena dapat meningkatkan kadar kolestrol darah. Lemak jenuh tunggal mempunyai pengaruh sedikit terhadap peningkatan kadar kolestrol darah, terdapat pada minyak jaitun, minyak biji kapas, minyak wijen.c.Faktor obesitasObesitas digunakan untuk memahami batasan sederhana dari kelebihan berat badan yang dihasilkan dari makan terlalu banyak dan aktifitas terlalu sedikit. Obesitas merupakan hasil interaksi kompleks antara factor-faktor genetic, perilaku dan lingkungan menyebabkan ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran energy. Peningkatan berat badan 20% atau lebih diatas berat badan normal adalah titik dimana kelebihan berat badan berkembang menjadi gangguan kesehatan. Tingkat kelebihan berat badan yang rendah dapat berkaitan dengan resiko kesehatan, terutama timbulnya gangguan kesehatan lain seperti diabetes, hipertensi dan penyakit jantung.Orang dengan obesitas maka didalam tubuhnya cenderung akan banyak timbunan lemak yang berlebih, dan timbulnya lemak yang ada dalam tubuh ini akan menyebabkan penyempitan pada pembuluh darah. Penyempitan pembuluh darah ini kemudian akan dapat meningkatkan kadar kolestrol total dan LDL kolestrol. d.Faktor kebiasan merokokDisebutkan bahwa zat-zat kimia yang terkandung dalam rokok, terutama nikotin dapat menurunkan HDL dan meningkatkan LDL dalam darah. Pada kebanyakan orang yang merokok ditemukan bahwa kadar HDLnya rendah. Berarti kadar pembentukan kolestrol baik yang bertugas membawa lemak dari jaringan ke hati menjadi terganggu, sementara kebalikannya justru terjadi pada kadar LDL nya. Pada orang merokok ditemukan kadar LDL nya tinggi , berarti lemak daru justru dibawa kembali ke jaringan tubuh. Bahan dasar rokok mengandung zat-zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Dalam satu batang rokok terdapat kurang lebih 4.000 jenis bahan kimia, 40% diantaranya beracun. Bahan kimia yang berbahaya terutama nikotin, tar, hidrokarbon, karbon monoksida, dan logam berat dalam asap rokok. Nikotin dalam rokok dapat mempercepat proses penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah. Penyumbatan dan penyempitan ini bisa terjadi pada pembuluh darah koroner, yang bertugas membawa oksigen ke jantung. Selain mempurburuk profil lemak atau kolestrol darah, rokok juga dapat meningkatkan tekanan darah dan nadi.e.Kurang keteraturan berolahraga.Aktifitas yang efektif dapat menurunkan kadar kolestrol yaitu berupa olahraga teratur yang dilakukan minimal tiga kali seminggu masing-masing dengan lama waktu antara kurang lebih 45 menit. Olahraga yang dianjurkan adalah olahraga yang melibatkan otot-otot besar tubuh seperti paha, lengan atas serta pinggul,seperti senam, aerobic, jalan kaki, berenang, jogging, atau bersepeda. Olahraga merupakan bagian dari aktifitas fisik yang dilakukan untuk tujuan memperoleh manfaat kesehatan. Aktifitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh tubuh dan sistem penunjangnya. Selama aktifitas fisik, otot membutuhkan energi luar metabolisme untuk bergerak. Banyaknya energy yang dibutuhkan tergantung seberapa banyak otot bergerak, berapa lama dan berapa berat aktifitas yangdilakukan.Manfaat olahraga yang teratur yaitu :1)Meningkatkan kadar HDL kolestrol.2)Memperbaiki fungsi paru dan pemberian O2 ke miokard.3)Menurunkan berat badan sehingga lemak tubuh yang berlebihan berkurang bersama-sama dengan menurunkan LDL kolestrol.4)Membantu menurunkan tekanan darah.5)Meningkatkan kesegaran jasmani.

f.StressSecara sederhana stress dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana individu terganggu keseimbangannya. Stress terjadi akibat adanya situasi eksternal atau internal yang memunculkan gangguan dan menurunkan individu untuk berespon adaptif. Stress merupakan sesuatu yang terpisahkan dari kehidupan manusia, bahkan stress seperti merupakan bagian dari kehidupan itu sendiri.

Kasus III (DM tipe 2)Identitas PasienNama : Pak PanduUmur : 40 tahunAlamat : CondongcaturPekerjaan : Pedagang burjoAnamnesis1. Keluhan Utama :Merasa gampang mengantuk dan lesu selama 3 bulan terakhir. Aktivitas yang dilakukan seperti biasa namun merasa lesu walaupun sudah minum kopi atau pun istirahat tidak membaik. Tenggorokan terasa kering sehingga ingin minum terus. Porsi makan masih sama seperti biasa. Tidak ada penurunan berat badan. Lebih sering buang air kecil.1. Keluhan Penyerta :Tidak ada1. Riwayat Penyakit Keluarga : Bapak dan kakek nya mengalami hipertensi dan ibu gula darah nya tinggi1. Riwayat penyakit Dahulu :Tidak ada1. Life Style :Merokok 12-16 batang sehari, tidak pernah berolahraga, dan pola makan sering makan gorengan.Pemeriksaan fisik1. Vital SignTekanan darah : 120/80Nadi : 80x/menitPernafasan: 16x/menitSuhu : 36,70C1. Berat badan : 85 kgTinggi badan :165 kg1. Konjungtiva tidak anemis (menyingkirkan gejala anemia)1. Turgor kulit baik (menyingkirkan adanya dehidrasi)1. Inspeksi tenggorokan baikPemeriksaan penunjang1. Gula darah sewaktu : 270 (tinggi)1. Gula darah PP, dan gula darah puasa

DiagnosisDiabetes mellitus tipe II. Karena didapatkan gejala banyak minum (polidipsi), banyak kencing (poliuri) dan badan lemas. Faktor resiko yang mendukung yaitu ibu pernah menderita diabetes mellitus, jarang berolahraga, dan kebiasaan merokok dan pola makan yang kurang baik. Pemeriksaan penunjang berupa gula darah sewaktu yang didapatkan 270 (tinggi) semakin memperkuat diagnosis.Tatalaksana

Ex : R/ metformin tab 500 mg NO XXXS012h.tab I. sambal makanMetformin termasuk gol biguanides yang digunakan sebagai monoterapi atau dikombinasikan dengan sulfonilurea , thiazolidinediones , atau insulin . obat ini diminum selagi atau setelah makan untuk meminimalkan efek GI yang merugikan .

Edukasi

1. Latihan fisik Penilaian aktivitas fisik ; paling sedikit setiap tiga bulan sekali Rencana latihan: penggabungan dengan pilihan aktivitas sekarang ini dan level aktivitas; ditingkatkan sampai batas toleransi. Dianjurkan 150 menit / minggu (durasi 30-45 menit dengan interval 3-5 x / minggu) dengan aktivitas fisik aerobik intensitas sedang (50-70% Maximum Heart Rate). 1. Batasi makananStandar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi: 1. Karbohidrat 45 65 % 1. Protein 15 20 % 1. Lemak 20 25 % 1. Perawatan kaki1. Beritahu penangganan kondisi darurat seperti hipoglikemia

Kasus IV (DM tipe 1)Nama : DeniUmur : 15 tahunAlamat : Condong CaturPekerjaan : Siswa kelas 3 SMP

Riwayat penyakit sekarang :Keluhan utama : Pasien mengeluhkan mengalami penurunan berat badan sebanyak 10 kg selama 1 bulan padahal porsi makan tidak berkurang dan masih makan seperti biasa Pasien juga mengeluhkan tenggorokan kering selama 1 bulan, badan lemes dari sejak bangun tidurKeluhan penyerta : Pasien sudah buang air kecil sebanyak 15 kali dalam satu hari ini, pasien mengatakan kemungkinan karena sering minum akibat selalu merasa haus dan tenggorokan kering Pasien sudah meminum multivitamin Enervon C tetapi masih merasa lemas Tidak ada nyeri Tidak ada demamRiwayat Penyakit Dahulu : Pasien belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya Belum pernah rawat inap di rumah sakit Pasien tidak memiliki riwayat alergiSeharusnya ditanyakan :Apakah pasien pernah melakukan pemeriksaan kadar gula darah, kadar kolesterol dalam darah untuk mengetahui resiko DM dan hiperkolesterolemia sebelumnyaRiwayat Penyakit Keluarga : Keluarga pasien yaitu kakeknya memiliki riwayat diabets melitus (DM) Tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat tekanan darah tinggi atau hipertensiSeharusnya ditanyakan :Apakah ada keluarga yang memiliki riwayat hiperkolesterolLife Style : Pasien biasa makan bervariasi, tetapi tidak suka makan sayur Pasien berolahraga hanya jika ada pelajaran olahraga di sekolah Pasien juga menerangkan tidak merokok dan tidak minum alkohol

Pemeriksaan fisik :Vital sign :Tekanan Darah : 110/70Suhu : 36,5Nadi : 80 x/mNafas : 20 x/mSeharusny dilakukan : Pemeriksaan berat badan dan tinggi badan untuk mengetahui berat badan terakhir dan membandingkan dengan berat badan pasien sebelumnya, menilai adanya peninagkatan atau penurunan berat badan serta menghitung body mass index untuk berat badan ideal Mengukur lingkar pinggang untuk melihat obesitas

Pemeriksaan Head-to-Toe : Konjungtiva tidak anemis Mukosa bibir normal, tidak kering Limfonodi normal

Pemeriksaan Penunjang :Lab : Gula Darah Sewaktu : 350

Dapat juga dilakukan pemeriksaan : Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat Osmolalitas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l Elektrolit : Natrium : mungkin normal, meningkat, atau menurun Kalium : normal atau peningkatan semu ( perpindahan seluler), selanjutnya akan menurun. Fosfor : lebih sering menurun Insulin darah : mungkin menurun / atau bahka sampai tidak ada ( pada tipe 1) atau normal sampai tinggi ( pada tipe II) yang mengindikasikan insufisiensi insulin/ gangguan dalam penggunaannya (endogen/eksogen). Resisten insulin dapat berkembang sekunder terhadap pembentukan antibody . ( autoantibody) Urine : gula dan aseton positif : berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkatDiagnosis : Diabetes Melitus (DM) tipe 1DD: 1. DM tipe 2 : disebabkan insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan baik, kadar insulin dapat normal, rendah atau bahkan bahkan meningkat tetapi fungsi insulin untuk metabolisme glukosa tidak ada/kurang. Akibatnya glukosa dalam darah tetap tinggi sehingga terjadi hiperglikemia.2. Ketoasidosis diabetikum : salah satu komplikasi akut DM akibat defisiensi (absolut ataupun relatif) hormon insulin dengan tanda gejala DM dan kesadaran menurun, napas cepat dan dalam (kussmaul), dan tanda-tanda dehidrasi.

Terapi :Farmakologi :1. Insulin. Insulin merupakan terapi utama pada pasien dengan DM tipe 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan insulin adalah lokasi penyuntikkan (dinding perut tercepat, kemudian berturut-turut lengan, paha, dan bokong), kedalaman penyuntikkan (suntikan intra muskular akan mempercepat absorpsi), jenis insulin, dosis nsulin (dosis kecil diabsorpsi lebih cepat), kegiatan fisik, ada tidaknya lipodistrofi atau lipohipertrofi (keadaan ini akan memperlambat absorpsi), dan perbedaan suhu (suhu tinggi akan mempercepat absorpsi).Insulin harus disuntikkan secara subkutan dalam dengan melakukan pinched (cubitan) dan jarum suntik harus membentuk sudut 450 , atau 900 apabila jaringan subkutannya tebal.5,8 Tempat penyuntikkan dapat dilakukan di abdomen, paha bagian depan, pantat, dan lengan atas. Penyuntikan dapat dilakukan di daerah yang sama setiap hari, tetapi tidak dianjurkan di titik yang sama. Sebaiknya dilakukan rotasi tempat penyuntikan. Penyuntikan insulin kerja cepat dianjurkan di daerah abdomen sedangkan insulin kerja menengah di daerah paha dan bokong

2.Obat hipoglikemik oral (OHO) Sulfoniurea Berfungsi untuk menstimulasin pelepasan insulin yang tersimpan, menurunkan ambang sekresi insulin, meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat rangsangan glukosa. Biguanid Menurunkan kadar glukosa darah tapi tidak sampai di bawah normal. Dianjurkan untuk pasien gemuk. Inhibitor glukosidase Bersifat kompetitif menghambat kerja enzim glukosidase sehingga menurunkan penyerapan glukosa dan menurunkan hiperglikemia pascaprandial. Insulin sentizing agent Berfungsi meningkatkan sensitifitas insulin tanpa menyebabkan hipoglikemia.

Non-farmakologi :1. Diet edukasi meliputi waktu, jumlah, jadwal, atau jenis makanan untuk mencegah hipoglikemia atau hiperglikemia post prandial. Distribusi kalori sangat penting diperhatikan; rekomendasi yang biasa adalah 20% dari kalori harian untuk sarapan, 35% untuk makan siang, 30% untuk makan malam, dan 15% untuk snack sore. Kebutuhan protein minimum untuk nutrisi yang baik adalah 0,9 g/kg/hari (range = 1-1,5 g/kg/hari) tetapi intake protein harus dikurangi bila ada nefropati. Intake lemak sebaiknya dibatasi hingga 30% atau kurang dari kalori total. Diet rendah kolesterol direkomendasikan untuk DM. Pasien sebaiknya mengkonsumsi sukrosa dan menambah intake serat. Pada beberapa kasus, snack pagi dan siang penting untuk mencegah hipoglikemia.

2. Olahraga Edukasi pasien tentang bagaimana efek olahraga terhadap kadar glukosa darah. Jika pasien berolahraga keras atau lebih dari 30 menit, dikhawatirkan kemungkinan hipoglikemi Untuk mencegah hipoglikemia, mereka di edukasi untuk menurunkan insulinnya 10-20% atau menambah ekstra snack. Pasien-pasien ini juga harus dapat mempertahankan status hidrasinya selama olahraga.

Prognosis :Sekitar 60 % pasien DM Tipe1 yang mendapat insulin dapat bertahan hidup seperti orang normal, sisanya dapat mengalami komplikasi seperti kebutaan, gagal ginjal kronik, dan kemungkinan untuk meninggal lebih cepat. Anak dengan DM tipe-1 cepat sekali menjurus ke-dalam ketoasidosis diabetik yang disertai atau tanpa koma dengan prognosis yang kurang baik bila tidak diterapi dengan baik.