Intrusi Air Laut Pada Lapisan Aquifer
Transcript of Intrusi Air Laut Pada Lapisan Aquifer
INTRUSI AIR LAUT PADA LAPISAN AQUIFER
Salinitas adalah larutan garam yang pada kadar tertentu akan mempengaruhi
kualitas air. Pengertian kualitas air pada pembahasan ini hanya dikatitkan dengan
salinitas. Parameter yang terpenting menurut McNeal ( 1981 ) adalah konsentrasi
kadar garam dan total larutan benda padat atau Total Dislolved Solids ( TDS ).
Definisi dari salinitas dalam hubungannya dengan TDS adalah berat total semua
larutan substansi setiap unit berat air dengan semua karbon teroksidasi, semua
bromida dan iodium diganti oleh khlorine serta bahan organik teroksidasi pada suhu
480o Celsius ( Atkinson dkk, 1986 ).
Sumber Salinitas
Ada dua sumber utama salinitas di daerah pantai, yaitu : Air Laut dan aliran
air tanah
Air Laut
Karena berat jenis air laut sedikit lebih besar daripada berat jenis air tawar
maka air laut akan mendesak air tawar di dalam tanah lebih ke hulu. Tetapi karena
besarnya piezometric head dan air tanah Iebih tinggi daripada muka air laut maka air
tanah akan terus rnengalir ke laut. Pada keadaan ini terjadi keseimbangan antara air
laut dan air tanah atau tidak/belum terjadi intrusi air laut. Variasi berat jenis air
dengan salinitas dan suhu ditunjukkan dalam persamaan berikut ini:
= 1000 + 0,85054 s – 0,0064 (t – 4 + 0,2214 s )2
dimana: = kerapatan air (kg/m3)
s = salinitas (g/l)
t = temperatur (0C)
Gam bar 12.2: Hubungan antara air laut dan air tawar pada kondjsj normal/natural (Todd, 1974).
Bila pada daerah transisi dianggap merupakan suatu garis, bukan bidang
seperti ditunjukkan dalam Gambar 12.3, maka ketinggian muka air dan dalamnya
daerah transisi dapat dicari dengan menggunakan Persamaan Ghyben-Herzberg.
Persamaan ini dapat dicari sebagai berikut:
(h + z ) f = z s
atau
z = hf (12.2)
di mana (lihat Gambar 12.3):
= fI( s— f) 40
h = ketinggian air tawar (elevasi muka air tanah)
z = kedalaman daerah transisi di bawah muka air laut
f = beratjenis air tawar 1000 kg/m3
s = beratjenis air asin 1040 kg/m3
Pada kondisi dimana ada pengambilan air tanah ke permukaan (sumur bor
misalnya) keseimbangan antara air laut dan air tawar akan terganggu dalam arti
intrusi air laut akan terjadi tergantung daripada berapa besar air tanah diambil (terjadi
penurunan piezometric head air tawar). Gambar 12.4 dan 12.5 menunjukkan
bagaimana proses intrusi air laut karena keseimbangan terganggu akibat adanya
pengambilan air tanah misalnya, pengambilan air tanah melalui sumur pemompaan.
Gambar 12.3: IIustrasi persamaan Ghyben-Hezberg dalam suatu sistem hubungan air tawar dan air asin di dalam tanah pada kondisi hidrostatis ideal.
Gambar 12.4: Kondisi seimbangan antara air laut & air tanah (Todd, 1974).
pengambilan air tanah yang berlebihan
Gambar l2.5: Kondisi dimana intrusi air Iaut terjadi karena keseimbangan terganggu akibat pengambilan air (Todd, 1974).
Pada waktu belum ada pengambilan air tawar maka akan terjadi
keseimbangan antara air tawar dan air laut di dalam tanah. Keseimbangan itu
ditunjukkan dalam Gambar 12.5. Begitu ada pengambilan air tawar dan sumur
pengeboran maka terjadi gangguan keseimbangan, air laut akan mendesak lebih ke
hulu seperti ditunjukkan dalam Gambar 12.5.
Dampak salinitas yang dominan adalah pada proses terjadinya erosi tanah.
Seperti diketahui bahwa secara umum tanah dapat dibedakan menjadi dua kategori.
Yang pertama adalah tanah berbutir halus (fine - textured soils) yang terdiri dari
lumpur (clay) dan lanau (silt) dan tanah berbutir kasar (coarse - textured soils). Jenis
yang pertama mempuyai 2 jenis strukutr yaitu struktur dengan unsur Na+ dominan
(“Dispersed”) dan struktur dengan unsur Ca++ dominan (“Floculated”).Untuk
struktur dispersed hanya baik pada daerah dengan salinitas rendah, sebaliknya untuk
struktur floculated sebaliknya.
Sangat sulit membedakan struktur ini secara akurat dalam kaitannya pada
ketahanan terhadap erosi. Secara umum ditemukan bahwa tanah berbutir halus akan
lebih stabil terhadap erosi bila jumlah total kosentrasi kadar garam di dalam air
meningkat, sebaliknya erosi yang terjadi pada tanah berbutir kasar hanya tergantung
dari ketahanannya terhadap gaya gravitasi.(Jenkin dan Moore, 1984).
Aliran Air Tanah
Aliran air tanah sangat mempengaruhi kondisi daerah pantai, karena aliran ini
menjaga keseimbangan antara air laut dan air tanah. Juga diketahui pula bahwa aliran
air tanah pada kondisi geologi tertentu mengubah unsur kimia yang lain menjadi
unsur kimia yang komposisinya särna dengan air laut, semakin dekat aliran air itu ke
pantai. Jadi dapat dikatakan bahwa aliran air tanah juga merupakan sumber salinitas.
Disamping hal di atas aliran air tanah juga merupakan suatu perantara geologi
atau agen dari geologi (gelogic agent) karena secara terus rnenerus mempengaruhi
kondisi lingkungan dalam tanah (Toth, 1984). Menurut pakar geologi ini aliran air
tanah tergantung dari waktu dan ruang dan salah satu dampaknya bahwa aliran air
tanah ini membawa dan meningkatkan bermacam kimia yang terkandung dalam air
tanah.
Dalam siklus hidrologi seperti ditunjukkan dalam (Gambar 12.6, daerah pantai
menerima air dan daerah yang lebih tinggi dan meneruskannya ke laut. Daerah pantai
merupakan daerah buangan (discharge area) dan daerah pegunungan merupakan
daerah tangkapan (recharge area). Menurut Toth (1963) aliran air tanah dibagi
menjadi tiga sistem, lihat Gamhr 11.3
Secara lebih detail untuk masing-masing sistem aliran adalah sebagai berikut:
a. Sistem aliran local (local flow system)
dengan karakteristik:
- Kedalaman dangkal
- Aliran air pendek
- Arah dan kecepatan aliran bervariasi
- Waktu air tinggal di suatu tempat pendek
- Tekanan dan temperatur rendah
efeknya adalah:
- Pembilasannya penuh
- TDS rendah
- Ion yang mungkin ada: HC03, Ca, Mg
b. Sistem aliran antara (intermediate flow system)
Karakteristiknya merupakan antara sistem aliran lokal dan regional. efeknya adalah:
- Peningkatan TDS
Ion yang mungkin ada : Na, S04, Cl
c. Sistem aliran region I
Karakteristiknya adalah:
- Kedalaman tinggi dan pola alirannya panjang
- Kecepatan airnya tidak tergantung waktu (steady)
- Waktu air tinggal di suatu tempat lama
- Tekanan dan temperatur tinggi
efeknya adalah:
- TDS, unsurNa dan CI besar
- Hilangnya ion C02 dan 02 (tidak selalu)
- tergantung iklim
Chebotarev (1955) menyimpulkan bahwa aliran air tanah cenderung
mengubah secara perlahan komposisi .kimia air yang ada dan hulu ke hilir dan
mengarah pada komposisi kimia air laut. Ia menyelidiki bahwa evolusi ini diikuti oleh
perubahan regional (species anion yang dominan) seperti terlukis pada diagram di
bawah ini.
Unsur-unsur berjalan & berevolusi lewat jalan aliran air tanah
HCO3- (HC03-,S04-2) S04-2 (S04-2,C1-) (Cl-, S04-2) Cl
1 2 3
Dalam melihat diagram di atas harus berdasarkan skala dan penentuan suatu
kondisi spesifik geologi. Pengertian skala ini menyangkut skala dimensi ruang dan
dimensi waktu. Dalam skala dimensi daerah aliran yang besar diagram Chebotarev ini
dapat diuraikan dalam tiga daerah utama yang berkaitan dengan kedalaman.
- zone I Sistem Aliran Lokal
- zone 2 Sistem Aliran Antara
- zone 3 Sistem Aliran Regional
Gambar 12. 6: Diagram skematis jenis sistem aliran (Toth, 1963)
Kondisi di A:
- daerah tangkapan
- TDS rendah
- ion: HCO3, Ca, Mg
Kondisi di B:
- terjadi peningkatan TDS
-ion: peningkatan Cl Na
penurunan HCO3, S04
Daerah Tangkapan Daerah Buangan
Kondisi di C:
- daerah buangan
- Kadar TDS tinggi
- ion: Na, CI
hilangnya C02 dan 02
Dampak Imbal Balik Pemukiman Terhadap Salinitas
Seperti sudah diuraikan sebelumnya bahwa salinitas terjadi bilamana
keseimbangan antara air laut dan asin terganggu dengan sumber baik itu dari air laut
maupun dan aliran tanah. Gangguan ini biasanya terjadi di daerah pantai di mana
banyak penduduk tinggal. Semakin banyak manusia semakin banyak pula aktivitas
yang dilakukan terhadap pantai khususnva dalam pemanfaatan air tanah sebagai
sumber air bersih.
Custodio (1984) menyimpulkan bahwa hubungan pemukiman dan salinitas
akan saling memberikan dampak (imbal balik), dalam pengertian bahwa pemukiman
baik secara kuantitatip maupun kualitatip akan mempengaruhi salinitas di daerah
pantai, demikian juga sebaliknya.Pada prinsipnya menurut pakar ini dampak tersebut
dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu dampak langsung dan dampak tidak
langsung. Perlu diketahui bahwa umumnya dampak ini berkembang secara perlahan
dan dalam jangka wakiu yang relatip lama. Salah satu penyebabnya adalah karena
umumnya aliran air tanah bersifat laminar dengan kecepatan rambat yang sangat kecil
(Rajaratnam, 1990), sehingga sangat sulit menghubungkan sebab dan akibat atau
bahkan mengantisipasinya secara dini. Seringkali dampak akan timbul puluhan tahun
kemudian sesudah suatu aktifitas mulai, hal ini bagi masyarakat awam dalam
kehidupan sehari-harinya umumnya diabaikan (Custodio, 1987)
Dampak Langsung
Pengambilan air tanah (terutama dengan sumur baik dangkal maupun dalam) secara
tidak teratur akan menyebabkan air bersih yang mengalir ke laut akan berkurang,
sehingga keseimbangan antara air laut dan air tawar terganggu. Hasilnya adalah
bahwa intrusi air laut akan berkembang lebih ke hilir. Masyarakat yang tinggal di
pantai baru akan menyadari ketika penggunaan air bersih (dan sumur) yang tadinya
merupakan air tawar menjadi air asin.
Dampak Tidak Langsung
Dampak ini merupakan akibat dari aktifitas di daerah pantai yang secara tidak
langsung memberi pengaruh pada salinitas. Kegiatan kegiatan itu antara lain:
Yang positip (mengurangi intrusi air laut)
- Pengembangan irigasi di daerah pantai (karena membutuhkan air tawar dengan
sumber dan aliran permukaan)
- Peningkatan peresapan air permukaan ke dalam tanah misalnya, pembuatan sumur
resapan, sistem pembuangan sanitari
- Pembuatan daerah resapan artifisial
Yang negatif (penyebab intrusi air laut)
- Peningkatan industri, pemukiman, yang mengakibatkan kebutuhan air bersih
meningkat. Sehingga menimbulkan pengambilan air tanah yang tidak terkendali,
akibatnya terjadi intrusi air laut yang berkembang secara perlahan
- Pengurangan tingkat infiltrasi yaitu dengan membuat muka tanah menjadi kedap air,
misalnya pembuatan paving blocks
- Pemadatan tanah, mengakibatkan tanah yang tadinya kedap air menjadi tidak kedap
air. Hal ini juga merupakan efek tidak Iangsung dan peningkatan pembangunan
bangunan-bangunan industri, pemukiman dll.
- Pembangunan bangunan yang berlebihan akan mempengaruhi muka air tanah.
Seperti diketahui bahwa di dalam tanah tegangan total adalah jumlah dan tegangan
efektip dan tegangan pori. Umumnya, tegangan total ini adalah konstan, sehingga
bila kita membangun bangunan di suatu tempat maka tegangan efektip akan
berkurang dan tegangan pori akan meningkat atau bila elevasi tanah tidak berubah
maka tekanan air akan meningkat. Hal ini menyebabkan muka air tanah akan (naik)
mendekati permukaan. Bila intrusi air laut sudah sampai di daerah ini maka air
tawar akan menjadi asin.