intubasi
-
Upload
agung-a-c-e -
Category
Documents
-
view
145 -
download
7
description
Transcript of intubasi
PENDAHULUAN12,14
Dalam suatu tindakan operasi, seorang dokter bedah tidak dapat bekerja
sendirian dalam membedah pasien sekaligus menciptakan keadaan anestesi.
Dibutuhkan keberadaan seorang dokter anestesi untuk mengusahakan, menangani dan
memelihara keadaan anestesi pasien. Salah satu usaha yang mutlak harus dilakukan
oleh seorang dokter ahli anestesi adalah menjaga berjalannya fungsi organ tubuh pasien
secara normal, tanpa pengaruh yang berarti akibat proses pembedahan tersebut. Salah
satu usaha yang mutlak harus dilakukan oleh seorang dokter ahli anestesi adalah
menjaga berjalannya fungsi organ tubuh pasien secara normal, tanpa pengaruh yang
berarti akibat proses pembedahan tersebut. Pengelolaan jalan napas menjadi salah satu
bagian yang terpenting dalam suatu tindakan anestesi. Karena beberapa efek dari obat-
obatan yang dipergunakan dalam anestesi dapat mempengaruhi keadaan jalan napas
berjalan dengan baik. Salah satu usaha untuk menjaga jalan napas pasien adalah dengan
melakukan tindakan intubasi endotrakheal, yakni dengan memasukkan suatu pipa ke
dalam saluran pernapasan bagian atas. Karena syarat utama yang harus diperhatikan
dalam anestesi umum adalah menjaga agar jalan napas selalu bebas dan napas dapat
berjalan dengan lancar serta teratur
INTUBASI | 1
JENIS DAN PENGERTIAN12
INTUBASI
Intubasi dapat berupa intubasi farings dan intubasi trakea.
Intubasi farings adalah tindakan memasukkan pipa naso/orofaring ke dalam
faring sehingga jalan napas bebas hambatan dan napas mudah dibantu atau
dikendalikan. Dapat menggunakan :
• Pipa nasofarings
• Pipa orofarings
• Pipa S.
1. Pipa nasofarings : Terbuat dari karet atau plastik yang sangat lunak. Pada waktu
memasang alat ini, sebaiknya pipa nasofarings diberi pelicin (KYJelly) dan lubang hidung
disemprot dengan ”xylocain spray”, lebih-lebih pada penderita sadar atau stupor, atau
memasukkan pipa terlalu dalam. Tujuan ”xylocain spray” untuk menghindari
laringospasme.
2. Pipa Orofarings : Sering kita sebut Guedel.
3. Pipa S
INTUBASI TRAKEA
Intubasi trakea adalah tindakan memasukkan pipa endotrakeal ke dalam trakea
sehingga jalan napas bebas hambatan dan napas mudah dibantu atau dikendalikan.
Ekstubasi trakea adalah tindakan pengeluaran pipa endotrakeal.
- Ekstubasi ditunda sampai pasien benar-benar sadar, jika :
a. Intubasi kembali akan menimbulkan kesulitan
INTUBASI | 2
b. Pasca ekstubasi ada resiko aspirasi
- Ekstubasi dilakukan umumnya pada anesthesia sudah ringan dengan catatan
tak akan terjadi spasme laring.
- Sebelum ekstubasi bersihkan rongga mulut laring faring dari sekret dan
cairan lainnya
Intubasi Endotrakeal tergantung dari penilaian, pengalaman dan kemampuan ada 2
macam :
Intubasi Orotrakeal
Intubasi Nasotrakeal
TUJUAN12
Tujuan dilakukannya tindakan intubasi endotrakeal adalah untuk membersihkan
saluran trakheobronchial, mempertahankan jalan nafas agar tetap paten, mencegah
aspirasi, serta mempermudah pemberian ventilasi dan oksigenasi bagi pasien operasi.
Pada dasarnya, tujuan intubasi endotrakeal :
a. Mempermudah pemberian anestesia.
b. Mempertahankan jalan nafas agar tetap bebas serta mempertahankan kelancaran
pernafasan.
c. Mencegah kemungkinan terjadinya aspirasi isi lambung (pada keadaan tidak sadar,
lambung penuh dan tidak ada refleks batuk).
d. Mempermudah pengisapan sekret trakheobronchial.
e. Pemakaian ventilasi mekanis yang lama.
f. Mengatasi obstruksi laring akut
PERLENGKAPAN1.Laringoskop
Laringoskop ada dua macam :
INTUBASI | 3
Laringoskop Magill, yaitu daun laringoskop lurus.
Laringoskop Macintosh, yaitu daun laringoskop bengkok.
Daun laringoskop yang lurus digunakan untuk mengangkat epiglottis secara
langsung, sedangkan daun yang bengkok yang dimasukkan kedalam valekula tepat
diatas epiglottis, mengangkat epiglottis tidak langsung dengan menarik frenulum
glosoepiglotis. Daun laringoskop yang bengkok tidak menyentuh larings dan karena itu
mungkin kurang traumatik dan kurang merangsang refleks, juga memberi ruangan lebih
luas untuk melihat dan memasukkan pipa. Intubasi pada anak memerlukan daun
laringoskop pediatri khusus.
2.Pipa endotrakea
Sebaiknya kita memilih pipa endotrakea dengan balon lunak volume besar
dengan tekanan rendah (high volome low pressure). Untuk anak kecil dan bayi pipa
endotrakea tanpa balon. Pipa sebaiknya dibuat dari plastik yang tidak iritatif. Pipa
Endotrakea terdiri dari berbagai ukuran mulai dari 2,5, sampai 10. Pada penderita gawat
nafas dan tidak sadar, intubasi trakea merupakan pilihan terakhir, karena cara ini agak
sukar dan harus berpengalaman.
Sebelum mengerjakan Intubasi trakea, dapat diingat kata STATICS :
S: Scope, laringoskop dan stetoskop
T: Tubes, pipa endotrakeal
A: Airway tubes, pipa orofaring/nasofaring
T: Tape, plester
I: Introducer, stilet, mandren
C: Connector, sambungan-sambungan
S: Suction, penghisap lendir
INTUBASI | 4
CARA INTUBASI OROTRAKEA8
Untuk belajar intubasi orotrakea harus latihan dibawah supervisi sampai
sempurna. Sudah barang tentu pertama-tama harus dengan manekin intubasi dewasa
dan anak, kemudian pada penderita tetapi dalam keadaan teranestesi.
Urutan yang perlu diperhatikan :
1. Mintalah asisten jika mungkin.
2. Pilih, siapkan dan periksa perlengkapan :
a. Pilih ukuran pipa trakea yang tepat dan satu pipa cadangan dengan ukuran
lebih kecil.
b. Pilih ukuran dan jenis laringoskop yang tepat
c. Beri pelicin analgetika yang mudah larut dalam air pada pipa trakea.
d.Periksa balon dengan mengembangkan balon tersebut dan setelah itu
kempiskan lagi.
3. Letakkan penderita pada posisi telentang, dengan oksiput ditinggikan dan kepala
diekstensi sehingga trakea dan daun laringoskop berada dalam satu garis lurus.
4. Oksigenasi penderita, sebaiknya dengan oksigen 100% selama dua sampai tiga menit
(jika keadaan memungkinkan).
5. Memasukkan pipa endotrakea :
a. Mula-mula buka mulut penderita dengan tangan kanan penolong (gerak jari
menyilang).
INTUBASI | 5
b. Pegang gagang laringoskop erat-erat dengan tangan kiri dan masukkan daun
dari sudut kanan mulut penderita, dorong lidahnya ke kiri sehingga lapang pandangan
tidak dihalangi oleh lidah yang menyembur melewati sisi terbuka daun laringoskop.
Lindungi bibir dari cedera antara gigi dan laringoskop.
c. Masukkan pipa trakea dengan tangan kanan melalui sudut kanan mulut
penderita sambil melihat melalui daun laringoskop. Perhatikan ujung pipa dan balon
sewaktu melewati larings dan masukkan pipa lebih lanjut sehingga balon berada tepat di
bawah larings.
d. Mintalah asisten memegang pipa pada sudut bibir penderita.
e. Segera kembangkan balon untuk mencegah aspirasi.
f. Keluarkan daun laringoskop dan masukkan pipa orofarings atau penahan
gigitan.
g. Lakukan auskultasi kedua paru untuk menyingkirkan kemungkinan intubasi
bronkus (biasanya bronkus kanan).
6. Plesterlah pipa endotrakea dengan baik pada muka penderita.
INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI 8,12,14:
Indikasi bagi pelaksanaan intubasi endotrakheal antara lain :
a. Keadaan oksigenasi yang tidak adekuat (karena menurunnya tekanan oksigen arteri
dan lain-lain) yang tidak dapat dikoreksi dengan pemberian suplai oksigen melalui
masker nasal.
INTUBASI | 6
b. Keadaan ventilasi yang tidak adekuat karena meningkatnya tekanan karbondioksida di
arteri.
c. Kebutuhan untuk mengontrol dan mengeluarkan sekret pulmonal atau sebagai
bronchial toilet.
d. Menyelenggarakan proteksi terhadap pasien dengan keadaan yang gawat atau pasien
dengan refleks akibat sumbatan yang terjadi.
e. Menjaga jalan nafas yang bebas dalam keadaan-keadaan yang sulit.
f. Operasi-operasi di daerah kepala, leher, mulut, hidung dan tenggorokan, karena pada
kasus-kasus demikian sangatlah sukar untuk menggunakan face mask tanpa
mengganggu pekerjaan ahli bedah.
g. Pada banyak operasi abdominal, untuk menjamin pernafasan yang tenang dan tidak
ada ketegangan.
h. Operasi intra torachal, agar jalan nafas selalu paten, suction dilakukan dengan mudah,
memudahkan respiration control dan mempermudah pengontrolan tekanan intra
pulmonal.
i. Untuk mencegah kontaminasi trachea, misalnya pada obstruksi intestinal.
j. Pada pasien yang mudah timbul laringospasme.
k. Tracheostomni.
l. Pada pasien dengan fiksasi vocal chords.
Indikasi intubasi nasal antara lain :
a. Bila oral tube menghalangi pekerjaan dokter bedah, misalnya tonsilektomi,
pencabutan gigi, operasi pada lidah.
b. Pemakaian laringoskop sulit karena keadaan anatomi pasien.
c. Bila direct vision pada intubasi gagal.
d. Pasien-pasien yang tidak sadar untuk memperbaiki jalan nafas.
Selain intubasi endotrakheal diindikasikan pada kasus-kasus di ruang bedah, ada
beberapa indikasi intubasi endotrakheal pada beberapa kasus nonsurgical, antara lain:
INTUBASI | 7
a. Asfiksia neonatorum yang berat.
b. Untuk melakukan resusitasi pada pasien yang tersumbat pernafasannya, depresi atau
abcent dan sering menimbulkan aspirasi.
c. Obstruksi laryngeal berat karena eksudat inflamatoir.
d. Pasien dengan atelektasis dan tanda eksudasi dalam paru-paru.
e. Pada pasien-pasien yang diperkirakan tidak sadar untuk waktu yang lebih lama dari 24
jam seharusnya diintubasi.
f. Pada post operative respiratory insufficiency.
Ada beberapa kontra indikasi bagi dilakukannya intubasi endotrakheal antara lain :
a. Beberapa keadaan trauma jalan nafas atau obstruksi yang tidak memungkinkan untuk
dilakukannya intubasi. Tindakan yang harus dilakukan adalah cricothyrotomy pada
beberapa kasus.
b. Trauma servikal yang memerlukan keadaan imobilisasi tulang vertebra servical,
sehingga sangat sulit untuk dilakukan intubasi.
c. Henti napas
d. Fraktur basis cranii
e. Cedera wajah yang luas
KEMUNGKINAN TERJADI KESULITAN INTUBASI PADA :
Mandibula yang dalam
Orang gemuk
Leher pendek
Rahang atas lebih kedepan/prominent incisor
Rahang bawah kecil
Susah membuka mulut/mulut kecil
Kontraktur jaringan leher sebagai akibat combusio yang
menyebabkan flexi leher
Lidah besar
INTUBASI | 8
Tremor pada mulut,pharyng dan laryng
Perdarahan di daerah mulut
Abnormalitas pada servical spine termasuk achondroplasia karena
fleksi kepala pada leher di sendi atlantooccipital
Kesukaran membuka rahang, seperti multiple arthritis yang
menyerang sendi temporomandibuler, spondilitis, servical spine.
KEUNTUNGAN MEMAKAI PIPA ENDOTRAKEAL :
Dapat menghindarkan obstruksi jalan napas
Mencegah terjadinya spasme laring
Pemakaian artificial ventilator
Lambung penuh
Dead space dapat dikurangi seminimal mungkin
KERUGIAN MEMAKAI PIPA ENDOTRAKEAL :
Trauma pada : bibir, lidah, hidung, laring, faring
Diperlukan anestesi yang dalam
KOMPLIKASI
Komplikasi tindakan intubasi trakea dapat terjadi saat dilakukannya tindakan
laringoskopi dan intubasi, selama pipa endotrakeal dimasukkan dan setelah ekstubasi.
A. Komplikasi tindakan laringoskopi dan intubasi
1. Malposisi : Intubasi esofagus, intubasi endobronkial, malposisi laryngeal
Cuff.
2. Trauma jalan napas : kerusakan gigi, laserasi bibir, lidah atau mukosa
mulut, cedera tenggorok, dislokasi mandibula, dan
diseksi retrofaringeal.
3. Gangguan Refleks : Hipertensi, takikardi, tekanan intrakranial
INTUBASI | 9
meningkat, tekanan intraokular meningkat dan
spasme laring.
4. Malfungsi tuba : Perforasi cuff.
B. Komplikasi pemasukan pipa endotrakeal :
1. Malposisi : ekstubasi yang terjadi sendiri, intubasi ke endobronkial,
malposisi laryngeal cuff.
2. Trauma jalan napas : inflamasi dan ulserasi mukosa, serta ekskoriasi kulit
hidung.
3. Malfungsi tuba : obstruksi.
C. Komplikasi setelah ekstubasi :
1. Trauma jalan napas : edema dan stenosis (glotis, subglotis, atau trakea),
suara serak/ parau (granuloma atau paralisis pita
suara), malfungsi dan aspirasi laring.
2. Gangguan Refleks : spasme laring.
INTUBASI PADA ANAK
Ada 5 perbedaan mendasar anatomi dari airway pada anak-anak dan
dewasa , sehingga intubasi pada anak dan dewasa agaknya berbeda
1. Pada anak-anak, kepala lebih besar, dan lidah juga lebih besar
2.Laring yang letaknya lebih anterior
3. epiglottis yang lebih panjang
4. Leher dan trache yang lebih pendek daripada dewasa
5. Cartilago tiroid yang terletak berdekatan dengan airway
Anestesi sebelum intubasi tidak penting bagi anakanak dengan berat badan
kurang dari 5 kg, dan dapat berbahaya.Risiko stridor meningkat karena pembengkakan
mukosa pada saluran pernapasan kecil akibat iritasi laring oleh pipa, peralatan atau
INTUBASI | 10
uap. Pipa tak bertutup yang cukup kecil untuk pengeluaran gas dapat dipakai. Suatu
bungkus tenggorokan akan menghentikan cairan melalui pipa yang masuk ke paru-paru.
Bayi kecil yang berat badannya kurang dari 5 kg tidak dapat mempertahankan
pemapasan spontan dengan pipa trakea yang sempit, sehingga harus diberikan
ventilasi.
Para ahli anestesi harus memutuskan antara penggunaan masker anestesi dan
intubasi. Penggunaan intubasi dapat dicapai dengan atau tanpa bantuan relaksan otot.
Pada anak yang kecil, atau jika terdapat kelainan saluran pernapasan, paling aman
untuk memperdalam anestesi sampai pipa dapat disisipkan sementara pernapasan
spontan berlangsung. Jika terdapat keraguan tentang kemampuan saluran pernapasan
untuk dilalui pipa, seorang ahli anestesi harus memperlihatkan bahwa ia dapat
memberikan ventilasi pada paru menggunakan kantong, dan masker sebelum membuat
penderita menjadi lumpuh dengan relaksan otot
Laringoskopi pada bayi dan anak tidak membutuhkan bantal kepala. Kepala bayi
terutama neonatus oksiputnya menonjol. Dengan adanya perbedaan anatomis pada
jalan nafas bagian atas, lebih mudah menggunakan laringoskop dengan bilah lurus
pada bayi.
Blade laringkoskop yang lebih kecil digunakan untuk anak, jenisnya tergantung
pada pilihan ahli anestesi dan adanya gangguan saluran pernapasan. Pipa trakea dipilih
berdasarkan prinsip babwa pipa yang dapat dibengkokkan tidak digunakan di bawab
nomor 7, dan dua nomor lebih rendah harus disiapkan bila diperlukan. Daerah aliran
udara paling sempit pada anak kecil adalah di bawah pita suara
Intubasi dalam keadaan sadar dikerjakan pada keadaan gawat atau diperkirakan
akan menjumpai kesulitan. Beberapa penulis menganjurkan intubasi sadar pada
neonatus usia kurang dari 10-14 hari . Hati-hati terhadap hipertensi dan meningginya
tekanan intrakranial yang mungkin dapat menyebabkan perdarahan dalam otak akibat
laringoskopi dan intubasi.
Lebih digemari intubasi sesudah tidur dengan atau tanpa pelumpuh otot. Kalau
tidak menggunakan pelumpuh otot, bayi atau anak ditidurkan sampai dalam lalu
INTUBASI | 11
diberikan analgesia topikal barn dikerjakan intubasi. Dengan pelumpuh otot digunakan
suksinil-kolin dosis 2 mg/kgBB secara intravena setelah bayi/anak tidur.
Pipa trakea pada bayi dan anak dipakai yang tembus pandang tanpa cuff. Untuk
usia diatas 5-6 tahun boleh dengan cuff pada kasus-kasus laparotomi atau jika
ditakutkan akan terjadi aspirasi. Secara kasar ukuran besarnya pipa trakea .sama
dengan besarnya jari kelingking atau besarnya lubang hidung.
Bayi prematur menggunakan pipa bergaris tengah 2.0-3.0 mm, bayi cukup
bulan 2.5-3.0 mm. Sampai 6 bulan 4.0 mm dan sam pail tahun 4.5 mm. Untuk usia
diatas 1 tahun digunakan minus sebagai berikut: Garis tengah bagian dalam pipa
trakea ialah : umur dalam tahun /4+ 4. 5 mm. Pilihlah pipa trakea yang paling besar
yang dapat masuk dengan sedikit longgar dan pada tekanan inspirasi 20-25 em H20
terjadi sedikit kebocoran. Dianjurkan menggunakan pipa mulut faring untuk fiksasi
pipa trakea supaya tidak terlipat.
Intubasi hidung tidak dianjurkan, karena dapat menyebabkan trauma,
perdarahan adenoid dan infeksi.
Peralatan dengan ruang rugi minimal, dan resistensi rendah seperti model T-Jackson
Rees harus digunakan. Neonatus harus dijaga agar tetap hangat, karena daerah
permukaan kulit yang luas dibandingkan massa tubuhnya, perkembangan system
pengaturan suhu yang belum berkembang, dan lemaknya masih merupakan penyekat
tubuh yang buruk. Suhu ruang bedah sekurang-kurangnya 22°C (75°F), selimut, dan
kasur hangat digunakan7.
INTUBASI PADA OPERASI DARURAT12
Pada operasi darurat dilakukan induksi cepat (crush induction) untuk mencegah
aspirasi selama tindakan intubasi. Diindikasikan terutama pada pasien dengan lambung
penuh. Selain peralatan intubasi dipersiapkan pula alat penghisap dan pipa
lambung.Pasien dipersiapkan dalam posisi setengah duduk atau terlentang dengan
posisi kepala lebih rendah.
INTUBASI | 12
Awali dengan pemberian O2 100% (praoksigenasi) selama 3-5 menit kemudian
obat pelumpuh otot nondepolarisasi ¼ dosis (prekurarisasi). Suntikan obat induksi cepat
diberikan sampai reflek bulu mata hilang.Tulang krikoid ditekan ke arah posterior
(Sellick manouver) dan kemudian obat pelumpuh otot depolarisasi diberikan dengan
dosis 1,5-2 kali dosis normal. Setelah itu baru dilakukan tindakan laringoskopi dan
intubasi. Bila pipa endotrakeal telah masuk, balon pipa (cuff) segera dikembangkan.
INTUBASI | 13
KESIMPULAN12,14
Sejak dilakukannya tindakan bedah, sebenarnya kalangan medis telah berusaha
untuk melakukan tindakan anestesi yang bertujuan untuk mengurangi dan
menghilangkan rasa nyeri atau rasa sakit. Pada prinsipnya, seorang penderita akan
dibuat tidak sadarkan diri dengan melakukan tindakan-tindakan yang sering dilakukan
secara fisik seperti memukul, mencekik dan lain sebagainya. Hal tersebut terpaksa
dilakukan agar pasien tidak merasa kesakitan dan akhirnya meloncat dari meja operasi
yang mengakibatkan terganggunya jalannya acara operasi.
Dalam suatu tindakan operasi, seorang dokter bedah tidak dapat bekerja
sendirian dalam membedah pasien sekaligus menciptakan keadaan anestesi.
Dibutuhkan keberadaan seorang dokter anestesi untuk mengusahakan, menangani dan
memelihara keadaan anestesi pasien. Tugas seorang dokter anestesi dalam suatu acara
operasi antara lain :
1. Menghilangkan rasa nyeri dan stress emosi selama dilakukannya proses pembedahan
atau prosedur medik lain.
2. Melakukan pengelolaan tindakan medik umum kepada pasien yang dioperasi,
menjaga fungsi organ-organ tubuh berjalan dalam batas normal sehingga keselamatan
pasien tetap terjaga.
3. Menciptakan kondisi operasi dengan sebaik mungkin agar dokter bedah dapat
melakukan tugasnya dengan mudah dan efektif.
Salah satu usaha yang mutlak harus dilakukan oleh seorang dokter ahli anestesi
adalah menjaga berjalannya fungsi organ tubuh pasien secara normal, tanpa pengaruh
yang berarti akibat proses pembedahan tersebut. Pengelolaan jalan napas menjadi salah
satu bagian yang terpenting dalam suatu tindakan anestesi. Karena beberapa efek dari
obat-obatan yang dipergunakan dalam anestesi dapat mempengaruhi keadaan jalan
napas berjalan dengan baik.
INTUBASI | 14