ipi15257

download ipi15257

of 8

Transcript of ipi15257

  • 7/23/2019 ipi15257

    1/8

    Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.2, Januari 2013 (133-140)

    133

    STUDI PENINGKATAN KESELAMATANTRANSPORTASI JALAN RAYA

    (STUDI KASUS RUAS JALAN ARTERI KOTA BITUNG)

    Viandany Zulfian Muslim

    J. A. Timboeleng, T. K. Sendow, F. Jansen

    Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangiemail:[email protected]

    ABSTRAK

    Pelanggaran lalulintas ialah perbuatan yang dilarang oleh undang-undang, seperti

    tidak memakai helm, tidak menggunakan sabuk pengaman ketika berkendara, dansebagainya. Dampak pelanggaran lalulintas salah satunya dapat menyebabkan terjadinyakecelakaan lalulintas. Kecelakaan lalulintas merupakan suatu peristiwa dimana terjadinya

    tubrukan/benturan kendaraan bergerak di jalan yang menyebabkan manusia atau hewanterluka bahkan bisa sampai meninggal dunia. Kota Bitung merupakan salah satu kota

    dengan ruas jalan arteri yang sering dilalui oleh macam-macam kendaraan bermotor baikkendaraan pribadi, angkutan umum maupun kendaraan berat yang dapat mengakibatkan

    tingkat kerusakan jalan, hal ini tentu saja dapat mengakibatkan terganggunya para penggunatransportasi, selain itu hal ini juga dapat menyebabkan kecelakaan lalulintas. Penyebabkecelakaan lalulintas bisa disebabkan oleh pemakai jalan atau bisa juga disebabkan oleh

    jalan itu sendiri, oleh karena itu perlu adanya analisa lebih lanjut mengenai analisakecelakaan di ruas jalan arteri yang ada di kota Bitung.

    Tujuan penelitian ini untuk mendata kondisi pelanggaran dan kecelakaan lalulintasdi ruas jalan arteri kota Bitung, mengidentifikasi penyebab pelanggaran yang paling banyakterjadi, mengidentifikasi kecelakaan lalulintas yang disebabkan oleh faktor manusia,

    kendaraaan dan lingkungan jalan, merumuskan peningkatan keselamatan jalan bertujuan

    untuk mencegah atau mengurangi kecelakaan yang terjadi dengan meningkatkan sarana-sarana pencegah kecelakaan.Berdasarkan hasil penelitian ini yang dilakukan pada tahun 2012, pelanggaran

    lalulintas terbanyak karena tidak memiliki surat-surat seperti SIM dan jumlah kecelakaanterbanyak terjadi karena pengemudi melewati batas kecepatan yang ada. Berdasarkan dataSatlantas Polres Bitung serta pendapat masyarakat kota Bitung lokasi rawan kecelakaanterletak pada Jl. Wolter Monginsidi depan PT. SINAR MAS Bitung. Total jumlah korbankecelakaan lalulintas mencapai 811 jiwa dengan jumlah korban meninggal dunia sebanyak

    104 jiwa, luka berat 302 jiwa serta luka ringan 405 jiwa dengan total jumlah kerugianmaterial sebesar Rp1.278.940.000,00- selama 4 tahun terakhir. Berdasarkan penelitian inipengaruh terbesar terjadinya kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia yang melanggarbatas kecepatan dan mabuk dalam berkendara.

    Kata Kunci: Pelanggaran, Kecelakaan, Kecepatan Rencana, Kecepatan Lapangan

    PENDAHULUAN

    Latar BelakangKota Bitung merupakan salah satu kota

    dengan ruas jalan arteri yang sering dilaluioleh macam-macam kendaraan bermotorbaik kendaraan pribadi, angkutan umummaupun kendaraan berat yang dapatmengakibatkan tingkat kerusakan jalan, hal

    ini tentu saja dapat mengakibatkanterganggunya para pengguna transportasi,

    selain itu hal ini juga dapat menyebabkankecelakaan lalulintas.

    Penyebab kecelakaan lalulintas bisadisebabkan oleh pemakai jalan atau bisa

    juga disebabkan oleh jalan itu sendiri, olehkarena itu perlu adanya analisa lebih lanjutmengenai analisa kecelakaan di ruas jalanarteri yang ada di kota Bitung.

    Jumlah kecelakaan yang terjadi akan

    menjadi ukuran tingkat keselamatan bagipara pengguna jalan. Dengan analisa

  • 7/23/2019 ipi15257

    2/8

    Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.2, Januari 2013 (133-140)

    134

    kecelakaan lalulintas pada ruas jalan ini

    diharapkan dapat diketahui hal-hal yangsignifikan yang menyebabkan terjadinya

    kecelakaan pada ruas jalan tersebut,sehingga dapat dicari pemecahan

    masalahnya untuk memberikan rasa amandan nyaman terhadap pengguna transportasipada sepanjang ruas jalan arteri kota Bitung.

    Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini adalah

    1. Mendata kondisi pelanggaran dankecelakaan lalulintas pada ruas jalanarteri kota Bitung. Maksud dari tujuanini adalah agar dapat mengetahui jenis-jenis pelanggaran yang terjadi dan jenis-jenis kecelakaan yang terjadi.

    2. Mengidentifikasi penyebab pelanggaran

    yang paling banyak terjadi.3. Mengidentifikasi kecelakaan lalulintas

    yang disebabkan oleh faktor manusia,kendaraaan dan lingkungan jalan.Tujuan ini agar dapat mengetahui faktormana yang paling berpengaruh dalamkecelakaan lalulintas.

    4. Merumuskan peningkatan keselamatanjalan bertujuan untuk mencegah ataumengurangi kecelakaan yang terjadidengan meningkatkan sarana-sarana

    pencegah kecelakaan seperti rambu-

    rambu lalulintas.

    Manfaat Penelitian

    1. Memberikan masukan pada pemerintahkota Bitung untuk lebih memperhatikandan meningkatkan keselamatan dankenyamanan lalulintas.

    2. Sebagai masukan juga bagi pemerintahuntuk dapat menangani dan mengurangiterjadinya kecelakaan agar dapat

    memberikan rasa aman dan nyaman bagipengguna jalan.

    3. Memberikan pengetahuan dan penga-laman pada penulis mengenai kesela-matan lalulintas.

    4. Sebagai masukan dan tambahan penge-tahuan bagi masyarakat guna mening-

    katkan kesadaran bagi masyarakatdalam penggunaan lalulintas jalan dalamrangka peningkatan keselamatan jalanraya.

    Batasan masalah

    Agar penelitian ini terfokus padarumusan masalah maka perlu diberikanbatasan-batasan sebagai berikut:

    1. Daerah yang diteliti hanyalah ruas jalanarteri kota Bitung (dari pusat kotaBitung sampai batas kota).

    2. Pengambilan data dilakukan melaluisurvey dan instansi terkait.

    3. Membatasi permasalahan pada pengaruhsosial masyarakat (seperti rendahnyakesadaran dan kepedulian serta

    pengetahuan masyarakat terhadap faktorkeselamatan lalulintas jalan).

    4. Membatasi masalah pada pengaruhkualitas sarana dan prasarana terhadapresiko terjadinya kecelakaan lalulintas(misalnya untuk sarana transportasitidak membahas kendaraan yang sudah

    dimodifikasi atau bisa juga yang sudahtidak terawat, untuk prasarana jalan

    tidak membahas tentang jenis danklasifikasi perkerasannya).5. Membatasi masalah pada institusional

    (seperti lemahnya penegakan peraturanperundang-undangan, belum terbangun-nya sistem informasi keselamatanlalulintas dan kurangnya koordinasi

    antar instansi terkait).

    TINJAUAN PUSTAKA

    Transportasi didefenisikan sebagai suatu

    proses pergerakan atau pemindahan orangdan atau barang dari satu tempat ke tempat

    lain dengan mempergunakan suatu systemtertentu untuk maksud atau tujuan tertentu.Alat perpindahan yang dipergunakan dapatberbeda misalnya jalan kaki, angkutan darat,laut dan udara ataupun kombinasi dari alat-

    alat tersebut (Khisty dan Lall, 2006).Pelanggaran lalulintas ialah perbuatan

    yang hanya dilarang oleh undang-undang,seperti tidak memakai helm, tidak

    menggunakan sabuk pengaman dalam

    berkendara, dan sebagainya. Pelanggaranlalu lintas tertentu atau tilang yang sering

    biasanya adalah pelanggaran terhadap Pasal54 mengenai kelengkapan surat kendaraanSIM dan STNK serta Pasal 59 mengenaimuatan berlebihan truk angkutan kemudian

    pelanggaran Pasal 61 seperti salahmemasuki jalur lintas kendaraan.

    (http://www.anakunhas.com/2011/12/pe

    ngertian-pelanggaran-lalu-lintas.html)Kecelakaan lalulintas merupakan suatu

    peristiwa dimana terjadinya tubrukan/benturan kendaraan bergerak di jalan yang

    http://www.anakunhas.com/2011/12/pengertian-pelanggaran-lalu-lintas.htmlhttp://www.anakunhas.com/2011/12/pengertian-pelanggaran-lalu-lintas.htmlhttp://www.anakunhas.com/2011/12/pengertian-pelanggaran-lalu-lintas.htmlhttp://www.anakunhas.com/2011/12/pengertian-pelanggaran-lalu-lintas.htmlhttp://www.anakunhas.com/2011/12/pengertian-pelanggaran-lalu-lintas.htmlhttp://www.anakunhas.com/2011/12/pengertian-pelanggaran-lalu-lintas.html
  • 7/23/2019 ipi15257

    3/8

    Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.2, Januari 2013 (133-140)

    135

    menyebabkan manusia atau hewan terluka

    bahkan bisa saja sampai meninggal. Didalam definisi ini tidak disinggung ada atau

    tidaknya unsur kesengajaan.Untuk menjamin lancarnya kegiatan

    transportasi dan menghindari terjadinyakecelakaan diperlukan suatu polatransportasi yang sesuai dengan perkem-

    bangan dari barang dan jasa. Setiapkomponen perlu diarahkan pada pola

    transportasi yang aman, nyaman dan hemat.Beberapa kendala yang harus mendapatperhatian demi tercapainya transportasi yangdiinginkan adalah tercampurnya penggunaanjalan dan tata guna lahan disekitarnya

    (mixed used) sehingga menciptakan adanyalalulintas campuran (mixed traffic). Faktor

    mixed useddan mixed traffic tersebut dapatmengakibatkan peningkatan jumlahkecelakaan lalulintas. Desain geometrikyang tidak memenuhi syarat (di jalan yangsudah ada) sangat potensial menimbulkanterjadinya kecelakaan, seperti tikungan yangterlalu tajam, kondisi lapis perkerasan jalan

    yang tidak memenuhi syarat, rusaknyakondisi jalan, dan sebagainya yang dapatmemicu terjadinya kecelakaan lalulintas.Pelanggaran persyaratan teknis/operasimaupun pelanggaran peraturan lalulintas

    yang dilakukan oleh pengemudi dapat jugamenimbulkan kecelakaan lalulintas.

    Penempatan serta pengaturan kontrollalulintas yang kurang tepat dan terkesanminim seperti, rambu lalulintas, marka jalan,pengatur arah dapat juga menimbulkanmasalah kecelakaan lalulintas.

    Berdasarkan hal-hal diatas faktor-faktorpenyebab terjadinya kecelakaan dapat dibagi

    atas 4 faktor, yaitu1. Faktor manusia2. Faktor kendaraan

    3. Faktor jalan4. Faktor lingkungan

    Biaya kecelakaan adalah biaya yangditimbulkan akibat terjadinya suatu

    kecelakaan lalulintas, biaya tersebut antaralain: biaya perawatan korban, biaya kerugianharta benda, biaya penanganan kecelakaan

    lalulintas, biaya kerugian produktivitaskorban. Berbagai upaya penanganan telah

    dilakukan untuk mengurangi jumlah dankelas kecelkaan lalulintas. Namun demikian,

    pelaksanaan upaya-upaya penangananmasalah kecelakaan tersebut pada umumnyabelum mempertimbangkan aspek ekonomi,

    karena belum adanya suatu metode/

    pendekatan yang diterapkan dalam menilaibesaran kecelakaan lalulintas, sehingga

    belum terlalu jelas seberapa besar manfaatdari dana investasi yang dipergunakan

    dalam program penanganan masalah

    kecelakaan lalulintas (Hobbs, 1979).

    METODOLOGI PENELITIAN

    Dalam menjalankan penelitian ini telahdisusun suatu perencanaan penelitian yangakan dilakukan, yaitu

    Survey analisa kecelakaan ini dilakukanpada ruas jalan arteri kota Bitung. Adapun

    untuk sketsa lokasi survey kecepatan dapatdilihat pada layout dibawah ini

    Pengamatan nilai kecepatan kendaraandilakukan dengan menggunakan alat

    pengukur kecepatan yaitu speed gun,dengan menggunakan alat ini dapat

    langsung diketahui kecepatan kendaraanyang melewati suatu alignemen tertentu.

    Metode Pengolahan yang Digunakan UntukMengolah Data Kecepatan Untuk Memper-

  • 7/23/2019 ipi15257

    4/8

    Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.2, Januari 2013 (133-140)

    136

    oleh Kecepatan Lingkungan dan Kecepatan

    Maksimum yang Mewakili.Pada suatu lokasi alignemen yang dipilih

    sebagai obyek penelitian, kecepatan mobilpenumpang dan truk ini akan dihitung

    berdasarkan kecepatan lingkungan yaituyang digunakan oleh 85 persentil pengemudiuntuk masing-masing tipe kendaraan.

    Ukuran kecepatan lingkungan ini dipakaikarena kecepatan lingkungan yang ada

    mungkin lebih besar nilainya dari padakecepatan rencana dan pada kondisidemikian maka tikungan yang diamati akanmemiliki jarak pandang yang semakinpendek sebagai akibat dari lebih tingginya

    kecepatan lingkungan dibandingkankecepatan rencana.

    = . 2 . 21 (1)dimana:

    S = Standar deviasiti = Nilai datafi = Frekuensi data

    Dari data diatas kemudian dapatdiketahui berapa kecepatan kendaraan yang

    digunakan oleh 85 persentil pengemudi di

    suatu alignemen.Pengujian taraf nyata yang adalah

    besarnya batas toleransi dalam menerimakesalahan hasil hipotesis terhadap nilai

    parameter populasinya. Taraf nyatadilambangkan dengan (alpha)

    Semakin tinggi taraf nyata yang

    digunakan, semakin tinggi pula penolakanhipotesis nol atau hipotesis yang diuji,padahal hipotesis nol benar. Besarnya nilai bergantung pada keberanian pembuat

    keputusan yang dalam hal ini berapa

    besarnya kesalahan yang akan ditolerir.Besarnya kesalahan tersebut disebut sebagai

    daerah kritis pengujian (critical regionoftest) atau daerah penolakan (region ofrejection).

    Persamaan-persamaan yang digunakanuntuk uji hipotesis ini adalah = (2)dimana

    S = Standar deviasi

    N = Jumlah data

    = Standar error untukperkiraan Mean

    < < + (3)Dimana = Rata-rata sampel = Rata-rata kepercayaan

    = Probabilitas kepercayaan

    S = Standar deviasi

    Cara Mencari Kecepatan Rencana di

    LapanganPencarian kecepatan rencana (V desain) inisebenarnya dapat diminta saja pada instansi-instansi yang ada namun tidakmemungkinkan data tersebut masih ada atau

    tidak maka sebaiknya perlu adanyapencarian sendiri. Cara mencari nilai

    kecepatan rencana (V desain) adalah sebagaiberikut

    1. Pengambilan peta lokasi jalanPeta lokasi dapat diambil pada GoogleMapdan sesuaikan skalanya setelah itu

    gambar arah garis jalannya lalu tentukan

    nilai T dan tentukan juga nilai L.2. Setelah itu dilakukan perhitungan

    tikungan sesuai criteria-kriteria yang

    berlaku seperti terlihat pada gambar dibawah ini

    Sumber: Diktat Kuliah Rekayasa Jalan-ITB,2001

    3. Untuk pemilihan jenis lengkung sesuaisyarat-syarat yang berlaku seperti

    terlihat pada gambar berikut ini

  • 7/23/2019 ipi15257

    5/8

    Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.2, Januari 2013 (133-140)

    137

    Sumber : Tata Cara PerencanaanGeometrik Jalan Antar Kota Departemen

    PU, Ditjen Bina Marga, 1997

    4. Setelah itu dilakukan pencarian nilai Rdengan data-data yang ada denganmenggunakan persamaan-persamaan

    yang ada yaitu:

    Tentukan nilai s dengan coba-coba lalu

    nilai s ini disalin ke bentuk Rad = .180

    (4)

    Setelah itu cari nilai xs, ys, k dan p = . 1 210

    +4216

    69360

    +

    8685440

    (5)

    = . 3 3

    42+

    5

    1320 7

    75600+

    96894720

    (6) =

    2. . 331 + 551 (7) =

    2.+ 2. . 1 221 +441 (8)

    Lalu cari nilai R, Es dan TS

    = 2. (9) = +cos

    1

    2 (10) = + .sin 12 + (11)

    5. Setelah itu bandingkan nilai T yangdidapat dari gambar dan nilai T hitung,nilainya harus sama atau mendekati

    sama bila belum sama maka nilai coba-coba harus dirubah sampai nilai Tmenjadi sama atau mendekati sama.

    6. Setelah nilai T telah sesuai maka nilai Rtelah didapat yang sesuai, langkah

    selanjutnya adalah membaca nilai R di

    tabel distribusi e dan f untuk e max =10% karena jalan yang ditinjau masih

    masuk dalam criteria jalan provinsi/luarkota.

    7. Untuk control hasil dari persamaandiatas gunakan persamaan berikut = 2127.(max + max ) (12) = . + 2 (13) = . 2 (14) = . 22 (15)1 = (16)2 = (17) = . . 21

    2. (18) + = + . (19)

    1 =

    2

    +

    1.

    (20)

    2 = 2 + 2. + (21)Untuk DDp2 = + 2 (23) = 253602 (24) = 2 (25) =

    180 (26)

    8. Kontrol nilai super elevasi (e) untukmenentukan jenis lengkung

    9. Hitung kembali nilai-nilai yang ada padalengkung sesuai dengan jenis lengkungdan kecepatan rencana (Vd) yang telah

    didapat. (Persamaan untuk perhitungan

    lengkung dapat dilihat pada Longdongdan Sendow, 2010)

  • 7/23/2019 ipi15257

    6/8

    Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.2, Januari 2013 (133-140)

    138

    ANALISA & PEMBAHASAN

    Jumlah penduduk kota Bitung

    berdasarkan data tahun 2011 berjumlah192.372 jiwa dengan luas wilayah 304 km2

    yang berarti kepadatan penduduknya padatahun 2011 mencapai 632,8 jiwa/ km2dengan jumlah kendaraan bermotor pada

    tahun 2008 mencapai 36.758 unit kendaraan.Ditinjau dari jenis pelanggarannya maka

    tercatat jenis pelanggaran yang palingbanyak dilakukan di kota Bitung adalahpelanggaran mengenai surat-surat sepertimisalnya SIM.

    Ditinjau dari umur pelaku maka di kota

    Bitung tercatat pelanggar yang palingdominan berusia antara 22-30 tahun.

    Ditinjau dari segi profesi tercatat pelakupelanggar terbanyak di kota Bitungdilakukan oleh pekerja swasta dalam data.

    Ditinjau dari segi tingkat pendidikan,tercatat para pelanggar adalah orang-orangyang memiliki pendidikan seperti SD,SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi,

    Pelanggar tertinggi adalah orang-orang yangtingkat pendidikannya adalah SD.

    Ditinjau dari jenis kelaminnya pelanggarterbanyak adalah yang pengendara denganjenis kelamin pria.

    Dalam periode waktu tahun antara 2008-2011, jumlah kecelakaan lalulintas di kota

    Bitung tercatat 441 kejadian yang telahmemakan korban sebanyak 811 jiwa yangteridiri dari 104 korban meninggal, 302 lukaberat dan 405 luka ringan.

    Ditinjau dari jenis kendaraan yangterlibat kecelakaan lalulintas, maka tercatatkendaraan yang paling banyak mengalami

    kecelakaan adalah kendaraan roda 2 (sepedamotor) yakni rata-rata diatas 50%.

    Apabila kecelakaan ditinjau dari segi

    tingkat pendidikan, maka tercatat pelakuterbanyak adalah yang berpendidikan SLTA.

    Bila ditinjau dari segi waktunyakecelakaan yang banyak terjadi pada tahun

    2009 ada pada jam 18.00-21.00 WITA samahalnya untuk kasus kecelakaan pada tahun2011 tapi untuk tahun 2010 kasus

    kecelakaan terbanyak terjadi pada jam15.00-18.00 WITA.

    Apabila ditinjau berdasarkan moduskecelakaannya maka kebanyakan kecelaka-

    an pasti beralih ke modus kecelakaan akibatkelebihan kecepatan / ngebut, hal ini terjadijuga di kota Bitung. Kecelakaan yang

    banyak terjadi di karenakan lewatnya batas

    kecepatan kendaraan yang telah ditentukanBerdasarkan lokasi kecelakaannya,

    kecelakaan terbanyak terjadi pada sekitarwilayah Jln. Wolter Monginsidi sekitar

    18,52% pada tahun 2010. Lokasi inimemang merupakan lokasi rawankecelakaan bukan hanya berdasarkan data

    dari kepolisian namun juga berdasarkanpendapat para warga Kota Bitung sebab

    lokasi ini memang banyak memakan korban.Tingkat Kecelakaan dalam hal ini dilihat

    dari jumlah korban yang ditimbulkan.Tingkat kecelakaan dibagi menjadi 3kategori yaitu :

    1. Meninggal Dunia (MD), hal inisangatlah fatal dalam kecelakaan

    2. Luka Berat (LB), hal ini tergolong seriusdalam kecelakaan3. Luka Ringan (LR), hal ini tergolong

    ringan tapi tetap harus di prosesTingkat kecelakaan dipengaruhi oleh

    penyebab kecelakaan yang terjadi. Dari datayang diperoleh selama 4 tahun terakhir ini

    jumlah yang meninggal dunia merupakanjumlah yang paling sedikit di kota Bitung,hanya sekitar 106 jiwa yang meninggaldibandingkan dengan yang luka ringansekitar 405 jiwa

    Kerugian material disini adalah meliputibiaya perawatan korban, biaya kerugian

    harta benda, biaya penanganan kecelakaanlalulintas, dan biaya kerugian untuk korban.Namun tidak ada rincian pembagian danadari data yang ada. Total kerugian selama 4tahun terakhir ini sebesar Rp1,278,940,000.

    Untuk perhitungan kecepatanrencana sesuai dengan persamaan yang ada

    didapat kecepatan rencana untuk keduatikungan yang akan ditinjau sebesar 50

    km/jam. Untuk hubungan pelanggaran dan

    kecelakaan berdasarkan hasil analisa datadari kepolisian serta dari survey langsungdapat dilihat bahwa pelanggaran terbanyakadalah pelanggaran lalu lintas dikarenakan

    oleh tidak adanya surat-surat seperti SIM(Surat Izin Mengemudi), hubungannyadengan kecelakaan lalu lintas yang terjadi

    adalah karena pengendara yang tidakmemiliki surat-surat (SIM misalnya) tidak

    tanggap dalam membawa kendaraan karenatidak mengetahui prosedur-prosedur dalam

    membawa kendaraan sehingga dapatmengakibatkan terjadinya kecelakaan.Kemahiran atau keterampilan seseorang

  • 7/23/2019 ipi15257

    7/8

    Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.2, Januari 2013 (133-140)

    139

    dalam mengemudikan sangat dibutuhkan

    guna mencegah timbulnya kecelakaan lalulintas. Seseorang yang belum terampil

    mengemudikan kendaraannya wajar tidak

    dibenarkan memperoleh SIM. Hal ini telah

    ditegaskan dalam UU LLAJ No.14 Tahun1992.

    Adapun untuk 85 persentil kecepatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini

    LOKASI HARITANGGAL

    ARAHJumlah Data

    Kecepatan

    Kecepatan

    Tertinggi

    Kecepatan

    Terendah

    85 Persentil

    Kecepatan

    LOKASI

    PERTAMA 1

    Senin, 28-05-2012 Girian - Bitung 2112 67 17 41

    Senin, 28-05-2012 Bitung-Girian 2307 71 21 45

    2Selasa, 29-05-2012 Girian - Bitung 2002 70 20 46

    Selasa, 29-05-2012 Bitung-Girian 1883 71 21 45

    3Rabu, 30-05-2012 Girian - Bitung 1739 71 23 48

    Rabu, 30-05-2012 Bitung-Girian 1806 71 18 47

    LOKASI

    KEDUA 1

    Senin, 17-06-2012 Girian - Bitung 1725 66 19 46

    Senin, 17-06-2012 Bitung-Girian 1849 72 18 48

    2Selasa, 18-06-2012 Girian - Bitung 1994 75 20 46

    Selasa, 18-06-2012 Bitung-Girian 1754 75 20 50

    3Rabu, 19-06-2012 Girian - Bitung 1693 69 19 48

    Rabu, 19-06-2012 Bitung-Girian 1956 71 17 49

    Sumber: Survey dan Analisa

    Untuk perhitungan taraf signifikannya atau taraf nyata pengujiannnya dapat dilihat pada tabeldibawah ini

    LOKASI No Z F(Z2) F(Z1) F(Z)

    LOKASI

    PERTAMA

    1

    1.645

    33.4168 33.4289

    47.50% 47.50% 95.00%

    33.4168 <

  • 7/23/2019 ipi15257

    8/8

    Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.2, Januari 2013 (133-140)

    140

    dan kurangnya kelengkapan ken-

    daraan.3. Kecelakaan oleh faktor manusia,

    kendaraan dan lingkungan jalana. Faktor manusia

    Kecelakaan terbanyak terjadikarena pengendara kendaraanmelewati batas kecepatan yang ada.

    b. Faktor kendaraanJumlah kendaraan di kota Bitung

    tiap tahunnya meningkat, hal inidapat menyebabkan kecelakaanlalulintas karena semakin banyakjumlah kendaraan bermotor disuatu daerah akan meningkatkan

    index kecelakaan di daerahtersebut.

    c. Faktor lingkungan jalanLokasi rawan kecelakaan di kotaBitung terletak pada Jln. WolterMonginsidi tepatnya di sekitarwilayah PT. Sinar Mas Bitung.Lingkungan area tersebut me-rupakan daerah pabrik dimana

    sering keluar masuk kendaraanbesar selain itu juga lokasi tersebutberada tepat pada tikungan jalan,serta di sekitar jalan tersebutbanyak mobil penumpang yang

    seenaknya berhenti untuk mencaripenumpang pada saat jam pulang

    para pekerja pabrik.4. Untuk peningkatan keselamatan jalan

    yaitu peningkatan keselamatan jalanmelalui pendidikan keselamatan jalan,kampanye keselamatan jalan, kese-

    lamatan jalan melalui dukungan

    kelembagaan keselamatan jalan,keselamatan jalan melalui manajemen

    keselamatan jalan dan keselamatanjalan melalui penegakan hukum yang

    berlaku.

    Saran1. Penambahan rambu-rambu lalulintas

    pada lokasi yang seharusnya sertaperbaikan rambu-rambu lalulintasyang ada.

    2. Untuk masyarakat khususnya peng-guna/pemakai jalan agar menaatiperaturan-peraturan lalulintas yangberlaku.

    3. Bagi instansi terkait agar dapat lebihsigap dalam pengambilan keputusan

    dan tindakan bila mendapati adanyapelanggaran serta kecelakaan lalulintas.

    4. Untuk kepolisian agar dapat lebih telitidalam mendata kejadian-kejadianyang dapat membahayakan pemakaijalan seperti pelanggaran lalulintasdan kecelakaan lalulintas agar supaya

    dengan data-data tersebut dapatdilakukan penanggulangan untukkedepannya.

    5. Dikenakan sanksi secara tegas kepadaaparatur pemerintah atau unit kerjayang terkait dalam lalai melaksanakantugasnya.

    6. Mewajibkan bagi para penggunakendaraan bermotor serta penumpangnya menggunakan alat-alat pelindung.

    DAFTAR PUSTAKA

    Hobbs, F. D. 1979, Alih bahasa : Ir. Suprapto M., MSC., Ir. Waldijono. Perencanaandan Teknik Lalu Lintas, Edisi ke-2. Gadjah Mada University Press,Yogyakarta.

    Khisty, C. Jotin & B. Kent Lall, 2006. Dasar-dasar Rekayasa Transportasi, Jilid 2.

    Erlangga, Jakarta.

    Longdong, Jefferson & Theo Kurniawan Sendow, 2010. Perancangan Geometrik

    Jalan. Universitas Sam Ratulangi, Manado.

    Pengertian Pelanggaran Lalu Lintas, http://www.anakunhas.com/2011/12/

    pengertian-pelanggaran-lalu-lintas.html,akses tgl15 Oktober 2012.

    Siregar, Syofian, M.M., 2011. Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Rajawali Press,

    Jakarta.

    http://www.anakunhas.com/2011/12/%20pengertian-pelanggaran-lalu-lintas.htmlhttp://www.anakunhas.com/2011/12/%20pengertian-pelanggaran-lalu-lintas.htmlhttp://www.anakunhas.com/2011/12/%20pengertian-pelanggaran-lalu-lintas.htmlhttp://www.anakunhas.com/2011/12/%20pengertian-pelanggaran-lalu-lintas.htmlhttp://www.anakunhas.com/2011/12/%20pengertian-pelanggaran-lalu-lintas.html