Investasi Dan Pasar Modal Syariah
-
Upload
arif-yulianto -
Category
Documents
-
view
244 -
download
13
description
Transcript of Investasi Dan Pasar Modal Syariah
INVESTASI DAN PASAR MODAL
SYARIAH
PENULIS: ANGGOTA IKATAN MAHASISWA EKONOMI
SYARIAH UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Penulis :
Anggota Ikatan Mahasiswa Ekonomi Syariah
Editor & Layout :
- Fikri Kurniadi
- Muhamad Ihsan Hadzami
Desain Cover :
Mufqi Firaldi & M.Ihsan.H
Redaksi :
IMES PUBLISHING
Pemimpin Redaksi :
Widi Wicaksono
Sekertaris Redaksi :
Nur Hikmah Maulidina
Bendahara :
Endang Nurjaya
Alamat Redaksi :
Jaya Jl. Flamboyan I AA No. 9 Pamulang Barat 15417, Tangerang Selatan
- Tlp : 085691321177
- Email : [email protected]
- Facebook : Pasar Modal Syariah
Terbit Perdana :
Mei 2010/ 1431 H
ISBN : 978-602-97080-0-4
Hak Cipta & Penerbitan : Pada Redaksi
“Dilarang keras mengutip, menjiplak, memfotocopy atau memperbanyak dalam
bentuk apapun, baik sebagian atau keseluruhan isi buku ini tanpa izin tertulis dari
IMES PUBLISHING”
Sepatah Kata Ketua IMES
IMES UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA adalah kependekan dari Ikatan
Mahasiswa Ekonomi Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dimana organisasi ini
dipelopori oleh DR.Ir.Roikhan Ma,MM kemudian ditindak lanjuti oleh rekan-rekan dari
kelas Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan konsentrasi Ekonomi Syariah. Tentu saja pada
awalnya organisasi ini merupakan organisasi kelas dari IESP konsentrasi Ekonomi
Syariah semester 6 angkatan 2007. Seiring berjalannya waktu kamipun menjadikan IMES
sebagai organisasi terbuka untuk umum. IMES berdiri pada tanggal 26 Maret 2010;
kegiatan IMES yang pertama kali adalah kunjungan perusahaan ke PT. Valbury Asia
Securities pada tanggal 6 April 2010 diikuti oleh 25 anggota IMES.
Buku INVESTASI DAN PASAR MODAL SYARIAH yang diterbitkan oleh IMES
PUBLISHING merupakan usaha kami dalam membukukan aspirasi,pemikiran dan
wacana yang coba diutarakan anggota IMES sebagai tindak lanjut kegiatan pertama
kami; materi dalam buku ini mengkhususkan dalam ruang lingkup Investasi Pasar Modal
Syariah di Indonesia.
Ekonomi Syariah bukan hanya merubah nama dari bahas arab ke bahasa inggris ataupun
bahasa Indonesia namun ekonomi syariah haruslah memiliki produk yang benar-benar
ASLI dalri sebuah konsep ekonomi dan GENUINE OF SYARIA ECONOMICS IS
IBADAH. Dalam setiap kegitan harus dengan semangat ibadah baik kepada manusia,
ALLAH SWT ataupun Ibadah kepada lingkunagn masyarakat. Bagaimana kelanjutan
GENUINE OF SYARIA ECONOMIS silahkan anda telusuri bab demi bab yang kami
persembahkan untuk anda
Tentu saja buku yang kami terbitkan ini masih sangat jauh dari sempurna karena kami
sadar sebagai pemula kami harus banyak belajar. Untuk itu saran dan kritik yang
membangun untuk kemajuan kami dimasa yang akan dating sangat kami harapkan dari
para pembaca.
Semoga yang kami lakukan menjadikan nilai IBADAH disisi Allah SWT dan Bagi anda
para pembaca yang budiman semoga buku ini bermanfaat dan menambah wawasan kita
bersama.
Salam hangat,
Pimpinan redaksi IMES PUBLISHING
WIDHI WICAKSONO
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmatNya sehingga kami atas nama IKATAN MAHASISWA EKONOMI SYARIAH (IMES)bisa menyelesaikan pembuatan buku kelas ini. Kami menyadari bahwa buku yang dibuat ini hanya bertujuan untuk menambah wawasan ilmu studi ekonomi islam yang akan bisa memberikan harapan dan kesempurnaan yang berlandaskan Ibadah, namun berkat kerjasama anggota tim serta bantuan dari berbagai pihak yang berkompeten akhirnya buku kelas ini dapat diselesaikan dengan baik.
Sebagai bentuk apresiasi yang layak, maka segenap anggota tim IMES menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan buku ini, diantaranya adalah :
1. Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis,Bpk. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS; 2. Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan, Bpk. Drs. Lukman M,Si
3. Dosen Pasar Modal dan Investasi Syariah, Bpk Dr. Ir. H. Roikhan Mochammad Aziz, MM;
4. Ketua Ikatan Mahasiswa Ekonomi Syariah sekaligus Ketua Mahasiswa IESP 6C Konsentrasi Ekonomi Islam, Widhi Wicaksono;
5. All The University Student of Islamic Economy 2007.
Dengan segala keterbatasan dan kekurangan yang ada, Tim berharap semoga buku ini bisa bermanfaat untuk mahasiswa pada khususnya dan Masyarakat luas pada umumnya.
Akhirnya, semoga buku ini dapat menjadi langkah awal untuk menerbitkan buku lainnya dimasa yang akan datang khususnya berkaitan dengan investasi pada pasar modal syariah.
` Ciputat, Mei 2010
Tim Penulis
Q.S. Ali „Imran :96
Really, the first house to be appointed for human was at Bakkah tha full of
blessing and of guideance for universe.
PERSONAL PARTICULARS
Full Name : DR. IR. Roikhan Mochamad Aziz, MM. Date of Birth : Solo, Indonesia, 25 June 1970 Postal Address : Jl. Bendi Besar B1/19B, Tanah Kusir Jakarta Selatan 12240, Indonesia Phone (Home) : +6221-7290576, Fax: +6221-7290576 Phone (Office) : +6221-7492855, Fax: +6221- 7493315 Phone (HP) : +6281-319913-199 Citizenship : Indonesian Marital Status : Married Sex : Male Identity Card No : 5305.250670.0367 Social Network :
- [email protected] - Http://www.roikhanmochamadaziz.com - [email protected]
EDUCATIONS Elementer (1977-1989) 1977-1983 Elementary School Morning, SD Negeri 01 Kebayoran Baru, Jakarta. 1977-1983 Elementary School Afternoon, Madrasah Ibtidaiyah Simprug, Jakarta 1983-1986 Junior High School, SMP Negeri XI Kebayoran Baru, Jakarta. 1986-1989 Senior High School, SMA Negeri 70 Bulungan, Jakarta S-1 (1990-1995) Institute Technology of Bandung (ITB), Bandung, Indonesia.
Bachelor Program, Faculty of Civil Engineering and Planning, Concentration in City and Regional Planning < Http://www.pl.itb.ac.id>.
Theses: “Financial Analysis of Rail Road Track in South Bandung”
<http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=search> S-2 (1996-1998) Magister Management at University of Indonesia (MM-UI), Jakarta.
• Master Program, Faculty of Economic, Concentration in Finance and Banking
• Theses: “The Development Analysis of Scripless Trading At Guarantee Clearing
• Agent And Settlement Custodian Agent Integrating with Jakarta Stock Exchange”.
• <http://lib.pascafe.ui.ac.id/opac/themes/ng> S-3 (2003-2008) State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
• Doctoral Program, School of Post Graduate, Study Program of Islamic Studies, • Faculty of Islamic Economy, Concentration in Islamic Capital Market. • <Http://www.uinjkt.ac.id> • Dissertation: “The Sukuk Modeling In Indonesia And Malaysia On System Dynamics • Method”. <http://www.su-kuk.com>
EXPERIENCES 1994 - 1995 PT Belaputera Interplan, Consultant, Bandung, Indonesia Planner Assistant Full Time Job to Analyst the Development of Master Plan for Sister Cities and Twinning Cities, Bandung Braunschweeg. 1995 – 1996 Tourism Research Center (P2Par), Institute Technology of Bandung (ITB), Bandung, Indonesia Researcher Assistant Full Time Job to Research Indonesia Tourism, Aviation, and Leisure to Master Plan of National Tourism Development (Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Nasional – RIPPNAS) 1997 – 1999 Dow Jones Markets Inc., Jakarta, Indonesia Risk Management Division Implementation Front to Back Office System in Banking and Securities. 1999 – 2001 Bridge Information System, Jakarta, Indonesia Research And Marketing Division Development Financial Engineering of BI and IDX 2001 – 2003 Telerate, Pte. Ltd., Jakarta, Indonesia Technical and Fundamental Division Technical and Fundamental Specialist For Treasury System 2003 - 2004 Moneyline, Inc., Jakarta, Indonesia Internet Financial System Division Development The System Database On Internet Networking Technology 2004 - 2005 Reuters, Plc, Jakarta, Indonesia Financial Dealing System Division Transaction System In Capital Market And Central Banks 2005 – 2007 Sinlammim Learning Management, Jakarta, Indonesia Founder, President Director Kaffah Sinlammim Management Http://www.sinlammim.com
2007-Now State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Lecturer in Economic & Social Science Faculty Lecturer in Scrience & Technology Faculty Http://www.uinjkt.ac.id 2008-Now Center Information Development Studies (CIDES) Jakarta Indonesia Moslem Scholar Association (ICMI) Jakarta Islamic Economics Division Http://www.cidesonline.com 2008-Now Economics University (STIE) Ahmad Dahlan, Jakarta Chairman Islamic Banking Finance Program Graduate School Http://pasca.stiead.ac.id FIELD OF SPECIALISATION
1. Kaffah Economics & System Thinking 2. Sinlammim Method & System Dynamics 3. Digital Root & Powersim
REFEREE: 1. Prof. Dr. Abdul Ghafar Ismail (Ekonis, UKM, Malaysia) ACADEMICS/PROFESSIONAL QUALIFICATIONS • Broker Dealer Certified, 2000, Finance Ministry (Departemen Keuangan), Financial Institution and Capital Market Supervisory Board (BapepamLK) Jakarta, Indonesia MEMBERSHIP OF PROFESSIONAL INSTITUTIONS • Moderator of Islamic Capital Market Community At [email protected] since 2007. • Owner of Islamic Bonds Mailing List LANGUAGES
Arabic (Active in Speaking and Writing) Course Language Certified, 2005-2007 Basic, Intermediate, Advance, Insan Institute, Jakarta, Indonesia.
English (Active in Speaking and Writing) Course Language Certified, Basic, Intermediate, Advance, LIA (Lembaga Indonesia Amerika), Jakarta, Indonesia
Indonesian (Native Language)
PUBLICATIONS BOOKS
1. “Sinlammim: The God Code”, Esa Alam, Jakarta, 2005. <Http://www.tokogunungagung.co.id> 1. “The Missing Footprints of Islam”, Sinlammim, Jakarta, 2006. <Http://www.tokogunungagung.co.id>
JOURNAL
1. ”Comparative Study of Islamic Bonds in Indonesia and Malaysia on System Dynamics Approach”, Jurnal Ekonomi Kemasyarakatan Equilibrium, Vol, 5, No. 2, January-April, Jakarta, 2008. Http://www.stiead.ac.id
PAPERS
1. The Mistery Of Digital Root Based On Sinlammim Method. Proceeding. Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Indonesia. October 2008.
2. The Root Of Mathematics And Science Is Level Compared With Religious Thinking. Proceeding. State Islamic University (UIN) Jakarta, Indonesia. October 2008.
3. The Sukuk Competition Between Indonesia and Malaysia With System Dynamics. Proceeding. University Malaysia Sabah, Labuan, Malaysia. November 2008.
4. The Application Of Mathematics In Information System Based On Al-Quran. Working Paper, Studium General, State Islamic University (UIN) Jakarta, Indonesia. October 2008.
5. The Assimilation Of Sinlammim Into System Thinking In The Quantitative Method With Modeling On Sukuk As Islamic Economic Instrument. Proceeding. University Of Malahayati, Lampung, Indonesia. October 2008.
6. The Future Of Sukuk Between Malaysia and Indonesia Based on System Thinking. Proceeding. Monash University, Sunway Campus, Malaysia. October 2008.
7. Sukuk Dynamics In System Thinking. School Of Business (SBM), Institute Technology Bandung (ITB), Bandung, Indonesia. September 2008.
8. Kaffah Approach In Islamic Economics Theory. Journal. University Islamic Indonesia (UII), Jogjakarta, Indonesia. August 2008.
9. Holistic Thinking To Develop Islamic Bonds In Indonesia. Proceeding. IAEI – University Airlangga (Unair), Surabaya, Indonesia. August 2008.
10. The Development Of Kaffah Economics System In Islam. State Islamic Religion University (STAIN) Kediti, Indonesia. July 2008.
CONFERENCES
• Speaker in Studium General: The Application Of Information System In Islamic Banking Toward The Global Technology. Information System Department, Science & Technology Faculty, State Islamic University (UIN), Jakarta, Indonesia. November 7, 2008.
• Speaker in Applied International Business Conference (AIBC). University Malaysia Sabah, Labuan, Malaysia. November 6-8, 2008.
• Speaker in Annual Conference Islamic Studies (ACIS) VIII. Religion Ministery Department – State Islamic Religion University (IAIN), Palembang, Indonesia. November 3-5, 2008.
• Speaker in Studium General: The Application Of Mathematics Based On Al-Quran. Mathematics Department, Science & Tecnology Faculty, State Islamic University (UIN), Jakarta, Indonesia. October 22, 2008.
• Speaker in 6th International Islamic Finance Conference on Innovation In Islamic Finance: A Fast Track To Global Acceptance. Monash University Malaysia, Kuala Lumpur, Malaysia. October 13-14, 2008.
• Speaker in International Conference on Quantitative Methods Used In Economics and Business. University of Malahayati, Bandar Lampung, Indonesia, October 15-17, 2008.
• Speaker in 2nd National Seminar on Islamic Financial System. Institute Technology of Bandung (ITB) Bandung, Indonesia. September 6, 2008. Http://sbm.itb.ac.id/syariah
• Joint Paper in International Muamalah Seminar (IMS) on Unlocking Islamic Banking and Finance in Indonesia. Gran Melia Hotel, Jakarta, Indonesia. August 27-28, 2008.
• Speaker in International Forum in Islamic Economics, International Workshop on “Exploring Islamic Economic Theory”. Universiti
Kebangsaan Malaysia (UKM), Islamic University of Indonesia (UII), Jogjakarta, Indonesia, August 2008.
ASSIGNMENTS AND COURSES
• Forex, Money Market And Corporate Trading By Dow Jones, Jakarta, 1997
• Indonesia Government Securities Trading By Surabaya Stock Exchange,
• Jakarta, 1998 • Risk Management System: By Storm Technology, Jakarta, 1999 • Government Bank: Time Deposit And Lending Rate By BNI,
Jakarta, 2000 • Technical Analysis: Fundamental and Advanced Analysis,
Jakarta, 2001 • Treasury Trading Room System: By Telerate, Jakarta, 2002 • Central Bank: SBI And Tbills For Monetary Management By
Bank Indonesia, • Jakarta, 2003 • Corporate Finance: Financial Report Analysis By Moneyline,
Jakarta, 2004 • Financial Instruments: Regional Economic Indicator
Performance By S&P, • Jakarta, 2005 • Fixed Income: Yield Book Calculator By Salomon Smith Barney,
Jakarta, • 2005 • Two Days Training In System Dynamics • Learning Laboratory, Post Graduate, University Of Indonesia,
Jakarta, 2007 COMPUTER/IT LITERACY
• Office Computer Skills: Microsoft Office, Presentation, Antivirus, Burn, Internet, Multimedia, System, Zip, Utilities Tools, and Hardware and Peripherals Upgrading and Repairing.
• Internet Skills: Mozilla 1.5, Netscape Navigator 7.0, Internet Explorer 7.0, Mailing List, Homepage, HTTP, FTP, HTML, Intranet, Modem, Web Site, Web Server, Web Hosting, Linux, Open Source.
• Network Skills: ADSL, TCP/IP, LAN/WAN, ISDN, DOV Line, Router, Hub.
• Financial Program Software Skills: DowJones Workstation, STORM Risk
• Management System, Telerate Workstation, Bridge Workstation, Bridge Station, Active1, ActiveX, BDDE Link, , Telerate Channel, Bridge Channel, Webstation, Trading Room System: DJTRS, TTRS, BTRS, MTRS, Bridge Feed 4.0, JEX Server System, Solitaire System, Merlin System, JTOP System, Bridge Collector System, Contribution System, Yield Book Calculator, Teletrac, Metastock, Tradestation.
Community Development
1. Preacher at some Mosques, Jakarta, since 2005 2. Preacher at some Religion Communities, Jakarta, since 2005 3. Preacher at some Islamic Days and Wedding Parties, since 2005
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Makna Haji
Islam adalah agama yang sempurna. Islam akan memandu umatnya ke arah kesempurnaan yakni ke arah mencapai keridhaan Allah di dunia dan akhirat. Islam mendorong umatnya menjadi contoh kebaikan, mempunyai kemampuan dalam mencari nafkah secara halalan thoyiban sesuai ajaran al-Quran dan Hadis.
Dalam Islam terdapat rukun Islam. Rukun Islam ke-5 yaitu haji. Untuk melaksanakan ibadah haji diperlukan persediaan dan kesiapan jamaah sehingga dapat melaksanakan ibadah haji dengan benar. Selain itu kesiapan secara jasmani dan rohani sangatlah penting karena ibadah haji harus dijalani dengan badan yang sehat, harta yang bersih/halal, berakal sehat, dan hati yang bersih.
Sejarah ibadah haji bermula sejak Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah membangun Baitullah dan kemudian Allah memerintahkan umat manusia mengerjakan ibadah haji seperti dalam surat al-Haji [22] ayat 27.
Ibadah haji bertujuan untuk mencari ridha Allah yang sifatnya wajib jika mampu, oleh karena itu sejarah dan syariatnya memang harus dipahami oleh umat Islam
Menyadari bahwa umat Islam di Indonesia menghadapi masalah ketika membuat persiapan untuk menunaikan ibadah haji maka dibutuhkan keberadaan Kementerian Agama Republik Indonesia untuk menyempurnakan persiapan, pengelolaan dana, penyelenggaraan, dan paska ibadah haji untuk memperoleh haji yang mabrur serta sistem haji yang kaffah..
Ibadah haji merupakan ibadah yang selalu ingin dilakukan oleh setiap umat Islam di Indonesia, sehingga penyelenggaraan haji hanya perlu promosi terbatas dengan implikasi dari tahun ke tahun jamaah haji selalu bertambah peminatnya sejalan dengan kesadaran beragama umat Islam.
1. Sejarah Haji
Regulasi pertama dibuat oleh pemerintah kolonial Belanda membuat regulasi yang mempersulit perjalanan haji, seperti Resolusi tahun 1825. Resolusi 1825 tersebut kemudian diubah dengan Resolusi tahun 1831 yang memuat ketentuan; pelanggar paspor haji atau yang tidak memiliki paspor haji akan dikenakan denda f 1000. Besaran jumlah denda kemudian hari
diubah menjadi f 220. Di tahun 1852 kedua Resolusi itu dihapus, tetapi aturan keharusan memiliki paspor haji tetap ada meski pembayarannya tidak terlalu mahal. Pada tahun 1859 Belanda kembali mengatur haji dengan mengeluarkan Ordonansi Haji yang berisi; 1) harus memiliki surat keterangan dari bupati bagi yang ingin berhaji, dan memiliki bekal yang cukup selama haji dan bagi keluarga yang ditinggalkan; 2) diadakan ujian bagi yang telah datang dari haji; 3) bila telah lulus ujian baru jamaah haji bisa memakai gelar haji dan memakai busana khusus haji.
Pada tahun 1912, Perserikatan Muhammadiyah yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan mendirikan Bagian Penolong Haji yang diketuai KH. M. Sudjak, sebagai awal Direktorat Urusan Haji. Pada tahun 1922 Volksraad mengubah ordinansi haji yang dikenal dengan Pilgrim Ordinasi 1922 yang menyebutkan bangsa pribumi dapat mengusahakan pengangkutan calon haji. Kekosongan pengaturan haji terjadi di awal kemerdekaan, yaitu 1945-1949.
Kemudian Masyumi yang dipimpin KH. Hasjim Asj'ari mengeluarkan fatwa yang menyebutkan ibadah haji dimasa perang tidaklah wajib. Fatwa ini dituangkan dalam Maklumat Menteri Agama Nomor 4 Tahun 1947, yang menyatakan ibadah haji dihentikan selama dalam keadaan genting., Penyelenggaraan haji mulai dilaksanakan lagi pada 1949/1950. Selanjutnya Menteri Agama mengeluarkan keputusan yang menyatakan bahwa satu-satunya badan penyelenggara perjalanan haji adalah YPHI. Keputusan ini tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 3170 tanggal 6 Februari 1950 dan Surat Edaran Menteri Agama di Yogyakarta Nomor A.III/648 tanggal 9 Februari 1959. Periode tahun 1962-1964 : Pemerintah membentuk dan menyerahkan penyelenggaraan haji Indonesia kepada Panitia Perbaikan Perjalanan Haji (P3H)
B. Identifikasi Masalah 1. Bagaimana pengelolaan keuangan haji yang memberikan nilai tambah
bagi jamaah, umat, dan Islam secara kaffah menjadi pola pengelolaan keuangan yang bersifat autonomous agency ?
C. Tujuan Dan Kegunaan 1. Naskah Akademik ini memiliki tujuan yaitu dengan menjadikan landasan
ilmiah filosofis, yuridis, sosiologis, dan teoritis pola pengelolaan keuangan haji dalam Rancangan Undang-Undang Keuangan Haji
2. Kegunaan dari Naskah Akademik ini adalah sebagai masukan bagi penyusunan Rancangan Undang-Undang Keuangan Haji dan masukan bagi lembaga negara yang terkait antara lain: Kementerian Agama RI, Kementertian Keuangan RI, Kementerian Hukum dan HAM RI, Kementerian Dalam Negeri RI, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
Dewan Perwakilan Rakyat RI, Sekertaris Kabinet RI, dan Sekertaris Negegara RI, dan Presiden RI maupun organisasi Islam serta masyarakat pada umumnya..
D. Metode Penelitian a. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan dalam Naskah Akademik ini adalah deskriptif analisis dengan menganalisis masalah dalam penjelasan melalui pendekatan kualitatif dengan metode pendekatan penelitian kaffah finance legal research dalam kerangka Kaffah Thinking, sehingga didapatkan pola Naskah Akademik yang memasukkan semua aspek secara menyeluruh. Pemilihan metodologi deskriptif analisis ini didasari pertimbangan bahwa metdodologi ini mampu mempresentasikan keterkaitan dari setiap aspek yang dikaji dan dapat memberikan ruang untuk interaksi dari semua aspek yang ditelaah. Metode penyusunan Naskah Akademik ini didasarkan pada alur pikir untuk memberikan justifikasi akademik dalam bentuk alasan-alasan ilmiah sebagai bahan pertimbangan formulasi norma-norma hukum yang diusulkan. Naskah Akademik ini merupakan konsep dasar substansi norma hukum yang akan dijadikan materi muatan Rancangan Undang-Undang Pengelolaan Keuangan Haji. Atas dasar pemikiran tersebut cara penyusunan Naskah Akademik ini dilakukan dengan memberikan: 1) Uraian deskriptif tentang norma apa yang berlaku saat ini dan
permasalahan apa yang dihadapai (current condition) sehubungan dengan kegiatan pengelolaan Keuangan haji;
2) Uraian analitis tentang harapan (expectation) dan sasaran (goal) yang ingin dicapai melalui perbaikan aturan yang sudah tidak sesuai atau hal-hal baru yang belum ada;
3) Uraian analitis tentang pola normative sebagai patokan termasuk rujukan pada hasil studi perbandingan hukum (sebagai benchmark); dan
4) Uraian tentang rekomendasi sebagai bahan pertimbangan penyusunan rancangan undang-undang pengelolaan Keuangan haji.
b. Pendekatan Kaffah Finance Legal Research Penelitian Naskah Akademik dilakukan secara Kaffah dan menyeluruh yang merupakan keterkaitan dengan berbagai bidang seperti agama, keuangan, maupun hukum dan lainnya. Penelitian dilakukan dengan pengumpunlan data yang dilakukan untuk mendapatkan data primer serta data sekunder. Penelitian ini dilakukan melalui riset dokumentasi dan kepustakaan dengan mempelajari literature-literatur seperti:
1) Buku-buku dan referensi majemen Keuangan Islam yang juga berkaitan dengan haji (dan umroh);
2) Artikel-artikel dari koran, majalah, serta media cetak lainnya yang memberikan informasi tentang sistem keuangan Islam dan haji;
3) Makalah-makalah yang diterbitkan yang berhubungan dengan sistem keuangan Islam dan haji
4) Peraturan dan keputusan pemerintah perihal pengelolaan Keuangan Islam dan haji;
5) Surat edaran otoritas keuangan Islam dan otoritas haji ; 6) Undang-Undang yang berhubungan dengan sistem keuangan Islam dan
haji; 7) Data ekonomi makro dari Badan Pusat Statistik, Bank Indonesia,
Departemen Keuangan, dan Kementerian Agama; 8) Data statistik haji dari Kementerian Agama Dengan terbatasnya data dan informasi mengenai pengelolaan Keuangan haji di Indonesia maka pencarian data dan informasi juga dilakukan dengan cara mengeksplorasi melalui media internet browsing terhadap situs resmi yang menyediakan data (upload data) dan pengambilan data (retrieved data). Selain studi literatur juga dilakukan studi lapangan untuk memperoleh masukan dari otoritas haji maupun lembaga keuangan baik di dalam negeri dan di luar negeri antara lain Tabung Haji Malaysia, Jawatan Kemajuan Islam Malaysia, Kementerian Agama Republik Indonesia, dan Departemen Keuangan Republik Indonesia, serta institusi lainnya yang berkaitan dengan instrument keuangan islami dan haji. Masukan pokok yang diharapkan dapat diperoleh dalam studi lapangan ini adalah tanggapan dari institusi keuangan islami dan haji. Studi lapangan ini dilakukan dengan metode pengumpulan data dan informasi dari para nara sumber yang berasal dari lembaga pemerintah, fatwa, swasta, serta pakar keuangan Islam ataupun pengamat haji lainnya. c. Metode Penelitian Kaffah Thinking
Institusi keuangan dunia dalam dasawarsa terakhir sedang mengalami perubahan yang sangat mendasar. Terjadi pertumbuhan sistem keuangan yang tidak menentu yang mengarah pada situasi krisis finansial. Salah satu sebab krisis finansial yang terjadi di dunia karena tidak bekerjanya sistem keuangan yang selama ini menopang konsep institusi keuangan dalam meramalkan krisis yang sedang melanda dunia. Kemudian perkembangan sistem keuangan konvensional ini mencari model yang lebih komprehensif dan holistik. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan solusi yang lebih baik
dalam menghadapi masalah perekonomian. Salah satu jalan keluar dengan mengembangkan sistem keuangan yang lebih menyeluruh dan sistemik yang juga dikenal dalam ekonomi Islam. Di dalam Islam terdapat sistem keuangan yang lebih baik. Makna Islam di dalamnya juga berisikan solusi dari semua masalah yang ada. Islam mampu memberikan kontribusi dalam memperbaiki sistem dunia dengan pendekatan menyeluruh atau Kaffah Thinking.. Dengan kata lain dalam Islam terdapat pendekatan yang lebih komprehensif dan holistik.
1. Ontologi
Ontologis dari konsep Kaffah adalah Islam. Bahwa sistem kehidupan yang ada pada diri manusia, di lingkungan sekitar, dan alam semesta berawal dari konsep Islam. Dengan kata lain konsep penciptaan awal adalah Islam.
Kata Islam memiliki akar kata dari 3 huruf yaitu huruf „s‟ atau sin, huruf „l‟ atau lam, dan huruf „m‟ atau mim. Ada ayat yang mendukung makna س ل م ontologis dari Islam yaitu pada QS. Ali Imran [3]: 19.
Sesungguhnya Din di sisi Allah adalah Islam.
2. Epistemologi
Islam dimaknai sebagai suatu sistem yang holistik, komprehensif, atau menyeluruh. Kemudian Islam yang menyeluruh inilah yang menjadi epistemology dari konsep institusi keuangan yang sedang dikembangkan yaitu Kaffah. Institusi keuangan yang Kaffah merupakan epistemology yang muncul karena beranggapan bahwa konsep dasar kehidupan adalah Islam dan Islam dianggap sebagai suatu sistem. Epistemologi ini didukung oleh ayat al-Quran Surah al-Baqarah [2] ayat 208 yang berbunyi:
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara Kâffah (menyeluruh).
3. Aksiologi
Diawali dari ontologis berupa Islam sebagai alasan kehidupan termasuk ekonomi, kemudian epistemologi yang digunakan adalah Kaffah sebagai suatu sistem dalam institusi keuangan dan terakhir adalah aksiologi yang lebih sederhana berupa penerapan dalam pengembangan institusi yaitu adanya keseimbangan dari 2 hal. Dalam aksiologi ini, hubungan tersebut selalu ada 2 hal yang merupakan hubungan antara fungsi horizontal dan struktur vertical. Munculnya Islam, membentuk konsep Kaffah, yang dilakukan
secara horizontal dan vertikal. Dua hal ini dianalogikan sebagai hal yang berbeda seperti kata gembira dan kata peringatan merujuk pada kata di al-Quran. QS. Saba [34] ayat 28 yang menyatakan 2 hal yaitu “pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan.
4. Metodologi
Metode Kaffah Thinking secara umum merupakan salah satu solusi untuk mengintegrasikan berbagai sektor dan bidang dalam suatu hubungan terkait yang tersistem sehingga menghasilkan nilai tambah dan multiplier effect yang komprehensif, holistic, dan menyeluruh. Hal ini juga sejalan dengan perkembangan metode pendekatan yang menyatakan bahwa dirasakan perlu untuk mencari jalan tengah dari permasalahan institusi keuangan yang ada dengan beralih ke hal-hal yang berkaitan dengan spiritual dan keagamaan.
Diagram Keuangan Haji (KH)
Metode Kaffah Thinking, dapat dikembangkan dalam pengembangan institusi pengelola Keuangan haji. Salah satu metodologi adalah Sinlammim Kaffah. Dalam pendekatan yang menyeluruh ini terdapat hubungan sebab akibat (causal loop) dari tiga elemen yaitu sumber, hasil dan umpan balik. Elemen pertama adalah Keuangan Jamaah Haji, kemudian elemen kedua adalah Invetasi dengan prinsip Islam, dan feedbacknya adalah multiplier effect dengan landasan Islam, ibadah, dan profitabilitas.
Untuk model pengelolaan Keuangan haji digambarkan sebagai pola dari jamaah haji yang melakukan ibadah haji di baitullah untuk mendapatkan haji mabrur. Sedangkan dalam rancang bangun pengelolaan Keuangan haji yang sederhana tergambarkan adanya hubungan dari Keuangan jamaah haji yang terhimpun kemudian dikelola dan diinvestasikan berdasarkan Sharia Compliance yang memberikan nilai tambah beserta multiplier effect lain kepada jamaah haji serta umat secara keseluruhan.
.
Islam
Jemaah Umat
Haji KH
DAFTAR PUSTAKA
A. EKONOMI DAN KEUANGAN
Abdillah bin Ahmad bin Muhammad bin Qudamah al Maqdisy, Abi Muhammad. Al Mughnî „Alâ Mukhtashar Al-Kharqî. Beirut: Dârul Kutub Al‟Ilmiyah, Juz III, 1993.
-------, Al Mughnî „Alâ Mukhtashar Al-Kharqî. Beirut: Darul Kutub Al‟Ilmiyah, Juz III, 1993.
Al-„Abbadi, „Abd al-Salam Dawud. Al-Milkiyah fi al-Shari‟ah al-Islamiyyah. Beirût: Mu‟assasah al-Risalah, 2000.
Ibn Abidin, Muhammad Amin al-Dimashqi. Rad al-Muhtar „ala al-Dur al-Mukhtar. Beirût: Dâr al-Fikr, Vol.6, 1995.
Abu Ghuddah, Abdul Sattar. “Sharikat al-Aqd wa Sharikat al-Milk wa Tatbiqatuha fi al-Sukuk”. Paper at Fifth Shari‟ah Conference. Bahrain: Accounting and Auditing Organization of Islamic Financial Institutions (AAOIFI), 2007.
Al-Amin. “Bay‟ al-Ism al-Tijari wa al-Tarkhis”. Majjalah Majma‟ al-Fiqh al-Islami. Jeddah: Ed. 5, Vol. 3, 1988.
Ibn al-Athir, Majd al-Din Abi al-Sa‟adat al-Mubarak. Al-Nihayah fi Ghaîb al-Hadith wa al-Athar. Beirût: Dâr al-Kutub al-„Ilmiyyah, 1997.
Al-Ayni, Abu Muhammad Mahmud ibn Ahmad. Al-Binayah fi Sharh al-Hidayah. Beirût: Dâr al-Fikr, Vol.11, 1990.
Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution. Syarî`ah Standard No. 17: Investment Sukuk. Bahrain: AAOIFI, 2003.
Abod, Sheikh Ghazali, et. al. An Introductin to Islamic Finance. Kuala Lumpur: Quill Publishers, 1992.
Achsien, Iggi H. Investasi Syariah di Pasar Modal: Menggagas Konsep dan Praktek manajemen Portfolio Islam. Jakarta: Gramedia, 2003.
Adam, Nathif. ”Sukuk: A Panacea for Convergence and Capital Market Develoopment in the OIC Countries”. Makalah International Conference on Islamic Economics and Finance, Jakarta, 2005.
Al-Kahlânî, Muhammad Ibn Ismâ‟il. Subul al-Salâm. Bandung: Dahlan, t.t.
Aiminullah, E. Berpikir Sistemik Untuk Pembuatan Kebijakan Publik, Bisnis, dan Ekonomi. Jakarta: PPM, 2004.
Al-Qur‟ân al-Karim dan Terjemahnya. Lembaga Percetakan al-Qur‟ân Raja Fahd, 2006.
Al-Quran dan Terjemahnya. Jakarta, Kementerian Agama, 2003.
Al-Rifai, Tariq. An Overview of Islamic Finance and the Growth of Islamic Funds. London: Islamic Funds World 2003 Conference, 2003.
Algra, N.E. Kamus Istilah Hukum. Jakarta: Fockema Anreae Bina Cipta, 1983.
Alwi, Iskandar Z. Pasar Modal Teori dan Aplikasi. Jakarta: Yayasan Pancur Siwah, 2003.
Antonio, Muhammad Syafi‟i. Bank Syariah Wacana Ulama dan Cendekiawan. Jakarta: Tazkia Institute, 1999.
---------. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani Press, 2001.
Aribowo, Bambang. Enam Saham Baru Masuk JII. Jakarta: Siaran Pers, BEJ, 2003.
Arief, Sritua. Teori dan Kebijaksanaan Pembangunan. Jakarta: CIDES,1988.
Arifin, Johar, et. al. Kamus Istilah Pasar Modal, Akuntansi, Keuangan, dan Perbankan. Jakarta: Gramedia, 1999.
Al-Ashqar, „Umar Sulayman. Khiyar al-Shart fi al-Buyu‟ wa-Tatbiquhu fi al-Mu‟amalat al-Mas‟arif al-Islamiyyah. Amman: Dâr al-Nafa‟is, 1992.
Al-Attar, „Abd al-Nasir Tawqif. Nazariyat al-Ajal fi al-Iltizam fi al-Shari‟ah al-Islamiyyah wa al-Qawanin. Al-Qahirah: Matba‟at al-Sa‟adah, 1978.
Aseambankers. The International Islamic Financial Center Report 2006. Kuala Lumpur: The Center Of Islamic Product Innovation And Global Recognition In Malaysia, 2006..
Ayub, Muhammad. Islamic Banking and Finance: Theory and Practise. Karachi: State Bank of Pakistan, 2002.
Babbie, E. The Practise of Social Research. 6th Ed. California: Belmont Press, 1992.
Badan Pengawas Pasar Modal. Himpunan Peraturan Perundangan Pasar Modal. Jakarta: Badan Pelaksana Pasar Modal, 1990.
---------. Regulasi Pasar Modal, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, Badan Pengawas Pasar Modal, Jakarta, 2006.
Buarque, Cristovam. The End of Economics: Ethics and the Disorder of Progress. Zed Books, Brazil. 1993.
Bursa Efek Jakarta. Laporan Tahunan 2005. Jakarta: Bursa Efek Jakarta, 2006.
Bursa Efek Surabaya. Annual Report Surabaya Stock Exchange 2006. Jakarta: BES, 2007.
---------. Fact Book 2007. Jakarta: BES, 2007.
---------. Laporan Tahunan. Jakarta: Bursa Efek Surabaya-Bursa Efek Jakarta, 2006.
---------. Mengenal Surat Utang Negara. Jakarta: Bursa Efek Surabaya-Bank Indonesia, 2003.
Al-Bahuti. Al-Rawd al-Murbi‟ Sharh Zad al-Mustaqni‟. Al-Riyad: Maktabah al-Riyad al-Hadithah, Vol.3, 1970.
Bank Indonesia. Laporan Tahunan (Beberapa Tahun) 2002-2006. Jakarta: Bank Indonesia, 2006.
---------. Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia Tahun 2002-2006. Jakarta: Bank Indonesia, 2007.
BNM. Annual Report, (Beberapa Tahun) 2002-2006. Kuala Lumpur: Bank Negara Malaysia, 2006.
---------. Financial Sector Masterplan. Kuala Lumpur: Bank Negara Malaysia, 2001.
LAMPIRAN
DIAGRAM LEMBAGA KEUANGAN HAJI KAFFAH
Daftar Isi
Kata Pengantar……………………………………………………….….
Daftar Isi…………………………………………………………..…….
Bab 1 Obligasi Syariah …………………………………………….... 1
Nurhikmah M
Bab 2 Harta Dalam Perspektif Islam ……………………….....…….. 11
Endang Nurjaya
Bab 3 Investasi Konvensional …………………………….....……… 18
Dini juliansah
Bab 4 Investasi Syariah …………………………….....…………….. 27
Widhi Wicaksono
Bab 5 Perkembangan Pasar modal syariah di Malaysia …………….. 35
Ahmad Fahrudin
Bab 6 Perkembangan Pasar modal Syariah di Indonesia……………. 52
Edo.M.Hafiz
Bab 7 Instrumen Saham Syariah ……………………………………. 55
Satria Ali.S
Bab 8 Riset Saham Syariah di Indonesia …………………………… 71
Rizka Cholidah
Bab 9 Riset Saham Syariah di Malaysia …………………………...... 78
M.Ishaq
Bab 10 Spekulasi di Berbagai Pasar Modal ………………………….. 89
Finsa. R
Bab 11 Reksadana Konvensional ……………………………………. 96
Regina
Bab 12 Reksadana Syariah ………………………………………… 103
Karmila. F
Bab 13 Instrumen Sukuk ………………………………………….. 113
Fikry . K
Bab 14 Masalah dan tinjauan Sukuk ………………………………. 132
A.Tabrizi
Bab 15 Sukuk di Indonesia …………………………………….…. 138
Luthfi.H.S
Bab 16 Sukuk di Malaysia ……………………………......………... 145
M.Ihsan.H
Bab 17 Perkembangan Sukuk di indosia …………………..………. 154
Mufqi.F
Bab 18 Perkembangan sukuk di Malaysia …………………………. 162
Iim Muhidah
Bab 19 Area Potensi Riil Sukuk …………………………………… 177
Yuni. F
Bab 20 Baitul Maal Wat Tamwil …………………………………. 185
Mawaddah
Bab 21 Ziswaf ……………………………………………………… 195
Arudin.S
Catatan Akhir ............................................................................................ 205
Daftar Pustaka
Berfikir Kaffah Dalam Ekonomi Islam
I. Konsep System Thinking
Suatu pendekatan yang tersedia untuk mempelajari dunia nyata adalah
pendekatan sistem, yaitu studi pengenalan dunia nyata melalui pemilahan dunia
nyata tersebut kepada bagian-bagiannya. Sebagai landasan berpikir, di dalam
model terdapat analisis dari dunia nyata dan sistem. Unsur dan proses penyusun
bagian-bagian tersebut kemudian diidentifikasi, dikarakterisasi, dan selanjutnya
dirakit kembali dalam suatu kesatuan struktur (sistem) untuk menghasilkan
produk atau tujuan yang dipertimbangkan. Jadi, sistem adalah bagian dari dunia
nyata yang tediri dari berbagai unsur pada suatu tempat dan batasan waktu.
Komponen dan proses yang saling berinteraksi yang dirancang berdasarkan
konsep yang dikembangkan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
System thinking atau pendekatan sistem merupakan pendekatan yang
dilakukan dengan dalam kaitan sistem, tidak terlepas sendiri, karena
bagaimanapun juga semuanya selalu berada dalam satu sistem tertentu.
Pendekatan berpikir sistem dilandasi oleh unsur-unsur lingkungan yang
berhubungan dengan obyek sebagai satu kesatuan, bagian integral, tidak
terpisahkan, dan saling mempengaruhi. Dengan berpikir sistem maka paradigma
yang muncul adalah penyelesaian komprehensif (think global, act local).
Berpikir sistemik, komprehensif, atau holistik adalah hubungan
ketergantungan/independen antar unsur (obyek dan lingkungan) yang bersiffat
dinamis, non linier, dalam keadaan far from equilibrium, asymmetric
information.
Makna komprehensif digunakan untuk menjelaskan sistem yang berarti
menyeluruh. Holistik yang juga berarti keseluruhan berasal dari kata whole atau
seluruh didasari pendekatan ekosistem dan rantai makanan (food chain).Holistik
berarti bahwa antara satu sistem dengan sistem lainnya selalu ada kaitannya,
jadi tidak dapat dilepaskan begitu saja.
Sistem, komprehensif, dan holistik dalam Islam dikenal dengan Kâffah,
yang dinyatakan dalam al-Quran Surah al-Baqarah [2] ayat 208 yang berbunyi:
.......
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam
secara Kâffah (keseluruhan)……
Sistem, komprehensif, dan holistik dapat dipahami oleh sebagian
manusia. Begitu juga dengan Kâffah yang hanya dapat dipahami oleh sebagian
umat, sesuaidengan bagian ayat sebelumnya, yaitu hanya diperuntukkan bagi
orang-orang yang beriman. Tidak semua umat Islam mampu mengerti makna
Kâffah.
Pengertian sistem, komprehensif, holistik dan Kâffah merupakan
pengertian yang lebih kompleks dibandingkan dengan pengertian yang selama
ini dianut oleh sebagian besar akademisi.
Selama 200 tahun, sejak era pasca revolusi industri di tahun 1800-an
konsep yang mendominasi adalah linier thinking, extrapolasi dari 2 titik, yang
meniadakan elemen metafisik, menghilangkan faktor x, memisahkan antara
ilmu pengetahuan dengan keimanan. Konsep ini merasuk dalam teori Adam
Smith dan Malthus yang merupakan pendekatan ekonomi yang
menyederhanakan dunia nyata. Untuk generasi terdahulu, konsep ini dapat
menjadi daya dukung bagi kinerja perekonomian secara keseluruhan. Tetapi
dengan kompleksitas masalah dunia akhir-akhir ini, maka konsep black box
seperti ini tidak bisa menjadi acuan solusi bagi masa depan dunia. Sebagai
contoh, pangan yang semula hanya dikonsumsi oleh manusia, kini diperebutkan
juga oleh mesin-mesin pabrik maupun mesin kendaraan. Dengan
kekompleksitasan masalah maka diperlukan konsep baru, yaitu konsep ketiga,
titik ketiga, the third wave, sebagai pengisi teori yang sesuai dengan zamannya
saat ini.
Forrester dari MIT mengisi kekosongan teori titik ketiga ini dengan
System Dynamics, yang merupakan metode dalam System Thinking. Kalangan
pemikir Islam juga sedang mengisi kekosongan teori ketiga ini salah satunya
dengan konsep bagi hasil oleh ekonom fuqaha Islam, dan juga konsep
Sinlammim serta konsep-konsep lainnya.
Sinlamim
Metode System Dynamics mampu menjadi konsep baru untuk
menyempurnakan teori-teori yang sudah ada. Dalam bentuk piramida yang
dibagi secara horizontal yang terdiri dari 3 bagian (puncak, tengah, dan dasar),
maka bagian pertamanya yaitu puncak piramida merupakan konsep System
Thinking. Kemudian dibagian kedua yaitu di tengah adalah metode System
Dynamics. Sedangkan di bagian ketiga yaitu di dasar adalah software Powersim.
Untuk piramida yang sama dengan pendekatan Islam, bagian 1 puncak adalah
konsep Islam Kâffah, bagian 2 tengah adalah metode Sinlammim, dan bagian 3
dasar adalah formula akar digit.
II. Pendekatan Islam Kâffah
Selain surat al-Baqarah [2]: ayat 208, kata Kâffah juga terdapat dalam
surat Saba [34] ayat 28 yang menyatakan 2 hal yaitu:
“pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan”.
Jika dalam System Thinking terdapat causal loop positif, maka Islam
Kâffah terdapat pembawa berita gembira. Dan sebagai pemberi peringatan
merupakan causal loop negatif. Sehingga System Thinking dapat disandingkan
dengan Islam Kâffah. Jadi, kalau pendekatan barat adalah System Thinking,
maka pendekatan Islam adalah Islam Kâffah.
Untuk metode Sinlammim, juga memenuhi syarat sebagai salah satu
pembanding dalam System Dynamics yaitu dengan pola feedbacknya. Elemen
pertama adalah Tuhan, kemudian elemen kedua adalah alam, dan feedbacknya
adalah ibadah. Bila System Dynamics mensyaratkan feedback sebagai bagian
dari struktur sistemnya, maka Sinlammim juga memiliki feedback dalam
hubungan di dalam sistem, seperti tersebut di atas.
Dengan kemampuan ilmuwan barat untuk menguasai bahasa komputer
dan teknologi, maka kehadiran platform Powersim merupakan hal yang biasa.
Sedangkan dengan kemampuan menerjemahkan konsep Islam Kâffah ke dalam
Sinlammim, maka kemunculan formula akar digit adalah hal yang luar biasa,
karena di dalamnya tersirat nilai sederhana, ketakterhinggaan, dan bernilai
mutlak.
Berawal dari angka bulat positif yaitu satu, dua, tiga, dan seterusnya
(1,2,3,4,5,6,7,8,9,10, tak berhingga), yang disebut dengan deret hitung maka
selanjutnya angka-angka ini akan dijumlahkan satu per satu secara berurut
untuk mendapatkan hasil akumulasi setiap angka berurutan tersebut.
Tabel Akar Digit
Jika dikelompokkan menjadi tiga bagian yang masing-masingnya terdiri
dari tiga angka, maka terdapat beberapa kemungkinan pola kelompok dalam
tiap kelompoknya yang berulang. Salah satu bentuk pola berulang yang dapat
dipisahpisahkan adalah:
13 616 319 913 616 319 9 …dst.
Maka tiga kelompok yang sesuai dengan pola berulang yang di tiap
kelompok ada tiga angka seperti yang disebutkan di atas. kelompok pertama: 3
1 9, kelompok kedua: 9 1 3, dan kelompok ketiga: 6 1 6.
III. System Dynamics
Menurut Massachusetts Institute of Technology (MIT), System Dynamics
adalah suatu metodologi untuk mempelajari permasalahan di sekitar kita. Tidak
seperti metodologi lain, yang mengkaji permasalahan dengan memilahnya
menjadi bagianbagian yang lebih kecil, System Dynamics melihat permasalahan
secara keseluruhan. Konsep utama System Dynamics adalah pemahaman tentang
bagaimana semua objek dalam suatu sistem saling berinteraksi satu sama lain.
Pemahaman atas sistem melahirkan identifikasi dan definisi atas
permasalahan yang terjadi dalam sistem tersebut. Konseptualisasi sistem
kemudian dilakukan atas dasar permasalahan yang didefinisikan, hal ini akan
menimbulkan pemahaman yang lebih mendalam atas sistem yang selanjutnya
mungkin akan menimbulkan redefinisi masalah sampai konseptualisasi sistem
dinyatakan diterima. Didasari atas konseptualisasi ini, selanjutnya analisis
diformulasikan secara detail dalam pemahaman matematis yang juga akan
menimbulkan tambahan pemahaman atas sistem.
Pola System Thinking dengan metode System Dynamics ini merupakan
pendekatan yang sangat berbeda dengan metodologi yang selama 200 tahun ini
digunakan oleh akademisi dan peneliti. Perbedaan fundamental yang
disuguhkan oleh Forrester adalah hadirnya fungsi operator dan fungsi designer.
Sebagai ilustrasi adalah keberadaan arsitek pesawat dan pilot pesawat. Arsitek
pesawat merancang pesawat supaya pilot biasapun mampu menerbangkannya.
Pendekatan System Dynamics menyimpan filosofi tinggi mengenai pentingnya
seorang peneliti menciptakan sesuatu yang baru, karena di dalam proses System
Dynamics selalu ada stock flow diagram yang baru. Hal ini berarti setiap
penelitian yang dibuat dalam kerangka System Dynamics akan menciptakan
suatu yag baru.
Secara umum terdapat enam langkah dalam menganalisis suatu masalah
dengan perspektif System Dynamics, yaitu identifikasi dan pendefinisian
masalah, konseptualisasi sistem, formulasi analisis, simulasi dan validasi
analisis, analisis kebijaksanaan dan perbaikan, serta implementasi analisis.
Curriculum vitae
PERSONAL PARTICULARS
Full Name : DR. IR. Roikhan Mochamad Aziz, MM.
<Http://www.roikhanmochamadaziz.com>
Date of Birth : Solo, Indonesia, 25 June 1970
Postal Address : Jl. Bendi Besar B1/19B, Tanah Kusir
Jakarta Selatan 12240, Indonesia
Phone (Home) : +6221-7290576, Fax: +6221-7290576
Phone (Office) : +6221-7492855, Fax: +6221- 7493315
Phone (HP) : +6281-319913-199
Citizenship : Indonesian
Marital Status : Married
Sex : Male
Identity Card No : 5305.250670.0367
EDUCATIONS
Elementer (1977-1989)
1977-1983 Elementary School Morning, SD Negeri 01 Kebayoran Baru,
Jakarta.
1977-1983 Elementary School Afternoon, Madrasah Ibtidaiyah Simprug,
Jakarta
1983-1986 Junior High School, SMP Negeri XI Kebayoran Baru, Jakarta.
1986-1989 Senior High School, SMA Negeri 70 Bulungan, Jakarta
S-1 (1990-1995)
Institute Technology of Bandung (ITB), Bandung, Indonesia.
Bachelor Program, Faculty of Civil Engineering and Planning,
Concentration in City and Regional Planning < Http://www.pl.itb.ac.id>.
Theses: “Financial Analysis of Rail Road Track in South Bandung”
<http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=search>
S-2 (1996-1998)
Magister Management at University of Indonesia (MM-UI), Jakarta.
• Master Program, Faculty of Economic, Concentration in Finance and
Banking
• Theses: “The Development Analysis of Scripless Trading At Guarantee
Clearing
• Agent And Settlement Custodian Agent Integrating with Jakarta Stock
Exchange”.
• <http://lib.pascafe.ui.ac.id/opac/themes/ng>
S-3 (2003-2008)
State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
• Doctoral Program, School of Post Graduate, Study Program of Islamic
Studies,
• Faculty of Islamic Economy, Concentration in Islamic Capital Market.
• <Http://www.uinjkt.ac.id>
• Dissertation: “The Sukuk Modeling In Indonesia And Malaysia On System
Dynamics
• Method”. <http://www.su-kuk.com>
EXPERIENCES
1994 - 1995 PT Belaputera Interplan, Consultant, Bandung, Indonesia
Planner Assistant
Full Time Job to Analyst the Development of Master Plan for
Sister
Cities and Twinning Cities, Bandung Braunschweeg.
1995 – 1996 Tourism Research Center (P2Par), Institute Technology of
Bandung
(ITB), Bandung, Indonesia
Researcher Assistant
Full Time Job to Research Indonesia Tourism, Aviation, and
Leisure
to Master Plan of National Tourism Development (Rencana Induk
Pembangunan Pariwisata Nasional – RIPPNAS)
1997 – 1999 Dow Jones Markets Inc., Jakarta, Indonesia
Risk Management Division
Implementation Front to Back Office System in Banking and
Securities.
1999 – 2001 Bridge Information System, Jakarta, Indonesia
Research And Marketing Division
Development Financial Engineering of BI and IDX
2001 – 2003 Telerate, Pte. Ltd., Jakarta, Indonesia
Technical and Fundamental Division
Technical and Fundamental Specialist For Treasury System
2003 - 2004 Moneyline, Inc., Jakarta, Indonesia
Internet Financial System Division
Development The System Database On Internet Networking
Technology
2004 - 2005 Reuters, Plc, Jakarta, Indonesia
Financial Dealing System Division
Transaction System In Capital Market And Central Banks
2005 – 2007 Sinlammim Learning Management, Jakarta, Indonesia
Founder, President Director
Kaffah Sinlammim Management
Http://www.sinlammim.com
2007-Now State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Lecturer in Economic & Social Science Faculty
Lecturer in Scrience & Technology Faculty
Http://www.uinjkt.ac.id
2008-Now Center Information Development Studies (CIDES) Jakarta
Indonesia Moslem Scholar Association (ICMI) Jakarta
Islamic Economics Division Http://www.cidesonline.com
2008-Now Economics University (STIE) Ahmad Dahlan, Jakarta
Chairman Islamic Banking Finance Program
Graduate School Http://pasca.stiead.ac.id
FIELD OF SPECIALISATION
1. Kaffah Economics & System Thinking
2. Sinlammim Method & System Dynamics
3. Digital Root & Powersim
REFEREE:
1. Prof. Dr. Abdul Ghafar Ismail (Ekonis, UKM, Malaysia)
ACADEMICS/PROFESSIONAL QUALIFICATIONS
• Broker Dealer Certified, 2000, Finance Ministry (Departemen Keuangan),
Financial Institution and Capital Market Supervisory Board (BapepamLK)
Jakarta, Indonesia
MEMBERSHIP OF PROFESSIONAL INSTITUTIONS
• Moderator of Islamic Capital Market Community
At [email protected] since 2007.
• Owner of Islamic Bonds Mailing List
LANGUAGES
Arabic (Active in Speaking and Writing)
Course Language Certified, 2005-2007
Basic, Intermediate, Advance, Insan Institute, Jakarta, Indonesia.
English (Active in Speaking and Writing)
Course Language Certified,
Basic, Intermediate, Advance, LIA (Lembaga Indonesia Amerika),
Jakarta, Indonesia
Indonesian (Native Language)
PUBLICATIONS
BOOKS
1. “Sinlammim: The God Code”, Esa Alam, Jakarta, 2005.
<Http://www.tokogunungagung.co.id>
1. “The Missing Footprints of Islam”, Sinlammim, Jakarta, 2006.
<Http://www.tokogunungagung.co.id>
JOURNAL
1. ”Comparative Study of Islamic Bonds in Indonesia and Malaysia on
System
Dynamics Approach”, Jurnal Ekonomi Kemasyarakatan Equilibrium,
Vol, 5, No. 2,
January-April, Jakarta, 2008. Http://www.stiead.ac.id
PAPERS
1. The Mistery Of Digital Root Based On Sinlammim Method. Proceeding.
Institut
Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Indonesia. October 2008.
2. The Root Of Mathematics And Science Is Level Compared With
Religious
Thinking. Proceeding. State Islamic University (UIN) Jakarta, Indonesia.
October
2008.
3. The Sukuk Competition Between Indonesia and Malaysia With System
Dynamics.
Proceeding. University Malaysia Sabah, Labuan, Malaysia. November
2008.
4. The Application Of Mathematics In Information System Based On Al-
Quran.
Working Paper, Studium General, State Islamic University (UIN) Jakarta,
Indonesia. October 2008.
5. The Assimilation Of Sinlammim Into System Thinking In The
Quantitative Method
With Modeling On Sukuk As Islamic Economic Instrument. Proceeding.
University
Of Malahayati, Lampung, Indonesia. October 2008.
6. The Future Of Sukuk Between Malaysia and Indonesia Based on System
Thinking.
Proceeding. Monash University, Sunway Campus, Malaysia. October
2008.
7. Sukuk Dynamics In System Thinking. School Of Business (SBM),
Institute
Technology Bandung (ITB), Bandung, Indonesia. September 2008.
8. Kaffah Approach In Islamic Economics Theory. Journal. University
Islamic
Indonesia (UII), Jogjakarta, Indonesia. August 2008.
9. Holistic Thinking To Develop Islamic Bonds In Indonesia. Proceeding.
IAEI –
University Airlangga (Unair), Surabaya, Indonesia. August 2008.
10. The Development Of Kaffah Economics System In Islam. State Islamic
Religion
University (STAIN) Kediti, Indonesia. July 2008.
CONFERENCES
• Speaker in Studium General: The Application Of Information System In
Islamic Banking Toward The Global Technology. Information System
Department, Science & Technology Faculty, State Islamic University
(UIN), Jakarta, Indonesia. November 7, 2008.
• Speaker in Applied International Business Conference (AIBC).
University Malaysia Sabah, Labuan, Malaysia. November 6-8, 2008.
• Speaker in Annual Conference Islamic Studies (ACIS) VIII. Religion
Ministery Department – State Islamic Religion University (IAIN),
Palembang, Indonesia. November 3-5, 2008.
• Speaker in Studium General: The Application Of Mathematics Based On
Al-Quran. Mathematics Department, Science & Tecnology Faculty, State
Islamic University (UIN), Jakarta, Indonesia. October 22, 2008.
• Speaker in 6th International Islamic Finance Conference on Innovation In
Islamic Finance: A Fast Track To Global Acceptance. Monash University
Malaysia, Kuala Lumpur, Malaysia. October 13-14, 2008.
• Speaker in International Conference on Quantitative Methods Used In
Economics and Business. University of Malahayati, Bandar Lampung,
Indonesia, October 15-17, 2008.
• Speaker in 2nd National Seminar on Islamic Financial System. Institute
Technology of Bandung (ITB) Bandung, Indonesia. September 6, 2008.
Http://sbm.itb.ac.id/syariah
• Joint Paper in International Muamalah Seminar (IMS) on Unlocking
Islamic Banking and Finance in Indonesia. Gran Melia Hotel, Jakarta,
Indonesia. August 27-28, 2008.
• Speaker in International Forum in Islamic Economics, International
Workshop on “Exploring Islamic Economic Theory”. Universiti
Kebangsaan Malaysia (UKM), Islamic University of Indonesia (UII),
Jogjakarta, Indonesia, August 2008.
ASSIGNMENTS AND COURSES
• Forex, Money Market And Corporate Trading By Dow Jones, Jakarta,
1997
• Indonesia Government Securities Trading By Surabaya Stock Exchange,
• Jakarta, 1998
• Risk Management System: By Storm Technology, Jakarta, 1999
• Government Bank: Time Deposit And Lending Rate By BNI, Jakarta,
2000
• Technical Analysis: Fundamental and Advanced Analysis, Jakarta, 2001
• Treasury Trading Room System: By Telerate, Jakarta, 2002
• Central Bank: SBI And Tbills For Monetary Management By Bank
Indonesia,
• Jakarta, 2003
• Corporate Finance: Financial Report Analysis By Moneyline, Jakarta,
2004
• Financial Instruments: Regional Economic Indicator Performance By
S&P,
• Jakarta, 2005
• Fixed Income: Yield Book Calculator By Salomon Smith Barney,
Jakarta,
• 2005
• Two Days Training In System Dynamics
• Learning Laboratory, Post Graduate, University Of Indonesia, Jakarta,
2007
COMPUTER/IT LITERACY
• Office Computer Skills: Microsoft Office, Presentation, Antivirus, Burn,
Internet, Multimedia, System, Zip, Utilities Tools, and Hardware and
Peripherals Upgrading and Repairing.
• Internet Skills: Mozilla 1.5, Netscape Navigator 7.0, Internet Explorer
7.0, Mailing List, Homepage, HTTP, FTP, HTML, Intranet, Modem,
Web Site, Web Server, Web Hosting, Linux, Open Source.
• Network Skills: ADSL, TCP/IP, LAN/WAN, ISDN, DOV Line, Router,
Hub.
• Financial Program Software Skills: DowJones Workstation, STORM
Risk
• Management System, Telerate Workstation, Bridge Workstation, Bridge
Station, Active1, ActiveX, BDDE Link, , Telerate Channel, Bridge
Channel, Webstation, Trading Room System: DJTRS, TTRS, BTRS,
MTRS, Bridge Feed 4.0, JEX Server System, Solitaire System, Merlin
System, JTOP System, Bridge Collector System, Contribution System,
Yield Book Calculator, Teletrac, Metastock, Tradestation.
Community Development
1. Preacher at some Mosques, Jakarta, since 2005
2. Preacher at some Religion Communities, Jakarta, since 2005
3. Preacher at some Islamic Days and Wedding Parties, since 2005
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi 1
Teori Obligasi Syariah Dengan Nilai
Ibadah
Nur Hikmah Maulidina
Abstraks
Obligasi merupakan utang tetapi dalam bentuk sekuriti. “Penerbit”
obligasi adalah merupakan si peminjam atau debitur, sedangkan “pemegang”
obligasi adalah merupakan pemberi pinjaman atau kreditur dan “kupon”
obligasi adalah bunga pinjaman yang harus di bayar oleh debitur kepada
kreditur
Obligasi syariah bukan merupakan utang berbunga tetap, tetapi lebih
menyerupakan penyertaan dana yang didasarkan pada prinsip bagi hasil.
Transaksinya bukan akad utang piutang melainkan penyertaan. Pada
prinsipnya obligasi syariah adalah surat berharga sebagai instrument
investasi yang di terbitkan berdasarkan suatu transaksi atau akad syariah
yang melandasinya (underlying transaction), yang dapat berupa ijarah
(sewa), mudarabah (bagi-hasil), musyarakah atau yang lain
Ibadah atau pray disini dimaksudkan yaitu dengan peluang yang akan
dihasilkan dari obligasi syariah apakah naik atau turun dengan melihat
faktor-faktor yang mempengaruhinya pada kondisi tersebut
Katakunci : Obligasi, Obligasi Syariah dan Ibadah
1.1 Latar Belakang
Obligasi merupakan instrumen investasi yang memberikan hasil
investasi tetap berupa bunga atau yang lebih dikenal dengan nama
Kupon pada instrumen investasi ini. Kupon adalah bunga yang didapat
pada obligasi dan besarnya sudah ditetapkan sejak awal, serta tidak dapat
diubah hingga jatuh tempo. Walaupun pada saat tertentu nilai obligasi
tersebut mengalami penurunan atau kenaikan, besarnya bunga atau
kupon yang sudah dijanjikan di awal tidak akan berubah hingga saat
jatuh tempo obligasi terakhir.
Obligasi dikeluarkan dengan tujuan agar perusahaan yang
mengeluarkan obligasi tersebut mendapatkan sejumlah dana untuk
mengembangkan bisnisnya dengan menerbitkan dan menjual surat
berharga tersebut dan memberikan janji berupa bunga (kupon) yang tetap
sebagai kewajiban yang harus dibayarkan perusahaan hingga jatuh
tempo. Pada saat jatuh tempo, perusahaan membeli kembali surat
berharga tersebut sesuai dengan nilainya. Oleh karena itu obligasi juga
dikenal dengan surat hutang.
Obligasi syariah berbeda dengan obligasi konvensional. Semenjak
ada konvergensi pendapat bahwa bunga adalah riba, maka instrumen-
instrumen yang mempunyai komponen bunga (interest-bearing
instruments) ini keluar dari daftar investasi halal. Karena itu,
dimunculkan alternatif yang dinamakan obligasi syariah..
Sebagaimana Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 32/ DSN-MUI/
IX/ 2002, “obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang
berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten untuk membayar
pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/ margin/
fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo”.
1.2 Maksud Dan Tujuan
a. Mengetahui informasi tentang obligasi konvensional dan obligasi
syariah
b. Membandingkan antara obligasi konvensional dan obligasi syariah
c. Mengeatahui pemahaman teori islam kaffah dengan memasukkan
unsur ibadah dalam obligasi syariah
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 3
2.1 Pengertian Dan Karakteristik Obligasi
Pemegang obligasi memiliki suatu kepastian mengenai kapan dan
berapa lama investasinya akan kembali. Karena sifat obligasi yang
menawarkan kepada para investor hasil yang tetap dari investasinya
sesuai yang diperjanjikan, membuat resiko memiliki sebuah obligasi itu
lebih kecil dibandingkan saham.
Obligasi pada umumnya adalah surat hutang yang dikeluarkan
oleh perusahaan kepada investor dengan janji membayar bunga secara
periodik selama periode tertentu serta membayar nilai nominalnya pada
saat jatuh tempo. Para investor akan mendapatkan return dalam bentuk
tingkat suku bunga tertentu, yang besarnya sangat bervariasi dan sangat
tergantung pada bisnis penerbitnya.
Obligasi pada umumnya diterbitkan untuk suatu jangka waktu
tetap diatas 10 tahun. Surat utang berjangka waktu 1 hingga 10 tahun
disebut “Surat Utang” dan utang dibawah 1 tahun disebut “Surat
Perbendaharaan”. Di Indonesia, Surat Utang berjangka waktu 1 hingga
10 tahun yang diterbitkan oleh pemerintah disebut Surat Utang Negara
(SUN) dan utang dibawah 1 tahun yang diterbitkan oleh pemerintah
disebut Surat Perbendaharaan Negara (SPN).
Sebagai surat utang, penerbitan obligasi melibatkan perjanjian
kontrak yang mengikat antara pihak penerbit dengan pihak pembeli
pinjaman/investor. Kontrak perjanjian yang mengikat antara penerbit
dengan pihak pemberi pinjaman sebagai investor minimal harus berisi
empat hal, sebagai berikut :
a. Besarnya tingkat kupon serta periode pembayarannya
b. Jangka waktu jatuh tempo
c. Besarnya nominal
d. Jenis obligasii
Karakteristik Obligasi
Berikut beberapa karakteristik obligasi sebagai instrumen utang
jangka panjang, yaitu
a) Surat berharga yang mempunyi kekuatan hukum
b) Nilai Obligasi (jumlah dana yang dipinjam)
c) Jangka Waktu Obligasi
d) Tingkat Suku Bunga
e) Jadwal Pembayaran
f) Tahap Membeli Obligasi
g) Membuka Rekening
h) Pahami Produk obligasi
i) Lakukan Analisis
j) Memberikan Amanat Beli
k) Siapkan Dana
l) Penyelesaian Pembayaran Obligasi
2.2 Pengertian Obligasi Syariah
Pada awalnya penggunaan istilah “obligasi syariah” sendiri
dianggap kontradiktif. Obligasi sudah menjadi kata yang tak lepas dari
bunga sehingga tidak dimungkinkan untuk disyariahkan.
Merujuk kepada Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 32/ DSN-
MUI/ IX/ 2002, “ obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka
panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten untuk
membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi
hasil/ margin/ fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh
tempo.
Obligasi syariah bukan merupakan utang berbunga tetap, tetapi
lebih menyerupakan penyertaan dana yang didasarkan pada prinsip bagi
hasil. Transaksinya bukan akad utang piutang melainkan penyertaan.
Obligasi sejenis ini lazim dinamakan muqaradhah bond, dimana
muqaradhah merupakan nama lain dari mudharabah. Dalam bentuknya
yang sederhana obligasi syariah diterbitkan oleh sebuah perusahaan atau
emiten sebagai pengelola atau mudharib dan dibeli oleh investor atau
shahib mal.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 5
2.3 Proses Penerbitan Obligasi Syariah
Penerbitan obligasi syariah pada prinsipnya tidak jauh berbeda
dengan obligasi konvensional, untuk lebih jelas lihat gambar:
DOKUMEN PENAWARAN
EMITEN UNDERWRITER INVESTOR
BAGI HASIL DAN PEMBAYARAN POKOK
(Gambar I)
Langkah – langkah umum untuk penerbitan obligasi syariah yaitu
:
1. Emiten menyerahkan dokumen yang di perlukan untuk penerbitan
obligasi syariah kepada underwriter (wakil dari emiten).
2. Underwriter melakukan penawaran kepada investor.
3. Bila investor tertarik, maka akan menyerahkan dananya kepada
emiten melalui underwriter.
4. Emiten akan membayarkan bagi hasil dan pembayaran pokok kepada
investor.
Selain proses di atas, sebelumnya harus di lakukan pula opini
syariahnya, yang di lakukan oleh DSN dengan tahapan yaitu :
(Gambar 2)
Proses Fatwa / Opini Syariah
DANA
DANA
UNDERWRITER
OPINI SYARIAH RAPAT TIM
AHLI
PRESENTASI BADAN
PELAKSAN HARIAN DSN
MUI
Poposal/ surat
pemberitahuan
Berdasarkan Gambar 2 di atas dapat di jelaskan proses dari opini syariah:
1. Emiten melalui underwriter menyerahkan proposal atau surat
pemberitahuan penerbitn obligasi syariah kepada Majelis Ulama
Indonesia.
2. Presentasi proposal di lakukan di badan pelaksana Harian Dewan
Syariah Nasional.
3. Dewan Syariah Nasional mengadakan rapat dengan tim ahli Dewan
Pengawas Syariah (DPS), hasil rapat akan menyatakan opini syariah
terkait proposal yang diajukan.
Di Indonesia terdapat 2 skema obligasi syariah, yaitu:
1. Obligasi Mudarabah
Obligasi syariah mudarabah adalah obligasi syariah yang
berdasarkan akad mudarabah dengan memperhatikan substansi fatwa
DSN-MUI No. 7/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan mudarabah.
Obligasi mudarabah emiten bertindak sebagai mudarib
(pengelola modal), sedangkan pemegang obligasi syariah mudarabah
bertindak sebagai sahibul maal (pemodal).
Skema obligasi mudarabah adalah sebagai berikut:
Modal Keterampilan
KEGIATAN USAHA
Nisbah Nisbah
BAGI HASIL PENDAPATAN
Pengembalian Modal Pokok
MODAL
(Gambar 3)
Skema Obligasi Syariah Mudarabah
Investor/ pemodal /
shahibul al- maal
Emiten/ perusahaan/
mudharib
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 7
2. Obligasi Syariah Ijarah
Obligasi ini merupakan suatu sertifikat yang memuat nama
pemiliknya (investor) dan melambangkan kepemilikan terhadap asset
yang bertujuan untuk disewakan, atau kepemilikan manfaat dan atau
kepemilikan jasa sesuai jumlah efek yang dibeli dengan harapan
mendapatkan keutungan dari hasil sewa yang berhasil direalisasikan
berdasarkan transaksi ijarah.
Suatu kontrak sewa menyewa akan memberikan return yang
lebih besar jika terjadi dalam jangkawaktu yang panjang.
2.4 KENDALA PENGEMBANGAN OBLIGASI SYARIAH
Kendala dalam pengembangan obligasi syariah diantaranya sebagai
berikut:
a. Belum banyak masyarakat paham tentang keberadaan obligasi
syariah, apalagi sistem yang digunakannya.
b. Masyarakat dalam menyimpan dananya cenderung di dasarkan atas
pertimbangan pragmatis.
c. Di usia yang masih relatif muda dan sistem yang berbeda, obligasi
syariah dikondisikan untuk menghadapi masyarakat yang kurang
percaya akan keberadaan sistem yang belum ia kenal.
2.6 STRATEGI PENGEMBANGAN OBLIGASI SYARIAH
Usaha yang perlu di lakukan untuk menjawab kendala-kendala
obligasi syariah adalah sebagai berikut:
a. Langkah-langkah sosialisasi dilakukan untuk membangun pemahaman
akan keberadaan obligasi syariah di tengah-tengah masyarakat.
b. Usaha untuk menarik pasar emosional secara statistik relatif lebih
sedikit dari pada pasar rasional.
c. Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat, usaha untuk
meningkatkan profesionalitas, kualitas, kapabilitas dan efisiensi untuk
selalu dilakukan oleh obligasi syariah.
ANALISIS
Dalam bab ini, kita akan coba membahas dan menganalisis tentang
pemahaman teori islam kaffah dengan memasukkan unsur ibadah dalam
obligasi syariah. Teory Islam Kaffah atau Kaffah Thinking mempunyai
makna yang terdapat dalam Al-Qur‟an surat Al-Imran ayat 19 : The Din
Beside Allah Is Islam.
Teory Kaffah thinking ini bisa digambarkan sebagai berikut :
God Human
Pray
Teory Kaffah bisa dijelaskan juga dalam bentuk Sinlammim Method, yaitu
sebagai berikut :
Sinlammim :
word root Islam س ل م
Sinlamim : On Right Hand
Sin : Human / Result
Lam : God / Source
Mim : Pray / Feed Back
Dalam hal ini, jika Sinlammim method di masukkan ke dalam konsep
obligasi syariah, yaitu sebagai berikut :
a. God diibaratkan sebagai
SBI = Sertifikat Bank Indonesia
INF = Inflasi
DPK = Dana Pihak Ketiga
NAB = Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah
IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan
KURS = Kurs US Dollar
RBOND = return indeks obligasi syariah
b. Human di ibaratkan sebagai obligasi syariah
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 9
c. Pray dimaksudkan yaitu dengan peluang yang akan dihasilkan dari
obligasi syariah apakah naik atau turun dengan melihat SBI, INF, DPK,
NAB, dll, pada kondisi tersebut.
PERBEDAAN OBLIGASI SYARIAH DENGAN KONVENSIONAL
Obligasi Syariah Dengan Obligasi Konvensional
Keterangan Obligasi Syariah Obligasi Konvensional
Harga Penawaran 100% 100%
Jatuh Tempo 5 tahun
Pokok Obligasi saat jatuh tempo 100% 100%
Pendapatan Bagi hasil Bunga
Return 15,5 – 16% indikatif 15.5 – 16% tetap
Rating AA+ AA+
Teori Islam Kaffah Memasukkan nilai ibadah Belum memasukkan nilai
ibadah
4.1 Kesimpulan
Obligasi adalah istilah keuangan yang merupakan pernyataan
utang yang diterbitkan oleh Pemerintah maupun swasta. Obligasi ini
digunakan untuk pembiayaan investasi jangka panjang dengan sumber
dana dari luar perusahaan. Kepada pemegang obligasi yaitu pemberi
pinjaman atau kreditur diberikan kupon obligasi berupa bunga yang
harus dibayar oleh debitur kepada kreditur secara berkala sampai jatuh
tempo.
Obligasi syariah bukan merupakan utang berbunga tetap, tetapi
lebih menyerupakan penyertaan dana yang didasarkan pada prinsip bagi
hasil. Transaksinya bukan akad utang piutang melainkan penyertaan.
Pada prinsipnya obligasi syariah adalah surat berharga sebagai
instrument investasi yang di terbitkan berdasarkan suatu transaksi atau
akad syariah yang melandasinya (underlying transaction), yang dapat
berupa ijarah (sewa), mudarabah (bagi-hasil), musyarakah atau yang
lain.
4.2 Saran
Sebaiknya pemerintah ikut turut mengontrol dan mengawasi
dalam pelaksanaan Obligasi Syariah,dan teori obligasi syariah sebaiknya
dimasukkan pemahaman teori islam kaffah dapat dengan unsur ibadah,
penggambarannya yaitu God diibaratkan sebagai SBI, INF, DPK, NAB.
Human di ibaratkan sebagai obligasi syariah. Dan pray dimaksudkan
yaitu dengan peluang yang akan dihasilkan dari obligasi syariah apakah
naik atau turun dengan melihat SBI, INF, DPK, NAB, dll, pada kondisi
tersebut.
Sehingga, dalam pelaksanaannya obligasi syariah mempunyai
genuine yang penting dan berbeda dengan sebelumnya.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 11
Harta dalam Perspektif Ekonomi
Islam
Endang nurjaya
Abstrak
Harta yang dimiliki sebaiknya digunakan dengan sebaik-baiknya, terutama
untuk ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Zakat, sedekah,
wakaf dan lain sebagainya yang kita berikan untuk orang-orang yang
membutuhkannya, karena sebagian dari harta kita ada harta milik orang lain
yang harus dikeluarkan.
Kata Kunci : Ibadah, kepemilikan harta, pembagian harta, saling tolong
menolong.
Latar Belakang
Harta seharusnya dijadikan untuk memenuhi kebutuhan hidup untuk
keluarga, diri sendiri dan yang paling penting adalah untuk ibadah atau
untuk saudara kita yang membutuhkan. Karena harta yang kita miliki
merupakan rezeki dari Allah SWT dan sebagian dari harta tersebut ada harta
milik saudara kita. Maka dari sudut pandang islam harta yang kita miliki
sebaiknya dimanfaat dengan sebaik-baiknya yang sesuai dengan syariat
islam.
Tujuan
Dengan adanya pendistribusian harta yang adil, maka akan
terciptanya kesejahteraan yang merata dan tingkat kualitas hidup yang lebih
baik maka akan terciptanya keamanan.
Landasan Teori
Al-Qur'an bagi kaum Muslimin diyakini bukan hanya kitab suci
'ansich' yang bersifat pasif, tapi merupakan wahyu Allah kepada ummat
manusia lewat perantaraan Nabi Muhammad saw dan utusan 'ruh suci' Jibril
yang berisi kebenaran-kebenaran absolut dari Rabb al-Alamin Azza wa
Jalla.1 Dengan demikian al-Qur'an dijadikan sebagai pedoman hidup bagi
ummat Islam dalam melakukan ibadah, muamalah dan pembinaan akhlaq.
Aspek yang menarik untuk dikaji lebih mendalam ialah bagaimana nilai-
nilai Islami (syari'ah) dilaksanakan dalam berbagai sendi kehidupan, salah
satunya ialah mengenai pembelanjaan harta.
Pengertian harta (maal) dalam bahasa Arab ialah apa saja yang
dimiliki manusia. Kata maal itu sendiri berakar dari kata dan frase: ملت ، مول
تو ، تت توّوت ،
sebagaimana Rasulullah bersabda dalam sebuah Hadits:" Sebaik-baik maal
ialah yang berada pada orang yang saleh." (Bukhari dan Muslim)
Pengertian harta secara Istilah
Hanafiyah: Semua yang mungkin dimiliki, disimpan dan dimanfaatkan.
sesuatu yang digandrungi oleh tabiat manusia dan mungkin disimpan
untuk digunakan saat dibutuhkan. Dua unsur menurut madzhab: 1.
Dimiliki dan disimpan 2. Biasa dimanfaatkan.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 13
Jumhur Fuqaha: Setiap yang berharga yang harus diganti apabila rusak.
Hambali: apa-apa yang memiliki manfaat yang mubah untuk suatu
keperluan dan atau untuk kondisi darurat.
Imam Syafii: barang-barang yang mempunyai nilai untuk dijual dan
nilai harta itu akan terus ada kecuali kalau semua orang telah
meninggalkannya (tidak berguna lagi bagi manusia).
Ibnu Abidin: segala yang disukai nafsu atau jiwa dan bisa disimpan
sampai waktu ia dibutuhkan.
As Suyuti dinukil dari Imam Syafii: tidak ada yang bisa disebut mal
(harta) kecuali apa-apa yang memiliki nilai penjualan dan diberi sanksi
bagi orang yang merusaknya. Harta (nilai harta).
Islam memandang harta dengan acuan akidah yang disarankan Al-
Qur‟an, yakni dipertimbangkannya kesejahteraan manusia, alam,
masyarakat dan hak milik. Pandangan demikian, bermula dari landasan
iman dan ibadah kepada Allah, bahwa Dia-lah pengatur segala hal dan kuasa
atas segalanya. Manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya karena hikmah
Ilahiah. Hubungan manusia dengan lingkungannya diikat oleh berbagai
kewajiban, sekaligus manusia juga mendapatkan berbagai hak secara adil
dan seimbang.
Analisis
Metode yang dilakukan adalah metode analisis isi (content analysis)2,
yaitu analisis terhadap makna yang terkandung dalam suatu ayat dengan
melalui pendekatan sosiologis untuk mengetahui pendistribusian harta.
Prinsip dalam Distribusi Harta
Prinsip utama yang menentukan dalam distribusi harta ialah keadilan
dan kasih sayang. Tujuan pendistribusian meliputi: Pertama, agar kekayaan
tidak menumpuk pada sebagian kecil masyartakat, tetapi selalu beredar
dalam masyarakat. Kedua, berbagai faktor produksi yang perlu mempunyai
pembagian yang adil dalam kemakmuran negara.
Pembersihan jiwa dalam dataran doktrin diimbangi dengan
pertimbangan keadilan untuk mewujudkan suatu sistem kehidupan yang
sejahtera. Islam menghendaki kesamaan di kalangan manusia di dalam
perjuangannya untuk mendapatkan harta tanpa memandang perbedaan kelas,
kepercayaan atau warna kulit.3
Tujuan utama Islam ialah memberikan peluang yang sama kepada
semua orang dalam perjuangan ekonomi tanpa membedakan status
sosialnya, di samping itu Islam tidak membenarkan perbedaan kehidupan
lahiriah yang melampaui batas dan berusaha mempertahankannya dalam
batasan-batasan yang wajar dan seksama. Dalam rangka mengontrol
pertumbuhhan dan penimbunan harta kekayaan, Islam mencegah terjadinya
penimbunan dan menolong setiap orang untuk membelanjakannya demi
kebaikan masyarakat.4
Kalau harta seluruhnya adalah milik Allah, maka tangan manusia
hanyalah tangan suruhan untuk jadi khalifah. Maksudnya manusia adalah
khalifah-khalifah Allah dalam mempergunakan dan mengatur harta itu.
Ada tiga asas pokok tentang harta dalam ekonomi Islam, yaitu:
1. Allah Maha Pencipta, bahwa kita yakin semua yang ada di bumi dan
di langit adalah ciptaan Allah.
2. Semua harta adalah milik Allah. Kita sebagai manusia hanya
memperoleh titipan dan hak pakai saja. Semuanya nanti akan kita
tinggalkan, kita kembali ke kampung akhirat.
3. Iman kepada hari Akhir. Hari Akhir adalah hari perhitungan, hari
pembalasan terhadap dosa dan pahala yang kita perbuat selama
mengurus harta di dunia ini. Kita akan ditanya darimana harta
diperoleh dan untuk apa ia digunakan, semua harus
dipertanggungjawabkan.
Pengelolaan harta dalam Islam
Ada 3 poin penting dalam pengelolaan harta kekayaan dalam Islam (sesuai
Al-Qur‟an dan Hadits); yaitu:
1. Larangan mencampur-adukkan yang halal dan batil. Hal ini sesuai
dengan Q.S. Al-Fajr (89): 19; ”Dan kamu memakan harta pusaka
dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan yang bathil)”
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 15
2. Larangan mencintai harta secara berlebihan Hal ini sesuai dengan Q.S.
Al-Fajr (89): 20; ”Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan
yang berlebihan”
3. ”Setiap muslim terhadap muslim lainnya haram darahnya, hartanya
dan kehormatannya” (hadits Muslim)
Memproduksi barang-barang yang baik dan memiliki harta adalah hak
sah menurut Islam. Namun pemilikan harta itu bukanlah tujuan tetapu sarana
untuk menikmati karunia Allah dan wasilah untuk mewujudkan
kemaslahatan umum. Dalam Al-Quran surat Al-Hadiid (57):7 disebutkan
tentang alokasi harta.
”Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian
dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu ‟menguasainya‟. Maka
orang-orang yang beriman di antara kamu akan menafkahkan (sebagian)
dari hartanya memperoleh pahala yang besar.”
Yang dimaksud dengan menguasai disini ialah penguasaan yang
bukan secara mutlak. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, hak milik pada
hakikatnya adalah milik Allah. Manusia menafkahkan hartanya itu haruslah
menurut hukum-hukum yang telah disyariatkan Allah. Karena itu tidak
boleh kikir dan boros.
Belanja dan konsumsi adalah tindakan yang mendorong masyarakat
berproduksi sehingga terpenuhinya segala kebutuhan hidupnya. Jika tidak
ada manusia yang bersedia menjadi konsumen, dan jika daya beli
masyarakat berkurang karena sifat kikir melampaui batas, maka cepat atau
lambat roda produksi niscaya akan terhenti, selanjutnya perkembangan
bangsa akan terhambat.
Islam mewajibkan setiap orang membelanjakan harta miliknya untuk
memenuhi kebutuhan diri pribadi dan keluarganya serta menafkahkan di
jalan Allah atau untuk beribadah. Dengan kata lain Islam memerangi
kekikiran dan kebakhilan. Larangan kedua dalam masalah harta adalah tidak
berbuat mubadzir kepada harta karena Islam mengajarkan bersifat
sederhana. Harta yang mereka gunakan akan dipertanggungjawabkan di hari
perhitungan.
Sebagaimana seorang muslim dilarang memperoleh harta dengan cara
haram, maka dalam membelanjakannya pun dilarang dengan cara yang
haram. Ia tidak dibenarkan membelanjakan uang di jalan halal dengan
melebihi batas kewajaran karena sikap boros bertentangan dengan paham
istikhlaf harta majikannya (Allah). Norma istikhlaf adalah norma yang
menyatakan bahwa apa yang dimiliki manusia hanya titipan Allah. Adanya
norma istikhlaf ini makin mengukuhkan norma ketuhanan dalam ekonomi
Islam. Dasar pemikiran istikhlaf adalah bahwa Allah-lah Yang Maha
Pemilik seluruh apa dan siapa yang ada di dunia ini: langit, bumi, manusia,
hewan, tumbuh-tumbuhan, batuan, dans ebagainya, baik benda hidup
ataupun mati, yang berpikir ataupun tidak bepikir, manusia atau
nonmanusia, benda yang terlihat ataupun tidak terlihat
Islam membenarkan pengikutnya menikmati kebaikan dunia. Prinsip
ini bertolak belakang dengan sistem kerahiban Kristen, Manuisme
Parsi, Sufisme Brahma, dan sistem lain yang memandang dunia secara
sinis. Sikap mubadzir akan menghilangkan kemaslahatan harta, baik
kemaslahatan pribadi dan orang lain. Lain halnya jika harta tersebut
dinafkahkan untuk kebaikan dan untuk memperoleh pahala, dengan tidak
mengabaikan tanggungan yang lebih penting. Sikap mubadzir ini akan
timbul jika kita merasa mempunyai harta berlebihan sehingga sering
membelanjakan harta tidak untuk kepentingan yang hakiki, tetapi hanya
menuruti hawa nafsunya belaka. Allah sangat keras mengancam orang yang
berbuat mubadzir dengan ancaman sebagai temannya setan.
Muhammad bin Ahmad As-Shalih mengemukakan jika Islam telah
melarang berlaku boros, maka Islam juga telah menetapkan balasan bagi
orang yang menghamburkan harta kekayaan, yaitu mencegahnya dari
membelanjakan harta tersebut. Inilah yang disebut hajr. Menurut para
fuqaha, hajr adalah mencegah seseorang dari bertindak secara utuh oleh
sebab-sebab tertentu. Di antara sebab-sebab itu adalah kecilnya usia
sehingga harta itu tidak musnah karena kecurangan, tipu muslihat, dan
tindakan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Ada beberapa ketentuan hak milik pribadi untuk sumber daya
ekonomi dalam Islam:
1. harta kekayaan harus dimanfaatkan untuk kegiatan produktif (melarang
penimbunan dan monopoli);
2. pembayaran zakat serta pendistribusian (produktif/konsumtif)
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 17
3. penggunaan yang berfaidah (untuk meningkatkan kemakmuran dan
kesejahteraan material-spiritual)
4. penggunaan yang tidak merugikan secara pribadi maupun secara
kemasyarakatan dalam aktivitas ekonomi maupun non ekonomi
5. kepemilikan yang sah sesuai dengan prinsip-prinsip muamalah dalam
aktifitas transaksi ekonomi.
Kesimpulan
Harta adalah semua yang mungkin dimiliki, disimpan dan
dimanfaatkan. Islam memandang harta dengan acuan akidah yang
disarankan Al-Qur‟an, yakni dipertimbangkannya kesejahteraan manusia,
alam, masyarakat dan hak milik. Pandangan demikian, bermula dari
landasan iman dan ibadah kepada Allah, bahwa Dia-lah pengatur segala hal
dan kuasa atas segalanya. Manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya karena
hikmah Ilahiah. Hubungan manusia dengan lingkungannya diikat oleh
berbagai kewajiban, sekaligus manusia juga mendapatkan berbagai hak
secara adil dan seimbang.
Menggunakan harta dengan jalan yang benar dan sesuai dengan unsur
ibadah, untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
INVESTASI KONVENSIONAL
DINI YULIANSAYAH
PENDAHULUAN
Investasi merupakan sebuah cara alternatif yang dapat digunakan
untuk meningkatkan nilai aset di masa depan, dengan melakukan investasi,
menurunnya purchasing power akibat inflasi dapat di ofsett oleh return yang
di dapatkan dari investasi. investasi sendiri dapat digolongkan ke dalam dua
jenis, yaitu :
1. Investasi pada real asset
2. Investasi pada financial asset
Investasi pada real asset dapat dilakukan dengan membeli peralatan,
pendirian pabrik, perbaikan mesin produksi, dll. Sedangkan investasi pada
financial asset (instrumen keuangan) dapat dilakukan pada pasar uang
(berupa sertifikat deposito, commercial papper, dll) maupun pasar modal
(berupa saham, obligasi, dll). Investor pada umumnya merupakan pihak
yang sangat tidak menyukai resiko tetapi menginginkan return yang
maksimal, untuk itulah dewasa ini, investasi di sektor financial menjadi
primadona di kalangan investor, karena menjanjikan tingkat return yang
lebih tinggi dibandingkan dengan investasi di sektor real asset maupun di
pasar uang. Pada tahun 1992-1998 nilai emisi dan nilai kapitalisasi di pasar
modal tumbuh rata-rata 44,9%, dan 61,31% per tahun. Padahal pada periode
yang sama dana masyarakat, aktiva dan kredit perbankan hanya tumbuh
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 19
masing-masing sebesar 24,76%, 23,12%, dan 22,37% (Achsien, 2003 dalam
Yuliastuti 2007). Meskipun investasi di pasar modal menjanjikan tingkat
return yang lebih tinggi, namun kita perlu ingat bahwa semakin besar return,
maka tingkat resiko-nya akan semakin besar pula. Untuk itulah sebagai
seorang investor yang rasional, hal yang paling penting untuk diperhatikan
adalah bagaimana investasi dapat menghasilkan return optimal pada tingkat
resiko yang minimal. Dalam memaksimalkan return dan meminimalkan
resiko, investor dapat melakukan diversifikasi, diversifikasi dapat
diwujudkan dengan cara mengkombinasikan berbagai pilihan saham dalam
investasinya (membentuk portofolio saham optimal). Melalui portofolio ini
investor dapat memaksimalkan keuntungan yang diharapkan dari investasi
dengan tingkat risiko tertentu atau berusaha meminimalkan risiko untuk
sasaran tingkat keuntungan tertentu.
Menurut Tandelilin (2000:9) ada dua strategi portofolio yang bisa
dipilih, yaitu strategi portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Strategi
portofolio aktif meliputi kegiatan penggunaan informasi yang tersedia dan
teknik-teknik peramalan secara aktif untuk mencari kombinasi portofolio
yang lebih baik. Sedangkan strategi portofolio pasif meliputi aktivitas
investasi pada portofolio yang seiring dengan kinerja indeks pasar. Semua
investor tentunya mempunyai tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari
penyertaan modalnya ke perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, pihak
investor harus melakukan suatu analisis terhadap saham-saham yang akan
dibeli. Hasil analisis dapat digunakan untuk pembentukan portofolio
investasi. Analisis terhadap saham harus dilakukan dengan teliti, terutama
mengenai tingkat return dan risk. Dengan adanya analisis, diharapkan dapat
dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang tepat akan
dapat memberikan hasil yang optimal.
PERMASALAHAN
Kegagalan para investor dalam membentuk portofolio yang optimal pada
umumnya disebabkan karena investor mendapatkan informasi yang terlalu
banyak (overload informasi), sehingga investor tidak bisa mengambil
informasi yang paling relevan dan paling dibutuhkan dalam membuat
portofolio set dan menganalisis prospek jangka panjangnya.
Konsep diversivikasi sebenarnya merupakan sebuah cara yang bisa
dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut, diversifikasi memberikan
sebuah informasi yang paling relevan yang bisa digunakan untuk mengukur
ketidakpastian resiko investasi dengan menggunakan varian dari return.
Hasil pengukuran varian dari tersebut nantinya dapat digunakan sebagai
dasar untuk menganalisa saham-saham yang dapat dipilih untuk membentuk
rangkaian portofolio yang bisa memberikan return yang optimal.
Permasalahan yang timbul sekarang adalah bagaimana model- model
optimasi portofolio maksimal seperti, Markowitz, Single Index Model, dan
CAPM dapat menghasilkan suatu formula yang benar-benar mungkin
dilakukan investor dalam memperhitungkan pembentukan portofolio yang
maksimal?
Beberapa penelitian telah banyak dilakukan untuk melihat apakah model
Markowitz dapat digunakan dengan mudah untuk membentuk portofolio
yang eficient? apakah Single Index Model dapat memberikan jaminan untuk
memperkirakan beta di masa yang akan datang dengan baik? dan apakah
CAPM cukup valid dalam menentukan return di masa yang akan datang?
PEMBAHASAN
Investasi pada dasarnya merupakan sebuah usaha menempatkan dana
saat ini pada sektor tertentu untuk menghasilkan manfaat finansial di masa
yang akan datang. Pada saat melakukan investasi, investor harus
memperhatikan tingkat return yang akan didapatkan, return terdiri dari dua
komponen, meliputi :
1. Capital gain (loss), merupakan keuntungan (kerugian) yang didapatkan
oleh investor atas selisih harga beli dengan harga jual di pasar sekunder.
2. Yield, merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima investor
secara periodik, baik berupa bunga maupun deviden.
Menghitung rata-rata (mean) hasil pengembalian (expected return) dapat
dilakukan dengan rumus :
dimana
E = hasil pengembalian rata-rata,
Pt = probabilitas dari etiap tingkat hasil pengembalian
Rt = tingkat hasil pengembalian
Menghitung rata-rata (mean) hasil pengembalian (expected return) portofoli
dilakukan dengan rumus :
dimana
E = hasil pengembalian rata-rata,
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 21
We = prosentase jumlah yang diinvestasikan
Rs = tingkat hasil pengembalian dari saham „S‟
Rc = tingkat hasil pengembalian dari saham „c‟
Meskipun tingkat return merupakan komponen yang sangat menentukan
dalam pemilihan investasi, namun kita juga harus ingat bahwa semakin
tinggi tingkat return yang dijanjikan, maka tingkat resiko yang dihadapi pun
akan semakin tinggi, oleh karena itulah disamping memperhitungkan return,
kita juga harus memperhatikan hubungan antara return dengan resiko dalam
menentukan pilihan investasi.
Seperti yang kita ketahui, resiko merupakan besarnya penyimpangan
antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan
tingkat pengembalian yang dicapai secara nyata (actual return), bila
penyimpangan semakin besar, maka semakin besar pula tingkat resikonya.
Resiko sendiri terdiri dari resiko sistematis dan resiko tidak sistematis,
resiko sistematis merupakan resiko yang dialami oleh semua investasi tanpa
terkecuali, resiko ini dinamakan juga resiko pasar, sedangkan resiko tidak
sistematis merupakan resiko yang hanya dialami oleh jenis investasi tertentu
yang bisa disebabkan oleh faktor manajemen, ciri khusus industri, dsb
(Francis, 1988 dalam Yuliastuti 2007). Risiko tidak dapat dihindari, tetapi
dapat dikelola agar risiko tersebut dapat diminimalisasi (risiko terkontrol).
Resiko dapat dihitung dengan menggunakan rumus sbb: Rumus deviasi
standar (standar penyimpangan) :
Menghitung deviasi standar (standar penyimpangan) dengan rumus :
a dan b dapat dicari melalui :
MODEL MARKOWIT
Melalui konsep diversifikasi (dengan pembentukan portofolio saham
yang optimal), investor dapat memaksimalkan keuntungan yang diharapkan
dari investasi dengan tingkat risiko tertentu atau berusaha meminimalkan
risiko untuk sasaran tingkat keuntungan tertentu. Di tahun 1952, Markowitz
mengembangkan suatu bentuk diversifikasi yang efisien. Ukuran yang
dipakai dalam portofolio Markowitz adalah koefisien korelasi. Koefisien
korelasi positip menunjukkan bahwa kedua asset bergerak searah, sedang
koefisien korelasi negatip menunjukkan bahwa kedua asset bergerak
berlawanan.
Menurut Markowitz, portofolio yang maksimal adalah dengan
mengkombinasikan beberapa aset yang koefisien korelasi-nya kurang dari
positif, disamping itu, apabila ada dua surat berharga yang return-nya sama
tetapi resikonya berbeda, maka dipilih yang risiko rendah. (Agus, 2005).
Kumpulan portofolio efisien Markowitz terletak pada garis batas (efficient
frontier) serangkaian portofolio yang memiliki pengembalian maksimal
untuk tingkat pengembalian tertentu. Inti dari efficient frontier Markowitz
adalah bagaimana mengalokasikan dana ke masing-masing saham dalam
portofolio untuk mencari titik maksimal portofolio.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, kita dapat
mengimplementasikan Algoritma Genetika dalam model Efficient frontier
Markowitz, jika dalam model Markowitz tradisional alokasi dilakukan
dengan menggunakan Quadratic programming (aplikasi MS Excell), dimana
resiko ditahan konstan kemudian algoritma bergerak untuk memperoleh
return yang maksimal, atau sebaliknya return ditahan konstant kemudian
algoritma meminimalkan resiko, maka dalam model Algoritma Genetika,
pergerakan dapat dilakukan dengan berssamaan dalam memaksimalkan
return dan meminimalkan resiko, dengan demikian, total jumlah alokasi
akan selalu = 1, sehingga tidak akan terjadi solusi yang tidak mungkin dalam
proses pengalokasian dana (Rostianingsih, Taufik N, 2005). Penggunaan
Algoritma Genetika untuk pemilihan portofolio saham dalam model
Markowitz dapat mengatasi kelemahan pengalokasian dana dalam
pembentukan efficient set portofolio Model Markowitz telah terbukti
membawa pemilihan portofolio yang efisien, yang terletak pada garis efisien
(efficient frontier), yaitu portofolio yang merupakan porfolio pasar, tetapi
dengan asumsi: (1) para investor adalah penghindar risiko yang
memaksimalkan utility yang diharapkan; (2) investor memilih portofolio
dengan dasar pertimbangan rata-rata varian dan return yang diharapkan; (3)
semua investor melakukan periode pemegangan tunggal (single holding
periode); disamping itu ada asumsi impilisit bahwa modal yang digunakan
investor adalah modal sendiri, bukan dari pinjaman. (Agus, 2005). Dengan
menggunakan model Markowitz, investor bisa memanfaatkan semua
informasi yang tersedia sebagai dasar pembentukan portofolio yang
maksimal.
MODEL SINGLE INDEX
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 23
Single Index Model memberikan sebuah alternatif analisis varian yang
lebih mudah jika dibandingkan dengan analisis model markowitz, lewat
SIM, kita dapat menentukan efficient set portofolio dengan kalkulasi yang
lebih mudah, karena SIM menyederhanakan jumlah dan jenis input (data),
serta prosedur analisis untuk menentukan fortfolio yang optimal. SIM
mengasumsikan bahwa korelasi return masing-masing sekuritas terjadi
karena adanya respon sekuritas tersebut terhadap perubahan indeks tertentu
(seperti IHSG).
Penggunaan model indeks tunggal memerlukan penaksiran beta dari
saham-saham yang akan dimasukkan ke dalam porfolio, dalam menentukan
beta, kita dapat menggunakan sebuah judgement, di samping itu kita bisa
menggunakan beta historis untuk menghitung beta waktu lalu yang
dipergunakan sebagai taksiran beta di masa yang akan datang. Beta historis
memberikan informasi yang berguna tentang beta di masa yang akan datang
karena itu seringkali para analis menggunakan beta historis sebelum
merekamenggunakan judgement untuk memperkirakan beta.
Rumus Estimating BetaRi = αi + βi Ŕm + ei (1.19)
Persamaan ini merupakan persamaan regresi sederhana. Beta menunjukkan
kemiringan (slope) garis regresi tersebut. Alpha menunjukkan intercept
dengan sumbu Rij. Makin besar beta, makin curam kemiringan garis tersebut
dan sebaliknya. Beberapa variabel akuntansi yang digunakan untuk
memperkirakan beta, antara lain:
a. Divident Payout (yaitu perbandingan antara dividen perlembar saham
dengan laba perlembar saham)
b. Pertumbuhan aktiva (yaitu perubahan aktiva pertahun)
c. Leverage (yaitu rasio antara hutang dengan total aktiva)
d. Likuiditas (yaitu aktiva lancar dibagi dengan hutang lancar)
e. Asset size (yaitu nilai kekayaan total)
f. Variabilitas keuntungan (yaitu standar deviasi dari earning price ratio)
Beta akunting (yaitu yang timbul dari regresi time series laba perusahaan
terhadap rata-rata keuntungan semua (sampel) perusahaan.
Beta sekuritas individual cenderung mempunyai koefisien determinasi
(yaitu bentuk kwadrat dari koefisien korelasi) yang lebih rendah dari beta
portofolio. Koefisien determinasi menunjukkan proporsi perubahan nilai Ri
yang bisa dijelaskan oleh Rm. Dengan menghitung koefisien beta yang
mencerminkan tingkat risiko masing-masing saham yang diamati, dan
tingkat return saham, maka kita dapat menentukan excess return to beta
(ERB) yang mencerminkan tingkat keuntungan yag sangat mungkin dapat
dicapai. Untuk mendapatkan kandidat portofolio kuat, kita tinggal
membandingkan ERB dengan Cut off Rate untuk menhasilkan saham-saham
yang memiliki tingkat return yang tinggi dan risiko yang minimal yang dapat
mengeliminir risiko tidak sistematis. jika suatu jenis saham angka Excess
Return to Beta (ERB)-nya lebih besar dari angka batas C (cut of rate) maka
saham tersebut masuk sebagai kandidat portofolio. Penentuan proporsi dana
yang diinvestasikan dapat dilakukan dengan cara membagi persentase
tingkat return dengan total proporsi investasi. Rumus dasar SIM :
Tujuan Akhir dari Single Index Model sama dengan analisis
Markowitz, yaitu mencari garis portofolio yang efisien. Dengan demikian
investor dapat menentukan jenis saham dan proporsi dana yang diperlukan
dalam membentuk sebuah portofolio yang maksimal dengan analisis yang
lebih mudah.
MODEL CAPM
Di tahun 1965, Sharpe menyempurnakan model portofolio Markowitz
ditambah dengan asumsi: (1) adanya tingkat bebas risiko; (3) investasi bisa
dipecah-pecah dalam bentuk yang sekecil mungkin; (3) adanya kebebasan
short sales (4) semua aktiva bisa diperjual belikan. Dengan demikian maka
portofolio yang efisien suatu garis pasar modal (capital market line) yang
intersepnya adalah tingkat bebas risiko (rf). Untuk mengambarkan trade-off
antara risiko dan return untuk seluruh surat berharga, baik yang efisien
maupun yang tidak, maka ukuran yang dipakai bukanlah varian, tetapi
adalah risiko sistematisnya (β). Hubungan antara risiko sistematis dengan
return tersebut apabila digambarkan dalam suatu model akan membentuk
Capital Asset Pricing Model (CAPM) (Agus, 2005).
Capital Asset Pricing Model merupakan suatu model keseimbangan yang
bisa menggambarkan atau memprediksi realitas di pasar yang bersifat
kompleks, sehinga dapat membantu kita melihat hubungan return dan resiko
di dunia nyata yang terkadang sangat kompleks. Selain itu CAPM juga dapat
dipergunakan untuk menentukan harga suatu aktiva modal (capital assets),
dengan mengingat segala karakteristik aktiva tersebut. Yang dimaksud
karakteristik aktiva tersebut adalah risikonya. Dengan model ini kita
mencoba menentukan berapa harga yang seharusnya bersedia dibayar oleh
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 25
para investor terhadap suatu aktiva modal.
Model CAPM : E(Ri)=Rf+[E(Rm)-Rf]βi
Dimana,
E(Ri) = return yang diharapkan dari surat berharga
i(β) = resiko sistematis
[E(Rm)-Rf] = market risk premium
Dalam CAPM, β adalah ukuran dari hubungan paralel dari sebuah saham
biasa dengan seluruh tren dalam pasar saham. Bila β > 1.00 artinya saham
cenderung naik dan turun lebih tinggi daripada pasar. β < 1.00 artinya saham
cenderung naik dan turun lebih rendah daripada indek pasar secara umum
(general market index). Perubahan persamaan risiko dan perolehan
(Equation Risk and Return) dengan memasukan faktor β dinyatakan sebagai:
Rs = Rf + βs (Rm - Rf)
Rs = Expected Return on a given risky security
Rf = Risk-free rate
Rm = Expected return on the stock market as a whole
βs = Stock‟s beta, yang dihitung berdasarkan waktu tertentu
CAPM bertahan bahwa harga saham tidak akan dipengaruhi oleh
unsystematic risk, dan saham yang menawarkan risiko yang relatif lebih
tinggi (higher βs) akan dihargai relatif lebih daripada saham yang
menawarkan risiko lebih rendah (lower βs). Riset empiris mendukung
argumen mengenai βs sebagai prediktor yang baik untuk memprediksi nilai
saham di masa yang akan datang (future stock prices) (Yohan Naftali, 2007).
Berbagai pengujian CAPM dengan data empiris telah banyak dilakukan.
Pada tahun 2005, Saputra dan Leng menggunakan sampel saham-saham di
BEJ pada tahun 1999, untuk melihat pegaruh risiko sistematis dan likuiditas
terhadap return saham-saham. Likuiditas diukur dengan bid-ask spread.
Hasilnya menunjukkan bahwa baik likuiditas maupun risiko sistematis
secara signifikan mempengaruhi return, tetapi diantara kedua faktor tersebut
yang paling banyak berpengaruh adalah risiko sistematis (Agus, 2005)
KESIMPULAN
Alternatif investasi modal sangat dipengaruhi oleh faktor kondisi
pasar modal yang mencakup berbagai informasi yang berhubungan dengan
harga saham yang terjual belikan. Rationalitas investor dapat diukur
sejauhmana mereka dapat menentukan pilihannya untuk mendapatkan hasil
yang maksimum pada tingkat risiko tertentu. Para investor secara rasional
akan mencari portofolio yang memberikan Return maksimal pada risiko
minimal.
Analisis portofolio dapat digunakan untuk menentukan return optimal
pada.risiko yang minimal, salah satu metode analisis yang banyak digunakan
adalah SIM, model ini merupakan bentuk penyederhanaan dari model
portofolio maksimal Markowitz, analisis dilakukan dengan menghitung
koefisien beta yang mencerminkan tingkat risiko dan tingkat return masing-
masing saham yang diamati, dengan diketahuinya tingkat return saham dan
koefisien beta, kita dapat menentukan exess returns to beta (ERB) yang.
mencerminkan tingkat keuntungan yang sangat mungkin dapat dicapai.
Langkah selanjutnya untuk mendapatkan kandidat portofolio kuat, diperoleh
dengan membandingkan antara ERB dengan Cut off Rate untuk
menghasilkan saham-saham yang memiliki tingkat return yang tinggi dan
risiko yang minimal untuk mengeliminir risiko tidak sistematis. Dari analisis
portfolio tersebut, kita dapat menentukan proporsi dana vang diinvestasikan,
dengan cara membagi persentase tingkat return dengan total proporsi
investasi.
Disamping beberapa model analisis seperti Eficient Frontier
Markowitz dan SIM, terdapat beberapa model keseimbangan seperti CAPM
dan APT Model keseimbangan CAPM membantu menggambarkan
hubungan resiko dan return secara lebih sederhana, dan hanya menggunakan
satu variable (disebut juga variable beta) untuk menggambarkan resiko,
sedangkan APT lebih kompleks disbanding CAPM karena menggunakan
sekian banyak variable pengukur resiko (eduardus tandelilin, 2001)
Model-model analisis dan model keseimbangan telah banyak digunakan
untuk menentukan portfolio set yang optimal, dalam beberapa decade
terakhir, model-model tersebut telah banyak dikembangkan untuk lebih
memberi kemudahan bagi investor dalam membuat analisis. Beberapa
Software aplikasi juga turut mendukung kemudahan analisis, sehingga
beberapa kendala yang sering ditemui (kompleksitas, waktu perhitungan)
oleh investor dapat di atasi. Setiap keeegiatran Investasi tentunya harus
sesuai syariah yang berdasarkan Ibadah, agar terciptanya Ekonomi yang
Islami sehingga terciptalah nilai Ibadah di dalamnya.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 27
SEKELUMIT TENTANG INVESTASI DENGAN
SEMANGAT IBADAH
WIDHI WICAKSONO
A. Investasi
Investasi banyak teori yang menjelaskan hal ini namun pada intinya adalah
sebagai suatu TINDAKAN untuk mengembangkan nilai aset yang kita
punya atau kita miliki.
Mengapa disebut sebagai TINDAKAN? Karena investasi memang benar-
benar memerlukan action dalam menjalankannya. Bila hanya angan,impian,
wacana, omongan dan tidak disertai tindakan belumlh disebut sebagai
investasi. Bila anda memiliki 1 gram emas dan berniat untuk dijual tahun
depan dengan asumsi harga emas naik maka anda sudah melakukan
investasi; lain halnya bila anda bercerita pada teman kuliah, teman kantor
atau reken-rekan anda bahwa anda ingin membeli tanah dan membangun
rumah disana tahun depan tapi uangnya belum terkumpul maka apa yang
anda lakukan belumlah dikatakan sebagai sebuah investasi karena belum ada
action dari anda untuk mewujudkannya.
Contoh lain sebuah investasi adalah Anda punya uang Rp 5 juta, lalu ingin
mengembangkan dana tersebut menjadi Rp 10 juta dalam waktu satu tahun.
Nah, usaha apa yang Anda lakukan untuk mengembangkan uang tersebut.
Itulah yang dimaksud TINDAKAN BERINVESTASI.
Uang tersebut bisa Anda depositokan, ditabungan, dibelikan emas atau cara-
cara lain.
Berkaitan dengan tindakan dalam berinvestasi tentunya sebuah tindakan
akan menimbulkan yang namanya akibat. Tentunya akibat dalam sebuah
investasi terbagi menjadi 2:
1. Akibat positif disebut dengan hasil
2. Akibat negatif disebut dengan resiko
Dalam berinvestasi kita harus memperhatikan beberapa hal sebelum
memutuskan untuk berinvestasi diantarnya adalah:
1. Niatkan investasi untuk beribadah
2. Tentukanlah tujuan anda investasi
3. Kenali produk investasi yang ingin anda beli
4. Sesuaikn dengan profil resiko
1. 1Niatkan untuk beribadah
Sebagai umat muslim tentunya segala sesuatu yang kita lakukan semata-
mata dalam rangk berbadah pada Allah S.W.T karena sesungguihnya
manusia diciptkan allah untuk beribadah. Dan tidak diciptakan jin dan
manusia kecuali untuk berbadah pada Allah S.W.T sudah selayaknya lah
niatkan segala sesuatu untuk beribadah
2.1 Tentukan tujuan anda berinvestasi
Apa bedanya investasi di tabungan dengan saham ? Apa bedanya
berinvestasi dengan membeli tanah dengan membeli emas ?
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 29
Bila Anda melakukan investasi tanpa tujuan, pasti Anda akan sulit
menjawabnya. Seorang klien berkata bahwa ia menabung di tabungan
supaya uangnya tidak habis. Sebagian klien saya juga beralasan dia
membeli tanah supaya investasinya ada bentuknya. Dan ada juga klien
saya bercerita dia membeli emas supaya uangnya tidak turun nilainya
dibanding inflasi. Secara umum sih benar. tapi sebaiknya sebuah
investasi harus memiliki tujuan. Kenapa demikian ? karena tiap tujuan
investasi akan mengakibatkan pemilihan alat investasi yang berbeda,
hasil investasi yang diharapkan yang berbeda dan yang pasti risiko yang
siap diterima juga berbeda. Untuk tujuan jangka pendek, fokuslah ke
risiko dan likuiditas artinya untuk jangka pendek cari produk yang
risikonya rendah dan likuiditasnya tinggi. Kenapa ? karena Anda
membutuhkan dananya cepat. Jadi jangan sampai pada waktu dibutuhkan
nilai uang Anda turun. Untuk jangka panjang ? bolehlah memilih produk
yang berisiko dan likuiditas rendah tapi tentu dengan imbal hasil yang
tinggi. Karena Anda membutuhkan dananya masih agak lama jadi
pengendalian risikonya bisa lebih mudah dijaga.
3.1 Kenali Produk Investasinya
Berhubungan dengan tujuan di atas,dalam berinvestasi Anda sebaiknya
mengenal produk pilihan Anda. Suatu produk investasi memiliki
kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan produk lainnya. Produk
jangka panjang memiliki kelebihan di hasil yang tinggi sedangkan
produk jangka pendek memiliki kelebihan di risiko yang rendah.
Sesuaikan hal tersebut dengan tujuan yang ingin dicapai.
4.1 Sesuaikan dengan profil risiko
Apa tipe risiko pribadi Anda ? apakah senang berisiko atau tidak ? untuk
Anda yang senang berisiko, mungkin tidak menjadi masalah memilih
produk yang berisiko. Tapi untuk Anda yang tidak senang berisiko, cari
produk yang tidak berisiko pula. Mungkin beberapa orang senang
berinvestasi di saham untuk investasi jangka panjangnya karena
memberikan imbal hasil yang tinggi walaupun penuh ketidak pastian.
Tapi sebagian lagi tidak. Mereka lebih senang berinvestasi jangka
panjang di produk property seperti tanah atau bangunan karena merasa
lebih pasti. Selain pribadi, ada lagi pertimbangan lain seperti misalnya
usia dan status. Usia Anda sudah cukup tinggi, sebaiknya jangan
berinvestasi di produk yang berisiko tinggi. Begitu pula sebaliknya.
Kenapa ini penting ? karena biasanya investasi yang memberikan hasil
tinggi adalah produk untuk tujuan jangka panjang. Jadi kalau usia Anda
sudah tinggi, untuk apa berinvestasi untuk jangka panjang ?
Setelah anda memperhatikan hal-hal yang harus dicermati sebelum
berinvestasi maka langkah selanjutnya adalah hal hal apa saja yang
mempengaruhi seseorang dalam melakukan sebuah invesrtasi. Diantaranya
adalah
1. Kebiasaan
2. Tingkat pengetahuan
3. Tawaran hasil
4. Likuiditas
5. Keamanan
6. lalu ditambah niatan dalam rangka beribadah pada Allah S.W.T
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 31
1.1 Kebiasaaan
Faktor ini menjadi penentu keputusan seseorang dalam memilih produk
investasi. Itu yang menyebabkan kenapa deposito sampai saat ini masih
digemari orang kendati bunganya terus turun. Orang sudah terbiasa
menabung hanya di bank. Jarang yang kepikiran lewat cara lain, misalnya
asuransi, emas atau saham. Sepanjang kebiasaan orang tidak bergeser, maka
tabungan dan deposito tetap akan menjadi pilihan.
2.1 Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan seseorang terhadap sebuah produk investasi akan
mempengaruhi keputusan mereka dalam berinvestasi. Strategi lembaga
keuangan yang sering melakukan edukasi kepada masyarakat sangat
mempengaruhi pemahaman masyarakat terhadap produk investasi.
Jadi sepanjang ada edukasi atau promosi, maka tingkat pengetahuan
seseorang terhadap sebuah produk investasi akan meningkat, sehingga
kecenderungan mereka untuk lebih memilih produk tersebut juga semakin
besar.
Fakta yang terjadi sekarang, produk-produk yang masih paling banyak
melakukan edukasi dan promosi adalah produk-produk perbankan, asuransi
dan jasa manajemen investasi. Di masa depan promosi mereka tentu kian
gencar.
3.1 Tawaran Hasil
Tidak bisa dipungkiri, tawaran hasil yang diberikan oleh sebuah produk
investasi mempengaruhi keputusan seseorang untuk memilih produk
investasi. Sebagai contoh, kalau Anda dibilang bahwa ada produk investasi
yang bisa memberikan hasil diatas bunga deposito, maka biasanya Anda
akan mengernyitkan dahi dan mulai penasaran dan minta dijelaskan bukan?
Yang terjadi sekarang produk-produk seperti saham, reksa dana dan unit link
masih mendominasi tawaran produk-produk yang memberikan hasil tinggi
walaupun investasi ini risikonya lebih tinggi. Ke depan, sepanjang ada
produk yang bisa menawarkan hasil yang lebih tinggi, maka produk itu bisa
jadi akan menjadi tren.
4.1 Likuiditas
Prinsipnya, ketika seseorang mulai berinvestasi, dia bisa melakukannya
dengan dua cara. Pertama adalah dengan membeli sebuah produk investasi
yang dia pegang sendiri (seperti emas atau properti). Produk tersebut bisa
diharapkan jika dijual lagi harganya lebih tinggi. Cara kedua, dia bisa
berinvestasi dengan "menitipkan" uangnya ke dalam sebuah lembaga
(seperti bank, asuransi atau jasa manajemen investasi).
Pada cara pertama, likuiditas atau kemudahan dalam menjual kembali
produk investasi yang sudah Anda beli akan mempengaruhi keputusan
seseorang dalam berinvestasi. Semakin mudah dijual, biasanya produk itu
akan semakin disukai. Saat ini emas masih menjadi produk yang dianggap
cukup mudah untuk dijual, selain saham dan reksa dana.
5.1 Keamanan
Hal kelima yang menjadi faktor tren berinvestasi di masa mendatang adalah
faktor keamanan. Semakin baik reputasi lembaga (bank, asuransi, jasa
manajemen investasi), maka masyarakat makin mempercayai. Masyarakat
pun akan merasa aman "menitipkan" uangnya ke lembaga-lembaga yang
reputasinya tinggi.
6.1 Niatan Ibadah
Sebagai umat muslim tentunya segala sesuatu yang kita lakukan semata-
mata dalam rangk berbadah pada Allah S.W.T karena sesungguihnya
manusia diciptkan allah untuk beribadah. Dan tidak diciptakan jin dan
manusia kecuali untuk berbadah pada Allah S.W.T sudah selayaknya lah
niatkan segala sesuatu untuk beribadah
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 33
Fakta yang terjadi sekarang adalah bahwa orang masih melihat bank sebagai
tempat yang aman untuk berinvestasi. Untuk jasa asuransi, orang masih
melihat bahwa perusahaan asuransi yang join dengan perusahaan asing
memiliki kesan kuat di masyarakat bahwa lembaga tersebut adalah lembaga
yang aman, sehingga pantas untuk didatangi sebagai tempat berinvestasi.
Di masa depan, bila suatu lembaga bisa menunjukkan bahwa mereka adalah
perusahaan yang kuat dan sehat, bukan tidak mungkin orang akan
memutuskan untuk berinvestasi ke perusahaan tersebut.
B.KONSEP SEDERHANA YANG DIJARKAN DALAM INVESTASI
ISLAM
Inti dalam investasi syariah adalah
1. Tidak mengandung unsur riba atau bunga
2. Tidak mengandungf unsur maysir ( untung-untungan)
3. Tidak mengandung unsur Gharar (Judi)
4. Tidak haram baik Input,proses dan hasilnya
5. Lebih baik menghindari yang mengandung unsur syuhat
6. terakhir ada kejelasan atau underlying Asset
Demikianlah sekelumit informasi tentang investasi. Semoga bermanfaat.
Kritik dan saran mohon disampaikan melalui redaksi.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 35
PERKEMBANGAN SAHAM SYARIAH DI MALAYSIA
Ahmad Fahrudin
ABSTRAK
Tujuan analisis ini adalah untuk meninjau secara akademis teori-teori
tentang pasar modal syariah dan saham syariah serta mengenai
perkembangan saham syariah di dunia muslim dengan metode perbandingan
dari perkembangan masing-masing negara di dunia muslim maupun non
muslim yang menerapkan pasar modal yang berlandaskan syariah.
Dari segi teori, para ekonom muslim terus mngkaji formulasi mengenai
pasar modal yang sesuai dengan syariah sehingga dalam bertransaksi pada
pasar modal, umat muslim mampu melakukan hal tersebut tanpa ada
keraguan akan kehalalan dan kesahihan dalam bertransaksi bisnis sesuai
dengan syariah Islam di pasar modal. Dari segi penerapan dan aplikasi pasar
modal serta saham syariah, ternyata sudah ada beberapa Negara yang
melakukan inovasi pada keuangan syariah dengan meluncurkan saham yang
sesuai dengan syariat islam, di anataranya Amerika serikat yang dirintis oleh
Amana Fund pada tahun 1986 dan meluncurkannya pada februari 1999
dengan nama Dow Jones Islamic Market Index (DJIMI), Di Indonesia yang
dirintis pada tahun 1997 dan diluncurkan saham syariah pada tahun 2000
dengan nama Jakarta Islamic Index (JII), di Malaysia sendiri saham syariah
diluncurkan pada april 1999 dengan nama Kuala Lumpur Sharia Index
(KLSI) dan penerapan perdagangan saham syariah di beberapa Negara
didunia .
Kata kunci : pasar modal, saham syariah, DJIMI, JII dan KLSI.
PENDAHULUAN
Dalam Islam, investasi merupakan kegiatan muamalah yang sangat
dianjurkan, karena dengan berinvestasi harta yang dimiliki menjadi
produktif dan juga mendatangkan manfaat bagi orang lain. Al-qur‟an dengan
tegas melarang kegiatan penimbunan (iktinaz) terhadap harta yang dimiliki.
Dalam ajaran Islam, bahwa kegiatan berinvestasi dapat dikategorikan
sebagai kegiatan ekonomi yang sekaligus kegiatan tersebut termasuk
kegiatan muamalah yaitu suatu kegiatan yang mengatur hubungan antar
manusia. Sementara itu berdasarkan kaidah Fikih, bahwa hukum asal dari
kegiatan muamalah itu adalah mubah (boleh) yaitu semua kegiatan dalam
pola hubungan antar manusia adalah mubah (boleh) kecuali yang jelas ada
larangannya (haram). Ini berarti ketika suatu kegiatan muamalah yang
kegiatan tersebut baru muncul dan belum dikenal sebelumnya dalam ajaran
Islam maka kegiatan tersebut dianggap dapat diterima kecuali terdapat
implikasi dari Al Qur‟an dan Hadist yang melarangnya secara implisit
maupun eksplisit.
Untuk mengimplementasikan seruan investasi tersebut, maka harus
diciptakan suatu sarana untuk berinvestasi. Banyak pilihan orang untuk
menanamkan modalnya dalam bentuk investasi. Salah satu bentuk investasi
adalah menanamkan hartanya di pasar modal. Pasar modal pada dasarnya
merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau surat-surat
berharga jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk
utang maupun modal sendiri. Institusi pasar modal syariah merupakan salah
satu pengejawantahan dari seruan Allah tentang investasi tersebut.
Pasar modal merupakan salah satu pilar penting dalam perekonomian
dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi
pasar modal sebagai media untuk menyerap investasi dan media untuk
memperkuat posisi keuangannya. Sebagaimana dipahami, Pasar Modal
merupakan kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek
tersebut. Pasar Modal bertindak sebagai penghubung antara para investor
dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan
instrumen keuangan jangka panjang. Sayangnya selama ini pasar modal
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 37
menjadi wadah ekonomi yang paling banyak menjalankan transaksi yang
dilarang seperti bunga (riba), perjudian (gambling/maysir), gharar, penipuan
dan lain-lain. Upaya untuk melakukan Islamisasi pada sektor perputaran
modal yang sangat vital bagi perekonomian modern ini semakin gencar.
Dalam rangka mengkaji reksadana berdasarkan syariah, peserta lokakarya
Alim-Ulama MUI menetapkan sejumlah dalil sebagai alasan, yaitu dalil
yang diambil dari ayat Al-Qur‟an, hadits dan pendapat ulama.
Ayat al-Qur‟an yang dijadikan dalil adalah QS. Al-Maidah (5);1 tentang
perintah bagi umat Islam agar menunaikan perikatan dan perjanjian; dan QS.
An-Nisa (4);29 tentang cegahan mengkonsumsi harta sesama dengan cara
yang batil. Sedangkan hadits yang dijadikan dalil hadits riwayat Abu Dawud
tentang kebolehan melakukan perdamaian selama tidak untuk menghalalkan
sesuatu yang haram atau sebaliknya. Pendapat ulama yang dijadikan dalil
adalah pendapat wahbah zuhaili yang menyatakan transaksi apa pun
dibolehkan selama tidak dilarang dan tidak bertentangan syariah.
Disamping mempertimbangkan dalil Al-Qur‟an, hadits dan pendapat ulama,
dalam keputusan lokakarya Alim-Ulama tentang reksadana juga terdapat
pertimbangan sosial; yaitu dalam kehidupan terdapat dua kenyataan yang
cenderung kontradiktif: Di satu sisi, terdapat golongan masyarakat yang
memiliki modal tapi tidak memiliki keahlian berbisnis; sedangkan di sisi
lain, terdapat juga masyarakat yang memiliki keahlain berbisnis tapi tidak
memiliki modal. Dengan pertimbangan sosial tersebut, ditetapkanlah fungsi-
fungsi reksadana syariah sebagai berikut: Pertama, reksadana syariah
berfungsi sebagai lembaga yang mengelola harta memiliki kemampuan
untuk mengembangkan harta yang dikelolanya; kedua, reksadana syariah
berfungsi sebagai penghimpunan dana dari umat untuk diinvestasikan dalam
bidang usaha yang halal; ketiga, reksadana syariah merupakan upaya untuk
memberi jalan bagi umat Islam agar tidak bermu‟amalah dengan cara yang
batil; dan keempat, reksadana syariah menyediakan sarana bagi umat Islam
untuk ikut serta dalam pembangunan melalui investasi sesuai dengan syariat
Islam. Adapun pendapatnya Wahbah al Zuhaili dalam al Fiqh al Islami wa
adillatuhu juz 3/1841 dinyatakan bahwa: “bermuamalah dengan (melakukan
kegiatan transaksi atas) saham hukumnya oleh, karena pemilik saham adalah
mitra dalam perseroan sesuai dengan saham yang dimilikinya.”
Pendapat para ulama yang memperbolehkan jual beli saham serta pengalihan
kepemilikan porsi suatu surat berharga berdasar pada ketentuan bahwa
selama semua itu disepakati dan diizinkan oleh pemilik porsi lain dari suatu
surat berharga (bi idzni syarikihi). Keputusan Muktamar ke-7 Majma‟ Fiqh
Islami tahun 1992 di Jeddah pun menyatakan bahwa boleh menjual atau
menjaminkan saham dengan tetap memperhatikan peraturan yang berlaku
pada perseroan.
Sebagaimana diketahui bahwa Indonesia merupakan sebuah Negara dengan
penduduk yang mayoritas beragama Islam, oleh karena itu sektor industri
pasar modal diharapkan bisa mengakomodir dan sekaligus melibatkan peran
serta warga muslim dimaksud secara langsung untuk ikut aktif menjadi
pelaku utama pasar, tentunya adalah sebagai investor lokal di pasar modal
Indonesia. Sebagai upaya dalam merealisasikan hal tersebut, maka sudah
sewajarnya disediakan dan dikembangkan produk-produk investasi di pasar
modal Indonesia yang sesuai dengan prinsip dasar ajaran agama Islam. Hal
tersebut di atas menjadi penting mengingat masih adanya anggapan di
kalangan umat Islam sendiri bahwa berinvestasi di sektor pasar modal di
satu sisi adalah merupakan sesuatu yang tidak diperbolehkan (diharamkan)
berdasarkan ajaran Islam, sementara pada sisi yang lain bahwa Indonesia
juga perlu memperhatikan serta menarik minat investor mancanegara untuk
berinvestsi di pasar modal Indonesia. terutama investor dari negara-negara
Timur Tengah yang diyakini merupakan investor potensial.
Melalui makalah ini ingin diungkapkan teori-teori yang berkaitan dengan
pasar modal syariah dan saham syariah serta perkembangan perdagangan
saham syariah di beberapa Negara.
LANDASAN TEORITIS
Pasar Modal Syariah
Secara teoritis pasar modal (capital market) didefiniskan sebagai
perdagangan instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang, dalam bentuk
modal sendiri (stock) maupun hutang (bond), baik yang diterbitkan oleh
pemerintah (public authorities) maupun oleh perusahaan swasta (Privat
sector). Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit
dari pasar keuangan (Financial market), dalam financial market,
diperdagangkan semua bentuk hutang dan modal sendiri baik dana jangka
panjang maupun jangka pendek, baik bersifat negotiable maupun non
negotiable.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 39
Konsep bursa saham yang sesuai dengan prinsip syariah ialah dalam berbagi
keuntungan dan kerugian, tetapi tidak semua bisnis yang terdaftar dalam
bursa saham sesuai dengan prinsip syariah, isu ini merupakan tantangan
dalam pengembangan pasar modal syariah. Sehingga dapat difahami bahwa
Pasar modal syariah adalah pasar modal yang dijalankan dengan konsep
syariah, di mana setiap perdagangan surat berharga mentaati ketentuan
transaksi sesuai dengan basis syariah.
Instrumen Pasar Modal Syariah
Investasi keuangan syariah harus disertai dengan kegiatan sektor riil atau
transaksi yang mendasari (underlying transaction). Untuk itu, penciptaan
instrumen investasi syariah dalam pasar modal adalah dari sekuritasi
aset/proyek (asset securitisation) yang merupakan bukti penyertaan,
sekuritasi utang (debt securitisation) atau penerbitan surat utang yang timbul
atas transaksi jual beli (al dayn) atau merupakan sumber pendanaan bagi
perusahaan, sekuritasi modal (equity securitisation), merupakan emisi surat
berharga oleh perusahaan emiten yang telah terdaftar dalam pasar modal
syariah dalam bentuk saham.
Adapun instrumen pasar modal yang sesuai dengan syariah dalam pasar
perdana adalah muqaradah/mudharabah funds, saham biasa (common stock),
muqaradah/mudharabah Bonds. Karena instrumen pasar modal tersebut
diperdagangkan di pasar perdana, maka prinsip dasar pasar perdana adalah
semua efek harus berbasis pada harta atau transaksi riil, tidak boleh
menerbitkan efek utang untuk membayar kembali utang (bay al dayn bi al
dayn), dana atau hasil penjualan efek akan diterima oleh perusahaan, hasil
investasi akan diterima pemodal (shohibul maal), tidak boleh memberikan
jaminan hasil yang semata-mata merupakan fungsi dari waktu.
Sedangkan untuk pasar sekunder ada beberapa tambahan dari prinsip dasar
pasar perdana, yaitu tidak boleh membeli efek berbasis trend (indeks), suatu
efek dapat diperjualbelikan namun hasil (manfaat) yang diperoleh dari efek
tersebut berupa kupon atau deviden tidak boleh diperjual belikan, tidak
boleh melakukan suatu transaksi murabahah dengan menjadikan objek
transaksi sebagai jaminan. Adapun jenis instrument pasar modal yang jelas
diharamkan syariah adalah preferred stock (saham istimewa), forward
contract, option.
Saham Syariah
Secara umum saham (stock) didefinisikan sebagai surat berharga keuangan
(Financial Securities) yang diterbitkan oleh suatu perusahaan saham
patungan (Joint Stock Company) sebagai suatu alat untuk meningkatkan
modal jangka panjang. Para pembeli saham membayarkan uang pada
perusahaan sebagai bentuk penyertaan modal dan mereka menerima sebuah
sertifikat saham (Stock Certificate) sebagai tanda bukti kepemilikan atas
saham-saham dan kepemilikan mereka dicatat dalam daftar saham (Stock
Register). Para pemegang saham (stock holder) dari sebuah perusahaan
merupakan pemilik-pemilik yang disahkan secara hukum dan berhak untuk
memperoleh bagian laba dari perusahaan dalam bentuk deviden (dividens).
Saham-saham diperdagangkan dalam bursa saham (stock exchange)
Definisi saham menurut syariah :
1. Penyertaan seseorang untuk menyertakan hartanya untuk mendapatkan
keuntungan dalam bentuk penyertaan modal individu.
2. Makna penyertaan ini adalah sang investor mendapatkan hak bagi
hasil/dividen pada atas penyertaan modalnya dan pengambilan keputusan
perusahaan pada saat Rapat umum pemegang Saham (RUPS).
Makna yang kedua mengandung penyertaan modal dalam perusahaan dan
tidak menutup kemungkinan bersatunya dua makna saham tersebut di atas.
Saham syariah merupakan salah satu bentuk dari saham biasa yang memiliki
karakteristik khusus berupa kontrol yang ketat dalam hal kehalalan ruang
lingkup kegiatan usaha.Indeks Islam yang objektif adalah menjajaki saham
dapat dipertukarkan sesuai dengan petunjuk investasi Islam yang sesuai
dengan syariah. Penyertaan saham di sebuah perusahaan untuk mendapatkan
keuntungan jika perusahaan itu meraup keuntungan, di dalam fikih
muamalah (ekonomi) Islam disebut dengan al-syirkah. Sekalipun
pembahasan al-syirkah di zaman klasik masih amat sederhana, namun hal
tersebut bisa berkembang dan dikembangkan sesuia dengan tuntutan waktu
dan ruang. Dari berbagai bentuk al-syirkah yang dikemukakan para ulama
fikih, syirkah al-inan amat berdekatan dengan penyertaan modal melalui
pembelian saham suatu perusahaan. Para ulama fikih mendefinisikan
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 41
syirkah al-„inan dengan penggabungan modal dari dua orang atau lebih yang
jumlahnya tidak harus sama. Syirkah (Perseroan) al-„inan dibangun atas
prinsip perwakilan (wakalah) dan kepercayaan (amanah), karena masing-
masing pihak yang telah menanamkan modalnya dalam bentuk saham
kepada perseroan, berarti telah memberikan kepercayaan kepada perseroan
untuk mengelola saham tersebut. Keuntungan yang diperoleh dari perseroan
ini dibagi sesuai dengan kesepakatan bersama, dan kerugian yang diderita
ditanggung oleh pemegang saham sesuai dengan persentase masing-masing
sesuai dengan kaidah fikih yang mengatakan : al-ribh „ala ma syaratha wa al
wadi‟ah „ala qadr al-malain (keuntungan sesuai dengan persentase modal
masing-masing).
Hukum Islam (Shari‟ah) mengijinkan kegiatan ekonomi patungan dan
mengaturnya di bawah ketentuan persekutuan (masharikah) dan pembagian
keuntungannya (Mudaharabah). perusahaan berdasarkan pada persekutuan
menjadi versi modern dari aktivitas yang dilaksanakan di bawah ketetapan
persekutuan (musharikah). biasanya tindakan persekutuan menyediakan
cukup kebebasan kepada mitra untuk setuju pada terminologi yang seperti
itu akan konsisten dengan ketetapan hukum islam (shariah). Untuk menjadi
diizinkan, persekutuan harus tidak melanggar ketetapan yang wajib dari
hukum islam
Jenis-jenis saham
Dalam prakteknya terdapat beberapa jenis saham yang dapat dibedakan
menurut cara peralihan dan manfaat yang diperoleh para pemegang saham.
a.Cara peralihan hak
Ditinjau dari cara peralihannya, saham dibedakan menjadi saham atas unjuk
dan saham atas nama.
1.Sahamatasunjuk(bearerstock)
Saham atas unjuk adalah saham yang tidak ditulis nama pembelinya agar
mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya.
2. Saham atas nama (Registered stock) Saham atas nama adalah saham yang
ditulis dengan jelas nama pemegang saham dan dicatat dalam buku
perusahaan yang memuat khusus daftar pemegang saham.
b. Menurut hak tagihan
1. Saham biasa (Common stock) Saham biasa (Common stock) adalah
saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior terhadap pembagian
deviden dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut
dilikuidasi. Saham ini yang paling dikenal masyarakat. Saham biasa
memiliki harga nomila yang nilainya ditetapkan oleh emiten (perusahaan
yang menerbitkan saham) dan harga saham ini disebut dengan nilai pari (par
value). Besarnya harga nominal saham tergantung pada keinginan emiten,
harga nominal yang ditentukan oleh emiten berbeda dengan harga perdana
(primar pric) dari suatu saham, harga perdana adalah harga sebelum suatu
saham dicatat (listed) di bursa efek. Jika suatu saham terjual dengan harga
perdana yang lebih tinggi dari harga nominalnya, maka selisihnya disebut
dengan agio saham.
Saham biasa dapat dibedakan ke dalam lima jenis :
a) Blue chip stock, yakni saham biasa dari suatu perusahaan yang meiliki
reputasi, sebagai leader dari industri sejenisnya, memiliki pendapatan yang
stabil dan konsisten dalam membayar deviden
b) Income stock, yakni saham dari suatu emiten, dan emiten bersangkutan
dapat dibayar deviden lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayar pada
tahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan
pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen
tunai.Emiten sperti ini tidak suka menekan laba dan memetingkan potensi
pertumbuhan harga saham (P/E ratio), saham ini mempunyai indeks beta
(sensitivitas terhadap harga saham) yang lebih kecil dari 1
c) Growth Stock (well known), yakni saham-saham dari emiten yang
memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, selain itu terdapat pula
growth stock (leser known), yakni saham dan emiten tidak sebagai leader
dalam industri, tetapi memiliki cirri seperti gowth stock (well known) .
Umumnya saham ini berasal dari daerah-daerah yang kurang popular di
kalangan emiten.
d) Speculative ston, yakni saham yang emiten tidak bisa secara konsisten
memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 43
kemapuan penghasilan yang tinggi di masa yang akan dating meskipun
belum pasti.
e) Counter cyclical stock, yakni saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi
ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi
ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, karena emitennya mampu
memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten
dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi. Emiten ini
biasanya bergeraka pada komoditi yang dibutuhkan masyarakat seperti
rokok dan komoditi pertanian .
2. Saham Preferen (Prefered stock) Tanpa hak suara (Versi Amerika),
sedangkan di Indonesia memiliki hak suara. Jenis-jenisnya :
Cummulativepreferredstock Kalau emiten tidak mebayar deviden maka
akan diperhitungkan pada tahun berikutnya. Memiliki hak lebih dulu dari
pada saham biasa Non CummulativepreferredstockMendapat prioritas
sampai persentase tertentu, tetapi tidak diperhitungkan pada pembagian
deviden tahun berikutnya. Participatingpreferredstock Di samping dividen
biasa, pemegangnya berhak atas dividen ekstra yang dibayarkan perusahaan
emisi.
Indeks Harga Saham
Angka indeks atau sering disebut indeks saja, pada dasarnya merupakan
suatu angka yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan
untuk melakukan perbandingan anatar kegiatan yang sama (produksi,
ekspor, hasil penjualan, jumlah uang yang beredar dan lain sebagainya)
dalam dua waktu yang berbeda. Demikian juga dengan indeks harga saham,
indeks di sini akan membandingkan perubahan harga saham dari waktu ke
waktu. Apakah suatu harga saham mengalami penurunan atau kenaikan
dibandingkan dengan suatu waktu tertentu. Seperti dalam indeks lainnya,
dalam pengukuran indeks harga saham kita memerlukan juga dua macam
waktu, yaitu waktu dasar dan waktu yang berlaku.
C. ANALISIS KOMPARATIF PENERAPAN PENGEMBANGAN
SAHAM
SYARIAH DI DUNIA
Karena larangan dan batasan Islam pada bisnis-bisnis tertentu yang
bertentangan dengan syariah, sampai tahun 1970 sejumlah besar masyarakat
muslim tidak dapat terlibat dalam investasi di pasar modal.
Untuk memenuhi kepentingan pemodal yang ingin mendasarkan kegiatan
investasinya berdasarkan kepada prinsip-prinsip syariah, maka di sejumlah
bursa efek dunia telah disusun indeks yang secara khusus terdiri dari
komponen saham-saham yang tergolong kegiatan usahanya tidak
bertentangan dengan prinsip syariah.
Adapun negara yang pertama kali mengintrodusir untuk
mengimplementasikan prinsip syariah di sektor pasar modal adalah “Jordan
dan Pakistan”, karena kedua negara tersebut telah menyusun dasar hukum
penerbitan obligasi syariah. Selanjutnya pada tahun 1978, Pemerintah Jordan
melalui Law Nomor 13 tahun 1978 telah mengijinkan Jordan Islamic Bank
untuk menerbitkan Muqaradah Bond. Ijin penerbitan Muqaradah Bond ini
kemudian ditindaklanjuti dengan penerbitan Muqaradah Bond Act pada
tahun 1981, sedangkan pemerintah Pakistan pada pada tahun 1980
menerbitkan the Madarabas Company dan Madarabas Ordinance.
Berikut penerapan pengembangan saham syariah di beberapa Negara :
1. Amerika Serikat Menurut Achsien (2000) pengembang pertama indeks
syariah dan equity fund seperti reksadana adalah Amerika Serikat, setelah
The Amana Fund diluncurkan The North American Islamic Trust sebagai
equity fund pertama di tahun 1986, tiga tahun kemudian Dow Jones Index
meluncurkan Dow Jones Islamic Market Index (DJIM). Sharia Suvervisory
Board (SSB) dari Dow Jones Islamic Market Index (DJIM) melakukan
filterisasi terhadap saham-saham hala berdasarkan aktivitas bisnis dan rasio
finansialnya. SSB secara lebih spesifik langsung mengeluarkan perusahaan\
yang memiliki usaha dalam bidang-bidangberikut:
1)Alkohol;
2)Rokok/Toacco;
3)DagingBabi;
4)JasaKeuanganKonvensional;
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 45
5)Pertahanandanpersenjataan;dan
6)Hiburan(Hotel,kasino/perjudian,cinema,musik)
Selanjutnya, sariangan kedua berupa ketentuan atas rasio financial untuk
mengeluarkan perusahaan-perusahaan dengan utang dan/atau tingkat
pendapatan dari bunga. Perusahaan akan dkeluarkan dari DJIM indeks jika :
1) Total Utang/Total Asset = atau > 33 %
2) Total Piutang/Total Aset = atau > 47 %
3) Non Operating Ineterest Income/Operating income = atau > 9 %
Pada februari 1999, Dow Jones meluncurkan Pasar Index Islam
pertama nya. Dow Jones Islamic Index adalah salah satu bagian dari Dow
Jones index Global group, yang meliputi dari 34 negara dan 10 sektor
ekonomi, 18 sektor pasar, 51 grup industri dan 89 sub-sub kelompok yang
digambarkan oleh Dow Jones Global Classification Standard. Dow Jones
tidak memasukkan bursa index kelompok industri yang bertentangan dengan
prinsip Islam. Aktivitas itu meliputi tembakau, minuman beralkohol, daging
babi, perjudian, perdagangan senjata, pornografi, industri kesenian dan hotel,
dan jasa keuangan konvensional ( perbankan, asuransi, dll)
DJIMI mendaftar sekitar 1400 saham syariah dalam memenuhi hak
kekayaan index global nya lebih dari 5200 bursa/saham. Itu meliputi saham
syariah di seluruh dunia, menyediakan Investor Islam dengan perangkat
menyeluruh berdasar pada suatu perspektif investasi global. DJMI berisi 636
bursa/stock, dengan 234 di dalam Dow Jones Islam Market US Index, 32 di
dalam Dow Jones Islamic Market Canada Index, 218 di dalam Dow Jones
Islam Pacific Index, 117 di dalam Dow Jones Islamic Market Jepang Index,
127 di dalam Dow Jones Islamic Market Eropa, 43 di dalam Dow Jones
Islamic Market UK Index, 100 di dalam Dow Jones Islam Extra Liquid
Index dan 57 di dalam Dow Jones Islamic Market Technology Index
DJIMI diciptakan dan dipelihara berdasarkan metodologi yang konsisten.
Dimonitor oleh dewan pengawas pakar-pakar Islam yang memberi masukan
pada Dow Jones dalam hal yang berhubungan dengan kepatuhan terhadap
komponen-koomponen persyaratan indeks. Komposisi DJIMI dievaluasi
setiap tiga bulan (secara kuartalan) dengan perubahan-perubahan yang
diimplementasikan pada Jumat ketiga bulan maret, Juni, September dan
desember. Data pasar pada akhir januari, april, juli dan oktober digunakan
sebagai dasar untuk proses revisi. Proses evaluasi dilaksanakan dengan
mengulang kriteria dan komponen umum proses seleksi, sebagaimana yang
telah dijelaskan sebelumnya. Sebagai tambahan dari evaluasi berdasarkan
proses berjalan. Suatu perubahan pada indeks diperlukan jika terjadi
kejadian luar biasa seperti kebangkrutan, merger, dan pengambilalihan yang
memengaruhi komponen indeks. Selanjutnya, saat ada masalah-masalah
baru dan hal tersebut ditambahkan pada indeks-indeks Global Dow Jones,
hal tersebut juga dievaluasi berdasarkan kriteria DJIMI untuk menentukan
apakah akan dimasukkan dalam DJIMI.
Telah dibahas sebelumnya bahwa pengeluaran bagian-bagian bisnis yang
penting dari pendanaan portofolio Islam mengakibatkan risiko kehilangan
bagian tertentu dari keseluruhan kinerja, karena perusahaan-perusahaan
minuman kersa secara umum dapat bertahan dengan baik pada keadaan
resesi global saat ini dan juga diantara perusahaan-perusahaan terbaik
lainnya. Di sisi lain, masa resesi global saat ini dan beberapa kejadian
sebelum jatuhnya perusahaan dengan profil tinggi seperti worldCom dan
enron, DJIMI mampu mendeteksi tanda-tanda adanya masalah dalam
perusahaan dan mengeluarkan saham-saham mereka dari indeks-indeks
Islam. Hamper setahun sebelum WorlCom jatuh, DJIMI mengeluarkan
WorldCom dari indeks-indeksnya. WorldCom dikeluarkan karena rasio
utang terhadap kapitalisasi pasarnya melebihi 33 % yang disyaratkan DJIMI
agar dapat dimasukkan dalam perusahaan pada indeks-indeks Islam. Begitu
WorlCom dikeluarkan dari DJIMI, manajer pendanaan Islam menjual
saham-saham WorldCom, dimana saham diperdagangkan dengan harga 14
dollar. Enam bulan kemudian saham telah kehilangan nilainya.
Kemunculan indeks dari Dow Jones pasti mempunyai dampak yang luar
biasa pada investasi kekayaan menurut Islam. DJIM pasti mempunyai suatu
efek yang kekal pada seluruh konsep keuangan berbasis syariah dan
standardisasi itu telah memcapai sesuatu yang sangat banyak dicari pada
area keuangan Islam yang lain. Dengan 35 Indeks Islam dan hampir 1,8
miliyar dollar AS diatur berdasarkan syariah. Dow Jones Islamic Market
Index telah sangat sukses dalam waktu yang relatif pendek. Syekh
Mohammad bin Rasyid Al-Maktoum Award telah memberikan penghargaan
atas inovasi dalam keuangan Islam kepada Dow Jones Islamic Index Market
atas kontribusinya untuuk menstandardisasi investasi kekayaan menurut
criteria islam semenjak peluncurannya pada 1998.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 47
2. Indonesia
Di Indonesia, perkembangan instrument syariah di pasar modal sudah terjadi
sejak tahun 1997. Diawali dengan lahirnya reksadana syariah yang
diprakarsai dana reksa. Selanjutnya, PT Bursa Eefek Jakarat (BEJ) bersama
dengan PT Danareksa Investment Management (DIM) meluncurkan Jakarta
Islamic Index (JII) yang mencakup 30 jenis saham dari emiten-emiten yang
kegiatan usahanya memenuhi ketentuan tentang hokum syariah. Penentuan
criteria dari komponen JII tersebut disusun berdasarkan persetujuan dari
Dewan Pengawas Syariah DIM. Ruang lingkup kegiatan usaha emiten yang
bertentangan dengna prinsip hokum syariah Islam adalah :
• Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang
dilarang.
• Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan
konvensional.
• Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan
dan minuman yang tergolong haram.
• Usaha yang memproduksi mendistribusi serta menyediakan barang-barang
ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat madharat.
Sesuai dengan pedoman yang ditetapkan dalam menentukan criteria saham-
saham emiten yang menjdai komponen dari Jakarta Islamic Index tersebut
adalah :
1. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak
bertentangan dengan prinsip hokum syariah dan sudah tercatat lebih dari 3
(tiga) bulan (kecuali bila termasuk di dalam saham-saham 10 berkapitalisasi
besar)
2. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah
tahunan berakhir yang memiliki kewajiban terhadap aktiva maksimal 90 %
(sembilan puluh persen)
3. Memilih 60 (enam puluh ) saham dari susunan di atas berdasarkan urutan
rata-rata kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama satu tahun
terakhir.
4. Memilih 30 (tiga puluh) saham dengan urutan berdasarkan tingkat
likuiditas rata-rata nilai perdagangan selama satu tahun terakhir.
Perkembangan selanjutnya, instrumen investasi syariah di pasar modal terus
bertambah dengan kehadiran Obligasi Syariah PT. Indosat Tbk pada awal
September 2002. Instrumen ini merupakan obligasi syariah pertama dan
dilanjutkan dengan penerbitan obligasi syariah lainnya. Pada tahun 2004,
terbit untuk pertama kali obligasi syariah dengan akad sewa atau dikenal
dengan obligasi syariah Ijarah.Selanjutnya, pada tahun 2006 muncul
instrumen baru yaitu Reksa Dana Indeks dimana indeks yang dijadikan
sebagai underlying adalah Indeks JII.
Perkembangan pasar modal syariah di Indonesia secara tidak langsung juga
dipengaruhi pasar modal yang berpegang pada konsep syariah yang terlebih
dahulu dijalankan oleh negara-negara lain. Pasar modal syariah di Indonesia
diperkenalkan pada bulan Juli 2000 ditandai dengan berdirinya Jakarta
Islamic Index. Saham syariah dimasukkan dalam perhitungan Jakarta
Islamic Index (JII) merupakan indeks yang dikeluarkan oleh PT. Bursa Efek
Jakarta yang merupakan subset dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
JII diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2000 dan menggunakan tahun 1 Januari
1995 sebagai base date dengan nilai 100. Bagi perusahaan yang terdaftar di
Jakarta Islamic Indeks paling tidak mereka dinilai telah memenuhi
penyaringan syariah dan kriteria untuk indeks.
Penyaringan secara syariah yang difatwakan oleh Dewan Syariah Nasional
No. 20 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah.
Kriteria untuk indeks adalah Kapitalisasi pasar (market capitalization) dari
saham dimana JII menggunakan kapitalisasi pasar harian rata-rata selama
satu tahun. Dari kedua penilaian tersebut, untuk perusahaan emiten dapat
digolongkan dalam daftar JII melalui prosedur teknis, yaitu saham dari
emiten dipilih yang tidak bertentangan dengan syariah dan telah listing
minimum 3 bulan, kecuali saham-saham tersebut termasuk 10 besar
kapitalisasi pasar. Saham dipilih dengan kapitalisasi pasar tertinggi sejumlah
60 saham. Saham dipilih dengan nilai transaksi rata-rata tertinggi harian
sejumlah 30 saham. Evaluasi terhadap komponen indeks dilakukan setiap 6
bulan sekali.
Seiring dengan perkembangannya, pada tanggal 12 september 2007 dan 30
nopember 2007 BAPEPAM telah merilis Daftar Efek Syariah (DES), daftra
tersebut akan menjadi panduan investasi bagi investor yang ingin
menanamkan modalnya di portofolio syariah. Proses screening
(penyariangan) dalam penentuan Daftar Efek Syariah – BAPEPAM LK
ialah:
ScreeingPertama(corebisnis)
Screeningkedua(rasiokeuangan)
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 49
Kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip syariah seperti :
1. Perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang
dilarang;
2. menyelenggarakan jasa keuangan yang berkonsep ribawi , jual beli risiko
yang mengandung gharar dan atau maisir
3. Memproduksi,mendistribusikan, memperdagangkan, atau menyediakan :
• Barang dan atau jasa yang haram zatnya (haram lidzatihi)
• Barang atau jasa yang haram bukan karena dzatnya (haram ligairihi)
• Barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat madharat
1. Total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak
lebih dari 82 %
2. Utang berbasis bungan dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari
45:55 %
3. Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan
dengan total pendapatan tidak lebih dari 10 %
3. Malaysia.
Malaysia adalah salah satu negara yang telah meluncurkan pasar modal
Islam dengan bentuk Kuala Lumpur Stock Exchange Shariha Index (KLSE
SI). KLSE SI diluncurkan pada 17 April 1999 Dalam rangka mengimbangi
permintaan investor asing dan lokal yang mencari untuk menanam modal
dalam sekuritas yang konsisten dengan prinsip shariah. Investor mencari-cari
untuk dilibatkan dalam investasi berdasar pada prinsip shariah sekarang
mempunyai suatu benchmark untuk membuat keputusan informasi yang
lebih baik. KLSE SI adalah suatu rata-rata tertimbang index berisikan
Sekuritas dari perusahaan papan utama yang telah didesain oleh Shariah
Advisory Council (SAC) dari Komisi Sekuritas (SC). SAC mengeluarkan
criteria standar yang difokuskan pada aktivitas utama dari perusahaan-
perusahaan yang tercatat di KLSE. Dengan demikian perusahaan-perusahaan
yang aktivitasnya tidak bertentangan dengan prinsip syariah akan termasuk
dalam saham-saham yang disahkan.
Pasar Modal Syariah di Malaysia terbentuk pada awalnya karena besarnya
permintaan pasar pada awal tahun 90-an. Keberhasilan penerapan perbankan
syariah memicu investor untuk dapat berinvestasi sesuai dengan kaidah-
kaidah investasi secara islami.
Pada tahun 1994 sebagai jawaban atas permintaan pasar di atas, pemerintah
Malaysia melalui Securities Commission Malaysia membentuk Islamic
Capital Market Unit (ICMU) dan Islamc Instrument Stuy Group (IISG).
ICMU ini bertugas melakukan riset dan pengembangan produk Pasar Modal
Islam dan melakukan analisa terhadap semua efek yang tercatat di bursa-
bursa Malaysia, disamping itu ICMU juga berfungsi sebagai tenaga riset dan
sekretariat bagi SAC.
Dalam perkembangannya IISG kemudian berubah nama menjadi Syariah
Advisory Council (SAC) pada tahun 1996. SAC ini bertugas memberikan
masukan kepada Securities Commission atas semua hal yang berhubungan
dengan pengembangan Pasar Modal Islam dan sebagai pusat referensi,
disamping itu SAC juga melakukan pengkajian efek-efek konvensional yang
sudah ada dari perspektif syaiah serta melakukan pengkajian dan
pengembangan atas efek dan instrument pasar modal lainnya. Sebagai hasil
dari pengkajian tersebut, SAC mengeluarkan daftar efek-efek yang telah
sesuai dengan prinsip
Sekuritas yang dikeluarkan dari saham-saham yang halal adalah perusahaan
yang :
1. Operasionalnya berdasarkan riba, seperti aktivitas yang dilakukan bank
dan institusi keuangan konvensional.
2. Operasionalnya melibatkan perjudian (al-maysir atau gambling)
3. Aktivitasnya melibatkan pabrikasi dan/atau penjualan produk-produk
haram, seperti alcohol, makanan haram, dan daging babi.
4. Operasinya mengandung elemen ketidakpastian (gharar atau uncertainty)
seperti bisnis asuransi konvensional.
5. Aktivitas inti ( Core Activities) perusahaan harus tidak bertentangan
dengan prinsip syariah seperti empat criteria di atas.
6. Persepsi public dan image perusahaan harus baik.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 51
7. Aktivitas inti (core Activities) perusahaan memiliki kepentingan dan
Masalah (public benefit) untuk umat dan bangsa.
Di Malaysia, ada dua indeks sayariah, KLSE Syariah Indeks dan Rashid
Hussain Bhd (RHB) Islamic Equity Index, yang mana mencerminkan
tumbuhnya minat akan saham islam di negeri tersebut. Indeks ini sudah
menyajikan suatu platform yang kuat untuk pertumbuhan saham dan
manajemen dana islami dan industri broker saham di Malaysia. KLSE
Syariah Indeks tlah menunjukkan performa yang baik pada tahun 2001
dengan keuntungan 2.3 persen.
KESIMPULAN
Dari pemaparan di atas, maka saya menyimpulkan beberapa hal mengenai
teori tentang saham syariah dan penerapannya di beberapa Negara diantara
kesimpulannya ialah :
1. Pasar modal syariah adalah pasar modal yang dijalankan dengan konsep
syariah, di mana setiap perdagangan surat berharga mentaati ketentuan
transaksi sesuai dengan basis syariah
2. Saham syariah merupakan salah satu bentuk dari saham biasa yang
memiliki karakteristik khusus berupa kontrol yang ketat dalam hal kehalalan
ruang lingkup kegiatan usaha.
3. Penyertaan saham di sebuah perusahaan untuk mendapatkan keuntungan
jika perusahaan itu meraup keuntungan, di dalam fikih muamalah (ekonomi)
Islam disebut dengan al-syirkah. Sekalipun pembahasan al-syirkah di zaman
klasik masih amat sederhana, namun hal tersebut bisa berkembang dan
dikembangkan sesuia dengan tuntutan waktu dan ruang. Dari berbagai
bentuk al-syirkah yang dikemukakan para ulama fikih, syirkah al-inan amat
berdekatan dengan penyertaan modal melalui pembelian saham suatu
perusahaan
4. Saham Syariah sudah diterapkan di beberapa Negara untuk memfasilitasi
para investor muslim yang ingin bertransaski di pasar modal yang sesuai
dengan prinspi syariah.
PERKEMBANGAN PASAR MODAL SYARIAH DI
INDONESIA
Edo Muhammad Hafidz
Pengertian Pasar modal
Pengertian pasar modal adalah pasar yang memperdagangkan efek dalam
bentuk instrument keuangan baik dalam modal dan utang. Secara teoritis
pasar modal didefinisikan sebagai perdagangan instrument keuangan jangka
panjang, dalam bentuk modal sendiri maupun hutang, baik yang diterbitkan
pemerintah maupun swasta. Dengan demikian pasar modal merupakan
konsep yang lebih sempit dari pasar uang.
Sedangkan pasar modal syariah adalah konsep bursa saham yang sesuai
dengan prinsip syariah yakni dalam berbagi keuntungan dan kerugian.
Sehingga dapat dipahami bahwa pasar modal syariah adalah pasar modal
yang dijalankan dengan konsep syariah, dimana setiap perdagangan surat
berharga harus sesuai atau berbasis syariah dan berlandaskan ibadah.
Adapun dalil-dalil tentang pasar modal
Dan mereka berkata: "Mengapa rasul ini memakan makanan dan berjalan di
pasar-pasar? Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat agar
malaikat itu memberikan peringatan bersama-sama dengan dia?,(Al-Furqan
7)
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 53
Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka
sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. Dan Kami jadikan
sebahagian kamu cobaan bagi sebahagian yang lain. Maukah kamu
bersabar?; dan adalah Tuhanmu Maha Melihat.
Kegiatan pasar modal syariah di Indonesia diatur dalam undang-undang no.
8 tahun 1995 (UUPM) yang menyatakan bahwa pasar modal adalah kegiatan
yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek.
Sedangkan efek dalam UUPM dinyatakan sebagai surat berharga, yaitu surat
pengakuan utang, surat berharga komersial, saham obligasi.
Di Indonesia, perkembangan instrument syariah di pasar modal sudah terjadi
sejak tahun 1997. Diawali dengan lahirnya reksadana syariah yang
diterbitkan oleh dana reksa. Selanjutnya PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang
kegiatan usahanya memenuhi ketentuan tentang hokum syariah, yang
diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah.
Ruang lingkup kegiatan usaha emiten yang bertantangan dengan prinsip
hokum syariah islam adalah :
Usaha perjudian
Usaha lembaga keuangan konvensional
Usaha yang memproduksi makanan dan minuman haram
Usaha yang dapat merusak moral
Prinsip pasar modal syariah berbeda dengan pasar modal konvensional,
sejumlah instrument syariah di pasar modal sudah diperkenalkan kepada
masyarakat, misalnya saham syariah, obligasi syariah, dan reksa dana
syariah.
Dalam kerangka kegiatan pasar modal syariah ada beberapa lembaga penting
yang secara langsung terlibat dalam kegiatan pengawasan dan perdagangan,
yaitu: Bapepam, Dewan Sariah Nasional (DSN). DSN dalam hal ini akan
berfungsi sebagai pusat referensi atas semua aspek-aspek sariah yang ada
dalam kegiatan pasar modal sariah. dSN bertugas memberikan fatwa-fatwa
sehubungan dengan kegiatan emisi, perdagangan. dSN mempunyai
kewenangan penuh untuk memberikan keputusan tentang berhak tidaknya
sebuah efek menyandang label syariah.
Bapepam menetapkan pengembangan pasar modal syariah sebagai salah satu
prioritas kerja lima tahun kedepan. Rencana ini dituangkan dalam master
plan pasar modal Indonesia 2005-2009. Dengan program ini, pengembangan
pasar modal syariah memilki arah yang jelas dan makin membaik.
Lebih lanjut dinyatakan ada dua strategi utama yang dicanangkan bapepam
untuk mencapai pengembangan pasar modal syariah dan produk pasar modal
syariah. Pertama, mengembangkan kerangka hokum untuk memfasilitasi
pengembangan pasar modal berbasis syariah. Yang kedua, mendorong
perkembangan produk pasar modal syariah.
Tujuh implementasi strategi yang dijabarkan oleh bapepam :
1. Mengatur penerapan prinsip syariah
2. Menyusun standar akutansi
3. Mengembangkan profesi pelaku pasar
4. Sosialisasi prinsip syariah
5. Mengembangkan produk
6. Menciptakan produk baru
7. Meningkatkan kerjasama dengan DSN
Untuk mendukung pengembangan pasar modal berbasis syariah perlu
disusun standar akutansi khusus yang terkait dengan penerapan prinsip
syariah. Prinsip-prinsip ekonomi syariah, dan praktek akutansi syariah yang
telah diterapkan di Negara lain. Pengembangan kerangka hokum pasar
modal dan penyusunan standar yang berlaku secara internasional seperti
IOSCO dan accountingand auditing organization for Islamic financial
institution (AAOIFI).
Dalam perkembangannya kemudian bapepam LK pada bulan November
2006 mengeluarkan keputusan ketua badan pengawas pasar modal dan
lembaga keuangan nomor kep.130/BI/2006 tentang penerbitan efek syariah
yang dituangkan dalam peraturan nomor IX.A.13 yang berisi antara lain
tentang ketentuan untuk menerbitkan efek syariah.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 55
Instrumen Saham Syariah
Satria Ali Suadi
I. Pendahuluan
Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan yang
melakukan penawaran secara umum (go public) dalam nominal ataupun
persentase tertentu.Saham secara umum merupakan surat bukti kepemilikan
atas sebuah perusahaan yang melakukan penawaran umum dalam nominal
atau persentase umum.
Ada berbagai definisi saham yang telah dikemukakan oleh para ahli
maupun berbagai buku-buku teks, antara lain:
a). Menurut Gitman : Saham adalah bentuk paling murni dan sederhana dari
kepemilikan perusahaan. (Gitman:2000, 7)
b). Menurut Bernstein : Saham adalah selembar kertas yang menyatakan
kepemilikan dari sebagian perusahaaan. (Bernstein:1995, 197)
c). Menurut adalah suatu sekuritas yang memiliki klaim terhadap pendapatan
dan asset sebuah perusahaan. Sekuritas sendiri dapat diartikan sebagai klaim
atas pendapatan masa depan seorang peminjam yang dijual oleh peminjam
kepada yang meminjamkan, sering juga disebut instrumen keuangan.
(Mishkin:2001, 4)
d). Menurut Subagyo : Saham merupakan tanda penyertaan modal pada
suatu Perseroan Terbatas (PT). (Subagyo:1997)
II. Jenis – jenis Saham
A. Ditinjau dari hak tagih
a. Saham biasa (common stocks).
Saham biasa adalah efek dari penyertaan pemilikan (equity security)
dari badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas. Saham biasa
memberikan jaminan untuk turut serta daiam pembagian laba daiam bentuk
deviden, apabila perusahaan tersebut memperoleh laba. Saham biasa
Merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling akhir terhadap
pembagian dividen dan hak pembagian kekayaan pada waktu likuidasi
b. Saham Preferen (preferred stocks).
Merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara
saham biasa dengan obligasi, karena bisa menghasilkan dividen secara tetap
seperti halnya pendapatan bunga obligasi. Saham ini mempunyai hak
istimewa menurut ketentuan dalam anggaran dasar, misalnya berupa
prioritas terhadap pembayaran dividen, penentuan pengurus, dan sisa harta
perusahaan dalam hal terjadi likuidasi.
B. Ditinjau dari cara peralihannya
a. Saham atas unjuk (bearer stocks)
Merupakan saham tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah
dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya.
b. Saham atas nama (registered stocks).
Merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, di
mana cara peralihannya, harus melalui prosedur tertentu.
C. Ditinjau dari kinerja perdagangan
a. Saham dengan reputasi tinggi (blue-chips stock).
b. Saham pendapatan (income stock).
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 57
c. Saham pertumbuhan (growth stock).
d. Saham spekulatif (speculative stock).
e. Saham musiman (cyclical stock).
1. Perbedaan Saham biasa (common stocks) dengan Saham Preferen
(preferred stocks).
Saham preferen biasanya memiliki prioritas lebih tinggi dibanding
saham biasa dalam pembagian dividen dan aset, dan kadangkala memiliki
hak pilih yang lebih tinggi seperti kemampuan untuk memveto
penggabungan atau pengambilalihan atau hak untuk menolak ketika saham
baru dikeluarkan (yaitu, pemegang saham preferen dapat membeli saham
yang dikeluarkan sebanyak yang dia mau sebelum saham itu ditawarkan
kepada orang lain). Saham yang biasa dijual di bursa efek adalah saham
biasa dan saham preferen tidak diperjualbelikan di bursa efek. Struktur kelas
ganda memiliki beberapa kelas saham (contohnya, Kelas A, Kelas B, Kelas
C) masing-masing dengan keuntungan dan kerugiannya sendiri-sendiri.
Saham biasa (common stock) memang paling dikenal masyarakat. Di
antara emiten (perusahaan yang menerbitkan surat berharga), saham biasa
juga merupakan yang paling banyak digunakan untuk menarik dana dari
masyarakat. Jadi saham biasa paling menarik, baik bagi pemodal maupun
bagi emiten.
Jadi dapat disimpulkan perbedaan antara saham preferen dengan saham
biasa:
1. Pada saham biasa mendapatkan hak untuk memilih direksi dan kebijakan
tertentu, sedangkan preferen tidak (kecuali dalam situasi tertentu).
2. Deviden pada saham biasa tergantung kinerja perusahaan, kalau baik
mereka akan medapatkan keuntungan setimpal, begitupun sebaliknya. Tapi
untuk saham preferen sudah ditetapkan devidennya.
3. Jika perusahaan gulung tikar atau dilikuidasi, dalam hal pengembalian
investasi, pemegang saham preferen yang diutamakan dibandingkan dengan
pemegang saham biasa.
4. Pada pemegang saham biasa diberi hak untuk memesan kembali, sehingga
dapat memelihara proporsi kepemilikan perusahaan, kalau preferen tidak.
2. Karakteristik Saham biasa (common stocks) dengan Saham Preferen
(preferred stocks)
a. Karakteristik hak pemegang Saham biasa:
1. Mendapatkan dividen.
2. Memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang Saham.
3. Memiliki hak residual dalam pembagian aktiva ketika perusahan
dilikuidasi.
4. Memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sesuai
dengan porsi yang dimilikinya.
5. Hak mengalihkan kepemilikan Saham
b. Karakteristik Saham preferen
1. Hak utama atas deviden, artinya saham istimewa mempunyai hak terlebih
dahulu dalam hal menerima deviden.
2. Hak utama atas aktiva perusahaan, artinya dalam hal likuidasi berhak
menerima pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham istimewa
setelah semua kewajiban perusahan dilunasi.
3. Penghasilan tetap, artinya pemegang saham istimewa memperoleh
penghasilan dalam jumlah yang tetap.
4. Jangka waktu yang tidak terbatas, artinya saham istimewa yang
diterbitkan mempunyai jangka waktu yang tidak terbatas, akan tetapi dengan
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 59
syarat bahwa perusahaan mempunyai hak untuk membeli kembali saham
istimewa tersebut dengan harga tertentu.
5. Tidak mempunyai hak suara, artinya pemegang saham istimewa tidak
mempunyai suara dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
6. Saham istimewa kumulatif, artinya deviden yang tidak dibayarkan oleh
perusa-haan kepada pemegang saham tetap menjadi hak pemegang saham
istimewa tersebut. Jika suatu saat perusahaan tidak membagikan deviden,
maka pada periode yang lain jika perusahaan tersebut membagikan deviden,
maka perusahaan harus membayarkan deviden terutang tersebut sebelum
membagikannya kepada pemegang saham biasa.
3. Keuntungan dan Kerugian Membeli Saham Biasa Dengan Saham
Istimewa
Keuntungan membeli saham biasa
1. Mendapatkan dividen.
2. Mendapatkan capital gain.
3. Mendapat saham bonus (jika ada).
Risiko membeli saham biasa
1. Tidak mendapatkan dividen.
2. Harga jual saham di bawah harga beli (capital loss).
3. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi.
4. Saham di-delist (dihapus) dari Bursa (delisting).
5. saham di-suspend (ditangguhkan perdagangannya) dari Bursa.
Keuntungan Membeli saham istimewa
1. Didahulukan dalam penerimaan dividen
2. Pemodal mendapatkan dividen tetap setiap tahunnya
3. Mendapatkan hak kumulatif untuk menerima dividen yang belum dibayar
tahun-tahun sebelumnya.
4. Pemodal berhak menukar saham preferen yang dipegangnya dengan
saham biasa.
5. Pemodal mendapat prioritas pembayaran dividennya menyesuaikan
dengan saham biasa.
Risiko saham preferen
Dalam situasi di mana emiten bangkrut (pailit) dan harus melakukan
likuidasi, maka hak pemegang saham preferen dalam pembayaran hasil
likuidasi urutannya berada di bawah pemegang obligasi.
saham preferen yang memberikan dividen tetap, biasanya harganya tidak
berubah. Sekalipun perusahaan penerbitnya bisa mencetak laba yang besar.
Dengan demikian, pemegang saham preferen yang memberikan dividen
tetap tidak akan mendapat penghasilan dari capital gain.
III. Saham Syariah
Saham syariah adalah saham-saham yang memiliki karakteristik
sesuai dengan syariah Islam atau yang lebih dikenal dengan syariah
compliant . Terdapat beberapa pendekatan untuk menyeleksi suatu saham
apakah bisa dikategorikan sebagai saham syariah atau tidak
(Kurniawan,T,2008), yaitu:
Pendekatan jual beli. Dalam pendekatan ini diasumsikan saham
adalah asset dan dalam jual beli ada pertukaran asset ini dengan uang. Juga
bisa dikategorikan sebagai sebuah kerja sama yang memakai prinsip bagi
hasil (profit-loss sharing).
Pendekatan aktivitas keuangan atau produksi. Dengan menggunakan
pendekatan produksi ini, sebuah saham bisa diklaim sebagai saham yang
halal ketika produksi dari barang dan jasa yang dilakukan oleh perusahaan
bebas dari element-element yang haram yang secara explicit disebut di
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 61
dalam Al-Quran seperti riba, judi, minuman yang memabukkan, zina, babi
dan semua turunan-turunannya.
Pendekatan pendapatan. Metode ini lebih melihat pada pendapatan
yang diperoleh oleh perusahaan tersebut. Ketika ada pendapatan yang
diperoleh dari Bunga (interest) maka secara umum kita bisa mengatakan
bahwa saham perusahaan tersebut tidak syariah karena masih ada unsur riba
disana. Oleh karena itu seluruh pendapatan yang didapat oleh perusahaan
harus terhindar dan bebas dari bunga atau interest.
P endekatan struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.
Dengan melihat ratio hutang terhadap modal atau yang lebih dikenal dengan
debt/equity ratio. Dengan melihat ratio ini maka diketahui jumlah hutang
yang digunakan untuk modal atas perusahaan ini. Semakin besar ratio ini
semakin besar ketergantungan modal terhadap hutang. Akan tetapi untuk
saat ini bagi perusahan agak sulit untuk membuat ratio ini nol, atau sama
sekali tidak ada hutang atas modal. Oleh karena itu ada toleransi-toleransi
atau batasan seberapa besar “Debt to Equity ratio
“ ini. Dan masing masing
syariah indeks di dunia berbeda dalam penetapan hal ini. Namun secara
keseluruhan kurang dari 45% bisa diklaim sebagai perusahaan yang
memiliki saham sariah.
3.1 Sejarah Syariah
Secara praktis Instrumen saham belum didapati pada masa Rasulullah
SAW dan para sahabat. Pengakuan kepemilikan sebuah perusahaan (syirkah)
pada masa itu belum direpresentasikan dalam bentuk saham seperti
sekarang.Pada masa itu yang terbentuk hanyalah pasar riil biasa yang
mengadakan Jual Beli dan Barter sehingga bukti kepemilikan dan/atau jual
beli atas sebuah aset hanya melalui mekanisme jual beli biasa dan belum
melalui Initasi Public Offering. Itu dikarenakan belum adanya nash atau teks
Al-Qur‟an maupun Al-hadis yang menghukumi secara jelas dan pasti
tentang keberadaan saham, maka para ulama dan fuqaha kontmporer
berusaha mencari dengan istilah Ijtihad untuk menemukan rumusan
kesimpulan hukum tersendiri untuk saham.
3.2 PENGEMBANGAN SAHAM SYARIAH DI DUNIA
Karena larangan dan batasan Islam pada bisnis-bisnis tertentu yang
bertentangan dengan syariah, sampai tahun 1970 sejumlah besar masyarakat
muslim tidak dapat terlibat dalam investasi di pasar modal. Untuk memenuhi
kepentingan pemodal yang ingin mendasarkan kegiatan investasinya
berdasarkan kepada prinsip-prinsip syariah, maka di sejumlah bursa efek
dunia telah disusun indeks yang secara khusus terdiri dari komponen saham-
saham yang tergolong kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip
syariah.
Adapun negara yang pertama kali mengintrodusir untuk
mengimplementasikan prinsip syariah di sektor pasar modal adalah “Jordan
dan Pakistan”, karena kedua negara tersebut telah menyusun dasar hukum
penerbitan obligasi syariah. Selanjutnya pada tahun 1978, Pemerintah Jordan
melalui Law Nomor 13 tahun 1978 telah mengijinkan Jordan Islamic Bank
untuk menerbitkan Muqaradah Bond. Ijin penerbitan Muqaradah Bond ini
kemudian ditindaklanjuti dengan penerbitan Muqaradah Bond Act pada
tahun 1981, sedangkan pemerintah Pakistan pada pada tahun 1980
menerbitkan the Madarabas Company dan Madarabas Ordinance.
Perkembangan Di Indonesia Indonesia
Di Indonesia, perkembangan instrument syariah di pasar modal sudah
terjadi sejak tahun 1997. Diawali dengan lahirnya reksadana syariah yang
diprakarsai dana reksa. Selanjutnya, PT Bursa Eefek Jakarat (BEJ) bersama
dengan PT Danareksa Investment Management (DIM) meluncurkan Jakarta
Islamic Index (JII) yang mencakup 30 jenis saham dari emiten-emiten yang
kegiatan usahanya memenuhi ketentuan tentang hokum syariah. Penentuan
criteria dari komponen JII tersebut disusun berdasarkan persetujuan dari
Dewan Pengawas Syariah DIM.
Ruang lingkup kegiatan usaha emiten yang bertentangan dengna
prinsip hokum syariah Islam adalah :
• Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang
dilarang.
• Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan
konvensional.
• Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan
dan minuman yang tergolong haram.
• Usaha yang memproduksi mendistribusi serta menyediakan barang-barang
ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat madharat.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 63
Sesuai dengan pedoman yang ditetapkan dalam menentukan criteria saham-
saham emiten yang menjdai komponen dari Jakarta Islamic Index tersebut
adalah :
1. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak
bertentangan dengan prinsip hokum syariah dan sudah tercatat lebih dari 3
(tiga) bulan (kecuali bila termasuk di dalam saham-saham 10 berkapitalisasi
besar)
2. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah
tahunan berakhir yang memiliki kewajiban terhadap aktiva maksimal 90 %
(sembilan puluh persen)
3. Memilih 60 (enam puluh ) saham dari susunan di atas berdasarkan urutan
rata-rata kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama satu tahun
terakhir.
4. Memilih 30 (tiga puluh) saham dengan urutan berdasarkan tingkat
likuiditas rata-rata nilai perdagangan selama satu tahun terakhir.
Perkembangan selanjutnya, instrumen investasi syariah di pasar modal
terus bertambah dengan kehadiran Obligasi Syariah PT. Indosat Tbk pada
awal September 2002. Instrumen ini merupakan obligasi syariah pertama
dan dilanjutkan dengan penerbitan obligasi syariah lainnya. Pada tahun
2004, terbit untuk pertama kali obligasi syariah dengan akad sewa atau
dikenal dengan obligasi syariah Ijarah.
Selanjutnya, pada tahun 2006 muncul instrumen baru yaitu Reksa
Dana Indeks dimana indeks yang dijadikan sebagai underlying adalah Indeks
JII.
Perkembangan pasar modal syariah di Indonesia secara tidak langsung juga
dipengaruhi pasar modal yang berpegang pada konsep syariah yang terlebih
dahulu dijalankan oleh negara-negara lain. Pasar modal syariah di Indonesia
diperkenalkan pada bulan Juli 2000 ditandai dengan berdirinya Jakarta
Islamic Index.
Saham syariah dimasukkan dalam perhitungan Jakarta Islamic Index
(JII) merupakan indeks yang dikeluarkan oleh PT. Bursa Efek Jakarta yang
merupakan subset dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). JII
diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2000 dan menggunakan tahun 1 Januari
1995 sebagai base date dengan nilai 100. Bagi perusahaan yang terdaftar di
Jakarta Islamic Indeks paling tidak mereka dinilai telah memenuhi
penyaringan syariah dan kriteria untuk indeks.
Penyaringan secara syariah yang difatwakan oleh Dewan Syariah
Nasional No. 20 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana
Syariah. Kriteria untuk indeks adalah Kapitalisasi pasar (market
capitalization) dari saham dimana JII menggunakan kapitalisasi pasar harian
rata-rata selama satu tahun. Dari kedua penilaian tersebut, untuk perusahaan
emiten dapat digolongkan dalam daftar JII melalui prosedur teknis, yaitu
saham dari emiten dipilih yang tidak bertentangan dengan syariah dan telah
listing minimum 3 bulan, kecuali saham-saham tersebut termasuk 10 besar
kapitalisasi pasar. Saham dipilih dengan kapitalisasi pasar tertinggi sejumlah
60 saham. Saham dipilih dengan nilai transaksi rata-rata tertinggi harian
sejumlah 30 saham. Evaluasi terhadap komponen indeks dilakukan setiap 6
bulan sekali.
Kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip syariah seperti :
1. Perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang
dilarang;
2. menyelenggarakan jasa keuangan yang berkonsep ribawi , jual beli risiko
yang mengandung gharar dan atau maisir
3. Memproduksi,mendistribusikan, memperdagangkan, atau menyediakan :
• Barang dan atau jasa yang haram zatnya (haram lidzatihi)
• Barang atau jasa yang haram bukan karena dzatnya (haram ligairihi)
• Barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat madharat :
1. Total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak
lebih dari 82 %
2. Utang berbasis bungan dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari
45:55 %
3. Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan
dengan total pendapatan tidak lebih dari 10 %
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 65
3.3 Instrumen pasar modal syariah
Instrumen pasar modal syariah diperdagangkan di pasar perdana dan
pasar sekunder. Prinsip dasar pasar perdana adalah (Harahap, 2001):
1. Semua efek harus berbasis pada harta atau transaksi riil.
2. Tidak boleh menerbitkan efek utang untuk membayar kembali utang
(bay al dayn bi al dayn).
3. Dana atau hasil penjualan efek akan diterima oleh perusahaan.
4. Hasil investasi akan diterima pemodal (shohibul maal) yang merupakan
fungsi dari manfaat yang diterima perusahaan dari dana atau harta hasil
penjualan efek.
5. Tidak boleh memberikan jaminan hasil yang semata-mata merupakan
fungsi dari waktu.
Sedangkan untuk pasar sekunder ada tambahan dari prinsip dasar
pasar perdana:
1. Tidak boleh membeli efek berbasis trend (indeks).
2. Suatu efek dapat diperjualbelikan namun hasil (manfaat) yang
diperoleh dari efek tersebut berupa kupon atau deviden tidak boleh diperjual
belikan.
3. Tidak boleh melakukan suatu transaksi murabahah dengan menjadikan
objek transaksi sebagai jaminan.
3.4. Jenis instrumen pasar modal yang jelas diharamkan syariah
Adapun jenis instrumen pasar modal yang jelas diharamkan syariah
adalah sebagai berikut:
1.Preferred Stock (saham istimewa)
Saham jenis ini diharamkan oleh ketentuan syariah karena terdapat
dua karakteristik utama, yaitu:
a. Adanya keuntungan tetap (pre-determinant revenue). Hal ini menurut
kalangan ulama dikategorikan sebagai riba.
b. Pemilik saham preferen mendapatkan hak istimewa terutama pada saat
likuidasi. Hal ini mengandung unsur ketidakadilan.
2. Forward Contract Forward contract
Diharamkan karena segala bentuk jual beli utang (dayn bi dayn) tidak
sesuai dengan syariah. Bentuk kontrak forward ini dilarang dalam Islam
karena dianggap jual beli utang/piutang terdapat unsur ribawi, sedangkan
terjadinya transaksi jual beli dilakukan sebelum tanggal jatuh tempo.
3.Option
Option merupakan hak, yaitu untuk membeli dan menjual barang yang
tidak disertai dengan underlying asset atau real asset. Transaksi option ini
bersifat tidak ada (non exist) dan dinilai oleh kalangan ulama bahwa kontrak
option ini termasuk future, yaitu mengandung unsur gharar
(penipuan/spekulasi) dan maysir (judi).
Di Indonesia, pasar modal telah berkembang sejalan dengan
perkembangan perekonomian. Bahkan di tahun 2007, berdasarkan
pencapaian peningkatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), telah
menempatkan Bursa Efek Indonesia sebagai bursa berkinerja terbaik kedua
diantara bursa-bursa utama di dunia.
Seiring perkembangan pasar modal, di Indonesia juga telah
dikembangkan pasar modal syariah, dimana pada pertengahan tahun 2000
dikeluarkan Jakarta Islamic Index (JII). Indeks ini mensyaratkan saham
dengan jenis usaha utama dan ratio keuangan yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah dan diharapkan menjadi tolak ukur kinerja saham-
saham yang berbasis syariah serta untuk lebih mengembangkan pasar modal
syariah (PT.BEI,2008).
Pemilihan saham yang masuk dalam kriteria syariah melibatkan pihak
Dewan Pengawas Syariah PT Danareksa Investment Management. Akan
tetapi seiring perkembangan pasar, tugas pemilihan saham-saham tersebut
dilakukan oleh Bapepam – LK, bekerja sama dengan Dewan Syariah
Nasional. Hal ini tertuang dalam Peraturan Bapepam – LK Nomor II.K.1
tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah. (PT.BEI,2008b)
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 67
3. A.Kriteria Pemilihan Saham yang Memenuhi Prinsip-prinsip Syariah
Berdasarkan arahan Dewan Syariah Nasional dan Peraturan Bapepam
– LK Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah, jenis kegiatan utama
suatu badan usaha yang dinilai tidak memenuhi syariah Islam adalah:
1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan
yang dilarang.
2. Menyelenggarakan jasa keuangan yang menerapkan konsep ribawi, jual
beli resiko yang mengandung gharar dan maysir.
3. Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan atau
menyediakan :
4. Barang dan atau jasa yang haram karena zatnya (haram li-dzatihi)
5. Barang dan atau jasa yang haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi)
yang ditetapkan oleh DSN-MUI, dan atau
6. Barang dan atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
7. Melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi tingkat
(nisbah) hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih dominan
dari modalnya, kecuali investasi tersebut dinyatakan kesyariahannya oleh
DSN-MUI.
Sedangkan kriteria saham yang masuk dalam katagori syariah adalah:
1. Tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana yang diuraikan di atas.
2. Tidak melakukan perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan
barang / jasa dan perdagangan dengan penawaran dan permintaan palsu
3. Tidak melebihi rasio keuangan sebagai berikut:
4. Total hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak
lebih dari 82% (hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total
ekuitas tidak lebih dari 45% : 55%)
5. Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan
dengan total pendapatan (revenue) tidak lebih dari 10%
3. B.Kriteria Pemilihan Saham Jakarta Islamic Index
Untuk menetapkan saham-saham yang masuk dalam perhitungan
Jakarta Islamic Index dilakukan proses seleksi sebagai berikut:
1. Saham-saham yang akan dipilih berdasarkan Daftar Efek Syariah (DES)
yang dikeluarkan oleh Bapepam – LK.
2. Memilih 60 saham dari Daftar Efek Syariah tersebut berdasarkan urutan
kapitalisasi pasar terbesar selama 1 tahun terakhir.
3. Dari 60 saham tersebut, dipilih 30 saham berdasarkan tingkat likuiditas
yaitu nilai transaksi di pasar reguler selama 1 tahun terakhir.
Berikut ini diberikan perkembangan daftar saham perusahaan yang
masuk dalam Jakarta Islamic Index selama periode Tahun 2007 – 2008
Daftar Nama Saham dalam JII Periode Tahun 2007 – 2008
No. Nama Saham Kode
Jan-
Juni
2007
Juli
–
Des
2007
Jan-
Juni
2008
Juli-
Des
2008
1 Astra Agro Lestari Tbk AALI v v v V
2 Aneka Tambang (Persero) Tbk ANTM v v v V
3 Bumi Resources Tbk BUMI v v v V
4 Ciputra Development Tbk CTRA v v v V
5 International NickelInd .Tbk INCO v v v V
6 Indocement Tunggal Prakasa
Tbk INTP v v v V
7 Kalbe Farma Tbk KLBF v v v V
8 Lippo Karawaci Tbk LPKR v v V
9 PP London Sumatera Tbk LSIP v v V
10 Tambang Batubara Bukit Asam
Tbk PTBA v v v V
11 Telekomunikasi Indonesia Tbk TLKM v v v V
12 Total Bangun Persada Tbk TOTL v V
13 Bakrie Sumatra Plantations Tbk UNSP v V
14 United Tractors Tbk UNTR v v v V
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 69
15 Unilever Indonesia Tbk UNVR v v v V
16 Alam Sutera Realty Tbk ASRI V
17 Bisi International Tbk BISI V
18 Sentul City Tbk BKSL V
19 Global Mediacom Tbk BMTR v V
20 Ciputra Property Tbk CTRP V
21 Elnusa Tbk ELSA V
22 Bakrieland Development Tbk ELTY v V
23 Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG V
24 Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA v V
25 Media Nusantara Citra Tbk MNCN V
26 Sampoerna Agro Tbk SCRO V
27 Semen Gresik (Persero) Tbk SMGR v v V
28 Timah Tbk TINS v v V
29 Truba Alam Manunggal Eng.
Tbk TRUB v v V
30 Wijaya Karya (Persero) Tbk WIKA V
31 Adhi Karya (Persero) Tbk. ADHI v
32 Astra International Tbk ASII v v
33 Berlian Laju Tanker Tbk BLTA v v
34 Bakrie & Brothers Tbk BNBR v v v
35 Bakrie Telecom Tbk BTEL v v v
36 Citra Marga Nusaphala Persada
Tbk CMNP v v
37 Ciputra Surya Tbk CTRS v
38 Gajah Tunggal Tbk GJTL v
39 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF v v
40 Indah Kiat Pulp & Paper Tbk INKP v v
41 Indosat Tbk ISAT v v
42 Medco Energi International Tbk MEDC v v
43 Perusahaan Gas Negara Tbk PGAS v v
44 Holcim Indonesia Tbk SMCB v v
45 Sumalindo Lestari Jaya Tbk SULI v
46 Apexindo Pratama Duta Tbk APEX v v
47 Central Proteinaprima Tbk CPRO v
48 Mobile-8 Telecom Tbk. FREN v v
49 Humpuss Intermoda Transportasi
Tbk HITS v
50 Jaya Real Property Tbk JRPT v
51 Matahari Putra Prima Tbk MPPA v
52 Plaza Indonesia Realty Tbk PLIN v
53 Ramayana Lestari Sentosa Tbk RALS v
54 SMART Tbk SMAR v v
55 Summarecon Agung Tbk SMRA v
56 Tempo Scan Pacific Tbk TSPC v
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 71
RISET SAHAM SYARIAH DI INDONESIA DENGAN
BERBASIS IBADAH
RIZKA CHOLIDAH
Abstrak
Dari segi penerapan dan aplikasi pasar modal serta saham syariah,
ternyata sudah ada beberapa Negara yang melakukan inovasi pada keuangan
syariah dengan meluncurkan saham yang sesuai dengan syariat Islam, di
anataranya Amerika serikat yang dirintis oleh Amana Fund pada tahun 1986
dan meluncurkannya pada februari 1999 dengan nama Dow Jones Islamic
Market Index (DJIMI), Di Indonesia yang dirintis pada tahun 1997 dan
diluncurkan saham syariah pada tahun 2000 dengan nama Jakarta Islamic
Index (JII), di Malaysia sendiri saham syariah diluncurkan pada april 1999
dengan nama Kuala Lumpur Sharia Index (KLSI) dan penerapan
perdagangan saham syariah di beberapa Negara di dunia Dengan
perkembangan tersebut, tentunya merupakan suatu hal yang
menggembirakan bagi pertumbuhan dan perkembangan Ekonomi Syariah
secara global baik di Negara-negara muslim maupun Negara-negara yang
memiliki kontribusi dan perhatian pada perkembangan ekonomi dan saham
syariah dengan berbasis ibadah.
Kata kunci : pasar modal, saham syariah, DJIMI, JII, KLSI dan ibadah.
1.1 Latar Belakang
Indeks Islam atau Indeks syariah telah mengambil tempat pada proses
Islamisasi pasar modal dan menjadi awal dari pengembangan pasar modal
syariah. Beberepa Indeks besar Islam didunia seperti Dow Jones Islamic
Market Index (DJMI), RHB syariah Index, Kuala Lumpur Syariah Index dan
lain-lain telah berkembang dan telah mulai popular diantara komunitas
muslim yang memiliki komitmen dengan prinsip-prnisip Islam.
Kita mengenal Jakarta Islamic Index (JII). Indeks tersebut dikeluarkan
oleh Bursa Efek Jakarta (yang kini telah menjadi Bursa Efek Indonesia).
Ada 30 Emiten yang masuk perhitungan JII, yang dievaluasi setiap 6 bulan.
Penentuan komponen Indeks setiap bulan Januari dan Juli. JII mensyaratkan
saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah dan sudah tercatat lebih dari tiga bulan kecuali termasuk dalam 10
kapitalisasi besar.
Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan
pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator trend pasar,
artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat,
apakah pasar sedang aktif atau lesu. Dengan adanya indeks, kita dapat
mengetahui trend pergerakan harga saham saat ini; apakah sedang naik,
stabil atau turun. Misal, jika di awal bulan nilai indeks 300 dan saat ini di
akhir bulan menjadi 360, maka dapat dikatakan bahwa secara rata-rata harga
saham mengalami peningkatan sebesar 20%. Pergerakan indeks menjadi
indikator penting bagi para investor untuk menentukan apakahmereka akan
menjual, menahan atau membeli suatu atau beberapa saham. Karena harga-
harga saham bergerak dalam hitungan detik dan menit, maka nilai indeks
pun bergerak turun naik dalam hitungan waktu yang cepat pula.
1.2 Maksud Dan Tujuan
a. Mengetahui informasi tentang perkembangan saham syariah di
Indonesia pada suatu penelitian .
b. Membandingkan perkembangan saham antara saham syariah dengan
saham konvensional di Indonesia.
c. Mengetahui perkembangan saham syariah di Indonesia yang berbasis
ibadah.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 73
2.1 Di Bursa Efek Indonesia terdapat 6 (enam) jenis indeks, antara lain:
1. Indeks Individual, menggunakan indeks harga masing-masing saham
terhadap harga dasarnya, atau indeks masing-masing saham yang
tercatat di BEI.
2. Indeks Harga Saham Sektoral, menggunakan semua saham yang
termasuk dalam masing-masing sektor, misalnya sektor keuangan,
pertambangan, dan lain-lain. Di BEI indeks sektoral terbagi atas
sembilan sektor.
3. Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG (Composite Stock Price
Index), menggunakan semua saham yang tercatat sebagai komponen
penghitungan indeks.
4. Indeks LQ 45, yaitu indeks yang terdiri 45 saham pilihan dengan
mengacu kepada 2 variabel yaitu likuiditas perdagangan dan
kapitalisasi pasar. Setiap 6 bulan terdapat saham-saham baru yang
masuk kedalam LQ 45 tersebut.
5. Indeks Syariah atau JII (Jakarta Islamic Index). JII merupakan indeks
yang terdiri 30 saham mengakomodasi syariat investasi dalam Islam
atau Indeks yang berdasarkan syariah Islam.
6. Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan. Yaitu indeks harga
saham yang secara khusus didasarkan pada kelompok saham yang
tercatat di BEI yaitu kelompok Papan Utama .
Saham-saham yang masuk dalam Indeks Syariah adalah emiten yang
kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariah seperti:
1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan
yang dilarang.
2. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan
dan asuransi konvensional.
3. Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan
makanan dan minuman yang tergolong haram.
4. Usaha yang memproduksi, mendistribusi dan/atau menyediakan
barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
2.2 Hasil Penelitian
A. Penelitian Rahmayanti
Tema penelitian Rahmayanti adalah Analisis Kinerja Portofolio Saham
Syariah pada Bursa Efek Jakarta Tahun 2001-2002.
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk :
Membandingkan apakah kinerja saham syariah (JII) lebih baik dari
saham konvensional (IHSG).
Mengungkapkan apakah sharia screening system menghasilkan
portofolio saham yang lebih baik dari saham konvensional.
Return portofolio saham syariah superior baik terhadap portofolio saham
konvensional maupun kedua benchmark. Dengan demikian, dari penelitian
Rahmayanti menyimpulkan bahwa saham syariah secara keseluruhan relatif
lebih baik dari saham konvensional dari indeks-indeks kinerja yang ada. Hal
ini dikarenakan saham syariah berbasis ibadah kepada Allah yang
berlandaskan Al-Qur‟an dan Hadits, sehingga mendapat keberkahan atas
saham tersebut.
B. Penelitian Huda
Penelitian ini mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi beta saham
pada kelompok JII, hasil penelitian antara lain menyatakan bahwa rata-rata
beta saham kelompok JII berada pada nilai satu yang berarti mempunyai
risiko di bawah risiko pasar, sebaliknya terjadi pada saham pada kelompol
LQ-45.
C. Penelitian Darmansyah
Penelitian yang dilakukan berkaitan dengan analisis performa saham
syariah antara yang konsisten dan yang tidak konsisten dalam Jakarta
Islamic Index (JII) studi perbandingan. Data saham yang diteliti adalah
selama empat semester. Selama rentang waktu penelitian yaitu 4 semester
ternyata jumlah saham JII yang tidak konsisten sekitar 33 saham selama
periode 2002-2004.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 75
2.3 Perkembangan dan evaluasi JII
Perkembangan pasar modal syariah di Indonesia secara tidak langsung
juga dipengaruhi pasar modal yang berpegang pada konsep syariah yang
terlebih dahulu dijalankan oleh negara-negara lain. Pasar modal syariah di
Indonesia diperkenalkan pada bulan Juli 2000 ditandai dengan berdirinya
Jakarta Islamic Index. Saham syariah dimasukkan dalam perhitungan Jakarta
Islamic Index (JII) merupakan indeks yang dikeluarkan oleh PT. Bursa Efek
Jakarta yang merupakan subset dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
JII diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2000 dan menggunakan tahun 1 Januari
1995 sebagai base date dengan nilai 100. Bagi perusahaan yang terdaftar di
Jakarta Islamic Indeks paling tidak mereka dinilai telah memenuhi
penyaringan syariah dan kriteria untuk indeks.
Perkembangan produk syariah di pasar modal Indonesia dalam
beberapa tahun terakhir memang cukup menggembirakan. Namun,
pengembangan produk syariah tersebut juga mengalami beberapa hambatan.
Berdasarkan hasil studi tentang investasi syariah di Indonesia oleh Tim Studi
tentang Investasi Syariah di Indonesia-BAPEPAM LK menunjukkan
terdapat beberapa hambatan dalam pengembangan pasar modal berbasis
syariah di Indonesia, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Tingkat pengetahuan dan pemahaman tentang pasar modal syariah;
b. Ketersediaan informasi tentang pasar modal syariah;
c. Minat pemodal atas efek syariah;
d. Kerangka peraturan tentang penerbitan efek syariah;
e. Pola pengawasan (dari sisi syariah) oleh lembaga terkait;
f. Pra-proses (persiapan) penerbitan Efek syariah;
g. Kelembagaan atau Institusi yang mengatur dan mengawasi kegiatan
pasar modal syariah di Indonesia
BAB III
ANALISIS
Al-Qur‟an Al-
Qur‟an
& Hadits &
Hadits
Keterangan bagan :
Pasar modal syariah berbasis ibadah mempunyai hubungan yang erat
terhadap saham syariah (JII) berbasis ibadah yang berlandaskan Al-Qur‟an
dan Hadits. Dengan saham syariah yang berbasis ibadah, maka
perkembangan saham syariah (JII) akan selalu meningkat setiap tahunnya.
Hal ini dapat di lihat dari hasil penelitian-penelitian di atas.
PENUTUP
Kesimpulan :
Dari pemaparan di atas, maka saya menyimpulkan beberapa hal
mengenai teori tentang saham syariah dan perkembangannya di Indonesia
diantara kesimpulannya ialah :
1. Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan, maka secara
umum dapat disimpulkan saham-saham dalam kelompok JII memiliki
kinerja yang lebih baik dalam hal return yang diberikan dan dari segi
risiko relatif lebih rendah dibandingkan dengan saham-saham kelompok
non-JII.
Pasar Modal Syariah
IBADAH
Saham Syariah (JII)
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 77
2. Saham syariah adalah saham yang dijalankan dengan konsep syariah, di
mana setiap perdagangan harus mentaati ketentuan transaksi sesuai
dengan basis ibadah.
3. Saham syariah merupakan salah satu bentuk dari saham biasa yang
memiliki karakteristik khusus berupa kontrol yang ketat dalam hal
kehalalan ruang lingkup kegiatan usaha.
4. Saham Syariah sudah diterapkan di beberapa Negara untuk memfasilitasi
para investor muslim yang ingin bertransaski di pasar modal yang sesuai
dengan prinsip syariah.
Saran :
Dari gambaran kinerja pasar modal syariah, maka bisa dinyatakan secara
umum kinerja dan perkembangannya cukup menggembirakan, tentunya
tidak boleh puas dengan kondisi tersebut, Oleh karena itu harus lebih
ditingkatkan.
RISET SAHAM SYARIAH DI PASAR MODAL MALAYSIA
MUHAMMAD ISHAQ
A. Latar Belakang
Pasar modal secara umum dapat diidentikkan dengan sebuah tempat
dimana modal diperdagangkan antara pihak yang memiliki kelebihan
modal (investor) dengan orang yang membutuhkan modal (issuer) untuk
mengembangkan investasi. Dalam Undang-Undang No. 8 tahun 1995,
pasar modal didefinisikan sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan
Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang
berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi
yang berkaitan dengan Efek”.
Keberadaan pasar modal di Indonesia merupakan salah satu faktor
terpenting dalam ikut membangung perekonomian nasional, terbukti
telah banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar
modal ini sebagai media untuk menyerap investasi dan media untuk
memperkuat posisi keuangannya. Secara faktual, pasar modal telah
menjadi financial nerve centre (saraf finansial dunia) pada dunia
ekonomi modern dewasa ini, bahkan perekonomian modern tidak akan
mungkin bisa eksis tanpa adanya pasar modal yang tangguh dan berdaya
saing global serta terorganisir dengan baik.
Sebagai upaya dalam mendukung terwujudnya Pasar Modal Indonesia
menjadi penggerak ekonomi nasional yang tangguh dan berdaya saing
global sebagaimana tertuang dalam cetak biru pasar modal Indonesia,
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 79
perlu dilakukan secara terus menerus untuk menyempurnakan dan
mengembangkan infrastruktur pasar modal menuju ke arah yang lebih
baik lagi.
Salah satu faktor bagi terciptanya pasar modal Indonesia yang
tangguh dan berdaya saing global dimaksud adalah dengan tersedianya
fasilitas dan instrumen pasar modal Indonesia yang mampu bersaing
dengan instrumen pasar modal negara-negara lain. Sehubungan
denganitu, ditengah kemerosotan tingkat pertumbuhan ekonomi nasional,
yang juga berimbas ke sektor pasar modal selaku subsistem dari
perekonomian nasional Indonesia, kini industri pasar modal Indonesia
mulai melirik pengembangan penerapan prinsip-prinsip syariah islam
sebagai alternatif instrumen investasi dalam kegiatan pasar modal di
Indonesia.
Bangkitnya ekonomi Islam di Indonesia dewasa ini menjadi fenomena
yang menarik dan menggembirakan terutama bagi penduduk Indonesia
yang mayoritas beragama Islam. Praktek kegiatan ekonomi konvensional,
khususnya dalam kegiatan pasar modal yang mengandung unsur
spekulasi sebagai salah satu komponennya nampaknya masih menjadi
hambatan psikologis bagi umat Islam untuk turut aktif dalam kegiatan
investasi terutama di bidang pasar modal.
Perbedaan secara umum antara pasar modal konvensional dengan
pasar modal syariah dapat dilihat pada instrumen dan mekanisme
transaksinya, sedangkan perbedaan nilai indeks saham syariah dengan
nilai indeks saham konvensional terletak pada kriteria saham emiten yang
harus memenuhi prinsip-prinsip dasar syariah. Secara umum konsep
pasar modal syariah dengan pasar modal konvensional tidak jauh berbeda
meskipun dalam konsep pasar modal syariah disebutkan bahwa saham
yang diperdagangkan harus berasal dari perusahaan yang bergerak dalam
sektor yang memenuhi kriteria syariah dan terbebas dari unsur ribawi,
serta transaksi saham dilakukan dengan menghindarkan berbagai praktik
spekulasi.
Langkah awal perkembangan pasar modal syariah di Indonesia
dimulai dengan diterbitkannya Reksa Dana Syariah pada 25 Juni 1997
diikuti dengan diterbitkannya obligasi syariah pada akhir 2002, kemudian
diikuti pula dengan hadirnya Jakarta Islamic Index (JII) pada Juli 2000.
Instrumen-instrumen investasi syariah tersebut kemudian mengalami
perkembangan sejalan dengan maraknya pertumbuhan bank-bank
nasional yang membuka “window” syariah. Dilihat dari kenyataannya,
walaupun sebagian besar penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam
namun perkembangan pasar modal yang berbasis syariah dapat dikatakan
sangat tertinggal jauh terutama jika dibandingkan dengan Malaysia yang
sudah bisa dikatakan telah menjadi pusat investasi berbasis syariah di
dunia, karena telah menerapkan beberapa instrumen keuangan syariah
untuk industri pasar modalnya. Kenyataan lain yang dihadapi oleh pasar
modal syariah kita hingga saat ini adalah minimnya jumlah pemodal yang
melakukan investasi, terutama jika dibandingkan dengan jumlah pemodal
yang ada pada sektor perbankan.
Pada sisi lain, harus diakui bahwa masih terdapat beberapa
permasalahan mendasar yang menjadi kendala berkembangnya pasar
modal yang berprinsip syariah di Indonesia. Kendala-kendala dimaksud
diantaranya adalah selain masih belum meratanya pemahaman dan atau
pengetahuan masyarakat Indonesia tentang investasi di pasar modal yang
berbasis syariah, juga belum ditunjangnya dengan peraturan yang
memadai tentang investasi syariah di pasar modal Indonesia serta adanya
anggapan bahwa untuk melakukan investasi di pasar modal syariah
dibutuhkan biaya yang relatif lebih mahal apabila dibandingkan dengan
investasi pada sektor keuangan lainnya.
Berkenaan dengan hal-hal tersebut di atas, tim studi investasi syariah
perlu mempelajari secara seksama tentang jenis-jenis kendala baik yang
bersifat teknis maupun non teknis berkaitan dengan kegiatan investasi
syariah di pasar modal Indonesia. Hasil studi ini diharapkan dapat
memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap berbagai kendala dan
atau hambatan yang melatarbelakangi investasi syariah di pasar modal
Indonesia, serta menambah pemahaman dan sebagai bahan pertimbangan
terutama bagi otoritas pasar modal dan institusi terkait lainnya dalam
menfasilitasi infrastruktur kegiatan investasi syariah di pasar modal
Indonesia.
B. Tujuan
Studi investasi syariah ini bertujuan untuk :
1. mempelajari pasar modal malaysia
2. Mempelajari perkembangan investasi syariah di pasar modal Malaysia
C. Identifikasi Masalah
Untuk mempermudah penelaahan dan penganalisaan masalah, maka
tim studi telah mengidentifikasi masalah berupa batasan masalah dan
rumusan masalah antara lain :
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 81
1). Batasan Masalah
Agar kajian studi ini terfokus pada pokok permasalahan yang dituju,
maka studi ini membatasi permasalahan seputar aspek-aspek kendala
yang mungkin timbul dalam praktek kegiatan investasi syariah di
pasar modal Indonesia. Untuk itu tim studi juga melakukan kajian
terbatas melalui situs-situs internet dan referensi lain tentang praktek
investasi syariah di pasar modal pada negara-negara di Asia, Timur
Tengah dan Eropa/ AS.
2). Rumusan Masalah
Dalam studi ini, tim merumuskan beberapa masalah yang perlu
mendapat perhatian serius, yaitu :
� Hal-hal apa saja yang menjadi kendala bagi perkembangan
investasi syariah di pasar modal Indonesia;
� Hal-hal apa sajakah yang perlu disediakan otoritas pasar modal
beserta institusi lainnya terkait dengan peraturan dan lan-lain
dalam rangka kegiatan investasi syariah di pasar modal Indonesia;
� Hal-hal apa sajakah yang perlu dipersiapkan oleh para pelaku pasar
modal di lapangan guna terselenggaranya kegiatan investasi
syariah di pasar modal Indonesia;
� Bagaimana kemungkinan dan atau prospek perkembangan investasi
syariah di pasar modal ke depan sebagai salah satu alternatif
investasi masyarakat di Indonesia
BAB II
TINJAUAN INVESTASI SYARIAH DI PASAR MODAL MALAYSIA
a. Malaysia
Pasar Modal Syariah di Malaysia terbentuk pada awalnya karena
besarnya permintaan pasar pada awal tahun 90-an. Keberhasilan
penerapan perbankan syariah memicu investor untuk dapat berinvestasi
sesuai dengan kaidah-kaidah investasi secara islami.
Pada tahun 1994 sebagai jawaban atas permintaan pasar di atas,
pemerintah Malaysia melalui Securities Commission Malaysia
membentuk Islamic Capital Market Unit (ICMU) dan Islamc Instrument
Stuy Group (IISG). ICMU ini bertugas melakukan riset dan
pengembangan produk Pasar Modal Islam dan melakukan analisa
terhadap semua efek yang tercatat di bursa-bursa Malaysia, disamping itu
ICMU juga berfungsi sebagai tenaga riset dan sekretariat bagi SAC.
Dalam perkembangannya IISG kemudian berubah nama menjadi
Syariah Advisory Council (SAC) pada tahun 1996. SAC ini bertugas
memberikan masukan kepada Securities Commission atas semua hal
yang berhubungan dengan pengembangan Pasar Modal Islam dan sebagai
pusat referensi, disamping itu SAC juga melakukan pengkajian efek-efek
konvensional yang sudah ada dari perspektif syaiah serta melakukan
pengkajian dan pengembangan atas efek dan instrument pasar modal
lainnya. Sebagai hasil dari pengkajian tersebut, SAC mengeluarkan daftar
efek-efek yang telah sesuai dengan prinsip syariah. Selanjutnya daftar
tersebut akan di up-date dua kali dalam setahun dan disebarluaskan
secara gratis.
Saat ini, berbagai instrument pasar modal syariah telah tersedia
bagi investor antara lain Reksa Dana Syariah, Saham Syariah, Index
Syariah dan Obligasi Syariah. Reksa Dana Syariah pertama berdiri pada
tahun 1993. Data sampai dengan tahun 2002, Malaysia telah mempunyai
36 (tiga puluh enam) Reksa Dana Syariah dari 174 (seratus tujuh puluh
empat) total Reksa Dana yang ada di Malaysia. Total pemegang unit
Reksa Dana Syariah sebanyak 288.132 investor. Total Nilai Aktiva
Bersih (NAB) Reksa Dana Syariah mencapai 5% (lima per seratus) dari
total NAB industri Reksa Dana di Malaysia.
Pada pasar modal Malaysia, saham yang sesuai dengan prinsip
syariah sampai dengan tahun 2003 terlah tercatat sebanyak 684 (enam
ratus delapan puluh empat) saham syariah perusahaan yang terdiri dari
397 (tiga ratus sembila puluh tujuh) saham pada papan utama, 277 (dua
ratus tujuh puluh tujuh) saham pada papan kedua dan 10 (sepuluh) saham
pada papan Mesdaq. Jumlah total saham tersebut mencapai 79% dari
total saham yang tercatat atau sekitar 60% dari total kapitalisasi pasar di
malaysia.
Tabel 8
Kapitalisasi pasar saham yang sesuai dengan prinsip syariah di Malaysia
Tahun
Kapitalisasi pasar
Saham Syariah (juta
USD)
% dari total
kapitalisasi pasar
1998 55.982,8 56,00
1999 70.082,4 48,00
2000 65.129,3 54,70
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 83
2001 75.131,6 59,20
2002 76.426,3 57,55
2003 102.926,3 57,70
Di beberapa negara proses screening (penyaringan) atas saham yang
memenuhi prinsip syariah dilakukan oleh lembaga yang berbeda. Di
Malaysia proses screening kesyariahan suatu saham dilakukan oleh Shariah
Advisory Council (SAC) yang berada pada Securities Commision,
sedangkan di negara lain proses screening kesariahan suatu saham dapat
juga dilakukan oleh lembaga swasta. Secara garis besar perkembangan
kapitalisasi pasar atas saham yang memenuhi prinsip syariah di beberapa
negara islam adalah sbb :
Tabel 14 Kapitalisasi Pasar Saham Syariah di Bahrain dan Malaysia TH
BAHRAIN MALAYSIA
KAPITALISASI PASAR (JUTA US$)
% DARI TOTAL KAPITALISASI PASAR
KAPITALISASI PASAR (JUTA US$)
% DARI TOTAL KAPITALISASI PASAR
1998 411.8 6.13% 55,982.8 56.00%
1999 462.7 6.46% 70,082.4 48.00%
2000 647.3 9.77% 65,129.3 54.70%
2001 612.9 9.30% 75,131.60 59,20%
2002 603.2 7.98% 76,426.32 57.55%
2003 621.2 6.40% 102,926.32 57.70%
C. Perkembangan Investasi Syariah di Pasar Modal Luar Negeri
Sejarah perkembangan industri keuangan syariah yang meliputi
perbankan, asuransi dan pasar modal pada dasarnya merupakan suatu proses
sejarah yang sangat panjang. Lahirnya Agama Islam sekitar 15 (lima belas)
abad yang lalu meletakkan dasar penerapan prinsip syariah dalam industri
keuangan, karena di dalam Islam dikenal kaedah muamalah yang merupakan
kaedah hukum atas hubungan antara manusia yang di dalamnya termasuk
hubungan perdagangan dalam arti yang luas. Namun demikian,
perkembangan penerapan prinsip syaria mengalami masa surut selama kurun
waktu yang relatif lama pada masa imperium negara-negara Eropa. Pada
masa tersebut negara-negara di Timur Tengah serta negara-negara Islam lain
hampir semuanya menjadi wilayah jajahan negara-negara Eropa.
Dalam perkembangan selanjutnya, dengan banyaknya negara Islam
yang terbebas dari penjajahan dan semakin terdidiknya generasi muda Islam,
maka ajaran Islam mulai meraih masa kebangkitan kembali. Sekitar tahun
1960-an banyak cendekiawan moslem dari negara-negara Islam sudah mulai
melakukan evaluasi ulang atas penerapan sistem hukum Eropa dalam
industri keuangan dan memperkenalkan penerapan prinsip syariah islam
dalam industri keuangan.
Pada saat-saat awal prinsip syariah diterapkan pada industri perbankan
yaitu ditandai dengan didirikannya bank Islam pertama di Cairo pada sekitar
tahun 1971 dengan nama “Nasser Social Bank” yang operasionalnya
berdasarkan sistem bagi hasil (tanpa riba). Berdirinya Nasser Social Bank
tersebut, kemudian diikuti dengan berdirinya beberapa bank Islam lainnya
seperti Islamic Development Bank (IDB) dan the Dubai Islamic pada tahun
1975, Faisal Islamic Bank of Egypt, Faisal Islamic Bank of Sudan dan
Kuwait Finance House tahun 1977.
Pada sektor di luar industri perbankan, penerapan prinsip syariah juga
telah diterapkan pada industri asuransi (takaful) dan industri Pasar Modal.
Pada bidang Pasar Modal, prinsip syariah saat ini diterapkan pada instrumen
obligasi, saham dan fund (Reksa Dana).
Adapun negara yang pertama kali mengintrodusir untuk
mengimplementasikan prinsip syariah di sektor pasar modal adalah “Jordan
dan Pakistan”, karena kedua negara tersebut telah menysusun dasar hukum
penerbitan obligasi syariah. Selanjutnya pada tahun 1978, Pemerintah Jordan
melalui Law Nomor 13 tahun 1978 telah mengijinkan Jordan Islamic Bank
untuk menerbitkan Muqaradah Bond. Ijin penerbitan Muqaradah Bond ini
kemudian ditindaklanjuti dengan penerbitan Muqaradah Bond Act pada
tahun 1981, sedangkan pemerintah Pakistan pada pada tahun 1980
menerbitkan the Madarabas Company dan Madarabas Ordinance.
Walaupun pembentukan kerangka hukum instrumen obligasi syariah
pertama kali dilakukan oleh Jordan dan Pakistan, namun demikian sampai
dengan saat ini di kedua negara tersebut belum ada perusahaan yang
menerbitkan obligasi syariah. Berdasarkan informasi yang dimuat dalam
IOSCO Report of The Islamic Capital Market Task Force of The
International Organization of Securities Commissions, bond syariah yang
pertama kali diterbitkan dan cukup sukses adalah obligasi syariah yang
diterbitkan oleh Pemerintah Malaysia pada tahun 1983,
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 85
yaitu the Government Investment Issue (GII). Pada awalnya the
Government Investment Issue diterbitkan berdasarkan konsep qardh hasan
yang tidak dapat diperdangkan pada pasar sekunder, namun dikemudian hari
konsep qardh hasan the Government Investment Issue dirubah menjadi
obligasi yang bersifat bai‟ al-Inah sehingga the Government Investment
Issue tersebut dimungkinkan untuk diperdagangkan pada pasar sekunder.
Kesimpulan
Sebagaimana telah diutarakan dalam tujuan studi ini diantaranya adalah
untuk mengetahui bentuk-bentuk hambatan dan kendala apa sajakah yang
melatar belakangi berkembangnya investasi syariah di pasar modal
Indonesia. Untuk itu, berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, dengan
ini dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
Perkembangan kegiatan investasi syariah di pasar modal Indonesia masih
tertinggal jauh jika dibandingkan dengan kemajuan hal sama yang telah
dicapai oleh sektor perbankan. Kenyataan lain adalah bahwa hingga saat ini,
jumlah pemodal yang melakukan investasi di pasar modal khususnya yang
berbasis syariah masih tergolong minim, walaupun kegiatan investasi
syariah dimaksud telah lama diperkenalkan di Indonesia yaitu dengan
diterbitkannya instrumen reksa dana syariah pada pertengahan tahun 1997.
Disamping itu Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui organnya yaitu
Dewan Syariah Nasional (DSN) juga telah mengeluarkan sejumlah fatwa
DSN-MUI berkaitan dengan kegiatan investasi syariah di pasar modal
Indonesia.
Hal lain yang kurang menggembirakan juga tergambar bahwa, jika
dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia misalnya, maka Indonesia
terlihat sangat jauh tertinggal dalam mengembangkan kegiatan investasi
syariah di pasar modal. Malaysia pertama kali mengembangkan kegiatan
pasar modal syariahnya sejak awal tahun 1990 dan sejak saat itu terus
mengalami kemajuan yang cukup pesat.
Data lain menunjukkan pula bahwa, sejak diperkenalkannya
instrumen reksa dana syariah di Malaysia pada tahun 1993, terbukti hingga
akhir tahun 2002 telah tercatat 36 (tiga puluh enam) Reksa Dana Syariah
dari 174 (seratus tujuh puluh empat) total Reksa Dana yang ada di Malaysia.
Kemudian Total Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana Syariah mencapai
5% (lima per seratus) dari total NAB industri Reksa Dana yang ada di
Malaysia. Sementara Indonesia yang memulai hal yang sama pada
pertengahan tahun 1997, hingga awal November 2004 baru memiliki 10
(sepuluh) reksa dana syariah dari total 223 (duaratus dua puluh tiga) reksa
dana yang ada, dengan NAB sebesar 0,32% (nol koma tiga puluh dua per
seratus) dari total NAB industri reksa dana yang ada di Indonesia.
Selain hal di atas, untuk instrumen obligasi juga terlihat bahwa total
nilai obligasi syariah di Pasar Modal Malaysia sampai dengan bulan
September 2002 mencapai USD 15,52 miliar (43% dari total nilai obligasi
yang tercatat di pasar modal Malaysia), sementara di Indonesia hingga awal
Desember 2004 baru mencapai Rp. 1,28 Triliun (USD 141,9 juta) atau
1,63% dari total nilai emisi obligasi di Indonesia.
Lambatnya perkembangan investasi syariah di pasar modal Indonesia
tersebut dikarenakan masih adanya beberapa permasalahan mendasar yang
menjadi kendala. Kendala-kendala sebagaimana yang telah teridentifikasi
diantaranya adalah selain masih belum meratanya pemahaman dan atau
pengetahuan masyarakat Indonesia tentang investasi di pasar modal yang
berbasis syariah, juga adanya anggapan bahwa untuk melakukan investasi di
pasar modal syariah dibutuhkan biaya yang relatif lebih mahal apabila
dibandingkan dengan investasi pada sektor keuangan lainnya.
Hasil studi investasi syariah di pasar modal Indonesia sebagaimana
terurai pada bab-bab sebelumnya, telah berhasil mengidentifikasi sebanyak
12 hingga 14 permasalahan mendasar yang dianggap menjadi kendala dan
atau hambatan dalam pengembangan
85
kegiatan investasi syariah di pasar modal Indonesia. Adapun kendala dan
atau hambatan dimaksud diantaranya adalah :
1. Tingkat pengetahuan dan pemahaman tentang pasar modal syariah ;
2. Ketersediaan informasi tentang pasar modal syariah ;
3. Minat pemodal atas efek syariah ;
4. Kerangka peraturan tentang penerbitan efek syariah ;
5. Pola pengawasan (dari sisi syariah) oleh lembaga terkait ;
6. Pra-proses (persiapan) penerbitan Efek syariah ;
7. Kelembagaan atau Institusi yang mengatur dan mengawasi kegiatan pasar
modal syariah di Indonesia ;
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 87
Disamping hal di atas, pada sisi lain terlihat pula bahwa Emtien/Perusahaan
Publik selaku responden terbesar dalam studi ini, secara khusus menyatakan
bahwa kewajiban penggunaan dana yang dibatasi hanya untuk kegiatan yang
sesuai dengan prinsip syariah juga merupakan hal yang menghambat/
menjadi kendala. Sementara responden lainnya yaitu Penjamin Emisi Efek
(PEE) menyatakan bahwa tingkat kemampuan Penjamin Emisi Efek juga
merupakan kendala dalam pengembangan kegiatan investasi syariah di pasar
modal. Sedangkan pada sisi permintaan (Demand) yang diwakili oleh
responden kelompok Manajer Investasi, secara khusus menyatakan bahwa
ketersediaan efek yang terbatas untuk dijadikan portofolio merupakan
sebuah kendala dan atau hambatan.
Beberapa identifikasi masalah lainnya yang semula tim studi menganggap
sebagai sebuah kendala dalam pengembangan kegiatan investasi syariah di
pasar modal, ternyata dari ketiga kelompok responden menyatakan bahwa
hal tersebut bukan merupakan sebuah kendala dan atau hambatan, yaitu :
1. Tingkat kemampuan profesi penunjang (Notaris, Konsultan hukum dan
Akuntan publik) tentang pasar modal syariah.
2. Biaya yang dikeluarkan dalam proses penerbitan efek syariah.
3. Mekanisme dan birokrasi proses penerbitan efek syariah.
4. Waktu (lama-tidaknya) dari proses penerbitan efek syariah.
Ada pendapat lain yaitu bahwa Manajer Investasi selaku salah satu
kelompok responden dalam studi ini menyatakan secara khusus, bahwa
tingkat pengembalian hasil (return) juga bukan merupakan sebuah kendala.
Namun demikian pada sisi intermediari yang diwakili responden lainnya
yaitu Penjamin Emisi Efek, menyatakan bahwa tingkat kemampuan profesi
penunjang (Notaris, Konsultan hukum dan Akuntan publik) serta mekanisme
dan birokrasi proses penerbitan efek syariah dianggap sebuah kendala.
Sejalan dengan kenyataan yang ada bahwa sebagian besar identifikasi
permasalahan yang ditetapkan oleh tim studi memang merupakan kendala
dalam pengembangan kegiatan investasi syariah di pasar modal Indonesia,
maka dalam studi ini juga tergambar bahwa dalam 5 (lima) tahun ke depan
Emiten/Perusahaan Publik dan Penjamin Emisi Efek tidak memiliki rencana
untuk melakukan penerbitan atau membantu proses penerbitan efek syariah.
Namun demikian, Manajer Investasi tetap merasa optimis dan secara umum
memiliki rencana untuk menerbitkan efek (reksa dana) syariah.
Kenyataan di atas memperlihatkan bahwa dalam jangka waktu 5 (lima)
tahun ke depan akan terjadi kesenjangan antara sisi permintaan dan
penawaran efek syariah. Dalam hal ini Manajer Investasi menyatakan sangat
kekurangan efek syariah untuk dijadikan portofolionya, dikarenakan emiten
masih belum berminat menerbitkan efek syariah.
Selain hal-hal di atas, ketiga kelompok responden juga menyarankan dan
mengharapkan bahwa dalam rangka mendorong dan mengembangkan
kegiatan investasi syariah di pasar modal Indonesia, perlu dilakukannya hal-
hal sebagai berikut :
1. Penyusunan kerangka peraturan yang lebih jelas dalam rangka penerbitan
efek syariah dan kegiatan investasi syariah di pasar modal ;
2. Membentuk pola kelembagaan (hubungan antara Bapepam, SROs, DSN,
dan Profesi) yang efisien dalam fungsi dan peran untuk mengatur, membina,
mengawasi, terhadap pelaku dalam menjalankan kegiatan investasi syariah
di pasar modal ;
3. Meningkatkan secara intensif program sosialisasi tentang kegiatan
investasi syariah di pasar modal yang mencakup antara lain : prinsip-prinsip
dasar, produk, mekanisme transaksi, peraturan dan pola pengawasannya.
Dengan dilakukannya hal-hal tersebut di atas, maka diharapkan dapat
memacu semua pihak, baik pemodal maupun pelaku aktif melakukan
kegiatan investasi di pasar modal sehingga dapat menjadi alternatif solusi
untuk mendorong sisi penawaran (supply) melakukan penerbitan efek
syariah.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 89
SPEKULASI DI PASAR MODAL SYARIAH
Finsa Ramadhan
\
1.1 SPEKULASI DI PASAR MODAL SYARIAH
Kegiatan spekulasi tidak berbeda dengan kegiatan mengambil resiko
(risk taking action) yang biasa dilakukan oleh pelaku bisnis atau investor.
Ada yang membedakan spekulan dengan pelaku bisnis (investor) dari derajat
ketidakpastian yang dihadapinya. Spekulan berani menghadapi sesuatu yang
derajat ketidakpastiannya tinggi tanpa perhitungan, sedangkan pelaku bisnis
(investor) senantiasa menghitung-hitung resiko dengan return yang
diterimanya.
Salah satu ayat al-Qur‟an yang berbicara mengenai spekulasi adalah
surat al-ahraaf (46) ayat :28 yang berbunyi sebagai berikut :
ن ُهو ت َف ْو َف ُه وَفت نت َف مَف ت َف ت ِذ ْو ُه ُه ْو ت َف َف ِذ َف لُّلو ت َف ْو ُه ْو ت َف ِذت ُه ْو َفن نًات ِذ َف ًات َف ْو ت َّل يت ُه وِذ ت َّل َف ُه تمِذ ت َّل ِذ يَف ت َف َف َف ُه ُه َفلَفوْو َف
Maka mengapa yang mereka sembah selain Allah sebagai Tuhan untuk
mendekatkan diri (kepada Allah) tidak dapat menolong mereka. Bahkan
tuhan-tuhan itu telah lenyap dari mereka? Itulah akibat kebohongan mereka
Dengan berbagai model penilaian modern saat ini, investor dan pasar
modal secara luas akan dapat memiliki pengetahuan tentang nilai sebuah
perusahaan, sehingga saham-saham dapat diperjualbelikan secara wajar
dengan harga pasar yang rasional. Dalam hal ini, market value tampaknya
lebih mencerminkan nilai yang lebih wajar dibandingkan dengan book
value. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa sekuritas-sekuritas
bisa diperjualbelikan dengan menggunakan mekanisme pasar sebagai
penentu harga, sehingga capital gain maupun profit sharing dari dividen
dapat diperoleh.
Mekanisme pasar modal masih perlu terus disempurnakan untuk
mencegah terbukanya pintu praktek riba, maysir, dan gharar. Sesuai dengan
wasiat Rasullah Muhammad SAW. dalam salah satu sabda beliau :
“Segala sesuatu yang halal dan haram telah jelas, tetapi diantara
keduanya terdapat hal-hal yang samar dan tidak di ketahui oleh kebanyakan
orang. Barang siapa berhati-hati terhadap hal-hal yang meragukan, berarti
telah menjaga agama dan kehormatan dirinya...” (HR. Bukhari Muslim).
Sebagai institusi keuangan modern, pasar modal tidak terlepas dari
berbagai kelemahan dan kesalahan. Salah satunya adalah tindakan spekulasi
yang dilakukan oleh sebagian investor, karena dalam berinvestasi dipasar
modal, setiap investor harus selalu memperhatikan perubahan pasar,
membuat berbagai analisis dan perhitungan, serta mengambil tindakan
spekulasi didalam pembelian maupun penjualan saham. Inilah yang
membuat pasar modal tetap aktif.
Secara umum, keadaan yang tidak pasti di dalam kegiatan pasar
modal, harus dapat diperhitungkan secara “rasio” yang ada. Oleh karena itu,
untuk mengetahui perbedaan antara spekulan dan investor, maka harus
diketahui mengenai kriteria-kriteria yang dapat dikatakan sebagai spekulan
dengan pelaku bisnis (investor).
Hakekat aktifitas spekulasi dapat dirinci sebagai berikut :
1. spekulasi sesungguhnya bukan merupakan investasi, meskipun di
antara keduanya ada kemiripan.
dan apa yang dahulu mereka ada-adakan. (46:28)
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 91
2. spekulasi telah meningkatkan unearned income bagi sekelompok
orang dalam masyarakat, tanpa mereka memberikan kontribusi
apapun, baik yang bersifat positif maupun produktif.
3. spekulasi merupakan sumber penyebab terjadinya krisis keuangan.
4. spekulasi adalah outcome dari sikap mental „ingin cepat kaya‟
2.2 FUNGSI DAN KARAKTERISTIK PASAR MODAL SYARIAH
Apabila meninjau dari pendapat Metwally (1995,177), keberadaan
pasar modal khususnya syariah, memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :
1. Memungkinkan bagi masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis
dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan resikkonya.
2. Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna
mendapatkan likuiditas.
3. Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk
membangun dan mengembangkan lini produksinya.
4. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada
harga saham yang merupakan ciri umum pada pasar modal
konvensional.
5. Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja
kegiatan bisnis sebagaimana tercermin pada harga saham.
Adapun karakteristik yang dapat membedakan antara spekulan dengan
investor, dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Investor di pasar modal adalah mereka yang memanfaatkan pasar
modal sebagai sarana untuk berinvestasi di perusahaan - perusahaan
Tbk yang diyakininya sebagai perusahaan yang baik dan
menguntungkan.
2. Spekulasi sesungguhnya bukan merupakan investasi, meskipun
diantara keduanya ada kemiripan. Perbedaan yang sangat mendasar
diantara keduanya terletak pada spirit yang menjiwainya, bukan pada
bentuknya.
3. Spekulasi adalah game of chance, sedangkan bisnis adalah game of
skill.
4. Spekulasi telah meningkatkan unearned income bagi sekelompok
orang dalam masyarakat, tanpa memberikan kontribusi yang bersifat
positif maupun produktif.
5. Spekulasi merupakan sumber penyebab terjadinya krisis keuangan.
6. Spekulasi adalah outcome yang dari sikap yang ingin cepat kaya.
3.2 KENDALA-KENDALA DALAM PASAR MODAL SYARIAH
Berdasarkan uraian pada bagian diatas, terlihat ada beberapa kendala
untuk mengembangkan pasar modal syariah, kendala-kendala tersebut
(Sudarsono,2003) antara lain adalah :
1. Belum ada ketentuan yang menjadi legitimasi pasar modal syariah
dari Bapepam atau pemerintah, misalnya undang-undang.
Perkembangan keberadaan pasar modal syariah saat ini merupakan
gambaran bagaimana legalitas yang diberikan Bapepam dan
pemerintah lebih tergantung dari permintaan pelaku pasar yang
menginginkan keberadaan pasar modal syariah.
2. Selama ini pasar modal syariah lebih populer sebagai sebuah wacana
dimana banyak bicara tentang bagaimana pasar yang di syariahkan.
Dimana selama ini praktek pasar modal tidak bisa dipisahkan dari
riba, maysir, dan gharar, dan bagaimana memisahkan ketiganya dari
pasar modal.
3. Sosialisasi instrumen syariah di pasar modal perlu dukungan dari
berbagai pihak. Karena ternyata perkembangan pasar modal perlu
dukungan dari berbagai pihak. Khusunya dari praktisi dan akademisi.
Praktisi dapat menjelaskan keberadaan pasar modal secara pragmatis
sedangkan akademisi bisa menjelaskan secara ilmiah.
Berdasarkan pada kendala-kendala yang telah disebutkan diatas, maka
strategi-strategi yang dapat dikembangkan adalah sebagai berikut :
1. Keluarnya undang-undang pasar modal syariah diperlukan untuk
mendukung keberadaan pasar modal syariah atau minimal
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 93
menyempurnakan UUPM No.8 Tahun 1995, sehingga dengan hal ini
diharapkan semakin mendorong perkembangan pasar modal syariah.
2. Perlu keaktifan dari pelaku bisnis (pengusaha) muslim untuk
membentuk kehidupan ekonomi yang islami. Hal ini guna memotivasi
meningkatkan image pelaku pasar terhadap keberadaan instrumen
pasar modal yang sesuai dengan syariah.
3. Diperlukan rencana jangka pendek dan jangka panjang oleh Bapepam
untuk mengakomodir perkembangan instrumen-instrumen syariah
dalam pasar modal. Sekaligus merencanakan keberadaan pasar modal
syariah di Tanah air.
4. Perlu adanya kajian-kajian ilmiah mengenai pasar modal syariah, oleh
karena itu, dukungan dari akademisi sangat diperlukan guna
memahamkan perlunya keberadaan pasar modal syariah.
3.3 FUNGSI PASAR MODAL DALAM EKONOMI ISLAM
Peranan dasar Pasar Modal di dalam ekonomi Islam adalah
memfasilitasi aliran dana dari perusahaan yang memiliki modal lebih kepada
perusahaan yang kekurangan modal kerja, hal ini berkaitan dengan usaha
pihak perusahaan guna mendapatkan modal tambahan dengan menerbitkan
surat berharga saham.
Pasar Modal diatur ke dalam dua konsep terpisah, namun dengan
mekanisme pasar yang saling berkaitan, yaitu:
1. Pasar Modal Utama, di mana saham aktual yang baru diterbitkan
ditawarkan untuk dijual.
2. Pasar Modal Sekunder, di mana memungkinkan bagi para pemilik
modal untuk saling tawar-menawar atas saham yang diterbitkan.
Fungsi dari pasar utama adalah guna memberikan kesempatan bagi
para emiten untuk menginvestasikan dana perusahaannya guna perluasan
usaha. Hal ini merupakan peran utama pasar saham karena institusi ini
memobilisir para emiten untuk berinvestasi dalam rangka menanggulangi
tingkat pengangguran.
Berikut adalah beberapa prinsip dasar yang dapat di terapkan untuk
membangun pasar modal yang sesuai dengan ajaran islam :
1. Tidak diperkenankannya penjualan dan pembelian secara langsung.
2. Penelitian account books secara cermat.
3.4 Prinsip dasar
Ada beberapa prinsip dasar untuk membangun sistem pasar modal yang
sesuai dengan ajaran Islam. Sedangkan untuk implementasinya, memang
dibutuhkan proses diskursus yang panjang.
Prinsip tersebut, antara lain, tidak diperkenankannya penjualan dan
pembelian secara langsung. Saat ini, jika seseorang ataupun sebuah
perusahaan ingin menjual atau membeli saham, dia akan menggunakan jasa
broker atau pialang. Kemudian broker tersebut akan menghubungi jobbers
dan menyampaikan maksud untuk bertransaksi, baik dalam pembelian
maupun penjualan saham.
Kemudian para jobber ini menawarkan 2 rate harga, yaitu rate harga yang
akan dibelinya yang biasanya lebih rendah dan rate harga yang akan
dijualnya yang biasanya lebih tinggi.
Selanjutnya para jobber berkewajiban untuk membeli saham tersebut.
Transaksi model ini memberikan 2 implikasi. Yang pertama, para jobber
akan melakukan pembelian saham meskipun mereka belum tentu
membutuhkannya.
Mereka membeli saham dengan harapan akan dapat menjualnya kembali
kepada pihak yang memerlukan. Hal ini akan membuka pintu spekulasi.
Para spekulan mengetahui bahwa mereka dapat membeli saham yang
menguntungkan dari pasar karena para jobber ini mampu menyediakan
ready stock.
Begitu pula bila saham tersebut ternyata kurang menguntungkan, mereka
secara cepat dapat pula melepasnya. Implikasi selanjutnya adalah perubahan
harga hanya ditentukan oleh kekuatan pasar, dimana tidak ada perubahan
yang berarti dari nilai intrinsik saham.
Dalam ajaran Islam, aturan pasar modal harus dibuat sedemikian rupa untuk
menjadikan tindakan spekulasi sebagai sebuah bisnis yang tidak menarik.
Untuk itu, prosedur pembelian/penjualan saham secara langsung tidak
diperkenankan.
Prosedurnya, setiap perusahaan yang memiliki kuota saham tertentu
memberikan otoritas kepada agen di lantai bursa, untuk membuat deal atas
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 95
sahamnya. Tugas agen ini adalah mempertemukan perusahaan tersebut
dengan calon investor, dan bukan membeli atau menjualnya secara langsung.
Saham-saham tersebut dijual ataupun dibeli jika memang tersedia. Jika
banyak pihak yang menginginkan saham tertentu, maka mereka terlebih
dahulu harus terdaftar sebagai applicant, dan saham tersebut kemudian
dijual/dibeli dengan prinsip first-come-first-served (siapa datang dulu dia
dilayani.
REKSADANA KONVENSIONAL
Regina
A. DEFINISI REKSADANA
Reksadana adalah wadah dan pola pengelolaan dana/modal bagi
sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen
investasi yang tersedia di Pasar dengan cara membeli unit penyertaan
reksadana. Dana ini kemudian dikelola oleh Manajer Investasi (MI) ke
dalam portofolio investasi, baik berupa saham, obligasi, pasar uang ataupun
efek/sekuriti lainnya.
Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat
(27): “Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana
dari masyarakat Pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio
Efek oleh Manajer Investasi.”
Dari kedua definisi di atas, terdapat tiga unsur penting dalam pengertian
Reksadana yaitu:
1. Adanya kumpulan dana masyarakat, baik individu maupun institusi
2. Investasi bersama dalam bentuk suatu portofolio efek yang telah
terdiversifikasi
3. Manajer Investasi dipercaya sebagai pengelola dana milik masyarakat
investor.
Pada reksadana, manajemen investasi mengelola dana-dana yang
ditempatkannya pada surat berharga dan merealisasikan keuntungan ataupun
kerugian dan menerima dividen atau bunga yang dibukukannya ke dalam
"Nilai Aktiva Bersih" (NAB) reksadana tersebut. Kekayaan reksadana yang
dikelola oleh manajer investasi tersebut wajib untuk disimpan pada bank
kustodian yang tidak terafiliasi dengan manajer investasi, dimana bank
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 97
kustodian inilah yang akan bertindak sebagai tempat penitipan kolektif dan
administratur.
B. SEJARAH REKSADANA
Reksadana yang pertama kali bernama Massachusetts Investors Trust
yang diterbitkan tanggal 21 Maret 1924, yang hanya dalam waktu setahun
telah memiliki sebanyak 200 investor reksadana dengan total aset senilai
US$ 392.000.
Pada tahun 1929 sewaktu bursa saham jatuh maka pertumbuhan industri
reksadana ini menjadi melambat. Menanggapi jatuhnya bursa maka Kongres
Amerika mengeluarkan Undang-undang Surat Berharga 1933 (Securities Act
of 1933) dan Undang-undang Bursa Saham 1934 (Securities Exchange Act
of 1934).
Berdasarkan peraturan tersebut maka reksadana wajib didaftarkan pada
Securities and Exchange Commission atau biasa disebut SEC yaitu sebuah
komisi di Amerika yang menangani perdagangan surat berharga dan pasar
modal. Selain itu pula, penerbit reksadana wajib untuk menyediakan
prospektus yang memuat informasi guna keterbukaan informasi reksadana,
juga termasuk surat berharga yang menjadi objek kelolaan, informasi
mengenai manajer investasi yang menerbitkan reksadana.
SEC juga terlibat dalam perancangan Undang-undang Perusahaan
Investasi tahun 1940 yang menjadi acuan bagi ketentuan-ketentuan yang
wajib dipenuhi untuk setiap pendaftaran reksadana hingga hari ini.
Dengan pulihnya kepercayaan pasar terhadap bursa saham, reksadana
mulai tumbuh dan berkembang. Hingga akhir tahun 1960 diperkirakan telah
ada sekitar 270 reksadana dengan dana kelolaan sebesar 48 triliun US
Dollar.
Reksadana indeks pertama kali diperkenalkan pada tahun 1976 oleh John
Bogle dengan nama First Index Investment Trust, yang sekarang bernama
Vanguard 500 Index Fund yang merupakan reksadana dengan dana kelolaan
terbesar yang mencapai 100 triliun US Dollar.
Salah satu kontributor terbesar dari pertumbuhan reksadana di Amerika
yaitu dengan adanya ketentuan mengenai rekening pensiun perorangan
(individual retirement account - IRA) [1]
, yang menambahkan ketentuan
kedalam Internal Revenue Code( peraturan perpajakan di Amerika) yang
mengizinkan perorangan (termasuk mereka yang sudah memiliki program
pensiun perusahaan) untuk menyisihkan sebesar 4.000 US $ setahun.
C. BENTUK HUKUM REKSADANA
Berdasarkan Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 pasal
18, ayat (1), bentuk hukum Reksadana di Indonesia ada dua, yakni
Reksadana berbentuk Perseroan Terbatas (PT. Reksa Dana) dan Reksadana
berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK).
1. Reksa Dana berbentuk Perseroan (PT. Reksa Dana)
suatu perusahaan (perseroan terbatas), yang dari sisi bentuk hukum tidak
berbeda dengan perusahaan lainnya. Perbedaan terletak pada jenis usaha,
yaitu jenis usaha pengelolaan portofolio investasi.
2. Kontrak Investasi Kolektif
kontrak yang dibuat antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang
juga mengikat pemegang Unit Penyertaan sebagai Investor. Melalui kontrak
ini Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio efek dan
Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan dan
administrasi investasi.
D. KARAKTERISTIK REKSADANA
Berdasarkan karakteristiknya maka reksadana dapat digolongkan sebagai
berikut:
1. Reksadana Terbuka
adalah reksadana yang dapat dijual kembali kepada Perusahaan
Manajemen Investasi yang menerbitkannya tanpa melalui mekanisme
perdagangan di Bursa efek. Harga jualnya biasanya sama dengan Nilai
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 99
Aktiva Bersihnya. Sebagian besar reksadana yang ada saat ini adalah
merupakan reksadana terbuka.
2. Reksadana Tertutup
adalah reksadana yang tidak dapat dijual kembali kepada
perusahaan manajemen investasi yang menerbitkannya. Unit
penyertaan reksadana tertutup hanya dapat dijual kembali kepada
investor lain melalui mekanisme perdagangan di Bursa Efek. Harga
jualnya bisa diatas atau dibawah Nilai Aktiva Bersihnya.
E. JENIS-JENIS REKSADANA
1. Reksadana Pendapatan Tetap.
Reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80%
dari dana yang dikelola (aktivanya) dalam bentuk efek bersifat utang.
2. Reksadana Saham.
Reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80%
dari dana yang dikelolanya dalam efek bersifat ekuitas.
3. Reksadana Campuran.
Reksadana yang mempunyai perbandingan target aset alokasi
pada efek saham dan pendapatan tetap yang tidak dapat dikategorikan
ke dalam ketiga reksadana lainnya.
4. Reksadana Pasar Uang.
Reksadana yang investasinya ditanam pada efek bersifat hutang
dengan jatuh tempo yang kurang dari satu tahun.
F. NILAI AKTIVA BERSIH
NAB (Nilai Aktiva Bersih) merupakan salah satu tolok ukur dalam
memantau hasil dari suatu Reksa Dana.NAB per saham/unit penyertaan
adalah harga wajar dari portofolio suatu Reksadana setelah dikurangi biaya
operasional kemudian dibagi jumlah saham/unit penyertaan yang telah
beredar (dimiliki investor) pada saat tersebut.
G. MANFAAT REKSADANA
Reksa Dana memiliki beberapa manfaat yang menjadikannya sebagai
salah satu alternatif investasi yang menarik antara lain:
1. Dikelola oleh manajemen profesional
Pengelolaan portofolio suatu Reksa Dana dilaksanakan oleh
Manajer Investasi yang memang mengkhususkan keahliannya dalam
hal pengelolaan dana. Peran Manajer Investasi sangat penting
mengingat Pemodal individu pada umumnya mempunyai keterbatasan
waktu, sehingga tidak dapat melakukan riset secara langsung dalam
menganalisa harga efek serta mengakses informasi ke pasar modal.
2. Diversifikasi investasi
Diversifikasi atau penyebaran investasi yang terwujud dalam
portofolio akan mengurangi risiko (tetapi tidak dapat menghilangkan),
karena dana atau kekayaan Reksa Dana diinvestasikan pada berbagai
jenis efek sehingga risikonya pun juga tersebar. Dengan kata lain,
risikonya tidak sebesar risiko bila seorang membeli satu atau dua jenis
saham atau efek secara individu.
3. Transparansi informasi
Reksa Dana wajib memberikan informasi atas perkembangan
portofolionya dan biayanya secara kontinyu sehingga pemegang Unit
Penyertaan dapat memantau keuntungannya, biaya, dan risiko setiap
saat.Pengelola Reksa Dana wajib mengumumkan Nilai Aktiva Bersih
(NAB) nya setiap hari di surat kabar serta menerbitkan laporan
keuangan tengah tahunan dan tahunan serta prospektus secara teratur
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 101
sehingga Investor dapat memonitor perkembangan investasinya secara
rutin.
4. Likuiditas yang tinggi
Agar investasi yang dilakukan berhasil, setiap instrumen
investasi harus mempunyai tingkat likuiditas yang cukup tinggi.
Dengan demikian, Pemodal dapat mencairkan kembali Unit
Penyertaannya setiap saat sesuai ketetapan yang dibuat masing-
masing Reksadana sehingga memudahkan investor mengelola kasnya.
Reksadana terbuka wajib membeli kembali Unit Penyertaannya
sehingga sifatnya sangat likuid.
5. Biaya Rendah
Karena reksadana merupakan kumpulan dana dari banyak
pemodal dan kemudian dikelola secara profesional, maka sejalan
dengan besarnya kemampuan untuk melakukan investasi tersebut
akan menghasilkan pula efisiensi biaya transaksi.
Biaya transaksi akan menjadi lebih rendah dibandingkan apabila Investor
individu melakukan transaksi sendiri di bursa.
H. RISIKO INVESTASI REKSADANA
Untuk melakukan investasi Reksa Dana, Investor harus mengenal jenis
risiko yang berpotensi timbul apabila membeli Reksadana.
1. Risiko menurunnya NAB (Nilai Aktiva Bersih) Unit Penyertaan
Penurunan ini disebabkan oleh harga pasar dari instrumen
investasi yang dimasukkan dalam portofolio Reksadana tersebut
mengalami penurunan dibandingkan dari harga pembelian awal.
Penyebab penurunan harga pasar portofolio investasi Reksadana bisa
disebabkan oleh banyak hal, di antaranya akibat kinerja bursa saham
yang memburuk, terjadinya kinerja emiten yang memburuk, situasi
politik dan ekonomi yang tidak menentu, dan masih banyak penyebab
fundamental lainnya.
2. Risiko Likuiditas
Potensi risiko likuiditas ini bisa saja terjadi apabila pemegang
Unit Penyertaan reksadana pada salah satu Manajer Investasi tertentu
ternyata melakukan penarikkan dana dalam jumlah yang besar pada
hari dan waktu yang sama. Istilahnya, Manajer Investasi tersebut
mengalami rush (penarikan dana secara besar-besaran) atas Unit
Penyertaan reksadana. Hal ini dapat terjadi apabila ada faktor negatif
yang luar biasa sehingga mempengaruhi investor reksadana untuk
melakukan penjualan kembali Unit Penyertaan reksadana tersebut.
Faktor luar biasa tersebut di antaranya berupa situasi politik dan
ekonomi yang memburuk, terjadinya penutupan atau kebangkrutan
beberapa emiten publik yang saham atau obligasinya menjadi
portofolio Reksadana tersebut, serta dilikuidasinya perusahaan
Manajer Investasi sebagai pengelola Reksadana tersebut.
3. Risiko Pasar
Risiko Pasar adalah situasi ketika harga instrumen investasi
mengalami penurunan yang disebabkan oleh menurunnya kinerja
pasar saham atau pasar obligasi secara drastis. Istilah lainnya adalah
pasar sedang mengalami kondisi bearish, yaitu harga-harga saham
atau instrumen investasi lainnya mengalami penurunan harga yang
sangat drastis. Risiko pasar yang terjadi secara tidak langsung akan
mengakibatkan NAB (Nilai Aktiva Bersih) yang ada pada Unit
Penyertaan Reksadana akan mengalami penurunan juga. Oleh karena
itu, apabila ingin membeli jenis Reksadana tertentu, Investor harus
bisa memperhatikan tren pasar dari instrumen portofolio Reksadana
itu sendiri.
4. Risiko Default
Risiko Default terjadi jika pihak Manajer Investasi tersebut
membeli obligasi milik emiten yang mengalami kesulitan keuangan
padahal sebelumnya kinerja keuangan perusahaan tersebut masih
baik-baik saja sehingga pihak emiten tersebut terpaksa tidak
membayar kewajibannya. Risiko ini hendaknya dihindari dengan cara
memilih Manajer Investasi yang menerapkan strategi pembelian
portofolio investasi secara ketat.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Latar Belakang 103
REKSADANA SYARIAH
KARMILA FITRIANINGTYAS
PENDAHULUAN
Dewasa ini investasi merupakan solusi bagi pemilik modal dalam
mengembangkan hartanya. Dalam berinvestasi ini banyak jalan yang bisa
dilalui, baik dilakukan oleh pemilik modal sendiri maupun diserahkan
kepada pihak lain untuk diinvestasikan. Pada saat pemilik modal tidak bisa
menjalankan usahanya sendiri, maka usaha dilakukan oleh pihak lain.
Pengalokasian modal kepada pihak lain itu bisa disalurkan pada orang
perorang yang bersifat individual atau disalurkan kepada lembaga atau
badan usaha. Badan usaha yang dijadikan tempat investasi itu dapat berupa
lembaga ekonomi maupun keuangan.
Lembaga keuangan itu sendiri bisa berupa lembaga keuangan yang
menyelenggarakan kegiatan perbankan atau kegiatan non perbankan.
Sedangkan reksadana itu sendiri dapat dikategorikan lembaga keuangan non
perbankan yang bisa dijadikan sebagai tempat investasi bagi para pemilik
modal.
PEMBAHASAN
A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
1. Pengertian
Secara bahasa reksadana tersusun dari dua konsep, yakni konsep
„reksa‟ yang berarti jaga atau pelihara dan konsep „dana‟ yang berarti
(himpunan) uang. Dengan demikian, secara bahasa reksadana berarti
kumpulan uang yang dipelihara.
Sedangkan secara istilah reksadana adalah sebuah wadah dimana
masyarakat dapat menginventasikan dananya dan oleh pengurusnya
(manajer investasi) dana itu diinvestaikan ke portofolio efek. Reksadana
merupakan .jalan keluar bagi para pemodal kecil yang ingin ikut serta dalam
pasar modal dengan modal minimal yang relative kecil dan kemampuan
menanggung risiko yang sedikit.
Sedangkan reksadana syariah adalah reksadana yang beroperasi
menurut ketentuan dan prinsip syariah islam. Reksa Dana Syariah adalah
wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat
pemodal sebagai pemilik harta ( shabib al-mal/rabb al-mal) untuk
selanjutnya diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh Manajer Investasi
sebagai wakil shahib al-mal menurut ketentuan dan prinsip Syariah islam.
Reksadana syariah, misalnya tidak diinvestasikan pada saham-saham
atau obligasi dari perusahaan yang pengelolaan atau produknya bertentangan
dengan syariat Islam. Seperti pabrik makanan/minuman yang mengandung
alkohol, daging babi, rokok dan tembakau, jasa keuangan konvensional,
pertahanan dan persenjataan serta bisnis hiburan yang berbau maksiat. Nilai
ini merupakan nilai ibadah yang memberikan kenyamanan bagi seorang
muslim dengan adanya tujuan hidup yaitu yang dimaknai sebagai investasi
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
105
jangka panjang, dunia dan akhirat, sehingga tidak hanya memandang aspek
material namun justru lebih ditekankan pada aspek spiritual.
2. Sejarah
Di Indonesia reksadana muncul pada tahun 1977 seiring dengan
aktifnya pasar modal, yang kemudian dilegitimasi lagi dengan lahirnya UU
No.8 tahun 1995 tentang pasar modal. Setelah itu, investasi reksadana
semakin hari semakin meningkat dan tumbuh subur, terutama sejak tahun
1996 di mana pada tahun tersebut oleh Bapepam dicanangkan sebagai tahun
reksadana di Indonesia.
Sejalan dengan perkembangan itu, sebagaian masyarakat muslim
Indonesia memandang bahwa di dalam mekanisme reksadana masih
ditemukan unsur-unsur yang bertentangan dengan syariat Islam, terutama
unsur riba, maysir dan gharar. Alasan-alasan itu yang menyebabkan
munculnya reksadana syariah.
Pertumbuhan reksadana syariah mengalami kenaikan yang cukup pesat.
Menurut data statistik bahwa sampai dengan tahun 2003 hanya ada tiga
reksadana syariah dimana hanya satu reksadana syariah yang dinyatakan
efektif, sedangkan tahun 2004 terdapat sebanyak tujuh reksadana syariah
baru yang dinyatakan efektif. Akhir 2004 secara kumulatif terdapat sepuluh
reksadana syariah.Perkembangan reksadana syariah cukup signifikan di
Indonesia
pasar reksa dana syariah akan makin berkembang beberapa tahun ke
depan. peningkatan tersebut sangat signifikan jika didukung oleh
perkembangan ekonomi syariah yang kini mulai menunjukkan geliat yang
menggembirakan.dan Tidak mustahil nantinya kelolaan reksadana syariah
ini bisa menyamai kelolaan reksa dana konvensional
3. Dasar Hukum
a. Al – Qur‟an
Hukum dan aturan yang berisi perintah dan larangan dan ditetapkan oleh
Allah SWT kepada Hamba-Nya
b. Al – Hadits
Segala perkataan (sabda), perbuatan dan ketetapan dan persetujuan dari
Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum dalam
agama Islam.
c. Ibadah
Hubungan Manusia dengan Allah. Semua TIDAK BOLEH dilakukan
KECUALI yang diperintahkan atau ketentuan Allah
d. Muamalah
Hubungan manusia dengan manusia Semua BOLEH dilakukan
KECUALI jelas ada larangannya
e. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan
menurut fatwa DSN-MUI NO: 20/DSN-MUI/IV/2001
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
107
4. Prinsip Syariah Reksadana
Allah SWT memerintahkan orang-orang yang beriman agar memenuhi
akad yang mereka lakukan seperti disebutkan dalam al-Qur‟an�
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu” (QS. Al-Maaidah (5):1)
Syarat-syarat yang berlaku dalam akad, adalah syarat-syarat yang
ditentukan sendiri oleh kaum muslim, selama tidak melanggar ajaran Islam.
Dalam berakad juga harus mengikuti hukum yang telah digariskan
oleh Allah SWT disebutkan dalam al-Qur‟an:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan
yang bathil kecuali jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu” (QS.
An-Nissa (4) : 29)
4. Tujuan Berdirinya
Pada dasarnya, reksadana syariah sama dengan reksadana
konvensional, yang bertujuan mengumpulkan dana dari masyarakat, yang
selanjutnya dikelola oleh manajer investasi untuk kemudian diinvestasikan
pada instrumen-instrumen di pasar modal dan pasar uang. Instrumen itu
seperti halnya saham, obligasi, deposito, sertifikat deposito, valuta asing dan
surat utang jangka pendek (commercial paper). Reksadana Syariah ini
termasuk dalam kategori reksadana terbuka (kontrak investasi kolektif).
Selain itu, diharapkan dengan berdirinya reksadana syariah dapat
memicu kaum muslim untuk menerapkan nilai ibadah dalam berinvestasi.
Yaitu tidak hanya mencari keuntungan dunia tetapi juga keuntungan akhirat.
B. Prinsip Transaksi Syariah
� Semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang
mengharamkanya
� Asas kebebasan membuat kontrak berdasarkan kesepakatan dan
kewajiban memenuhi akad
� Pelaksanaan transaksi haris dilakukan menurut rinsip kehati-
hatian serta tidak diperbolehkan melakukan spekulasi yang
didalamnya mengandung unsur riba, gharar, maysir
� Menjunjung Etika (Akhlak) dalam bertransaksi
�Melakukan pencatatan (dokumentasi) atau penulsan
perjanjian/akad untuk transaksi tidak tunai
C. Jenis Produk dan Mekanisme Operasionalnya
1. Jenis Produk
Berdasarkan konsentrasi portofolio reksadana yang dikelola oleh
manajer investasi dapat dibedakan beberapa jenis reksa dana:
a. reksadana pasar uang adalah reksadana yang hanya
melakukan investasi pada efek bersifat hutang dengan jatuh
tempo kurang dari satu tahun.
b. Reksadana penetapan tetap adalah reksadana yang
melakukan infestasi sekurang-kurangnya 80% dari
aktivanya dalam bentuk efek bersifat hutang
c. Reksadana saham adalah reksadana yang melakukan
infestasi sekurang-kurangnya 80% dari dalam efek bersifat
ekuitas.
d. Reksadana campuran adalah reksadan yang melakukan
infestasi dalam efek bersifat ekuitas dan bersifat hutang
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
109
yang ysng perbsndinganya tidak termaksud dalam kategori
yang disebut pada butir B dan C di atas.
Contoh produk reksadana syariah di pasaran:
Nama Reksa Dana Manager Investasi
Pengelola Reksa Dana
Danareksa Syariah Berimbang
Dana PNM Syariah
Rifan Syariah
Batasa Syariah
Danareksa
Permodalan Nasional Madani (PNM)
Rifan Financindo
Batasa Capital
2. Mekanisme Operasionalnya
Mekanisme operasional dalam Reksa Dana Syari‟ah terdiri atas:
Antara pemodal dengan Manajer Investasi dilakukan dengan sistem
wakalah, dan
Antara Manajer Investasi dan pengguna investasi dilakukan dengan
sistem mudharabah.
Karakteristik sistem mudarabah adalah:
Pembagian keuntungan antara pemodal (sahib al-mal) yang diwakili
oleh Manajer Investasi dan pengguna investasi berdasarkan pada
proporsi yang telah disepakati kedua belah pihak melalui Manajer
Investasi sebagai wakil dan tidak ada jaminan atas hasil investasi
tertentu kepada pemodal.
Pemodal hanya menanggung resiko sebesar dana yang telah
diberikan.
Manajer Investasi sebagai wakil tidak menanggung resiko kerugian
atas investasi yang dilakukannya sepanjang bukan karena
kelalaiannya (gross negligence/tafrith)
D. Legalitas Hukum
Reksadana syariah didirikan dalam bentuk Kontrak Investasi Kolektif
(KIK), berdasarkan UU No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal. Bapepam
mengesahkan keberadaan reksadana syariah pada tanggal 12 Juni tahun 1997
yang dibuat dihadapan Notaris Djedjem Wijaya, SH di Jakarta antara PT
Danareksa Fund Management sebagai Manajer Investasi dengan Citibank
N.A. Jakarta sebagai Bank Kustodian. PT Danareksa Fund Management
sendiri, sebarai manajer investasi, didirikan pada tanggal 1 Juli 1992, yang
kemudian dilegitimasi oleh Mentri Kehakiman Republik Indonesia dengan
surat keputusan nomor C2/7283.HT.01.TH.92 tanggal 3 September 1992.
E. Perkembangan dan Pertumbuhan Reksadana Syariah di Indonesia
Sejak secara resmi Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)
meluncurkan prinsip pasar modal syariah pada tanggal 14 dan 15 Maret
2003 dengan ditandatanganinya nota kesepahaman antara Bapepam dengan
Dewan Syariah Nasional- Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), maka
dalam perjalanannya perkembangan dan pertumbuhan transaksi efek syariah
di pasar modal Indonesia terus meningkat.
Harus dipahami bahwa ditengah maraknya pertumbuhan kegiatan
ekonomi syariah secara umum di Indonesia, perkembangan kegiatan
investasi syariah di pasar modal Indonesia masih dianggap belum
mengalami kemajuan yang cukup signifikan, meskipun kegiatan investasi
syariah tersebut telah dimulai dan diperkenalkan sejak pertengahan tahun
1997 melalui instrumen reksa dana syariah serta sejumlah fatwa DSN-MUI
berkaitan dengan kegiatan investasi syariah di pasar modal Indonesia.
Saat ini aset reksa dana syariah baru mencapai 2% jika dibandingkan
dengan aset reksa dana konvensional yang mencapai 98%. Hingga akhir
tahun ini diharapkan asetnya bisa mencapai 5%, untuk menyamai
pertumbuhan reksadana konvesnsional, dibutuhkan waktu 2-3 tahun, jadi
wajar masih butuh waktu.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
111
F. Prospek, Kendala dan Strategi Pengembangannya
1. Prospek
Pasar reksadana syariah saat ini makin menunjukkan pertumbuhan
yang menjanjikan. Sejak dari kegiatan perbankan dan investasi syariah yang
baru muncul beberapa tahun belakangan, pertumbuhan reksa dana syariah
terus mengalami kenaikan.Aset reksadana syariah nasional tahun 2009
diproyeksi tumbuh di atas 10% menjadi sekitar Rp 2,08 triliun. Jumlah
tersebut diproyeksi akan terus meningkat dengan makin banyaknya investor
yang kini mulai melirik berinvestasi di reksa dana syariah yang dianggap
lebih menguntungkan.
2. Kendala
Tingkat pengetahuan dan pemahaman pelaku pasar modal dan
pemodal terhadap prinsip syariah masih kurang. Banyak di antara mereka
yang menganggap bahwa prinsip syariah ini terkait dan hanya untuk
kepentingan umat Islam. Padahal, prinsip tersebut terbuka untuk digunakan
oleh semua pihak. Kendala lainnya antara lain, informasi tentang pasar
modal syariah juga masih sangat terbatas, pola kelembagaan atau institusi
dalam rangka pengawasan masih dianggap sebagai disinsentif oleh para
pelaku.
3. Strategi
Bapepam berupaya untuk melakukan sejumlah langkah strategis
untuk mengatasi kendala tersebut. Salah satunya, adalah dengan
menetapkan pengembangan pasar modal syariah sebagai salah satu sasaran
dalam Master Plan Pasar Modal Indonesia 2005-2009. Dengan demikian,
yang akan berperan dalam hal ini tidak hanya Bapepam namun juga
pemerintah secara umum.
PENUTUP
Reksa dana merupakan jalan keluar bagi para pemodal kecil yang
ingin ikut serta dalam pasar modal dengan modal minimal yang relatif kecil
dan kemampuan menanggung resiko yang sedikit. Reksa dana memiliki
andil yang amat besar dalam perekonomian nasional karena dapat
memobilisasi dana untuk pertumbuhan dan pengembangan perusahaan-
perusahaan nasional, baik BUMN maupun swasta. Disisi lain, reksa dana
memberikan keuntungan kepada masyarakat berupa keamanan dan
keuntungan materi yang meningkatkan kesejahteraan material. Dan dengan
reksadana syariah, diharapkan ada nilai investasi ibadah dimana tidak hanya
dicari nilai material/duniawi tetapi juga nilai spiritual/akhirat.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
113
PENGERTIAN DAN JENIS-JENIS SUKUK DENGAN
MEMASUKAN UNSUR IBADAH
Fikry Kurniadi
Abstrak
Fatwa Dewan Syariah Nasional No.32/DSN-MUI/IX/2002: Obligasi
Syariah adalah suatu surat berharga barjangka panjang berdasarkan
prinsip syariah yang dikeluarkan emitten kepada pemegang obligasi syariah
yang mewajibkan emitten untuk membayar pendapatan kepada pemegang
obligasi syariah,tersebut berupa bagi hasil/margin/fee, serta membayar
kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
Obligasi syariah bukan merupakan utang berbunga tetap, tetapi lebih
menyerupakan penyertaan dana yang didasarkan pada prinsip bagi hasil.
Transaksinya bukan akad utang piutang melainkan penyertaan. Pada
prinsipnya obligasi syariah adalah surat berharga sebagai instrument
investasi yang di terbitkan berdasarkan suatu transaksi atau akad syariah
yang melandasinya (underlying transaction), yang dapat berupa ijarah
(sewa), mudarabah (bagi-hasil), musyarakah atau yang lain.
Ibadah atau pray disini dimaksudkan yaitu dengan peluang yang akan
dihasilkan dari obligasi syariah apakah naik atau turun dengan melihat
faktor-faktor yang mempengaruhinya pada kondisi tersebut.
Kata Kunci : Obligasi syariah,sukuk dan ibadah
1.1 Latar Belakang
Obligasi syariah berbeda dengan obligasi konvensional. Semenjak ada
konvergensi pendapat bahwa bunga adalah riba, maka instrumen-instrumen
yang mempunyai komponen bunga (interest-bearing instruments) ini keluar
dari daftar investasi halal. Karena itu, dimunculkan alternatif yang
dinamakan obligasi syariah.
Sebagaimana Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 32/ DSN-MUI/ IX/
2002, “obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang
berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten untuk membayar
pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/ margin/
fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo”.
Sukuk dikenal sebagai obligasi syariah. Sukuk menunjukan pemilikan
atas asset, dimana klaim didalam sukuk tidak sebuah klaim terhadap chas
tetapi merupakan klaim pemilikan atas sekumpulan asset. Jadi pada
prinsipnya sukuk mirip seperti obligasi konvensional, dengan perbedaan
pokok antara lain berupa penggunaan konsep margin dan bagi hasil sebagai
pengganti bunga.
1.2 Maksud Dan Tujuan
a) Mengetahui informasi tentang sukuk/obligasi syariah
b) Membandingkan sukuk dengan obligasi konvensional
c) Memasukan unsur ibadah dalam pengertian dan jenis-jenis sukuk
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sukuk
Sukuk berasal dari kata sakk yang berarti dokumen atau lembaran
kontrak. Sukuk digunakan secara luas oleh muslim di abad pertengahan
sebagai surat yang menunjukan kewajiban pembayaran berasal dari
perdagangan atrau aktivitas komersial. Kata sakk dalam trnsaksi
perdagangan berubah nama menjadi kata latin, cheque. Namun demikian
sukuk saat ini berbeda dengan penggunaan sukuk pada awal mulanya.
Saat ini, struktur sukuk mendekati konsep sekuritas konvensional,
dimana proses pemilikan underlying asset ditrnsfer kepada sejumlah
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
115
investor melalui sertifikat yang menunjukan proporsi nilai atas asset.
Jadi, sukuk adalah sebagai asset-backed security yang berdasarkan
shariah complain.
Suatu kenyataan dari keseluruhan system islam bahwa alternatif yang
berlandaskan syariah keberadaannya seharusnya merupakan alternatif
terhadap aktivitas yang tidak berlandaskan syariah, yang selalu berlanjut
sepanjang masa dan diakui, yang diperaktikkan oleh umat manusia pada
seluruh aspek kehidupan dalam hal ini, para sarjana muslim selama
bertahun-tahun telah memberikan pemikiran mendasar, untuk mencari
alternative islam terhadap instrument keuangan konvensional yang dapat
diperdagangkan.
2.2 Perbedaan dan Sifat Sukuk
Perbedaan sukuk dengan surat berharga konvensional, sukuk
membutuhkan instrument penyertaan atas asset, sedangkan obligasi
sebagai sebuah kontrak atas utang dimana penerbit wajib membayar
pemegang obligasi pada waktu tertentu, sekaligus dengan bunga dan
pokok. Perbedaan yang mengemuka antara sukuk dengan obligasi
konvensional pada underlying asset yang digunakan. Di dalam sukuk,
underlying asset dibutuhkan sebagai jaminan bahwa penerbitan sukuk
didasarkan nilai yang sama dengan asset yang tersedia.
Adapun fungsi underlying asset tersebut adalah : (i) untuk
menghindari riba, (ii) sebagai prasyarat untuk dapat diperdagangkannya
sukuk dipasar sekunder, dan (iii) akan menentukan jenis struktur sukuk.
Dalam UU No 19/2008 dikatakan bahwa underlying asset adalah asset
SBSN, dimana asset SBSN adalah obyek pembiayaan SBSN dan/ atau
barang milik Negara yang memiliki nilai ekonomis, berupa tanah dan/
atau bangunan maupun selain tanah dan/ atau bangunan, yang dalam
rangka penerbitan SBSN dijadikan sebagai dasar penerbitan SBSN.
Adapun barang yang dimaksud milik Negara adalah semua barang yang
dibeli atau diperoleh atas beban anggaran pendapatan dan belanja Negara
(APBN) atau berasal dari perolehan lain yang sah.
Tabel
Perbandingan antara sukuk dan obligasi
Deskripsi Sukuk Obligasi
Penerbit Pemerintah dan korporasi Pemerintah dan
korporasi
Sifat
instrument
Sertifikat kepemilikan/
penyertaan atas suatu asset
Instrument pengakuan
utang
Penghasilan Imbalan, bagi hasil dan margin Bunga/kupon, capital
gain
Jangka waktu Pendek dan menengah Menengah dan
panjang
Underlying
asset
Perlu Tidak perlu
Pihak yang
terkait
Obligator,SPV,investor,trustee Obligator/issue dan
investor
Price Harga pasar Harga pasar
Investor Islami dan konvensional Konvensional
Pembayaran
pokok
Bullet atau amortisasi Bullet atau amortisasi
Penggunaan
hasil
penerbitan
Harus sesuai dengan syariah Bebas
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
117
2.3 Penjelasan Tentang Sukuk
No.
Pertanyaan
Jawaban
1. Apakah yang dimaksud dengan
Surat Berharga Syariah Negara
(SBSN) atau Sukuk Negara?
yaitu surat berharga yang diterbitkan
berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas
bagian penyertaan terhadap Aset SBSN, baik
dalam mata uang rupiah maupun valuta asing.
2. Apakah yang dimaksud dengan
Sukuk Negara Ritel?
yaitu Surat Berharga Negara yang diterbitkan
berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang
diperuntukkan bagi investor individu.
3. Apakah dasar hukum
penerbitan Sukuk Negara Ritel?
Undang-Undang Nomor 19 tahun 2008 tentang
Surat Berharga Syariah Negara.
4. Apakah yang membedakan
antara Sukuk Negara Ritel
dengan Surat Berharga Syariah
Negara (SBSN) seri IFR-001
dan IFR-002
SBSN seri IFR-001 dan IFR-002
diperuntukkan bagi investor institusi dengan
nilai pembelian minimal Rp1 miliar.
Sedangkan Sukuk Negara Ritel diperuntukkan
bagi investor individu dengan nilai minimal
pembelian Rp 5 juta dan kelipatannya.
5. Apakah persamaan dan
perbedaan Obligasi Negara
Ritel Indonesia (ORI) dengan
Sukuk Negara Ritel?
Persamaan:
ORI dan Sukuk Negara Ritel merupakan
Surat Berharga Negara yang diperuntukkan
bagi investor ritel.
ORI dan Sukuk Negara Ritel merupakan
bukti investasi masyarakat kepada
pemerintah.
Baik ORI maupun Sukuk Ritel pembayaran
bunga/imbalan dan pelunasan/pembelian
kembali dijamin oleh Pemerintah.
Perbedaan:
ORI adalah pinjaman modal dari
masyarakat kepada Pemerintah, sedangkan
Sukuk Negara Ritel adalah bentuk
penyertaan modal masyarakat atas bagian
dari aset Sukuk Negara Ritel yang
dijadikan obyek transaksi.
ORI memberikan penghasilan (return)
kepada investor berupa bunga. Sedangkan
Sukuk Negara Ritel memberikan
penghasilan (return) kepada investor
berupa imbalan sewa, sesuai dengan akad
yang digunakan
6. Apakah bentuk transaksi yang
digunakan dalam Sukuk Negara
Ritel tahun 2010?
Bentuk transaksi yang digunakan adalah Ijarah
Sale and Lease Back. Transaksi ini diawali
dengan penjualan (sale) hak manfaat atas
Barang Milik Negara kepada investor yang
melalui Perusahaan Penerbit SBSN (SPV),
kemudian investor melalui SPV menyewakan
kembali (lease back) kepada Pemerintah. Sewa
yang dibayarkan oleh Pemerintah merupakan
imbal hasil yang diterima oleh investor.
7. Apakah yang dimaksud dengan
Aset Sukuk Negara Ritel?
Adalah Barang Milik Negara (BMN) yang
menjadi obyek transaksi atau dasar penerbitan
SBSN atau Sukuk Negara Ritel.
8. Siapa yang menerbitkan Sukuk Perusahaan Penerbit SBSN yaitu badan hukum
yang didirikan berdasarkan Undang-Undang
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
119
Negara Ritel? Nomor 19 Tahun 2008 tentang SBSN, khusus
untuk melaksanakan kegiatan penerbitan SBSN
9. Apakah tujuan penerbitan
Sukuk Negara Ritel?
Tujuan penerbitan Sukuk Negara Ritel adalah:
Memperluas sumber-sumber pembiayaan
APBN
Diversifikasi investor dan instrumen
Memberikan alternatif instrumen ritel
berbasis syariah bagi investor
Mendukung pengembangan pasar keuangan
syariah
Memberikan kesempatan kepada investor
kecil untuk berinvestasi dalam instrumen
pasar modal yang aman dan
menguntungkan.
10. Untuk apa dana hasil
penerbitan Sukuk Negara Ritel?
Dana tersebut akan dipergunakan oleh
Pemerintah untuk pembiayaan umum APBN,
termasuk untuk membiayai pembangunan
proyek infrastruktur.
11. Siapa saja yang dapat
berinvestasi pada Sukuk
Negara Ritel?
Seluruh Warga Negara Indonesia dapat
berinvestasi pada Sukuk Negara Ritel.
12. Apakah bukti kepemilikan
Sukuk Negara Ritel?
Sukuk Negara Ritel diterbitkan dalam bentuk
tanpa warkat (scripless), namun kepada para
investor akan diberikan Surat Bukti
Kepemilikan
13. Apakah keuntungan
berinvestasi pada Sukuk
Keuntungannya yang diperoleh diantaranya
adalah:
Negara Ritel? investasi ini dijamin pembayaran Imbalan
dan Nilai Nominalnya oleh Pemerintah
bagi investor syariah, investasi ini tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah,
sehingga selain aman juga menentramkan
Imbalan yang diperoleh lebih tinggi bila
dibandingkan dengan rata-rata tingkat bunga
deposito bank BUMN
Berpotensi memperoleh capital gain
Dapat diperdagangkan di pasar sekunder
Memberikan kesempatan kepada masyarakat
untuk turut serta mendukung pembiayaan
pembangunan nasional.
14. Bagaimana cara membeli
Sukuk Negara Ritel di Pasar
Perdana?
Prosedur pembelian Sukuk Negara Ritel di
Pasar Perdana adalah:
1. mendatangi kantor pusat/cabang Agen
Penjual yang telah dipilih oleh
Pemerintah dalam melayani pembelian
Sukuk Negara Ritel;
2. membuka rekening dana (jika
diperlukan) pada salah satu bank umum
dan rekening surat berharga (jika
diperlukan) pada salah satu subregistry;
3. menyediakan dana yang cukup sesuai
jumlah pesanan untuk pembelian Sukuk
Negara Ritel melalui Agen Penjual;
4. Mengsisi Formulir Pemesanan;
5. menyampaikan Formulir Pemesanan,
fotokopi identitas diri (KTP/SIM), dan
bukti setor (jika diperlukan) kepada
Agen Penjual dan menerima bukti
penyerahan dokumen dari Agen Penjual.
15. Berapa satuan pembelian dalam
Sukuk Negara Ritel? Apakah
ada batasan minimal dan
Harga per unit Sukuk Negara Ritel adalah Rp
1.000.000,- (satu juta rupiah). Mininal
pembeliannya adalah 5 (lima) unit dan
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
121
maksimal pembelian? kelipatannya, sedangkan batasan maksimal
pembeliannya tidak ada.
16. Bagaimana cara menghitung
imbalan Sukuk Negara Ritel?
Untuk mengetahui cara menghitung imbalan
yang akan diperoleh dalam berintasi pada
Sukuk Negara Ritel, disajikan ilustrasi
perhitungan hasil investasi sebagai berikut:
1. Harga Par
Investor A membeli Sukuk Negara Ritel di
Pasar Perdana sebesar Rp 10.000.000,00
dengan nilai indikatif imbalan 12% dan
tidak dijual sampai jatuh tempo, maka hasil
yang diperoleh adalah:
Imbalan = 12 % x Rp 10.000.000,00
x 1/12
= Rp 100.000,00 setiap
bulan sampai dengan jatuh
tempo
Nilai Nominal pada saat jatuh tempo
= Rp 10.000.000,00
Total yang diperoleh pada saat jatuh
tempo = Imbalan + Nilai Nominal
=
Rp 10.100.000,00
2. Harga Premium
Investor B membeli Sukuk Negara Ritel di
Pasar Perdana sebesar Rp 10.000.000,00
dengan kupon 12% dan dijual di Pasar
Sekunder dengan harga 105%, maka hasil
yang diperoleh adalah :
Imbalan = 12 % x Rp10.000.000,00
x 1/12
= Rp 100.000,00 setiap
bulan sampai dengan saat
dijual
• Capital Gain = Rp 10.000.000,00 x
(105-100)%
= Rp 500.000,00
• Nilai Nominal yang diterima saat dijual
Rp 10.500.000,00 yang berasal dari Nilai
Nominal SRI sebesar Rp 10.000.000,00
+ Capital Gain.
Total yang diperoleh pada saat dijual =
Imbalan + Nilai Nominal pada saat
dijual
= Rp
10.600.000,00
3. Harga Discount
Investor C membeli Sukuk Negara Ritel di
Pasar Perdana sebesar Rp10.000.000,-
dengan kupon 12% dan dijual di Pasar
Sekunder dengan harga 95%, maka hasil
yang diperoleh adalah:
• Imbalan = 12 % x Rp 10.000.000,00
x 1/12
= Rp 100.000,00 setiap
bulan sampai dengan saat
dijual
• Capital Loss = Rp 10.000.000,00 x
(95%-100%)
= - Rp 500.000,00
• Nilai Nominal yang diterima saat dijual
Rp 9.500.000,00 yang berasal dari Nilai
Nominal SRI sebesar Rp
10.000.000,00 + Capital Loss.
Total yang diperoleh pada saat dijual =
Imbalan + Nilai Nominal pada saat
dijual
= Rp
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
123
9.600.000,00
Catatan:
Ilustrasi di atas belum memperhitungkan
biaya-biaya transaksi dan pajak.
Transaksi penjualan di Pasar Sekunder
dengan asumsi penjualan terjadi pada saat
pembayaran Imbalan, sehingga tidak
memperhitungkan accrued yang ada.
17. Bagaimana perlakuan pajak
terhadap Sukuk Negara Ritel?
Terkait perlakuan pajak terhadap Sukuk
Negara Ritel sudah diperhitungkan oleh
Pemerintah dan besarnya pajak yaitu Pajak
Penghasilan (PPh) sebesar 15% atas imbalan
dan 15% atas capital gain. Pajak untuk Sukuk
Negara Ritel sama dengan Pajak yang
dikenakan atas Surat Utang Negara (SUN).
18. Siapakah yang dapat menjadi
Agen Penjual Sukuk Negara
Ritel?
Adalah Bank Umum Syariah dan Bank Umum
Konvensional yang telah memiliki ijin usaha
dari Bank Indonesia dan Perusahaan Efek
yang telah memiliki surat ijin usaha dari Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan, serta memenuhi kriteria dan syarat
yang telah ditetapkan oleh Pemerintah
19. Siapakah yang dapat menjadi
Konsultan Hukum Sukuk
Negara Ritel?
Adalah Konsultan Hukum yang telah terdaftar
sebagai Profesi Penunjang Pasar Modal di
Bapepam dan Lembaga Keuangan, serta
memenuhi kriteria dan syarat yang telah
ditetapkan Pemerintah.
20. Apakah Sukuk Negara Ritel
dapat dijual sebelum jatuh
Dapat.
tempo dan bagaimana caranya? Caranya adalah:
1. melalui Agen Penjual di tempat investor
membeli Sukuk Negara Ritel, atau
2. melalui bursa. Untuk dapat
memperdagangkan Sukuk Negara Ritel
melalui bursa, investor harus menghubungi
anggota bursa karena investor tidak dapat
bertransaski langsung melalui bursa. Proses
transaksi akan lebih rumit dan investor
harus membayar jasa broker, serta waktu
yang dibutuhkan akan lebih lama apabila
tidak terdapat titik temu antara harga
penawaran dan harga pembelian Sukuk
Negara Ritel.
21. Bagaimanakah mekanisme
transaksi (jual beli) Sukuk
Negara Ritel di pasar sekunder?
PROSES PEMBELIAN DI PASAR
SEKUNDER:
1. Nasabah datang kepada perbankan untuk
mendapat informasi atau mengunjungi
langsung perusahaan sekuritas yang
sudah berpengalaman dalam
perdagangan;
2. Nasabah membuka rekening surat
berharga pada perusahaan sekuritas
dimaksud dengan mengisi formulir
pembukaan rekening yang antara lain
mewajibkan penyebutan nomor rekening
tabungan yang sudah dimiliki pada salah
satu bank nasional;
3. Nasabah mengisi formulir pemesanan
pembelian dengan antara lain
menyebutkan nomor rekening surat
berharga, nomor rekening tabungan,
harga beli (dinyatakan dalam persen
dengan 2 angka di belakang koma), dan
jumlah nominal pembelian (minimal
Rp5.000.000,00 dengan kelipatan
Rp5.000.000,00);
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
125
4. Perusahaan sekuritas menyampaikan
minat beli nasabah ke Bursa Efek
Indonesia (BEI) untuk mendapatkan
nasabah lain yang bermaksud menjual
pada harga yang sesuai dengan
permintaan nasabah yang berminat
membeli;
5. Dalam hal terjadi kesesuaian harga
antara nasabah pembeli dan nasabah
penjual, maka transaksi pembelian
diselesaikan melalui mekanisme bursa
yang melibatkan PT. BEI, PT. KPEI, PT.
KSEI, dan Perusahaan sekuritas;
6. Jumlah dana yang harus dibayar oleh
nasabah pembeli adalah sejumlah harga
Sukuk Ritel ditambah dengan Imbalan
berjalan.
PROSES PENJUALAN DI PASAR
SEKUNDER:
1. Nasabah datang kepada perbankan untuk
mendapat informasi atau mengunjungi
langsung perusahaan sekuritas dimana
yang bersangkutan memiliki rekening
surat berharga;
2. Nasabah mengisi formulir pemesanan
penjualan dengan antara lain
menyebutkan nomor rekening surat
berharga, nomor rekening tabungan,
harga jual (dinyatakan dalam persen
dengan 2 angka di belakang koma), dan
jumlah nominal penjualan (minimal
Rp5.000.000,00 dengan kelipatan
Rp5.000.000,00);
3. Perusahaan sekuritas menyampaikan
minat jual nasabah ke Bursa Efek
Indonesia (BEI) untuk mendapatkan
nasabah lain yang bermaksud membeli
Sukuk Ritel pada harga yang sesuai
dengan permintaan nasabah yang
berminat menjual;
4. Dalam hal terjadi kesesuaian harga
antara nasabah penjual dan nasabah
pembeli, maka transaksi penjualan
diselesaikan melalui mekanisme bursa
yang melibatkan PT. BEI, PT. KPEI, PT.
KSEI, dan Perusahaan sekuritas;
5. Jumlah dana yang akan diterima oleh
nasabah penjual adalah sejumlah harga
Sukuk Ritel ditambah dengan Imbalan
berjalan.
22. Apakah risiko investasi pada
Sukuk Negara Ritel?
Terdapat beberapa risiko berinvestasi pada
inistrumen investasi di pasar keuangan,
diantaranya adalah:
1. Risiko gagal bayar (default risk) adalah
risiko di mana investor tidak dapat
memperoleh pembayaran dana yang
dijanjikan oleh penerbit pada saat produk
investasi jatuh tempo. Sukuk Negara Ritel
tidak mempunyai risiko gagal bayar karena
Pemerintah berdasarkan Undang-Undang
SBSN dan Undang-Undang APBN stiap
tahunnya menjamin pembayaran Imbalan
dan Nilai Nominal Sukuk Negara Ritel
sampai dengan jatuh tempo.
2. Risiko pasar (market risk), adalah potensi
kerugian bagi investor (capital loss) karena
menjual Sukuk Negara Ritel sebelum jatuh
tempo dalam kondisi bunga sedang
mengalami kenaikan. Kondisi ini dapat
dihindari dengan memegang Sukuk Negara
sampai dengan jatuh tempo.
3. Risiko Likuditas (liquidity risk), adalah
potensi kerugian apabila sebelum jatuh
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
127
tempo pemegang Sukuk Negara Ritel yang
memerlukan dana mengalami kesulitan
dalam menjual Sukuk Negara Ritel dalam
harga wajar.
23. Bagaimana apabila Pemerintah
mengalami gagal bayar
(default)?
Sesuai dengan Pasal 9 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 19 tahun 2008, Pemerintah
memberikan jaminan untuk membayar Imbalan
dan Nilai Nominal setiap SBSN yang
diterbitkan.
24. Apabila pemegang Sukuk
Negara Ritel meninggal dunia,
apakah bisa diwariskan kepada
ahli warisnya dan bagaimana
caranya?
Sukuk Negara Ritel dapat diwariskan kepada
ahli waris yang sah dan kepadanya tetap
diberikan pembayaran Imbalan dan Nilai
Nominal Sukuk Negara Ritel.
25. Pada saat Sukuk Negara Ritel
jatuh tempo, bagaimana
mekanisme pembayaran Nilai
Nominal kepada pemegang
Sukuk Negara Ritel?
Mekanisme pembayaran Nilai Nominal kepada
Pemegang Sukuk Negara Ritel pada saat jatuh
tempo akan dilaksanakan secara otomatis
dengan mentransfer ke Rekening Pemegang
Sukuk Negara Ritel.
2.4 Proses Penerbitan Sukuk/Obligasi Syariah
Penerbitan sukuk /obligasi syariah pada prinsipnya tidak jauh
berbeda dengan obligasi konvensional, untuk lebih jelas lihat gambar:
DOKUMEN PENAWARAN
EMITEN UNDERWRITER INVESTOR
BAGI HASIL DAN PEMBAYARAN POKOK
(Gambar I)
Langkah – langkah umum untuk penerbitan sukuk/obligasi syariah
yaitu :
5. Emiten menyerahkan dokumen yang di perlukan untuk penerbitan
sukuk/obligasi syariah kepada underwriter (wakil dari emiten).
6. Underwriter melakukan penawaran kepada investor.
7. Bila investor tertarik, maka akan menyerahkan dananya kepada
emiten melalui underwriter.
8. Emiten akan membayarkan bagi hasil dan pembayaran pokok kepada
investor.
Selain proses di atas, sebelumnya harus di lakukan pula opini
syariahnya, yang di lakukan oleh DSN dengan tahapan yaitu :
DANA
DANA
UNDERWRITER
OPINI SYARIAH RAPAT TIM
AHLI
PRESENTASI BADAN
PELAKSAN HARIAN DSN
MUI
Poposal/ surat
pemberitahuan
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
129
(Gambar 2)
Proses Fatwa / Opini Syariah
Berdasarkan Gambar 2 di atas dapat di jelaskan proses dari opini syariah:
4. Emiten melalui underwriter menyerahkan proposal atau surat
pemberitahuan penerbitn obligasi syariah kepada Majelis Ulama
Indonesia.
5. Presentasi proposal di lakukan di badan pelaksana Harian Dewan
Syariah Nasional.
6. Dewan Syariah Nasional mengadakan rapat dengan tim ahli Dewan
Pengawas Syariah (DPS), hasil rapat akan menyatakan opini syariah
terkait proposal yang diajukan.
2.5 Jenis-jenis Sukuk
Sukuk Ijarah adalah merupakan instrument investasi yang
menunjukan kepemilikan saham bernilai sama dengan asset yang
disewakan, dalam struktur sukuk ini investor akan mendapatkan
return dari asset yang disewakan secara periodik.
Sukuk Murabahah adalah merupakan sukuk yang diterbitkan dengan
prinsip jual beli, penerbit sertifikat adalah penjual, sedangkan
investornya adalah pembeli. Penerbitan sukuk ini hanya dapat
dilakukan pada primary market dan tidak dapat diperjual belikan pada
secondary market, karena sertifikat ini menunjukan kepemilikan
pembiayaan.
Sukuk Mudharabah adalah merupakan akad kerjasama antara dua
pihak atau lebih, satu pihak sebagai penyedia modaldan pihak lain
sebagai penyedia tenaga dan keahlian.
Sukuk Istisna adalah merupakan sertifikat yang digunakan untuk
memobilisasi kebutuhan dana untuk memproduksi barang yang
dimiliki dengan bukti kepemilikan sertifikat. Return dapat dilakukan
dalam beberapa kali (termin) pembayaran.
Sukuk Musyarokah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau
lebih dengan modal, tenaga dan keahlian berasal dari kedua belah
pihak (emmiten dan investor).
Sukuk Salam adalah merupakan sukuk yang diterbitkan dengan akad
salam. Dana yang sudah terkumpul dari para investor dibayar secara
tunai kepada emmiten, sedangkan komoditi yang menjadi obyek akad
dapat diserahkan secara tangguh.
BAB III
ANALISIS
Dalam bab ini, kita akan coba membahas dan menganalisis tentang
pemahaman teori islam kaffah dengan memasukkan unsur ibadah dalam
sukuk/ obligasi syariah. Teory Islam Kaffah atau Kaffah Thinking
mempunyai makna yang terdapat dalam Al-Qur‟an surat Al-Imran ayat 19 :
The Din Beside Allah Is Islam.
Teory Kaffah thinking ini bisa digambarkan sebagai berikut :
God Human
Pray
Teory Kaffah bisa dijelaskan juga dalam bentuk Sinlammim Method, yaitu
sebagai berikut :
Sinlammim :
word root Islam س ل م
Sinlamim : On Right Hand
Sin : Human / Result
Lam : God / Source
Mim : Pray / Feed Back
Dalam hal ini, jika Sinlammim method di masukkan ke dalam konsep
obligasi syariah, yaitu sebagai berikut :
d. God diibaratkan sebagai
SBI = Sertifikat Bank Indonesia
INF = Inflasi
DPK = Dana Pihak Ketiga
NAB = Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah
IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan
KURS = Kurs US Dollar
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
131
RBOND = return indeks sukuk/obligasi syariah
e. Human di ibaratkan sebagai sukuk/obligasi syariah
f. Pray dimaksudkan yaitu dengan peluang yang akan dihasilkan dari
obligasi syariah apakah naik atau turun dengan melihat SBI, INF, DPK,
NAB, dll, pada kondisi tersebut.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Sukuk adalah istilah keuangan yang merupakan pernyataan dana
yang diterbitkan oleh Pemerintah maupun swasta. Sukuk ini
digunakan untuk pembiayaan investasi jangka panjang dengan sumber
dana dari luar perusahaan.
Sukuk bukan merupakan utang berbunga tetap, tetapi lebih
menyerupakan penyertaan dana yang didasarkan pada prinsip bagi hasil.
Transaksinya bukan akad utang piutang melainkan penyertaan. Pada
prinsipnya obligasi syariah adalah surat berharga sebagai instrument
investasi yang di terbitkan berdasarkan suatu transaksi atau akad syariah
yang melandasinya (underlying transaction), yang dapat berupa ijarah
(sewa), mudarabah (bagi-hasil), musyarakah atau yang lain.
Saran
Sebaiknya pemerintah ikut turut mengontrol dan mengawasi
dalam pelaksanaan Obligasi Syariah,dan teori obligasi syariah sebaiknya
dimasukkan pemahaman teori islam kaffah dapat dengan unsur ibadah,
penggambarannya yaitu God diibaratkan sebagai SBI, INF, DPK, NAB.
Human di ibaratkan sebagai obligasi syariah. Dan pray dimaksudkan
yaitu dengan peluang yang akan dihasilkan dari obligasi syariah apakah
naik atau turun dengan melihat SBI, INF, DPK, NAB, dll, pada kondisi
tersebut.
Sehingga, dalam pelaksanaannya obligasi syariah mempunyai
genuine yang penting dan berbeda dengan sebelumnya.
MASALAH TINJAUAN SUKUK
Ahmad Tabrizi
ABSTRAK
Istilah sukuk berasal dari bentuk jamak dari bahasa Arab „sak‟ atau
sertifikat. Secara singkat AAOIFI mendefinisikan sukuk sebagai sertifikat
bernilai sama yang merupakan bukti kepemilikan yang tidak dibagikan atas
suatu asset, hak manfaat, dan jasa-jasa atau kepemilikan atas proyek atau
kegiatan investasi tertentu. Sukuk pada prinsipnya mirip seperti obligasi
konvensional, dengan perbedaan pokok antara lain berupa penggunaan
konsep imbalan dan bagi hasil sebagai pengganti bunga, adanya suatu
transaksi pendukung (underlying transaction) berupa sejumlah tertentu aset
yang menjadi dasar penerbitan sukuk, dan adanya aqad atau penjanjian
antara para pihak yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Selain
itu, sukuk juga harus distruktur secara syariah agar instrumen keuangan ini
aman dan terbebas dari riba, gharar dan maysir.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
133
B. LATAR BELAKANG
Lemahnya pembangunan infrastruktur telah menjadi salah satu factor yang
menyebabkan ketertinggalan Indonesia dalam memacu pembangunan
ekonomi dalam kurun waktu tiga puluh tahun terakhir. Keberadaan
infrastruktur yang memadai memegang peranan yang sangat vital bagi
perekonomian nasional. Ketersediaan infrastruktur yang baik merupakan
pondasi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, ini mengingat, gerak
laju dan pertumbuhan ekonomi di suatu Negara tidak dapat dipisahkan dari
ketersediaan infrastruktur seperti transportasi, komukikasi, dan juga
ketersediaan energi.
Karakteristik Sukuk
Merupakan bukti kepemilikan suatu aset berwujud atau
hak manfaat (beneficial title);
Pendapatan berupa imbalan (kupon), marjin, dan bagi
hasil, sesuai jenis aqad yang digunakan;
Terbebas dari unsur riba, gharar dan maysir;
Penerbitannya melalui special purpose vehicle (SPV);
Memerlukan underlying asset.
Penggunaan proceeds harus sesuai prinsip syariah.
Tujuan Penerbitan Sukuk Negara (SBSN)
Memperluas basis sumber pembiayaan anggaran negara;
Mendorong pengembangan pasar keuangan syariah;
Menciptakan benchmark di pasar keuangan syariah;
Diversifikasi basis investor;
Mengembangkan alternatif instrumen investasi;
Mengoptimalkan pemanfaatan Barang Milik Negara; dan
Memanfaatkan dana-dana masyarakat yang belum
terjaring oleh Sistem perbankan konvensional
Kebutuhan Alternatif Pembiayaan
Berdasarkan road map pembiayaan infrastruktur 2005-2009,
disebutkan bahwa dalam 5 tahun kedepan, pemerintah membutuhkan
pembiayaan mencapai Rp 130 triliyun untuk mendorong pembangunan
infrastruktur (kementrian BUMN, 2005). Nilai pembniayaan tersebut
rencananya akan dipenuhi dari berbagai sumber pembiayaan seperti hibah
bantuan Aceh (1%), APBN (17%) dan sumber dana domestic (215). Dari
skema tersebut masih ada sekitar Rp 810 triliyun yang belum jelas darimana
sumber pembiayaanya (funding gap)
Kondisi ini mengindikasikan tentang perlunya pemerintah dan
BUMN untuk segera melakukan trobosan-trobosan untuk menutupi besarnya
funding gap tersebut, yang hmpir tidak mungkin dapat dipenuhi oleh APBN
maupun pendanaan internal BUMN. Disamping itu, besarnya pembayaran
pokok dan bunga hutang harus dibayar pemerintah akibat ketergantungan
terhadap skema pembiayaan pembangunan yang berbasis hutang harus
ditinggalkan, perangkap hutang dapat mereduksi alokasi anggaran belanja
pembangunan dan kesejahteraan rakyat yang seharusnya menjadi prioritas.
Para pakar keuangan yang objektif telah mengakui bahwa obligasi
syri‟ah (sukuk) dengn system syri‟ahnya akan jauh lebih baik daripada surat
hutang dengan basis bunga. Hal ini didasari oleh beberapa ketentuan yang
biasanya harus dipenuhi dalam emisi obligasi syri‟ah, yaitu: pertama,
penggunaan dana obligasi syri‟ah sejak awal jelas untuk membangun proyek
tertentu. Kedua resiko obligasi syri‟ah terdifinisi sejak awal oleh proyek
yang dibiayainya. Ketiga, tuntutan kedisiplinan penggunaan dana obligasi
syri‟ah karena sifat peruntukkan penggunaan dana yang terdefinisi secara
jelas berkaitan dengan proyek tertentu (Karim, 2006)
Banyaknya proyek-proyek infrastruktur seharusnya menjadikan
Indonesia mempunyai daya tarik luar biasa bagi investor syri‟ah. Apalagi
sector infrastruktur biasanya paling diminati investor syri‟ah. Hal ini
dikarenakan prilaku prilaku investor syri‟ah memang berbeda dengan
investor konvensional. Investor syri‟ah biasanya memilih dan memiliki
horizon investasi jangka panjang, antara 5 sampai 15 tahun. Perhatian utama
investor ini adalah pada kebutuhan modal, return (hasil) yang kompetitif,
dengan horizon investasi jangka panjang, bukan pada return jangka pendek.
Sayangnya sampai dengan saat ini, pemerintah belum secara sistematis
menciptakan instrument investasi yang bisa digunakan oleh investor syari‟ah
global untuk masuk , pemerintah juga belum mempromosikan Indonesia
secara serius sebagai lokasi investasi yang memberikan kepastian dan
kenyamanan bagi investor syri‟ah.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
135
Dari berbagai emisi obligasi syari‟ah di tanah air, baru PT PLN yang
akan menerbitkan obligasi syari‟ah internasional untuk membangun
infrastruktur listrik. Trobosan PLN ini layak diikuti oleh BUMN yang lain,
juga oleh pemerintah dan kalangan swasta nasional. Obligasi syari‟ah
internasional (korporasi maupun pemerintah) yang diterbitkan tentunya akan
memberikan manfaat strategis sebagai (Achsien): Pertama, akses atau
investor-based baru, sehingga dapat merespon perkembangan lembaga
keuangan syari‟ah (lokal dan global) yang sedang tumbuh secara pesat dan
kelebian liquiditas. Kedua, diversifikasi sumber dana, serta memberikan
fleksibilitas dalam strategi pendanaan jangka panjang yang dibutuhkan baik
oleh maupun pemerintah. Ketiga, obligasi syari‟ah memiliki banyak skema
inovatif yang dapat dikembangkan dengan biaya yang juga lebih kompetitif
(seperti skema Mudharobah, Ijarah, Salam, dan juga Istishna)
Kendala
Perkambangan instrument dan system kuangan syari‟ah baik dalam
skla domestik maupun global, secara strategis memberikan peluang kepada
pemerintah dan BUMN untuk dapat memanfaatkan peluang alternative
sumber pembiayaan pembangunan yang lebih beragam. Dalam
memanfaatkan potensi ini, Indonesia sangat tertinggal disbanding dengan
Malaysia yang telah dapat menikmati dana investasi untuk pembangunan
dengan skema sukuk sebesar 40 miliyar Dolam dalam beberapa tahun
terakhir.
Dalam rangka mengembankan obligasi syari‟ah sebagai alternative
pendanaan infrastruktur di Indonesia masih ada beberapa tantangan strategis
yang perlu segara diselasaikan.
Pertama, keterbatasan regulasi dimana belum ada peraturan yang
memadai sebagai dasar kepastian hokum untuk obligasi syari‟ah. Berkaitan
dengan penerbitan obligasi syari‟ah Negara msalnya, undung-undang yang
berlaku seperti UU No.24/2002 tentang Surat Utang Negara dan UU
No.1/2004 tentang perbendaharaan Negara tidak mendukung penerbitan
sukuk. Dalam UU No.24/2002 terdapat permasalahan yang sangat mendasar
dimana definisi hutang serta tingkat suku bunga sebagai reference rate yang
tidak dikenal dalam syari‟ah. UU tersbut belum mengakomodasi dan
mencakup tata cara penerbitan revenue bonds yang karakteristik
operasionalnya mirip dengan sukuk, selain itu definisi efek “equity” dan
“bonds” dalam dunia keuangan konvensional tidak lagi mencukupi untuk
mengakkomodasi berbagai peluan pengembangan skema obligasi syari‟ah
yang memiliki keragaman kontrak/akad. Kendala dalam UU No.1/2004
yaitu berkaitan dengan kebutuhan untuk penjualan dan penjaminan (lease
back) asset Negara dan pembentukan SPV (Special Purpose Vehicle), serta
status hokum SPV dan organisasinya. Tiada kepercayaan hokum (trust law)
seperti halnya preseden yang dibutuhkan oleh penerbitan obligasi syari‟ah
pemerintah di negara-negara yang lain juga menjadi masalah yang
mendasar.
Kedua, kendala dalam aspek operasional, dimana belum ada standar
baku untuk operasional dan ketentuan akuntansinya, hal ini tentu
menyebabkan kegamangan praktisi untuk mendukung pengembangan
instrument yang relative baru ini, selain itu permasalahan juga timbul akibat
ketentuan fiqh versusu hokum formal yang seringkali tidak sejalan.
Ketiga, kendala aspek pajak dimana aturan perpajakan atas transaksi
keuangan syari‟ah masih belum mendapatkan kepastian. Dan keempat,
kebanyakan produk keuangan syari‟ah yang berkembang saat ini
kebanyakan berbasis hutang (debt-based) atau lebih menyukai yang berbasis
hutang (debt-likely), sementara genuine keuangan syari‟ah adalah condong
untuk mengembangkan profit-loss sharing. Hal ini menyebabkan
ketersediaan dana untuk investasi jangka panjang relative terbaas, dan lebih
condong diarahkan ke pembiayaan jangka pendek.
Untuk menjawab tantangan itu ada beberapa inisiatif strategis yang
perlu segera dijalankan dalam upaya mengoptimalkan peluan pengembangan
instrument obligasi syari‟ah ini.
Pertama, kemauan dan keberanbian kebijakan yang lebih mendukung
pengembangan instrument ini, disamping itu yang mendesak adalah
bagaimana melengkapi regulasi untuk memberi kepastian hokum. Untuk itu
pemerintah perlu segera menyelesaikan syarat legalisasi sebagai langkah
strategis dalam proses penerbitan sukuk, terutama dalam proses revisi UU
No.24/2002 dan UU No.1/2004 atau membuat undang-undang baru.
Kedua, pemerintah perlu segera mendorong terbentuknya lembaga
SPV milik negra sebagai lembaga pengelola asset yang dibutuhkan untuk
memudahkan penerbitan sukuk, sehubungan dengan upaya penerbitan
sukuk, pembentukan SPV sebaiknya dilakukan berdasarkan perintah UU
yang mengatur penerbitan dan pengadministrasiannya.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
137
Ketiga, pemerintah dapat pula memberikan peluang kepada BUMN
untuk dapat menawarkan investasi secara langsung baik melalui penerbitan
sukuk maupun project financing secara syari‟ah atas proyek-proyek
infrastruktur yang direncanakan. Berikutnya setelah kelengkapan terpenuhi,
pemerinta perlu merealisasikan penerbitan obligasi syari‟ah pemerintah
(local dan internasional). Selain itu korporasi BUMN terutama BUMN
infrastruktur juga perlu segera merespon peluang tersebut.
Keempat, dalam hal aspek perpajakan dibutuhkan kebijakan yang
jelas dan mendukung, dan juga insentif yang memadai, Securties Commision
Malaysia misalnya, memberikan insentif pajak yang menarik untuk
penerbitan obligasi syari‟ah, dimana biaya yang dikeluarkan terkait emisi
obligasi syari‟ah menjadi pengurang pajak, begitu juga dengan pendapatan
dari obligasi syari‟ah juga dihitung sebagai pengurang pajak, hal ini
menjadikan sukuk Malaysia sangat diminati investor internasional.
Berikutnya kelima, dukungan berbagai kalangan sangat dibutuhkan
dalam pengembangan dan inovasi struktur investasi syari‟ah yang lebih
beragam, terutama kearah income sharing sebagai genuine keuangan
syari‟ah.
SUKUK DI INDONESIA
LUTHFI HILMAN SYAH
107084003289
BAB I
PENDAHULUAN
Sukuk telah berkembang pesat di pasar keuangan dunia saat ini, tidak
terkecuali di Indonesia. Sukuk (Bahasa Arab: صكوك, jamak of صك Sakk,
"instrumen legal, amal, cek") adalah istilah dalam bahasa Arab yang
digunakan untuk obligasi yang berdasarkan prinsip syariah. Sukuk dapat
pula diartikan dengan Efek Syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan
yang bernilai sama dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisahkan
atau tidak terbagi atas:
1. kepemilikan aset berwujud tertentu;
2. nilai manfaat dan jasa atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi
tertentu; atau
3. kepemilikan atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu.
Pasar keuangan di Indonesia baru saja mencatat sejarah baru. Pada
Mei 2008 lalu, Pemerintah telah mengundangkan Undang-undang No.
19/2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau UU Sukuk
Negara (sovereign sukuk). Meski terlambat, kita patut memberikan apresiasi
tinggi atas upaya pemerintah dan DPR yang berhasil menghasilkan UU
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
139
Sukuk Negara ini. Dikatakan terlambat, karena perkembangan sukuk di
Indonesia, sesungguhnya sudah dimulai oleh swasta, meskipun pangsanya
masih kecil.
Melalui makalah ini, penulis mencoba menerangkan mengenai sukuk
di Indonesia. Dalam makalah ini, dijelaskan mengenai pengertian sukuk,
macam-macam sukuk di Indonesia, serta kelebihan/kekurangan sukuk di
Indonesia yang berlandaskan ekonomi Islam. Dengan landasan tersebut,
sukuk sebagai suatu amal yang hasilnya dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam
kerangka IBADAH kepada Allah SWT, karena dengan ekonomi Islam yang
menarik banyak perhatian saat ini dengan pertimbangan tidak hanya
memperkaya beberapa individu, tapi memberikan kesejahteraan kepada
rakyat melalui program welfare state yang bernilai IBADAH.
BAB II
PEMBAHASAN
Saat ini penerbitan sukuk sudah menjadi perbincangan para ekonom
Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini. Sebenarnya apa yang dimaksud
dengan sukuk? Pengertian sukuk menurut fatwa No. 32/DSN-MUI/IX/2002
yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia adalah suatu surat berharga
jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada
pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar
pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil margin/fee,
serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo. Sedangkan
Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions
(AAOIFI) berpendapat lain mengenai arti sukuk. Menurut organisasi
tersebut, sukuk adalah sebagai sertifikat dari suatu nilai yang
direpresentasikan setelah penutupan pendaftaran, bukti terima nilai sertifikat
dan menggunakannya sesuai rencana, sama halnya dengan bagian dan
kepemilikan atas aset yang tangible, barang, atau jasa, atau modal dari suatu
proyek tertentu atau modal dari suatu aktivitas inventasi tertentu. Sedangkan,
menurut Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan No. KEP-130/BL/2006 Tahun 2006 Peraturan No. IX.A.13, sukuk
adalah efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai
sama dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisahkan atau tidak
terbagi atas: kepemilikan aset berwujud tertentu, nilai manfaat dan jasa atas
aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu, dan kepemilikan atas
aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu.
Dalam pegaplikasiannya, praktek sukuk berlandaskan pada akad-akad
(underlying transaction) yang sesuai dengan prinsip syariah seperti
mudarabah (bagi hasil), musyarakah (kerjasama), ijarah (sewa) dan lain-
lain. Syarat sebuah obligasi disebut syariah adalah sebagai berikut :
1. Akad yang dapat digunakan dalam penerbitan obligasi syariah antara
lain:
a. Mudharabah (Muqaradhah)/ Qiradh (trust financing/trust investment).
Adalah perjanjian kerjasama usaha antara dua pihak, dengan
pihak pertama sebagai penyedia modal, dan pihak lainnya sebagai
pengelola.
b. Musyarakah (partnership, project financing participation).
Adalah pembiayaan berdasarkan akad kerjasama antara dua
pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu.
c. Murabahah (deferred paymen sale).
Merupakan sukuk yang diterbitkan dengan prinsip jual beli,
penerbit sertifikat adalah penjual, sedangkan investornya adalah
pembeli. Penerbitan sukuk ini hanya dapat dilakukan pada primary
market dan tidak dapat diperjual belikan pada secondary market,
karena sertifikat ini menunjukan kepemilikan pembiayaan.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
141
d. Salam (in-front payment sale).
Adalah penjualan suatu komodity yang telah ditentukan kualitas
dan kuantitasnya yang akan diberikan kepada pembeli pada waktu
yang telah ditentukan di masa depan pada harga sekarang.
e. Istishna (purchase by order or manufacture).
Adalah suatu kontrak yang digunakan untuk menjual barang
manufaktur dengan usaha yang dilakukan penjual dalam menyediakan
barang tersebut dari material, deskripsi dan harga tertentu.
f. Ijarah (operational lease).
Adalah sebuah kontrak yang didasarkan pada adanya pihak
yang membeli dan menyewa peralatan yang dibutuhkan klien dengan
uang sewa tertentu.
2. Jenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan
dengan syariah, yaitu :
a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau
perdagangan yang dilarang;
b. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk
perbankan dan asuransi konvensional;
c. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta
memperdagangkan makanan dan minuman yang haram;
d. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan/atau
menyediakan barang-barang ataupun jasa yang merusak moral
dan bersifat mudarat.
3. Pendapatan (hasil) investasi yang dibagikan Emiten (Mudharib) kepada
pemegang Obligasi Syariah Mudha-rabah (Shahibul Mal) harus bersih
dari unsur non halal;
4. Pendapatan (hasil) yang diperoleh pemegang Obligasi Syariah sesuai
akad yang digunakan;
5. Pemindahan kepemilikan obligasi syariah mengikuti akad-akad yang
digunakan.
6. Pengawasan aspek syariah dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah atau
Tim Ahli Syariah yang ditunjuk oleh Dewan Syariah Nasional MUI,
sejak proses emisi Obligasi Syariah Ijarah dimulai.
7. Kepemilikan Obligasi Syariah Ijarah dapat dialihkan kepada pihak lain,
selama disepakati dalam akad.
Potensi Bagi Indonesia
Perkembangan sukuk di Indonesia sesungguhnya bermula karena
adanya inisiatif dari swasta. Dukungan yang kurang dari pemerintah dan
regulator terhadap perkembangan sukuk ini, menyebabkan posisi Indonesia
dalam pasar keuangan syariah global tidak mendapatkan tempat yang
semestinya. Hingga saat ini, baru terdapat sekitar 20 sukuk yang diakui
sebagai emiten syariah oleh Bapepam.
Pemerintah telah menerbitkan sukuk (Surat Berharga Syariah
Negara/SBSN) senilai Rp 13,994 triliun sepanjang kuartal I-2010.
Sementara, total penyaluran sukuk yang sudah disalurkan pemerintah mulai
Agustus 2008 hingga Maret 2010 mencapai Rp 35,195 triliun. Sementara
kendala sampai saat ini adalah RUU SBSN belum dijadikan UU.
Pembahasan RUU diyakini akan berjalan alot. Salah satunya menyangkut
pembentukan special purpose vehicle (SPV) yang kelak akan mengelola
asset baik fisik maupun hak pemanfaatannya yang dijadikan jaminan
penerbitan sukuk. Padahal, tanpa SPV, katanya, sukuk bisa dianggap barang
haram. Dengan diberlakukannya UU Sukuk Negara, diperkirakan
perkembangan pasar sukuk di Indonesia bakal lebih semarak dibandingkan
sebelumnya. Terlebih lagi, minat investor terhadap sukuk ini sangat besar,
sebagaimana ditunjukan dari perkembangan sukuk global saat ini. Tahun ini
pemerintah memang memfokuskan diri untuk pengembangan pasar sukuk
domestik. Jika penerbitan perdana ini sukses, diperkirakan akan semakin
menarik investor asing, khususnya dari Timur Tengah, untuk masuk ke pasar
keuangan syariah di Indonesia. Di antara solusi mendesak yang sangat
dibutuhkan untuk mengembangkan sukuk dan bursa syariah Indonesia
adalah dengan disahkannya RUU SBSN Surat Berharga Syariah Negara
(SBSN) menjadi undang-undang. UU tersebut diharapkan dapat memberi
landasan hukum yang lebih kuat bagi penerbitan sukuk, terutama sukuk
negara. Dalam banyak studi dan riset, faktor regulasi ini menjadi variabel
yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan pasar
modal, termasuk pasar modal syariah. Ada banyak manfaat yang akan diraih
oleh bangsa ini jika RUU tersebut dapat segera disahkan. Dari sudut
pandang investor, undang-undang tersebut akan memberikan jaminan
kepastian hukum yang lebih besar. Selanjutnya, dukungan regulasi dan
kebijakan yang tepat dan terencana akan menjamin efektivitas penerapan
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
143
good corporate governance sekaligus peningkatan daya saing, sebagaimana
yang telah dibuktikan oleh Bernard S Black (2001) dalam risetnya terhadap
bursa Korea Selatan. Dari riset itu dia merekomendasikan sejumlah
reformasi kebijakan strategis yang perlu dilakukan pemerintah Korsel dalam
meningkatkan iklim investasi dan menciptakan pasar modal yang lebih
kompetitif.
Keuntungan lainnya, keberadaan undang-undang tersebut diyakini
dapat mendorong pengembangan (inovasi) produk sukuk. Inovasi ini
merupakan sesuatu yang sangat penting dan dapat menjadi mesin
pertumbuhan (engine of growth) bagi industri keuangan syariah. Ayub dan
Kawish (2007) dalam studi mereka tentang Bursa Syariah Malaysia,
menyimpulkan bahwa inovasi produk yang dihasilkan dari dukungan
regulasi dan kebijakan yang sangat kuat, adalah faktor utama yang
menjadikan bursa syariah Malaysia menarik bagi arus investasi. Sehingga
tidaklah mengherankan jika pada tahun 2006 lalu, volume penerbitan sukuk
di Malaysia telah melebihi separuh dari total volume penerbitan obligasi
secara keseluruhan. Dari 116 obligasi yang diterbitkan, 64 di antaranya
adalah dalam bentuk sukuk.
Bagi perekonomian secara keseluruhan, UU SBSN tersebut nantinya
diharapkan dapat memainkan peran yang lebih besar dalam menciptakan
lapangan pekerjaan, sehingga mampu mengurangi angka pengangguran dan
kemiskinan.
BAB III
KESIMPULAN
Dalam pegaplikasiannya, praktek sukuk berlandaskan pada akad-akad
(underlying transaction) yang sesuai dengan prinsip syariah seperti
mudarabah (bagi hasil), musyarakah (kerjasama), ijarah (sewa) dan lain-
lain. Syarat sebuah obligasi disebut syariah adalah sebagai berikut :Akad
yang dapat digunakan dalam penerbitan obligasi syariah antara lain:
Mudharabah (Muqaradhah)/ Qiradh (trust financing/trust investment),
Musyarakah (partnership, project financing participation), Murabahah
(deferred paymen sale), Salam (in-front payment sale), Istishna (purchase by
order or manufacture), Ijarah (operational lease). Jenis usaha yang dilakukan
Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan syariah, yaitu : Usaha
perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang
dilarang; Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk
perbankan dan asuransi konvensional; Usaha yang memproduksi,
mendistribusi, serta memperdagangkan makanan dan minuman yang haram;
dan usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan/atau menyediakan barang-
barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat. Pendapatan
(hasil) investasi yang dibagikan Emiten (Mudharib) kepada pemegang
Obligasi Syariah Mudha-rabah (Shahibul Mal) harus bersih dari unsur non
halal; Pendapatan (hasil) yang diperoleh pemegang Obligasi Syariah sesuai
akad yang digunakan; Pemindahan kepemilikan obligasi syariah mengikuti
akad-akad yang digunakan. Pengawasan aspek syariah dilakukan oleh
Dewan Pengawas Syariah atau Tim Ahli Syariah yang ditunjuk oleh Dewan
Syariah Nasional MUI, sejak proses emisi Obligasi Syariah Ijarah dimulai.
Kepemilikan Obligasi Syariah Ijarah dapat dialihkan kepada pihak lain,
selama disepakati dalam akad.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
145
Perkembangan Pasar Sukuk Malaysia
Muhamad Ihsan Hadzami
ABSTRAK
SUKUK adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan
prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang Obligasi
Syari‟ah yang mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada
pemegang Obligasi Syari‟ah berupa bagi hasil/margin/fee, serta membayar
kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo dengan niat untuk beribadah
kepada Allah sebagai tujuan akhir Manusia.
Sukuk pemerintah merupakan terobosan penting dan menciptakan
banyak peluang baru dalam bidang perbankan dan keuangan syariah.
Penerbitan sukuk pemerintah oleh Malaysia menunjukkan peran dari
instrumen keuangan sukuk dalam pembangunan nasional dengan cara
membantu pemerintah mendapatkan uang di mana pajak bukanlah pilihan.
Perkembangan ekonomi makro di masing-masing negara dipengaruhi
oleh perkembangan pasar modal dan pasar uang yang ada. Dari laju ekonomi
makro ini akan mengakibatkan perubahan pada minat investasi di sektor
obligasi. Yang kemudian laju obligasi ini akan mempengaruhi
perkembangan dari perdagangan Obligasi Syariah. Sehingga laju Obligasi
Syariah ikut memberikan perubahan pada peluang usaha yang ada di
Indonesia maupun Malaysia. Kemudian laju peluang usaha, yang dalam hal
ini adalah peluang dalam bidang keuangan, pada akhirnya ikut
mempengaruhi gejolak pertumbuhan ekonomi makro.
1. Latar Belakang
Krisis keuangan yang melanda Amerika Serikat memberikan
pengaruh yang signifikan pada negara-negara lain di seluruh penjuru dunia.
Bursa saham berbagai negara di dunia pun mengalami panic selling
sehingga indeks harga saham di pasar modal mengalami degradasi
berjamaah. Pasar modal London mencatat rekor kejatuhan terburuk dalam
sehari yang mencapai penurunan 8%. Sedangkan Jerman dan Prancis
masing-masing ditampar dengan kejatuhan pasar modal sebesar 7% dan 9%.
Pasar modal emerging market seperti Rusia, Argentina dan Brazil juga
mengalami keterpurukan yang sangat buruk yaitu 15%, 11% dan 15%. Bursa
saham China anjlok 57%, India 52%, Indonesia 41%, dan zona Eropa 37%.ii
Realitas krisis finansial global di atas menjadi pijakan untuk
mempertanyakan kembali ke‟ampuh‟an sistem ekonomi kapitalisme (laize
faire) yang berpijak pada riba. Masyarakat dunia mempertanyakan kembali
kebenaran konsep kapitalisme sebagai mekanisme pijakan pembangunan
konstruksi masyarakat yang adil dan makmur.
Fenomena menyesakkan dada tersebut di atas memunculkan
gelombang kesadaran untuk menggunakan sistem ekonomi baru yang
membawa implikasi keadilan, pemerataan, kemakmuran secara
komprehensif serta pencapaian tujuan-tujuan masyarakat, bangsa, dan
negara. Sistem ekonomi tersebut menggunakan analisis objektif terhadap
keseluruhan format ekonomi kontemporer dengan pandangan yang jernih
dan pendekatan yang segar dan komprehensif. Kesadaran inilah yang
akhirnya menuntun kearifan perilaku pelaku ekonomi dunia pada ekonomi
syariah.
Dalam momentum inilah, para intelektual ekonomi dan pengambil
kebijakan pemerintah di beberapa negara membaca dan memahami kembali
pemikiran-pemikiran ekonomi Ibnu Taymiyah dan Ibnu Khaldun. Pemikiran
ekonomi mereka sebelumnya hanya diyakini beberapa negara di Timur-
Tengah sebagai suatu ijtihad yang shahih guna menciptakan konstruksi
masyarakat yang menuju pada kemaslahatan ekonomi.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
147
2. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk memperoleh penjelasan yang
komprehensif mengenai Obligasi Syariah Malaysia yaitu ;
(1) Untuk memberikan gambaran atas perkembangan Obligasi Syariah di
Malaysia,
(2) Untuk melakukan analisis dengan pendekatan Kaffah Thinking tentang
sukuk di malaysia,
II. Pembahasan
1. Pengertian Sukuk
Sesungguhnya, sukuk / obligasi syariah ini bukan merupakan istilah
yang baru dalam sejarah Islam. Istilah tersebut sudah dikenal sejak abad
pertengahan, dimana umat Islam menggunakannya dalam konteks
perdagangan internasional. Sukuk merupakan bentuk jamak dari kata sakk.iii
Ia dipergunakan oleh para pedagang pada masa itu sebagai dokumen yang
menunjukkan kewajiban finansial yang timbul dari usaha perdagangan dan
aktivitas komersial lainnyaiv. Namun demikian, sejumlah penulis Barat yang
memiliki concern terhadap sejarah Islam dan bangsa Arab, menyatakan
bahwa sakk inilah yang menjadi akar kata “cheque” dalam bahasa latin,
yang saat ini telah menjadi sesuatu yang lazim dipergunakan dalam transaksi
dunia perbankan kontemporerv.
Obligasi Syariah ( SUKUK) adalah suatu surat berharga jangka
panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten kepada
pemegang Obligasi Syari‟ah yang mewajibkan Emiten untuk membayar
pendapatan kepada pemegang Obligasi Syari‟ah berupa bagi
hasil/margin/fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh
tempo dengan niat untuk beribadah kepada Allah sebagai tujuan akhir
Manusia.
Dalam fatwa No. 32/DSN-MUI/IX/2002, sukuk atau obligasi syariah
didefinisikan sebagai ”suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan
prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah
yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang
obligasi syariah berupa bagi hasil margin/fee, serta membayar kembali dana
obligasi pada saat jatuh tempovi.”
3. Pekembangan Sukuk Malaysia
Malaysia pertama kali mengembangkan kegiatan pasar modal syariah
sejak awal tahun 1990 dan saat ini terus mengalami kemajuan yang cukup
pesat. Sebagai contoh, data menunjukkan hingga akhir tahun 2004 total Nilai
Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana Syariah mencapai 7,7% (tujuh koma tujuh
perseratus) dari total NAB industri Reksa Dana di Malaysia, sedangkan
Indonesia baru mencapai 0,51% (nol koma lima puluh satu per seratus) dari
total NAB industri reksa dana.
Untuk obligasi syariah, di Malaysia hingga akhir tahun 2004
mencapai kenaikan 31,69% dari total nilai obligasi yang tercatat di pasar
modal Malaysia, sementara di Indonesia hingga akhir Desember 2004 baru
mencapai Rp. 1.424 Triliun atau 1,72% dari total nilai emisi obligasi di
Indonesia pada tahun yang sama yaitu sebesar Rp. 83.005,345 Triliun.
Berdasarkan informasi yang dimuat dalam IOSCO Report of The
Islamic Capital Market Task Force of The International Organization of
Securities Commissions, obligasi syariah yang pertama kali diterbitkan dan
cukup sukses adalah obligasi syariah yang diterbitkan oleh Pemerintah
Malaysia pada tahun 1983, yaitu The Government Investment Issue (GII).
Dalam perkembangannya, berbagai instrument pasar modal berbasis syariah
kini telah tersedia pasar modal Malaysia antara lain Reksa Dana Syariah,
Saham Syariah, Index Syariah dan Obligasi Syariah.
Dalam perkembangannya, the Islamic Jurispudence Council (IJC)
kemudian mengeluarkan fatwa yang mendukung berkembangnya sukuk. Hal
tersebut mendorong Otoritas Moneter Bahrain (BMA – Bahrain Monetary
Agency) untuk meluncurkan salam sukuk berjangka waktu 91 hari dengan
nilai 25 juta dolar AS pada tahun 2001. Kemudian Malaysia pada tahun yang
sama meluncurkan global corporate Sukuk di pasar keuangan Islam
internasional. Inilah sukuk global yang pertama kali muncul di pasar
internasional.
Harus kita akui, bahwa sukuk atau obligasi syariah ini adalah salah
satu bentuk terobosan baru dalam dunia keuangan Islam, meskipun istilah
tersebut adalah istilah yang memiliki akar sejarah yang panjang. Inilah salah
satu bentuk produk yang paling inovatif dalam pengembangan sistem
keuangan syariah kontemporer.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
149
Banyak negara di dunia yang telah menerbitkan sukuk sebagai salah
satu instrumen investasi. Dengan penerbitan sukuk, maka negara akan
mendapatkan sumber pembiayaan alternati untuk pembangunan.
Di Malaysia pembiayaan Islam sudah menjadi kebijakan negara yang
integral dengan strategi negara. Karenanya, pemerintah memberikan
dukungan yang besar terhadap sukuk. Tak heran jika banyak pembangunan
di negara tersebut yang sumber pendanaannya berasal dari pembiayaan
Islam, termasuk sukuk. Misalnya, Sirkuit Sepang yang menjadi salah satu
arena balap mobil Fl.
Salah satu hal yang menarik, sukuk atau obligasi syariah ini dalam
praktiknya harus didasarkan pada akad-akad yang sesuai dengan standar
syariah, seperti mudarabah, musyarakah, murabahah, ijarah, salam, istisna,
dan lain-lain. Skema yang ada bisa bermacam-macam, tergantung pada
kebutuhan dan kondisi perekonomian suatu negara dan masyarakat. Skema
tersebut bisa dalam bentuk mudarabah sukuk, musyarakah sukuk,
murabahah sukuk, salam sukuk, dan lain-lain. Dengan pola demikian,
obligasi syariah ini dapat menjadi alat yang efektif untuk mendorong
pertumbuhan sektor riil karena akad-akad tersebut pada dasarnya merupakan
bentuk investasi di sektor riil.
Sukuk pemerintah merupakan terobosan penting dan menciptakan
banyak peluang baru dalam bidang perbankan dan keuangan syariah.
Penerbitan sukuk pemerintah oleh Malaysia, Bahrain, dan Qatar telah
membuka peluang pasar dan telah mendapat pengakuan secara internasional.
Ini sekaligus menunjukkan peran dari instrumen keuangan sukuk dalam
pembangunan nasional dengan cara membantu pemerintah mendapatkan
uang di mana pajak bukanlah pilihan.
III. Analisis
3.1 Indikator Ekonomi Makro Malaysia
Meskipun Malaysia Terletak di geografis yang tidak terlalu beda
dengan Indonesia dan pernah mengalami krisis dunia keuangan asia di tahun
1997 dan 1998 tetapi Negara Malaysia menghasilkan pertumbuhan ekonomi
yang stabil. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi nasionalnya
yaitu Gross Domestik Bruto daimana pada tahun 2002 yang hanya mencapai
4,7 %, ditahun 2003 membaik menjadi 5,1%. Sedangkan dari data ekonomi
makronya menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan yang selalu tinggi di
angka 5,2 % untuk tahun 2004, kemudian meningkat lagi 5,8% pada tahun
2005, dan tidak bergerak jauh pada tahun 2006 dengan tingkat pertumbuhan
ekonomi sebesar 5,7%.
3.2 Sukuk Malaysia
Pola perdagangan secara umum pada pasaar modal di Malaysia
terbagi dalam dua pasar yaitu Pasar utama dan padar kedua atau disebut juga
pasar regular. Dalam pasar utama terdapat penerbitan efek-efek baruy yang
belum pernah di dagangkann sebelumnya. Bahwa fugsi pasar utama adalah
untuk meningkatkan modal bagi para emitan. Sedangkan prinsip-prinsp yang
digunakan dalam pasar utama anttara lain qardul hasan, mudharabah,
bai‟bitsaman ajil, murabahah,musyarakah, bai‟ istisna, dan ijarahh.
Kemudian untuk pasar kedua menganut asas bai‟ al-dayn. Sesuai syariah
setiap penambahan atau pengurangan dari jumlah pokok masuk dalam
katagori riba,gharar, dan maysirvii
.
Tabel emisi Obligassi Korporat Malaysia
Tahun Obligasi Obligasi
Knvensional
Sukuk
2002 Emisi 137 34
Nilai (RM Miliar) 38.362 17.645
2003 Emisi 87 31
Nilai (RM Miliar) 35.279 12.048
2004 Emisi 75 49
Nilai (RM Miliar) 32.679 15.161
2005 Emisi 52 64
Nilai (RM Miliar) 31.952 34.321
2006 Emisi 49 77
Nilai (RM Miliar) 35.436 39.953
Sumber: Bank Negara Malaysia, 2007
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
151
Notable Malaysian Sukuk Issuance
Issuer Amount Year Transaction Highlights
Shell MDS RM125 million
(USD33 m)
1990 World‟s first ringgit sukuk
issuance by foreign-owned,
non-Islamic company
Kumpulan
Guthrie Bhd
USD 150 million 2001 World‟s first global corporate
sukuk
Government of
Malaysia
USD 600 million 2002 World‟s first global sovereign
sukuk
International
Finance
Corporation
(World Bank)
RM500 million
(USD 132 m)
2005 First ringgit sukuk issuance by
suprational agency
Cagamas MBS
Bhd
RM2.05 billion
(USD 540 million)
2006 World‟s first residential
mortgage-backed securities
PLUS RM9.17 billion
(USD 2.86 billion)
2006 Complex and innovative
structure – conversion of
existing debts of PLUS into
Islamic financing
Khazanah
Nasional
(Rafflesia
Capital Limited)
USD 750 million 2006 World‟s first exchangeable
sukuk
AEON Credit
Services
RM 400 million
(USD 125 million)
2007 First Japanese-owned company
issuing sukuk
Nucleus Avenue
(Malakoff
Corporation)
RM 8 billion
(USD 2.5 billion)
2007 First hybrid sukuk in the world
Khazanah
Nasional
(Cherating
Capital)
USD 850 million) 2007 Largest equity-linked sukuk
issuance and record highest
over-subscription
Maybank Berhad USD 300 million 2007 World‟s first international
subordinated sukuk
Binariang GSM RM 15.35 billion
(USD4.8 billion)
2007 Largest-ever sukuk in the world
3.3 Konsep Kaffah Thinking
Kaffah thinking atau pendekatan system merupakan pendekatan yang
dilakukan dengan dalamm kaitan system, tidak terlepass sendiri, karena
bagaimanapun jjuga semuanya selalu berada dalam satu system tertentuviii
.
Sistem kompeherensif, dan holistic dalam islam dikenal denggan
kaffah, yang dinyatakan dalam Al-Qur‟an Surah Al-Baqarah [2] ayat 208
yang berbunyi :
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam
keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimuix
.
Dalam piramida digambarkan pendekatan Islam, bagian 1 puncak
adalah kosep islam sebagai ontologinya, bagian 2 tangah adalah sinlammim
sebagai epistemologinya, dan bagian 3 dasar adalah equilibrium sebagai
aksiologi dalam keseimbanganx.
Kekhususan yang dimiliki oleh Ekonomi Kaffah adalah. Penjabaran
dari metode sinlamim. Hal ini sesuai dengan is Al-Qur‟an yang berbuni
“silmi Kaffah” dengan penjelasan bahwa kata silmi merupakan derivasi dari
huruf sin lam mim. Metode senlammim dalam ekonomi kaffah, juga menjadi
metode yang baru bagi pengemnbangan epistemology system ekonomi islam
keseluruhan. Karena Manusia diciptakaan Oleh Allah senantiasa Untuk
Beribadah kepada-Nyaxi
.
Jika dalam System Thinking terdapat causal loop positif, maka Islam
Kâffah terdapat pembawa berita gembira. Dan sebagai pemberi peringatan
merupakan causal loop negatif. Sehingga System Thinking dapat
disandingkan dengan Islam Kâffah. Jadi, kalau pendekatan barat adalah
System Thinking, maka pendekatan Islam adalah Islam Kâffahxii
.
Untuk metode Sinlammim, juga memenuhi syarat sebagai salah satu
pembanding dalam System Dynamics yaitu dengan pola feedbacknya.
Elemen pertama adalah Tuhan, kemudian elemen kedua adalah alam, dan
feedbacknya adalah ibadah. Bila System Dynamics mensyaratkan feedback
sebagai bagian dari struktur sistemnya, maka Sinlammim juga memiliki
feedback dalam hubungan di dalam system. Di bawah ini merupakan model
mental dari kaffah thinking dalam perekonomian Malaysia.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
153
PELUANG EKONOMI
IBADAH
EKONOMI MALAYSIA
OBLIGASI SYARIAH
ALLAH
MANUSIA
Perkembangan ekonomi makro di masing-masing negara dipengaruhi
oleh perkembangan pasar modal dan pasar uang yang ada. Dari laju ekonomi
makro ini akan mengakibatkan perubahan pada minat investasi di sektor
obligasi. Yang kemudian laju obligasi ini akan mempengaruhi
perkembangan dari perdagangan Obligasi Syariah. Sehingga laju Obligasi
Syariah ikut memberikan perubahan pada peluang usaha yang ada di
Indonesia maupun Malaysia. Kemudian laju peluang usaha, yang dalam hal
ini adalah peluang dalam bidang keuangan, pada akhirnya ikut
mempengaruhi gejolak pertumbuhan ekonomi makro.
Kesimpulan
Sukuk pemerintah merupakan terobosan penting dan menciptakan
banyak peluang baru dalam bidang perbankan dan keuangan syariah.
Penerbitan sukuk pemerintah oleh Malaysia menunjukkan peran dari
instrumen keuangan sukuk dalam pembangunan nasional dengan cara
membantu pemerintah mendapatkan uang di mana pajak bukanlah
pilihan.
sukuk atau obligasi syariah ini dalam praktiknya harus didasarkan
pada akad-akad yang sesuai dengan standar syariah, seperti
mudarabah, musyarakah, murabahah, ijarah, salam, istisna, dan lain-
lain.
Malaysia pertama kali mengembangkan kegiatan pasar modal syariah
sejak awal tahun 1990 dan saat ini terus mengalami kemajuan yang
cukup pesat
Di Malaysia pembiayaan Islam sudah menjadi kebijakan negara yang
integral dengan strategi negara
PERKEMBANGAN PASAR MODAL DI INDONESIA
Mufqi Firaldi
ABSTRAK
Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui sejauh mana perkembangan
sukuk atau obligasi syariah di Indonesia, mulai dari pertama kali sukuk
berada di Indonesia dan hal-hal yang terkait dalam mempengaruhi
perkembangannya. Dalam kegiatan perkembangannya di Indonesia ada
beberapa Negara yang cukup berperan membantu Indonesia dalam
menerapkan obligasi syariah. Dari awalnya hanya sukuk koorporasi saja
yang ada hingga adanya sukuk Negara di Indonesia yang sudah mulai
berkembang.
A. Latar Belakang
Dalam Islam, investasi merupakan kegiatan muamalah yang sangat
dianjurkan, karena dengan berinvestasi harta yang dimiliki menjadi
produktif dan juga mendatangkan manfaat bagi orang lain. Al-qur‟an dengan
tegas melarang kegiatan penimbunan (iktinaz) terhadap harta yang dmiliki.
Dalam ajaran Islam, bahwa kegiatan berinvestasi dapat dikategorikan
sebagai kegiatan ekonomi yang sekaligus kegiatan tersebut termasuk
kegiatan muamalah yaitu suatu kegiatan yang mengatur hubungan antar
manusia. Sementara itu berdasarkan kaidah Fikih, bahwa hukum asal dari
kegiatan muamalah itu adalah mubah (boleh) yaitu semua kegiatan dalam
pola hubungan antar manusia adalah mubah (boleh) kecuali yang jelas ada
larangannya (haram). Ini berarti ketika suatu kegiatan muamalah yang
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
155
kegiatan tersebut baru muncul dan belum dikenal sebelumnya dalam ajaran
Islam maka kegiatan tersebut dianggap dapat diterima kecuali terdapat
implikasi dari Al Qur‟an dan Hadist yang melarangnya secara implisit
maupun eksplisit. Untuk mengimplementasikan seruan investasi tersebut,
maka harus diciptakan suatu sarana untuk berinvestasi. Banyak pilihan orang
untuk menanamkan modalnya dalam bentuk investasi. Salah satu bentuk
investasi adalah menanamkan hartanya melalui Sukuk atau obligasi syariah.
Tentunya segala kegiatan termasuk dalam berinvestasi kita harus senantiasa
menganggap semua itu kegiata ibadah kita kepada allah swt.
Saat ini penerbitan sukuk sudah menjadi perbincangan para ekonom
Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini. Sebenarnya apa yang dimaksud
dengan sukuk? Pengertian sukuk menurut fatwa No. 32/DSN-MUI/IX/2002
yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia adalah suatu surat berharga
jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada
pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar
pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil margin/fee,
serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo. Sedangkan
[1]Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions
(AAOIFI) berpendapat lain mengenai arti sukuk. Menurut organisasi
tersebut, sukuk adalah sebagai sertifikat dari suatu nilai yang
direpresentasikan setelah penutupan pendaftaran, bukti terima nilai sertifikat
dan menggunakannya sesuai rencana, sama halnya dengan bagian dan
kepemilikan atas aset yang tangible, barang, atau jasa, atau modal dari suatu
proyek tertentu atau modal dari suatu aktivitas inventasi tertentu. Sedangkan,
menurut Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan No. KEP-130/BL/2006 Tahun 2006 Peraturan No. IX.A.13, sukuk
adalah efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai
sama dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisahkan atau tidak
terbagi atas: kepemilikan aset berwujud tertentu, nilai manfaat dan jasa atas
aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu, dan kepemilikan atas
aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu.
Dalam pegaplikasiannya, praktek sukuk berlandaskan pada akad-akad
(underlying transaction) yang sesuai dengan prinsip syariah seperti
mudarabah (bagi hasil), musyarakah (kerjasama), ijarah (sewa) dan lain-lain.
2Syarat sebuah obligasi disebut syariah adalah sebagai berikut :
Akad yang dapat digunakan dalam penerbitan obligasi syariah antara lain:
1. Mudharabah (Muqaradhah)/ Qiradh
2. Musyarakah
3. Murabahah
4. Salam
5. Istishna
6. Ijarah
Jenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan
dengan syariah, yaitu :
Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang
dilarang;
Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan
asuransi konvensional;
Usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan makanan
dan minuman yang haram;
Usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan/atau menyediakan barang-
barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
Pendapatan (hasil) investasi yang dibagikan Emiten (Mudharib) kepada
pemegang Obligasi Syariah Mudha-rabah (Shahibul Mal) harus bersih dari
unsur non halal;
Perkembangan Sukuk di Indonesia
Buruknya iklim investasi di Indonesia disebabkan oleh beberapa hal :
pertama, karena pemboroan atau inefisiensi dalam pengeluaran pemerintah,
yakni apakah pemerintah telah menyediakan barang-barang dan jasa-jasa
kebutuhan pokok bagi dunia usaha yang tidak disediakan oleh pasar,
termasuk infrastruktur dasar. Kedua, beban yang harus ditanggung oleh
pelaku bisnis dari regulasi-regulasi pemerintah pusat, yaakni dalam
memenuhi persyaratan-persyaratan administrasi berkaitan dengan perizinan,
pelaporan, dan sebagainya.
Pasar keuangan di Indonesia baru saja mencatat sejarah baru. Pada
Mei 2008 lalu, Pemerintah telah mengundangkan Undang-undang No.
19/2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau UU Sukuk
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
157
Negara (sovereign sukuk). Meski terlambat, kita patut memberikan apresiasi
tinggi atas upaya pemerintah dan DPR yang berhasil menghasilkan UU
Sukuk Negara ini. Dikatakan terlambat, karena perkembangan sukuk di
Indonesia, sesungguhnya sudah dimulai oleh swasta, meskipun pangsanya
masih kecil.
Pada tahun ini, pemerintah berencana menerbitkan sukuk hingga
Rp18 triliun. Bila dibandingkan dengan obligasi negara konvensional,
rencana penerbitan sukuk ini memang masih kecil. Namun, dimulainya
penerbitan sukuk ini oleh pemerintah ini akan dapat menjadi trigger bagi
penerbitan sukuk lainnya. Dengan diberlakukannya UU Sukuk Negara dan
adanya rencana penerbitan sukuk oleh pemerintah, itu berarti sukuk kini
menjadi instrumen pembiayaan yang diakui sehingga dapat meningkatkan
kepercayaan investor terhadap sukuk kita, baik sukuk negara maupun sukuk
korporasi.
Fakta menunjukkan perkembangan sukuk memang dimulai dengan
adanya soverign sukuk. Berdasarkan data dari Standard & Poor‟s (S&P),
bila pada tahun 2003, sovereign sukuk masih mendominasi pasar sukuk
global yaitu sebesar 42% dan sukuk yang diterbitkan oleh lembaga keuangan
sebesar 58%, maka sejak saat itu komposisinya mengalami pergeseran. Pada
tahun 2007, kini justru sukuk korporasi yang mendominasi pasar sukuk
global, yaitu sekitar 71%, lembaga keuangan 26%, dan pemerintah tinggal
3%.
Sukuk kini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam sistem
keuangan global. Pada tahun 2007, nilai sukuk yang diperdagangkan di
pasar global telah meningkat lebih dari dua kali dibandingkan tahun 2006,
dan mencapai US$62 miliar dibandingkan tahun 2006 sebesar US$27 miliar.
Dari tahun 2001 hingga tahun 2006, Sukuk mengalami pertumbuhan rata-
rata sebesar 123%. Berdasarkan proyeksi S&P, dalam lima tahun ke depan,
pasar sukuk dapat menembus level US$100 miliar, tergantung pada kondisi
stabilitas pasar kredit. Sementara itu, Moody‟s memperkirakan bahwa pasar
sukuk akan meningkat sebesar 35% per tahun. Pada tahun 2010, pasar sukuk
global diperkirakan dapat menembus hingga US$200 miliar, terutama
ditopang oleh negara-negara di kawasan Teluk, Inggris, Jepang, dan
Thailand.
Pengembangan sukuk sangat didukung regulator dan pemerintah di
kawasan Teluk dan Asia. Kini, semakin banyak negara yang telah
menerbitkan sukuk sebagai instrumen pembiayaan. Pada tahun 2007, telah
ada 10 negara yang menerbitkan sukuk, padahal pada tahun 2001 baru ada 2
negara. Uni Emirat Arab (UEA) dan Malaysia masih mempertahankan
sebagai negara penerbit sukuk terbesar di dunia. Pada tahun 2007, lebih dari
US$25 miliar sukuk (atau sekitar 75% dari seluruh sukuk yang diterbitkan di
seluruh dunia pada tahun itu) adalah sukuk yang diterbitkan oleh UEA dan
Malaysia. Sementara itu, Malaysia sendiri menguasai sekitar 66% dari
seluruh penerbitan sukuk di dunia.
S&P memperkirakan Malaysia dan UEA akan tetap memegang
posisinya sebagai penguasa pasar, karena ditopang oleh regulator dan status
UEA sebagai pintu masuk (gateway) para investor global. Selain dukungan
yang kuat dari pemerintah setempat, perkembangan pesat tersebut juga tidak
terlepas dari kinerja sukuk itu sendiri. Berdasarkan data dari Dowjones
terlihat bahwa di seluruh dunia indeks surat berharga yang berbasis syariah
(saham dan sukuk), kinerjanya lebih baik dibandingkan indeks
konvensional. Hal yang sama juga terjadi di Malaysia, sebagai negara
terbesar dalam hal pangsa pasar penerbitan sukuk di dunia.
Potensi Bagi Indonesia
Sebagaimana disebut di atas, perkembangan sukuk di Indonesia
sesungguhnya bermula karena adanya inisiatif dari swasta. Dukungan yang
kurang dari pemerintah dan regulator terhadap perkembangan sukuk ini,
menyebabkan posisi Indonesia dalam pasar keuangan syariah global tidak
mendapatkan tempat yang semestinya. Hingga saat ini, baru terdapat sekitar
20 sukuk yang diakui sebagai emiten syariah oleh Bapepam.
Dengan diberlakukannya UU Sukuk Negara, diperkirakan
perkembangan pasar sukuk di Indonesia bakal lebih semarak dibandingkan
sebelumnya. Terlebih lagi, minat investor terhadap sukuk ini sangat besar,
sebagaimana ditunjukan dari perkembangan sukuk global saat ini. Tahun ini
pemerintah memang memfokuskan diri untuk pengembangan pasar sukuk
domestik. Jika penerbitan perdana ini sukses, diperkirakan akan semakin
menarik investor asing, khususnya dari Timur Tengah, untuk masuk ke pasar
keuangan syariah di Indonesia.
Namun demikian, pasar sukuk di Indonesia masih menghadapi
sejumlah tantangan. Pertama, pasar keuangan syariah di Indonesia tidak
terlalu likuid. Penyebabnya, pangsa pasarnya yang relatif kecil, yaitu kurang
dari 5% dari seluruh sistem keuangan di Indonesia. Kecilnya pangsa pasar
keuangan syariah ini diperkirakan akan menyebabkan pertumbuhan pasar
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
159
sukuk domestik akan tetap terbatas. Oleh karenanya, bila langkah perdana
pemerintah menerbitkan sukuk domestik berhasil, selanjutnya perlu dibuka
pasar sukuk global sebagai benchmark bagi penerbitan sukuk global lainnya,
baik sovereign sukuk maupun corporate sukuk.
Selain itu, regulasi yang masih dirasakan menghambat perkembangan
pasar sukuk domestik juga perlu dibenahi, sebagaimana yang terdapat dalam
Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 5/12 tahun 2004. Dalam PBI tersebut,
bank yang memiliki sukuk agar memegangnya hingga jatuh tempo. Meski
aturan ini penting untuk menjaga aspek kesyariahan bank syariah, namun
PBI ini perlu direvisi agar tidak menghambat likuiditas pasar sukuk.
Kedua, belum adanya kepastian masalah perpajakan terkait dengan
transaksi yang melibatkan investor sukuk. Permasalahan perpajakan ini tidak
hanya terkait dengan sukuk, namun menyangkut transaksi keuangan syariah
secara keseluruhan. Isu yang paling mengemuka adalah adanya double
taxation dalam transaksi keuangan syariah.
Ketiga, kebanyakan produk keuangan syariah bersifat “debt-based”
atau “debt-likely”. Padahal, idealnya keuangan syariah adalah “profit-loss
sharing”. Ini terlihat dari komposisi tingkat kupon sukuk yang dibayarkan
masih mendasarkan pada tingkat suku bunga tertentu. Sehingga, tidak
mengherankan jika AAOIFI memberikan penilaian bahwa sekitar 85%
sukuk belum sesuai dengan syariah. Oleh karena itu, bagi Indonesia perlu
pengembangan inovasi dan struktur sukuk yang lebih beragam.
Sukuk atau obligasi syariah mengalami perkembangan yang relatif
pesat. Dan sukuk menjadi alternatif bagi masyarakat untuk melakukan
investasi. Iming-iming bunga dan jaminan pemerintah menjadi salah satu
pesatnya perkembangan Sukuk Menurut Mahmoud Abbusama, Head of
HSBC Amanah Indonesia di Jakarta , menuturkan pada tahun 2010 akan
terjadi pertumbuhan yang luar biasa pada pasar sukuk nasional.
Ia bahkan memperkirakan pada kuartal I tahun 2010, pemerintah akan
menerbitkan dua sukuk. Namun, sayang Mahmoud menolak menjelaskan
secara rinci nilai sukuk tersebut. Ia hanya menjelaskan kemungkinan HSBC
Amanah yang akan menjadi penjamin emisi sukuk tersebut. Pasar sukuk
global saat ini mencapai 15 miliar dollar AS. Secara global Malaysia dan
Arab Saudi menduduki peringkat teratas penerbitan sukuk. Disusul
Indonesia dan Bahrain. Ia merasa optimis Indonesia dapat menjadi
penggerak dalam sukuk global, pasalnya terdapat permintaan yang cukup
besar terhadap sukuk dari beberapa negara seperti Amerika Serikat dan
Eropa. Hal tersebut disebabkan investor sukuk lebih luas dibanding investor
obligasi konvensional. "Investor muslim enggan membeli obligasi
konvensional. Tapi investor sukuk bukan hanya investor muslim, melainkan
investor global," kata Mahmoud. Alasan besarnya respon masyarakat
terhadap instrumen investasi tersebut, menurut Euis Amalia Kepala Prodi
Muamalah Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Jakarta, bahwa semua
ini tidak terlepas bahwa berinvestasi dengan obligasi syariah akan aman
karena ditanggung pemerintah, dan bunganya cukup jelas 12%. Apalagi
jaminan aturan mengenai transaksi produk tersebut telah dijamin dalam
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang SBSN. Namun demikian,
sosialisasi tentang aman dan untungnya berinvestasi dengan obligasi syariah
harus lebih banyak dilakukan.Jika dibandingkan dengan komoditas investasi
lainnya, jaminan pemerintah terhadap instrumen sukuk sebesar 100%,
sedangkan yang lainnya seperti saham dan reksadana tidak ada.
Proyeksinya, Euis mengatakan bahwa perkembangan ke depan sangat bisa
menyeimbangkan dengan obligasi konvensional, dengan catatan adanya
akuntabilitas, good corporate governance dan transparansi pengelolaan dari
Sukuk kemana arahnya, sehingga akan mampu menyaingi dengan
konvensional.
Untuk mengantisipasi besarnya minat masyarakat akan sukuk maka pada
hari Selasa, tanggal 30 Maret 2010 Pemerintah Indonesia akan melakukan
Lelang Penjualan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk
Negara seri IFR0003 (reopening), IFR0005 (reopening), IFR0006 (new
issue), dan IFR0007 (reopening) . Selain itu tujuan pemerintah melakukan
Lelang Penjualan SBSN untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan
dalam APBN 2010. Lelang dibuka pada tanggal 30 Maret 2010 pukul 10.00
WIB dan ditutup pukul 12.00 WIB, sedangkan hasil lelang akan diumumkan
pada hari yang sama setelah pukul 15.30 WIB. Setelmen akan dilaksanakan
pada tanggal 1 April 2010 atau 2 hari kerja setelah tanggal pelaksanaan
lelang (T+2) melalui sistem BI-SSSS (Bank Indonesia - Scripless Securities
Settlement System) dan hanya dilakukan dengan Peserta Lelang.
Penerbitan SBSN dengan cara lelang ini menggunakan underlying asset
berupa Barang Milik Negara (BMN) yang telah mendapatkan persetujuan
Dewan Perwakilan Rakyat pada tanggal 31 Agustus 2009, dan telah
memenuhi persyaratan seperti yang diatur dalam Pasal 2 ayat 3 Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 04/PMK.8/2009 tentang Pengelolaan Aset Surat
Berharga Syariah Negara Yang Berasal Dari Barang Milik Negara.
SBSN seri IFR0003, IFR0005, IFR0006, dan IFR0007 akan diterbitkan
dengan menggunakan akad Ijarah Sale & Lease Back yang telah
mendapatkan Pernyataan Kesesuaian Syariah dari Dewan Syariah Nasional -
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
161
Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) Nomor B-373/DSN-MUI/X/2009
tanggal 20 Oktober 2009.
Kesimpulan
Sukuk atau obligasi syariah telah mengalami perkembangan yang
pesat baik dalam kualitas maupun kuantitas. Dengan semakin terlibatnya
banyak Negara untuk menerbitkan sukuk Negara (sovereign sukuk). Sukuk
bukanlah jual beli surat berharga di pasar sekunder melainkan sebuah
pembiayaan.
Jenis sukuk yang paling popular saar ini tentunya sukuk ijarah, hal ini
lebih baik dikarenakan model ini tidak terlalu ambisius untuk penerapan
dasar syariah, serta skemanya yang relative lebih mudah dipahami.
Di Indonesia penerapan sukuk Negara belum seaplikatif penerapan
sukuk swasta. Ada beberapa kendala seperti masalah fiscal dan peraturan
perundangan.
PERKEMBANGAN PASAR MODAL DI MALAYSIA
Iim Muhidah
A b s t r a c t
Kegagalan perbankan yang mendorong terjadinya krisis keuangan domestik
maupun international dalam dasawarsa terakhir. Efisiensi investor akhirnya
menjadi perhatian penting tidak hanya di Asia setelah krisis di tahun 1997,
namun juga di belahan dunia lainnya.
Disisi lain perkembangan bank-bank Islam kiranya telah dianggap sebagai
alternatif solusi untuk menuju perbankan yang sehat. Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan intermediasi yang dianggap paling sesuai
dengan prinsip-prinsip sistem keuangan Islam.
bank-bank Islam masih sangat tergantung pada sistem keuangan dan segala
bentuk peraturan perbankan yang berlaku baik di tingkat nasional, regional
maupun global, serta karakteristik perbedaan resiko yang berkonsekuensi
pada perbedaan regulasi prudential sangat menentukan fluktuasi skor
effisiensi.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
163
PENDAHULUAN
Sejarah Sukuk/ Obligasi Syariah
Sesungguhnya, sukuk / obligasi syariah ini bukan merupakan istilah
yang baru dalam sejarah Islam. Istilah tersebut sudah dikenal sejak abad
pertengahan, dimana umat Islam menggunakannya dalam konteks
perdagangan internasional. Sukuk merupakan bentuk jamak dari kata sakk
yang memiliki arti yang sama dengan sertifikat atau note. Ia dipergunakan
oleh para pedagang pada masa itu sebagai dokumen yang menunjukkan
kewajiban finansial yang timbul dari usaha perdagangan dan aktivitas
komersial lainnya. Namun demikian, sejumlah penulis Barat yang memiliki
concern terhadap sejarah Islam dan bangsa Arab, menyatakan bahwa sakk
inilah yang menjadi akar kata “cheque” dalam bahasa latin, yang saat ini
telah menjadi sesuatu yang lazim dipergunakan dalam transaksi dunia
perbankan kontemporer.
Dalam perkembangannya, the Islamic Jurispudence Council (IJC)
kemudian mengeluarkan fatwa yang mendukung berkembangnya sukuk. Hal
tersebut mendorong Otoritas Moneter Bahrain (BMA – Bahrain Monetary
Agency) untuk meluncurkan salam sukuk berjangka waktu 91 hari dengan
nilai 25 juta dolar AS pada tahun 2001. Kemudian Malaysia pada tahun yang
sama meluncurkan Global Corporate Sukuk di pasar keuangan Islam
internasional. Inilah sukuk global yang pertama kali muncul di pasar
internasional.
Selanjutnya, penerbitan sukuk di pasar internasional terus bermunculan
bak cendawan di musim hujan. Tidak ketinggalan, pemerintahan di dunia
Islam pun mulai melirik hal tersebut. Sebagai contoh, pada tahun 2002
pemerintah Malaysia menerbitkan sukuk dengan nilai 600 juta dolar AS dan
terserap habis oleh pasar dengan cepat, bahkan sampai terjadi over
subscribe. Begitu pula pada Desember 2004, pemerintah Pakistan
menerbitkan sukuk di pasar global dengan nilai 600 juta dolar AS dan
langsung terserap habis oleh pasar. Dan masih banyak contoh lainnya.
Harus kita akui, bahwa sukuk atau obligasi syariah ini adalah salah satu
bentuk terobosan baru dalam dunia keuangan Islam, meskipun istilah
tersebut adalah istilah yang memiliki akar sejarah yang panjang. Inilah salah
satu bentuk produk yang paling inovatif dalam pengembangan sistem
keuangan syariah kontemporer.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Obligasi Syariah
Obligasi syariah berbeda dengan obligasi konvensional. Semenjak ada
konvergensi pendapat bahwa bunga adalah riba, maka instrumen-instrumen
yang punya komponen bunga (interest-bearing instruments) ini keluar dari
daftar investasi halal. Karena itu, dimunculkan alternatif yang dinamakan
obligasi syariah. Sebenarnya obligasi yang tidak dibenarkan itu adalah
obligasi yang bersifat utang dengan kewajiban membayar bunga (sistem
riba).
Di dalam Islam, istilah obligasi lebih dikenal dengan istilah sukuk.
Merujuk kepada Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional No: 32/DSN-
MUI/IX/2002, “Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang
berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang
Obligasi Syari‟ah yang mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan
kepada pemegang Obligasi Syari‟ah berupa bagi hasil/margin/fee, serta
membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo”. Untuk
menerbitkan obligasi syariah, beberapa persyaratan harus dipenuhi, yakni
aktivitas utama (core business) yang halal, dan tidak bertentangan dengan
substansi fatwa DSN.
Pasar Modal Syariah di Malaysia terbentuk pada awalnya karena
besarnya permintaan pasar pada awal tahun 90-an. Keberhasilan penerapan
perbankan syariah memicu investor untuk dapat berinvestasi sesuai dengan
kaidah-kaidah investasi secara islami.
Pada tahun 1994 sebagai jawaban atas permintaan pasar di atas,
pemerintah Malaysia melalui Securities Commission Malaysia membentuk
Islamic Capital Market Unit (ICMU) dan Islamc Instrument Stuy Group
(IISG). ICMU ini bertugas melakukan riset dan pengembangan produk Pasar
Modal Islam dan melakukan analisa terhadap semua efek yang tercatat di
bursa-bursa Malaysia, disamping itu ICMU juga berfungsi sebagai tenaga
riset dan sekretariat bagi SAC. Dalam perkembangannya IISG kemudian
berubah nama menjadi Syariah Advisory Council (SAC) pada tahun 1996.
SAC ini bertugas memberikan masukan kepada Securities Commission atas
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
165
semua hal yang berhubungan dengan pengembangan Pasar Modal Islam dan
sebagai pusat referensi, disamping itu SAC juga melakukan pengkajian efek-
efek konvensional yang sudah ada dari perspektif syaiah serta melakukan
pengkajian dan pengembangan atas efek dan instrument pasar modal
lainnya.
Sebagai hasil dari pengkajian tersebut, SAC mengeluarkan daftar efek-
efek yang telah sesuai dengan prinsip syariah. Selanjutnya daftar tersebut
akan di up-date dua kali dalam setahun dan disebarluaskan secara gratis.
Saat ini, berbagai instrument pasar modal syariah telah tersedia bagi investor
antara lain Reksa Dana Syariah, Saham Syariah, Index Syariah dan Obligasi
Syariah.
Reksa Dana Syariah pertama berdiri pada tahun 1993. Data sampai
dengan tahun 2002, Malaysia telah mempunyai 36 (tiga puluh enam) Reksa
Dana Syariah dari 174 (seratus tujuh puluh empat) total Reksa Dana yang
ada di Malaysia. Total pemegang unit Reksa Dana Syariah sebanyak
288.132 investor. Total Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana Syariah
mencapai 5% (lima per seratus) dari total NAB industri Reksa Dana di
Malaysia. Pada pasar modal Malaysia, saham yang sesuai dengan prinsip
syariah sampai dengan tahun 2003 terlah tercatat sebanyak 684 (enam ratus
delapan puluh empat) saham syariah perusahaan yang terdiri dari 397 (tiga
ratus sembila puluh tujuh) saham pada papan utama, 277 (dua ratus tujuh
puluh tujuh) saham pada papan kedua dan 10 (sepuluh) saham pada papan
Mesdaq. Jumlah total saham tersebut mencapai 79% dari total saham yang
tercatat atau sekitar 60% dari total kapitalisasi pasar di malaysia.
Kapitalisasi pasar saham yang sesuai dengan prinsip syariah di Malaysia
Tahun Kapitalisasi pasar Saham Syariah % dari total kapitalisasi
pasar
(juta USD)
1998 55.982,8 56,00
1999 70.082,4 48,00
2000 65.129,3 54,70
2001 75.131,6 59,20
2002 76.426,3 57,55
2003 102.926,3 57,70
Sumber : IOSCO Annual Report 2003
Adapun Index Syariah diluncurkan pertama kali oleh Kuala Lumpur
Stock Exchange pada tahun 1999. Index Syariah dimaksud berfungsi untuk
melihat kinerja saham-saham syariah yang tercatat pada papan utama.
Sedangkan Obligasi Syariah di Malaysia dibentuk dan direstrukturisasi
berdasarkan kontrak-kontrak yang bernuansa islami. Sampai dengan bulan
September 2002 total nilai obligasi syariah di Pasar Modal Malaysia
mencapai USD 15,52 miliar (43% dari total nilai obligasi yang tercatat di
pasar modal Malaysia), selain itu terdapat instrumen lain yaitu Islamic Unit
Trust . Sampai dengan tahun 2002 terdapat 30 Islamic Unit Trust dimana 4
unit trust dikelola oleh pemerintah dan 26 unit trust dikelola oleh swasta.
Adapun nilai total Islamic Unit Trust mencapai RM 3,2 milyar. Adapun
faktor lain yang ikut memberikan kontribusi adalah, perkembangan Labuan
International Financial Exchange (LFX) ternyatajuga memicu peningkatan
kegiatan Pasar Modal Syariah di Malaysia. LFX menyediakan fasilitas
pencatatan dan perdagangan instrument keuangan internasional. LFX
mencatat Global Sukuk pertama di dunia pada bulan Januari 2002 yang
nilainya mencapai USD 150 juta. Hingga akhir tahun 2002 tercatat
instrumen dengan kapitalisasi pasar senilai USD 1,6 miliar dimana 3
instrumen diantaranya adalah obligasi syariah.
Kesuksesan Malaysia dalam menerbitkan instrumen obligasi yang
menerapkan prinsip syariah tersebut mendorong beberapa Negara Islam lain
untuk menerbitkan instrumen serupa seperti the Central Bank of Kuwait
yang menerbitkan obligasi syariah untuk mendanai pembelian aset-aset yang
dikelola oleh negara selain Gulf Co-operation Council states serta Iran yang
menerbitkan instrumen obligasi yang berbasisikan mudharabah. Secara
umum tergambar dalam tabel 2 berikut :
Daftar negara penerbit obligasi syariah berdasarkan laporan IOSCO
per-31 Desember 2003
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
167
No. NEGARA PENERBIT NILAI (juta US$)
1. Qatar 700
2. Islamic Development Bank (Global) 400
3. Bahrain 1.000
4. Malaysia 22.680
5. Malaysia (Global) 600
6. Guthrie Bhd (Global) 150
7. Indonesia 119
8. Singapura 35
9. Sudan 148
Total 25.832
Secara umum dapat disebutkan bahwa instrumen obligasi syariah
yang cukup dikenal dan diterima oleh para investor di Malaysia adalah
obligasi syariah yang berbasiskan ijarah. Hal ini dapat diketahui dari tingkat
berhasilnya obligasi yang berbasisiskan ijaraah yang diterbitkan oleh
pemerintah Malaysia dan Qatar, Guthrie Berhad maupun organisasi
multilateral seperti the Islamic Development Bank (IDB). Di lihat dari
pendekatan geografi, para investor instrument obligasi syariah terutama yang
diterbitkan oleh Malaysia, Qatar dan Islamic Development Bank adalah
sebagai berikut :
Komposisi persentase investor terhadap Malaysia Global Bond
No. WILAYAH PERSENTASE
1. Timur Tengah 51%
2. Asia 30%
3. Eropa 15%
4. USA 4%
Komposisi persentase investor terhadap Qatar Global Bond
No. WILAYAH PERSENTASE
1. Timur Tengah 72%
2. Asia 13%
3. Eropa 14%
4. USA 1%
Komposisi persentase investor atas Islamic Development Bank Bond
No. WILAYAH PERSENTASE
1. Timur Tengah 70%
2. Asia 17%
3. Eropa 13%
Secara umum, penerapan prinsip syariah pada instrument saham
dilakukan berdasarkan penilaian atas saham yang diterbitkan oleh masing-
masing perusahaan tesebut, karena instrumen saham secara natural telah
sesuai dengan prinsip syariah mengingat sifat saham dimaksud bersifat
penyertaan. Para ahli fiqih berpendapat bahwa suatu saham dapat
dikatergorikan memenuhi prinsip syariah apabila kegiatan perusahaan yang
menerbitkan saham tersebut tidak tercakup pada hal-hal yang dilarang dalam
syariah islam, seperti :
a. alkohol;
b. perjudian;
c. produksi yang bahan bakunya berasal dari babi;
d. pornografi;
e. jasa keuangan yang bersifat konvensional;
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
169
f. asuransi yang bersifat konvensional.
Penilaian kesyariahan suatu saham disamping dilihat dari sektor kegiatan
usaha oleh perusahaan yang bersangkutan, juga bisa di dilihat dari sisi
permodalan dari perusahaan dimaksud, seperti:
a. rasio atas utang dan ekuitas (debt to equity ratio);
b. cash and interest bearing securities to equity ratio;
c. rasio atas kas dan aset (cash to asset ratio).
Di beberapa negara proses screening (penyaringan) atas saham yang
memenuhi prinsip syariah dilakukan oleh lembaga yang berbeda. Di
Malaysia proses screening kesyariahan suatu saham dilakukan oleh Shariah
Advisory Council (SAC) yang berada pada Securities Commision,
sedangkan di negara lain proses screening kesariahan suatu saham dapat
juga dilakukan oleh lembaga swasta.
B. Ketentuan Obligasi Syariah
Ketentuan Umum:
��Obligasi yang tidak dibenarkan menurut syariah yaitu obligasi yang
bersifat hutang dengan kewajiban membayar berdasarkan bunga;
��Obligasi yang dibenarkan menurut syariah yaitu obligasi yang
berdasarkan prinsip-prinsip syariah
� �Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang
berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten kepada
pemegang Obligasi Syariah yang mewajibkan Emiten untuk
membayar pendapatan kepada pemegang Obligasi Syariah berupa
bagi hasil/margin/fee serta membayar kembali dana obligasi pada
saat jatuh tempo.
Ketentuan Khusus
��Akad yang dapat digunakan dalam penerbitan obligasi syariah antara
lain:
1. Mudharabah (Muqaradhah)/ Qiradh
2. Musyarakah
3. Murabahah
4. Salam
5. Istishna
6. Ijarah
��Jenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh
bertentangan dengan syariah dengan memper-hatikan substansi
Fatwa DSN-MUI Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman
Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah;
��Pendapatan (hasil) investasi yang dibagikan Emiten (Mudharib)
kepada pemegang Obligasi Syariah Mudha-rabah (Shahibul Mal)
harus bersih dari unsur non halal;
��Pendapatan (hasil) yang diperoleh pemegang Obligasi Syariah sesuai
akad yang digunakan;
��Pemindahan kepemilikan obligasi syariah mengikuti akad-akad yang
digunakan.
C. Skema Bagi Hasil
Obligasi Konvensional
Pendapatan atau imbal hasil atau return yang akan diperoleh dari
investasi obligasi dinyatakan sebagai yield, yaitu hasil yang akan
diperoleh investor apabila menempatkan dananya untuk dibelikan
obligasi. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi obligasi, investor
harus mempertimbangkan besarnya yield obligasi, sebagai faktor
pengukur tingkat pengembalian tahunan yang akan diterima.
Obligasi Syariah
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
171
Melalui fatwanya, DSN sebenarnya mengkategorikan tiga jenis
pemberian keuntungan kepada investor pemegang Obligasi Syariah.
Yaitu, pertama adalah berupa bagi hasil kepada pemegang Obligasi
Mudharabah atau Musyarakah. Kedua, keuntungan berupa margin bagi
pemegang Obligasi Murabahah, Salam atau Istishna. Dan ketiga, berupa
fee (sewa) dari aset yang disewakan untuk pemegang Obligasi dengan
akad Ijarah. Pada prinsipnya, semua Obligasi Syariah adalah surat
berharga bukti investasi jangka panjang yang berdasarakan prinsip
syariah Islam. Namun yang membedakan adalah akad dan transaksinya.
D. Perbandingan Harga Obligasi antara syariah dengan
konvensional
Konvensional
Berbeda dengan harga saham yang dinyatakan dalam bentuk mata
uang, harga obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase
dari nilai nominal.
Ada 3 (tiga) kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan,
yaitu:
��Par (nilai Pari) : Harga Obligasi sama dengan nilai nominal Misal:
Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual pada harga 100%,
maka nilai obligasi tersebut adalah 100% x Rp 50 juta = Rp 50 juta.
��at premium (dengan Premi) : Harga Obligasi lebih besar dari nilai
nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal RP 50 juta dijual
dengan harga 102%, maka nilai obligasi adalah 102% x Rp 50 juta =
Rp 51 juta
��at discount (dengan Discount) : Harga Obligasi lebih kecil dari nilai
nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual
dengan harga 98%, maka nilai dari obligasi adalah 98% x Rp 50 juta
= Rp 49 juta.
Namun yang terpenting adalah, instrument bunga (interest
instruments) sangat mempengaruhi permintaan obligasi. Semakin tinggi
tingkat suku bunga, semakin sedikit orang (calon investor) membeli
obligasi, tetapi semakin rendah suku bunga, maka semakin banyak orang
(calon investor) yang akan berinvestasi dengan membeli obligasi.
Syariah
Obligasi syariah atau mudharabah bond ini dijual pada harga nominal
pelunasan jatuh temponya (at maturity par value) di pasar perdana.
Landasan syariah dari obligasi ini antara lain berdasarkan hadist
Mudharabah yang diriwayatkan oleh Suhaib Ar Rumi (H.R. Ibnu
Majah). Pada prinsipnya mudharib memiliki kewajiban finansial kepada
shahibul maal, untuk mengembalikan pokok penyertaan ditambah bagi
hasil dari keuntungan. Peluang mendapatkan bagi hasil inilah, oleh
shahibul maal bisa dialihkan ke pihak lain melalui mekanisme al
Hawalah (pengalihan piutang dengan tanggungan bagi hasil).
Mekanisme al Hawalah ini bisa menjadi dasar transaksi mudharabah
bond di pasar sekunder. Landasan syariahnya antara lain H.R. Imam
Bukhari dan Muslim: Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW
bersabda, “Menunda pembayaran bagi orang yang mampu adalah suatu
kezaliman. Dan jika salah seorang dari kamu diikutkan (dihawalahkan)
kepada orang yang mampu / kaya, maka terimalah hawalah itu.” Dalam
kaitan ini mayoritas ulama sepakat membolehkan al Hawalah pada satu
bentuk kewajiban finansial. Atas dasar landasan syariah al Hawalah,
maka di pasar modal syariah tidak ada transaksi yang bisa dikategorikan
jual beli murni setelah perdananya. Karena sebagian besar ulama telah
mengharamkan Bai‟ Al Dayn (the sale of payable right raises from
transaction), yang berarti melarang untuk diperjualbelikan utang piutang
secara tangguh. Yang bisa dilakukan oleh pemegang obligasi syariah
(Shariah bonds holders) adalah meng-hawalah-kan syariah bonds-nya
untuk mendapatkan dana segar sebesar maturity par value-nya, dengan
melakukan perjanjian revenue sharing atas initial revenue sharing yang
diperoleh dari penerbit syariah bonds.
Dengan demikian syariah bonds sebaiknya dikeluarkan atas nama,
bukan atas unjuk. Pendekatan lain yang kini tengah dibahas oleh para
ahli fiqih dan ahli keuangan syariah adalah membeli utang secara tunai
(karena yang dilarang adalah membeli utang secara tangguh). Salah satu
di antara skema yang tengah dikembangkan adalah lembaga keuangan
tertentu menjual metal kepada bond holders dengan mempergunakan
obligasi syariah itu sebagai proceednya. Harga yang disepakati sesuai
dengan harga nominal (par value obligasi tersebut). Dalam transaksi ini
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
173
tidak terjadi diskon atau mark down dari nilai obligasi karena hal ini
bisa menjadi pintu belakan bagi riba nasi‟ah. Lembaga keuangan
mendapat keuntungan dari selisih harga beli dan harga jual metal
tersebut.
Dalam table perbandingannya :
Perbandingan Obligasi dan Sukuk
Obligasi
Konvensional
Syariah
Mudharabah Syariah Ijarah
Akad
(Transaksi) Tidak Ada
Mudharabah (Bagi
Hasil) Ijarah (Sewa/Lease)
Jenis
Transaksi - Uncertainty Contract ertainty Contract
Sifat Surat Hutang Investasi Investasi
Harga
Penawaran 100% 100% 100%
Pokok
Obligasi
saat Jatuh
Tempo
100% 100% 100%
Kupon Bunga Pendapatan/Bagi
Hasil Imbalan/Fee
Return Float/Tetap Indikatif berdasarkan
Pendapatan/Income
Ditentukan
sebelumnya
Fatwa
Dewan
Syariah
Nasional
Tidak Ada No. 33/DSN-
MUI/IX/2002
No: 41/DSN-
MUI/III/2004
Jenis
Investor Konvensional Syariah/Konvensional Syariah/Konvensional
Sumber: Iggi Achsien (2005)
Studi Kasus Sukuk– Cagamas Malaysia
Cagamas Berhad merupakan Perusahaan Perumahan Malaysia yang
didirikan tahun1987 menyusul resesi dan liquidity crunch yang
mengakibatkan kredit perumahan menjadi terbatas, terutama untuk rumah
tangga berpendapatan menengah kebawah. Dengan modal disetor 150 juta
ringgit, Cagamas merupakan anak perusahaan dari sebuah lembaga
keuangan besar di Malaysia.
Tahun 2005, Cagamas melakukan sekuritasisasi aset KPR syariah,
ditawarkan dalam bentuk obligasi syariah dengan skim musyarakah.
Cagamas, menerbitkan obligasi syariah dengan nilai 2,05 juta miliar ringgit.
Obligasi itu dibagi dalam enam tingkat mulai dari jangka waktu tiga hingga
15 tahun. Cagamas menerbitkan sukuk tersebut untuk digunakan
pembangunan perumahan bagi pegawai negeri aktif (99,6 persen) dan
pensiun (0,4 persen). Obligasi ini ditawarkan melalui roadshow ke
Hongkong, Singapura dan Timur Tengah. Penerbitan obligasi sekuritisasi
asset ini dikelola oleh CIMB dan HSBC Bank Malaysia Berhad. Obligasi ini
memperoleh rating AAA dari Rating Agency of Malaysia dan Malaysian
Rating Corporation.
Sebenarnya, penerbit obligasi syariah ini adalah pemerintah Malaysia.
Kemudian, melalui perusahaan perumahan, pemerintah menunjuk Cagamas
pada April 2004 untuk membuat sekuritisasi seluruh proyek perumahan yang
diperuntukkan bagi pegawai negeri dan pensiunan. Mandat dibuat tidak
hanya untuk saat ini tapi juga untuk proyek pembiayaan dan pembangunan
perumahan di masa mendatang.
Tujuan Cagamas adalah menyediakan tingkat likuiditas yang lebih
bagi mortgage lenders, mengurangi resiko pasar, membantu pembiayaan
untuk perumahan sosial, menopang sektor konstruksi, serta menciptakan
pasar perumahan untuk pribadi berpenghasilan tetap. Cagamas membeli
mortgage loans dari mortgage originators, secara fixed atau floating rate
untuk 3 sampai 7 tahun. Ini hakekatnya merupakan pembiayaan yang
dijamin oleh Cagamas atas kredit lembaga keuangan ketika mortgage loans
mengalami default. Cagamas mengeluarkan debt securitieske investor,
dalam bentuk obligasi dengan fixed atau floating rate, yang disebut
Cagamas notes, atau Cagamas Murabaha (Islamic) Bonds.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
175
Cagamas telah dengan sukses memelopori sejumlah produk yang
bervariasi di pasar meliputi: tingkat rate yang tetap dan variabel (fixed and
variable rate), jatuh tempo lebih panjang (longer maturities), Islamic debt,
dan leasing/commercial property lending. Cagamas menerima sejumlah
perlakuan khusus penting dari pemerintah Malaysia, karena tanpa aktivitas
refinancing ini tidak akan dirasakan menarik bagi pemilik dana utama
(primary lenders). Loans yang dijual kepada Cagamas tidak tergolong
sebagai subyek reserve requirements bank sentral. Sekuritas ini dapat
digolongkan seperti asset liquid, dimana perusahaan keuangan dan bank
harus menambah cadangan 10% dari asset yang berbentuk liquid ini.
Sekuritas Cagamas memiliki bobot resiko 10%, hal ini sangat rendah bila
dibandingkan dengan rate 50% untuk kredit perumahan atau untuk investasi
lembaga kredit.xiii
BAB III
ANALISIS
Ditengah pertumbuhan kegiatan ekonomi syariah di Indonesia yang
semakin marak, perkembangan kegiatan investasi syariah di pasar modal
Indonesia masih dianggap belum mengalami kemajuan yang cukup
signifikan. Walaupun kegiatan investasi syariah telah mulai dan
diperkenalkan sejak pertengahan tahun 1997 melalui instrumen reksa dana
syariah dan sejumlah fatwa DSN-MUI berkaitan dengan kegiatan investasi
syariah di pasar modal juga telah diterbitkan, hingga saat ini pihak-pihak
yang melakukan kegiatan investasi syariah di pasar modal masih tergolong
minim.
Dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia misalnya, Indonesia
terlihat begitu tertinggal dalam mengembangkan kegiatan investasi syariah
di pasar modal. Malaysia pertama kali mengembangkan kegiatan pasar
modal syariah sejak awal tahun 1990 dan saat ini telah mengalami kemajuan
yang cukup pesat.
Sebagai contoh, data menunjukkan hingga akhir tahun 2002 total Nilai
Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana Syariah mencapai 5% (lima per seratus)
dari total NAB industri Reksa Dana di Malaysia, sedangkan Indonesia baru
mencapai 0,32% (nol koma tiga puluh dua per seratus) dari total NAB
industri reksa dana. Untuk obligasi syariah, di Malaysia hingga bulan
September 2002 mencapai USD 15,52 miliar (43% dari total nilai obligasi
yang tercatat di pasar modal Malaysia), sementara di Indonesia hingga awal
Desember 2004 baru mencapai Rp. 1,28 Triliun (USD 141,9 juta) atau
1,63% dari total nilai emisi obligasi di Indonesia.
Secara umum, responden menyatakan bahwa ada beberapa masalah
yang memang benar menjadi kendala, yaitu: tingkat pengetahuan dan
pemahaman tentang pasar modal syariah, ketersediaan informasi tentang
pasar modal syariah, minat pemodal, kerangka peraturan tentang penerbitan
efek syariah, pola pengawasan (dari sisi syariah) oleh lembaga terkait, pra-
proses (persiapan) penerbitan efek syariah, dan kelembagaan atau institusi
yang mengatur dan mengawasi kegiatan pasar modal syariah di Indonesia.
BAB IV
KESIMPULAN
Perkembangan penggunaan obligasi syariah sebenarnya telah dimulai
pada tingkat korporasi dan perbankan syariah di Indonesia. Namun
demikian, pengembangan instrumen pasar keuangan yang efisien akan juga
ditentukan oleh keberadaan instrumen keuangan pemerintah. Secara
domestik, keberadaan instrumen keuangan syariah yang diterbitkan oleh
pemerintah dapat digunakan sebagai sumber pendanaan dalam negeri dan
kemungkinan penggunaan instrumen tersebut sebagai piranti moneter.
Secara internasional, penerbitan instrumen keuangan syariah oleh
pemerintah dapat berfungsi sebagai benchmark bagi investor sehingga
pricing dapat terbentuk secara efisien. Namun demikian, lingkungan
pendukung, terutama perangkat hukum yang operasional pada saat ini belum
memungkinkan pemerintah untuk menerbitkan instrumen sukuk.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
177
AREA POTENSI RIIL SUKUK
YUNI
A. Abstrak
Stabilitas sistem keuangan, mempercepat kegiatan ekonomi di sektor
riil, dan meningkatkan kesejahteraan distributif. Stabilitas moneter
mempercepat kegiatan ekonomi di sector riil dan bersinergi dengan
kesejahteraan sosial.xiv
B. Latar Belakang
Struktur keuangan Islam harus dikembangkan dengan tujuan
mencapai pertumbuhan keuangan dan sektor komoditas yang seimbang dan
membantu tercapainya tujuan pengembangan sosial ekonomi dengan
distribusi pendapatan yang luas. Hal ini juga sebagai sarana perwujudan
ibadah kita sebagai khalifah di bumi, yang mempunyai tugas untuk
mensejahterakan bumi. Untuk dapat melaksanakan tugasnya sebagai
khalifah Allah, manusia wajib tolong-menolong dan saling membantu dalam
melaksanakan kegiatan ekonomi yang bertujuan untuk beribadah kepada
Allah. Sementara sistem konvensional secara utama memberi kontribusi
terhadap pertumbuhan keuangan yang menghasilkan peningkatan
perbedaan/kesenjangan anatara yang kaya dengan yang miskin, baik di
negara berkembang maupun di negara maju.xv
PEMBAHASAN
A. Potensi untuk Pengembangan dan Pertumbuhan
Sukuk mudharabah dapat diterbitkan untuk melakukan bisnis dengan
mengombinasikan dana dari shahibul mal dan keahlian mudharib. Sukuk
mudharabah ideal diterbitkan untuk memobilisasi dana dan memperkuat
aktivitas perdagangan dan industri.
Pasar keuangan di Indonesia baru saja mencatat sejarah baru. Pada Mei
2008 lalu, Pemerintah telah mengundangkan Undang-undang No. 19/2008
tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau UU Sukuk Negara
(sovereign sukuk). Meski terlambat, kita patut memberikan apresiasi tinggi
atas upaya pemerintah dan DPR yang berhasil menghasilkan UU Sukuk
Negara ini. Dikatakan terlambat, karena perkembangan sukuk di Indonesia,
sesungguhnya sudah dimulai oleh swasta, meskipun pangsanya masih kecil.
Pada tahun ini, pemerintah berencana menerbitkan sukuk hingga Rp18
triliun. Bila dibandingkan dengan obligasi negara konvensional, rencana
penerbitan sukuk ini memang masih kecil. Namun, dimulainya penerbitan
sukuk ini oleh pemerintah ini akan dapat menjadi trigger bagi penerbitan
sukuk lainnya. Dengan diberlakukannya UU Sukuk Negara dan adanya
rencana penerbitan sukuk oleh pemerintah, itu berarti sukuk kini menjadi
instrumen pembiayaan yang diakui sehingga dapat meningkatkan
kepercayaan investor terhadap sukuk kita, baik sukuk negara maupun sukuk
korporasi.
Fakta menunjukkan perkembangan sukuk memang dimulai dengan
adanya soverign sukuk. Berdasarkan data dari Standard & Poor‟s (S&P),
bila pada tahun 2003, sovereign sukuk masih mendominasi pasar sukuk
global yaitu sebesar 42% dan sukuk yang diterbitkan oleh lembaga keuangan
sebesar 58%, maka sejak saat itu komposisinya mengalami pergeseran. Pada
tahun 2007, kini justru sukuk korporasi yang mendominasi pasar sukuk
global, yaitu sekitar 71%, lembaga keuangan 26%, dan pemerintah tinggal
3%.
Berdasarkan data MMI, dalam beberapa tahun terakhir, industri reksa
dana syariah di Tanah Air tumbuh cukup signifikan. Hal itu ditandai dengan
lonjakan pertumbuhan industri pada 2004 lebih dari 500 persen menjadi Rp
413,9 miliar dari setahun sebelumnya Rp 66,94 miliar. Namun, pada 2005,
pertumbuhan industri melambat akibat terjadinya redemption (penarikan
dana) oleh berbagai investor. Hal ini juga terjadi pada industri reksa dana
konvensional. Meskipun demikian, pada 2006, industri reksa dana syariah di
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
179
Indonesia kembali bangkit dengan mencatat peningkatan dana kelola pada
kisaran 100 persen menjadi Rp 792,9 miliar.
Selanjutnya, pada akhir tahun lalu, industri kembali mengalami
peningkatan sebesar 137 persen menjadi hampir mencapai Rp 2 triliun.
Salah satu faktor cukup pesatnya pertumbuhan industri reksa dana syariah di
Indonesia dipicu banyaknya pemain baru yang masuk dalam industri.
Sejak 2000 hingga 2007, pasar modal syariah mencatat memiliki 24
perusahaan manajemen investasi yang telah memiliki reksa dana syariah.
Selain itu, sejak 2000 hingga 2007, indeks syariah Jakarta (Jakarta Islamic
Index/JII) tercatat memiliki return saham rata-rata 38,04 persen melebihi
return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSH) dan LQ45. Bahkan, pada
2001, JII memiliki return positif sebesar 5,92 persen ketika kedua indeks lain
menderita return negatif. Saat itu, return IHSG dan LQ45 tercatat minus 5,83
persen dan minus 0,74 persen.
Pada tahun lalu, indeks syariah Jakarta kembali menunjukkan
keperkasaan dengan membukukan return 60,27 persen. Sedangkan, kedua
indeks lain, IHSG dan LQ45, hanya mencatat return sebesar 52,08 persen
dan 54,48 persen. Namun, menurut Presiden Direktur Fortis Investments,
Eko P Pratomo, perkembangan reksa dana syariah tahun lalu lebih banyak
didominasi perkembangan reksa dana syariah berbasis ekuitas. Hal itu
karena sangat terbatasnya ketersediaan sukuk di pasar.
Kondisi ini menyebabkan reksa dana syariah berbasis pendapatan
tetap kurang berkembang secara optimal. Mengenai telah disahkan UU
SBSN, Eko mengaku bersyukur. Hal itu karena penerbitan UU tersebut
dapat mendorong pemerintah untuk segera menerbitkan sukuk negara yang
cukup dinanti pasar. Ketersediaan sukuk negara di pasar diyakini akan
mendorong perkembangan pasar modal syariah terutama reksa dana syariah
pendapatan tetap.
Sejak 2002 hingga 2007, nilai total sukuk yang diterbitkan di dunia
mencapai 71,464 miliar dolar AS. Sukuk berdenominasi ringgit Malaysia
tercatat 33,819 dolar AS atau mengkomposisi 47,32 persen. Sukuk
berdenominasi dolar AS tercatat 25,200 miliar dolar AS atau
mengkomposisi 35,26 persen. Sementara, sukuk berdenominasi lain sebesar
12,445 miliar dolar AS atau 17,41 persen. Sepanjang tahun lalu, sukuk yang
diterbitkan di dunia mencapai 30,803 miliar dolar AS atau meningkat 69,95
persen dibandingkan tahun sebelumnya 18,125 miliar dolar AS.
Bila nilai sukuk 2006 dibandingkan dengan nilai sukuk 2005, maka
terjadi peningkatan persentase nilai penerbitan sebesar 138,68 persen. Rata-
rata peningkatan nilai sukuk per tahun sejak 2002 hingga 2007 sekitar 48,14
persen. Sejak 2002 hingga 2007, penerbitan sukuk mencatat pertumbuhan
lebih dari 1.300 persen.
Sukuk kini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam sistem
keuangan global. Pada tahun 2007, nilai sukuk yang diperdagangkan di
pasar global telah meningkat lebih dari dua kali dibandingkan tahun 2006,
dan mencapai US$62 miliar dibandingkan tahun 2006 sebesar US$27 miliar.
Dari tahun 2001 hingga tahun 2006, Sukuk mengalami pertumbuhan rata-
rata sebesar 123%. Berdasarkan proyeksi S&P, dalam lima tahun ke depan,
pasar sukuk dapat menembus level US$100 miliar, tergantung pada kondisi
stabilitas pasar kredit.
Sebagaimana disebut di atas, perkembangan sukuk di Indonesia
sesungguhnya bermula karena adanya inisiatif dari swasta. Dukungan yang
kurang dari pemerintah dan regulator terhadap perkembangan sukuk ini,
menyebabkan posisi Indonesia dalam pasar keuangan syariah global tidak
mendapatkan tempat yang semestinya. Hingga saat ini, baru terdapat sekitar
20 sukuk yang diakui sebagai emiten syariah oleh Bapepam.
Dengan diberlakukannya UU Sukuk Negara, diperkirakan
perkembangan pasar sukuk di Indonesia bakal lebih semarak dibandingkan
sebelumnya. Terlebih lagi, minat investor terhadap sukuk ini sangat besar,
sebagaimana ditunjukan dari perkembangan sukuk global saat ini. Tahun ini
pemerintah memang memfokuskan diri untuk pengembangan pasar sukuk
domestik. Jika penerbitan perdana ini sukses, diperkirakan akan semakin
menarik investor asing, khususnya dari Timur Tengah, untuk masuk ke pasar
keuangan syariah di Indonesia.
Namun demikian, pasar sukuk di Indonesia masih menghadapi
sejumlah tantangan. Pertama, pasar keuangan syariah di Indonesia tidak
terlalu likuid. Penyebabnya, pangsa pasarnya yang relatif kecil, yaitu kurang
dari 5% dari seluruh sistem keuangan di Indonesia. Kecilnya pangsa pasar
keuangan syariah ini diperkirakan akan menyebabkan pertumbuhan pasar
sukuk domestik akan tetap terbatas. Oleh karenanya, bila langkah perdana
pemerintah menerbitkan sukuk domestik berhasil, selanjutnya perlu dibuka
pasar sukuk global sebagai benchmark bagi penerbitan sukuk global lainnya,
baik sovereign sukuk maupun corporate sukuk.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
181
Untuk mengevaluasi kinerja sukuk dibandingkan obligasi
konvensional tidaklah mudah. Hal ini disebabkan karena porsi instrumen
sukuk dibandingkan obligasi konvensional sangat kecil. Tercatat instrumen
sukuk yang telah dikeluarkan perbankan global hingga saat ini hanya
mencapai 70 miliar dolar. Sementara itu instrumen obligasi konvensional
mencapai besaran 37 triliun dolar. Dan karena sukuk hanya dapat dijual pada
nilai pokok maka tidak ada pasar sekunder untuk instrumen ini. Meskipun
demikian krisis kerdit yang terjadi saat ini telah mengakibatkan popularitas
instrumen sukuk meningkat pesat. Pasar sukuk meningkat empat kali lipat
dari tahun 2004 hingga 2007. Akan tetapi tahun ini pasar sukuk mengalami
penurunan sebesar 31%. xvi
Seluruh bentuk-bentuk Islam memiliki potensi untuk berkembanag.
Bentuk berdasarkan shirakah yang memberikan pendanaan berdasarkan
resiko yang diperlukan dapat digunakan untuk pembiayaan proyek jangka
pendek, menengah dan panjang, pembiayaan impor, pembiayaan modal
kerja dan pembiayaan dari seluruh transaksi tunggal.
B. Sekuritisasi dan manajemen Pendanaan Sukuk di Indonesia
Sekuritisasi dan manajemen pendanaan adalah kendaraan yang saling
menguatkan bagi promosi keuangan Islam. Sukuk mudharabah mulai diikuti
dengan suku ijarah yang mewakili kepemilikan aset, juga sertifikat salam,
sertifikat istisna‟, sertifikat murabahah, sertifikat agen investasi, dan
sertifikat muzara‟/musaqah.
Pada 9 April 2008 lalu, Indonesia mulai memasuki era investasi baru.
Pada hari itu, rapat paripurna DPR mengesahkan RUU Surat Berharga
Syariah Negara (SBSN) yang cukup ditunggu berbagai pelaku keuangan dan
bisnis.
Dengan UU tersebut, maka Indonesia bisa lebih leluasa menjaring
dana investasi syariah yang dibutuhkan dalam membiayai berbagai proyek
infrastruktur. Hal itu dilakukan dengan menerbitkan obligasi syariah (sukuk)
negara.
Keyakinan atas pentingnya sukuk negara dalam mendorong
perekonomian Indonesia diungkapkan berbagai anggota DPR. Salah satunya
adalah Ketua Komisi XI, Awal Kusumah. Bagi politisi asal Partai Golkar
ini, pengesahan UU SBSN bisa mendorong tersedianya sumber keuangan
alternatif bagi negara yang dapat menjaring dana petrodolar Timur Tengah.
Dengan penjaringan dana tersebut, pertumbuhan perekonomian di Indonesia
bisa terdorong lebih baik. Pemerintah juga mengakui pentingnya penerbitan
sukuk.
Hal itu karena instrumen tersebut bisa menjadi instrumen alternatif
penjaring dana pembiayaan untuk menutupi defisit APBN. Dengan
demikian, pemerintah tidak lagi hanya mengandalkan pajak dan surat utang
negara (SUN) sebagai media penjaring dana APBN. Dirjen Pengelolaan
Utang Departemen Keuangan, Rahmat Waluyanto, sempat menyebutkan,
pemerintah telah menginventarisiasi aset barang milik negara (BMN) untuk
mendukung penerbitan sukuk negara awal Agustus mendatang.
Berdasarkan data terakhir, aset BMN yang bisa menjadi underlying
asset tercatat sekitar Rp 18,8 triliun. Dengan demikian, pemerintah bisa
menerbitkan sukuk untuk menjaring dana sebesar itu. Kendati begitu,
Menteri Keuangan, Sri Mulyani, menyebutkan penetapan nilai sukuk masih
dikaji karena harus disesuaikan dengan kebutuhan pemerintah. Selain DPR
dan pemeringah, berbagai pelaku bisnis keuangan, perbankan, dan pasar
modal di Indonesia juga mengakui pentingnya penerbitan sukuk negara.
Mereka meyakini perkembangan industri keuangan syariah di Tanah Air
akan berkembang cukup pesat bila sukuk negara tersedia. Ketua Umum
Asosiasi Pengelola Reksadana Syariah Indonesia (APRDI), Abiprayadi
Riyanto, yang juga presiden direktur Mandiri Manajemen Investasi (MMI),
sempat menyebutkan penerbitan sukuk mengestimasi bahwa perkembangan
pasar reksa dana syariah di Indonesia tahun ini akan jauh lebih pesat
dibandingkan tahun lalu bila pemerintah jadi menerbitkan sukuk.
Pertumbuhan itu terutama terjadi pada sisi bisnis reksa dana syariah
pendapatan tetap yang sempat lesu dalam beberapa tahun terakhir. Dengan
demikian, penerbitan sukuk negara akan menyebabkan cukup banyak aliran
dana Timur Tengah yang masuk ke pasar modal syariah Indonesia.
C. Perubahan Strukturisasi pada Bisnis Perbankan
Sukuk/sertifakat berdasarkan syariah dan transformasi pelaksanaan
neraca syariah sangat berpengaruh positif pada pergerakan investasi
produktif. Pendanaan investasi memberikan kesempatan dan akses yang
lebih baik tergadap berbagai bisnis sektor riil di seluruh dunia. Sukuk juga
merupakan obligasi karena memiliki karakteristik pendapatan tetap tetapi
strukturnya memiliki kualitas seperti saham dan mengurangi ketidakpastian.
Penerbitan sukuk di Inggris didasarkan lebih pada isu fundamental makro-
ekonomi. Kendati demikian, menurut orang dalam di industri ini, keputusan
ini akan memberikan harapan bagi penerbitan korporasi.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
183
D. Pertumbuhan IFIs Nonbank
Keuangan Islam adalah untuk tujuan manajemen aset dan sekuritisasi.
Usman (2000), telah mengindikasikan kategori-kategori berikut ini sebagai
pendanaan investasi Islam :
Pendanaan saham, proses di mana investasi dalam bentuk bagian/saham
dari perusahaan saham gabungan, dan return dalam bentuk capital gain
dan dividendidistribusikan sama banyak di antara para investor
Manajemen pendanaan dapat dilaksanakan berdasarkan mudharabah
atau berdasarkan agensi.
Pendanaan mudharabah di mana keuntrungan yang dibagikan kepada
investor (pemegang obligasi) adalah sesuai hasil yang didapatkan oleh
emiten.
Pendanaan ijarah, sejumlah perjanian pendanaan tertentu yang
digunakan untuk pembelian aset guna tujuan leasing. Sewa yang
diterima dari pengunaan didistribusikan di antara orang yang melakukan
perjanjian pendanaan.
Pendanaan komoditas, di mana jumlah perjanjian digunakan dalam
pembelian komoditas yang berbeda untuk tujuan penjuala kembali.
Keuntungan yang dihasilakn dari penjualan dibagikan pada pihak-
pihakyang melakukan perjanjian.
Pendanaan murabahah, pendanaan tertentu yang dibuat untuk penjualan
murabahah merupakan pendanaan yang tertutup dan berakgir, unit ini
tidak dapat diperjualbelikan pada pasar sekunder karena portofolio
murabahah pada bank Islam tidak tidak memiliki aset tangible.
Pendanaan gabungan, merupakan sejumlah perjanjian yang ditempatkan
dalam jenis-jenis investasi yang berbeda seperti saham, leasing,
komoditas dan sebagainya. Untuk perdagangan pendanaan gabungan
aset yang tangible sebaiknya lebih dari 51% sementara aset dan utang
yang likuid kurang dari 50%.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diversifikasi sukuk di Indonesia juga sangat penting, misalnya sukuk
istishna yang berpotensi untuk membiayai proyek-proyek di Indonesia,
khususnya infrastruktur. Institusi keuangan Islam harus melakukan seluruh
jenis perbankan retail sampai manajemen pendanaan dan jasa perusahaan,
dengan memengaruhi beberapa perubahan struktural. Hal ini membutuhkan
koordinasi yang baik antara bank sentral dan SECs di masing-masing
negaar, yang memungkinkan IFIs untuk mengadopsi model dan struktur
yang cocok untuk menjalankan bisnis dengan memerhatikan permintaan
pasar dan prinsip-prinsip syariah.xvii
Diharapkan dengan berkembangnya sukuk di Indonesia akan
meningkatkan arus kas, pintu lapangan kerja semakin tersedia, dan angka
kemiskinan dapat dikurangi. Rencana pemerintah menerbitkan obligasi
syariah senilai Rp 15 triliun patut mendapat apresiasi yang luar biasa. Meski
demikian, bangsa ini harus terus-menerus berbenah dan memperbaiki diri,
mengingat tantangan dan persaingan merebut pasar sukuk akan semakin
ketat.xviii
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
185
Baitul Maal Wat Tamwil
Mawaddah
ABSTRAK
BMT merupakan lembaga keuangan mikro yang dioperasikan
dengan prinsip bagi hasil, menumbuh kembangkan bisnis usaha
mikro. BMT ini adalah lembaga yang independen yang mempunyai
tujuan untuk meningkatkan perekonomian di suatu daerah. Sesuai
dengan teori sinlammim kaffah “ ALLAH MENCIPTAKAN
MANUSIA UNTUK BERIBADAH “, yang menggambarkan dengan
adanya usaha yang halal dan thoyib dari manusia merupakan suatu
bentuk ibadah manusia kepada Allah.
Begitupun dengan pembiayaan yang diberikan BMT untuk
masyarakat menengah bawah untuk menjalankan entrepreneurship
denga amanah, adil, jujur, transparansi, halal dan thoyib.
Keyword: BMT dan ibadah
1. Latar Belakang
BMT ( Baitul Maal Wat Tamwil ) pada dewasa ini memang sedang
berkembang dikarenakan BMT merupakan salah satu model lembaga
keuangan mikro syariah yang paling sederhana. Keberadaan BMT ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi yang nyata dalam pengembangan
sector riil, terlebih lagi bagi kegiatan usaha yang belum memenuhi
persyaratan untuk mengajukan pembiayaan dari bank.
Selain memberikan pelayanan kepada UMK, ada juga hal lain yang
lebih penting untuk diperjuangkan oleh BMT, yakni terwujudnya
masyarakat yang berbasis kepada nila-nilai syariah melalui pelaksanaan
muamalah syariah yang menjadi dasar bagi BMT. Disinilah indicator value
atau brand yang membedakan antara BMT dengan lembaga keuangan mikro
lainnya. Apabila tidak ada atau hilangnya brand ini dalam operasional BMT,
maka tidak ada lagi ruh yang diperjuangkan oleh BMT . Maka, aktualisasi
muamalah syariah menjadi prasyarat dan sekaligus core value bagi BMT.
2. Tujuan
Dengan adanya pembahasan yang mendetail dalam bab ini,
diharapkan dapat memberikan wawasan ataupun pengetahuan bagi pembaca
mengenai BMT dan memahami BMT lebih mendalam lagi.
A. LANDASAN TEORI
1. Pengertian
Baitul Maal Wat Tamwil atau Balai Usaha Mandiri Terpadu
merupakan lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi
hasil, menumbuhkembangkan bisnis usaha mikro dalam rangka mengangkat
derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin,
ditumbuhkan atas prakarsa dan modal awal dari tokoh-tokoh masyarakat
setempat dengan berlandaskan pada system ekonomi yang salaam:
keselamatan ( berintikan keadilan ), kedamaian, dan kesejahteraan.xix
Balai Usaha Mandiri Terpadu ( BMT ) memiliki padanan kata Baitu
Maal wat Tamwil, yaitu Lembaga Keuangan Mikro yang memiliki 2 ( dua
fungsi utama )xx
a. Baitul Tamwil ( Bait = Rumah, at-Tamwil = Pengembangan harta )
melakukan kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif dan
investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
187
dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan
menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya.
b. Baitul Maal ( Bait = Rumah, Maal = Harta ) menerima titipan dana
Zakat, Infaq dan Shadaqoh serta mengoptimalkan distribusinya
sesuai dengan peraturan dan amanahnya.
2. Sifat, Peran dan Fungsi
Baitul Maal wat Tamwil ( BMT ) bersifat terbuka, independen, tidak
partisan, berorientasi pada pengembangan tabungan dan pembiayaan untuk
mendukung bisnis ekonomi yang produktif bagi anggota dan kesejahteraan
social masyarakat sekitar, terutama usaha mikro dan fakir miskinxxi
.
Peran BMT di masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Motor penggerak ekonomi dan social masyarakat banyak.
2. Ujung tombak pelaksanaan system ekonomi syariah
3. Penghubung antara kaum aghnia ( kaya ) dan kaum dhu‟afa (
miskin )
4. Sarana pendidikan informal untuk mewujudkan prinsip hidup yang
barakah, ahsanu „amala, dan salaam melalui spiritual
communication dengan dzikir qalbiyah ilahiah.
Fungsi BMT di masyarakat adalah untuk:
a. Meningkatkan kualitas SDM anggota, pengurus, dan pebelola
menjadi lebih professional, salaam ( selamat, damai, dan sejahtera
), dan amanah.
b. Mengorganisir dan memobilisasi dana sehingga dana yang dimiliki
oleh masyarakat dapat termanfaatkan secara optimal di dalam dan
di luar organisasi untuk kepentingan rakyat banyak.
c. Mengembangkan kesempatan kerja
d. Mengukuhkan dan meningkatkan kualitas usaha dan pasar produk-
produk anggota.
e. Memperkuat dan meningkatkan kualitas lembaga-lembaga
ekonomi dan social masyarakat banyak.
3. Ciri-ciri BMT
Sebagai lembaga usaha yang mandiri, BMT memiliki cirri-cirixxii
sebagai berikut:
1. Berorientasi bisnis, yaitu memilii tujuan mencari laba bersama
dan meningkatkanpemanfaatan sebanyak-banyaknya bagi para
anggota an lingkungannya.
2. Bukan merupakan lembaga social, tetapi dapat dimanfaatkan
untuk mengelola dana social umat, seperti ZISWAF
3. Lembaga ekonomi umat yang dibangun dari bawah secara
swadaya yang melibatkan peran serta masyarakat di sekitarnya.
4. Lembaga ekonomi milik bersama antara kalangan masyarakat
bawah dan kecil serta bukan milik perorangan atau sekelompok
tertentu di luar masyarakat sekitar BMT.
Selama beberapa waktu BMT dilaksanakan dalam bentuk koperasi
syariah tetapi setelah dikeluarkannya UU No. 7/1992 dan PP No. 72/1992,
BMT mulai mengembangkan diri menjadi lembaga keuangan yang
mandirixxiii
.
4. Pendiri BMT
BMT dapat didirikan oleh:
a. Sekurang-kurangnya 20 orang
b. Satu pendiri dengan lainnya sebaiknya tidak memiliki hubungan
keluarga vertical dan horizontal satu kali.
c. Sekurang-kurangnya 70% anggota pendiri bertempat tinggal di
sekitar daerah kerja BMT.
d. Pendiri dapat berambah dalam tahun-tahun kemudian jika
disepakati oleh rapat para pendiri.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
189
5. Permodalan BMT
Modal BMT dapat bersumber dari:
a. Simpanan Pokok ( SP ) yang ditentukan besarnya sama besar untuk
semua anggota.
b. Simpanan Pokok Khusus ( SPK ) , yaitu simpanan pokok yang
khusus diperuntukkan untuk mendapatkan sejumlah modal awal
sehingga memungkinkan BMT melakukan persiapan-persiapan
pendirian dan mulai operasinya. Jumlahnya dapat berbeda-beda
antar anggota pendiri.
Pada pendirian BMT, para pendiri dapat bersepakat agar dalam
waktu 4 ( empat ) bulan sejak disepakati dapat berkumpul uang
sejumlah:
1. Minimal Rp 75 Juta untuk wilayah JABODETABEK
2. Minimal Rp 50 Juta untuk wilayah ibukota provinsii
3. Minimal Rp 30 Juta untuk wilayah ibukota kabupaten/kota
4. Minimal Rp 20 Juta untuk wilayah ibukota kecamatan
5. Minimal Rp 15 Juta untuk daerah pedesaan
6. Status BMT
Status BMT ditentukan oleh sejumlah asset yang dimiliki sebagai
berikut:
a. Pada awal pendiriannya hingga mencapai asset lebih kecil dari Rp
100 Juta, BMT adalah sekelompok Swadaya Masyarakat yang
berhak meminta/mendapatkan Sertifikat Kemitraan dari PINBUK (
Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil )
b. Jika BMT telah memiliki asset Rp 100 Juta atau lebih, maka BMT
diharuskan melakukan proses pengajuan Badan Hukum kepada
notaries setempat, antara lain dapat berbentuk:
1. Koperasi Syariah ( KOPSYAH )
2. Unit Usaha Otonom Pinjam Syariah dari KSP ( Koperasi
Simpan Pinjam ), KSU ( Koperasi Serba Usaha ), KUD (
Koperasi Unit Desa ), kopontren ( Koperasi Pondok Pesantren
), atau Koperasi lainnya yang beroperasi otonom termasuk
pelaporan dan pertanggung jawabannya
7. Anggota BMT
1. Anggota pendiri BMT , yaitu anggota yang membayar simpanan
pokok, simpanan wajib, dan simpanan-simpanan pokok khusus
minimal 4% dari jumlah modal awal BMT yang direncanakan.
2. Anggota biasa, yaitu anggota yang membayar simpanan pokok dan
simpanan wajib.
3. Calon anggota, yaitu mereka yang memanfaatkan jasa BMT tetapi
belum melunasi simpanan pokok dan simpanan wajib.
4. Anggota kehormatan, yaitu anggota yang mempunyai kepedulian
untuk ikut serta memajukan BMT baik moril maupun material
tetapi tidak bisa ikut serta penuh sebagai anggota BMT.
8. Cara Kerja BMT
a. Pendamping atau beberapa pemprakarsa yang mengetahui tentang
BMT, menyampaikan dan menjelaskan idea atau gagasan ini
kepada rekan-rekannya sebagai upaya untuk menarik beberapa
orang sebagai pemprakarsa awal sehingga mencapai lebih dari 20
orang.
b. Dua puluh orang atau lebih tersebut kemudian menyepakati
pendirian BMT di desa, kecamatan, pasar atau mesjid dan
bersepakat mengumpulkan modal awal pendirian BMT.
c. Modal awal kemudian ditentukan sesuai dengan kesepakatan
bersama ( tidak harus jumlahya antara pemprakars, hingga
mencapai jumlah yang telah ditentukan untuk pendirian sebuah
BMT.
d. Pemprakarsa membuat rapat untuk memilih pengurus BMT.
e. Pengurus BMT merapatkan dan merekrut pengelola/siddiq,
tabligh, amanah, fathonah dan benar-benar menguasai visi, misi,
tujuan dan usaha-usaha BMT, serta memiliki keinginan keras dan
dengan sepenuh hati untuk mengembangkan BMT.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
191
f. Pengurus BMT menghubungi PINBUK setempat untuk
memberikan pelatihan kepada calonh-calon pengelola/manajemen
BMT tersebut ( umumnya 2 minggu pelatihan dan magang )
g. Pengelola yang telah diberi pelatihan kemudian membuka kantor
dan menjalankan BMT, dengan giat menggalakkan simpanan
masyarakat dan memberikan pembiayaan pada usaha mikro dan
kecil di sekitarnya.
h. Pembiayaan pada usaha mikro dilakukan dengan menerapkan
system bagi hasil yang disampaikan sesuai dengan akad yang telah
disepakati.
i. Hasil bagi hasil ini kemudian digunakan oleh para pengelola untuk
membayar honor para pengelola dan membayar kegiatan
operasional BMT.
j. Hasil bagi hasil juga digunakan untuk membayar bagi hasil kepada
penyimpan dana, diupayakan agar nilai bagi hasil yang diperoleh
para penyimpan dana bisa lebih besar dari bunga bank
konvensional.
9. Struktur BMT stándar PINBUK
BMT diorganisasikan dan dilaksanakan oleh masyarakat setempat
secara mandiri.
Keberadaan BMT diharapkan dapat berperan untukxxiv
:
1. Melakukan pembinaan dan pendanaan usaha kecil
2. Menjauhkan masyarakat dari praktek ekonomi non syariah.
3. Melepaskan ketergantungan pada rentenir
4. Menjaga keadilan ekonomi masyarakat dengan distribusi yang merata.
Dalam menjalankan usaha BMT menggunakan prinsip seperti halnya bank
syariah yang terdiri dari :
1. Prinsip bagi hasil
2. Prinsip jual beli
3. Prinsip non profit.
4. Prinsip bersyarikat
5. Prinsip pembiayaan
10. Kesehatan BMT
Sebuah BMT perlu diketahui tingkat kesehatannya, karena BMT
merupakan sebuah lembaga keuangan pendukung kegiatan ekonomi rakyat.
Aspek kesehatan BMT dapat dilihat dari:
1. Aspek Jasadiyah yang meliput
a. Kinerja Keuangan
BMT mampu melakukan penggalangan, pengaturan,
penyaluran dan penempatan dana dengan baik, teliti, hati-hati
cerdik dan benar, sehingga berlangsung kelancaran arus
pendanaan dalam pengelolaan kegiatan usaha BMT dan akan
meningkatkan keuntungan secara berkelanjutan.
b. Kelembagaan dan menejemen
BMT memiliki kesiapan untuk melakukan operasinya dilihat
dari sisi kelengkapan legalitas, aturan-aturan, dan mekanisme
organisasi dalam perencanaan, pelaksanaan, pendampingan dan
pengawasan, SDM, permodalan, sarana, dam prasarana kerja.
2. Aspek Ruhiyah, yang meliputi
a. Visi dan Misi BMT
Pengelola, pengurus dan pengawas syariah dan seluruh
anggotanya memiliki kemampuan dalam mengaplikasikan visi
dan misi BMT
b. Kepekaan social
Pengelola, pengurus dan pengawas syariah, dan seluruh
anggotanya memiliki kepekaan yang tajam dan dalam,
responsive, proaktif, terhadap nasib para anggota dan nasib (
kualitas hidup ) warga masyarakat di sekitar BMT tersebut.
c. Rasa memiliki yang kuat
Pengelola, pengurus dan pengawas syariah, dan seluruh anggota
serta masyarakat sekitar memiliki kepeduliann untuk
memelihara keberlangsungan hidup BMT sebagai sarana
ibadah.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
193
d. Pelaksanaan prinsip-prinsip syariah
Pengelola, pengurus dan pengawas syariah, dan seluruh anggota
memberlakukan aturan dan implementasi operasional BMT
sesuai dengan syariah.
B. ANALISIS
Dengan adanya peminjaman dana yang dilakukan oleh BMT, maka
akan mempermudah masyarakat menengah kebawah, berusaha untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara membuat ukm. Karena
sesuai dengan gambar diatas bahwa “ ALLAH MENCIPTAKAN
MANUSIA UNTUK BERIBADAH “, yang menggambarkan adanya
usaha yang halal dan thoyib dari manusia merupakan suatu bentuk
ibadah manusia kepada Allah. Baik dari sisi membuat usaha (
berusaha tuk membuka ukm ) ataupun penyaluran dana dari zakat,
wakaf dan sebagainya merupakan ibadah kepada-Nya. Mari kita
landasi dengan nilai IBADAH, dari semua kegiatan kita baik social,
ekonomi, politik dan sebagainya di dunia ini untuk mendapatkan
keberkahan dari-Nya.
C. KESIMPULAN
BMT ( Baitul Maal Wat Tamwil ) merupakan suatu lembaga mikro
mandiri yang isinya berintikan lembaga bait al-mal wa al-tamwil, yakni
lembaga usaha masyarakat yang mengembangkan aspek-aspek produksi
dan investasi untuk meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi dalam
skala kecil dan menengah.
ALLAH
MANUSIA
IBADAH
BMT memiliki 2 ( dua fungsi utama )
a. Baitul Tamwil ( Bait = Rumah, at-Tamwil = Pengembangan harta )
melakukan kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif dan
investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro
dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan
menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya.
c. Baitul Maal ( Bait = Rumah, Maal = Harta ) menerima titipan dana
Zakat, Infaq dan Shadaqoh serta mengoptimalkan distribusinya
sesuai dengan peraturan dan amanahnya.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
195
ZAKAT, INFAK, SHADAQAH DAN WAKAF
(ZISWAF)
Arudin Subkhi
Abstrak
Zakat adalah ibadah yang memiliki dua dimensi yaitu vertikal dan
horisontal, yaitu merupakan ibadah sebagai bentuk ketaatan kepada Allah
(vertical) dan sebagai kewajiban kepada sesama manusia (horizontal). Zakat
juga sering disebut sebagai ibadah maaliyah ijtihadiyah. Tingkat pentingnya
zakat terlihat dari banyaknya ayat (sekitar 82 ayat) yang menyandingkan
perintah zakat dengan perintah sholat.
Zakat merupakan salah satu ciri dari sistem ekonomi Islam, karena zakat
merupakan salah satu implementasi azas keadilan dalam sistem ekonomi
Islam. Menurut M.A Mannan (1993) zakat mempunyai enam prinsip yaitu :
1. prinsip keyakinan keagamaan; yaitu bahwa orang yang membayar
zakat merupakan salah satu manifestasi dari keyakinan agamanya;
2. prinsip pemerataan dan keadilan; merupakan tujuan sosial zakat yaitu
membagi kekayaan yang diberikan Allah lebih merata dan adil kepada
manusia.
3. prinsip produktifitas; menekankan bahwa zakat memang harus dibayar
karena milik tertentu telah menghasilkan produk tertentu setelah lewat
jangka waktu tertentu.
4. prinsip nalar; sangat rasional bahwa zakat harta yang menghasilkan itu
harus dikeluarkan.
5. prinsip kebebasan; zakat hanya dibayar oleh orang yang bebas
6. prinsip etika dan kewajaran; yaitu zakat tidak dipungut secara semena-
mena
Menurut Monzer Kahf, tujuan utama dari zakat adalah untuk mencapai
keadilan sosial ekonomi. Zakat merupakan transfer sederhana dari bagian
dengan ukuran tertentu harta si kaya untuk dialokasikan kepada si miskin
(Kahf,1999).
Muhammad Daud Ali menerangkan bahwa tujuan zakat adalah :
1. mengangkat derajat fakir miskin;
2. membantu memecahkan masalah para gharimin, ibnu sabil dan
mustahik lainnya;
3. membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat Islam
dan manusia pada umumnya;
4. menghilangkan sifat kikir dan loba para pemilik harta;
5. menghilangkan sifat dengki dan iri (kecemburuan sosial) dari hati
orang-orang miskin;
6. menjembatani jurang antara si kaya dengan si miskin di dalam
masyarakat;
7. mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang
terutama yang memiliki harta;
8. mendidik manusia untuk berdisiplin menunaika kewajiban dan
menyerahkan hak orang lain padanya;
9. sarana pemerataan pendapatan untuk mencapai keadilan sosial (Ali,
1988).
Sedangkan menurut M.A. Mannan, secara umum fungsi zakat meliputi
bidang moral, sosial dan ekonomi. Dalam bidang moral, zakat mengikis
ketamakan dan keserakahan hati si kaya. Sedangkan dalam bidang sosial,
zakat berfungsi untuk menghapuskan kemiskinan dari masyarakat. Di bidang
ekonomi, zakat mencegah penumpukan kekayaan di tangan sebagian kecil
manusia dan merupakan sumbangan wajib kaum muslimin untuk
perbendaharaan negara.
Latar belakang
Penerimaan zakat dari banyak orang oleh Rasulullah dikataka sebagai
suatu ibadah mensucikan mereka dari kekotoran hartanya. Kata zakat itu
sendiri menunjukkan bahwa harta yang dibelanjakan secara tidak bijaksana
baik untuk kepentingan diri sendiri maupun orang lain, akan menimbukan
keburukan didalam masyarakat (dengan cara menggalakkan industri-industri
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
197
yang tidak produktif dan mewah sehingga melahirkan pertentangan dan
perbedaan kelas). Hanya apabila harta dibelanjakan untuk hal-hal yang baik
saja dapat menumbuhkan dan mensucikan masyarakat dari keburukan
(dengan mendorong pembangunan industri yang sehat, bermanfaat dan
produktif).
Sesungguhnya, zakat disebut “Zakat” karena zakat membantu
mensucikan jiwa manusia (dari sifat mementingkan diri sendiri, kikir dan
cinta harta) sehingga mampu membuka jalan untuk pertumbuhan dan
kemajuan suatu perekonomian (melalui pembelanjaan untuk orang lain).
Zakat bukan sekedar sumbangan, melainkan merupakan suatu langkah yang
penting demi kemajuan umat manusia.
Pembayaran zakat merupakan ketaatan yang sungguh-sungguh
terhadap Allah, yang hasilnya ditunjukkan dalam bentuk kepribadian dan
tingkah laku orang-orang yang melaksanakannya. Kitab suci Al-Qur‟an telah
menggambarkan ketakwaan dan kebaikan orang-orang yang melaksanakan
pembayaran zakat dengan ayat-ayat yang artinya;
“Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan,
dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya
mereka akan kembali kepada tuhan mereka”. (Al-Mu‟minuun : 4)
Kata zakat, seperti yang dijelaskan diatas, membentuk dua fungsi yang
penting. Pertama zakat akan mensucikan jiwa orang yang membayarnya
dari sifat serakah dan sebaliknya, mendorong untuk berderma dan
membelanjakan harta untu hal-hal yang baik. Kedua, zakat menjadikan
masyarakat tumbuh dengan baik (sehat). Zakat mencegah segala pengaruh
yang menyebabkan terhambatnya pertumbuhan ekonomi, sebaiknya,
mendorong tercapainya kemajuan ekonomi. Dengan menjadikan zakat
sebagai suatu kewajiban bagi setiap muslim yang berharta untuk membayar
zakat atas harta kekayaanya, harta miliknya, barang perdagangan dan
sebagainya, akan memberikan dorongan yang sangat kuat kepada banyak
orang untuk melakukan investasi modalnya sehingga mampu menumbuhkan
dan meningkatkan kekayaan total seluruh masyarakat.
ZAKAT
a. Zakat menurut etimologi
Zakat menurut etimologi berarti, berkah, bersih, berkembang dan
baik. Dinamakan zakat karena, dapat mengembangkan dan menjauhkan
harta yang telah diambil zakatnya dari bahaya. Menurut Ibnu Taimiah hati
dan harta orang yang membayar zakat tersebut menjadi suci dan bersih serta
berkembang secara maknawi.
b. Zakat menurut terminologi
Zakat menurut terminologi berarti, sejumlah harta tertentu yang
diwajibkan oleh Allah swt. untuk diberikan kepada para mustahik yang
disebutkan dalam Al-qur‟an. Atau bisa juga berarti sejumlah tertentu dari
harta tertentu yang diberikan untuk orang tertentu. Lafal zakat dapat juga
berarti sejumlah harta yang diambil dari harta orang yang berzakat.
Zakat dalam Al-qur‟an dan hadis kadang-kadang disebut dengan
sedekah, seperti firman Allah swt. yang berarti, "Ambillah zakat (sedekah)
dari harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan
mereka dan berdoalah buat mereka, karena doamu itu akan menjadi
ketenteraman buat mereka." (Q.S. At Taubah, 103). Dalam sebuah hadis
sahih, Rasulullah saw. ketika memberangkatkan Muaz bin Jabal ke Yaman,
beliau bersabda, "Beritahulah mereka, bahwa Allah mewajibkan membayar
zakat (sedekah) dari harta orang kaya yang akan diberikan kepada fakir
miskin di kalangan mereka." (Hadis ini diketengahkan oleh banyak perawi).
c. Syarat-syarat Harta yang wajib dikeluarkan zakatnya
Islam selalu menetapkan standard umum pada setiap kewajiban yang
dibebankan kepada umatnya, termasuk penetapan harta yang menjadi
sumber atau obyek zakat.
Persyaratan harta yang menjadi sumber atau obyek zakat
Pertama, harta tersebut harus didapatkan dengan cara yang baik dan yang
halal. Artinya harta yang haram, baik substansi bendanya maupun cara
mendapatkannya jelas tidak akan dikenakan zakat, karena Allah tidak akan
menerimanya, sebagaimana yang tersebut dalam QS Al Baqarah 267
menyatakan :
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
199
“ Hai orang-orang yang beriman nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian
dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian drai apa yang Kami
keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-
buruk lalu kamu nafkahkan darinya, padahal kamu sendiri tidak mau
mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan
ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”
Kedua, harta tersebut berkembang atau berpotensi untuk dikembangkan,
seperti melalui kegiatan usaha atau perdagangan atau diinvestasikan, baik
oleh diri sendiri atau orang lain. Dalam terminologi fiqhiyyah, menurut
Yusuf al Qardhawi pengertian berkembang ada dua macam, yaitu secara
konkret dan tidak konkret. Yang konkret dengan cara dikembangbiakkan,
diusahakan, diperdagangkan dan yang sejenis dengannya. Sedangkan yang
tidak konkret maksudnya harta tersebut berpotensi untuk berkembang, baik
berada ditangannya maupun di tangan orang lain atas namanya.
Syarat ini sesungguhnya mendorong setiap muslim untuk memproduktifkan
harta yang dimilikinya. Harta yang diproduktifkan akan selalu berkembang
dari waktu-waktu dan ini sesuai dengan makna zakat “Al Naama” yang
berarti berkembang dan bertambah.
Ketiga, milik penuh, yaitu harta tersebut berada di bawah kontrol dan dalam
kekuasaan pemiliknya. Atau menurut sebagian ulama bahwa harta itu berada
di tangan pemiliknya di dalamnya tidak tersangkut hak orang lain dan ia
dapat memilikinya.
Keempat, harta tersebut menurut jumnhur ulama, harus mencapai nisab,
yaitu jumlah minimal yang menyebabkan harta terkena kewajiban zakat.
Contohnya nisab zakat emas adalah 85 gram, nishab zakat hewan ternak
kambing adalah 40 ekor dan sebagainya. Hal ini berdasarkan berbagai hadist
yang berkaitan dengan standard minimal kewajiban zakat, misalnya hadist
riwayat Bukhari dan Abi Said bahwa Rasulullah saw bersabda :
“Tidaklah wajib sedekah (zakat) pada tanaman kurma yangkurang dari lima
ausaq. Tidak wajib sedekah (zakat) pada perak yang kurang dari lima awaq.
Tidak wajib sedekah (zakat) pada unta yang kurang dari lima ekor.”
Sedangkan Abu Hanifah berpendapat bahwa banyak atau sedikit hasil
tanaman yang tumbuh di bumi wajib dikeluarkan zakatnya, jadi tidak ada
nishab. Hal ini berdasarkan hadist riwayat Imam Bukhari dari Salim bin
Abdillah, dari bapaknya, bahwasanya Nabi Muhammad saw bersabda :
“Setiap tanaman yang diari oleh air hujan atau air sungai, maka zakatnya
adalah sepersepuluh. Dan yang diairi dengan mempergunakan alat,
zakatnya adalah separo dari sepersepuluh (lima persen).”
Namun menurut Dr. Didin Hafidhuddin, nisab merupakan keniscayaan
sekaligus merupakan kemaslahatan, sebab zakat itu diambil dari orang yang
kaya (mampu) dan diberikan kepada orang-orang yang tidak mampu.
Indikator kemampuan harus jelas, dan nisablah merupakan indikator
kemampuannya. Jika kurang dari nisab, Islam memberikan pintu untuk
mengeluarkan sebagian dari penghasilan yaitu infak dan sedekah.
Kelima, sumber-sumber zakat tertentu seperti perdagangan, peternakan,
emas dan perak harus sudah berada atau dimiliki atau diusahakan dalam
tenggang waktu satu tahun. Persyaratan ini yang disebut persyaratan al haul.
Ini berdasarkan hadist riwayat Abu Dawud dari Ali bin Abi Thalib,
Rasulullah bersabda:
“ Jika Anda memiliki dua ratus dirham dan telah berlalu waktu satu tahun,
maka wajib dikeluarkan zakatnya sebanyak lima dirham. Anda tidak
mempunyai kewajiban apa-apa sehingga Anda memiliki dua puluh dinar dan
telah berlalu waktu satu tahun, dan Anda harus berzakat sebesar setengah
dinar. Jika lebih, maka dihitung berdasarkan kelebihannya. Dan tidak ada
zakat pada harta sehingga berlalu waktu satu tahun.
Keenam, sebagian ulama mahzab Hanafi mensyaratkan kewajiban zakat
setelah terpenuhi kebutuhan pokok, atau dengan kata lain zakat dikeluarkan
setelah terdapat kelebihan dari kebutuhan hidup sehari-hari. Yang dimaksud
dengan kebutuhan pokok adalah kebutuhan yang jika tidak terpenuhi akan
mengakibatkan kerusakan dan kesengsaraan dalam hidup. Namun sebagian
ulama berpendapat bahwa amatlah sulit untuk menentukan atau mengukur
seseorang itu telah terpenuhi kebutuhan pokoknya atau belum. Dan
kebutuhan pokok setiap orang berbeda-beda. Karena itu menurut mereka
syarat nishab dan an namaa sudahlah cukup.
d. Sumber-sumber Zakat
Jenis-jenis harta yang menjadi sumber zakat yang dikemukakan secara
terperinci dalam Al Qur‟an dan hadist, menurut sebagian ulama pada
dasarnya ada empat jenis yaitu (1) tanam-tanaman dan buah-buahan, (2)
hewan ternak, (3) emas dan perak serta (5) harta perdagangan. Pada masa
Rasulullah kelompok harta yang ditetapkan menjadi obyek zakat terbatas
pada (1) emas dan perak; (2) tumbuh-tumbuhan tertentu seperti gandum,
jelai, kurma dan anggur; (3) hewan ternak tertentu seperti domba atau biri-
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
201
biri, sapi dan unta; (4) harta perdagangan (tijarah); (5) harta kekayaan yang
ditemukan dalam perut bumi (rikaz). Sedangkan menurut ulama yang lain
menyatakan bahwa harta yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah nuqud
(emas dan perak), barang tambang dan temuan, harta perdagangan, tanaman
dan buah-buahan, hewan atau binatang ternak. Selain dari yang disebutkan
itu, Qur‟an hanya merumuskan apa yang wajib dizakati dengan rumusan
yang sangat umum yaitu ”kekayaan”, seperti firman Nya ” Pungutlah
olehmu zakat dari kekayaan mereka .....” . ”Di dalam kekayaan mereka
terdapat hak peminta-minta dan orang yang melarat.” Yang harus
diperhatikan adalah, apakah definisi dari kekayaan tersebut ? Menurut Yusuf
Qardhawi (Yusuf Qardhawi, 123, 2002)9 kekayaan atau amwal (kata jamak
dari maal) menurut bahasa Arab adalah segala sesuatu yang diinginkan
sekali oleh manusia untuk menyimpan dan memilikinya. Atas dasar tersebut
setiap benda berwujud yang diinginkan manusia untuk disimpan atau
dimilikinya setelah memenuhi syarat-syarat wajib zakat, harus dikeluarkan
zakatnya.
e. Zakat Merupakan Pajak Atau Kewajiban Agama
Beberapa ahli ekonomi islam menganggap zakat merupakan sejenis
pajak karena zakat memenuhi beberapa persyaratan perpajakan. Sumbangan
biasa yang memenuhi persyaratan dibawah ini oleh para ahli ekonomi
dianggap sebagai pajak.
a. Pembayaran yang diwajibkan
b. Tidak ada balasan atau imbalan dan
c. Diwajibkan kepada seluruh masyarakat suatu negara.
Zakat memenuhi persyaratan pertama dan kedua sedangkan persyaratan
ketiga tidak. Zakat adalah pembayaran yang diwajibkan dan tidak ada
balasan atau imbalan atas pembayaran tersebut, akan tetapi hanya dikenakan
kepada orang muslim dinegara itu sedangkan orang-orang non muslim
terbebas dari kewajiban membayar zakat. Sebenarnya zakat, seperti halnya
menunaikan shalat atau mengerjakan haji, merupakan suatu bentuk ibadah
atau tugas agama yang mempunyai perbedaan psikologis sangat berbeda
dengan pajak biasa. Oleh karena itu, zakat bukanlah suatu pajak dalam arti
yang sebenarnya.
f. Tujuan Zakat
salah satu tujuan zakat terpenting adalah mempersempit ketimpangan
ekonomi didalam masyarakat hingga kebatas yang seminimal mungkin.
Tujuannya adalah menjadikan perbedaan ekonomi diantara masyarakat
secara adil dan seksama, sehingga yang kaya tidak tumbuh semakin kaya
(dengan mengeksploitasi anggota masyarakat yang miskin) dan yang miskin
semakin miskin.
INFAQ
adalah Seluruh bentuk pembelanjaan atau pengerahan potensi/kemampuan
kita dalam bentuk materil maupun non materi seperti keilmuan, pemikiran,
skill dan sebagainya untuk syiar/kepentingan islam. Ada yang hukumnya
wajib, seperti nazar, kafarat dan ada pula yang sunah seperti bantuan
bencana, dana kemanusiaan dan lainnya.
SHADAQAH
Shadakqah adalah memberikan benda tanpa ada tukarannya atau timbal
balik namun dengan memiliki niat untuk mengharapkan pahala diakhirat
(Al-Baqarah, 177).
Shadaqah merupakan bentuk kejujuran dalam rangka
implementasi/pembuktian iman dan bakti seorang muslim kepada Allah
SWT.
WAKAF
secara etimoogis, waqf berarti menahan.
Adapun secara terminologis, berarti menghentikan harta yang dapat
dimanfaatkan dengan dijamin kelestariannya, tidak melakukan tindakan
hukum kepada benda tersebut, tidak boleh dijual, dihibahkan atau
diwariskan. Wakaf termasuk bagian dari amal Jariyah atau untuk
kepentingan umum dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah.
Syarat harta wakaf adalah harta tersebut merupakan sesuatu yang
dapat diperjulbelikan, dapat digunakan, dan tidak hilang manfaatnya setelah
digunakan, dan tidak pula hilang bentuk aslinya dengan penggunaan
tersebut.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
203
Harta yang telah diwakafkan, telah lepas dari kepemilikan pemiliknya
semula, telah kembali menjadi milik Allah, yang berarti telah menjadi milik
umat, atau ulu al-amri (negara). Untuk pengelolaannya ditunjuk suatu badan
yang disebut nazhir waqf, yang gajinya diambil dari hasil dari harta wakaf
tersebut.
Keadaan harta wakaf tidak boleh diubah bentuknya, sesuai dengan
kehendak orang yang mewakafkan, kecuali jika keadaan harta tersebut telah
tidak bermanfaat lagi. Dalam keadaan demikian, harta tersebut dapat dijual,
yang hasil penjualannya dibelikan harta lain yang bermanfaat dan senilai
dengan itu.
Harta Wakaf Adalah Dana Umat
Wakaf merupakan salah satu bentuk ibadah, yang nilainya lebih
dominan pada ibadah sosial. Ini juga berarti merupakan salah satu jenis dari
beberapa jenis ibadah serupa, seperti amal shalih, shadaqah, infaq dan
lainnya: yang kesemuanya itu merupakan bentuk charity (chari-table
endowments).
Oleh karena itu, untuk kemaslahatan umum dengan sekian banyak
skala prioritas, maka akan meliputi setidaknya program-program yang
dikategorikan kedalam beberapa jenis:
a. Bangunan fsik
b. Peningkatan keilmuan, termasuk perpustakaan
c. Pendidikandari TK sampai keatas sesuai dengan kemampuan
d. Beasiswa
e. Pemberdayaa masyarakat, meliputi pemberdayaan ekonomi umat,
pemberdayaan partisipasi masyarakat/umat, pemberdayaan HAM
masyarakat/umat.
f. Pembinaan keluarga sakinah
g. Pembinaan dan pengembangan remaja/pemuda muslim
h. Pusat kajian/studi
i. Pusat konsultasi
j. Pembinaan anak jalanan dan lain-lain.
Dari kesemuanya itu dapat dibuat sekala prioritas atau dapat pula
memakai cara presentasi dari pemanfaatan semua harta wakaf tadi.
Perlu kita perhatikan, bahwa dari jenis-jenis dari program yang dsebut
diatas, yang haruss dikerjakan adalah keberadaan dana umat sebagai modal
pemberdayaan eokonomi rakyat/umat. Disini bukan saja untuk memberi
modal usaha kepada anggota umat, namun harus diawali dari pelatihan
(training) yang mencakup mentalitas dan skill untuk usaha mandiri. Ini
mencakup pelatihan kewirausahaan oleh para pelatih yang profesional,
bukan sekedar oleh para birokrat. Dari training sampai implementasi
usahanya sekaligus dapat dilatahi dengan bisnis, manajemen, dan ekonomi
yang sesuai dengan syari‟ah.
Investasi dan Pasar Modal Syariah Tiga Dimensi | A. Pengertian, Sejarah, Dasar Hukum dan Tujuan Berdirinya
205
CATATAN AKHIR
1. Abdul Aziz Alkhayyat. Al-Ashum wa As-Sanadat Min Mandzuur Al-Islam.Daarussalam. Mesir.
1979
2. Achsien, Iggi H. Investasi Syariah di Pasar Modal. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.2000
3. Ahmad Azhar Syarief.Evaluasi satu semester penerbitan Daftar Efek Syariah demi pengembangan
Industri Pasar Modal Syariah di Indonesia.Karim Riview.2008
4. BAPEPAM. Studi tentang Investasi Syariah di Pasar Modal Indonesia. Jakarta.2004
5. Christopher Pass and Bryan Lowes, Kamus Lengkap Ekonomi.Perj. Tumpal Rumapea, Erlanga.
Jakarta. 1999
6. Hamida Chapakia dan Yulizar D Sanrego.an Empirical Analysis of Islamic Stock Return in Malaysia.
The International Conference on Islamic Capital Markets. Muamalat Institute.IRTI. Jakarta. 2007
7. Hifzur Rab. Economic Justice in Islam.A.S Noordeen. Gombak.Kuala Lumpur.2006
8. Jaih Mubarok. Perkembangan fatwa Ekonomi Syariah di Indonesia.Pustaka bani Quraisy.Jakarta. 2004
Ahmad Fikri Assegaf & Muhammad Faiz Aziz. Jurnal Hukum & Pasar Modal. (Jakarta : Himpunan
Konsultan Hukum Pasar Modal). Hal. 5-7.
1 Umi Karomah Yaumidin. Investasi Syariah Implementasi Konsep Pada Kenyataan Empirik. (Yogyakarta : Kreasi Wacana). Hal. 341.
1 Inggrid Tan. Bisnis & Investasi Sistem Syariah. (Yogyakarta : Universitas Atma Jaya). Hal.54. 1 Heri Sudarsono, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi Dan Ilustrasi,
(Yogyakarta:Ekonisia, 2008). Hal. 239. 1 Nurul Huda & Mustafa Edwin Nasution. Investasi Pada Pasar Modal Syariah. (Jakarta : Kencana
Prenada Media Group). Hal. 83-88. 1 Heri Sudarsono, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi Dan Ilustrasi, (Yogyakarta:Ekonisia, 2008). Hal. 239. 1 Nurul Huda & Mustafa Edwin Nasution, investasi pada pasar modal syarih, (Jakarta: kencana
prenada media group, 2008), Hal. 90-100 1 Prof. Dr. Abdul Hamid, Pasar Modal Syariah, (Jakarta:Lembaga Penelitian UIN Jakarta,2009),
Hal.61.
11 Heri Sudarsono, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi Dan Ilustrasi, (Yogyakarta:
Ekonisia, 2008), Hal . 242-246.
www.bapepam.go.id
Majelis Ulama Indonesia. (2003). Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional. MUI, Jakarta.
Abdul Aziz Alkhayyat. Al-Ashum wa As-Sanadat Min Mandzuur Al-Islam.Daarussalam. Mesir.
1979
Achsien, Iggi H. Investasi Syariah di Pasar Modal. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.2000
Ahmad Azhar Syarief.Evaluasi satu semester penerbitan Daftar Efek Syariah demi pengembangan
Industri Pasar Modal Syariah di Indonesia.Karim Riview.2008
BAPEPAM. Studi tentang Investasi Syariah di Pasar Modal Indonesia. Jakarta.2004
Christopher Pass and Bryan Lowes, Kamus Lengkap Ekonomi.Perj. Tumpal Rumapea, Erlanga.
Jakarta. 1999
Hamida Chapakia dan Yulizar D Sanrego.an Empirical Analysis of Islamic Stock Return in Malaysia. The International Conference on Islamic Capital Markets. Muamalat Institute.IRTI.
Jakarta. 2007
Hifzur Rab. Economic Justice in Islam.A.S Noordeen. Gombak.Kuala Lumpur.2006
Jaih Mubarok. Perkembangan fatwa Ekonomi Syariah di Indonesia.Pustaka bani Quraisy.Jakarta. 2004
Khaled A. Hussein. Islamic Investment : Evidence From Dow Jones And FTSE Indices. On Islamic
Economic and Banking in 21 century. Jakarta .2005
Marzuki Usman. Pengetahuan Dasar Pasar Modal IBI. Jakarta.1997
Al-Qur‟an Al-Karim
1 - Muhammad Yusuf, "Perspektif al-Qur'an tentang al-Qasas" (Yogyakarta: STIS, 1999), hal.1.
2 - Untuk mengetahui metode ini lebih jauh bisa baca bukunya Noeng Muhadjir, "Metodologi
Penelitian Kualitatif" (Yogyakarta: Rakersorasin, 1996), hal.49-51. 3 - Afzoekir Rahman, "Doktrin Ekonomi Islam jilid I", penerjemah: Soenoyo (Yogyakarta: Dara
Bakti Wakaf, 1995), hal.83.
4 - Ibid.
Huda, nurul dan M.E.Nasution.(2008). Investasi pada Pasar Modal Syariah. Kencana Prenada
Media Group, Jakara
Sudarsono, Heri. 2008. Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi Dan Ilustrasi. Ekonisia
:Yogyakarta
Huda , Nurul. Mustafa Edwin Nasution. 2008. Investasi Pada Pasar Modal Syarih. kencana
prenada media group: Jakarta
Tan, Inggrid. 2009. Bisnis & Investasi Sistem Syariah. Penerbit Universitas Atma Jaya :
Yogyakarta.
Hamid, Abdul. 2009. Pasar Modal Syariah. Lembaga Penelitian UIN : Jakarta.
Yaumidin, Umi Karomah. Investasi Syariah Implementasi Konsep Pada Kenyataan Empirik.
207
i Heri Sudarsono, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi Dan Ilustrasi, (Yogyakarta:Ekonisia, 2008). Hal. 239. ii Anjrah Lelono Broto “Kapitalisme Dan Sukuk” kompas.com.
iii . Hendro Wibowo “sejarah Sukuk” Rabu,18 Juni 2008
iv (Ayub, 2005).
v (Adam, 2005).
vi DSN, Himpunan Fatwa, h. 197.
vii Norashikin, Abdul Hamid, Guide to the Malaysian Bond Market, Rating Agency Malaysia
Berhad,Kuala Lumpur, 2000, h. 27
viii Dr.Ir. Roikhan Mochamad Aziz.MM Kode Tuhan. (Jakarta: Esa Alam, 2006), h.141. Islam
mampu memberikan kontribusi dalam memperbaiki sistem dunia dengan pendekatan menyeluruh yaitu dengan konsep Islam Kâffah (QS. Al-Baqarah [2]: ayat 208) sebagai system
thinking dan metode sinlammim sebagai System Dynamicsnya.
Http://groups.yahoo.com/group/sinlammim
ix (QS. Al-Baqarah [2]: ayat 208) Artinya: masuklah kalian ke dalam Islam secara Kaffah.
Kaffahdiintepretasikan sebagai pendekatan holistic.Berpikir holistic adalah berpikir kaffah, dalam hal ini„Berpikir Kaffah‟ merupakan pendekatan yang sama dengan System Thinking
dan metode Islamnyaberupa akar kata dari Islam yaitu Sinlammim dapat dimaknai dengan
persamaan dengan metode System Dynamicsnya. Http://www.sinlammim.net
xDr.Ir. Roikhan Mochamad Aziz.MM Sinlammim Kode Tuhan. (Jakarta: Esa Alam, 2006),
h.142. Proses menciptakan, membangun, dan mengembangkan yang baik adalah
menggunakan metode. Sang Pencipta juga menggunakan metode dalam proses kehidupan, salah satunya adalah metode sinlammim. Metode ini merupakan pendekatan lebih detil,
sejalan dengan peradaban komputer, era digital, nano teknologi, dan teknik akar. Sinlammim
merupakan akar dari kata Islam, atau bisa dikatakan sinlammim adalah akar dari semua huruf (hijaiyah root), dan 319 adalah akar dari semua bilangan (digital root). Semakin banyak
pembuktian dari sinlammim, maka semakin besar kekuatan ekonomi kaffah.
Http://www.sinlammim.com
xi Dr.Ir. Roikhan Mochamad Aziz.MM Sinlammim Kode Tuhan. (Jakarta: Esa Alam, 2006),
h.142. Proses menciptakan, membangun, dan mengembangkan yang baik adalah
menggunakan metode. Sang Pencipta juga menggunakan metode dalam proses kehidupan, salah satunya adalah metode sinlammim. Metode ini merupakan pendekatan lebih detil,
sejalan dengan peradaban komputer, era digital, nano teknologi, dan teknik akar. Sinlammim
merupakan akar dari kata Islam, atau bisa dikatakan sinlammim adalah akar dari semua huruf (hijaiyah root), dan 319 adalah akar dari semua bilangan (digital root). Semakin banyak
pembuktian dari sinlammim, maka semakin besar kekuatan ekonomi kaffah.
Http://www.sinlammim.com
xii Dr.Ir. Roikhan Mochamad Aziz.MM Sinlammim Kode Tuhan. (Jakarta: Esa Alam, 2006),
h.142. Proses menciptakan, membangun, dan mengembangkan yang baik adalah
menggunakan metode. Sang Pencipta juga menggunakan metode dalam proses kehidupan,
salah satunya adalah metode sinlammim. Metode ini merupakan pendekatan lebih detil,
sejalan dengan peradaban komputer, era digital, nano teknologi, dan teknik akar. Sinlammim merupakan akar dari kata Islam, atau bisa dikatakan sinlammim adalah akar dari semua huruf
(hijaiyah root), dan 319 adalah akar dari semua bilangan (digital root). Semakin banyak
pembuktian dari sinlammim, maka semakin besar kekuatan ekonomi kaffah. Http://www.sinlammim.com
xiii Salman Syed Ali (2005: 74) merujuk Loïc Chiquier; Olivier Hassler; dan Michael Lea
(2004) dan Republika, 2 Agustus 2005.
xiv Ascarya, Ali Sakti, Noer A. Achsani, dan Yumanita Diana
xv Huda, Nurul dkk. 2008. Investasi Pada Pasar Modal Syariah Cetakan kedua. Jakarta :
Kencana Predana Media Group
xvi Miftachul Hudasiwi
xvii Opcit
xviiiIrfan Syauqi Beik
xix Hosen M. Nadratuzzaman, dkk. Materi Dakwah Ekonomi Syariah. ( Jakarta: PKES, 2008 )
halaman 167 xx
Madjid Baihaqi Abdul, dkk. Pedoman Pendirian, Pembinaan dan Pengawasan LKM BMT. (
Jakarta Selatan: LAZNAS BMT, 2007 ) halaman 9 xxi
Hosen M. Nadratuzzaman, dkk. Op Cit. halaman 168 xxii
Halaman 107-108
DAFTAR PUSAKA
An-Nabhani, Taqiyuddin. Sistem Ekonomi Islam. Jakarta: Al-Azhar Press.
2009
Huda, Nurul. Investasi Pada Pasar Modal Syariah. Jakarta: Prenada Media
Grup. 2008
Siamat, Dahlan. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: Lembaga penerbit
fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.2000
Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta:
Ekonosia. 2007
Heri Sudarsono. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. (Yogyakarta:
Ekonosia, 2007)
Rasjid. Sulaiman. Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2004
Sudarsono, Heri. 2008. Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi
Dan Ilustrasi. Ekonisia :Yogyakarta
Huda , Nurul. Mustafa Edwin Nasution. 2008. Investasi Pada Pasar Modal
Syarih. kencana prenada media group: Jakarta
Tan, Inggrid. 2009. Bisnis & Investasi Sistem Syariah. Penerbit Universitas
Atma Jaya : Yogyakarta.
Hamid, Abdul. 2009. Pasar Modal Syariah. Lembaga Penelitian UIN :
Jakarta.
Yaumidin, Umi Karomah. Investasi Syariah Implementasi Konsep Pada
Kenyataan Empirik. Kreasi Wacana : Yogyakarta
Rahman, Afzalur. Doktrin ekonomi islam, Yogyakarta: Dana Bhaki Wakaf,
1996
Saleh, H.E. Hassan. Kajian Fiqh Nabawi dan Fiqh Kontemporer, Jakarta:
Rajawali Pers, 2008
Azizy, A. Qodri. Membangun Fondasi Ekonomi Umat, Yogyakarta: Pustaka
Belajar, 2004
Ibrahim. Pengantar Hukum Islam, Djakarta: Garda, 1965
Anshari, Endang Saiffudin. wawasan islam, Bandung: Pustaka, 1983
Haryono, Anwar. Hukum Islam, keluasan dan keadilannya. Jakarta: Bulan-
Bintang, 1967Hifzur Rab. Economic Justice in Islam.A.S Noordeen. Gombak.Kuala
Lumpur.2006
Jaih Mubarok. Perkembangan fatwa Ekonomi Syariah di Indonesia.Pustaka
bani Quraisy.Jakarta. 2004 Ensiklopedia Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Abdul Madjid, Baihaqi. Pedoman Pendirian, Pembinaan dan Pengawasan
LKM BMT Lembaga Keuangan Mikro Baitul Maal Wat Tamwil. Jakarta: Laznas
BMT. 2008
M Nadratuzzaman, Hosen, dkk. Materi Dakwah Ekonomi Syariah. Jakarta:
PKES. 2008
Majelis Ulama Indonesia. (2003). Himpunan Fatwa Dewan Syariah
Nasional. MUI, Jakarta. Google :Risiko Dan Spekulasi Dalam Investasi Syariah
Abdul Aziz Alkhayyat. 1979. Al-Ashum wa As-Sanadat Min Mandzuur Al-
Islam. Mesir : Daarussalam.
Achsien, Iggi H. 2000. Investasi Syariah di Pasar Modal. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.
Ahmad Azhar Syarief. 2008. Evaluasi satu semester penerbitan Daftar Efek
Syariah demi pengembangan Industri Pasar Modal Syariah di Indonesia. Karim
Review.
Huda, Nurul dkk. 2008. Investasi Pada Pasar Modal Syariah Cetakan
kedua. Jakarta : Kencana Predana Media Group.
Nasrun Haroen. 2000. Perdagangan saham di bursa efek. Tinjauan hukum
Islam. Yayasan kalimah.
www.idx.co.id
www.google.com
www.niriah.com
www.bapepam.go.id
www.portalreksadana.com
www.reksadanasyariah.com
www.reksadanasyariah.net
KONSENTRASI EKONOMI ISLAM
JURUSAN ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Quote Of The Day
Satria Ali Suadi “ Berjuanglah untuk satu hal yang buat kamu bahagia. Don’t
give up and spirit”
Yunie Fitiani “ Semoga hidup kita diridhai oleh Allah SWT, Insya Allah
keberkahan menyertai kita ”
Karmila Fitrianingtyas “ mencintailah karena Allah.. Maka Allah akan menjaga Cinta
itu”
Mufqi Firaldi
“ korelasikan antara angan, mimpi, dan kenyataan…buatlah
hidupmu nyaman dan bermanfaat ”
Iim Muhidah “ Al-Ilmu Kan Nur (Ilmu itu Seperti cahaya ) memberikan
kecerahan bagi manusia dan alam semesta “
Finsa Ramadhan
“ Lebih baik jadi pohon tinggi, dari pada jadi rumput yang
di injak-injak”
H. Muhammad Ishaq “ Ambil jika saya mengatakan atau berbuat yang bermanfaat tapi
buanglah ketika saya melakukan kesalahan”
Rizka Cholidah “Jangan lihat siapa yang mengatakan, tetapi dengar apa yang Ia
katakan”
Edo Muhammad Hafidz “ Kesabaran Adalah Barometer keimanan dan ketakwaan
seseorang”
Ahmad Tabrizi “ Masa depan adalah ibadah apa yang kita lakukan hari ini”
Arudin Subki “ Strategi tanpa taktik adalah langkah paling lama menuju kemenangan. Taktik tanpa strategi adalah suara bising menuju
kekalahan”
Luthfi Hilman Syah “ Hadapilah segala sesuatu dengan sabar dan shalat, karena hal tersebut yang membuat kita konsisten dalam beribadah kepada
Allah SWT ”
Endang Nurjaya “Ibadah, Rajin, Disiplin, Tekun, Ulet, dan Teliti, merupakan
kunci kesuksesan”
Regina Ahmad “Buatlah sesuatu dengan tanganmu sendiri, jangan kau terus
mengandalkan tangan orang lain”
Dini Yuliansyah “Dunia Adalah Jembatan akhirat. Oleh karena itu, sebrangilah
ia dan janganlah kamu menjadikan sebagai tujuan”
Fiqri Kurniadi
“Jika kamu bersyukur atas nikmat Allah, Maka Allah akan
menambah nikmatnya, tapi jika kita kufur maka azab Allah
sangatlah pedih “
M. Ihsan Hadzami “A Drop Of Ink Can Move A Million People To
THINK” (BY_BUB)
Ahmad Fahrudin “KNOWLEDGE AND SKILLS ARE TOOLS, THE
WORKMAN IS CHARACTER”
Nur Hikmah Maulidina “ Luruskan niat, jalankan usaha dengan maksimal di depan ada pintu kesuksesan yang menunggu kita, jangan sia-siakan waktu
yang ada, semangat bagi para pejuang ekonomi Islam,,,,!!!
Widhi Wicaksono “ peraturan ada banyak. prinsip hanya sedikit. Peraturan selalu
berubah. Prinsip tak pernah berubah” ( John C Maxwell)
Mawaddah ” Allah akan memberikan apa yang ada dalam prasangka Hamba-Nya. Maka berkhusnudzonlah kepada Allah dalam
beribadah kepadaNya”
Hidup Ekonomi Islam….. Allahu Akbar !!!!!!
TIM PENULIS
TIM EDITOR DESAIN LOVER :
: MUFQI FIRALDI
: JAKARTA, 25 MEI 1989
: SERENGSENG, JAKARTA BARAT
EDITOR :
: FIKRY KURNIADI
: JAKARTA, 16 NOVEMBER 1989
: MARGONDA RAYA, DEPOK
LAYOUT :
: MUHAMAD IHSAN HADZAMI
: JAKARTA, 16 JANUARI 1990
: KEBON JERUK, JAKARTA BARAT