Inverter 1 Fasa
-
Upload
tatike-tietie-tiemoot -
Category
Documents
-
view
529 -
download
6
description
Transcript of Inverter 1 Fasa
INVERTER 1 FASA
A. Tujuan Percobaan
1. Untuk mengamati perubahan tegangan keluaran (AC) pada pengubahan
duty cycle atau frekuensi switching pada inverter 1 fasa.
2. Untuk mengamati perubahan keluaran inverter karena pengaruh tegangan
referensi.
3. Untuk mengamati pengaruh filter pada keluaran inverter.
B. Dasar Teori
Inverter digunakan untuk mengubah tegangan input DC menjadi tegangan
AC. Keluaran inverter dapat berupa tegangan yang dapat diatur dan tegangan yang
tetap. Sumber tegangan input inverter dapat menggunakan battery, cell bahan bakar,
tenaga surya, atau sumber tegangan DC yang lain. Tegangan output yang biasa
dihasilkan adalah 120 V 60 Hz, 220 V 50 Hz, 115 V 400 Hz.
Gambar 1. Prinsip Kerja Inverter
Praktikum Elektronika Daya
Rangkaian diatas adalah prinsip dari inverter :
Bila posisi sakelar yang On :
1. S1 dan S2 + VDC
2. S3 dan S4 - VDC
3. S1 dan S3 0
4. S2 dan S4 0
Jika posisi sakelar ada pada posisi 1, maka R akan dialiri listrik dari arah kiri
ke kanan. Jika sakelar pada posisi ke dua, maka R akan mendapatkan aliran listrik
dari arah kanan ke kiri, inilah prinsip arus bolak balik (AC) pada satu perioda yang
merupakan gelombang sinus setengah gelombang pertama pada posisi positif dan
setengah gelombang kedua pada posisi negatif.
Prinsip kerja inverter dapat dijelaskan dengan menggunakan 4 sakelar seperti
ditunjukkan pada Gambar 1. Bila sakelar S1 dan S2 dalam kondisi on maka akan
mengalir aliran arus DC ke beban R dari arah kiri ke kanan, jika yang hidup adalah
sakelar S3 dan S4 maka akan mengalir aliran arus DC ke beban R dari arah kanan ke
kiri. Inverter dapat diklasifikasikan menjadi 2 macam : (1) inverter 1 fasa, (2) inverter
3 fasa. Inverter biasanya menggunakan rangkaian modulasi lebar pulsa (pulse width
modulation – PWM). Inverter juga dapat dibedakan dengan cara pengaturan
tegangannya, yaitu : (1) jika yang diatur tegangan input konstan disebut Voltage Fed
Inverter (VFI), (2) jika yang diatur arus input konstan disebut Current Fed Inverter
(CFI), dan (3) jika tegangan input yang diatur disebut Variable dc linked inverter.
Praktikum Elektronika Daya
1) Inverter Setengah Gelombang
(a) (b)
Gambar 2 : (a) Rangkaian Inverter Setengah Gelombang
(b) Bentuk Gelombang dari Inverter Setengah Gelombang
Prinsip kerja dari inverter satu fasa dapat dijelaskan dengan gambar 2-a.
Ketika transistor Q1 yang hidup untuk waktu T0/2, tegangan pada beban V0 sebesar
Vs/2. Jika
transistor Q2 hanya hidup untuk T0/2, Vs/2 akan melewati beban. Q1 dan Q2
dirancang untuk bekerja saling bergantian. Pada gambar 2-b menunjukkan bentuk
gelombang untuk tegangan keluaran dan arus transistor dengan beban resistif.
Praktikum Elektronika Daya
2) Inverter Gelombang Penuh
(a)
Gambar 3 : (a) Rangkaian Inverter Gelombang Penuh
(b) Bentuk Gelombang dari Inverter Gelombang Penuh
Inverter gelombang penuh ditunjukkan pada gambar 3-a. Ketika transistor Q1
dan Q2 bekerja (ON), tegangan Vs akan mengalir ke beban tetapi Q3 dan Q4 tidak
bekerja (OFF). Selanjutnya, transistor Q3 dan Q4 bekerja (ON) sedangkan Q1 dan Q2
tidak bekerja (OFF), maka pada beban akan timbul tegangan –Vs. Bentuk gelombang
ditunjukkan pada gambar 3-b.
Contoh rangkaian inverter sederhana ditunjukkan seperti Gambar 4 di bawah ini.
Praktikum Elektronika Daya
Gambar 4. Contoh rangkaian Inverter
Prinsip kerja inverter yang sedehana adalah :
Tegangan yang masuk dari jala jala 50 Hz dialirkan ke board Rectifier/ penyearah
DC, dan ditampung ke bank capacitor. Jadi dari AC di jadikan DC.
Tegangan DC kemudian diumpankan ke board inverter untuk dijadikan AC
kembali dengan frekuensi sesuai kebutuhan. Jadi dari DC ke AC yang komponen
utamanya adalah Semiconduktor aktif seperti IGBT. Dengan menggunakan
frekuensi carrier (bisa sampai 20 kHz), tegangan DC dicacah dan dimodulasi
sehingga keluar tegangan dan frekuensi yang diinginkan.
Untuk pemasangan inverter sebaiknya juga dipasang unit pengaman hubung
singkat seperti Seconductor Fuse atau bisa juga Breaker. Ini seperti pada pemasangan
softstarter hanya saja tanpa contactor bypass. Pengontrolan start, stop, jogging dll bisa
dilakukan dengan dua cara yaitu via local dan remote. Local maksudnya adalah dengan
menekan tombol pada keypad di inverternya. Sedangkan remote dengan menghubungkan
terminal di board control dengan tombol external seperti push button atau switch. Masing
masing option tersebut mempunyai kelemahan dan keunggulan sendiri sendiri. Frekuensi
dikontrol dengan berbagai macam cara yaitu : melalui keypad (local), dengan external
Praktikum Elektronika Daya
potensiometer, Input 0 ~ 10 VDC , 4 ~ 20 mA atau dengan preset memori. Semua itu bisa
dilakukan dengan mengisi parameter program yang sesuai.
Beberapa parameter yang umum dipergunakan/ minimal adalah sebagai berikut
(istilah/nama parameter bisa berbeda untuk tiap merk) :
Display : Untuk mengatur parameter yang ditampilkan pada keypad display.
Control : Untuk menentukan jenis control local/ remote.
Speed Control : Untuk menentukan jenis control frekuensi reference
Voltage : Tegangan Suply Inverter.
Base Freq. : Frekuensi tegangan supply.
Lower Freq. : Frekuensi operasi terendah.
Upper Freq. : Frekuensi operasi tertinggi.
Stop mode : Stop bisa dengan braking, penurunan frekuensi dan di lepas seperti
starter DOL/ Y-D.
Acceleration : Setting waktu Percepatan.
Deceleration : Setting waktu Perlambatan.
Overload : Setting pembatasan arus.
Lock : Penguncian setting program.
Pulse Width Modulation ( PWM )
PWM merupakan pulsa yang mempunyai lebar pulsa (duty cycle) yang dapat
diubah-ubah. Pada Gambar 4 merupakan proses pembuatan PWM yang terdiri dari
gelombang segitiga, tegangan referensi dan komparator. Komparator merupakan
piranti yang digunakan untuk membandingkan dua buah sinyal masukan. Dua sinyal
masukan yang dibandingkan adalah gelombang segitiga dengan tegangan referensi
yaitu tegangan DC.
Praktikum Elektronika Daya
Gambar 4 . Rangkaian PWM
Pada Gambar 5 adalah hasil perbandingan gelombang segitiga dengan
tegangan DC yang menghasilkan gelombang kotak dengan lebar pulsa yang dapat
diatur. Pengaturan lebar pulsa dapat dilakukan dengan cara mengubah-ubah nilai
tegangan DC referensi.
Gambar 5 . Gelombang Pulsa Keluaran PWM
Apabila menginginkan gelombang kotak yang mempunyai waktu ON dan
OFF berkebalikan maka diperlukan tegangan DC referensi yang negatif. Untuk
memperoleh tegangan DC negative adalah dengan memasukkan tegangan DC positif
ke rangkaian pembalik (inverting).
Insulated Gate Bipolar Transistors (IGBT)
Pengenalan dari insulated gate bipolar transistors (IGBTs) pada pertengaha
tahun 1980 an telah menjadi bagian penting dari sejarah peralatan power
Praktikum Elektronika Daya
semikonduktor . IGBT menjadi peralatan yang sangat populer dalam power
elektronik dengan sampai medium power(beberapa kWs sampai MWs) dan menyebar
luas dalam aplikasi dc/ac driver dan sistem power supply.
Sebuah IGBT pada dasarnya adalah hybrid MOS gate turn on/off bipolar
transistor yang merupakan gabungan dari keunggulan MOSFET dan BJT. Arsitektur
dasar dari IGBT hampir sama dengan MOSFET kecuali adanya penambahan layer P+
pada colector diatas layer drain N+ dari MOSFET. Peralatan ini memiliki impedansi
input yang tinggi dari MOSFET, tetapi karakteristik konduksi seperti BJT.
Jika gate adalah positif dengan respect ke emitter , sebuah N-chanel
diinduksikan pada daerah P. Ini di forward-biaskan pada baseemitter junction dari P-
N-P transistor., menjadikan on dan menyebabkan modulasi konduktivitas pada daerah
N-, memberikan reduksi signitifikan pada drop over konduksi pada MOSFET itu.
Strukutur IGBT dengan rangkaian ekuivalennya ditunjukkan Gambar 6 (a)
sedangkan symbol dari IGBT ditunjukkan Gambar 6 (b) berikut ini :
Gambar 6 : (a) Structure IGBT dengan Rangkaian Ekuivalennya, (b) Simbol IGBT
Praktikum Elektronika Daya
Pada kondisi ON, driver MOSFET dalam rangakaian ekuivalen dari IGBT
kebanyakan membawa arus terminal total. Perilaku pengunci seperti pada thyristor
disebabkan oleh parasitic NP- N transistor dicegah dengan mengurangi dengan cukup
resistivitas dari layer P+ dan membelokkan sebagian besar dari arus yang mengalir ke
MOSFET. IGBT di turn off –kan dengan mereduksi gate tegangan menjadi nol atau
negatif, dengan menutup konduktasi channel pada daerah P.
Peralatan ini memiliki density arus yang lebih tinggi daripada BJT ataupun
MOSFET. Input kapasitansi (Ciss) dari IGBT lebih signitifikan daripada MOSFET.
Serta, perbandingan dari gate-collector capasitansi ke gate-emitter capasitansi lebih
rendah, memberikan peningkatan effect feedback Miller. Gambar 2.10 menunjukkan
Volt-Ampere kharakteristik dari sebuah IGBT yang mendekati daerah saturasi, yang
mengindikasikan seperti kharakteristik BJT.
Modern IGBT menggunakan trench-gate teknologi untuk mengurangi drop
konduksi yang lebih jauh. Peralatan ini tidak menunjukkan beberapa detik
kharakteristik breakdown dari BJT dan square SOA dibatasi thermalnya seperti
MOSFET. Oleh karena itu, sebuah IGBT converter dapat didesain dengan atau tanpa
snubber.
Praktikum Elektronika Daya
Gambar 7 : Kharakteristik Volt-Ampere IGBT (POWEREX IPM CM-150TU-12H) ;
(600V,150A)
Perhitungan duty cycle PWM
Dengan cara mengatur lebar pulsa “on” dan “off” dalam satu perioda
gelombang melalui pemberian besar sinyal referensi output dari suatu PWM akan
didapat duty cycle yang diinginkan. Duty cycle dari PWM dapat dinyatakan sebagai
Duty cycle 100% berarti sinyal tegangan pengatur motor dilewatkan
seluruhnya. Jika tegangan catu 100V, maka motor akan mendapat tegangan 100V.
pada duty cycle 50%, tegangan pada motor hanya akan diberikan 50% dari total
tegangan yang ada, begitu seterusnya
Praktikum Elektronika Daya
Perhitungan Pengontrolan tegangan output motor dengan metode PWM cukup
sederhana.
Dengan menghitung duty cycle yang diberikan, akan didapat tegangan output
yang dihasilkan. Sesuai dengan rumus yang telah dijelaskan pada gambar.
Average voltage merupakan tegangan output pada motor yang dikontrol oleh
sinyal PWM. a adalah nilai duty cycle saat kondisi sinyal “on”. b adalah nilai duty
cycle saat kondisi sinyal “off”. V full adalah tegangan maximum pada motor. Dengan
menggunakan rumus diatas, maka akan didapatkan tegangan output sesuai dengan
sinyal kontrol PWM yang dibangkitkan.
Praktikum Elektronika Daya
C. Peralatan
1. DC Power Supply ± 15 V/3A (72686) 1 unit
2. Reference Variabel Generator (73402) 1 unit
3. Control Unit PWM,PFM (735341) 1 unit
4. IGBT 100V/10A (735346) 2 unit
5. Load Power Electronics (73509) 1 unit
6. Oschilloscope 1 unit
D. Prosedur Percobaan
1. Merangkai semua peralatan mengacu pada rangkaian percobaan. Sebelum
memulai percobaan, mengonfirmasikan rangkaian yang telah dipasang
pada asisten.
2. Menset Reference Variabel Generator (73402), sebagai tegangan
referensi. Menetapkan referensi pada posisi tertentu (misalnya 5V).
3. Menset Control Unit PWM, PFM (735341) pada posisi frekuensi tertentu
(misalnya 300 Hz).
4. Mengukur tegangan keluaran PFM dengan oschilloscope. Mangambil
gambar bentuk gelombang yang dihasilkan pada oschilloscope.
5. Mengukur kembali keluaran PFM dengan menggunakan multimeter, Vac
dan Vdc.
6. Mengukur tegangan keluaran IGBT (735346) dengan oschilloscope.
Mangambil gambar bentuk gelombang yang dihasilkan pada
oschilloscope.
7. Mengukur tegangan keluaran (Vout) sebelum menggunakan filter dengan
oschilloscope dan multimeter.
8. Mengukur tegangan keluaran (Vout) setelah menggunakan filter dengan
oschilloscope dan multimeter.
9. Mengulangi percobaan dengan mengubah-ubah Vref dengan frekuensi
tetap.
Praktikum Elektronika Daya
10. Mengulangi percobaan dengan mengubah-ubah frekuensi PFM dengan
Vref tetap.
11. Melakukan analisa terhadap bentuk gelombang yang dihasilkan.
Praktikum Elektronika Daya
E. Data Percobaan
Tabel 1. Tegangan keluaran pada saat frekuensi PFM tetap (200 Hz)
Input Tegangan Keluaran PFM Tegangan Keluaran InverterV/div T/divFrekuensi
(Hz)Vref
(V)Ampl.
(V)Frekuensi
(Hz)Multimeter
(V)TON TOFF Ampl.
(V)Frekuensi
(Hz)Multimeter
(V)
20046810
Tabel 2. Tegangan keluaran pada saat tegangan referensi tetap (6 V)
Input Tegangan Keluaran PFM Tegangan Keluaran InverterV/div T/divVref
(V)Frekuensi
(Hz)Ampl.
(V)Frekuens
i(Hz)
Multimeter(V)
TON TOFF Ampl.(V)
Frekuensi(Hz)
Multimeter(V)
62003005001000
Praktikum Elektronika Daya
F. Analisa Data
Praktikum Elektronika Daya
G. Kesimpulan
Praktikum Elektronika Daya
Daftar Pustaka
Praktikum Elektronika Daya