Investigasi Cacing Dirofilaria Immitis Pada Anjing Yang Di Nekropsi Di Kota Gorontalo Dan Profil...

7
INVESTIGASI CACING DIROFILARIA IMMITIS PADA ANJING YANG DI NEKROPSI DI KOTA GORONTALO DAN PROFIL DARAH ANJING PENDERITA CANINE HEARTWORM DISEASE Tri Ananda Erwin Nugroho¹ Fakultas Ilmu-ilmu Pertanian, Universitas Negeri Gorontalo e-mail : [email protected] ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian dasar terhadap potensi penyakit yang menular dari hewan ke manusia (zoonosis). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melakukan investigasi cacing Dirofilaria immitis pada anjing yang di nekropsi di tempat pemotongan hewan (anjing) di kota Gorontalo. Penelitian juga melihat profil darah dari anjing yang terinfeksi cacing D. immitis. Metode penelitian dilakukan dengan melakukan nekropsi anjing yaitu melakukan pembedahan pada organ jantung setelah hewan mati. Sebelum anjing di nekropsi, darah anjing diambil melalui vena cephalica antibrachii (kaki depan) untuk keperluan pemeriksaan Packed cell volume (PCV), deferensial eritrosit (DE), deferensial leukosit (DL) dan pengamatan morfologi sel darah dengan membuat preparat apus darah. Data yang diperoleh disajikan secara diskriptif. Hasil penelitian dari 35 anjing yang di nekropsi, ditemukan satu ekor anjing terdapat infestasi cacing Dirofilaria immitis pada jantungnya. Anjing penderita Canine heartworm disease (CHD) mengalami anemia, leukositosis dan eosinofilia. Kata kunci : Dirofilaria immitis, nekropsi, anjing, profil darah, Gorontalo. ABSTRACT This research is the basis of the potential diseases that spread from animals to humans (zoonoses). The purpose of this study is to investigate the worm Dirofilaria immitis in dogs at necropsy in the slaughterhouse (the dog) in Gorontalo city. Research also see the profile of dogs infected blood worm D. immitis. The method of research was done by the dog necropsy dissections of animal organs after cardiac death. Before the dogs at necropsy, blood was taken by venous cephalica dog antibrachii (front leg) for the purposes of inspection, Packed cell volume (PCV), erythrocyte deferensial (DE), deferensial leukocytes (DL) and blood cell morphology observation by making blood smears. The data obtained are presented descriptively. The results of the study of 35 dogs at necropsy, there was found an infestation of dogs Dirofilaria immitis in the heart. Dogs with Canine heartworm disease (CHD) have anemia, leukocytosis and eosinophilia. . Keywords: Dirofilaria immitis, necropsy, dogs, blood profiles, Gorontalo.

description

a

Transcript of Investigasi Cacing Dirofilaria Immitis Pada Anjing Yang Di Nekropsi Di Kota Gorontalo Dan Profil...

Page 1: Investigasi Cacing Dirofilaria Immitis Pada Anjing Yang Di Nekropsi Di Kota Gorontalo Dan Profil Darah Anjing Yang Terinfeksi Canine Heartworm Disease

INVESTIGASI CACING DIROFILARIA IMMITIS PADAANJING YANG DI NEKROPSI DI KOTA GORONTALO

DAN PROFIL DARAH ANJING PENDERITACANINE HEARTWORM DISEASE

Tri Ananda Erwin Nugroho¹Fakultas Ilmu-ilmu Pertanian, Universitas Negeri Gorontalo

e-mail : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian dasar terhadap potensi penyakit yang menular darihewan ke manusia (zoonosis). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melakukaninvestigasi cacing Dirofilaria immitis pada anjing yang di nekropsi di tempat pemotonganhewan (anjing) di kota Gorontalo. Penelitian juga melihat profil darah dari anjing yangterinfeksi cacing D. immitis.Metode penelitian dilakukan dengan melakukan nekropsi anjing yaitu melakukanpembedahan pada organ jantung setelah hewan mati. Sebelum anjing di nekropsi, darahanjing diambil melalui vena cephalica antibrachii (kaki depan) untuk keperluanpemeriksaan Packed cell volume (PCV), deferensial eritrosit (DE), deferensial leukosit(DL) dan pengamatan morfologi sel darah dengan membuat preparat apus darah. Datayang diperoleh disajikan secara diskriptif.Hasil penelitian dari 35 anjing yang di nekropsi, ditemukan satu ekor anjing terdapatinfestasi cacing Dirofilaria immitis pada jantungnya. Anjing penderita Canine heartwormdisease (CHD) mengalami anemia, leukositosis dan eosinofilia.

Kata kunci : Dirofilaria immitis, nekropsi, anjing, profil darah, Gorontalo.

ABSTRACT

This research is the basis of the potential diseases that spread from animals to humans(zoonoses). The purpose of this study is to investigate the worm Dirofilaria immitis indogs at necropsy in the slaughterhouse (the dog) in Gorontalo city. Research also see theprofile of dogs infected blood worm D. immitis.The method of research was done by the dog necropsy dissections of animal organs aftercardiac death. Before the dogs at necropsy, blood was taken by venous cephalica dogantibrachii (front leg) for the purposes of inspection, Packed cell volume (PCV),erythrocyte deferensial (DE), deferensial leukocytes (DL) and blood cell morphologyobservation by making blood smears. The data obtained are presented descriptively.The results of the study of 35 dogs at necropsy, there was found an infestation of dogsDirofilaria immitis in the heart. Dogs with Canine heartworm disease (CHD) haveanemia, leukocytosis and eosinophilia. .

Keywords: Dirofilaria immitis, necropsy, dogs, blood profiles, Gorontalo.

Page 2: Investigasi Cacing Dirofilaria Immitis Pada Anjing Yang Di Nekropsi Di Kota Gorontalo Dan Profil Darah Anjing Yang Terinfeksi Canine Heartworm Disease

PENDAHULUANTuberkulosis adalah suatu infeksi

bakteri Mycobacterium tuberculosis yangdapat menyerang berbagai organ terutamaparu-paru dengan gejala klinis berupabatuk secara terus menerus. Tuberkulosisini sempat mewabah pada tahun 2008 diGorontalo. Gejala klinis dari penyakittersebut mirip dengan gejala penyakityang disebabkan oleh mikrofilaria cacingDirofilaria immitis. Manusia yangterinfeksi mikrofilaria dari cacingD. immitis akan mengakibatkan infeksipada organ paru-paru yang sering disebutdengan penyakit Human PulmonaryDirofilariosis (HPD). Manusia yangmengalami HPD akan menunjukkanmanifasti gejala klinis pada sistemrespirasinya yaitu berupa batuk,hipersensitivitas, dan lesi pulmoner. Lesipulmoner tersebut dengan pemeriksaanmenggunakan X-ray dan pemeriksaansitologi sering mengakibatkan kesalahandiagnosis dan dianggap sebagaituberkulosis (TBC) atau kanker paru-paru(Boonyapakorn dkk., 2008). Upayamenghadirkan dugaan kasus HPD sebagaidiagnosa banding tuberkulosis mutlakharus didukung oleh adanya cacingD. immitis pada anjing di Gorontalo.

Dalam rantai siklus penyebaranpenyakit HPD di manusia, keberadaancacing D. immitis sangat penting.Dirofilaria immitis adalah cacing jantungpada anjing yang tergolong sebagai cacingnematoda. Cacing dapat dijumpai padaventrikel kanan dan arteri pulmonum darijantung anjing. Cacing kadang kala jugaditemukan pada beberapa lokasi lainseperti ruang mata depan dan ronggaperitonium (Levine, 1990). Dirofilariaimmitis merupakan parasit filaria yangpaling penting pada anjing. Menurut Fandkk., (2001), cacing ini dapat berkembangluas di daerah tropis, subtropis dan daerahberiklim sedang. Cacing jantung ini dapatditularkan menginfeksi manusia dalambentuk mikrofilaria melalui perantaravektor gigitan nyamuk (Genchi dkk.,2007). Berbagai jenis nyamuk dapatmenularkan bentuk mikrofilaria cacingdari anjing ke manusia. Manusia dapatterinfeksi melalui perantara gigitan

nyamuk tersebut (Svobodova dkk., 2005).Infeksi cacing D. immitis ke manusia akanmengakibatkan Human PulmonaryDirofilariosis (HPD) dan kasuskejadianya telah dilaporkan di berbagainegara (Lee dkk., 2000; Bielawski dkk.,2001; Hirano dkk., 2002 ; Tada dkk.,1979).

Berdasarkan latar belakang tersebut,sebagai syarat mutlak dan dasar yang kuatadanya dugaan HPD di Gorontalo makaperlu adanya deteksi awal keberadaancacing D. immitis pada anjing di kotaGorontalo melalui metode nekropsi.

METODE PENELITIAN

Pengambilan darahPengambilan darah anjing dilakukan

sesaat sebelum anjing di nekropsi. Darahdiambil dari vena cephalica anjing.Setelah darah diambil, darah dicampurdengan antikuagulan EDTA untukselanjutnya dilakukan pemeriksaan darah(Deptan, 1999).

Nekropsi AnjingPemeriksaan organ jantung dilakukan

setelah anjing di mati. Anjing yang telahmati kemudian dibuka bagian dadanyauntuk melihat keberadaan organ jantunganjing. Jantung kemudian dipisahkan daritubuh anjing untuk lebih memudahkandilakukan pembedahan pada organjantung untuk memeriksa adanya infestasicacing D.immitis. Untuk pengambilancacing secara utuh, maka organ jantungharus dilakukan pembedahan (Atwell,1988).

Packed Cell Volume (MetodeMikrohematokrit)

Teknik pemeriksaan diawali dengandarah dimasukkan dalam pipetmikrohematokrit sekitar 6/7 bagian pipet.Ujung tempat masuknya darah ditutupdengan malam. Pipet hematokritselanjutnya dipusingkan dengankecepatan 12.000 rpm selama 5 menit.Setelah selesai dipusingkan pipethematokrit dibaca denganmicrohematocrit reader (Dharmawan dkk.,2003).

Page 3: Investigasi Cacing Dirofilaria Immitis Pada Anjing Yang Di Nekropsi Di Kota Gorontalo Dan Profil Darah Anjing Yang Terinfeksi Canine Heartworm Disease

Deferensial EritrositDarah yang telah berisi antikoagulan

diisap dengan pipet eritrosit sampai tanda0,5, kemudian larutan pengencer Hayemdiisap sampai tanda 101, di homogenkan.Selanjutnya dimasukkan ke kamar hitungdan diperiksa dengan mikroskop(Dharmawan dkk., 2003).

Deferensial LeukositDarah yang telah berisi antikoagulan

diisap dengan pipet leukosit sampai tanda0,5, kemudian disusul dengan larutanpengencer turk sampai tanda 11. dihomogenkan. Selanjutnya dimasukkan kekamar hitung dan diperiksa denganmikroskop (Dharmawan dkk., 2003).

Apus Darah (Metode Coverglass)Darah diteteskan dengan diameter 2-3

mm pada bagian tengah coverglass. Tutupcoverglass dengan coverglass penutupsedemikian rupa sehingga antaracoverglass pertama dengan coverglasskedua membentuk bintang segi delapan.Setelah darah menyebar rata, ujungcoverglass penutup digerakkan pelan-pelan sehingga membentuk segi empat,atau persis menutup coverglass pertama.Hapusan darah ditunggu sampai kering,selanjutnya diberikan pewarnaan giemza(Dharmawan dkk., 2003).

HASIL DAN PEMBAHASANInvestigasi Cacing Dirofilaria immitis

Nekropsi atau makropatolgi atausering dikenal dengan bedah bangkaiadalah suatu teknik atau metode yangdigunakan untuk mendiagnosa penyakitdan atau sebagai penegakan diagnosasuatu kasus penyakit melengkapipengujian laboratorium yang lain(Ressang, 1984). Dari hasil nekropsi pada35 ekor anjing, 1 ekor anjing ditemukanmengalami infeksi cacing Dirofilariaimmitis (tabel 1).

Tabel 1. Hasil pemeriksaan organjantung anjing

Organ Terinfeksi Tidakterinfeksi

Jumlahekor

Jantung 1 34 organ 35

Pada anjing diketahui jenis cacingyang hidup parasit dan berpredileksi padaorgan jantung anjing hanya dari jeniscacing D. immitis. Belum pernah adalaporan penelitian atau kasus penyakityang menyatakan cacing lain yang hidupberparasit pada jantung anjing kecualicacing D. immitis. Bentuk cacing yangditemukan sama dengan cacing yangditemukan pada anjing penderita CHD diAmerika (AHS, 2007) seperti terlihat padagambar 1.

Gambar 1. Jantung yang terdapatinfestasi cacing Dirofilaria immitis padaanjing di Amerika Serikat (a) (AHS,2007), jantung anjing yang terdapatinfestasi cacing D. immitis yangditemukan di tempat pemotongan anjingdi kota Gorontalo (b)

(a)

(b)

Page 4: Investigasi Cacing Dirofilaria Immitis Pada Anjing Yang Di Nekropsi Di Kota Gorontalo Dan Profil Darah Anjing Yang Terinfeksi Canine Heartworm Disease

Berdasarkan hasil pengamatan padajantung anjing yang terinfeksi cacingjantung (Dirofilaria immitis) ditemukandalam organ jantung tepatnya di arteripulmonalis anjing. Hal ini disebabkankarena dibagian arteri pulmonalis inisangat cocok untuk cacing jantung dapathidup dan berkembang biak karena dalamarteri pulmonari lebih banyakmengandung oksigen (O2), sedangkanpada bagian ventrikel kanan tidakditemukan cacing jantung karena padabagian ventrikel kanan lebih banyakmengandung Carbon dioksida (CO2)(Rhee dkk.,1998).

Gambar 2. Ukuran cacing Dirofilariaimmitis. Cacing D. immitis yang

ditemukan pada anjing penderita CHD diAmerika Serikat (AHS, 2007) (a), dancacing D. immitis yang ditemukan TPH

(anjing) di kota Gorontalo (b).

Hasil pemeriksaan morfologi, cacingD. immitis yang ditemukan berjumlah 15ekor yang terdiri dari 9 ekor betina dan 6ekor jantan. Cacing yang ditemukanmemiliki ukuran panjang berkisar antara12-15 cm untuk cacing jantan dan cacingbetina memiliki panjang antara 25-26 cm.

Profil Darah Anjing Penderita CanineHeartworm Disease

Hasil pemeriksaan darah yangdilakukan diketahui anjing yang terinfeksicacing D. immitis mengalami anemia danmengalami leukositosis. Anemia adalahkekurangan sel darah merah (eritrosit)karena jumlah eritrosit yang sedikit ataueritrosit mengalami abnormalitas lebihkecil ukurannya dari ukuran normalnya(Dharmawan, 2002)). Anemia yang terjadiberdasarkan interpretasi hasil uji packet

cell volume (PCV) dan hasil deferensialeritrosit (DE), dimana nilai PCV yangdiperoleh yaitu 32% dan DE 3,9 juta/mldarah. Hasil tersebut lebih rendah jikadibandingkan nilai PCV dan DE padaanjing yang tidak terdapat infestasi cacingD. immitis yang memperoleh 41% dan 7juta/ml darah serta ukuran hematologipada anjing normal menurut (Tilley danSmith, 2000) yaitu PCV 37,0-55,0 % danDE 5,5 - 8,5. juta/ml darah (tabel 2).Menurut Atkins (2003), Anemia yangterjadi akibat adanya mikrofilaria yangmenjadikan plasma darah sebagai sumbermakanannya. Plasma darah merupakanbagian penting dalam kehidupan eritositdalam tubuh host. Adanya gangguan padaplasma darah akan berakibatterganggunya pula kehidupan (jumlah)eritosit dalam tubuh host.

Tabel 2. Perbandingan profil darahanjing normal dan penderita CHDPemeriksaan Tilley dan

Smith, (2000)Anjing

pembandingAnjingpenderita CHD

1.Packed cell volume 37,0-55,0 41 322.Deferensial erotrosit(RBC 10 x 6 mm³) 5,5-8,5 7 3,9

3.Deferensial Leukosit(WBC 10 x 3 mm³) 6,0-17 12 19,6

4.Eosinofil (%) 2-10 5 155.Diagnosa 1.Normal

2.Normal1.Normal2.Normal

1. Anemia2. Leukositosis

6.Keterangan Kondisi hewansehat

Tidak adainfestasiparasit

Ada infestasicacing D. immitis

Anjing penderita CHD dari hasilpemeriksaan deferensial leukosit (DL) danpengamatan preparat apus darah tampakmengalami leukositosis dan eosinofilia.Leukositosis adalah fenomena terjadinyapeningkatan jumlah leukosit (sel darahputih) melebihi normalnya Guyton danHall (1997). Eosinofilia adalahpeningkatan jumlah eosinofil melebihidari jumlah normalnya dalam darah(Sodikoff, 1995). Kedua kejadian tersebutsangat mempunyai korelasi. Leukositosisyang terjadi akibat adanya peningkatanjumlah eosinofil yang merupakan bagiandari leukosit. Hasil pemeriksaan DL padaanjing penderita CHD diperoleh 19,6dimana nilai DL ini lebih tinggi darianjing yang tidak terdapat infestasi cacingD. immitis yaitu 12 dan jumlah leukositnormal menurut Tilley dan Smith, (2000)

(a)

Page 5: Investigasi Cacing Dirofilaria Immitis Pada Anjing Yang Di Nekropsi Di Kota Gorontalo Dan Profil Darah Anjing Yang Terinfeksi Canine Heartworm Disease

yaitu 6,0-17. Hasil pemeriksaan darahselengkapnya ditampilkan dalam tabel 2.

Pada pemeriksaan preparat apusdarahmenggunakan mikroskop terlihateosinofil lebih dominan dibandingkandengan monosit, limfosit, netrofil atau seldarah yang lain. Leukositosis daneosinofilia diketahui merupakan sebuahrespon immun host terhadap adanyainfeksi parasit. Dalam hal ini adanyapeningkatan leukosit (eosinofil) terjadiakibat adanya respon perlawanan tubuhanjing penderita CHD terhadap adanyamikrofilaria dan cacing D. immitis dewasadi dalam tubuhnya. Infeksi cacing dalamtubuh akan merangsang tubuh untukmemproduksi antibodi IgM, IgG, IgAsebagai respon tanggap kebal. Makrofagberikatan dengan larva cacing melaluijalur yang diperantarai oleh IgE untukdapat menghancurkannya. IgE jugamemperantarai sel mast dan menginduksipelepasan faktor anafilaksis kemotaksiseosinofil untuk memobilisasi cadanganeosinofil dalam jumlah besar dalamsirkulasi darah (Tizard 1982).

Pada pemeriksaan preparat apus darahini tidak ditemukan adanya mikrofilariadari cacing D. immitis. Hal tersebutdiduga terkait dengan waktu pengambilandarah yang dilakukan pada pagi hari.Menurut Rhee dkk., (1998), periodisitasmikrofilaria D. immitis yaitu diurnal,nokturnal, atau keduanya dipengaruhioleh lokasi geografi. Periodisitasmerupakan adaptasi mikrofilaria terhadapwaktu makan nyamuk. Lokasi yangoptimal untuk mikrofilaria adalah didalam pembuluh darah viseral.Mikrofilaria hanya akan meninggalkanpembuluh darah viseral menuju pembuluhdarah perifer ketika waktu makan nyamuksehingga mikrofilaria mudah dan mungkinuntuk diisap oleh nyamuk (Abraham,1988).

Berdasarkan pada hasil pemeriksaan35 ekor anjing yang di nekropsi,ditemukan satu ekor anjing terdapatinfestasi cacing D. immitis di jantungnya.Menurut Noor (2006) ada tiga faktor yangmenyebabkan munculnya kejadian suatukasus penyakit yaitu meliputi agen, host,dan lingkungan. Akibat terbentuk

ekosistem, terdapat berbagai spesies yanghidup karena kondisi lingkungan yangmendukung. Salah satu spesies tersebutadalah nyamuk dari genus Anophelesyang berperan sebagai vektor cacing D.immitis. Keadaan lingkungan dari anjingyang positif adanya cacing jantung didugasangat mendukung keberlangsungansiklus hidup cacing jantung ini.

Apabila ditinjau dari lingkungan kotaGorontalo sangat mendukung adanyaberbagai vektor penular penyakit sepertinyamuk untuk berkembang biak. Daerahyang cenderung adanya genangan air,sawah, kebun, rumput, pekarangan, danvegetasi tersebut menyebabkan nyamukmudah untuk melakukan siklus hidupnyasecara terus-menerus. Menurut Depkes RI(2004) dalam Yudhastuti (2008), adanyatumbuh-tumbuhan sangat mempengaruhikehidupan nyamuk antara lain sebagaitempat meletakkan telur, tempatberlindung, tempat mencari makan danberlindung bagi jentik dan tempat hinggapistirahat nyamuk dewasa selamamenunggu siklus gonotropik. Rawadengan banyak tumbuhan air terapung,sawah dengan tanaman padi, pekarangan,hutan dengan banyak rawa dan semak-semak merupakan tempat hinggap danberistirahat nyamuk. Keadaan tersebutdiatas akan menunjang siklus hidup daricacing D. immitis dan semakin menunjangapabila terdapat populasi anjing liar yanghidup di kawasan tersebut. Berdasarkandata yang diperoleh, anjing yang terdapatadanya infestasi cacing D. immitis berasaldari desa Longalo, yaitu desa yangterletak di perbatasan antara kotaGorontalo dan Kabupaten Bonebolangodimana daerah ini masih terdapat vegetasiliar dan lembab. Anjing penderita cacingD. immitis merupakan anjing liar tidakbertuan yang hidup di kawasan tersebut.

Canine Heartworm Disease adalahpenyakit yang disebabkan oleh infeksicacing D. immitis. Cacing D. immitis inidapat ditularkan ke manusia melaluinyamuk dalam bentuk mikrofilaria.Levine (1990) menyatakan bahwapenyakit menular bersifat lintas batas,terutama penyakit menular melaluitransmisi serangga atau binatang yang

Page 6: Investigasi Cacing Dirofilaria Immitis Pada Anjing Yang Di Nekropsi Di Kota Gorontalo Dan Profil Darah Anjing Yang Terinfeksi Canine Heartworm Disease

Alih Bahasa, Brahm, U. PenerbitEGC. Jakarta.

memiliki reservoir. Penyakit tersebut jugadapat berpindah dari satu wilayah kewilayah lain melalui mobilitas anjing liarsebagai sumber penularan maupunkomoditas sebagai wahana transmi.Cacing D. immitis yang ditemukan padasatu ekor anjing cukup memberikan datafundamental bahwa telah ada cacing D.immitis ini di kota Gorontalo.

KESIMPULAN

Investigasi yang dilakukan padaanjing yang di nekropsi di tempatpemotongan hewan (anjing) di kotaGorontalo ditemukan adanya cacingDirofilaria immitis. Anjing yangmengalami infeksi cacing Dirofilariaimmitis mengalami anemia, leukositosis,eosinofilia.

UCAPAN TERIMAKASIHTerimakasih penulis ucapkan kepada

Lembaga Penelitian Universitas NegeriGorontalo atas dukungan dana sertafasilitas pendukung lainnya sehinggapenelitian ini dapat berjalan tanpamenghadapi hambatan.

DAFTAR PUSTAK A

Abraham D. 1988. Biology of Dirofilariaimmitis. Dalam Dirofilariasis.Boreham PFL dan Atwell RB,editor. Florida: CRC Press.

Atkins, C. E. 2003. Comparison OfResults Of Three CommercialHeartworm Antigen Test Kits InDogs With Low HeartwormBurdens. J. Am. Vet. Med. Assoc.222 : 1221-1223.

Atwell RB. 1988. Clinical Signs andDiagnosis of Canine Dirofilariasis.Dalam Dirofilariasis. BorehamPFL dan Atwell RB, editor.Florida: CRC Press.

[AHS]. American Heartworm Society.2007. Canine Heartworm Disease.http://www.heartwormsociety.org/index.asp. 15 Mei 2014.

Bielawski, B. C., Harrington, D., danJoseph, E., 2001. A SolitaryPulmonary Nodule With ZoonoticImplications. Chest 119: 1250 –1252.

Boonyapakorn, C., Srikitjakarn, L.,Morakote, N., and Hoerchner, F.2008. The Epidemiology OfDirofilaria Immitis Infection InOutpatient Dogs at Chiang MaiUniversity Small Animal Hospital,Thailand. Southeast Asian J. Trop.Med. Publich Health 39: 33 – 38.

Corwin, Elisabeth. J. 2001. Patofisiologi.

Departemen Pertanian. 1999. ManualStandar Metoda DiagnosaLaboratorium Kesehatan Hewan.Direktorat Bina Kesehatan Hewan,Direktorat Jenderal Peternakan,Departemen Pertanian.

Dharmawan, N.S. (2002). PengantarPatologi

Dharmawan, N.S., Ardana, I.B.K.,Damriyasa, I.M. Kendran, A.A.S.,dn Anggreni, L. D. 2003.Hematologi Veteriner.Laboratorium Patologi KlinikVeteriner. Fakultas KedokteranHewan. Universitas Udayana,

Fan, C. K., Su, K. E., Lin, Y. H., Liao, C.W., Du, W. Y., and Chiou, H. Y.2001. Seroepidemiologic Surveyof Dirofilaria immitis InfectionAmong Domestic Dogs In TaipeiCity and Mountain AboriginalDistricts In Taiwan (1998 – 1999).Vet. Parasitol. 102: 113 – 120.

Patologi Klinik Veteriner. PenerbitUniversitas Udayana. Denpasar-Bali.

Page 7: Investigasi Cacing Dirofilaria Immitis Pada Anjing Yang Di Nekropsi Di Kota Gorontalo Dan Profil Darah Anjing Yang Terinfeksi Canine Heartworm Disease

Genchi, C., Rinaldi, L., Mortarino, M.,Genchi, M., and Cringoli, G. 2007.Climate and Dirofilaria Infectionin Europe. Vet. Parasitol. 163:286 – 292.

Guyton, A.C. and J. E. Hall. (1997). BukuAjar Fisiologi Kedokteran. Edisi9. Penerbit Buku KedokteranEGC. Jakarta.

Hirano, H., Kizaki, T., Sashikata, T., andMatsumura, T. 2002. PulmonaryDirofilariasis–ClinicopathologicalStudy. Kobe J. Med. Sci. 48: 79 -86.

Lee, K. J., Park, G. M., Yong, T. S., Im,K., Jung, S. H., Jeong, N. J., Lee,W. Y., Yong, S. J., and Shin, K.C. 2000. The first Koreancase of humanpulmonarydirofilariasis. YonseiMed. J. 41: 285 – 288.

Levine, N.D. 1990. Parasitologi Veterinerditerjemahkan oleh Gatot Ashadi.UGM. Press.

Noor, N. N. 2006. Epidemiologi PenyakitMenular. Rineka Cipta. Jakarta.

Ressang, A. 1984. Patologi KhususVeteriner. Team Leader IFADProject : Bali.

Rhee JK, Yang S, Kim HC. 1998.Periodicity exhibited byDirofilaria immitismicrofilariae identified in dogs ofKorea. The Korean Journal ofParasitology.

Sodikoff, C.H. (1995). LaboratoryProfiles of Small Animal Disease.Mosby. Amerika.

Svobodova, V., Svobodova, Z.,Beladicova, V., and Valentova, D.2005. First cases of caninedirofilariasis in Slovakia: a casereport. Vet. Med. – Czech. 50:510 –512.

Tada, I., Sakaguchi, Y., and Eto, K. 1979.Dirofilaria in the abdominalcavity of a man in Japan. Am. J.Trop. Med. Hyg. 28: 988-990.

Tilley dan Smith. (2000). The 5 MinuteVeterinary Consult Ver 2.

Tizard, I. 1982. Pengantar ImunologiVeteriner. Philadelphia: WBSaunders Company.

Yudhastuti, Ririh.2008. Gambaran FaktorLingkungan Daerah EndemisMalaria Di DaerahBerbatasan (KabupatenTulungagung Dengan KabupatenTrenggalek). Jurnal KesehatanLingkungan, Vol.4, No.2, Januari2008 : 9 – 20.