Intubasi

25
Kesulitan Intubasi dan Statics Levina Septembera 11.2014.014 Koas Anestesi RS. Bethesda Lempuyangwangi – Yogyakarta Pembimbing : dr. Pandit, Sp.An

description

mempelajari cara intubasi yang baik dan benar

Transcript of Intubasi

  • Kesulitan Intubasi dan StaticsLevina Septembera11.2014.014Koas Anestesi RS. Bethesda Lempuyangwangi YogyakartaPembimbing : dr. Pandit, Sp.An

  • Kesulitan IntubasiSehubungan dengan manajemen saluran nafas, riwayat sebelum intubasi seperti riwayat anestesi, alergi obat, dan penyakit lain yang dapat menghalangi akses jalan napas. Pemeriksaan jalan napas : Keadaan gigi dan visualisasi dari orofaring (klasifikasi Mallampati).

  • MallampatiCara pemeriksaan : Pasien duduk membuka mulutnya dan menjulurkan lidahKlasifikasi Mallapampati :

    Grade MallampatiInterpretasiIPalatum mole, uvula, dinding posterior oropharing, pilar tonsil IIPalatum mole, sebagian uvula, dinding posterior uvula IIIPalatum mole, dasar uvulaIVPalatum durum saja

  • Mallampati

  • MallampatiDalam sistem klasifikasi :Kelas I dan II saluran nafas umumnya diperkirakan mudah intubasi. Sedangkan kelas III dan IV

  • MallampatiFaktor-faktor yang digunakan untuk memprediksi kesulitan intubasi :Berat badankepala dan gerakan lehergerakan rahangsudut mandibulagigi

  • Persiapan IntubasiPerisapan untuk intubasi termasuk mempersiapkan alat-alat dan memposisikan pasien.Posisi : kepala pasien harus sejajar dengan pinggang nestesiologis atau lebih tinggi untuk mencegah ketegangan pinggang selama laringoskopi.

  • StaticsPersiapan alat intubasi :Scope (stetoskop dan laringoskop)-> Stetoskop-> Laringoskop : bilah/ blader lurus (miller, magill) : untuk bayi-anak- dewasaBilah lengkung (Macintosh) : untuk besar-dewasa

  • Laringoskopi

  • Statics2. Tube -> Pipa trakea yang biasanya dibuat dari bahan standar polivinil klorida.-> Berfungsi : mengantar gas anestetik langsung ke dalam trakea.-> Bentuk penampang melintang trakea hampir bulat, sedangkan untuk dewasa seperti huruf D.-> Bayi dan anak di bawah 5 tahun tidak menggunakan cuff.

  • Statics (lanjutan)Sedangkan untuk anak besar-dewasa menggunakan cuff supaya tidak bocor. Alasan lain adalah penggunaan cuff pada bayi- anak kecil dapat membuat trauma selaput lendir trakea dan post-intubation croup.Pipa trakea dapat dimasukkan melalui mulut (orotracheal tube) atau melalui hidung (nasotracheal tube).

  • Tube

    UsiaDimeter (mm)Skala FrenchJarak sampai bibir (cm)Prematur 2,0 - 2,51010Neontus2,5 - 3,512111-6 bulan3,0 - 4,01411-1 tahun3,0 - 3,516121-4 tahun4,0 4,518134-6 tahun4,5 - 5,020146-8 tahun5,0 5,52215 168-10 tahun5,5 6,02416 - 1710-12 tahun6,0 6,52617 - 1812-14 tahun6,5 7,028 - 3018 - 22Dewasa wanita6,5 8,528 - 3020 -24Dewasa pria7,5 - 1032 - 3420 -24

  • Endotrakeal TubeDefinisi : Suatu alat yang dapat mengisolasi jalan nafas, mempertahankan patensi, mencegah aspirasi serta mempermudah ventilasi, oksigenasi dan pengisapan. Besar pipa trakea tergantung pada umurDibawah 8 tahun : trakea berbentuk corong, karena ada penyempitan di daerah subglotis. Pada anak-anak yang digunakan terutama pipa tanpa balon (Cuff).

  • Endotrakeal TubeBila dipakai pipa tanpa balon hendaknya dipasang kasa yang ditempatkan di faring di sekeliling pipa tersebut untuk mencegah aspirasi untuk fiksasi dan agar tidak terjadi kebocoran udara inspirasi.

  • Endotrakeal TubeBila intubasi secara langsung (memakai laringoskop dan melihat rima glotis) tidak berhasil, intubasi dilakukan secara tidak langsung (tanpa melihat trakea) yang juga disebut intubasi tanpa lihat (blind).Cara lain adalah dengan menggunakan laringoskop serat optic.

  • Endotrakeal TubePemakaian pipa endotrakea sesudah 7 sampai 10 hari hendaknya dipertimbangkan trakeostomi.Pada hari ke-4 timbul kolonisasi bakteri yang dapat menyebabkan kondritis bahkan stenosis subglotis. Pada pasien koma, trakeotomi dapat ditunda jika ekstubasi diperkirakan dapat dilakukan dalam waktu 1-2 minggu.

  • Statics3. Guedel (Orotracheal airway) atau nasotracheal airwayBerfungsi : menjaga terbukanya jalan napas dengan cara menahan lidah saat pasien tidak sadar agar lidah tidak menyumbat jalan napas.4. TapeDefinisi : plester untuk fiksasi pipa supaya tidak terdorong atau tercabut.

  • Statics

  • Statics5. Introducer Berfungsi : Untuk pemandu supaya pipa trakea mudah dimasukkan.

    6. ConnectorBerfungsi : Penyambung antara pipa dengan bag valve mask ataupun peralatan anesthesia

  • Statics7. SuctionBerfungsi : Penyedot lender, ludah dan cairan lainnya.

  • Cara IntubasiIntubasi Endotrakeal

  • Cara IntubasiIntubasi Nasaltrakeal :Intubasi nasal mirip dengan intubasi oral kecuali bahwa NTT masuk lewat hidung dan nasofaring menuju orofaring sebelum dilakukan laringoskopi. Urutan cara NTT :Tetesin hidung phenylephrine (0,5-0,25%)(Jika pasien sadar, lokal anestesi secara tetes dan blok saraf dapat digunakan)

  • Cara Intubasi2. NTT yang telah dilubrikasi dengan jelly yang larut dalam air, dimasukkan ke dasar hidung, dibawah turbin inferior. 3. Bevel NTT berada disisi lateral jauh dari turbin. 4. Untuk memastikan pipa lewat di dasar rongga hidung, ujung proksimal dari NTT harus ditarik ke arah kepala. 5. Pipa secara berangsur-angsur dimasukan hingga ujungnya terlihat di orofaring.

  • Cara Intubasi6. Umumnya ujung distal dari NTT dapat dimasukan pada trachea tanpa kesulitan. Jika ditemukan kesulitan dapat digunakan forcep Magil. Penggunaannya harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusakkan balon. Memasukkan NTT melalui hidung berbahaya pada pasien dengan trauma wajah yang berat disebabkan adanya resiko masuk ke intrakranial.

  • Nasotrakeal