INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

55
Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010. INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus communis) PADA BERBAGAI KETINGGIAN DI SUMATERA UTARA SKRIPSI Oleh Anwar Syadat Siregar 031203034/ Teknologi Hasil Hutan DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

Transcript of INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Page 1: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus communis) PADA BERBAGAI KETINGGIAN DI SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Oleh

Anwar Syadat Siregar

031203034/ Teknologi Hasil Hutan

DEPARTEMEN KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009

Page 2: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

Lembaran Pengesahan

Judul Penelitian : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) pada Berbagai Ketinggian di Sumatera Utara.

NAMA : Anwar Syadat Siregar

NIM : 031203034

Program Studi : Teknologi Hasil Hutan

Menyetujui

Komisi Pembimbing

Ketua, Anggota,

Dr. Budi Utomo, SP. MP Arif Nuryawan, S. Hut, M.Si NIP.19700820 200312 1 002 NIP. 19780416 200312 1 003

Mengetahui, Sekretaris Departemen Kehutanan

Dr. Delvian. Sp.MP NIP. 1969 0723 200212 1 001

Page 3: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

ABSTRACT

This research aimed at detecting the spreading of the Arthocarpus communis kind in various heights in North Sumatra, was based on the height of the place grew, the breadfruit kind that was found, system silviculture that was used, the utilization breadfruit, the processing breadfruit, in the Batubara Regency, Simalungun and Deli Serdang Province North Sumatera during three months from October up to December. The object of the research was the growth of breadfruit with the height of the place 0 – 1100 mdpl. The data collection identification the breadfruit crop, the study of the book, and the primary data with distributed questioner to the respondent, the interview as well as direct observation from the field. The interview data and questioner was processed in the form of the percentage and the table perception the community to the crop breadfruit and the spreading in North Sumatra. From results of the research of showing that the breadfruit crop could grow by being good with the height of the region 0 – 1100 m from sea level, and the height of the region did not influence the growth of breadfruit. Results showed the number that varied in each location of the research.

The key word: Breadfruit Kind, Spreading, Utilization.

Page 4: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi penyebaran jenis Arthocarpus communis pada berbagai ketinggian di Sumatera Utara, berdasarkan ketinggian tempat tumbuh, jenis sukun yang ditemukan, system silvikultur yang digunakan, pemanfaatan buah sukun, pengolahan buah sukun, di Kabupaten Batubara, Simalungun dan Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara selama tiga bulan mulai bulan Oktober sampai dengan bulan Desember. Objek penelitian adalah pertumbuhan sukun dengan ketinggian tempat 0 – 1100 mdpl. Pengumpulan data skunder identifkasi tanaman sukun, studi pustaka, dan data primer dengan membagikan kuisioner kepada responden, wawancara serta pengamatan langsung dilapangan. Data wawancara dan kuisioner diolah dalam bentuk persentase dan tabel presepsi masyarakat pada tanaman sukun.dan penyebaran di Sumatera Utara.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman sukun dapat tumbuh dengan baik dengan ketinggian kawasan 0 – 1100 meter dari permukaan laut, dan ketinggian kawasan tidak mempengaruhi pertumbuhan sukun. Hasil menunjukkan jumlah yang bervariasi di setiap lokasi penelitian.

Kata kunci: Jenis Sukun, Penyebaran, Pemanfaatan.

Page 5: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

ANWAR SYADAT SIREGAR. Dilahirkan di Padang Sidempuan pada

tanggal 07 Juli 1983 dari ayah Ahmad Ridwan Siregar dan Ibu Mardiah

Dalimunte. Penulis merupakan anak ke lima dari tujuh bersaudara.

Tahun 1996 penulis lulus dari SDN 114618 Kota Pinang, tahun 1999 lulus

dari SMP Negeri 1 Kota Pinang, selanjutnya pada tahun 2002 penulis lulus dari

SMU Negeri 1 Kota Pinang dan pada tahun 2003 penulis diterima di Universitas

Sumatera Utara melalui jalur SPMB. Penulis memilih Program Studi Teknologi

Hasil Hutan Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian USU.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam berbagai kegiatan

kampus. Pada tahun 2003 hingga 2009 penulis bergabung dengan Himpunan

Mahasiswa Sylva (Himas) sebagai anggota tetap di Universitas Sumatera Utara.

Selain itu penulis juga melaksanakan kegiatan akademik diluar lingkungan

kampus, antara lain melaksanakan Praktik Pengenalan dan Pengelolaan Hutan

(P3H) di hutan mangrove Bandar Khalifah dan Taman Hutan Raya (Tahura)

Tongkoh, Brastagi pada tahun 2005, melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL)

di HTI Sumatera Riang Lestari di Bagan Batu, Riau pada tahun 2007. Pada tahun

2009 melaksanakan penelitian di Kabupaten Simalungun, Batubara dan Deli

Serdang Propinsi Sumatera Utara.

Page 6: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena

atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikaan penelitian ini. Adapun

judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah ”Inventarisasi Tanaman Sukun

(Arthocarpus communis) pada Berbagai Ketinggian di Sumatera Utara” Pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih ketua komisi pembimbing

Bapak Dr. Budi Utomo, SP. MP. dan anggota komisi pembimbing Bapak Arif

Nuryawan S.Hut. M.Si, yang telah membimbing dan memberikan masukan-

masukan dalam penelitian ini. Serta yang paling teristimewa Ayahanda Ahmad

Ridwan Siregar dan Ibunda Mardiah Dalimunte yang telah mengasuh, membiayai,

memberikan dorongan, serta mendoakan penulis sejak kecil hingga menyelesaikan

studi, dan kepada teman- teman yang telah banyak membantu selama melakukan

penelitian.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan penelitian ini masih banyak

terdapat kekurangan, baik dalam penyusunan kata maupun dalam penulisannya.

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membimbing dan

membangun guna meningkatkan kualitas dan kesempurnaan penelitian ini.

Page 7: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT.................................................................................................. i ABSTRAK ................................................................................................... ii DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... iii KATA PENGANTAR ................................................................................. iv DAFTAR ISI ............................................................................................... v DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... viii

PENDAHULUAN Latar Belakang ............................................................................... 1 Tujuan Penelitian............................................................................ 2 Manfaat Penelitian .......................................................................... 2

TINJAUAN PUSTAKA Sukun (Arthocarpus communis) ...................................................... 3 Daerah Asal Penyebaran Sukun ...................................................... 4 Budidaya Sukun ............................................................................. 6 Pembibitan Sukun .......................................................................... 6 Manfaat Tanaman Sukun ................................................................ 10 Kandungan Kimia Tanaman Sukun ................................................ 13 Adaptasi Tanaman Sukun Terhadap Iklim ...................................... 13

METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 14 Bahan dan Alat ............................................................................... 14 Metode Penelitian ........................................................................... 14 Pengumpulan Data ......................................................................... 15 Analisis Data .................................................................................. 16

HASIL DAN PEMBAHASAN Peta Penyebaran Sukun .................................................................. 17 Lokasi Sukun yang Ditemukan di Berbagai Ketinggian .................. 17 Jenis Sukun yang Ditemukan di Berbagai Ketinggian ..................... 18 Teknik Silvikultur Sukun Lokal ...................................................... 21 Kendala yang Menghambat Pertumbuhan Sukun Lokal .................. 24 Serangan Hama Penyakit ................................................................ 24 Produktivitas Tanaman Sukun ........................................................ 27 Manfaat Buah Sukun ...................................................................... 30 Pengolahan Buah Sukun ................................................................. 32

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan .................................................................................... 34 Saran .............................................................................................. 34

DAFTAR PUSTAKA

Page 8: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

DAFTAR TABEL

Halaman 1. Pemenfaatan Buah Sukun Dengan Pola Cepat Saji .................................... 12 2. Pengelompokan Buah Berdasarkan Ketinggian ......................................... 15

3. Lokasi Bedasarkan Ketinggian Tempat dan Jumlah Pohon Sukun ............. 18

4. Persentase Budidaya Tanaman Sukun Yang Dipilih Responden ................ 21

5. Persentase Kendala Yang Menghambat Pada Pertumbuhan Sukun ........... 24

6. Persentase Produktivitas Buah Sukun Pada Responden ............................ 27

7. Persentase Pemanfaatan Buah Sukun Menurut Buah Sukun ..................... 31

8. Persentase Pengolahan Buah Sukun ......................................................... 32

Page 9: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Peta Penyabaran Sukun ............................................................................. 17

2. Batang Sukun Lokal Terserang Hama Pada Ketinggian 860 mdpl ............. 25 3. Buah Dipanen Tanpa Menggunakan Jaring atau Net.................................. 28

Page 10: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1. Gambar Dokumentasi Penelitian ............................................................... 36

2. Data Pertanyaan Kuisioner ........................................................................ 38

3. Data Hasil Wawancara Pada Lokasi Penelitian ......................................... 42

4. Karakteristik Responden Pada Tanaman Sukun ......................................... 43 5. Pendapatan Responden Dari Tanaman Sukun ......................................... 43 6. Budidaya Sukun Menurut Responden ........................................................ 44 7. Daftar Pertanyaan Wawancara .................................................................. 45

Page 11: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sukun (Arthocarpus communis) merupakan salah satu hasil hutan non

kayu, yang dimanfaatkan dan kayunya jika telah memiliki umur yang sesuai.

Tanaman sukun mempunyai arti penting dalam penopang kebutuhan sumber

pangan karena sumber kalorinya dan kandungan gizi tinggi. Sukun termasuk

dalam hasil hutan non kayu yang masuk dalam lampiran International Treaty on

Genetik Receorse for Food and Agriculture sehingga penanganan jenis ini akan

berkontribusi terhadap upaya global dalam menjamin ketahanan pangan. Dalam

bidang kehutanan sukun merupakan salah satu jenis pohon yang dipilih dalam

kegiatan gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan. Selain memiliki akar yang

kuat dan tajuk yang lebar dapat mengurangi laju erosi, sukun juga merupakan

salah satu alternatif tanaman sumber pangan.

Tanaman sukun merupakan tanaman yang tergolong mudah untuk

dibudayakan baik secara tradisional pada lahan sempit seperti pekarangan, ladang,

atau kebun maupun budidaya secara komersial pada lahan yang cukup luas dan

jarak tanam yang digunakan umumnya lebar karena tajuk tanaman sukun juga

cukup lebar. Penanaman pada lahan terbuka tidak ternaungi akan membantu

pertumbuhan tanaman sukun lebih baik sehingga cepat berbuah. Produksi buah

sukun per hektar rata–rata mencapai 4 – 20 ton dalam jarak tanam 10 x 10 pada

satu kali musim berbuah (Adinugraha dan Kartikawati, 2003).

Di Sumatera Utara keberadaan sukun masih sporadis dan tidak

dibudidayakan secara intensif. Sukun terdapat di tepian hutan dan sungai serta

ditanam tanpa ada tujuan komersil di dalam kebun atau pekarangan rumah pada

Page 12: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

hal kondisi iklim maupun tempat tumbuh tergolong cocok untuk

membudidayakan sukun secara intensif. Pola konsumsi sukun selama ini petik –

jual – olah atau petik olah.

Tujuan Penelitian

Untuk mendeteksi penyebaran jenis Arthocarpus communis pada berbagai

ketinggian di Sumatera Utara.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi tentang

penyebaran sukun sehingga tanaman ini dapat direkomendasikan dalam gerakan

rehabilitasi hutan dan lahan di ketinggian dan iklim yang tepat.

Page 13: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

TINJAUAN PUSTAKA

Sukun (Arthocarpus communis)

Sukun (Arthocarpus communis) merupakan genus Arthocarpus, yang

terdiri atas 40 spesies. Spesies yang terkenal antara lain nangka dan cempedak.

Tanaman sukun mampu beradaptasi dengan lingkungan dan dapat tumbuh dengan

subur di daerah yang memiliki ketiggian tempat antara 0 – 100 m dari permukaan

laut (Anonim, 1990).

Dalam sistematika (taksonomi) tumbuh-tumbuhan, tanaman sukun dapat

diklasifikasikan sebagai berikut.

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisi : Spermathophyta (tumbuhan berbiji)

Suddivisi : Angiospermae (berbiji tertutup)

Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping dua)

Ordo : Urticales

Famili : Moraceae

Genus : Arthocarpus

Spesies : Arthocarpus communis forst

Secara umum, sukun memiliki dua kelompok yaitu sukun lokal dan sukun

introduksi. Berdasarkan pengelompokan menurut Syah dan Nazarudin (1994),

sukun lokal termasuk dalam kelompok sukun kecil sedangkan sukun introduksi

termasuk dalam kelompok medium. Perbedaan pada kedua kelompok sukun dapat

dilihat melalui ukuran dan warna yang berbeda.

Page 14: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

Daerah Asal dan Penyebaran Sukun

Sampai saat ini, terdapat beberapa versi mengenai sejarah penyebaran

tanaman sukun di Indonesia. Ada yang beranggapan bahwa tanaman sukun adalah

tanaman asli Indonesia. Dalam buku History of Indian Archipelago, disebut

bahwa orang Jepang menemukan tanaman sukun di kepulauan Ambon, kemudian

menyebar luas ke pulau Jawa dan Malaysia bagian barat. Beberapa ahli yang lain

berpendapat bahwa tanaman sukun diduga berasal dari Amerika Latin, yaitu Peru,

Argentina, dan Chili. Pendapat lain menyebutkan bahwa tanaman sukun berasal

dari kepulauan Pasifik, yakni di sekitar Polinesia. Tanaman sukun tersebut masuk

ke Indonesia melalui orang –orang Spanyol dan Portugis yang datang ke

Indonesia pada abad XV. Di Indonesia, tanaman sukun banyak dikembangkan di

wilayah Cilacap, yang merupakan pusat produksi bibit sukun di Indonesia.

Menurut sejarah, tanaman sukun yang dikembangkan di Cilacap ini berasal dari

pulau Bawean (Gunarto, 1990).

Tanaman sukun terdapat di berbagai wilayah di Indonesia, dan dikenal

dengan berbagai nama seperti, Suune (Ambon), Amo (Maluku Utara), Kamandi,

Urknem atau Beitu (Papua), Karara (Bima, Sumba dan Flores), Susu Aek (Rote),

Naunu (Timor), Hatopul (Batak), Baka atau Bakara (Sulawesi Selatan). Nama lain

sukun di berbagai negara yaitu : breadfruit (English); fruit a pain (French); fruta

pao, pao de massa (Portuguese); broodvrucht, broodboom (Holland); dan ulu

(Hawai). Tanaman sukun mempunyai beberapa nama ilmiah yang sering

digunakan, yaitu Artocarpus communis Forst, Artocarpus incisa Linn, atau

Artocarpus altilis. Sukun merupakan tanaman tahunan yang tumbuh baik pada

lahan kering (daratan), dengan tinggi pohon dapat mencapai 10 m atau lebih.

Page 15: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

Buah muda berkulit kasar dan buah tua berkulit halus. Daging buah berwarna

putih agak krem, teksturnya kompak dan berserat halus. Rasanya agak manis dan

memiliki aroma yang spesifik. Berat buah sukun dapat mencapat 1 kg per buah.

Pembentukan buah sukun tidak didahului dengan proses pembuahan bakal biji

(parthenocarphy), maka buah sukun tidak memiliki biji. Buah sukun akan

menjadi tua setelah tiga bulan sejak munculnya bunga betina. Buah yang muncul

awal akan menjadi tua lebih dahulu, kemudian diikuti oleh buah berikutnya.

Keberadaan sukun di Sumatera Barat dan Riau masih bersifat sporadis dan tidak

dibudidayakan secara intensif. Sukun tumbuh begitu saja di tepian hutan dan

sungai serta ditanam tanpa ada tujuan komersil dalam kebun atau pekarangan

rumah padahal kondisi iklim maupun lokasi sangat cocok untuk membudidayakan

sukun secara intensif (Hendalastuti dan Rojidin, 2006).

Dari segi morfologi terdapat dua jenis tanaman sukun, perbedaan antara

dua jenis tersebut adalah sebagai berikut.

1. Sukun Lokal.

Sukun lokal daunnya kurang rimbun bila dibandingkan dengan sukun

introduksi. Sukun ini memiliki tinggi rata-rata 15 – 18 m sehingga kelihatan lebih

tinggi dengan pohon lain disekitarnya. Diameter batang mencapai 50 – 70 cm.

Jumlah bunga/buah per tandan 2 – 5 dengan rata-rata bunga/ buah per - tandan

adalah 3. Buah kecil berwarna hijau cerah agak kekuningan bila sudah tua, berat

rata-rata buah 0,8 – 1 kg. Bentuk buah lonjong dengan proporsi panjang lebar

buah adalah 3 : 4.

Page 16: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

2. Sukun Introduksi.

Sukun introduksi cenderung mempunyai daun yang lebih rimbun. Jumlah

bunga/ buah per - tandan 1 – 2 buah, dengan rata-rata jumlah buah yang mampu

bertahan sampai masak adalah 1. Buah berbentuk bundar dan berukuran besar

berwarna hijau kekuningan bila sudah matang. Berat buah bisa mencapai 1 – 3 kg

.proporsi panjang dan diameter hampir sama 1 : 1 (Soeseno, 1997).

Budidaya Sukun

Dari segi budidaya, sukun tergolong mudah untuk dibudidayakan baik

secara tradisional pada lahan sempit seperti pekarangan, ladang atau kebun

maupun dibudidayakan secara pada lahan komersil yang relatif luas. Jarak tanam

yang digunakan umumnya lebar karena tajuk tanaman sukun cukup lebar.

Penanaman pada lahan terbuka tidak ternaungi akan membantu pertumbuhan

tanaman sukun baik hingga lebih cepat berbuah. (Syamsuhidayat, 1991).

Pembibitan Sukun

Dalam kegiatan pembibitan sukun ada beberapa macam pembiakan vegetatif

yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut.

1. Pemindahan Akar Tunas Alami

Secara alami pohon sukun berkembang biak dengan tunas akar. Untuk

merangsang pertumbuhanya tunas akar alami dapat dilakukan dengan melukai

akar yang menjalar dipermukaan tanah dengan menggunakan parang. Setelah

tunas tumbuh sepanjang 30 cm sudah dapat dipindahkan kedalam media polybag/

plot. Bibit serpihan ini dipelihara dipersemaian sampai siap untuk ditanam.

Page 17: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

2. Pencangkokan

Teknik pencangkokan dilakukan untuk memperoleh bibit dalam jumlah

terbatas. Untuk memperoleh hasil yang baik maka ranting yang dicangkok harus

yang baru dan belum produksi (belum berbuah). Cara mencangkok tanaman sukun

adalah sebagai berikut. Kulit ranting dikupas sekitar 3 – 5 cm dan bagian

kambium pada luka dibersihkan dan dikeringkan selama satu hari. Mengolesi luka

pada bagian atas dengan zat pengatur tumbuh seperti rootone F. Menutup semua

bagian luka dengan tanah dan kompos atau media lain yang telah disemprot

dengan insektisida. Membungkus media dengan sabuk kelapa atau plastik serta

diikat kuat sehingga cangkok tidak goyah. Pelaksanaan yang baik pada musim

hujan sehingga media cangkok cukup lembab untuk pertumbuhan akar.

Pengambilan cangkokan setelah memiliki akar dan berumur 23 bulan.

Pengambilan dilakukan bagian pangkal cabang yang dicangkok menggunakan

gergaji. Hasil cangkokan segera ditanam media tanah pada persemaian dan diberi

peneduh.

3. Stek Pucuk

Teknik stek batang atau pucuk untuk mengatasi permasalahan bibit yang

terlalu lama dalam polybag atau memanfaatkan tunas-tunas yang tumbuh pada

stek akar. Bak stek dilengkapi dengan naungan plastik atau sarlon untuk

mengurangi intensitas cahaya matahari. Bahan tanaman berupa tunas/ trubus pada

stek akar dan tunas-tunas yang tumbuh pada persemaian akibat pemangkasan.

Panjang stek kira-kira 10 cm dimana satu stek mempunyai 1-2 helaian daun yang

kemudian dipotong 2/3 bagian. Pemotongan bagian pangkal stek dilakukan pada

bawah mata tunas. Sebelum ditanam pangkal diberi hormon tumbuh. Pengiraman

Page 18: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

rutin harus dilakukan untuk mencegah kekeringan. Intensitas dilakukan dua kali

sehari pagi dan sore hari (Syarief, 2006).

4. Stek Akar

Penyiapan bibit stek tanaman sukun meliputi langkah-langkah pemilihan

pohon induk dan pengambilan akar sukun. Secara terperinci, kegiatan-kegiatan

tersebut adalah sebagai berikut. Untuk memperoleh yang baik dan produktif,

diperlukan bibit tanaman yang baik pula. Bibit tanaman yang baik hanya

dihasilkan pohon induk yang baik. Adapun syarat-syarat tanaman yang dapat

digunakan sebagai pohon induk adalah sebagai berikut:

a. Umur tanaman sudah mencapai 6 – 10 tahun.

b. Tanaman tumbuh sehat tahap terhadap serangan hama penyakit.

c. Tanaman berbuah lebat setiap tahun dan memiliki mutu buah yang baik.

d. Berasal dari variates yang dibutuhkan.

e. Tanaman ditanam pada tanah yang gembur.

f. Tanaman memiliki perakaran yang sehat dan banyak, serta dipilih akar

permukaan.

g. Pohon sedang tidak dalam keadaan berbunga atau berbuah.

Perbanyakan akar sukun dilakukan dengan menggunakan stek akar,

dengan ataupun tanpa mengorbankan tanaman induk untuk dibongkar, tergantung

pada kebutuhan pengusahaan bibit. Adapun langkah-langkah yang harus

dikerjakan dalam pengambilan akar adalah sebagai berikut:

a. Akar dibongkar secara hati-hati dengan menggunakan cangkul atau

linggis.

Page 19: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

b. Dilakukan pengambilan akar pada jarak ± 5 m dari luar tajuk pohon induk,

dengan memperhatikan luas daun. Pengambilan akar dimulai dari ujung

akar ke arah pangkal, dengan menggunakan linggis atau benda untuk

memotong dan mengangkat akar dari timbunan tanah.

c. Dipilih satu akar yang memiliki paling baik, dengan memotong akar-akar

yang lain.

Akar yang dipilih diambil maksimal sebanyak 15% - 20% dari jumlah akar

keseluruhan dan dipilih akar yang memilki diameter 1,5 cm – 5 cm. Satu pohon

induk mampu menghasilkan 1,000 – 2,000 stek akar atau total panjang akar

adalah 140 m – 300 m. Selain itu, pengambilan akar harus dilakukan secara hai-

hati akar tidak melukai akar, menghindari menarik ataupun melengkungkan akar

yang dapat menyebabkan akar menjadi retak atau pecah-pecah (Widiyanto, 1988).

Bagian-bagian tanaman sukun terdiri atas akar, daun, bunga, dan buah.

Secara morfologi, karateristik bagian-bagian tanaman sukun tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Akar tanaman sukun tergolong akar adventif karena sebagian besar

menyebar di dekat permukaan tanah. Pada tanaman yang sudah tua,

sebagian akar tersebut menyembul kepermukaan tanah dan jika dilukai,

dari bagian akar yang terluka tersebut akan muncul tunas baru.

b. Daun tanaman sukun kaku, tebal, dan besar, memiliki ukuran sekitar 20

cm – 40 cm. Permukaan daun bagian atas berwarna hijau mengkilap,

sedangkan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda dan kasar.

Daun tanaman sukun diselimuti dengan bulu-bulu halus. Pada saat berupa

tunas, daun berukuran panjang antara 10 cm – 20 cm dan tertutup oleh

Page 20: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

contong (seludang) yang besar. Daun memiliki tangkai daun yang kokoh,

berukuran panjang 3 cm – 5 cm. Tulang daun menonjol, di bagian bawah

atas tulang daun terdapat buku-buku. Kira-kira 3/4 bagian dari seluruh tepi

daun berlekuk, membentuk 7- 9 cangap yang berujung runcing. Pada

umumnya, daun melekat pada bagian ujung cabang atau ranting.

c. Bunga tanaman sukun relatif besar dan memiliki tandan bunga. Bunga

tumbuh tegak, bunga jantan berbentuk seperti gada, dan bunga betina

berbentuk bulat. Kelopak bunga berbentuk seperti tabung, di bagian

atasnya menjulur kepala putik ruang dua, dengan tangkai putik berukuran

kecil. Bakal buah sukun juga ruang dua.

d. Buah sukun berbentuk bulat telur atau lonjong atau bulat panjang. Kulit

buah cenderung berduri, namun ada juga yang berkulit halus. Buah

berwarna hijau kekuningan dan tidak berbiji (Eko, 2003).

Manfaat Tanaman Sukun

Tanaman sukun memiliki beberapa pemanfaatan bagi kepentingan

pemenuhan kebutuhan pangan dan penghijauan. Beberapa manfaat tanaman sukun

tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Sukun merupakan bahan pangan pokok alternatif. Di daerah Sangir Taulud,

sukun dimanfaatkan sebagai pengganti beras. Di berbagai daerah lain di

Indonesia sukun dimanfaatkan sebagai makanan cemilan. Potensi tanaman

sukun sebagai makanan pengganti padi memiliki keunggulan dibandingkan

dengan tanaman pendamping padi yang lain karena pemanenan buah sukun

dapat dilakukan setiap waktu tanpa mengenal musim. Meskipun demikian,

tanaman sukun biasanya berbuah dua kali. Panen pertama biasanya dilakukan

Page 21: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

pada bulan Januari – Februari dan panen kedua dilakukan pada bulan Juli –

Agustus.

2. Tanaman sukun bermanfaat sebagai tanaman peneduh dan tanaman

penghijauan. Sosok tanaman sukun yang tinggi, dengan perakaran tanaman

yang tidak terlalu dalam tetapi kokoh, membuat tanaman sukun sangat cocok

untuk digunakan sebagai tanaman penghijauan. Tajuk tanaman yang besar

mampu mengurangi erosi tanah yang disebabkan oleh angin kencang.

3. Kayu batang tanaman sukun dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan

rumah tangga, antara lain untuk membuat berbagai macam perabot (misalnya

meja, kursi, atau rak), untuk membuat perahu, dan dimanfaatkan sebagai kayu

bakar (Purba, 2002).

Pengolahan buah sukun dapat dikonsumsi dalam keadaan matang (fully

mature), tetapi karena pola respirasinya yang demikian cepat maka dalam selang

beberapa hari maka buah sukun akan menjadi lunak dan tidak dapat dimakan.

Proses respirasi pematangan buah sukun dapat dihambat dengan menyimpan pada

suhu yang dingin tetapi proses pematangannya tidak menjadi normal. Buah

matang yang seharusnya berwarna hijau kekuningan berubah menjadi coklat.

Berkaitan dengan karateristik buah sukun sampai saat ini belum mengenal cara

penyimpanan khusus untuk memperlambat laju pematangan buah. Dengan

demikian sukun lokal yang memiliki daya simpan yang cukup lama dibandingkan

dengan sukun jenis lain.

Pengolahan buah sukun menjadi produk setengah jadi (tepung sukun dan

pati sukun) masih banyak belum diketahui oleh masyarakat. Pola konsumsi yang

ada sampai saat ini adalah pola pengolahan menjadi produk siap santap dalam

Page 22: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

skala produk pengolahan bersifat kecil atau masih untuk kalangan konsumsi

sendiri dalam masyarakat petani. Pengolahan yang siap saji saat ini adalah sebagai

berikut:

Tabel 1. Pemanfaatan Buah Sukun Dengan Pola Cepat Saji (Noviarso, 2003). No Produk Bahan campuran lain Teknik pengolahan

1 Goreng sukun _

Kulit sukun dibelah, kemudian dipotong-potong sesuai selera dengan tebal 0,5 – 1,5 cm. setelah direndam dalam bumbu kemudian digoreng sampai menguning dan empuk.

2 Keripik sukun _ Teknik sama dengan sukun goreng, perbedaan pada letak irisan. Pada keripik jauh lebih tipis.

3 Pergedel sukun

Daging digiling telur Kulit buah dikupas dan hati buah dibuang, kemudian sukun dipotong-potong lalu dikukus sampai empuk, sukun kukus dihaluskan dan ditambah bumbu, sebagai bahan pencampur untuk cita rasa, tambah daging giling dan telur diaduk merata. Selanjutnya adunan digoreng sampai mencoklat.

4 Gulai sukun Daging, telur, kentang,

Umumnya di Sumatera Barat sukun digulai dengan nangka yang disayur dan sangat umum disajikan dirumah makan. Proses pembuatan sama dengan gulai lain hanya saja ditambahkan dengan telur, kentang, dan daging.

5 Kolak sukun Ubi jalar, labu, kolang kaling, pisang.

Pengolahan sukun sebagai bahan kolak sudah mulai dikenal. Bahan dan proses sama dengan pembuatan kolak pada umumnya, hanya saja bahan diganti dengan sukun.

6 Jus sukun Susu Sukun yang sudah dibersihkan dari kulit dan hati buah kemudian diblender dengan gula susu.

Page 23: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

Kandungan Kimia dan Manfaat Tanaman Sukun

Buah sukun mengandung niasin, vitamin C, riboflavin, karbohidrat,

kalium, thiamin, kalsium, dan besi. Pada kulit kayunya ditemukan senyawa

turunan flavanoid. Kayu yang dihasilkan dari tanaman sukun bersih berwarna

kuning, baik untuk digergaji menjadi papan kotak, dapat digunakan sebagai bahan

bangunan meskipun tidak begitu baik. Kulit kayunya digunakan sebagai salah satu

bagian minuman di Ambon kepada wanita setelah melahirkan (Heyne, 1987).

Flavanoid adalah senyawa polifenol yang secara umum mempunyai

struktur phenylbenzopyrone (C6-C3-C6). Flavanoid dan derivatnya terbukti

memiliki aktivitas biologi yang cukup tinggi sebagai cancer prevation. Berbagai

data dari uji laboratorium, investigasi epidomologi, dan uji klinik pada manusia

telah menujukan bahwa flavanoid memberikan efek signifikan (Mustafa, 1998).

Adaptasi Tanamaan Sukun Terhadap Iklim

Tanaman sukun dapat tumbuh dan dibudidayakan pada berbagai jenis

tanah mulai dari tepi pantai sampai pada lahan dengan ketinggian kurang lebih

600 m dari permukaan laut. Sukun juga toleran terhadap curah hujan yang sedikit

maupun curah hujan yang tinggi antara 80 - 100 inchi per - tahun dengan

kelembaban 60 - 80%, namun lebih sesuai pada daerah-daerah yang cukup banyak

mendapat penyinaran matahari. Tanaman sukun tumbuh baik di tempat yang

lembab panas, dengan temperatur antara 15°- 38° C (Koswara, 2006).

Page 24: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu

Penelitian dilakukan di tiga Kabupaten yaitu: Kabupaten Simalungun,

Kabupaten Deli Serdang, dan Kabupaten Batubara, Provinsi Sumatera Utara pada

bulan Oktober – Nopember 2009. Topografi cukup beragam dari dataran rendah,

berbukit dan bergelombang dengan ketinggian dari permukaan laut berkisar 0 –

1100 mdpl. Umumnya topografi Kabupaten Deli Serdang, BatuBara, Simalungun

berbukit-bukit dan bergelombang. Dari tiga Kabupaten yang ada dapat dipilih

daerah dengan ketinggian 0 – 1100 mdpl.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lokasi topografi sukun

(Arthocarpus communis) pada masing – masing kelas ketinggian 0 – 1100 mdpl

yang diacak dalam tiap kelompok topografi. Alat yang digunakan dalah kegiatan

penelitian ini adalah: peralatan survey terdiri dari GPS, dan counter. Peralatan lain

yang digunakan adalah peralatan tulis, kamera digital.

Metode Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif yaitu

penentuan lokasi berdasarkan perbedaan ketinggian antara 0 – 1100 mdpl dengan

kriteria desa yang memiliki tanaman sukun. Jumlah sukun di hitung berdasarkan

ketinggian dan disajikan dalam bentuk tabel seperti dibawah ini.

Page 25: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

Tabel 2. Pengelompokan Jumlah Berdasarkan Ketinggian No Ketinggian Jumlah 1. 2. 3. 4. 5.

800 – 1100 mdpl 600 – 800 mdpl 400 – 600 mdpl 200 – 400 mdpl

0 – 200 mdpl

..........

..........

..........

..........

..........

Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah.

1. Data Sekunder

a. Identifikasi tanaman sukun

b. Studi Pustaka

2. Data Primer

a. Kuisioner

Merupakan suatu daftar pertanyaan yang ditunjukan kepada para petani

pemilik tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung. Penyebaran

kuisioner ini dilakukan untuk memperoleh data-data primer yang

dibutuhkan dalam penelitian.

b. Wawancara

Wawancara ditunjukan untuk melengkapi data lainnya yang berkaitan

dengan penelitian untuk memperoleh data-data yang lebih akurat.

c. Pengamatan

Survey langsung dengan melihat tanaman sukun berdasarkan ketinggian

tempat.

Page 26: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

Analisis Data

1. Data analisis adaptasi jumlah dan jenis tanaman sukun berdasarkan

ketinggian tempat disajikan dalam bentuk tabulasi.

2. Data hasil perhitungan jumlah tegakan dalam bentuk tabulasi berdasarkan

ketinggian.

3. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara Purposive Sampling

yakni pengambilan sampel berdasarkan kesengajaan. Pemilihan kelompok

subyek berdasarkan atas ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui

sebelumnya. Dalam menentukan ukuran sampel maka digunakan rumus

penentuan sampel menurut Hassan (2002) :

21 NeNn

+=

Keterangan :

n = Ukuran sampel ; N = Ukuran populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian yang masih dapat ditolerir

karena kesalahan pengambilan sampel, ditetapkan sebesar 10 %.

Rumus diatas digunakan untuk mendapatkan jumlah masyarakat yang

dijadikan sebagai sampel, yaitu 99 Responden. Tingkat presepsi masyarakat

dikelompokkan ke dalam lima kategori, yaitu:

1. Tingkat persepsi sangat baik, skor 81-100.

2. Tingkat persepsi baik, skor 61-80.

3. Tingkat persepsi sedang, skor 41-60.

4. Tingkat persepsi rendah, skor 21-40.

5. Tingkat persepsi sangat rendah, skor 0-20.

Page 27: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peta Penyebaran Sukun

Gambar 1. Peta Penyebaran Sukun

Hasil pengamatan di lapangan dan survey disajikan dalam bentuk peta

penyebaran sukun di beberapa ketinggian di Sumatera Utara yang terdiri atas

Kabupaten Simalungun, Batubara, Deli Serdang, dan desa yang terdiri atas Sait

Buntu, Bandar Baru, Sikeben, Manik Maraja, Bangun Jawa, Batu Layang,

Sibolangit, Kasindir, Bahsulung, Simbahe, Dolok Maraja, Sugau, Tiang Layar,

Mekar Sari, Mesjid Lama, dengan ketinggian 0 – 1100 mdpl.

Lokasi Sukun Yang Ditemukan Di Berbagai Ketinggian

Pertumbuhan sukun yang terbesar ditemukan pada Desa Dolok Maraja

dengan ketinggian 328 mdpl dengan jumlah 250 tanaman sukun dan jumlah

pertumbuhan tanaman sukun terkecil terdapat pada Desa Sikeben dengan jumlah 2

pohon. Ini menunjukan bahwa tanaman sukun tergantung peminat untuk

Page 28: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

melakukan penanaman Tanaman sukun di berbagai ketinggian dapat di sajikan

pada Tabel 3 sebagai berikut:

Tabel 3. Lokasi Bedasarkan Ketinggian Tempat dan Jumlah Pohon Sukun. No. Nama Desa Kecamatan Kabupaten Ketinggian

0 – 1100 mdpl Jumlah sukun

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

10. 11. 12. 13. 14. 15.

Sait Buntu Bandar Baru Sikeben Bangun Jawa Manik Maraja Batu Layang Sibolangit Kasindir Bahsulung Sembahe Dolok Maraja Sugau Tiang Layar Mekar Sari Mesjid Lama

Pematang Sidamanik Sibolangit Sibolangit Sidamanik Sidamanik Sibolangit Sibolangit Jorlang Hatorang Pematang Dolok Sibolangit Pematang Dolok Pancur Batu Pancur Batu Deli Tua Palawi

Simalungun Deli Serdang Deli Serdang Simalungun Simalungun Deli Serdang Deli Serdang Simalungun Simalungun Deli Serdang Simalungun Deli Serdang Deli Serdang Deli Serdang Batubara

1100 898 873 848 845 693 544 542 357 329 328 204 169 61 5

10 4 2 20

200 7 15 10

120 5

250 7 10 20 15

Perbandingan pertumbuhan tanaman sukun dengan ketinggian 1100 mdpl

dengan ketinggian 5 mdpl tidak memiliki selisih jumlah tanaman yang cukup

jauh. Pada ketinggian 1100 mdpl terdapat 10 tanaman sukun, pada ketinggian 5

mdpl terdapat 15 tanaman sukun. Perbedaaan jumlah tanaman sukun yang

ditemukan tidak dapat ditentukan berdasarkan ketinggian tempat tumbuh pada

hasil pengamatan perbedaan jumlah tanaman sukun sangat bervariasi pada

ketinggian 0 – 1100 mdpl.

Jenis Sukun Yang Ditemukan Di Berbagai Ketinggian

Berdasarkan pengamatan di lapangan, sukun di Sumatera Utara hanya ada

satu jenis yaitu lokal pada penelitian ini, sukun lokal didefenisikan sukun yang

sudah ada dan tumbuh selama puluhan tahun yang lalu. Perkembangan tanaman

sukun pada masing-masing desa penelitian berbeda-beda ini menunjukan bahwa

minat masyarakat sebagian besar masih kurang dalam pembudidayaan tanaman

sukun meskipun tanaman ini banyak ditemukan pada lokasi-lokasi penelitian

Page 29: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

jumlah tanaman sukun yang ada tidak sebanding dengan jumlah masyarakat

petani. Untuk morfologi sukun lokal daun nya kurang rimbun dibandingkan

dengan sukun introduksi. Sukun ini memiliki tinggi rata-rata 15 - 18 meter

sehingga terlihat lebih tinggi dibanding pohon lain disekitarnya. Diameter batang

mencapai 50–70 cm. Jumlah bunga/ buah per - tandan 2-5 dengan rata–rata bunga/

buah per - tandan adalah 4. Buah berukuran kecil berwarna hijau cerah agak

kekuningan bila sudah tua, berat rata–rata buah 0,6-1 kg. Bentuk buah lonjong

dengan proposi panjang dan lebar 4 : 3.

Pertumbuhan tanaman sukun telah dapat produksi buah pada umur > 5

tahun tanpa mengenal sistem penurunan buah yang ada. Pada umumnya untuk

tanaman sukun yang memiliki umur > 20 tahun akan mengakibatkan kesulitan

dalam proses pemanenan buah sukun. Ini terjadi akibat semakin sulitnya dalam

pemetikan buah sukun tanaman sukun yang telah berumur memiki pertumbuhan

batang yang cukup tinggi dan diameter batang yang besar sehingga dapat

menyulitkan pemanen dalam pemetikan buah dan semakin sulit untuk dapat

memanjat pohon sukun yang akan dilakukan pemanenan. Proses pemanenan pada

tanaman sukun tidak membutuhkan waktu yang cukup lama apabila kondisi

pohon tidak terlalu tinggi dan mudah untuk dijangkau. Buah sukun terdapat pada

pangkal daun sehingga dalam proses pemanenan harus menggunakan alat bantu

berupa tangga, dan pengait untuk mendapatkan buah sukun.

Tanaman sukun pada pengamatan dapat tumbuh pada ketinggian 800-

1100 mdpl. Hal ini sesuai dengan pendapat (Hendalastuti dan Rojidin, 2006)

bahwa tanaman sukun dapat tumbuh dengan baik dengan ketinggian lebih dari

350-1400 mdpl dengan produktivitas yang cukup tinggi dengan suhu 120 C - 330 C

Page 30: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

dengan tofografi beragam, dataran, berbukit, dan bergelombang dengan

kelerengan lebih dari 16 %.

Penyebaran sukun yang disajikan dalam bentuk peta berdasarkan daerah

penyebaran. Pertumbuhan sukun serta penyebarannya terdapat pada berbagai

ketinggian yang ada. Tanaman sukun menyebar luas pertumbuhannya sesuai

dengan lokasi yang dipilih secara acak berdasarkan ketinggian.

Hasil yang diperoleh berdasarkan pengamatan di lapangan bahwa

ketinggian tidak mempengaruhi pertumbuhan sukun. Hal ini sesuai dengan

pengamatan perbandingan pertumbuhan tanaman sukun mulai dari 0 – 1100 mdpl,

pada ketinggian antara 0 – 200 mdpl pertumbuhan tanaman sukun lokal sangat

baik. Sedangkan pada ketinggian tempat tumbuh antara 800 – 1100 mdpl tidak

memiliki perbedaan pertumbuhan baik dari segi produktivitas maupun kualitas

buah sukun. Sukun adalah tanaman yang terus-menerus menghasilkan buah dalam

jumlah yang cukup banyak dengan waktu yang cukup singkat dan hasil buah yang

diperoleh dapat dipergunakan atau dapat dikonsumsi langsung digoreng maupun

disayur.

Untuk jumlah pertumbuhan tanaman sukun lokal sangat berbeda-beda

untuk masing-masing kawasan desa. Karena masih banyak masyrakat yang ada

pada lokasi penelitian belum banyak mengetahui manfaat dan jenis tanaman

sukun yang ada dan sistem perbanyakan yang dipergunakan sangat sederhana

dengan memindahkan anakan sukun yang ada tanpa melihat faktor hidup tanaman

sukun sangat kecil, dan informasi mengenai tanaman sukun bagi masyarakat

petani masih sangat kurang.

Page 31: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

Menurut Eko (2003), bahwa tanaman sukun mampu beradaptasi dengan

lingkungan dan dapat tumbuh dengan subur di daerah yang memiliki ketinggian

tempat antara 0 – 100 mdpl. Hal ini tidak sesuai dengan hasil pengamatan yang

dilakukan pada penelitian ini, tananaman sukun dapat tumbuh dan berkembang

dengan subur pada daerah yang memiliki ketinggian tempat antara 0 – 1100 mdpl.

Perbedaan antara tanaman sukun dengan ketingggian 0 dengan ketingggian 1100

tidak memiliki perbedaan, dari segi buah, daun, batang, serta bentuk dan ukuran.

Pertumbuhan sukun tidak dipengaruhi oleh ketinggian, sesuai dengan hasil

yang diperoleh berdasarkan penelitian yang dilakukan Hendalastuti danRojidin

(2005). Bahwa pertumbuhan sukun dengan suhu 120 C - 330 C dengan ketinggian

350 – 1400 mdpl tanaman dapat tumbuh dengan baik. Perbandingan antara suhu

dan ketinggian tempat tumbuh tanaman sukun sangat perlu di perhatikan, karena

pada hasil penelitian yang dilakukan ketinggian > 1100 tanaman sukun ditemukan

pada lokasi yang ditentukan secara acak menurut penyebaran sukun yang ada

untuk daerah penelitian berdasarkan ketinggian tempat tanaman sukun.

Teknik Silvikultur Sukun Lokal

Hasil pengamatan dan analisa kuisioner pada masyarakat menggunakan

teknik silvikur yang sangat sederhana yaitu dengan memindahkan anakan sukun

yang akan ditanam dapat dilihat pada hasil analisa kuisioner pada tabel 4.

Tabel 4. Persentase Budidaya Tanaman Sukun Yang Dipilih Responden No Budidaya yang dipilih Jumlah Responden Kategori Persentase

(%) 1 2 3 4

Stek akar Stek pucuk Pemindahan Cangkok

2 1 95 1

Sangat Rendah Sangat Rendah Sangat Baik Sangat Rendah

2,02 1,01 95,95 1,01

Total 99 99,99

Page 32: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

Budidaya yang paling banyak digunakan masyarakat adalah dengan

pemindahan anakan sukun jumlah responden 99 orang dengan persentase 95,95 %

,jumlah stek akar 2 orang dengan persentase 2,02 %, dan stek pucuk 1 orang

dengan persentase 1,01 % serta cangkok 1 orang dengan persentase 1,01 %. Ini

menunjukan bahwa masyarakat masih banyak yang belum mengetahui budidaya

yang tepat untuk dipegunakan.

Masyarakat pada daerah penelitian sebagian telah mengetahui manfaat

secara umum dan jenis tanaman sukun khususnya masyarakat pendatang, karena

dari hasil pengamatan di kawasan desa penelitian hampir keseluruhan tanaman

sukun berada pada sekitar pekarangan rumah/ tanah masyarakat pendatang umum

nya. Untuk penduduk asli yang berada pada lokasi penelitian tidak banyak yang

mengetahui tanaman sukun, karena bagi penduduk tersebut tanaman sukun

kurang diminati dan manfaat dari tanaman sukun berupa buah, daun, kayu, kurang

sesuai dengan jenis yang diminati pada umumnya.

Pada dasarnya tanaman sukun pada lokasi penelitian merupakan tanaman

yang terdapat pada pekarangan dan bukan tanaman yang khusus dikembangkan

dan dibudidayakan secara intensif. Ini menunjukan masyarakat sekitar pada

masing-masing kawasan desan penelitian masih banyak yang belum mengetahui

tanaman sukun serta manfaat dan proses pemanenan yang tepat untuk

meningkatkan kualitas dan produktivitas sukun. Tetapi pada lokasi tertentu sangat

diminati seperti pada Desa Manik Maraja hampir keseluruhan masyarakat

memiliki tanaman sukun. Dengan alasan bahwa jenis tanaman sukun sangat

mudah untuk dipelihara dan dapat menambah penghasilan serta pengolahan yang

mudah apabila ingin dimanfaatkan sebagai bahan makan yang bersifat cepat saji.

Page 33: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

Tanaman sukun merupakan tanaman yang sangat mudah untuk tumbuh

dengan suhu yang sesuai dan tidak dipengaruhi oleh ketinggian tempat tumbuh.

Sukun adalah tanaman yang memiliki musim, sama dengan tanaman buah-buah

jenis lainnya. Sukun merupakan jenis tanaman yang memliki peranan penting,

dimana hampir seluruh bagian yang ada pada sukun dapat dimanfaatkan seperti

buah, daun, batang kayu, serta getah terdapat pada tanaman sukun. Secara

menyeluruh masyarakat belum mengetahui cara pemanfaatan yang tepat pada

tanamansukun melainkan hanya buah, daun, yang bersifat sangat sederhana.

Sukun lokal tumbuh di tempat umum atau di lahan masyarakat. Tahun

penanaman tidak diketahui secara jelas, umumnya pemilik pohon sukun

merupakan pemilik turunan dari generasi sebelumnya, untuk kawasan Desa

Bahapal dengan tinggi tanaman sukun mencapai 16 meter. Kelompok sukun lokal

tumbuh dengan baik di bantaran sungai dan bercampur dengan beragam jenis

pohon lainya pada suatu bentangan kebun petani dan sebagian besar barada pada

halaman rumah atau pada pekarangan sekitar rumah petani pada lokasi penelitian.

Teknik perbanyakan yang dilakukan oleh petani sangat sederhana, anakan

yang tumbuh disekitar digali kemudian dipindahkan kedalam lubang tanam. Daya

hidup sukun dengan perbanyakan ini sangat rendah meskipun teknik pembibitan

yang dilakukan jarang berhasil, tetapi petani tidak melakukan teknik pembibitan

lainya (stek akar atau stek pucuk) karena teknik perbanyakan tersebut tidak

dikuasai. Sistem pengelolaan tanaman sukun bersifat sederhana pada lokasi

penelitian pertumbuhan tanaman sukun cukup baik, karena setiap tanaman sukun

yang ditemukan telah memiliki produktivitas buah yang cukup.

Page 34: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

Kendala Yang Menghambat Pertumbuhan Sukun lokal

Hama dan penyakit merupakan suatu kendala pada tanaman sukun. Hasil

yang diperoleh berdasarkan pengamatan dan analisa kuisioner bahwa

pertumbuhan tanaman sukun akan terganggu apabila terserang hama dan penyakit

pada tanaman. Penurunan produktivitas buah sukun dan resiko kematian pada

tanaman sangat tinggi dan serangan hama dan penyakit pada tanaman sukun

merusak pertumbuhan dan tidak tergantung terhadap umur tanaman yang ada.

Tabel 5. Persentase Kendala Yang Menghambat Pertumbuhan Sukun Dengan Responden

No Kendala Pertumbuhan Sukun

Jumlah Responden Kategori Persentase (%)

1 2 3 4

Kesuburan tanah Ketinggian Iklim Hama dan penyakit

10 4

15 70

Sangat Rendah Sangat Rendah Sangat Rendah Baik

10,10 4,04 15,15 70,70

Total 99 99,99

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa kendala yang dapat

mengganggu pertumbuhan sukun adalah hama dengan jumlah responden 70 orang

dan persentase 70,70 %. Kesuburan tanah jumlah responden 10 orang dengan

persentasi 10,10 %. Iklim 15 orang responden dengan persentase 15,15 % serta

ketinggian 4 orang responden dengan persentase 4,04 %.

Serangan Hama dan Penyakit Pada Sukun

Dilihat dari segi ketahanan terhadap serangan hama, sukun lokal memiliki

ketahanan yang lebih tinggi dengan jenis lain. Meskipun sukun lokal telah

memiliki umur yang lebih tua namun hanya serangan penyakit yang bersifat

sementara dan pohon terekgradasi karena umur (pelapukan). Tindakan yang

dilakukan oleh petani untuk meminimalisir agar serangan hama dan penyakit tidak

menyebar cukup sederhana yaitu dengan cara memangkas bagian batang yang

Page 35: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

terserang dan penyemprotan dengan insektisida. Tetapi tidak terdapat pada setiap

desa kawasan penelitian perlakuan pengendalian hama dan penyakit.

Serangan hama disajikan pada Gambar 2 di bawah ini pada daerah dataran

tinggi dengan ketinggian 860 mdpl pada Desa Manik Maraja, Kecamatan

Sidamanik, Kabupaten Simalungun. Terdapat tanaman sukun yang terserang hama

penggerek yang dapat mengurangi produktivitas sukun yang dapat menyebabkan

layu pada bagian pucuk batang serta dapat menyebabkan pembusukan pada

tangkai batang dan buah yang terdapat pada tangkai akan gugur atau jatuh

sebelum dilakukan proses pemanenan buah sukun. Hama penggerek ini dapat

mematikan pohon. Oleh karena itu, bila ada serangan harus cepat diberantas.

Penyakit yang mengancam tanaman sukun adalah mati pucuk, busuk buah lunak,

dan busuk tangkai buah.

Gambar 2. Batang Sukun Lokal Terserang Hama pada Ketinggian 860 mdpl.

Page 36: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

Kendala dalam pertumbuhan sukun adalah serangan hama seperti pada

Gambar 2, pada batang terdapat lobang akibat serangan hama penggerek batang

(borer) yang dapat menurunkan produktivitas buah sukun. Dampak dari serangan

mengakibatkan layu pada ujung dahan serta dapat melapukan batang yang

terserang sehingga mengakibatkan berkurangnya produktivitas buah sukun. Buah

dari batang yang terserang oleh hama penggerek dapat jatuh sendiri akibat tahan

atau tangkai pada buah mengalami pembusukan.

Penanggulangan oleh para petani dari serangan hama penggerek sangat

sederhana yaitu dengan pemangkasan cabang yang telah terserang. Sebagian

masyarakat petani yang membiarkan tanamanan sukun terserang hama penggerek,

karena petani berpendapat bahwa tanaman sukun mampu untuk bertahan dan

merupakan hal yag sangat biasa terjadi pada tanaman sukun. Walaupun proses

meminimalisir serangan hama sangat sederhana.

Bagian batang merupakan bagian yang sangat mudah untuk terserang oleh

hama penggerek yang dapat merusak bagian batang yang menyebabkan layu pada

bagian pucuk sehingga mengganggu proses perkembangan buah sukun. Pada

bagian yang terserang akan terdapat lobang dibagian batang tanaman sukun, hal

ini dapat menyebabkan pembusukan dan kematian pada tanaman yang terserang

oleh hama penggerek tanaman sukun. Hama yang biasa menyerang tanaman

sukun adalah penggerek batang (Xyleberus sp.) bukan merupakan suatu ancaman

yang sangat serius karena dalam penanggulangan yang ada hanya bersifat

sederhana yang dipergunakan oleh masyarakat petanai pada lokasi penelitian dan

hal ini dapat mengurangi kerusakan pada batang yang terserang oleh hama

penggerek yang sangat sering ditemukan pada batang tanaman sukun yang ada.

Page 37: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

Produkvtivitas Tanaman Sukun

Tanaman sukun memiliki produktivitas yang cukup tinggi, buah sukun

tidak mengalami kekosongan pembuahan pada tanaman, hanya musim panen

terbesar dapat terjadi dua kali dalam setahun dengan perbandingan semakin tua

tanaman sukun maka akan menghasilkan buah yang lebih banyak. Hal ini sesuai

dengan hasil yang diperoleh pada Tabel 6 sebagai berikut:

Tabel 6. Persentase Produktivitas Buah Sukun pada Responden No Jumlah Buah/Pohon Jumlah

Responden Kategori Persentase

(%) 1 2 3 4

100 buah 200 buah 300 buah 400 buah

20 29 10 40

Sangat Rendah Rendah Sangat Rendah Rendah

20,20 29,29 10,10 40,40

Total 99 99,99

Sukun lokal mampu berbuah sebanyak 200 – 400 buah/ pohon. Panen raya

terjadi 2 kali dalam setahun, harga sukun lokal ditingkat petani adalah Rp 1500/

buah sehingga dengan produksi sebanyak itu, petani mampu menerima

pendapatan Rp 150.000 – Rp 300.000/ 1 kali panen. Sukun lokal cenderung

berbuah sepanjang tahun namun panen raya biasanya pada bulan Agustus –

September dan Februari – Maret. Tetapi pada panen raya untuk masing-masing

daerah berbeda ini tergantung tahun dan bulan penanaman yang dilakukan oleh

para petani sukun dan sukun bukan merupakan tanaman musiman bagi

masyarakat yang ada pada proses pembuahan pada tanaman sukun.

Sebagian besar petani yang memiliki pohon sukun memanfaatkan produksi

buahnya untuk dikonsumsi sendiri. Sukun yang beredar dipasaran biasanya sukun

jenis lokal karena hanya sukun jenis ini yang mampu barproduksi banyak dan

tahan busuk. Untuk sukun yang biasanya dijual, pemanenanan dilakukan oleh

pembeli sendiri yang datang ketempat pemilik pohon sukun. Biaya pemanenan

Page 38: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

(pemanjatan dan lain-lain) menjadi tanggungan pembeli. Pemanenan dilakukan

secara sederhana yaitu dengan cara pemanjatan. Untuk buah yang sulit dijangkau

untuk dipetik biasanya menggunakan bantuan pengait (galah). Buah yang dipetik

langsung dijatuhkan ketanah, jarang sekali buah yang dipetik ditampung dengan

jaring / net untuk mencegah kerusakan akibat benturan pada saat pemanenan ini

dasajikan pada Gambar 3 pemanenan buah sukun tanpa menggunakan jaring/ net.

Gambar 3. Buah Dipanen Tanpa Manggunakan Jaring/ Net.

Proses pemanenan tanaman sukun yang sangat sederhana dapat

menyebabkan kerusakan pada buah sukun akibat benturan-benturan saat proses

pemanenan. Luka akibat benturan akan terlihat pada bagian buah dengan warna

yang berbeda dengan warna kecoklat kehitaman dan agak lembut dibagian

benturan. Tapi hal ini tidak begitu mempengaruhi ketahanan dan keawetan buan

sukun lokal terhadap terjadinya pembusukan akibat benturan. Hal ini yang

menyebabkan diminati jenis sukun lokal dari jenis lain. Tetapi untuk memperoleh

Page 39: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

hasil yang lebih baik harus menggunakan perlakuan yang layakdalam proses

pemanenan yang dipergunakan.

Buah sukun lokal tidak memiliki biji pada buah sama dengan jenis lainya.

Hal ini sangat bebeda dengan jenis tanaman buah-buahan lainnya terdapat biji

pada buah, seperti tanaman kluwi merupakan tanaman yang hampir sama dengan

sukun baik dari segi daun, dan batang. Perbedaan antara tanaman sukun dan kluwi

hanya terdapat pada bentuk buah, serta pada tanaman kluwi memilki biji yang

terdapat pada buah dan bentuk buah berduri kuning tajam, sedangkan pada

tanaman sukun tidak memiki biji pada buah dan bentuk buah memiliki duri

tumpul serta warna buah hijau, perbedaan ini sangat nyata terlihat hanya pada

bagian buah.

Proses berbuah pada tanaman sukun jenis lokal pada bulan Agustus-

September dan bulan Februari-Maret. Pada satu tahun tanaman sukun memiliki

dua kali musim panen raya atau panen buah yang melimpah, ini terjadi pada bulan

Januari - Maret. Buah dapat dipanen setelah tua benar. Tandanya, tonjolan kulit

buah mulai merata dan buah berwarna kuning kusam. Buah sukun apabila

dibungkus sejak kecil menunjukan warna menarik dan bersih. Buah dipotong pada

tangkainya dengan galah yang ujungnya diberi pisau. Getah yang keluar dari

tangkai buah dapat dihentikan dengan mencelupkan kedalam air. Bila buah dapat

dihasilakan dengan baik dalam pemanenan tidak langsung menjatuhkan buah yang

telah dipanen ketanah karena hal ini dapat mengakibatkan kerusakan pada buah

yang akan dijual dipasar dan buah yang pemanenan jatuh ketanah mudah

terserang oleh busuk sehingga apabila dimanfaatkan akan terasa pahit. Bagi para

petani merupakan masukan yang berarti karena pada pemanenan sukun pembeli

Page 40: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

yang langsung datang kepemilik pohon sukun dan taransaksi yang dilakukan

dengan perhitungan jumlah buah dengan harga yang telah disepakati.

Tanaman sukun lokal dapat berproduksi buah pada tanaman umur 5

tahun secara terus-menerus tanpa mengenal umur pohon. Setelah umur buah 3

bulan telah dapat untuk di manfaatkan atau telah dapat untuk dipanen secara

menyeluruh. Pada lokasi penelitian umur pohon > 5 tahun dimana pada lokasi ini

keseluruhan tanaman sukun telah menghasilkan buah yang baik, pada kawasan

Desa tertentu seperti Dolok Maraja, Bahsulung tanaman rata-rata telah berumur >

33 tahun, dengan ketinggian hampir 33 meter berdasarkan pengamatan dilokasi

penelitian. Berdasarkan pada pengamatan dan hasil wawancara bahwa tanaman

sukun pada lokasi penelitian perbandingan umur yang sudah tua tidak dapat

mengurangi produktivitas buah sukun. Karena semakin tua tanaman yang ada

maka prouktivitas yang dihasilkan akan semakin tinggi. Kendala pada

penamanenan sukun yang telah berumur tua akan mengalami kesulitan untuk

memetik buah dengan kondisi tangkai buah akan semakin sulit untuk dijangkau

dengan ketinggian batang dan cabang tanaman sukun.

Manfaat Buah Sukun

Sukun merupakan tanaman yang seluruh bagian tanaman dapat

dimanfaatkan berupa buah, daun, batang, pada lokasi penelitian masyarakat telah

mengenal berbagai pemanfaatan yang ada akan tetapi masih sangat terfokus pada

pemanfaatan buah saja, ini sesuai dengan hasil pengamatan dan analisa kuisioner

dilapangan dapat dilihat dan disajikan pada Tabel 7.

Page 41: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

Tabel 7. Persentase Manfaat Buah Sukun Menurut Responden No Manfaat Buah Sukun Jumlah responden Kategori Persentase (%) 1 2 3 4

Bahan makanan Obat-obatan Kayu Naungan

80 9 5 5

Baik Sangat Rendah Sangat Rendah Sangat Rendah

80,80 9,09 5,05 5,05

Total 99 99,99

Pada data yang disajikan pada tabel di atas menunjukan bahwa

pemanfaatan buah sukun sebagai bahan makanan dengan jumlah 80 responden

dan jumlah persentase 80,80 %. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat telah

mengenal manfaat buah sukun dengan sifat yang sederhana. Untuk pemanfaatan

yang lain seperti obat-obatan jumlah responden 9 orang dengan persentase 9,09

%, pemanfaatan kayu dengan jumlah responden 5 orang dengan persentase 5,05

%, dan sebagai tanaman naungan dengan jumlah responden 5 orang dengan

persentase 5,05 %. Hasil persentase tertinggi menurut responden tentang manfaat

buah sukun sebagai bahan makanan, dan manfaat lain seperti obat-obatan, kayu,

dan sebagai tanaman naungan masih sangat rendah.

Pemanfaatan tanaman sukun masih sederhana oleh para petani, buah hanya

diolah sebagai cemilan sehari-hari. Pada kenyataan tanaman sukun bermanfaat

sebagai tanaman peneduh dan tanaman penghijauan. Sosok tanaman sukun yang

tinggi, dengan perakaran yang tidak terlalu dalam tetapi kokoh, membuat tanaman

sukun sangat cocok untuk digunakan sebagai tanaman penghijauan. Tajuk

tanaman yang besar mampu mengurangi erosi tanah yang disebabkan oleh angin

kencang.

Buah sukun merupakan makanan yang cepat saji, buah sukun dikonsumsi

dalam keadaan matang, tetapi pada referasinya yang demikian cepat maka dalam

selang beberapa hari buah sukun akan menjadi lunak dan tidak dapat dimakan.

Page 42: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

Proses resvirasi dan pematangan buah dapat dihambat dengan penyimpanan nya

pada suhu dingin, tetapi proses pematangannya tidak normal. Buah matang yang

seharusnya berwarna hijau kekuningan berubah menjadi warna buram. Berkaitan

dengan buah sukun tersebut, sampai sejauh ini masyarakat belum mengenal cara

penyimpanan khusus untuk memperlambat pematangan buah. Oleh karena itu

sukun lokal yang memiliki daya simpan jauh lebih lama dibandingkan dengan

jenis lain menjadi disukai untuk dijual. Buah sukun yang telah tua dapat direbus,

digoreng dan keripik. Ini merupakan hal yang sangat sederhana dilakukan

masyarakat pada lokasi penelitian. Untuk pemanfaatan kayu yang digunakan

hanya untuk kayu bakar tetapi masyarakat sudah mulai mencoba sebagai bahan

konstruksi bangunan yang bersifat sementara serta masyarakat telah mengetahui

pemanfaatan daun sukun sebagai bahan obat-obatan yang bersifat sangat

tradisional.

Pengolahan Buah Sukun

Pengolahan buah sukun dapat dipergunakan dengan sistem cepat saji

pada lokasi penelitian masih sangat sederhana dengan bentuk cemilan dan

makanan ringan. Sedangkan untuk pengolahan dalam bentuk lain seperti tepung

belum terdapat pada lokasi penelitian. Hal ini sesuai dengan hasil analisa

kuisioner dan pengamatan dilapangan yang disajikan pada tabel 8.

Tabel 8. Persentase Pengolahan Buah Sukun Berdasarkan Responden No Hasil Produksi dari

Buah Sukun Jumlah Responden Kategori Persentase (%)

1 2 3 4

Gorengan Keripik Tepung Kolak

45 40 -

10

Sedang Sedang

- Sangat Rendah

45,45 40,40

- 10,10

Total 99 99,99

Page 43: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

Pengolahan yang paling banyak digunakan pada lokasi penelitian masih

bersifat sangat sederhana yaitu gorengan dengan jumlah 45 orang dengan

persentase 45,45 %, serta keripik 40 orang responden dengan persentase 40,40 %.

Sedangkan pengolahan yang bersifat lama belum ada dan belum dapat diterapkan

karena masih kurang pengetahuan mengenai pengolahan buah sukun. Persentase

pengolahan buah sukun ada dua jenis pengolahan yaitu dalam bentuk gorengan

dan keripik yang masih bersifat sangat sederhana , seperti diketahui bahwa buah

sukun merupakan salah satu jenis makanan pengganti beras. Jenis olahan yang

diproduksi oleh masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Gorengan sukun.

Kulit sukun dikupas kemudian dibelah. Kemudian buah dipotong sesuai selera

dengan tebal 0,5 – 1,5 cm. Setelah direndam dalam bumbu, potongan sukun

digoreng sampai empuk dan menguning.

2. Keripik sukun.

Teknik sama dengan sukun goreng, perbedaan terletak pada tebal irisan (1 – 2

mm) dan ukuran potongan (2 cm x 2 cm).

Dalam pemanfaatan ini masih bersifat sederhana serta bersifat skala sangat

kecil untuk dikonsumsi sendiri dalam rumah tangga dan tidak ditemukan dipasar-

pasar tradisional yang terdapat pada lokasi penelitian. Pengolahan buah sukun

sebagai makanan ringan atau cemilan oleh para petani, karena para petani belum

mengetahui cara pemanfaatan yang tepat pada buah sukun.

Page 44: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Tanaman sukun dapat tumbuh dengan baik dengan ketinggian kawasan 0 –

1100 meter dari permukaan laut.

2. Ketinggian kawasan tidak mempengaruhi pertumbuhan sukun.

Saran

1. Pada kawasan rehabilitasi dengan ketinggian 0 – 1100 tanaman sukun sangat

sesuai untuk dilakukan penanaman.

2. Perlu adanya penangan yang tepat untuk tanaman sukun.

Page 45: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

DAFTAR PUSTAKA

Adinugraha, A. H, dan N. K. Kartikawati. 2003. Pertumbuhan Bibit Tanaman Sukun (Arthocarpus altilis) Hasil Perbanyakan Koloni di Persemaian. Prosiding Ekspose Hasil Litbang Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Yogjakarta.

Anonim. 1990. Hari Depan Komunitas Sukun Cilacap. Dinas Pertanian Cilacap. Gunarto, B. 1990. Budidaya Tanaman Sukun. Bandung. Yayasan Bhineka

Swasembada. Eko, A. T. 1992. Pengaruh Berbagai Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Bibit

Sukun. Yogjakarta. Hasan, I. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.

Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta. Hendalastuti, H. R dan A. Rojidin. 2006. Identifikasi Sentra Produksi Buah dan

Penanganan Pasca Panen Sukun Segar. Laporan Hasil Penelitian Lokal Litbang Hasil Hutan bukan Kayu. (tidak diterbitkan).

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia jilid II, Badan Litbang. Jakarta. Koswra, S. 2006. Sukun Sebagai Cadangan Pangan Alternatif. ebookpangan.com. Mustafa, A.M. 1998. Isi Kandungan Arthocarpus communis. Food science. Noviarso, C. 2003.Pengaruh Umur Panen dan Masa Simpan Buah Sukun

Terhadap Kualitas Tepung Sukun yang Dihasilkan. Skripsi Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Purba, S. B. 2002. karaterisasi tepung sukun (arthocarpus altilis) hasil

Pengeringan Drum dan Aplikasinya untuk Tepung Terigu pada Pembuatan Biscuit. Skripsi Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Widiyanto, R. 1988. Membuet stek, cangkok, dan okulasi. Jakarta: Penerbit

Swadaya. Syarif, S. 2006. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Bandung. Pustaka

Buana. Syah dan Nazarudin, 1994. Sukun dan Kluwih. Penerbit Swadaya. Jakarta. Sayamsuhidayat. 1991. Inventarisasi Tanaman Obat Indonesia, edisi kedua,

Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Soeseno, S. 1997. Budidaya Sukun. Penerbit Karnesius. Yogyakarta.

Page 46: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian

Gambar 3. Pertumbuhan sukun dengan tinggi tempat 1020 mdpl.

Gambar 4. Tanaman sukun pada pekarangan rumah petani

Page 47: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

Gambar 5. Buah sukun pada ketinggian tempat 850 mdpl.

Gambar 6. Serangan hama pada tanaman sukun

Page 48: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

Lampiran 2.

KUISONER PENELITIAN

INVENTARISASI TANAMAN SUKUN PADA BERBAGAI KETINGGIAN di SUMATERA UTARA

Nama :

Alamat :

Desa :

Kecamatan :

Kabupaten :

PENELITI

NAMA : ANWAR SYADAT SIREGAR

PROGRAM STUDI : TEKNOLOGI HASIL HUTAN

JURUSAN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN

UNUVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2009

Page 49: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

Tujuan dari pengisian kuisioner ini adalah untuk mendapatkan data yang

dibutuhkan selama penelitian. Oleh karenanya diharapkan dari bapak ibu/saudar/I

untuk memberikan informasi yang sebenarnya demi keakuratan dari hasil

penelitian ini. Terimakasi

DAFTAR PERTANYAAN

I. Manfaat dan Peranan Sukun di Masyarakat

1. Apakah manfaat sukun menurut anda?

a. Sebagai bahan makanan

b. Untuk obat-obatan

c. Pemanfaatan kayu

d. Sebagai tanaman naungan

2. Kendala apa saja yang dapat menghambat pertumbuhan sukun?

a. Kesuburan tanah

b. Ketinggian

c. Iklim

d. Hama penyakit

3. Apa alasan anda memilih tanaman sukun?

a. Mudah dirawat

b. Sebagai naungan

c. Pemanfaatan buah

d. Hiasan

4. Tanaman sukun mulai berbuah pada umur berapa?

a. 3 Tahun

b. 4 Tahun

Page 50: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

c. 5 Tahun

d. 6 Tahun

II. Tingkat Pendapatan Sukun

1. Berapakah hasil buah yang diperoleh setiap pemanenan?

a. 100 Buah untuk tanaman umur 5

b. 200 Buah untuk tanaman umur 6

c. 300 Buah untuk tanaman umur 7

d. 400 Buah untuk tanaman umur 8

2. Berapa harga per buah sukun?

a. Rp 1500

b. Rp 2000

c. Rp. 3000

d. Rp 4000

3. Apakah tanaman suku membantu perekonomian anda?

a. Ya.

b. Tidak

c. Biasa saja

d. Sangat menbantu

4. Jika tanaman sukun termasuk tanaman yang direhabilitasi apakah anda

mendukung?

a. Ya

b. Tidak

c. Sangat mendukung

d. Biasa saja

Page 51: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

III. Tingkat Budidaya Sukun

5. Apakah tanaman sukun yang anda miliki budidaya khusus?

a. Ya

b. Tidak

c. Tumbuh sendiri

d. Pemindahan

6. Jenis budidaya apakah yang anda lakukan untuk tanaman sukun?

a. Stek akar

b. Stek pucuk

c. Pemindahan

d. Pencangkokan

7. Bila tanaman sukun memiliki perlakuan yan khusus anda setuju?

a. Tidak setuju

b. Sangat setuju

c. Biasa saja

d. Mendukung

Page 52: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

Lampiran 3.

Hasil Wawancara dan Pada Lokasi Penelitian. Nama Desa

Jenis Tanaman

Sukun

Jumlah Pohon

Ketinggian mdpl

Umur Manfaat Kendala

Sait Buntu Lokal 30 1100 16 tahun Buah Hama Penggerek

Manik Maraja

Lokal 200 845 15 tahun Buah Hama Penggerek

Bandar Baru

Lokal 4 890 6 tahun Buah _

Batu Layang

Lokal 7 670 8 tahun Buah _

Sikeben

Lokal 2 870 5 tahun Buah _

Bangun Jawa

Lokal 60 805 12 tahun Buah _

Simbahe

Lokal 2 407 8 tahun Buah _

Tiang Layar

Lokal 10 500 6 tahun Buah _

Kasindir

Lokal 50 535 15 tahun Buah _

D. Maraja

Lokal 155 330 33 tahun Buah _

Bahsulung

Lokal 120 405 27 tahun Buah _

Pancur Batu

Lokal 15 230 7 tahun Buah _

Mesjid Lama

Lokal 10 5 8 tahun Buah _

Deli Tua

Lokal 20 45 9 tahun Buah _

Sugau

Lokal 7 240 6 tahun Buah _

Page 53: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

Lampiran 4. Karateristik Responden Pada Tanaman Sukun dari 99 Sampel di 15 Desa No Karakteristik

Jumlah

responden

Kategori Persentase (%)

1 Manfaat sukun a. Bahan makanan b. Obat-obatan c. Kayu d. Naungan

80 9 5 5

Baik

Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah

80,80 9,09 5,05 5,05

2 Kendala a. Kesuburan b. Ketinggian c. Iklim d. Hama

10 4

15 70

Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah

Baik

10,10 4,04 15,15 70,70

3 Alasan penanaman sukun a. Mudah dirawat b. Sebagai naungan c. Buah d. Iseng

40 3

44 2

Rendah

Sangat rendah Sedang

Sangat rendah

40,40 3,03 44,44 2,02

4 Sukun mulai berbuah a. 3 thn b. 4 thn c. 5 thn d. 6 thn

- 1

83 5

-

Sangat rendah Sangat baik

Sangat rendah

-

1,01 83,83 5,05

Lampiran 5. Pendapatan Responden dari Tanaman Sukun No Karateristik Jumlah

responden Kategori Persentase

(%)

1 Hasil buah/panen a. 100 b. 200 c.300 d. 400

2 4 -

40

Sangat rendah Sangat rendah

- Rendah

2,02 4.04

- 40,40

2 Harga/buah a. 1500 b. 2000 c. 3000 4. Tidak menentu

80 6 1

12

Baik

Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah

80,80 6,06 1,01 12,12

3 Meningkatkan pendapatan a. Ya

60

Sedang

60,60

Page 54: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

b. Tidak c. Biasa saja d. Sangat

10 10 19

Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah

10,10 10,10 19,19

4 Hasil yang diproduksi buah sukun a. Gorengan sukun b. Keripik c. Tepung d. Kolak

70 20 - 9

Baik Sangat rendah

- Sangat rendah

70,70 20,20

- 9,09

5 Batas sukun berproduksi a. 20 thn b. 30 thn c. 40 thn d. 60 thn

- -

40 49

- -

Sedang Sedang

- -

40,40 49,49

Lampiran 6. Budidaya Sukun Menurut Responden No Jenis Budidaya Jumlah

responden Kategori Persentase

(%)

1 Budidaya khusus yang dilakukan a. Ada b. Tidak ada c. Tumbuh sendiri d. Pemindahan

- 5 4

90

-

Sangat rendah Sangat rendah Sangat baik

-

5,05 4,04 90,90

2 Perlakuan khusus sukun a. Setuju b. Tidak setuju c. Sangat setuju d. Biasa saja

20 -

70 9

Sangat rendah

- Baik

Sangat rendah

20,20

- 70,70 9,09

3 Jenis perbanyakan yang dipilih a. Stek akar b. Stek pucuk c. Pemindahan d. Pencangkokan

10 8

80 1

Sangat rendah Sangat rendah

Baik Sangat rendah

10,10 8,08 80,80 1,01

4 Sukun membutuhkan pemeliharaan a. Perlu b. Tidak c. Sangat perlu d. Biasa saja

40 -

43 6

Rendah -

Sedang Sangat rendah

40,40 -

43,40 6,06

Page 55: INVENTARISASI TANAMAN SUKUN (Arthocarpus Cummunis ...

Anwar Syadat Siregar : Inventarisasi Tanaman Sukun (Arthocarpus communis) Pada Berbagai Ketinggian Di Sumatera Utara, 2010.

Lampiran 7.

Daftar Pertanyaan Wawancara

1. Termasuk jenis apakah tanaman sukun yang anda miliki?

2. Berapa umur tanmanan sukun yang anda miliki?

3. Manfaat apakah yang anda peroleh dari tanaman sukun?

4. Berapa jumlah tanaman sukun yang dimiliki?

5. Kendala apa saja dalam pemeliharaan sukun?