IPB Today Edisi 111biofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2018/IPB Today Edisi 111 Tahun 2018... ·...

8
IPB Today Volume 111 Tahun 2018 Penanggung Jawab: Yatri Indah Kusumastuti Pimpinan Redaksi: Siti Nuryati Redaktur Pelaksana: Aris Solikhah Editor : Siti Zulaedah, Rio Fatahillah CP Reporter : Dedeh H, Awaluddin Fotografer: Cecep AW, Bambang A Layout : Dimas R Alamat Redaksi: Biro Komunikasi IPB Gd. Andi Hakim Nasoetion, Rektorat Lt. 1, Kampus IPB Dramaga Telp. : (0251) 8425635, Email: [email protected] Bogor Agricultural University @official_ipb @ipbofficial @ipb.ac.id www.ipb.ac.id IPB Gandeng Jepang Kembangkan Sistem Cerdas Monitoring Lingkungan I nstitut Pertanian Bogor (IPB) yang terdiri atas Rektor IPB, Dr. Arif Satria, Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) IPB, Prof. MA Chozin, Kepala Sub Direktorat Pelayanan Program Internasional, Direktorat Program Internasional, Dr. Sintho Wahyuning Ardie, berkunjung ke Japanese National Institute for Environmental Studies (NIES) di Tsukuba sebagai bagian dari rangkaian kunjungan kolaborasi ke sejumlah institusi di Jepang pada Selasa, 23 Oktober 2018. Pertemuan ini juga dimaksudkan sebagai kunjungan balik setelah sebelumnya NIES berkunjung ke IPB pada Agustus 2018 lalu. Dr. Alinda FM Zain, Atase Pendidikan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Jepang turut mendampingi delegasi IPB dalam kunjungan tersebut. Delegasi dari IPB disambut oleh Dr. Chiho Watanabe – Presiden NIES, Dr. Tsuyoshi Fujita – Director for Center for Social and Environmental System Research, Dr. Shoji F. Nakayama – Head, Center for Health and Environmental Risk Research, Dr. Manabu Onuma – Peneliti Senior pada Center for Environmental Biology and Ecosystem Studies, dan Dr. Shuichi Ashina – Manager of International Coordination Office. Fokus diskusi pada kunjungan ini adalah mengenai "Smart Eco-monitoring System for Low Carbon Society", "Genetic Resource Bank for Endangered Species in Asia", dan "Japan Environment and Chlidren's Study (JECS)". Delegasi berkesempatan untuk mengunjungi instalasi Bank Gen Time Capsule - unit preservasi plasma nutfah berteknologi kriyopreservasi di NIES. Upaya membangun Bank Gen ini penting mengingat Indonesia sangat kaya akan keanekaragaman hayati yg harus dikonservasi. Kerja sama antara IPB dan NIES juga ditargetkan untuk mempercepat IPB Green Campus 2020. Kedua institusi sepakat untuk mengembangkan Sistem Cerdas Monitoring Lingkungan yang sangat penting dalam menghadapi tantangan di masa mendatang. NIES sudah memberikan sejumlah bantuan alat monitoring dan selama ini telah menjalin kerjasama dengan CCROM IPB. Pada hari yang sama, delegasi juga melakukan kunjungan kehormatan ke The University of Tokyo, Jepang. Kunjungan bertujuan untuk memperkuat kerjasama yang telah berlangsung lebih dari 30 tahun antara IPB dan the University of Tokyo. Delegasi IPB diterima oleh Dr. Takeshi Tange, Dean of Graduate School of Agricultural and Life Sciences, Faculty of Agriculture, Dr. Toru Fujiwara – Head of Office for International Cooperation & Exchange, dan Prof. Tetsuo Takano – Director for Asian Natural Environmental Science Center. Diskusi difokuskan untuk memperkuat kerjasama yang telah ada diantara dua institusi, yaitu akademik dan penelitian, terutama dalam bidang pertanian cerdas dan rekayasa genetika. (SWA)

Transcript of IPB Today Edisi 111biofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2018/IPB Today Edisi 111 Tahun 2018... ·...

Page 1: IPB Today Edisi 111biofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2018/IPB Today Edisi 111 Tahun 2018... · proposal lolos ke proses seleksi dan 223 proposal masuk ke tahap penjurian (satu proposal

IPBTodayVolume 111 Tahun 2018

Penanggung Jawab: Yatri Indah Kusumastuti Pimpinan Redaksi: Siti Nuryati Redaktur Pelaksana: Aris Solikhah

Editor : Siti Zulaedah, Rio Fatahillah CP Reporter : Dedeh H, Awaluddin Fotografer: Cecep AW, Bambang A

Layout : Dimas R Alamat Redaksi: Biro Komunikasi IPB Gd. Andi Hakim Nasoetion, Rektorat Lt. 1, Kampus IPB Dramaga

Telp. : (0251) 8425635, Email: [email protected]

Bogor Agricultural University@official_ipb @ipbofficial @ipb.ac.id www.ipb.ac.id

IPB Gandeng Jepang Kembangkan Sistem Cerdas Monitoring Lingkungan

Institut Pertanian Bogor (IPB) yang terdiri atas Rektor IPB, Dr. Arif Satria, Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) IPB, Prof. MA Chozin, Kepala Sub Direktorat Pelayanan Program

Internasional, Direktorat Program Internasional, Dr. Sintho Wahyuning Ardie, berkunjung ke Japanese National Institute for Environmental Studies (NIES) di Tsukuba sebagai bagian dari rangkaian kunjungan kolaborasi ke sejumlah institusi di Jepang pada Selasa, 23 Oktober 2018. Pertemuan ini juga dimaksudkan sebagai kunjungan balik setelah sebelumnya NIES berkunjung ke IPB pada Agustus 2018 lalu. Dr. Alinda FM Zain, Atase Pendidikan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Jepang turut mendampingi delegasi IPB dalam kunjungan tersebut. Delegasi dari IPB disambut oleh Dr. Chiho Watanabe – Presiden NIES, Dr. Tsuyoshi Fujita – Director for Center for Social and Environmental System Research, Dr. Shoji F. Nakayama – Head, Center for Health and Environmental Risk Research, Dr. Manabu Onuma – Peneliti Senior pada Center for Environmental Biology and Ecosystem Studies, dan Dr. Shuichi Ashina – Manager of International Coordination Office. Fokus diskusi pada kunjungan ini adalah mengenai "Smart Eco-monitoring System for Low Carbon Society", "Genetic Resource Bank for Endangered Species in Asia", dan "Japan Environment and Chlidren's Study (JECS)". Delegasi berkesempatan untuk mengunjungi instalasi Bank Gen Time Capsule - unit preservasi plasma nutfah berteknologi

kriyopreservasi di NIES. Upaya membangun Bank Gen ini penting mengingat Indonesia sangat kaya akan keanekaragaman hayati yg harus dikonservasi. Kerja sama antara IPB dan NIES juga ditargetkan untuk mempercepat IPB Green Campus 2020. Kedua institusi sepakat untuk mengembangkan Sistem Cerdas Monitoring Lingkungan yang sangat penting dalam menghadapi tantangan di masa mendatang. NIES sudah memberikan sejumlah bantuan alat monitoring dan selama ini telah menjalin kerjasama dengan CCROM IPB.

Pada hari yang sama, delegasi juga melakukan kunjungan kehormatan ke The University of Tokyo, Jepang. Kunjungan bertujuan untuk memperkuat kerjasama yang telah berlangsung lebih dari 30 tahun antara IPB dan the University of Tokyo. Delegasi IPB diterima oleh Dr. Takeshi Tange, Dean of Graduate School of Agricultural and Life Sciences, Faculty of Agriculture, Dr. Toru Fujiwara – Head of Office for International Cooperation & Exchange, dan Prof. Tetsuo Takano – Director for Asian Natural Environmental Science Center. Diskusi difokuskan untuk memperkuat kerjasama yang telah ada diantara dua institusi, yaitu akademik dan penelitian, terutama dalam bidang pertanian cerdas dan rekayasa genetika. (SWA)

Page 2: IPB Today Edisi 111biofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2018/IPB Today Edisi 111 Tahun 2018... · proposal lolos ke proses seleksi dan 223 proposal masuk ke tahap penjurian (satu proposal

2

ejak tahun 2008, jumlah inovasi-inovasi pakar dari SInstitut Pertanian Bogor (IPB) selalu mendominasi dibandingkan dengan perguruan tinggi lainnya.

Dalam pemilihan 110 Inovasi Indonesia 2018 yang dilakukan oleh Business Innovation Center (BIC) Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti), ada 39 inovasi dari IPB.

Dari review terhadap 397 proposal yang diajukan, 224 proposal lolos ke proses seleksi dan 223 proposal masuk ke tahap penjurian (satu proposal mengundurkan diri). Akhirnya terpilih 110 karya inovasi Indonesia yang dinilai paling prospektif di tahun 2018.

Sejak tahun 2008, IPB sudah melakukan pengelolaan terhadap database karya inovasi. Ini untuk memudahkan dalam pengembangan inovasi tersebut, baik mulai dari perencanaan sampai berujung pada hilirisasi.

Setiap tahun IPB selalu mengusulkan lebih dari 100 karya inovasi baik yang berasal dari dosen atau peneliti maupun mahasiswa. Jika diakumulasikan, jumlah inovasi IPB dalam

Buku Inovasi Indonesia (BIC) sejak tahun 2008 hingga 2018 sebanyak 454 inovasi dari 1155 total inovasi Indonesia versi BIC.

Prestasi dan capaian yang telah diraih oleh IPB tersebut tentunya tidak terlepas dari peran serta dan dukungan dari berbagai pihak, terutama para dosen/peneliti/ inovator/inventor yang telah menghasilkan berbagai karyanya yang inovatif serta unit–unit terkait yang menunjang terciptanya budaya berinovasi di lingkungan IPB.

“Alhamdulillah. Tentu kita bersyukur dengan prestasi ini dan semoga menjadi penyemangat kita untuk lebih berprestasi dalam inovasi ini. Terima kasih kepada para inovator IPB yang telah memberikan andil besar dalam prestasi ini," ujar Rektor IPB.

Berikut daftar Inovasi IPB dalam 110 Inovasi Indonesia 2018 Versi BIC

11 Tahun Berturut-turut Inovasi IPB Terbanyak di Inovasi Indonesia Paling Prospektif

Page 3: IPB Today Edisi 111biofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2018/IPB Today Edisi 111 Tahun 2018... · proposal lolos ke proses seleksi dan 223 proposal masuk ke tahap penjurian (satu proposal

3

INOVASI IPB DALAM 110 INOVASI INDONESIA 2018 VERSI BIC

No

Inovator

Judul

1

Prof. Dr. Yuli Retnani

Kulit Buah Naga sebagai Anti Bakteri Salmonella Typhimurium pada Peternakan Burung Puyuh

2

Dr. Elis Nina Herliyana

Teknologi

Computer Vision untuk Deteksi Dini Otomatis Penyakit Daun dan Identifikasi Patogen Jabon Berbasis Citra Digital

3

Dr. Henny Purwaningsih

Pengembangan Material Smart Food Packaging

Berbasis Nanowhisker Selulosa Bagas Tebu sebagai Reinforcement Agent

untuk Monitoring Kualitas dan Keamanan Produk Pangan Segar

4

Prof. Dr. I Wayan Darmawan/ Dr. Istie Sekartining Rahayu, S.Hut, MSi.

Peningkatan Kualitas Kayu Cepat Tumbuh dengan Impregnasi Partikel Nano

5 Prof. Dr. Kudang Boro

Seminar Sistem Pendukung Keputusan Kebutuhan Pupuk Kelapa Sawit

Berbasis Pertanian Presisi

6 Prof. Dr. Kudang Boro

Seminar Pengembangan Sistem Deteksi Rayap Tanah Coptotermes

Curvignathus (Isoptera: Rhinotermitidae) Berbasis Sinyal Akustik

7

Dr. Endang Warsiki

Indikator Pendeteksi Kematangan Buah

8 Dr. Imas Sukaesih

Sitanggang Spatial Online Analytical Processing

(SOLAP) untuk Komoditas

Pertanian Indonesia

9 Prof. Dr. Elisabeth Sri Hendrastuti

Status Penyakit Virus Pada Umbi Bawang Merah dan Upaya Eliminasi Virus Melalui Termoterapi dan Kemoterapi

10 Julie Ekasari, S.Pi, M.Sc Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Benih Ikan Lele melalui Penerapan Teknologi Microbial Environment Conditioner for Aquaculture (Meca)

11 Dr. Yuni Puji Hastuti, S.Pi, M.Si

Bubuk Ajaib, Penurun Racun Amonia Mematikan di Air Tambak

12 Dr. Niken Tunjung Murti Pratiwi

Teknologi Penyimpanan Isolat Mikroalgae berfilamen Spirogyra sp.

13 Henry M. Manik, Ph.D

Pengukuran Acoustic Backscattering Strength Menggunakan Teknologi Quantitative Echo Sounder dan Komputasi Model Numerik Distorted Wave Born Approximation untuk Kuantifikasi Biota Laut

14 Prof. Dr. Ir. C. Hanny Wijaya, M.Agr.

Bubuk Andaliman, Ingredient Pangan Fungsional dengan Cita Rasa Unik Pencegah Hiperglikemia Kebanggaan Sumatera Utara

15

Dr. Mala Nurilmala

Marine Bioprospecting : Biodiversitas dan Pengembangan Produk Kesehatan Berbasis Kuda laut

16

Dr. Asadatun

Pengembangan Kerang Bulu (Anadara antiquata) sebagai

Alternatif Subsitusi Bahan Baku Oyster Sauce

17

Dr.Ir. Sigid Hariyadi, M.Sc

Fitoremidiasi Menggunakan Akar Wangi (Vetiveria zizanioides) dalam Pengolahan Limbah Cair Organik Perikanan

18

Prof. Dr. Nurjanah

Aplikasi Bahan Baku Bubur Rumput Laut Sargassum sp.

dan

Eucheuma cottonii dalam Pembuatan Kosmetik Lip Balm

19

Prof. Dr. Hardinsyah

Urinoir Pendeteksi Status Hidrasi

20

Dr. Roza Yusfiandayani, S.Pi

Amino Acid Fish Aggregation

(AFA) sebagai Alat Pengumpul Ikan

21

drh. I Ketut Mudite Adnayane, M.Si, Ph.D

Pemanfaatan Kelejar Ludah Domba dari Rumah Potong Hewan (RPH) untuk Identifikasi dan Isolasi Protein Lysozim sebagai Anti Mikroba dan Pengatur Kekebalan

22

Dr. Ir. Akhmad Endang Zainal Hasan, MSi

Produksi Xanthan Gum Skala Pengembangan Menggunakan Limbah Padat Tapioka

23

Dr. Hefni Effendi

Optimalisasi Kombinasi Bioaktivator dan Tumbuhan Akuatik dalam Pengolahan Limbah Budidaya Perikanan

Page 4: IPB Today Edisi 111biofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2018/IPB Today Edisi 111 Tahun 2018... · proposal lolos ke proses seleksi dan 223 proposal masuk ke tahap penjurian (satu proposal

4

24 Dr. Abdul Munif, MSc.Agr Keefektifan Formulasi Bakteri Endofit untuk Mengendalikan Nematoda Parasit pada Tanaman Pertanian Terutama Lada

25 Dr. Samsyul Falah, MSi Biodelignifikasi Biomassa Berlignoselulosa Menggunakan Mikrob Pendegradasi Lignoselulosa melalui Teknologi Amobilisasi Sel untuk Pengembangan Biofuel

26 Dr. Dwi Setyaningsih, S.TP, M.Si

Pemanfaatan Gliserol Hasil Samping Industri Biodiesel sebagai Aditif pada Water Based Mud dan Oil Based Mud

27 Dr.Ir. I Made Artika, M.App.Sc

Kajian Biomolekul Aktif dari Temu Ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) untuk Menanggulangi Penyakit Infeksi & Sindrom Metabolit

28 Dr. Sri Darwati Seleksi Selama 3 Generasi untuk Pembentukan Ayam Kampung Pedaging dari Hasil Persilangan Ayam Lokal dengan Ayam Tipe Pedaging yang Respon Terhadap Pakan Konvensiona l

29 Dr. Charlena M.Si Pelapisan Paduan Logam Berbasis Titanium dengan Hidroksiapatit Termodifikasi sebagai Material Implan Tulang

30 Dr. Ir. Yandra, M.Eng Algoritma Genetika Multiobyektif untuk Perencanaan Lahan dalam Agroindustri Biodiesel Berkelanjutan

31 Prof. Dr. Ir. Komang Gede Wiryawan

Aplikasi Teknologi Proteksi Asam Lemak Tidak Jenuh Asal Minyak Nabati dalam Bentuk Sabun Kalsium untuk Meningkatkan Reproduksi, Produktivitas dan Kualitas Daging Sapi Bali

32 Dr. Ir. Diniah, M.Si. Pembuatan Material Alat Penangkap Ikan Ramah Lingkungan

33 Dr. Perdinan Saung Iklim

34 Prof. Clara M Kusharto CornClarias: Nutritious Snackbar for Productive Worker

35 Dr. Sukenda Peningkatan Produksi Udang Vaname Litopenaeus Vannamei melalui Pemberian Imunostimulan yang Berasal dari Rumput Laut Gracilaria verrucosa

36 Prof. Dr. Suharsono Kentang Kultivar IPB PAUS sebagai Kentang Sayur yang Berproduksi Tinggi

37 Prof. Dr. Indra Jaya Sistem Pemantau Elektronik Kapal-kapal Ikan Tradisional

38 Prof. Dr. Indra Jaya Instrumen Pengukur Panjang dan Berat Ikan

39 Prof. Dr. Indra Jaya Instrumen Digital Pengukur Warna dan Tingkat Kecerahan Perairan

Page 5: IPB Today Edisi 111biofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2018/IPB Today Edisi 111 Tahun 2018... · proposal lolos ke proses seleksi dan 223 proposal masuk ke tahap penjurian (satu proposal

5

Teliti Monyet Hybrid, Peneliti IPB Raih Penghargaan dari Newton Fund-Kemenristekdikti

restasi kembali ditorehkan oleh salah satu akademisi PInstitut Pertanian Bogor (IPB). Dosen Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam (FMIPA), Dr. Berry Juliandi, menjadi salah satu dari lima penerima Wallacea Grant Award British Council Newton Fund-Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), (11/10).

British Council adalah organisasi pemerintahan Inggris Raya yang mengalokasikan dana penelitian lewat organisasi bernama Newton Fund. Setiap tahun, organisasi ini membuka peluang riset tentang topik-topik yang beragam. Salah satu topik yang ditawarkan pada tahun 2018 mengenai daerah Wallacea. Dr. Berry telah mendaftarkan proyek penelitiannya sejak tahun 2017.

Salah satu yang menarik di daerah Wallacea, menurut Dr. Berry, adalah aktivitas manusia yang semakin meningkat. Perkebunan kelapa sawit dan pembangunan-pembangunan lainnya mempengaruhi kehidupan �ora dan fauna khususnya di Pulau Sulawesi. Semakin banyak spesies yang hybrid menjadi masalah yang semakin dikhawatirkan.

“Ada tujuh spesies monyet di Sulawesi dan semakin banyak ditemukan monyet hybrid. Maksudnya, yang tadinya tidak bertemu dan tidak kawin karena beda spesies, jadi bisa

kawin. Lalu keturunannya mandul. Keturunan yang mandul ini, lanjutnya, dapat menuju pada kepunahan suatu spesies,” jelas Dr. Berry.

Dr. Berry sudah menyadari masalah ini sejak tahun 2001 saat menjalani studi program magister dan melakukan penelitian tentang monyet di Sulawesi. Ia menduga bahwa aktivitas manusia menyebabkan tempat tinggal fauna semakin tergeser, sehingga mempertemukan dua spesies dan menyebabkan perkawinan. Untuk itu, Dr. Berry dan tim mengambil data-data hewan, mikroba, tumbuhan dan semua data biodiversitas di Wallacea. Selain itu, data geologi dan iklim selama jutaan tahun dikumpulkan dan digabung menjadi suatu model untuk memprediksi masa depan daerah Wallacea yang bernama fore-casting. Proyek ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengambil keputusan untuk menjaga kelestarian spesies-spesies yang terdapat di daerah Wallacea.

Dr. Berry menyatakan bahwa ia senang diberi kesempatan untuk meneliti. “Karena salah satu kendala peneliti itu pendanaan. Bersyukur ada yang mau mendanai,” ungkapnya. Selain Dr. Berry, ada empat akademisi lainnya yang mendapatkan kesempatan untuk melakukan proyek penelitian melalui pendanaan ini yaitu Prof. Daniel Mudiyarso (IPB), Prof. Jatna Supriatna (UI), Prof. Endang Sukara (LIPI), Prof. Jamaluddin Jompa (Unhas). (ASK/Zul)

Page 6: IPB Today Edisi 111biofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2018/IPB Today Edisi 111 Tahun 2018... · proposal lolos ke proses seleksi dan 223 proposal masuk ke tahap penjurian (satu proposal

6

Dr. Arief Daryanto : Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia Hadapi Revolusi 4.0

Dekan Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor (IPB) sekaligus Ketua Umum Forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia (FPTVI), Dr. Ir. Arief Daryanto

dalam kongres FPTVI di Universitas Airlangga, Surabaya, Selasa (16/10) mengatakan bahwa Revolusi Industri 4.0 yang saat ini sedang berlangsung menjadi tantangan tersendiri bagi lulusan perguruan tinggi vokasi di Indonesia. Menurutnya, revolusi industri kali ini berbeda dengan tonggak revolusi industri lainnya.

Revolusi Industri 1.0 menggunakan air dan uap sebagai sumber energi, Revolusi Industri 2.0 menggunakan listrik, dan Revolusi Industri 3.0 menggunakan komputer. Sedangkan revolusi industri 4.0 ciri-cirinya menggunakan internet dan cyber physical system.

Dalam kongres FPTVI yang digelar kelima kalinya ini, para pemimpin sekolah vokasi harus menemukan jawaban atas persoalan ini. Dr. Arief menyebut, revolusi industri 4.0 telah membawa dampak besar bagi industrialisasi. Contohnya, berkat revolusi industri 4.0, perusahaan Uber yang merupakan perusahaan internet asal Amerika bisa menjadi perusahaan taksi terbesar meski tidak punya taksi.

Ia menambahkan, arus globalisasi sudah tidak terbendung masuk ke Indonesia. Disertai dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, dunia kini memasuki era revolusi industri 4.0, yakni menekankan pada pola digital economy, arti�cial intelligence, big data, robotic, dan lain sebagainya atau dikenal dengan fenomena disruptive

innovation. Menghadapi tantangan tersebut, metode pengajaran di perguruan tinggi pun dituntut untuk berubah lebih baik sehingga dapat menghasilkan generasi masa depan yang berkualitas.

Pada forum ini, Dr. Arief juga mengingatkan agar Sekolah Vokasi mempertahankan terus pola 3-2-1 yang menjadi ciri penting pendidikan vokasi. Dr. Arief menjelaskan, pola 3-2-1 adalah 3 semester di kelas, 2 semester di industri, dan 1 semester menulis karya akhir.

"Pola 3-2-1 menjadi ciri penting pendidikan vokasi untuk mencetak lulusan terampil di industri dan masyarakat. Sampai sekarang masyarakat masih menganggap pendidikan vokasi adalah sekolah kelas dua. Padahal, pendidikan vokasi sangat penting bagi bangsa,” tuturnya.

Ia menjelaskan, pendidikan vokasi dalam menjawab tantangan Revolusi 4.0 telah melakukan banyak hal, diantaranya perubahan dalam bidang sumber daya meliputi pengembangan kapasitas dosen dalam pengembangan pembelajaran bagi mahasiswa.

Berkaitan dengan sumber daya, pada era ini dosen memiliki tuntutan lebih, baik dalam kompetensi maupun kemampuan untuk melakukan kolaborasi riset dengan dosen kelas dunia.

Dr. Arief berharap Sekolah Vokasi Indonesia terus maju dan berkembang. Untuk itu, sangat penting mengedepankan adanya pertemuan sekurang-kurangnya enam bulan sekali, terus menyelenggarakan seminar nasional tahunan, ikut serta dalam pelaksanakan seminar regional atau internasional dan memberikan masukan kepada pemerintah terkait pendidikan vokasi. (Awl/Zul)

Akses berita dan foto IPB terkini pada laman:

www.ipb.ac.id www.media.ipb.ac.id

Page 7: IPB Today Edisi 111biofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2018/IPB Today Edisi 111 Tahun 2018... · proposal lolos ke proses seleksi dan 223 proposal masuk ke tahap penjurian (satu proposal

7

Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) menyimpan salah satu bunga nasional Indonesia yang indah yakni Padma (Rafflesia zoolingensis) raksasa. Bunga ini baru

pertama kali ditemukan di Indonesia dan merupakan kebanggaan dari TNMB. Berbagai �ora dan fauna juga hidup di sana dan memiliki keunikannya masing-masing, tapi masih belum terdata dengan baik.

Tree Grower Community (TGC), bekerjasama dengan Forester Act, mengirimkan tim ekspedisi ke TNMB untuk mendata keanekaragaman hayati di sana. Tim ini, yang disebut sebagai Ekspedisi Flora dan Studi Ilmiah (Ek�orasi) mengusung tema Menelaah Keunikan Keanekaragaman Hayati Ekosistem Dataran Rendah di Taman Nasional Meru Betiri. Hasil dari ekspedisi ini dipaparkan di Auditorium Andi Hakim Nasution (AHN), Kampus IPB Dramaga, Bogor (21/10) dalam Seminar Hasil Ek�orasi 2018.

Ketua Pelaksana Ek�orasi 2018, Fikri Sakti Firmansyah mengatakan bahwa ekspedisi ini merupakan wadah bagi mahasiswa Departemen Silvikultur Fahutan IPB untuk menerapkan ilmu yang mereka dapat. “Acara ini juga dapat menambah ilmu baru bagi para peserta,” ujarnya.

Dr. Ir. Lailan Syau�na, M.Sc, sebagai Ketua Komisi Kemahasiswaan Departemen Silvikultur, mengapresiasi ekspedisi ini. Dia mengatakan bahwa ekspedisi ini dapat melatih kesatuan, pengembangan jaringan dan penerapan ilmu komunikasi sosial. Ketiga hal ini, menurutnya, berguna untuk masa depan. “Karena di hadapan kalian, ada tantangan besar yang harus anda hadapi,” ujarnya.

Sementara itu, Prof. Dr. Ir. Ervizal A.M. Zuhud, MS, salah satu Guru Besar Fahutan IPB, mendeskripsikan Padma raksasa dengan tiga sifat. Yakni endemik, langka dan terancam punah.

“Untuk mekar seperti ini saja, perlu waktu kurang lebih 260 hari. Kecantikannya hanya dua sampai empat hari saja. Beberapa jenis yang endemik di Indonesia adalah Rafflesia patma blume, Rafflesia rochussenii, dan Rafflesia tuan-mudae,” ujarnya.

Rafflesia zoolingensis, walaupun sudah lama ditemukan, masih menyimpan berbagai misteri. Salah satunya, bagaimana mekanisme bunga terbesar di dunia itu bereproduksi. “Sampai saat ini, kita masih belum mengetahui regenerasi dari Rafflesia zoolingensis. Beberapa dugaan meliputi campur tangan serangga dan kaki babi yang sering dijumpai di sana,” ujar sang ahli yang akrab disapa sebagai Prof Amzu ini.

Ekspedisi ini telah melakukan perjalanannya pada tanggal 4-14 Juni 2018. Mereka mendata 64 jenis tumbuhan, termasuk inang dari Rafflesia zoolingensis, Tetrastigma lanceolarium dan Tetrastigma papillosum, 88 individu dari Rafflesia zoolingensis dan penyerbuk alaminya. Lucilia cuprina adalah spesies yang paling sering ditemukan.

Nur Rahman Syarief, perwakilan dari TNMB, mengatakan bahwa Taman Nasional Meru Betiri memiliki beberapa keanekaragaman selain padma raksasa. Ia menuturkan bahwa TNMB memiliki 500 jenis �ora yang tumbuh subur disana.

“Ada 77 jenis �ora sudah dimanfaatkan masyarakat sekitar dalam produk jamu tradisional. TNMB juga memiliki 25 satwa yang terancam punah, salah satunya macan tutul (Panthera pardus melas) dan penyu hijau (Chelonia mydas),” ungkap Nur.

Koleksi yang berharga tersebut memerlukan upaya konservasi yang matang. TNMB mengusung 3 + 1 pilar pengolahan kawasan konservasi, yaitu perlindungan, pengawetan, pemanfaatan, dan pemberdayaan. Upaya realisasi yang telah dilakukan terkait dengan keempat pilar itu berupa monitoring, inventarisasi, dan penelitian.

“Bagaimanapun juga, Taman Nasional ini bersebelahan dengan masyarakat. Ini memerlukan dukungan banyak pihak,” jelas Nur.

Turut hadir dalam seminar hasil ini adalah perwakilan dari Universitas Gadjahmada (UGM), Institut Pertanian Stiper (Instiper) Yogyakarta, dan Universitas Pakuan Bogor, Dr. Erianto Indra Putra, S.Hut, M.Si selaku Sekretaris Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan (Fahutan) Institut Pertanian Bogor (IPB) juga ikut menghadiri acara ini. (RP/Zul)

Ek�orasi 2018 IPB Temukan Padma Raksasa di Taman Nasional Meru Betiri

Page 8: IPB Today Edisi 111biofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2018/IPB Today Edisi 111 Tahun 2018... · proposal lolos ke proses seleksi dan 223 proposal masuk ke tahap penjurian (satu proposal

8

Mi Rempah Instan Antidiabetes Bawa Mahasiswa IPB Juara I Bioaction 2018

ahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) kembali Mmenorehkan prestasinya di kancah nasional. Kali ini tiga mahasiswanya berhasil meraih Juara I

Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Nasional Bioaction (Biology Annual Competition) 2018. Ajang bergengsi ini diselenggarakan di UIN Sunan Gunung Djati Bandung, pada Sabtu (20/10).

Mereka adalah Niswana Wa� Alfarda, Vika Tresnadiana Herlina dan Fadhilah Nur'Azizah. Ketiganya merupakan mahasiswa dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB.

Wa� dan kawan-kawan berhasil menjadi juara melalui karya tulis ilmiah berjudul “Jawarasa: Mie Rempah Instan Komersial dari Jewawut dan Sorgum Berbasis Kearifan Lokal sebagai Pangan Fungsional dalam Mencegah Diabetes Mellitus Tipe 2”.

Mereka membuat inovasi produk Jawarasa yaitu mi rempah instan dari bahan pangan lokal jewawut dan sorgum sebagai pangan fungsional antidiabetes.

Seperti diketahui bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki biodiversitas �ora tertinggi di dunia. Namun, masyarakat Indonesia masih bergantung pada sumber karbohidrat utama seperti beras dan terigu.

Dalam aspek kesehatan, ketergantungan konsumsi masyarakat pada satu sumber makanan akan berdampak pada asupan diet yang tidak seimbang. Hal ini bisa

menyebabkan peningkatan penyakit tidak menular seperti diabetes.

“Jewawut dan sorgum merupakan tanaman biji-bijian yang memiliki komposisi nutrisi hampir sama dengan beras tetapi tinggi protein dengan indeks glikemik rendah. Tanaman ini juga mengandung berbagai komponen �tokimia seperti polifenol, lignan, pitosterol, �toestrogen, dan �tosianin yang berfungsi sebagai antioksidan, modulator kekebalan tubuh, dan agen detoksi�kasi. Jika dikonsumsi, maka dapat melindungi tubuh terhadap penyakit degeneratif yang berkaitan dengan usia seperti diabetes” ujar Wa�.

Dengan melihat potensi tersebut, ketiga mahasiswa ini berinovasi membuat produk Jawarasa. Produk mi dipilih karena konsumsi masyarakat Indonesia terhadap mi instan sangat besar yaitu mencapai 75 bungkus/kapita/tahun. Produk Jawarasa ini dibuat menggunakan teknologi cooking forming extruder dan dikemas secara hermetis.

Wa� dan kawan-kawan mengaku sangat bersyukur karena berhasil memboyong juara pertama dalam perlombaan ini. “Alhamdulillah, kami sangat bersyukur kepada Allah SWT dan tidak menyangka bisa mendapat juara satu. Harapannya semoga inovasi ini bisa diaplikasikan, dikomersialkan, dan bermanfaat bagi masyarakat luas. Selain itu semoga bisa dilakukan penelitian lebih lanjut sehingga inovasi ini akan lebih optimal lagi ke depannya,” katanya. (NIRS/Zul)